bab i pendahuluan -...

63
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat Inteligensia Kesehatan mempunyai tugas dan fungsi seperti yang telah ditetapkan dalam Permenkes No. 1144 tahun 2010, melakukan penataan yang lebih baik secara lebih berkesinambungan, efektif, dan efisien. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, program/kegiatan Pusat Inteligensia Kesehatan mengacu pada sasaran Indikator Kinerja Rencana Strategis (RENSTRA), yaitu Pengelolaan Inteligensia Kesehatan. Pengelolaan Kesehatan Inteligensia berperan dalam menjawab tantangan berbagai isu Pembangunan Kesehatan, yaitu antara lain dengan: 1) meningkatkan kemampuan manajemen dan informasi kesehatan inteligensia; 2) sinkronisasi perencanaan kebijakan, program, dan anggaran; 3) koordinasi dan integrasi lintas sektor; serta 4) berperan untuk mengoptimalisasikan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan inteligensia. Semangat reformasi telah mewarnai upaya pendayagunaan aparatur pemerintah dengan tuntutan untuk mewujudkan sistem administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. Pemerintahan yang baik dan efektif, menuntut kesetaraan, integritas, profesionalisme, serta etos kerja dan moral yang tinggi. Setiap instansi pemerintah, sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan, wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, serta kewenangan pengelolaan sumber daya, berdasarkan suatu perencanaan strategi yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban yang dimaksud, berupa laporan yang menggambarkan Kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan, yaitu Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Laporan tersebut disampaikan kepada atasan masing- masing, Lembaga Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas, yang akhirnya akan disampaikan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. LAKIP tahun 2014 Pusat Inteligensia Kesehatan disusun sebagai pertanggungjawaban atas Kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan selama tahun anggaran

Upload: others

Post on 10-Sep-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pusat Inteligensia Kesehatan mempunyai tugas dan fungsi seperti yang telah

ditetapkan dalam Permenkes No. 1144 tahun 2010, melakukan penataan yang lebih baik

secara lebih berkesinambungan, efektif, dan efisien. Sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya, program/kegiatan Pusat Inteligensia Kesehatan mengacu pada sasaran

Indikator Kinerja Rencana Strategis (RENSTRA), yaitu Pengelolaan Inteligensia

Kesehatan. Pengelolaan Kesehatan Inteligensia berperan dalam menjawab tantangan

berbagai isu Pembangunan Kesehatan, yaitu antara lain dengan: 1) meningkatkan

kemampuan manajemen dan informasi kesehatan inteligensia; 2) sinkronisasi

perencanaan kebijakan, program, dan anggaran; 3) koordinasi dan integrasi lintas sektor;

serta 4) berperan untuk mengoptimalisasikan pemberdayaan masyarakat dalam

pembangunan kesehatan inteligensia.

Semangat reformasi telah mewarnai upaya pendayagunaan aparatur pemerintah

dengan tuntutan untuk mewujudkan sistem administrasi negara yang mampu mendukung

kelancaran pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dengan

menerapkan prinsip-prinsip good governance. Pemerintahan yang baik dan efektif,

menuntut kesetaraan, integritas, profesionalisme, serta etos kerja dan moral yang tinggi.

Setiap instansi pemerintah, sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan, wajib

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, serta kewenangan

pengelolaan sumber daya, berdasarkan suatu perencanaan strategi yang ditetapkan oleh

masing-masing instansi. Pertanggungjawaban yang dimaksud, berupa laporan yang

menggambarkan Kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan, yaitu Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP). Laporan tersebut disampaikan kepada atasan masing-

masing, Lembaga Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas, yang akhirnya akan

disampaikan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan.

LAKIP tahun 2014 Pusat Inteligensia Kesehatan disusun sebagai

pertanggungjawaban atas Kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan selama tahun anggaran

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 2

2014 dengan mengacu pada: 1) Peranturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah; 2) Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun

2010 – 2014; dan 3) Penetapan Kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan Tahun 2014.

Laporan ini dapat memberikan gambaran tentang upaya yang telah dilakukan

oleh Pusat Inteligensia Kesehatan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya guna

mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada

masyarakat bahwa Pusat Inteligensia Kesehatan mempunyai komitmen dan tekad yang

kuat untuk melaksanakan kinerja organisasi yang berorientasi pada hasil berupa output,

di samping itu, LAKIP juga dimaksudkan sebagai implementasi prinsip transparansi dan

akuntabilitas yang merupakan pilar penting dalam pelaksanaan good governance. LAKIP

juga berfungsi sebagai cerminan untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu

tahun, agar pada periode selanjutnya dapat melaksanakan kinerja dengan lebih produktif,

efektif dan effisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen

keuangan, maupun koordinasi pelaksanaannya.

Tahun 2014 merupakan akhir dari RENSTRA 5 (lima) tahun Kementerian

Kesehatan periode 2010 – 2014. Oleh karenanya, laporan ini juga memberikan gambaran

capaian dan evaluasi kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan selama periode lima tahun

tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan

LAKIP tahun 2014 Pusat Inteligensia Kesehatan, Sekretariat Jenderal

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, merupakan bentuk pertanggungjawaban

Kepala Pusat Inteligensia Kesehatan secara tertulis. LAKIP ini memuat keberhasilan

maupun kegagalan selama pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2014 serta pencapaian

dan evaluasi kinerja 5 (lima) tahunan (periode RENSTRA 2010 – 2014) melalui tampilan

lesson learn dan best practices, kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal.

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi, serta Susunan Organisasi

1.3.1 Tugas Pokok

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Inteligensia Kesehatan

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pemeliharaan,

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 3

peningkatan kemampuan, dan penanggulangan masalah di bidang inteligensia

kesehatan.

1.3.2 Fungsi

Pusat Inteligensia Kesehatan menyelenggarakan beberapa fungsi dalam

melaksanakan tugasnya tersebut, yaitu:

1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidang pemeliharaan dan

peningkatan kemampuan inteligensia kesehatan dan penanggulangan masalah

inteligensia kesehatan;

2) Pelaksanaan tugas di bidang pemeliharaan dan peningkatan kemampuan inteligensia

kesehatan dan penanggulangan masalah inteligensia kesehatan;

3) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pemeliharaan

dan peningkatan kemampuan inteligensia kesehatan dan penanggulangan masalah

inteligensia kesehatan;

4) Pengkajian inteligensia kesehatan; dan

5) Pelaksanaan adminsitrasi pusat.

1.3.3 Susunan Organisasi

Pusat Inteligensia Kesehatan memiliki susunan organisasi, sebagai berikut:

1) Kepala Pusat Inteligensia Kesehatan;

2) Bagian Tata Usaha, yang terdiri dari:

- Sub Bagian Program dan Anggaran

- Sub Bagian Keuangan dan Umum

3) Bidang Pemeliharaan dan Peningkatan Kemampuan Inteligensia Kesehatan, yang

terdiri dari:

- Sub Bidang Inteligensia Anak

- Sub Bidang Inteligensia Remaja, Dewasa, dan Lanjut Usia.

4) Bidang Penanggulangan Masalah Inteligensia Kesehatan, yang terdiri dari:

- Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Bawaan

- Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

5) Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 4

Gambar 1

Struktur Organisasi Pusat Inteligensia Kesehatan

1.4 Sistematika Penulisan

LAKIP Pusat Inteligensia Kesehatan tahun 2014 ini menjelaskan pencapaian

kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan selama tahun 2014. Capaian kinerja tersebut juga

dibandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya untuk mengukur keberhasilan ataupun

kegagalan kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan. Namun, dengan berakhirnya masa

RENSTRA 5 (lima) tahun Kementerian Kesehatan periode 2010 – 2014, LAKIP ini juga

memuat keberhasilan maupun kegagalan selama pelaksanaan kegiatan tahun anggaran

STRUKTUR ORGANISASI

1144/MENKES/PER/VIII/2010

PUSAT INTELIGENSIA KESEHATAN

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 5

2014 serta pencapaian dan evaluasi kinerja 5 (lima) tahunan (periode RENSTRA 2010 –

2014) melalui tampilan lesson learn dan best practices.

Capaian kinerja tahun 2014 juga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam

pelaksanaan program/kegiatan pada tahun berikutnya. Sedangkan evaluasi kinerja 5

(lima) tahunan, dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan dalam menyusun

RENSTRA periode berikutnya.

Dengan kerangka pikir demikian, maka sistematika penyajian LAKIP Pusat

Inteligensia Kesehatan tahun 2014, adalah sebagai berikut:

1) Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif)

2) BAB I Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang; maksud dan tujuan

penulisan laporan; tugas pokok dan fungsi Pusat Inteligensia Kesehatan, serta

sistematika penulisan.

3) BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan tentang ikhtisar beberapa

hal penting dalam perencanaan dan perencanaan (Dokumen Penetapan Kinerja).

4) BAB III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang hasil pengukuran kinerja, evaluasi

dan analisis akuntabilitas kinerja tahun 2014, membandingkannya dengan kinerja

tahun sebelumnya (tahun 2013), termasuk di dalamnya menguraikan secara

sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang

dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil. Di dalam BAB III ini

juga dijelaskan mengenai pencapaian maupun evaluasi kinerja selama periode 2010

– 2014.

5) BAB IV Penutup, berisi simpulan atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat

Inteligensia Kesehatan Tahun 2014.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 6

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Perencanaan Kinerja

Perencanaan yang dimaksud dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah adalah perencanaan strategis yang merupakan suatu proses awal dari

rangkaian proses dalam usaha untuk mencapai tujuan atau rangkaian pengambilan

keputusan berorientasi pada hasil yang dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai 5

(lima) tahun, yang secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan

lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan

tantangan).

Perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh

instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional,

dan global, serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Perencanaan strategis instansi pemerintah merupakan integrasi

antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lainnya agar mampu menjawab

tuntutan lingkungan perkembangan lingkungan strategis, nasinal, dan global, serta tetap

berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan ditetapkan dengan Kepmenkes RI

Nomor HK. 03.01/60/I/2010 tentang RENSTRA Kementerian Kesehatan Tahun 2010 –

2014, yang berfungsi sebagai pedoman manajerial taktis strategis. Untuk memudahkan

pelaksanaan kegiatan tahunan, maka RENSTRA tersebut dijabarkan ke dalam

Perencanaan Kinerja Tahunan. Perencanaan Kinerja Tahunan tersebut memuat sasaran-

sasaran yang ingin dicapai dalam periode waktu 1 (satu) tahunan, strategi yang

digunakan untuk mewujudkan pencapaian sasaran tersebut, serta tolak ukur dan target

kinerja, yang akan digunakan untuk menunjukkan kualitas pencapaian sasaran yang

bersangkutan, yang dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja.

Penetapan Kinerja adalah suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan

kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan, untuk mewujudkan target kinerja

tertentu, berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki instansi yang bersangkutan.

Penetapan Kinerja ini menjadi Kontrak Kinerja yang harus diwujudkan oleh para pejabat

di instansi tersebut sebagai penerima amanah, di mana pada setiap akhir tahunnya akan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 7

dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja serta penilaian terhadap para pejabatnya.

Penetapan Kinerja sebagai bagian tidak terpisahkan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP) ini merupakan upaya dalam membangun manajemen

pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel, dan berorientasi pada hasil, yaitu

peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat.

2.1.1 Visi Kementerian Kesehatan

Visi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah:

“Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”

2.1.2 Misi Kementerian Kesehatan

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia memiliki misi sebagai berikut:

1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,

termasuk swasta dan masyarakat madani;

2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan

yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan;

3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan;

4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

2.1.3 Tujuan dan Sasaran Pusat Inteligensia Kesehatan

2.1.3.1 Tujuan

Sebagai salah satu instansi di bawah Kementerian Kesehatan, Pusat Inteligensia

Kesehatan memiliki tujuan yang mendukung visi dan misi Kementerian Kesehatan, yaitu

Meningkatkan kualitas kesehatan inteligensia dalam rangka mewujudkan manusia

Indonesia yang mandiri, cerdas, dan berdaya saing tinggi.

2.1.3.2 Sasaran

Sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh Pusat Inteligensia Kesehatan, adalah

sebagai berikut:

1) Menyusun kebijakan tentang upaya pemeliharaan, peningkatan, dan

penanggulangan inteligensia kesehatan (berupa pedoman, standar, instrumen/alat

ukur, kriteria, dan prosedur);

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 8

2) Terbangunnya komitmen daerah untuk mendukung upaya pemeliharaan,

peningkatan, dan penanggulangan inteligensia kesehatan;

3) Tersedianya sumber daya dan sarana Pusat Inteligensia Kesehatan.

2.2 Perjanjian Kinerja

Pusat Inteligensia Kesehatan menyusun perjanjian kinerja dalam bentuk

Penetapan Kinerja tingkat eselon II yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penetapan Kinerja berisi sasaran strategis,

indikator kinerja, dan target kinerja kegiatan yang akan dicapai dalam kurun waktu 1

(satu) tahun, sesuai dengan rencana strategis.

Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur, dalam

rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang

dikelola. Tujuan khusus Penetapan Kinerja, antara lain adalah:

1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;

2) Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah;

3) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian utjuan dan sasaran

organisasi;

4) Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan

5) Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Berikut adalah Penetapan Kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan Tahun 2014:

Tabel 1 Target Capaian Indikator Kegiatan Tahun 2014

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

(1) (2) (3) (4)

Meningkatnya

kesehatan

inteligensia secara

optimal

1. Jumlah kebijakan yang dihasilkan oleh

Pusat Inteligensia Kesehatan

8 kebijakan

(K = 36)

2. Jumlah pelaksanaan penilaian

inteligensia pejabat pusat dan daerah

(orang)

750 orang

3. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan

pemeliharaan, peningkatan kemampuan,

dan penanggulangan masalah

inteligensia kesehatan.

12 Kab/Kota

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 9

Tabel 2 Definisi Operasional Indikator Pusat Inteligensia Kesehatan

NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL DATA DUKUNG TARGET

2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Jumlah kebijakan

yang dihasilkan oleh

Pusat Inteligensia

Kesehatan (K)

Jumlah kebijakan/pedoman/

NSPK yang disusun untuk

mendukung tugas dan

fungsi Pusat Inteligensia

Kesehatan yang telah

mencapai tahap finalisasi

Dokumen/Kebijakan/

Pedoman NSPK

yang telah

dihasilkan 10 16 22 28 36

2. Jumlah

pelaksanaan

penilaian

inteligensia pejabat

pusat dan daerah

(orang)

Jumlah pejabat struktural

dan/atau fungsional yang

dilakukan penilaian

inteligensia di lingkungan

Kementerian Kesehatan

Instrumen Executive

Brain Assessment

(EBA) dan

rekapitulasi

penilaiannya

150 300 450 600 750

3. Jumlah kab/kota

yang melakukan

pemeliharaan,

peningkatan, dan

penanggulangan

masalah kesehatan

inteligensia

Jumlah kab/kota yang

melakukan kegiatan

pemeliharaan, peningkatan

kemampuan, atau

penanggulangan masalah

inteligensia kesehatan

Rekapitulasi

kegiatan yang telah

dilakukan di

kab/kota 8 9 10 11 12

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 10

Tabel 3 Penjabaran Hasil Kerja

Pusat Inteligensia Kesehatan

NO KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT IMPACT

1 2 3 4 5 6 7

1. Jumlah kebijakan

yang dihasilkan

oleh Pusat

Inteligensia

Kesehatan

Peningkatan SDM PIK

Peran profesi terkait

Koordinasi dan kerjasama lintas program, lintas sektor, dan LSM.

Penyediaan anggaran

Terselenggaranya

pelaksanaan

pemeliharaan dan

peningkatan

kemampuan

kesehatan

inteligensia berupa

jumlah kebijakan

yang diterbitkan

Pemeliharaan dan

peningkatan

kemampuan

kesehatan

inteligensia

menjadi terarah

Tersedianya

tenaga kesehatan

terlatih

menggunakan

kebijakan PIK

untuk pelaksanaan

pemeliharaan dan

peningkatan

kemampuan serta

penanggulangan

kesehatan

inteligensia

Terdapatnya

peningkatan

kesehatan

inteligensia

masyarakat.

2. Jumlah

pelaksanaan

penilaian

inteligensia pejabat

pusat dan daerah

(orang)

Peningkatan SDM PIK

Penguatan peran profesi terkait

Penguatan koordinasi lintas program, lintas sektor, dan LSM

Penyediaan anggaran.

Jumlah pejabat

yang diperiksa

inteligensia

kesehatan.

Jumlah pejabat

Kementerian

Kesehatan yang

ditempatkan

bekerja sesuai

dengan

kecenderungan

potensi yang

dimiliki.

Tersedianya

pejabat pusat dan

daerah yang

meningkat

kesehatan

inteligensianya.

Terdapatnya

peningkatan

kesehatan

inteligensia

pejabat pusat dan

daerah.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 11

NO KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT IMPACT

1 2 3 4 5 6 7

3. Jumlah kab/kota

yang melakukan

pemeliharaan,

peningkatan

kemampuan, dan

penanggulangan

masalah

inteligensia

kesehatan.

Peningkatan SDM PIK

Penguatan peran profesi terkait

Penguatan koordinasi lintas program, lintas sektor, dan LSM

Penyediaan anggaran.

Jumlah kab/kota

yang

melaksanakan

kegiatan

pemeliharaan,

peningkatan, dan

penanggulangan

kesehatan

inteligensia.

Persentase

kab/kota yang

melaksanakan

kegiatan

pemeliharaan,

peningkatan, dan

penanggulangan

kesehatan

inteligensia.

Terselenggaranya

peningkatan

kesehatan

inteligensia

masyarakat di

kab/kota.

Terdapatnya

peningkatan

kesehatan

inteligensia

masyarakat di

kab/kota.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Pengukuran Kinerja

Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan capaian

kinerjanya, digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan

dan program yang telah ditetapkan dalam Perencanaan Strategis. Pengukuran Kinerja

adalah kegiatan manajemen, khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai

dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah

ditetapkan. Pengukuran Kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana realisasi

atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Pusat Inteligensia Kesehatan dalam

kurun waktu Januari – Desember 2014.

Pengukuran Kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan

rencana tingkat pencapaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran

tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan Pengukuran

Kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga

dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang,

agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya

guna.

Manfaat Pengukuran Kinerja antara lain, yaitu untuk memberikan gambaran

kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan Misi Organisasi dalam

rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen

RENSTRA/Penetapan Kinerja.

Berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014, di mana Sekretariat Jenderal Kesehatan

sebagai unit utama yang membawahi Pusat Inteligensia Kesehatan, melaksanakan 1

(satu) program dari 9 (Sembilan) program yang telah ditetapkan dalam, yaitu: “Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya”. Dalam melaksanakan program

kinerjanya, Pusat Inteligensia Kesehatan memiliki sasaran program. Sasaran tersebut

merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Pusat Inteligensia Kesehatan

dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 13

rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator yang mengacu pada indikator-

indikator Sekretariat Jenderal sebagai unit utama di atas Pusat Inteligensia Kesehatan.

Sasaran Sekretariat Jenderal adalah: “Meningkatnya Koordinasi Pelaksanaan Tugas

serta Pembinaan dan Pemberian Dukungan Manajemen Kementerian Kesehatan”.

Berdasarkan Dokumen RENSTRA/Penetapan Kinerja, Sekretariat Jenderal

Kementerian Kesehatan, menetap 2 (dua) indikator dalam mencapai sasaran hasil

programnya, yaitu:

1) Jumlah Kabupaten/kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam

penanggulangan bencana;

2) Persentase rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS).

Pusat Inteligensia Kesehatan dalam mendukung program Kementerian

Kesehatan mempunyai indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam RENSTRA,

sebagai berikut:

1) Jumlah kebijakan yang dihasilkan oleh Pusat Inteligensia Kesehatan;

2) Jumlah pelaksanaan penilaian inteligensia pejabat pusat dan daerah (orang);

3) Jumlah kab/kota yang melakukan pemeliharaan, peningkatan kemampuan, dan

penanggulangan masalah inteligensia kesehatan.

3.2 Sumber Daya

Pusat Inteligensia Kesehatan didukung oleh beberapa sumber daya dalam

mencapai kinerjanya. Sumber daya tersebut, antara lain adalah Sumber Daya Manusia,

Anggaran, dan Sarana Prasarana.

3.2.1 Sumber Daya Manusia

Pegawai Pusat Inteligensia Kesehatan sampai dengan tanggal 31 Desember

2014 berjumlah 44 Orang, dengan rincian sebagai berikut:

1) Menurut Jabatan

Jumlah pegawai berdasarkan jabatan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 14

Tabel 4 Jumlah Pegawai Menurut Jabatan

Tahun 2014

Jabatan Jumlah Pegawai

a. Struktural

Eselon II

Eselon III

Eselon IV

1 orang

3 orang

6 orang

Jumlah 10 orang

b. Fungsional

1. Berangka Kredit

2. Non Angka Kredit

1 orang

33 orang

Jumlah 34 orang

JUMLAH TOTAL 44 orang

Berdasarkan jabatannya, di Pusat Inteligensia Kesehatan, paling banyak diisi

oleh staf/jabatan fungsional yang non angka kredit.

2) Menurut Golongan:

Jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 1

Jumlah Pegawai Menurut Golongan

gol I 0 (0%)

gol II 1 (2%)

gol III 34 (77%)

gol IV 9 (20.5%)

Pegawai menurut golongan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 15

Berdasarkan golongannya pegawai di Pusat Inteligensia Kesehatan, tidak ada golongan I

dan sebagian besar adalah golongan III (yaitu sebesar 77%).

3) Berdasarkan Tingkat Pendidikan:

Komposisi SDM di Pusat Inteligensia Kesehatan, paling banyak memiliki tingkat

pendidikan S-2 (Strata 2), yaitu sebanyak 21 orang atau sebesar 47,7%. Rinciannya

dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 2

Komposisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan

Jenis dan tingkat pendidikan tersebut menunjukkan kekuatan SDM di Pusat Inteligensia

Kesehatan. Dengan proporsi SDM yang ada, dirasakan masih perlu peningkatan kualitas,

terutama dalam pemahaman dan pelaksanaan kegiatan di Pusat Inteligensia Kesehatan.

Selain melalui peningkatan jenjang pendidikan formal, peningkatan kualitas SDM tersebut

dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan. Di samping itu, kuantitas SDM perlu

ditambah mengingat beban kerja di Pusat Inteligensia Kesehatan semakin berat.

3.2.2 Sumber Daya Anggaran

Pada tahun 2014, Pusat Inteligensia Kesehatan mendapatkan alokasi anggaran

sesuai DIPA sebesar Rp. 20.686.865.000,- yang bersumber dari APBN.

SLTA 2 (4.5%) D3

1 (2.3%)

S1 20 (45%)

S2 21 (47.7%)

SDM Berdasarkan tingkat pendidikan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 16

3.2.3 Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Berdasarkan neraca Barang Milik Negara (BMN) tahun 2014, sumber daya

sarana dan prasarana di Pusat Inteligensia Kesehatan adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Sumber daya sarana dan prasarana

Tahun 2014

KODE AKUN NERACA JUMLAH

117111 Persediaan 78.725.095,-

132111 Peralatan dan mesin 4.532.981.342,-

135121 Aset tetap lainnya 6.325.000,-

162191 Aset tak berwujud lainnya 130.057.805,-

169122 Aset tetap yang tidak digunakan dalam

operasional pemerintah 158.313.590,-

3.3 Analisis Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan tahun 2014

dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang

telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan dengan

realisasinya serta membandingkannya dengan capaian kinerja tahun sebelumnya (tahun

2013).

Di samping itu, dengan berakhirnya masa RENSTRA 5 (lima) tahunan, maka

analisis LAKIP 2014 ini juga berisikan tidak hanya pencapaian tahun 2014 dan

membandingkannya dengan tahun sebelumnya, namun juga menggambarkan

pencapaian periode RENSTRA 2010 – 2014 melalui tampilan lesson learn dan best

practices.

3.3.1 Analisis Kinerja Kegiatan

Pada tahun anggaran 2014, Pusat Inteligensia Kesehatan menfokuskan kinerja

kegiatannya pada pengembangan layanan kesehatan inteligensia di 12 (dua belas)

kabupaten/kota yang berasal dari 5 (lima) center (lima provinsi) ditambah dengan Provinsi

Papua, yaitu:

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 17

- Center DKI Jakarta;

- Center Sumatera Selatan (Kota Palembang dan Ogan Ilir);

- Center Jawa Tengah (Kota Semarang, Magelang, dan Solo);

- Center Jawa Timur (Kota Surabaya, Batu, dan Malang); dan

- Center Bali (Kota Badung dan Gianyar);

- Papua (Kota Raja Ampat)

Substansi yang menjadi core dalam pengembangan layanan kesehatan

inteligensia di 5 (lima) center tersebut di atas adalah peningkatan kesehatan inteligensia

di 7 (tujuh) tahap siklus kehidupan secara komprehensif. Mulai dari tahap janin, bayi,

Balita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga Lansia. Diharapkan dengan terlaksananya

kegiatan pengembangan layanan kesehatan inteligensia di daerah tersebut secara holistik

dan berkesinambungan, maka kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah tersebut

dapat meningkat secara optimal.

Tingkat capaian kinerja kegiatan Pusat Inteligensia Kesehatan tahun 2014

berdasarkan pengukurannya, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6 Capaian Kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan

Tahun 2014

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian1 2 12 13 14 15 16 17

1 Jumlah kebijakan

yang dihasilkan

oleh Pusat

Inteligensia

Kesehatan (K)

28 28 100% 36 36 100%

2 Jumlah

pelaksanaan

penilaian

inteligensia pejabat

pusat dan daerah

(orang)

600 654 109% 750 750 100%

3 Jumlah kab/kota

yang melakukan

pemeliharaan,

peningkatan, dan

penanggulangan

masalah kesehatan

inteligensia

11 11 100% 12 12 100%

2013 2014No Indikator

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 18

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 ini Pusat

Inteligensia Kesehatan telah dapat melaksanakan tugas-tugas/kegiatan dalam mencapai

sasaran yang telah ditetapkan. Semua target dari indikator kinerja Pusat Inteligensia

Kesehatan Tahun 2014, dapat terealisasi 100%.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu Tahun 2013, Capaian kinerja

Pusat Inteligensia Kesehatan adalah sama baiknya, yaitu terealisasi 100%. Hanya saja

untuk indikator kinerja kedua, terjadi sedikit penurunan capaian. Namun dari segi jumlah,

tetap terjadi peningkatan pada Tahun 2014 ini.

Adapun penjabaran pencapaian kinerja kegiatan yang telah dilakukan oleh Pusat

Inteligensia Kesehatan pada tahun 2014, adalah sebagai berikut:

3.3.1.1 Indikator Pertama: Jumlah Kebijakan yang Dihasilkan Pusat Inteligensia

Kesehatan

a) Kondisi yang dicapai

Selama periode RENSTRA 2010 – 2014, Pusat Inteligensia Kesehatan telah

menetapkan target untuk menghasilkan kebijakan sebanyak 36 (tiga puluh enam) buah

kebijakan yang ditetapkan dalam bentuk penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kebijakan. Pada tahun 2014 sendiri, kebijakan yang ditargetkan sebanyak 8 (delapan)

buah kebijakan yang mencakup 7 (tujuh) tahapan siklus hidup dari janin sampai lanjut

usia.

Kebijakan/pedoman yang telah dihasilkan oleh Pusat Inteligensia Kesehatan

pada tahun 2014, yaitu:

1) Kajian Optimalisasi Inteligensia Kesehatan: Kajian Biomedis Prasaratan Ibu Hamil

untuk Optimalisasi Brain Booster.

2) Pedoman Penanggulangan Masalah Kognitif pada Anak 0 s/d 2 Tahun.

3) Pedoman Pendekatan Musik untuk Meningkatkan Fungsi Kognitif pada Anak

Berkebutuhan Khusus.

4) Pedoman Optimalisasi Fungsi Otak dalam Pembelajaran Anak Usia Sekolah

5) Pedoman Penanggulangan Gangguan Fungsi Kognitif pada Orang dengan HIV

AIDS (ODHA)

6) a. Petunjuk Teknis Penggunaan Tes Eksekutif Otak pada Uji Kepatutan dan

Kelayakan pada Aparat Sipil Negara

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 19

b. Pedoman Teknis Skoring dan Interpretasi Tes Eksekutif Otak

7) Pedoman Peningkatan Kemampuan Eksekutif Otak.

8) Strategi Nasional Menuju Kelanjutusiaan: Otak Sehat dan Produktif.

Pada tahun 2014 ini, Pusat Inteligensia Kesehatan juga melaksanakan kajian. Di

mana, melakukan dan menyusun kajian, merupakan salah satu dari fungsi Pusat

Inteligensia Kesehatan. Pusat Inteligensia Kesehatan dapat mencapai target tersebut

sebesar 100%. Demikian pula dengan tahun sebelumnya (tahun 2013), Pusat Inteligensia

Kesehatan dapat mencapai target indikator pertama, sebesar 100% atau sebanyak 6

(enam) buah kebijakan.

b) Kondisi saat ini

Keberhasilan dalam rangka mencapai target yang ditetapkan antara lain

didukung oleh :

1) Kebijakan penetapan kegiatan dalam rencana kinerja maupun rencana anggaran.

2) Koordinasi lintas program dan lintas sektor terutama dengan organisasi profesi.

3) Komitmen pimpinan di pusat dan daerah dalam rangka penetapan kebijakan yang

berkaitan dengan program Pusat Intelegensia Kesehatan.

4) Respon positif dari daerah untuk mengalokasikan kegiatan setiap tahun secara

berkesinambungan.

c) Permasalahan yang ditemukan

Keterbatasan waktu narasumber dan literatur, merupakan kendala dalam

kegiatan penyusunan kebijakan-kebijakan. Terbatasnya waktu juga membuat kegiatan

diskusi menjadi kurang efektif. Demikian halnya dengan peserta undangan/utusan yang

hadir, sering berganti-ganti personil setiap pertemuan, sehingga pembahasan serta

penyusunan materi menjadi lebih lama untuk mencapai kata sepakat.

Terdapat perbedaan paradigma/pandangan dari masing-masing organisasi

profesi yang terlibat dalam penyusunan Pedoman.

Beberapa permasalahan juga ditemukan pada saat kegiatan penyusunan kajian.

Permasalahan tersebut antara lain: a) belum semua pihak yang terlibat (atau yang

dilibatkan) merasa berkepentingan dalam ide pembuatan kajian; b) Narasumber yang

diharapkan sudah representatif secara institusi, namun individu yang terlibat belum

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 20

memberikan kontribusi yang memadai; dan c) Penulisan telaah kebijakan belum

maksimal, karena individu yang terlibat dari program terkait, belum terbuka dalam

memberikan masukan sesuai aturan yang sudah ditetapkan sebelumnya.

d) Usulan pemecahan masalah

Penambahan jumlah narasumber serta literatur, cukup diperlukan dalam

penyusunan materi kebijakan. Perpanjangan waktu diskusi/pembahasan serta susunan

personil yang tetap, juga dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang ada, dalam

kegiatan penyusunan kebijakan-kebijakan yang akan dihasilkan oleh Pusat Inteligensia

Kesehatan.

Keterlibatan pengambil kebijakan/pembuat keputusan sangat diperlukan dalam

menentukan/menetapkan substansi/materi apa yang diambil, apabila terjadi perbedaan

pandangan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penyusunan pedoman.

Perlu adanya pemaparan di tingkat pengambil kebijakan/keputusan, agar dapat

dipakai sebagai masukan ketika menetapkan kebijakan berikutnya serta perbaikan-

perbaikan untuk pedoman yang sudah ada, mulai dari promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 21

3.3.1.2 Indikator Kedua: Jumlah Pelaksanaan Penilaian Inteligensia Pejabat Pusat

dan Daerah (orang)

Pada Tahun 2014, dalam pencapaian indikator yang kedua Pusat Inteligensia

Kesehatan telah melakukan pemeriksaan inteligensia pejabat struktural dan fungsional di

lingkungan Kementerian Kesehatan, baik di Jakarta maupun di daerah lainnya, sebanyak

750 orang. Indikator kedua mengenai jumlah pelaksanaan penilaian inteligensia pejabat

pusat dan daerah telah tercapai sebesar 100 %.

Adapun, rincian pelaksanaan kegiatan penilaian inteligensia pejabat pusat dan

daerah tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7

Pelaksanaan penilaian inteligensia

Tahun 2014

NO INSTANSI LOKASI TES JUMLAH

PESERTA

1. Sekretariat Jenderal

R. Siwabessy

Gd. Prof. Sujudi

Kemenkes

73 Orang

2. Inspektorat Jenderal

R. Siwabessy

Gd. Prof. Sujudi

Kemenkes

29 Orang

3. Badan Penelitian &

Pengembangan Kesehatan Balitbangkes 118 Orang

4. Direktorat Bina Upaya

Kesehatan

R. Siwabessy

Gd. Prof. Sujudi

Kemenkes

21 Orang

5.

Direktorat Pengendalian

penyakit dan Penyehatan

Lingkungan

Gd. B. P2PL 167 Orang

6. Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan SDM Kesehatan Gd. PPSDM 227 Orang

7. Direktorat Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak

R. Siwabessy

Gd. Prof. Sujudi

Kemenkes

9 Orang

8. Direktorat Bina Kefarmasian dan

Alat Kesehatan

R. Siwabessy

Gd. Prof. Sujudi

Kemenkes

106 Orang

JUMLAH TOTAL 750 Orang

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 22

1) Permasalahan yang ditemukan

Terbatasnya jumlah anggaran pemeriksaan kesehatan inteligensia tidak dapat

menampung keseluruhan permintaan masyarakat.

Gambar 2

Pelaksanaan Penilaian Inteligensia Pejabat Fungsional Kesehatan

Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

2) Usulan pemecahan masalah

Perencanaan pemeriksaan tes Inteligensia pejabat Struktural dan Fungsional

dengan jumlah yang lebih besar (sejumlah 2000 orang SDM di lingkungan Kementerian

Kesehatan).

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 23

3.3.1.2 Indikator Ketiga: Jumlah Kab/Kota yang Melakukan Pemeliharaan,

Peningkatan, dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Inteligensia

Terdapat 12 (dua belas) Kabupaten/kota yang telah melakukan kegiatan

pemeliharaan, peningkatan, dan penanggulangan masalah kesehatan inteligensia di

tahun 2014, sebagai berikut:

1) DKI Jakarta

Pada tahun 2014, Pusat Inteligensia Kesehatan telah melaksanakan beberapa

kegiatan sosialisasi dan penguatan di DKI Jakarta, yaitu: a) Sosialisasi alat pengungkit

otak janin pada ibu hamil (Brain Booster); b) Sosialisasi peningkatan wawasan pengelola

Posyandu/kader, terkait inteligensia pada anak; c) Sosialisasi peningkatan wawasan

inteligensia bagi anak sekolah dan remaja, terintegrasi UKS; dan d) Sosialisasi

peningkatan kapasitas petugas, terkait kegiatan penyaringan masalah kognitif pada

lansia.

Kegiatan kesehatan inteligensia lainnya di Jakarta Selatan adalah: a)

Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam ANC terpadu serta pemanfaatan Brain

Booster untuk ibu hamil; dan b) Peningkatan kapasitas pengelola Posyandu Lansia dan

Lansia dalam Deteksi kognitif Lansia.

Permasalahan yang ditemukan di Jakarta selatan, terkait kegiatan kesehatan

inteligensia, yaitu tidak tersedianya alat pengungkit otak janin pada ibu hamil (brain

booster), yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat.

Upaya pemecahan masalah yang dilakukan adalah penganggaran alat

pengungkit otak janin pada ibu hamil (brain booster) pada APBD DKI Jakarta Tahun

Anggaran 2015.

Pada tahap siklus hidup remaja, Pusat Inteligensia Kesehatan mengembangkan

kegiatan Optimalisasi Kecerdasan Majemuk pada Remaja. Salah satu kelompok remaja

yang menjadi sasaran dari kegiatan ini adalah remaja yang tergabung dalam Pramuka.

Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan remaja yang tergabung dalam Saka Bhakti

Husada di Provinsi DKI Jakarta, yang meliputi perwakilan dari Jakarta Pusat, Jakarta

Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 24

Gambar 3 Kegiatan Penguatan Pengembangan Model Layanan

Penanggulangan Masalah Kesehatan Inteligensia pada Anak di Jakarta Selatan, 2 Desember 2014

Gambar 4 Pengembangan Optimalisasi Kecerdasan Majemuk pada Remaja Saka Bhakti Husada,

di Jakarta tahun, 2014

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 25

Kegiatan kesehatan inteligensia yang dilaksanakan oleh Pusat Inteligensia

Kesehatan di DKI Jakarta untuk tahap bayi dan Balita adalah pengembangan Tempat

Pengasuhan Anak (TPA).

Gambar 5 Kegiatan Pengembangan TPA di Jakarta

Tahun 2014

Beberapa permasalahan yang ditemukan, berkaitan dengan kegiatan tersebut,

antara lain adalah: a) Banyaknya ibu-ibu pekerja yang ingin memasukkan anaknya ke

Taman Pengasuhan Anak (TPA), bukan untuk sekedar menitipkan anak, tetapi juga

mengharapkan adanya penyelenggaraan program stimulasi perkembangan sekaligus

pengasuhan dan pemenuhan kesejahteraan sosial terhadap anak sejak lahir sampai

dengan usia 6 (enam) tahun. Pada saat ini, masih banyaknya TPA yang belum

terstandarisasi sesuai ketentuan dan harapan yang disebutkan diatas; b) Belum

terintegrasinya model stimulasi kognitif di Taman Pengasuhan Anak, sehingga perlu

segera direalisasikan pelaksanaannya, karena merupakan kebutuhan utama untuk

merubah paradigma TPA sebagai tempat penitipan anak menjadi taman pengasuhan

anak. Dengan demikian, kualitas TPA dapat terwujud sebagai salah satu fasilitas layanan

di masyarakat yang berkaitan erat dengan penyiapan generasi unggul di masa depan.

Solusi yang dapat diupayakan untuk memecahkan permasalahan tersebut di

atas, antara lain adalah dengan: a) Pada tahun 2012 telah dibuat materi Komunikasi,

Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang stimulasi anak di tempat pengasuhan anak; b) Pada

tahun 2013 telah dilaksanakan pertemuan untuk meningkatkan kemampuan pengasuhan

anak di TPA; c) Pada tahun 2014 ditindak lanjuti dengan dilakukannya integrasi model

stimulasi kognitif di Taman Pengasuhan Anak, yang melibatkan lintas sektor dan program

terkait serta pengelola TPA dari 11 provinsi yang memiliki kota besar dengan jumlah

wanita pekerjanya cukup tinggi, yaitu antara lain dari: Jawa Barat, Banten, Jawa Timur,

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 26

Jawa Tengah, DI Yogjakarta, Kepri, Sumatara Utara, Bali, Sumatera Selatan, Sumatera

Barat, dan Sulawesi Selatan.

2) Kota Palembang (Provinsi Sumatera Selatan)

Salah satu kota di Provinsi Sumatera Selatan yaitu kota Palembang merupakan

daerah yang sangat baik dalam melaksanakan kegiatan kesehatan inteligensia. Di awali

pada tahun 2011, melakukan sosialisasi program Pemeliharaan dan Peningkatan

Kemampuan Inteligensia Kesehatan dari siklus janin sampai Lansia. Kota Palembang dan

beberapa kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan juga mengadakan penganggaran

untuk Stimulasi Pengungkit Otak (Brain Booster) pada Janin melalui Ibu Hamil dengan

APBD-nya. Sedangkan untuk stimulasi mental/kognitif pada saat itu adalah dengan kegiatan

mendongeng pada anak usia dini.

Pada tahun 2014 ini, kota Palembang mendapatkan kegiatan Deteksi dan

Stimulasi Kognitif pada Lansia. Peningkatan Kompetensi Deteksi dan Stimulasi Kognitif

pada Lansia merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka Integrasi Layanan Stimulasi

Kognitif pada Lansia pada Kegiatan Lintas Program dan Lintas Sektor.

Kegiatan Peningkatan Kompetensi ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan baik tenaga kesehatan dan non kesehatan dalam melakukan deteksi dan

stimulasi kognitif pada lansia. Peserta kegiatan ini adalah pengelola program Lansia dari

Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Selatan, pengelola program Lansia di lingkungan

Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten, pemangku kebijakan lintas sektor seperti tim

penggerak PKK, BKKBN, Dinas Sosial, dan Komda Lansia di lingkungan Kota dan

Kabupaten di wilayah kerja Provinsi Sumatera Selatan.

Kota Palembang merupakan kota yang telah lengkap mendapatkan pengetahuan

tentang kesehatan inteligensia dari mulai janin sampai Lansia. Dengan menggunakan APBD-

nya kota Palembang telah mengadakan peningkatan kompetensi untuk tenaga kesehatan

tentang deteksi gangguan kognitif pada anak dan Lansia.

Secara rutin kota Palembang juga telah melaporkan hasil deteksi gangguan kognitif

pada anak dan lansia juga penggunaan alat stimulasi pada ibu hamil (brain booster) yang

dilakukan di Puskesmas di lingkungan Dinkes kota Palembang.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 27

Gambar 6

Kegiatan Kesehatan Inteligensia di Kota Palembang

Tahun 2014

Permasalahan yang ditemukan pada kegiatan kesehatan inteligensia di kota

Palembang, antara lain adalah: a) Masih kurangnya pemahaman tentang pentingnya

stimulasi dan nutrisi pengungkit otak janin melalui ibu hamil (brain booster) dan stimulasi

kognitif pada anak sehingga perlu diadakan pelatihan – pelatihan untuk pelaksana

program,kader dan lintas sektor terkait; b) Masih minimnya alat stimulasi pengungkit otak

janin melalui ibu hamil (brain booster) dan alat stimulasi kognitif pada anak.

Upaya pemecahan masalah tersebut di atas, adalah dengan: a)

Menyelenggaraan kegiatan peningkatan kompetensi pengembangan layanan stimulasi

dan nutrisi pengungkit otak serta stimulasi kognitif anak di kota Palembang. Setelah

dilakukan evaluasi, Provinsi Sumatra Selatan khususnya kota palembang, semua aspek

evaluasi dinilai 87 (sangat bagus), kegiatan tersebut diikuti oleh perwakilan PKK, PAUD,

Posyandu, Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi, kota Palembang, dan kabupaten Musi

Banyuasin; b) Melakukan pengembangan layanan stimulasi pengungkit otak janin melalui

ibu hamil (brain booster) dikota Palembang.

3) Kabupaten Ogan Ilir (Provinsi Sumatera Selatan)

Kabupaten Ogan Ilir terbentuk sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Ogan

Komering Ilir (diresmikan pada Tahun 2004) di Sumatera Selatan dengan jumlah

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 28

penduduk menurut BPS tahun 2013, yaitu sebanyak 398.300 jiwa. Sebagai kabupaten

yang relatif baru terbentuk, Ogan Ilir masih berusaha meningkatkan derajat kesehatan

dasar seperti meningkatkan umur harapan hidup, menurunkan angka kematian,

menurunkan angka kesakitan serta menurunkan prevalensi gizi kurang pada anak balita.

Program kesehatan inteligensia di kabupaten Ogan Ilir, relatif baru. Beberapa

tenaga kesehatan dan non kesehatan dari Ogan Ilir telah mengikuti peningkatan

Kompetensi Kesehatan Inteligensia yang diadakan oleh Pusat Inteligensia Kesehatan di

kota Palembang pada 18 – 21 Agustus 2014 lalu. Sebanyak 5 orang mengikuti

Peningkatan Kompetensi Kesehatan Inteligensia pada Anak, dan 2 orang telah mengikuti

Peningkatan Kompetensi Kesehatan Inteligensia pada Lansia. Para peserta peningkatan

kompetensi tersebut telah melaporkan dan mensosialisasikan mengenai kesehatan

inteligensia di Kabupaten Ogan Ilir.

Program kesehatan inteligensia berdasarkan siklus hidup saat ini baru terwujud

pada tahapan Lansia melalui berbagai program Lansia. Belum ada program inteligensia

pada ibu hamil, bayi, balita, anak, remaja, dan dewasa yang terlaksana di masyarakat,

mengingat kegiatan kesehatan inteligensia, baru mulai pada tahapan sosialiasi.

Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, dalam hal ini Dinas Kesehatan, mempunyai

komitmen untuk mensosialiasikan kesehatan inteligensia kepada unit terkecil, yaitu

keluarga sampai masyarakat luas. Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir juga mempunyai

kepedulian yang tinggi pada kesehatan lanjut usia, termasuk kesehatan inteligensia, yang

diwujudkan melalui program Santun Lansia, Lomba Lansia, Senam Lansia, dan Posyandu

Lansia.

Berbagai program tersebut diharapkan bisa mengembangkan potensi Lansia di

Ogan Ilir dalam kehidupan bermasyarakat, mengaktifkan interaksi sosial mereka,

meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan kesehatan inteligensia mereka sehingga bisa

mewujudkan Lansia yang mandiri dan produktif. Walaupun program inteligensia di Ogan

Ilir baru bisa dicanangkan secara khusus pada Lansia, tetapi diharapkan ini bisa menjadi

awal bagi pengembangan kesehatan Lansia pada ibu hami (Brain Booster), stimulasi

kognitif pada anak, kecerdasan majemuk pada remaja, EBA pada dewasa, dan program-

program kesehatan inteligensia lainnya.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 29

Saat ini, setelah wakil tenaga kesehatan dan non kesehatan mengikuti

peningkatan kompetensi Kesehatan Inteligensia, juga mulai dilaksanakan tahapan-

tahapan sosialisasi kesehatan inteligensia, mulai dari janin sampai Lansia, ke berbagai

pihak terkait.

Dukungan kebijakan daerah yang diwujudkan melalui alokasi APBD setempat

terhadap program kesehatan inteligensia secara khusus saat ini, memang belum bisa

diwujudkan. Tetapi diharapkan, seperti komitmen Kepala Dinas, berbagai kebijakan yang

bisa mengembangkan kesehatan inteligensia ke depan bisa diwujudkan melalui tata

peraturan daerah baik Perda, maupun Surat Keputusan Kepala Daerah.

Diharapkan program-program kesehatan inteligensia mulai dapat terus

dikembangkan di daerah ini baik dengan anggaran dari APBN maupun dari APBD

setempat.

Program penggunaan alat pengungkit otak janin pada ibu hamil (Brain Booster)

dan Alat Stimulasi Inteligensia Kesehatan (ASIK) di Ogan Ilir baru sampai ke tahapan

sosialisasi yang saat ini mulai digalakan. Belum ada pemanfaatan kedua alat tersebut

secara langsung kepada masyarakat luas.

Kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam meningkatkan kesehatan

inteligensia belum terwujud secara maksimal di Ogan Ilir. Belum ada pembagian peran

secara nyata dari berbagai pihak terkait secara integratif. Namun Tim Penggerak PKK

mulai aktif bergerak melalui berbagai program Lansia yang tersebut di atas, melalui kerja

sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir. Tentu ini bisa menjadi awal yang

baik dalam kerja sama lintas sektor ke depannya.

Meningat kesehatan inteligensia di Kabupaten Ogan Ilir baru sampai tahapan

sosialisasi, saat ini belum bisa diperoleh data jumlah ibu hamil yang telah memakai Brain

Booster, data deteksi dan stimulasi kognitif pada anak maupun Lansia, data anak

berkebutuhan khusus dan data profil kesehatan inteligensia secara khusus. Namun, data

profil kesehatan secara umum telah ada di Kabupaten Ogan Ilir ini.

4) Kota Semarang (Provinsi Jawa Tengah)

Kota Semarang telah mendapatkan sosialisasi program kesehatan inteligensia.

Beberapa tenaga kesehatan dan nonkesehatan dari Kota Semarang telah mengikuti

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 30

lokakarya di Semarang dan peningkatan kompetensi Kesehatan Inteligensia di Kota

Salatiga yang diadakan oleh Pusat Inteligensia Kesehatan. Para peserta lokakarya dan

peningkatan kompetensi tersebut telah melaporkan dan mensosialisasikan mengenai

kesehatan inteligensia di Kota Semarang.

Program kesehatan inteligensia berdasarkan siklus hidup saat ini terutama

terealisasi dalam bentuk sosialisasi alat pengungkit otak janin pada ibu hamil (Brain

Booster). Dinas Kesehatan Kota Semarang telah mendapatkan alat Brain Booster

tersebut dari bantuan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Brain Booster tersebut

dipakai dalam simulasi dan sosialisasi kepada tenaga kesehatan yaitu para bidan di Kota

Semarang yang dilakukan oleh pemegang program di Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Meskipun alat tersebut belum sampai pemakaian pada ibu hamil langsung secara rutin,

tetapi diharapkan bisa menjadi awal yang baik bagi program ini.

Program kesehatan inteligensia lainnya saat ini di Kota Semarang memang

belum berkembang dengan optimal, diharapkan dengan penguatan ini, komitmen Dinas

Kesehatan Kota Semarang akan lebih meningkat untuk menjalankan program-program

kesehatan inteligensia mulai dari janin sampai Lansia.

Program tumbuh kembang dengan SDIDTK memang sudah terlaksana

dengan relatif baik di Kota Semarang. Kegiatan yang dikembangkan di kabupaten

Semarang pada tahun 2014 ini adalah kegiatan Optimalisasi Kecerdasan Majemuk pada

Remaja, yang melibatkan remaja yang menempuh pendidikannya di Pesantren.

Pesantren yang ditunjuk oleh provinsi Jawa Tengah untuk melaksanakan kegiatan ini

adalah Pesantren Bina Insani Susukan di kabupaten Semarang. Beberapa kegiatan yang

terkait dengan kecerdasan majemuk telah dilakukan di pesantren ini, seperti olah raga,

bermain musik, bernyanyi, memperdalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, dll.

Selain kegiatan pada tahap remaja ini, Dinkes kabupaten Semarang juga telah

melakukan kegiatan stimulasi dan nutrisi pengungkit otak pada janin (brain booster) dan

kegiatan deteksi dan stimulasi kognitif pada anak. Namun, deteksi kesehatan ABCDE,

untuk Lansia, belum terlaksana.

Sebagai upaya Peningkatan Kesehatan Inteligensia di Kota Semarang,

Pemerintah Kota Semarang, mempunyai komitmen untuk terus mensosialiasikan

kesehatan inteligensia kepada masyarakat luas. Setelah tahapan sosialisasi, upaya

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 31

pemanfaatan Brain Booster pada ibu hamil akan mulai dilaksanakan secara rutin dengan

panduan dari para bidan yang telah menerima pelatihan.

Gambar 7 Kegiatan Kesehatan Inteligensia di Kota Semarang

Tahun 2014

Program kesehatan inteligensia lainnya juga akan mulai terus disosialisasikan.

Para pemegang program anak dan lansia di Dinkes Kota Semarang, pada kesempatan

penguatan ini, juga telah semakin memahami program-program kesehatan inteligensia,

dan komitmen tinggi untuk mengembangangkannya di Kota Semarang.

Bentuk dukungan kebijakan pemerintah daerah, akan diwujudkan melalui

alokasi APBD dan tata peraturan dari pemerintah daerah Kota Semarang terhadap

program kesehatan inteligensia secara khusus. Diharapkan ke depan, program-program

kesehatan inteligensia mulai dapat terus dikembangkan di daerah ini baik dengan

anggaran dari APBN maupun dari APBD setempat.

Kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam meningkatkan kesehatan

inteligensia belum terwujud secara maksimal di Kota Semarang. Belum ada pembagian

peran secara nyata dari berbagai pihak terkait secara integratif.

Mengingat kesehatan inteligensia di Kota Semarang baru sampai tahapan

sosialisasi, saat ini belum bisa didapatkan data jumlah ibu hamil yang telah memakai

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 32

Brain Booster, data deteksi dan stimulasi kognitif pada anak maupun lansia, data anak

berkebutuhan khusus dan data profil kesehatan inteligensia secara khusus. Namun, data

profil kesehatan secara umum telah ada di Kota Semarang ini.

5) Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah

Beberapa kegiatan kesehatan inteligensia sesuai tahapan siklus hidup yang telah

dilaksanakan di Kota Magelang selama tahun 2014.

Pada tahap janin, Pusat Inteligensia Kesehatan telah mendistribusikan alat

pengungkit otak janin pada ibu hamil (Brain Booster) di Kota Magelang. Namun, para

tenaga kesehatan maupun kadernya belum mendapatkan pelatihan terkait alat tersebut.

Pada tahap bayi, balita, dan anak, kegiatan kesehatan inteligensia yang telah

dilakukan adalah deteksi dini dan stimulasi kognitf. Kegiatan terkait yang telah

dilaksanakan adalah: a) Sosialisasi program SDIDTK dan layanan gangguan inteligensia

anak secara luas (dengan biaya APBD II, BOK, Kapitasi JKN/anggaran BLUD

Puskesmas); b) pelaksaan kegiatan terintegrasi dengan kegiatan program KIA dan Gizi

(PSG, Pelatihan SDIDTK bagi kader dan guru PAUD, dan Orientasi gizi buruk bagi kader)

melalui media promosi berupa leaflet/poster, dll; c) Pelaksanaan SDIDTK terintegrasi

dalam MTBS di Puskesmas dan PUSTU (dokter, perawat, dan bidan), di Posyandu

BALITA oleh kader kesehatan didampingi petugas Darbin, terintegrasi dalam pelayanan

UKP anak (oleh dokter, perawat, dan bidan), serta rujukan dari masyarakat/kader

(community based monitoring); dan d) Penemuan masalah maupun Kasus Anak

Berkebutuhan Khusus disertai dengan masalah gizi, secara berkelanjutan, akan ditangani

dengan biaya JAMKESDA. Sedangkan permasalahan penyerta, yaitu biaya transport,

akan dibantu oleh Pemda Provinsi.

Kegiatan kesehatan inteligensia yang akan dilakukan untuk remaja, yaitu yang

terkait dengan kecerdasan majemuk. Kegiatan yang secara spesifik difasilitasi oleh Pusat

Inteligensia Kesehatan, belum terlaksana. Namun, kegiatan serupa dengan cakupan

remaja usia sekolah, telah terlaksana melalui kerja sama dengan RSJ Dr. Soeroyo,

Magelang, yang meliputi: a) Penjaringan dan pemeriksaan berkala; b) Pemantauan status

gizi remaja; c) Pelatihan kader kesehatan remaja dan guru UKS; dan d) Penyuluhan

kelompok konseling kesehatan reproduksi remaja.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 33

Gambar 8

Kegiatan Peningkatan Kompetensi Kesehatan Inteligensia bagi Nakes di Kota Magelang

Tahun 2014

Kegiatan kesehatan inteligensia yang akan dilakukan untuk orang Dewasa, yaitu

yang terkait dengan Brain Healthy Life Style. Namun kegiatan ini belum dilaksanakan

secara spesifik oleh Pusat Inteligensia Kesehatan.

Kegiatan kesehatan inteligensia yang dilakukan untuk Lansia, yaitu yang terkait

dengan deteksi dan stimulasi kognitif. Deteksi masalah kesehatan inteligensia ini, baru

dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pada pertemuan Prolanis. Kegiatan

yang telah dilaksanakan, baru pada tahap sosialisasi deteksi masalah kesehatan

inteligensia, di Posyandu Lansia.

Beberapa permasalahan yang ditemukan, terkait dengan kegiatan kesehatan

inteligensia di Kota Magelang, antara lain adalah: a) Keterbatasan tenaga medis dan

paramedik terlatih sebagai partner kerja Program Klinik Santun Lansia, belum berjalan

sesuai dengan yang diharapkan; b) Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk

pemeriksaan (1 orang = sekitar 20 – 30 menit), sementara pasien yang non Lansia juga

ingin cepat mendapat giliran pemeriksaan; c) Adanya tugas rangkap tenaga terlatih,

sehingga waktu pelaksanaan yang telah direncanakan, seringkali tidak terealisasi; dan d)

Belum ada anggaran khusus untuk meleksanakan pemeriksaan degeneratif yang

terprogram dan berkelanjutan.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 34

Terkait dengan permasalahan tersebut di atas, beberapa pemecahan masalah

yang dapat diupayakan, antara lain adalah: a) Perlu diadakan perencanaan dan

penganggaran program kegiatan kesehatan inteligensia yang terintegrasi dengan

program lain yang terkait, di tahun 2015; b) perlunya peningkatan cakupan atau jumlah

tenaga kesehatan yang diberikan pelatihan tentang kesehatan inteligensia; dan c) perlu

adanya komitmen pemegang kebijakan untuk mengimplementasikan program-program

kesehatan inteligensia.

Gambar 9

Sosialisasi Kegiatan Kesehatan Inteligensia di Kota Magelang

Tahun 2014

6) Kota Solo (Provinsi Jawa Tengah)

Kegiatan kesehatan inteligensia telah dilaksanakan oleh Pusat Inteligensia

Kesehatan pada tahun 2014. Namun terdapat beberapa permasalahan, sehubungan

dengan kegiatan tersebut, yaitu antara lain: a) Masih minimnya ketersediaan alat stimulasi

pengungkit otak janin melalui ibu hamil (brain booster) dan alat stimulasi kognitif pada

anak; b) Masih kurangnya pemahaman tentang pentingnya stimulasi dan nutrisi

pengungkit otak janin melalui ibu hamil (brain booster) dan stimulasi kognitif pada anak

sehingga perlu diadakan pelatihan – pelatihan untuk pelaksana program,kader dan lintas

sektor terkait; c) Belum ada anggaran khusus untuk Program stimulasi dan nutrisi

pengungkit otak janin melalui ibu hamil (brain booster) dan alat stimulasi kognitif.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 35

Penggunaan anggaran masih disisipkan pada program Dinas Kesehatan Surakarta yang

sudah ada.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di

atas, antara lain adalah: a) Pusat Inteligensia Kesehatan memberikan bantuan alat brain

booster dan alat stimulasi Inteligensia kesehatan. Sebagai stimulan kegiatan inteligensia,

sebanyak 54 alat brain booster dan 20 alat stimulasi Inteligensia kesehatan untuk

didistribusikan ke kabupaten di wilayah provinsi Jawa Tengah; b) Melakukan

pengembangan layanan stimulasi pengungkit otak janin melalui ibu hamil (brain booster)

dikota Surakarta dan kota Salatiga; c) Dilakukannya Peningkatan kompetensi untuk

melatih pemegang program, kader dan lintas sektor terkait agar dapat meningkatkan

pengetahuan tentang stimulasi pengungkit otak janin (brain booster) dan alat stimulasi

kognitif pada anak.

Gambar 10 Kegiatan Kesehatan Inteligensia di Kota Solo

Tahun 2014

7) Kota Batu, Provinsi Jawa Timur

Kegiatan kesehatan inteligensia lainnya pada tahun 2014, dilaksanakan oleh

Pusat Inteligensia Kesehatan di Kota Batu, Provinsi Jawa timur. Kegiatan-kegiatan yang

telah berhasil dilaksanakan adalah: a) Sosialisasi kesehatan inteligensia pada dokter,

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 36

bidan, perawat, serta tenaga kesehatan lainnya yang terkait; b) Sosialisasi kesehatan

inteligensia pada lintas sektor, yaitu: Camat, Ketua TP PKK kecamatan, Kasie Kesra

Kecamatan, Kaur Kesra Desa/Kelurahan, Ketua TP PKK Desa/Kelurahan, dan Ketua

Kader Posyandu Desa/Kelurahan; serta c) Upaya pengembangan layanan inteligensia

Lansia, yaitu screening inteligensia pada Lansia yang dilaksanakan di Poli Lansia

Puskesmas dengan menggunakan instrumen ABCDE.

Gambar 11

Peningkatan Kompetensi dalam rangka Pengembangan Model Integrasi Layanan Gangguan

Inteligensia Anak Pada Kegiatan Lintas Sektor dan Lintas Program

(Pos PAUD, BKB, Puskesmas TFC) di Kota Batu,

26 – 29 Oktober 2014

Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan kesehatan inteligensia

di kota Batu, antara lain, adalah: a) Pemerintah kota Batu, Provinsi Jawa Timur, belum

mempunyai kebijakan khusus terkait kesehatan inteligensia, baik melalui PERDA ataupun

Surat Keputusan Kepala Daerah; b) Dinas kesehatan kota Batu, saat ini belum memiliki

Alat Permainan Edukatif (APE) maupun alat pengungkit otak janin pada ibu hamil (Brain

Booster); dan c) Data mengenai jumlah anak dan usia produktif yang dideteksi dini

kesehatan inteligensianya, masih sangat minin dikarenakan keterbatasan SDM.

Upaya pemecahan masalah yang perlu dilakukan sehubungan dengan

permasalahan-permasalahan tersebut di atas, yaitu: a) Perlu penetapan kebijakan daerah

kota Batu mengenai kesehatan inteligensia, baik melalui PERDA ataupun SK walikota

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 37

Gambar 12

Kegiatan Penguatan Kesehatan Inteligensia di Kota Batu,

19 Desember 2014

8) Kota Malang, Provinsi Jawa Timur

Kegiatan kesehatan inteligensia sesuai tahapan siklus hidup, telah dilakukan

oleh Pusat Inteligensia Kesehatan di Kota Malang pada tahun 2014.

Pusat Inteligensia Kesehatan telah mendistribusikan alat pengungkit otak janin

pada ibu hamil (Brain Booster) di Kota Malang, pada saat pemegang program mengikuti

kegiatan Lokakarya yang ada di Surabaya. Namun, para tenaga kesehatan maupun

pemegang program terkait, belum mendapatkan pelatihan terkait alat tersebut.

Pada bayi, balita, dan anak, kegiatan kesehatan inteligensia yang telah dilakukan

adalah deteksi dini dan stimulasi kognitf. Kegiatan terkait yang telah dilaksanakan

adalah: a) Kegiatan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan terkait deteksi dini dan

stimulasi kognitif pada bayi, balita, dan anak. Namun masih perlu dukungan fasilitas dan

pengetahuan lebih lanjut terkait implementasi di lapangan; b) Pelaksanaan dan

pendampingan Posyandu, Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Bayi, Kelas Ibu Balita, dll; dan c)

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 38

Penemuan masalah maupun Kasus Anak Berkebutuhan Khusus disertai dengan masalah

gizi, secara berkelanjutan, akan ditangani dengan biaya JAMKESDA. Sedangkan

permasalahan penyerta, yaitu biaya transport, akan dibantu oleh Pemda Provinsi.

Kegiatan kesehatan inteligensia yang akan dilakukan untuk remaja, yaitu yang

terkait dengan kecerdasan majemuk. Namun kegiatan ini, secara spesifik belum

difasilitasi oleh Pusat Inteligensia Kesehatan.

Kegiatan kesehatan inteligensia yang akan dilakukan untuk orang Dewasa, yaitu

yang terkait dengan Brain Healthy Life Style. Namun kegiatan ini belum dilaksanakan

secara spesifik. Pusat Inteligensia Kesehatan baru mendapatkan kesempatan untuk

melaksanakan sosialisasinya pada saat kegiatan lokakarya “inteligensia kesehatan

berdasarkan siklus hidup di Surabaya”.

Kegiatan kesehatan inteligensia yang akan dilakukan untuk Lansia, yaitu yang

terkait dengan deteksi dan stimulasi kognitif. Deteksi masalah kesehatan inteligensia ini,

baru dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pada pertemuan Prolanis, yaitu di

Puskesma Turen, Kabupaten Malang dengan pelaksanaan Pelayanan kesehatan Lansia

di dalam maupun di luar gedung.

Pelayanan kesehatan Lansia di dalam gedung, meliputi: pelayanan rawat jalan,

rawat inap, pemeriksaan laboratorium, pelayanan unit gawat darurat, serta pelayanan

konsultasi gizi. Sedangkan pelayanan di luar gedung, meliputi: pengukuran berat dan

tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran Indeks Masa tubuh (IMT),

pemeriksaan laboratorium sederhana (gula darah, asam urat, dan kolesterol), pengobatan

sederhana Lansia yang sakit, konsultasi kesehatan (individu), penyuluhan kesehatan

(kelompok), serta senam Lansia.

Belum adanya anggaran khusus untuk melaksanakan pemeriksaan degeneratif

yang terprogram dan berkelanjutan, menjadi salah satu permasalahan dalam

pelaksanaan kegiatan kesehatan inteligensia di Kota Malang. Di samping itu, komitmen

para pemegang kebijakan untuk melaksanakan serta memfasilitasi kegiatan kesehatan

inteligensia, juga belum terbentuk. Permasalahan lainnya yang cukup penting adalah,

kemampuan SDM yang belum merata, program yang belum tersosialisasi dengan baik,

terkait dengan kegiatan Brain Learning dan Senam Vitalisasi Otak. Oleh karena itu, perlu

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 39

adanya pelatihan yang intensif sehingga SDM mampu menguasai dan melatih kembali

para kader.

Gambar 13

Sosialisasi Kegiatan Kesehatan Inteligensia di Kota Malang

Tahun 2014

Kurang optimalnya pelaksanaan skrining, deteksi dini, intervensi, dan stimulasi

perkembangan, serta penggunaan instrumen, menjadi permasalahan terkait dengan

kegiatan kesehatan inteligensia di Kota Malang. Jejaring pelayanan kesehatan

inteligensia di Kota ini, masih perlu dibangun dengan solid. Kurangnya fasilitas

pendukung dari pusat, terkait Petunjuk Teknis maupun Panduan Teknis yang terperinci

dan jelas (seperti konsep-konsep Brain Learning dan Brain Exercise), menjadi suatu

hambatan dalam upaya implementasi kegiatan yang disesuaikan dengan kebijakan lokal

setempat. Pelaporan yang belum optimal, juga menjadi salah satu permasalahan bagi

implementasi serta evaluasi kegiatan.

Guna mendukung terlaksananya program kesehatan inteligensia secara

berkelanjutan, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai upaya pemecahan

masalah terkait kebutuhan dukungan bagi Dinas Kesehatan Kota Malang, antara lain

adalah: a) Pelaksanaan TOT, terkait pengembangan kesehatan inteligensia di

Puskesmas; b) Perlunya dukungan fasilitas, baik dana maupun fisik, berupa buku

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 40

pedoman maupun peralatan pendukung pelaksanaan program; dan c) pendalaman materi

yang lebih aplikatif dengan dasar konsep yang kuat, untuk lebih memudahkan

pelaksanaan program.

Gambar 14

Pelatihan Brain Learning dan Senam Vitalisasi Otak di Kota Malang

Tahun 2014

9) Kota Surabaya (Provinsi Jawa Timur)

Kegiatan kesehatan inteligensia telah dilaksanakan oleh Pusat Inteligensia

Kesehatan pada tahun 2014. Namun terdapat beberapa permasalahan, sehubungan

dengan kegiatan tersebut, yaitu antara lain: a) Masih kurangnya pengetahuan dan

keterampilan tentang stimulasi janin, deteksi dini inteligensia, dan stimulasi kognitif anak

pada Nakes dan non Nakes baik di Puskesmas, PKK, Kader Posyandu, TPA, Organisasi

Profesi, dan lain sebagainya di kota Surabaya; b) Belum terlaksana secara maksimal

program layanan stimulasi dan nutrisi pengungkit otak pada janin melalui ibu hamil (Brain

Booster), deteksi dini inteligensia, serta stimulasi kognitif anak oleh Dinas Kesehatan kota

Surabaya dan Instansi terkait.

Upaya pemecahan masalah yang dapat dilakukan sehubungan dengan hal

tersebut di atas, antara lain adalah: a) Pusat Inteligensia Kesehatan memberikan bantuan

alat brain booster dan alat stimulasi Inteligensia kesehatan sebagai stimulan kegiatan

Inteligensia sebanyak 40 alat brain booster dan 20 alat stimulasi Inteligensia Kesehatan,

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 41

serta 10 set buku pedoman/instrumen produk Pusat Inteligensia Kesehatan, untuk

didistribusikan ke kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Timur; b) melaksanakan

kegiatan Pengembangan layanan stimulasi pengungkit otak pada janin melalui ibu hamil

(Brain Booster) dan stimulasi kognitif anak di kota Surabaya. Dinas kesehatan kota

Surabaya baru bisa melakukan kegiatan uji coba brain booster di 4 (empat) Puskesmas

percontohan (Tenggilis, Pakis, Simomulyo, dan Sidopo Wetan), dari 62 Puskesmas di

kota Surabaya; c) Sedangkan untuk pelaksanaan deteksi inteligensia dilakukan

bersamaan kegiatan deteksi tumbuh kembang yang dilakukan di Puskesmas, Taman

kanak-kanak, dan Posyandu.

Gambar 15 Advokasi Kegiatan Kesehatan Inteligensia di Kota Surabaya

Tahun 2014

10) Kabupaten Badung, Provinsi Bali

Pusat Inteligensia Kesehatan pada tahun 2014, telah berhasil melakukan

sosialisasi tentang kesehatan inteligensia pada anak kepada pemegang program dan

SDM Puskesmas yang telah dilatih. Puskesmas di kabupaten Badung, juga telah

melaksanakan deteksi tumbuh kembang dan inteligensia anak di Puskesmas Kuta, Kuta

Utara, Kuta Selatan, Mengwi, dan Abiansemal. Di samping itu, untuk tahun anggaran

2015, Dinas Kesehatan kabupaten Badung telah merencanakan anggaran untuk

pengadaan alat Brain Booster, sosialisasi Brain Booster pada ibu hamil (melalui Kepala

Puskesmas, Ikatan Bidan Indonesia, dan lintas sektor terkait), serta sosialisasi dan

pelatihan deteksi kesehatan inteligensia kepada pemegang program.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 42

Gambar 16

Kegiatan Penguatan Kesehatan Inteligensia di Kab. Badung,

09 Desember 2014

Minimnya data mengenai jumlah anak dan usia produktif yang dideteksi

kesehatan inteligensianya, menjadi salah satu kendala/permasalahan yang ditemukan

dalam kegiatan kesehatan inteligensia di kabupaten Badung. Permasalahan lainnya

adalah belum adanya kebijakan khusus dari pemerintah daerah yang terkait kesehatan

inteligensia, baik melalui PERDA ataupun Surat Keputusan Kepala Daerah.

Kebijakan daerah mengenai kesehatan inteligensia melalui PERDA ataupun SK

Bupati Kabupaten Badung, perlu disusun, sebagai salah satu upaya pemecahan masalah

yang ditemukan di kabupaten tersebut. Upaya lainnya adalah perlunya mengadakan

pelatihan kesehatan intelegensia lebih lanjut pada tenaga kesehatan/non kesehatan di

wilayah kabupaten Badung.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 43

Gambar 17

Praktik Lapangan Peningkatan Kompetensi Pengembangan Model Integrasi Layanan Gangguan

Inteligensia Anak pada Kegiatan Lintas Sektor dan Lintas Program

(Pos PAUD, BKB, Puskesmas TFC), di kab. Badung,

1 - 4 September 2014

11) Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

Pada tahun 2014, Pusat Inteligensia Kesehatan telah melaksanakan beberapa

kegiatan kesehatan inteligensia di Kabupaten Gianyar. Namun kegiatan tersebut,

mengalami beberapa kendala/permasalahan sebagai berikut: a) Kabupaten Gianyar

sudah membentuk forum kecerdasan masyarakat namun belum bisa dilaksanakan karena

forum ditingkat provinsi belum terbentuk, dan terkendala belum ada dasar hukumnya.

Oleh karena itu, Kabupaten Gianyar memohon bantuan dari Pusat sehingga awal tahun

2015 kabupaten Gianyar dapat membuat SK Forum Kecerdasan Masyarakat Tingkat

Kabupaten; b) Masyarakat (ibu hamil) di kabupaten Gianyar antusias untuk menggunakan

alat brain booster, namun terkendala dengan alat yang masih minim dan sampai dengan

tanggal 9 desember 2014 kabupaten Gianyar baru mempunyai 2 (dua) alat, di mana satu

alat dalam kondisi rusak. Sehingga dari 7.122 ibu hamil, yang dapat memakainya hanya

satu orang; c) Dinas Kesehatan kabupaten Gianyar mempunyai 49 Taman Posyandu dan

baru 5 Taman Posyandu.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 44

Gambar 18

Kegiatan Kesehatan Inteligensia di Kabupaten Gianyar

Tahun 2014

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas,

anatara lain adalah: a) Pusat Inteligensia Kesehatan memberikan bantuan alat brain

booster sebanyak 40 set dan alat stimulasi inteligensia sebanyak 20 kotak, serta 10 set

buku produk Pusat Inteligensia Kesehatan untuk didistribusikan; b) Pada beberapa

Puskesmas seperti Puskesmas Tegal Alang, Puskesmas Gianyar II, Puskesmas

Blahbatu, Puskesmas Payangan, Puskesmas Batuan, dan Puskesmas Bono, sudah

melakukan kegiatan stimulasi dan nutrisi pengungkit otak janin (brain booster), kegiatan

stimulasi kognitif pada anak serta deteksi dan skrining pada balita.

12) Kabupaten Raja Ampat (Provinsi Papua)

Pada tahun 2014, pelaksanaan kegiatan kesehatan inteligensia telah sampai ke

Provinsi Papua, yaitu Kabupaten Raja Ampat. Beberapa kendala sehubungan dengan

kegiatan tersebut, yaitu: a) Masih minimnya alat stimulasi pengungkit otak janin melalui

ibu hamil (brain booster) dan alat stimulasi kognitif pada anak; b) Masih kurangnya

pemahaman tentang pentingnya stimulasi dan nutrisi pengungkit otak janin melalui ibu

hamil (brain booster) dan stimulasi kognitif pada anak, sehingga perlu diadakan pelatihan-

pelatihan untuk pelaksana program, kader, dan lintas sektor terkait.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 45

Gambar 19 Kegiatan Kesehatan Inteligensia di kabupaten Raja Ampat

Tahun 2014

Upaya pemecahan masalah yang dilakukan, yaitu: a) Melakukan pengembangan

layanan stimulasi pengungkit otak janin melalui ibu hamil (brain booster) di kabupaten

Raja Ampat; b) Dilakukannya Peningkatan kompetensi untuk melatih pemegang program,

kader, dan lintas sektor terkait, agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang stimulasi

pengungkit otak janin (brain booster) dan alat stimulasi kognitif pada anak.

Tabel 8 Capaian Kinerja Indikator ke 3 Pusat Inteligensia Kesehatan

Tahun 2014

NO Kabupaten/Kota Pencapaian

1 DKI Jakarta - Pusat Inteligensia Kesehatan (PIK) telah melaksanakan

sosialisasi dan penguatan kegiatan kesehatan inteligensia

- Pada tahap Janin: PIK menyelenggarakan peningkatan

kapasitas tenaga kesehatan dalam ANC terpadu serta

pemanfaatan Alat stimulasi pengungkit otak (brain

booster) untuk janin pada ibu hamil

- Pada tahap bayi: PIK mengembangkan Taman

Pengasuhan Anak (TPA)

- Pada tahap remaja: PIK mengembangkan kegiatan

optimalisasi kecerdasan majemuk.

2 Palembang - Pusat Inteligensia Kesehatan (PIK), telah melakukan

sosialisasi program pemeliharaan dan peningkatan

kemampuan inteligensia kesehatan dari siklus janin

sampai Lansia.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 46

- Pada tahap janin Program brain booster

- Pada tahap anak usia dini kegiatan stimulasi mental

kognitif: dengan mendongeng

- Pada tahap Lansia: kegiatan deteksi dan stimulasi kognitif

- Dinkes Palembang mengalokasikan anggaran APBD

untuk:

Alat stimulasi pengungkit otak (brain booster) untuk

janin pada ibu hamil

Kegiatan peningkatan kompetensi Nakes & non

Nakes tentang deteksi gg kognitif pada anak dan

Lansia.

- Dinkes Palembang telah secara rutin melaporkan

kegiatan kesehatan inteligensianya (hasil deteksi gg

kognitif pada anak dan Lansia, serta penggunaan brain

booster)

3 Ogan Ilir - Pusat Inteligensia Kesehatan (PIK), telah melakukan

sosialisasi program pemeliharaan dan peningkatan

kemampuan inteligensia kesehatan dari siklus janin

sampai Lansia.

- PIK:

mengadakan kegiatan peningkatan kompetensi

kesehatan inteligensia pada anak dan Lansia.

kegiatan deteksi dan stimulasi kognitif pada Lansia.

- Dinkes setempat & TP PKK: Melaksanakan program

Santun Lansia, Senam Lansia, & Posyandu Lansia.

4 Semarang - Pusat Inteligensia Kesehatan (PIK), telah melakukan

sosialisasi program pemeliharaan dan peningkatan

kemampuan inteligensia kesehatan dari siklus janin

sampai Lansia.

- Tahap janin: Dinkes Semarang mendapatkan bantuan

alat brain booster dari Pemprov Jateng.

- Tahap Balita dan anak: Program tumbuh kembang

dengan SDIDTK sudah terlaksana dengan relatif baik;

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 47

kegiatan deteksi dini dan stimulasi kognitif.

- Tahap remaja: kegiatan optimalisasi kecerdasan

majemuk pada remaja (di pesantren)

5 Magelang - Tahap Janin: PIK telah mendsitribusikan brain booster,

namun pelaksana program belum mendapatkan pelatihan

terkait.

- Tahap bayi, BALITA, dan Anak: sosialisasi, pelatihan,

pelaksanaan program SDIDTK dan layanan gg

inteligensia anak (dengan biaya APBD II, BOK, Kapitasi

JKN/anggaran BLUD Puskesmas)

- Tahap remaja: kegiatan serupa dengan kecerdasan

majemuk telah dilaksanakan melalui kerjasama dengan

RSJ Dr. Soeroyo.

- Tahap Lansia: baru tahap sosialisasi yang dilaksanakan

di Posyandu Lansia.

6 Solo - Pusat Inteligensia Kesehatan (PIK), telah melakukan

sosialisasi program kesehatan inteligensia dari siklus

janin sampai Lansia.

- Pada tahap janin dan anak: PIK memberikan bantuan alat

brain booster, sebanyak 54 set dan 20 set alat stimulasi

kesehatan inteligensia; melakukan pengembangan

layanan brain booster; mengadakan kegiatan peningkatan

kompetensi untuk melatih pemegang program dan para

kader tentang brain booster dan alat stimulasi kognitif

pada anak.

7 Batu - Pusat Inteligensia Kesehatan (PIK), telah melakukan

sosialisasi program kesehatan inteligensia dari siklus

janin sampai Lansia pada dokter, bidan, perawat, serta

tenaga kesehatan lainnya yang terkait. Di samping

sosialisasi pada lintas sector, yaitu: Camat, Ketua TP

PKK kecamatan/Kelurahan/Desa, Kasie Kesra

Kecamatan, Kaur Desa/Kelurahan, dan Ketua Kader

Posyandu Desa/Kelurahan.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 48

- Pada tahap Lansia, melaksanakan pengembangan

layanan inteligensia, yaitu screening dengan

menggunakan instrument ABCDE.

8 Malang - Tahap Janin: PIK telah mendistribusikan brain booster,

namun pemegang program belum mendapatkan pelatihan

terkait.

- Tahap bayi, Balita, dan Anak: terlaksananya kegiatan

deteksi dini dan stimulasi kognitif serta peningkatan

tenaga kesehatan terkait program tersebut.

- Tahap Lansia: kegiatan deteksi dini dan stimulasi kognitif.

9 Surabaya - Pusat Inteligensia Kesehatan (PIK), telah melakukan

sosialisasi, advokasi, serta pengembangan program

kesehatan inteligensia dari siklus janin sampai Lansia

- PIK memberikan bantuan alat brain booster dan alat

stimulasi Inteligensia kesehatan sebagai stimulan

kegiatan Inteligensia sebanyak 40 alat brain booster dan

20 alat stimulasi Inteligensia Kesehatan, serta 10 set

buku pedoman/instrumen produk PIK.

10 Badung - Pusat Inteligensia Kesehatan (PIK), telah melakukan

sosialisasi, penguatan, serta peningkatan kompetensi

terkait program kesehatan inteligensia, terutama dari

siklus janin sampai anak.

11 Gianyar - Pusat Inteligensia Kesehatan (PIK) memberikan bantuan

alat brain booster, sebanyak 40 set dan alat stimulasi

Inteligensia kesehatan sebagai stimulan, sebanyak 20

set, serta 10 set buku pedoman/instrumen produk PIK.

- Beberapa Puskesmas sudah melakukan kegiatan

program brain booster, stimulasi kognitif pada anak, serta

deteksi dan skrinning pada Balita.

12 Raja Ampat Pusat Inteligensia Kesehatan (PIK) telah melaksanakan

kegiatan pengembangan dan peningkatan kompetensi

tentang program brain booster dan stimulasi kognitif pada

anak.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 49

3.3.2 Analisis Kinerja Keuangan

3.3.2.1 Persentase realisasi anggaran

Pada tahun 2014, Pusat Inteligensia Kesehatan memperoleh alokasi anggaran

sebesar Rp. 20.686.865.000,-. Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan tahun 2014

tersebut, realisasinya adalah sebesar Rp. 17.685481.101,- atau sebesar 85,49 %.

3.3.2.2 Persentase realisasi anggaran berdasarkan program/kegiatan

Pada tahun 2014, Pusat Inteligensia Kesehatan telah melaksanakan kegiatan-

kegiatan terpadu yang melibatkan partisipasi aktif stake holder, yaitu antara lain dari:

Lintas Program, Lintas Sektor, serta profesi terkait. Kegiatan/program yang dilaksanakan

antara lain: pemantapan program penilaian inteligensia pejabat negara melalui penilaian

executive brain assessment (EBA), mengembangkan pilot project untuk meningkatkan

inteligensia dan uji coba instrumen untuk penanggulangan masalah inteligensia

kesehatan.

Realisasi anggaran berdasarkan program/kegiatan tahun 2014 tersebut, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9 Realisasi anggaran berdasarkan program/kegiatan

Tahun 2014

Alokasi anggaran sesuai

DIPA

Besarnya

Anggaran

Realisasi

Belanja

Realisasi

(%)

[2050.01] Kebijakan kesehatan Inteligensia [Dokumen]

2.466.686.000,- 2.257.759.450,- 91.53

[2050.02] Kebijakan penanggulangan masalah kesehatan Inteligensia [Dokumen]

2.156.310.000,- 2.019.073.300,- 93.64

[2050.03] Laporan penilaian Inteligensia pejabat pusat dan daerah [orang]

691.640.000,- 284.757.500,- 41.17

[2050.04] Laporan kegiatan, evaluasi dan monitoring pemeliharaan dan peningkatan kemampuan kesehatan Inteligensia [laporan]

4.079.915.000,- 3.231.215.500,- 79.20

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 50

[2050.05] Laporan kegiatan, evaluasi dan monitoring penanggulangan masalah kesehatan Inteligensia [laporan]

4.674.691.000,- 4.017.510.074,- 85.49

[2050.08] Laporan perencanaan program dan penganggaran [laporan]

745.820.000,- 678.168.250,- 90.93

[2050.09] Laporan keuangan dan kekayaan negara [laporan]

228.160.000,- 215.367.450,- 94.39

[2050.10] Laporan koordinasi pelaksanaan kebijakan [laporan]

1.056.800.000,- 825.314.051,- 78.10

[2050.11] Laporan kinerja [laporan]

251.040.000,- 240.200.150,- 95.68

[2050.12] Laporan kepegawaian [laporan]

1.270.660.000,- 1.043.549.085,- 82.13

[2050.13] Laporan kehumasan dan pemberitaan / pengembangan media komunikasi [laporan]

510.240.000,- 494.475.450,- 96.91

[2050.14] Alat Kesehatan Inteligensia [unit]

395.300.000,- 371.133.400,- 93.89

[2050.15] Perangkat pengolah data dan komunikasi [unit]

339.000.000,- 306.442.440,- 90.40

[2050.16] Peralatan fasilitas perkantoran [unit]

620.083.000,- 584.872.250,- 94.32

[2050.994] Layanan Perkantoran [Bulan Layanan]

1.200.520.000,- 1.115.642.751,- 92.93

TOTAL 20.686.865.000,- 17.685.481.101,- 85.49

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 51

3.3.3 Evaluasi RENSTRA 2010 – 2014

3.3.3.1 Evaluasi Kinerja Kegiatan 2010 – 2014

Tingkat capaian kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan tahun 2014 serta periode 5 (lima) tahunan berdasarkan

pengukurannya, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10

Capaian Kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan

Tahun 2010 -2014

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa secara umum, selama periode RENSTRA 2010 – 2014, Pusat Inteligensia

Kesehatan telah dapat melaksanakan tugas-tugas/kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Jumlah kebijakan

yang dihasilkan

oleh Pusat

Inteligensia

Kesehatan (K)

10 10 100% 16 16 100% 22 22 100% 28 28 100% 36 36 100%

2 Jumlah

pelaksanaan

penilaian

inteligensia pejabat

pusat dan daerah

(orang)

150 523 348,67% 300 314 104,67% 450 497 110,44% 600 654 109% 750 750 100%

3 Jumlah kab/kota

yang melakukan

pemeliharaan,

peningkatan, dan

penanggulangan

masalah kesehatan

inteligensia

8 8 100% 9 10 111,11% 10 10 100% 11 11 100% 12 12 100%

2013 2014No Indikator

2010 2011 2012

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 52

1) Indikator 1: Jumlah kebijakan yang dihasilkan oleh Pusat Inteligensia

Kesehatan

Pada Indikator Kinerja yang pertama, Pusat Inteligensia Kesehatan menetapkan

sebanyak 10 (sepuluh) kebijakan pada awal periode RENSTRA (Tahun 2010). Untuk 3

(tiga) tahun berikutnya, jumlah kebijakan yang ditetapkan akan disusun, adalah sebanyak

6 (enam) kebijakan. Di akhir periode RENSTRA ini, Pusat Inteligensia Kesehatan,

meningkatkan jumlah kebijakannya menjadi sebanyak 8 (delapan) buah kebijakan.

Grafik 3

Target dan realisasi capaian Kinerja Indikator I, Pusat Inteligensia Kesehatan

Tahun 2010 -2014

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa selama periode RENSTRA 2010 –

2014, Pusat Inteligensia Kesehatan selalu dapat mencapai target yang telah ditetapkan

pada indikator kinerja yang pertama. Sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014,

realisasi indikator yang pertama, tercapai sebesar 100%.

Selama periode RENSTRA 2010-2014, Pusat Inteligensia Kesehatan telah

berhasil Menyusun Kebijakan, dalam bentuk Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2010 2011 2012 2013 2014

10

6 6 6

8

10

6 6 6

8

Target Realisasi

Indikator I: Jumlah Kebijakan

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 53

(NSPK) sebanyak 36 (tiga puluh enam buah), sesuai 7 (tujuh) tahapan siklus hidup sebagai berikut:

Tabel 11 Daftar capaian Indikator 1, sesuai tahapan siklus hidup

Periode 2010-2014

JMLH1 2 8 9

1 Tahap Janin 1 Pedoman Nutrisi Brain

Booster Ibu Hamil

1 Kajian Optimalisasi

Inteligensia

Kesehatan: Kajian

Biomedis Prasaratan

Ibu Hamil untuk

Optimalisasi Brain

Booster

2

2 Tahap Bayi 1 Pedoman Teknis

Penanggulangan

Gangguan Fungsional

Otak pada Bayi dan

Anak

2

Pedoman

Penanggulangan

Masalah Kognitif pada

anak 0 s/d 2 tahun

2

3 Tahap Balita 1 Pedoman Teknis

Penanggulangan

Gangguan Fungsional

Otak pada Bayi dan

Anak

1 Pedoman Fasilitas

Anak Berkebutuhan

Khusus

3

Pedoman Pendekatan

Musik untuk

Meningkatkan Fungsi

Kognitif pada Anak

Berkebutuhan Khusus

2 Pedoman Deteksi Dini

dan Penanggulangan

Epilepsi di Puskesmas

3

3 4 5 6 7

NO SIKLUS HIDUP KET2010 2011 2012 2013 2014

NSPK YANG DIHASILKAN PUSAT INTELIGENSIA KESEHATAN

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 54

JMLH1 2 8 9

4 Tahap Anak-anak 2 Pedoman

Pembelajaran Otak

untuk Meningkatkan

Kecerdasan Anak

1 Pedoman Teknis

Penanggulangan

Gangguan Fungsional

Otak pada Bayi dan

Anak

2 Modul Optimalisasi

Potensi Kecerdasan

Majemuk pada Anak

dan Remaja

4

Pedoman Optimalisasi

Fungsi Otak dalam

Pembelajaran Anak

Usia Sekolah

3 Pengembangan Pilot

Project Pemberdayaan

Usila untuk

Meningkatkan

Inteligensia Anak

3 Pedoman Brain

Restorasi pada Anak

dengan Masalah Gizi

4 Instrumen Deteksi

Dasar dan Terapi MKI

(Masalah Kesehatan

Inteligensia) pada

Anak Usia Sekolah

4 Pedoman Pola Asuh

dalam Keluarga untuk

Mengembangkan

Potensi Kecerdasan

Majemuk

5 Tahap Remaja 1 Pedoman

Penanggulangan

Masalah Inteligensia

Kesehatan akibat

Adiksi Pornografi

5 Pedoman Optimalisasi

Potensi Kecerdasan

Majemuk pada

Remaja

2 Modul Optimalisasi

Potensi Kecerdasan

Majemuk pada Anak

dan Remaja

5 Pedoman

Penanggulangan

Gangguan Fungsi

Kognitif pada Orang

dengan HIV/AIDS

(ODHA)

3

6 Tahap Dewasa 5 Pedoman Neuro

Linguistik Program

(NLP) di Institusi

1 Pedoman

Penanggulangan

Masalah Inteligensia

Kesehatan akibat

Adiksi Pornografi

6 Petunjuk Teknis

Deteksi Dini dan

Penanggulangan

Gangguan Kognitif

Akibat Faktor Risiko

Vaskuler

3 Materi Komunikasi,

Informasi, dan Edukasi

(KIE) Gaya Hidup Otak

sehat (Brain Healthy

Life Style )

6a Petunjuk Teknis

Penggunaan Tes

Eksekutif Otak pada

Uji Kepatutan dan

Kelayakan pada

Aparat Sipil Negara

6 Pedoman Analisa

Kinerja Otak (Brain

Work )

2 Pedoman Brain

Development (Job

Analysis and Brain

Job Training )

6b Pedoman Teknis

Skoring dan

Interpretasi Tes

Eksekutif Otak

7 Instrumen Deteksi dan

Penanganan MKI

(Masalah Kesehatan

Inteligensia) Akibat

Gangguan Vaskuler

Otak

3 Pedoman Teknik Brain

Restoration dalam

Rangka

Penanggulangan

Masalah Kesehatan

Inteligensia

7 Pedoman Peningkatan

Kemampuan Eksekutif

Otak

4 Instrumen Deteksi Dini

Penanggulangan

Masalah Inteligensia

Kesehatan Akibat

Gangguan Vaskuler

Otak

7

10

3 4 5 6 7

NO SIKLUS HIDUP KET2010 2011 2012 2013 2014

NSPK YANG DIHASILKAN PUSAT INTELIGENSIA KESEHATAN

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 55

Pada tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa NSPK yang berhasil disusun oleh Pusat Inteligensia Kesehatan selama periode

RENSTRA 2010-2014, telah mencakup seluruh tahapan siklus hidup.

JMLH1 2 8 9

7 Lansia 3 Pengembangan Pilot

Project

Pemberdayaan Usila

untuk Meningkatkan

Inteligensia Anak

3 Pedoman Teknik

Brain Restoration

dalam Rangka

Penanggulangan

Masalah Kesehatan

Inteligensia

4 Pelatihan Kesehatan

Inteligensia pada

Lansia: Modul Pra

Purnabakti yang

Sehat, Mandiri, dan

Produktif

8 Strategi Nasional

Menuju

Kelanjutusiaan: Otak

Sehat dan Produktif

8 Pedoman Vitalisasi

Otak sebagai

Pemeliharaan

Kesehatan Inteligensia

untuk Usila

5 Pedoman Layanan

Kesehatan Inteligensia

Usia Lanjut di

Masyarakat

9 Instrumen Deteksi MKI

(Masalah Kesehatan

Inteligensia) Akibat

Gangguan Degeneratif

untuk Tenaga

Kesehatan dan Kader

8 10 Pedoman Kognitif

Stimulasi untuk

Pemeliharaan

Kesehatan Inteligensia

5 Pedoman Pengukuran

Indeks Kecerdasan

Masyarakat di Daerah

Bermasalah

Kesehatan

6 Penyusunan Kebijakan

Nasional Kesehatan

Inteligensia

6 Pedoman Kognitif

Stimulasi untuk

Pemeliharaan

Kesehatan Inteligensia

36

5

4

8

3 4 5 6 7

6

Mencakup seluruh

tahapan

JUMLAH 10 6 6

NO SIKLUS HIDUP KET2010 2011 2012 2013 2014

NSPK YANG DIHASILKAN PUSAT INTELIGENSIA KESEHATAN

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 56

2) Indikator 2: Jumlah pelaksanaan penilaian inteligensia pejabat pusat dan

daerah

Pada Indikator Kinerja yang kedua, Pusat Inteligensia Kesehatan selalu

meningkatkan target capaiannya dari tahun ke tahun. 150 orang di tahun 2010, ditetapkan

dapat dinilai inteligensianya oleh Pusat Inteligensia Kesehatan. Pada tahun kedua,

ditetapkan sebanyak 300 orang, 450 orang di tahun 2011, sampai akhirnya, ditetapkan

sebanyak 750 orang pada tahun 2014.

Grafik 4

Target dan realisasi capaian Kinerja Indikator II, Pusat Inteligensia Kesehatan

Tahun 2010 -2014

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa selama periode RENSTRA 2010 –

2014, dari tahun ke tahun, Pusat Inteligensia Kesehatan selalu meningkatkan target

kinerja untuk indikator yang kedua. Target tersebut selalu dapat tercapai sesuai dengan

yang telah ditetapkan. Bahkan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, capaiannya

dapat terealisasi lebih dari 100%, dengan alokasi anggaran yang ada.

Selama periode RENSTRA 2010-2014, Pusat Inteligensia Kesehatan telah

berhasil Melaksanakan penilaian inteligensia terhadap 2.738 orang pejabat pusat dan

daerah.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

2010 2011 2012 2013 2014

150

300

450

600

750 523/

348,67%

314/ 104,67%

497/ 110,445

654/ 109%

750/ 100%

Target Realisasi

Indikator 2: Jumlah orang yang dinilai inteligensianya

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 57

3) Indikator 3: Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pemeliharaan,

peningkatan kemampuan, dan penanggulangan masalah inteligensia kesehatan

Pada Indikator Kinerja yang ketiga, Pusat Inteligensia Kesehatan juga selalu

meningkatkan target capaiannya dari tahun ke tahun. Di mana setiap tahunnya,

kabupaten/kota yang dilakukan kegiatan kesehatan inteligensia, selalu bertambah 1 (satu)

jumlahnya. Mulai dari 8 (delapan) kabupaten kota di tahun 2010 sampai 12 (dua belas)

kabupaten/kota untuk tahun 2014.

Grafik 5

Target dan realisasi capaian Kinerja Indikator III, Pusat Inteligensia Kesehatan

Tahun 2010 -2014

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa selama periode RENSTRA 2010 –

2014, Pusat Inteligensia Kesehatan telah berhasil melaksanakan sosialisasi, advokasi,

pengembangan, dan penguatan 51 (lima puluh satu) Provinsi/Kab/Kota untuk dapat

melakukan pemeliharaan, peningkatan kemampuan dan penanggulangan masalah

inteligensia kesehatan. Meskipun Pusat Inteligensia Kesehatan selalu meningkatkan

target kinerjanya dari tahun ke tahun, namun dapat merealisasikannya dengan baik.

Bahkan pada tahun 2011, capaian indikator kinerja yang ketiga ini, dapat terealisasi lebih

dari 100%.

0

2

4

6

8

10

12

2010 2011 2012 2013 2014

8

9

10

11

12

8

10 10

11

12

Target Realisasi

Indikator 3: Jumlah kabupaten/kota

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 58

3.3.3.2 Evaluasi Kinerja Keuangan 2010 - 2014

Selama Periode RENSTRA 2010 – 2014, alokasi anggaran Pusat Inteligesia

Kesehatan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun di tahun 2014 sedikit

mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya (tahun 2013), karena adanya

effisiensi. Demikian halnya dengan realisasi anggaran, nominalnya juga meningkat dari

tahun ke tahun.

Gambaran alokasi dan realisasi anggaran Pusat Inteligensia Kesehatan selama

periode 2010 – 2014, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12

Realisasi anggaran Pusat Inteligensia Kesehatan

tahun 2010-2014

Tahun Uraian

Anggaran Rp. 9.257.209.000,-

Realisasi Rp. 8.886.205.909,-

Capaian 95,99%

Anggaran Rp. 15.500.000.000,-

Realisasi Rp. 13.011.241.215,-

Capaian 83,94%

Anggaran Rp. 15.586.352.000,-

Realisasi Rp. 13.077.486.622,-

Capaian 83,90%

Anggaran Rp. 20.820.492.000,-

Realisasi Rp. 17.557.008.461,-

Capaian 84,33%

Anggaran Rp. 20.686.865.000,-

Realisasi Rp. 17.685.481.101,-

Capaian 85,49%

2014

Jumlah

2010

2011

2012

2013

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 59

Dinamika capaian realisasi anggaran Pusat Inteligensia Kesehatan, pada periode RENSTRA 2010 – 2014, dapat di lihat

pada grafik di bawah ini:

Grafik 6 Realisasi Anggaran Pusat Inteligensia Kesehatan

Tahun 2010 – 20

0

5.000.000.000

10.000.000.000

15.000.000.000

20.000.000.000

25.000.000.000

2010 2011 2012 2013 2014

Alokasi 9.257.209.000 15.500.000.000 15.586.352.000 20.820.492.000 20.686.865.000

Realisasi 8.886.205.909 13.011.241.215 13.077.486.622 17.557.008.461 17.685.481.101

R U

P I

A H

95,99

83,94 83,9 84,33

85,49

real angg (%)

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 60

Grafik di atas menunjukkan, bahwa untuk mencapai kinerja periode RENSTRA 2010 -

2014, Pusat Inteligensia Kesehatan, menggunakan anggarannya kurang dari 95% dari

anggaran yang dialokasikan setiap tahunnya. Kecuali Pada awal periode RENSTRA

2010 - 2014, yaitu tahun 2010, Pusat Inteligensia Kesehatan menggunakan anggarannya

> 95% (sebesar 95,99%). Pada tiga tahun berikutnya, realisasi anggaran kembali

menurun, yaitu rata-rata besaran anggaran yang digunakan hanya berkisar di bawah 85%

dari anggaran yang dialokasikan. Untuk tahun 2014, terjadi sedikit peningkatan realisasi

anggaran, yaitu menjadi sebesar 85,49%.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, untuk mencapai kinerja yang

telah ditetapkan, Pusat Inteligensia Kesehatan telah mampu menggunakan anggarannya

dengan baik dan effisien.

Total anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan kesehatan

inteligensia selama periode RENSTRA 2010-2014, adalah sebesar Rp. 81.850.918.000,-.

Sedangkan realisasi anggarannya adalah sebesar Rp. 70.217.423.308,- atau 85,79%.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 61

BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan tahun 2014,

merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Sekretaris

Jenderal Kementerian Kesehatan dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait

langsung maupun tidak langsung dalam kurun waktu tahun 2014. Laporan ini juga

menjadi sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara

berkelanjutan.

Indikator kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan, terdiri dari 3 (tiga) indikator. Pada

tahun 2014, Pusat Inteligensia Kesehatan, dapat mencapai indikator kinerjanya tersebut,

sesuai target yang telah ditetapkan (terealisasi sebesar 100%). Jumlah kegiatan Pusat

Inteligensia Kesehatan tahun 2014 adalah sebanyak 43 kegiatan. Di mana output

kegiatan terealisasi sebesar 100%. Kegiatan-kegiatan tersebut mendapatkan dukungan

anggaran dalam DIPA sebesar Rp 20.686.865.000,-, dengan realisasi anggaran sebesar

Rp 17.685.481.101,- atau 85,49 % dari anggaran yang dialokasikan.

Pusat Inteligensia Kesehatan, memfokuskan Kegiatan advokasi yang dilakukan

oleh kepala pusat inteligensia kesehatan beserta tim di 5 (lima) center/provinsi serta

Papua (yang terbagi dalam 12 Kabupaten/Kota), memberikan hasil yang signifikan dalam

upaya pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan kemampuan inteligensia,

terutama di center-center tersebut. Substansi yang menjadi core dalam pengembangan

layanan kesehatan inteligensia adalah peningkatan kesehatan inteligensia di 7 (tujuh)

tahapan siklus kehidupan secara komprehensif. Mulai dari tahap janin, bayi, Balita, anak-

anak, remaja, dewasa, hingga Lansia.

Prosentase pencapaian target tiap-tiap program/kegiatan adalah sebagai berikut:

1) Kebijakan di bidang inteligensia kesehatan dengan capaian target keuangan sebesar

92,59 % dengan output kinerja, rata-rata 100 %. Outcome yang diharapkan adalah

terwujudnya acuan tentang pemeliharaan dan peningkatan kemampuan inteligensia; 2)

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 62

Pelaksanaan penilaian inteligensia pejabat pusat dan daerah dengan capaian output

sebesar 100% hanya dengan menggunakan anggaran sebesar 41,17 %. Di mana

outcomenya adalah terlaksananya penilaian inteligensia pejabat pusat dan daerah; 3)

Provinsi/Kab/Kota yang di advokasi untuk dapat melakukan pemeliharaan, peningkatan

kemampuan dan penanggulangan masalah inteligensia kesehatan dengan capaian target

keuangan sebesar 82,35 % dan output rata-rata 100 %. Di mana outcomenya adalah

terlaksananya program pemeliharaan dan peningkatan kemampuan inteligensia di 12

(dua belas) kab/kota; dan 4) Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan

perkantoran dengan capaian target keuangan 90,97 % dan output rata-rata 100,00 %,

dengan outcome terselenggaranya administrasi operasional dan pemeliharaan

perkantoran sesuai yang diharapkan.

Meskipun serapan anggaran tidak mencapai 100%, namun semua kegiatan

dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Walaupun demikian, ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam pelaksanaan tugas

dan fungsi, yaitu antara lain penjadwalan kegiatan tidak tepat waktu sesuai perencanaan,

yang diakibatkan permasalahan teknis pencairan dana, dan ketidaksiapan daerah

penyelenggara. Keterbatasan waktu narasumber serta perbedaan paradigma di antara

peserta, juga menjadi salah satu permasalahan dalam kegiatan penyusunan NSPK,

karena dapat menghambat/memperlambat proses penyelesaian NSPK tersebut.

Dibandingkan tahun sebelumnya (tahun 2013), Pusat Inteligensia Kesehatan,

telah meningkatkan target kinerjanya dengan alokasi anggaran yang sedikit menurun,

karena adanya effisiensi. Namun, sama halnya dengan tahun 2013, target kinerja yang

telah ditetapkan, dapat tercapai sesuai dengan harapan.

Selama Periode RENSTRA 2010 – 2014, Pusat Inteligensia Kesehatan, selalu

meningkatkan target kinerjanya dari tahun ke tahun, terutama pada indikator yang kedua

dan ketiga. Demikian halnya dengan anggaran, Pusat Inteligesia Kesehatan mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun di tahun 2014 sedikit mengalami penurunan

dibandingkan tahun sebelumnya (tahun 2013).

Kinerja Pusat Inteligensia Kesehatan Selama periode RENSTRA 2010 – 2014,

adalah: 1) Menyusun Kebijakan, dalam bentuk Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria

(NSPK) sebanyak 36 (tiga puluh enam buah); 2) Melaksanakan penilaian inteligensia

terhadap 2.738 orang pejabat pusat dan daerah; dan 3) Sosialisasi, advokasi,

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - padk.kemkes.go.idpadk.kemkes.go.id/uploads/download/714143425872f6e708030133d534bd6e.pdf · - Sub Bidang Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif dan Sistem Persarafan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 - Pusat Inteligensia Kesehatan 63

pengembangan, dan penguatan 51 (lima puluh satu) Provinsi/Kab/Kota untuk dapat

melakukan pemeliharaan, peningkatan kemampuan dan penanggulangan masalah

inteligensia kesehatan.

Pusat Inteligensia Kesehatan, menggunakan anggarannya kurang dari 95% dari

anggaran yang dialokasikan setiap tahunnya. Kecuali Pada awal periode RENSTRA

2010 - 2014, yaitu tahun 2010, Pusat Inteligensia Kesehatan menggunakan anggarannya

> 95% (sebesar 95,99%). Pada tiga tahun berikutnya, realisasi anggaran kembali

menurun, yaitu rata-rata besaran anggaran yang digunakan hanya berkisar di bawah 85%

dari anggaran yang dialokasikan. Untuk tahun 2014, terjadi sedikit peningkatan realisasi

anggaran, yaitu menjadi sebesar 85,49%. Total anggaran yang dialokasikan untuk

pelaksanaan kegiatan kesehatan inteligensia selama periode RENSTRA 2010-2014,

adalah sebesar Rp. 81.850.918.000,-. Sedangkan realisasi anggarannya adalah sebesar

Rp. 70.217.423.308,- atau 85,79%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa,

untuk mencapai kinerja yang telah ditetapkan, Pusat Inteligensia Kesehatan telah mampu

menggunakan anggarannya dengan baik dan effisien.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Pusat Inteligensia Kesehatan telah

dapat merealisasikan program dan kegiatan tahun 2014. Keberhasilan yang telah dicapai

tahun 2014 ini, diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di masa

mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien, sedangkan segala

kekurangan yang menghambat tercapainya target dan kegiatan diharapkan dapat diatasi

sehingga tidak berdampak pada kinerja tahun 2014 serta tahun mendatang.