proposal demensia

21
PERNYATAAN PERSETUJUAN Penyuluhan dengan judul “Demensia“ ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa Di Rumah Sakit Islam Jiwa Klender. Jakarta, Desember 2014 Pembimbing 1

Upload: diah-dewi-anggraeni

Post on 27-Sep-2015

50 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Proposal Demensia Tugas

TRANSCRIPT

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Penyuluhan dengan judul Demensia ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa Di Rumah Sakit Islam Jiwa Klender.

Jakarta, Desember 2014

Pembimbing

Dr. Friendy AhdimarDAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN..................

1

DAFTAR ISI ........

2

SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMENSIA .........................

3BAB I PENDAHULUAN ..........................................

5BAB II PEMBAHASAN ...........

2.1 Definisi Demensia....................

6

2.2 Etiologi Demensia ..................................

6

2.3 Kriteria Derajat Demensia ..............................

6

2.4 Gejala Klinis Demensia ....................

7

2.5 Patofisiologi Demensia................................................................

82.6. Diagnosa Demensia....................................................................

112.7. Penatalaksanaan Demensia.........................................................

12BAB III KESIMPULAN...........

13DAFTAR PUSTAKA ...

14SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMENSIA

Pokok bahasan : Gangguan Mental Organik

Sub Pokok Bahasan:Demensia

Hari / tanggal :

Pukul:

Sasaran: Lansia, keluarga dan klien yang berobat di poliklinik dewasa RS Jiwa Islam, Klender

Jumlah peserta :Target 10-15 orang

Tempat : RS Jiwa Islam, Klender

A. Latar BelakangPada lansia akan terjadi proses penuaan, akan dialami oleh semua orang. Pada proses penuaan akan terjadi perubahan dan penurunan struktur dan fungsi tubuh. Salah satu yang terjadi adalah kemunduran fungsi kognitif yaitu demensia.

Demensia adalah kondisi keruntuhan kemampuan intelek yang progresif setelah mencapai pertumbuhan dan perkembangan tertinggi (umur 15 tahun) karena gangguan otak organik, diikuti keruntuhan perilaku dan kepribadian, dimanifestasikan dalam bentuk gangguan fungsi kognitif seperti memori, orientasi, rasa hati dan pembentukan pikiran konseptual.

Demensia bisa terjadi pada setiap umur, tetapi lebih banyak pada lanjut usia (5% untuk rentang umur 65-74 tahun dan 40% bagi yang berumur >85 tahun). Kebanyakan mereka dirawat dalam panti dan menempati sejumlah 50% tempat tidur.

Oleh karena itu, penyuluhan ini diberikan untuk dapat memberikan informasi tentang demensia kepada setiap orang, baik berupa gejala dan faktor penyebabnya.B. Tujuan UmumSetelah dilakukan penyuluhan, peserta mampu memahami tentang demensia secara umum.

C. Tujuan Khusus PenyuluhanPeserta dapat menyebutkan dan mengerti tentang :

1.Pengertian Demensia

2.Penyebab Demensia

3.Gejala klinis Demensia

D.Materi (terlampir)1 Pengertian demensia2 Penyebab demensia3 Jenis demensia

4 Patofisiologi Demensia5 Diagnosis Demensia6 Penatalaksanaan pada Demensia

E.Kegiatan Proses Penyuluhan

NoKEGIATAN PENYULUHANKEGIATAN PESERTAWAKTU

1.Tahap Pembukaan :

a.Memberi salam

b.Memperkenalkan diri

a. Menjawab salam,

b. mendengarkan dan memperhatikan.2 menit

2.Tahap Pelaksanaan

a. Menggali pengetahuan peserta tentang pengertian demensia

b.Memberikan informasi mengenai pengertian, faktor penyebab, gejala klinis dan pencegahan pada demensia.

c.Memberi kesempatan pada peserta untuk bertanya

d. Menjawab pertanyaan

a. Memperhatikan dan mengemukakan pendapat mengenai demensia.

b. Mendengarkan dan memperhatikan informasi tentang demensia.

c. Mengajukan pertanyaan

d. Mendengarkan dan memperhatikan30 menit

3.Tahap Penutupan

a.Menyimpulkan materi informasi mengenai demensia.

b.Menutup penyuluhan dan memberikan salam

a.Bersama penyuluh menyimpulkan materi

b.Menjawab salam10 menit

F.Media dan Alat1.Power point

2.LeafletBAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.

Demensia bukanlah suatu penyakit yang spesifik. Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan kumpulan gejala yang bisa disebabkan oleh berbagai kelainan yang mempengaruhi otak. Seorang penderita demensia memiliki fungsi intelektual yang terganggu dan menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari maupun hubungan dengan orang sekitarnya. Penderita demensia juga kehilangan kemampuan untuk memecahkan masalah, mengontrol emosi, dan bahkan bisa mengalami perubahan kepribadian dan masalah tingkah laku seperti mudah marah dan berhalusinasi. (Turana, 2006).

Menurut laporan Access Economics (2006), pada tahun 2005 penderita demensia di kawasan Asia Pasifik berjumlah 13,7 juta orang dan diperkirakan menjelang tahun 2050 jumlah ini akan meningkat menjadi 64,6 juta orang. Prevalensi demensia di Indonesia pada tahun 2005 sebanyak 191.400 orang dan diperkirakan pada tahun 2020, diperkirakan sebanyak 314.100 orang akan mengalami demensia (Access Economics, 2006).

Penyakit demensia menyerang usia manula, bertambahnya usia maka makin besar peluang menderita penyakit demensia. Peningkatan angka kejadian dan prevalensi kasus demensia mengikuti meningkatnya usia seseorang setelah lewat usia 60 tahun. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik. Perubahan fisik dan tingkahlaku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanley, 2007).B.Tujuan

Tujuan penulisan ini untuk melengkapi tugas di kepaniteraan ilmu Psikiatri Psikiatri RS Jiwa Islam Kelender Jakarta Timur .Dengan adanya ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang Demensia terhadap ilmu kedokteran.BAB IIPEMBAHASANDEMENSIAA. Definisi

Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari. Demensia merupakan keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2008). Sementara itu menurut Lumbantobing (1995) demensia adalah himpunan gejala penurunan fungsi intelektual, umumnya ditandai terganggunya minimal tiga fungsi yakni bahasa, memori, visuospasial, dan emosional.

B. Etiologi

1.Intoksikasi (obat, termasuk alkohol)

2.Infeksi susunan saraf pusat

3.Gangguan metabolik

4.Gangguan nutrisi

5.Gangguan vesikuler (dimentia nulti-infrak)

6.Lesi desak ruang

7.Hidrosefalus bertekanan normal

8.Depresi (pseudo-dinentia defrensif)

Penyakit degeneratif progresif, seperti :

a.Penyakit alzheimer

b.Penyakit dick

c.Penyakit parkinson

d.Penyakit hantinton

e.Kelumpuhan supranuklear progresif

f.Penyakit degeneratif lainC. Kriteria derajat demensia

Stadium Awal

Perhatian yang agak berkurang terhadap penampilan dan sikap sosial

Pelupa yang samar ( mengandalkan jadwal untuk aktifitas sehari-hari

Perubahan kepribadian

Stadium Menengah

Pasien, keluarga, dan dokter sadar akan adanya kerusakan kognitif

Gangguan ingatan jangka pendek ( kesukaran orientasi

Gangguan ingatan jangka panjang

Stadium Akhir

Gangguan mendalam dari memori

Kepribadian pasien hilang digantikan oleh waham paranoid

Inkontinensia urin dan tinja

Apraksia

Agnosia

Afasia

D. Gejala Klinis Tanda-Tanda dari demensia menurut mitrakeluarga demensia (2008) antara lain :

Bicara tidak nyambung

Daya ingat menurun

Pengetahuan tentang diri dan lingkungan menurun

Emosi labil ( cepat marah dan cepat berubah)Dengan bertambahnya usia, kemampuan memori menurun secara wajar. Ciri-ciri mudah lupa antara lain :

Mudah lupa nama benda, nama orang dan sebagainya

Terdapat gangguan dalam mengingat kembali atau recall

Terdapat gangguan dalam mengambil kembali informasi yang telah tersimpan dalam memori

Tidak ada gangguan dalam mengenal kembali sesuatu, apabila diberi isyarat.

Lebih sering menjabarkan bentuk atau fungsi daripada menyebutkan namanya.Gejala demensia menurut Christopher ( 2002) yaitu :

1. Kehilangan ingatanGejala ini merupakan gejala umum dari demensia, dan ingatan mengenai kejadian-kejadian baru yang pertama-tama terkena dampaknya. Kemampuan untuk menyimpan informasi baru mengalami kemunduran karena perubahan dalam otak yang terjadi.2. Disorientasi

Hilangnya kemampuan untuk mengarahkan diri pada tujuan atau waktu tertentu. Banyak penderita demensia menunjukkan tanda disorientasi, dimana mereka berada dan kadang keluyuran keluar rumah dan tersesat.

3. Perubahan kepribadian dan perilaku

Kepribadian pada sebagian penderita tampak tetap sama tapi yang lainnya menunjukkan perubahan yang menyolok. Penarikan diri secara sosial dan hilangnya minat terhadap kegiatan merupakan hal biasa. Mereka cenderung menjadi pendengki dan cemas.4. Kehilangan kemampuan praktis

Sulit berkonsentrasi adalah salah satu ciri demensia. Para penderita mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan yang sebelumnya dapat dilakukan dengan mudah.5. Kesulitan berkomunikasiPada tahap awal demensia orang mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat untuk diucapkan. Kemampuan nonverbal seperti sentuhan dan ekspresi wajah sangat penting untuk merawat orang yang mengalami demensia.Pada umumnya gejala yang tampak pada demensia yaitu :

Terganggunya fungsi daya ingat yang makin berat terutama daya ingat jangka pendek.ingatan masa lalu masih tetep baik dan bertahap. Terganggunya fungsi berpikir antara lain: afasia, apraksia, aknosia, atau gangguan

fungsi eksekutif. Penurunan fungsi daya ingat dan daya pikir menimbulkan gangguan fungsi kehidupan

sehari-hari. Makin lama gangguan yang terjadi semakin berat

(Sumber : (http://www.e-psikologi.com/gangguan psikologi dan perilaku pada dimensia, 2002) E. Patofisiologi Begitu banyak faktor penyebab terjadinya demensia pada berbagai penyakit yang telah disebut di atas. Apapun sebabnya, semuanya menyebabkan perubahan psyco neurokimiawi di otak.

Faktor-faktor gangguan regulasi DNA, neural reserve capacity untuk CNS performance yang exhausted, dan gangguan supply energi untuk metabolisme CNS dapat menyebabkan penurunan glycolitik yang kemudian berturut turut mengakibatkan penurunan sintesa Acetyl CO enzim A yang penting untuk sintesa Acetil Choline, penurunan aktifitas Cholin Asetiltransferase di kortek hipokampus, maka akibatnya terjadi penurunan kadar aktifitas kholinergik sehingga menyebabkan demensia.

Pada penelitian terbukti bahwa, penurunan kadar Cholin Asetiltransferase mempunyai korelasi langsung dengan hasil test mental score / aktifitas intelektual yang menurun dan juga peninggian jumlah plague senille. Aktifitas kholinergik bersumber terutama pada basal fortebrain nucleus of mainert, locus ceruleus, dan dorsal raphe nuclei.

Secara ringkas bahwa proses demensia adalah terjadinya perubahan neurokimiawi berupa pengurangan neurotransmitter klasik diantaranya :

Asetil kolin Noradrenalin dan metabolitnya Dopamin

Pengurangan amino acid neurotransmitter : Glu., Gly., GABA Pengurangan enzimenzim : AchE, DOPA decarboksilase, GAD, CAT Pengurangan neuropeptide : somatostatin, dan lain-lain.Khusus pada Alzheimer disease disamping yang tersebut di atas, kemungkinan penyebab lain yang ikut berperan adalah adanya efek genetik (serineprotease inhibitor) sehubungan dengan deposit A4 amyloid peptide pada kromosom 21 sehingga menyebabkan pembentukan neurofibrillary tangles dan senile plaque dan granulofacuolar degenerasi lebih dini.Proses fisiologis seperti halnya timbulnya katarak senilis, osteoporosis, alopesia, rontoknya gigi, gangguan pendengaran, gangguan seksual tidaklah selalu paralel dengan timbulnya demensia senilis.

Usia 65 tahun keatas selsel otak berangsur ada yang mati dan jumlahnya berkurang, otak menjadi lebih atrofi, sulcus menjadi lebih lebar, dan ventrikiel melebar. Yang penting perlu dijaga jangan sampai mempunyai faktor resiko penyakit vaskular ataupun metabolisme yang bisa mengganggu suplai energi dan metabolisme otak seperti yang diterangkan di atas.

Demensia Tipe Alzeimer

Dari semua pasien dengan demensia, 50-60% memeiliki demensia tipe ini. Orang yang pertama kali mendefinisikan penyakit ini adalah Allois Alzheimer sekitar tahun 1910. demensia ini ditandai dengan gejala : Penurunan fungsi kognitif dengan onset bertahap dan progresif. Daya ingat terganggu, ditemukan adanya: afasia, apraksia, agnosia, gangguan fungsi eksekutif. Tidak mampu mempelajari atau mengingat informasi baru.

Perubahan kepribadian (depresi, obsesitif, kecurigaan).

Kehilangan inisiatif.Faktor resiko penyakit Alzheimer :

Riwayat demensia dalam keluarga. Sindrom down. Umur lanjut. Apolipoprotein, E4. Faktor yang memberikan perlindungan terhadap Alzheimer :

Apolipoprotein E, alel 2 Antioksidan Penggunaan estrogen pasca menopause ( pada demensia tipe ini lebih sering pada wanita ) NSAIDDemensia pada penyakit Alzheimer belum diketahui secara pasti penyebabnya, walaupun pemeriksaan neuropatologi dan biokimiawi post mortem ditemukan lost selective neuron kolinergik yang strukturnya dan bentuk fungsinya juga terjadi perubahan.

Pada makroskopik : penurunan volume girus pada lobus frontalis dan temporal Pada mikroskopik : plaque senilis dan serabut neurofibrilarisKerusakan dari neuron menyebabkan penurunan jumlah neurotransmitter. Hal ini sangat mempengaruhi aktifitas fisiologis otak. Tiga neurotransmitter yang biasanya terganggu pada Alzheimer adalah Asetil kolin, Serotonin, dan Norephinefrine. Pada penyakit ini diperkirakan adanya interaksi antara genetic dan lingkungan yang merupakan factor pencetus. Selain ini dapat berupa trauma kepala dan rendahnya tingkat pendidikan.

Tabel 1. Stadium Penyakit Alzheimer Berdasarkan Beratnya Deteorisasi Intelektual

STADIUM I(Amnesia)Stadium II (Bingung)Stadium III

(Akhir)

Berlangsung 2-4 tahun Amnesia menonjol

Gangguan :

Diskalkulis

Memori jangka

penuh.

Perubahan emosi

ringan.

Memori jangka panjang baik.

Keluarga biasanya tidak terganggu. Berlangsung 2-10 tahun Kemunduran aspek fungsi luhur (apraksia, afasia, agnosia, disorientasi)

- Agresif

-Salah mengenali keluarga Setelah 6-12 tahun Memori dan intelektual lebih terganggu

-Akinetik

-Membisu

-Inkontinensia urin dan inkontinensia alvi

-Gangguan berjalan

F. Diagnosa Pedoman diagnostik demensia Alzheimer menurut PPDGJ III :

Terdapat gejala demensia secara umum. Onset bertahap dengan perkembangan lambat tidak ada bukti klinis dan pemeriksaan yang mendukung adanya penyakit otak atau sistemik yang dapat menyebabkan demensia. Tidak ada serangan atau gejala neurologik kerusakan otak fokal. Pedoman diagnostik menurut WHO (ICD X) : Lupa kejadian yang baru saja dialami Kesulitan dalam melakukan kegiatan seharihari Kesulitan dalam berbahasa Disorientasi waktu dan tempat Tidak mampu membuat pertimbangan dan keputusan yang tepat Kesulitan berfikir abstrak Salah menaruh barang Perubahan suasana hati Peubahan perilku atau kepribadian Kehilangan inisiatif

G. Penatalaksanaan Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Pengobatan atau pencegahan hanya dalam bentuk paliatif, seperti nutrisi tepat, latihan, pengawasan aktifitas, selain itu bisa diberikan obat Memantine (N metil) 25 mg/hari, Propanolol (Inderal), Haloperidol, dan penghambat Dopamin potensi tinggi untuk kendali gangguan perilaku akut. Selain itu diberikan Tirasine Hidrokloride (inhibitor Asetil kolin esterase ) untuk gangguan kognitif dan fungsionalnya.

Pencegahan antara lain, bagaiman cara kita lebih awal untuk mendeteksi Alzheimer disease serta memperkirakan siap yang mempunyai faktor resiko terkena penyakit ini sehingga dapat dicegah lebih awal. Pencegah dapat juga perubahan daya hidup (diet, kegiatan olahraga, aktivitas mental).Tujuan penanganan Alzheimer :

Mempertahankan kualitas hidup yang normal. Memperlambatan perburukan. Membantu keluarga yang merawat dengan memberi informasi yang tepat. Menghadapi kenyataan penyakit secara realita.BAB IV

KESIMPULAN

Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi kehidupan sehari-hari. Umumnya penderita Demensia berusia 50-60 tahun, 5% terjadi pada usia 65 tahun, 20 % terjadi pada usia 80 tahun. Sedangkan penyebabnya, sebagian besar disebabkan oleh penyakit Alzheimer, MID, penyakit Pick Creutzfeldt Jakob, Huntington, Parkinson, infeksi, AIDS, dan trauma kepala. Penderita Demensia dapat juga digolongkan dalam beberapa stadium menurut gejala klinis yaitu stadium awal, stadium menengah dan stadium lanjutan. Dalam penatalaksanaannya dapat berupa terapi suportif maupun farmakologi.DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muhammad. 2004. Catatan Kuliah Neuropsikiatri : Demensia. Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Muhammadiyah : Jakarta

Darmodjo, boedhi. 1999. Buku Ajar Geriartri Edisi 3. Balai penerbit FKUI : Jakarta

Depkes RI Direktorat Pelayanan Medik. 1993. PPDGJ III. Depkes : Jakarta

Gauze, Barry. 1997. Buku saku Psikiatri. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta

Kaplan, Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri Edisi 7. EGC : Jakarta

Lisal, Toni. 2004. Catatan kuliah Neuropsikiatri : Gangguan Mental Organik. Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin : Makassar

2