konsep demensia

23
KONSEP DEMENSIA ALZHEIMER Pengertian Demensia Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi aktifitas sehari- hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom) yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non-disruptive) (Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998). Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku. Demensia adalah satu penyakit yang melibatkan sel- sel otak yang mati secar abnormal.Hanya satu terminologi yang digunakan untuk menerangkan penyakit otak degeneratif yang progresif. Daya ingatan, pemikiran, tingkah laku dan emosi terjejas bila mengalami demensia. Penyakit ini boleh dialami oleh semua orang dari berbagai latarbelakang pendidikan mahupun kebudayaan. Walaupun tidak terdapat sebarang rawatan untuk demensia, namun rawatan untuk menangani gejala-gejala boleh diperolehi. Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian. Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan hancurnya sel- sel otak. Tetapi demensia biasanya timbul secara perlahan dan menyerang usia diatas 60 tahun. Namun demensia bukan merupakan bagian dari

Upload: itsoke

Post on 21-Jan-2016

63 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

pdf

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Demensia

KONSEP DEMENSIA ALZHEIMER

Pengertian Demensia

Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom) yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non-disruptive) (Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998). Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkankumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku.

Demensia adalah satu penyakit yang melibatkan sel-sel otak yang mati secar abnormal.Hanya satu terminologi yang digunakan untuk menerangkan penyakit otak degeneratif yang progresif. Daya ingatan, pemikiran, tingkah laku dan emosi terjejas bila mengalami demensia. Penyakit ini boleh dialami oleh semua orang dari berbagai latarbelakang pendidikan mahupun kebudayaan. Walaupun tidak terdapat sebarang rawatan untuk demensia, namun rawatan untuk menangani gejala-gejala boleh diperolehi.

Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemundurankepribadian.Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan hancurnya sel-sel otak. Tetapi demensia biasanya timbul secara perlahan dan menyerang usia diatas 60tahun. Namun demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Sejalan dengan bertambahnya umur, maka perubahan di dalam otak bisamenyebabkan hilangnya beberapa ingatan (terutama ingatan jangka pendek) danpenurunan beberapa kemampuan belajar. Perubahan normal ini tidakmempengaruhi fungsi.

Lupa pada usia lanjut bukan merupakan pertanda dari demensia maupun penyakitAlzheimer stadium awal.Demensia merupakan penurunan kemampuan mental yang lebih serius, yangmakin lama makin parah.Pada penuaan normal, seseorang bisa lupa akan hal-hal yang detil; tetapipenderita demensia bisa lupa akan keseluruhan peristiwa yang baru saja terjadi.

Page 2: Konsep Demensia

Epidemiologi

Laporan Departemen Kesehatan tahun 1998, populasi usia lanjut diatas 60 tahun adalah 7,2 % (populasi usia lanjut kurang lebih 15 juta). peningkatan angka kejadian kasus demensia berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup suatu populasi . Kira-kira 5 % usia lanjut 65 – 70 tahun menderita demensia dan meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada usia diatas 85 tahun. Pada negara industri kasus demensia 0.5 –1.0 % dan di Amerika jumlah demensia pada usia lanjut 10 – 15% atau sekitar 3 – 4 juta orang. Demensia terbagi menjadi dua yakni Demensia Alzheimer dan Demensia Vaskuler. Demensia Alzheimer merupakan kasus demensia terbanyak di Negara maju Amerika dan Eropa sekitar 50-70%. Demensia vaskuler penyebab kedua sekitar 15-20% sisanya 15- 35% disebabkan demensia lainnya. Di Jepang dan Cina demensia vaskuler 50 – 60 % dan 30 – 40 % demensia akibat penyakit Alzheimer.

Klasifikasi

Menurut Umur:

Demensia senilis (>65th)

Demensia prasenilis (<65th)

Menurut perjalanan penyakit:

Reversibel

Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit B

Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb

Menurut kerusakan struktur otak

Tipe Alzheimer

Tipe non-Alzheimer

Demensia vaskular

Demensia Jisim Lewy (Lewy Body dementia)

Demensia Lobus frontal-temporal

Demensia terkait dengan SIDA(HIV-AIDS)

Morbus Parkinson

Morbus Huntington

Morbus Pick

Page 3: Konsep Demensia

Morbus Jakob-Creutzfeldt

Sindrom Gerstmann-Sträussler-Scheinker

Prion disease

Palsi Supranuklear progresif

Multiple sklerosis

Neurosifilis

Tipe campuran

Menurut sifat klinis:

Demensia proprius

Pseudo-demensia

Etiologi Demensia

Disebutkan dalam sebuah literatur bahwa penyakit yang dapat menyebabkantimbulnya gejala demensia ada sejumlah tujuh puluh lima. Beberapa penyakitdapat disembuhkan sementara sebagian besar tidak dapat disembuhkan (Mace,N.L. & Rabins, P.V. 2006). Sebagian besar peneliti dalam risetnya sepakat bahwapenyebab utama dari gejala demensia adalah penyakit Alzheimer, penyakitvascular (pembuluh darah), demensia Lewy body, demensia frontotemporal dansepuluh persen diantaranya disebabkan oleh penyakit lain.

Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah penyakitAlzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehinggamembuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya(Grayson, C. 2004). Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori,kemampuan membuat keputusan dan juga penurunan proses berpikir.

Gejala Klinis

Ada dua tipe demensia yang paling banyak ditemukan, yaitu tipe Alzheimer dan

Vaskuler.

Demensia Alzheimer

Gejala klinis demensia Alzheimer merupakan kumpulan gejala demensia akibatgangguan neuro degenaratif (penuaan saraf) yang berlangsung progresif lambat,dimana akibat proses degenaratif menyebabkan kematian sel-sel otak yangmassif. Kematian sel-sel otak ini baru menimbulkan gejala klinis dalam kurunwaktu 30 tahun. Awalnya ditemukan gejala mudah lupa (forgetfulness) yang

Page 4: Konsep Demensia

menyebabkan penderita tidak mampu menyebut kata yang benar, berlanjutdengan kesulitan mengenal benda dan akhirnya tidak mampu menggunakanbarang-barang sekalipun yang termudah. Hal ini disebabkan adanya gangguankognitif sehingga timbul gejala neuropsikiatrik seperti, Wahan (curiga, sampaimenuduh ada yang mencuri barangnya), halusinasi pendengaran ataupenglihatan, agitasi (gelisah, mengacau), depresi, gangguan tidur, nafsu makandan gangguan aktifitas psikomotor, berkelana.Stadium demensia Alzheimer terbagi atas 3 stadium, yaitu :Stadium IBerlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala gangguanmemori, berhitung dan aktifitas spontan menurun. “Fungsi memori yang tergangguadalah memori baru atau lupa hal baru yang dialamiStadium IIBerlangsung selama 2-10 tahun, dan disebutr stadium demensia. Gejalanyaantara lain,Disorientasigangguan bahasa (afasia)

penderita mudah bingungpenurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukankegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudahmelakukan suatu tindakan sehingga mengulanginya lagi.Dan ada gangguan visuospasial, menyebabkan penderita mudah tersesat dilingkungannya, depresi berat prevalensinya 15-20%,”.Stadium III Stadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun.Gejalaklinisnya antara lain:Penderita menjadi vegetatiftidak bergerak dan membisudaya intelektual serta memori memburuk sehingga tidak mengenal keluarganyasendiritidak bisa mengendalikan buang air besar/ kecilkegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan ornag lainkematian terjadi akibat infeksi atau trauma

Demensia Vaskuler

Untuk gejala klinis demensia tipe Vaskuler, disebabkan oleh gangguan sirkulasidarah di otak. “Dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibatterjadinya demensia,”. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibatgangguan sirkulasi darah otak, sehingga depresi itu dapat didiuga sebagaidemensia vaskuler. Gejala depresi lebih sering dijumpai pada demensia vaskulerdaripada Alzheimer. Hal ini disebabkan karena kemampuan penilaian terhadap

Page 5: Konsep Demensia

dirisendiri dan respos emosi tetap stabil pada demensia vaskuler.

Dibawah ini merupakan klasifikasi penyebab demensia vaskuker, diantaranya:

Kelainan sebagai penyebab Demensia :

penyakit degenaratif

penyakit serebrovaskuler

keadaan anoksi/ cardiac arrest, gagal jantung, intioksi CO

trauma otak

infeksi (Aids, ensefalitis, sifilis)

Hidrosefaulus normotensif

Tumor primer atau metastasis Autoimun, vaskulitif Multiple sclerosis Toksik kelainan lain : Epilepsi, stress mental, heat stroke, whipple disease

Kelainan/ keadaan yang dapat menampilkan demensi

Gangguan psiatrik :

DepresiAnxietasPsikosis

Obat-obatan :

PsikofarmakaAntiaritmiaAntihipertensiAntikonvulsanDigitalis

Gangguan nutrisi:

Defisiensi B6 (Pelagra)Defisiensi B12Defisiensi asam folatMarchiava-bignami diseaseGangguan metabolisme :Hiper/hipotiroidiHiperkalsemiaHiper/hiponatremia

Page 6: Konsep Demensia

HiopoglikemiaHiperlipidemiaHipercapniaGagal ginjalSindromk CushingAddison’s disesseHippotituitariaEfek remote penyakit kanker

Tanda dan Gejala Demensia

Hal yang menarik dari gejala penderita demensia adalah adanya perubahankepribadian dan tingkah laku sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari..Penderita yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah Lansia dengan usia enampuluh lima tahun keatas. Lansia penderita demensia tidak memperlihatkan gejalayang menonjol pada tahap awal, mereka sebagaimana Lansia pada umumnyamengalami proses penuaan dan degeneratif. Kejanggalan awal dirasakan olehpenderita itu sendiri, mereka sulit mengingat nama cucu mereka atau lupameletakkan suatu barang.Mereka sering kali menutup-nutupi hal tersebut dan meyakinkan diri sendiri bahwaitu adalah hal yang biasa pada usia mereka. Kejanggalan berikutnya mulaidirasakan oleh orang-orang terdekat yang tinggal bersama, mereka merasakhawatir terhadap penurunan daya ingat yang semakin menjadi, namun sekali lagikeluarga merasa bahwa mungkin Lansia kelelahan dan perlu lebih banyakistirahat. Mereka belum mencurigai adanya sebuah masalah besar di balikpenurunan daya ingat yang dialami oleh orang tua mereka.Gejala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi pada Lansia,mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Kondisi seperti inidapat saja diikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan memperparahkondisi Lansia. Pada saat ini mungkin saja Lansia menjadi sangat ketakutanbahkan sampai berhalusinasi. Di sinilah keluarga membawa Lansia penderitademensia ke rumah sakit di mana demensia bukanlah menjadi hal utama fokuspemeriksaan.Seringkali demensia luput dari pemeriksaan dan tidak terkaji oleh tim kesehatan.Tidak semua tenaga kesehatan memiliki kemampuan untuk dapat mengkaji danmengenali gejala demensia. Mengkaji dan mendiagnosa demensia bukanlah halyang mudah dan cepat, perlu waktu yang panjang sebelum memastikanseseorang positif menderita demensia. Setidaknya ada lima jenis pemeriksaanpenting yang harus dilakukan, mulai dari pengkajian latar belakang individu,pemeriksaan fisik, pengkajian syaraf, pengkajian status mental dan sebagaipenunjang perlu dilakukan juga tes laboratorium.

Page 7: Konsep Demensia

Pada tahap lanjut demensia memunculkan perubahan tingkah laku yang semakinmengkhawatirkan, sehingga perlu sekali bagi keluarga memahami dengan baikperubahan tingkah laku yang dialami oleh Lansia penderita demensia.Pemahaman perubahan tingkah laku pada demensia dapat memunculkan sikapempati yang sangat dibutuhkan oleh para anggota keluarga yang harus dengansabar merawat mereka. Perubahan tingkah laku (Behavioral symptom) yang dapatterjadi pada Lansia penderita demensia di antaranya adalah delusi, halusinasi,depresi, kerusakan fungsi tubuh, cemas, disorientasi spasial, ketidakmampuanmelakukan tindakan yang berarti, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harisecara mandiri, melawan, marah, agitasi, apatis, dan kabur dari tempat tinggal(Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998).Secara umum tanda dan gejala demensia adalah sbb:Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, “lupa”menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun,tempat penderita demensia beradaPenurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar,menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata ataucerita yang sama berkali-kaliEkspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuahdrama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasatakut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengertimengapa perasaan-perasaan tersebut muncul.Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah

Diagnosis

Diagnosis difokuskan pada hal-hal berikut ini:Pembedaan antara delirium dan demensiaBagian otak yang terkenaPenyebab yang potensial reversibelPerlu pembedaan dan depresi (ini bisa diobati relatif mudah)Pemeriksaan untuk mengingat 3 benda yg disebutMengelompokkan benda, hewan dan alat dengan susah payahPemeriksaan laboratonium, pemeriksaan EECPencitraan otak amat penting CT atau MRI

Peran KeluargaKeluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan lansia penderitademensia yang tinggal di rumah. Hidup bersama dengan penderita demensiabukan hal yang mudah, tapi perlu kesiapan khusus baik secara mental maupunlingkungan sekitar. Pada tahap awal demensia penderita dapat secara aktif

Page 8: Konsep Demensia

dilibatkan dalam proses perawatan dirinya. Membuat catatan kegiatan sehari-haridan minum obat secara teratur. Ini sangat membantu dalam menekan lajukemunduran kognitif yang akan dialami penderita demensia.Keluarga tidak berarti harus membantu semua kebutuhan harian Lansia, sehinggaLansia cenderung diam dan bergantung pada lingkungan. Seluruh anggotakeluargapun diharapkan aktif dalam membantu Lansia agar dapat seoptimalmungkin melakukan aktifitas sehari-harinya secara mandiri dengan aman.Melakukan aktivitas sehari-hari secara rutin sebagaimana pada umumnya Lansiatanpa demensia dapat mengurangi depresi yang dialami Lansia penderitademensia.Merawat penderita dengan demensia memang penuh dengan dilema, walaupunsetiap hari selama hampir 24 jam kita mengurus mereka, mungkin mereka tidakakan pernah mengenal dan mengingat siapa kita, bahkan tidak ada ucapan terimakasih setelah apa yang kita lakukan untuk mereka. Kesabaran adalah sebuahtuntutan dalam merawat anggota keluarga yang menderita demensia.Tanamkanlah dalam hati bahwa penderita demensia tidak mengetahui apa yangterjadi pada dirinya. Merekapun berusaha dengan keras untuk melawan gejalayang muncul akibat demensia.Saling menguatkan sesama anggota keluarga dan selalu meluangkan waktu untukdiri sendiri beristirahat dan bersosialisasi dengan teman-teman lain dapatmenghindarkan stress yang dapat dialami oleh anggota keluarga yang merawatLansia dengan demensia.Tingkah Laku LansiaPada suatu waktu Lansia dengan demensia dapat terbangun dari tidur malamnyadan panik karena tidak mengetahui berada di mana, berteriak-teriak dan sulituntuk ditenangkan. Untuk mangatasi hal ini keluarga perlu membuat Lansia rileksdan aman. Yakinkan bahwa mereka berada di tempat yang aman dan bersamadengan orang-orang yang menyayanginya. Duduklah bersama dalam jarak yangdekat, genggam tangan Lansia, tunjukkan sikap dewasa dan menenangkan.

Berikan minuman hangat untuk menenangkan dan bantu lansia untuk tidurkembali.Lansia dengan demensia melakukan sesuatu yang kadang mereka sendiri tidakmemahaminya. Tindakan tersebut dapat saja membahayakan dirinya sendirimaupun orang lain. Mereka dapat saja menyalakan kompor dan meninggalkannyabegitu saja. Mereka juga merasa mampu mengemudikan kendaraan dan tersesatatau mungkin mengalami kecelakaan. Memakai pakaian yang tidak sesuai kondisiatau menggunakan pakaian berlapis-lapis pada suhu yang panas.Seperti layaknya anak kecil terkadang Lansia dengan demensia bertanya sesuatu

Page 9: Konsep Demensia

yang sama berulang kali walaupun sudah kita jawab, tapi terus saja pertanyaanyang sama disampaikan. Menciptakan lingkungan yang aman seperti tidakmenaruh benda tajam sembarang tempat, menaruh kunci kendaraan ditempatyang tidak diketahui oleh Lansia, memberikan pengaman tambahan pada pintudan jendela untuk menghindari Lansia kabur adalah hal yang dapat dilakukankeluarga yang merawat Lansia dengan demensia di rumahnya.Pencegahan & Perawatan DemensiaHal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensiadiantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasamengoptimalkan fungsi otak,seperti :Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol danzat adiktif yang berlebihanMembaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan setiaphari.Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktifKegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang memilikipersamaan minat atau hobiMengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalamkehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LANSIA DENGAN DEMENSIA

Masalah demensia sering terjadi pada pasien lansia yang berumur diatas 60 tahundan sampai saat ini diperkirakan kurang lebih 500.000 penduduk indonesiamengalami demensia dengan berbagai penyebab, yang salah satu diantaranyaadalah alzeimer.Berdasarkan hasil pengkajian pada daerah paska bencana alam tsunami ternyataditemukan kasus lansia dengan alzeimer.

Pengkajian

Demensia adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunankemampuan daya ingat dan daya pikir tanpa adanya penurunan fungsi kesadaran.Berdasarkan beberapa hasil penelitian, diperoleh data bahwa demensia seringterjadi pada usia lanjut yang telah berumur di atas 60 tahun. Sampai saat inidiperkirakan sekitar 500.000 penderita demensia di indonesia.

Tanda dan Gejala

Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hariPelupaSering mengulang kata-kata

Page 10: Konsep Demensia

Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makanCepat marah dan sulit di atur.Kehilangan daya ingatkesulitan belajar dan mengingat informasi barukurang konsentrasikurang kebersihan diriRentan terhadap kecelakaan: jatuhMudah terangsangTremorKurang koordinasi gerakan.

Cara melakukan pengkajian

Membina hubunga saling percaya dengan klien lansia

Untuk melakukan pengkajian pada lansia dengan demensia, pertama-tamasaudara harus membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia.Untuk dapat membina hubungan saling percaya, dapat dilakukan hal-hal sebagaiberikut:Selalu mengucapkan salam kepada pasien seperti: selamat pagi / siang / sore /malam atau sesuai dengan konteks agama pasien.Perkenalkan nama saudara (nama panggilan) saudara, termasuk menyampaikanbahwa saudara adalah perawat yang akan merawat pasien.Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya.Jelaskan tujuan saudara merawat pasien dan aktivitas yang akan dilakukan.Jelaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan dan berapa lama aktivitastersebut.

Bersikap empati dengan cara:

Duduk bersama klien, melakukan kontak mata, beri sentuhan dan menunjukkanperhatianBicara lambat, sederhana dan beri waktu klien untuk berpikir dan menjawabPerawat mempunyai harapan bahwa klien akan lebih baikBersikap hangat, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada klien.Gunakan kalimat yang singkat, jelas, sederhana dan mudah dimengerti (hindaripenggunaan kata atau kalimat jargon)Bicara lambat , ucapkan kata atau kalimat yang jelas dan jika betranya tunggurespon pasienTanya satu pertanyaan setiap kali bertanya dan ulang pertanyaan dengan kata-kata yang sama.Volume suara ditingkatkan jika ada gangguan pendengaran, jika volumeditingkatkan, nada harus direndahkan.Sikap komunikasi verbal disertai dengan non verbal yang baikSikap berkomunikasi harus berhadapan, pertahankan kontak mata, relaks danterbuka

Page 11: Konsep Demensia

Ciptakan lingkungan yang terapeutik pada saat berkomunikasi dengan klien:• Tidak berisik atau ribut• Ruangan nyaman, cahaya dan ventilasi cukup• Jarak disesuaikan, untuk meminalkan gangguan.

Mengkaji pasien lansia dengan demensia Untuk mengkaji pasien lansia dengandemensia, saudara dapat menggunakan tehnik mengobservasi prilaku pasien danwawancara langsung kepada pasien dan keluarganya. Observasi yang saudaralakukan terutama untuk mengkaji data objective demensia. Ketika mengobservasiprilaku pasien untuk tanda-tanda seperti:

Kurang konsentrasi

Kurang kebersihan diri

Rentan terhadap kecelakaan: jatuh

Tidak mengenal waktu, tempat dan orang

Tremor

Kurang kordinasi gerak

Aktiftas terbatas

Sering mengulang kata-kata.

Berikut ini adalah aspek psikososial yang perlu dikaji oleh perawat : apakah lansiamengalami kebingungan, kecemasan, menunjukkan afek yang labil, datar atautidak sesuai.Bila data tersebut saudara peroleh, data subjective didapatkan melaluiwawancara:

Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka

ditetapkan diagnosa keperawatan:

Gangguan Proses PikirRisiko Cedera: jatuhTindakan KeperawatanDiagnosa I “Lansia depresi dengan gangguan proses pikir; pikun/pelupa.”Tindakan keperawatan untuk pasien:Tujuan agar pasien mampu:a. Mengenal/berorientasi terhadap waktu orang dan temapatb. Meklakukan aktiftas sehari-hari secara optimal.Tindakan

Page 12: Konsep Demensia

Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik pribadinya misalnyatempat tidur, lemari, pakaian dll.Beri kesempatan kepada pasien untuk mengenal waktu dengan menggunakanjam besar, kalender yang mempunyai lembar perhari dengan tulisan besar.Beri kesempatan kepada pasien untuk menyebutkan namanya dan anggotakeluarga terdekatBeri kesempatan kepada klien untuk mengenal dimana dia berada.Berikan pujian jika pasien bila pasien dapat menjawab dengan benar.Observasi kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas sehari-hariBeri kesempatan kepada pasien untuk memilih aktifitas yang dapat dilakukannya.Bantu pasien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilihnyaBeri pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya.Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya.Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.Tindakan untuk keluargaTujuanKeluarga mampu mengorientasikan pasien terhadap waktu, orang dan tempatMenyediakan saran yang dibutuhkan pasien untuk melakukan orientasi realitasMembantu pasien dalam melakukan aktiftas sehari-hari.TindakanDiskusikan dengan keluarga cara-cara mengorientasikan waktu, orang dan tempatpada pasienAnjurkan keluarga untuk menyediakan jam besar, kalender dengan tulisan besarDiskusikan dengan keluarga kemampuan yang pernah dimiliki pasienBantu keluarga memilih kemampuan yang dilakukan pasien saat ini.Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan pujian terhadap kemampuanterhadap kemampauan yang masih dimiliki oleh pasienAnjurkan keluarga untuk memantu lansia melakukan kegiatan sesuai kemampuanyang dimilikiAnjurkan keluarga untuk memantau kegiatan sehari-hari pasien sesuai denganjadwal yang telah dibuat.Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian terhadap kemampuan yang masihdimiliki pasien

Anjurkan keluarga untuk membantu pasien melakukan kegiatan sesuaikemampuan yang dimilikiAnjurkan keluarga memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuaidengan jadwal kegiatan yang sudah dibuat.

Page 13: Konsep Demensia

Diagnosa II “Lansia demensia dengan risiko cedera”Tindakan pada pasien.TujuanPasien terhindar dari cederaPasien mampu mengontrol aktifitas yang dapat mencegah cedera.TindakanJelaskan faktor-faktor risiko yang dapa menimbulkan cedera dengan bahasa yangsederhanaAjarkan cara-cara untuk mencegah cedera: bila jatuh jangan panik tetapi berteriakminta tolongBerikan pujian terhadap kemampuan pasien menyebutkan cara-cara mencegahcedera.Tindakan untuk keluargaTujuan: Keluarga mampu:Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera pada pasienKeluarga mampu menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah cederaTindakanDiskusikan dengan keluarga faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera padapasienAnjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang aman seperti: lantai rumahtidak licin, jauhkan benda-benda tajam dari jangkauan pasien, berikan peneranganyang cukup, lampu tetap menyala di siang hari, beri alat pegangan dan awasi jikapasien merokok, tutup steker dan alat listrik lainnya dengan plester, hindarkanalat-alat listrik lainnya dari jangkauan klien, sediakan tempat tidur yang rendahMenganjurkan keluarga agar selalu menemani pasien di rumah serta memantauaktivitas harian yang dilakukan

Evaluasi

Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang saudara lakukan, dapat

dilakukan dengan menilai kemampuan klien dan keluarga:

1. Gangguan proses pikir: bingung

Kemampuan pasien:

Mampu menyebutkan hari, tanggal dan tahun sekarang dengan benar

Mampu menyebutkan nama orang yang dikenal

Mampu menyebutkan tempat dimana pasien berada saat ini

Mampu melakukan kegiatan harian sesuai jadual

Mampu mengungkapkan perasaannya setelah melakukan kegiatan

Page 14: Konsep Demensia

Kemampuan keluarga

Mampu membantu pasien mengenal waktu temapt dan orang

Menyediakan kalender yang mempunyai lembaran perhari dengan tulisan

besar dan jam besar

Membantu pasien melaksanakan kegiatan harian sesuai jadual yang telah

dibuat

Memberikan pujian setiap kali pasien mampu melaksanakan kegiatan

harian

2.Risiko cedera

Kemampuan pasien:

Menyebutkan dengan bahasa sederhana faktor-faktor yang menimbulkan

cedera

Menggunakan cara yang tepat untuk mencegah cedera

Mengontrol aktivitas sesuai kemampuan

Kemampuan keluarga

Keluarga dapat mengungkapkan faktor-faktor yang dapat menimbulkan

cedera pada pasien

Menyediakan pengaman di dalam rumah

Menjauhkan alat-alat listrik dari jangkauan pasien

Selalu menemani pasien di rumah

Memantau kegiatan harian yang dilakukan pasien

DAFTAR PUSTAKANugroho,Wahjudi. Keperawatan Gerontik.Edisi2.Buku KedokteranEGC.Jakarta;1999Stanley,Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. EGC. Jakarta;2002