bab 2 oliph - bina nusantara | library & knowledge...

31
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teknik Industri 2.1.1 Peramalan Peramalan atau forecasting adalah ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan. Peramalan merupakan perhitungan yang objektif dan dengan menggunakan data- data masa lalu untuk menentukan sesuatu di masa yang akan datang (Sumayang, 2003, p24). Peramalan adalah sebuah teknik yang menggunakan data historis untuk memperkirakan proyek yang akan datang (Chapman, 2006, p17). Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran, kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi pemrintaan barang atau jasa (Arman Hakim Nasution, 2003, p25). Dalam hubungannya dengan horison waktu peramalan, maka peramalan dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, yaitu (Arman Hakim Nasution, 2003, p26) : 1. Peramalan Jangka Panjang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramalan ini digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya. 2. Peramalan Jangka Menengah, umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalzn ini lebih khusus dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk menentukan aliran kas, perencanaan produksi, dan penentuan anggaran. 3. Peramalan Jangka Pendek, umumnya 1 sampai 5 minggu. Peramalan ini digunakan unutk mengambil keputusan dalam hal pelru tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan lain-lain keputusan kontrol jangka pendek.

Upload: nguyennhu

Post on 12-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Teknik Industri

2.1.1 Peramalan

Peramalan atau forecasting adalah ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa

depan. Peramalan merupakan perhitungan yang objektif dan dengan menggunakan data-

data masa lalu untuk menentukan sesuatu di masa yang akan datang (Sumayang, 2003,

p24). Peramalan adalah sebuah teknik yang menggunakan data historis untuk

memperkirakan proyek yang akan datang (Chapman, 2006, p17). Peramalan adalah

proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi

kebutuhan dalam ukuran, kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam

rangka memenuhi pemrintaan barang atau jasa (Arman Hakim Nasution, 2003, p25).

Dalam hubungannya dengan horison waktu peramalan, maka peramalan dapat

diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, yaitu (Arman Hakim Nasution, 2003, p26) :

1. Peramalan Jangka Panjang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramalan ini digunakan

untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya.

2. Peramalan Jangka Menengah, umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalzn ini lebih

khusus dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk

menentukan aliran kas, perencanaan produksi, dan penentuan anggaran.

3. Peramalan Jangka Pendek, umumnya 1 sampai 5 minggu. Peramalan ini digunakan

unutk mengambil keputusan dalam hal pelru tidaknya lembur, penjadwalan kerja,

dan lain-lain keputusan kontrol jangka pendek.

Page 2: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

17

Terdapat beberapa karakteristik yang fundamental dalam peramalan, yaitu:

1. Peramalan hampir selalu salah.

Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai benar atau salah, akan tetapi

tentang “seberapa salah kita memperkirakannya” dan “apa yang akan kita lakukan

apabila terdapat eror pada peramalan.” Biasanya penggunaan safety stock dalam

suatu perusahaan mempunyai kaitan erat dengan eror peramalan.

2. Peramalan menjadi lebih akurat untuk famili suatu item.

Lebih mudah untuk meramalkan sebuah grup produk daripada suatu produk

individu, misalnya lebih akurat memperkirakan penjualan mobil sedan daripada

memperkirakan penjualan masing-masing tipe mobil sedan..

3. Peramalan menjadi lebih akurat untuk jangka waktu yang lebih pendek.

Biasanya, eror yang akan dihasilkan ketika meramalkan untuk waktu yang pendek

lebih kecil daripada meramalkan untuk waktu yang panjang.

4. Setiap peramalan harus ada perkiraan eror.

Peramalan yang baik haruslan mempunyai perkiraan peramalan dan perkiraan nilai

eror yang akan terjadi.

5. Peramalan bukanlah pengganti dari perhitungan permintaan.

Apabila terdapat data permintaan untuk periode tertentu, jangan membuat peramalan

berdasarkan periode yang sama dengan data permintaan tersebut. Selalu gunakan

data yang riil apabila tersedia.

Pendekatan peramalan dapat dilakukan dengan cara kualitatif yaitu dengan

memanfaatkan faktor-faktor intiusi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambilan

keputusan dan untuk peramalan jangka panjang. Sedangkan cara yang berikutnya yaitu

Page 3: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

18

dengan cara kuantitatif yang menggunakan data historis untuk peramalan jangka pendek

(secara time series) dan peramalan jangka sedang (time series atau casual).

Adapun dasar-dasar pertimbangan dalam rangka pemilihan metode peramalan

yang akan digunakan sebagai berikut (Sumayang, 2003, p27):

1. Pengguna atau pelaku dan kecanggihan metode.

2. Waktu peramalan dan sumber daya yang tersedia.

3. Tergantung pada tujuan penggunaan dan karakteristik keputusan manajemen.

Dalam peramalan kuantitatif dapat dibagi menjadi peramalan seri waktu dan

model kausal. Metode seri waktu didasarkan pada asumsi bahwa deret waktu tersebut

terdir dari komponen-komponen Trend (T), Siklus / Cycle (C), Pola musiman / Season

(S), dan Variasi Acak / Random (R) yang akan menunjukkan suatu pola tertentu. Analisa

deret waktu sangat tepat digunakan untuk meramalkan permintaan yang pola permintaan

dimasa lalunya cukup konsisten dalam periode yang lama, sehingga diharapkan pola

tersebut akan masih akan tetap berlanjut. Dalam metode seri waktu memiliki empat

komponen yang digambarkan pada Gambar 2.1, antara lain (Arman Hakim Nasution,

2003, p36):

1. Trend adalah gerakan ke atas atau ke bawah secara berangsur-angsur dari data

sepanjang waktu.

2. Musim adalah pola data yang berulang setelah periode harian, mingguan, bulanan,

atau kuartalan.

3. Siklus adalah pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun. Biasanya dikaitkan

dengan siklus bisnis dan merupakan hal yang sangat penting dalam analisis dan

perencanaan bisnis jangka pendek.

Page 4: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

19

4. Variasi acak adalah ”tanda” dalam data yang disebabkan oleh peluang dan situasi

yang tidak biasa; variabel acak mengikuti pola yang tidak dapat dilihat. Sering

dihapus dengan menghilangkan periode waktu yang jelas-jelas menyimpang.

(Sumber: Arman Hakim Nasution, 2003, p36)

Gambar 2.1 Pola Data Permintaan

Metode Peramalan yang akan digunakan untuk pola data acak adalah:

1. Rata-rata bergerak Ganda (Double Moving Average = DMA)

Moving Average diperoleh dengan merata-rata permintaan berdasarkan beberapa

data masa lalu yang terbaru. Tujuan utama dari penggunaan teknik ini adalah untuk

mengurangi atau menghilangkan variasi acak permintaan dalam hubungannya

dengan waktu. Tujuan ini dicapai dengan merata-ratakan beberapa nilai data secara

bersama-sama, dan menggunakan nilai rata-rata tersebut sebagai ramalan permintaan

untuk periode yang akan datang (Arman Hakim Nasution, 2003, p35) . Prosedur

peramalan rata-rata bergerk ganda meliputi tiga aspek (Makridakis / Wheelwright /

McGee, 1999) :

a. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis tS ' )

Page 5: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

20

b. Penyesuaian, yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal dan

ganda pada waktu t (ditulis tt SS "' − )

c. Penyesuaian untuk kecenderungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke periode

t+m jka kita ingin meramalkan m periode ke muka)

Prosedur rata-rata bergerak ganda dapat diterangkan melalui persamaan berikut:

NXXXXS Ntttt

t121 ...' +−−− ++++

=

NSSSSS Ntttt

t121 '...'''" +−−− ++++

=

( ) tytttt SSSSSa "'2"'' −=++=

)"'(1

2ttt SS

Nb −

−=

mbaF ttmt +=+

2. Pemulusan Eksponential Tunggal (Single Exponential Smoothing = SES)

Metode pemulusan eksponensial tunggal (Single Exponential Smoothing) dengan

menambahkan parameter α dalam modelnya untuk mengurangi faktor kerandoman.

Berbeda dengan metode rata-rata bergerak yang hanya menggunakan N data periode

terakhir dalam melakukan perkiraan, metode pemulusan eksponensial tunggal

mengikutsertakan semua periode. Setiap data pengamatan mempunyai kontribusi

dalam penentuan nilai perkiraan periode sesudahnya. Namun dalam perhitungannya

cukup diwakili oleh data pengamatan dan hasil perkiraan terakhir, karena nilai

Page 6: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

21

perkiraan periode sebelumnya sudah mengandung nilai-nilai pengamatan

sebelumnya (Makridakis / Wheelwright / McGee, 1999).

Prosedur pemulusan eksponential tunggal dapat diterangkan melalui persamaan

berikut:

( ) 11. −−+= ttt FXF αα

3. Metode Penghalusan Exponential (Double Exponential Smooting)

Double Exponential Smoothing satu parameter bertujuan supaya peramalan dapat

menghasilkan hasil yang lebih mulus (Makridakis / Wheelwright / McGee, 1999).

Dasar pemikirannya serupa dengan rata – rata bergerak linier yang secara matematis

dapat ditunjukan dengan rumus :

( )

mbaF

SSb

SSa

SSS

SXS

ttmt

ttt

ttt

ttt

ttt

+=

−−

=

−=

−+=

−+=

+

)(1

2

)1(.

1.

'''

'''

'')1(

'''

)1('

αα

αα

αα

Dimana: tX = Data penerimaan pada periode t

a = Faktor atau konstanta pemulusan

mtF + = Perkiraan untuk periode t

Page 7: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

22

2.1.2. Safety stock

Safety stock merupakan jumlah dari persediaan barang jadi, yang juga disebut

sebagai “buffer stock”, yang digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan ketika

terjadi hal yang tiba-tiba.

Rumus untuk menghitung safety stock (Greene, 1997, p309) adalah:

Safety stock = Safety Factor * Standar Deviasi

Standar deviasi merupakan hasil perhitungan yang menggunakan data

permintaan selama periode yang bersangkutan. Rumus untuk menghitung standar

deviasi (S) adalah: S = 2(x-x)

n∑

Dengan x = jumlah permintaan dalam periode yang bersangkutan,

x = rata-rata permintaan selama periode yang bersangkutan,

n = jumlah periode data permintaan.

2.1.3. Jadwal Induk Produksi Produksi

Aktifitas Master Production Schedule (MPS) pada dasarnya berkaitan dengan

bagaimana menyusun dan memperbaharui jadwal produksi induk (Master Production

Schedule/MPS), memproses transaksi MPS, memelihara catatan-catatan MPS,

mengevaluasi efektifitas dari MPS, dan memberikan laporan evaluasi dalam periode

waktu yang teratur untuk keperluan umpan-balik tinjauan ulang.

Fungsi MPS adalah :

1. Menjadwalkan jumlah end item yang akan diproduksi.

2. Memberikan input bagi MRP.

Page 8: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

23

3. Sebagai dasar dari pembuatan perencanaan sumber daya.

4. Merupakan dasar untuk menetapkan janji pengiriman pada konsumen.

Menurut Reid dan Sanders, tujuan dari pembuatan MPS adalah [2]:

1. Mencapai tingkat pelayanan konsumen yang diinginkan dengan menjaga

tingkat persediaan produk akhir atau dengan menjadwalkan waktu

penyelesaian produk akhir untuk memenuhi permintaan konsumen.

2. Memanfaatkan sumber-sumber daya perusahaan yang ada, seperti bahan

baku, tenaga kerja, dan peralatan-peralatan dengan sebaik mungkin.

3. Menjaga agar jumlah persediaan tetap berada pada tingkat yang diinginkan.

Lingkungan manufaktur sangat menetukan proses penjadwalan MPS, lingkungan

yang umum dipertimbangkan ketika akan mendesain MPS (Chapman, 2006, p78)

adalah:

• Make To Stock

Biasanya akan dikirim secara langsung dari gudang produk akhir dan harus ada stok

sebelum pesanan pelanggan tiba. Produk akhir harus dibuat dan diselesaikan terlebih

dahulu sebelum menerima pesanan dari pelanggan.

• Make To Order

Biasanya dikerjakan setelah menerima pesanan dari pelanggan. Seringkali

komponen-komponen memiliki waktu tunggu yang panjang (long lead time)

direncanakan atau dibuat lebih awal guna mengurangi waktu tunggu penyerahan

kepada pelanggan.

Page 9: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

24

• Assembly To Order

Pada dasarnya seperti Make To Order, dimana semua komponen yang digunakan

dalam assembly atau proses akhir direncanakan atau dibuat lebih awal, kemudian

disimpan dalam stock guna mengantisipasi pesanan pelanggan.

Menurut Gaspersz (1998, p141-144) pada dasarnya jadwal produksi induk

(Master Production Schedulling = MPS) merupakan suatu pernyataan tentang produk

akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri

manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan

periode waktu.

Tabel 2.1 Contoh Tabel MPS

Penjelasan mengenai komponen-komponen yang terdapat dalam tabel 2.1 MPS

adalah sebagai berikut :

a) Item No menyatakan kode produk yang akan diproduksi.

b) Lead time menyatakan waktu yang dibutuhkan untuk me-release atau memanufaktur

suatu produk.

c) On hand menyatakan jumlah produk yang ada di gudang sebagai sisa periode

sebelumnya.

Item No. Lead Time On Hand

Periode Past Due 1 2 3 4 5Forecast Actual Order Project Available Balance Available to Promise Master ScheduleKapasitas Produksi Terpasang

DescriptionSafety StockDemand Time Fences Planning Time Fences

Page 10: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

25

d) Description menyatakan deskripsi produk secara umum.

e) Safety stock merupakan stok pengaman yang harus ada di tangan sebagai antisipasi

terhadap kebutuhan di masa akan datang.

f) Demand Time Fences (DTF) adalah periode mendatang dari MPS di mana dalam

periode ini perubahan terhadap MPS tidak diijinkan atau tidak diterima karena akan

menimbulkan kerugian biaya yang besar akibat ketidaksesuaian atau kekacauan

jadwal.

g) Planning Time Fences (PTF) merupakan batas waktu penyesuaian pesanan di mana

permintaan masih boleh berubah. Perubahan masih akan dilayani sepanjang material

dan kapasitas masih tersedia.

h) Forecast merupakan rencana penjualan atau peramalan penjualan untuk item yang

dijadwalkan itu.

i) Actual Order (AO) merupakan pesanan-pesanan yang diterima dan bersifat pasti.

j) Projected Available Balance (PAB) merupakan perkiraan jumlah sisa produk pada

akhir periode. PAB dihitung dengan menggunakan rumus:

PAB t < DTF = PABt-1 + MSt – AO

PAB DTF < t < PTF = PABt-1 + MSt – AO atau Ft (pilih yang besar)

k) Available to Promise memberikan informasi tentang berapa banyak item atau produk

tertentu yang dijadwalkan pada periode waktu itu tersedia untuk pesanan pelanggan,

sehingga berdasarkan informasi ini bagian pemasaran dapat membuat janji yang

tepat bagi pelanggan.

ATPt = ATPt-1 + MSt – AOt

l) Master Schedule merupakan jadwal produksi atau manufakturing yang diantisipasi

untuk produk atau item tertentu.

Page 11: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

26

2.2. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System)

2.2.1. Sistem

Sistem menurut O’Brien (2003, p8) adalah suatu kelompok dari elemen-elemen

yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dan menciptakan suatu

kesatuan yang utuh. Elemen-elemen ini bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan

bersama dengan menerima input dan memproduksi output dalam proses transformasi

yang terorganisir.

Sistem memiliki tiga komponen dasar yang saling berinteraksi :

1. Input : mencakup mendapatkan dan mengatur komponen atau elemen yang masuk ke

sistem untuk diproses. Contohnya mencakup bahan mentah, data, usaha manusia.

2. Proses : mencakup proses transformasi yang mengubah input menjadi output.

Contohnya mencakup proses manufaktur, perhitungan matematis, dan lain

sebagainya.

3. Output : mencakup elemen yang telah melalui proses transformasi. Contoh

mencakup jasa, produk dan informasi.

Selain ketiga komponen dasar tersebut, terdapat dua lagi komponen tambahan

yaitu :

1. Feedback : data mengenai performa sistem.

2. Control : mecakup pengawasan dan evaluasi dari feedback untuk mengetahui bila

sistem bergerak menuju tujuan yang telah ditetapkan.

2.2.2. Informasi

Untuk memahami konsep informasi, perlu untuk terlebih dahulu memahami

konsep data. Data adalah kenyataan atau observasi mengenai fenomena tertentu atau

Page 12: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

27

transaksi bisnis tertentu yang merupakan pengukuran objektif dari karakteristik dari

suatu objek pengamatan tertentu.

Informasi adalah data yang telah diolah sehingga memiliki makna tertentu bagi

penggunanya.

2.2.3. Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah sekumpulan orang, prosedur, dan sumber daya yang

mengumpulkan, memproses dan menyalurkan informasi dalam suatu organisasi.

Pengertian lainnya dari sistem informasi adalah sebagai suatu sistem yang menerima

data sebagai input dan kemudian mengolahnya menjadi informasi sebagai outputnya.

Computer Based Information System (CBIS) adalah sistem informasi berbasis

komputer dimana sistem disini menyangkut kombinasi dari perangkat keras, perangkat

lunak, sumber daya manusia, jaringan dan data yang berfungsi untuk melakukan

kegiatan input, proses, output, penyimpanan dan kontrol yang mengubah sumber daya

data menjadi produk berupa informasi.

Sumber daya sistem informasi menurut O’Brien (2003, p11-14) mencakup :

1. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia mencakup pengguna akhir dan spesialis IS. Pengguna akhir

adalah semua orang yang menggunakan sistem informasi dalam melaksanakan

kegiatan dan tugas mereka. Spesialis IS mencakup system analyst, pengembang

software dan orang yang mengoperasikan sistem tersebut.

2. Sumber daya perangkat keras (hardware)

Hardware mencakup semua peralatan fisik dan material yang digunakan dalam

mengolah informasi termasuk di dalamnya mesin seperti komputer (baik itu

Page 13: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

28

merupakan komputer desktop, laptop, mainframe, dan lain sebagainya) serta semua

perlengkapan lainnya seperti media penyimpanan, media untuk input dan output.

3. Sumber daya perangkat lunak (software)

Software mencakup program dan prosedur. Program adalah serangkaian perintah

yang mengontrol jalannya hardware. Prosedur adalah serangkaian instruksi untuk

mengolah informasi seperti prosedur input data, prosedur untuk mengoreksi

kesalahan.

4. Sumber daya data

Data disini mencakup semua bentuk data termasuk data berupa angka, alfabet

maupun karakter lain yang mendeskripsikan transaksi bisnis dan kejadian lainnya.

Termasuk juga di dalamnya adalah konsep penyimpanan data seperti database.

5. Sumber daya jaringan

Sumber daya jaringan mencakup media komunikasi seperti teknologi komunikasi

wireless, microwave kabel serat optik dan lain sebagainya serta dukungan untuk

jaringan seperti modem

Sistem Informasi menurut O’Brien (2003, p24) terbagi atas tiga kategori yaitu :

1. Operations Support Systems

Merupakan sistem operasi yang memproses data yang digunakan dalam operasi

bisnis menjadi informasi yang dapat digunakan baik untuk keperluan internal

maupun eksternal tanpa penekanan mengenai kegunaannya bagi manajemen (atau

manager). Fungsinya adalah untuk mengefisiensikan transaksi bisnis, mengontrol

proses bisnis, mendukung komunikasi dan kolaborasi serta update database.

Yang termasuk dalam Operations Support Systems adalah :

Page 14: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

29

a. Transaction Processing Systems

Mengolah data yang didapat dari transaksi bisnis, mengupdate database

operasional, dan mengahasilkan dokumen bisnis.

b. Process Control Systems

Memonitor dan mengontrol proses industri.

c. Enterprise Collaboration Systems

Mendukung kolaborasi dan kerja sama serta komunikasi dalam kegiatan

perusahaan, tim dan kelompok kerja.

2. Management Support Systems

Merupakan sistem informasi yang berfokus pada penyediaan informasi untuk

mendukung pengambilan keputusan yang efektif bagi para manager. Yang termasuk

dalam Management Support Systems adalah :

a. Management Information Systems

Menyediakan informasi dalam bentuk laporan dan tampilan yang mendukung

proses pembuatan keputusan bisnis.

b. Decision Support Systems

Menyediakan dukungan ad hoc untuk proses pengambilan keputusan bagi

manager dan profesional bisnis lainnya.

c. Executive Information Systems

Menyediakan informasi yang kritis dari berbagai sumber untuk memenuhi

kebutuhan informasi bagi kaum eksekutif perusahaan.

Page 15: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

30

3. Sistem informasi yang dapat mendukung operasi maupun kegiatan manajemen

seperti:

a. Expert Systems

Sistem berbasis knowledge (pengetahuan) yang memberikan masukan atau

nasihat dari sudut pandang ahli di bidang tersebut.

b. Knowledge Management Systems

Sistem berbasis knowledge yang mendukung penciptaan, pengorganisasian, dan

penyebaran business knowledge dalam perusahaan.

c. Strategic Information Systems

Mendukung proses manajemen dan operasi yang memberikan perusahaan

kemampuan strategis dalam mendapatkan keuntungan bersaing.

d. Functional Business Systems

Mendukung berbagai aplikasi operasional dan manajemen untuk fungsi bisnis

mendasar dalam suatu perusahaan.

2.2.4. Sistem Informasi Manajemen

McLeod (2001, p239) mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen (SIM)

sebagai sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi pengguna yang

memiliki kepentingan yang saman yaitu pengambilan keputusan untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi oleh organisasi / perusahaan. Output dari SIM adalah berupa

laporan periodik, laporan khusus dan perhitungan matematis.

Model SIM dapat dijelaskan dalam Gambar 3.2. Dimana ditunjukkan bahwa data

dan informasi didapat dari lingkungan. Database digunakan oleh software untuk

menghasilkan laporan dan model matematis juga digunakan untuk menghasilkan

Page 16: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

31

perhitungan yang akan digunakan oleh pengambil keputusan dalam organisasi baik itu

berupa manager maupun non manager. Aliran data dan informasi dibedakan untuk

menunjukkan yang mana yang merupakan input dan output dari komponen system.

(Sumber : McLeod, 2000, p240)

Gambar 2.2 Model Sistem

Page 17: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

32

SIM memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah dalam dua cara:

1. Sumber daya informasi organisasi secara menyeluruh

SIM menyiapkan dan merupakan sarana untuk menghubungkan para manager dalam

organisasi, sehingga informasi dapat digunakan bersama untuk mendukung

pemecahan masalah yang dihadapi.

2. Pemahaman dan identifikasi masalah

Sesuai dengan konsep SIM yaitu sebagai penyedia informasi terus menerus bagi

manager (pengambil keputusan). Penggunaan SIM dapat memberikan gambaran dan

sinyal akan masalah yang dihadapi atau yang akan terjadi bila keputusan lebih lanjut

tidak segera diambil. SIM juga membantu dalam hal pemahaman penyebab dari

masalah tersebut.

2.2.5. Daur Hidup Sistem (System Life Cycle)

Daur Hidup Sistem adalah pengaplikasian pendekatan sistem untuk

pengembangan sistem informasi dan subsistem berbasis komputer. Daur hidup sistem

terdiri dari rangkaian tugas yang mengikuti pola tertentu dan dilakukan secara top-down

sehingga dikenal dengan pendekatan air terjun (waterfall approach).

Daur hidup sistem menurut McLeod (2001, p123) terdiri dari lima fase dimana

empat fase pertama berkaitan dengan upaya pengembangan sistem sehingga dikenal

dengan sebutan System Design Life Cycle (SDLC). Keempat fase tersebut adalah

planning (perencanaan), analysis (analisa), design (perancangan) dan implementation

(implementasi). Fase yang kelima adalah use (pemakaian) yang mana akan berlangsung

hingga sistem perlu untuk dirancang ulang atau dihentikan.

Page 18: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

33

2.2.6. Analisa dan Perancangan Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis and

Design)

Analisa dan perancangan berorientasi objek (OOAD) menggunakan objek dan

kelas sebagai konsep kunci dalam melakukan analisa dan perancangan. Objek sendiri

adalah suatu entitas yang memiliki identitas, state dan behaviour. Dalam kegiatan

analisa objek digunakan untuk mengelola pemahaman akan konteks sistem. Dalam

perancangan objek digunakan untuk memahami dan mendefinisikan sistem.

Kelas menurut Mathiassen (2000, p4) adalah deskripsi dari sekumpulan objek

yang berbagi struktur, behavioral pattern dan attributes yang sama. Kelas berguna untuk

memahami dan menggambarkan objek dimana daripada mendeskripsikan masing-

masing objek yang ada, akan lebih baik untuk membuat kelas yang berisi objek-objek

dengan deskripsi yang sama.

Penganalisaan objek mendeskripsikan fenomena yang terjadi diluar sistem yang

umumnya berdiri sendiri. Walaupun fenomena tersebut tidak dapat diatur namun tetap

perlu diakui keberadaannya yang akan mempengaruhi sistem. Perancangan objek

mendeskripsikan fenomena yang berada dalam sistem yang dapat dikendalikan.

Keunggulan dalam OOAD menurut Mathiassen (2000, p5-6) adalah :

a. Menyediakan informasi yang jelas mengenai konteks sistem. Dimana OOAD

memfokuskan dengan kejelasan yang sama antara sistem dan konteksnya.

b. Hubungan yang erat antara analisa berorientasi objek dengan perancangan

berorientasi objek, antar muka pengguna yang berorientasi objek dan programming

yang berorientasi objek.

Dalam kegiatan analisa, objek digunakan untuk menentukan system requirements

dan dalam perancangan, objek digunakan untuk mendeskripsikan sistem. Objek juga

Page 19: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

34

digunakan untuk menggambarkan dan sebagai model dari situasi dalam organisasi

mauun situasi di luar organisasi.

c. Objek memungkinkan pemahaman dengan cara yang alami terhadap masalah yang

dihadapi.

Aktivitas dalam OOAD mencakup kegiatan utama yaitu problem domain

analysis, application domain analysis, architecture design dan componen design. Selain

itu terdapat juga kegiatan tambahan yaitu preliminary analysis yang dilakukan sebelum

keempat aktivitas tersebut yang bertujuan untuk menentukan sistem yang dibutuhkan

dengan cara memahami situasi yang ada mengumpulkan ide-ide.

2.2.6.1. System Choice

Perancangan sistem dimulai dengan mengumpulkan ide-ide mengenai sistem

yang dibutuhkan serta mengumpulkan informasi mengenai situasi yang sedang

dihadapai. Kegiatan ini merupakan preliminary analysis dimana pada tahap ini

dilakukan perembukan demi tujuan pengumpulan ide mengenai sistem atau keadaaan

yang ada saat ini dari berbagai sudut pandang pihak-pihak yang terlibat di dalamnya

serta ide-ide berkaitan dengan sistem yang diinginkan dan dibutuhkan.

Hasil dari preliminary analysis ini adalah system definition yang

menggambarkan pilihan sistem yang akan dikembangkan. System definition menjelaskan

konteks sistem, informasi yang harus dikandung dalam sistem, fungsi-fungsi dalam

sistem, penggunaan serta batasan-batasan yang harus diperhatikan.

Page 20: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

35

Dalam kegiatan preliminary analysis juga ditentukan FACTOR yang mana

seperti dinyatakan oleh Mathiassen (2000, p39-40) merupakan enam kriteria :

a. Functionality : Fungsi dari sistem yang mendukung kegiatan dalam application

domain.

b. Application domain : Bagian dari organisasi yang mengatur, mengawasi dan

mengontrol problem domain.

c. Conditions : Kondisi dimana sistem akan dikembangkan dan digunakan.

d. Technology : Teknologi yang digunakan baik untuk mengembangkan sistem dan

juga teknologi yang memungkinkan dan mendukung jalannya sistem.

e. Objects : Objek utama dalam problem domain

f. Responsibility : Tanggung jawab sistem secara keseluruhan dalam hubungannya

dengan konteksnya.

Mathiassen (2000, p40) juga menyatakan bahwa FACTOR dapat digunakan

dalam dua cara. Yang pertama adalah FACTOR dapat digunakan untuk mendukung

kegiatan pembuatan system definition, dimana keenam kriteria FACTOR

dipertimbangkan formulasinya. Pada tahap ini, FACTOR terlebih dahulu didefinisikan

baru kemudian ditentukan system definitionnya. Cara kedua adalah dengan

mendefinisikan terlebih dahulu system definition dan kemudian menggunakan keenam

kriteria FACTOR untuk mengetahui bagaimana system definition yang dibuat telah

memenuhi keenam faktor tersebut.

Page 21: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

36

2.2.6.2. Problem Domain Analysis

Problem domain analysis berfokus pada upaya untuk mengetahui apa-apa saja

informasi yang perlu untuk ditangani oleh sistem. Kegiatan dalam problem domain

analysis mencakup aktivitas kelas berupa penentuan objek, kelas dan event yang

dirangkum dalam event table. Kelas dan objek tersebut kemudian dibuat modelnya

berdasarkan relasi struktural antara kelas dan objeknya, untuk kemudian dilakukan

pendeskripsian dari atribut dan behavior dari kelas dan objek tersebut.

2.2.6.2.1. Aktivitas Kelas

Aktivitas kelas dalam problem domain analysis merupakan kegiatan abstraksi,

klasifikasi, dan pemilihan. Abstraksi merupakan kegiatan dimana problem domain

diabstraksikan dalam bentuk objek dan kelas. Objek dan kelas tersebut kemudian

diklasifikasikan dan kemudian dilakukan pemilihan kelas dan event yang digunakan

untuk memodelkan problem domain. Konsep kelas dan event ini merupakan upaya untuk

mendifinisikan dan membatasi problem domain.

Event table merupakan tabel yang merangkum kelas dan event dimana dalam

event table akan ditunjukkan event dimana objek tertentu terlibat di dalamnya dan juga

event apa saja yang mempengaruhi objek tersebut.

2.2.6.2.2 Aktivitas Struktural

Bila dalam aktivitas kelas, kelas dan objek dikarakterisasi berdasarkan eventnya

maka pada aktivitas struktural hal ini dikembangkan dengan menambahkan

pendeskripsian hubungan struktural antara kelas dan objek tersebut. Sruktur ini

kemudian digambarkan dalam suatu class diagram (diagram kelas). Struktur menurut

Page 22: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

37

Mathiassen (2000, p72-77) terbagi atas dua yaitu struktur antar objek dan struktur antar

kelas :

1. Struktur antar kelas, yaitu: Generalisasi

Merupakan hubungan struktural antara dua atau lebih kelas yang khusus dengan

kelas yang lebih umum. Relasi generalisasi dapat didefinisikan sebagai hubungan

‘adalah’ dimana subclass (kelas yang khusus) juga adalah superclass (kelas yang

umum). Contohnya adalah antara kendaraan dengan truk dimana kendaraan adalah

superclass dan truk adalah subclass dimana dapat dinyatakan bahwa truk adalah

kendaraan. Dalam konsep generalisasi ini segala yang merupakan property dari

superclass juga berlaku bagi subclassnya.

2. Struktur antar objek

a. Agregasi

Menggambarkan hubungan antara dua atau lebih objek yang menunjukkan

bahwa salah satu dari objek merupakan bagian dari suatu objek keseluruhan.

Hubungan asosiasi dapat dinyatakan sebagai hubungan ‘bagian dari’. Contohnya

adalah pada objek mobil dan roda dimana roda dapat dinyatakan sebagai bagian

dari mobil.

b. Asosiasi

Hubungan asosiasi merupakan hubungan antara dua atau beberapa objek yang

tidak mengimplikasikan adanya peringkat antar objek yang dihubungkannya

tersebut. Asosiasi tidak memiliki nama, dimana bila tampak perlu untuk

pemberian nama maka itu menandakan adanya kelas penghubung yang belum

didefinisikan untuk hubungan tersebut.

Page 23: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

38

2.2.6.2.3. Aktivitas Behavior

Pada aktivitas ini dilakukan pendefinisian atribut dan behavioral pattern (pola

behavior) dari setiap kelas. Pola behavior adalah deskripsi dari semua kemungkinan

event traces untuk semua objek dalam sebuah kelas. Event traces adalah urutan event

yang melibatkan onjek tertentu.

Mathiassen (2000, p93) menyatakan bahwa behavioral pattern memiliki tiga

bentuk yaitu sequence (urutan), selection (pemilihan) dan iteration (perulangan).

Sequence merupakan pola dimana event terjadi setelah event tertentu diselesaikan.

Selection merupakan pola dimana hanya satu event yang terjadi dari beberapa

kemungkinan event yang dapat terjadi. Iteration merupakan pola event yang dapat

terjadi berulang-ulang.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan behavioral pattern adalah event

yang menyebabkan tebentuknya objek dalam sebuah problem domain dan event yang

menyebabkan hilangnya objek tersebut. Hal lainnya adalah bahwa behavioral pattern

harus mampu menggambarkan event traces yang diperbolehkan dan yang tidak legal.

Hasil dari aktivitas behavioral ini adalah statechart yang menggambarkan semua

kemungkinan aktivitas dalam kelas mulai dari pembentukan kelas hingga ketika kelas

tersebut diterminasi.

2.2.6.3. Application Domain Analysis

Application domain analysis berfokus pada upaya untuk menjawab pertanyaan

bagaimana sistem akan digunakan. Pada tahap ini akan dilakukan pendefinisian use

cases, actor, function dan interface dari system. Kegiatan analisa dapat dimulai baik dari

analisa problem domain maupun pada analisa application domain masing-masing

Page 24: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

39

dengan titik berat yang berbeda. Dimana bila diawali dengan application domain

analysis maka fokus akan terletak pada pekerjaan pengguna sementara dengan memulai

dari problem domain analysis fokus terletak pada aktivitas bisnis tersebut dan bukannya

pada antarmuka sistem tersebut.

Dengan memulai dari problem domain analysis yang walaupun lebih sulit

dibandingan dengan application domain analysis terdapat kelebihan berupa

pendeskripsian object oriented yang lebih baik. Sementara problem domain lebih stabil

sementara application domain lebih rentan terhadap perubahan. Bila terdapat perubahan

pada problem domain maka fungsi dan antarmuka pasti berubah namun perubahan pada

application domain dapat tidak menyebabkan perubahan pada problem domain.

2.2.6.3.1. Usage

Dalam aktivitas ini dilakukan pendefinisian bagaimana pengguna (user)

berinteraksi dengan sistem. Hal ini dilakukan dengan pendefinisian use case dan actor.

Use case adalah pola interaksi antara sistem dengan actor dalam application domain.

Actor adalah abstraksi dari pengguna ataupun sistem lain yang berinteraksi dengan

sistem. Use case memungkinkan suatu pemahaman atas sistem dari sudut pandang

pengguna dan menyediakan dasar bagi pendefinisian dan pengevaluasian fungsi dan

antarmuka.

Hasil dari aktivitas ini adalah use case diagram yang menggambarkan nteraksi

antara actor dan use case.

Page 25: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

40

2.2.6.3.2. Functions

Function (fungsi) adalah fasilitas yang memungkinkan model agar berguna bagi

para actors. Aktivitas ini berguna untuk menentukan kapabilitas dari pemrosesan sistem

informasi dimana function yang kompleks perlu untuk diberikan perhatian lebih.

Mathiassen (2000, p138) menyatakan bahwa terdapat empat tipe function yaitu :

1. Update : fungsi yang diaktifkan oleh event dalam problem domain dan menghasilkan

perubahan di status dari model.

2. Signal : diaktifkan oleh perubahan status dari model dan mengakibatkan reaksi baik

berupa tampilan bagi para aktor yan menyatakan hal tersebut atau intervensi

langsung dalam problem domain.

3. Read : diaktifkan oleh adanya keperluan akan informasi oleh para actors dan

mengakibatkan sistem menampilkan bagian tertentu dari model yang berhubungan.

4. Compute : diaktifkan oleh adanya keperluan akan informasi oleh para actors yang

perlu melibatkan komputasi dari informasi yang disediakan oleh para actos ataupun

model. Hasilnya adalah berupa hasil komputasi tersebut.

2.2.6.3.3. Antarmuka

Antarmuka merupakan fasilitas yang memungkinkan model sistem dan function

dari sistem agar dapat digunakan oleh para actors. Antarmuka sendiri dapat dibedakan

atas antarmuka pengguna dengan antarmuka sistem.

Hasil dari kegiatan analisa antarmuka adalah navigation diagram yang

menggambarkan setiap windows dan bagaimana hubungan antara setiap windows dan

bagaimana mengakses setiap windows tersebut. Hasil lainnya adalah berupa sequence

Page 26: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

41

diagram dimana pada diagram ini dijelaskan interaksi antar objek-objek melalui pesan-

pesan yang disampaikan antar objek tersebut.

2.2.6.4. Architecture Design

Perancangan arsitektur merupakan suatu usaha untuk menstrukturisasi sistem

berdasarkan bagian-bagiannya untuk memenuhi kriteria perancangan tertentu.

Kegiatan perancangan arsitektur terbagi atas dua kegiatan yaitu arsitektur

komponen dan arsitektur proses. Arsitektur komponen berfokus pada aspek yang lebih

stabil (kelas) dan merupakan struktur untuk keperluan deskripsi. Arsitektur proses lebih

berfokus pada aspek yang dinamis (objek) dan menstrukturisasi proses dalam sistem

agar terkoordinasi dan efisien. Arsitektur proses lebih berhubungan dengan

pertimbangan fisikal dibandingkan dengan arsitektur komponen yang lebih berhubungan

dengan aspek logikal.

Kegiatan dalam perancangan arsitektur menurut Mathiassen (2000, p176) adalah:

2.2.6.4.1. Prioritas perancangan (kriteria)

Kriteria merupakan kondisi atau sifat yang lebih diutamakan dalam suatu

arsitektur. Perancangan yang baik perlu untuk menyeimbangkan antara berbagai kriteria

dan karena kriteria-kriteria ini bisa jadi saling bertentangan maka prioritas dari kriteria

tersebut menjadi penting.

Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1. Usable : Kemampuan sistem untuk dapat diadaptasi dalam suatu organisasi, kegiatan

kerja dan konteks teknis dalam organisasi tersebut.

Page 27: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

42

2. Secure : Pencegahan terhadap akses yang tidak diijinkan terhadap data dan fasilitas

sistem.

3. Efficient : Eksploitasi ekonomis dari fasilitas teknis sistem.

4. Correct : Pemenuhan kebutuhan sistem.

5. Reliable : Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan fungsi - fungsi

sistem.

6. Maintainable : Biaya untuk memperbaiki defect dari sistem.

7. Testable : Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibuat dapat berfungsi sesuai

sebagaimana mestinya.

8. Flexible : Biaya untuk mengubah sistem yang dibuat.

9. Comprehensible : Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman atas

sistem.

10. Reuseable : Potensi untuk menggunakan bagian dari sistem dengan sistem terkait

lainnya.

11. Portable: Biaya untuk memindahkan sistem ke perangkat teknis yang lain.

12. Interoperable : Biaya untuk penggunaan sistem dengan sistem yang lain.

Perancangan yang baik umumnya memiliki kriteria usable, flexible dan

comprehensible. Usable ditentukan oleh hubungan antara kualitas teknis sistem dengan

penerapannya dalam pekerjaan user. Flexible dan comprehensible membantu dalam

perancangan dan pengimplementasian kegiatan.

Page 28: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

43

2.2.6.4.2. Pendefinisian komponen

Komponen adalah kumpulan dari bagian program dengan tanggung jawabnya

masing-masing. Arsitektur komponen adalah struktur sistem dari komponen-komponen

yang saling berhubungan. Arsitektur komponen yang baik akan membantu pemahaman

sistem, pengaturan perancangan dan menunjukkan kestabilan dari sistem tersebut.

Komponen sistem memiliki tiga bagian yaitu :

1. User interface : bertanggung jawab untuk membaca perintah dari tombol dalam

tampilan, dan mengupdate tampilan yang memungkinkan interaksi antara pengguna

dengan sistem.

2. Model : bertanggung jawab dalam menampung objek.

3. Function : bertanggung jawab dalam menyediakan fungsi dari sistem.

Terdapat tiga pola arsitektur yaitu :

1. The layered architecture pattern

Arsitektur ini memiliki beberapa komponen yang dirancang dalam bentuk lapisan-

lapisan dimana terdapat antarmuka atas dan bawah. Antarmuka atas

mendeskripsikan operasi yang disediakan oleh komponen di lapisan atas sementara

antarmuka bawah mendeskripsikan operasi yang dapat diakses oleh komponen dari

lapisan dibawahnya.

2. The generic architecture pattern

Arsitektur ini terdiri model sistem yang terletak di lapisan paling bawah, diikuti

dengan dengan function diatasnya dan kemudian interface di lapisan teratas.

Page 29: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

44

Perangkat teknis bisa diletakkan di bawah model dimana perangkat teknis ini

terhubung dengan model dan interface.

3. The client-server architecture pattern

Dikembangkan untuk sistem yang terdistribusi di beberapa area geografis yang

berbeda. Komponen dari arsitektur ini mencakup sebuah sever dan beberapa klien

dimana klien-klien ini menggunakan server secara independen satu sama lainnya.

2.2.6.4.3. Pendefinisian proses

Arsitektur proses merupakan struktur pengeksekusian sistem yang terdiri dari

proses-proses yang interdependent. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk

mendefinisikan struktur fisik dari sistem. Hasil dari aktivitas ini adalah deployment

diagram. Deployment diagram menjelaskan konfigurasi sistem dalam bentuk processor

dan objek yang terkait dengan processor dimana processor adalah unit yang melakukan

proses.

2.2.6.5. Component Design

Sistem komponen yang umum terdiri atas komponen fungsi dan komponen

model. Perancangan komponen terdiri dari kegiatan untuk mendefinisikan kedua

komponen tersebut dan bagaimana menghubungkan komponen-komponen. Tujuan dari

kegiatan ini adalah untuk menentukan penerapan kebutuhan dalam kerangka kerja

arsitektur.

Page 30: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

45

2.2.6.5.1. Model Component

Model component adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan model

problem domain. Tujuan dari model component adalah untuk mengantarkan data historis

dan masa kini ke functions, antarmuka dan juga bagi pengguna serta sistem lain yang

menggunakannya. Hasil dari kegiatan ini adalah revised class diagram dari hasil analisa

event dan struktur kelas yang ada.

2.2.6.5.2. Function Component

Funciton component adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan apa

yang menjadi keperluan fungsional. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan

akses terhadap model kepada antarmuka pengguna dan sistem lainnya. Dengan demikian

function component adalah penghubung antara model dan penggunaannya. Hasil dari

kegiatan ini adalah class diagram dengan operasi dan spesifikasi dari operasi yang

kompleks. Spesifikasi bagi operasi yang kompleks dapat digambarkan dalam bentuk

operation specification, sequence diagram atau statechart diagram.

2.2.7. Visual Basic .Net

Microsoft Visual Basic .Net adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan

membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .Net Framework, dengan

menggunakan bahasa Basic. Dengan menggunakan alat ini programmer dapat

membangun aplikasi Windows Form. Alat ini dapat diperoleh secara terpadu dalam

Microsoft Visual Studio .Net. Bahasa Visual Basic .Net sendiri mengatur paradigma

bahasa pemograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi dari Microsoft

Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di atas .Net Framewok. Pada

Page 31: Bab 2 OLiPh - BINA NUSANTARA | Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00468... · 2008-09-12 · Fokus pada peramalan bukanlah selalu mengenai

46

tahun 2005, Miscrosoft merilis versi terbaru dari Visual Basic .Net, yang disebut Visual

Basic 2005 (dengan membuang kata “.Net”).