bab 2 landasan teori - library & knowledge...

21
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Ergonomi Menurut Nurmianto (2003, h1), Ergonomi , istilah ini berasal dari Bahasa Latin yaitu Ergon (kerja) dan Nomos (peraturan, hukum alam). Ergonomi adalah suatu studi mengenai aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerja yang ditinjau dari fisiologi, anatomi, psikologi, manajemen dan perancangan. Ergonomi berhubungan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungan saling berinteraksi. Ergonomi memberikan peranan penting dalam meningkatkan factor keselamatan dan kesehatan kerja. M isalnya, rancangan suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia. Hal ini untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, rancangan suatu perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja dan sitem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi dengan dihasilkannya suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko kelelahan (Nurmianto, 2003, h2) . 2.1.2 Tujuan Ergonomi Tujuan utama dari ergonomi adalah mempelajari batasan-batasan pada tubuh manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan kerjanya baik secara jasmani maupun psikologis. Selain itu juga untuk mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat dan menghasilkan suatu

Upload: lydieu

Post on 01-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

19

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Ergonomi

2.1.1 Pengertian dan Tujuan Ergonomi

Menurut Nurmianto (2003, h1), Ergonomi, istilah ini berasal dari Bahasa Latin yaitu

Ergon (kerja) dan Nomos (peraturan, hukum alam). Ergonomi adalah suatu studi mengenai

aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerja yang ditinjau dari fisiologi, anatomi, psikologi,

manajemen dan perancangan. Ergonomi berhubungan pula dengan optimasi, efisiensi,

kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja, di rumah dan tempat

rekreasi. Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja

dan lingkungan saling berinteraksi.

Ergonomi memberikan peranan penting dalam meningkatkan factor keselamatan dan

kesehatan kerja. Misalnya, rancangan suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan

ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia. Hal ini untuk mengurangi ketidaknyamanan

visual dan postur kerja, rancangan suatu perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja dan

sitem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi dengan dihasilkannya

suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko kelelahan (Nurmianto, 2003, h2)

.

2.1.2 Tujuan Ergonomi

Tujuan utama dari ergonomi adalah mempelajari batasan-batasan pada tubuh manusia

dalam berinteraksi dengan lingkungan kerjanya baik secara jasmani maupun psikologis. Selain

itu juga untuk mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat dan menghasilkan suatu

 

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

20

produk yang nyaman, enak dipakai oleh pemakainya. Menurut Tarwaka (2004, h7), secara

umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah:

- Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan dan penyakit

akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan

kepuasan kerja.

- Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,

mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan

sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah produktif.

- Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek teknis, ekonomis, dan

budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan

kualitas hidup yang tinggi.

2.1.3 Aspek-aspek Ergonomi

Peranan manusia dalam hal ini akan didasarkan pada kemampuan dan keterbatasan

yang berkaitan dengan aspke pengamatan, fisik maupun psikis. Demikian juga peranan atau

fungsi mesin/peralatan yang menunjang operator dalam melakukan tugas yang ditentukan.

Mesin/peralatan kerja berfungsi menambah kemampuan manusia, tidak menimbulkan stress

tambahan akibat beban kerja dan membantu melaksanakan kerja-kerja tertentu yang

dibutuhkan tetapi berada diatas kapasaitas atau kemampuan yang dimiliki manusia (Sritomo,

2003, h75).

• Sikap dan posisi kerja meliputi :

Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi

membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu lama.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

21

Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa

dilakukan.

Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang

lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau posisi miring.

Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu

yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang

normal.

• Anthropometri dan dimensi ruang kerja.

Data anthropometri sangat berpengaruh bagi perancangan peralatan maupun fasilitas

dalam sistem kerja. Anthropometri pada dasarnya menyangkut ukuran fisik atau fungsi

dari tubuh manusia saja tetapi juga dapat memiliki karakteristik lain seperti berat,

umur, suku bangsa, dan lain-lain.

• Kondisi lingkungan kerja.

Faktor ini merupakan faktor dimana memperhitungakan kemampuan seorang operator

untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi lingkungan tertentu. Mungkin saja

seorang operator mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada, tetapi pasti terdapat

beban yang berlebih yang bisa terakumulasi dengan mengakibatkan stress yang

berkepanjangan. Kondisi lingkungan kerja ini biasanya meliputi, hal temperatur

ruangan, getaran, kelembaban udara, kebisingan, polusi udara, pencahayaan, dan lain

lain.

• Energi kerja yang dikonsumsikan.

Aspek ini seringkali kurang diperhatikan oleh perancangan sebuah sistem kerja.

Semakin besar energi yang dikeluarkan maka akan semakin cepat operator merasa

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

22

lelah. Pada umumnya jenis kelelahan yang mengganggu adalah kelelahan mental. Hal

ini dapat membuat operator merasa tidak nyaman pada lingkungan kerjanya dan tidak

mampu lagi berpikir jernih.

• Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja.

Perancangan sebuah fasilitas kerja harus diatur sedemikian rupa agar operator yang

bekerja merasa enak dalam melakukan pekerjaannya. Maksud dari pengaturan dan

perancangan fasilitas kerja ini adalah untuk jangka waktu yang cukup lama, maka

sebelum operator mulai mampu beradaptasi pada lingkungan kerja yang efisien

tersebut haruslah diberi pelatihan dan keterampilan tertentu agar pekerjaan yang

dilakukan benar-benar efisien.

• Energi kerja yang dikonsumsikan.

Aplikasi prinsip ergonomi dan ekonomi gerakan dalam tahap perancangan dan

pengembangan sistem kerja secara umum akan dapat meminimalkan energi yang harus

dikonsumsikan dan meningkatkan efisiensi output kerja itu sendiri. Dengan pendekatan

yang ergonomis maka diharapkan bisa menghasilkan rancangan yang “fit to the user”

dan bukan sebaliknya.

2.1.4 Dasar Keilmuan dari Ergonomi

Menurut Nurmianto (2003, h5), banyak penerapan ergonomi yang hanya berdasarkan

sekedar “common sense” (dianggap suatu hal yang sudah biasa terjadi), dan hal itu benar, jika

sekiranya suatu keuntungan yang besar bias didapat hanya sekedar dengan penerapan suatu

prinsip yang sederhana. Hal ini biasanya merupakan kasus dimana ergonomi belum dapat

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

23

diterima sepenuhnya sebagai alat untuk proses design, akan tetapi masih banyak aspek

ergonomic yang jauh dari kesadaran manusia. Karakteristik fungsional dari manusia seperti

kemampuan pengideraan, waktu tanggapan, daya ingat, posisi optimum tangan dan kaki untuk

efisiensi kerja otot dan lain-lain adalah merupakan suatu hal yang belum sepenuhnya dipahami

oleh masyarakat awam.

2.2 Anthropometri

2.2.1 Pengertian dan Tujuan Anthropometri

Menurut Nurmianto (2003, h50), istilah anthropometri berasal dari bahasa Yunani yaitu

anthropos yang berarti manusia dan metricos yang berarti pengukuran. Anthropometri merupakan

bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linier,

berat, isi, meliputi juga daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.

Anthropometri berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia.

2.2.2 Data Anthropometri dan Cara Pengukurannya

Menurut Sritomo (2003, h61), manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal

bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Di sini ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi

ukuran tubuh manusia, sehingga sudah semestinya seorang perancang produk harus

memperhatikan faktor-faktor tersebut antara lain;

a. Umur

Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh bertambah besar seiring dengan

bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai engan umur sekitar 20

tahunan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

24

b. Jenis kelamin (sex)

Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan dengan

wanita, terkecuali bagian tubuh tertentu seperti pinggul.

c. Suku/bangsa (ethnic)

Setiap suku, bangsa, atau etnik akan memiliki karakteristik yang berbeda.

d. Posisi tubuh

Dalam kaitannya dengan posisi tubuh dikenal 2 cara pengukuran, yaitu :

- Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension)

Tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak (tetap tegak

sempurna). Hal ini dikenal sebagai static anthropometry. Dari data yang diperoleh

diadakan pengolahan statistik. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap

antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk,

ukuran kepala, tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/duduk, panjang lengan, dan

sebagainya.

- Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimension)

Pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan

gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan.

Hal ini dikenal sebagai dynamic anthropometry. Anthropometri dalam posisi tubuh

melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses

perancangan fasilitas ataupun ruang kerja.

Pengukuran anthropometrik pada hakekatnya adalah pengukuran jarak antara dua titik

pada tubuh manusia yang ditentukan jarak-jarak tersebut mungkin berupa garis penghubung

terpendek atau mungkin berupa garis penghubung di permukaan kulit atau lebih besar dari itu.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

25

2.3 Penelitian Cara Kerja

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, seseorang dapat memilih berbagai cara

melakukannya. Cara kerja yang terbaik adalah yang memerlukan waktu, tenaga, akibat

psikologis dan akibat sosiologis yang paling kecil.

Untuk mengembangkan dan menerapkan cara kerja yang lebih mudah dan dengan

biaya yang lebih murah dilakukan dengan penelitian cara kerja. Penelitian cara kerja

merupakan kegiatan pencatatan secara sistematik dan pemeriksaan seksama mengenai cara

kerja yang berlaku atau yang diusulkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

Sasaran yang ingin dicapai dengan penelitian cara kerja ini adalah untuk mendapatkan

cara kerja yang lebih baik guna peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja.

Usaha ini dapat dilakukan dengan cara :

1. Melakukan perbaikan tata letak tempat kerja.

2. Melakukan analisa dan perbaikan elemen gerakan.

3. Desain tempat kerja dan peralatan.

2.4 Biomekanika Kerja

Biomekanika adalah aplikasi ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka otot

manusia. Biomekanika mempelajari manusia dari segi kemampuan-kemampuannya seperti

kekuatan, daya tahan, kecepatan, dan ketelitian. Hubungan antara manusia, pekerja dengan

mesin serta peralatan-peralatan dan lingkungan kerja dapat dilihat sebagai hubungan yang

unik karena interaksi antara hal-hal diatas yang membentuk suatu sistem kerja tidak terlampau

sederhana bahkan melibatkan berbagai disiplin ilmu (Nurmianto, 2003, h5).

Biomekanika kerja adalah salah satu bagian dari ilmu ergonomi dimana kita

mempelajari dari segala aktivitas kita mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat, data-

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

26

data yang didapat digunakan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam menyusun suatu

perkerjaan manusia dengan memperhatikan kapan pekerja itu lelah, bagaimana keadaaan

tekanan darahnya pada saat sedang lelah, dan lain-lain dengan menggunakan beberapa metode

baik yang langsung (fisiologi) atau dengan menentukan waktu standar atau suatu cabang ilmu

yang berhubungan dengan lingungan fisik disekitar tempat kerja, yang bertujuan untuk

menyelidiki manusia dari segi kemampuan-kemampuannya, seperti kekuatan, daya tahan,

kecepatan dan ketelitian. Lingkungan fisik disini menunjukkan semua keadaan yang terdapat

disekitar tempat kerja yang akan mempengaruhi operator tersebut baik secara langsung

maupun tidak langsung

Disamping itu untuk mendapatkan inklinasi (kemiringan) sudut posisi kaki atau tangan

relatif terhadap horisontal agar gaya maksimum dapat diterapkan maka kondisi berikut

haruslah dapat dipenuhi:

A. Analisa biomekanika secara global dengan mempertimbangkan kondisi masing-masing

otot.

B. Penyederhanaan model biomekanika yang berdasarkan pada sistem sambungan tulang

untuk memprediksi beban pada ruas tulang belakang untuk mengangkat benda kerja.

2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat berperan dalam menjamin adanya

perlindungan terhadap pekerja/tenaga kerja. Perlindungan terhadap tenaga kerja meliputi

aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan

moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.

Berbagai jenis bahaya yang timbul dari mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses

pengolahannya, keadaan tempat kerja, lingkungan kerja cara melakukan pekerjaan,

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

27

karakteristik fisik dan mental dari tenaga kerja sejauh mungkin dicegah dan atau dikendalikan

agar tenaga kerja dapat selamat dan sehat dalam melaksanakan pekerjaannya. Pencegahan atau

pengendalian bahya pekerjaan di lingkungan kerja dengan upaya K3 bertujuan agar tenaga

kerja terhindar dari kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan gangguan kesehatan akibat

pekerjaan atau lingkungan kerja. K3 tidak hanya sekedar bertujuan meraih tingkat keselamatan

dan kesehatan kerja yang tinggi, atau hanya untuk mencegah kemungkinan terjadinya

kecelakaan kerja, maupun penyakit akibat kerja. Lebih jauh dari itu K3 memiliki visi dan misi

jauh kedepan yaitu mewujudkan tenaga kerja yang sehat, selamat, produktif serta sejahtera dan

juga menciptakan perlindungan kepada pengusaha/perusahaan.

2.5.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan pekerja merupakan salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian

dalam perancangan tugas, baik dari manajemen, pekerja. Program keselamatan dan

pencegahan kecelakaan memerlukan kerjasama antara pekerja dan manajemen. Ini adalah

bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, kegiatan

perencanaan, tanggung jawab, pelaksaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan

bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dnegan

kegaitan kerja (Santoso, 2004, h15).

2.5.2 Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tujuan pokok dalam upaya memajukan

dan mengembangkan proses industrialisasi, terutama dalam mewujudkan kesejahteraan para

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

28

buruh. Tujuan dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah (Rudi, 2007,

h3):

- Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga jerja yang setinggi-tingginya,

baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja bebas..

- Sebagai upaya untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan-kecelakaan

akibat kerja, memelihara dan meningkatkan kesehatan dan gizi para tenaga kerja,

merawat dan meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia,

memberantas kelelahan kerja dan melipatgandakan gairah serta menikmatkan bekerja.

2.6 Sendi

Berdasarkan kutipan dari wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Sendi), pengertian

sendi adalah sebuah struktur yang menghubungkan dua buah tulang. Ada banyak jenis sendi

yang ada di tubuh manusia. Namun yang paling banyak adalah jenis sendi yang disebut Sendi

Synovial. Sendi ini termasuk jenis sendi yang paling besar pergerakkannya. Sendi Synovial

terdapat pada sendi bahu (Shoulder joint), sendi siku (Elbow joint), sendi panggul (Hip joint),

dan sendi lutut (Knee joint). Hubungan dua tulang disebut persendian.

Sendi lutut (knee joint) merupakan sendi yang paling sering mendapat keluhan. Nyeri,

bengkak, kaku, bunyi ketika digerakkan, hingga posisi yang tidak stabil merupakan keluhan-

keluhan pada sendi lutut. Seperti yang diungkapkan sebelumnya, keluhan-keluhan itu muncul

pada orang dewasa muda karena aktivitas yang berlebih dan tidak seimbang. Sedangkan

keluhan pada sendi di lutut yang timbul pada usia di atas 40 tahun, biasanya berhubungan

dengan keadaan degenerasi sendi dan peningkatan berat badan. Sendi lutut akan terbebani

dengan berat badan berlebih yang harus ditumpunya. Oleh karena itulah, kegemukan

sebaiknya dihindari terutama di usia lanjut.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

29

Sendi lutut adalah sendi yang paling besar di tubuh manusia. Sendi jenis Synovial ini

dalam keadaan normal dapat bergerak dari nol derajat sampai lebih dari 135 derajat (naik-

turun). Selain itu, sendi ini dapat pula sedikit berputar (rotasi). Fungsi sendi lutut adalah

menghubungkan tulang paha (femur) dan tulang kering (tibia). Pada sendi lutut ini terdapat

pula tulang tempurung (patella).

Sendi tak dapat berfungsi maksimal bila tidak disokong otot-otot. Pada sekitar sendi

lutut juga didapati banyak otot. Pada sendi lutut terdapat otot-otot terpenting di bagian depan

(extensor). Otot ini berfungsi untuk meluruskan lutut sedangkan otot di bagian belakang

(flexor) berfungsi untuk melipat lutut. Selain otot, terdapat pula dua buah urat (ligament) yang

terletak di pinggir sendi lutut bagian dalam (ligament collateral medial) dan bagian luar

(ligament collateral lateral). Kedua struktur ini – otot dan urat - berfungsi untuk menjaga

stabilitas sendi lutut.

Sendi lutut dibungkus oleh kapsul sendi dan berisi cairan sendi di dalamnya. Ada

beberapa struktur lain yang sangat penting keberadaannya pada sendi, yaitu tulang rawan

sendi (cartilage), meniscus, urat silang (ligament crutiate). Tulang rawan sendi melapisi

permukaan tulang di dalam sendi dan berfungsi melindungi tulang-tulang di sendi agar tidak

berbenturan secara langsung. Meniscus bila dilihat sepintas akan terlihat seperti cincin yang

berfungsi sebagai peredam-kejut. Sedangkan urat silang (ligament crutiate) berfungsi untuk

menjaga kestabilan sendi lutut. Agar sendi lutut berada pada posisi stabil, terdapat dua buah

urat silang, yaitu yang ke arah depan (ligament cruciate anterior/ACL) dan yang ke arah

belakang (ligament cruciate posterior/PCL).

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

30

2.6.1 Siku

Menurut kutipan dari wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Siku), siku merupakan

salah satu bagian dari lutut. Gangguan fungsi siku ini, bisa diakibatkan oleh aktifitas/pekerjaan

yang pasif, yang bertumpu pada otot-otot lengan. Misalnya, pekerjaan yang monoton seperti

melukis, menulis, dan mengetik. Gangguan ini lebih bersumber pada lengan bawah, yakni sisi

luar di bawah sendi siku. Berdasarkan catatan saya selama 27 tahun bekerja sebagai juru pijat,

penyakit ini banyak menggangu pekerja wanita yang berusia antara 25-40 tahun. Tetapi, kaum

priapun dapat terganggu oleh penyakit ini, khususnya untuk mereka yang pekerjaannya

berkaitan dengan angkat berat, penggemar olahraga tenis dan golf, misalnya. Penyakit ini

ditandai dengan adanya rasa nyeri dan sakit pada siku lengan.

2.6.2 Lutut

Menurut kutipan dari wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Lutut), dalam anatomi

manusia, lutut adalah sendi yang menghubungkan tulang paha atau femur dan tulang kering

atau tibia. Karena pada manusia lutut menyokong hampir seluruh berat tubuh, lutut sangat

rentan baik terhadap cidera akut maupun timbulnya osteoarthritis.

Tulang paha atau femur adalah bagian tubuh terbesar dan tulang terkuat pada tubuh

manusia. Ia menghubungkan tubuh bagian pinggul dan lutut. Kata "femur" merupakan bahasa

latin untuk paha.

2.6.3 Pergelangan tangan

Dalam anatomi, pergelangan tangan adalah yang fleksibel dan sempit sambungan

antara lengan bawah dan telapak tangan. Pergelangan tangan yang pada dasarnya adalah dua

baris kecil pendek tulang, disebut carpals, untuk membentuk sebuah rumah sekitar engsel.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

31

2.7 Canadian Society of Biomechanics (CSB)

Perhitungan sudut yang terdapat pada CSB digunakan untuk mengukur cara

pengambilan gambar serta sudut yang digunakan.

Gambar 2.1 Posisi Anatomi untuk Segment Angles dan Relative Angles dengan Right Sagital

View

Sumber: Canadian Society of Biomemchanics

2.8 Rapid Entire Body Assssment (REBA)

Metode ini mengevaluasi hampir pada seluruh tubuh.Metode ini dikembangkan oleh

Sue Hignett dan Lynn McAtamney pada tahun 2000. Pekerjaan yang melibatkan aktivitas

seluruh anggota badan bisa dievaluasi dengan menggunakan metode ini 

(http://adipradana.wordpress.com/category/teknik-industri/)

Berikut ini merupakan tampilan dari software REBA, dan hasil pengolahan data

REBA.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

32

 

Gambar 2.2 Tampilan Software REBA

Sumber: Software REBA

Gambar 2.3 Hasil Pengolahan Data REBA

Sumber: Software REBA

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

33

2.9 Ekonomi Gerakan

Ekonomi gerakan adalah studi mengenai kondisi pekerjaan yang memungkinkan

dilakukannya gerakan-gerakan yang ekonomis yang dipengaruhi oleh (Sritomo, 2003,

h100):

• Penggunaan badan/anggota tubuh manusia serta gerakan-gerakannya

• Pengaturan letak area kerja

• Perancangan alat-alat dan perlengkapan kerja

2.9.1 Prinsip Ekonomi Gerakan

Prinsip-prinsip ekonomi gerakan menurut Marvin E. Mundel (Sritomo, 2003, h104-

105):

A) Eliminasi Kegiatan

• Eliminasi semua kegiatan/aktivitas yang memungkinkan, langkah-langkah atau

gerakan-gerakan.

• Eliminasi kondisi yang tak beraturan dalam setiap kegiatan. Letakkan segala

fasilitas kerja dan material/komponen pada lokasi yang tetap.

• Eliminasi penggunaan tangan sebagai ”holding device”, karena hal ini merupakan

aktivitas tidak produktif yang menyebabkan kerja kedua tangan tidak seimbang.

• Eliminasi gerakan-gerakan yang tidak semestinya, abnormal, dll. Hindari pula

gerakan-gerakan yang membahayakan dan melanggar prinsip-prinsip keselamatan

atau kesehatan kerja.

• Eliminasi penggunaan tenaga otot untuk melaksanakan kegiatan statis atau fixed

position.

• Eliminasi waktu kosong (idle time) atau waktu menungggu (delay time).

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

34

B) Kombinasi Gerakan atau Aktivitas Kerja

• Gantikan/kombinasikan gerakan-gerakan kerja yang berlangsung pendek atau

terputus-putus dan cenderung berubah-ubah arahnya dengan sebuah gerakan yang

kontiniu, tidak patah-patah serta cenderung membentuk sebuah kurva.

• Kombinasikan beberapa aktivitas/fungsi yang mampu ditangani oleh sebuah

peralatan kerja dengan membuat design yang ”multy purpose”.

• Distribusikan kegiatan dengan membuat keseimbangan kerja antara kedua tangan.

C) Penyederhanaan Kegiatan

• Laksanakan setiap aktivitas/kegiatan kerja dengan prinsip kebutuhan energi otot

yang digunakan minimal.

• Kurangi kegiatan mencari-cari obyek kerja dengan meletakkannya dalam tempat

yang tidak berubah-ubah.

2.10 Korelasi

Menurut Usman (2006, h197), korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat

hubungan linier antara dua variable atau lebih, yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal

1990. Oleh sebab itu terkenal dengan sebutan Korelasi Pearson Product Moment (PPM).

Korelasi Linier Sederhana Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya

hubungan antar dua variabel (atau lebih). Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positip (+)

atau negatip (-), sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi.

Hubungan dua variabel dinyatakan positip jika nilai suatu variabel ditingkatkan maka

akan meningkatkan nilai variabel lainnya, sebaliknya jika nilai variabel tersebut diturunkan

maka akan menurunkan nilai variabel yang lain. Sebagai contoh adalah hubungan tinggi

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

35

tanaman dengan produksi. Semakin tinggi jagung maka berat tongkolnya akan semakin besar,

sebaliknya semakin pendek tanaman maka berat tongkol semakin kecil.

Hubungan dua variabel dinyatakan negatip jika nilai suatu variabel ditingkatkan maka

akan menurunkan nilai variabel lainnya, sebaliknya jika nilai variabel tersebut diturunkan

maka akan menaikkan nilai variabel yang lain. Sebagai contoh adalah hubungan tingkat

serangan hama dengan produksi. Semakin tinggi tingkat serangan hama maka produksinya

akan semakin kecil, sebaliknya semakin kecil tingkat serangan hama maka produksinya

semakin besar.

Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi.

Koefisien korelasi memiliki rentang nilai antara -1 sampai 1. Jika hubungan antara 2 variabel

memiliki korelasi -1 atau 1 berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang sempurna,

sebaliknya jika hubungan antara 2 variabel memiliki korelasi 0 berarti tidak ada hubungan

antara kedua variabel tersebut (http://analistat.com/readarticle.php?article_id=26).

2.10.1 Korelasi Pearson Produk Momen (PPM)

Menurut Usman (2006, h200), korelasi PPM sering disingkat korelasi saja merupakan

salah satu teknik korelasi yang paling banyak digunakan dalam penelitian. Besarnya angka

korelasi disebut koefisien korelasi dinyatakan dalam lambang r. Kegunaan dari korelasi PPM

adalah untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel satu

dengan yang lainnya.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

36

2.10.2 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi linier (Pearsoproduct moment correlation coefficient) antara dua

variabel dapat dicari dengan persamaan berikut:

Selain itu, untuk dapat memberikan penafsiran terkadap koefisien korelasi yang didapat, maka dapat berpedoman pada tabel berikut (http://analistat.com/readarticle.php?article_id=26)

Tabel 2.1 Interval Koefisien

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 sangat rendah

0,20 - 0,399 rendah

0,40 - 0,599 sedang

0,60 - 0,799 kuat

0,80 - 1,000 sangat kuat

Sumber : http://analistat.com/readarticle.php?article_id=26

2.11 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram)

Menurut Vincent Gaspersz (1998, h61), diagram sebab akibat adalah suatu diagram

yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses

statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk menunjukkan faktor – faktor penyebab

(sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor – faktor penyebab itu.

Diagram sebab-akibat sering disebut sebagai diagram tulang ikan (fishbone diagram) karena

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

37

bentuknya seperti kerangka ikan, atau diagram Ishikawa (Ishikawa`s diagram) karena pertama

kali diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun 1953.

Diagram ini menyusun sebab-sebab variasi atau sebab-sebab permasalahan kualitas

kedalam kategori-kategori yang logis. Hal ini membantu tim untuk menentukan fokus yang

diambil dan merupakan alat yang sangat membantu dalam penyusunan usaha-usaha

pengembangan proses. Ini adalah satu-satunya alat bantu yang menggunakan data verbal

(nonnumerical) atau data kualitatif dalam penyajiannya. Alat bantu ini menggambarkan

tentang suatu kondisi ”penyimpangan mutu” yang dipengaruhi oleh bermacam-macam

penyebab yang saling berhubungan. Berbeda dengan alat-alat bantu lainnya, karena

penggunaannya akan lebih efektif bila dilakukan dalam kelompok. Sehingga alat bantu ini

seringkali identik dengan kegiatan kelompok. Di samping itu, manfaat optimum diperoleh bila

Ishikawa Diagram mampu menampilkan akar-akar penyebab yang sesungguhnya dari suatu

penyimpangan (ketidakbermutuan).

Pada dasarnya diagram sebab-akibat dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan

berikut:

- Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah

- Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah

- Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.

Langkah-langkah pembuatan diagram sebab akibat:

1. Buatlah bersama tim

2. Buatlah sebuah daftar sebab-sebab potensial dengan penggalian ide (brain storming).

Brain storming mengizinkan setiap orang dalam tim untuk bicara dan mendorong

semua orang untuk mendengarkan. Semua ide dievaluasi kemudian.

3. Buat diagram sebab akibat

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

38

a. Tempatkan pernyataan permasalahan dalam kotak sebelah kanan (dalam kepala

ikan). Pastikan semua orang menyetujui pernyataan permasalahan tersebut dan

pernyataan tersebut dan statement tersebut terdefinisi dengan baik dan dapat diukur

(jika tak dapat diukur, maka anda tidak akan dapat mengembangkannya).

b. Gambar tiga sampai enam “tulang-tulang utama” (major bone) atau kategori-

kategori penyebab. Menamakan tulang-tulang tersebut mungkin lebih mudah jika

penyebab-penyebab dari hasil brain storming sebelumnya ditulis dalam catatan

sehingga mereka mungkin dapat dipindahkan atau dikelompokan oleh tim. Disaat

semua mengalami kegagalan, gunakan tulang-tulang utama yang sudah tersedia

sebelumnya: orang-orang, mesin, metode, material, lingkungan, namum biasanya

faktor-faktor ini menghasilkan yang paling baik

c. Tempatkan ide-ide hasil brain storming pada tulang-tulang utama yang paling

sesuai

d. Untuk masing-masing sebab, tanyakan “mengapa hal tersebut dapat terjadi?” dan

catat jawaban dalam sub tulang atau sub-sub tulang

4. Cari sebab-sebab yang muncul berulang. Data mungkin diperlukan untuk

menidentifikasikannya

5. Diskusikan masing-masing sebab yang terdaftar, seperti yang diinginkan oleh tim.

Manfaatkan keahlian tim terus pertanyaan “mengapa” untuk mengidentifikasikan

sebab yang paling mendasar.

6. Capailah kesepakatan tim, misalnya mengenai sebab-sebab yang berhak mendapatkan

perhatian lebih. Fokuskan pada proses yang memerlukan pengetahuan dan pemahaman

lebih ini, dengan maksud menghilangkan atau mengurangi penyebab-penyebab yang

jelas dalam pengaruh dalam permasalahan tersebut.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1... · ... anatomi, psikologi, manajemen dan ... keselamatan dan kesehatan kerja

39

7. Perbaharui terus diagram sebab akibat tersebut setiap kali terdapatkan masukan-

masukan baru. Ini adalah dukumen kerja yang menjelaskan “otak” dari tim kedalam

lembaran kertas.