bab 2 landasan teori 2.1 pengertian...

36
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Schoomaker (2005, p117) sistem adalah sebuah kumpulan orang, mesin dan prosedur yang terorganisir dalam keadaan saling kebergantungan untuk menyelesaikan sekumpulan fungsi tertentu. Kumpulan tersebut memiliki kemampuan memproduksi, menggunakan, mengubah, atau pertukaran informasi dalam memenuhi tujuan. Sedangkan O’Brien dan Marakas (2008, p24) mendefinisikan sistem sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi teratur. Sistem memiliki tiga fungsi dasar, yaitu: input, process, dan output. Dan menurut Stair dan Reynolds (2010, p8) sistem adalah sebuah set elemen dan komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan tersebut menentukan bagaimana sistem tersebut bekerja mulai dari input, mekanisme proses, output hingga feedback. Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi sistem adalah sekumpulan elemen atau komponen yang saling berinterkasi dalam menerima input dan menghasilkan output dengan berkesinambungan dan terintegrasi dalam mancapai tujuan tertentu.

Upload: vuhanh

Post on 04-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Menurut Schoomaker (2005, p117) sistem adalah sebuah kumpulan orang, mesin

dan prosedur yang terorganisir dalam keadaan saling kebergantungan untuk

menyelesaikan sekumpulan fungsi tertentu. Kumpulan tersebut memiliki kemampuan

memproduksi, menggunakan, mengubah, atau pertukaran informasi dalam memenuhi

tujuan.

Sedangkan O’Brien dan Marakas (2008, p24) mendefinisikan sistem sebagai

sekumpulan komponen yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, bekerja

bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan

output dalam proses transformasi teratur. Sistem memiliki tiga fungsi dasar, yaitu: input,

process, dan output.

Dan menurut Stair dan Reynolds (2010, p8) sistem adalah sebuah set elemen dan

komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan tersebut

menentukan bagaimana sistem tersebut bekerja mulai dari input, mekanisme proses,

output hingga feedback.

Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi sistem adalah sekumpulan elemen atau

komponen yang saling berinterkasi dalam menerima input dan menghasilkan output

dengan berkesinambungan dan terintegrasi dalam mancapai tujuan tertentu.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

9

Data

Informasi

Knowledge

2.2 Data, Informasi dan Knowledge

Menurut Widayana (2005, p12) data merupakan fakta-fakta mentah, antara lain

berupa gambar, angka dan disajikan tanpa suatu makna. Informasi adalah data yang

telah tersusun dan disertai dengan referensi terhadap suatu hubungan, mempunyai arti

untuk membantu pengambilan keputusan. Sedangkan knowledge adalah informasi yang

dilengkapi dengan pemahaman. Knowledge merupakan penerapan informasi yang

diyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk bertindak.

Sedangkan Turban dan Volonino (2010, p41) mendefinisikan bahwa data

merupakan segala sesuatu, peristiwa, aktivitas, dan transaksi yang dicatat, diklasifikasi,

serta disimpan, tetapi tidak diatur untuk mengungkapkan makna tertentu. Data dapat

bersifat numerik, alfa numerik, figur, suara atau gambar. Sedangkan informasi adalah

data yang telah diatur sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya. Knowledge

terdiri atas data atau informasi yang terlah diatur dan diproses untuk menyampaikan

pemahaman, pengalaman, akumulasi pembelajaran serta keahlian sebagai terapan untuk

permasalahan serta kegiatan masa kini. Gambar 2.1 menggambarkan hubungan hirearki

antara data, informasi dan knowledge.

Gambar 2.1 Hierarki Data-Informasi dan Knowledge Sumber : Akhmad Hidayatno, 2006

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

10

Dalam konteks TI, knowledge sangat berbeda dari data dan informasi. Di mana

data merupakan kumpulan fakta mentah, informasi merupakana data yang telah diproses

sementara knowledge adalah informasi terkonsep, relevan, serta actionable (Turban dan

Volonino, 2010, p392).

Jadi dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta-fakta mentah belum diolah dan

dapat merepresentasikan suatu aktivitas, kejadian, grafik, gambar, dan lain-lain, namun

belum mengungkapkan makna tertentu. Sedangkan informasi adalah sekumpulan data

yang telah diolah dan tersusun sehingga memiliki nilai manfaat untuk digunakan

pengambilan keputusan.

2.3 Pengertian Sistem Informasi (SI)

Menurut Turban dan Volonino (2010, p11) mendefinisikan SI sebagai proses

fisik yang mendukung organisasi dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

menganalisis data serta menyebarkan informasi keseluruh organisasi.

Sementara menurut Stair dan Reynold (2010, p10) mendefinisikan SI sebagai

seperangkat element yang saling terkait untuk di-input, diproses, disimpan, serta

diserbarkan guna mendapatkan feedback dalam memenuhi tujuan tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa SI adalah suatu kombinasi antara komponen-

komponen penting dan saling bekerjasama untuk mengumpulkan, mengolah,

menyimpan, dan menyebarkan informasi keseluruh organisasi untuk mendukung

pengambilan keputusan serta membantu dalam memenuhi tujuan organisasi.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

11

2.4 Pengertian Knowledge

Menurut Gottschalk (2005, p58) knowledge adalah sesuatu yang dapat

diperbaharui, reusable dan dapat dikumpulkan sumber value-nya untuk perusahaan

ketika memproduksi suatu barang dan jasa. Knowledge sulit disimpan di dalam

komputer, hanya dapat disimpan di dalam otak manusia. Knowledge juga merupakan

sesuatu yang seseorang ketahui. Di sini tidak akan ada knowledge tanpa hadirnya

seseorang yang memahami hal tersebut. Knowledge didefinisikan sebagai kombinasi

antara informasi dengan pengalaman, intuisi, interpretasi, refleksi suatu hal serta

kreativitas seseorang.

Sementara Debowski (2006, p16), mendefinisikan knowledge sebagai suatu

proses menerjemahkan informasi dan pengalaman masa lalu menjadi hubungan

bermakna yang dapat dimengerti dan diterapkan oleh setiap individu.

Sedangkan menurut Bernard and Tichkiewitch (2008, p7) knowledge adalah

informasi yang berada pada pikiran seseorang dan itu bernilai sebagai ide baru

berwawasan, sehingga dapat diinterpretasikan sebagai informasi yang memiliki kekuatan

bersaing dan bernilai tinggi.

Dari pengertian knowledge menurut Gottschalk (2005, p58), Debowski (2006,

p16) serta menurut Bernard and Tichkiewitch (2008, p7) dapat disimpulkan bahwa

Knowledge sebagai suatu hal yang diketahui seseorang sebagai kombinasi antara

informasi dengan pengalaman, intuisi, interpretasi, serta kreatifitas seseorang bernilai

tinggi sehingga dapat dijadikan kekuatan bersaing namun sulit didokumentasikan.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

12

2.4.1 Tipe Knowledge

Menurut Tobing (2007, p9) tacit knowledge adalah knowledge yang terletak pada

otak atau melekat di dalam diri seseorang dan diperoleh melalui pengalaman namun

sangat sulit dikodifikasi. Sedangkan explicit knowledge adalah segala bentuk knowledge

yang sudah direkam, dan didokumentasikan dalam repository KM sehingga lebih mudah

didistribusikan dan dikelola.

Menurut Debowski (2006, p16-18) jenis knowledge dibagi menjadi dua macam:

a) Tacit Knowledge

Tacit knowledge (2006, p18) adalah knowledge yang diakumulasi dari pengalaman dan

pembelajaran seseorang. Tacit knowledge sulit untuk direproduksi atau dibagikan

dengan orang lain. Kelemahan dari tacit knowledge adalah sulitnya menerjemahkan tacit

knowledge menjadi produk yang tangible. Isu lain yang berkaitan dengan tacit

knowledge adalah bagaimana mengidentifikasi orang – orang yang memiliki knowledge

dan bagaimana memungkinkan orang lain untuk mengakses knowledge tersebut saat

dibutuhkan.

b) Explicit Knowledge

Explicit knowledge (2006, p17) adalah knowledge yang dapat dibagi, didokumentasikan,

dikategorikan, dan disebarkan kepada pihak lain sebagai informasi. Explicit knowledge

merupakan sumber daya utama dalam organisasi di mana fokus pekerjaan berubah

menjadi berfokus pada knowledge yang ada dalam organisasi.

Menurut Nonaka dan Ichijo (2007, p283) explicit knowledge dapat diekspresikan

dalam kata dan angka, serta mudah dikomunikasikan dan disebarkan dalam bentuk

dokumen, formulasi ilmiah, atau prosedur pengkodean. Tacit knowledge merupakan

personal knowledge, sulit diungkapkan dengan bahasa formal untuk dikomunikasikan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

13

Tacit Knowledge

Tacit Knowledg

Explicit

Explicit Knowledge

Dari

Ke

Sosialisasi - Face to face communication - Collaboration features - Trainning diklat

Eksternalisasi - Dokumen rapat / notulen - Dokumen experts - Discussion platform - Ms Office

S + i t t

Internalisasi - Intranet + internet - Content management - Learning features - Surat edaran - Papan pengumuman

Kombinasi - Forum diskusi - Aplikasi Database - Business Intelligent - Internet - Enterprise portal feature

2.4.2 Proses Penciptaan Knowledge

Menurut Nonaka, dan Ichijo (2007, p297) suatu organisasi tidak dapat

menciptakan knowledge sendiri, karena harus mengerahkan tacit knowledge dan

mengakumulasikan mulai dari level individu. Pengerahan tacit knowledge ini diperkuat

dengan namanya knowledge spiral, di mana hal ini merupakan interaksi antara tacit

knowledge dengan explicit knowledge.

Menurut Setiarso, Triyono dan Subagyo (2009, p35) menyatakan bahwa proses

penciptaan knowledge perusahaan terjadi karena adanya interaksi antara tacit knowledge

dengan explicit knowledge, melalui proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan

internalisasi milik Nonaka. Knowledge baru sebagai hasil proses SECI akan mengalami

multiplikasi nilai secara berkelanjutan, dan proses ini dinamakan knowledge spiral atau

knowledge conversion dengan menggunakan perangkat teknologi pada perusahaan.

Berikut ini Gambar 2.2 adalah gambaran model knowledge conversion/knowledge spiral.

Gambar 2.2 Model Konversi Knowledge menurut Setiarso et.al (2009)

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

14

Sosialisasi adalah konversi dari tacit knowledge ke tacit knowledge yang

dilakukan melalui pertemuan tatap muka (rapat, diskusi, dan pertemuan bulanan).

Melalui pertemuan tatap muka ini, SDM dapat saling berbagi knowledge dan

pengalaman yang dimilikinya sehingga tercipta knowledge baru.

Eksternalisasi adalah proses untuk mengkonversikan dan mengartikulasikan tacit

knowledge menjadi suatu konsep yang jelas dan dimengerti. Dukungan terhadap proses

eksternalisasi ini, dapat diberikan dengan mendokumentasikan notulen rapat (bentuk

eksplisit dari knowledge yang tercipta saat diadakannya pertemuan) ke dalam bentuk

elektronik untuk kemudian dapat dipublikasikan kepada yang berkepentingan.

Proses konversi knowledge melalui kombinasi adalah mengkombinasikan

berbagai explicit knowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem KM. Media

untuk proses ini dapat melalui intranet (forum diskusi), database perusahaan dan

internet untuk memperoleh sumber eksternal. Fitur-fitur enterprise portal seperti

knowledge organization system yang memiliki fungsi untuk pengkategorian informasi,

pencarian, dan sebagainya sangat membantu dalam proses ini.

Internalisasi adalah konversi dari explicit knowledge ke tacit knowledge di mana

semua dokumen data, informasi dan knowledge yang sudah didokumentasikan dapat di-

sharing. Inilah terjadi peningkatan knowledge SDM. Sumber-sumber explicit knowledge

dapat diperoleh melalui media intranet (database perusahaan), surat edaran atau surat

keputusan, papan pengumuman dan internet serta media massa sebagai sumber external

dapat mendukung proses ini. Selain itu pendidikan atau pelatihan (training) dapat

mengubah berbagai pelajaran tertulis (explicit knowledge) menjadi tacit knowledge pada

karyawan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

15

2.4.3 Pengertian Knowledge Goal

Menurut Probst, Raub dan Romhardt (2004, p33) proses pengendalian sumber-

sumber knowledge merupakan proses sangat penting bagi pencapaian kesuksesan jangka

panjang dari KM. Knowledge goals dan knowledge assessment akan memperkuat KM

dan mengubahnya menjadi suatu sistem manajemen. Knowledge goals akan

mengklasifikasikan arah-arah strategis dari KM dan menciptakan keterampilan-

keterampilan yang perlu dikembangkan serta pada tingkat apa pengetahuan tersebut

dikembangkan.

Menurut Probst, Raub dan Romhardt (2004, p57) knowledge goals pada tingkat

yang berbeda, yaitu: normative goals berhubungan dengan visi umum dari kebijakan

perusahaan dan semua aspek dari kebudayaan perusahaan. Strategic knowledge goals

akan menciptakan program jangka panjang untuk merealisasikan visi tersebut.

Operational knowledge goals membantu menjamin bahwa program-program strategis

tersebut telah diimplementasikan dalam kegiatan perusahaan. Sehingga knowledge goals

pada tingkat yang berbeda harus saling melengkapi dan berkontribusi untuk

merealisasikan tujuan-tujuan perusahaannya. Identifikasi knowledge berdasarkan level

pada knowledge goal disajikan pada Tabel 2.1.

Normative knowledge goals ditujukan untuk menciptakan knowledge aware

dalam perusahaan, di mana keterampilan-keterampilan dari setiap individu dibagikan

dan dikembangkan. Hal ini akan membangun KM yang efektif. Menurut Probst, Raub

dan Romhardt (2004, p45) normative knowledge goals menawarkan kesempatan-

kesempatan pada manajer untuk menciptakan budaya perusahaan yang knowledge

friendly.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

16

Tabel 2.1 Knowledge goals pada level yang berbeda

Sumber: Probst, Raub dan Romhardt (2004, p45)

Strategic knowledge goals mendefinisikan pengetahuan inti dari perusahaan dan

mengidentifikasikan ketrampilan-ketrampilan yang akan dibutuhkan di masa depan.

Menurut Probst, Raub dan Romhardt (2004, p51) strategic knowledge goals dapat

diselaraskan dengan perencanaan strategis tradisional. Dengan menyediakan gambaran

kapabilitas yang akan dibutuhkan di masa depan, dan perlunya pengamanan atas aset-

aset knowledge perusahaan. Tujuan-tujuan strategis ini juga dapat mencakup rencana

pertumbuhan strategis dari struktur perusahaan dan sistem manajemen yang dibutuhkan.

Operational knowledge goals dikaitkan dengan pengimplementasian KM.

Operational knowledge goals merubah normative goals dan strategic goals menjadi

tujuan-tujuan nyata. Menurut Probst, Raub dan Romhardt (2004, p57) operational

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

17

knowledge goals mengacu pada pengendalian dan pengawasan sistematis dari knowledge

dalam konteks proyek dan proses implementasi. Operational knowledge goals

dimaksudkan untuk membawa KM pada tingkat staf dan manajemen, memastikan

bahwa hal ini tidak merugikan kegiatan-kegiatan operasional. Oleh karena itu,

operasional knowledge harus diformulasikan secara jelas dan diobservasi secara ketat

dalam perusahaan.

2.4.4 Tahapan Identifikasi Knowledge

Menurut Probst et al, identifikasi knowledge dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

a) Structural knowledge

Merupakakan explicit knowldege dan sudah terdokumentasi dalam bentuk kertas

(hardcopy) maupun secara digital (softcopy). Structural knowledge yang ada dalam

perusahaan ini yaitu hal-hal yang terkait dalam struktur organisasi seperti job

description dan proses bisnis.

b) Functional knowledge

Bertujuan untuk mengidentifikasi knowledge yang ada di diri seseorang karyawan, yaitu

melalui fungsi-fungsi pekerjaan tiap karyawannya. Functional knowledge yang bersifat

tacit harus didokumentasikan, sedangkan knowledge yang bersifat explicit harus berada

pada satu aplikasi yang sama, sehingga memudahkan karyawannya dalam mengakses

dan menggunakan knowledge tersebut untuk diimplementasikan dalam proses kerja.

c) Behavioral knowledge

Ditujukan untuk mengidentifikasi tata cara dalam membagi atau mendistribusikan

knowledge dari individu ke karyawan lain, yang biasanya diperoleh melalui diskusi antar

karyawannya. Knowledge yang bersifat behavioural, biasanya telah menjadi kebiasaan

dan membudaya di perusahaan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

18

2.5 Pengertian KM

Tobing menjelaskan bahwa (2007, p8) KM adalah pendekatan sistematik yang

membantu mengalirnya informasi dan knowledge kepada orang yang tepat pada saat

yang tepat untuk menciptakan nilai. Sedangkan menurut Nonaka dan Ichijo (2007, p288)

KM adalah strategi manajemen mengenai pengelolaan knowledge asset dan cenderung

fokus kepada penciptaan serta sharing knowledge.

Menurut Debowski (2006, p16) KM adalah proses mengidentifikasi,

mendapatkan, mengorganisasi, dan menyebarkan aset intelektual yang penting bagi

performa jangka panjang sebuah organisasi. Sementara Tjakraatmadja, Hidajat dan

Lantu (2006, p143) menjelaskan bahwa KM merupakan langkah-langkah sistematik

untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi, untuk menciptakan nilai dan

meningkatkan keunggulan kompetitif.

Dan berdasarkan definisi dari Turban dan Volonino (2010, p392) dijelaskan

bahwa KM sebagai sebuah proses dalam mengidentifikasi, memilih, mengatur,

menyebarkan informasi penting dan keahlian yang merupakan bagian dari knowlegde

organisasi dan biasanya berada dalam organisasi secara tidah terstruktur. KM dapat

mendorong pembelajaran dalam organisasi yang dapat mengarah ke penciptaan

pengetahuan lebih lanjut.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa KM sebagai sebuah tools, tehnik, proses,

strategi yang mendukung perusahaan dalam mengumpulkan, mengidentifikasi, memilih,

mengolah, serta menyebarkan knowledge yang ada, baik individual knowledge maupun

knowledge perusahaan sehingga dapat mendorong pembelajaran dalam organisasi dan

mengarahkan penciptaan pengetahuan lebih lanjut guna menciptakan keunggulan

kompetitif perusahaan.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

19

2.5.1 Knowledge Management System Cycle

Menurut Turban dan Volonino (2010, p394) KM memiliki suatu siklus yang

terdiri dari enam langkah fungsi (lihat Gambar 2.3). Alasan sistem tersebut berada dalam

siklus karena knowledge secara dinamik disempurnakan dari waktu ke waktu.

Knowledge dalam suatu sistem KM yang baik tidak akan pernah sempurna, karena

seiring berjalannnya waktu keadaan lingkungan terus berubah dan knowledge harus

selalu update untuk merepresentasikan perubahan tersebut.

Fungsi siklus KM menurut Turban dan Volonino (2010, p394) meliputi :

a) Create Knowledge : knowledge tercipta sebagai suatu cara baru dalam

melakukan sesuatu atau mengembangkan know-how, terkadang external

knowledge termasuk di dalamnya.

b) Capture Knowledge: knowledge baru harus diidentifikasi sebagai sesuatu yang

bernilai dan dapat direpresentasikan dengan beralasan.

c) Refine Knowledge: knowledge baru harus ditempatkan dalam suatu makna

sehingga dapat ditindaklanjuti.

d) Store Knowledge: knowledge yang berguna harus disimpan dalam knowledge

repository dengan format sistematis, sehingga semua bagian dalam organisasi

dapat mengaksesnya.

e) Manage Knowledge: knowledge harus tetap update dan dapat di review untuk

memastikan knowledge tersebut relevan dan akurat.

f) Disseminate Knowledge: knowledge harus tersedia dalam format yang berguna

bagi organisasi kapan dan di mana saat dibutuhkannya.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

20

CreateCapture

Disseminate 

Manage

Store

Refine Knowledge 

Gambar 2.3 Siklus Knowledge Management menurut Turban dan Volonino (2010).

Tobing mendefisikan bahwa (2007, p25) siklus utama dalam KM yaitu proses

knowledge creation, knowledge retention, knowledge sharing/transfer, knowledge

utilization. Di mana salah satu proses utamanya adalah knowledge sharing/transfer,

maksudnya adalah penciptaan kesempatan yang luas untuk pembelajaran seluruh

anggota organisasi sehingga dapat meningkatkan kompetensinya secara mandiri.

2.5.2 Manfaat Implementasi KM

Menurut Andriarto, et al (2008, p3) KM memiliki manfaat serta fungsi penting

yang terbagi dalam empat hal yaitu: mengidentifikasi aset kunci dari knowledge ada di

dalam perusahaan, merefleksikan apa yang organisasi diketahui, saling berbagi segala

knowledge kepada siapapun yang membutuhkannya, menerapkan penggunaan

knowledge untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Menurut Tobing (2007, p38) keuntungan dan manfaat KM sangat beragam dan

cukup banyak, antara lain:

• Meningkatkan kolaborasi dalam perusahaan.

• Meningkatkan keterampilan karyawan.

• Meningkatkan mutu produk dan layanan.

• Meningkatkan mutu pengambilan keputusan.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

21

• Meningkatkan mutu penanganan pelanggan.

• Meningkatkan kinerja serta laba.

• Mempercepat respon terhadap isu-isu bisnis yang penting.

• Menciptakan peluang bisnis baru dan pengembangan produk baru.

2.5.3 Kriteria Keberhasilan Implementasi KM

Ada tiga kriteria yang harus diraih agar implementasi KMS berhasil menurut

Debowski, 2006, p151, yaitu:

a) Sistem merefleksikan dan responsif terhadap kebutuhan perusahaan.

b) Sistem merefleksikan prinsip-prinsip KM, terutama pendorong untuk kolaborasi

dan komunikasi.

c) Sistem merefleksikan perhatian yang dalam terhadap individual di seluruh fase

pengembangannya.

Menurut Tobing (2007, p137) kunci sukses dari KM adalah knowledge sharing,

karena melalui knowledge sharing terjadi peningkatan value dari knowledge yang

dimiliki perusahaan. Seseorang yang melakukan knowledge sharing tidak akan

kehilangan knowledge miliknya, tetapi justru melipat gandakan nilai dari knowledge

tersebut apabila sudah dimanfaatkan oleh banyak orang. Budaya berbagi pengetahuan

merupakan fondasi bagi proses learning, di mana proses learning memperluas inovasi

dan dengan inovasi perusahaan dapat tumbuh dan bertahan.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

22

Menurut Tobing (2007, p137) elemen-elemen penting budaya sharing terdiri dari

beberapa hal, yaitu:

a) Keterlibatan pemimpin memberi keteladanan serta monitoring.

b) Membangun kepercayaan dan keterbukaan.

c) Mempromosikan knowledge sharing dan kolaborasi.

d) Apresiasi terhadap knowledge, pembelajaran,dan inovasi.

e) Memiliki struktur organisasi yang mendukung dan adaptif.

Menurut Nonaka dan Ichijo (2007, p289) sharing knowledge dalam suatu

organisasi merupakan sebuah pemicu serta sebuah langkah awal dari suksesnya

penciptaan knowledge. Knowledge cenderung personal dan konseptual serta lebih

banyak berupa tacit knowldge, oleh sebab itu ketika knowledge disebarkan maka secara

perlahan knowledge tersebut berpindah dari satu individu ke individu lainnya melalui

komunikasi.

Menurut Rao (2005, P145) dalam jurnal yang berjudul Knowledge Management

in Practice: Making Technology Work at Daimler Chrysler menyatakan bahwa aturan

emas untuk mencapai keberhasilan implementasi KM adalah:

a) Dukungan teknologi, proses pengelolaan pengetahuan secara efisien, dan sumber

daya manusia adalah kunci utama.

b) Diperlukan kesadaran dari karyawannya bahwa adanya kebutuhan serta

keterkaitan langsung antara pengelolaan pengetahuan dengan kinerja.

c) Aktivitas knowledge sharing secara intensif.

d) Membangun aliran proses pengetahuan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

23

2.6 Analisis dan Rancangan Sistem Informasi

2.6.1 Pengertian Analisis Sistem

Analisis sistem menurut Bentley dan Whitten (2007, p32) merupakan studi

mengenai problem domain bisnis untuk merekomendasikan pengembangan dan

mendefinisikan persyaratan bisnis dan prioritas untuk solusi. Mengutip dari buku Bennet

et al. (2006, p372) hasil dari analisis sistem adalah suatu spesifikasi mengenai apa yang

disarankan untuk dilakukan sistem berdasarkan persyaratan-persyaratan. Sedangkan

menurut Satzinger et al. (2009, p4) analisis sistem adalah suatu proses untuk memahami

dan mengerti SI secara detail untuk merekomendasikan SI bagaimana selanjutnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah sebuah studi mengenai

sistem yang sedang berjalan untuk dapat merekomendasikan sistem baru yang

selanjutnya akan berguna bagi perancangan sistem.

2.6.2 Pengertian Rancangan Sistem

Perancangan sistem menurut Bentley dan Whitten (2007, p33) adalah

pengembangan atau spesifikasi dari solusi teknikal, berbasis komputer untuk persyaratan

bisnis yang diidentifikasi dalam analisis sistem.

Sedangkan menurut Satzinger et al., (2009, p4) perancangan sistem adalah proses

menentukan secara rinci bagaimana komponen-komponen dari SI harus

diimplementasikan secara fisik.

Dapat disimpulkan dari pengertian yang ada, perancangan sistem adalah

gambaran umum mengenai sistem yang baru yang akan dikembangkan dengan

mengkonfigurasikan komponen-komponen SI.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

24

2.6.3 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)

Menurut Satzinger et al (2009, p.60) object oriented analysis (OOA)

mendefinisikan semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan

menunjukkan interaksi pengguna yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

Sedangkan object oriented design (OOD) mendefinisikan semua jenis objek yang

diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem,

menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas.

Sedangkan menurut Whitten et al. (2007, p25) object-oriented analysis and

design (OOAD) merupakan suatu kumpulan alat dan tehnik untuk mengembangkan

suatu sistem yang akan menggunakan teknologi objek untuk membangun sebuah sistem

dan piranti lunak.

2.6.4 Pengertian Unified Model Language (UML)

Menurut Satzinger et al. (2009, p48) UML adalah serangkaian standar konstruksi

model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan object-

oriented. Sedangkan menurut Whitten et al. (2007, p371) UML adalah satu set konversi

pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah sistem software dalam bentuk

objek-objek.

2.6.5 Jenis-Jenis Perancangan Sistem

Model dari komponen sistem yang menggunakan UML, meliputi:

a) Activity Diagram

Menurut Satzinger et al. (2009, p141) activity diagram adalah tipe dari workflow

diagram yang menggambarkan aktivitas dari user dan flow nya secara berurutan. Notasi

dari activity diagram dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

25

Gambar 2.4 Notasi Activity Diagram menurut Satzinger et al. (2009, p142)

b) Domain Model Class Diagram

Domain model class diagram menurut Satzinger et al. (2009, p187) sebuah UML class

diagram yang menggambarkan cara kerja problem domain classes, associations, dan

attributes. Notasi dari Domain Model Class Diagram dapat dilihat pada Tabel 2.2 di

bawah ini.

Tabel 2.2 Notasi Class Diagram

Class

Multiply

0..1 ; 1 ; 1..1 ; 0..* ; * ; 1..*

Communication

Sumber: Satzinger et al. (2009)

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

26

Keterangan tambahan menganai isi dari domain class diagram:

• Atribute: karakteristik dari sebuah objek yang memiliki nilai seperti ukuran,

bentuk, warna, lokasi dan lain sebagainya.

• Class: Tipe atau klasifikasi dari objek yang sama.

• Methods: Behaviours atau operasi sebagai gambaran apa yang dapat dilakukan

oleh sebuah objek.

• Message: Komunikasi dari objek yang saling berhubungan.

c) Use Case Diagram

Use case menurut Satzinger et al. (2009, p242-244) merupakan kegiatan yang sistem

lakukan, biasanya dalam menanggapi permintaan oleh user. Use case diagram juga

dikatakan sebagai diagram yang menunjukkan urutan pesan antara actor external dan

sistem selama use case berlangsung. Ada beberapa notasi dalam use case diagram yang

ada pada Tabel 2.3 berikut ini.

Tabel 2.3 Notasi Use case Diagram

Sumber: Satzinger et al. (2009)

Actor

System boundary

Usecase

 Connecting Line

_________________

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

27

d) System Sequence Diagram

System sequence diagram menurut Satzinger et al. (2009, p242) adalah diagram yang

digunakan untuk menggambarkan aliran informasi dalam sistem. Notasi System

Sequence Diagram dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Notasi Sequence Diagram

Sumber: Satzinger et al. (2009)

e) User Interface

Menurut Satzinger et al. (2009, p532), User Interface adalah sistem itu sendiri dan

merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan end user saat sedang menggunakan

sistem seperti fisik, perseptual, dan konseptual. Shneiderman (2010, p88-89)

mengemukakan delapan aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik

untuk merancang suatu user interface. Delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden

Rules of Interface Design, yaitu:

1. Berusaha konsisten.

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan

pada prompt, menu, serta layar bantuan.

2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut.

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan

interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi,

dan fasilitas makro.

Actor

Input message

Output message <-- -- -- -- -- -- -- --

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

28

3. Memberikan umpan balik informative.

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik.

Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input

data atau muncul pesan kesalahannya.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan.

Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi penutupan bahwa cara

yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan

berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan

kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan

dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami

untuk penanganan kesalahan.

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna mengetahui

kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk

mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.

7. Mendukung tempat pengendali internal

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan

yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol

pengguna.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

29

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau

banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu

pelatihan untuk kode, dan urutan tindakan.

f) Navigation Diagram

Menurut Mathiassen et al. (2000, p151) interface adalah fasilitas yang membuat model

dan fungsi-fungsi tersedia bagi actor. Hasil dari interface adalah user interface dan

system interface. User interface adalah style dialog dan bentuk-bentuk presentasi, daftar

elemen lengkap. System interface adalah class diagram untuk eksternal device dan untuk

interaksi dengan sistem lain. Navigation diagram merupakan semua window dari user

interface dan hubungan dinamiknya yang dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Navigation Diagram menurut Mathiassen et.al. (2000)

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

30

2.7 Manajemen Strategis

Menurut David (2009, p5) manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni

dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi

keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai

tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada usaha mengintegrasikan manajemen

pemasaran, keuangan, operasionsl, penelitaian dan pengembangan, serta SI dalam

mencapai tujuan organisasi.

2.7.1 Jenis Strategis

Menurut David (2009, p251) strategi alternatif yang dapat dijalan perusahaan

dikategorikan sebagai berikut :

a) Strategi Integrasi

• Integrasi ke depan

Memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor.

• Integrasi ke belakang

Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok.

• Integrasi horizontal

Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing.

b) Strategi Intensif

• Penetrasi pasar

Mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa saat ini di pasar

yang ada sekarang melalui upaya upaya pemasaran yang lebih baik.

• Pengembangan pasar

Memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

31

• Pengembangan produk

Mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat

ini atau pengembangan produk atau jasa baru.

c) Strategi Diversifikasi

• Diversifikasi terkait

Menambah produk atau jasa baru yang masih berkaitan.

• Diversifikasi tak terkait

Menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan.

d) Strategi difensif

• Penciutan

Pengelompokan ulang (regrouping) melalui pengurangan biaya dan aset untuk

membalik penjualan dan laba yang menurun.

• Likuidasi

Penjualana seluruh aset perusahaan secara terpisah-pisah untuk kekayaan

berwujudnya.

2.7.2 Tahapan Perumusan Strategi

Perumusan strategi menurut David terdiri dari tiga tahapan, yaitu meliputi:

a) Tahap Input

• Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Menurut David (2009, p158) matriks EFE memungkinkan para penyusun strategi

untuk meringkas dan mengevaluasi informasi dan ekonomi, sosial, budaya,

demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif.

Matriks EFE dapat dikembangkan dalam lima langkah :

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

32

1. Buat daftar faktor-faktor eksternal utama sebagimana yang disebutkan dalam

proses audit eksternal. Masukkan sepuluh sampai 20 faktor, termasuk peluang

dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. Daftar terlebih dahulu

peluangnya, kemudian ancamannya. Buat sespesifik mungkin dengan persentase,

rasio, dan perbandingan jika dimungkinkan.

2. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting)

sampai 1,0 (sangat penting). Bobot mengindikasikan signifikansi relatif dari

suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Peluang sering mendapat bobot

yang lebih tinggi daripada ancaman, tetapi ancaman bisa diberi bobot tinggi jika

perusahaan sangat parah atau mengancam.

3. Berilah peringkat antara sampai satu sampai empat pada setiap faktor eksternal

utama menunjukkan seberapa baik strategi perusahaan saat ini dalam merespons

faktor tersebut, dimana 4 = respon sangat bagus, 3 = respon di atas rata-rata, 2 =

responnya rata-rata, dan 1 = respon di bawah rata-rata. Peringkat didasarkan

pada keefektifan strategi perusahaan. Peringkat tersebut berbeda

antarperusahaan, bobot dilangkah nomor dua berbasis industri. Penting bahwa

baik ancaman maupun peluang dapat menerima peringkat 1, 2, 3, atau 4.

4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor.

5. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna menentukan total skor.

6. Terlepas dari jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam

Matriks EFE, skor bobot total tertinggi yang mungkin dicapai untuk sebuah

organisasi adalah 4,0 dan skor bobot terendah adalah 1,0. Rata-rata skor bobot

total adalah 2,5.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

33

• Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Menurut David (2009, p229) matriks IFE meringkas dan mengevaluasi kekuatan

dan kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis dan juga menjadi landasan

utama mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara area tersebut.

Penilaian intuitif digunakan dalam pengembangan Matriks IFE. Mariks IFE dapat

dikembangkan dalam lima langkah :

1. Buatlah daftar faktor-faktor internal utama sebagaimana yang disebutkan dalam

proses audit proses audit internal. Masukkan sepuluh sampai 20 faktor internal,

termasuk kekuatan maupun kelemahan organisasi. Daftar terlebih dahulu

kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat sespesifik mungkin dengan

menggunakan persentase, rasio, dan angka-angka perbandingan.

2. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting)

sampai 1,0 (semua penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor tertentu

menandakan signifikansi relatif faktor tersebut bagi keberhasilan perusahaan.

Terlepas dari apakah faktor utama itu adalah kekuatan atau kelemahan internal,

faktor faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja

organisasional harus diberi bobot tertinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama

dengan 1,0.

3. Berilah peringkat satu sampai empat pada setiap faktor untuk mengindikasikan

apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat

(peringkat = 3), atau sangat kuat (peringkat = 4). Kekuatan harus mendapat

peringkat tiga atau empat dan kelemahan haru mendapat peringkat satu atau dua.

Peringkat diberikan berdasarkan perusahaan, sedangkan bobot di langkah dua

berbasis industri.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

34

4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot

bagi masing-masing variabel.

5. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor bobot

total organisasi.

Terlepas dari berapa banyak faktor dimasukkan ke dalam Matriks IFE, skor

bobot total berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dan 4,0 sebagai titik tertinggi,

dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total dibawah 2,5 mencirikan oraganisasi yang

lemah secara internal, sedangkan skor yang secara siginifikan berada di atas 2,5

mengindikasikan posisi internal yang kuat.

b) Tahap Pencocokan

• Matriks SWOT

Menurut David (2009, p327) matriks SWOT adalah sebuah alat pencocokan

penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi :

1. Strategi SO (Strength – Opportunities)

Memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari

peluang eksternal. Jika perusahaan memiliki kelemahan, maka perusahaan akan

berjuang untuk mengatasi dan mengubahnya menjadi kekuatan. Ketika

perusahaan dihadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan

berusaha untuk menghindari untuk berkonsentrasi pada peluang.

2. Strategi WO (Weakness – Opportunities)

Bertujuan utnuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil

keuntungan dari peluang eksternal.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

35

3. Strategi ST (Strength – Threats)

Menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak

ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus

selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.

4. Strategi WT (Weakness – Threats)

Merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal

serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah perusahaan yang menghadapi

berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal sesungguhnya berada dalam

posisi yang membahayakan, oleh sebab itu perusahaan harus berjuang untuk

bertahan

Dapat dilihat pada Tabel 2.5 Matriks SWOT yang terdiri atas sembilan sel.

Empat sel faktor utama, empat sel strategi, dan satu sel kosong (sel kiri atas).

Keempat sel strategi (SO, WO, ST, dan WT) dikembangkan setelah melengkapi

keempat sel faktor utama (S, W, O, T).

Tabel 2.5 Matriks SWOT menurut David (2009, p328-329) Kekuatan ( S ) Kelemahan ( W )

Peluang ( O ) Strategi SO

Gunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang.

Strategi WO

Atasi kelemahan dengan

memanfaatkan peluang.

Ancaman ( T ) Strategi ST

Gunakan kekuatan untuk

menghindari ancaman

Strategi WT

Meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

36

Terdapat delapan langkah dalam membentuk Matriks SWOT:

• Buat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan.

• Buat ancaman-ancaman eksternal utama perusahaan.

• Buat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan.

• Buat daftar kekuatan internal utama perusahaan.

• Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada

sel strategi SO.

• Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan cata hasilanya pada

sel strategi WO.

• Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilanya pada

sel strategi ST

• Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada

sel strategi WT.

• Matriks Internal-Eksternal (IE)

Menurut David (2009, p344) Matriks IE memposisikan berbagai divisi suatu

organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi

kunci : skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y.

Pada sumbu x, skor bobot IFE total 1,0 sampai 1,99 menujukkan posisi internal yang

lemah, skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat.

Pada sumbu y, skor bobot EFE total 1,0 sampai 1,99 dipandang rendah, skor 2,0

sampai 2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah tinggi.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

37

Pada Tabel 2.6 dijabarkan Matriks IE yang dibagi menjadi tiga bagian besar dan

mempunyai implikasi strategi yang berbeda, yaitu:

1. Ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, IV dapat digambarkan

sebagai tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi yang intensif

(penetrasi pasar, pengembangan pasar,dan pengembangan produk) atau integratif

(integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) bisa menjadi

yang paling tepat bagi divisi-divisi ini.

2. Divisi-divisi yang masuk ke dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani dengan

baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan (hold and retain). Penetrasi

pasar dan pengembangan produk adalah strategi yang paling banyak digunakan

dalam jenis divisi ini.

3. Ketentuan umum untuk divisi masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah panen

atau divestasi (harvest or divest).

Tabel 2.6 Matriks IE menurut David (2009, p344)

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

38

c) Tahap Keputusan

• Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Matriks Perencanaan Strategis Kuatitatif (QSPM) menunjukkan strategi mana

yang terbaik. QSPM menggunakan analisis input dari tahap satu dan hasil

pencocokan dari analisis tahap dua. Menurut David (2009, p351) QSPM adalah alat

yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi

alaternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal

dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Pada Tabel 2.7 dapat dilihat kolom-

kolom yang harus diisi pada matriks QSPM. Enam langkah yang diperlukan untuk

mengembangkan QSPM, yaitu:

1. Buatlah daftar berbagai peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan atau

kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM. Informasi harus diambil dari

Matriks EFE dan Matriks IFE..

2. Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut. Bobot ini

sama dengan bobot yang ada dalam Matriks EFE dan Matriks IFE.

3. Cermati matriks tahap dua, identifikasi strategi alternatif yang harus

dipertimbangkan untuk diterapakan oleh organisasi. Catat strategi ini di baris

teratas QSPM dan kelompokkan dalam satu rangkaian ekslusif.

4. Tentukan skor daya tarik (Attractivenesss Score – AS). Skor AS adalah nilai

numerik yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi di rangkaian

alternatif tertentu. Skor AS ditentukan dengan cara mengamati faktor eksternal

atau internal dengan mengajukan pertanyaan, “Apakah faktor ini mempengaruhi

pilihan strategi yang dibuat?” Jika jawabannya ya, strategi kemudian perlu

diperbandingkan relatif terhadap faktor utama tersebut. Skor AS harus diberikan

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

39

pada setiap strategi untuk menunjukan daya tarik relatif satu strategi atas strategi

lain dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Kisaran skor AS adalah = 1 tidak

memiliki daya tarik, 2 = daya tarik rendah, 3 = daya tarik sedang. 4 = daya tarik

tinggi. Faktor utama tidak memiliki pengaruh terhadap pilihan spesisfik yang

dibuat jika jawaban atas pertanyaan adalah tidak. Gunakan tanda “ – “ untuk

menujukkan faktor utama tidak mempengaruhi pilihan.

5. Hitunglah Skor AS total, hasil kali antara bobot langkah dua dengan skor AS

langkah 4 di setiap baris. Skor AS total menunjukkan daya tarik relatif dari setiap

strategi alternatif. Semakin tinggi skor AS total, semakin menarik pula strategi

alternatif tersebut.

6. Hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total (Sum Total Attractiveness Scores –

STAS) di setiap kolom strategi QSPM. STAS menunjukkan strategi yang paling

menarik di setiap rangkaian alternatif. Skor yang lebih tinggi menunjukkan

srategi yang lebih menarik. Besarnya selisih STAS di rangkaian alternatif strategi

tertentu menunjukkan ketertarikan relatif satu strategi terhadap strategi lain.

Tabel 2.7 Matriks QSPM Alternatif Strategi Faktor-faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2

AS STAS AS STAS

Peluang

Ancaman

Kekuatan

Ancaman

Total

Sumber : David (2009, p353)

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

40

2.8 Metodelogi

Menurut Sarwono (2006, p15) penelitian merupakan cara-cara yang sistematis

untuk menjawab masalah yang sedang diteliti. Kata sistematis merupakan kata kunci

yang berkaitan dengan metode ilmiah, berarti adanya prosedur dengan keteraturan dan

ketuntasan.

2.8.1 Jenis- Jenis Penelitian

Jenis penelitian menutur Sarwono terdiri dua, yaitu:

a) Penelitian Kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi

tertentu, dan lebih banyak meneliti hal berhubungan dengan kehidupan sehari-

hari. Pendekatan kualitatif bersifat fleksibel sehingga urutan kegiatan dapat

berubah-ubah tergantung kondisi.

b) Penelitian Kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek

penelitian dan obyek tersebut harus didefiniskan dalam bentuk operasionalisasi.

Pendekatan kuantitatif desainnya harus terstruktur, baku, formal, dan matang.

2.8.2 Desain Penelitian Kualitatif

Menurut Sarwono (2006, p193) mengutip Catherine Marshal (1995) menyatakan

bahwa penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan

pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interkasi manusia.

Penelitian kualitatif bersifat fleksibel sesuai kondisi lapangan, di mana model penelitian

kualitatif bertugas membantu mengarahkan jalannya proses penelitian agar sesuai

rumusan masalah dan berjalan sistematis. Model pendekatan penelitian kualitatif sebagai

berikut:

a) Menentukan masalah, di mana peneliti sebelumnya harus mengidetifikasikan

masalah yang sedang terjadi untuk menentukan langkah selanjutnya.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

41

b) Menentukan jenis data, di mana menurut Sarwono (2006, p209) pada pokoknya

data kualitatif dapat berupa bentuk apa saja termasuk kejadian atau gejala

meskipun tidak menggambarkan hitungan atau angka. Namun jika dilihat

jenisnya, maka dapat dibedakan sebagai data primer dan sekunder.

• Data Primer : data berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui

wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sample dalam

penelitiannya

• Data Sekunder : data dapat diperoleh dan tersedia untuk peneliti dengan cara

membaca, melihat, atau mendengarkan. Data ini biasanya berasal dari data

primer yang sudah diolah dalam penelitian sebelumnya.

c) Menentukan instrumen pengambilan data, di mana menurut Sarwono (2006,

p211) pada umumnya penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara

dalam mencari data. Jenis instrumen pengambilan data dibagi menjadi:

wawancara langsung, focus group discussion, observasi, dan review document.

d) Menentukan metode pengambilan data, di mana menurut Sarwono (2006, p223)

yang dimaksud dengan data kualitatif adalah data dalam bentuk bukan angka.

Data dapat berupa teks, dokumen, gambar, foto, dan lain-lain. Metode pokok

pengumpulan data diantaranya:

• Partisipasi, melalui keterlibatan langsung dengan obyek yang diteliti.

• Observasi, melakukan pencatatan secara sistematis mengenai kejadian-

kejadian, perilaku, obyek yang dilihat untuk mendukung penelitian.

• Wawancara, melakukan tanya jawab langsung dengan narasumber sehingga

dapat membeberkan perspektif penelitian.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

42

• Kajian dokumen, membaca surat-surat, iktisar rapat, artikel, buku-buku, jurnal

untuk mengumpulkan data tanpa mengganggu objek penelitian.

• Narasi, melakukan eksplorasi terhadap cerita orang yang sedang diteliti.

• Analisis sejarah, sebagai sarana pengumpulan data sekunder mengenai hidup

seseorang atau sesuatu secara umum.

e) Menentukan teknik analisis dengan tujuan agar peneliti mendapatkan makna

hubungan antar variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah

yang dirumuskan dalam penelitian. Metode analisis kualitatif ialah sebagai

berikut: analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema kultural.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00485-MNSI Bab 2.pdfdiyakini dapat langsung digunakan untuk mengambil suatu keputusan untuk

43

2.9 Kerangka Bepikir

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir

Membangun Sistem Aplikasi Knowledge Management

Merancang UML -Class Diagram

-Usecase Diagram -Sequence Diagram

-Navigation Diagram

Menyesuaikan Fitur berdasarkan - Teori knowledge conversion (SECI)

- Kebutuhan perusahaan

Hasil rancangan user interface

Pemetaan Fitur Berdasarkan Hasil Analisis Knowledge Goal

Meneliti Sistem yang Berjalan

Mengidentifikasi Masalah Perusahaan

Mengumpulkan Data Perusahaan

Mengusulkan solusi pemecahan masalah

Jenis Data: - Data Primer

- Data Sekunder

Merumuskan Strategi Perusahaan Berdasarkan Hasil Analisis

Menganalisis Strategi Internal Perusahaan (Knowledge Focus)

- EFE Matriks - IFE Matriks

- SWOT Matriks - IE Matriks

- QSPM

Menganalisis Persaingan Industri - Five Force Porter’s

Metode Pengambilan Data: - Observasi

- Wawancara - Review Document 

Perumusan Knowledge Goal

Identifikasi Knowledge perusahaan

Strukturisasi dan pengelompokan knowledge

Penyesuian user interface dengan delapan aturan emas IMK

Pemetaan Knowledge Goal dengan strategi perusahaan

Tahap Pengumpulan Data

Tahap Analisis

Tahap Perancangan