bab 2 landasan teori 2.1 teori-teori umum 2.1.1...

44
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Pada sub bab ini berisi teori-teori umum yang digunakan sebagai landasan dasar dalam penulisan skripsi New Information Economics (NIE). 2.1.1 Sistem Menurut McLeod (2001, p11) sistem adalah elemen-elemen yang terintergrasi dengan maksud untuk mencari suatu tujuan, dimana unsur- unsur dari sistem meliputi input, transformasi, output, mekanisme pengendalian, tujuan dan umpan balik (feedback). Menurut Mathiassen et al (2000, p3) sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen peralatan model dari requirement, function dan interface. Menurut O’Brien (2003, p8) sistem adalah kumpulan dari komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi. 2.1.2 Data dan Informasi Menurut McLeod (2001, p15) data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai, sedangkan informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.

Upload: hahuong

Post on 26-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-Teori Umum

Pada sub bab ini berisi teori-teori umum yang digunakan sebagai

landasan dasar dalam penulisan skripsi New Information Economics (NIE).

2.1.1 Sistem

Menurut McLeod (2001, p11) sistem adalah elemen-elemen yang

terintergrasi dengan maksud untuk mencari suatu tujuan, dimana unsur-

unsur dari sistem meliputi input, transformasi, output, mekanisme

pengendalian, tujuan dan umpan balik (feedback).

Menurut Mathiassen et al (2000, p3) sistem adalah kumpulan dari

komponen-komponen peralatan model dari requirement, function dan

interface.

Menurut O’Brien (2003, p8) sistem adalah kumpulan dari

komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama dalam mencapai

tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam

proses transformasi.

2.1.2 Data dan Informasi

Menurut McLeod (2001, p15) data terdiri dari fakta-fakta dan

angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai, sedangkan informasi

adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

7

Menurut O’Brien (2003, p13) informasi adalah data yang telah

dirubah menjadi keadaan yang berguna dan berarti untuk end user

tertentu.

Menurut Bennet et al (2002, p593), informasi adalah fakta yang

telah terpilih dan relevan bagi suatu tujuan dan kemudian mengorganisir

atau yang diproses sedemikian sehingga mereka mempunyai arti dan

tujuan.

2.1.3 Sistem Informasi

Menurut Laudon dan Laudon (2002, p7) secara teknis sistem

informasi didefinisikan sebagai kumpulan komponen yang saling

berhubungan, yang mengambil (atau mengumpulkan), memproses,

menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk membantu dalam

pengambilan keputusan, pengkoordinasian, pengendalian analisis dan

menampilkannya dalam suatu organisasi.

Menurut Kadir (2003, p10) sistem informasi adalah cakupan

sejumlah komponen (orang, komputer, teknologi informasi dan prosedur

kerja) ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan

dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

2.1.4 Teknologi Informasi

Menurut Thomson dan Cats-Baril (2003, p3) teknologi informasi

adalah perangkat keras dan piranti lunak yang dikemas sebagai sebuah

alat untuk menangkap, menyimpan, memproses dan menghasilkan digital.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

8

Menurut Ward dan Peppard (2002, p3) teknologi informasi

menunjuk pada spesifikasi mengenai teknologi, khususnya hardware,

software dan jaringan telekomunikasi.

2.1.5 Komponen-Komponen Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2003, p10) komponen sistem informasi

meliputi semua sumber daya sistem informasi yang terdiri dari sumber

daya manusia, sumber daya perangkat keras, sumber daya perangkat

lunak, sumber daya data dan sumber daya jaringan.

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia meliputi end user dan spesialis sistem

informasi. End user adalah orang yang menggunakan sistem

informasi atau informasi yang dihasilkan. Sedangkan spesialis

sistem informasi adalah orang yang mengembangkan dan

menjalankan sistem informasi.

2. Sumber Daya Perangkat Keras

Sumber daya perangkat keras meliputi peralatan fisik dan material

yang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem

komputer (computer system) dan bagian komputer (computer

peripherals).

3. Sumber Daya Perangkat Lunak

Sumber daya perangkat lunak meliputi semua kumpulan perintah

pemrosesan informasi seperti sistem software, aplikasi software

dan prosedur.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

9

4. Sumber Daya Data

Sumber daya data meliputi fakta mentah atau observasi. Biasanya

berupa fenomena fisik atau transaksi bisnis.

5. Sumber Daya Jaringan

Sumber daya jaringan menekankan pada teknologi komunikasi

dan jaringan yang merupakan komponen sumber daya pokok dari

semua sistem informasi. Sumber daya jaringan seperti media

komunikasi dan jaringan pendukung.

2.1.6 Investasi Teknologi Informasi

Menurut Schniederians (2004, p9) investasi teknologi informasi

adalah suatu keputusan investasi dalam mengalokasikan seluruh tipe dari

manajemen sistem informasi, termasuk diantaranya manusia dan uang.

Proses investasi TI terdiri dari tiga tahap fundamental yaitu tahap

seleksi, kontrol dan evaluasi. Selama tahap seleksi, suatu organisasi

menyeleksi investasi TI yang paling mendukung kebutuhan-kebutuhan

misinya, mengidentifikasi, menganalisis resiko dan pengembalian tiap

investasi sebelum mendanai investasi tersebut. Selama tahap kontrol,

organisasi memastikan bahwa implementasi investasi TI tersebut masih

sejalan dengan proyek. Setiap ada penambahan biaya investasi, proyek

tetap berlangsung selama masih sesuai dengan misinya, dan pada tingkat

biaya serta resiko yang telah diperkirakan. Selama tahap evaluasi,

realisasi dan hasil dibandingkan dengan perencanaan yang sebelumnya

dilakukan untuk menilai pengaruh investasi pada kinerja misi,

mengidentifikasi perubahan atau modifikasi yang diperlukan terhadap

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

10

investasi, dan memperbaiki proses manajemen investasi berdasarkan

pengalaman.

2.2 Teori – Teori Khusus

Sub bab ini berisi teori – teori pendukung dalam penulisan skripsi New

Information Economics.

2.2.1 New Information Economics

Menurut Benson et al (2004, p99), New Information Economics

adalah sekumpulan praktek yang terkoordinasi berdasarkan pada prinsip-

prinsip dan aktivitas-aktivitas yang secara efektif menghubungkan bisnis

dan proses manajemen teknologi informasi (TI) serta tambahan

menghubungkan strategi bisnis perusahaan dengan inisiatif-inisiatif dan

aktivitas-aktivitas TI.

Gagasan dari New Information Economics adalah sebuah

perusahaan seharusnya melakukan investasi pada TI yang secara

langsung mendukung strategi bisnis dan operasi yang efisien, dan

memang sudah seharusnyalah tidak akan berinvestasi bila bukan itu.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

11

Gambar 2.1 Kemungkinan Pengeluaran Biaya Perusahaan

(Benson et al, 2004, p5)

Dalam usaha untuk mengurangi biaya dan meningkatkan

dampak bottom-line, maka untuk mencapai hal tersebut,

disarankan tiga kemungkinan tujuan, yaitu:

1. Tujuan pengurangan biaya (A Reduduced Cost Objective)

Dengan memakai kerangka kerja dan 5 praktek

manajemen, perusahaan dapat mengurangi biaya TI dan

mempertahankan kontribusi yang dibuat TI ke bottom-line.

Kinerja TI seperti sebelumnya, namun biaya berkurang.

2. Tujuan biaya stabil (A Stable Cost Objective)

Manajemen perusahaan dapat terus meningkatkan

kegunaan TI dan tetap dengan pertumbuhan bisnis, dan dapat

mengontrol seluruh biaya yang digunakan TI. TI dapat

meningkatkan dukungannya pada bisnis dan dampak pada

bottom-line, namun dengan tingkat biaya sekarang.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

12

3. Tujuan “Sweet Spot” (A “Sweet Spot” Objective)

Mengkombinasikan pengurangan biaya dengan

dampak pada bottom-line yang lebih baik. TI dapat

mengurangi biaya dan juga meningkatkan kinerjanya dengan

dampak pada bottom-line.

2.2.1.1 Praktek dari New Information Economics (NIE)

Gambar 2.2 Praktek dari New Information Economics

(Benson et al, 2004, p9)

Menurut Benson et al (2004, p9-10) lima praktek NIE

menciptakan kumpulan alat untuk TI dan manajer bisnis,

mencakup pada proses bisnis untuk menterjemahkan strategi

bisnis perusahaan ke program dan inisiatif lainnya yang dapat

diimplementasikan TI, lima praktek tersebut adalah:

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

13

1. Demand/Supply Planning

Menterjemahkan strategi bisnis ke dalam tahapan yang

memberikan arah yang jelas pada TI akan apa yang

diharapkan perusahaan (harapan strategi perusahaan). Manajer

bisnis dan TI menerima konsensus akan ke mana arah

perusahaan dan apa yang dapat dilakukan TI untuk

mendukung hal tersebut. Mereka melakukan hal ini dengan

menciptakan penggerak bisnis yang dapat dilihat dari harapan

strategi bisnis dan menterjemahkannya ke dalam strategi

kebutuhan TI. Harapan strategi manajemen menciptakan

penggerak untuk TI dan kebutuhan strategi TI menciptakan

kebutuhan (demand) strategi bisnis untuk TI, dimana

perencanaan strategi TI harus mengantarkan solusi teknologi

sebagai pasokan (supply). Hasilnya adalah agenda strategi

penggunaan TI dalam bisnis yang dapat diubah ke dalam

perencanaan dan tindakan TI.

2. Innovation

Mengubah strategi bisnis dengan adanya dukungan TI.

TI biasanya merespon pada kebutuhan bisnis dan terkadang

perubahan arah bisnis bergantung pada apa yang mampu

dibuat oleh TI. Hal ini mampu menemukan peluang bisnis

yang diciptakan oleh TI. Hasilnya adalah kumpulan

kesempatan bisnis yang kompetitif dan lebih kuat.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

14

3. Prioritization

Menganalisa dampak bisnis dari inisiatif TI,

memberikan prioritas pada proyek, dan menyetujui sumber

daya kepada proyek bernilai tinggi. Perusahaan seharusnya

menghabiskan uang hanya pada proyek yang secara langsung

berhubungan dengan harapan strateginya. Hal ini mengatakan

pada manajer proyek, TI mana yang secara kuat mendukung

harapan strategi dan mengurutkan mereka berdasarkan

dampak bisnis di masa depan. Hasilnya uang dihabiskan

ditempat yang tepat, untuk alasan yang tepat dan secara

bersama manajer bisnis dan TI menyetujui keputusan tersebut.

4. Alignment

Menganalisa dampak bisnis dari aktivitas TI yang

sudah ada. Setiap uang yang dihabiskan untuk menjaga sistem

yang ada adalah uang yang tidak dihabiskan untuk

pengembangan baru. Jadinya, manajer TI dan bisnis dapat

memutuskan inisiatif TI yang manakah yang seharusnya

mendapatkan sumber daya perusahaan, daripada beranggapan

bahwa semua yang sekarang beroperasi adalah kritis bagi

bisnis dan harus didukung pada tingkat sumber daya yang ada.

Hasilnya adalah pendekatan yang lebih beralasan untuk

menghabiskan uang pada aktivitas yang ada, daripada untuk

pengembangan sistem baru.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

15

5. Performance Measurement

Mengukur kinerja TI dengan cara yang berhubungan

dengan bisnis. Sangat mudah menghitung kinerja TI pada

tahap operasional dan taktis, tapi sangat sulit untuk mengukur

dampak TI pada bisnis. Hal ini mencampur keduanya dan

memungkinkan TI untuk mengetahui apa yang harus diukur,

bagaimana mengelola TI berdasarkan ukuran tersebut, dan

bagaimana mengkomunikasikan kinerja tersebut kepada

manajer bisnis dengan cara yang dapat mereka mengerti.

Hasilnya meningkatkan performa TI dan meningkatkan

komunikasi dengan manajemen bisnis.

2.2.1.2 Tujuan New Information Economics

Menurut Benson et al (2004, p68-69), tujuan NIE secara

keseluruhan yaitu:

• Menyediakan kemampuan melihat 100 % pengeluaran TI.

• Membuat kerangka kerja perencanaan melalui penganggaran

(mendukung rantai nilai strategi ke bottom-line).

Praktek NIE Demand/Supply Planning dan Innovation

bertujuan untuk:

• Menghubungkan sumber daya yang ada dan yang dibutuhkan

dengan arahan strategi yang ada dalam perusahaan.

• Membuat pondasi untuk mengakses portfolio yang ada dan

mendefinisikan portfolio strategi yang akan datang.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

16

• Menetapkan istilah-istilah yang konsisten antara bisnis dan TI.

• Menjelaskan kearah mana sumber daya TI akan dipergunakan

dan dihubungkan dengan anggaran dan proses perencanaan

perusahaan.

• Menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasikan

kebutuhan TI termasuk pembaharuan dan pertumbuhan.

• Menetapkan hubungan dengan pengukuran kinerja.

Praktek NIE Prioritization bertujuan untuk:

• Menetapkan dasar strategi untuk alokasi dan prioritas sumber

daya.

• Menyediakan perspektif untuk kebutuhan investasi yang akan

datang.

• Menyediakan dasar untuk melakukan penaksiran resiko dan

manfaat proyek.

Praktek NIE Aligment bertujuan untuk:

• Menetapkan dasar-dasar untuk melakukan penilaian layanan,

kualitas, kehandalan, dan penaksiran resiko.

• Menetapkan informasi beberapa tahun ke depan untuk

penyetaraan.

• Menghubungkan 100% pengeluaran TI pada strategi bisnis TI.

Praktek NIE Performance Measurement bertujuan untuk:

• Menyediakan kerangka kerja untuk melakukan pengukuran

kinerja dari 100% pengeluaran TI.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

17

• Menghubungkan pengukuran kinerja dengan perencanaan

strategi.

• Menghubungkan kinerja bisnis yang dipengaruhi oleh

portfolio TI.

2.2.1.3 Pedoman Mendapatkan Hasil New Information Economics

Menurut Benson et al (2004, p19), untuk mendapatkan

hasil NIE manajemen harus menjawab pertanyaan dibawah ini

sebagai pedoman.

1. Pertanyaan yang memberi hasil/Affordability Questions

• Apa yang dapat kita peroleh dari investasi TI?

• Apakah kita dapat mengurangi biaya TI yang tidak perlu?

• Apakah kita dapat menggunakan ulang biaya untuk

mendukung kebutuhan proyek?

2. Pertanyaan yang berdampak/ Impact Question

• Apakah investasi TI sudah tepat sasaran?

• Apakah strategi bisnis perusahaan dapat mengendalikan

tindakan TI dan menghasilkan dampak bottom-line?

• Apakah kita memperoleh dampak bottom-line dari

pengoperasian TI?

• Apakah ada keseimbangan antara investasi pada tingkat

strategi dengan tingkat operasional TI?

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

18

2.2.2 The Strategy-to-Bottom-Line Value Chain

Menurut Benson et al (2004, p11-12), The Strategy-to-Bottom-

Line Value Chain merupakan rantai nilai dari proses manajemen mulai

dari strategi sampai tindakan. Rantai nilai tersebut diekspresikan dengan

12 pengantar spesifik dari proses manajemen. Setiap proses memberi

tambahan nilai dari keseluruhan rantai nilai ini, memastikan proses

sebelumnya dan apa yang dihantarkan mereka konsisten dan tetap fokus

pada strategi bisnis. Elemen rantai nilai ini dimulai dari strategic

intention perusahaan (arahan strategi bisnis) dan dilanjutkan dengan

perencanaan operasional. Mencakup tindakan dari setiap unit bisnis, baik

bisnis dan TI. Hasil dari tahap praktek NIE menghasilkan dasar dan

hubungan untuk menghasilkan elemen-elemen rantai nilai ini. Kuncinya,

elemen-elemen ini sudah ada pada perusahaan, namun triknya adalah

mengkoordinasikan dan menghubungkan mereka melalui praktek.

2.2.2.1 Dua belas Deliverable dalam The Strategy-to-Bottom-Line

Value Chain

Gambar 2.3 Value Chain (Benson et al, 2004, p95)

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

19

Berdasarkan Benson et al (2004, p95-98), gambaran rantai

nilai strategi ke bottom-line ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Rantai Nilai Strategi ke Bottom-Line (Benson et al, 2004, p96)

Rantai Nilai Strategis ke Bottom-Line

Nama pengantar Deskripsi Pengantar

1 Arahan strategi bisnis Misi ditambah bobot arahan strategi

2 Penilaian Portfolio Penyetaraan sebagai adalah kualitas, layanan, teknis, penggunaan

3 Agenda strategi TI, untuk penggunaan TI

Arahan strategi ke inisiatif strategi

4 Rencana strategi TI Arahan strategi ke inisiatif strategi

5 Kebutuhan strategi TI Inisiatif jangkauan 3-5 tahun, format portfolio

Pere

ncan

aan

Stra

tegi

6 Proyek Realistis, proyek yang dapat dilakukan

7 Rencana proyek tahunan Jangkauan 1 tahun, dengan format portfolio

8 Rencana bisnis tahunan Dokumentasi berdasarkan praktek perusahaan

9 Rencana TI tahunan Dokumentasi berdasarkan praktek perusahaan

10 Modal dan anggaran proyek tahunan

Dokumentasi berdasarkan praktek perusahaan

11 Anggaran TI berjalan tahunan

Dokumentasi berdasarkan praktek perusahaan

Pere

ncan

aan

T

ahun

an

12 Metric pengukuran kinerja Dokumentasi berdasarkan praktek perusahaan

Rantai Nilai Strategi ke Bottom-Line:

1. Arahan Strategi Bisnis

Strategi dan perencanaan manajemen untuk

meningkatkan efektivitas strategi dan operasional. Setiap

arahan strategi perusahaan disertai dengan tujuan, ukuran dan

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

20

bobot. Arahan strategi bisnis digunakan oleh lima praktek NIE

yang isinya adalah misi perusahaan ditambah dengan arahan

strategi.

2. Analisis Portfolio

Kumpulan sumber daya yang digunakan untuk praktek

NIE sebagai alat untuk perencanaan dan pengambilan

keputusan sumber daya dan investasi TI. Portfolio aplikasi,

infrastruktur, layanan, dan manajemen digunakan untuk

menganalisa penyelarasan, layanan, kualitas dan intensitas

penggunaan. Perkiraan portfolio digunakan untuk perencanaan

dan pengembangan strategi kebutuhan TI melalui proyek.

Isinya adalah penyetaraan layanan, kualitas, teknologi, dan

intensitas penggunaan setiap aplikasi pada portfolio.

3. Agenda Strategi TI

Agenda sebagai hasil dari strategi perencanaan TI.

Agenda Strategi TI mendefinisikan harapan bisnis terhadap TI

untuk sesuai dengan tujuan strategi bisnis. Agenda strategi TI

digunakan untuk menjalankan strategi keperluan TI dan

proyek, sebagaimana juga membuat kewajiban pengelolaan

bisnis untuk menghasilkan dampak bottom-line dari

pengeluaran TI. Isinya strategic intention manajemen bisnis

untuk penggunaan TI, tujuan strategi untuk penggunaan TI,

dan inisiatif strategi TI untuk mencapai srategic intention

bisnis perusahaan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

21

4. Perencanaan Strategi TI

Perencanaan ini adalah hasil dari perencanaan strategi

TI. Perencanaan ini mendefinisikan hal-hal yang harus

dilakukan organisasi TI untuk memenuhi kebutuhan agenda

strategi TI. Perencanaan ini digunakan sebagai kerangka

strategi anggaran TI yang sedang berjalan dan proyek yang

berhubungan dengan teknologi yang dibutuhkan untuk

mendukung proyek bisnis. Isinya strategic intention organisasi

TI untuk mendukung TI memenuhi kebutuhan bisnis yang

didefinisikan di atas.

5. Kebutuhan Strategi TI

Merupakan pernyataan prioritisasi dari program dan

inisiatif yang selama perencanaan strategi akan memenuhi

kebutuhan agenda strategi TI dan strategic intention bisnis. Ini

adalah portfolio inisiatif strategi, dalam jangkauan 3 sampai 5

tahun, untuk mencapai kebutuhan bisnis yang didefinisikan

diatas, diprioritaskan berdasarkan strategic intention bisnis.

6. Proyek

Proyek spesifik didefinisikan sebagai respon kepada

program dan inisiatif yang didefinisikan dalam strategic IT

requirment. Ini adalah kandidat untuk prioritisasi dan

dicantumkan dalam annual project plan atau anggaran. Isinya

realistis, proyek yang dapat dilakukan.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

22

7. Perencanaan Proyek Tahunan

Perencanaan ini adalah kumpulan proyek tahunan yang

diharapkan untuk diambil pada tahun fiskal berjalan. Tentu

perspektif proyek “tahunan” tidak selalu tepat waktu atau

cukup responsif untuk kebanyakan bisnis, jadi deliverable ini

biasanya dievaluasi setiap seperempat tahun atau lebih sering

untuk beberapa bisnis dinamis. Isinya adalah portfolio dari

proyek yang dijadwalkan, dengan sumber daya yang

ditetapkan, diprioritaskan berdasarkan strategic intention.

8. Perencanaan Bisnis Tahunan

Perencanaan ini adalah kumpulan perencanaan taktis

dan perencanaan operasional tahunan untuk unit bisnis. Ini

adalah dasar untuk membuat perencanaan proyek tahunan dan

mendefinisikan hal-hal yang unit bisnis akan perlukan dari TI.

9. Perencanaan TI

Perencanaan ini merupakan kumpulan perencanaan

taktik dan operasional untuk organisasi TI. Perencanaan ini

juga merupakan dasar untuk membuat anggaran TI yang

sedang berjalan untuk mendukung unit bisnis. Isinya

terdokumentasi menurut praktek perusahaan.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

23

10. Anggaran Proyek

Anggaran proyek adalah kumpulan anggaran investasi

untuk proyek tahun itu. Anggaran proyek ini berdasarkan

“kemampuan yang dapat diberikan” untuk unit bisnis. Tentu,

anggaran ini mungkin berdampak dari kejadian bisnis selama

tahun berjalan, dan juga biasanya dievaluasi seperempat tahun

sekali atau lebih sering bergantung dari dinamika bisnis.

Isinya terdokumentasi berdasarkan praktek perusahaan.

11. Anggaran TI berjalan

Adalah anggaran tahunan dari aktivitas yang berjalan.

Menjelaskan semua layanan dan dukungan yang tidak secara

khusus ada di anggaran proyek. Bersama-sama dengan

anggaran proyek maka 100% pengeluaran TI ditetapkan.

12. Metric Pengukuran Kinerja

Metric atau ukuran untuk TI dan penggunaan bisnis

pada TI.

2.2.2.2 Hubungan pada Bottom Line

Menurut Benson et al (2004, p33), ada tiga cara untuk

mendefinisikan pengeluaran TI yang terkait dengan bottom-line:

1. Secara nyata, pengeluaran perusahaan untuk TI merupakan

biaya bagi perusahaan sehingga pengurangan proyek kerja

atau pengurangan biaya lights-on mempengaruhi bottom-line.

2. Investasi TI baru dapat menghasilkan pendapatan atau

mengurangi pengeluaran secara langsung.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

24

3. Yang tidak kalah penting juga, sebuah pengeluaran TI dapat

memungkinkan atau mendukung aktivitas bisnis yang dengan

sendirinya berdampak pada bottom-line.

Menurut Benson et al (2004, p34), fokus kita adalah

terhadap pengeluaran TI, mencakup semua pengeluaran proyek

dan aplikasi yang sudah ada. Tantangan dalam menggunakan

metode yang sehat yaitu untuk menghubungkan bottom-line ke

semua proyek baru dan semua komponen dari pengeluaran TI

yang berjalan, dan untuk mencari cara mengontrol pengeluaran

dari seluruh pengeluaran TI.

Menurut Benson et al (2004, p34-36), pendekatan untuk

menghubungkan ke bottom-line ada tiga elemen:

1. Dengan memprioritaskan semua investasi TI dengan dampak

pada bottom-line (mencakup resiko), perusahaan

meningkatkan kinerja keseluruhan bottom-line dengan

memilih investasi yang berdampak tinggi dan mengeliminasi

atau memperbaiki investasi yang berdampak kecil.

2. Dengan pengeluaran TI yang ada (seperti infrastruktur,

aplikasi yang ada) pada bisnis, perusahaan meningkatkan

seluruh kinerja bottom-line dengan merubah atau

mengeliminasi aktivitas yang berdampak kecil.

3. Dengan memahami pengeluaran elemen TI dan melihat

kinerja TI yang ada dalam dalam tingkat teknologi, arsitektur,

kualitas, pelayanan, perusahaan meningkatkan kinerja bottom-

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

25

line dengan mengeliminasi aktivitas TI yang kinerjanya buruk

dan memiliki biaya besar.

Tantangan terberat dan juga peluang dalam mengelola

pengeluaran TI dan meningkatkan dampak pada bottom-line

adalah ketika proyek dan anggaran operasional tidak

menghasilkan pengurangan biaya seperti yang dijanjikan atau

menghasilkan pengembalian keuangan dengan segera.

Dalam hal di atas, masalahnya bukan untuk memilih

aplikasi secara individual pada anggaran operasional, tetapi

masalahnya adalah bagaimana mengalokasikan anggaran

operasional pada aplikasi yang terbaik sehingga meningkatkan

dampak pada bottom-line.

Menurut Benson et al ( 2004, p39), prinsip dampak pada

bottom-line adalah:

1. Prinsip bottom-line 1: dampak TI pada bottom-line bergantung

pada kontribusi langsung ke peningkatan profit.

2. Prinsip bottom-line 2: kontribusi langsung TI untuk

meningkatkan profit bergantung pada peningkatan operasional

dan strategi perusahaan.

3. Prinsip bottom-line 3: TI meningkatkan efektivitas strategi dan

operasional dengan membawa strategic intention pada

manajemen.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

26

2.2.3 Strategic Intention (Arahan Strategi)

2.2.3.1 Pengertian Strategic Intention

Menurut Benson et al (2004, p37) intentions adalah

merefleksikan apa yang akan manajemen lakukan pada masa

mendatang.

Strategic intentions adalah apa yang akan menjadi

keinginan manajemen lakukan dalam hal perbaikan strategis atau

efektivitas operasional haruslah berdampak pada bottom-line.

Tim manajemen akan mengambil tindakan berdasarkan

arahan strategi, bila strategi ini berhasil maka pendapatan akan

meningkat, terjadi pengurangan biaya dan memperbaiki kinerja

keuangan.

Tabel 2.2 Strategic Intentions (Benson et al, 2004, p38)

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

27

2.2.4 Portfolio

Portfolio digunakan untuk mendapatkan dan mengelola informasi

tentang aplikasi, infrastruktur, layanan dan kegiatan manajemen.

2.2.4.1 Pengertian Portfolio

Menurut Benson et al (2004, p47), portfolio adalah

kumpulan dari sumber daya. Portfolio manajemen merupakan

pendekatan untuk mengelola sekumpulan sumber daya keuangan.

Portfolio manajemen yang diaplikasikan dalam praktek NIE

merupakan alat yang hebat untuk perencanaan dan pembuatan

keputusan mengenai investasi dan sumber daya TI.

Tujuan dari manajemen portfolio adalah untuk manajemen

agar mampu menganalisis dan membuat keputusan mengenai

elemen individu dari portfolio.

2.2.4.2 Empat Konsep Portfolio TI

Menurut Benson et al (2004, p56-60), Portfolio TI

memiliki 4 konsep dasar, yaitu:

1. Konsep 1: Portfolio manajemen diaplikasikan ke seluruh

sumber daya TI, yaitu seratus persen dari sumber daya TI,

mencakup anggaran operasional dan modal.

2. Konsep 2: Sumber daya TI dibagi menjadi investasi baru dan

pengeluaran TI yang sudah ada.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

28

Gambar 2.4 Pembagian Sumber Daya TI ke dalam Portfolio

(Benson et al, 2004, p57)

Kategori investasi baru adalah proyek, mencakup modal dan

anggaran biaya. Sedangkan lights-on adalah aplikasi-aplikasi

yang ada, infrastruktur, service dan aktivitas manajemen.

Pemisahan ini menyebabkan cara analisa yang berbeda.

Seperti kategori lights-on, sebagai contoh analisanya berfokus

pada service, kualitas, dan hubungan ke strategi bisnis. Untuk

portfolio aplikasi lights-on, analisa menanyakan mengenai

keadaan sekarang dari aplikasi (apakah sudah tidak terpakai,

masihkah mendukung strategi bisnis sekarang, apakah

perusahaan masih mendapatkan nilai dari itu?). Jadi kita

tertarik apakah sumber daya masing-masing perlu

dipertahankan, dibuang, atau diperbaharui. Sedangkan untuk

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

29

kategori investasi baru, analisanya berfokus pada hubungan

strategi bisnis dan dampak bottom-line dengan investasi.

3. Konsep 3: Pengeluaran lights-on diklasifikasikan dari

perspektif TI dan pada portfolio berhubungan dengan

manajemen teknologi.

Gambar 2.5 Empat Portfolio Lights-On (Benson et al, 2004, p59)

Semua sumber daya lights-on TI dikelompokkan menjadi:

• Aplikasi. Aplikasi dioperasikan dan mendukung organisasi

bisnis.

• Infrastruktur. Infrastruktur dibangun untuk mendukung

aplikasi dan service.

• Service. Pelayanan untuk memperluas organisasi bisnis.

• Portfolio manajemen. Sekumpulan aktivitas seperti

perencanaan, budgeting dan sumber daya manusia – untuk

aktivitas TI.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

30

4. Konsep 4: Investasi baru juga diklasifikasikan berdasarkan

perspektif bisnis, seperti investasi keuangan. Investasi baru

terbagi atas strategic, mandatory, new strategic dan factory.

Gambar 2.6 Empat Kategori Portfolio (Benson et al 2004,p60)

Tabel 2.3 Deskripsi Empat Kategori Portfolio NIE

(Benson et al, 2004, p61)

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

31

Gambar 2.7 Keseimbangan Portfolio TI (Benson et al, 2004, p62)

Tujuan dari pengelompokkan investasi baru adalah

untuk mengklasifikasi investasi TI dalam manajemen,

sehingga memudahkan manajemen untuk memahami investasi

itu sendiri dan memungkinkan manajemen untuk

menyeimbangkan investasi yang dibuat.

Dua aturan yang harus dipertimbangkan dalam

menyeimbangkan investasi TI, yaitu:

Adanya perbedaan antara dana yang sesuai dengan

kebijaksanaan ataupun dana yang tidak sesuai dengan

kebijaksanaan. Seringkali investasi dibuat karena adanya

aturan atau perintah pemilik, terlepas dari nilai bisnis

investasi.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

32

Berbagai jenis investasi TI memiliki berbagai resiko dan

nilai pengembalian.

2.2.4.3 Empat Faktor Portfolio Lights-On

Menurut Benson et al (2004, p160) portfolio TI sistem

yang berjalan atau lights-on memiliki 4 faktor, antara lain:

1. Tingkat layanan yang terbagi atas:

Ketersediaan: ketersediaan sebagai masalah bagi proses

kerja atau proses bisnis.

Kecepatan merespon: kecepatan merespon pada kebutuhan

proses kerja atau proses bisnis.

2. Kualitas terbagi atas:

Fungsionalitas: fungsionalitas dari aplikasi, infrastruktur

atau layanan, terhubung dengan kebutuhan proses kerja

atau proses bisnis.

Keakuratan: keakuratan data atau kinerja yang dihasilkan

aplikasi, infrastruktur atau layanan yang berhubungan

dengan kebutuhan proses kerja atau proses bisnis.

3. Teknologi:

Arsitektur: pemenuhan dengan standar aturan arsitektur

perusahaan.

Dukungan vendor dan stabilitas: tingkat dimana dukungan

vendor adalah masalah dalam mempertemukan kebutuhan

pengiriman.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

33

Dukungan teknis: tingkat dimana dukungan staf teknis

diperlukan (ini adalah aturan biaya berjalan).

Ketersediaan dukungan pasar atau industri: tingkat dimana

dukungan yang diperlukan tersedia.

4. Intensitas Penggunaan:

Ketergantungan: tingkat dimana aplikasi, infrastruktur

atau layanan penting bagi proses bisnis, organisasi,

ataupun user individu.

Jangkauan pengguna: seberapa besar aplikasi, infrastruktur

atau layanan yang digunakan di perusahaan.

2.2.4.4 Portfolio dalam Praktek New Information Economics

Gambar 2.8 Portfolio dalam Praktek NIE (Benson et al, 2004, p53)

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

34

Portfolio adalah dasar dari praktek NIE. Setiap praktek

NIE menggunakan informasi portfolio secara maksimum. Dengan

menggunakan informasi portfolio, penggunaan praktek NIE

seperti prioritasi, penyelarasan, pengukuran kinerja dapat

menjadikan keputusan investasi jadi efektif. Dengan adanya

informasi portfolio maka memungkinkan manajemen untuk

prioritasi investasi, memahami pengalokasian sumber daya baik

pada investasi baru maupun pengeluaran operasional, menetapkan

target sumber daya pada anggaran operasional dalam pengertian

layanan dan kualitas serta dalam biaya dan pengurangan biaya

yang terjadi, evaluasi kinerja dari elemen portfolio, mencoret

portfolio operasional yang kualitasnya atau kinerjanya rendah atau

juga yang biayanya tinggi, dan menentukan strategi untuk

memperbaharui portfolio elemen operasional.

Dengan melakukan hal diatas melalui portfolio maka

manajer dapat terhindar dari penilaian kasus per kasus dengan

menggunakan aturan yang sama untuk semua elemen. Dengan

portfolio TI dan praktek NIE manajemen dapat mengetahui:

• Sumber daya TI digunakan pada tingkat yang tepat.

• Setiap aplikasi, layanan atau infrastruktur yang mampu

diperbarui atau dihapuskan.

• Kumpulan investasi TI sesuai dengan kebutuhan bisnis saat

ini.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

35

• Kumpulan investasi mendukung arahan strategi jangka

panjang.

• Panduan investasi pada portfolio adalah sangat seimbang

dengan hasil layanan dan kualitas.

• Beberapa sumber TI bisa saja berkinerja rendah.

2.2.4.5 Dua Faktor Portfolio Proyek

Menurut Benson et al (2004, p147) portfolio proyek TI

memiliki dua faktor antara lain :

1. Dampak, nilai penyelarasan sistem aplikasi dengan arahan

strategi perusahaan.

2. Resiko, adalah ancaman terhadap kesuksesan sebuah proyek.

Yang tidak termasuk resiko dalam konteks ini adalah tidak

selesainya proyek, dan resiko bisnis yang terkait pasar,

pelanggan, penerimaan industri atas hasil dari proyek.

Faktor-faktor dari Information Economics terdahulu

adalah sebagai berikut:

1. Resiko yang bersifat organisasi atau proyek: tingkat dimana

kesuksesan suatu proyek tergantung dari kemampuan bisnis

yang belum teruji atau masih baru, serta pengetahuan dan

pengalaman bisnis yang dimilikinya. Resiko ini juga

diperhitungkan dapat memberikan perubahan-perubahan yang

diperlukan dalam suatu proyek.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

36

2. Ketidakpastian definisi: tingkat dimana kebutuhan bisnis telah

terdefinisi dan dipahami, dan secara akurat diterjemahkan ke

dalam kebutuhan informasi dan sistem aplikasi yang bersifat

fungsional.

3. Ketidakpastian teknis: tingkat dimana suatu proyek tergantung

pada teknologi yang belum teruji dan tingkat dimana

perusahaan mempunyai pengalaman yang memadai dalam

merancang dan membangun aplikasi dengan teknologi

tersebut.

4. Resiko infrastruktur sistem informasi (SI): tingkat dimana

lingkungan teknis memiliki faktor-faktor yang dibutuhkan

yaitu data administrasi, komunikasi, manajemen proyek, dan

pengembangan

5. Resiko teknis: tingkat dimana pemakaian teknologi tertentu

yang membutuhkan manajemen baru, keterampilan analisis

atau pengembangan.

6. Resiko investasi: tingkat dimana non-project investment

dibutuhkan untuk membuat proyek tersebut berhasil.

7. Resiko manajemen proyek: tingkat dimana manajer proyek

mampu dan dapat melakukan dan menangani kergian proyek

baik secara teknis maupun organisasional.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

37

2.2.5 Praktek Alignment

Menurut Benson et al (2004, p150-156), praktek prioritization

memungkinkan manajemen untuk menyetujui sumber daya untuk inisiatif

TI yang diusulkan berdasakan pada dampak bottom-line dan hubungan

terhadap strategic intention, maka praktek alignment melakukan hal yang

sama untuk aplikasi TI dan infrastruktur yang telah ada.

2.2.5.1 Tiga Bagian Praktek Alignment

Praktek alignment dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. “Strategic Alignment,” memusatkan alignment pada kelompok

modal (aplikasi, infrastruktur, layanan, dan manajemen)

terhadap strategic intention.

Tabel 2.4 Data Alignment (Benson et al, 2004, p156)

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

38

2. “Internal IT Alignment,” memusatkan seberapa baik empat

asset TI untuk konsisten satu dengan lainnya, dan seberapa

baik layanan dan infrastruktur mendukung kelompok asset

aplikasi.

3. “Functional Alignment,” memusatkan service level, quality,

technology, dan intensity of use untuk tiap kelompok asset.

Tabel 2.5 Portfolio Aplikasi (Benson et al, 2004, p48)

Tabel diatas merupakan contoh dari portfolio aplikasi.

Setiap baris dari portfolio meliputi aplikasi yang ada di

perusahaan. Pada template diatas telah dispesifikasikan mengenai

aplikasi, informasi mengenai unit kerja, informasi mengenai

kategori besarnya aplikasi, informasi mengenai biaya yang

dikeluarkan, informasi mengenai ukuran yang dipakai, informasi

mengenai nilai penyelarasan (alignment), informasi mengenai

tingkatan pelayanan, informasi mengenai kualitas dan informasi

mengenai tingkatan kegunaan. Tujuan dari manajemen portfolio

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

39

adalah untuk manajemen agar mampu menganalisis dan membuat

keputusan mengenai elemen individu dari portfolio.

Dari tabel diatas, maka dapat dibuat diagram bubble untuk

pembuatan keputusan:

Gambar 2.9 Perkiraan Portfolio untuk Pembuatan Keputusan

(Benson et al, 2004, p139)

2.2.6 Strategi Investasi

Tim manajemen bisa melakukan pengkategorian strategi investasi

berdasarkan hasil penaksiran portfolio yang ada, sehingga diketahui

aplikasi mana saja yang sebaiknya diabaikan, diganti baik dengan

melakukan outsourcing/insourcing, dikembangkan atau didesain ulang.

Ada dua strategi investasi pada portfolio lights-on, yaitu sebagai

berikut:

• Strategi investasi berdasarkan hubungan alignment/quality

Menurut Benson et al ( 2004, p139-140), ada lima strategi

investasi mengenai aplikasi yang dikategorikan dalam beberapa

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

40

alignment/quality. Dengan menilai kombinasi alignment dan quality

untuk aplikasi, manajemen dapat membuat keputusan investasi

berdasarkan dampak bottom-line pada bisnis, dimana biaya lights-on

seharusnya dinaikkan, pengeluaran seharusnya dikurangkan, dan

investasi apa yang mempunyai dampak terbesar dalam bisnis

Tabel 2.6 Strategi Investasi untuk Portfolio Aplikasi Lights-On Berdasarkan

Alignment/Quality (Benson et al, 2004, p139)

Gambar 2.10 Keputusan Investasi dalam Portfolio Aplikasi Lights-On

Berdasarkan Alignment/Quality (Benson et al, 2004, p140)

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

41

• Strategi investasi berdasarkan hubungan dependency/quality

Menurut Benson et al ( 2004, p65-66), pertimbangan aplikasi

portfolio lights-on untuk pelayanan keuangan perusahaan, melalui

latihan penilaian penyelarasan, menilai aplikasi tersebut menurut

dependency (apakah apliksi tersebut benar-benar digunakan?) dan

quality (apakah informasi yang terdapat pada aplikasi tersebut akurat?

Apakah aplikasi tersebut tersedia jika dibutuhkan? dan seterusnya).

Tabel 2.7 Strategi Investasi untuk Portfolio Aplikasi Lights-On Berdasarkan

Dependency/Quality (Benson et al, 2004, p66)

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

42

Gambar 2.11 Keputusan Investasi dalam Portfolio Aplikasi Lights-On

Berdasarkan Depedency/Quality (Benson et al, 2004, p66)

2.2.7 Praktek Strategic Demand/Supply Planning

Pada Right Decision/Right Results, nilai dari perencanaan high-

level strategic adalah untuk menterjemahkan strategic intention bisnis

perusahaan menjadi strategi TI yang berupa tindakan, oleh karena itu,

membuat tindakan dan membuat hasil bisnis yang diinginkan. Praktek

The Strategic Demand/Supply Planning dimulai dengan high-level

business intentions dan membuat strategi serta rencana tindakan untuk

menjalankan aktivitas TI yang dibutuhkan.

2.2.7.1 Elemen dalam Strategic Demand/Supply Planning

Proses perencanaan yang ideal berhadapan dengan

elemen-elemen sebagai berikut:

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

43

Inputs

1. Strategic intentions bisnis

2. Portfolios dan manajemen strategis

3. Pengukuran dan manajemen performa

Outputs

1. Strategic agenda untuk penggunaan teknologi

Strategic agenda menyatakan apa yang diharapkan oleh

bisnis. Dan menyatakan secara benar bagaimana TI

berkontribusi pada pengurangan biaya logistik.

2. An IT (organizational) strategic plan

Digunakan sebagai kerangka kerja strategis untuk

anggaran lights-on TI dan teknologi yang berkaitan dengan

proyek yang dibutuhkan untuk mendukung proyek bisnis.

Isinya adalah strategic intention perusahaan untuk

mengantarkan TI untuk memenuhi kebutuhan bisnis.

3. Strategic IT requirements

Program dan proyek yang dibutuhkan untuk memenuhi

agenda strategi bisnis.

Hubungan antara perencanaan dengan proses yang

mengimplementasikannya:

• Hubungan langsung ke proses TI dan bisnis untuk

pengembangan proyek

• Hubungan langsung ke perencanaan tahunan TI dan bisnis

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

44

• Hubungan langsung ke anggaran tahunan TI dan perusahaan

Tabel 2.8 Strategic Intentions to IT Strategic Plan

(Benson et al, 2004, p179)

2.2.8 Innovation

Menurut Benson et al (2004, p187-192), teknologi informasi (TI)

telah dan masih menjadi alat pendukung utama atas berjalannya

perusahaan. Tujuan dan kriterianya untuk menuju kesuksesan telah

diwujudkan pada kemampuan untuk bereaksi atas kebutuhan aplikasi

bisnis, kapabilitas infrastruktur dan pelayanan pendukung. Dengan TI,

perusahaan dapat merealisasikan tujuan, program, strategi dan rencana.

TI dapat menciptakan dan membedakan produk, pasar dan konsumen

yang potensial. Oleh karena itu, kegiatan innovation merupakan salah

satu kegiatan terpenting yang harus dilakukan oleh perusahaan, terutama

di bidang TI. Karena dengan TI diharapkan tidak hanya menambahkan

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

45

nilai pada perusahaan atas kemampuan dalam merespon kebutuhan

bisnis, tetapi juga menciptakan peluang bisnis melalui inovasi berupa

kombinasi dari kemampuan TI dengan kebutuhan pelanggan. Peluang

tadi bukan hanya peluang dalam penghematan biaya tetapi juga

penciptaan pasar baru dan penawaran pada pelanggan baru. Sebagai

akibatnya, maka TI akan mendorong terjadinya penyelarasan budaya (TI

mampu menciptakan dan membedakan produk, pasar, dan pelanggan

potensial).

2.2.8.1 Empat Komponen Praktek Innovation

Teknik inovasi mempunyai empat komponen:

1. Pemantauan (monitoring) bisnis dan teknologi: adalah untuk

pengelolaan TI dan manajemen atas perubahan faktor bisnis

dan teknologi yang akan memberi pengaruh pada bisnis.

2. Membuat visi inovasi (visioning): mengembangkan alternatif

visi untuk menjawab perubahan teknologi dan bisnis serta

memperoleh kesepakatan atas alternatif visi.

3. Konteks bisnis dan pilihan: Membuat pilihan tentang visi

perusahaan yang akan menentukan bagaimana bisnis dapat

berfungsi.

4. Inovasi yang dapat ditindaklanjuti: Yaitu mengembangkan

rencana skenario dan prototype tindakan untuk melakukan

inovasi.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

46

2.2.9 Prioritization

Sebuah bisnis yang dijalankan berdasarkan alat untuk menilai

dampak dari bottom-line dari proyek TI dan memakai sumber daya

terpercaya. Prioritization memfokuskan untuk menaksirkan nilai bisnis

dalam kaitannya dengan dampak bottom-line, dari investasi TI yang

diusulkan.

2.2.9.1 Lima Tahapan Proses Prioritization

Secara mekanisme, proses prioritization melibatkan 5

tahapan yaitu:

1. Pertama, proses tersebut menyatukan manajer senior dalam

menentukan strategic intention untuk perusahaan, dengan

menyetujui berat relatif untuk setiap strategic intention

tersebut dan dilanjutkan dengan kesepakatan bersama

mengenai definisi dan skala untuk proyek TI mana yang akan

di taksir. Melalui tahapan pembentukan kesepakatan bersama

ini, manajer senior dapat yakin dengan penafsiran yang

konsisten dari strategic intention.

2. Semua TI proyek diuraikan di dalam terminologi jangka bisnis

yang konsisten juga singkat, menyediakan sumber yang

tunggal untuk semua tujuan TI. Sponsor bisnis dari tiap

proyek bertanggung jawab atas uraian ini. Dengan cara ini,

perusahaan mempunyai suatu pandangan yang berorientasi

bisnis tentang TI-nya secara lengkap.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

47

3. Penggunaan definisi cause-and-effect skala untuk masing-

masing tujuan yang strategis, para manajer menilai dampak

yang diramalkan dari tiap manajer memperhatikan cause-and-

effect hubungan antara proyek dan arahan strategi. Jika kita

lakukan proyek ini, dampak apa yang berakibat pada masing-

masing strategic intention? Masing-masing harus menilai

semua proyek. Hal ini mengakibatkan pemahaman yang luas

di para manajer bisnis dari semua TI yang digunakan,

bagaimana mereka menghubungkan semua bagian-bagian dari

bisnis dan dampak mereka dengan terarah.

4. Dalam forum bersama, para manajer meninjau ulang semua

penaksiran. Hal ini memungkinkan untuk diskusi terbuka

untuk penilaian yang berbeda dan pengembangan persetujuan

yang berikut telah menghasilkan prioritas.

5. TI mengembangkan suatau proyek yang diusulkan

berdasarkan pada prioritas, batasan sumber daya, dan

ketergantungan penjadwalan.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

48

Gambar 2.12 Pemberian Skor Prioritization pada sebuah Investasi

Proyek (Benson et al, 2004, p145)

Menurut Benson et al ( 2004, p135-136), tabel dibawah

menujukkan jenis-jenis proyek pada serangkaian dampak pada

lapisan bawah. Rangkaian tersebut merupakan hasil penilaian dari

tiap-tiap proyek arahan strategi bisnis.

Tabel 2.9 Investasi Portfolio Proyek (Benson et al, 2004, p136)

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00444-SI Bab 2.pdfyang digunakan dalam pemrosesan informasi seperti sistem komputer

49

Dari tabel diatas, dapat dibuat diagram bubble untuk

pembuatan keputusan proyek, yaitu :

Gambar 2.13 Portfolio Proyek untuk Pengambilan Keputusan

(Benson et al, 2004, p136)