bab 2 landasan teori 2.1 pengertian...

58
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2001,p.5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen yang saling berkaitan atau subsistem – subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. M enurut Romney dan Steinbart (2006,p.4), ”system is a set of two or more interrelated components that interact to achieve a goal” Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekelompok komponen / elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang sama. 2.2 Pengertian Sistem Informasi M enurut O’Brien (2005,p5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang – orang , hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Hall (2001,p.7), sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai.” Dilihat dari dua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan kombinasi dari orang, perangkat, data dan sumber daya lainnya yang dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan bagi pemakainya.

Upload: leliem

Post on 13-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Menurut Hall (2001,p.5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih

komponen yang saling berkaitan atau subsistem – subsistem yang bersatu untuk

mencapai tujuan yang sama.

Menurut Romney dan Steinbart (2006,p.4), ”system is a set of two or more

interrelated components that interact to achieve a goal”

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekelompok komponen /

elemen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan

yang sama.

2.2 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005,p5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi

teratur apa pun dari orang – orang , hardware, software, jaringan komunikasi, dan

sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi

dalam sebuah organisasi.

Menurut Hall (2001,p.7), sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur

formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan

kepada para pemakai.”

Dilihat dari dua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

informasi merupakan kombinasi dari orang, perangkat, data dan sumber daya lainnya

yang dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan bagi pemakainya.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

10

2.3 Sistem Informasi Akuntansi

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson, Cerullo, Vasant and Bernard (2000, p.7), ”Accounting

information system is a unifed structure within an entity, such as a business firm,

that employs physical resources and other components to transform economic data

into accounting information, with the purpose of satisfying the information needs of

a variety of users”. Kutipan diatas dapat diterjemahkan, sistem informasi akuntansi

adalah sebuah struktur kesatuan di dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis,

yang mempekerjakan sumber daya fisik dan komponen – komponen lainnya untuk

mengubah data ekonomi ke dalam informasi akuntansi.

Menurut Romney dan Steinbart (2006,p.6), ” Accounting information system

is a system that collect, record, stores, and prosesess data to produce information

for decition makers” , yang dapat diterjemahkan bahwa sistem informasi akuntansi

adalah sistem yang menggumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data

menjadi informasi untuk pengambilan keputusan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

akuntansi merupakan suatu sistem yang merupakan suatu kesatuan dari entitas yang

mampu mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data menjadi

informasi yang berguna bagi pemakainya dalam mengambil keputusan penting

dalam perusahaan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

11

2.3.2 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson et al. (2000, p.8), tujuan dan kegunaan dari Sistem

Informasi Akuntansi adalah :

1. Mendukung operasional sehari – hari

2. Mendukung pengambilan keputusan bagi pengambil keputusan internal.

3. Untuk memenuhi kewajiban atau tanggung jawab yang sesuai dengan

jabatannya.

Menurut Romney dan Steinbart (2006,p.8-9), sebuah Sistem Informasi

Akuntansi yang dirancang dengan baik dapat melakukan hal – hal berikut ini :

1. Meningkatkan kinerja dan menurunkan biaya dari barang dan jasa.

2. Meningkatkan efisiensi.

3. Meningkatkan pengambilan keputusan.

4. Membagi pengetahuan.

2.3.3 Komponen – Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut pendapat Romney dan Steinbart (2006,p.6-7) dapat disimpulkan

bahwa, ” Sistem Informasi terdiri dari enam komponen, yaitu :

1. People, yang mengopersikan sistem dan menampilkan berbagai fungsi.

2. Prosedures and instructions, baik manual maupun otomatis termasuk dalam

kegiatan pengumpulan, pemprosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan

organisasi

3. Data, tentang organisasi dan proses bisnis organisasi.

4. Software, digunakan untuk memproses data organisasi.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

12

5. Information technology infrastucture, termasuk komputer, peripheral devices,

dan peralatan jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan,

memproses, meyimpan dan mentransformasikan data dan informasi.

6. Internal control and security meansures, yang menjaga keamanan data dalam

Sistem Informasi Akuntansi.”

2.4 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan , Piutang Usaha dan Penerimaan

Kas

2.4.1 Pengertian Penjualan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007), “Pendapatan dari penjualan

barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi :

a) Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan

manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;

b) Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang

yang dijual;

c) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;

d) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan

mengalir kepada perusahaan tersebut; dan

e) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat

diukur dengan modal.” (PSAK no 23 paragraf 13)

Menurut Warren, Reeve dan Fees (2002,p.231), ” revenue from merchandise

sales is usually identified in the ledger as Sales.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

13

Maka dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan transaksi antara

penjual dan pembeli yang menyebabkan terjadinya perpindahaan barang atau

pelayanan jasa yang dapat dilakukan secara tunai maupun kredit.

2.4.2 Pengertian Piutang Usaha

Pengertian piutang usaha menurut Bodnar dan Hopwood (2004,p.727) adalah

” account receivable represents the money owned by customers for merchandise sold

or service rendered on account” yang dapat diterjemahkan sebagai berikut piutang

usaha merupakan uang yang terhutang oleh konsumen atas barang yang telah dijual

atau jasa yang diberikan kepadanya. Piutang menunjukkan kredit konsumen dan

informasi mengenai pembayaran yang telah dilakukan, yang bermanfaat bagi

administrasi kebijakan kredit perusahaan secara keseluruhan.

Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2004,p318), piutang usaha

didefinisikan sebagai ”claims held against customers and others for money, goods,

or services.”, yang berarti bahwa piutang usaha merupakan klaim terhadap

konsumen atas yang lainnya untuk uang, barang atau jasa.

Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa piutang usaha merupakan

klaim uang terhadap konsumen atas barang yang telah dijual atau jasa yang telah

diberikan.

2.4.3 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Menurut pendapat Wilkinson et al. (2000,p.416) tujuan dari sistem informasi

akuntansi siklus pendapatan secara umum adalah :

1. Mencatat order penjualan secara akurat dan cepat

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

14

2. Mengidentifikasi pelanggan yang layak mendapat kredit

3. Mengirimkan produk atau melakukan pelayanan pada waktu yang tepat

4. Menagih piutang usaha kepada pelanggan tepat pada waktunya

5. Mencatat dan mengklasifikasi penerimaan kas secara tepat dan akurat.

6. Memposting penjualan dan penerimaan kas ke akun – akun yang berhubungan ke

dalam buku besar piutang

7. Mengamankan produk sampai pengiriman

8. Mengamankan kas sampai di deposit

2.4.4 Dokumen Yang Berhubungan Dengan Siklus Pendapatan

Menurut pendapat Wilkinson et al. (2000,p.419), dokumen yang dibutuhkan

pada penjualan adalah :

1. Customer Order

Merupakan purchase order yang diterima oleh customer atau form yang

disiapkan oleh bagian penjualan dari perusahaan penjual

2. Sales Order

Sebuah form yang formal, multicopy yang disiapkan dari customer order

3. Order Acknowledgment

Biasanya copy dari sales order dikirimkan ke pelanggan untuk memperoleh

dokumen penerimaan pesanan

4. Picking List

Merupakan copy dari sales order atau dokumen terpisah yang dikirimkan ke

gudang untuk digunakan dalam pengambilan barang yang dipesan

5. Picking Slip

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

15

Adalah copy dari sales order atau picking list yang ditempelkan bersama barang

ketika dipersiapkan untuk pengiriman.

6. Billing of Lading

Dokumen yang digunakan untuk perusahaan pengiriman yang akan mengirimkan

produk

7. Shipping Notice

Biasanya copy dari sales order atau dokumen pengiriman terpisah yang

berfungsi sebagai bukti bahwa barang telah dikirimkan

8. Sales Invoice

Dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan untuk menyatakan berapa jumlah

penjualan.

9. Remittance Advice

Dokumen yang menunjukkan jumlah penerimaan kas dari pelanggan

10. Deposit Slip

Dokumen yang menyertai penyetoran uang ke bank

11. Back Order

Dokumen yang dipersiapkan ketika kuantitas dari persedia tidak mencukupi

jumlah yang diminta pada sales order

12. Credit Memo

Dokumen yang memungkinkan pengurangan kredit pelanggan untuk

pengembalian penjualan atau penyisihan penjualan.

13. Credit Application

Form yang dipersiapakan ketika pelanggan baru mengajukan kredit

14. Salesperson Call Report

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

16

Form yang digunakan untuk menggambarkan panggilan yang dibuat oleh

salesperson kepada pelanggan potensial dan mengidentifikasi hasil dari panggilan

tersebut.

15. Delinquent notice

Catatan yang dikirimkan kepada pelanggan yang melewati batas saldo kredit

16. Write-off Notice

Dokumen yang dipisahkan oleh manajer kredit ketika akun dinyatakan tidak

dapat di tagih

17. Cash Register Reciept

Form yang menunjukkan kas yang diterima, yang digunakan retailer.

2.4.5 Fungsi – Fungsi Yang Terkait

Menurut Wilkinson et al. (2000,p.417), unit – unit yang terkait dalam

penjualan adalah :

1. Marketing / Distribution

Unit / bagian marketing mempunyai fungsi untuk meriset pasar dengan cara

mempelajari sikap dan daya beli pelanggan, mempromosikan dan mengiklankan

produk sesuai dengan strategi promosi yang telah dibuat, menangani permintaan

dan keluhan pelanggan, mengembangkan dan merancang produk meliputi gaya,

kemasan dan kinerja produk, konsentrasi penjualan pada peramalan penjualan

yang telah dibuat, dan pengevaluasian hasil kinerja penjualan, pengapalan dan

transportasi untuk mendistribusikan barang sesuai dengan order pelanggan pada

waktu yang tepat, tidak rusak, dan sesuai dengan permintaan pelanggan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

17

2. Financial / Accounting

Unit / bagian ini mempunyai tanggung jawab antara lain : budgeting dan cash

planning membuat anggaran jangka pendek dan panjang serta melakukan peramalan

kas, kredit dan collections mengembangkan kebijakan kredit dan penagihan serta

pengaturan agar kebijakan kredit tersebut dipatuhi oleh masing – masing pelanggan;

cash receipts menangani masalah penerimaan kas; billing menyiapkan sales invoice;

inventory control memelihara keseimbangan persediaan; general ledger memelihara

buku besar dari semua akun neraca dan rugi laba yang berasal dari laporan keuangan

yang disiapkan.

2.4.6 Prosedur – Prosedur Terkait Dalam Penjualan dan Piutang Usaha

Mengacu pada Wilkinson et al. (2000, p.422), prosedur dalam yang tekait

dalam penjualan adalah :

1. order entry

Setiap pemesanan dari pelanggan dientri kedalam sebuah form penjualan,

pengentrian dilakukan berdasarkan customer order dari pelanggan atau

pemesanan dari telepon oleh pelanggan. Langkah pertama yang dilakukan dalam

mengentri pesanan adalah pengecekan apakah jumlah barang yang dipesan

tersedia. Apabila jumlah barang yang ada tidak mencukupi, dilakukan proses

back order, yaitu suatu proses dimana dibuat suatu form back order yang akan

dikirim kepada pemasok terpilih untuk memesan barang yang dibutuhkan.

Kemudian dilakukan pengecekan kepada status kredit pelanggan. Apabila semua

kebijakan kredit terpenuhi maka dibuat order acknowledgment untuk pelanggan,

dan picking list untuk bagian gudang.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

18

2. shipping

Apabila barang yang dipesan telah disiapkan oleh bagian gudang, maka proses

selanjutanya adalah proses pengiriman. Dalam pengiriman barang, perlu

diperhatikan beberapa dokumen pengapalan, seperti packing slip, bill of lading,

dan shipping notice.

3. billing

setelah shipping notice diterima, pada hari itu juga dibuat sales invoice,

pendebatan piutang usaha sejumlah tertagih, jumlah persediaan berkurang

sejumlah barang yang dikirimkan, sales order di tutup ke sales history file,

record baru dibuat dalam sales invoice file, jumlah penjualan dan piutang

diposting ke buku besar bersangkutan. Sales invoice yang telah dibuat akan

dikirim kepada pelanggan sebagi tagihan atas piutang.

2.4.7 Laporan Yang Terkait Dengan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan,

Piutang Usaha dan Penerimaan Kas

Menurut Wilkinson et al. (2000,p.437), laporan – laporan yang terkait dengan

siklus penjualan dan piutang usaha adalah :

1. Monthly statement

Merupakan daftar dari semua sales invoice (tagihan) yang ada untuk pelanggan.

2. Open order report

Menunjukkan semua sales order (pesanan pelanggan) yang belum dikirim dan

ditagih.

3. Sales invoice register

Merupakan daftar semua sales invoice yang diatur bersadasarkan nomornya.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

19

4. Shipping register

Merupakan daftar dari semua pengiriman yang diatur berdasarkan tanggal

pengirimannya.

5. Cash receipt journal

Merupakan daftar dari nilai yang diterima, dan diatur secara kronologis.

6. Credit memo register

Merupakan daftar dari semua retur penjualan, yang diatur berdasarkan

berdasarkan nomor memo kredit.

2.4.8 Analisa Kredit Dalam Pemberian Kredit Kepada Pelanggan

Dalam melaksanakan penjualan kredit, perusahaan melakukan analisa

terhadap kredit yang akan diberikan kepada pelanggan. Menurut Munawir (2004,

p.235 – 236), dapat disimpulkan bahwa, ” Syarat – syarat pemberian kredit dikenal

dengan 5C , dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Character

Keterangan mengenai sifat – sifat pribadi pelanggan dalam memenuhi

kewajiban keuangannya. Karakter ini mencerminkan kejujuran seseorang. Para

manajer kredit sering kali mencari informasi dari rekan – rekan kerja, pegawai dan

saingan mengenai reputasi, kebiasaan pelanggan dan pergaulan sosialnya.

2. Capacity

Hal ini menyangkut kemampuan pemimpin perusahaan pelanggan beserta

stafnya, baik kemampuan dalam manajemen maupun kemampuan dalam bidang

usahanya. Kapasitas pelanggan dapat dilihat dari angka penjualan dan

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

20

pembeliannya, angka hasil produksi, perhitungan laba rugi perusahaan, dan data

financial lainnya.

3. Capital

Hal ini mengacu kepada kondisi umum bisnis pelanggan secara keseluruhan

yang ditunjukkan pada laporan keuangan. Manajer kredit biasanya memberikan

perhatian khusus kepada solvabilitas, likuiditas, dan rentabilitas pelanggan

terhadap kewajiban – kewajibannya.

4. Colateral

Ini merupakan jaminan. Hal ini menunjukan besarnya aktiva yang akan

dikaitkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan kepada pelanggan

5. Condition of economic

Hal ini mengacu kepada kondisi secara umum dan kondis i kepada sektor

usaha si pelanggan yang dapat mempengaruhi kemampuan pelanggan untuk

membayar. Contohnya: pada saat resesi ekonomi, manajer kredit akan

memperketat limit kredit atas penjualan sebagai antisipasi terhadap kemungkinan

turunnya kemampuan membayar si pelanggan.

2.5 Pajak Pertambahan Nilai

2.5.1 Definisi

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pasal 1 nomor 25,

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

21

”23 Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut

oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak,

penyerahan Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak. “

2.5.2 Objek Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang

dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah :

"Pasal 4

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas :

a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

Pengusaha.

b. impor Barang Kena Pajak.

c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh

Pengusaha.

d. pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di

dalam Daerah Pabean.

e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;

atau

f. ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak."

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

22

2.5.3 Tarif Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan

Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah :

“Pasal 7

(1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai berjumlah 10% (sepuluh persen).

(2) Atas ekspor Barang dikenakan pajak dengan tarif 0% (nol persen)

(3) Dengan Peraturan Pemerintah, tarif pajak sebagaimana ditentukan dalam ayat (1)

dapat diubah menjadi serendah – rendahnya 5% (lima persen) dan setinggi –

tingginya 15% (lima belas persen)”

2.6 Pajak Penghasilan Pasal 23

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia dengan perubahan keempat dari

Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,

”Pasal 23

(1) Atas penghasilan tersebut dibawah ini dengan nama dan dalam bentuk apapun

yang dibayarkan disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo

pembayarannya oleh badan pemerintah ,subjek pajak badan dalam negeri,

penyelenggara kegiatan , bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar

negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong

oleh pihak yang wajin membayarkan :

a. Sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas :

1) Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 atay (1) huruf g ;

2) Bunga, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat(1) huruf f ;

3) Royalti; dan

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

23

4) Hadiah dan penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah

dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

21 ayat (1) huruf e;

b. Dihapus

c. Sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas:

1) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,

kecuali sewa dan penghasilan sebagimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat

(2); dan

2) Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa

kontruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong

Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis jasa lain sebagaimana dimaksud pada

ayat(1) huruf c angka 2 diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

(3) Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri dapat ditunjuk oleh Direktur

Jenderal Pajak untuk memotong pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Pemotongan pajak sebagimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan atas :

a. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;

b. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha

dengan hak opsi;

c. Dividen sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf f dan dividen

yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 17

ayat (2c)

d. Dihapus;

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

24

e. Bagian laba sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf i;

f. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada

anggotanya;

g. Dihapus;

h. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badang usaha atas jasa

keuangan yang berfungsi sebagai penyaluran pinjaman dan/atau

pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.”

2.7 Sistem Pengendalian Internal

2.7.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Menurut Wilkinson et al.(2000,p.234), pengendalian internal adalah sebuah

sistem, struktur atau proses yang diimplementasikan oleh dewan direksi perusahaan,

manajemen, dan personal lainnya, dengan maksud untuk menyediakan kepastian

yang masuk akal tentang pencapaian tujuan pengendalian dalam kategori sebagai

berikut :

1. efektivitas dan efisiensi dari operasi

2. keandalan dari laporan keuangan

3. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang diterapkan.

Menurut COSO yang disebutkan dalam Romney dan Steinbart dalam bukunya

(2006,p192), pengendalian internal adalah suatu proses karena memenuhi sebuah

aktivitas operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari dasar aktivitas

manajemen. Pengendalian internal menyediakan kepastian yang masuk akal daripada

absolute, karena kemungkinan kesalahan manusia, kolusi, dan kesalahan pengelolaan

manajemen membuat proses menjadi tidak sempurna.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

25

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal merupakan suatu

pengendalian yang dilakukan oleh manajemen dalam upaya melindungi seluruh asset

perusahaan dari hal – hal kecurangan , serta mengecek kandalan dari suatu informasi

dan juga ada otorisasi sebagai penanggung jawab atas setiap transaksi dalam upaya

mencapai tujuan perusahaan.

2.7.2 Aktivitas Pengendalian Internal

Menurut Wilkinson et al. (2000,p.269-289), menyatakan bahwa ada beberpa

aktivitas dalam pengendalian internal meliputi :

1. General Control

• Organizational Controls

Harus dilakukan pemisahan fungsi antara yang melakukan operasional

dengan bagian yang menangani pencatatan

• Documentation Controls

Dokumentasi yang ada harus lengkap dan up-to-date

• Asset AccountabillityControls

Buku besar pembantu piutang harus dipelihara dan direkonsiliasi secara

berkala dengan rekening control yang ada dibuku besar. Demikian juga

halnya dengan pencatatan persediaan

• Management Practices Controls

Karyawan termasuk programer dan akuntan harus diberikan pelatihan audit

yang harus dilakukan terhadap kebijakan penjualan dan penerimaan kas.

Manajer harus melakukan review terhadap analisis periodik dan laporan –

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

26

laporan mengenai kegiatan – kegiatan akuntansi dan transaksi yang disahkan

melalui komputer.

• Data Center Operation Control

Staff TI dan Akuntansi harus diawasi dan kinerja mereka direview dengan

bantuan laporan control proses komputer dan pencatatan akses.

• Authorization Controls

Semua transaksi penjualan kredit harus di otorisasi oleh manajer kredit

• Access Controls

Menggunakan password , gudang dan kas yang terlindung secara fisik,

melakukan back up terhadap file piutang dan persediaan ke dalam media

lainnya.

2. Application Control

• Input Control

Dokumen – dokumen yang terkait dengan penjualan dan pengiriman

barang bernomor urut tercetak dan diotorisasi oleh orang yang berwenang

Validasi data pesanan penjualan ketika data dimasukkan kedalam proses

Memperbaiki error yang terdeteksi ketika entry data sebelum data

diposting ke file pelanggan danpersediaan

• Processing Control

Perpindahan barang dari gudang barang jadi dan pengiriman barang

hanya atas dasar otorisasi tertulis

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

27

Pengiriman faktur ke pelanggan dilakukan atas dasar notifikasi dari

departemen pengiriman mengenai barang yang sudah dikirim

Penerbitan memo kredit atas retur penjualan hanya dilakukan kalo barang

sudah dikembalikan

Verifikasi semua catatan komputer terhadap faktur penjualan sebelum

diposting ke file pelanggan, untuk menyakinkan bahwa barang yang

dipesan sesuai dengan yang dikirim.

Simpanan kas negara setelah diterima untuk menghindari penyelewengan

dana.

• Output Control

Menyiapkan laporan bulanan yang harus dikirimkan kepada semua

pelanggan yang berhutang

Copy file dari semua dokumen yang berkaitan dalam transaksi penjualan

dengan nomor yang berurut, untuk mengecek apakah ada nomor yang

terlewat.

Mencetak daftar ringkasan transaksi dan akuntasi secara periodik sebagai

dasar untuk melakukan review.

2.7.3 Komponen – Komponen Pengendalian Internal

Dalam buku Rama dan Jones (2006,p.105), COSO report mengidentifikasikan

lima komponen pengendalian internal yang berpengaruh terhadap kemampuan

organisasi untuk mencapai tujuan pengendalian internal, yaitu :

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

28

1. Control Environment

Berhubungan dengan beberapa faktor yang disusun organisasi untuk mengontrol

kesadaran pada karyawannya. Faktor tersebut berhubungan dengan integritas,

nilai etika, filosofi, manajemen, dan operating sytle. Hal ini juga termasuk cara

manajemen menetapkan otorisasi dan tanggung jawab, mengatur dan

mengembangkan sumber daya manusia serta perhatian dan petunjuk dari board

of directors.

2. Risk Assessment

Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap resiko yang dapat

menghambat pencapaian tujuan pengendalian internal

3. Control Activities

Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan organisasi untuk

menangani resiko. Control activities meliputi :

• Performance review

Kegiatan yang berhubungan dengan analisis terhadap kinerja, misalnya

dengan membandingkan hasil yang didapat dengan anggaran, standar

perhitungan dan data pada periode sebelumnya.

• Segregation of duties

Terdiri dari penetapan tanggung jawab untuk mengotorisasi transaksi,

melakukan transaksi, mencatat transaksi, menjaga asset yang dilakukan oleh

karyawan yang berbeda.

• Application controls

Berhubungan dengan aplikasi sistem informasi akuntansi.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

29

• General controls

Pengawasan yang lebih luas berhubungan dengan berbagai aplikasi.

4. Information and communication

Sistem informasi dalam perusahaan merupakan kumpulan prosedur (manual dan

otomatis) dan pencatatan dalam memulai, mencatat, memproses dan

melaporakan atas kejadian atau proses – proses yang terjadi dalam organisasi.

Dan komunikasi berhubungan dengan menyediakan pemahaman atas peraturan

dan tanggung jawab individual

5. Monitoring

Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan

pengendalian internal oraganisasi harus tetap berjalan sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan.

2.8 Object Oriented Analysis dan Design (OOAD)

2.8.1 Pengertian Object

Menurut Bennett, McRobb dan Farmer (2001), ”Object , an abstraction of

sometihing in a problem domain, reflecting the capabilities of the system to keep

information about it, interact with it, or both.”

Sedangkan menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000,p.4 ),

”object is an entity with identity, state, and behavior.”

Berdasakan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa object merupkan sesuatu

yang nyata dalam bentuk data dan prosesnya, dimana objek ini memiliki identitas,

state dan behavior

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

30

2.8.2 Object Oriented

Menurut Mathiassen (2000,p.5 ), keuntungan dari object oriented adalah :

1. Merupakan konsep yang sesuai untuk menjelaskan model fenomena dalam

sebuah kantor atau pun sistem komputerisasi yang dibuat dengan menggunakan

bahasa sehari – hari (natural language)

2. Memberikan informasi yang jelas tentang konteks dari sistem

3. Mengurangi biaya perawatan (maintenance).

2.8.3 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Menurut Mathiassen et al. (2000,p.15) Object Oriented Analysis and Design

(OOA&D) terbagi dalam empat aktivitas utama, yaitu problem – domain, application

– domain, architecture design, dan component design. Yang dapat terlihat dengan

jelas pada gambar berikut ini :

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

31

Gambar 2.1 Aktivitas Utama dan Hasil dalam OOAD Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.15)

2.8.4 Criteria FACTOR

Kriteria FACTOR menurut Mathiassen et al. (2000,p.39) terdiri dari 6

elemen, yaitu :

1. Functionality : fungsi dari suatu sistem yang mendukung tugas – tugas

application domain.

2. Application Domain : bagian dari organisasi yang mengadministrasi, memonitor

atau mengontrol problem domain.

3. Condition : dalam kondisi seperti apa sistem akan dibangun dan digunakan.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

32

4. Technology : teknologi yang digunakan untuk menghasilkan sistem dan dengan

teknologi seperti apa sistem akan berjalan.

5. Object : objek utama pada problem domain.

6. Responsibility : tanggung jawab keseluruhan sistem yang berhubungan dengan

kontek.

2.8.5 Problem Domaim Analysis

Menurut Mathiassen et al. (2000,p.45) problem domain adalah bagian dari

konteks yang diatur, dimonitor, atau dikontrol oleh sistem. Analisa Problem Domain

dibagi menjadi tiga aktivitas, yaitu :

Gambar 2.2 Aktivitas dalam Problem Domain modeling Sumber Mathiassen et al. (2000,p.46)

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

33

Dapat dilihat dengan jelas setiap aktivitas dari isi dan konsepnya seperti table 2.1

seperti dibawah ini :

Table 2.1 Activities in problem domain analysis

Aktivitas Isi Konsep Classes Objek – objek dan event –

event yang mana yang merupakan bagian dari problem domain?

Class, object, dan event

Structure Bagaimana class – class dan objek secara konseptual digabungkan bersama?

Generalization, aggregation, association, dan cluster

Behavior Propeerti – properti dinamik yang mana yang seharusnya dimiliki obejk?

Event trace, behavioral pattern, dan attribute

Sumber : Mathiassen et al. (2000, p48)

2.8.5.1 Classes

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.49-65), kegiatan class

merupakan kegiatan pertama dalam analisis problem domain. Ada beberapa

tugas dalam kegiatan ini, yaitu :

1. Klasifikasi Object dan Event

Object adalah sebuat entity dengan identitas, state, behavior. Event

adalah kejadian yang meliputi satu atau lebih object. Class merupakan

deskripsi dari kumpulan object yang termasuk structure, behavioral

pattern, dan attributes.

2. Menemukan Class

Pemilihan class dilakukan pada saat awal dan bertujuan untuk

mendefinisikan dan membatasi problem domain. Class biasanya

merupakan kata benda dan bermakna tunggal. Kegiatan class akan

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

34

menghasilkan event table. Dimensi horizontal dari event table berisi class

– class yang terpilih, sementara dimensi vertikal berisi event – event

yang terpilih dan tanda cek digunakan untuk mengidentifikasi objek –

objek dari class yang berhubungan dalam event tertentu.

3. Menemukan Event

Pemilihan kumpulan event yang dialami atau dilakukan oleh satu atau

lebih objek bertujuan untuk membedakan tiap – tiap class dalam problem

domain. Event merupakan kata kerja dan mengindikasikan kejadian

tunggal.

4. Evaluasi Sistem

Pada bagian ini dilakukan evaluasi kriteria dari class dan event yang

sudah ditemukan.

Berikut merupakan gambaran event table yang dapat dilihat pada Table 2.2

dibawah ini :

Table 2.2 Contoh event table Events Classes

Customer Assistant Apprentice Appointment Plan reserved * * + * cancelled * * + treated * + Employed + + Resigned + + Graduuated + Agreed * * *

Sumber : Mathiassen et al. (2000, p100)

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

35

2.8.5.2 Structure

Mengacu pada Mathiassen et al ( 2000,p69 ), Sturcture

merupakan kegiatan kedua dalam problem domain. Tujuannya adalah untuk

mencari hubungan struktural antara class – class dan objek – objek dalam

problem domain. Hasil dari kegitan structure adalah membuat class diagram.

Dua konsep pada structure adalah :

1. Class Stucture

a. Generalization

Kelas umum (superclass) yang menggambarkan properti – properti yang

umum terhadap sekelompok kelas khusus (subclass). Hubungan dalam

generalization dapat dikatakan sebagai hubungan ”is – a”, yang berarti

subclass akan menpunyai attribute dan operation yang sama dengan

superclass. Stuktur generalization dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut

ini :

Gambar 2.3 Generalization stucture

b. Cluster

Kumpulan dari class – class yang berhubungan. Berikut gambar yang

dapat melihatkan suatu cluster :

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

36

Gambar 2.4 Contoh Cluster – 1

Gamabar 2.5 Clusters – 2

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

37

2. Object Stucture

a. Aggregation

Objek superior (keseluruhan) yang terdiri dari beberapa objek (bagian –

bagiannya). Hubungan aggregation dirumuskan sebagai hubungan ” has-

a” atau ”is-part-of”.

Menurut Mathiassen et al (2000,p.79) ada tiga tipe struktur

aggregation,yaitu:

• Whole – part, objek superior adalah jumlah dari objek inferior, jika

dilakukan penambahan atau penghapusan objek inferior, maka akan

mengubah pokok objek superior.

• Container – content, objek superior adalah container bagi objek

inferior, jika melakukan penambahan maupun penghapusan objek

inferior, tidak akan mengubah pokok objek superior.

• Union – member, objek superior adalah container bagi objek inferior

yang terorganisasi. Tidak akan terjadi perubahan pada objek superior

apabila melakukan penambahan atau penghapusan objek inferior

tetapi ada batasannya.

b. Association

Hubungan yang berarti antara beberapa objek. Stuktur association dapat

dilihat pada gambar 2.6 dibawah ini :

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

38

Gambar 2.6 Association Sumber : Mathiassen et al (2000,p.69)

Perbedaan antara aggregation dan association adalah :

• Hubungan antar class pada aggregation mempunyai hubungan yang

kuat sedangkan association tidak.

• Aggregation structure melukiskan hubungan yang defensif dan

fundamental, sedangkan association structure melukiskan hubungan

yang tidak tetep.

2.8.5.3 Behavior

Mengacu kepada Mathiassen et al (2000,p.89), kegiatan utama

dalam problem domain adalah kegiatan behaviour, yang bertujuan

memodelkan apa yang akan terjadi dalam sistem problem domain sepanjang

waktu. Behaviour bertujuan untuk membuat model yang dinamis dari

problem domain. Hasil dari kegiatan behaviour adalah membuat statechart

diagram, yang dapat di lihat pada gambar 2.7 berikut :

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

39

Gambar 2.7 Contoh dari Statechart Diagram Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.90)

Konsep – konsep pada aktivitas behaviour mencakup :

a. Event trace, yang merupakan rangkaian event yang melibatkan objek

tertentu

b. Behaviour pattern, merupakan deskripsi dari event trace yang mungkin

untuk semua object dalam sebuah class.

Ada tiga jenis notasi untuk behaviour pattern, yaitu :

• Sequence dimana event muncul satu per satu secara berurutan;

• Selection dimana terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event

yang muncul;

• Iteration dimana sebuah event muncul sebanyak nol atau beberapa

kali

c. Attribute, merupakan properti deskriptif dari sebuah class dan event.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

40

2.8.6 Application Domain Analysis

Menurut Mathiassen et al (2000,p.117), application domain adalah organisasi

yang mengadministrasi, memonitor, atau mengontrol problem domain. Analisa

application domain dibagi menjadi tiga aktivitas, yaitu :

Gambar 2.8 Application domain analysis Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.117)

Table 2.3 Aktivitas, Isi, dan Konsep dari Application domain analysis Aktivitas Isi Konsep

Usage Bagaimana sistem berinteraksi dengan orang dan sistem dalam konteks?

Use case dan actor

Functions Apa kemampuan sistem dalam memproses informasi?

function

Interfaces Apa kebutuhan – kebutuhan tampilan layar sistem targetkan?

Interface, user interface, dan system interface

Sumber : Mathiassen et al. (2000, p117)

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

41

2.8.6.1 Usage

Mengacu pada Mthiassen et al (2000,p.119), usage merupakan

kegiatan pertama dalam analisis application domain yang bertujuan untuk

menentukan bagaimana actor – actor yang merupakan pengguna atau sistem

lain berinteraksi dengan sistem yang dituju. Interaksi antara actor dengan

sistem tersebut dinyatakan dalam use case.

• Use case

Merupakan pola interaksi antara sistem dan aktor di dalam application

domain. Use case dapat digambarkan dengan menggunakan spesifikasi use

case, dimana use case dijelaskan dengan singkat namun jelas dan dapat

disertai dengan keterangan objek sistem yang terlibat dan function dari use

case tersebut atau dengan diagram statechart karena use case adalah sebuah

fenomena yang dinamik.

• Actor

Adalah abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan

sistem target. Cara untuk mengidentifikasi actor adalah dengan mengetahui

alasan yang berbeda untuk menggunakan sistem. Masing – masing actor

memiliki alasan yang berbeda untuk menggunakan sistem. Cara lainnya yaitu

dengan melihat peran dari aktor seperti yang dinyatakan oleh use case

dimana actor tersebut terlibat. Masing – masing actor memiliki peran yang

berbeda – beda. Actor dapat digambarkan dalam spesifikasi actor yang

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

42

memiliki 3 bagian yaitu tujuan, karakteristik, dan contoh dari actor tersebut.

Tujuan merupakan peran dari actor dalam sistem target. Sementara

karakteristik menggambarkan aspek – aspek yang penting dari actor.

• Explore pattern

Use case pattern dapat digunakan untuk mengidentifikasikan dan

menggambarkan use case terdiri atas : (1) the procedural pattern, (2) the

material pattern

Berikut adalah contah dari use case :

Gambar 2.9 Use Case

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

43

2.8.6.1.1 Sequence

Menurut Bennet et al.(2006, p.252-253), ”the sequence diagram is

semanticly equivalent to a communication diagram for simple interactions. A

Sequence diagram show an interaction between objects arranged in a time

sequence.” Dengan demikian, sequence diagram ekuivalen secara semantik

dengan diagram komunikasi untuk interaksi yang sederhana. Sebuah

sequence diagram menunjukkan interaksi antara objek yang disusun dalam

satu sequence.

Sequence diagram dapat digambarkan pada tingkat detail mana

saja untuk mencapai berbagai tujuan pada beberapa tahapan pada siklus

hidup pengembangan. Aplikasi sequence diagram yang paling umum adalah

untuk mempresentasikan interaksi objek secara detail untuk satu use case

atau satu operation. Ketika sequence diagram digunakan untuk

menggambarkan model behaviour use case yang dinamis, sequence diagram

dapat dilihat sebagai spesifikasi detail dari use case.

Menurut Mathiassen et al.(2000,p.340), ”Sequence diagaram

menjelaskan tentang interaksi diantara beberapa objek dalam jangka waktu

tertentu. Sequence diagaram melengkapi class diagram, yang menjelaskan

situasi yang umum dan statis. Sebuah sequence diagaram dapat

mengumpulkan rincian situasi yang kompleks dan dinamis melibatkan

beberapa dari kebanyakan objek yang digeneralisasikan dari class pada class

diagram.”

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

44

2.8.6.2 Function

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000,p.137-146), function

adalah sebuah fasilitas untuk membuat model berguna bagi aktor. Kegiatan

function memfokuskan pada bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu

aktor dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Tujuan dari kegiatan function

adalah untuk menentukan kemampuan sistem memproses informasi. Hasil

dari kegiatan ini adalah sebuah daftar function – function yang merinci

function – function yang kompleks. Daftar function harus lengkap, meyatakan

kebutuhan kolektif dari pelanggan dan actor dan harus konsisten dengan use

case.

Function memilki 4 tipe yang berbeda, yaitu :

• Update, function ini disebabkan oleh event problem domain dan

menghasilkan perubahan dalam state atau keadaan dari model tersebut.

• Signal, function ini disebabkan oleh perubahan keadaan atau state dari

model yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini dapat

berupa tampilan bagi actor dalam application domain, atau intervensi

langsung dalam problem domain.

• Read, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan

actor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang berhubungan

dengan informasi dalam model.

• Compute, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam

pekerjaan actor dan berisi perhitungan yang melibatkan informasi yang

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

45

disediakan oleh actor atau model, hasil dari function ini adalah tampilan

dari hasil komputasi.

Cara yang baik untuk mengidentifikasi function adalah

memberikan pertanyaan yang berkaitan dengaan empat jenis function

tersebut, seperti :

• Menggunakan ekspresi matematika, yaitu berhubungan dengan input dan

output data dispesifikasi sebagai 0 = f(i)

• Algoritma, yang secara khusus disketsa dengan menggunakan

pseudocode

• Membagi function, sehingga bisa memberikan pandangan yang lebih baik

Dalam mencari function perlu mempertimbangkan sumber untuk

pencarian function dan juga tingkat rincian. Sumber pencarian function

merupakan bagian dari deskripsi problem domain, yang ditampilkan oleh

kelas dan event, dan merupakan bagian dari deskripsi application domain

yang ditampilkan oleh use case. Classes biasanya menimbulkan read dan

update function, sedangkan event menimbulkan update function, dan use case

menimbulkan semua jenis function.

2.8.6.3 Interface

Kegiatan ketiga dari analisis application domain, yang bertujuan

untuk menentukan system’s interface digunakan oleh aktor untuk berinteraksi

dengan sistem. Menurut Mathiassen et al. (2000,p.151), activity interface

mempunyai tiga konsep, yaitu :

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

46

1. Interface, yaitu fasilitas yang membuat model sistem dan fungsi dapat

digunakan oleh aktor

2. User interface, adalah interface untuk user

3. System interface, adalah interface untuk sitem lain.

Salah satu user interface yang baik adalah dapat beradaptasi

dengan tugas dan memiliki pemahaman user terhadap sistem. Kualitas user

interface ditentukan oleh kegunaan atau usability interface tersebut bagi

pengguna. Usability bergantung pada yang menggunakan dan situasi sistem

tersebut pada saat digunakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa usability

bukan merupakan sebuah yang pasti dan objektif.

Terdapat empat jenis pola dialog yang penting dalam menentukan

user interface, yaitu :

1. Pola menu – selection, yang terdiri dari daftar pilihan – pilihan yang

mungkin dalam interface diagram.

2. Pola fill – in , yang merupakan pola klasik untuk entri data.

3. Pola command – language, dimana pengguna memasukkan atau memulai

format sendiri.

4. Pola direct – manipulation dimana user memilih objek dan melaksanakan

function atas objek dan melihat hasil dari interaksi mereka tersebut.

Hasil dari kegiatan interface adalah sebuah deskripsi elemen user

interface yang lengkap. Dimana kelengkapan sistem ini menunjukkan

pemenuhan kebutuhan pengguna. Hasil dari kegiatan user interface berupa

form presentasi dan dialogue style, daftar lengkap dari elemen user interface,

diagram window terpilih, dan diagram navigasi. Sedangkan hasil dari system

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

47

interface berupa class diagram untuk peralatan dan protokol eksternal untuk

berinteraksi dengan sistem yang lain.

2.8.7 Architecture Design

Mengacu pada Mathiassen et al.(2000,p.176), keberhasilan suatu sistem

ditentukan oleh kekuatan desain arsitekturnya. Arsitektur membentuk sistem sesuai

dengan fungsi sistem tersebut dan dengan memenuhi kriteria desain tertentu.

Architecture design memiliki tiga kegiatan, yaitu :

Gambar 2.10 Aktivitas dalam architectural design Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.176)

Table 2.4 Kegiatan, Isi dan Konsep Architecture Design Kegiatan Isi Kondisi

Criteria Kondisi dan criteria untuk pendesainan

Criterion

Component Bagaimana sistem dibentuk menjadi komponen – komponen

Arsitektur komponen

Process Bagaimana proses sistem didistibusikan dan dikoordinasi

Arsitektur porses

Sumber : Mathiassen et al. (2000, p176)

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

48

2.8.7.1 Criteria

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000,p.177-181), untuk

menciptakan sebuah desain yang baik diperlukan pertimbangan mengenai

kondisi – kondisi dari setiap proyek yang dapat mempengaruhi kegiatan

desain yaitu :

• Technical, yang teridiri dari pertimbangan : penggunaan hardware,

software, dan sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan;

pengaruh kemungkinan penggabungan pola – pola umum dan komponen

yang telah ada terhadap arsitektur dan pembelian komponen standar.

• Conceptual, yang terdiri dari pertimbangan : perjanjian kontrak, rencana

untuk pengembangan lanjutan, pembagian kerja antara pengembang.

• Human, yang terdiri dari pertimbangan : keahlian dan pengalaman orang

yang terlibat dalam kegiatan pengembangan dengan sistem yang serupa

dan dengan platform teknis yang akan didesain. Karena tidak ada cara –

cara tertentu atau cara yang mudah untuk menghasilkan suatu desain

yang baik, banyak perusahaan menciptakan suatu standar dan prosedur

untuk memberikan jaminan terhadap kualitas dari sistem. Disinilah

kegiatan criteria dapat membantu dengan menetapkan prioritas untuk

setiap proyek tertentu

Sebuah desain yang baik memiliki tiga ciri – ciri yaitu :

• Tidak memiliki kelemahan

Syarat ini menyebabkan adanya penekanan pada evaluasi dari kualitas

berdasarkan review dan eksperimen, dan membantu dalam menentukan

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

49

prioritas dari kriteria yang akan mengatur dalam kegiatan desain yang

berorientasi objek. Tabel 2.5 di bawah ini menunjukkan kriteria umum

untuk sebuah desain

Table 2.5 Classical critesia for software quality Criterion Ukuran dari

Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan dengan kontek, organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan teknis

Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak terotorisasi terhadap data dan fasilitas

Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis

Correct Pemenuhan dari kebutuhan Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk

melaksanakan fungsi Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki

kerusakan Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang

dibentuk dapat melaksanakan fuungsi yang diinginkan

Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk Comprehensable Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan

pemahaman terhadap sistem Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian

sistem pada sistem lain yang berhubungan Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform

teknis yang berbeda Interoperable Biaya untuk menggabungkan ke sistem yang

lain. Sumber : Mathiassen et al. (2000, p178)

• Menyeimbangkan beberapa criteria

Konflik sering terjadi antara criteria, oleh sebab itu untuk menentukan

criteria mana yang akan diutamakan dan bagaimana cara untuk

menyeimbangkan dengan criteria – criteria yang lain bergantung pada

situasi sistem tertentu.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

50

• Usable,flexible, dan comprehensible

Kriteria – kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir setiap

proyek pengembangan sistem.

2.8.7.2 Component

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000,p.190), arsitektur komponen

adalah struktur sistem yang terdiri atau bentuk dari komponen – komponen

yang salling terhubung. Komponen merupakan kumpulan dari bagian –

bagian program yang membentuk suatu kesatuan dan memiliki fungsi yang

jelas.

Sebuah arsitektur komponen yang baik membuat sistem menjadi

mudah untuk dipahami, mengorganisasikan pekerjaan desain,

menggambarkan stabilitas dari konteks sistem dan mengubah desain menjadi

beberapa tugas yang lebih tidak komplek.

Beberapa pola umum dalam desain komponen arsitektur :

a. Arsitektur Layered

Menurut Mathiassen et al. (2000,p.193), merupakan bentuk yang paling

umum dari software seperti berikut ini :

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

51

Gambar 2.11 layered architecture pattern Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.193)

Contoh dari model ini adalah OSI yang sudah menjadi ISO untuk model

jaringan. Sebuah arsitektur layered terdiri dari beberapa komponen yang

dibentuk menjadi lapisan – lapisan dimana lapisan yang diatas bergantung

kepada lapisan yang berada dibawah.

b. Arsitektur Generic

Menurut Mathiassen et al. (2000,p.196), pola ini digunakan untuk merinci

pola dasar yng terdiri dari antar muka, function, dan komponen- komponen

model, seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

52

Gambar 2.12 Generic architecture pattern dalam sebuah sistem Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.196)

Dimana komponen model terletak pada lapisan yang paling bawah,

diikuti dengan function sistem dan komponen interface diatasnya.

c. Arsitektur Client – server

Menurut Mathiassen et al. (2000,p.197), pola ini awalnya dikembangkan

untuk mengatasi masalah distribusi sistem diantara beberapa prosesor yang

tersebar secara geografis. Komponen pada arsitektur ini adalah sebuah sever

dan beberapa client, seperti dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

53

Gambar 2.13 The client – server architecture pattern Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.197)

Tanggung jawab daripada server adalah untuk menyediakan database

dan resource yang dapat disebarkan kepada client melalui jaringan.

Sementara client memiliki tanggung jawab untuk menyediakan antarmuka

local untuk setiap penggunanya.

Ada dua macam metode dalam membagi komponen client dan server

yaitu :

• Client dan server dianggap sebagai subsistem tunggal yang masing –

masing memiliki komponen, yaitu: user interface(U), function(F), dan

model (M).

• Atau masing – masing dapat dianggap sebagai layer yang berbeda dalam

sistem yang sama.

Berikut ini beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client – server

dimana user interface(U), function(F), dan model(M) :

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

54

Table 2.6 Different forms of distribution in a client – server architecture Client Server Architecture U U+F+M Distributed Presentation U F+M Local Presentation U+F F+M Distributed Functionality U+F M Centralized Data U+F+M M Distributed Data

Sumber : Mathiassen et al. (2000, p200)

2.8.7.3 Process

Mengacu pada Mathiassen et al.(2000,p.209), arsitektur proses adalah

struktur eksekusi sistem yang dibentuk dari proses – proses yang saling

berkaitan / bergantungan. Untuk mengeksekusi atau menjalankan sebuah

sistem dibutuhkan prosesor. Sedangkan external device adalah prosesor

khusus yang tidak dapat menjalankan program. Arsitektur proses harus dapat

memastikan bahwa sistem dapat dijalankan secara memuaskan dengan

mengunakan prosesor yang sudah tersedia.

Kegiatan arsitektur proses bermula dari komponen logic yang

dihasilkan oleh kegiatan komponen dan bertujuan untuk menentukan struktur

fisik dari sebuah sistem dengan :

• mendistribusikan komponen – komponen program ke prosesor

yang akan digunakan untuk mengeksekusi sistem,

• mengkoordinasi pembagian sumber daya dengan aktif objek

• dan menghasilkan arsitektur yang tidak memiliki hambatan.

Sumber daya yang sering digunakan secara bersama yaitu :

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

55

1. Processor

terjadi apabila ada dua atau lebih proses yang dieksekusi secara

bersamaan pada satu prosesor

2. Program komponen

terjadi bila terdapat dua atau lebih prosesor yang secara bersamaan

memanggil operasi pada komponen

3. External device

Misalnya, pada penggunaan printer yang terhubung memalui network.

Beberapa pola distribusi dalam kegiatan desain process architrcture:

1. Centralized pattern

Pola ini menyimpan semua data pada server pusat dan user hanya bisa

melihat user interface saja. Keuntungan dari pola ini adalah dapat

diimplementasikan pada client secara murah, semua data konsisten

karena hanya berada di satu tempat saja, strukturnya mudah dimengerti

dan diimplementasikan, dan kemacetan jaringannya moderat. Berikut

gambaran dari pattern ini :

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

56

Gambar 2.14 deployment diagram for the centralized pattern Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.216)

2. Distributted pattern

Pada pola ini, semua terdistribusi ke user atau client dan server hanya

menyebarkan model yang telah di – update di antara client. Keuntungan

utama dari pola ini adalah waktu akses yang rendah, sehingga tidak terjadi

kemacetan jaringan, kinerja lebih maksimal, dan back – up data yang banyak.

Kerugian pada pola ini adalah banyaknya data yang redundant sehingga

konsentrasi data terancam, kemacetan jaringan yang tinggi karena update

harus disebar kepada semua client, kebutuhan teknis yang canggih,

arsitekturnya lebih sulit dimengerti dan diimplementasikan. Berikut gambar

dari Distributted pattern

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

57

Gambar 2.15 Deployment diagram for the distributed pattern Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.217)

3. Decentralized pattern

Pola ini berada diantara kedua pola diatas. Pada pola ini client memiliki

data tersendiri sehingga data umum dan function atas data – data tersebut,

sedangkan client menyimpan data yang merupakan milik bagian application

– domain client tersebut. Keuntungan pola ini adalah konsentrasi data ,

karena tidak ada duplikasi data antara client dengan client lain maupun

dengan server, lalu lintas jaringan jarang karena jaringan hanya digunakan

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

58

ketika data umum di server terupdate. Kekurangan pola ini adalah bahwa

semua prosesor harus mampu melakukan fungsi yang kompleks dan

memelihara model dalam jumlah yang besar, sehingga akan meningkatakan

biaya hardware.

Gambar 2.16 deployment diagram for the decentralized pattern Sumber : Mathiassen et al. (2000,p.219)

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

59

2.8.8 Component Design

Mengacu pada Mathiassen et al.(2000,p.232), tujuan dari desain komponen

ini adalah untuk menentukan implementasi kebutuhan dalam rangka arsitektural.

Kegiatan desain komponen bermula dari spesifikasi arsitektural dan kebutuhan

sistem, sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah spesifikasi dari komponen yang

saling berhubungan.

Gambar 2.17 Component design Sumber : Mathiassen et al.(2000,p.232)

Table 2.7 Kegiatan, konteks, dan Konsep dari Component Design Kegiatan Konteks Konsep

Model component Bagaimana suatu model digambarkan sebagai class dalam sebuah sistem

Model component dan attribute

Function component Bagaimana sebuah function diimplementasikan

Function component dan operation

Connecting component Bagaimana komponen – komponen dihubungkan

Component dan connection

Sumber : Mathiassen et al. (2000, p252)

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

60

2.8.8.1 Model Component

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000,p.236-245), model analisis

problem domain menggambarkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem

kemudian diimplentasikan dalam komponen model.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa komponen model adalah

bagian dari sistem yang diimplentasikan model problem domain. Tujuan dari

komponen model adalah untuk mengirimkan data sekarang dan historic ke

function, interface, dan pengguna sistem lain. Konsep utama dalam desain

komponen model adalah stucture. Hasil dari kegiatan komponen model

adalah revisi dari class diagram dari kegiatan analisis. Kegiatan revisi ini

biasanya terdiri dari kegiatan menambahkan class, attribut dan struktur baru

yang mewakili event

Restrukturisasi class dapat teerjadi pada :

• Generalization

Jika terdapat dua class dengan attribute yang sama maka dapat dibentuk

class baru (revised class)

• Association

Jika terdapat hubungan many – to – many

• Embedded iteration

Embedded iteractions merupakan embedded di dalam statechart diagram.

Misalnya jika sebuah class terdapat statechart diagram yang mempunyai

tiga iterative events, maka kita dapat membentuk tiga class di dalam

perancangan model.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

61

2.8.8.2 Function Component

Mengacu pada Mathiassen et al (2000,p.252), komponen function

adalah bagian dari sistem yang mengimplementasaikan kebutuhan

fungsional. Tujuan dari function component adalah untuk memberikan akses

bagi user interface dan komponen sistem lainnya ke model, oleh karena itu

function component adalah pernghubung antara model dan usage.

Function didesain dan diimplementasikan dengan menggunakan

operasi dari kelas sistem. Operasi adalah proses yang dispesifikasikan dalam

sebuah class dan dijalankan melalui objek dari class tersebut.

Hasil utama dari kegiatan ini adalah class diagram untuk komponen

function dan perpanjangan dari class diagram komponen model. Sub

kegiatan dalam component function akan menghasilkan kumpulan operasi

yang dapat mengimplementasikan fungsi sistem seperti yang ditentukan

dalam analisis problem domain dan function list. Berikut adalah sub kegiatan

dalam component function :

• merancang function sebagai operation

• menelusuri pola yang dapat membantu dalam implemantasi function

sebagaii operation.

• spesifikasi operasi yang kompleks.

2.8.8.3 Connecting Component

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000,p.274), untuk menghubungkan

komponen, kita harus mendesain koneksi (hubungan) diantara komponen dan

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

62

class yang saling bergantungan. Sehingga mereka dapat mempertahankan

kekohensifaannya tapi pada saat yang bersamaan juga menjamin bahwa

koneksi ini memiliki coupling yang rendah. Adapun aktivitas yang terkait

dalam mendesain koneksi antara komponen adalah :

a. menghubungkan class – class

b. mengeksplorasi polanya

c. melakukan evaluasi terhadap koneksi yang ada.

2.8.9 Diagram dalam Analisi dan Perancangan

Menurut Mathiassen et al. (2000,p.334-344), ada delapan diagram yang

digunakan untuk menggambarkan empat tahap atau aktivitas utama dalam analisis

dan perancangan berorientasi objek adalah sebagai berikut :

1. Rich picture, menggambarkan sebuah pandangan menyeluruh dari people, objek,

process, structure, dan problem domain, system problem dan application

domain.

2. Class digaram, meenggambarkan kumpulan dari class dan hubungan struktural

yang saling timbal balik

3. Statechart diagram menggambarkan behavioural yang digunakan pada semua

objek dalam sebuah class khusus dan diuraikan oleh state dan transisi lainnya.

4. Use case diagram, model yang digunakan untuk interaksi antara sistem dan aktor

dalam application domain. Pada use case diagaram berisi aktor dalam sebuah

sistem.

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

63

5. Sequence diagram menggambarkan secara grafis bagaimana objek – objek

berinteraksi satu sama lain melalui message – message yang dilakukan dari suatu

use case digaram atau operasi.

6. Navigation diagram adalah sebuah statechart diagram khusus yang

memfokuskan pada keseluruhan user interface yang dinamis. Navigation

diagram menggambarkan semua user interface dan hubungan dinamisnya

7. Deployment diagram menguraikan sebuah konfigurasi sistem dalam bentuk

processor dan object yang dihubungkan ke processor. Deployment diagram

menggambarkan komponen sistem program, external device dan hubungan

struktural timbal balik.

8. Window diagram adalah sebuah konstruksi dari sebuah window tunggal dan

deskripsi dari kegunaannya.

2.8.9.1 Rich picture

Menurut Mathiassen et al.(2000,p.26), ”Rich picture adalah sebuah

gambaran informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk

menyatakan pemahaman mereka terhadap situasi sistem yang sedang

berlangsung”. Rich picture juga dapat digunakan sebagai alat yang berguna

untuk memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dalam sistem.

Rich picture difokuskan pada aspek – aspek penting dari sistem

tersebut, yang ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan

mengunjungi perusahaan untuk melihat bagaimana perusahaan beroperasi,

berbicara dengan banyak orang untuk mengetahui apa yang harus terjadi atau

seharusnya terjadi, dan mungkin melakukan beberapa wawancara formal.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

64

2.8.9.2 Class diagram

Mennurut Mathiassen et al.(2000,p.49-65), ” Kegiatan kelas

merupakan kegiatan utama dalam analisis problem domain. Ada beberapa

tugas utama dalam kegiatan ini yaitu : abstraksi fenomena dari problem

domain dalam objek dan event; klasifikasi objek dan event; pemilihan class

dan event; pemilihan class dan event yang akan dipelihara informasinya oleh

sistem.

Menurut Mathiassen et al. ”Class is a description of a collection of

objects sharing stucture, behavioural pattern, and attribute”. Maka class ini

merupakan sebuah deskripsi objek yang menggambarkan struktur,

behavioural pattern, dan atribut.

2.8.9.3 Statechart diagram

Menurut Mathiassen et al. (2000,p.341), ”Statechart diagram

menjelaskan tentang behavior umum dari semua objek dalam sebuah kelas

yang spesifik dan berisikan state dan transition di antara meraka”. Statechart

diagram adalah bagian dari UML. Statechart diagram dapat juga

menjelaskan use case, dimana transition melambangkan action.

2.8.9.4 Use case diagram

Mengacu kepada Mathiassen et al.(2000,p.119-134), kegiatan usage

merupakan kegiatan pertama dalam analisis application domain yang

bertujuan untuk menentukan bagaimana aktor – aktor yang merupakan

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

65

pengguna atau sistem lain berinteraksi dengan sistem yang dituju. Interaksi

antara aktor dengan sistem tersebut dinyatakan dalam use case.

Use case adalah pola interaksi antara sistem dan aktor di dalam

application domain. Use case dapat digambarkan dengan menggunakan

spesifikasi use case, dimana use case dijelaskan secara singkat namun jelas

dan dapat disertai dengan keterangan objek sistem yang terlibat dan function

dari use case tersebut atau dengan diagram statechart karena use case adalah

sebuah fenomena yang dinamik.

Pendapat Mathiassen et al.(2000,p.343), mengatakan bahwa use case

diagram menggambarkan hubungan antara actor dengan use case. Setiap use

case menunjukkan beberapa sequence yang memungkinkan dalam interaksi

di antara actor dan system.

2.8.9.5 Sequence diagram

Menurut Mathiassen et al.(2000,p340), sequence diagaram

menjelaskan tentang interaksi di antara beberapa objek dalam jangka waktu

tertentu. Sequence diagram melengkapi class diagram, yang menjelaskan

situasi yang umum dan statis. Sebuah sequence diagram dapat

mengumpulkan rincian situasi yang kompleks dan dinamis melibatkan

beberapa dari kebanyakan object yang digeneralisasikan dari class pada class

diagram.

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00020-aksi bab 2.pdf10 2.3 Sistem Informasi Akuntansi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

66

2.8.9.6 Navigation diagram

Menurut Mathiassen et al.(2000,p.344), sebuah navigation diagram

adalah sejenis statchart diagram yang spesial yang berfokus pada

kedinamisan user interface secara keseluruhan. Navigation diagram tidak

terdapat di dalam UML. Sebuah window mempresentasikan sebuah state dan

state mempunyai nama dan berisikan icon (sebuah window miniatur). State

transition berkoresponden pada sebuah switch di antara dua window.

2.8.9.7 Deployment diagram

Menurut Mathiassen et al. (2000,p.340), Deployment diagram

menjelaskan tentang system configuration dalam bentuk prosesor dan objek

yang diattach pada prosessor.