bab 2 landasan teori 2.1 teori umum 2.1.1 pengertian...
TRANSCRIPT
12
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p92), sistem adalah
salah satu pengetahuan dasar atau filosofi fundamental yang dapat
mengikuti pembahasan selanjutnya.
Menurut McLeod (2005, p9), dalam bukunya yang diterjemahkan
oleh Hendra Teguh, sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi
dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.
Menurut Hall (2005, p5) dalam bukunya yang diterjemahkan oleh
Jusuf, sistem ialah sekelompok dan atau lebih komponen-komponen yang
saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu
untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).
Maka dari itu, kesimpulan dari pengertian-pengertian mengenai
sistem diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan
elemen-elemen yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
13
2.1.2 Pengertian informasi
Menurut Hall (2005, p14), Informasi menyebabkan pemakai
melakukan suatu tindakan yang dapat dilakukan atau tidak dilakukan.
Informasi ditentukan oloeh efeknya pada pemakai, bukan oleh bentuk
fisiknya.
Menurut McLeod (2005, p12) Informasi adalah data yang telah
diproses atau yang sudah lebih memiliki arti tertentu bagi kebanyakan
pengguna. Agar suatu sistem berguna haruslah memiliki beberapa ciri
atau karakteristik, yaitu:
a. Dapat dipercaya (Reliable)
Informasi harus bebas dari kesalahan dan haruslah akurat dalam
mempresentasikan suatu kejadian atau kegiatan dari suatu organisasi.
b. Cocok atau Sesuai (Relevan)
Informasi yang relevan harus memberikan arti kepada pembuat
keputusan. Informasi ini bisa mengurangi ketidakpastian dan bisa
meningkatkan nilai dari suatu kepastian.
c. Tepat Waktu (Timely)
Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan dan bisa
mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
14
d. Lengkap (Compelete)
Informasi yang disajikan termasuk didalamnya semua data yang
relevan dan tidak menghabiskan kepentingan yang diharapkan oleh
pembuat keputusan.
e. Dapat Dimengerti (Understandable)
Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang sudah
dimengerti oleh pembuat keputusan.
Berdasarkan pengertian-pengertian mengenai informasi tersebut
dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi
bentuk yang berguna bagi pemakainya dan dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Whitten (2005, p10), sistem informasi adalah pengaturan
orang, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai
output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi.
Menurut McLeod (2005, p12), sistem informasi adalah susunan
dari orang, data, proses, penyajian informasi, dan teknologi informasi
yang berinteraksi untuk mendukung dan mengembangkan pengoperasian
15
sehingga dapat membantu dalam penyelesaian masalah dan pembuatan
keputusan yang dibutuhkan oleh manajemen dan user.
Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi dapat merupakan
kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
adalah gabungan dari orang-orang, hardware, software, dan jaringan
yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan sumber daya data dan
mengubahnya menjadi suatu informasi untuk mendukung pembuatan
keputusan yang dibutuhkan oleh manajemen dan user.
2.1.4 Pengertian Audit Sistem Informasi
Menurut Gondodiyoto (2007, p433), Audit Sistem Informasi
dimaksudkan untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian antara sistem
informasi dengan prosedur bisnis (business process) perusahaan atau
kebutuhan pengguna, (user needs), untuk mengetahui apakah suatu
sistem informasi telah didesain dan diimplementasikan secara efektif,
efisien, dan ekonomis, memiliki mekanisme pengamanan aset, serta
menjamin integritas data yang memadai.
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p783), “information system
audit reviews the general and application controls of an accounting
16
information system (AIS) to users its compliance with internal control
politics and procedured and its effectiveness in safeguarding audit”.
Yang diartikan sebagai berikut: “Audit Sistem Informasi
mengulas pengendalian umum dan pengendalian aplikasi dari sistem
informasi akuntansi untuk menilai ketaatan sistem terhadap kebijakan dan
prosedur pengendalian internal serta efektivitas dalam melindungi aset”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa audit sistem informasi merupakan
suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian terhadap sistem informasi
berdasarkan prosedur pengendalian yang telah ditetapkan, untuk
menentukan apakah sistem informasi dapat melindungi aset, memelihara
integritas data, dan mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien
yang memberikan manfaat bagi perusahaan secara maksimal.
2.1.4.1 Tujuan Audit Sistem Informasi
Menurut Gondodiyoto (2007, p474-476), tujuan dari audit
sistem informasi adalah sebagai berikut:
a. Pengaman Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber
daya manusia, file/ data dan fasilitas lain harus dijaga
dengan sistem pengendalian intern yang baik agar tidak
17
terjadi penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian
sistem pengamanan aset perusahaa merupakan suatu hal
yang sangat penting dan harus dipenuhi oleh perusahaan.
b. Efektifitas Sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki
peranan penting dalan proses pengambilan keputusan.
Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem
informasi tersebut sudah dirancang dengan benar (doing
the right thing), telah sesuai dengan kebutuhan user.
c. Efisiensi Sistem
Efisiensi menjadi sangat penting ketika sumber
daya kapasitasnya terbatas. Jika cara kerja dari sistem
aplikasi komputer menurun maka pihak manajemen harus
mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau
harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat
dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi
kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang
minimal.
d. Ketersedian (Availability)
Berhubungan dengan ketersediaan dukungan/
layanan teknologi informasi (TI). Teknologi informasi
dapat mendukung secara terus-menerus terhadap proses
bisnis (kegiatan perusahaan). Makin sering terjadi
18
gangguan (system down) maka berarti tingkat ketersediaan
sistem rendah.
e. Kerahasian (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi merupakan faktor penentu
perusahaan bertahan atau tidak. Jika informasi
confidentiality perusahaan sampai tersebar keluar, maka
akan sangat membahayakan perusahaan. Fokusnya ialah
pada proteksi terhadap informasi dan supaya terlindung
dari akses dari pihak-pihak yang tidak berwenang.
f. Kehandalan (Realibility)
Berhubungan dengan kesesuaian dan keakuratan
bagi manajemen dalam pengelolaan organisasi, pelaporan,
dan pertanggungjawaban.
g. Menjaga Integritas Data
Integritas data (data integrity) adalah suatu konsep
dasar dari sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut
seperti: Kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan. Jika
integritas data tidak terpelihara dengan baik, maka suatu
perusahaan tidak akan lagi memiliki informasi/ laporan
yang benar, bahkan perusahaan dapat menderita karena
pengawasan tidak tepat atau keputusan-keputusan yang
salah.
19
2.1.5 Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Menurut Gondodiyoto (2007, p78), sistem pengendalian internal
meliputi metode dan kebijakan yang terkoordinasi di dalam perusahaan
untuk mengamankan kekayaan perusahaan, menguji ketepatan waktu,
dan kehandalan catatan atau data akuntansi serta untuk mendorong
ditaatinya kebijakan menejemen.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
pengendalian internal adalah proses yang dapat dipengaruhi manajemen
dan karyawan dalam menyediakan secara layak suatu kepastian
mengenai presentasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya
tentang bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya
efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan operasional perusahaan dan
diterapkannya peraturan dan hukum yang berlaku agar ditaati oleh
semua pihak.
2.1.5.1 Tujuan Pengendalian Internal
Menurut Hall (2005, p150), “The internal control system
is summarized policies, practices, and procedures employed by
the organization to achieve four broad objectives:
a. To safeguard assets of the firm
20
b. To ensure the accuracy and reliability of accounting
records and information
c. To promote efficiency in the firm’s operation
d. To measure compliance with management’s prescribe
policies and procedures.”
Maksudnya secara umum ialah sistem pengendalian
internal merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang
digunakan oleh organisasi untuk mencapai empat tujuan utama,
yaitu:
a. Untuk menjaga aktiva perusahaan.
b. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkan catatan
dan informasi akuntansi.
c. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan.
d. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Menurut Gondodiyoto (2007, p260), tujuan disusunya
sistem kontrol atau pengendalian internal terkomputerisasi
adalah untuk:
1. Meningkatkan pengamanan (improve safeguard) assets
sistem informasi (data/ catatan akuntansi) yang bersifat
21
logical assets, maupun physical assets seperti hardware
infrastructure, dan sebagainya.
2. Meningkatkan integritas data (improve data integruty),
sehingga dengan data yang benar dan konsisten akan
dapat dibuat laporan yang benar.
3. Meningkatkan efektivitas sistem (improve system
effectiveness).
2.1.5.2 Elemen-Elemen Pengendalian Internal
Menurut Gondodiyoto (2007, p144-149), pengendalian
internal terdiri dari lima unsur atau komponen yang saling
berintegrasi, diantaranya:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Komponen yang berperan dalam membangun atmosfer yang
konduktif bagi para karyawan mengenai kesadaran
pentingnya control, sehingga dapat menciptakan, suasana
yang membuat karyawan dapat menjalankan dan
menyelesaikan tugas control dan tanggung jawab masing-
masing.
2. Penaksiran Resiko (Risk Assesment)
22
Merupakan proses identifikasi diananalisis resiko yang dpaat
menghambat atau berhubungan dengan pencapaian tujuan
perusahaan, serta menentukan cara bagaimana resiko
tersebut ditangani.
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Merupakan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memastikan dilaksanakannya kebijakan manajemen dan
bahwa resiko sudah diantisipasi dan dapat membantu dalam
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk
penanganan resiko telah dilakukan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan.
4. Informasi dan Komunikasi
Komponen ini menjelaskan bahwa sistem informasi
sangatlah penting bagi keberhasilan atau peningkatan untuk
operasional organisasi.
5. Pemantauan (Monitoring)
Merupakan proses yang menilai kualitas dari kinerja sistem
dan internal control dari waktu ke waktu yang melakukan
aktivitas monitoring dan melakukan evaluasi secara terpisah.
23
2.1.6 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Berdasarkan pendapat Rama dan Jones diterjemahkan oleh
Wibowo (2008, p6) Sistem informasi Akuntansi merupakan suatu
subsistem dari SIM yang meyediakan informasi dan keuangan, juga
informasi lain yang diperoleh dari pengalaman rutin atas informasi
akuntansi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi
merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan, khususnya kebutuhan
akan informasi yang terkait dengan kegiatan akuntansi dan keuangan,
yang didalamnya terkait dengan sumber daya seperti manusia dan
peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.
2.1.7 Pengertian UML
Menurut Fowler (2005), Unified Modelling Language (UML)
adalah sekumpulan dari notasi grafis yang membantu dalam
menggambarkan dan merancang sistem software, terutama sistem
software yang mengunakan pendekatan object oriented (OO).
Berdasarkan pendapat Rama dan Jones diterjemahkan oleh
Wibowo (2008, p62) UML merupakan suatu bahan yang digunakan
untuk menentukan, mengvisualisasikan, membangun, dan
mendokumentasikan suatu sistem informasi.
24
Menurut Rama dan Jones (2008, p111), UML merupakan suatu
bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan,
membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. UML
dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis berorientasi objek dan
desain tetapi dapat juga digunakan untuk memahami dan
mendokumentasikan berbagai sistem informasi.
Unified Modelling Language (UML) pada dasarnya adalah suatu
standart yang relatif terbuka, yang dikontrol oleh Object Management
Group (OMG), sebuah konsorsium terbuka dari industri komputer. OMG
membentuk standart sehingga mendukung suatu sistem yang dapat saling
beroperasi satu sama lain.
Dalam melakukan perancangan terhadap suatu sistem software,
tidak cukup hanya satu permodelan saja, karena satu model saja tentu
tidak akan cukup menggambarkan sistem secara keseluruhan.
2.1.8 Pengertian Event
Menurut Rama dan Jones (2006,p18) "Event are things that
happen at a point in time". Yang diartikan sebagai berikut: “Event adalah
kejadian yang terjadi pada suatu waktu tertentu”. Jadi dapat disimpulkan
bahwa event table merupakan suatu tabel yang menggambarkan urutan
kejadian-kejadian yang terjadi dalam suatu proses bisnis.
25
2.1.9 Pengertian Activity Diagram
Menurut pendapat Rama dan Jones (2005,p68) menyebutkan
bahwa “activity diagram play the role of a map in understanding business
processes by showing the sequence of activities in a processes”. Yang
diartikan sebagai berikut: “Activity diagram memiliki aturan yang sama
seperti sebuah peta memahami proses bisnis dan menunjukan serangkaian
aktivitas dalam proses”.
Menurut Bennet , Mcrobb , dan Farmer (2006, p113) “Activity
Diagram can be used to model different aspect of a system at a high level,
they can be used to model business activity in an existing or potential
system”. Yang diartikan sebagai berikut: “Activity Diagram dapat
digunakan untuk membuat model tingkat tinggi dari sebuah sistem
dengan aspek yang berbeda, activity diagram dapat digunakan untuk
memodelkan aktivitas bisnis dalam sebuah sistem yang ada atau
potensial”.
Jadi Activity Diagram dapat disimpulkan sebagai salah satu jenis
diagram dalam Unified Modelling Languages (UML) yang
menggambarkan serangkaian aktivitas dalam proses kegiatan bisnis dari
sebuah sistem secara berurutan.
2.1.10 Pengertian Workflow Tabel
Menurut Rama dan Jones (2006,p87) "Workflow is a two coloumn
table that identifies the actors and actions in a process" .
26
Yang dapat diartikan sebagai berikut: “Workflow adalah menggambarkan
dua kolom tabel yang menjelaskan actor dan actions atau kejadian dalam
suatu proses”.
2.1.11 Pengertian Detailed Activity Diagram
Berdasarkan pendapat Rama dan Jones diterjemahkan oleh
Wibowo (2008, p80), Detailed Activity Diagram adalah sebuah diagram
yang menyediakan suatu penyajian yang lebih detail dari aktivitas yang
berhubungan dengan satu atau dua kejadian yang ditunjukkan pada
Overview Activity Diagram.
27
2.1.11.1Simbol-simbol Diagram Aktivitas
Langkah-langkah membuat Detailed Activity Diagram (2008, p103), yaitu:
Langkah 1: Tambah penjelasan naratif untuk menunjukkan aktivitas.
Sorot kata kerja pada narasi Anda yang menunjukkan aktivitas. Berikut adalah
contoh-contohnya:
28
‐ Telaah data
‐ Bandingkan dokumen
‐ Catat data ke dalam dokumen sumber
‐ Masukkan data ke dalam sistem komputer
‐ Catat data dalam file transaksi
‐ Perbaharui file
‐ Pelihara file induk kirim informasi keagen lainnya
Langkah 2: Buatlah tabel arus kerja.
Buatlah seluruh tabel dengan format dua kolom. Sebagaimana ditunjukkan pada
tabel ini, kejadian bisnis diidentifikasi di mana aktivitas dihubungkan.
Actor Activity
1.
2a). Masukkan pelaku untuk aktivitas pertama di kolom sebelah kiri
2b).Masukkan setiap aktivitas yang dilakukan oleh pelaku ini di kolom sebelah
kanan. Deskripsikan tindakan tersebut dengan menggunakan kata kerja aktif.
Sebagai contoh, ubah kalimat “pesanan melalaui telepon diterima oleh petugas
pemesanan” menjadi “petugas penerima pesanan menerima pesanan melalui
telepon.”
2c). Identifikasilah aktivitas berikutnya:
29
‐ Jika aktivitas berikutnya dilakukan oleh pelaku yang sama, masukkan
aktivitas tersebut pada kolom sebelah kanan tetapi tidak mengulang nama
pelaku di kolom sebelah kiri.
‐ Jika aktivitas berikutnya dilakukan oleh pelaku yang berbeda, masukkan
pelaku yang tepat di kolom sebelah kiri dan aktivitas tersebut di kolom
sebelah kanan.
2d). Beri nomor aktivitas secara berurutan.
2e). Ulangi Langkah 2c dan 2d sampai Anda memasukkan seluruh aktivitas dalam
narasi di tabel arus kerja.
Langkah 3: Identifikasilah diagram terperinci yang diperlukan.
Anda mungkin untuk memilih detailed diagram yang terpisah untuk setiap kejadian
dalam proses bisnis Anda. Sebagai alternatif, jika terdapat banyak detail pada
kejadian tertentu, Anda bisa memasukkan lebih dari satu kejadian pada detailed
diagram tersebut jika diinginkan.
Langkah 4: Untuk setiap detailed diagram, lakukan Langkah 4a sampai
dengan 4g.
4a. Buatlah swimmlane untuk agen-agen yang terlibat pada satu atau beberapa
kejadian yang ditunjukkan pada detailed diagram.
4b. Tambahkan segi empat panjang untuk setiap aktivitas di dalam kejadian yang
didokumentasikan pada detailed diagram tersebut. Aculah tabel arus kerja untuk
mengidentifikasi aktivitas. Sebagaimana pada overview diagram, buatlah segi
30
empat panjang tampak yang ditunjukkan di kolom komputer karena agen
manusia digunakan dalam aktivitas individu sebagaimana dilihat pada tabel arus
kerja, jadi segi empat panjang tampak di swimmlane komputer pada detailed
diagram.
4c. Gunakan garis tanpa putus untuk menunjukkan urutan aktivitas. Anda mungkin
perlu menggunakan pencabangan sebagaimana dijelaskan terlebih dahulu.
4d. Atur dokumen yang dibuat atau digunakan oleh aktivitas-aktivitas di di dalam
diagram itu.
4e. Gunakan garis putus-putus untuk menghubungkan aktivitas dan dokumen.
4f. Dokumentasikan setiap tabel yang dibuat, dimodifikasi, atau digunakan oleh
aktivitas dalam diagam yang ada dalam kolom komputer.
4g. Gunakan garis putus-putus untuk menghubungkan aktivitas dan tabel.
2.1.12 Pengertian Master File
Berdasarkan pendapat Rama dan Jones diterjemahkan oleh
Wibowo (2008, p51), Master File (File Induk) merupakan suatu file yang
berisi informasi tentang entitas-entitas selain dari kejadian. Data di file
induk harus merupakan salah satu data acuan atau ringkasan.
31
2.1.13 Pengertian File Transaksi
Berdasarkan pendapat Rama dan Jones diterjemahkan oleh
Wibowo (2008,p43), File Transaksi merupakan file yang mempunyai ciri
seperti, menyimpan data tentang kejadian, mencakup suatu field untuk
tanggal transaksi, mencakup informasi kuantitas dan harga.
2.1.14 Pengertian Database
Berdasarkan pendapat McLeod dan Schell (2005, p17), Database
adalah suatu kumpulan data dalam komputer yang terintegrasi, diatur dan
disimpan menurut suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali
data-data tersebut.
Berdasarkan pendapat O’brien (2005, p211), Database adalah
kumpulan terintegrasi dari elemen data yang secara logika saling
berhubungan.
2.1.15 Pengertian ERP
Menurut Wijaya dan Darudiato (2009, p27), ERP merupakan
konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan,
yaitu berupa paket aplikasi program terintegrasi dan multi modul yang
dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam
perusahaan (to serve and support multiple business functions), sehingga
32
pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat memberikan pelayanan lebih
bagi konsumen, yang akhirnya dapat menghasilkan nilai tambah dan
memberikan keuntungan maksimal bagi semua pihak yang
berkepentingan (stakeholder) atas perusahaan.
Menurut O’Brien (2005, p194), pengertian Enterprise Resource
Planning (ERP) adalah tulang punggung perusahaan lintas fungsi yang
mengintegrasi dan mengotomatisasi banyak proses bisnis internal dan
sistem informasi dalam fungsi penjualan dan distribusi, produksi, logistik,
akuntansi, dan sumber daya manusia sebuah perusahaan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Enterprise Resource
Planning (ERP) adalah aspek perencanaan dalam organisasi/perusahaan
berupa aplikasi program yang mengintegrasikan secara penuh sistem
informasi untuk mendukung fungsi-fungsi bisnis dalam
organisasi/perusahaan.
2.1.15.1 Infrastruktur ERP
Menurut Wijaya dan Darudiato (2009, p24)
Infrastruktur merupakan hal utama dalam perencanaan
pemakaian sistem ERP, karena dengan adanya
infrastruktur yang kuat maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan telah membangun pondasi yang kuat. Secara
umum, Infrastruktur ERP terdiri dari :
33
a. People
Orang-orang yang terlibat dalam penerapan sistem ERP
merupakan faktor yang sangat penting terutama dalam
komitmen waktu, dukungan top management, rasa
memiliki, keterlibatan, semangat, dan rasa perlawanan
yang minimum.
b. Process
Berkaitan dengan proses bisnis yang berjalan dan proses
bisnis dengan adanya penerapan sistem ERP.
c. Technology
Penerapan sistem ERP identik dengan investasi yang
relatif besar, dimana teknologi meliputi dari infrastruktur
jaringan, hardware, sofware, dan database.
2.1.15.2 Manfaat ERP
Menurut O’Brien (2005, p322), penerapan sistem
ERP memiliki beberapa manfaaat, seperti sebagai berikut:
• Kualitas dan efisiensi. ERP menciptakan kerangka
kerja untuk mengintegrasikan dan meningkatkan
proses bisnis internal perusahaan yang menghasilkan
peningkatan signifikan dalam kualitas serta efisiensi
layanan pelanggan, produksi, dan distribusi.
34
• Penurunan biaya. Banyak perusahaan melaporkan
penurunan signifikan dalam biaya pemrosesan
transaksi dari hardware, software, serta karyawan
pendukung TI, jika dibandingkan dengan sistem
warisan yang tidak terintegrasi yang digantikan oleh
sistem ERP baru mereka.
• Pendukung keputusan. ERP menyediakan informasi
mengenai kinerja bisnis lintas fungsi yang sangat
penting secara tepat untuk para manajer agar dapat
secara signifikan meningkatkan kemampuan mereka
dalam mengambil keputusan secara tepat waktu di
lintas bisnis keseluruhan perusahaan.
• Kelincahan perusahaan. Mengimplementasikan sistem
ERP meruntuhkan banyak dinding departemen dan
fungsi atau “benteng” berbagai proses bisnis, sistem
informasi, dan sumber daya informasi. Hal ini
menghasilkan struktur organisasi, tanggung jawab
manajerial, dan peran kerja yang lebih fleksibel, dan
karenanya menghasilkan organisasi serta tenaga kerja
yang lebih lincah dan adaptif, yang dapat dengan lebih
mudah memanfaatkan berbagai peluang baru bisnis.
35
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Evaluasi
Menurut Umar (2005, p36), evaluasi adalah suatu proses
untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan
tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan
suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih antara
keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila
dibandingkan dengan harapan-haraoan yang ingin diperoleh.
Jadi evaluasi merupakan teknik penilaian suatu impelmentasi
sistem atau suatu Kegiatan tertentu apakah telah sesuai dengan yang
diharapkan dan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan menggunakan standar yang berlaku, yang
dilakukan secara berkala melalui metode yang tepat.
2.2.2 Pengertian Implementasi
Menurut McLeod (2005, p144), implementasi adalah kegiatan
memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual
yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
2.2.2.1 Pendekatan Implementasi Sistem
Menurut McLeod (2005, p147), ada empat pendekatan dasar
pada tahap implementasi :
36
• Percontohan (pilot) adalah suatu sistem percobaan yang
diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi seperti
satu kantor atau daerah tertentu.
• Serentak (immediate) adalah pendekatan yang paling
sederhana, yaitu peralihan dari sistem lama ke sistem baru
pada satu hari tertentu. Namun pendekatan ini hanya layak
bagi perusahaan kecil atau sistem kecil, karena permasalahan
waktu semakin besar saat skala operasi meningkat.
• Bertahap (phased) adalah pendekatan di mana sistem yang
baru digunakan bagian per bagian pada suatu waktu.
• Paralel (parallel) adalah pendekatan dimana sistem lama
harus dipertahankan sampai sistem baru diperiksa secara
menyeluruh. Pendekatan ini memberikan pengamanan yang
paling baik terhadap kegagalan, tetapi merupakan yang paling
mahal karena kedua sumber daya dipertahankan.
2.2.3 Pengertian Kuesioner
Menurut Sugiono (2007, p135), kuesioner merupakan teknik
pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan yahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Dengan adanya kontak langsung antara
37
peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup
baik sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif
dan cepat.
2.2.4 Skala Pengukuran
Menurut Sugiono (2007, p84), skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut
bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Menurut Sugiono (2007, p86), Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang variable penelitian. Jawaban setiap item instrument yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
sangat negatif, yang dapat merupakan kata-kata antara lain :
1. Sangat Setuju / selalu / sangat positif diberi skor 5
2. Setuju / sering / positif diberi skor 4
3. Ragu-ragu / kadang-kadang / netral diberi skor 3
4. Tidak setuju / hampir tidak pernah / negative diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju / tidak pernah / sangat negative diberi skor 1
38
Kemudian dengan teknik pengumpulan data angket, maka
instrument tersebut diberikan kepada para responden. Misalkan dari 100
user diperoleh hasil sebagai berikut :
• 25 user menjawab SS (sangat Setuju)
• 40 user menjawab ST (Setuju)
• 5 user menjawab RG (Ragu-ragu)
• 20 user menjawab TS (Tidak Setuju)
• 10 user menjawab STS (Sangat Tidak Setuju)
Berdasarkan hasil tersrebut, maka diperoleh bahwa 65 orang atau
65% user menjawab setuju dan sangat setuju. Jadi kesimpulannya
mayoritas karyawan setuju dengan metode kerja baru. Data tersebut juga
dapat dianalisis berdasarkan scoring pada setiap jawabannya dari
responden. Berdasarkan skor yang telah ditetapkan maka,
Jumlah skor untuk 25 user yang menjawab SS = 25 x 5 = 125
Jumlah skor untuk 40 user yang menjawab ST = 40 x 4 = 160
Jumlah skor untuk 5 user yang menjawab RG = 5 x 3 = 15
Jumlah skor untuk 20 user yang menjawab TS = 10 x 2 = 40
Jumlah skor untuk 10 user yang menjawab STS = 10 x 1 = 10
Jumlah seluruh skor adalah 350
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 100 = 500
Jumlah skor rendah = 1 x 100 = 100 (STS)
39
Jadi berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan terhadap metode kerja
baru itu = (350 ; 500) x 100% = 70% dan berada di daerah setuju.
2.2.5 Pengertian Resiko/Risk
Menurut Gondodinyoto (2009, p110-111), Resiko adalah suatu
chances, perusahaan dapat memperkecil resiko dengan melakukan
antisipasi berupa pengendalian/ control, namun tidak mungkin dapat
sepenuhnya menghindari adanya exposure, bahkan dengan struktur
pengendalian maksimal sekalipun. Sistem pengendalian intern yang baik
juga bukan berarti pengeluaran yang habis-habisan (at any cost). Sistem
pengendalian yang baik adalah yang optimal, seimbang, antara “biaya”
yang dibayar (bukan hanya yang bersifat pengeluaran uang tetapi juga
pengorbanan lain) dengan manfaat antisipasi terhadap resiko yang
dihadapi (harus berani menanggung pada suatu tingkat resiko atau chance
tertentu).
Jenis resiko dapat dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya
sebagai berikut:
1. Execution risk
Execution Risk adalah risiko yang berkaitan dengan tidak
tercapainya sesuatu yang seharusnya dilaksanakan. Contoh resiko
yang bersifat kegagalan dalam melakukan kegiatan yang seharusnya
40
dilaksanakan dengan baik ialah keliru di dalam mengirim barang ke
pelanggan (salah mengirim jenis barang, atau salah jenis barang ke
pelanggan (salah mengirim jenis barang, atau salah jenis kualitas
yang dipesan, atau barang dikirim ke pelanggan yang salah)
2. Information risk
Resiko Informasi yang dimaksud oleh Jones dan Rama ini
ialah resiko yang berkaitan dengan kemungkinan kesalahan antara
penyalahgunaan data /informasi. Resiko terjadi waktu mencatatat/
entri data (recording risks) serta updating risks. Contohnya ialah
salah catat pemasukan rekam/ entri data (recording risks) serta
updating risks.
3. Asset Protection Risk
Resiko yang berkaitan dengan saveguarding assets ini ialah
resiko kerusakan, hilang, atau aset tidak digunakan seperti yang
seharusnya, maupun resiko yang dapat timbul terhadap aset
perusahaan akibat keputusan yang salah. Misalnya perusahaan
mempunyai komputer note-book yang mana, sedang dibawa oleh
siapa, dan kapan, maka di sini timbul resiko terhadap aset. Resiko
lain misalnya barang-barang inventaris atau mesin kurang dirawat,
aset tidak diberi nomor atau kode identifikasi yang memadai.
Demikian juga jika perusahaan mengirim barang kepada pelanggan,
padahal penjualan itu tidak layak, maka di sini juga timbul resiko
terhadap aset.
41
4. Performance Risk
Resiko kinerja ini adalah berkaitan dengan kinerja pegawai/
kinerja perusahaan yang tidak dapat dilaksanakan sesuai tujuan/
standar/ ukuran yang ditetapkan. Pada hakekatnya yang
bertanggung jawab dan akan mempertanggungjawabkan
pengelolaan perusahaan kepada para share/ stockholder adalah para
pengurus perusahaan seperti manager, dll.
5. IT Security Risks
IT Security Risks merupakan resiko yang berkaitan dengan
data integrity dan akses. Data integrity ialah keandalan dan
konsistensi data di dalam sistem manajemen data organisasi. Akses
ke komputer atau data oleh pihak tidak berwenang perlu
ditanggulangi, karena berkaitan dengan data integrity, privacy, dan
seluruh keamanan sistem. Risks menjadi semakin berpeluang
ancamannya bila sistem informasinya menggunakan jaringan
(networking). Ancaman para hacker/ craker bisa bersifat yang
paling berat, yaitu dengan membobol dan merusak sistem/ data.
6. Continuity Risks
Continuity Risks ini berkaitan dengan ketersediaan/
stabilitas (availability), back-up site, backu-up file serta recivery
pada sistem berbasis teknologi informasi. Back-up site adalah
cadangan sistem (mesin cadangan atau mungkin instalasi yang
berbeda lokasinya), sedangkan back-up file ialah cadangan file pada
42
media off-line. Recovery ialah sistem pengembalian status terakhir
bila suatu proses mengalami gangguan atau terhenti secara normal.
Menurut Peltier (2005, p78), juga membagi macam-macam
vulnerability dan dampak/impact dalam beberapa kategori, diantaranya
sebagai berikut:
1. High Vulnerability : kelemahan yang sangat besar yang ada di
dalam sistem atau operasional rutin, di mana potensi dampak bisnis
parah atau signifikan, kontrol harus ditingkatkan.
2. Medium Vulnerability : ada beberapa kelemahan, di mana potensi
dampak bisnis parah atau signifikan, pengendalian dapat dan harus
ditingkatkan.
3. Low Vulnerability : sistem ini sudah dibangun dengan baik dan
dioperasikan dengan benar. Tidak ada kontrol tambahan yang
diperlukan untuk mengurangi kerentanan.
4. Severe Impact ( High ) : cenderung mematikan perusahaan dari
bisnis atau sangat merusak prospek bisnis dan pengembangannya.
5. Significant Impact ( Medium ) : akan menyebabkan kerusakan yang
signifikan dan biaya, namun perusahaan akan bertahan.
6. Minor Impact ( Low ) : tipe dari satu dampak operasional
mengharapkan harus mengelola bagian dari kehidupan bisnis
normal.
Berikut merupakan model prioritas yang digunakan untuk
memberikan suatu penilaian terhadap prioritas yang akan dipilih:
43
1) A - tindakan perbaikan harus diimplementasikan
2) B - tindakan perbaikan harus diimplementasikan
3) C - memerlukan pemantauan
4) D - tidak ada tindakan yang dibutuhkan
Business Impact
Vulnerability
Gambar 2.2.4.1 Sample Priority Matrix
Sumber : Peltier (2005, p80)
2.2.6 FIT/ GAP Analysis
Fit/ Gap adalah sebuah pembelajaran untuk mengindentifikasi
apakah fungsionalitas sistem menyesuaikan kebutuhan pengguna, dan
jika beberapa gap diidentifikasi, mereka dicatat dalam format yang
ditentukan. Laporan fit/ gap yang dihasilkan secara khusus
menggambarkan perbedaan. Proyek fit/ gap mengevaluasi kebutuhan
High Medium Low
High A B C
Medium B B C
Low C C D
44
pengguna untuk proyek dan mengidentifikasi beberapa gap dalam
fungsionalitas sekarang dengan menggunakan fungsionalitas penuh yang
disediakan modul-modul perangkat lunak. Alternatif akan disediakan
ketika gap dalam fungsionalitas ditemukan. Beberapa gap akan disetujui
dengan perubahan pada proses bisnis, custom report, atau customization
perangkat lunak.
(www.businessanalysistherealworld.com/pdfs/Chapter21-fit-
gapAnalysis.pdf),
2.2.6.1 Manfaat FIT/GAP Analysis
Fit / Gap Analysis digunakan untuk mengevaluasi setiap
area fungsional dalam suatu proyek bisnis atau proses bisnis untuk
mencapai tujuan tertentu. Hal ini termasuk identifikasi data kunci
atau komponen yang sesuai dalam sistem bisnis dan kesenjangan
yang perlu solusi. Teknik ini mengacu pada beberapa tujuan,
semua terfokus pada penentuan komponen kunci yang diperlukan
untuk mencapai praktek terbaik dalam sebuah organisasi.
2.2.6.2 Ranking Requirement
Persyaratan harus diidentifikasi untuk tingkat prioritas.
Hal ini memungkinkan tim proyek dan proyek sponsor untuk
45
memastikan bahwa semua kritis proses bisnis yang ditampung
selama pelaksanaan sistem baru. Hal ini memungkinkan tim
proyek untuk fokus pada bidang-bidang yang paling penting
untuk organisasi dan juga menyoroti di mana fungsi yang baru
dapat menambah nilai bisnis saat ini untuk meningkatkan bisnis
proses, menyadari efisiensi atau meningkatkan pelaporan.
Peringkat setiap persyaratan di bawah ini diperoleh dari Proyek
Dokumen Persyaratan Pelaksanaan.
Berikut mengidentifikasi kode yang digunakan dalam
kolom Peringkat Fit/ Gap Analysis Laporan.
Rank Description
H-High High/ Mission Critical Requirement - Persyaratan yang
misi kritis, diperlukan untuk operasi dan tanpa mereka
organisasi tidak dapat berfungsi, mereka juga mencakup
persyaratan penting pelaporan internal dan eksternal.
M-
Medium
Medium/Value Add Requirements - Persyaratan yang
sering muncul dalam sistem bisnis proses yang tidak
terlalu kritis terhadap organisasi bisnis, akan tetapi jika
dipenuhi akan memberikan keuntungan biaya signifikan
pada organisasi.
L-Low Low/Desirable Requirements – Kebutuhan yang baik
46
untuk dimiliki dan hanya akan menambah nilai kecil ke
proses bisnis dan mungkin dipertemukan melalui work
around atau perubahan proses bisnis.
2.2.6.3 Degree of Fit
Langkah selanjutnya dalam melakukan analisis adalah
menentukan tingkat Fit, antara kebutuhan pengguna dengan
software.
Code Description
F Fit – Kebutuhan secara penuh dipenuhi oleh pernagkat
lunak.
G Gap – Perangkat lunak tidak memenuhi semua kebutuhan
ini. Comment disediakan dan alternatif disarankan dan
direkomendasikan dibuat; mungkin menghasilkan
rekomendasi untuk kustomisasi dalam perangkat lunak.
P Partial fit - Software memiliki fungsi yang memenuhi
syarat.
2.2.6.4 Gap Resolution
Ketika gap diidentifikasi dalam analisis ini, maka akan
menyediakan alternative dan solusi yang direkomendasikan untuk
47
memecahmkan gap. Ada beberapa cara untuk memecahkan gap,
seperti mengubah proses bisnis, merancang work – around,
mengkustomisasi peragkatlunak, atau interfacing dengan sistem
lama. Titik kunci utuk mengerti adalah kustomisasi ke
fungsionalitas perangkat lunak yang dihasilkan akan
meningkatkan biaya implementasi proyek seimbang dampak
negatif pada kemampuan untuk uprgrade ke new release.
Hasilnya, tim proyek seharusnya mengambil pendekatan berikut
ketika mencari resolusi pendekatan gap potensial. Berikut adalah
penjelasan berbagai pilihan untuk resolusi gap :
Package Work-Around – pertama tim akan
mengidentifikasi cara alternative pencapaian kebutuhan
dalam proses yang dihasilkan.
Membuat bisnis menyesuaikan package – jika package
work around tidak mungkin, tim seharusnya
merekomendasikan perubahan dan potensial proses bisnis
untuk menyesuaikan proses dan mengeliminasi gap.
Customization sebagai usaha terakhir – seharunya
kustomisasi diperlukan strategi yang dipilih untuk
membangun fungdionalitas eksternal baru perangkat lunak
dan menampilkan package daripada kustomisasi package-
nya sendiri.
48
2.3 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Rumah Sakit
2.3.1 Pengertian Rumah Sakit
Dalam Glosarium Data dan Informasi Kesehatan 2005 dari Pusat
Data dan Informasi DepKes RI, rumah sakit adalah suatu fasilitas yang
menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan
kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi,
diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita
sakit, cidera dan melahirkan.
2.3.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
• Tugas RS :
Menurut Siregar (2005, p10) mengatakan bahwa pada umumnya,
tugas rumah sakit ialah menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan
pemulihan kesehatan.
Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan rujukan.
49
• Fungsi RS:
Guna melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai berbagai
fungsi (Siregar (2005, p10), yaitu menyelenggarakan pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik dan nonmedik, pelayanan dan asuhan
keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, serta administarai umum dan keuangan. Secara
tradisional, maksud dasar keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan
perawatan penderita sakit dan terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar
ini, rumah sakit melakukan pendidikan terutama bagi mahasiswa
kedokteran, perawat, dan personel lainnya. Penelitian telah juga
merupakan fungsi penting. Dalam zaman modern ini fungsi keempat,
yaitu pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat juga
telah menjadi fungsi rumah sakit. Jadi, empat fungsi dasar rumah sakit
adalah pelayanan penderita, pendidikan, penelitian, dan kesehatan
masyarakat.
2.3.3 Jenis Pelayanan Rumah Sakit
• Pelayanan Unit Gawat Darurat
Unit Gawat Darurat merupakan pelayanan yang siap melayani
pasien selama 24 jam dalam sehari. Unit Gawat Darurat juga dilengkapi
dengan sarana penunjang medis seperti diagnosa laboratorium dan
radiologi, serta pelayanan transportasi ambulance. Dalam pelayanan
50
Unit Gawat dilengkapi dengan 10 tempat tidur, dan juga dilengkapi
dengan pelayanan bantuan media yang siap mambantu masyarakat yang
memerlukan panduan penanganan masalah kesehatan segera.
• Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan Rawat Inap merupakan pelayanan Rumah Sakit yang
diberikan kepada pasien yang harus menjalani perawatan inap di rumah
sakit. Dalam pelayanan rawat inap, pasien akan dirawat oleh tenaga-tenaga
medis profesional, dan keperawatan yang selalu siap melayani dengan
siaga. Pelayanan rawat inap selalu berupaya memberikan pelayanan yang
berkualitas, serta meningkatkan kualitas pelayanan sejalan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang terus berkembang.
Jenis pelayanan yang tersedia:
o Perawatan Penyakit Dalam
o Perawatan Penyakit Bedah
o Perawatan Kebidanan
o Perawatan Penyakit Anak
o Perawatan Neurologi
o Perawatan Insentif
o Dan lain sebagainya
Jenis Kelas perawatan yang tersedia diantaranya:
o Kelas Super VIP
51
o Kelas VIP
o KelasI
o KelasII
Selain kelas perawatan, rawat inap juga memiliki nama ruangan
seperti: Teratai, Mawar, Tulip, Flamboyan, Aggrek.
• Pelayanan Farmasi
Pelayanan Farmasi merupakan pusat pelayanan obat dan juga alat
kesehatan yang dibutuhkan oleh para pasien, baik pasien rawat jalan
maupun pasien rawat inap selama 24 jam dalam sehari. Farmasi pada
Rumah Sakit OMC juga menyediakan pelayanan penukaran Resep
Dokter dari luar, sehingga para pasein dapat mendapatkan obat yang
dibutuhkan meskipun tidak melakukan perawatan di rumah sakit OMC.
Pelayanan Farmasi pada rumah sakit OMC selalu memberikan pelayanan
yang terbaik bagi pasiennya dalam pelayanan pemberian obat dan alat
kesehatan, apabila obat yang dibutuhkan pasien tidak tersedia di dalam
farmasi, maka bagian Farmasi akan segera membeli obat yang diperlukan
pasien.
• Pelayanan Laboratorium
Pelayanan Laboratorium merupakan pelayanan penunjang medis
yang tersedia di Rumah Sakit OMC. Laboratorium adalah tempat dimana
pasien melakukan pengambilan sample pasien untuk pengecekan kondisi
pasien.
52
• Haemodialisa
Haemodialisa merupakan salah satu tindakan pengganti fungsi
ginjal yang diberikan kepada penderita gagal ginjal, baik yang bersifat
sementara maupun jangka panjang. Haemodialisa memberikan kualitas
hidup optimal kepadapara penderita gagal ginjal terminal. Rumah Sakit
OMC melayani cuci darah untuk penderita gagal ginjal dan siap siaga
dalam 24 jam.
2.3.4 Rekam Medik
Rekam medik adalah tempat informasi pasien dicatat dan berguna
untuk riwayat penyakit dan pengobatan di kemudian harinya. Rekam
medik berguna untuk komunikasi antara dokter, perawat, dan analisi
kesehatan, serta untuk akreditasi rumah sakit, riset ilmiah, dan
perlindungan hukum. Isi dalam rekam medik harus benar dan lengkap,
disimpan dengan baik, serta dapat diambil kembali dengan cepat.
2.3.5 Kebutuhan Komputerisasi Medis
Dalam pedomannya untuk para dokter dan karyawan kantor
praktik, ditemukan identifikasi beberapa tanda bahaya yang menandakan
kebutuhan komputer pada praktik medis.
• Pertumbuhan praktik
53
Praktik medis sedang berkembang menjadi organisasi skala besar
sewaktu ditambahkan pelayanan kesehatan yang baru dan memperluas
fungsi-fungsi dan bisnis. Kenaikan jumlah pasien dan pemasukan yang
besar mengakibatkan kenaikan dalam jumlah karyawan dan pekerjaan
pencatatan sehingga membutuhkan rutinitas kerja yang lebih efisien.
Komputer mungkin tidak akan menambah bisnis baru, tetapi mereka
dapat membantu mengatur dan mengelola pertumbuhan.
• Jadwal pengajuan penagihan tidak tercapai
Memproses laporan keuangan bulanan pasien dan klaim asuransi
merupakan suatu tugas yang menyita waktu serta membutuhkan ketelitian
dan ketepatan waktu. Hal ini dapat menjadi masalah kalau tuntunan
praktik lainnya harus diberikan prioritas. Penggunaan komputer untuk
penghitungan dan pengajuan tagihan dapat melakukan sebagian besar
pekerjaan tanpa keterlibatan staff.
• Keputusan berdasarkan informasi
Tenaga Profesional pelayanan kesehatan memerlukan sejumlah
besar informasi guna mengambil keputusan dibidang bisnis dan medis.
Banyak dari informasi yang dieprlukan tidak mudah diakses pada sistem
manual, namun sistem komputer sekarang dapat segera memberikan
informasi tentang pasien dan laporan produktivitas secara rinci.
• Pembatasan fasilitas dan ruang
54
Praktik medik terus menerus mencari ruang untuk menyimpan
catatan medis, menempatkan karyawan, dan menambah prosedur yang
baru. Sistem komputer biasanya memakan tempat yang lebih kecil
dibandingkan sistem manual.