bab 2 landasan teori 2.1 teori umum 2.1.1 pengertian...
TRANSCRIPT
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Wilkinson, et al. (2001, p6) menulis, “system is a unified
group of interacting parts that function together to achieve its purposes.”
Menurut Mulyadi (2001, p2), sistem pada dasarnya adalah
sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang
berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
sekumpulan bagian-bagian yang erat berhubungan dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut McLeod (2001, p15) yang diterjemahkan oleh Hendra
Teguh, informasi adalah suatu data yang diproses atau data yang
memiliki arti.
Menurut Romney (2006, p5), “Information is data that have been
organized and processed to provide meaning to user”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu data yang
telah diolah dan diproses sesuai dengan kebutuhan pengguna.
9
2.1.3 Pengertian Akuntansi
Menurut Warren (2002, p6), “Accounting is an information
system that provides reports to stakeholders about the economic activities
and condition of a business”.
Berdasarkan sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi.
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian
mengenai informasi yang akan membantu manajer, inverstor, otoritas
pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya
keputusan di dalam perusahaan, organisasi dan lembaga pemerintah.
Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah sebuah
sistem informasi yang digunakan untuk melaporkan aktivitas-aktivitas
keuangan dalam suatu perusahaan.
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntasi
Menurut Rama dan Jones (2006, p24), Accounting Information
System is a subsystem of a management system (MIS) that provides
accounting and financial information as well as other information in the
routine processing of accounting transactions.
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_akuntansi,
sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan komponen pembentuk
sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan
komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi yang
berkenaan dengan bidang akuntansi.
10
2.1.5 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Rama dan Jones (2006, p6), an AIS does gives five uses
of accounting information :
a. Producing External Reports
b. Supporting Routine Activities
c. Decision Support
d. Planning and Control
e. Implementing Internal Control
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa poin
terpenting dari lima kegunaan tersebut adalah fungsi SIA sebagai
pendukung keputusan. SIA memang mampu memberikan kontrol bagi
kehidupan keuangan suatu organisasi, dan juga harus dapat menyediakan
laporan keuangan yang memadai, dan reliable, bukan hanya untuk
organisasi tersebut tapi juga bagi pihak luar atau stakeholder .
2.1.6 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut pendapat Romney dan Steinbart (2006, p6), komponen
Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari :
• People : siapa yang mengoperasikan sistem dan melakukan fungsi –
fungsi yang bervariasi
• Procedures : kegiatan prganisasi baik secara manual ataupun secara
otomatis mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data.
• Data perusahaan
11
• Software yang digunakan oleh perusahaan untuk memproses data.
• Information technology infrastructure, meliputi komputer dan
jaringan komunikasi
2.1.7 Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan
Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo (2008, p22), proses bisnis dapat disusun menjadi tiga siklus
transaksi utama :
• Siklus pemerolehan/pembelian (acquisition/ purchasing cycle)
Mengacu pada proses pembelian barang dan jasa.
• Siklus konversi (conversion cycle)
Mengacu pada sumber daya yang diperoleh menjadi barang-barang
dan jasa.
• Siklus pendapatan (revenue cycle)
Mengacu pada proses menyediakan barang dan jasa untuk para
pelanggan.
Menurut pendapat Romney dan Steinbart (2005, p5), siklus
pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan
informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan
jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari
penjualan-penjualan tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk
menyediakan produk yang tepat ditempat dan waktu yang tepat dengan
harga yang sesuai dan menambah nilai kompetitif perusahaan dimata
12
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) seperti pelanggan,
pesaing, investor, dan kreditor. Agar tercapai tujuan tersebut, pihak
manajemen harus mengawasi dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas
proses siklus pendapatan. Hal ini membutuhkan akses yang mudah ke
data terinci mengenai sumber daya yang digunakan dalam siklus
pendapatan, berbagai kegiatan yang mempengaruhi sumber daya tersebut,
dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai kegiatan tersebut. Data
harus actual, andal, dan akurat agar dapat berguna bagi pengambilan
keputusan.
Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo (2008, p23), siklus pendapatan dari jenis organisasi yang
berbeda dapat saja sama dan mencakup didalamnya sebagian atau semua
operasi berikut ini :
• Merespon permintaan informasi dari pelanggan
Permintaan informasi pelanggan bisa ditangani oleh seorang tenaga
penjualan. Di beberapa industri (misalnya, komputer dan peranti
lunak), produk-produknya bersifat kompleks. Tenaga penjualan
memainkan peran penting dalam membantu para pelanggan untuk
memahami suatu produk perusahaan dan memilih produk yang sesuai
untuknya.
• Membuat perjanjian dengan para pelanggan untuk menyediakan
barang dan jasa di masa mendatang.
13
Contoh dari perjanjian mencakup didalamnya pesanan pelanggan
untuk produk atau jasa serta kontrak antara perusahaan dengan
pelanggan untuk penyerahan barang atau jasa dimasa depan.
Karyawan kunci dalam fungsi ini adalah staf pencatat pesanan dan
tenaga penjualan.
• Menyediakan jasa atau mengirim barang ke pelanggan.
Fungsi ini sangat penting dalam proses pendapatan. Untuk jasa,
karyawan kuncinya adalah para penyedia jasa. Untuk barang, staf
gudang dan pengiriman memainkan peran yang aktif.
• Menagih pelanggan.
Dalam hal ini, perusahaan mengakui klaimnya terhadap pelanggan
dengan mencatat piutang dan menagih pelanggan,
• Melakukan penagihan uang
Pada suatu waktu dalam siklus pendapatan, uang tunai ditagih dari
pelanggan.
• Menyetorkan uang kas ke bank
Pihak-pihak yang terlibat disini adalah kasir dan bank.
• Menyusun laporan
Beraneka jenis laporan mungkin dibuat untuk siklus pendapatan.
Contohnya mencakup daftar pesanan, daftar pengiriman, dan daftar
penerimaan kas.
14
2.1.8 Pengertian Analisis Sistem
Menurut McLeod (2001, p190) yang diterjemahkan oleh Hendra
Teguh, analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada
dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbaharui. Tahap
analisis ada enam yaitu :
• Mengumumkan penelitian sistem
Manajemen dapat bertemu dengan para pegawai secara perorangan
maupun pertemuan kelompok dan dapat menggunakan media tertulis
seperti memo dan penerbitan berkala perusahaan.
• Mengorganisasikan tim proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan.
Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai
(bukan spesialis informasi) sebagai pemimpin proyek agar proyek
berhasil.
• Mendefinisikan kebutuhan informasi
Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat
dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi.
• Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
Begitu kebutuhan informasi manajer didefiniskan, sekarang dapat
ditentukan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem yaitu
kriteria kinerjanya.
15
• Menyiapkan usulan rancangan
Analisis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk
membuat keputusan teruskan atau hentikan untuk kedua kalinya.
• Menyetujui atau menolak rancangan proyek
Manajer dan komite pengarah sistem informasi manajemen
mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan
memberikan persetujuan atau tidak.
2.1.9 Pengertian Rancangan Sistem
Menurut McLeod (2001, p192) yang diterjemahkan oleh Hendra
Teguh sebagai berikut : Rancangan Sistem adalah penentuan proses data
yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer,
rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatan yang digunakan.
Tahapan dalam perancangan sistem adalah :
• Menyiapkan rancangan sistem yang terperinci
Pendekatan top-down ini merupakan ciri rancangan terstruktur, yaitu
rancangan bergerak dari tingkat sistem ke subsistem.
• Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Penerapan komputer yang akan memberikan hasil terbaik bagi sistem
untuk menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan suatu
proses yang berurutan, dimulai dengan identifikasi berbagai
kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas.
16
• Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analisis, bekerjasama dengan manajer, mengevaluasi berbagai
alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan
subsistem memenuhi kriteria kinerja dengan kendala-kendala yang
ada.
• Memilih konfigurasi yang terbaik
Analisis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan
menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem
menjadi satu konfigurasi tunggal
• Menyiapkan usulan penerapan
Analis sistem menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan
tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang
diharapkan, dan biayanya.
• Menyetujui atau menolak penerapan sistem
Keputusan untuk harus pada tahap penerapan ini sangatlah penting
karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang ynag
terlibat.
Menurtu Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p39) : “System
Design is the specification or construction of a technical, computer based
solution for the business requirement identified in a system analysis.”
Berdasarkan pengertian – pengertian diatas, rancangan sistem
merupakan suatu solusi dari permasalahan yang terjadi pada sistem yang
17
berbasiskan komputer dan juga spesifikasi dari system hardware yang
digunakan.
2.2 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Object
Oriented
2.2.1 Pengertian Rich Picture
Menurut Mathiassen, Nielsen dan Stage (2002, p26), “A Rich
Picture is an information drawing that presents the illustrator’s
understanding of a situation.”
Berdasarkan pengertian diatas bahwa rich picture merupakan
suatu gambaran umum dari suatu situasi / proses bisnis suatu perusahaan
yang digambarkan untuk memudahkan pengguna dalam memahami
proses bisnis yang terjadi.
2.2.2 Pengertian UML
Menurut Rama dan Jones (2006, p60), Unified Modeling
Language (UML), “a language used for specifying, visualizing,
construction, and documentation an information system”.
Berdasarkan pengertian diatas UML merupakan salah satu dari
beberapa teknik yang dapat digunakan dalam mendokumentasikan proses
bisnis. UML dapat digunakan untuk memahami berbagai dokumen sistem
informasi.
18
2.2.2.1 Activity diagram
Menurut Rama dan Jones (2006, p60), “the UML activity
diagram plays the role of a “map” in understanding business
process by showing the sequences of activities in the process”.
Dari pengertian diatas, UML activity diagram merupakan
suatu diagram yang menggambarkan urutan kegiatan dari suatu
proses bisnis suatu perusahaan, agar memudahkan user dalam
memahami proses bisnis yang ada.
2.2.2.1.1 Klasifikasi Activity Diagram
Activity Diagram terdiri dari dua, yaitu :
o Overview Activity Diagram
Menurut Rama dan Jones (2006, p61), “The overview
activity diagram presents a high level view of the business process
by documenting the key events, the sequence of these events, and
the information flows among these events.”
Dapat disimpulkan bahwa kunci dalam mengambarkan
overview activity diagram, adalah dengan memilah dan mencari
event – event dalam proses bisnis, mengolah urutan rangkaian
event tersebut, kemudian memaparkan alur informasi dan data
yang berlangsung di tengah – tengah event – event tersebut.
o Detail Activity Diagram
Menurut Rama and Jones (2006,p87), Detailed Activity
Diagram. “A UML activity diagram that provides a detailed
19
representation of the activities associated with one or two of the
events shown on an overview activity diagram”.
Dapat disimpulkan di sini bahwa detailed activity diagram
adalah penggambaran kelanjutan dari activity diagram yang ada
sebelumnya. Dengan cara lebih merinci aktivitas-aktivitas yang
terjadi.
2.2.2.1.2 Simbol Activity Diagram
Activity State
Menunjukkan hasil dari beberapa behaviour pada arus kerja
(workflow)
Control Flow atau transistion
Menunjukkan jalannya arus kontrol dari suatu aktivitas ke aktivitas
lainnya.
Initial State
Mengindentifikasi awal state ketika state diminta.
20
Final State
Menggambarkan state telah mengakhiri aktivitasnya.
Swimlane
Digunakan sebagai pemisah pada activity diagram. Biasanya
menunjukkan seseorang atau organisasi yang bertanggungjawab
untuk suatu aktivitas yang berada dalam swimlane.
Constraint
Digunakan dalam overview activity diagram dan detailed activity
diagram untuk menggambarkan dokumen-dokumen yang dihasilkan
di dalam suatu perusahaan.
Table
Digunakan untuk menggambarkan sebagai tempat penyimpanan data-
data, baik transaksi rutin atau pun data permanen.
21
Object Flow
Digunakan untuk menggambarkan hubungan antara state dengan
dokumen dan hubungan antara state dengan table atau sebalik nya.
2.2.2.2 Identifikasi Event
Menurut Mathiassen, et al (2002,p54), “we define an event
generally as an instantaneous incident involving one or more
objects”.
Dengan kata lain pengertian event dapat dimengerti lebih
mudah sebagai kejadian yang berlangsung di dalam suatu proses
bisnis yang melibatkan aktor atau pelaku di dalam nya.
2.2.2.3 Workflow Table
Menurut Rama and Jones (2006,p87), workflow table, “A
two-column table that identifies the actors and actions in a
process”.
Dengan kata lain, workflow table ialah untuk
mempermudah pemahaman menggambarkan activity diagram.
Supaya illustrator dapat memahami pembagian tugas dalam
rangkaian event di dalam proses bisnis tersebut.
22
2.2.3. UML Class Diagram
2.2.3.1.Pengertian Class
Menurut Mathiassen, et al (2002,p53), Class : “A
description of a collection of objects sharing structure, behavior
pattern and attributes”.
Biasa nya setelah kita mengidentifikasikan semua objek
dan event yang ada, maka kita akan menyertakannya dalam
model problem domain. Untuk mempermudah pengembangan
problem domain. Untuk mempermudah pengembangan problem
domain tersebut, maka kita kelompokkan beberapa objek dan
event tersebut ke dalam class.
2.2.3.2 Pengertian Atribut
Menurut Mathiassen et al. (2002,p89), Attribute : “a
descriptive property of a class or event”.
Menurut Jones dan Rama (2006,p155), Attributes. The
smallest units of data that can have meaning to user. The columns
in a relational database that are equivalent to fields in a file.
Dapat disimpulkan bahwa , dalam pendekatan analisa
object oriented , yang dimaksud atribut adalah spesifikasi dari
definisi class.
23
2.2.3.3 Pengertian Behavior
Menurut Mathiassen, et al (2002, p90), “in the class
activity behavior simply as the unordered set of events that
involve an object”.
Secara lebih mudah dapat dikatakan bahwa behavior
adalah event – event yang memungkinkan dilakukan oleh semua
object dalam suatu class.
2.2.3.4 Pengertian Event
Menurut Mathiassen et al. (2002, p54) “events is an
instaneous incident involve one or more object.”
Menurut Rama dan Jones (2006, p4) “events are activities
that happen at a particular point in time”
Dengan kata lain event adalah kegiatan atau kejadian yang
merupakan bagian proses dari suatu sistem.
2.2.3.5 Pengertian UML Class Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006,p181): “ UML class
Diagram is a database that can used to the document table in an
AIS. Relationship between tables and attributes of tables”. Yang
diterjemahkan sebagai berikut: “ UML class diagram adalah suatu
database yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan table
dalam sistem informasi akuntansi dan menjelaskan hubungan
antar table dan perlengkapan dalam table tersebut.
24
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa UML class
diagram adalah diagram yang digunakan untuk menunjukkan
hubungan antara class yang satu dengan lain.
2.2.3.6 Hubungan dalam Class Diagram
Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p411 - 416)
hubungan class diagram dapat dibedakan menjadi :
1. Multiplicity.
Hubungan ini adalah jumlah kejadian minimum dan
maksimum dari suatu object atau kelas yang terkait.
2. Agreggation.
Hubungan ini merupakan dimana satu class “whole” yang
lebih besar berisi satu atau lebih class atau “part” atau yang
lebih kecil. Aggregation memiliki hubungan komposisi, yakni
hubungan aggregation dimana “whole” bertanggung jawab
atas pembuatan dan perusakan “bagian-bagian”. Jika “whole”
rusak maka “part” juga akan rusak.
3. Generalization.
Sebuah teknik dimana atribut dan behavior yang umum ada
beberapa tipe class object, dikelompokan atau (diabstraksi) ke
dalam class nya sendiri yang disebut supertype, sebuah entitas
yang berisi atribut dan behavior yang umum bagi satu atau
lebih subtypes class. Atribut dan metode class object
supertypes kemudian diwariskan oleh class object disebut
25
subtypes, sebuah class object mewarisi atribut dan behavior
dari sebuah class supertypes dan kemudian mengisikan atribut
dan behavior unik ke dalamnya.
Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh M.
Slamet Wibowo (2008, p205), hubungan dalam class diagram
yaitu :
• Hubungan satu dengan satu (One to one Relationships)
Hubungan one to one diantara entity tidak biasa seperti
hubungan one to many, tetapi dapat terjadi dalam SIA.
• Hubungan satu dengan banyak (One to many Relationships)
Hubungan one to many atau hubungan many to one biasa
digunakan dalam sistem akuntansi.
• Hubungan banyak dengan banyak (Many to many
Relationships)
Hubungan many to many dapat diubah kedalam dua hubungan
dengan menambahkan suatu tabel diantaranya.
2.2.4. Use Case Diagram
2.2.4.1 Pengertian Use Case
Menurut Mathiassen, et al (2002, p119), use case : “a
pattern for interaction between the system and actor in the
application domain.”
26
Dengan kata lain use case adalah penggambaran interaksi
atau interface yang terjadi antara aktor dengan sistem.
2.2.4.2 Pengertian Actor
Menurut Mathiassen et al. (2002, p119), actor : “an
abstraction of users or other system that interact with the target
system.”
Dengan kata lain aktor adalah subjek yang berhubungan
langsung dengan sistem. Dimana mereka haruslah internal agent
dalam sistem, dan memiliki pola interaksi dengan sistem.
2.2.4.3 Pengertian Use Case Diagram
Menurut Mathiassen et al. (2002, p343), “ a use case
diagram shows the relationship among actors and use cases.”
Actor and use case adalah sebagai elemen utama dalam
use case diagram. Mereka dihubungkan satu sama lain dengan
sistem. Tiap use case menunjukan beberapa sequence yang
memungkinkan dalam interaksi aktor dengan sistem.
2.2.4.4 Simbol Use Case Diagram
1. Use Case
27
Digunakan untuk menggambarkan interaksi atau interface yang
terjadi antara aktor dengan sistem.
2. Actor
Simbol ini digunakan sebagai penggambaran subjek yang
berhubungan langsung dengan sistem. Dimana mereka haruslah
internal agent dalam sistem, dan memiliki pola interaksi dengan
sistem
3. Communicates
Simbol ini digunakan untuk menghubungkan antara aktor dan use
case yang saling berhubungan di dalam sistem tersebut.
4. System Boundary
Simbol ini digunakan untuk membatasi antara sistem yang satu
dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Dengan
kata lain batas sistem ini merupakan ruang lingkup atau scope dari
sistem / subsistem itu sendiri.
28
2.2.5 Rancangan Database
2.2.5.1 Pengertian Perancangan Database
Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh M.
Slamet Wibowo (2008, p194) basis data adalah pengumpulan data
terkait yang komprehensif.
Menurut Connolly dan Begg (2002, p279) Perancangan
Database adalah proses perancangan untuk sebuah basis data
yang mendukung operasi dan tujuan perusahan.
2.2.5.2 Tahapan Perancangan Database
Menurut Connolly dan Begg (2002, p2821-282),
Rancangan Database dibagi menjadi tiga tahapan utama :
1. Conceptual Database Design
Proses membangun sebuah model data dari informasi yang
diperoleh dalam suatu organisasi, tetapi bebas dari semua
pertimbangan fisik.
2. Logika Database Design
Proses membangun sebuah model informasi yang diperoleh
dari sebuah organisasi berdasarkan model data khusus tetapi
bebas dari hal yang berkaitan dengan DBMS dan
pertimbangan fisik lainnya.
29
3. Physical Database Design
Proses pembuatan gambaran suatu implementasi Database
pada media penyimpanan kedua.
2.2.6 Rancangan Formulir
2.2.6.1 Pengertian Formulir
Menurut Mulyadi (2001, p3), Formulir adalah dokumen
yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi.
Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh M.
Slamet Wibowo (2008, p354), Formulir adalah dokumen terpola
yang berisi field kosong yang dapat diisi pengguna dengan data.
Ketika formulir ditampilkan di layar komputer, data yang
dimasukkan di field kosong disimpan di satu tabel data atau lebih.
2.2.6.2 Jenis tipe formulir input
Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh M.
Slamet Wibowo (2008, p323), Jenis tipe formulir input dibagi
menjadi :
1. Formulir Entri Satu Record (Single Record Entry Form)
Digunakan untuk menampilkan, menambah, menghapus atau
memodifikasi data di satu record satu tabel tertentu.
2. Formulir Entri Bentuk Tabel (Tabular Entry Form)
Digunakan untuk memasukkan banyak record di satu tabel.
30
3. Formulir Entri Multit abel (Multitable Entry Form)
Digunakan untuk menambah data ke lebih dari satu tabel.
2.2.7 Rancangan Layar
2.2.7.1 Pengertian Rancangan Layar
Layar atau Interface menurut Blitton and Doake (2003,
p268), adalah suatu tampilan yang berhubungan dengan dunia
luar.
Menurut Mathiassen (2000, p151), Interface adalah
fasilitas yang menyediakan sebuah model dan fungsi dari sistem
untuk actor.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Interface
adalah suatu tampilan untuk memudahkan actor berhubungan
dengan sistem.
2.2.7.2 Elemen Rancangan Layar
Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh M.
Slamet Wibowo (2008, p335), elemen rancangan layar meliputi:
1. Text Boxes
Digunakan untuk memasukkan informasi yang akan
ditambahkan ke table atau untuk menampilkan informasi yang
diambil dari sebuah table.
31
2. Labels
Membantu user untuk mengetahui informasi apa yang
dibutuhkan untuk dimasukkan.
3. Look Up Feature
Umumnya dimasukkan ke dalam text boxes yang digunakan
untuk memasukkan foreign key.
4. Command Button
Digunakan untuk melakukan sebuah action.
5. Radio Button
Memungkinkan user untuk memilih salah satu dari beberapa
pilihan yang disediakan.
6. Check Boxes
Memungkinkan user untuk memilih lebih dari satu pilihan
dari beberapa pilihan yang disediakan.
2.2.8 Rancangan Laporan
2.2.8.1 Pengertian Rancangan Laporan
Menurut Mulyadi (2001, p5), Laporan adalah informasi
yang merupakan keluaran sistem akuntansi dan berbentuk hasil
cetakan komputer dan tayangan pada layar monitor komputer.
Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh M.
Slamet Wibowo (2008, p295), Laporan adalah penyajian data
yang terpola dan tersusun.
32
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laporan
adalah suatu ringkasan informasi untuk masing-masing trasnsaksi
yang terjadi di perusahaan dan biasanya diperlukan bagi
manajemen tingkat atas.
2.2.8.2 Elemen Rancangan Laporan
Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh M.
Slamet Wibowo (2008, p267), elemen rancangan laporan dapat
dibagi menjadi:
1. Label boxes dan text boxes
Dua elemen penting dari segala laporan adalah label dan data.
Dalam Microsoft Access, elemen-elemen ini ditunjukkan oleh
Label boxes dan text boxes.
2. Grouping Attribute
Laporan yang berkelompok, dikelompokan oleh sesuatu
3. Group Header
Group Header dapat digunakan untuk menyajikan informasi
yang umum pada kelompok.
4. Group Detail
Transaksi yang terjadi pada kelompok didaftarkan di dalam
kelompok secara rinci dan lengkap.
5. Group Footer
Group Footer juga dapat digunakan untuk menyediakan
informasi yang berguna dalam laporan yang berkelompok.
33
2.2.9 Navigation Diagram
Menurut Mathiassen (2000, p344), ”Navigation Diagram is a
special kind of statechart diagram that focuses only the overall dinamics
of the user interface. The diagram shows the participating windows and
the transitions between them. The Navigation Diagram is not found in
UML”
2.3 Teori Khusus
2.3.1 Penjualan
Menurut Mulyadi (2001, p202), kegiatan penjualan barang dan
jasa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Kegiatan Penjualan Tunai
Dalam transaksi penjualan secara tunai, barang atau jasa baru
diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah
menerima kas dari pembeli. Kegiatan penjualan tunai ini ditangani
oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai.
b. Kegiatan Penjualan Kredit
Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah
terpenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk
jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada
pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh
perusahaan melalui sistem penjualan kredit.
34
2.3.1.1 Penjualan Tunai
2.3.1.1.1 Prosedur penjualan tunai
Menurut Mulyadi (2001, p469-470) jaringan prosedur yang
membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah
sebagai berikut :
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli
dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan
pembeli melakukan pembayaran. Harga barang ke fungsi kas dan
untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman
mengirimkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli.
2. Prosedur penerimaan kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga
barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa
pita register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai)
kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut
melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi
pengiriman.
3. Prosedur penyerahan barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang
kepada pembeli.
35
4. Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan
transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal
penerimaan kas. Disamping itu fungsi akuntansi juga mencatat
berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu
persediaan.
5. Prosedur penyetoran kas ke bank
Sistem pengendelian intern terhadap kas mengharuskan
penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima dalam
suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan kas yang
diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.
6. Prosedur pencatatan penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke
dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang
diterima dari bank melalui fungsi kas.
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga
pokok penjualan berdasarkan harga yang dicatat dalam kartu
persediaan. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan ini,
fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen
sumber untuk pencatatan harga pokok penjualan ke dalam jurnal
umum.
36
2.3.1.1.2 Fungsi yang terkait
Menurut Mulyadi (2001, p462), fungsi yang terkait dalam
sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
a. Fungsi penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dan penjualan tunai, fungsi
ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli,
mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur
penjualan tersebut kepada pembeli untuk kepentingan
pembayaran harga barang ke fungsi kas.
b. Fungsi kas
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi
ini bertanggungjawab sebagai penerimaan kas dari pembeli.
c. Fungsi gudang
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi
ini bertanggungjawab untuk menyimpan barang yang dipesan
oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi
pengiriman.
d. Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi
ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan
dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
37
2.3.1.1.3 Dokumen yang digunakan
Menurut Mulyadi (2001, p463-p468), dokumen yang
digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah :
1. Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi
yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi
penjualan tunai. Faktur penjualan tunai diisi oleh fungsi
penjualan yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh
pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber
untuk pencatatan transaksi penjualan ke dalam jurnal
penjualan.
2. Pita register kas (cash register tape)
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara
mengoperasikan mesin register kas atau cash register. Pita
register kas ini merupakan dokumen pendukung faktur
penjualan tunai dalam jurnal penjualan.
3. Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang
menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan
(disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit.
4. Bill of Lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan bank dari
perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan
38
umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam
penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh
perusahaan angkutan umum.
5. Faktur penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.
Tembusan faktur penjualan COD digunakan oleh perusahaan
untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada
saat penyerahan barang yang dipesan oleh pelanggan.
6. Bukti setor bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran
kas ke bank. Bukti setor dibuat tiga lembar dan diserahkan
oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas
dari hasil penjualan tunai ke bank.
7. Rekapitulasi harga pokok penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
meringkas harga pokok penjualan yang dijual selama satu
periode (misalnya satu bulan).
2.3.1.1.4 Informasi yang diperlukan
Menurut Mulyadi (2001, p462-463) informasi yang umumnya
diperlukan oleh manajeman dari penerimaan kas melalui
penjualan tunai adalah :
1) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau
kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
39
2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai
3) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu
tertentu.
4) Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam
penjualan produk tertentu, namun pada umumnya informasi
nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh
manajemen dari penjualan tunai.
5) Kuantitas produk yang dijual
6) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan
7) Otorisasi pejabat yang berwenang.
2.3.1.1.5 Catatan akuntansi yang digunakan
Menurut Mulyadi (2001, p468-469) catatan akuntansi yang
digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah :
1. Jurnal penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan
menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan
informasi penjualan setiap produk yang dijualnya selama
jangka waktu tertentu jurnal penjualan disediakan satu kolom
untuk setiap produk guna meringkas informasi penjualan
menurut jenis produk tersebut.
40
2. Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya
dari penjualan tunai.
3. Jurnal umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal
ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga
pokok produk yang dijual.
4. Kartu persediaan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu
persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual.
5. Kartu gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena
hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di
gudang.
2.3.1.1.6 Unsur pengendalian internal
Menurut Mulyadi (2001, p470), unsur pengendalian internal
yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah sebagai berikut :
Organisasi
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
41
3. Transaksi penjualan tunai harus dilaksakan oleh fungsi
penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi
akuntansi.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1. Penerimaan order dari pembeli harus diotorisasi oleh fungsi
penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan
tunai.
2. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara
membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan
penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
3. Penjualan dengan menggunakan kartu kredit bank didahului
dengan permintaan otorisasi bank penerbit kartu kredit.
4. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan
cara membubuhkan “sudah dikerjakan” pada faktur penjualan
tunai.
5. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi
akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur
penjualan tunai.
Praktik yang Sehat
1. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dsan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetorkan
seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi
penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
42
3. Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara
periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.
2.3.1.2 Penjualan Kredit
2.3.1.2.1 Prosedur Penjualan kredit
Menurut Mulyadi (2001, p219-220), jaringan prosedur yang
membentuk sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut:
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order
dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat surat
order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai
fungsi lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan
kontribusi dalam melayani order dari pembeli.
2. Prosedur persetujuan kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan
penjualan kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.
3. Prosedur pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang
kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum
dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi
pengiriman.
43
4. Prosedur penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur
penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli. Dalam
metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh fungsi penjualan
sebagai tembusan pada waktu bagian ini membuat Surat order
pengiriman.
5. Prosedur pencatatan piutang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur
penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam metode
pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut
abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang.
6. Prosedur distribusi penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mendistribusikan data
penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh
manajemen.
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencata secara periodik
total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi
tertentu.
2.3.1.2.2 Fungsi yang terkait
Menurut pendapat Mulyadi (2001, p211-213), fungsi yang
terkait dalam penjualan kredit adalah :
44
1. Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung
jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit
order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang
belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang
dan rute pengiriman), menerima otorisasi kredit, menentukan
tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan
dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini
bertanggung jawab membuat “back order” pada saat diketahui
tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari
pelanggan.
2. Fungsi Kredit
Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang dalam
transaksi penjualan kredit, bertanggungjawab untuk meneliti
status kredit pelangan dan memberikan otorisasi pemberian
kredit kepada pelanggan. Karena hampir semua penjualan
dalam manufaktur adalah penjualan kredit, maka sebelum
order dari pelanggan dipenuhi ,harus lebih dahulu diperoleh
otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit. Jika penolakan
pemberian kredit seringkali terjadi, pengecekan status kredit
perlu dilakukan sebelum fungsi penjualan mengisi surat order
penjualan.
3. Fungsi Gudang
45
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggungjawab
untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang
dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi
pengiriman.
4. Fungsi Pengiriman
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung
jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order
pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini
bertanggungjawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang
yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang
berwenang. Otorisasi ini dapat berupa surat order pengiriman
yang telah ditandatangani oleh fungsi penjualan.
5. Fungsi Penagihan
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggungjawab
untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada
pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan
pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.
6. Fungsi Akuntansi
Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggungjawab
untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan
kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang
kepada para debitur serta membuat laporan piutang. Di
samping itu, fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
mencatat harga pokok penjualan ke dalam kartu persediaan.
46
2.3.1.2.3 Dokumen yang digunakan
Menurut pendapat Mulyadi (2001,p214-216), dokumen yang
digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah:
1. Surat order pengiriman dan tembusannya
Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk
memproses penjualan kredit kepada pelanggan.
2. Faktur dan tembusannya
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai
dasar untuk mencatat timbulnya piutang.
3. Rekapitulasi harga pokok penjualan
Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen
pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga
pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
4. Bukti memorial
Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar
pencatatan ke dalam jurnal umum. Dalam sistem penjualan
kredit, bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk
mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode
akuntansi tertentu.
2.3.1.2.4 Informasi yang diperlukan
Menurut pendapat Mulyadi (2001, p213), informasi yang
umunya diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan
kredit adalah :
47
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau
kelompok produk selama jangka waktu tertentu
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan
kredit.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu
tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam
penjualan produk tertentu, namun pada umumnya informasi
nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh
manajemen dari penjualan tunai.
5. Kuantitas produk yang dijual
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan
7. Otorisasi pejabat yang berwenang.
2.3.1.2.5 Catatan akuntansi yang digunakan
Menurut Mulyadi (2001, p218-219), catatan akuntansi yang
digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah:
1. Jurnal penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan
menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan
informasi penjualan setiap produk yang dijualnya selama
jangka waktu tertentu jurnal penjualan disediakan satu kolom
48
untuk setiap produk guna meringkas informasi penjualan
menurut jenis produk tersebut.
2. Kartu Piutang
Caatatn akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi
rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya
3. Kartu persediaan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu
persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual.
4. Kartu gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena
hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di
gudang.
5. Jurnal umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal
ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga
pokok produk yang dijual.
2.3.1.2.6 Unsur pengendalian internal
Menurut Mulyadi (2001, p221), untuk merancang, unsur-
unsur pengendalian intern harus diterapkan dalam sistem
penjualan kredit, unsur pengendalian intern terdiri dari:
Organisasi
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.
49
2. Fungsi akuntansi haris terpisah dari fungsi penjualan dan
fungsi kredit.
3. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.
4. Transaksi penjualan kredit karus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan,
dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit
yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh fungsi tersebut.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi
penjualan dengan menggunakan surat order pengiriman.
2. Persetujuan pembelian kredit diberikan oleh fungsi kredit
dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang
merupakan tembusan surat order pengiriman).
3. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasikan oleh
fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan
membubuhkan cap “sudah dikirim” pada copy tembusan surat
order pengiriman.
4. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan
barang, dan potongan penjualan berada di tangan Direktur
Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan berdasarkan hal
tersebut.
5. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan
membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
50
6. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal
penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi
oleh fungsi akuntansi dengan cara menandatangani dokumen
sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit)
7. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur
penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman dan
surat muat.
Praktik yang Sehat
1. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
2. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
3. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan
piutang (account receivable statement) kepada setiap debitur
untuk menguji ketelitiancatatan piutang yang diselenggarakan
oleh fungsi tersebut.
4. Secara periodik dilakukan rekonsiliasi kartu piutang dengan
rekening control piutang dalam buku besar.
2.3.2 Laporan-laporan yang Terkait dengan Sistem Penjualan
Laporan dari sistem penjualan dibutuhkan untuk menganalisis
operasional perusahaan dan menbantu keputusan perencanaan dan
pengendalian perusahaan. Laporan tersebut dijabarkan oleh Wilkinson et
al. (2001, p436-442) berikut ini:
51
Laporan Operasional, terdiri dari:
1. Monthly Statement
Berisi daftar transaksi penjualan untuk setiap pelanggan. Laporan ini
dibuat berdasarkan informasi piutang dagang, tagihan penjualan, dan
penerimaan kas dari pelanggan.
2. Open Orders Report
Berisi pesanan jumlah penjualan yang belum dikirmkan seluruhnya
dan ditagih.
3. Sales Invoice Register
Berisi daftar seluruh tagihan penjualan, diurutkan berdasarkan nomor
dokumen sales invoice.
4. Shipping Register
Berisi daftar seluruh pengiriman, diurutkan berdasarkan tanggal
pengiriman
5. Cash Receipt Journal
Berisi daftar jumlah yang diterima, diurutkan berdasarkan kronologis.
6. Credit Memo Register
Berisi daftar seluruh retur penjualan, diurutkan berdasarkan nomor
credit memo.
Laporan manajerial periodik, terdiri dari:
1. Account receivable aging schedule
Laporan yang dibuat berdasarkan informasi yang dipakai untuk
membuat monthly statement, dan berisi data mengenai saldo piutang
setiap pelanggan.
52
2. Reports on critical factors
Berisi informasi mengenai kinerja perusahaan, seperti rata-rata
jumlah pemesanan pelanggan dan presentase pengiriman barang tepat
waktu.
3. Sales analysis
Berisi kinerja keuangan relatif untuk setiap salesperson, daerah
penjualan, lini produk, dan pelanggan.
4. Cash-flow statements
Berisi sumber penerimaan kas, penggunaan kas untuk operasional,
dan penggunaan khusus lainnya selama periode akuntansi. Informasi
dalam laporan ini digunakan sebagai untuk membuat dasar untuk
membuat perencanaan kas (cash forecasting) dan penganggaran
(budgeting).
2.3.3 Piutang
2.3.3.1 Pengertian Piutang
Menurut Warren, reeve, fess (2005, p314) mengemukakan
bahwa transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah
penjualan barang dan jasa secara kredit, piutang dicatat dengan
mendebet akun piutang usaha.
Menurut Mulyadi (2001, p257) mutasi piutang adalah
disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari
debitur, retur penjualan dan penghapusan piutang.
53
Jadi, piutang adalah suatu akun yang muncul selama
pelanggan masih mempunyai utang pada perusahaan maupun
pada waktu pelunasan.
2.3.3.2 Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Transaksi Piutang
Dagang
Menurut Mulyadi (2001, p218-219), catatan akuntansi
yang digunakan dalam transaksi piutang dagang adalah :
1. Jurnal Penjualan
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini
digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dari transaksi
penjualan kredit.
2. Jurnal Umum
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini
digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi penghapusan piutang yang tidak lagi dapat ditagih
3. Jurnal Penerimaan Kas
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini
digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi penerimaan kas dari debitur.
4. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat mutasi dan
saldo piutang kepada setiap debitur.
54
2.3.4 Retur Penjualan
Menurut Mulyadi (2001, p226), transaksi retur penjualan terjadi
jika perusahaan menerima pengembalian barang dari pelanggan.
Pengembalian barang oleh pelanggan harus diotorisasi oleh fungsi
penjualan dan diterima oleh fungsi penerimaan.
Fungsi yang terkait dalam melaksanakan transaksi retur penjualan
adalah :
o Fungsi Penjualan
Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab atas
penerimaan pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang
telah dibeli oleh pembeli.
o Fungsi Penerimaan
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan barang berdasarkan
otorisasi yang terdapat dalam memo kredit yang diterima dari fungsi
penjualan.
o Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpanan kembali barang yang
diterima dari retur penjualan setelah barang tersebut diperiksa oleh
fungsi penerimaan.
o Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur
penjualan ke dalam jurnal umum (jurnal retur penjualan) dan
pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya persediaan akibat
retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan.