bab 2 landasan teori 2.1. pengertian...

30
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Wilkinson, J. W., Cerullo, M. J., Raval, V., Wong-On-Wing, B. (2000, p6), “A system is unified group of interacting parts that function together to achieve its purposes” Sebuah system adalah sekelompok bagian yang memiliki fungsi yang saling berinteraksi dan secara bersama mencapai tujuannya Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf, A. A, (2004, p1), Sistem adalah kumpulan sumberdaya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu Jadi sistem adalah sekumpulan bagian yang saling terhubung dan berinteraksi untuk mencapai tujuannya 2.1.2. Pengertian Informasi Menurut Wilkinson et al. (2000, p5), “Information is intelligence that is meaningful and useful to persons for whom it is intended.” Informasi adalah kecerdasan yang berarti dan berguna bagi orang yang menggunakannya. Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf, A. A, (2004, p1), Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat

Upload: hakien

Post on 26-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1. Pengertian Sistem

Wilkinson, J. W., Cerullo, M. J., Raval, V., Wong-On-Wing, B. (2000, p6),

“A system is unified group of interacting parts that function together to achieve

its purposes” Sebuah system adalah sekelompok bagian yang memiliki fungsi

yang saling berinteraksi dan secara bersama mencapai tujuannya

Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf, A. A,

(2004, p1), Sistem adalah kumpulan sumberdaya yang berhubungan untuk

mencapai tujuan tertentu

Jadi sistem adalah sekumpulan bagian yang saling terhubung dan

berinteraksi untuk mencapai tujuannya

2.1.2. Pengertian Informasi

Menurut Wilkinson et al. (2000, p5), “Information is intelligence that is

meaningful and useful to persons for whom it is intended.” Informasi adalah

kecerdasan yang berarti dan berguna bagi orang yang menggunakannya.

Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf, A. A,

(2004, p1), Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat

dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

10

Jadi informasi adalah data yang sudah diolah sehingga memiliki nilai lebih

dan berguna bagi pemakainya

2.1.3. Pengertian Akuntansi

Menurut Reeve, J. M., Warren, C. S., Duchac, J. E., Wahyuni, E. T.,

Soepriyanto, G., Jusuf, A. A., Djakman, C. D. (2008, p7), “ Accounting can be

defined as an information system that provides reports to stake holders about the

economic activities and condition of a business”. Akuntansi dapat di artikan

sebagai sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan kepada para

pemegang kepentingan tentang aktifitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

Menurut Warren, C.S., Reeve, J. M., Fess, P.E. (2006, p10), “Akuntansi

dapat didefinisikan sebagai system informasi yang menghasilkan laporan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi

perusahaan.”

Jadi akuntansi adalah sistem informasi untuk mengukur aktifitas

perusahaan, memproses informasi kedalam bentuk laporan keungan dan

mengkomunikasikan hasilnya kepada yang memerlukannya

2.1.4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut McLeod (2001, p219), “A firm’s data processing tasks are

performed by an accounting information system (AIS) that gathers data

describing the firms’ activities, transforms the data into information, and makes

the information available to users both inside and outside the firm.“Tugas-tugas

pemrosesan data sebuah perusahaan dilakukan oleh sistem informasi akuntansi

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

11

yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

data menjadi informasi, dan membuat informasi berguna bagi pengguna baik di

dalam maupun di luar perusahaan

Menurut Wilkinson et al. (2000, p7), “An Accounting Information System is

unified structure within an entity, such as business firm, that employs physical

resources and other components to transform economic data into accounting

information, with the purpose of satisfying the information needs of a variety of

user.” Sistem Infomasi Akuntansi adalah sebuah struktur yang mempersatukan di

dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis, yang bekerja pada sumber-sumber

fisik dan komponen lainnya untuk merubah bentuk data ekonomi ke dalam

informasi akuntansi, dengan tujuan memuaskan kebutuhan informasi dari

berbagai macam user.

Menurut Jones, F. L., Rama, D. V. (2006, p13), “Accounting Information

System (AIS) is a subsystem of a management information system (MIS) that

provides accounting and financial information as well as other information

obtained in the routine processing of accounting transaction.” Sistem Informasi

Akuntansi adalah subsistem dari system informasi manajemen yang

menghasilkan akuntansi dan informasi keuangan dan juga informasi lainnya yang

berlaku di pengolahan rutin di dalam transaksi akuntansi

Menurut Kieso, D. E., Weygandt, J. J., Warfield, T. D. (2001, p68). “The

system of collecting and processing transaction data and disseminating financial

information to interested parties is known as the accounting information system”

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

12

Jadi Sistem Informasi Akuntansi adalah serangkaian komponen dan

prosedur yang menjadi satu kesatuan dalam pengolahan data menjadi informasi

akuntansi yang bermanfaat bagi pengguna informasinya

2.1.5. Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney, M. B., Steinbart, P. J. (2006, p8-9), ”Sebuah sistem

informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat melakukan hal – hal

berikut ini :

1. Meningkatkan kinerja dan menurunkan biaya dari barang dan jasa.

2. Meningkatkan efisiensi.

3. Meningkatkan pengambilan keputusan.

4. Membagi pengetahuan.”

Menurut Jones, F. L., Rama, D. V. (2006, p6), ”Kegunaan sistem

informasi akuntansi adalah:

1. Menghasilkan laporan eksternal

2. Mendukung aktivitas rutin

3. Pengambilan keputussan

4. Perencanaan dan pengendalian

5. Implementasi Pengendalian Internal”

Menurut pendapat Wilkinson et al. (2000,p8-10), ”Tujuan penggunaan

sistem informasi akuntansi adalah :

1. Mendukung operasional sehari – hari.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

13

2. Mendukung pengambilan keputusan bagi pengambil keputusan internal.

3. Untuk memenuhi kewajiban atau tanggung jawab yang sesuai dengan

jabatannya.”

2.1.6. Siklus Pemrosesan Transaksi

Menurut pendapat Romney, M. B., Steinbart, P. J. (2006,p.30), ”Siklus

pemrosesan transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang

dilakukan perusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian,

produksi, hingga penjualan barang atau jasa. Siklus transaksi pada

perusahaan dapat dibagi kedalam lima subsistem yaitu:

1. Revenue cycle (Siklus Pendapatan), yang terjadi dari transaksi pembelian

dan penerimaan kas.

2. Expenditure Cycle (Siklus Pengeluaran), yang terdiri dari peristiwa

pembelian dan pengeluaran kas.

3. Human Resoure / Payroll Cycle (Siklus Sumber Daya Manusia), yang terdiri

dari peristiwa yang berhubungan dengan perekrutan dan pembayaran

atas tenaga kerja.

4. Production Cycle (Siklus Produksi), yang terdiri dari peristiwa yang

berhubungan dengan pengubahan bahan menyah menjadi produk / jasa yang

siap dipasarkan.

5. Financing Cycle (Siklus Keuangan Perusahaan), yang terdiri darpi peristiwa

yang berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor”

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

14

2.2. Pengertian Penjualan

Menurut Warren, et al (2006, p300), “penjualan adalah jumlah yang dibebankan

kepada pelanggan untuk barang dagang yang dijual, baik secara tunai maupun kredit”

Menurut Gelinas, U. J., Sutton, S. G., Hunton, J. E. (2005, p350), proses

penjualan adalah pertimbangan sebuah struktur interaksi dari people, peralatan, metode-

metode, dan kendali-kendali yang didesain untuk memperoleh tujuan tertentu.

Jadi penjualan adalah suatu kegiatan yang melibatkan penjual dan pembeli untuk

kemudian bertukar barang atau jasa dengan sesuatu yang bernilai satu sama lain.

2.3. Penerimaan kas

Menurut Mulyadi (2001, p455-456) penerimaan kas perusahaan berasal dari dua

sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari

piutang.

Penerimaan kas dari COD sales (cash on delivery sales) adalah transaksi penjualan

yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam

penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan.

2.4. Piutang Dagang

2.4.1. Pengertian Piutang Dagang

Menurut Horngren, C. T., Harrison, W. T., Bamber, L. S. (2002, p12), ”

Account Receivable is a promise to receive cash from customers to whom the

business had sold goods or for whom the business has performed service”.

Piutang Dagang adalah suatu janji untuk menerima uang dari pelanggan dimana

perusahaan telah menjual barang-barang atau telah melakukan jasa kepadanya

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

15

Menurut Kieso et al (2001, p341) ”Receivables are claims held against

customer and others for money, goods, or services” Piutang adalah klaim

terhadap pelanggan atau pihak lain untuk uang, barang atau jasa

Jadi piutang dagang adalah uang, barang, atau jasa yang terhutang yang

harus diberikan pelanggan atas suatu transaksi jual-beli yang telah terjadi

sebelumnya.

2.4.2. Sistem Akuntansi Piutang

2.4.2.1.Fungsi yang Terkait

Menurut Narko (2002, h106-107), “fungsi piutang dagang meliputi :

1. Memelihara buku pembantu piutang pada masing-masing langganan.

2. Mengirim surat pernyataan piutang secara periodik”

2.4.2.2.Informasi yang Diperlukan Manajemen

Menurut Narko (2002, h106), “informasi yang dibutuhkan manajemen

sehubungan dengan piutang dagang meliputi:

1. Jumlah piutang kepada tiap-tiap pelanggan

2. Jumlah piutang dan identitas pelanggan yang menunggak”

2.4.2.3.Bukti Transaksi yang Digunakan

Menurut Narko (2002, h107), “bukti transaksi yang dipergunakan sebagai

dasar pembukuan ke buku pembantu piutang terdiri dari :

1. Faktur (penjualan kredit)

2. Bukti kas masuk

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

16

3. Bukti memorial”

2.5. Sistem Pengendalian Internal

2.5.1. Pengertian Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2002, p180) “Pengendalian Internal adalah suatu proses

yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang

didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga

golongan tujuan berikut ini:

1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

3. Efektifitas dan efisiensi operasi”

2.5.2. Unsur Pengendalian Internal

Mulyadi (2002, p180) dalam bukunya menuliskan, “SA Seksi 319

Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan

paragraph 07 menyebutkan lima unsur pokok pengendalian intern: 1. lingkungan

pengendalian, 2. penaksiran resiko, 3. informasi dan komunikasi, 4. aktivitas

pengendalian, 5. pemantauan”

Narko (2002, h59-60) menuliskan, “Kebanyakan kepustakaan yang

membahas sistem pengendalian intern mengacu kepada pengertian yang

dikeluarkan oleh AICPA (American Institute Certified Public Accountant) pada

tahun 1949. Dalam hal ini terdapat empat unsur sistem pengendalian intern

sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional yang jelas.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

17

2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap harta, utang, pendapatan dan biaya.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian

organisasi.

4. Karyawan yang mampu melaksanakan tugasnya.”

2.5.3. Klasifikasi Pengendalian

Menurut Wilkinson et al. (2000, p269-289), “pengendalian internal dibagi

dalam tiga kategori yaitu :

1. General Control

• Organizational Controls

Harus dilakukan pemisahan fungsi antara yang melakukan operasional

dengan bagian yang menangani pencatatan

• Documentation Controls

Dokumentasi yang ada harus lengkap dan up-to-date

• Asset Accountabillity Controls

Buku besar pembantu piutang harus dimaintain dan direkonsiliasi secara

berkala dengan rekening kontrol yang ada dibuku besar. Demikian juga halnya

dengan catatan persediaan.

• Management Practices Controls

Karyawan, termasuk programmer dan akuntan harus diberikan pelatihan audit

harus dilakukan terhadap kebijakan penjualan dan penerimaan kas. Manajer

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

18

harus melakukan review terhadap analisis periodik dan laporan – laporan

mengenai kegiatan akuntansi dan transaksi yang disahkan melalui komputer

• Data Center Operation Controls

Staf TI dan akuntansi harus diawasi, dan kinerja mereka di-review dengan

bantuan laporan kontrol proses komputer dan pencatatan akses

• Authorization Controls

Semua transaksi penjualan kredit harus diotorisasi oleh manajer kredit

• Access Controls

Menggunakan password, gudang dan kas yang terlindung secara fisik,

melakukan back-up, terhadap file piutang dan persedian ke dalam media

penyimpanan lain.

2. Application Controls

1. Input Controls

Dokumen – dokumen yang terkait dengan penjualan dan pengiriman

barang bernomor urut tercetak dan diotorisasi oleh orang yang

berwenang.

Validasi data pesanan penjualan ketika data dimasukkan dalam

proses.

Memperbaiki error yang terdekteksi ketika entry data sebelum

data diposting ke file pelanggan dan persediaan.

2. Processing Controls

Perpindahan barang dari gudang barang jadi dan pengiriman

barang hanya atas dasar otorisasi tertulis.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

19

Pengiriman faktur ke pelanggan dilakukan atas dasar notifikasi

dari departemen pengiriman mengenai barang yang sudah dikirim.

Penerbitan kredit memo atas retur penjualan hanya dilakukan

jika barang telah dikembalikan.

Verifikasi semua catatan komputer terhadap faktur penjualan sebelum

diposting ke file pelanggan, untuk menyakinkan bahwa barang

yang dipesan sesuai dengan yang dikirim.

Simpanan kas segera setelah diterima untuk menghindari

penyelewengan dana

3. Output Controls

Menyiapkan laporan bulanan yang harus dikirimkan kepada

semua pelanggan yang berhutang.

Copy file dari semua dokumen yang berkaitan dalam transaksi

penjualan dengan nomor yang berurut, untuk mengecek apakah

ada nomor yang terlewat.

Mencetak daftar ringkasan transaksi dan akuntansi secara

periodik sebagai dasar untuk melakukan review”

2.5.4. Aktifitas Pengendalian

Mulyadi (2002, p 189), Aktifitas pengendalian yang relevan denngan

audit atas laporan keuangan dapat digolongkan ke dalam berbagai kelompok.

Salah satu cara penggolongan adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian pengolahan informasi

a) Pengendalian umum

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

20

b) Pengendalian aplikasi

• Otorisasi memadai

• Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan

memadai

• Pengecekan secara independen

2. Pemisahan fungsi yang memadai

3. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan

4. Review atas kinerja

2.6. Iklan

2.6.1. Pengertian Iklan

Menurut Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia iklan adalah segala

bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai

oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh

masyarakat

Menurut Lee, M., Johnson, C. (2007, p3), periklanan adalah komunikasi

komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya

yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal

seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung),

reklame luar ruang, atau kendaraan umum.

Jadi iklan adalah pengkomunikasian segala bentuk pesan yang

disampaikan melalui media untuk menyampaikan pesan tentang suatu barang

yang ditujukan untuk sebagian atau seluruh masyarakat

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

21

2.6.2. Jenis Iklan

Menurut Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, jenis-jenis iklan

adalah:

• Iklan di Media Massa termasuk Luar Ruang & Internet

• Advertorial

• 'Built-in'

• Poster & Selebaran

• Iklan Baris

Menurut Lee, M., Johnson, C. (2007, p4), periklanan diklasifikasikan

menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

1. Periklanan Produk

Porsi pengeluaran periklanan dibelanjakan untuk produk: presentasi dan

promosi produk-produk baru, produk-produk yang ada dan produk-produk hasil

revisi.

2. Periklanan Eceran

Periklanan eceran bersifat lokal dan berfokus pada toko, tempat di

mana beragam produk dapat dibeli atau di mana satu jasa ditawarkan.

Periklanan eceran memberikan tekanan pada harga, kertsediaan, lokasi, dan

jam-jam operasi.

3. Periklanan Korporasi

Fokus periklanan ini adalah membangun identitas korporasi atau untuk

mendapatkan dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

22

4. Periklanan Bisnis-ke-Bisnis

Istilah ini berkaitan dengan periklana yang ditujukan kepada para

pelaku industri (ban yang diiklankan kepada manufaktur mobil), para

pedagang perantara (pedagang partai besar dan pengecer), serta para

profesional (seperti pengacara dan akuntan).

5. Periklanan Politik

Periklanan politik sering kali digunakan para politisi untuk membujuk

orang untuk memilih mereka; dan karenanya, iklan jenis ini merupakan bagian

penting dari proses politik di negara-negara demokrasi yang memperbolehkan

iklan para kandidat.

6. Periklanan Direktori

Orang merujuk periklanan direktori untuk menemukan cara membeli

sebuah produk atau jasa.

7. Periklanan Respon Langsung

Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua arah diantara

pengiklan dan konsumen.

8. Periklanan Layanan Masyarakat

Periklanan pelayanan masyarakat dirancang untuk beroperasi demi

kepentingan masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat.

9. Periklanan Advokasi

Periklanan advokasi berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan

kalrifikasi isu sosial yang kontroversial dan menjadi kepentingan masyarakat.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

23

2.6.3. Fungsi-Fungsi Periklanan

Menurut Lee, M., Johnson, C. (2007, p4), fungsi-fungsi periklanan

sebagai berikut:

1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”; ia

mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan alokasi penjualannya.

Ia memberitahu konsumen tentang produk-produk baru.

2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif”; ia mencoba

membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau

mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.

3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”; terus-menerus

mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan

tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan merek

pesaingnya

2.7. Harga

2.7.1. Pengertian Harga

Menurut Chandra, G. (2002, p149) istilah harga dapat diartikan sebagai

jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non-moneter) yang

mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan

suatu produk.

Harga berdasarkan pendapat Tjiptono, F. (2002, p151) adalah satuan

moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang atau jasa lainnya) yang ditukarkan

agar memperoleh hak kepemilikan/ penggunaan suatu barang atau jasa.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

24

Menurut Kartajaya, H. (2001, p197) mendefinisikan harga merupakan

suatu pengorbanan yang harus dilakukan oleh konsumen untuk mendapat

kualitas yang ada dalam benaknya. Dari sudut pandang pemasaran, harga

merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Tingkat

harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Sementara itu, dari

sudut pandang konsumen, harga dapat digunakan sebagai indicator nilai bila

harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang

atau jasa.

2.7.2. Tujuan dan Peranan Harga

Menurut Tjiptono (2002, pp152-153) pada dasarnya ada empat jenis

tujuan penetapan harga, yaitu:

1. Tujuan berorentasi pada laba

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu

memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal

dengan istilah maksimasi laba. Dalam era persaingan global yang kondisinya

sangat kompleks dan banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing

setiap perusahaan, maksimasi laba sangat sulit dicapai, karena sukar sekali untuk

dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada

tingkat harga tertentu. Dengan demikian, tidak mungkin suatu perusahaan dapat

mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

25

2. Tujuan berorentasi pada volume

Selain tujuan berorentasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan

harganya berdasarkan tujuan yang berorentasi pada volume tertentu atau yang

biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Harga ditetapkan

sedemikin rupa agar dapat mencapai target volume penjualan (dalam ton, kg,

unit, m3, dan lainlain), nilai penjualan (Rp) atau pangsa pasar (absolut maupun

relatif). Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan, lembaga

pendidikan, perusahaan tour and travel, pengusaha bioskop dan pemilik bisnis

pertunjukan lainnya, serta penyelenggara seminar-seminar. Bagi sebuah

perusahaan penerbangan, biaya penerbangan untuk satu pesawat yang terisi

penuh maupun yang hanya terisi separuh tidak banyak berbeda. Oleh karena itu,

banyak perusahaan penerbangan yang berupaya memberikan insentif berupa

harga spesial agar dapat meminimasi jumlah kursi yang tidak terisi.

3. Tujuan berorentasi pada citra

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan

harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan

untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), misalnya dengan

memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu

wilayah tertentu. Pada hakikatnya, baik penetapan harga tinggi maupun rendah

bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran

produk yang ditawarkan perusahaan.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

26

4. Tujuan stabilisasi harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitive terhadap harga, bila suatu

perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan

pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan

stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu yang produknya sangat

terstandarisasi (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan

jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara

harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader).

5. Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,

mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau

menghindari campur tangan pemerintah. Organisasi non-profit juga dapat

menetapkan tujuan penetapan harga yang berbeda, mislnya untuk mencapai

partial cost recovery, full cost recovery, atau untuk menetapkan social price.

Menurut Tjiptono (2002, p152) harga memiliki dua peranan utama dalam

proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan

informasi.

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat

membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya

belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

27

dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana

yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam ‘mendidik’ konsumen

mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat

dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor

produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah

bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

2.7.3. Prosedur Penetapan Harga

Berdasarkan pendapat Kotler (2002, p523-524) perusahaan harus

mempertimbangkan banyak faktor dalam menetapkan kebijakan harganya.

Adapun prosedur enam langkah untuk menetapkan harga:

1. Memilih Tujuan Penetapan Harga

Pertama-tama perusahaan harus memutuskan apa yang ingin dicapai dengan

penawaran produk tertentu. Jika perusahaan telah memilih pasar sasaran dan

penentuan posisi pasarnya dengan cermat, maka strategi bauran pemasarannya

termasuk harga akan cukup jelas.

2. Menentukan Permintaan

Tiap harga yang dikenakan perusahaan akan menghasilkan tingkat

permintaan yang berbeda-beda dan karena itu akan memberikan pengaruh yang

berbeda pula pada tujuan pemasarannya.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

28

3. Memperkirakan Biaya

Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan

perusahaan atas produknya dan biaya perusahaan menentukan batas terendahnya.

Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi,

distribusi dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang memadai atas

usaha dan resikonya.

4. Menganalisis Biaya, Harga dan Penawaran Pesaing

Dalam rentang harga yang mungkin, yaitu diantara biaya dan permintaan

pasar, biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi harga membantu

perusahaan menetapkan harga yang akan dikenakan. Perusahaan perlu mengukur

biayanya dengan biaya pesaing untuk mengetahui apakah biaya produksinya

lebih tinggi atau lebih rendah. Perusahaan dapat mengirimkan pembelanja dan

pembanding untuk mengetahui harga pesaing dan nilai penawarannya.

Perusahaan juga dapat memperoleh daftar harga pesaing, membeli peralatan

pesaing kemudian membongkarnya serta menanyai pembeli bagaimana mereka

menilai harga dan kualitas penawaran pesaing.

5. Memilih Metode Penetapan Harga

Perusahaan memecahkan masalah penetapan harga ini dengan memilih suatu

metode penetapan harga yang menyertakan satu atau beberapa unsur dari ketiga

pertimbangan ini. Metode penetapan harga akan menghasilkan suatu harga

tertentu.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

29

Berikut metode-metode penetapan harga, yaitu: penetapan harga mark up

(markup pricing), penetapan harga berdasarkan sasaran pembeli (target return

pricing), penetapan harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan (perseived-value

pricing), penetapan harga nilai (value pricing), penetapan harga sesuai harga

yang berlaku (going-rate pricing) dan penetapan harga penutup (sealed-bid

pricing).

6. Memilih Harga Akhir

Metode-metode penetapan harga mempersempit tentang harga yang dipilih

perusahaan untuk menentukan harga akhir. Dalam memilih harga akhir,

perusahaan mempertimbangkan sebagai faktor tambahan, termasuk penatapan

harga psikologis, pengaruh elemen bauran pemasaran lain terhadap harga,

kebijakan penetapan harga perusahaan dan dampak dari harga terhadap pihak-

pihak lain.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

30

2.8. Konsep Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

Menurut Mathiassen, L., Madsen, A. M., Nielsen, P. A. (2000, p14) “Object

Oriented Analysis and Design terbagi dalam empat aktivitas utama, yaitu: analisis

problem-domain, analisis application domain, architecture design, dan component

design” seperti dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Kegiatan Utama dalam Analisa dan Perancangan Berorientasi Objek

Sumber: Mathiassen, et al. “Object Oriented Analysis and Design” (2000, p14)

2.8.1. Pengertian Object Oriented Analysis and Design

Menurut Mathiassen et al. (2000, p4), ”Objek adalah kesatuan dengan

identity, state dan behaviour. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

object oriented analysis and design merupakan kegiatan untuk menentukan

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

31

problem domain dan kemudian mencari pemecahan masalah yang logikal yang

berbasiskan objek.

2.8.2. Object

Menurut Mathiassen et al. (2000, p4), ”Objek adalah sebuah entitas

dengan identitas, status dan tingkah laku”. Dalam OOA&D hal paling mendasar

adalah sebuah object. Dalam analisa, object digunakan untuk membantu dalam

memahami system’s context. Sementara dalam Design, objek digunakan untuk

memahami dan menggambarkan sistem itu sendiri.

2.8.3. Classes

Menurut Mathiassen et al. (2000, p53), ”Class is description of collection

of objects sharing structure, behavioural pattern, and attribute”. Class adalah

penggambaran dari sekelompok objek yang mempunyai structure, behavioural

pattern, dan attribute yang sama.

Kegiatan class akan menghasilkan sebuah Event Tabel. Seperti

terlihat pada contoh tabel di bawah.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

32

Tabel 2.1 Contoh Event Table (Sumber: Mathiassen)

2.8.4. System Definition

Menurut Mathiassen et al. (2000, p24), ”System definition adalah a

conscise description of a computerized system expressed in natural language”.

Definisi sistem merupakan suatu gambaran secara umum bagaimana suatu sistem

berjalan dalam perusahaan tersebut.

2.8.5. Rich Picture

Menurut Mathiassen et al (2000, p26), ”Rich picture is an informal

drawing that presents the illustrator’s understanding of a situation”. Rich

picture adalah sebuah gambaran informal yang menggambarkan pemahaman

sang ilustrator terhadap situasi tertentu

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

33

2.8.6. The FACTOR Criterion

Menurut Mathiassen et al. (2000, p39), kriteria FACTOR terdiri dari enam

elemen, yaitu:

• Functionality: Fungsi sistem yang mendukung tugas-tugas application

domain.

• Application Domain: Bagian organisasi yang mengadministrasi, memonitor,

dan mengontrol problem domain.

• Condition: Kondisi dimana sistem akan dikembangkan dan digunakan.

• Technology: Mencakup teknologi yang akan digunakan untuk

mengembangkan sistem dan teknoloi dimana sistem akan dijalankan.

• Objects: Objek utama dari problem domain.

• Responbility: Tanggung jawab keseluruhan dari sistem dalam hubungannya

dengan konteks.

2.8.7. Problem-Domain Analysis

Menurut Mathiassen et al. (2000, p45), ”Problem-domain: That part of a

context that is administrated, monitored, or controlled by a system”. Problem

Domain adalah bagian dari sebuah context yang diatur, dipantau, dan

dikendalikan oleh sebuah sistem” analisa terhadap sistem bisnis dalam dunia

nyata yang dapat diatur, dimonitor, atau dikendalikan oleh sistem.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

34

Analisis problem domain dibagi menjadi tiga kegiatan seperti tampak pada tabel

di bawah ini:

Tabel 2.2 Kerangka Analisis Problem Domain (Sumber: Mathiassen)

Gambar 2.2 Problem Domain Analysis

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

35

2.8.8. Model

Menurut Mathiassen et al. (2000, p45), ”Model: A description of classes,

objects, structures, and behavior in a problem domain”. Model adalah sebuah

deskripsi dari classes, objects, structures, dan behavior dalam sebuah problem

domain

2.8.9. Structure

Mengacu pada pendapat Mathiassen et al. (2000), Structure bertujuan untuk

menggambarkan hubungan struktural antara classes dan object dalam problem

domain.

2.8.10. Behavior

Mengacu pada pendapat Mathiassen et al. (2000, p89), kegiatan behavior

bertujuan untuk memodelkan apa yang terjadi (perilaku dinamis) dari sebuah

problem-domain. Tugas utama dari kegiatan ini adalah menggambarkan pola

perilaku (behavioural pattern) dan atribut dari setiap kelas yang digambarkan

melalui statechart diagram.

2.8.11. Application Domain Analysis

Menurut Mathiassen et al. (2000, p115), ”Application Domain: An

organization that administrates, monitors, or controls a problem domain”.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

36

Application Domain adalah suatu organisasi yang mengatur, memantau, atau

mengendalikan sebuah problem-domain.

2.8.12. Usage

Mengacu pada pendapat Mathiassen et al. (2000, p119), tujuan dari

kegiatan usage adalah untuk menentukan bagaimana aktor-aktor berinteraksi

dengan sistem.

2.8.13. Function

Menurut Mathiassen et al. (2000, p137), ”Function: A facility for making

a model useful for actors”. Function adalah sebuah fasilitas dalam membuat

sebuah model berguna bagi aktor. Kegiatan function memfokuskan pada

bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu aktor dalam melaksanakan

pekerjaan mereka.

2.8.14. Interface

Menurut Mathiassen et al. (2000, p151), ”Interface: A facilities that make

a system’s model and functions available to actors”. Interface adalah sebuah

fasilitas yang membuat system’s model dan functions tersedia bagi aktor.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

37

2.8.15. Architecture Design

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) keberhasilan suatu sistem

ditentukan dari kekuatan desain arsitekturalnya. Arsitektur membentuk sistem

yang sesuai dengan sistem tersebut dengan memenuhi kriteria desain tertentu.

Arsitektur berfungsi sebagai kerangka untuk pengembangan selanjutnya.

Menurut Irwanto, D. (2006, p4) Aktivitas merancang arsitektur sistem

adalah sebuah kegiatan yang bertujuan mendeskripsikan keseluruhan struktur

sistem dan hubungan antara komponen-komponen utama dari sistem tersebut

beserta interaksinya

2.8.16. Criteria

Menurut Mathiassen et al. (2000, p177), ”Criterion is a preferred

property of an architecture”. Criteria adalah sifat yang diinginkan dari sebuah

arsitektur

2.8.17. Component Architecture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p189), ”Component Architecture: A

system structure of interconnected components”. Component Architecture adalah

struktur sistem dari komponen yang saling berhubungan Menurut pendapat

Mathiassen et al. (2000), suatu arsitektur komponen yang baik menunjukkan

beberapa prinsip, yaitu mengurangi kompleksitas dengan membagi menjadi

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-2-00556-AKSI Bab 2.pdf11 yang mengumpulkan data yang menggambarkan kegiatan perusahaan, merubah

38

beberapa tugas, menggambarkan stabilitas dari konteks sistem, dan

memungkinkan suatu komponen dapat digunakan pada bagian lain

2.8.18. Process Architecture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p209), ”Process Architecture: A system-

execution structure composed of interdependent processes”. Arsitektur proses

adalah struktur eksekusi sistem yang terdiri atau tersusun dari proses yang saling

terkait.