bab ii value proposition - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...

38
9 BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 Entrepreneur Entrepreneur (Bygrave & Zacharakis, 2014) merupakan seseorang yang melihat sebuah peluang dan membuat sebuah usaha untuk menggapai peluang tersebut. Entrepreneurial process (Bygrave & Zacharakis, 2014) mencakup semua fungsi, kegiatan, dan tindakan yang merupakan bagian dari proses menangkap peluang dan menciptakan usaha untuk mengejarnya. Berikut ini yang merupakan faktor-faktor dalam menguji entrepreneurial process, yaitu personal, sociological, organizational, dan environmental. 2.2 Olahraga Olaharaga merupakan aktivitas jasmani yang dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan (Nopembri & Sumaryoto, 2014). Menurut Daniel Landers (profesor pendidikan olahraga dari Arizona State University), selain untuk kesehatan tubuh, olahraga memiliki manfaat bagi kesehatan yaitu mengurangi stress, dapat meningkatkan kekuatan otak, dapat melawan penuaan, penyalur syaraf otak, dan meningkatkan rasa bahagia

Upload: danganh

Post on 14-Aug-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

9

BAB II

VALUE PROPOSITION

2.1 Entrepreneur

Entrepreneur (Bygrave & Zacharakis, 2014) merupakan seseorang yang

melihat sebuah peluang dan membuat sebuah usaha untuk menggapai peluang

tersebut. Entrepreneurial process (Bygrave & Zacharakis, 2014) mencakup semua

fungsi, kegiatan, dan tindakan yang merupakan bagian dari proses menangkap

peluang dan menciptakan usaha untuk mengejarnya.

Berikut ini yang merupakan faktor-faktor dalam menguji entrepreneurial

process, yaitu personal, sociological, organizational, dan environmental.

2.2 Olahraga

Olaharaga merupakan aktivitas jasmani yang dilakukan dengan tujuan untuk

memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dapat dilakukan

sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan

untuk meningkatkan kesehatan (Nopembri & Sumaryoto, 2014).

Menurut Daniel Landers (profesor pendidikan olahraga dari Arizona State

University), selain untuk kesehatan tubuh, olahraga memiliki manfaat bagi kesehatan

yaitu mengurangi stress, dapat meningkatkan kekuatan otak, dapat melawan

penuaan, penyalur syaraf otak, dan meningkatkan rasa bahagia

Page 2: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

10

2.3 Senam Aerobik

Menurut Marta Dinata (2007) Senam aerobik adalah serangkaian gerak yang

dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang dipilih sehingga

melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas, dan durasi tertentu. Latihan aerobik dapat

memberikan pengaruh yang baik terhadap sistem kerja tubuh, salah satunya adalah

sistem kardiovaskular dengan latihan yang benar dan teratur. Perubahan dapat dicapai

setelah mencapai waktu yang diperlukan untuk adaptasi fisiologis yaitu berkisar 6-8

minggu (Arsdiani,2006). Keuntungan melakukan senam aerobik menurut Lynne

Brick, adalah sebagai berikut:

1. Otot-otot jantung akan lebih kuat dalam memompa darah untuk

mengirimkan oksigen keseluruh tubuh.

2. Kekuatan otot akan lebih bertambah

3. Daya tahan otot akan meningkat

4. Kelenturan pada sekeliling sendi akan meningkat

5. Komposisi tubuh akan lebih baik dan lebih ideal

2.3.1 Teknik Senam Aerobik

1. Body Allignment

Merupakan menjaga posisi tubuh dan anggota tubuh dengan benar,

yaitu berada dalam satu garis lurus ketika bergerak dalam permukaan

lantai, ketika melakukan gerakan lompat di udara dan saat kembali

Page 3: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

11

mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

tangan dalam senam.

2. Basic Steps

Tujuh langkah dasar seperti heel touch, tap side, single top, double

step, grapefine, twist, leg curl, easy walk, box step, on the spot, squat,

mambo chacha, slide.

3. Arm Movements

Melakukan gerakan mengayunkan lengan yang terdiri dari punching,

rowing, pull up/down, arm curl, chest press, butterfly, dan arm

pumping.

2.4 Seni bela diri

Seni bela diri (martial arts) merujuk pada berbagai sistem pelatihan untuk

pertarungan yang telah diatur atau sistematis. Umumnya, sistem yang berbeda atau

gaya yang dirancang untuk satu tujuan: secara fisik mengalahkan lawan dan membela

terhadap ancaman. Faktanya, kata asal beladiri “Martial” berasal dari nama Mars

yang merupakan dewa perang Romawi.

2.4.1 Sejarah Bela Diri

Masyarakat kuno dari semua jenis terlibat dalam pertarungan, perang,

pemburuan. Sehingga tiap peradaban memiliki seni beladiri versi mereka

sendiri. Namun, kebanyakan orang identik dengan Asia ketika mereka

Page 4: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

12

mendengar istilah seni beladiri.

2.4.2 Jenis beladiri

Secara umum, seni bela diri dapat dibagi menjadi 5 kategori, yaitu :

Stand-up, grappling, low-impact, weapons, dan Hybrid atau MMA (Mixed

Martial Arts).

1. Stand-up

Gaya seni bela diri kategori stand-up mengajarkan secara praktik

bagaimana mempertahankan diri dengan kaki mereka dengan

memanfaatkan teknik blok, tendangan, pukulan, lutut dan siku. Beberapa

bagian dari gaya seni bela diri stand-up antara lain :

a. Muay Thai

b. Karate

c. Taekwondo

2. Grappling

Gaya grappling atau bergulat dalam bela diri berfokus pada praktik

pengajaran tentang bagaimana membuat lawan ke tanah dimana mereka

dapat mencapai posisi dominan untuk mengakhiri pertarungan. Beberapa

bagian dari gaya seni bela diri grappling antara lain :

a. Brazilian Jiu Jitsu

b. Wrestling

c. Sumo

Page 5: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

13

3. Low Impact

Praktek gaya low impact lebih memperhatikan kepada teknik pernapasan,

kebugaran, dan sisi spiritual dibanding hal-hal bersifat pertarungan.

Beberapa bagian dari gaya bela diri low impact, yaitu:

a. Taichi

b. Baguazhang

4. Hybrid atau MMA (Mixed Martial Arts)

Sebagian besar gaya seni bela diri menggunakan teknik yang ditemukan

oleh pihak-pihak lain. Istilah MMA umumnya mengacu pada pelatihan

untuk berkompetisi dalam gaya olahraga seni bela diri yang

memungkinkan untuk menggunakan beberapa teknik seperti grappling,

stand-up, low impact. Gaya ini mencakup :

a. MMA itu sendiri

b. Ninjutsu

5. Weapons

Gaya ini memanfaatkan penggunaan senjata. Misalnya pada praktisi karate

Goju-ryu diajarkan untuk menggunakan Bokken (pedang kayu). Gaya

Weapons mencakup :

a. Kendo

b. Iaido

Page 6: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

14

6. Throwing atau Takedown

Pertarungan selalu dimulai dari posisi berdiri. Cara yang pasti untuk

menguasai pertarungan adalah dengan menggunakan teknik throwing

(melempar) dan takedown.

2.5 Kesehatan

Menurut organisasi PBB, WHO (World Health Organization), kesehatan

adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan

satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.

Menurut Dr. Henrik L. Blum terdapat 4 faktor yang secara bersama-sama dapat

mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat, sebagai berikut :

Gambar 2.1 Empat Faktor Kesehatan

Kesehatan

Keturunan

Perilaku Individu

Lingkungan

Pelayanan Kesehatan

Page 7: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

15

1. Faktor kesehatan lingkungan

Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori,

yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang

berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim,

perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil

interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan

sebagainya.

2. Faktor perilaku individu

Faktor ini dipengaruhi oleh suatu kebiasaan individu, adat istiadat,

kepercayaan, pendidikan, sosial ekonomi serta perilaku lainnya yang sudah

melekat pada masing-masing individu.

3. Faktor pelayanan kesehatan

Keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan

pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan

keperawatan serta kelompok masyarakat yang memerlukan pelayanan

kesehatan.

4. Faktor keturunan

Keturunan merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang

dibawa sejak lahir, misalnya penyakit keturunan seperti diabetes atau

jantung.

Page 8: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

16

2.5.1 Senam Aerobik dan Penyakit jantung

Menurut Dr. Yusrahma Nurina, Chief Executive Officer Sahid

Sahirman Memorial Hospital Jakarta, sekitar 30 persen dari total penduduk

ibu kota rentan mengalami serangan jantung.

Senam aerobik dapat menjadi solusi alternatif dalam pencegahan

penyakit jantung karena salah satu manfaat senam aerobik adalah untuk

meningkatkan daya kerja jantung.

2.5.2 Senam Aerobik dan Hipertensi

Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32 persen pada

tahun 2008 dengan kisaran usia di atas 25 tahun. Jumlah penderita pria

mencapai 42,7 persen, sedangkan 39,2 persen adalah wanita.

Pencegahan hipertensi juga dapat dilakukan salah satunya dengan

cara berolahraga deengan aktivitas fisik, misalnya dengan senam aerobik.

2.6 Analisis Pasar dan Industri

Analisis pasar dan industri diperlukan untuk mengkaji target pasar kita untuk

mengetahui seberapa besar potensi pasar terhadap jasa yang kita tawarkan. Analisis

industri juga diperlukan untuk mengetahui posisi kita dalam industri bisnis dan

mengetahui perusahaan-perusahaan lain yang berada dalam industri yang sama.

Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis pasar dan

industri baik secara internal maupun eksternal.

Page 9: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

17

2.6.1 Analisis Porter’s Five Forces Model

Five Force’s Porter adalah salah satu kerangka kerja yang berfungsi

untuk menganalisa industri dan juga pengembangan strategi bisnis. Menurut

Thompson, Peteraf, Gamble and Strickland (2014) Porter’s Five Force ini

terdiri dari 5 kekuatan yang menjadi alat ukur untuk menganalisa suatu

industri baik sebagai tekanan ataupun pacuan, yang dapat memperngaruhi

kondisi perusahaan dan membantu pihak manajemen dalam menentukan

strategi mana yang diambil untuk kelangsungan perusahaan, 5 kekuatan

tersebut yaitu :

Gambar 2.2 Five Forces Porter Model (sumber: bootstrapbusiness)

Page 10: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

18

1. Threat of New Entrants

Pendatang baru ke dalam sebuah pasar membawa kapasitas produksi yang

baru, keinginan untuk membuat posisi yang aman di pasar, dan terkadang

sumber daya yang besar. Keseriusan dari ancaman masuknya kompetitor

ke dalam pasar dapat diketahui dari 2 faktor, yaitu : Reaksi dari

perusahaan incumbent (yang sudah ada) terhadap pendatang baru dan yang

dikenal dengan istilah barriers to entry (hambatan untuk masuk).

2. Threat of Subtitute Products or Services

Sebuah perusahaan akan beresiko mengalami tekanan persaingan ketika

perusahaan lain di industri yang berdampingan dapat membuat para

pembeli melihat bahwa produk dari dua industri tersebut merupakan

pengganti yang baik. Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi atau

rendahnya tekanan persaingan dalam subtitutes products adalah sebagai

berikut :

a. Apakah produk subtitusi tersebut sudah tersedia dengan harga yang

atraktif.

b. Apakah konsumen melihat produk subtitusi tersebut dapat

dibandingkan atau lebih baik dari segi kualitas, performa, dan atribut

lainnya.

c. Apakah cost yang dibutuhkan dalam switching produk ke produk

subtitusi tersebut tinggi atau rendah.

Page 11: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

19

3. Bargaining Power of Suppliers

Supplier dengan kekuatan daya tawar yang kuat akan mempengaruhi

profitibilitas perusahaan, antara lain dengan meningkatkan harga,

meningkatkan biaya beban, dan membatasi kesempatan mereka

memperoleh penawaran yang terbaik. Beberapa faktor yang

mempengaruhi daya tawar supplier adalah ketersedian produk supplier,

produk supplier menjadi input dari sebuah industri, standar jumlah

supplier, switching cost para buyer dalam menggantikan produk para

supplier, dan backward integrasi ke supplier industry.

4. Bargaining Power of Buyers

Pembeli dengan daya tawar yang kuat dapat membatasi profitabilitas

industri dengan menuntut konsesi harga, persyaratan pembayaran yang

lebih baik, atau fitur dan layanan tambahan yang meningkatkan biaya

anggota industri.

5. Rivalry Among Existing Competitors

Competitive force yang terkuat seringkali berasal dari persaingan pembeli

patronase diantara penjual yang saling bersaing dengan product barang

atau jasa mereka.

2.6.2 Analisis TOWS (Threat Opportunity Weakness Strength)

TOWS merupakan salah satu metode analisis. Menurut Ravanavar dan

Charantimath (2012) analisis TOWS merupakan cara yang efektif untuk

mengembangkan strategi dengan menggabungkan faktor eksternal dengan

Page 12: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

20

internal yang diawali dengan faktor-faktor eksternal industri dengan

melakukan analisa terhadap Threat-Opportunity (Ancaman-Peluang), setelah

itu baru diikuti dengan menganalisa kondisi internal industri yang terdiri dari

Weakness-Strenght (Kelemahan-Kekuatan) . Cara menggunakan analisis

TOW yaitu dengan cara mengombinasikan faktor-faktor sebagai berikut :

1. Strength / Opportunities

Mempertimbangkan semua kekuatan yang terdapat pada analisis SWOT

untuk dapat menentukan bagaimana cara memanfaatkan peluang yang

berasal dari luar.

2. Strength / Threats

Mempertimbangkan kekuatan yang telah di tulis pada analisis SWOT

untuk menentukan cara untuk menghindari ancaman yang berasal dari

luar.

3. Weakness / Opportunity

Mempertimbangkan kelemahan dan menggunakan peluang yang ada dari

luar untuk dapat menghilangkan kelemahan yang berasal dari dalam.

4. Weakness / Threats

Mempertimbangakan semua kelemahan berdasarkan setiap ancaman yang

berasal dari luar untuk dapat menghindari keduanya.

Page 13: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

21

Gambar 2.3 TOWS matrix (sumber: penulis)

2.6.3 Analisis PESTEL

PESTEL merupakan kepanjangan dari Political, Economical, Social,

Technological, Environmental, dan Legal. PESTEL ialah sebuah alat analisa

di dalam manajemen strategi untuk memahami gambaran suatu lingkungan

eksternal di dalam bisnis yang dijalankan.

Page 14: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

22

Gambar 2.4 Analisis PESTEL (sumber:pestleanalysis)

1. Political

Faktor ini memperhitungkan tingkat intervensi pemerintah terhadap

perekonomian yang sedang berjalan. Faktor politik ini penting dalam

memperhitungkan stabilitas politik untuk beroperasi atau bisnis tersebut

akan gagal dalam mencapai tingkat profit yang diinginkan. Selain

stabilitas, faktor politik juga memperhitungkan kebijakan pemerintah,

undang-undang pajak, peraturan ketenagakerjaan dan kebijakan

perdagangan.

2. Economical

Faktor ini berdampak langusng kepada profit bisnis yang dijalankan. Yang

termasuk ke dalam faktor ini adalah tingkat inflasi, nilai tukar, tingkat

bunga dan pendapatan yang mampu dikeluarkan konsumen. Faktor

ekonomi dapat dikategorikan lebih lanjut menjadi faktor micro economy

dan macro economy. Faktor micro economy terkait dengan bagaimana

Page 15: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

23

konsumen menghabiskan pendapatan mereka sedangkan faktor macro

economy lebih peduli dengan kondisi permintaan dan pasokan secara

keseluruhan dalam perekonomian.

3. Social

Lingkungan sosial di mana bisnis beroperasi juga memiliki dampak besar

pada operasi. Faktor sosial meliputi pengaruh dari sebuah kebudayaan

dan kepercayaan dari target masyarakat. Sebagai contoh, produk atau iklan

dapat menyinggung dalam budaya tertentu di suatu lingkungan sosial

tetapi dapat juga dianggap hal yang normal dalam lingkungan sosial yang

lain. Faktor ini juga akan mencakup demografi umur, pendidikan,

kesukaan, minat dan opini masyarakat.

4. Technological

Saat ini, perusahaan mengalokasikan sumber daya yang cukup terhadap

research & development untuk tetap terus berkembang dalam bisnisnya

dan tidak kalah dengan pesaingnya. Faktor teknologi tidak hanya penting

dalam produksi barang dan jasa, tetapi juga dalam pendistribusian. Faktor

teknologi ini membantu bisnis dalam mengeksplorasi cara-cara baru

berkomunikasi, serta terlibat dan berinteraksi dengan para target

masyarakat.

5. Environmental

Faktor lingkungan ini mencakup kekuatan ekologi dan lingkungan seperti

cuaca, iklim, perubahan iklim, dan faktor-faktor terkait seperti penurunan

pasokan air. Faktor-faktor tersebut dapat berdampak langsung pada

Page 16: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

24

beberapa industri dan berdampak tidak langsung namun substantial pada

industri lainnya dan dapat berakibat kepada penurunan kegiatan

operasional perusahaan.

6. Legal

Faktor hukum ini meliputi peraturan dan undang-undang yang perusahaan

harus patuhi seperti undang-undang konsumen, hukum perburuhan,

hukum antitrust, kesehatan dan keselamatan kerja dan undang-undang

upah minimum.

2.7 Business Model Canvas

Bisnis model mendeskripsikan dasar pemikiran bagaimana organisasi

diciptakan, disampaikan dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010,

hal. 14). Bisnis model kanvas memberikan tahapan yang memfasilitasikan tentang

membuat bisnis secara detail. Bisnis model didefinisikan sebagai cara organisasi

menawarkan proposisi nilai yang tinggi, menjamin bahwa nilai tersebut dapat

diproduksi dan target konsumennya memiliki akses terhadap produk tersebut.

Osterwalder & Pigneur mengajukan pendekatan kanvas yang memudahkan

pebisnis untuk mengkaji ulang keseluruhan proses bisnisnya agar lebih kompetitif

maupun dalam pengembangan bisnis baru.

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 138-139), ide inovatif dalam

bisnis model berasal dari mana saja. 9 building blocks adalah titik awal dari bisnis

itu sendiri. Inovasi bisnis model dibedakan menjadi 4 yaitu:

Page 17: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

25

1. Resource-Driven

Inovasi yang berasal dari infrastruktur yang ada atau pengembangan

kerjasama atau perubahan bisnis model.

2. Offer-Driven

Inovasi yang dibuat dengan nilai proposisi yang baru yang mempengaruhi

building blocks bisnis model yang lain.

3. Customer-Driven

Inovasi berdasarkan kebutuhan customer, dengan inovasi akses fasilitas,

atau kenyamanan.

4. Finance-Driven

Inovasi yang memberikan revenue stream yang baru, mekanisme harga,

atau dengan mengurangi biaya yang mempengaruhi pada buiding blocks

lainnya.

5. Multiple-Epicenter Driven

Inovasi yang didorong banyak faktor yang memberikan efek yang

siknifikan dan mempengaruhi building blocks lainnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, bisnis yang ditawarkan menggunakan

metode customer-driven. Metode yang memberikan inovasi terhadap produk

dengan menonjolkan nilai dari proposisi yang berkaitan terhadap 9 building blocks.

Page 18: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

26

Gambar 2.5 Nine Building Blocks (sumber : Business Model You)

2.7.1 Customer Segment

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 20), sebuah bisnis

model akan menetapkan satu atau banyak customer segments.

Organisasi harus sadar dalam mengambil keputusan pelanggan yang akan

dilayani atau diabaikan.

Ada beberapa tipe customer segments ialah

1. Mass market, bisnis model yang tidak membedakan segmen

pelanggan. Nilai proposisi, distribusi channel, dan hubungan

dengan pelanggan hanya fokus pada pelanggan yang memiliki

kebutuhan dan masalah yang sama.

2. Niche market, bisnis model yang target pasarnya hanya melayani

Page 19: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

27

segmen pelanggan tertentu. Nilai proposisi, distribusi channel, dan

hubungan dengan pelanggan disesuaikan dengan kebutuhan

pelanggan yang spesifik.

3. Segmented, bisnis model ini membedakan antara kebutuhan dan

masalah yang berbeda pada setiap pelanggan.

4. Diversified, bisnis model yang melayani 2 sekmen pelanggan yang

tidak berhubungan dari kebutuhan dan masalahnya.

5. Multi-sided platforms (or multi–sided markets), bisnis model yang

melayani dua atau lebih sekmen pelanggan yang saling

ketergantungan.

Yang menjadi customer segment pada SALVIO ini adalah

segmented market.

2.7.2 Value Proposition

Salah satu elemen dari 9 building block ialah Value Proposition

yang didefinisikan seberapa jauh produk atau layanan yang ditawarkan

mempunyai nilai yang tinggi menurut target pelanggannya (Osterwalder

& Pigneur, 2010, hal. 22). Dengan kata lain seberapa jauh perusahaan

dapat menawarkan produk atau layanan yang berbeda dengan para

pesaingnya. Tidak hanya berbeda tapi juga mempunyai nilai tinggi

atau disukai oleh konsumen.

Value Proposition yang dimiliki SALVIO, adalah :

1. Senam aerobik berbasis gerakan seni bela diri dan berkonsep

Page 20: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

28

fitness center

2. Pencegahan penyakit jantung

3. Variasi gerakan bela diri dalam senam aerobik

4. Pengecekan kesehatan

5. Sistem locker room yang aman

2.7.3 Channel

Menurut Osterwalder & Pigneur (Business Model Generation,

2010, hal. 26), Channel ialah media perusahaan dalam berkomunikasi

dengan pelanggan dan calon pelanggan dalam menyampaikan value

propositionnya. Beberapa fungsi channel antara lain:

1. Meningkatkan kesadaran pelanggan atas produk dan jasa perusahaan.

2. Membantu pelanggan mengevaluasi value proposition perusahaan.

3. Memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa yang spesifik.

4. Memberikan value proposition untuk pelanggan.

5. Menyediakan layanan dukungan pasca pembelian kepada pelanggan.

Pada blok channel ini, SALVIO menjangkau pelanggan secara

direct channel maupun dengan indirect channel.

2.7.4 Customer Relationship

Customer Relationship dibangun sesuai customer segment,

karena setiap segmentasi memiliki karakteristik yang berbeda. Menurut

Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 28), Customer Relationship dibagi

Page 21: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

29

menjadi 6 (enam):

1. Personal Assistant, merupakan komunikasi langsung antara

customer dengan customer representative sehingga kualitas barang

dapat terjamin.

2. Dedicated Personal Assistant, merupakan satu customer

representative hanya ditujukan untuk satu pelanggan sehingga

penjelasan dapat lebih jelas dibandingkan dengan personal

assistant.

3. Self service, dalam hal ini pelanggan tidak melakukan kontak

langsung dengan customer representative.

4. Automated Service, merupakan perkembangan dari self-service.

5. Communities, sebagai wadah untuk berkumpul sebagai sharing

ilmu pengetahuan, sehingga dapat membantu perusahaan dalam

mengerti keinginan mereka.

6. Co-creation, merupakan hubungan antara customer dan penjual

untuk menciptakan value propotition baru.

Pada blok customer relationships, SALVIO membangun

hubungan dengan pelanggan dengan cara Personal Assistant (trainer dan

customer service), dokter, dan komunitas SALVIO.

2.7.5 Revenue Stream

Revenue Stream pada 9 building blocks, menjelaskan bagaimana

sebuah perusahaan memperoleh cash dari setiap customer segment.

Page 22: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

30

Osterwalder & Pigneur (2010, hal 30-31) menjelaskan bahwa bila

customer adalah inti dari perusahaan, maka revenue streams adalah

pembuluh darahnya. Setiap revenue stream memiliki pricing

mechanism yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan

lainnya antara lain sistem tawar-menawar, pelelangan, mengikuti

permintaan pasar, harga tergantung dari volume, dan sebagainya.

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 30), sebuah bisnis

model dapat melibatkan dua tipe revenue streams yang berbeda, yakni:

1. Transaction revenues yang diperoleh dari 1 kali pembayaran dari

customer

2. Recurring revenues yang berasal dari pembayaran yang masih

berlanjut untuk menyampaikan value proposition kepada pelanggan

dan menyediakan customer support setelah pembelian.

Ada beberapa cara untuk meng-generate Revenue Streams,

antara lain :

1. Sale

Sale adalah jenis revenue stream yang paling umum dan banyak

dimengerti, yaitu menjual hak kepemilikan dari sebuah produk

fisik. Seseorang yang membeli produk tersebut, akan memiliki

hak untuk menggunakan, menjualnya, memberikannya, atau

membuangnya.

2. Usage fee

Revenue Stream jenis ini dihasilkan melalui berapa banyak

Page 23: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

31

penggunaan sebuah service. Semakin banyak service yang

digunakan maka semakin besar juga jumlah yang harus dibayar

customer.

3. Subscription fee

Revenue Stream jenis ini didapat dengan cara menjual akses untuk

suatu service secara terus menerus, misalnya sebuah gym/tempat

olahraga menjual membershipnya secara bulanan atau tahunan, dan

sebagai gantinya member akan memperoleh akses fasilitas dalam

gym tersebut.

4. Lending/Renting/Leasing

Revenue Stream jenis ini diciptakan dengan cara memberikan

seseorang hak eksklusif untuk menggunakan aset dalam suatu

periode tertentu, dan selama itu ada biaya sewa yang harus

diberikan kepada pemilik aset tersebut.

5. Licensing

Untuk Revenue Stream jenis ini, penghasilan dihasilkan dengan

memberikan customers dalam bentuk ijin yang digunakan sebagai

intellectual property. Pemegang hak dapat menghasilkan

penghasilan dari properti mereka, tanpa harus memproduksi sendiri

atau mengiklankan.

6. Brokerage Fees

Revenue Stream jenis ini terdapat perantara, yaitu orang yang

berlaku sebagai penengah antara 2 atau lebih pihak.

Page 24: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

32

7. Advertising

Pada Revenue Stream jenis ini, penghasilan dihasilkan dengan cara

mempromosikan sebuah produk, jasa, atau merek.

2.7.6 Key Resources

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 35), key resources

dibagi menjadi 4 macam yaitu physical, intellectual, human dan

financial. Keempat hal ini sangat berperan penting dalam menjaga

key relationship. Key resources yang digunakan dalam bisnis model

SALVIO ini antara lain:

1. Physical

Merupakan sejumlah aset fisik yang dimiliki oleh SALVIO, antara

lain:

b. Gedung

c. Fasilitas SALVIO

d. Komputer beserta perlengkapan komputer

2. Intellectual

Sumber intellectual seperti merek, pengetahuan, patents dan

copyrights, kerjasama, dan database pelanggan meningkat sebagai

komponen penting dalam bisnis model. Sumber intellectual

menjadi sulit di awal untuk dikembangkan namun ketika sukses

akan menjadi nilai tambah (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal. 35).

Page 25: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

33

3. Human

Human merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu

perusahaan. Tenaga kerja yang kompeten, kerja sama yang baik

serta memiliki dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan

merupakan nilai mutlak. Selain itu pentingnya lingkungan kerja

yang kondusif dapat dicapai melalui fasilitas yang dibutuhkan

seperti peralatan kerja yang memadai, sikap bijaksana atasan

terhadap bawahan. Selain itu, keramahan staff di SALVIO sangat

diutamakan, sehingga para customer dapat merasa nyaman. Human /

Staff pada bisnis SALVIO antara lain: Manager, Trainer,

Administrator (Kasir, Customer Service), Cleaning Service.

4. Financial

Financial dapat diartikan sebagai keuangan. Keuangan suatu

perusahaan ialah cermin dari kinerja ataupun perputaran yang

terjadi di dalam perusahaan itu sendiri. Dalam membangun bisnis,

modal merupakan faktor utama. Besar kecilnya modal akan

berdampak pada bentuk bisnisnya. Tanpa dukungan modal, bisnis

tidak akan berjalan. SALVIO dibangun dengan modal sendiri yang

dikeluarkan oleh pihak intern.

2.7.7 Key Activities

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 36-37), key

Page 26: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

34

activities mendeskripsikan aktifitas penting yang harus dilakukan

perusahaan agar bisnis modelnya dapat berjalan dengan baik.

Key activities dapat dikategorikan menjadi 3, yakni:

1. Production, aktivitas ini berhubungan dengan desain

membuat dan menyampaikan produk dengan jumlah

tertentu atau kualitas yang baik.

2. Problem solving, tipe key activities yang berhubungan

dengan langsung dengan solusi baru untuk masalah pada

individu.

3. Platform / network, bisnis model yang didominasi oleh

platform/network.

Key activities dalam SALVIO dikategorikan dalam problem

solving.

2.7.8 Key Partnership

Partnership adalah kesepakatan dan kerjasama antara dua

belah pihak untuk mencapai suatu kepentingan bersama. Sudah menjadi

strategi umum perusahaan untuk menjalin partnership yang ditujukan

agar memiliki daya saing yang tinggi dari rivalnya. Menurut buku

Osterwalder & Pigneur (2010, hal 38) kemitraan dapat dibedakan

menjadi empat jenis, yaitu:

1. Strategi aliansi antara yang bukan pesaing

2. Coopetition: kemitraan strategis antar pesaing

Page 27: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

35

3. Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru

4. Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat

diandalkan

2.7.9 Cost Structure

Cost Structure merupakan building blocks yang ke 9, dalam

bukunya Business Model Generation, Osterwalder & Pigneur (2010, hal

40-41), dalam block Cost Structure ini dijelaskan seluruh biaya yang

akan muncul dalam menjalankan sebuah bisnis model. Biaya yang

dijelaskan biasanya adalah faktor-faktor biaya paling penting.

Dalam aktivitas usaha untuk menyampaikan Value

Propositions kepada pelanggan, menjaga Customer Relationships dan

mendapatkan Revenue, seluruhnya memerlukan biaya. Biaya-biaya

itu dapat dihitung dengan mudah setelah Key Resources, key

Activities dan Key Partnerships telah ditentukan.

Biaya apa saja yang paling penting dan dibutuhkan untuk

menjalankan suatu bisnis model, biaya mana yang paling mahal dan Key

Activities apa yang paling mahal. Pada dasarnya. Berikut adalah

penjelasan dari dua jenis Cost Structure:

1. Cost Driven

Bisnis model jenis ini memiliki fokus untuk menekan biaya

serendah mungkin apabila memungkinkan. Pendekatan ini

bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan Cost

Page 28: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

36

Structure yang paling lean atau ramping. Beberapa cara yang

biasa dilakukan antara lain dengan menggunakan Value

Propositions dengan harga rendah, memaksimalkan pekerjaan

yang bisa dilakukan secara otomatis dengan mesin, dan

menggunakan outsourcing.

2. Value Driven

Beberapa perusahaan, tidak begitu mementingkan besar biaya

yang akan muncul dalam mendesain bisnis model, dan lebih

berfokus terhadap penciptaan sebuah nilai untuk pasar. Biasanya

Value Propositions dengan level premium dan pelayanan yang

lebih personal menandakan Cost Structure jenis ini.

Cost Structures dapat memiliki karakteristik-karakteristik d i

bawah ini:

1. Fixed-costs

Merupakan sebuah biaya yang tetap sama tidak terpengaruh dari

jumlah barang dan jasa yang dihasilkan.

2. Variable-costs

Variable-costs ialah biaya yang besarnya tergantung dari

jumlah produk dan jasa yang dihasilkan.

3. Economies of scale

Sebuah keunggulan dari biaya yang akan semakin murah,

semakin banyak output yang dihasilkan.

Page 29: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

37

4. Economies of scope

Keunggulan biaya yang akan lebih murah saat operasi

perusahaan menjadi lebih luas dan besar.

Dalam Bisnis Model SALVIO ini, cost structure lebih cenderung

ke Value Driven karena SALVIO lebih berfokus kepada value yang

diperoleh oleh para pelanggan dan SALVIO mengutamakan layanan

yang baik.

2.8 Strategi Pemasaran

2.8.1 Marketing Mix

Menurut Kotler & Keller (2012), Marketing Mix merupakan

sebuah tools yang digunakan memperngaruhi penjualan produk lebih

efektif. Marketing Mix terdiri dari 7P yaitu Product, Price, Place,

Promotion, People, Process, dan Physical Evidence.

1. Product

Product merupakan barang atau jasa yang kita tawarkan kepada

customer. Product yang kita tawarkan harus dapat memenuhi

kebutuhan pasar yang kita tuju.

2. Price

Harga merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses

pemasaran dari product yang kita tawarkan dan harus sesuai dengan

segmentasi kelas pada pasar yang dituju. Harga juga penting untuk

Page 30: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

38

menentukan pendapatan sehingga diperlukannya kalkulasi dalam hal

pengeluaran.

3. Place

Tempat diperlukan untuk kita membangun usaha kita, oleh karena itu

pemilihan tempat harus dilakukan dengan tepat agar strategis bagi para

pelanggan yang dapat memberikan profit bagi perusahaan.

4. Promotion

Promosi diperlukan untuk menciptakan brand awareness di masyarakat

sehingga menciptakan ketertarikan untuk menggunakan jasa yang kita

tawarkan. Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan sales promotion,

direct marketing, events, word-of-mouth dan personal selling.

5. People

Sebuah pemasaran akan berjalan dengan baik apabila orang-orang yang

bekerja di dalamnya pun baik. Hal ini juga mencerminkan bahwa

orang-orang dalam pemasaran berusaha untuk dekat dan mengetahui

kebutuhan pelanggannya.

6. Processes

Proses mencerminkan kedisiplinan, kreatif, dan struktur yang dibawa

untuk manajemen pemasaran. Kumpulan proses-proses dapat

membimbing perusahaan dalam menghasilkan wawasan imajinatif dan

produk terobosan, jasa dan kegiatan pemasaran

Page 31: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

39

7. Physical Evidence

Physical evidence atau lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi

yang di dalamnya juga termasuk suasana. Karakteristik lingkungan

fisik merupakan segi paling nampak dalam kaitannya dengan situasi.

Yang dimaksud dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi

dan lingkungan institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya,

cuaca, peletakan dan layout yang nampak atau lingkungan yang penting

sebagai obyek stimuli.

2.8.2 Segmentation, Targeting, Positioning (STP)

2.8.2.1 Segmentation

Strategi segmentation digunakan untuk membagi pasar

ke dalam kelompok-kelompok konsumen berdasarkan kebutuhan

dan keinginan yang berbeda. Strategi segmentation dibagi ke

dalam 5 kategori, yaitu :

1. Geografi, membagi pasar menjadi beberapa segmen yang

berbeda, seperti berdasarkan Negara, wilayah, kota, daerah

atau rumah tangga.

2. Demografi, membagi pasar berdasarkan siapa yang akan

membeli produk kita. Pasar dibagi berdasarkan beberapa faktor

seperti usia, gender, penghasilan dan kelas social ekonomi.

3. Psychographic, membagi pasar berdasarkan faktor kenapa

mereka akan membeli produk. Pasar dibagi berdasarkan

Page 32: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

40

beberapa faktor yang berbeda, seperti gaya hidup, kepribadian,

dan nilai-nilai yang mereka anut.

4. Behavioral, pasar dibagi berdasarkan perilaku konsumen

seperti sikap, pemakaian dan tanggapan konsumen terhadap

produk.

5. Individual, pada segmentasi ini, perusahaan dituntut untuk

menggunakan variabel yang lebih spesifik atau paling dekat

dengan perilaku pelanggan karena pelanggan dianggap sebagai

individu-individu yang berbeda satu sama lain.

2.8.2.2 Targeting

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen

pasar, maka harus diputuskan mana yang akan menjadi target dan

seberapa banyak ditargetkan. Untuk memberikan hasil yang baik,

maka segmen pasar harus dinilai berdasarkan 5 kriteria, yaitu :

1. Measurable. Ukuran, daya beli, dan karakteristik dari segmen

dapat diukur

2. Substantial. Segmen yang besar dan cukup menguntungkan.

Segmen tersebut juga dapat disesuaikan dengan program

pemasaran.

3. Accessible. Segmen dapat dicapai dan dilayani dengan efektif.

Page 33: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

41

4. Differentiable. Segmen secara konseptual dibedakan dan

memberikan respon yang berbeda terhadap cara pemasaran

yang dilakukan.

5. Actionable. Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik

dan melayani segmen pasar.

2.8.2.3 Positioning

Merupakan sebuah upaya perancangan penawaran dan

pembentukan citra perusahaan untuk mendapatkan tempat khusus

di benak target pasar. Hal ini akan membuat perusahaan erat

dengan pelanggan dan calon pelanggan.

2.9 Perencanaan dan Perkiraan Keuangan

Keuangan adalah pembelajaran tentang bagaimana seseorang dan bisnis

mengevaluasi investasi dan meningkatkan modal untuk mendanai mereka (Titman,

Keown, Martin, 2011).

Keuangan menjadi fondasi dari kegiatan maupun bisnis agar dapat bertahan

dan berkembang. Perencanaan keuangan yang baik mampu menggambarkan potensi

kelangsungan hidup dari suatu bisnis.

Perencanaan keuangan merupakan proses yang dalam mengelola keuangan

perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Perkiraan keuangan merupakan

pembuatan laporan untuk membantu perusahaan dalam mengambil keputusan di masa

Page 34: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

42

mendatang. Perkiraan keuangan ini bisa saja tidak tepat karena hanya bersifat

meramalkan dan dapat berbeda dengan keadaan sebenarnya.

Laporan keuangan merupakan sumber informasi mengenai kegiatan

perusahaan dalam waktu tertentu dalam bentuk angka. Terdapat 3 (tiga) laporan

keuangan dasar dalam suatu perusahaan yaitu neraca, laporan laba rugi dan laporan

arus kas.

1. Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah laporan keuangan yang berisi aset, kewajiban dan ekuitas

pemilik dari suatu perusahaan dalam waktu yang telah ditentukan (Keown, Martin,

Petty, 2014). Neraca dapat digunakan sebagai gambaran keadaan keuangan suatu

perusahaan pada waktu tertentu.

Neraca dapat digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan dalam periode

tertentu untuk menilai apakah kondisi perusahaan dalam keadaan baik atau tidak,

investor maupun pihak yang memerlukan dapat melihat dari kondisi neraca

perusahaan tersebut.

Neraca merupakan laporan keuangan yang paling mendasar dengan formula :

assets = liabilities + equity. Pada sisi sebelah kiri, terdapat assets yaitu berkaitan

dengan sumber daya yang dimiliki dan dikendalkikan oleh perusahaan yang

merupakan investasi perusahaan untuk menghasilkan pendapatan melalui kegiatan

operasional perusahaan. Sedangkan pada sisi kanan, liabilities merupakan pendanaan

dari kreditor atau merupakan kewajiban, equity merupakan hak pemilik dalam assets

perusahaan tersebut.

Page 35: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

43

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Menurut Keown, Martin dan Petty (2014), laporan laba rugi adalah laporan

dasar akuntansi yang menhitung hasil dari operasi perusahaan dalam waktu tertentu

biasanya 1 tahun, laporan laba rugi mencatat gambaran semua aktivitas dalam

perusahaan, baik pendapatan maupun pengeluaran perusahaan. Net income

perusahaan biasanya terdapat di bagian bawah laporan.

Laporan laba rugi dapat mengukur performa keuangan perusahaan. Pemilik

perusahaan, kreditur, maupun pihak lainnya dapat melihat performa perusahaan

tersebut dan melihat laporan mengenai pendapatan dan beban perusahaan selama

waktu tertentu. Dari laporan laba rugi dapat dilihat apakah perusahaan menghasilkan

laba atau rugi.

3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)

Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukan bagaimana perubahan

dalam neraca dan pendapatan yang mempengaruhi kas dan kas yang setara dan

memecah analisis menjadi operating, investing, dan financing (Keown, Martin dan

Petty, 2014).

Menurut Keown, Martin, dan Petty (2014) terdapat 3 aktivitas kunci untuk

menentukan pemasukan kas dan pengeluaran kas dalam suatu bisnis, antara lain :

1 Alur kas dari aktivitas operasional pada tahap ini akan dilakukan konversi

laporan pendapatan perusahaan dari basis akrual menjadi basis kas.

2 Alur kas dari aktivitas investasi ketika suatu perushaan menjual maupun

membeli aset, seperti gedung dan peralatan maka akan terjadi perubahan kas

Page 36: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

44

masuk atau keluar secara signifikan. Aset jangka panjang termasuk aset tetap dan

aset jangka panjang lainnya.

3 Alur kas dari aktivitas keuangan yaitu pencatatan kas masuk dan keluar yang

terjadi dari pinjaman atau membayar utang, dividen, menjual saham maupun

membelinya kembali.

2.10 Analisis Kelayakan Usaha

Analisa kelayakan usaha digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian

investasi suatu usaha pada masa mendatang. Dari analisis ini diharapkan dapat

mengetahui resiko yang dihadapi dan kelayakan suatu usaha untuk investasi.

1. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan proporsal investasi dengan melakukan selisih antara nilai

saat (present value) ini dari hasil proyeksi pendapatan bersih yang diharapkan di

masa mendatang dengan nilai investasi awal saat ini (Keown, Martin dan Petty,

2011).

NPV = PV benefits – PV costs

PV benefits =

dimana :

FCFn = pendapatan bersih pada tahun ke – n

k = rate of return perusahaan

n = lamanya waktu

Page 37: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

45

NPV memiliki kelemahan yaitu NPV merupakan penghitungan yang detail

sehingga membutuhkan alat bantu seperti kalkulator finansial atau spreadsheet. NPV

tidak bisa menganalisis pemilihan alternatif usaha dengan jumlah investasi dan waktu

yang berbeda.

2. Metode Payback Period

Payback period merupakan jumlah tahun yang dibutuhkan untuk

mendapatkan kembali pengeluaran kas awal yang merupakan sebuah investasi

(Keown, Martin dan Petty, 2011). Berikut formula payback period.

Semakin kecil angka yang dihasilkan, maka semakin cepat waktu yang

diperlukan untuk mendapat kembali investasi awal yang digunakan dalam bisnis ini

dan akan memberikan keyakinan pada investor jika bisnis ini cukup potensial.

Kekurangan dalam metode ini yaitu tidak memperhatikan nilai waktu uang dan tidak

dapat menganalisa arus kas setelah pengembalian investasi awal tercapai.

2.11 Value Proposition dan Idea Generation

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, value proposition yang

ditawarkan oleh SALVIO adalah senam aerobik dengan variasi gerakan seni beladiri

dimana pelanggan akan mendapatkan nilai dari segi kesehatan, pengetahuan seni

bela diri yang fun, selain itu juga mendapatkan value tempat senam aerobik

berkonsep fitness, fasilitas yang memadai dan modern, pengecekan kesehatan oleh

Page 38: BAB II VALUE PROPOSITION - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-ts-bmc-2015-0016.pdf11 mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan

46

dokter yang tersedia di SALVIO dan sistem loker yang aman.

Konsep pembayaran pada SALVIO dalam mengikuti kelas senam aerobik

adalah dimana pelanggan membayar membership fee di awal untuk 1 bulan dan

mereka dapat dengan bebas mengikuti kelas aerobik dengan jenis seni beladiri yang

tersedia sesuai dengan yang mereka inginkan. SALVIO juga dapat diikuti oleh non-

member dimana pelanggan akan dikenakan sistem pembayaran per visit atau disebut

sebagai walk-in fee. SALVIO juga memiliki kelas aerobik yang dapat diikuti oleh

usia anak-anak dan remaja.