bab ii value proposition - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...
TRANSCRIPT
9
BAB II
VALUE PROPOSITION
2.1 Entrepreneur
Entrepreneur (Bygrave & Zacharakis, 2014) merupakan seseorang yang
melihat sebuah peluang dan membuat sebuah usaha untuk menggapai peluang
tersebut. Entrepreneurial process (Bygrave & Zacharakis, 2014) mencakup semua
fungsi, kegiatan, dan tindakan yang merupakan bagian dari proses menangkap
peluang dan menciptakan usaha untuk mengejarnya.
Berikut ini yang merupakan faktor-faktor dalam menguji entrepreneurial
process, yaitu personal, sociological, organizational, dan environmental.
2.2 Olahraga
Olaharaga merupakan aktivitas jasmani yang dilakukan dengan tujuan untuk
memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dapat dilakukan
sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan
untuk meningkatkan kesehatan (Nopembri & Sumaryoto, 2014).
Menurut Daniel Landers (profesor pendidikan olahraga dari Arizona State
University), selain untuk kesehatan tubuh, olahraga memiliki manfaat bagi kesehatan
yaitu mengurangi stress, dapat meningkatkan kekuatan otak, dapat melawan
penuaan, penyalur syaraf otak, dan meningkatkan rasa bahagia
10
2.3 Senam Aerobik
Menurut Marta Dinata (2007) Senam aerobik adalah serangkaian gerak yang
dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang dipilih sehingga
melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas, dan durasi tertentu. Latihan aerobik dapat
memberikan pengaruh yang baik terhadap sistem kerja tubuh, salah satunya adalah
sistem kardiovaskular dengan latihan yang benar dan teratur. Perubahan dapat dicapai
setelah mencapai waktu yang diperlukan untuk adaptasi fisiologis yaitu berkisar 6-8
minggu (Arsdiani,2006). Keuntungan melakukan senam aerobik menurut Lynne
Brick, adalah sebagai berikut:
1. Otot-otot jantung akan lebih kuat dalam memompa darah untuk
mengirimkan oksigen keseluruh tubuh.
2. Kekuatan otot akan lebih bertambah
3. Daya tahan otot akan meningkat
4. Kelenturan pada sekeliling sendi akan meningkat
5. Komposisi tubuh akan lebih baik dan lebih ideal
2.3.1 Teknik Senam Aerobik
1. Body Allignment
Merupakan menjaga posisi tubuh dan anggota tubuh dengan benar,
yaitu berada dalam satu garis lurus ketika bergerak dalam permukaan
lantai, ketika melakukan gerakan lompat di udara dan saat kembali
11
mendarat di lantai maupun keseluruhan gerak dan ayunan kaki dan
tangan dalam senam.
2. Basic Steps
Tujuh langkah dasar seperti heel touch, tap side, single top, double
step, grapefine, twist, leg curl, easy walk, box step, on the spot, squat,
mambo chacha, slide.
3. Arm Movements
Melakukan gerakan mengayunkan lengan yang terdiri dari punching,
rowing, pull up/down, arm curl, chest press, butterfly, dan arm
pumping.
2.4 Seni bela diri
Seni bela diri (martial arts) merujuk pada berbagai sistem pelatihan untuk
pertarungan yang telah diatur atau sistematis. Umumnya, sistem yang berbeda atau
gaya yang dirancang untuk satu tujuan: secara fisik mengalahkan lawan dan membela
terhadap ancaman. Faktanya, kata asal beladiri “Martial” berasal dari nama Mars
yang merupakan dewa perang Romawi.
2.4.1 Sejarah Bela Diri
Masyarakat kuno dari semua jenis terlibat dalam pertarungan, perang,
pemburuan. Sehingga tiap peradaban memiliki seni beladiri versi mereka
sendiri. Namun, kebanyakan orang identik dengan Asia ketika mereka
12
mendengar istilah seni beladiri.
2.4.2 Jenis beladiri
Secara umum, seni bela diri dapat dibagi menjadi 5 kategori, yaitu :
Stand-up, grappling, low-impact, weapons, dan Hybrid atau MMA (Mixed
Martial Arts).
1. Stand-up
Gaya seni bela diri kategori stand-up mengajarkan secara praktik
bagaimana mempertahankan diri dengan kaki mereka dengan
memanfaatkan teknik blok, tendangan, pukulan, lutut dan siku. Beberapa
bagian dari gaya seni bela diri stand-up antara lain :
a. Muay Thai
b. Karate
c. Taekwondo
2. Grappling
Gaya grappling atau bergulat dalam bela diri berfokus pada praktik
pengajaran tentang bagaimana membuat lawan ke tanah dimana mereka
dapat mencapai posisi dominan untuk mengakhiri pertarungan. Beberapa
bagian dari gaya seni bela diri grappling antara lain :
a. Brazilian Jiu Jitsu
b. Wrestling
c. Sumo
13
3. Low Impact
Praktek gaya low impact lebih memperhatikan kepada teknik pernapasan,
kebugaran, dan sisi spiritual dibanding hal-hal bersifat pertarungan.
Beberapa bagian dari gaya bela diri low impact, yaitu:
a. Taichi
b. Baguazhang
4. Hybrid atau MMA (Mixed Martial Arts)
Sebagian besar gaya seni bela diri menggunakan teknik yang ditemukan
oleh pihak-pihak lain. Istilah MMA umumnya mengacu pada pelatihan
untuk berkompetisi dalam gaya olahraga seni bela diri yang
memungkinkan untuk menggunakan beberapa teknik seperti grappling,
stand-up, low impact. Gaya ini mencakup :
a. MMA itu sendiri
b. Ninjutsu
5. Weapons
Gaya ini memanfaatkan penggunaan senjata. Misalnya pada praktisi karate
Goju-ryu diajarkan untuk menggunakan Bokken (pedang kayu). Gaya
Weapons mencakup :
a. Kendo
b. Iaido
14
6. Throwing atau Takedown
Pertarungan selalu dimulai dari posisi berdiri. Cara yang pasti untuk
menguasai pertarungan adalah dengan menggunakan teknik throwing
(melempar) dan takedown.
2.5 Kesehatan
Menurut organisasi PBB, WHO (World Health Organization), kesehatan
adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan
satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Menurut Dr. Henrik L. Blum terdapat 4 faktor yang secara bersama-sama dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat, sebagai berikut :
Gambar 2.1 Empat Faktor Kesehatan
Kesehatan
Keturunan
Perilaku Individu
Lingkungan
Pelayanan Kesehatan
15
1. Faktor kesehatan lingkungan
Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori,
yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang
berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim,
perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil
interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan
sebagainya.
2. Faktor perilaku individu
Faktor ini dipengaruhi oleh suatu kebiasaan individu, adat istiadat,
kepercayaan, pendidikan, sosial ekonomi serta perilaku lainnya yang sudah
melekat pada masing-masing individu.
3. Faktor pelayanan kesehatan
Keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan
pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan.
4. Faktor keturunan
Keturunan merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang
dibawa sejak lahir, misalnya penyakit keturunan seperti diabetes atau
jantung.
16
2.5.1 Senam Aerobik dan Penyakit jantung
Menurut Dr. Yusrahma Nurina, Chief Executive Officer Sahid
Sahirman Memorial Hospital Jakarta, sekitar 30 persen dari total penduduk
ibu kota rentan mengalami serangan jantung.
Senam aerobik dapat menjadi solusi alternatif dalam pencegahan
penyakit jantung karena salah satu manfaat senam aerobik adalah untuk
meningkatkan daya kerja jantung.
2.5.2 Senam Aerobik dan Hipertensi
Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32 persen pada
tahun 2008 dengan kisaran usia di atas 25 tahun. Jumlah penderita pria
mencapai 42,7 persen, sedangkan 39,2 persen adalah wanita.
Pencegahan hipertensi juga dapat dilakukan salah satunya dengan
cara berolahraga deengan aktivitas fisik, misalnya dengan senam aerobik.
2.6 Analisis Pasar dan Industri
Analisis pasar dan industri diperlukan untuk mengkaji target pasar kita untuk
mengetahui seberapa besar potensi pasar terhadap jasa yang kita tawarkan. Analisis
industri juga diperlukan untuk mengetahui posisi kita dalam industri bisnis dan
mengetahui perusahaan-perusahaan lain yang berada dalam industri yang sama.
Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis pasar dan
industri baik secara internal maupun eksternal.
17
2.6.1 Analisis Porter’s Five Forces Model
Five Force’s Porter adalah salah satu kerangka kerja yang berfungsi
untuk menganalisa industri dan juga pengembangan strategi bisnis. Menurut
Thompson, Peteraf, Gamble and Strickland (2014) Porter’s Five Force ini
terdiri dari 5 kekuatan yang menjadi alat ukur untuk menganalisa suatu
industri baik sebagai tekanan ataupun pacuan, yang dapat memperngaruhi
kondisi perusahaan dan membantu pihak manajemen dalam menentukan
strategi mana yang diambil untuk kelangsungan perusahaan, 5 kekuatan
tersebut yaitu :
Gambar 2.2 Five Forces Porter Model (sumber: bootstrapbusiness)
18
1. Threat of New Entrants
Pendatang baru ke dalam sebuah pasar membawa kapasitas produksi yang
baru, keinginan untuk membuat posisi yang aman di pasar, dan terkadang
sumber daya yang besar. Keseriusan dari ancaman masuknya kompetitor
ke dalam pasar dapat diketahui dari 2 faktor, yaitu : Reaksi dari
perusahaan incumbent (yang sudah ada) terhadap pendatang baru dan yang
dikenal dengan istilah barriers to entry (hambatan untuk masuk).
2. Threat of Subtitute Products or Services
Sebuah perusahaan akan beresiko mengalami tekanan persaingan ketika
perusahaan lain di industri yang berdampingan dapat membuat para
pembeli melihat bahwa produk dari dua industri tersebut merupakan
pengganti yang baik. Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi atau
rendahnya tekanan persaingan dalam subtitutes products adalah sebagai
berikut :
a. Apakah produk subtitusi tersebut sudah tersedia dengan harga yang
atraktif.
b. Apakah konsumen melihat produk subtitusi tersebut dapat
dibandingkan atau lebih baik dari segi kualitas, performa, dan atribut
lainnya.
c. Apakah cost yang dibutuhkan dalam switching produk ke produk
subtitusi tersebut tinggi atau rendah.
19
3. Bargaining Power of Suppliers
Supplier dengan kekuatan daya tawar yang kuat akan mempengaruhi
profitibilitas perusahaan, antara lain dengan meningkatkan harga,
meningkatkan biaya beban, dan membatasi kesempatan mereka
memperoleh penawaran yang terbaik. Beberapa faktor yang
mempengaruhi daya tawar supplier adalah ketersedian produk supplier,
produk supplier menjadi input dari sebuah industri, standar jumlah
supplier, switching cost para buyer dalam menggantikan produk para
supplier, dan backward integrasi ke supplier industry.
4. Bargaining Power of Buyers
Pembeli dengan daya tawar yang kuat dapat membatasi profitabilitas
industri dengan menuntut konsesi harga, persyaratan pembayaran yang
lebih baik, atau fitur dan layanan tambahan yang meningkatkan biaya
anggota industri.
5. Rivalry Among Existing Competitors
Competitive force yang terkuat seringkali berasal dari persaingan pembeli
patronase diantara penjual yang saling bersaing dengan product barang
atau jasa mereka.
2.6.2 Analisis TOWS (Threat Opportunity Weakness Strength)
TOWS merupakan salah satu metode analisis. Menurut Ravanavar dan
Charantimath (2012) analisis TOWS merupakan cara yang efektif untuk
mengembangkan strategi dengan menggabungkan faktor eksternal dengan
20
internal yang diawali dengan faktor-faktor eksternal industri dengan
melakukan analisa terhadap Threat-Opportunity (Ancaman-Peluang), setelah
itu baru diikuti dengan menganalisa kondisi internal industri yang terdiri dari
Weakness-Strenght (Kelemahan-Kekuatan) . Cara menggunakan analisis
TOW yaitu dengan cara mengombinasikan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Strength / Opportunities
Mempertimbangkan semua kekuatan yang terdapat pada analisis SWOT
untuk dapat menentukan bagaimana cara memanfaatkan peluang yang
berasal dari luar.
2. Strength / Threats
Mempertimbangkan kekuatan yang telah di tulis pada analisis SWOT
untuk menentukan cara untuk menghindari ancaman yang berasal dari
luar.
3. Weakness / Opportunity
Mempertimbangkan kelemahan dan menggunakan peluang yang ada dari
luar untuk dapat menghilangkan kelemahan yang berasal dari dalam.
4. Weakness / Threats
Mempertimbangakan semua kelemahan berdasarkan setiap ancaman yang
berasal dari luar untuk dapat menghindari keduanya.
21
Gambar 2.3 TOWS matrix (sumber: penulis)
2.6.3 Analisis PESTEL
PESTEL merupakan kepanjangan dari Political, Economical, Social,
Technological, Environmental, dan Legal. PESTEL ialah sebuah alat analisa
di dalam manajemen strategi untuk memahami gambaran suatu lingkungan
eksternal di dalam bisnis yang dijalankan.
22
Gambar 2.4 Analisis PESTEL (sumber:pestleanalysis)
1. Political
Faktor ini memperhitungkan tingkat intervensi pemerintah terhadap
perekonomian yang sedang berjalan. Faktor politik ini penting dalam
memperhitungkan stabilitas politik untuk beroperasi atau bisnis tersebut
akan gagal dalam mencapai tingkat profit yang diinginkan. Selain
stabilitas, faktor politik juga memperhitungkan kebijakan pemerintah,
undang-undang pajak, peraturan ketenagakerjaan dan kebijakan
perdagangan.
2. Economical
Faktor ini berdampak langusng kepada profit bisnis yang dijalankan. Yang
termasuk ke dalam faktor ini adalah tingkat inflasi, nilai tukar, tingkat
bunga dan pendapatan yang mampu dikeluarkan konsumen. Faktor
ekonomi dapat dikategorikan lebih lanjut menjadi faktor micro economy
dan macro economy. Faktor micro economy terkait dengan bagaimana
23
konsumen menghabiskan pendapatan mereka sedangkan faktor macro
economy lebih peduli dengan kondisi permintaan dan pasokan secara
keseluruhan dalam perekonomian.
3. Social
Lingkungan sosial di mana bisnis beroperasi juga memiliki dampak besar
pada operasi. Faktor sosial meliputi pengaruh dari sebuah kebudayaan
dan kepercayaan dari target masyarakat. Sebagai contoh, produk atau iklan
dapat menyinggung dalam budaya tertentu di suatu lingkungan sosial
tetapi dapat juga dianggap hal yang normal dalam lingkungan sosial yang
lain. Faktor ini juga akan mencakup demografi umur, pendidikan,
kesukaan, minat dan opini masyarakat.
4. Technological
Saat ini, perusahaan mengalokasikan sumber daya yang cukup terhadap
research & development untuk tetap terus berkembang dalam bisnisnya
dan tidak kalah dengan pesaingnya. Faktor teknologi tidak hanya penting
dalam produksi barang dan jasa, tetapi juga dalam pendistribusian. Faktor
teknologi ini membantu bisnis dalam mengeksplorasi cara-cara baru
berkomunikasi, serta terlibat dan berinteraksi dengan para target
masyarakat.
5. Environmental
Faktor lingkungan ini mencakup kekuatan ekologi dan lingkungan seperti
cuaca, iklim, perubahan iklim, dan faktor-faktor terkait seperti penurunan
pasokan air. Faktor-faktor tersebut dapat berdampak langsung pada
24
beberapa industri dan berdampak tidak langsung namun substantial pada
industri lainnya dan dapat berakibat kepada penurunan kegiatan
operasional perusahaan.
6. Legal
Faktor hukum ini meliputi peraturan dan undang-undang yang perusahaan
harus patuhi seperti undang-undang konsumen, hukum perburuhan,
hukum antitrust, kesehatan dan keselamatan kerja dan undang-undang
upah minimum.
2.7 Business Model Canvas
Bisnis model mendeskripsikan dasar pemikiran bagaimana organisasi
diciptakan, disampaikan dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010,
hal. 14). Bisnis model kanvas memberikan tahapan yang memfasilitasikan tentang
membuat bisnis secara detail. Bisnis model didefinisikan sebagai cara organisasi
menawarkan proposisi nilai yang tinggi, menjamin bahwa nilai tersebut dapat
diproduksi dan target konsumennya memiliki akses terhadap produk tersebut.
Osterwalder & Pigneur mengajukan pendekatan kanvas yang memudahkan
pebisnis untuk mengkaji ulang keseluruhan proses bisnisnya agar lebih kompetitif
maupun dalam pengembangan bisnis baru.
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 138-139), ide inovatif dalam
bisnis model berasal dari mana saja. 9 building blocks adalah titik awal dari bisnis
itu sendiri. Inovasi bisnis model dibedakan menjadi 4 yaitu:
25
1. Resource-Driven
Inovasi yang berasal dari infrastruktur yang ada atau pengembangan
kerjasama atau perubahan bisnis model.
2. Offer-Driven
Inovasi yang dibuat dengan nilai proposisi yang baru yang mempengaruhi
building blocks bisnis model yang lain.
3. Customer-Driven
Inovasi berdasarkan kebutuhan customer, dengan inovasi akses fasilitas,
atau kenyamanan.
4. Finance-Driven
Inovasi yang memberikan revenue stream yang baru, mekanisme harga,
atau dengan mengurangi biaya yang mempengaruhi pada buiding blocks
lainnya.
5. Multiple-Epicenter Driven
Inovasi yang didorong banyak faktor yang memberikan efek yang
siknifikan dan mempengaruhi building blocks lainnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, bisnis yang ditawarkan menggunakan
metode customer-driven. Metode yang memberikan inovasi terhadap produk
dengan menonjolkan nilai dari proposisi yang berkaitan terhadap 9 building blocks.
26
Gambar 2.5 Nine Building Blocks (sumber : Business Model You)
2.7.1 Customer Segment
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 20), sebuah bisnis
model akan menetapkan satu atau banyak customer segments.
Organisasi harus sadar dalam mengambil keputusan pelanggan yang akan
dilayani atau diabaikan.
Ada beberapa tipe customer segments ialah
1. Mass market, bisnis model yang tidak membedakan segmen
pelanggan. Nilai proposisi, distribusi channel, dan hubungan
dengan pelanggan hanya fokus pada pelanggan yang memiliki
kebutuhan dan masalah yang sama.
2. Niche market, bisnis model yang target pasarnya hanya melayani
27
segmen pelanggan tertentu. Nilai proposisi, distribusi channel, dan
hubungan dengan pelanggan disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan yang spesifik.
3. Segmented, bisnis model ini membedakan antara kebutuhan dan
masalah yang berbeda pada setiap pelanggan.
4. Diversified, bisnis model yang melayani 2 sekmen pelanggan yang
tidak berhubungan dari kebutuhan dan masalahnya.
5. Multi-sided platforms (or multi–sided markets), bisnis model yang
melayani dua atau lebih sekmen pelanggan yang saling
ketergantungan.
Yang menjadi customer segment pada SALVIO ini adalah
segmented market.
2.7.2 Value Proposition
Salah satu elemen dari 9 building block ialah Value Proposition
yang didefinisikan seberapa jauh produk atau layanan yang ditawarkan
mempunyai nilai yang tinggi menurut target pelanggannya (Osterwalder
& Pigneur, 2010, hal. 22). Dengan kata lain seberapa jauh perusahaan
dapat menawarkan produk atau layanan yang berbeda dengan para
pesaingnya. Tidak hanya berbeda tapi juga mempunyai nilai tinggi
atau disukai oleh konsumen.
Value Proposition yang dimiliki SALVIO, adalah :
1. Senam aerobik berbasis gerakan seni bela diri dan berkonsep
28
fitness center
2. Pencegahan penyakit jantung
3. Variasi gerakan bela diri dalam senam aerobik
4. Pengecekan kesehatan
5. Sistem locker room yang aman
2.7.3 Channel
Menurut Osterwalder & Pigneur (Business Model Generation,
2010, hal. 26), Channel ialah media perusahaan dalam berkomunikasi
dengan pelanggan dan calon pelanggan dalam menyampaikan value
propositionnya. Beberapa fungsi channel antara lain:
1. Meningkatkan kesadaran pelanggan atas produk dan jasa perusahaan.
2. Membantu pelanggan mengevaluasi value proposition perusahaan.
3. Memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa yang spesifik.
4. Memberikan value proposition untuk pelanggan.
5. Menyediakan layanan dukungan pasca pembelian kepada pelanggan.
Pada blok channel ini, SALVIO menjangkau pelanggan secara
direct channel maupun dengan indirect channel.
2.7.4 Customer Relationship
Customer Relationship dibangun sesuai customer segment,
karena setiap segmentasi memiliki karakteristik yang berbeda. Menurut
Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 28), Customer Relationship dibagi
29
menjadi 6 (enam):
1. Personal Assistant, merupakan komunikasi langsung antara
customer dengan customer representative sehingga kualitas barang
dapat terjamin.
2. Dedicated Personal Assistant, merupakan satu customer
representative hanya ditujukan untuk satu pelanggan sehingga
penjelasan dapat lebih jelas dibandingkan dengan personal
assistant.
3. Self service, dalam hal ini pelanggan tidak melakukan kontak
langsung dengan customer representative.
4. Automated Service, merupakan perkembangan dari self-service.
5. Communities, sebagai wadah untuk berkumpul sebagai sharing
ilmu pengetahuan, sehingga dapat membantu perusahaan dalam
mengerti keinginan mereka.
6. Co-creation, merupakan hubungan antara customer dan penjual
untuk menciptakan value propotition baru.
Pada blok customer relationships, SALVIO membangun
hubungan dengan pelanggan dengan cara Personal Assistant (trainer dan
customer service), dokter, dan komunitas SALVIO.
2.7.5 Revenue Stream
Revenue Stream pada 9 building blocks, menjelaskan bagaimana
sebuah perusahaan memperoleh cash dari setiap customer segment.
30
Osterwalder & Pigneur (2010, hal 30-31) menjelaskan bahwa bila
customer adalah inti dari perusahaan, maka revenue streams adalah
pembuluh darahnya. Setiap revenue stream memiliki pricing
mechanism yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya antara lain sistem tawar-menawar, pelelangan, mengikuti
permintaan pasar, harga tergantung dari volume, dan sebagainya.
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 30), sebuah bisnis
model dapat melibatkan dua tipe revenue streams yang berbeda, yakni:
1. Transaction revenues yang diperoleh dari 1 kali pembayaran dari
customer
2. Recurring revenues yang berasal dari pembayaran yang masih
berlanjut untuk menyampaikan value proposition kepada pelanggan
dan menyediakan customer support setelah pembelian.
Ada beberapa cara untuk meng-generate Revenue Streams,
antara lain :
1. Sale
Sale adalah jenis revenue stream yang paling umum dan banyak
dimengerti, yaitu menjual hak kepemilikan dari sebuah produk
fisik. Seseorang yang membeli produk tersebut, akan memiliki
hak untuk menggunakan, menjualnya, memberikannya, atau
membuangnya.
2. Usage fee
Revenue Stream jenis ini dihasilkan melalui berapa banyak
31
penggunaan sebuah service. Semakin banyak service yang
digunakan maka semakin besar juga jumlah yang harus dibayar
customer.
3. Subscription fee
Revenue Stream jenis ini didapat dengan cara menjual akses untuk
suatu service secara terus menerus, misalnya sebuah gym/tempat
olahraga menjual membershipnya secara bulanan atau tahunan, dan
sebagai gantinya member akan memperoleh akses fasilitas dalam
gym tersebut.
4. Lending/Renting/Leasing
Revenue Stream jenis ini diciptakan dengan cara memberikan
seseorang hak eksklusif untuk menggunakan aset dalam suatu
periode tertentu, dan selama itu ada biaya sewa yang harus
diberikan kepada pemilik aset tersebut.
5. Licensing
Untuk Revenue Stream jenis ini, penghasilan dihasilkan dengan
memberikan customers dalam bentuk ijin yang digunakan sebagai
intellectual property. Pemegang hak dapat menghasilkan
penghasilan dari properti mereka, tanpa harus memproduksi sendiri
atau mengiklankan.
6. Brokerage Fees
Revenue Stream jenis ini terdapat perantara, yaitu orang yang
berlaku sebagai penengah antara 2 atau lebih pihak.
32
7. Advertising
Pada Revenue Stream jenis ini, penghasilan dihasilkan dengan cara
mempromosikan sebuah produk, jasa, atau merek.
2.7.6 Key Resources
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 35), key resources
dibagi menjadi 4 macam yaitu physical, intellectual, human dan
financial. Keempat hal ini sangat berperan penting dalam menjaga
key relationship. Key resources yang digunakan dalam bisnis model
SALVIO ini antara lain:
1. Physical
Merupakan sejumlah aset fisik yang dimiliki oleh SALVIO, antara
lain:
b. Gedung
c. Fasilitas SALVIO
d. Komputer beserta perlengkapan komputer
2. Intellectual
Sumber intellectual seperti merek, pengetahuan, patents dan
copyrights, kerjasama, dan database pelanggan meningkat sebagai
komponen penting dalam bisnis model. Sumber intellectual
menjadi sulit di awal untuk dikembangkan namun ketika sukses
akan menjadi nilai tambah (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal. 35).
33
3. Human
Human merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu
perusahaan. Tenaga kerja yang kompeten, kerja sama yang baik
serta memiliki dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan
merupakan nilai mutlak. Selain itu pentingnya lingkungan kerja
yang kondusif dapat dicapai melalui fasilitas yang dibutuhkan
seperti peralatan kerja yang memadai, sikap bijaksana atasan
terhadap bawahan. Selain itu, keramahan staff di SALVIO sangat
diutamakan, sehingga para customer dapat merasa nyaman. Human /
Staff pada bisnis SALVIO antara lain: Manager, Trainer,
Administrator (Kasir, Customer Service), Cleaning Service.
4. Financial
Financial dapat diartikan sebagai keuangan. Keuangan suatu
perusahaan ialah cermin dari kinerja ataupun perputaran yang
terjadi di dalam perusahaan itu sendiri. Dalam membangun bisnis,
modal merupakan faktor utama. Besar kecilnya modal akan
berdampak pada bentuk bisnisnya. Tanpa dukungan modal, bisnis
tidak akan berjalan. SALVIO dibangun dengan modal sendiri yang
dikeluarkan oleh pihak intern.
2.7.7 Key Activities
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 36-37), key
34
activities mendeskripsikan aktifitas penting yang harus dilakukan
perusahaan agar bisnis modelnya dapat berjalan dengan baik.
Key activities dapat dikategorikan menjadi 3, yakni:
1. Production, aktivitas ini berhubungan dengan desain
membuat dan menyampaikan produk dengan jumlah
tertentu atau kualitas yang baik.
2. Problem solving, tipe key activities yang berhubungan
dengan langsung dengan solusi baru untuk masalah pada
individu.
3. Platform / network, bisnis model yang didominasi oleh
platform/network.
Key activities dalam SALVIO dikategorikan dalam problem
solving.
2.7.8 Key Partnership
Partnership adalah kesepakatan dan kerjasama antara dua
belah pihak untuk mencapai suatu kepentingan bersama. Sudah menjadi
strategi umum perusahaan untuk menjalin partnership yang ditujukan
agar memiliki daya saing yang tinggi dari rivalnya. Menurut buku
Osterwalder & Pigneur (2010, hal 38) kemitraan dapat dibedakan
menjadi empat jenis, yaitu:
1. Strategi aliansi antara yang bukan pesaing
2. Coopetition: kemitraan strategis antar pesaing
35
3. Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru
4. Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat
diandalkan
2.7.9 Cost Structure
Cost Structure merupakan building blocks yang ke 9, dalam
bukunya Business Model Generation, Osterwalder & Pigneur (2010, hal
40-41), dalam block Cost Structure ini dijelaskan seluruh biaya yang
akan muncul dalam menjalankan sebuah bisnis model. Biaya yang
dijelaskan biasanya adalah faktor-faktor biaya paling penting.
Dalam aktivitas usaha untuk menyampaikan Value
Propositions kepada pelanggan, menjaga Customer Relationships dan
mendapatkan Revenue, seluruhnya memerlukan biaya. Biaya-biaya
itu dapat dihitung dengan mudah setelah Key Resources, key
Activities dan Key Partnerships telah ditentukan.
Biaya apa saja yang paling penting dan dibutuhkan untuk
menjalankan suatu bisnis model, biaya mana yang paling mahal dan Key
Activities apa yang paling mahal. Pada dasarnya. Berikut adalah
penjelasan dari dua jenis Cost Structure:
1. Cost Driven
Bisnis model jenis ini memiliki fokus untuk menekan biaya
serendah mungkin apabila memungkinkan. Pendekatan ini
bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan Cost
36
Structure yang paling lean atau ramping. Beberapa cara yang
biasa dilakukan antara lain dengan menggunakan Value
Propositions dengan harga rendah, memaksimalkan pekerjaan
yang bisa dilakukan secara otomatis dengan mesin, dan
menggunakan outsourcing.
2. Value Driven
Beberapa perusahaan, tidak begitu mementingkan besar biaya
yang akan muncul dalam mendesain bisnis model, dan lebih
berfokus terhadap penciptaan sebuah nilai untuk pasar. Biasanya
Value Propositions dengan level premium dan pelayanan yang
lebih personal menandakan Cost Structure jenis ini.
Cost Structures dapat memiliki karakteristik-karakteristik d i
bawah ini:
1. Fixed-costs
Merupakan sebuah biaya yang tetap sama tidak terpengaruh dari
jumlah barang dan jasa yang dihasilkan.
2. Variable-costs
Variable-costs ialah biaya yang besarnya tergantung dari
jumlah produk dan jasa yang dihasilkan.
3. Economies of scale
Sebuah keunggulan dari biaya yang akan semakin murah,
semakin banyak output yang dihasilkan.
37
4. Economies of scope
Keunggulan biaya yang akan lebih murah saat operasi
perusahaan menjadi lebih luas dan besar.
Dalam Bisnis Model SALVIO ini, cost structure lebih cenderung
ke Value Driven karena SALVIO lebih berfokus kepada value yang
diperoleh oleh para pelanggan dan SALVIO mengutamakan layanan
yang baik.
2.8 Strategi Pemasaran
2.8.1 Marketing Mix
Menurut Kotler & Keller (2012), Marketing Mix merupakan
sebuah tools yang digunakan memperngaruhi penjualan produk lebih
efektif. Marketing Mix terdiri dari 7P yaitu Product, Price, Place,
Promotion, People, Process, dan Physical Evidence.
1. Product
Product merupakan barang atau jasa yang kita tawarkan kepada
customer. Product yang kita tawarkan harus dapat memenuhi
kebutuhan pasar yang kita tuju.
2. Price
Harga merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses
pemasaran dari product yang kita tawarkan dan harus sesuai dengan
segmentasi kelas pada pasar yang dituju. Harga juga penting untuk
38
menentukan pendapatan sehingga diperlukannya kalkulasi dalam hal
pengeluaran.
3. Place
Tempat diperlukan untuk kita membangun usaha kita, oleh karena itu
pemilihan tempat harus dilakukan dengan tepat agar strategis bagi para
pelanggan yang dapat memberikan profit bagi perusahaan.
4. Promotion
Promosi diperlukan untuk menciptakan brand awareness di masyarakat
sehingga menciptakan ketertarikan untuk menggunakan jasa yang kita
tawarkan. Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan sales promotion,
direct marketing, events, word-of-mouth dan personal selling.
5. People
Sebuah pemasaran akan berjalan dengan baik apabila orang-orang yang
bekerja di dalamnya pun baik. Hal ini juga mencerminkan bahwa
orang-orang dalam pemasaran berusaha untuk dekat dan mengetahui
kebutuhan pelanggannya.
6. Processes
Proses mencerminkan kedisiplinan, kreatif, dan struktur yang dibawa
untuk manajemen pemasaran. Kumpulan proses-proses dapat
membimbing perusahaan dalam menghasilkan wawasan imajinatif dan
produk terobosan, jasa dan kegiatan pemasaran
39
7. Physical Evidence
Physical evidence atau lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi
yang di dalamnya juga termasuk suasana. Karakteristik lingkungan
fisik merupakan segi paling nampak dalam kaitannya dengan situasi.
Yang dimaksud dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi
dan lingkungan institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya,
cuaca, peletakan dan layout yang nampak atau lingkungan yang penting
sebagai obyek stimuli.
2.8.2 Segmentation, Targeting, Positioning (STP)
2.8.2.1 Segmentation
Strategi segmentation digunakan untuk membagi pasar
ke dalam kelompok-kelompok konsumen berdasarkan kebutuhan
dan keinginan yang berbeda. Strategi segmentation dibagi ke
dalam 5 kategori, yaitu :
1. Geografi, membagi pasar menjadi beberapa segmen yang
berbeda, seperti berdasarkan Negara, wilayah, kota, daerah
atau rumah tangga.
2. Demografi, membagi pasar berdasarkan siapa yang akan
membeli produk kita. Pasar dibagi berdasarkan beberapa faktor
seperti usia, gender, penghasilan dan kelas social ekonomi.
3. Psychographic, membagi pasar berdasarkan faktor kenapa
mereka akan membeli produk. Pasar dibagi berdasarkan
40
beberapa faktor yang berbeda, seperti gaya hidup, kepribadian,
dan nilai-nilai yang mereka anut.
4. Behavioral, pasar dibagi berdasarkan perilaku konsumen
seperti sikap, pemakaian dan tanggapan konsumen terhadap
produk.
5. Individual, pada segmentasi ini, perusahaan dituntut untuk
menggunakan variabel yang lebih spesifik atau paling dekat
dengan perilaku pelanggan karena pelanggan dianggap sebagai
individu-individu yang berbeda satu sama lain.
2.8.2.2 Targeting
Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen
pasar, maka harus diputuskan mana yang akan menjadi target dan
seberapa banyak ditargetkan. Untuk memberikan hasil yang baik,
maka segmen pasar harus dinilai berdasarkan 5 kriteria, yaitu :
1. Measurable. Ukuran, daya beli, dan karakteristik dari segmen
dapat diukur
2. Substantial. Segmen yang besar dan cukup menguntungkan.
Segmen tersebut juga dapat disesuaikan dengan program
pemasaran.
3. Accessible. Segmen dapat dicapai dan dilayani dengan efektif.
41
4. Differentiable. Segmen secara konseptual dibedakan dan
memberikan respon yang berbeda terhadap cara pemasaran
yang dilakukan.
5. Actionable. Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik
dan melayani segmen pasar.
2.8.2.3 Positioning
Merupakan sebuah upaya perancangan penawaran dan
pembentukan citra perusahaan untuk mendapatkan tempat khusus
di benak target pasar. Hal ini akan membuat perusahaan erat
dengan pelanggan dan calon pelanggan.
2.9 Perencanaan dan Perkiraan Keuangan
Keuangan adalah pembelajaran tentang bagaimana seseorang dan bisnis
mengevaluasi investasi dan meningkatkan modal untuk mendanai mereka (Titman,
Keown, Martin, 2011).
Keuangan menjadi fondasi dari kegiatan maupun bisnis agar dapat bertahan
dan berkembang. Perencanaan keuangan yang baik mampu menggambarkan potensi
kelangsungan hidup dari suatu bisnis.
Perencanaan keuangan merupakan proses yang dalam mengelola keuangan
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Perkiraan keuangan merupakan
pembuatan laporan untuk membantu perusahaan dalam mengambil keputusan di masa
42
mendatang. Perkiraan keuangan ini bisa saja tidak tepat karena hanya bersifat
meramalkan dan dapat berbeda dengan keadaan sebenarnya.
Laporan keuangan merupakan sumber informasi mengenai kegiatan
perusahaan dalam waktu tertentu dalam bentuk angka. Terdapat 3 (tiga) laporan
keuangan dasar dalam suatu perusahaan yaitu neraca, laporan laba rugi dan laporan
arus kas.
1. Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan keuangan yang berisi aset, kewajiban dan ekuitas
pemilik dari suatu perusahaan dalam waktu yang telah ditentukan (Keown, Martin,
Petty, 2014). Neraca dapat digunakan sebagai gambaran keadaan keuangan suatu
perusahaan pada waktu tertentu.
Neraca dapat digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan dalam periode
tertentu untuk menilai apakah kondisi perusahaan dalam keadaan baik atau tidak,
investor maupun pihak yang memerlukan dapat melihat dari kondisi neraca
perusahaan tersebut.
Neraca merupakan laporan keuangan yang paling mendasar dengan formula :
assets = liabilities + equity. Pada sisi sebelah kiri, terdapat assets yaitu berkaitan
dengan sumber daya yang dimiliki dan dikendalkikan oleh perusahaan yang
merupakan investasi perusahaan untuk menghasilkan pendapatan melalui kegiatan
operasional perusahaan. Sedangkan pada sisi kanan, liabilities merupakan pendanaan
dari kreditor atau merupakan kewajiban, equity merupakan hak pemilik dalam assets
perusahaan tersebut.
43
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Menurut Keown, Martin dan Petty (2014), laporan laba rugi adalah laporan
dasar akuntansi yang menhitung hasil dari operasi perusahaan dalam waktu tertentu
biasanya 1 tahun, laporan laba rugi mencatat gambaran semua aktivitas dalam
perusahaan, baik pendapatan maupun pengeluaran perusahaan. Net income
perusahaan biasanya terdapat di bagian bawah laporan.
Laporan laba rugi dapat mengukur performa keuangan perusahaan. Pemilik
perusahaan, kreditur, maupun pihak lainnya dapat melihat performa perusahaan
tersebut dan melihat laporan mengenai pendapatan dan beban perusahaan selama
waktu tertentu. Dari laporan laba rugi dapat dilihat apakah perusahaan menghasilkan
laba atau rugi.
3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukan bagaimana perubahan
dalam neraca dan pendapatan yang mempengaruhi kas dan kas yang setara dan
memecah analisis menjadi operating, investing, dan financing (Keown, Martin dan
Petty, 2014).
Menurut Keown, Martin, dan Petty (2014) terdapat 3 aktivitas kunci untuk
menentukan pemasukan kas dan pengeluaran kas dalam suatu bisnis, antara lain :
1 Alur kas dari aktivitas operasional pada tahap ini akan dilakukan konversi
laporan pendapatan perusahaan dari basis akrual menjadi basis kas.
2 Alur kas dari aktivitas investasi ketika suatu perushaan menjual maupun
membeli aset, seperti gedung dan peralatan maka akan terjadi perubahan kas
44
masuk atau keluar secara signifikan. Aset jangka panjang termasuk aset tetap dan
aset jangka panjang lainnya.
3 Alur kas dari aktivitas keuangan yaitu pencatatan kas masuk dan keluar yang
terjadi dari pinjaman atau membayar utang, dividen, menjual saham maupun
membelinya kembali.
2.10 Analisis Kelayakan Usaha
Analisa kelayakan usaha digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian
investasi suatu usaha pada masa mendatang. Dari analisis ini diharapkan dapat
mengetahui resiko yang dihadapi dan kelayakan suatu usaha untuk investasi.
1. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan proporsal investasi dengan melakukan selisih antara nilai
saat (present value) ini dari hasil proyeksi pendapatan bersih yang diharapkan di
masa mendatang dengan nilai investasi awal saat ini (Keown, Martin dan Petty,
2011).
NPV = PV benefits – PV costs
PV benefits =
dimana :
FCFn = pendapatan bersih pada tahun ke – n
k = rate of return perusahaan
n = lamanya waktu
45
NPV memiliki kelemahan yaitu NPV merupakan penghitungan yang detail
sehingga membutuhkan alat bantu seperti kalkulator finansial atau spreadsheet. NPV
tidak bisa menganalisis pemilihan alternatif usaha dengan jumlah investasi dan waktu
yang berbeda.
2. Metode Payback Period
Payback period merupakan jumlah tahun yang dibutuhkan untuk
mendapatkan kembali pengeluaran kas awal yang merupakan sebuah investasi
(Keown, Martin dan Petty, 2011). Berikut formula payback period.
Semakin kecil angka yang dihasilkan, maka semakin cepat waktu yang
diperlukan untuk mendapat kembali investasi awal yang digunakan dalam bisnis ini
dan akan memberikan keyakinan pada investor jika bisnis ini cukup potensial.
Kekurangan dalam metode ini yaitu tidak memperhatikan nilai waktu uang dan tidak
dapat menganalisa arus kas setelah pengembalian investasi awal tercapai.
2.11 Value Proposition dan Idea Generation
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, value proposition yang
ditawarkan oleh SALVIO adalah senam aerobik dengan variasi gerakan seni beladiri
dimana pelanggan akan mendapatkan nilai dari segi kesehatan, pengetahuan seni
bela diri yang fun, selain itu juga mendapatkan value tempat senam aerobik
berkonsep fitness, fasilitas yang memadai dan modern, pengecekan kesehatan oleh
46
dokter yang tersedia di SALVIO dan sistem loker yang aman.
Konsep pembayaran pada SALVIO dalam mengikuti kelas senam aerobik
adalah dimana pelanggan membayar membership fee di awal untuk 1 bulan dan
mereka dapat dengan bebas mengikuti kelas aerobik dengan jenis seni beladiri yang
tersedia sesuai dengan yang mereka inginkan. SALVIO juga dapat diikuti oleh non-
member dimana pelanggan akan dikenakan sistem pembayaran per visit atau disebut
sebagai walk-in fee. SALVIO juga memiliki kelas aerobik yang dapat diikuti oleh
usia anak-anak dan remaja.