saham heli mendarat di bursa -...

1

Upload: hoangdieu

Post on 31-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Saham HELI Mendarat di Bursa - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/.../1/2159/22c91e27_Des17-DutaAnggadaRealtyTbk.pdf · 4 PORTOFOLIO Kontan Sabtu, 31 Maret 2018 Biaya bahan bakar

4 PORTOFOLIOKontan Sabtu, 31 Maret 2018

Biaya bahan bakar kami tidak lebih dari

10% dari cost structure kami selama ini.

Edwin Widjaja, Direktur Utama Jaya Trishindo Tbk

■PROFIL EMITEN

Saham HELI Mendarat di BursaUsai IPO, PT Jaya Trishindo Tbk berencana membidik pelanggan perorangan di bisnis penyewaan helikopter

JAKARTA. Perusahaan jasa angkutan udara niaga tidak berjadwal PT Jaya Trishindo Tbk sukses mendarat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (27/3) lalu. Melalui ini-tial public offering (IPO), emiten berkode HELI ini suk-ses meraup Rp 27,5 miliar.

Pasca menggelar penawar-an saham perdana, perusaha-an ini langsung mengangkasa. HELI akan melakukan eks-pansi penambahan armada helikopter baru. Langkah ini dilakukan seiring dengan membesarnya permintaan transportasi udara.

Menurut Edwin Widjaja, Direktur Utama Jaya Trishin-do, jika sebelumnya pasar di-dominasi oleh pelanggan kor-porasi, saat ini layanan heli-kopter makin dikenal dan

banyak digunakan oleh pe-langgan perorangan. Karena itu, HELI berniat masuk ke pasar pelanggan perorangan.

Setidaknya, ada dua unit helikopter yang akan ditam-bah, yaitu tipe AS 350 B3 dan AW 109 Trekker. "Tahun lalu kami tambah dua unit," cetus Edwin. Selain itu, HELI juga akan membangun hanggar dan fasilitas pemeliharaan demi efi siensi.

HELI menargetkan bisa konsisten menambah 1-2 unit armada baru dalam lima tahun ke depan. Selama ini, HELI membanderol jasa sewa heli-kopter seharga US$ 3.600 hingga US$ 15.000 per jam, tergantung kebutuhan klien.

Pasar perorangan

Penambahan armada men-jadi hal penting bagi HELI untuk mendukung rencana

ekspansi ke pasar pelanggan perorangan. Kini, HELI tengah mengembangkan situs dan aplikasi supaya pelanggan bisa melakukan pemesanan helikopter secara daring.

Meski masih berupaya membangun platform online secara mandiri, Edwin tak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan perusa-

haan lain dalam pembuatan aplikasi. Nantinya, platform online diharapkan menambah utilisasi helikopter yang saat ini sudah mencapai 70%.

Tak hanya itu, HELI juga tengah membidik ceruk baru di bidang taksi helikopter ali-as Helitaxi, terutama untuk wilayah Jakarta dan sekitar-nya. Sebagai ibukota dengan populasi padat dan aktivitas bisnis yang tinggi, Jakarta di-nilai punya potensi besar.

Sayang, Edwin menilai kon-disi infrastruktur masih jauh dari memadai untuk mengga-rap bisnis Helitaxi. "Keterse-diaan helipad di Jakarta saja masih kurang. Mudah-muda-han akan berkembang seiring dengan kami yang juga beren-cana menambah lokasi-lokasi helipad," ujar Edwin.

Tahun ini, HELI sudah me-megang kontrak tahunan un-

nya. Kontrak itu seluruhnya dilakukan dengan klien korpo-rasi, nilainya Rp 50 miliar. Lalu, untuk dua helikopter baru, HELI akan mendapat kontrak di pertengahan tahun.

Di sisi lain, Edwin masih belum khawatir soal potensi kenaikan harga bahan bakar terhadap kinerja HELI. Menu-rut dia, bisnis HELI berbeda dengan bisnis maskapai pe-nerbangan yang biaya bahan bakarnya mencapai 30%-50% dari total beban. "Biaya bahan bakar kami tidak lebih dari 10% dari cost structure kami selama ini," ujar dia.

Setelah resmi melantai di bursa, HELI menargetkan per-tumbuhan pendapatan di akhir tahun ini bisa mencapai 30%-40% atau sekitar Rp 170 miliar hingga Rp 180 miliar. Pertumbuhan ekonomi yang membaik, serta menggeliat-nya proyek pembangunan pe-merintah, bisa mendorong bisnis penyewaan helikopter.

Selain sektor pertambangan dan perkebunan, selama ini sektor konstruksi kerap men-jadi pelanggan HELI. Misal-nya, helikopter sering disewa perusahaan konstruksi untuk melakukan pemantauan ba-ngunan, wilayah proyek, dan sebagainya.

Per September 2017, aset perusahaan HELI tercatat se-besar Rp 219,91 miliar. Se-mentara itu, pendapatan per-usahaan sebesar Rp 87,7 mili-ar, naik 72,7% dari periode yang sama di tahun sebelum-nya. Pada periode itu, HELI juga berhasil meraup pertum-buhan laba usaha 42,4% de-

Tahun ini, HELI

berencana

menambah dua

unit helikopter

baru.

Profil Emiten

Grace Olivia Sihombing

JAKARTA. Pada pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia pada 27 Maret lalu, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) melepas 250 juta saham ke publik dengan harga Rp 110 per lembar. Dari aksi korporasi tersebut, HELI mengantongi dana sebesar Rp 27,5 miliar.

Sebagai pemain di industri yang terbilang padat modal, Edwin sadar betul perusahaan-nya membutuhkan sokongan modal dan eksposur ke publik. Direktur Utama Jaya Trishindo Edwin Widjaja menceritakan, ke-tertarikannya mencari pendanaan dari pasar saham bermula dari program inkubator Usa-ha Mikro Kecil Menengah yang diselenggara-

kan BEI. "Program tersebut membuat persi-apan jadi lebih mudah dan cepat," ujar Edwin di Jakarta, (27/3).

Sejak beroperasi 2010 silam, emiten de-ngan kode saham HELI ini melayani jasa penyewaan transportasi udara, yaitu penye-waan helikopter. Melalui entitas anak usaha-nya PT Komala Indonesia, HELI melayani pelanggan yang terdiri dari perusahaan per-kebunan, pertambangan, konstruksi, serta transportasi untuk perorangan (VIP). Wila-yah operasi HELI hingga sekarang berada di Pekanbaru, Palembang, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. ■

Berkat Inkubator UMKM

Kinerja PT Jaya Trishindo Tbk (HELI)(dalam miliar rupiah, kecuali laba bersih per saham)

Per 30/09/2017 Per 30/09/2016Total Aset 219,91 153,73*Total Kewajiban 162,38 144,91*Total Ekuitas 57,53 8,83*

Pendapatan 87,70 50,79Laba Kotor 20,92 9,96Laba Usaha 14,03 9,86Laba Bersih 3,24 3,23

Margin Laba Kotor (%) 23,86 19,61Margin Laba Usaha (%) 16,00 19,41Margin Laba Bersih (%) 3,75 6,36ROA (%) 1,49 2,84*ROE (%) 5,71 49,45*

(*) Per 31 Desember 2016 Sumber: Prospektus IPO Perusahaan

Jatigroup.com

HELI berniat masuk ke pasar pelanggan perorangan.

Pergerakan Indeks Sektoral di BEI Periode 22 - 29 Maret 2018

1.671,8222 Mar 2018

1.720,0629 Mar 2018

Perubahan : 2,89%

Agrikultur

Sumber: Bloomberg

738,4222 Mar 2018

748,7529 Mar 2018

Perubahan : 1,40%

Industri Dasar

2.629,7522 Mar 2018

2.584,2429 Mar 2018

Perubahan : -1,73%

Barang Konsumer

1.156,1222 Mar 2018

1.135,7129 Mar 2018

Perubahan : -1,77%

Keuangan

1.077,9122 Mar 2018

1.057,4829 Mar 2018

Perubahan : -1,90%

Infrastruktur

Perubahan : 0,97%

Tambang

1.251,0722 Mar 2018

1.243,7929 Mar 2018

Perubahan : -0,58%

Industri Lain-lain

506,3422 Mar 2018

503,8529 Mar 2018

Perubahan: -0,49%

Konstruksi & Properti

921,3622 Mar 2018 914,45

29 Mar 2018

Perubahan: -0,75%

Perdagangan

1.834,7322 Mar 2018

1.852,5429 Mar 2018

Zainudin
Typewriter
31 Maret 2018, Kontan | hal.4