bab 4 hasil dan pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2009-2-00375-mn bab...
TRANSCRIPT
54
BAB 4
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan
PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan penyediaan jasa transportasi barang. Berdiri
pada tahun 1997, pendiri memulai bisnis yang berfokus kepada komoditi perishables dan
menjadi agen wholesaler penerbangan Gulf Air (GF) untuk komoditi perishables dan general
cargo serta freighter TNT untuk komoditi perishables. PT. XYZ pada awalnya dipersiapkan
oleh orang-orang yang sudah bekerja di perusahaan besar. Relasi pendiri PT. XYZ dengan
Gulf Air membuat PT. XYZ mendapatkan harga murah, prioritas space dan jangka waktu
pembayaran yang baik. Hal ini menjadikan PT. XYZ mempunyai vendor yang potensial. Dan
di sisi pelanggan, pendiri mempunyai relasi yang baik dengan para eksportir perishables yang
mengekspor rutin dengan kuantiti besar, harga jual bagus dan pembayaran tunai atau lebih
cepat dari tenggat waktu pembayaran. Hal ini menjadikan PT. XYZ mempunyai pelanggan
yang potensial.
Dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2002, PT. XYZ fokus dengan menyediakan
jasa pengiriman barang melalui udara (airfreight) dan dibatasi sebatas pengiriman port to
port saja karena pada masa itu ekspor sedang mengalami peningkatan yang signifikan
karena dollar sedang tinggi yang membuat harga komoditi Indonesia di pasar internasional
sangat murah. Setelah itu, PT. XYZ melakukan pengembangan network internasional karena
pada masa tahun 1997 sampai dengan tahun 2002 PT. XYZ hanya melakukan pemasaran
konvensional seperti pemasaran yang dilakukan secara umum atau tradisional seperti
perdagangan biasa dan wholesaler .
55
Pada tahun 2003 PT. XYZ bergabung dengan CTN (Certified Transport Network)
yang merupakan organisasi para freight forwarding di berbagai dunia. Dan pada tahun 2006
PT. XYZ bergabung dengan MTG (Multimodal Trasnport Group), organisasi yang sama
dengan CTN, namun dengan anggota berbeda. Hal ini dikarenakan, pimpinan perusahaan
merasakan manfaat yang cukup signifikan dengan menjadi anggota network. Dimulai pada
tahun 2004, PT. XYZ mulai mendapatkan bisnis nominasi. Pada tahun 2005, PT. XYZ
membangun divisi laut untuk menangani permintaan nominasi dari para anggota MTG dan
CTN.
Regulasi pemerintah mengenai otonomi daerah yang muncul pada tahun 2006
membuat pasar domestik menjadi pasar yang potensial, menyebabkan PT. XYZ membangun
divisi domestik. Pada saat itu kondisi ekspor menurun, nilai mata uang rupiah menguat
sehingga membuat harga komoditi Indonesia di pasar internasional tidak kompetitif. Pada
pertengahan tahun 2008 divisi domestik bertransisi menjadi anak perusahaan PT. XYZ yang
sekarang sudah menjadi entiti yang berbeda dan menjadi bagian terpisah dari PT. XYZ yang
mana manajemennya juga berbeda.
Secara umum PT. XYZ bergerak dalam industri jasa transportasi barang. Pada
industri jasa transportasi barang terdapat lini atau bagian-bagian dari jasa transportasi
bareang tersebut. Mulai dari ruang lingkup pengiriman sampai dengan jenis moda. Di Jakarta
banyak freight forwarder yang hanya menawarkan produk berdasarkan moda saja atau
berdasarkan ruang lingkup pengiriman. Perusahaan sejenis PT. XYZ biasa disebut freight
forwarder atau perusahaan ekspedisi. Oleh karena itu, pada gambar 4.1 dapat dilihat hirarki
industri jasa transportasi barang berdasarkan market-driven strategy. Dari gambar 4.1
tersebut dapat dilihat pembagian lini industri jasa transportasi barang dari mulai ruang
lingkup sampai dengan jenis moda pengangkut barang.
Gambar 4.1
Hirarki Industri Jasa Transportasi Barang
Sumber : PT XYZ (2009)
57
Gambar : 4.2
Produk Jasa PT XYZ
Sumber : PT XYZ (2009)
‐ Port to Port (SBU Airfreight)
‐ Door to Port (SBU Airfreight)
‐ Port to Door (SBU Airfreight dan SBU Intl Net&Imp)
‐ Door to door ( SBU Airfreight dan SBU Int Net&Imp )
‐ Port to Port ‐ Door to Port ‐ Port to Door ‐ Door to door
( SBU Intl Net & Imp)
‐ Port to Port ‐ Door to Port ‐ Port to Door ‐ Door to door
( SBU Intl Net & Imp )
‐ Port to Port ‐ Door to Port ‐ Port to Door ‐ Door to door
( SBU Intl Net & Imp )
58
Gambar 4.2 menjabarkan produk jasa yang ditawarkan oleh PT. XYZ. Berikut
penjelasan dan pendeskripsian tiap-tiap produk jasa :
Produk Jasa
Udara – Ekspor
- Port to Port (P2P) : P2P adalah jenis produk jasa yang mengcover pengiriman hanya dari
bandar udara asal ke bandar udara tujuan. Yang bertanggung jawab melakukan dan
mengkoordinasikan produk jasa ini adalah SBU Airfreight dan target penjualan seluruhnya
masuk ke SBU Airfreight.
- Door to Port (D2P) : D2P adalah jenis produk jasa yang mengcover pengiriman dari pabrik /
tempat pengirim sampai bandar udara tujuan. Yang bertanggung jawab melakukan dan
menjalankan produk jasa ini adalah SBU Airfreight karena tidak memerlukan korespondensi
dengan partner luar negeri di tujuan.
- Port to Door (P2D) : P2D adalah jenis produk jasa yang mengcover pengiriman hanya dari
bandar udara asal sampai dengan pintu atau pabrik penerima. Produk jasa ini adalah hasil
kolaborasi SBU Airfreight dan SBU International Network dan Import. Dalam hal ini, campur
tangan SBU International Network dan Import adalah dalam hal pengurusan dari bandar
udara tujuan sampai dengan pengantaran sampai pintu atau pabrik penerima dengan
menggunakan jasa partner luar negeri di tujuan.
- Door to Door (D2D) : D2D adalah jenis produk jasa yang mengcover pengiriman mulai dari
penjemputan barang di pabrik atau pintu pengirim sampai dengan pabrik atau pintu
penerima. Yang menangani produk jasa ini adalah kolaborasi antara SBU Airfreight dan SBU
International Network dan Import karena produk jasa ini memerlukan korespondensi partner
luar negeri di tujuan.
59
Udara – Import, Laut – Ekspor, Laut – Impor
Produk jasa Impor udara, Ekspor & Impor laut semuanya dilakukan oleh SBU
International Network dan Import. Hal ini dikarenakan, hanya ada 2 SBU di PT XYZ. Karena
memang pada entiti awal, PT. XYZ hanya mempunya satu buah SBU yaitu SBU Aifreight yang
hanya berfokus kepada bisnis ekspor udara.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
4.1.2.1 Visi Perusahaan
Mudrajad (2006, p58) visi merupakan suatu pernyataan komprehensif tentang apa
yang diinginkan oleh pemimpin organisasi, mengapa suatu organisasi berdiri dan apa yang
diyakininya, atau gambaran masa depan organisasi. Dibawah ini ada visi dari PT. XYZ :
“The world’s leading air transportation and logistics business”.
“ Menjadi penyedia jasa transportasi udara dan bisnis logistik terbaik di dunia”. 4.1.2.2 Misi Perusahaan
Misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang dilakukan oleh berbagai unit
organisasi dan apa yang mereka harapkan untuk mencapai visi organisasi, menurut Coulter
(Mudrajad, 2006, p59). Berikut merupakan misi PT. XYZ :
“XYZ Air Cargo solves the business community’s need for fast and reliable transports
around the world.
XYZ Air Cargo primarily focuses on customers exporting from or importing to Asia
and Europe. Together with partners also United States and Middle East are served.
The demand of shippers is managed together with forwarders and airline partners.
Reliable transportation means on time, undamaged goods, correct documentation and
proactive reporting to customers in case of deviations”.
60
“XYZ Air Cargo memberi solusi kepada kebutuhan komunitas bisnis untuk
pengangkutan barang dari keseluruh dunia yang cepat dan dapat dipercaya.
XYZ Air Cargo bermula dengan berfokus kepada pelanggan yang mengeksport dari
atau mengimport ke Asia dan Eropa. Juga melayani para agen atau partner di Amerika atau
Timur Tengah.
Permintaan shippers diatur dengan menyinergikan rekan forwarder dan
penerbangan. Pengangkutan yang dapat dipercaya berarti tepat waktu barang tidak rusak,
dokumentasi tepat, dan update status proaktif kepada pelanggan jika ada masalah”.
4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan
Setiap perusahaan atau organisasi yang didirikan pasti mempunyai struktur atau
hirarki yang mendeskripsikan hubungan struktural antara fungsi-fungsi, bagian-bagian,
maupun orang-orang dengan posisi dan kedudukannya di dalam menjalankan fungsi dan
tanggung jawab yang berbeda-beda. Struktur organisasi sangat penting untuk mencapai
tujuan perusahaan. Dan struktur organisasi berfungsi agar setiap posisi dan kedudukan
paham benar akan fungsi-fungsinya di dalam perusahaan.
Dengan adanya organisasi yang baik dan terstruktur maka dapat dipastikan
tercapainya tujuan atau hasil yang ditargetkan. Struktur organisasi PT. XYZ terlihat pada
GAMBAR 4.3, struktur organisasi tersebut dibuat sederhana oleh perusahaan agar tidak ada
birokrasi yang kompleks di perusahaan.
Berikut adalah rincian tugas dan tanggung jawab dari masing-masig jabatan dan
bagian yang ada di PT XYZ :
1. Direktur Utama
• Membuat kebijakan perusahaan dan kontrol keuangan.
61
• Pengeluaran kas dalam jumlah tertentu harus dengan persetujuan Presiden
Direktur.
• Menganalisis dan melaksanakan strategi kinerja tahunan.
• Membantu direktur memberikan ide, saran, masukan, maupun nasehat yang
berguna untuk strategi pengembangan usaha.
• Menentukan pembelanjaan tahunan.
2. Direktur
• Sebagai Direktur pelaksana
• Bersama-sama dengan Direktur Utama mengambil kebijakan perusahaan.
• Mengatur para kepala SBU atau divisi dengan melakukan POAC ( Planning,
Organizing, Actuating, Controlling )
3. Kepala SBU
• Mengatur manager dan supervisor di bawahnya
• Mengamankan kebijakan dan planning dari B.O.D atau CEO dengan
melakukan POAC.
4. Customer Service
• Membentuk pelayanan
• Melakukan booking service
• Menangani schedule
• Menjalin hubungan baik dengan airline
5. Marketing
• Mencari dan menjalin hubungan dengan pelanggan
• Memasarkan produk jasa
• Menjual produk jasa
• Melihat perkembangan pasar
63
4.1.4 Analisis 5 kekuatan Porter
1. Ancaman masuknya pendatang baru
Dengan mudahnya masuk ke dalam industri, membuat ancaman pendatang baru
sangat kuat. Ditandai juga oleh naiknya kebutuhan akan distribusi barang membuat
pengusaha melihat industri ini potensial. PT. XYZ dalam hal SDM, mempunyai SDM yang
berkualias dan berpengalaman dan tidak merasa adanya ancaman yang signifikan dari para
pendatang baru tersebut yang biasanya merekrut orang-orang yang baru juga dalam industri
jasa transportasi barang.
2. Ancaman persaingan antar perusahaan sejenis
Persaingan di antara perusahaan sejenis memang berpengaruh terhadap perusahaan
tetapi PT. XYZ terus berusaha untuk memenangkan persaingan dengan terus melakukan
inovasi dan meng-customize produk jasa yang ditawarkan sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan pelanggan. Di beberapa lingkungan pesaing hadir dan muncul dengan pangsa
pasarnya sendiri. Dan di beberapa lingkungan lain, pesaing hadir dengan agresif mengambil
pangsa pasar yang ada dan mencari kesempatan dengan memberikan potongan harga, janji-
janji promosi, iklan yang menarik, dan produk baru.
Dalam persaingan bisnis, PT. XYZ mengelompokan pesaing berdasarkan struktur
kompetisi yang bersegmen kepada komoditi, pemasok, destinasi, moda, dan pasar nominasi.
Dalam kompetisi berdasarkan komoditi, PT. XYZ mengelompokan pesaing dalam dua jenis
komoditi, yaitu perishables dan general cargo. Berdasarkan komoditi perishables pesaing
utama PT. XYZ adalah PT Bajika Cargo. Sedangkan komoditi general cargo pesaing utama
adalah Nippon Express Yusen Cargo, Prime Logistic, dan Fin Logistic. Dalam kompetisi
berdasarkan pemasok yang dalam hal ini adalah perusahaan penerbangan, PT. XYZ
mengelompokan pesaing dalam beberapa jenis perusahaan penerbangan seperti Garuda
64
Airlines (GA), Cathay Pacific (CX). Pesaing utama di Garuda Airlines adalah PT Bajika Cargo,
Nippon Express. Sedangkan pesaing utama di Cathay Pacific adalah PT Bajika Cargo.
3. Ancaman jasa subtitusi
Dalam industri jasa transportasi barang, produk pengganti yang mengancam
hidupnya industri ini adalah jika setiap daerah atau negara dapat memproduksi sendiri
komoditi yang biasa diekspor atau diimpor. Jika setiap daerah atau negara memproduksi
barang sendiri, maka tidak ada lagi kebutuhan akan jasa transportasi barang. Dan hal kedua
yang menjadi ancaman industri jasa transportasi barang adalah jika di setiap daerah atau
negara sudah menggunakan e-commerce secara sinergis dan menyuluruh. Dan hal tersebut
mengakibatkan tidak dibutuhkannya lagi jasa transportasi barang.
Tetapi dalam masa sekarang sepertinya belum mungkin untuk Indonesia
memproduksi barang setengah jadi. Seperti halnya e-commerce masih belum dilakukan
melihat perkembangan teknologi informasi yang belum didukung oleh masyarakat.
4. Kekuatan tawar menawar pembeli
PT. XYZ mengelompokkan ke dalam dua jenis pelanggan yang bersegmen kepada
pelanggan yang di dapat dari cara konvensional dan cara teknologi informasi. Pelanggan
yang didapat dengan cara konvensional adalah pelanggan lokal, PT XYZ sebagai wholesaler
memfokuskan penjualan kepada coloader yang dalam hal ini adalah perusahaan-perusahaan
freight forwarding. Kekuatan tawar menawar pembeli di industri cukup kuat karena pembeli
mempunyai banyak pilihan, melihat adanya banyak pemain di industri jasa transportasi
barang. Hal ini membuat pembeli merasa mempunyai kekuatan tawar-menawar yang kuat
karena dapat memilih perusahan freight forwarding mana yang akan dipakai untuk
menangani pengirimannya.
65
5. Kekuatan tawar menawar pemasok
Pemasok dalam industri ini adalah penyelenggara moda, yaitu seperti perusahaan
penerbangan, perusahaan pelayaran, pergudangan dan lainnya. Dan para penyedia moda
tersebut sangat kuat posisinya dalam indsutri ini karena tidak ada penyedia jasa pengganti
dalam industri ini.
4.2 Identifikasi Lingkungan Internal Eksternal PT. XYZ
Dalam pengidentifikasian lingkungan internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan,
dan lingkungan eksternal yang meliputi peluang dan ancaman PT. XYZ melalui wawancara
langsung dengan pihak pihak terkait dan juga observasi langsung peneliti. Tujuan dari
pembagian kuesioner adalah untuk mendapatkan berbagai rincian mengenai faktor internal
yang terdiri kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan faktor eksternal yang terdiri dari
peluang dan ancaman perusahaan. Jawaban dari kuesioner yang dibagikan kepada level
manajer ke atas kemudian dipertanyakan data-data ataupun bukti-bukti yang memperkuat
jawaban dari seluruh responden. Dari tujuh responden yang mempunyai jawaban berbeda, di
dapat lebih dari lima faktor tiap-tiap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Peneliti
membuat angket, kuesioner sederhana untuk membuat prioritas lima faktor dari tiap-tiap
elemen. Hasil ini bertujuan untuk lebih dalam menganalisis kondisi internal perusahaan dan
hasil dari kuesioner tersebut kemudian di rekapitulasi dengan rincian sebagai berikut :
4.2.1 Rekapitulasi Faktor Internal Perusahaan
Berikut ini adalah hasil rekapitulasi terhadap faktor internal PT XYZ, yaitu faktor
kekuatan dan kelemahan perusahaan :
a. Faktor kekuatan internal perusahaan
66
Dari hasil jawaban kuesioner dan wawancara, berikut faktor-faktor yang menjadi
kekuatan PT XYZ :
1) Sumber daya manusia yang sangat berpengalaman dalam bidangnya.
PT. XYZ secara internal memiliki SDM potensial dan berpengalaman. Khususnya
bagian Customer Service dan Operasional. Customer Service dalam dunia jasa adalah bagian
sangat esensial untuk menjaga service level kepada pelanggan. Dan operasional adalah
bagian yang sangat penting dalam penyediaan sinergi produk dan jasa di industri ini.
Pengalaman kerja Customer Service Supervisor di PT. XYZ adalah 5 tahun dan pengalaman
kerja kepala divisi operasional di PT. XYZ adalah 15 tahun. Dalam hal pengalaman industri
jasa transportasi barang, memang durasi pengalaman pelaku industrinya masih kurang lama
dibandingkan durasi pengalaman pelaku industri jasa lainnya. Karena industri jasa
transportasi barang menjadi dikenal setelah perannya atau mencuatnya krisis perang teluk
yang melahirkan atau menghasilkan PAKTO pada kisaran tahun ‘90an. Dapat dilihat pada
tabel 4.1 Komposisi karyawan perusahaan berdasarkan posisi dan lama bekerja.
Tabel 4.1
Komposisi karyawan PT. XYZ berdasarkan posisi dan lama bekerja.
Posisi Lama bekerja di posisi
Kepala SBU Airfreight 4 tahun
Customer Service Supervisor 5 tahun
Marketing Manager 4 tahun
Kepala Divisi Operasional 10 tahun
Staff Operasional 5 tahun
Kepala SBU Intl Net & Import 10 tahun
Overseas Officer 2 tahun Sumber : PT XYZ (2009)
67
2) Sangat kuat di bidang kargo udara dalam hal harga dan prioritas space.
Walaupun perusahaan sejenis lainnya mempunyai harga murah dan menjadi agen
berbagai perusahaan penerbangan. PT. XYZ menjadi top agent dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir dan dapat dilihal pada tabel 4.2 data prestasi top agent yang didapat oleh
perusahaan.
Tabel 4.2
Data prestasi top agent atau achievement PT. XYZ
Tahun Airlines Achievement2006 GA Cargo Awards
2006 CX Top Agent
2006 SV Top Agent
2007 GA Cargo Awards
2007 CX Top Agent
2007 SV Top Agent
2008 GA Cargo Awards
2008 CX Top Agent Sumber : PT XYZ (2009)
Menjadi top agent berarti mendapatkan harga kontrak untuk setiap destinasi (hot
destination) dengan pengiriman tertinggi berdasarkan komoditi tertentu dengan atau dalam
jangka waktu tertentu dan juga mendapatkan prioritas space dibanding agen penerbangan
lain. Penilaian top agent dari perusahaan penerbangan berdasarkan kontribusi pengiriman
dari PT. XYZ di penerbangan.
3) Produk dan jasa tailor made sehingga mengarah ke total logistics solution
PT. XYZ menyediakan produk jasa yang dapat menyesuaikan berbagai kebutuhan
pelanggan. Visi PT. XYZ mengarah kepada solusi total, dari mulai ekspor atau impor, udara
atau laut, pergudangan, custom clearing, distribusi domestik. PT. XYZ tidak melakukan
semuanya sendiri tetap menggunakan sistem partnership dengan para sub agen.
68
4) Terdaftar IATA (Internasional Air Transport Association) dan ICAC
(Indonesia Cargo Agent Club).
Dengan terdaftar di IATA dan FIATA berarti perusahaan mempunyai kredibilitas dan
menjadi prioritas, khususnya dalam keikutsertaan tender. Menurut pimpinan PT. XYZ, dari
9000an perusahaan sejenis di jakarta, PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang terdaftar
IATA dan FIATA, untuk menjadi terdaftar di IATA harus melalui berbagai tahapan dan
nomor registrasi IATA PT. XYZ adalah 15-3-0757. Terdapat data persyaratan untuk
menjadi anggota IATA dalam Lampiran 1.
5) Menjadi anggota MTG (Multimodal Transport Group) dan CTN (Certified
Transport Network)
Dengan menjadi anggota dua network tersebut, perusahaan dapat mengcover bisnis
dari seluruh dunia. PT. XYZ menjadi anggota CTN pada tahun 2003 dan menjadi anggota
MTG pada tahun 2006. Keuntungan menjadi anggota network adalah PT. XYZ mempunyai
jaringan luas di seluruh pelosok dunia. Mempunyai agen atau partner yang terpercaya adalah
tidak mudah dan karena hal tersebut PT. XYZ menjadi anggota organisasi seperti CTN dan
MTG yang mempunyai kode etik dalam organisasinya. Anggket atau kuesioner sederhana
disebar ke beberapa perusahaan sejenis dan hasilnya adalah dari 20 perusahaan hanya 45%
perusahaan yang tergabung dalam suatu network, data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Perusahaan sejenis yang menjadi anggota Network
Menjadi anggota Network 11
Tidak menjadi anggota Network 9
Sumber : Hasil Kuesioner (2009)
69
b. Faktor Kelemahan Internal Perusahaan
Berikut adalah faktor-faktor kelemahan internal perusahaan yang didapatkan dari
hasil wawancara dengan pimpinan dan karyawan PT. XYZ.
1) Keterbatasan dana dalam hal menangani tender-tender potensial.
Keterbatasan cashflow/modal, membuat PT. XYZ kehilangan kesempatan dalam
menangani proyek-proyek potensial yang biasanya membutuhkan modal besar.
Angket/kuesioner sederhana telah disebar kepada para Kepala SBU dan Divisi, dan hasilnya
hanya 40% dari seluruh kesempatan proyek yang ada tidak diambil karena hambatan dana
dan data tersebut dapa dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Tender PT. XYZ
Tender yang diikuti 10
Tender yang diambil 4
Sumber : Hasil Kuesioner PT. XYZ (2009)
2) Keterbatasan fasilitas infrastruktur
Keterbatasan fasilitas infrastruktur seperti, jumlah truk, tidak tersedianya barcoding
dan GPS, perangkat keras maupun lunak yang memadai, contohnya sistem tracking online.
Hal tersebut kadang menghambat pekerjaan dan kurang efisien. Berikut pada tabel 4.5 data
fasilitas pendukung yang dimiliki perusahaan :
Tabel 4.5
Fasilitas Infrastruktur PT. XYZ
Infrastruktur Tersedia
Barcoding Tidak
70
GPS Tidak
Traking Online Tidak
Sumber : Data PT. XYZ (2009)
3) Keterbatasan tenaga marketing dan dana untuk promosi
Hal tersebut membuat rendahnya brand awareness yang mengakibatkan rendahnya
juga product awareness. PT. XYZ mempunyai empat account manager yang dibawahi oleh
satu marketing manager dalam SBU Airfreight. Sedangkan hanya terdapat satu overseas
account officer dalam SBU International Network & Import. Hal ini menyebabkan rendahnya
brand awareness dan kurangnya daya jual ke pelanggan.
4) Pencapaian target penjualan SBU Internasional Network dan Import
yang belum maksimal
Pencapaian tidak merata di SBU-marketing, walaupun sudah dibuatkan target
tahunan sesuai kemampuan para masing-masing SBU tetap saja SBU International Network
& Import tidak mencapai target penjualan yang sama seperti SBU Airfreight mencapai
targetnya.
Berikut data penjualan SBU International Network & Import dan SBU Airfreight
tahun 2006 - 2008 :
Tabel 4.6
Penjualan PT. XYZ Tahun 2006-2008
Tahun Airfreight Intl Net & Import
2006 $ 2.793.380,69 $ 1.504.128,06
2007 $ 2.475.364,49 $ 1.332.888,57
2008 $ 2.624.757,82 $ 1.413.331,13 Sumber : Data PT. XYZ (2009)
71
5) Karyawan yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama
dan lingkungan kerja yang monoton.
Melalui observasi langsung dan wawancara, karyawan merasa jenuh karena terus
berada di posisi yang sama. Dapat dilihat di tabel 4.1 data lama kerja karyawan di posisi
tertentu selama bekerja di PT. XYZ.
4.2.2 Rekapitulasi Faktor Eksternal Perusahaan
Dari hasil jawaban kuesioner dan wawancara, berikut faktor-faktor yang menjadi
peluang dan ancaman PT. XYZ :
a. Faktor peluang eksternal PT. XYZ :
1) Desentralisasi pemerintah
Desentralisasi sesuai UU nomor 22 tahun 1999 pemerintah menyebabkan distribusi
barang antar provinsi meningkat karena hak otonom atas daerah yang mempunyai anggaran
belanja sendiri. Dengan mempunyai hak otonom, setiap daerah dapat melakukan
penyelenggaraan belanja atas daerah sendiri. Hal ini membuat pembelanjaan tidak terpusat
di pemerintah pusat. Dengan adanya hak penuh atas belanja daerah, membuat peluang atas
distribusi antar daerah meningkat.
2) Naiknya nilai rupiah
Naiknya nilai rupiah berpengaruh pada revenue potensial karena 80% revenue
diterima dalam mata uang dollar Amerika. Dan juga melemahnya mata uang rupiah terhadap
dolar Amerika menstimulasi ekspor. Ekonom Danareksa Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan
nilai tukar rupiah yang menguat membuat laju inflasi terkendali dan dapat menstimulasi
ekspor.
72
3) Menjalin kerjasama dengan agen luar negeri dengan memaksimalkan
penjualan jasa impor
Dengan menjadi anggota CTN dan MTG membuat PT. XYZ mempunyai banyak
agen yang tersebar di seluruh dunia. Hal tersebut sangat berpotensi untuk memaksimalkan
penjualan produk jasa Impor PT. XYZ karena jaringan PT. XYZ mendunia. Dengan
memaksimalkan penjualan Impor, menciptakan nilai tambah tersendiri atas agen-agen luar
negeri yang dimiliki PT. XYZ yang nantinya timbal balik agen-agen luar negeri tersebut
akan berupa shipment-shipment nominasi.
4) Banyak perusahaan niaga besar memakai jasa outsource untuk menangani
logistiknya
Dalam era globalisasi yang terus mengutumakan efisiensi, banyak perusahaan-
perusahaan seperti dalam indsutri banking atau niaga yang lebih memilih meng-outsource
pengurusan logistiknya ke perusahaan freight forwarding. Hal tersebut mempermudah
manajemen rantai siklus di perusahaan-perusahaan tersebut. Dengan adanya hal tersebut
menciptakan peluang tersendiri bagi PT. XYZ untuk menangangi logistiknya.
5) Krisis global
Krisis global yang mengakibatkan hilangnya potensi penjualan ekspor yang
didominasi oleh pasar Amerika dan Eropa membuat penjualan menurun. Tetapi di sisi lain,
hal tersebut menciptakan peluang pasar asia dan timur tengah. Seperti yang dikatakan oleh
Mudrajad Kuncoro, Guru Besar Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM dan Chief
Economist PT Recapital Advisors, di tengah ancaman resesi dan melonjaknya pengangguran
global, tentu menarik mengintip peluang pasar Timur Tegah yang masih berpotensi digarap
secara serius.
73
b. Faktor ancaman eksternal perusahaan
1) Mudahnya masuk dalam industri
Mudahnya mendirikan perusahaan dan masuk dalam industri jasa transportasi
barang membuat menjamurnya perusahaan jasa transportasi barang. Hal ini merupakan
ancaman bagi eksistensi perusahaan di industri jasa transportasi barang ini.
2) Resiko finansial yang datang dari pelanggan
Pelanggan biasanya membayar dalam credit term tetapi tidak menempatkan bank
guarantee. Hal ini sangat beresiko bagi perusahaan dikarenakan tidak adanya jaminan atas
jangka waktu pembayaran ang cenderung lama.
3) Menjamurnya perusahaan jasa kurir multinasional di Indonesia
Perusahaan jasa kurir internasional seperti, DHL, TNT, Fedex, UPS, dan yang lainnya
membuka cabang di daerah tingkat II. Hal ini adalah ancaman bagi perusahaan, karena
perusahaan jasa kurir internasional tersebut dapat mengambil pangsa pasar yang ada.
4) Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (general cargo)
Hal tersebut diakibatkan oleh krisis ekonomi global. Dan general cargo adalah salah
satu komoditi dengan konstribusi penjualan tertinggi PT. XYZ. Dengan jatuhnya ekspor atas
general cargo dapat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan.
5) Pesaing memiliki modal besar
Pesaing yang memiliki modal besar menjadikan pesaing dapat memberikan credit term
lebih lama kepada pelanggan sehingga berpotensi untuk menanyai tender-tender besar. Hal
tersebut merupakan ancaman bagi perusahaan karena pelanggan akan cenderung datang ke
pesaing karena pesaing dapat memberikan jangka waktu pembayaran yang lama.
74
4.2.3 Hasil Wawancara Pembobotan Faktor Internal Eksternal Perusahaan
Langkah selanjutnya dalam tahap pengumpulan data adalah dengan melakukan
wawancara untuk menilai pembobotan faktor internal dan faktor eksternal untuk
menentukan bobot terhadap hasil ekstrasi yang telah dilakukan sebelumnya. Bobot tersebut
akan digunakan untuk mengukur relatif kepentingan dengan metode perbandingan
berpasangan. Berikut adalah hasil dari wawancara pembobotan faktor internal (tabel 4.7)
dan faktor eksternal (tabel 4.8)
Tabel 4.7
Rekapitulasi Faktor Kekuatan Internal Perusahaan
No
Keterangan
Mana yang lebih berpengaruh (A atau B)
Bobot
1 A. Secara internal, SDM berpengalaman dalam bidangnya, khususnya customer service dan operasional (S1)
B 3
B. Sangat kuat di bidang kargo udara / airfreight dalam hal harga dan prioritas space (S2)
2 A. Secara internal, SDM berpengalaman dalam bidangnya, khususnya customer service dan operasional (S1)
B 2
B. Menyediakan produk dann jasa yang tailor mode sehingga mengarah ke total logistics solution (S3)
3 A. Secara internal, SDM berpengalaman dalam bidangnya, khususnya customer service dan operasional (S1) A 1
B. Menjadi freight forwarding yang terdaftar di IATA dan ICAC (S4)
4 A. Secara internal, SDM berpengalaman dalam bidangnya, khususnya customer service dan operasional (S1) B 2
B. Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG (S5) 5 A. Secara internal, SDM berpengalaman dalam bidangnya,
khususnya customer service dan operasional (S1) B 2 B. Keterbatasan dana dalam hal untuk menangani proyek-
proyek besar potensial (W1) 6 A. Secara internal, SDM berpengalaman dalam bidangnya,
khususnya customer service dan operasional (S1) A 1
75
B. Keterbatasan fasilitas infrastruktur seperti jumlah truk dan lainnya (W2)
7 A. Secara internal, SDM berpengalaman dalam bidangnya, khususnya customer service dan operasional (S1) A 1
B. Keterbatasan tenaga marketing dan dana untuk promosi (W3)
8 A. Secara internal, SDM berpengalaman dalam bidangnya, khususnya customer service dan operasional (S1) A 2
B. Pencapaian target penjualan SBU Internasional Network dan Import yang belum maksimal (W4)
9 A. Secara internal, SDM berpengalaman dalam bidangnya, khususnya customer service dan operasional (S1) A 1
B. SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton (W5)
10 A. Sangat kuat di bidang kargo udara / airfreight dalam hal harga dan prioritas space (S2)
A 3 B. Menyediakan produk dann jasa yang tailor mode sehingga
mengarah ke total logistics solution (S3) 11 A. Sangat kuat di bidang kargo udara / airfreight dalam hal
harga dan prioritas space (S2) A 3 B. Menjadi freight forwarding yang terdaftar di IATA dan ICAC
(S4) 12 A. Sangat kuat di bidang kargo udara / airfreight dalam hal
harga dan prioritas space (S2) A 2 B. Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG (S5) 13 A. Sangat kuat di bidang kargo udara / airfreight dalam hal
harga dan prioritas space (S2) A 1 B. Keterbatasan dana dalam hal untuk menangani proyek-
proyek besar potensial (W1) 14 A. Sangat kuat di bidang kargo udara / airfreight dalam hal
harga dan prioritas space (S2) A 4 B. Keterbatasan fasilitas infrastruktur seperti jumlah truk dan
lainnya (W2) 15 A. Sangat kuat di bidang kargo udara / airfreight dalam hal
harga dan prioritas space (S2) A 4 B. Keterbatasan tenaga marketing dan dana untuk promosi
(W3) 16 A. Sangat kuat di bidang kargo udara / airfreight dalam hal
harga dan prioritas space (S2) A 4 B. Pencapaian target penjualan SBU Internasional Network dan
Import yang belum maksimal (W4) 17 A. Sangat kuat di bidang kargo udara / airfreight dalam hal
harga dan prioritas space (S2) A 4
B. SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton (W5)
76
18 A. Menyediakan produk dann jasa yang tailor mode sehingga mengarah ke total logistics solution (S3) A 1
B. Menjadi freight forwarding yang terdaftar di IATA dan ICAC (S4)
19 A. Menyediakan produk dann jasa yang tailor mode sehingga mengarah ke total logistics solution (S3) B 2
B. Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG (S5) 20 A. Menyediakan produk dann jasa yang tailor mode sehingga
mengarah ke total logistics solution (S3) B 2
B. Keterbatasan dana dalam hal untuk menangani proyek-proyek besar potensial (W1)
21 A. Menyediakan produk dann jasa yang tailor mode sehingga mengarah ke total logistics solution (S3) A 2
B. Keterbatasan fasilitas infrastruktur seperti jumlah truk dan lainnya (W2)
22 A. Menyediakan produk dann jasa yang tailor mode sehingga mengarah ke total logistics solution (S3) A 2
B. Keterbatasan tenaga marketing dan dana untuk promosi (W3)
23 A. Menyediakan produk dann jasa yang tailor mode sehingga mengarah ke total logistics solution (S3)
A 3 B. Pencapaian target penjualan SBU Internasional Network dan Import yang belum maksimal (W4)
24 A. Menyediakan produk dann jasa yang tailor mode sehingga mengarah ke total logistics solution (S3)
A 2
B. SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton (W5)
25 A. Menjadi freight forwarding yang terdaftar di IATA dan ICAC (S4) B 2
B. Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG (S5) 26 A. Menjadi freight forwarding yang terdaftar di IATA dan ICAC
(S4) B 1 B. Keterbatasan dana dalam hal untuk menangani proyek-
proyek besar potensial (W1) 27 A. Menjadi freight forwarding yang terdaftar di IATA dan ICAC
(S4) A 2
B. Keterbatasan fasilitas infrastruktur seperti jumlah truk dan lainnya (W2)
28 A. Menjadi freight forwarding yang terdaftar di IATA dan ICAC (S4)
A 2 B. Keterbatasan tenaga marketing dan dana untuk promosi
(W3) 29 A. Menjadi freight forwarding yang terdaftar di IATA dan ICAC
(S4) A 3 B. Pencapaian target penjualan SBU Internasional Network dan
Import yang belum maksimal (W4)
77
30 A. Menjadi freight forwarding yang terdaftar di IATA dan ICAC (S4)
A 2
B. SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton (W5)
31 A. Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG (S5) B 1 B. Keterbatasan dana dalam hal untuk menangani proyek-
proyek besar potensial (W1) 32 A. Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG (S5)
A 3 B. Keterbatasan fasilitas infrastruktur seperti jumlah truk dan lainnya (W2)
33 A. Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG (S5) A 4 B. Keterbatasan tenaga marketing dan dana untuk promosi
(W3) 34 A. Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG (S5)
A 4 B. Pencapaian target penjualan SBU Internasional Network dan Import yang belum maksimal (W4)
35 A. Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG (S5) A 3
B. SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton (W5)
36 A. Keterbatasan dana dalam hal untuk menangani proyek-proyek besar potensial (W1) A 3
B. Keterbatasan fasilitas infrastruktur seperti jumlah truk dan lainnya (W2)
37 A. Keterbatasan dana dalam hal untuk menangani proyek-proyek besar potensial (W1) A 3
B. Keterbatasan tenaga marketing dan dana untuk promosi (W3)
38 A. Keterbatasan dana dalam hal untuk menangani proyek-proyek besar potensial (W1)
A 4 B. Pencapaian target penjualan SBU Internasional Network dan
Import yang belum maksimal (W4) 39 A. Keterbatasan dana dalam hal untuk menangani proyek-
proyek besar potensial (W1) A 2
B. SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton (W5)
40 A. Keterbatasan fasilitas infrastruktur seperti jumlah truk dan lainnya (W2)
A 1 B. Keterbatasan tenaga marketing dan dana untuk promosi
(W3) 41 A. Keterbatasan fasilitas infrastruktur seperti jumlah truk dan
lainnya (W2) A 2 B. Pencapaian target penjualan SBU Internasional Network dan
Import yang belum maksimal (W4)
78
42 A. Keterbatasan fasilitas infrastruktur seperti jumlah truk dan lainnya (W2)
A 1 B. SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton (W5)
43 A. Keterbatasan tenaga marketing dan dana untuk promosi (W3)
A 1 B. Pencapaian target penjualan SBU Internasional Network dan Import yang belum maksimal (W4)
44 A. Keterbatasan tenaga marketing dan dana untuk promosi (W3)
A 1
B. SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton (W5)
45 A. Pencapaian target penjualan SBU Internasional Network dan Import yang belum maksimal (W4)
B 1
B. SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton (W5)
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009)
Tabel 4.8
Rekapitulasi Faktor Kekuatan Eksternal Perusahaan
No Keterangan
Mana yang lebih
berpengaruh (A atau B)
Bobot
1 A. Desentralisasi pemerintah (O1)
A 2 B. Naiknya nilai rupiah (O2) 2 A. Desentralisasi pemerintah (O1)
B 1 B. Menjalin kerjasama dengan agen luar negeri dengan
memaksimalkan penjualan jasa impor (O3) 3 A. Desentralisasi pemerintah (O1)
B 3 B. Banyak perusahaan niaga besar memakan jasa outsource untuk
menangani logistiknya (O4) 4 A. Desentralisasi pemerintah (O1)
A 1 B. Krisis global (O5) 5 A. Desentralisasi pemerintah (O1)
B 2 B. Mudah masuk dalam industri (T1) 6 A. Desentralisasi pemerintah (O1)
A 1 B. Resiko finansial yang datang dari pelanggan (T2) 7 A. Desentralisasi pemerintah (O1) B 1
79
B. Menjamurnya perusahaan jasa kurir multinasional di Indonesia (T3)
8 A. Desentralisasi pemerintah (O1)
B 2
B. Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (general cargo) (T4) 9 A. Desentralisasi pemerintah (O1)
B 1 B. Pesaing memiliki modal besar (T5) 10 A. Naiknya nilai rupiah (O2)
B 2 B. Menjalin kerjasama dengan agen luar negeri dengan
memaksimalkan penjualan jasa impor (O3) 11 A. Naiknya nilai rupiah (O2)
B 3 B. Banyak perusahaan niaga besar memakan jasa outsource untuk
menangani logistiknya (O4) 12 A. Naiknya nilai rupiah (O2)
A 1 B. Krisis global (O5) 13 A. Naiknya nilai rupiah (O2)
B 1 B. Mudah masuk dalam industri (T1) 14 A. Naiknya nilai rupiah (O2)
A 1 B. Resiko finansial yang datang dari pelanggan (T2) 15 A. Naiknya nilai rupiah (O2)
B 2 B. Menjamurnya perusahaan jasa kurir multinasional di Indonesia
(T3) 16 A. Naiknya nilai rupiah (O2)
B 1
B. Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (general cargo) (T4) 17 A. Naiknya nilai rupiah (O2)
B 2 B. Pesaing memiliki modal besar (T5) 18 A. Menjalin kerjasama dengan agen luar negeri dengan
memaksimalkan penjualan jasa impor (O3)
B 1 B. Banyak perusahaan niaga besar memakan jasa outsource untuk menangani logistiknya (O4)
19 A. Menjalin kerjasama dengan agen luar negeri dengan memaksimalkan penjualan jasa impor (O3)
A 2 B. Krisis global (O5) 20 A. Menjalin kerjasama dengan agen luar negeri dengan
memaksimalkan penjualan jasa impor (O3)
A 1 B. Mudah masuk dalam industri (T1)
80
21 A. Menjalin kerjasama dengan agen luar negeri dengan memaksimalkan penjualan jasa impor (O3)
A 2 B. Resiko finansial yang datang dari pelanggan (T2) 22
A. Menjalin kerjasama dengan agen luar negeri dengan memaksimalkan penjualan jasa impor (O3)
A 1 B. Menjamurnya perusahaan jasa kurir multinasional di Indonesia
(T3) 23
A. Menjalin kerjasama dengan agen luar negeri dengan memaksimalkan penjualan jasa impor (O3)
A 3
B. Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (general cargo) (T4) 24
A. Menjalin kerjasama dengan agen luar negeri dengan memaksimalkan penjualan jasa impor (O3)
A 1 B. Pesaing memiliki modal besar (T5) 25
A. Banyak perusahaan niaga besar memakan jasa outsource untuk menangani logistiknya (O4)
A 4 B. Krisis global (O5) 26
A. Banyak perusahaan niaga besar memakan jasa outsource untuk menangani logistiknya (O4)
A 3 B. Mudah masuk dalam industri (T1) 27
A. Banyak perusahaan niaga besar memakan jasa outsource untuk menangani logistiknya (O4)
A 3 B. Resiko finansial yang datang dari pelanggan (T2) 28
A. Banyak perusahaan niaga besar memakan jasa outsource untuk menangani logistiknya (O4)
A 3 B. Menjamurnya perusahaan jasa kurir multinasional di Indonesia
(T3) 29
A. Banyak perusahaan niaga besar memakan jasa outsource untuk menangani logistiknya (O4)
A 2
B. Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (general cargo) (T4) 30
A. Banyak perusahaan niaga besar memakan jasa outsource untuk menangani logistiknya (O4)
A 3 B. Pesaing memiliki modal besar (T5) 31 A. Krisis global (O5)
B 2 B. Mudah masuk dalam industri (T1) 32 A. Krisis global (O5)
A 1 B. Resiko finansial yang datang dari pelanggan (T2)
81
33 A. Krisis global (O5)
B 2 B. Menjamurnya perusahaan jasa kurir multinasional di Indonesia
(T3) 34 A. Krisis global (O5)
B 1
B. Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (general cargo) (T4) 35 A. Krisis global (O5)
A 1 B. Pesaing memiliki modal besar (T5) 36 A. Mudah masuk dalam industri (T1)
A 1 B. Resiko finansial yang datang dari pelanggan (T2) 37 A. Mudah masuk dalam industri (T1)
B 2 B. Menjamurnya perusahaan jasa kurir multinasional di Indonesia
(T3) 38 A. Mudah masuk dalam industri (T1)
B 1
B. Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (general cargo) (T4) 39 A. Mudah masuk dalam industri (T1)
A 1 B. Pesaing memiliki modal besar (T5) 40 A. Resiko finansial yang datang dari pelanggan (T2)
B 1 B. Menjamurnya perusahaan jasa kurir multinasional di Indonesia
(T3) 41 A. Resiko finansial yang datang dari pelanggan (T2)
B 1
B. Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (general cargo) (T4) 42 A. Resiko finansial yang datang dari pelanggan (T2)
A 1 B. Pesaing memiliki modal besar (T5) 43 A. Menjamurnya perusahaan jasa kurir multinasional di Indonesia
(T3)
B 1 B. Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (general cargo) (T4)
44 A. Menjamurnya perusahaan jasa kurir multinasional di Indonesia (T3)
A 2 B. Pesaing memiliki modal besar (T5)
45 A. Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (general cargo) (T4)
A 1 B. Pesaing memiliki modal besar (T5) Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009)
82
4.2.4 Hasil Wawancara Penilaian Skor Faktor Internal Eksternal Perusahaan
Langkah terakhir dari tahap pengumpulan data ini adalah dengan melakukan
wawancara dengan pemberian penilaian skor. Adapun hasil dari penilaian skor faktor
internal (tabel 4.9) dan faktor eksternal (tabel 4.10)
Tabel 4.9
Hasil Wawancara Penilaian Skor Faktor Internal PT XYZ
Faktor - faktor Internal Kunci PT TAB Skor
Kekuatan : 1. SDM yang berpengalaman dalam bidangnya, khususnya Customer Service dan Operasional.
3
2. Sangat kuat dalam bidang kargo udara dalam hal space dan harga
4
3. Produk jasa tailormade yang mengarah ke total logistics solution.
3
4. Terdaftar dalam IATA dan FIATA 3 5. Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG 4
Kelemahan : 1. Keterbatasan dana dalam penanganan tender potensial.
1
2. Keterbatasan fasilitas infrastruktur 2 3. Kurangnya tenaga marketing dan dana untuk promosi.
2
4. Pencapaian target penjualan SBU International Network dan Import yang belum maksimal.
2
5. SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton.
2
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Tabel 4.10
Hasil Wawancara Penilaian Skor Faktor Eksternal PT. XYZ
Faktor - faktor Eksternal Kunci PT TAB Skor
Peluang : 1. Desentralisasi pemerintah (Otonomi daerah). 3
83
2. Naiknya nilai mata uang Rupiah. 3
3. Tesedianya agen luar negeri dan hubungannya dengan demand akan Impor
4
4. Perusahaan besar memakai jasa outsource untuk menangani logistiknya. 4
5. Krisis global 3
Ancaman : 1. Mudah mendirikan usaha & masuk dalam industri 1
2. Resiko finansial dari pelanggan 2
3. Perusahaan jasa kurir multinasional membuka cabang di daerah-daerah.
1
4. Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (General Cargo)
2
5. Pesaing memiliki modal lebih besar 1 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Hasil penilaian skor pada tabel 4.9 dan 4.10 didapat dari hasil wawancara dengan
pimpinan perusahaan dan didasari oleh pengamatan dan analisis pimpinan perusahaan
terhadap kondisi sebenarnya. Hasil skor tersebut kemudian akan digunakan dalam tahap
input untuk menghitung pembobotan perbandingan berpasangan.
4.2.5 Tahap Input
Setelah kuesioner pembobotan faktor internal dan eksternal serta kuesioner penilaian
skor terkumpul, tahap selanjutnya adalah menginput data-data tersebut ke dalam tabel
penentuan bobot dengan perbandingan berpasangan baik untuk faktor internal maupun
faktor eksternal perusahaan.
Kemudian hasil-hasil dari tabel penentuan bobot tersebut dinormalisasi agar dapat
diperoleh bobot akhir. Lalu bobot akhir dan skor pada tiap faktor internal dan eksternal
kemudian akan digunakan dalam matriks IFE dan EFE. Dapat dilihat pada tabel 4.11 untuk
Penentuan Bobot dengan Perbandingan Faktor Internal dan tabel 4.13 untuk Penentuan
Bobot dengan Perbandingan Faktor Eksternal.
84
Tabel 4.11
Penentuan Bobot dengan Perbandingan Faktor Internal
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009)
KETERANGAN S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL
S1 Secara internal, SDM berpengalaman dalam bidangnya, khususnya customer service dan operasional 1 0,333 0,5 1 0,5 0,5 1 1 2 1 8,833
S2 Sangat kuat di bidang kargo udara / airfreight dalam hal harga dan prioritas space 3 1 3 3 2 1 4 4 4 4 29
S3 Menyediakan produk dann jasa yang tailor mode sehingga mengarah ke total logistics solution 2 0,333 1 1 0,5 0,5 2 2 3 2 14,333
S4 Menjadi freight forwarding yang terdaftar di IATA dan ICAC 1 0,333 1 1 0,5 1 2 2 3 2 13,833
S5 Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG 2 0,5 2 2 1 1 3 4 4 3 22,5
W1 Keterbatasan dana dalam hal untuk menangani proyek-proyek besar potensial 2 1 2 1 1 1 3 3 4 2 20
W2 Keterbatasan fasilitas infrastruktur seperti jumlah truk dan lainnya 1 0,25 0,5 0,5 0,333 0,333 1 1 2 1 7,916
W3 Keterbatasan tenaga marketing dan dana untuk promosi 1 0,25 0,5 0,5 0,25 0,333 1 1 1 1 6,833
W4 Pencapaian target penjualan SBU Internasional Network dan Import yang belum maksimal 0,5 0,25 0,3 0,3 0,25 0,25 0,5 1 1 1 5,416
W5 SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton 1 0,25 0,5 0,5 0,333 0,5 1 1 1 1 6,183
TOTAL 13,6 4,5 11,3 10,8 6,67 6,42 18,5 20 25 18 134,847
85
Tabel 4.12
Normalisasi Bobot Faktor Internal
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009)
Normalisasi Bobot S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 TOTAL PEMBULATAN
BOBOT
S1 0,0735 0,074 0,044 0,092 0,075 0,078 0,054 0,05 0,08 0,056 0,67652 0,068
S2 0,2206 0,222 0,265 0,277 0,3 0,156 0,216 0,2 0,16 0,222 2,23882 0,224
S3 0,1471 0,074 0,088 0,092 0,075 0,078 0,108 0,1 0,12 0,111 0,99378 0,099
S4 0,0735 0,074 0,088 0,092 0,075 0,156 0,108 0,1 0,12 0,111 0,99824 0,100
S5 0,1471 0,111 0,176 0,185 0,15 0,156 0,162 0,2 0,16 0,167 1,61399 0,161
W1 0,1471 0,222 0,176 0,092 0,15 0,156 0,162 0,15 0,16 0,111 1,52725 0,153
W2 0,0735 0,056 0,044 0,046 0,05 0,052 0,054 0,05 0,08 0,056 0,56083 0,056
W3 0,0735 0,056 0,044 0,046 0,038 0,052 0,054 0,05 0,04 0,056 0,50838 0,051
W4 0,0368 0,056 0,029 0,031 0,038 0,039 0,027 0,05 0,04 0,056 0,4015 0,040
W5 0,0074 0,056 0,044 0,046 0,05 0,078 0,054 0,05 0,04 0,056 0,48069 0,048
TOTAL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1,000
86
Tabel 4.13
Penentuan Bobot dengan Perbandingan Faktor Eksternal
KETERANGAN O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL
O1 Desentralisasi pemerintah 1 1 1 0,333 1 0,5 1 1 0,5 1 9,333
O2 Naiknya nilai rupiah 0,5 0,5 0,5 0,333 1 1 1 0,5 1 0,5 7,333
O3 Menjalin kerjasama dengan agen luar negeri dengan memaksimalkan penjualan jasa impor
1 1 1 1 2 1 2 1 3 1 15
O4 Banyak perusahaan niaga besar memakan jasa outsource untuk menangani logistiknya
3 3 1 1 4 3 3 3 2 3 26
O5 Krisis global 1 1 0,5 0,25 1 0,5 1 0,5 1 1 7,75
T1 Mudah masuk dalam industri 2 2 1 0,333 2 1 1 0,5 1 1 10,833
T2 Resiko finansial yang datang dari pelanggan 1 1 0,5 0,333 1 1 1 1 1 1 8,833
T3 Menjamurnya perusahaan jasa kurir multinasional di Indonesia
1 1 1 0,333 2 2 1 1 1 2 13,333
T4 Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (general cargo)
2 2 0,333 0,5 1 1 1 1 1 1 9,833
T5 Pesaing memiliki modal besar 1 1 1 0,333 1 1 1 0,5 1 1 9,833
TOTAL 13,5 16 7,833 4,748 16 12 13 10 12,5 12,5 118,081
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009)
87
Tabel 4.14
Normalisasi Bobot Faktor Eksternal
Normalisasi Bobot O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 TOTAL Pembulatan Bobot
O1 0,074 0,125 0,128 0,070 0,063 0,042 0,077 0,100 0,040 0,080 0,798 0,080
O2 0,037 0,063 0,064 0,070 0,063 0,083 0,077 0,050 0,080 0,040 0,626 0,063
O3 0,074 0,125 0,128 0,211 0,125 0,083 0,154 0,100 0,240 0,080 1,320 0,132
O4 0,222 0,188 0,128 0,211 0,250 0,250 0,231 0,300 0,160 0,240 2,179 0,218
O5 0,074 0,063 0,064 0,053 0,063 0,042 0,077 0,050 0,080 0,080 0,644 0,064
T1 0,148 0,063 0,128 0,070 0,125 0,083 0,077 0,050 0,080 0,080 0,904 0,090
T2 0,074 0,063 0,064 0,070 0,063 0,083 0,077 0,100 0,080 0,080 0,753 0,075
T3 0,074 0,125 0,128 0,070 0,125 0,167 0,077 0,100 0,080 0,160 1,105 0,111
T4 0,148 0,063 0,043 0,105 0,063 0,083 0,077 0,100 0,080 0,080 0,841 0,084
T5 0,074 0,125 0,128 0,070 0,063 0,083 0,077 0,050 0,080 0,080 0,830 0,083
TOTAL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009)
88
4.2.5.1 Matriks IFE
Matriks IFE menggunakan data dari hasil pembobotan dan normalisasi faktor-faktor
internal PT. XYZ. Dan dapat dilihat pada tabel 4.15 perhitungan matriks IFE.
Tabel 4.15
Matriks IFE
Faktor - faktor Internal Kunci PT. XYZ Bobot Peringkat Rata-rata tertimbang
Kekuatan :
1. SDM yang berpengalaman dalam bidangnya, khususnya Customer Service dan Operasional.
0,068 3
0,203
2. Sangat kuat dalam bidang kargo udara dalam hal space dan harga
0,224 4
0,895
3. Produk jasa tailormade yang mengarah ke total logistics solution.
0,099 3
0,298
4. Terdaftar dalam IATA dan FIATA
0,100 3 0,300
5. Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG
0,161 4 0,644
Kelemahan :
1. Keterbatasan dana dalam penanganan tender potensial.
0,153 1 0,153
2. Keterbatasan fasilitas infrastruktur 0,056 2 0,112
3. Kurangnya tenaga marketing dan dana untuk promosi.
0,051 2 0,102
4. Pencapaian target penjualan SBU International Network dan Import yang belum maksimal.
0,040 2 0,080
5. SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton.
0,048 2 0,096
Jumlah 1,00 2,885
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
89
Berdasarkan hasil dari hasil Matriks IFE diatas, diketahui bahwa faktor internal PT.
XYZ mempunyai nilai 2,885. Menurut David (2003), berapapun banyaknya faktor yang
dimasukkan dalam Matriks IFE, total nilai rata-rata tertimbang berkisar antara yang terendah
1,0 dan tertinggi 4,0, dengan rata-rata 2,5. Total nilai yang jauh di bawah 2,5 merupakan ciri
organisasi yang lemah secara internal. Sedangkan total nilai yang jauh di atas 2,5
menunjukkan ciri organisasi yang kuat secara internal. PT. XYZ dengan total nilai rata-rata
tertimbang 2,885 menunjukkan strategi perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan dan
meminimalkan kelemahan berada di atas rata-rata dan kondisi internal perusahaan
cenderung kuat.
Dan urutan faktor internal PT. XYZ dapat dilihat pada tabel 4.16 di bawah ini :
Tabel 4.16
Urutan Faktor Internal
NO Faktor Internal (diurutkan berdasarkan hasil) B * P
1 S2 Harga dan space 0,896
2 S5 Anggota CTN dan MTG 0,646
3 S3 Tailormade - Total Logistics Solution 0,298
4 S1 SDM berpengalaman 0,203
5 S4 IATA dan FIATA 0,300
1 W1 Keterbatasan dana 0,153
2 W2 Keterbatasan infrastruktur 0,112
3 W3 Kurang marketing dan promosi 0,102
4 W5 SDM jenuh 0,096
5 W4 Pencapaian SBU Intl Net & Import belum maksimal 0,080 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
90
4.2.5.2 Matriks EFE
Matriks EFE menggunakan data dari hasil pembobotan dan normalisasi faktor-faktor
eksternal PT. XYZ. Dan dapat dilihat pada tabel 4.17 perhitungan matriks EFE.
Tabel 4.17
Matriks EFE
Faktor - faktor Eksternal Kunci PT TAB Bobot Peringkat Rata-rata
tertimbang Peluang : 1. Desentralisasi pemerintah (Otonomi daerah). 0,080 3 0,240
2. Naiknya nilai mata uang Rupiah. 0,063 3 0,188 3. Tesedianya agen luar negeri dan hubungannya dengan demand akan Impor
0,132 4 0,528
4. Perusahaan besar memakai jasa outsource untuk menangani logistiknya. 0,218 4
0,872 5. Krisis global 0,064 3 0,193 Ancaman : 1. Mudah masuk dalam industri 0,090 1 0,090 2. Resiko finansial dari pelanggan 0,075 2 0,151 3. Perusahaan jasa kurir internasional membuka cabang di daerah-daerah.
0,111 1 0,111
4. Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (General Cargo)
0,084 2 0,168
5. Pesaing memiliki modal lebih besar 0,083 1 0,083
Jumlah 1,00 2,623
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Berdasarkan hasil dari hasil Matriks EFE diatas, diketahui bahwa faktor eksternal PT.
XYZ mempunyai nilai 2,623. Dan seperti pada matriks IFE, berapapun jumlah peluang dan
ancaman utama yang dimasukkan dalam matriks EFE, total nilai rata-rata tertimbang berkisar
antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-rata 2,5. Walaupun nilai faktor
eksternal PT. XYZ di atas rata-rata 2,5, PT. XYZ harus tetap berupaya maksimal untuk
91
memanfaatkan peluang eksternal dan menghindari ancaman yang dapat mempengaruhi
perusahaan.
Urutan faktor eskternal PT. XYZ dapat dilihat pada tabel 4.18 di bawah ini :
Tabel 4.18
Urutan Faktor Eksternal
NO Faktor Eksternal (diurutkan berdasarkan hasil) B * P
1 O4 Outsource untk logistik 0,872
2 O3 Agen luar negeri – impor 0,528
3 O1 Desentralisasi pemerintah 0,240
4 O2 Naiknya nilai Rupiah 0,188
5 O5 Krisis global 0,193
1 T4 Anjlok eskpor genco 0,168
2 T3 Jasa kurir membuka cabang 0,111
3 T2 Resiko finansial dari pelanggan 0,151
4 T1 Mudah masuk dalam industri 0,090
5 T5 Pesaing memiliki modal besar 0,083
4.2.5.3 Matriks Profil Kompetitif ( CPM )
Matrik profil kompetitif atau matrik profil persaingan ( CPM ), digunakan untuk
mengidentifikasi pesaing utama dari PT. XYZ. Dalam hasil diskusi penulis dengan perusahaan
ditetapkan bahwa pesaing utama yang sangat berpengaruh terhadap tingkat penjualan
perusahaan yaitu PT. Bajika Cargo dan Yusen Cargo. Dapat dilihat Matriks Profil Kompetitif
pada tabel 4.19.
92
Tabel 4.19
Matriks Profil Kompetitif
Faktor Penentu Keberhasilan
PT. XYZ PT Bajika Cargo Yusen Cargo
Bobot Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai
1. SDM Berpengalaman 0,107 4 0,429 4 0,429 2 0,214
2. Space dan Harga 0,375 4 1,501 4 1,501 3 1,126 3. Produk yang tailormade 0,120 4 0,481 1 0,120 4 0,481
4. Jumlah Pelanggan 0,151 1 0,151 2 0,303 3 0,454
5. Layanan purnajual 0,246 2 0,492 2 0,492 3 0,738
Jumlah 1,00 3,054 2,845 3,013Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Dari hasil Matriks CPM di atas dapat diketahui bahwa total skor PT. XYZ adalah
3,054, sedangkan total skor untuk PT Bajika Cargo adalah 2,845 dan Yusen Cargo adalah
3,013. Hal tersebut menunjukan bahwa posisi PT. XYZ bila dibandingkan dalam persaingan
bisnis, PT. XYZ masih terdepan dibandingkan dengan pesaing utamanya.
4.2.6 Tahap Pencocokan
Dalam tahap pencocokan ini, peneliti menggunakan beberapa metode agar dapat
mendapatkan hasil strategi yang tepat untuk PT XYZ. Metode-metode tersebut adalah
Matriks TOWS,Matriks SPACE, Matriks IE dan Matriks Strategi Besar.
4.2.6.1 Matriks TOWS
Tujuan dari matriks ini adalah untuk menentukan strategi yang efektif bagi PT. XYZ,
yang didasarkan pada kekuatan dan kelemahan yang ada, untuk menghadapi peluang dan
ancaman yang datang. Matriks TOWS dapat dilihat pada tabel 4.20.
93
Tabel 4.20
Matriks TOWS
KEKUATAN – S
1. SDM yang
berpengalaman dalam
bidangnya, khususnya
Customer Service dan
Operasional.
2. Sangat kuat dalam
bidang kargo udara
dalam hal space dan
harga.
3. Produk jasa tailormade
yang mengarah ke total
logistics solution.
4. Terdaftar dalam IATA
dan FIATA.
5. Menjadi anggota 2
network yaitu CTN
(Certified Transport
etwork) dan MTG
(Multimodal Transport
Group)
KELEMAHAN – W
1. Keterbatasan dana
dalam penanganan
tender potensial.
2. Keterbatasan fasilitas
infrastruktur
3. Kurangnya tenaga
marketing dan dana
untuk promosi.
4. Pencapaian target
penjualan SBU
International Network
dan Import yang belum
maksimal.
5. SDM yang jenuh karena
terus berada di posisi
pekerjaan yang sama
dan lingkungan kerja
yang monoton.
PELUANG – O
1. Desentralisasi
pemerintah (Otonomi
daerah).
2. Naiknya nilai mata uang
Rupiah.
3. Tesedianya agen luar
negeri dan hubungannya
1. Menggarap peluang yang
ada dengan menawarkan
jasa yang fleksibel (S3,
O4) Strategi
Pengembangan Pasar
1. Melakukan upaya
peningkatan pangsa
pasar dengan menjalin
kerja sama intensif
dengan para agen luar
negeri. (W4, O2, O3)
Strategi Integrasi
Horizontal
94
dengan demand akan
Impor.
4. Perusahaan besar
memakai jasa outsource
untuk menangani
logistiknya.
5. Krisis global
2. Melakukan rotasi SDM
dengan adanya
diversifikasi usaha yang
mengarah ke total
logistics solution dengan
menggarap pasar
perusahaan besar yang
memakai jasa outsource
untuk logistiknya. (W5,
O4) Strategi
Pengembangan Pasar
ANCAMAN – T
1. Mudah masuk dalam
industri
2. Resiko finansial yang
datang dari pelanggan
3. Perusahaan jasa kurir
internasional membuka
cabang di daerah-
daerah.
4. Anjloknya pasar atas
komoditi ekspor
(General Cargo)
5. Pesaing memiliki modal
lebih besar
1. Melakukan
pengembangan produk,
tidak hanya terfokus
dengan ekspor genco,
tetapi menawarkan
produk jasa lain
didukung oleh produk
jasa PT. XYZ yang
fleksibel. (S3, T4)
Strategi
Pengembangan
Produk
2. Melakukan kerjasama
atau joint venture
dengan para agen luar
negeri untuk membuka
cabang jasa kurir di
daerah (S5, T3)
Strategi Integrasi
Horizontal
3. Kontrak kerjasama
dengan pelanggan atau
pembayaran tunai ( S2,
1. Melakukan consortium
atau Joint venture
dengan pesaing /
perusahaan sejenis dan
menyinergikan kekuatan
yang dimiliki guna
mendapat tender –
tender besar > 1 M ( W1,
T5) Strategi Integrasi
Horizontal
2. Melakukan kerjasama
atau joint venture
dengan para agen luar
negeri sehingga dapat
mempunyai dana yang
cukup untuk ekspansi
(W2, W3, W4, W5, T3)
Strategi Integrasi
Horizontal
95
T2, T5) Strategi
Penetrasi Pasar
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Dari hasil analisis matriks TOWS dapat diketahui bahwa ada empat strategi yang
keluar, yaitu Strategi Pengembangan Pasar, Strategi Integrasi Horizontal, Strategi
Pengembangan Produk dan Strategi Penterasi Pasar.
4.2.6.2 Matriks SPACE
Matriks SPACE dianalisis berdasarkan faktor kekuatan keuangan, kekuatan indsutri,
stabilitas lingkungan dan keunggulan kompetitif. Analisis Matriks SPACE dapat dilihat pada
tabel 4.21.
Tabel 4.21
Matriks SPACE
KEKUATAN KEUANGAN (FS) - Profit / laba bersih meningkat 4 % di
tahun 2008 dibandingkan tahun sebelumnya
- Pendapatan naik 6% di tahun 2008 dibandingkan tahun sebelumnya Jumlah
NILAI 4 4 8
KEKUATAN INDUSTRI (IS) - Potensi laba pada industri - Potensi pertumbuhan yang tinggi
Jumlah
5 3 8
STABILITAS LINGKUNGAN (ES) - Resiko bisnis yang tinggi - Tingkat inflasi yang cenderung naik
Jumlah
-3 -2 -5
KEUNGGULAN KOMPETITIF (CA) - Harga Bersaing - Prioritas space - Relasi dengan pemasok
-1 -1 -1
96
Jumlah -3 KESIMPULAN Rata-rata ES adalah -5 ÷ 2 = -2,5 Rata-rata CA adalah -3 ÷ 3 = -1 Rata-rata IS adalah 8 ÷ 2 = 4 Rata-rata FS adalah 8 ÷ 2 = 4 Sumbu x: -1 + 4 = 3 Sumbu y: -2,5 + 4 = 1,5
Berikut hasil matriks space PT. XYZ :
Gambar 4.4 Matriks Space
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2009
Dari tabel 4.21 dan gambar 4.4 Matrik SPACE PT. XYZ di atas, diketahui bahwa koordinat
vektor arah pada sumbu x sebesar 3, dan pada sumbu y sebesar 1,5. Dengan demikian
dapat dilihat bahwa perusahaan berada pada kuadran agresif. Pada kuadran ini perusahaan
97
berada pada posisi yang baik untuk menggunakan kekuatan internalnya. Strategi yang cocok
digunakan, antara lain: penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk,
backward intergration, forward integration, horizontal integration, diversifikasi konglomerat,
diversifikasi konsentrik, diversifikasi horizontal. Dilihat dari keadaan perusahaan, maka
strategi yang bisa diterapkan: penetrasi pasar, pengembangan produk, dan backward
integration.
4.2.6.3 Matriks Internal Eksternal
Gambar 4.5 Matriks IE
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2009
Berdasarkan hasil IFE 2,885 dan hasil EFE 2,623 yang menunjukan bahwa posisi
internal maupun eksternal PT. XYZ bernilai sedang atau rata-rata. Dan dalam hasil matrik
Internal-Eksternal pada gambar 4.5, PT. XYZ berada dalam sel nomor V, yaitu dalam sel
pertahankan dan pelihara. Hal tersebut merupakan suatu keadaan dimana perusahaan
mengalami suatu masa pertumbuhan dan dapat dikelola dengan cara terbaik menggunakan
98
strategi jaga dan pertahankan; penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah
strategi yang umum digunakan untuk perusahaan yang masuk ke sel nomor V ini.
4.2.6.4 Matriks Strategi Besar
Gambar 4.6
Sumber : Hasil Kuesioner PT XYZ (2009)
Hasil Matriks Strategi Besar pada gambar 4.6 menandakan bahwa posisi yang
ditempati PT. XYZ merupakan kuadran I, menurut teori John, A. Pearce II & Richard, B.
Robinson, Jr. Menyatakan adanya beberapa pilihan strategi yang dapat diambil oleh
perusahaan yaitu : penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk.
Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada
dan mampu memanfaatkan peluang eksternal dalam banyak bidang.
PERTUMBUHAN PASAR YANG TINGGI
POSISI KOMPETITIF
YANG LEMAH
POSISI KOMPETITIF YANG KUAT
PERTUMBUHAN PASAR YANG RENDAH
99
4.2.7 Tahap Pengambilan Keputusan
4.2.7.1 Matriks QSPM
Setelah melakukan analisis dan mengetahu alternatif strategi yang muncul pada
tahap analisis melalui 4 ( empat ) macam teknik, yaitu Matriks TOWS, Matriks SPACE, Matriks
Internal – Eksternal dan Matriks Strategi Besar, langkah selanjutnya adalah membuat
kesimpulan tentang alternatif strategi yang paling cocok untuk dijalankan oleh PT. XYZ untuk
meningkatkan penjualannya. Dalam matriks QSPM yang dapat dilihat pada tabel 4.22 untuk
faktor internal dan tabel 4.23 untuk faktor eksternal, terdapat 4 alternatif strategi yang
dimasukkan yaitu Strategi Pengembangan Pasar, Strategi Integrasi Horizontal, Strategi
Pengembangan Produk dan Strategi Penetrasi Pasar. Keempat alternatif strategi tersebut
selalu keluar dalam tahap pencocokkan.
Dalam tabel 4.22 dapat dilihat bahwa Total Nilai Daya Tarik Faktor Internal dari
Strategi Penetrasi Pasar adalah sebesar 2,391 , Strategi Pengembangan Produk adalah
sebesar 2,952 , Strategi Integrasi Horizontal adalah sebesar 2,524 dan Strategi
Pengembangan pasar adalah sebesar 3,072.
Dan dalam tabel 4.23 dapat dilihat bahwa Total Nilai Daya Tarik Faktor Eksternal dari
Strategi Penetrasi Pasar adalah sebesar 1,465 , Strategi Pengembangan Produk adalah
sebesar 2,972 , Strategi Integrasi Horizontal adalah sebesar 2,417 dan Strategi
Pengembangan pasar adalah sebesar 3,005.
Hasil keseluruhan matriks QSPM dapat diapat dari penjumlahan Total Nilai Daya
Tarik Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang mana dalam tabel 4.24 dapat dilihat Total
Nilai Daya Tarik dari keempat alternatif strategi. Dari tabel tersebut dapat dilhat Strategi
mana yang daya tariknya paling besar.
Tabel 4.22
Hasil QSPM Faktor Internal PT XYZ
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009) Keterangan Tabel : NDT = Nilai Daya Tarik TNDT : Total Nilai Daya Tarik
ALTERNATIF STRATEGI
Penetrasi Pasar
Pengembangan Produk
Integrasi Horizontal
Pengembangan Pasar
Faktor - faktor Internal Kunci PT. XYZ BOBOT NDT TNDT NDT TNDT NDT TNDT NDT TNDT
Kekuatan :
S1 1. SDM yang berpengalaman dalam bidangnya, khususnya Customer Service dan Operasional.
0,068 2 0,136 3 0,204 2
0,136 4 0,272
S2 2. Sangat kuat dalam bidang kargo udara dalam hal space dan harga
0,224 3 0,672 4 0,896 2
0,448 4 0,896
S3 3. Produk jasa tailormade yang mengarah ke total logistics solution.
0,099 4 0,396 4 0,396 2
0,198 4 0,396
S4 4. Terdaftar dalam IATA dan FIATA 0,100 3 0,300 2 0,200 2
0,200 3 0,300
S5 5. Menjadi anggota 2 network yaitu CTN dan MTG 0,161 3 0,483 3 0,483 4
0,644 4 0,644
Kelemahan :
W1 1. Keterbatasan dana dalam penanganan tender potensial. 0,153 1
0,153 2 0,306 4 0,612 1
0,153
W2 2. Keterbatasan fasilitas infrastruktur 0,056 2 0,112 2 0,112 1
0,056 1 0,056
W3 3. Kurangnya tenaga marketing dan dana untuk promosi. 0,051 1
0,051 1 0,051 2 0,102 1
0,051
W4 4. Pencapaian target penjualan SBU International Network dan Import yang belum maksimal.
0,040 1 0,040 4 0,160 2
0,080 4 0,160
W5 5. SDM yang jenuh karena terus berada di posisi pekerjaan yang sama dan lingkungan kerja yang monoton.
0,048 1 0,048 3 0,144 1
0,048 3 0,144
Tabel 4.23
Hasil QSPM Faktor Eksternal PT. XYZ
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009) Keterangan Tabel : NDT = Nilai Daya Tarik TNDT : Total Nilai Daya Tarik
ALTERNATIF STRATEGI Penetrasi
Pasar Pengembangan
Produk Integrasi
Horizontal Pengembangan
Pasar
Faktor - faktor Eksternal Kunci PT. XYZ BOBOT NDT TNDT NDT TNDT NDT TNDT NDT TNDT
Peluang :
O1 1. Desentralisasi pemerintah (Otonomi daerah). 0,080 1 0,080 4
0,320 2 0,160 4
0,320
O2 2. Naiknya nilai mata uang Rupiah. 0,063 1 0,063 1
0,063 1 0,063 3
0,189
O3 3. Tesedianya agen luar negeri dan hubungannya dengan demand akan Impor
0,132 3 0,396 4
0,528 2 0,264 4
0,528
O4 4. Perusahaan besar memakai jasa outsource untuk menangani logistiknya. 0,218 1
0,218 4 0,872 2
0,436 4 0,872
O5 5. Krisis global 0,064 1 0,064 3
0,192 4 0,256 4
0,256 Ancaman :
T1 1. Mudah masuk dalam industri 0,090 2 0,180 2
0,180 2 0,180 2
0,180
T2 2. Resiko finansial dari pelanggan 0,075 1 0,075 2
0,150 3 0,225 1
0,075
T3 3. Perusahaan jasa kurir multinasional membuka cabang di daerah-daerah.
0,111 2 0,222 3
0,333 3 0,333 3
0,333
T4 4. Anjloknya pasar atas komoditi ekspor (General Cargo)
0,084 1 0,084 2
0,168 2 0,168 3
0,252
T5 5. Pesaing memiliki modal lebih besar 0,083 1 0,083 2
0,166 4 0,332 1
0,083
Jumlah 1,00 1,465
2,972 2,417
3,005
102
Tabel 4.24
Hasil QSPM Total Faktor Internal Eksternal PT XYZ
ALTERNATIF STRATEGI
Penetrasi Pasar
Pengembangan Produk
Integrasi Horizontal
Pengembangan Pasar
QSPM FAKTOR
INTERNAL 2,391 2,952 2,524 3,072
QSPM FAKTOR
EKTERNAL 1,465 2,972 2,417 3,005
TOTAL 3,856 5,924 4,941 6,077 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2009)
Dari tabel 4.24 terlihat bahwa, dari empat alternatif strategi, jika diurutkan dari
Total Nilai Daya Tarik terbesar maka Strategi Pengembangan Pasar adalah urutan teratas
dengan Total Nilai Daya Tarik 6,077, lalu Strategi Pengembangan Produk dengan Total Nilai
Daya Tarik 5,924, kemudian Strategi Integrasi Horizontal dengan Total Nilai Daya Tarik
4,941 dan urutan terakhir Strategi Penetrasi Pasar dengan Total Nilai Daya Tarik 3,856.
4.3 Implikasi Hasil Penelitian
Hasil dari Matriks QSPM menunjukkan bahwa Strategi Pengembangan Pasar dan
Strategi Pengembangan Produk jauh lebih menarik digunakan dibandingankan Srategi
Integrasi Horizontal dan Strategi Penetrasi Pasar.
Pengembangan Pasar dapat dilakukan dengan memperkenalkan produk dan jasa
yang sudah ada ke wilayah geografi baru atau dalam hal ini target pasar yang baru. Dan
Pengembangan Produk dapat dilakukan dengan meningkatkan penjualan dengan
memodifikasi produk dan jasa yang sudah ada.