bab 2 dan bab 3

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sejarah kemanusiaan, konservasi alam bukanlah hal yang baru.Misalnya pada 252 SM Raja Asoka dari India secara resmi mengumumkan perlindungan satwa, ikan dan hutan. Peristiwa ini mungkin merupakan contoh awal yang tercatat dari apa yang sekarang kita sebut kawasan yang dilindungi. Pada sekitar 624-634 Masehi, Nabi Muhammad SAW juga membuat kawasan konservasi yang dikenal dengan Hima’ di Madinah. Sedangkan pada tahun 1084 Masehi, Raja William I dari Inggris mememerintahkan penyiapan The Doomesday Book, yaitu suatu inventarisasi tanah, hutan, daerah penangkapan ikan, areal pertanian, taman buru, dan sumberdaya produktif milik kerajaan yang digunakan sebagai daerah untuk membuat perencanaan rasional bagi pengelolaan pembangunan negaranya(Mangunjaya, 2007) Jadi sudah jelas jika konservasi sebenarnya merupakan kepentingan fitrah manusia di bumi yang dari masa kemasa terus mengalami perkembangan disebabkan kesadaran kita guna mendapatkan kehidupan yang layak dan mampu memikirkan kelangsungan hidup generasi kini maupun yang akan datang. 1

Upload: yualitaputri

Post on 15-Apr-2016

246 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Pendidikan agama islam

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 dan BAB 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sejarah kemanusiaan, konservasi alam bukanlah hal yang

baru.Misalnya pada 252 SM Raja Asoka dari India secara resmi mengumumkan

perlindungan satwa, ikan dan hutan. Peristiwa ini mungkin merupakan contoh

awal yang tercatat dari apa yang sekarang kita sebut kawasan yang dilindungi.

Pada sekitar 624-634 Masehi, Nabi Muhammad SAW juga membuat kawasan

konservasi yang dikenal dengan Hima’ di Madinah. Sedangkan pada tahun 1084

Masehi, Raja William I dari Inggris mememerintahkan penyiapan The Doomesday

Book, yaitu suatu inventarisasi tanah, hutan, daerah penangkapan ikan, areal

pertanian, taman buru, dan sumberdaya produktif milik kerajaan yang digunakan

sebagai daerah untuk membuat perencanaan rasional bagi pengelolaan

pembangunan negaranya(Mangunjaya, 2007)

Jadi sudah jelas jika konservasi sebenarnya merupakan kepentingan fitrah

manusia di bumi yang dari masa kemasa terus mengalami perkembangan

disebabkan kesadaran kita guna mendapatkan kehidupan yang layak dan mampu

memikirkan kelangsungan hidup generasi kini maupun yang akan datang.

Namun dalam kenyataannya, lingkungan alam yang ada sekarang kurang

dijaga kelestariannya.Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya angka illegal

logging yang terjadi di Indonesia. Tidak hanya illegal logging, ternyata

masyarakat Indonesia masih kurang sadar akan tanggung jawabnya dalam

melestarikan lingkungan. Salah satu contoh sederhana yang sering kita temui

adalah banyaknya masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan,

membuang limbah industri tanpa mengolahnya lebih dahulu, dan membuat

pencemaran-pencemaran lainnya.

Dengan masalah-masalah seperti itulah maka kelompok kami akan

mencoba untuk membahas berbagai masalah yang telah diutarakan di atas agar

1

Page 2: BAB 2 dan BAB 3

masyarakat atau para pembaca sadar untuk melestarikan lingkungan. Masalah-

masalah tersebut akan kami rangkum menjadi satu pokok bahasan, yakni

“Konservasi lingkungan menurut Islam”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi konservasi lingkungan?

1.2.2 Apa pandangan Islam terhadap konservasi lingkungan?

1.2.3 Apa hukum pencemaran lingkungan?

1.2.4 Apa penyebab kerusakan lingkungan?

1.2.5 Apa definisi illegal logging?

1.2.6 Apa hukum melakukan illegal logging?

1.2.7 Apa dampak dari illegal logging?

1.2.8 Bagaimana batasan-batasan dari ekspoitasi sumber daya alam?

1.2.9 Bagaimana hukum merokok ditinjau dari segi hukum Indonesia dan

dari hukum Islam?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Diharapkan mahasiswa mampu memahami definisi konservasi

lingkungan

1.3.2 Diharapkan mahasiswa mampu memahami pandangan Islam

terhadap konservasi lingkungan

1.3.3 Diharapkan mahasiswa mampu memahami hukum pencemaran

lingkungan

1.3.4 Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui penyebab kerusakan

lingkungan

1.3.5 Diharapkan mahasiswa mampu memahami definisi illegal logging

1.3.6 Diharapkan mahasiswa mampu memahami hukum melakukakan

illegal logging

1.3.7 Diharapkan mahasiswa mampu memahami dampak dari illegal

logging

1.3.8 Diharapkan mahasiswa mampu memahami batasan-batasan dari

eksploitasi sumber daya alam

1.3.9 Diharapkan mahasiswa mampu memahami hukum merokok

ditinjau dari segi hukum Indonesia dan dari hukum Islam.

2

Page 3: BAB 2 dan BAB 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi konservasi lingkungan

2.1.1 Definisi konservasi lingkungan menurut KBBI

Konservasi adalah pemeliharaan dan pelindungan sesuatu secara

teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan melalui proses

pelestarian (Depdiknas, 2001). Konservasi merupakan pemanfaatan

sumber daya alam secara bijaksana melalui pengelolaan terencana sumber

daya alam sehingga terjadi keberlanjutan serta keseimbangan alami suatu

lingkungan.Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan

sesuai dengan kondisi dan situasi local maupun upaya pengembangan

untuk pemanfaatan lebih lanjut. Lingkungan adalah kombinasi antara

kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti: tanah, air,

energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah

maupun di dalam lautan.(Hanafi dkk, 2014)

2.1.2 Definisi konservasi lingkungan menurut Islam

Dalam pandangan Islam, konservasi adalah amanah dari Allah

untuk manusia.Manusia sebagai wakil Allah di muka bumi (khalifatullah

fil ard) harus memahami hubungan antara dirinya dengan Allah dan

lingkungan. Konservasi yang dilakukan manusia melalui pemeliharaan,

pemanfaatan secara wajar, dan rehabilitasi akan memberikan efek positif

terhadap lingkungan. Selain itu, argumen-argumen yang dibuat untuk

melestarikan lingkungan akan bermanfaat bagi lingkungan hidup. Fiqih

ekologi merupakan konservasi lingkungan berbasis syariah.Konservasi

lingkungan sebagai tujuan tertinggi syariat bukan hanya bermotif

penyelamatan dan penyelenggaraan secara syar’i.(Nursalim, 2013)

3

Page 4: BAB 2 dan BAB 3

2.2 Pandangan Islam terhadap konservasi lingkungan

Islam merupakan agama yang diturunkan Allah SWT kepada nabi

Muhammad SAW yang mengatur hubungan manusia dengan Allah

SWT(hablun minallah), mengatur dirinya sendiri, mengatur hubungan antar

manusia (hablun minannas) dan mengatur hubungan dengan alam (hablun

minal ‘alam)

Berkaitan dengan ajaran Islam yang mengatur hubungan manusia dengan

alam, hal ini menjadi dasar bagi tegaknya keseluruhan peradaban Islam,

termasuk penataan lingkungan. Perspektif ini dibangun dari konsep tauhid dan

ibadah. Konsep tauhid memberikan cara pandang bahwa manusia, alam dan

kehidupan diciptakan Allah SWT dengan tujuan tertentu. Allah menciptakan

Manusia, alam, dan kehidupan dalam suatu keseimbangan yang sinkron dan

dinamis. Allah berfirman dalam al-Qur’an :

Q.S. Al Baqarah:30

Dalam kaitannya dengan penataan lingkungan, islam memandang bahwa

sumber daya alam adalah suatu karunia besar yang tidak hanya dapat

dimanfaatkan tetapi juga harus dilestarikan agar dapat dimanfaatkan oleh

generasi sekarang dan generasi yang akan dating. Dalam kajian hokum Islam,

menghuni bumi dan mengelola kehidupan di bumi membutuhkan tiga muatan

hokum.

Pertama, hukum rukun syari’at yaitu ketentuan-ketentuan Allah SWT dan

Rasul yang secara jelas tertulis dalam Al-Qur’an dan hadis.

Kedua, rukun hukum fiqih yaitu hukum-hukum hasil pemahaman manusia

terhadap al-Qur’an dan hadis

Ketiga adalah at-tadbir (pengaturan). Bagaimana pengaturan lingkungan

hidup, bagaimana meletarikan lingkungan.

4

Page 5: BAB 2 dan BAB 3

Berkaitan dengan hukum fiqih,terdapat sejumlah ayat al-Qur’an dan hadist

yang terkait dengan lingkungan, misalnya tentang air, tanah, binatang dan

tumbuh-tumbuhan, diantaranya terdapat dalam :

1. Q.S. Al-Hajj 65 :

2. Q.S. Al-An’am:10

3. Q.S. Al-Nur:43

2.3 Hukum pencemaran lingkungan

Secara ideal, agama Islam sebagai suprastruktur ideologis masyarakat

muslim,diyakini memiliki nilai-nilai yang cukup intens dalam hal permasalahan

lingkungan.Cukup banyak ayat-ayat Al-Quran maupun hadist Rasulullah SAW

yang berbicaramengenai lingkungan.Baik dengan ungkapan langsung, tidak

langsung, ataupun denganpenceritaan kasus yang bermuatan ekologis. Namun

kenyataannya, secara faktual tampilanperilaku ekologis di permukaan masyarakat

muslim tampak masih beragam. Ada yangcukup tinggi, sedang dan rendah.

Bahkan, yang disebut terakhirlah justru yang banyak mewarnai mayoritas

kehidupan komunitas muslim.

Menurut Abdillah (2005) fenomena ini dapat dilihat dari tingginya volume

produk limbah buangan domestik (rumah tangga), tingginya kerentanan

terhadapberjangkitnya penyakit menular, meluasnya lahan pertanian tepi dan

menipisnya areal perhutanan, serta masih bertahannya pola hidup tidak sehat di

5

Page 6: BAB 2 dan BAB 3

lingkungan masyarakat Islam. Kondisi seperti ini, dapat diduga, disebabkan oleh

rendahnya tingkat pengetahuan,kesadaran, dan kearifan masyarakat dalam

menyikapi permasalahan lingkungan.Wawasan lingkungan hidup dititahkan

dalam bentuk perbuatan ihsan dan larangan melakukan kerusakan di muka

bumi.Sebagaimana syariah mengatur hubungan vertical dan horizontal, yaitu

ibadah dan muamalah.Ibadah diwujudkan dalam bentuk hubungan antara manusia

dengan Rabb nya, yang bermakna kesalehan pribadi yang membutuhkan disiplin

pribadi yang tinggi.Muamalah merupakan bentuk hubungan antara manusia

dengan sesamanya, serta alam semesta di sekitarnya, yang mana membutuhkan

kesalehan sosial dalam disiplin pribadi dan solidaritas sosial yang kuat.

Solidaritas sosial dan kedisiplinan yang tinggi perlu ditanamkan dan

dikembangkan sedini mungkin, yaitu latihan untuk melestarikan

lingkungan.Dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan, kiranya hadits Nabi

SAW perlu dikaji dan dikembangkan lebih jauh.Sebuah hadits yang berasal dari

Abu Hurairah dapat menjadi salah satu contoh pentingnya menjaga dan

memelihara lingkungan. Rasululah SAW bersabda:

“Takutlah kamu kepada dua hal yang dilaknati”, Mereka bertanya, “apa yang duahal itu?” Rasulullah SAW menjawab: Orang yang membuang hajat di jalanan atau tempat perteduhan.”

Bahkan menurut riwayat Abu Daud ada 3 tempat yang sangat terkutuk untuk buang air, yaitu : buang air di sumber air / mata air, buang air di tengah jalan, dan membuang air di tempat-tempat perteduhan.

Dalam riwayat lain, Imam Nasa`i dalam sunannya memuat juga tentang

larangan membuang air di lubang. Tentang hadits ini, Al-Sindi menjelaskan

bahwa pelarangan dimaksud karena lubang tersebut menjadi tempat tinggal jin,

ular, ataupun makhluk lainnya.

Begitu pula, terdapat larangan buang air pada air yang tergenang dan air

yangmengalir.Tentang perteduhan ini, Al-Khithabi menyebutkan bahwa yang

dimaksudkan dengan perteduhan adalah perteduhan yang dijadikan orang sebagai

tempat berteduh dan persinggahan, dan tidak semua perteduhan dilarang secara

mutlak.

6

Page 7: BAB 2 dan BAB 3

Hadits-hadits di atas menyiratkan bahwa Islam telah mempelopori prinsip

menjagakesehatan dan kebersihan lingkungan, sekaligus sebagai upaya preventif

dari penyakit-penyakit menular yang dapat mewabah dikarenakan tidak

terjaminnya kesehatan lingkungan.Dengan demikian, terlihat bahwa kerangka

pendidikan lingkungan hidup dalam perspektif hadist memiliki karakteristik yang

khas, yaitu dengan memasukkan pendekatan keagaamaan.Hal ini dapat terlihat

dari adanya ancaman ataupun janji balasan bagi perbuatan-perbuatan tertentu.Visi

pendidikan lingkungan hidup dalam perspektif Islam didasari oleh visi lingkungan

yang utuh menyeluruh, holistik integralistik. Visi lingkungan yang holistik

integralistik diproyeksikan akan mampu menjadi garda depan dalam

pengembangan kesadaran lingkungan guna melestarikan keseimbangan ekosistem.

Sebab seluruh komponen dalam ekosistem diperhatikan kepentingannya secara

proporsional, tidak ada yang lebih dipentingkan dan tidak ada pula yang

diterlantarkan oleh visi lingkungan Islam yang holistik integralistik. (Chandra,

2013)

2.4 Penyebab Kerusakan Lingkungan

Ada dua factor penyebab kerusakan longkngan yaitu factor manusia dan proses alam. Faktor manusia merupakan peyebab utama kerusakan yang terjadi di bumi, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ar-Rum: 41.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

2.4.1 Faktor ManusiaKerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia

jauh lebih besar dibandingkan dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses alam. Kerusakan lingkungan yang

7

Page 8: BAB 2 dan BAB 3

disebabkan kegiatan manusia terjadi dalam berbagai bentuk, seperti: pencemaran, pengerukan, dan penebangan hutan.

Allah melarang manusia untuk merusak lingkungan, meskipun manusia sebagai khalifah di beri kuasa untuk mengelola dan memelihara alam. Kedudukan manusia dan alam semesta adalah setara di hadapan Allah (Shihab, 1995:233-234). Q.S Al-A’raaf:56 menyebutkan

“ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan), sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik.”

Beberapa bentuk kerusakan yang disebabkan oleh factor manusia, antara lain: kerusakan lingkungan akibat limbah, penebangan hutan, dan penambangan.

Beragam jenis limbah yang dibuang oleh manusia dapat berupa limbah cair maupun padat. Bila jumlah limbah disebuah lingkungan telah melibihi ambang batas, maka akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan, termasuk pengaruh buruk pada manusia. Salah satu contoh kasus pencemaran terhadap air adalah “Kasus Teluk Minamata” di Jepang. Ratusan orang meninggal karena memakan hasil laut yang ditangkap dari Teluk Minamata yang telah tercemar unsure merkuri (air raksa).

Penebangan hutan untuk keperluan industry, lahan pertanian, dan kebutuhan lainnya telah menimbulkan kerusakan lingkungan kehidupan yang luar biasa. Kerusakan lingkungan kehidupan yang terjadi menyebabkan timbulnya lahan kritis, ancaman terhadap kehidupan flora, fauna dan menyebabkan kekeringan. Penebangan hutan secara liar ini juga dapat mengubah permukaan bumi.

Pengerukan yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan, seperti: pertambangan batu bara, timah, bijih besi, dan lain-lain telah menimbulkan lubang-lubang dan cekungan yang besar dipermukaan tanah sehingga lahan tersebut tidak dapat digunakan lagi sebelum direklamasi.

8

Page 9: BAB 2 dan BAB 3

Kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan dapat pula mengubah permukaan bumi. Beberapa dampak negatife akibat pertambangan yang tidak terkendali antara lain: kerusakan lahan bekas tambang, lahan perkebunan dan pertanian, kerusakan tambak dan terumbu karang di pesisir, banjir, longsor, lenyapnya sebagian keanekaragaman hayati, kerusakan ekosistem dan sumber daya pesisir dan laut (Anonim, 2011).

2.4.2Fakor Alam Kerusakan lingkungan yang disebabkan factor alam pada

umumnya merupakan bencana alam seperti letusan gunung berapi, banjir, angin putting beliung, gempa bumi, tsunami, dan sebagainya. Ada beberapa factor lain penyebab kerusakan lingkungan, antara lain (a) pertambahan penduduk yang pesat, sehingga memacu timbulnya eksploitasi terhadap sumber daya alam hayati yang berlebihan, (b) perkembangan teknologi yang pesat, sehingga mempermudah eksploitasi keanekaragaman hayati, (c) kebijakan dan pengelolaan keanekaragaman hayati yang sangat sentralistik, bersifat kapitalis, dan tidak tepat guna, dan (d) perubahan sistem nilai budaya masyarakat dalam memperlakukan keanekaragaman hayati disekitarnya. Oleh karena itu, pengelolaan keanekaragaman hayati yang holistik, berkelanjutan, dan berkeadilan sosial bagi segenap warga masyarakat, sungguh diperlukan untuk mempertahankan kelestarian keanekaragaman hayati (Iskandar, 2011)

2.5 Definisi Illegal Logging

Illegal Logging berdasarkan terminologi berasal dari 2 (dua) suku kata,

yaitu illegal berarti perbuatan yang tidak sah (melanggar), sedangkan logging

berarti kegiatan pembalakan kayu sehingga illegal logging diartikan sebagai

perbuatan atau kegiatan pembalakan kayu yang tidak sah.

2.6 Hukum Melakukan Illegal Logging

Pengertian illegal logging dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2004 dan

Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan (selanjutnya disebut

“UU Kehutanan”) tidak didefinisikan secara jelas mengenaiillegal logging dan

9

Page 10: BAB 2 dan BAB 3

hanya menjabarkan tindakan-tindakan illegal logging. Kategori illegal logging

menurut Pasal 50, antara lain: mengerjakan dan atau menggunakan dan atau

menduduki kawasan hutan secara tidak sah (illegal), merambah kawasan hutan,

melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan, membakar hutan,dll. Dapat

dikatakan bahwa pengertian illegal logging walau tidak dijelaskan secara

eksklusif dalm UU,namun pengertiannya bukan hanya menyangkut pembalakan

kayu melainkan lebih luasnya, yaitu perusakan hutan.

Dapat disimpulkan unsur-unsur yang dapat dijadikan dasar hukum

untukpenegakan hukum pidana terhadap kejahatan illegal loggingantara

sebagaiberikut:

(1) Setiap orang pribadi maupun badan hukum dan atau badan usaha

(2) Melakukan perbuatan yang dilarang baik karena sengaja maupun karena

kealpaannya

(3) Menimbulkan kerusakan hutan, dengan cara-cara yakni :

a. Merusak prasarana dan sarana perlindungan hutan

b. Kegiatan yang keluar dari ketentuan perizinan sehingga merusak

hutan.

c. Melanggar batas-batas tepi sungai, jurang, dan pantai yang

ditentukan Undang undang.

d. Menebang pohon tanpa izin.

e. Menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima

titipan, menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau

patut diduga sebagai hasil hutan illegal.

f. Mengangkut, menguasai atau memiliki hasil hutan tanpa SKSHH.

g. Membawa alat berat dan alat-alat lain pengelolaan hasil hutan

tanpa izin.

Jadi, dapat disimpulkan illegal logging adalah suatu tindakan yang

dilakukan pribadi ataupun badan hukum dan atau badan usaha baik secara sengaja

atau karena kealpaannya yang mengakibatkan rusaknya hutan.

2.7 Dampak Illegal Logging

Illegal logging menyebabkan berbagai macam dampak negatif, antara lain:

10

Page 11: BAB 2 dan BAB 3

1. Illegal logging mengancam kelangsungan hidup satwa langka

Illegal logging merupakan suatu aktivitas penebangan liar yang

telah berkembang pesat sejak tahun 1970an. Illegal logging terjadi

terutama untuk industri perkayuan, namun pengembangan produksi kayu

ini justru mengarah pada munculnya praktik illegal logging yang

mengakibatkan terjadinya degradasi hutan yang serius.

2. Illegal logging menyebabkan degradasi hutan

Degradasi hutan merupakan penurunan kekayaan hutan.Degradasi

hutan biasanya terjadi akibat maraknya illegal logging dan praktik-praktik

lainnya.

3. Illegal Logging menyebabkan tanah longsor

Tidak adanya lagi akar-akar pohon yang berfungsi sebagai penahan

dari air hujan maka hal tersebut menyebabkan mudah terjadi tanah

longsor.

4. Illegal logging menyebabkan banjir

Tidak adanya tempat peresapan air saat terjadi hujan yang terdapat

pada pohon-pohon yang menyebabkan tidak adanya tempat penampungan

air dan akhirnya meluap dan terjadi banjir

5. Illegal logging menyebabkan kekeringan

Dikarenakan tidak terdapat lagi tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai

penghasil oksigen dan tanah yang menjadi tandus disebabkan humus tanah

hilang.

2.8 Batasan-batasan dalam Ekspoitasi Sumber Daya Alam

Kekayaan alam yang dapat dilakukan eksploitasi sebagaimana diatur

dalam UU No.1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia adalah mineral

dan sumber tak bernyawa lainnya , di dasar laut dan/ atau di dalam lapisan tanah

di bawahnya bersama-sama dengan organisme hidup yang termasuk dalam jenis

silindir , yaitu organisme yang pada masa perkembangannya tidak bergerak baik

di atasmaupun dasar laut atau tak dapat bergerak, kecuali dengan cara selalu

menempel pada dasar laut atau lapisan tanah di bawahnya.

11

Page 12: BAB 2 dan BAB 3

Aspek hukum yang terdapat dalam pengelolaan SDA dimungkinkan

terjadi pelanggaran. Pelanggaran atas ketentuan yang telah dikeluarkan

pemerintah Indonesia akan mendapatkan ganjaran berupa :

a. Diancam dengan hukuman penjara selama-lamanya 6(enam) tahun ,

dan/atau

b. Denda setinggi-tingginya Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah)

2.9 Hukum merokok Ditinjau dari Segi Hukum Indonesia dan SegiHukum

Islam

Di tengah masyarakat kita telah tersebar dan terbentuk opini bahwa hukum

rokok adalah makruh.Keyakinan ini membuat para perokok seakan mendapat

justifikasi dari agama bahwa perokok diperbolehkan oleh Islam (bukan haram).

Kita telah mengetahui bahwa mayoritas penduduk kita adalah muslim. Tentunya

kaum musliminlah yan paling banyak merokok.

Kemudian ketika dikatakan kepada para perokok dalam agama Islam

adalah haram dengan mengacu kepada dalil-dalil yang ada, banyak diantara

mereka yang kaget dan heran.Kondisi masyarakat di Negara kita lebih parah

dalam masalah rokok jika dibandingkan dengan kondisi masyarakat di sebagian

Negara yang para ulamanya telah member fatwa dengan terang-terangan bahwa

merokok itu haram.

Hukum merokok ditinjau dari sisi agama Islam :

“Dan menghalalkan yang baik bagi mereka serta mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”. (Al-Qur’an Surat Al-A’raf:157)

12

Page 13: BAB 2 dan BAB 3

Siapapun yang berakal dan mau jujur jika ditanya apakah rokok termasuk sesuatu yang baik atau tidak, pasti mereka menjawab: “Tidak!,bahkan rokok adalah sesuatu yang buruk”.

“Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”. (Al-Qur’an Surat Al-Baqarah:195).

Ahli-ahli kesehatan telah sepakat semuanya bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan (membawa kebinasaan, seperti penyakit kanker, paruparu opsruktif kronik, cacat janin bagi wanita hamil yang merokok).

Hukum Merokok Haram dilihat dari segi sosial

1. Buruknya rokok bisa dilihat dari adanya larangan rokok disana-sini , seperti di tempat umum, gedung pertemuan,masjid-masjid sekolahan apa lagi ditempat-tempat yang harus terbebas dari sesuatu yang mengganggu seperti di rumah sakit

2. Keburukan rokok terbukti dengan pernyataan pabrik rokok sendiri yang menyatakan dalam iklan maupun bungkus rokoknya.

13

Page 14: BAB 2 dan BAB 3

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan makalah di atas adalah:

1. Menurut KBBI, konservasi merupakan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana melalui pengelolaan terencana sumber daya alam sehingga terjadi keberlanjutan serta keseimbangan alami suatu lingkungan

2. Menurut sudut pandang agama Islam, yang dimaksud dengan konservasi lingkungan adalah kegiatan yang dilakukan manusia melalui pemeliharaan, pemanfaatan secara wajar, dan rehabilitasi akan memberikan efek positif terhadap lingkungan

3. Sebagai manusia, sebagai umat Islam khusunya maka harus senantiasa menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini juga dimaksudkan sebagai upaya preventif dari penyakit-penyakit menular

4. Illegal logging diartikan sebagai perbuatan atau kegiatan pembalakan kayu yang tidak sah.

5. Illegal logging adalah suatu tindakan yang dilakukan pribadi ataupun badan hukum dan atau badan usaha baik secara sengaja atau karena kealpaannya yang mengakibatkan rusaknya hutan.

6. Beberapa dampak negatif akibat illegal logging antara lain :a) mengancam kelangsungan hidup satwa langkab) menyebabkan degradasi hutanc) menyebabkan tanah longsor

14

Page 15: BAB 2 dan BAB 3

d) menyebabkan banjire) menyebabkan kekeringan

7. Kekayaan alam yang dapat dilakukan eksploitasi sebagaimana diatur dalam UU No.1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia adalah mineral dan sumber tak bernyawa lainnya , di dasar laut dan/ atau di dalam lapisan tanah di bawahnya bersama-sama dengan organisme hidupyang termasuk dalam jenis silindir , yaitu organisme yang pada masa perkembangannya tidak bergerak baik di atasmaupun dasar laut atau tak dapat bergerak, kecuali dengan cara selalu menempel pada dasar laut atau lapisan tanah di bawahnya

8. Hukuman dari pelanggaran dalam eksploitasi SDA adalah :

a. Diancam dengan hukuman penjara selama-lamanya 6(enam) tahun , dan/atau

b. Denda setinggi-tingginya Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah)

9. Di tengah masyarakat kita telah tersebar dan terbentuk opini bahwa hukum rokok adalah makruh

10. Hukum merokok haram dilihat dari segi sosial

3.2 Saran

a) Sebaiknya semua umat manusia turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Seperti halnya pepatah “kebersihan sebagian dari iman” maka hendaknya kita semua sadar akan tugas dan tanggung jawab kita dalam upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan

b) Sebaiknya masyarakat semakin sadar akan bahaya merokok, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang merokok karena dengan tidak merokok maka akan mengurangi polusi udara dan juga mengurangi resiko terkena suatu penyakit dalam tubuh

15

Page 16: BAB 2 dan BAB 3

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Buku Saku Plastik. Cilegon: PT.Tri Polyta Indonesia.

Abdillah, Mujiyono. 2005. Fiqih Lingkungan: panduan spiritual hidup

berwawasan lingkungan. Yogyakarta: Unit Penerbit Percetakan(UPP).

Chandra, Edy. 2013. Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Perspektif Hadist. Bogor: BBP.

Depdiknas. 2001. Konservasi Lingkungan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Direktorat

SLTP.

Hanafi, Yunus, dkk (Tim Dosen PAI Universitas Negeri Malang). 2014.

Pendidikan Islam Tranformatif: Membentuk Pribadi Berkarakter. Malang:

LP3 Universitas Negeri Malang dan Penerbit Dream Litera.

Iskandar, Johan. 2011. Faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan (dalam buku

Pendididikan Islam Transformatif: Membentuk Pribadi Berkarakter.)

Juju. 2012. Usaha Konservasi Lingkungan Hidup.

(http://jujubandung.wordpress.com) diakses tanggal 27 Oktober 2014.

Mangunjaya. 2007. Menanam Sebelum Kiamat: Islam, Ekologi dan Gerakan

Lingkungan Hidup. Jakarta: Paci Cita Insani.

16

Page 17: BAB 2 dan BAB 3

Nursalim. 2013. Agama Sebagai Pilar Dasar Konservasi Lingkungan (dalam

buku Pendididikan Islam Transformatif: Membentuk Pribadi Berkarakter.)

OKP, Ganespa. 2010. Arti Konservasi Lingkungan Hidup.

(http://okpganespa.blogspot.com) diakses tanggal 27 Oktober 2014.

Shihab, Muhammad Quraish. 1995. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.

Undang-Undang No. 19 tahun 2004 tentang Kehutanan.

Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan.

Undang-Undang No. 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia.

LAMPIRAN

Tanggapan:

Akhlis Hidayat : materi kurang, tidak ada fiqih ekologi Islam

Pertanyaan:

1. Elmi : bagaimana cara kalian sebagai mahasiswa untuk menanggulangi hal

kecil yang dapat menyebabkan kerusakan? Melalui hal hal kecil seperti

membuang sampah di tempatnya, mendaur ulang barang. Melalui contoh-

contoh kecil seperti itu diharapkan orang-orang juga akan menirukan apa

yang kita lakukan. Tidak lupa pula untuk selalu berdzikir untuk mengingat

Allah agar sadar bahwa merusak lingkungan merupakan dosa besar. Juga

dapat dilakukan dengan mengikuti UKM pecinta alam. (Penjawab: Medha

Estu dan dibantu dengan A.Komsun sebagai peserta diskusi)

2. Yualita : menurut Islam, ruang lingkup konservasi lingkungan apa saja?

Ada hadist yang mengatakan bahwa “Sesungguhnya Allah Swt itu Maha-

Indah dan menyekai keindahan “ Jadi ruang lingkup konservasi

lingkungan menurut Islam adalah segala hal yang menyangkut tentang

keindahan.(Penjawab: M. Ainur Rohman/peserta diskusi)

17

Page 18: BAB 2 dan BAB 3

3. Komsun : apa upaya ormas Islam untuk ikut melestarikan lingkungan?

Suatu organisasi Islam mempunyai arti penting dalam melestarikan

lingkungan , karena organisasi dapat membantu/mengajak masyarakat

untuk lebih aktif dalam lingkungan & kehidupannya, organisasi bisa

sebagai pendukung proses sosialisasi yang berjalan di sebuah lingkungan

bermasyrakat ,yang paling utama organisasi merupakan tempat /wadah

aspirasi dari sekelompok individu yang berbeda beda (Penjawab: Eki)

4. Ayu Retno : cara untuk menumbuhkan kesadaran sebagai kholifah untuk

melestarikan lingkungan? Ilmu agama yang ditanamkan sejak dini adalah

yang terpenting agar kelak orang tersebut dapat mengetahui mana yang

baik dan mana yang buruk. Seperti halnya merusak lingkungan adalah hal

yang buruk. (Penjawab : Farida dan Gevin)

18

MEDHA

GEVIN

LARIZA

EKI

FARIDA