bab 2 kelas 3

29
Sistem Pemerintahan MATERI KELAS XII SEMESTER 1 BAB 2 SISTEM PEMERINTAHAN Standar Kompetensi 2.Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan Kompetensi Dasar 2.1. Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara 2.2. Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia 2.3. Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia dengan negara lain Indikator Hasil Pencapaian Belajar 1. Siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di berbagai negara 2. Siswa diharapkan dapat mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 3. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 4. Siswa diharapkan dapat menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut UUD 1945. 5. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum perubahan dengan sesudah perubahan UUD 1945. 6. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia 7. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain Tujuan Pembelajaran 1. Mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di berbagai negara 2. Mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 3. Menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer 4. Menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut UUD 1945. 5. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum dengan sesudah perubahan

Upload: fatimaharyenfa

Post on 13-Jul-2015

199 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 kelas 3

Sistem Pemerintahan

MATERI KELAS XII SEMESTER 1 BAB 2 SISTEM PEMERINTAHAN

Standar Kompetensi

2.Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan

Kompetensi Dasar

2.1. Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara

2.2. Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia

2.3. Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia

dengan negara lain

Indikator Hasil Pencapaian Belajar

1. Siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan

Parlementer di berbagai negara

2. Siswa diharapkan dapat mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial

dan Parlementer

3. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem

pemerintahan Presidensial dan Parlementer

4. Siswa diharapkan dapat menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh

negara Indonesia menurut UUD 1945.

5. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia

berdasarkan UUD 1945 sebelum perubahan dengan sesudah perubahan UUD 1945.

6. Siswa diharapkan dapat menguraikan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan

sistem pemerintahan Indonesia

7. Siswa diharapkan dapat membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan

negara lain

Tujuan Pembelajaran

1. Mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di

berbagai negara

2. Mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer

3. Menguraikan kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan Presidensial dan

Parlementer

4. Menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia

menurut UUD 1945.

5. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum

dengan sesudah perubahan

Page 2: Bab 2 kelas 3

6. Menguraikan kelebihan dan kelemahan pelaksanaan sistem pemerintahan

Indonesia

7. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah (Preaching Method)

2. Metode Diskusi (Discussion Method)

3. Metode Pemberian Tugas

4. Metode Studi Kasus

Materi Pembelajaran

1. Sistem Pemerintahan Parlementer dan Sistem Pemerintahan Presidensial

Pengertian Sistem Pemerintahan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sistem mengandung tiga pengertian

sebagai berikut:

a. Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk

suatu totalitas. Contoh sistem politik

b. Susunan pandangan, teori, asas yang teratur. Contoh sistem pemerintahan

(demokrasi, totaliter, parlementer)

c. Metode. Contoh sistem menanam padi.

Kata sistem merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti

susunan, tatanan, jaringan, atau cara.

Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari

kata perintah, dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti:

a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatu

b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau

negara

c. Pemerintahan adalah perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah

Pemerintahan menurut KBBI berarti:

a. Proses, cara, perbuatan memerintah

b. Segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan

rakyat dan kepentingan negara

c. Jadi, pemerintahan adalah tindakan atau kegiatan pemerintah dalam

menyelenggarakan pembuatan dan penegakan hukum guna mewujudkan

kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara.

Page 3: Bab 2 kelas 3

d. Pemerintah adalah sekelompok orang dan sejumlah lembaga yang membuat dan

menegakkan hukum dalam suatu negara.

Dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan

oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu negara dalam rangka

mencapai tujuan penyelenggaraan negara.

Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan

oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan

penyelenggaraan negara.

Sistem pemerintahan adalah susunan yang teratur dari prinsip-prinsip yang

melandasi berbagai kegiatan atau hubungan kerja antara legislatif, eksekutif, dan

judikatif dalam menyelenggarakan pemerintahan suatu negara.

Kekuasaan dalam suatu negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga,

yaitu:

a. Kekuasaan Eksekutif berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau

kekuasaan menjalankan pemerintahan

b. Kekuasaan Legislatif berarti kekuasaan membentuk undang-undang

c. Kekuasaan Yudikatif berarti kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas

undang-undang.

Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:

a. Sistem pemerintahan parlementer: intinya parlemen mendominasi pemerintahan

negara

b. Sistem pemerintahan presidensial: intinya Presiden memegang peranan kunci

dalam pemerintahan.

Selain dua klasifikasi besar di atas, terdapat sistem pemerintahan yang

disebut sistem kediktatoran proletariat yang intinya kekuasaan negara berada di

tangan pemimpin partai (komunis), contohnya di negara Republik Rakyat Cina. Selain

itu dikenal juga sistem pemerintahan campuran yang diterapkan di Republik Kelima

Perancis dan dSwiss.

Pengertian bentuk negara, bentuk kenegaraan, bentuk pemerintah, dan bentuk

pemerintahan

Bentuk negara adalah pengelompokan negara berdasarkan kriteria distribusi

kekuasaan (secara resmi) antarberbagai tingkat pemerintahan dalam suatu

negara.

Page 4: Bab 2 kelas 3

Ada tiga bentuk negara, yaitu:

a. Negara Kesatuan, yakni negara yang pemerintah pusatnya berdaulat penuh atas

semua tingkat pemerintahan yang ada di bawahnya.

b. Negara Federal/Serikat, yakni negara yang kekuasaannya secara formal dibagi

menjadidua: kekuasaan pemerintah pusat federal dan kekuasaan pemerintah negara

bagian.

c. Negara Konfederasi, yakni bentuk kerjasama negara di mana pemerintah pusat

tunduk pada kedaulatan masing-masing negara anggotanya.

Dilihat dari susunannya, ada dua bentuk negara, yaitu negara yang bersusunan

tunggal atau negara kesatuan (unitaris) dan negara yang bersusunan jamak

atau negara serikat (federasi,federalis).

Negara Kesatuan adalah negara yang bersusunan tunggal, artinya negara yang tidak

tersusun dari beberapa negara, melainkan hanya terdiri atas satu negara. Hanya ada

satu pemerintah, yaitu pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan tertinggi di

negara itu.

Ada dua cara/sistem negara kesatuan, yaitu:

a. Sentralisasi, artinya semua hal dan urusan diatur oleh pemerintah pusat. Daerah

tidak memiliki wewenang untuk mengatur sendiri hal yang menjadi urusan

pemerintahan

b. Desentralisasi, artinya penyerahan urusan dari pemerintah pusat atau daerah di

atasnya pada daerah otonom sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah otonom.

Setiap daerah otonom memiliki pemerintah daerah yang berhak dan berwenang

mengurus sendiri urusan pemerintahan. Contoh, Indonesia merupakan negara

kesatuan dengan sistem desentralisasi

Negara Serikat/Negara Federasi/Negara Federalis adalah negara yang bersusun

jamak atau terdiri dari negara-negara bagian. Artinya, negara tersusun dari

beberapa negara yang semula telah berdiri sebagai negara yang merdeka dan

berdaulat.

Dalam negara federasi terdapat:

a. Dua macam negara: Negara bagian dan Negara federasi atau gabungan

b. Dua macam pemerintah: Pemerintah negara bagian dan Pemerintah negara

federasi

c. Dua macam UUD: UUD negara bagian dan UUD negara federasi

d. Dua macam urusan: Urusan negara bagian dan urusan bersama yang diurus oleh

negara federasi

e. Negara dalam negara: Negara bagian itu berada di dalam negara federasi

Page 5: Bab 2 kelas 3

Urusan bersama yang diurus negara federasi adalah urusan-rusan pokok yang

menentukan hidup matinya negara federasi, misalnya masalah pertahanan,

hubungan luar negeri, dan keuangan. Contoh negara federasi adalah Amerika

Serikat, Australia, Malaysia.

Serikat Negara/Perserikatan Negara/Konfederasi, merupakan gabungan atau

perserikatan dari beberapa negara berdaulat baik ke dalam maupun ke luar.

Konfederasi terbentuk untuk maksud tertentu, misalnya hubungan luar negeri atau

masalah pertahanan. Negara yang tergabung dalam konfederasi tetapsebagai negara

merdeka dan berdaulat penuh. Konfederasi bukan negara dalam pengertian hukum

internasional, karena masing-masing negara tetap merupakan subyek hukum

internasional.

Bentuk-bentuk Kenegaraan

Bentuk-bentuk kenegaraan terdiri dari:

a. Koloni, merupakan wilayah jajahan. Wilayah negara tersebut sepenuhnya berada

di bawah negara lain secara internasional. Negara koloni adalah negara yang tidak

berdaulat, sedang yang berdaulat adalah negara yang menjajahnya. Negara koloni

terakhir adalah Republik Palay yang merdeka pada tahun ...

b. Perwalian, adalah wilayah yang diurus oleh beberapa negara atau negara lain di

bawah Dewan Perwalian PBB, dengan tujuan agar wilayah itu dapat mempersiapkan

diri menuju pemerintahan sendiri dan kemerdekaan sepenuhnya.

c. Dominion, merupakan negara yang tergabung dalam The British Commonwealth

of Nations atau Negara Persemakmuran Inggris. Dominion adalah negara yang

sebelumnya merupakan jajahan Inggris. Tujuan dominion adalah untuk mempererat

persahabatan, kerjasama, dan mencapai kemakmuran negara-negara anggotanya.

Anggota Dominion meliputi Australia, Kanada, Selandia Baru, Malaysia, dan Afrika

Selatan.

d. Protektorat, adalah negara yang berada di bawah perlindungan negara lain yang

lebih kuat. Contoh, Hongkong merupakan protektorat Inggris sebelum diserahkan

kembali kepada Cina.

e. Uni, bentuk uni terjadi apabila dua negara/lebih yang berdaulat mempunyai

seorang kepala negara yang sama dengan tujuan untuk menciptakan persatuan di

antara negara-negara tersebut. Ada dua macam uni:

i. Uni Riil atau Uni Nyata

1. Bila kedua negara memiliki alat kelengkapan negara yang sama yang telah

ditentukan terlebih dulu.

2. Mengakui adanya satu kepala negara

Page 6: Bab 2 kelas 3

3. Contoh: Uni Indonesia-Belanda 1949 dengan Ratu Yuliana (Belanda) sebagai

kepala negara

ii. Uni Personil

1. Bila kedua negara mempunyai seorang raja yang sekaligus sebagai kepala negara,

namun urusan pemerintahan tetap berada pada masing-masing negara tersebut.

2. Contoh: Uni Belanda-Luxemburg (1839-1890), Uni Swedia-Norwegia (1814-

1905), Uni Inggris-Hanover (1714-1837)

f. Mandat, adalah bekas negara jajahan dari negara yang kalah sewaktu Perang

Dunia I. Wilayah negara yang kalah diletakkan di bawah perlindungan negara yang

menang perang serta diawasi oleh Dewan Mandat LBB. Tugas negara pemegang

mandat adalah menyelenggarakan pemerintahan dan mempersiapkan wilayah negara

itu menuju pemerintah sendiri. Contoh, Kamerun bekas jajahan Jerman dijadikan

mandat oleh Perancis.

Bentuk Pemerintah adalah pengelompokan negara berdasarkan cara pengisian

jabatan kepala negaranya.

Ada dua bentuk pemerintah, yaitu:

a. Kerajaan/Monarki, adalah negara yang jabatan kepala negaranya diisi melalui

sistem pewarisan. Contoh Jepang, Thailand, dan Inggris.

b. Republik, adalah negara yang kepala negaranya diisi melalui cara-cara di luar

sistem pewarisan, misalnya melalui proses pemilu langsung oleh rakyat. Contoh

Indonesia, Amerika Serikat.

Bentuk Pemerintahan adalah pengelompokan negara berdasarkan letak

kekuasaan tertinggi dalam suatu negara.

Bentuk Pemerintahan Secara Tradisional dibedakan menjadi:

a. Monarki adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertinggi berada di

tangan seorang penguasa tunggal, yaitu raja/ratu/kaisar/sultan.

b. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya

berada di tangan satu lembaga kecil yang terdiri atas sekelompok orang/elit yang

memiliki hak istimewa.

c. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya

berada di tangan semua warga negara.

Klasifikasi Mutakhir Tentang Bentuk Pemerintahan:

a. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat

keputusan tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh semua warga negara dewasa

dalam masyarakat yang bersangkutan.

Page 7: Bab 2 kelas 3

b. Kediktatoran adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat

keputusan tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh satu orang

c. Oligarki adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk membuat

keputusan tertinggi dalam suatu negara dikontrol oleh sekelompok elit.

Sistem Pemerintahan Parlementer

Pengertian Sistem Pemerintahan Parlementer

Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antarlembaga

negara yang secara formal memberikan peran utama kepada parlemen atau badan

legislatif dalam menjalankan pemerintahan negara.

Contoh negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia.

Induk Sistem Pemerintahan Parlementer

a. Kepala Negara (raja/ratu)

Inggris adalah negara kerajaan. Karena itu, kepala negara Inggris selalu

adalah raja/ratu. Raja menganggap dirinya mempunyai hak suci dari Tuhan untuk

memerintah dunia. Raja-raja Inggris umumnya juga mempunyai lembaga penasihat

yang ditentukan sendiri oleh raja, yang anggotanya hanya dari kalangan bangsawan

dan pemimpin gereja. Mereka umumnya dipanggil bersidang oleh raja apabila negara

memerlukan pajak.

b. Parlemen

Cikal bakal parlemen di Inggris adalah Witanagemot, yaitu dewan penasehat

raja yang terdiri atas para pangeran, bangsawan, dan pejabat gereja yang dipilih

dan dihentikan oleh raja. Lembaga ini kemudian dikenal dengan parlemen. Semakin

sering raja memerlukan tambahan dana semakin sering parlemen bersidang, yang

akan memperkuat kedudukan parlemen dan mematangkan kelembagaan parlemen itu

sendiri.

c. Kabinet

Cikal bakal kabinet di Inggris adalah sebuah kelompok orang yang

disebutCABAL yang dijadikan sebagai penasehat inti dan sekaligus penghubung

dirinya dengan parlemen. Pemerintahan dikendalikan oleh perdana menteri dan

kabinetnya. Sehingga merekalah yang bisa dipersalahkan atau diminta

pertanggungjawaban.

Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Parlementer

Ranney, pemusatan kekuasaan negara ke tangan parlemen di negara pengguna

sistem pemerintahan parlementer dilakukan melalui dua sarana, yaitu:

Page 8: Bab 2 kelas 3

a. Rangkap jabatan

• Bahwa mereka yang menduduki jabatan menteri harus merupakan anggota

parlemen

• Kabinet dan para menterinya merupakan komisi parlemen yang didudukkan di

lembaga eksekutif

• Berbeda dengan ajaran Trias Politica yang menganut pemisahan kekuasaan.

b. Dominasi resmi parlemen

• Parlemen sebagai lembaga legislatif negara tertinggi

• Parlemen membuat undang-undang baru, merevisi atau mencabut undang-

undang yang berlaku

• Parlemen dapat menyatakan mosi tidak percaya kepada kabinet/menteri

• Parlemen, melalui pemimpin partai yang menguasai mayoritas kursi parlemen,

menyusun kabinet atau dewan menteri

• PM dan para menteri itu berasal dari kalangan anggota parlemen dan akan tetap

menjadi anggota parlemen, sehingga hakikat kabinet hanyalah sebuah komisi dari

parlemen

• PM dan kabinetnya berkewajiban menjalankan kebijakan pemerintahan yang

digariskan oleh parlemen, dan karena itu, harus bertanggung jawab kepada parlemen

• Masa jabatan menteri/kabinet sangat tergantung pada kehendak parlemen

• Kepala negara/raja berperan sebagai penengah bila terjadi pertentangan

antara parlemen dan kabinet

Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer

a. Kabinet, yaitu para menteri di bawah pimpinan perdana menteri yang

bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Kabinet bertanggung jawab kepada

parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota

parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen dapat menjatuhkan

kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak percaya kepada

kabinet. Lama masa jabatan kabinet tidak dapat ditentukan meskipun memiliki masa

jabatan dalam waktu tertentu.

b. Presiden adalah kepala negara, sedangkan kepala

pemerintahan (eksekutif)adalah perdana menteri yang berasal dari partai politik

yang mempunyai suara mayoritas di Parlemen. Kepala negara tidak sekaligus sebagai

kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan

kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara

monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan

sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara.

Page 9: Bab 2 kelas 3

c. Kepala Negara/Presiden atas saran pemerintah, yaitu Perdana Menteri dapat

membubarkan parlemen. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet

maka presiden atau raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan

parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk membentuk parlemen

baru.

d. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya

dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan

besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.

e. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang

memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum

memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di

parlemen.

f. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri

sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan

kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana

menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari

parlemen.

Kelebihan atau Kebaikan Sistem Pemerintahan Parlementer

a. Sistem/garis pertanggungjawaban dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan

publik jelas/transparan

b. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet menjadikan

kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan

c. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara tuntas karena mudah terjadi

penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan

eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :

a. Kabinet cenderung/dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para

anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena

pengaruh mereka yang besar di parlemen dan partai, anggota kabinet dapat

menguasai parlemen.

b. Kedudukan badan eksekutif/ kabinet sangat tergantung pada mayoritas

dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan parlemen.

Page 10: Bab 2 kelas 3

c. Kelangsungan/masa jabatan eksekutif atau kabinet tidak dapat ditentukan

berakhir sesuai dengan masa jabatannya, karena sewaktu-waktu kabinet dapat

bubar.

d. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan eksekutif. Pengalaman mereka

menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi

menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

Sistem Pemerintahan Parlementer di Inggris

a. Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang menganut sistem

pemerintahan parlemen. Bahkan, Inggris disebut sebagai The Mother of

Parliaments (induk parlemen).

b. Menganut sistem pertanggungjawaban menteri.

Sistem parlementer, terlahir dari adanya pertanggungjawaban menteri. Seperti

halnya yang terjadi di Inggris, di mana seorang raja tak dapat diganggu gugat (the

king can do no wrong), maka jika terjadi perselisihan antara raja dengan rakyat,

menterilah yang bertanggung jawab terhadap segala tindakan raja. Sebagai contoh,

Thomas Wentworth salah seorang menteri pada masa Raja Karel I dituduh

melakukan tindak pidana oleh Majelis Rendah. Kemudian karena terbukti, menteri

tersebut dijatuhi hukuman mati oleh Majelis Tinggi.

Dari pertanggungjawaban pidana ini, kemudian lahir pertanggung jawaban politik, di

mana para menteri harus bertanggungjawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah

terhadap parlemen.

c. Kekuasaan kepala negara ada pada Raja atau Ratu, sedang kekuasaan kepala

pemerintahan di tangan Perdana Menteri.

Sistem parlemen telah terjadi sejak permulaan abad ke-18 di Inggris. Dari sejarah

ketatanegaraan, dapatlah dikatakan, bahwa sistem parlementer ini adalah

kelanjutan dari bentuk negara Monarchi Konstitusionil, di mana kekuasaan raja

dibatasi oleh konstitusi. Karena itu dalam sistem parlementer, raja atau ratu dan

presiden, kedudukannya adalah sebagai kepala negara. Kepala negara dipegang Raja

/ Ratu yang bersifat simbolis dan tidak dapat diganggu gugat

Contoh kedudukan ratu di Inggris, raja di Muangthai dan presiden di India.

d. Pemisahan kekuasaan dilatarbelakangi oleh ungkapan pada masa lalu “The king do

not wrong”

e. Peraturan perundang undangan bersifat konvensi (peraturan tidak tertulis)

f. PM berasal dari partai mayoritas di parlemen, dan pemimpin partai politik

Inggris

g. Parlemen terdiri atas dua badan (bi kameral), yaitu:

Page 11: Bab 2 kelas 3

House of Lord (Majelis Tinggi), adalah badan oerwakilan dengan anggota para

bangsawan yang penentuan keanggotaannya didasarkan atas penunjukan raja/ratu.

Kekuasaannya lebih besar dibandingkan Majelis Rendah

House of Common (Majelis Rendah), adalah badan perwakilan rakyat yang

anggota-anggotanya berasal dari parpol di Inggris yang dipilih melalui pemilu

h. Kabinet/eksekutif

Adalah dewan pemerintahan yang terdiri atas para menteri dipimpin oleh

perdana menteri

Anggotanya berasal dari House of Common, bertanggungjawab kepada parlemen.

Eksekutif dalam sistem parlementer adalah Kabinet itu sendiri. Kabinet yang

terdiri dari Perdana Menteri dan menteri-menteri, bertanggung jawab sendiri satau

bersama-sama kepada parlemen. Kesalahan yang dilakukan oleh Kabinet tidak dapat

melibatkan kepala negara. Karena itulah di Inggris dikenal istilah “the king can do no

wrong”.

Pertanggung jawaban menteri kepada parlemen tersebut dapat berakibat

Kabinet meletakkan jabatan dan mengembalikan mandat kepada kepala negara

manakala parlemen tidak lagi mempercayai Kabinet.

i. Kekuasaan parlemen

Sangat besar, dengan mosi tidak percaya dapat membubarkan kabinet

Pemerintahan jarang sekali jatuh karena kabinet berasal dari partai mayoritas

di parlemendan mendapat dukungan mayoritas di parlemen

j. Raja atau Ratu sebagai kepala negara mempunyai kekuasaan membubarkan

parlemen atas usulan perdana menteri

k. Perdana Menteri juga mempunyai kekuasaan sbb:

Sebagai pemimpin kabinet yang anggotanya dipilih sendiri

Memimpin partai mayoritas di parlemen

Dapat mengendalikan parlemen karena ia memimpin partai

Menjadi penghubung dengan raja

Sewaktu-waktu dapat mengadakan pemilihan umum sebelum masa jabatan 5

tahun berakhir.

l. Ada dua partai besar yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh. Partai yang

kalah dalam pemilihan umum menjadi oposisi

Sistem Pemerintahan Presidensial

Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial:

Page 12: Bab 2 kelas 3

Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antarlembaga

negara melalui pemisahan kekuasaan negara, di mana presiden memainkan peran

kunci dalam pengelolaan kekuasaan eksekutif.

Dalam sistem ini, kedudukan eksekutif, seorang presiden menunjuk pembantu-

pembantunya yang akan memimpin departemennya dan mereka itu bertanggung

jawab kepada presiden. Pelaksana kekuasaan kehakiman menjadi tanggung jawab MA

dan kekuasaan legislatif berada ditangan DPR. Contohnya adalah Amerika Serikat

dengancheck and balance, Indonesia adalah pembagian kekuasaan (distribution of

power),Pakistan, Argentina, Filipina.

Negara Filipina menggunakan sistem presidensial karena negara ini pernah

berada dalam kekuasaan Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat bahkan juga

memfasilitasi penyusunan konstitusi Filipina menjelang kemerdekaan negara ini.

Negara-negara lain seperti Kolombia, Kostarika, Meksiko, dan Venezuela juga

menggunakan sistem pemerintahan presidensial, dengan sistem pemerintahan

Amerika Serikat sebagai modelnya.

Peran kunci presiden tampak dari hal-hal sebagai berikut:

a. Presiden adalah kepala negara sekaligus adalah kepala pemerintahan

b. Presiden adalah pihak yang berwenang menyusun kabinet. (Juga disebut

sistemnon-parliamentary executive, karena pengangkatan para menteri sepenuhnya

menjadi kekuasaan presiden)

c. Para menteri tidak boleh menjadi anggota parlemen, jadi kabinet semata-mata

pembantu presiden

d. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden, bukan kepada parlemen

e. Masa jabatan menteri sangat bergantung pada presiden

f. Peran parlemen dan eksekutif dibuat seimbang melalui sistem check and balances

Prinsip-prinsip Sistem Pemerintahan Presidensial

Ranney, di negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial, ketiga jenis

kekuasaan negara (legislatif, eksekutif dan judikatif) secara formal dipisahkan

melalui dua macam sarana, yaitu:

a. Pemisahan pejabat/larangan rangkap jabatan

Berbeda dengan sistem parlementer, dalam sistem presidensial rangkap jabatan

justru dilarang. Seorang anggota parlemen tidak boleh merangkap menjadi menteri,

demikian juga sebaliknya. Misalnya,di Amerika Serikat. Disana tidak seorangpun

diperbolehkan menduduki lebih dari satu jabatan dalam ketiga cabang kekuasaan

yang ada. Contohnya seorang Jaksa Agung harus mundur dari jabatannya bila ingin

mencalonkan diri menjadi seorang Senator.

Page 13: Bab 2 kelas 3

b. Kontrol dan keseimbangan (check and balances)

Untuk mencegah satu lembaga kekuasaan memperbesar kekuasaannya sendiri,

masing- masing cabang kekuasaan diberi kekuasaan untuk mengontrol cabang

kekuasaam lain, sehingga posisi masing-masing cabang kekuasaan tetap dalam

keseimbangan yang tepat. Contohnya, Kongres mengontrol Presiden dengan menolak

RUU yang diajukan, menolak memberi persetujuan terhadap calon pejabat bawahan

langsung Presiden dan mengadili serta memberhentikan Presiden. Presiden diberi

kekuasaan untuk mengontrol Kongres dengan hak vetoatas UU yang telah disetujui

Kongres, dan mengontrol MA dengan mengajukan calon MA, serta melakukan judicial

review.

Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial

a. Presiden memiliki kekuasaan yang luas, yaitu sebagai kepala negara dan sebagai

kepala pemerintahan (sering disebut sebagai concentration of governing power and

responsibility upon the president, artinya presiden sebagai satu-satunya lembaga

negara yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan pemerintahan negara)

b. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen

c. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen. Presiden dan parlemen tidak bisa

saling menjatuhkan.

d. Presiden dalam melaksanakan pemerintahan dibantu oleh para menteri yang

ditunjuk dan diangkat oleh Presiden (hak prerogatif/hak istimewa untuk

mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan

non-departemen).Para menteri tidak bertanggung jawab kepada parlemen tetapi

kepada Presiden.

e. Masa jabatan kabinet, yaitu presiden beserta para menterinya sesuai dengan

masajabatannya. Presiden tidak dapat diberhentikan dalam masa jabatannya.

Apabila terjadi pelanggaran hukum Presiden akan

dikenakan impeachment (pengadilan DPR) yang dilakukan Hakim Tinggi.

f. Presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh

mereka atau melalui badan perwakilan rakyat, dan Parlemen dipilih langsung oleh

rakyat melalui pemilu.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial

a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak bertanggung jawab pada

parlemen

b. Lama masa jabatan eksekutif lebih jelas dan dalam jangka waktu tertentu

c. Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa

jabatannya

Page 14: Bab 2 kelas 3

d. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat

diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial

a. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat

menciptakan kekuasaan mutlak

b. Pembuatan keputusan atau kebijaksanaan publik umumnya merupakan hasil tawar

menawar antara eksekutif sehingga dapat terjadi keputusan yang tidak tegas dan

memerlukan waktu yang lama

c. Sistem pertanggungjawabannya kurang jelas

Sistem Pemerintahan Presidensial di Amerika Serikat

a. Amerika Serikat menganut sistem pemerintahan presidensial murni

b. Prinsip separation of power (pemisahan kekuasaan) dan mekanisme checks and

balances (pengawasan dan perimbangan). Dalam checks and balances, Presiden boleh

memilih menterinya sendiri, tetapi untuk jabatan Hakim Agung dan Duta Besar

harus disetujui Senat

c. Kekuasaan eksekutif berada pada presiden, sebagai kepala pemerintahan dan

kepala negara, dipilih rakyat, masa jabatan 4 tahun dan dapat dipilih kembali untuk

masa jabatan kedua, dan para menteri.

d. Kekuasaan legislatif di tangan Congress, terdiri:

– Senat, adalah perwakilan dari tiap negara bagian yang dipilih melalui pemilu oleh

rakyat di negara bagian yang bersangkutan, 2 orang wakil

– House of Representatives, adalah perwakilan dari rakyat AS yang dipilih

langsung untuk masa jabatan 2 tahun melalui partai politik

e. Kekuasaan judikatif, berada pada Mahkamah Agung (Supreme Court), merupakan

kekuasaan yang bebas dari pengaruh eksekutif dan legislatif

f. Presiden mempunyai veto atas RUU, tetapi jika RUU diterima 2/3 majelis, maka

veto Presiden batal

g. Mekanisme kerja: Presiden dan Congress tidak dapat saling menjatuhkan

h. Presiden hanya dapat dituntut berhenti bila terbukti melanggar hukum, yakni:

– Pengkhianatan terhadap negara (treason)

– Penyuapan dan tindak pidana berat (bribery and high crime)

– Pelanggaran ringan berupa perbuatan tercela (misdemeanor)

Sistem Pemerintahan Campuran

Selain dua tipe sistem pemerintahan di atas, terdapat model sistem

pemerintahan yang memiliki baik segi-segi sistem pemerintahan parlementer maupun

Page 15: Bab 2 kelas 3

presidensial. Di kalangan para sarjana, ada yang memberikan istilah baru terhadap

sistem pemerintahan ini, ada juga yang yang tidak. Sri Soemantri memberikan

istilah sistem pemerintahan campuran atau kombinasi bagi sistem pemerintahan

tersebut. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim menyebut sistem pemerintahan ini

sebagai quasi parlementer atau quasi presidensiil (presidensial) sedangkan Usep

Ranawijaya menyebutnya dengan istilahbentuk antara atau bentuk peralihan.

Sementara C.F. Strong tidak memberikan istilah khusus bagi sistem

pemerintahan tersebut tetapi mengakui sistem-sistem pemerintahan tersebut,

misalnya sistem semipresidensial pada Republik Kelima Perancis dan eksekutif

parlementer (parlementarian executive) tetapi pada pelaksanaannya bersifat

eksekutif tetap dan nonparlementer pada Swiss.

Kita menggunakan istilah sistem pemerintahan campuran sesuai pendapat

Sri Soemantri dengan pertimbangan untuk mempermudah pembahasan karakteristik

sistem pemerintahan tersebut. Karena pada dasarnya, sistem pemerintahan

campuran tidak dapat dikelompokkan ke dalam dua sistem pemerintahan pada

umumnya. Akan tetapisistem campuran tetap memperlihatkan ciri-ciri dari kedua

sistem pemerintahan (parlementer dan presidensial) dengan tingkat dominasi

yang berbeda-beda. Artinya sistem pemerintahan campuran pada sebuah

negara memiliki substansi yang berbeda dengan sistem pemerintahan campuran

di negara lain.

Menurut Bagir Manan sehubungan dengan sistem pemerintahan

campuran,bahwa “persamaannya hanya pada bentuk campuran, sedangkan

substansinya sama sekali berbeda” Selanjutnya terhadap perbedaan-perbedaan

antar-sistem pemerintahan campuran Bagir Manan berpendapat bahwa:

“….(i) Bentuk-bentuk sistem campuran berbeda-beda antara negara yang satu

dengan negara yang lain; (ii) Bentuk campuran dapat menunjukkan ciri-ciri

presidensiil (presidensial) atau ciri-ciri parlementer yang lebih menonjol…..”

Negara-negara yang biasanya menjadi prototipe sistem pemerintahan campuran,

yaitu Perancis (dengan Konstitusi 1958 dan Amendemen 1962) dan Swiss. Perancis

sejak tahun 1958 (disebut juga masa Republik Kelima) memiliki model sistem

pemerintahan yang disebut semipresidensial. Sebelumnya Perancis menerapkan

sistem pemerintahan parlementer dan peralihan pada sistem semipresidensial, tidak

menghapus ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer. Seperti dikatakan oleh C.F.

Strong, bahwa:

• “….Perancis di bawah pemerintahan Republik Kelima mempertahankan sistem

eksekutif parlementer, namun dengan beberapa variasi pada jenis eksekutif

terdahulu. Pertama, seperti yang telah dikatakan, Presiden tidak lagi dipilih oleh

Parlemen saja, melainkan oleh Electoral College yang terdiri dari anggota-anggota

Page 16: Bab 2 kelas 3

Parlemen beserta anggota-anggota dewan lainnya. Kedua, walaupun para menteri

bertanggung jawab kepada Parlemen, para menteri tidak diizinkan menjadi anggota

salah satu majelis Parlemen…..Ketiga, Presiden menjadi Kepala Eksekutif yang aktif

dengan kekuasaan penuh untuk mengontrol badan legislatif termasuk hak untuk

membubarkan Parlemen…..Hal ini berarti, apabila terjadi mosi tidak percaya dalam

Parlemen yang menentang pemerintah, Presiden dapat membubarkan Majelis dan

mengadakan pemilihan baru. Terakhir, konstitusi memberikan mandat kepada

Presiden untuk mengambil tindakan darurat jika terjadi ancaman “terhadap institusi

republik, kemerdekaan bangsa, integritas wilayah, serta pelaksanaan kewajiban luar

negeri negara.

Kedudukan Presiden Perancis semakin lebih kuat dengan diadakannya

referendum yang mengamandemen konstitusi Perancis pada tahun 1962 yang

mengubah tata cara pemilihan Presiden yang semula dipilih oleh Electoral College

menjadi dipilih melalui hak pilih universal (secara langsung oleh rakyat).

Menurut pendapat di atas, terdapat beberapa ciri dalam sistem pemerintahan

Perancis sejak 1962, yaitu:

• Presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 5 tahun (segi

presidensial).

• Menteri-menteri bertanggung jawab kepada Parlemen tetapi tidak diizinkan

menjadi anggota Parlemen (segi parlementer).

• Presiden menjadi eksekutif sesungguhnya selain Kabinet (dual executive),

bahkan lebih besar pengaruhnya, misalnya Presiden dapat membubarkan Parlemen

jika bertentangan dengan Pemerintah.

• Presiden memegang kekuasan untuk mengendalikan keadaan darurat dalam

masalah-masalah tertentu (segi presidensial).

Selain itu ada ciri-ciri lain yang tidak dikemukakan pendapat sebelumnya, yaitu

Perdana Menteri dan Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden walaupun

pertanggungjawaban Dewan Menteri tetap kepada Parlemen.

Negara kedua yang menjadi prototipe sistem pemerintahan campuran adalah

Swiss. Jika dalam sisitem pemerintahan Perancis Republik Kelima terdapat dua

macam eksekutif dengan tugas dan wewenang yang berbeda, maka dalam sistem

pemerintahan Swiss eksekutif dipegang oleh sebuah Dewan yang disebut Dewan

Federal (Federal Council).

Sehubungan dengan itu, C.F. Strong mengatakan, bahwa Lembaga eksekutif

Swiss atau Dewan Federal (Federal Council) adalah suatu kementerian yang dipilih,

tetapi tidak dapat dibubarkan, oleh tiap-tiap Majelis Federal (Federal Assembly).

Sekilas sistem pemerintahan Swiss bersifat parlementer karena Dewan Federal

yang dipilih oleh Majelis Federal seperti Kabinet (Dewan Menteri) yang diangkat

Page 17: Bab 2 kelas 3

oleh Parlemen di Inggris. Akan tetapi, kedudukan Dewan Federal yang tak dapat

dibubarkan oleh Majelis Federal selama masa jabatannya ( 4 tahun), lebih

mencerminkan sifat fixed executive seperti dalam sistem presidensial di mana

Presiden tidak bertanggung jawab kepada Parlemen. Hanya saja eksekutif di Swis

tidak bersifat tunggal (single executive) seperti Presiden pada sistem presidensial

murni, melainkan bersifat collegial.

Ciri collegial ini dipertegas dengan tidak adanya pemimpin tetap dalam Dewan

Federal. Walaupun terdapat jabatan Presiden Dewan Federal (Federal President)

yang dipilih setiap satu tahun sekali dari 7 orang anggota Dewan Federal, tetapi

jabatan itu tidak bersifat subordinasi terhadap anggota Dewan Federal lainnya.

Seperti dikatakan oleh C.F. Strong, bahwa

“Ketua Dewan Federal inilah yang lazimnya dikenal sebagai presiden republik; tetapi

keutamaannya di atas pejabat yang lain adalah “keutamaan yang formal belaka:

ketua Dewan Federal sama sekali bukan kepala eksekutif”

Selain itu, terdapat pula jabatan Wakil Presiden Federal yang juga dipilih dari

anggota Dewan Federal untuk mendampingi Presiden Federal Seperti halnya

Presiden Federal, Wakil Presiden Federal juga tidak memiliki keutamaan yang

substansial dibandingkan anggota Dewan Federal lainnya. Sehubungan dengan itu Sri

Soemantri mengatakan bahwa:

“Presiden dan Wakil Presiden Republik Konfederasi Swiss juga dipilih oleh Federal

Assembly…….Adapun masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden adalah satu tahun.

Orang yang menjadi Presiden tidak dapat dipilih kembali setelah masa jabatannya

berakhir. Hal ini tidak berlaku terhadap Wakil Presiden. Dengan perkataan lain,

Wakil Presiden dapat dipilih menjadi Presiden oleh Federal Assembly, setelah

jabatannya sebagai Wakil Presiden berakhir”.

Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara

Sistem Pemerintahan Brasil

1. Nama resmi: Republica Federativa do Brazil

2. Bentuk negara federal dengan 26 negara bagian dan satu distrik federal yaitu

Distrito Federal

3. Bentuk pemerintahan republik dengan sistem pemerintahan presidensial, di mana

Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan Wakil

Presiden Brasil dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.

4. Kabinet diangkat oleh Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden.

5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), yaitu Senat Federal(Federal

Senate) dan The Chamber of Deputies or Camara dos Deputados. Kedua badan ini

disebut Kongres Nasional. Jumlah kursi di Senat Federal berjumlah 81 orang,

Page 18: Bab 2 kelas 3

anggotanya berasal dari perwakilan tiap negara bagian dan distrik. Setiap distrik

memiliki wakil tiga orang untuk masa jabatan delapan tahun. Anggota Chamber of

Deputiesberjumlah 513 orang yang dipilih melalui pemilu untuk masa jabatan 4

tahun.

6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Supreme Federal Tribunal, Higher Tribunal

of Justice, dan Regional Federal Tribunals.

Sistem Pemerintahan Perancis

1. Nama resmi: Republique Francaise (France Republic)

2. Bentuk negara kesatuan terdiri 22 wilayah atau daerah.

3. Bentuk pemerintahan republik dengan sistem demokrasi presidensial

4. Presiden adalah kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan adalah perdana

menteri. Tanggung jawab penyelenggaraan negara tertinggi berada di tangan

presiden. Presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa jabatan lima tahun.

Perdana menteri diusulkan oleh mayoritas anggota Majelis Nasional dan diangkat

oleh Presiden.

5. Kabinet atau dewan menteri diangkat oleh presiden atas usul perdana menteri.

6. Sistem parlemen menggunakan sistem bikameral yang terdiri atas Senat dan

Majelis Nasional. Senat adalah perwakilan dari teritori, daerah, dan wilayah

administratif. Masa jabatan Senat adalah sembilan tahun, di mana sepertiganya

dipilih tiap tiga tahun. Majelis Nasional adalah perwakilan rakyat yang dipilih melalui

pemilu untuk masa jabatan lima tahun.

7. Badan kehakiman, meliputi Supreme Court of Appeals or Cour de Cassation,

Constitutional Council or Conseil Constitutionnel, dan Council of State or Conseil

d’Etat.

8. Kedudukan eksekutif (Presiden) kuat, karena dipilih langsung oleh rakyat.Presiden

diberikan wewenang untuk bertindak pada masa darurat dalam menyelesaikan krisis.

9. Jika terjadi pertentangan antara kabinet dengan legislatif, presiden boleh

membubarkan legislatif. Jika suatu undang-undang yang telah disetujui legislatif

namun tidak disetujui Presiden, maka dapat diajukan langsung kepada rakyat melalui

referendum atau diminta pertimbangan dari Majelis Konstitusional.

10. Penerimaan mosi dan interpelasi dipersukar, misalnya sebelum sebuah mosi boleh

diajukan dalam sidang badan legislatif, harus didukung oleh 10% dari jumlah anggota

badan itu.

Sistem Pemerintahan India

Page 19: Bab 2 kelas 3

1. Badan eksekutif terdiri dari seorang presiden sebagai kepala negara

dan menteri-menteri yang dipimpin oleh seorang perdana menteri (cabinet

government)

2. Presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun oleh anggota-anggota

badan legislatif baik di pusat maupun di negara-negara bagian.

3. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, sangat mirip dengan Inggris

dengan modelCabinet Government.

4. Pemerintah dapat menyatakan “keadaan darurat” dan pembatasan-

pembatasan kegiatan bagi para pelaku politik dan kegiatan media masa agar

tidak mengganggu usaha pembangunannya. Presiden sebagai kepala negara.

Sistem Pemerintahan Pakistan (1962 – 1969)

1. Badan eksekutif terdiri dari Presiden yang beragama Islam dan para menteri.

2. Para menteri adalah pembantu Presiden, tidak boleh merangkap anggota

eksekutif

3. Presiden mempunyai veto atas RUU, tetapi jika RUU diterima 2/3 majelis, maka

veto Presiden batal

4. Presiden berwenang membubarkan badan legislatif. Presiden harus mengundurkan

diri dalam 4 tahun dan mengadakan pemilihan umum baru

5. Dalam keadaan darurat, Presiden berhak mengeluarkan ordonansi yang diajukan

kepada legislatif paling lama 6 bulan

6. Presiden dapat dipecat (impeach) oleh legislatif bila melanggar UU dan

berkelakuan buruk

Sistem Pemerintahan Argentina

1. Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung setiap 4 tahun dan dapat

dipilih kembali untuk maksimum dua periode.

2. Menteri pembantu Presiden dan dilantik oleh Presiden.

3. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

4. Presiden mempunyai hak veto yang terbatas, untuk mengubah UU dengan syarat

terdesak dan perlu.

5. Sistem parlemen dwi dewan yaitu Dewan Senat (Senado) dan Kamar

Perwakilan(Camara de Diputados).

Sistem Pemerintahan Jepang

1. Nama resmi: Nippon

2. Bentuk negara kesatuan dengan pembagian 47 wilayah administratrif atau

semacam propinsi.

Page 20: Bab 2 kelas 3

3. Bentuk pemerintahan adalah monarki konstitusional (kekaisaran) dengan sistem

demokrasi parlementer.

4. Kepala negara adalah kaisar, sebagai lambang atau simbol kesatuan. Kepala

pemerintahan adalah perdana menteri. Pemilihan kaisar berdasar keturunan, sedang

perdana menteri berasal dari pemimpin partai mayoritas yang ada di parlemen

(House of Representatives).

5. Parlemen (Diet) menganut sistem bikameral yang terdiri atas House of Councillor

or Sangi-in (perwakilan dari wilayah, distrik atau propinsi) dan House of

Representatives or Shugi-in (wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu dari partai

politik.

6. Badan kehakiman adalah Supreme Court (Mahkamah Agung) sebagai peradilan

terakhir untuk perkara banding.

7. Kepala pemerintahan (eksekutif) berada di tangan Perdana Menteri dan

bertanggung jawab kepada badan legislatif (Diet). Perdana Menteri membentuk

kabinet yang anggotanya adalah anggota Diet.

Sistem Pemerintahan Cina

1. Nama resmi: Zhonghua Renmin Gonghe Guo

2. Nama lengkap: Republik Rakyat Cina (People’s Republic of China)

3. Bentuk negara kesatuan terdiri atas 23 propinsi, merupakan negara besar di

daratan Asia.

4. Bentuk pemerintahan republik dengan sistem demokrasi komunis. Di bidang

politik, sistem komunis dengan kontrol ketat terhadap warganya, sedang di bidang

ekonomi, Cina menerapkan sistem ekonomi pasar, sehingga produk-produk Cina

banyak membajiri pasaran dunia.

5. Kepala negara adalah presiden, sedang kepala pemerintahan adalah perdana

menteri. Presiden dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional untuk masa jabatan lima

tahun. Perdana menteri diusulkan oleh presiden dengan persetujuan Kongres Rakyat

Nasional.

6. Menggunakan sistem unikameral, yaitu Kongres Rakyat Nasional (National People’s

Congress or Quanguo Renmin Daibiao Dahui). Jumlah anggota kongres 2.979 orang.

Anggotanya merupakan perwakilan dari wilayah, daerah, kota, dan propinsi untuk

masa jabatan lima tahun. Badan inimemiliki kekuasaan penting di Cina dan

anggotanya adalah orang-orang partai komunis Cina.

7. Badan kehakiman terdiri atas Supreme Peoples Court, Local Peoples Courts, dan

Special Peoples Courts.

Page 21: Bab 2 kelas 3

2. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan oleh Negara Indonesia menurut UUD

1945.

Sistem Pemerintahan yang Digunakan oleh Negara Indonesia dalam Berbagai

UUD/Konstitusi

Sejak meraih kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah

menggunakan konstitusi yang berbeda hingga sekarang, yaitu UUD 1945, Konstitusi

RIS 1949, UUDS 1950, serta UUD 1945 setelah perubahan. Seiring dengan

penerapan konstitusi-konstitusi tersebut, Indonesia juga menerapkan sistem-

sistem pemerintahan yang berbeda-beda pula. Bahkan berdasarkan satu konstitusi

yang sama, yaitu UUD 1945, Indonesia pernah menerapkan dua macam sistem

pemerintahan tanpa mengubah teks asli UUD 1945, yaitu pada tahun 1945 hingga

tahun 1948 menerapkan sistem pemerintahan parlementer dan pada tahun 1948

hingga 1949 menerapkan sistem pemerintahan presidensial yang dipimpin oleh Wakil

Presiden Moh. Hatta.

Dalam tabel berikut, secara sederhana dapat kita lihat periode pelaksanaan

dan perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia.

a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum

Diamandemen.

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945

sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci

pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat)

2. Sistem Konstitusional.

3. Kekuasaan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.

4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi dibawah

Majelis

5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab

kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan

Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem

pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah

kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah

Page 22: Bab 2 kelas 3

adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Presiden Republik

Indonesia berdasar UUD 1945 memiliki kekuasaan sebagai berikut:

1. Pemegang kekuasaan legislatif, yaitu membentuk undang-undang (pasal 5)

2. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan (pasal 4)

3. Pemegang kekuasaan sebagai kepala negara (pasal 10-15)

4. Panglima tertinggi dalam kemiliteran (pasal 10)

5. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat dan melantik para anggota MPR dari

utusan daerah dan golongan (pasal 2)

6. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat para menteri dan pejabat negara (pasal

17)

7. Pemegang kekuasaan untuk untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan

perjanjian dengan negara lain, serta menyatakan keadaan bahaya (pasal 11 dan pasal

12)

8. Pemegang kekuasaan untuk mengangkat duta dan menerima duta dari negara lain

(pasal 13)

9. Pemegang kekuasaan untuk memberi gelaran, tanda jasa, dan lain-lain tanda

kehormatan (pasal 15)

10. Pemegang kekuasaan untuk memberi grasi, amnesti, abolisi, dan rehabilitasi (pasal

15)

Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 sebelum perubahan mengatakan bahwa “Presiden

Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut undang-undang

dasar”. Selanjutnya dalam ayat (2) dikatakan bahwa “Dalam melakukan kewajibannya

Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden” dan pasal 17 ayat (1) yang

mengatakan bahwa “Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara”. Dari tiga ayat

tersebut tersebut, dapat disimpulkan bahwa Presiden merupakan eksekutif

sesungguhnya yang bersifat tunggal (single executive) yang dalam menjalankan

kewajibannya tersebut dibantu oleh seorang Wakil Presiden dan menteri-menteri.

Kedudukan Wakil Presiden dan menteri-menteri sangatlah berbeda. Wakil Presiden

dipilih oleh MPR sedangkan menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden (pasal 17 ayat (2)). Apa yang menjadi tugas dan wewenang Wakil Presiden

ditentukan oleh Presiden dengan dibantu oleh Wakil Presiden, seperti yang diatur

dalam pasal 8 ayat (2) Ketetapan MPR No. III/MPR/1978 tentang Kedudukan dan

Hubungan Tata-Kerja Lembaga Tertinggi Negara Dengan/ Atau Antar Lembaga-

Lembaga Tinggi Negara.

Tugas Wakil Presiden di Indonesia berbeda dengan Wakil Presiden di

Amerika Serikat. dalam hal ini Sri Soemantri berpendapat bahwa :

“Seperti telah kita ketahui selama Presiden Amerika Serikat masih ada, Wakil

Presiden mempunyai tugas menjadi Ketua Senat Amerika Serikat (bukan anggota).

Page 23: Bab 2 kelas 3

Dengan demikian di Amerika Serikat hanya terdapat satu pemimpin eksekutif saja.

Hal ini sesuai dengan azas dalam kepemimpinan, bahwa antara lain dalam sebuah

kapal hanya terdapat seorang kapten atau dalam sebuah keluarga hanya terdapat

seorang kepala keluarga saja.

Kekuasaan presiden diatur dalam UUD 1945 dalam porsi yang cukup besar,

yaitu dalam pasal 5 ayat (1) dan (2), 10, 11, 12, 13, 14 dan 15. Dalam pasal 15 UUD

1945 dikatakan bahwa “Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tanda

kehormatan”. Wewenang ini merupakan wewenang yang biasanya melekat pada

jabatan Kepala Negara dalam sistem parlementer. Akan tetapi, karena Presiden

Republik Indonesia merupakan real executive, sekaligus memegang wewenang kepala

negara, maka hal ini menunjukkan ciri sistem pemerintahan presidensial. Ciri lain

yang juga mengindikasikan sistem pemerintahan presidensial yaitu adanya

pembatasan masa jabatan presiden (president tenure), yaitu dalam pasal 7 UUD

1945 di mana “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima

tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali”. Pada masa demokrasi terpimpin, pasal

ini diselewengkan dengan mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup

sedangkan pada masa Orde Baru, pasal ini ditafsirkan tidak adanya pembatasan

waktu jabatan Presiden sehingga Soeharto dapat menjabat sebagai Presiden selama

32 tahun.

Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dipilih secara terpisah oleh

MPR berdasarkan pasal 6 ayat (2) UUD 1945. Adanya eksekutif yang dipilih oleh

legislatif atau eksekutif yang merupakan bagian dari legislatif, merupakan ciri dari

sistem pemerintahan parlementer. Konsekuensi dipilihnya Presiden dan Wakil

Presiden oleh MPR, Presiden dapat diberhentikan jika benar-benar melanggar

haluan negara, tetapi Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang anggotanya

merangkap menjadi anggora MPR. Seperti yang disebutkan dalam Penjelasan UUD

1945 bahwa:

“Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat adalah kuat. Dewan ini tidak bisa dibubarkan

oleh Presiden (berlainan dengan sistem parlementer). Kecuali itu anggota-anggota

Dewan Perwakilan Rakyat semuanya merangkap menjadi anggota Majelis

Permusyawaratan Rakyat. Oleh karena itu, Dewan Perwakilan Rakyat dapat

senantiasa mengawasi tindakan-tindakan Presiden dan jika Dewan menganggap

Presiden telah sungguh melanggar haluan negara yang ditetapkan oleh Undang-

Undang Dasar atau Majelis Permusyawaratan Rakyat, maka Majelis itu dapat

diundang untuk persidangan istimewa agar supaya bisa minta pertanggungjawaban

kepada Presiden”.

Jika dikaitkan Penjelasan UUD 1945 tersebut dengan masa jabatan Presiden,

maka masa jabatan Presiden di Indonesia dapat dikatakan tidak tetap karena

Page 24: Bab 2 kelas 3

presiden dapat sewaktu-waktu diberhentikan oleh MPR jika sungguh-sungguh

melanggar haluan negara.

Kedudukan DPR yang tidak dapat dibubarkan Presiden dan jabatan rangkap

anggota DPR sebagai anggota MPR serta dapat diberhentikannya Presiden jika

melanggar haluan negara merupakan ciri-ciri yang tidak dapat dijumpai baik dalam

sistem pemerintahan parlementer maupun presidensial.

Dalam sistem pemerintahan parlementer, perdana menteri dan kabinet dapat

dijatuhkan oleh parlemen jika parlemen menarik dukungannya terhadap eksekutif.

Sebaliknya, perdana menteri dapat membubarkan parlemen atas dukungan Kepala

Negara seperti di Inggris. Sedangkan dalam sistem pemerintahan presidensial,

presiden tidak dapat dijatuhkan kecuali lewat prosedur dakwaan tertentu

seperti impeacment di Amerika Serikat. Sebab-sebab impeacment tidak berkaitan

dengan kebijakan politik Presiden dalam menjalankan pemerintahan tetapi sebab-

sebab yang bersifat pidana seperti pengkhianatan negara, menerima suap,

melakukan kejahatan berat dan pelanggaran lainnya (treason, bribery, or other high

crimes and misdeameonors).Sehubungan dengan sistem pemerintahan yang

diterapkan di Indonesia, Sri Soemantri berpendapat bahwa:

“Artinya dari ciri-ciri yang telah diketahui, tidak dapat dikatakan bahwa sistem

pemerintahan presidensiil yang dominan atau juga tidak dapat dikatakan bahwa

sistem pemerintahan parlementer yang dominan. Malah dari ciri-ciri yang

dikemukakan di atas, perbandingan segi presidensiil dan segi parlementernya 50-50

(persen). Oleh karena demikian, kita dapat mengatakan bahwa sistem pemerintahan

yang dianut negara Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan campuran atau

kombinasi murni. Hal ini berbeda berbeda dengan sistem pemerintahan yang berlaku

di negara Swis yang menurut pendapat penulis menganut juga sistem pemerintahan

campuran atau kombinasi, akan tetapi di mana yang dominan adalah segi

presidensiilnya.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa sistem pemerintahan Indonesia

berdasarkan UUD 1945 sebelum perubahan adalah sistem pemerintahan campuran.

Akan tetapi segi-segi parlementer maupun presidensialnya tidak memiliki tempat

yang dominan satu sama lain. Kedua-duanya menempati porsi yang hampir sama

dalam sistem pemerintahan Indonesia.

Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut

dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil

rakyat. Karena tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka

kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan.

Akibat-akibat yang terjadi dari kekuasaan Presiden yang besar tersebut

adalah sebagai berikut.

Page 25: Bab 2 kelas 3

a. Terjadi pemusatan kekuasaan negara pada satu lembaga, yaitu Presiden.

b. Peran pengawasan dan perwakilan dari DPR makin lemah.

c. Pejabat-pejabat negara yang diangkat cenderung dimanfaatkan untuk loyal

mendukung kelangsungan kekuasaan Presiden.

d. Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang-orang yang dekat dengan

Presiden.

e. Menciptakan perilaku kolusi, korupsi, dan nepotisme di kalangan pejabat dan

orang-orang yang dekat dengan kekuasaan.

f. Terjadi personifikasi bahwa Presiden dianggap negara. Sikap menyalahkan

Presiden dianggap menentang negara.

g. Rakyat dibuat makin tidak berdaya, tiada kuasa, dan cenderung tunduk pada

kekuasaan Presiden semata.

Meskipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada

dampak positifnya. Dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh

penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang

kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau

berganti. Konflik dan pertentangan antarpejabat negara dapat dihindari. Namun,

dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan

yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada

keuntungan yang didapatkanya.

Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan

sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang

konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah

konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi:

a. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif

b. Jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.

Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan

perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945

menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem

pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945

telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat tahap, yaitu pada tahun 1999, 2000,

2001, dan 2002. Berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah menjadi

pedoman bagi sistem pemerintahan Indonesia sekarang ini.

b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah

Diamandemen

Sekarang ini diberlakukan sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945

hasil amandemen pertama tahun 1999, kedua tahun 2000, ketiga tahun 2001 dan

Page 26: Bab 2 kelas 3

amandemen keempat tahun 2002. Sistem pemerintahan Indonesia mendasarkan

pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas.

Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi.

2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan

presidensial.

3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.

Presiden dan wakil presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun. Presiden

dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.

4. Kabinet atau memteri-menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung

jawab kepada presiden.

5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota DPR dan anggota

DPD merupakan anggota MPR. DPR terdiri atas para wakil rakyat yang dipilih

melalui pemilu dengan sistem proporsional terbuka. Anggota DPD adalah wakil

dari masing-masing propinsi yang berjumlah empat orang tiap propinsi.

Anggota DPD dipilih oleh rakyat melalui pemilu dengan sistem perwakilan

banyak. Selain lembaga DPR dan DPD, terdapat DPRD propinsi dan DPRD

kabupaten/kota yang anggotanya jugadipilih melalui pemilu. DPR memiliki

kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan atau

memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.

6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan

peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,

lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan

tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi (pasal 24 ayat 2

***)

Sistem pemerintahan negara Indonesia menurut UUD 1945 yang

diamandemen pada dasarnya masih menganut sistem presidensial. Hal ini dibuktikan

bahwa Presiden Indonesia adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.

Presiden juga berada di luar pengawasan langsung DPR dan tidak bertanggungjawab

kepada parlemen. Tapi, sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari

sistem pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan

kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial.

Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah

sebagai berikut.

Page 27: Bab 2 kelas 3

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari

DPR (pasal 7A***). Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden

meskipun secara tidak langsung.

2. Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu pertimbangan atau

persetujuan dari DPR. Seperti mengangkat duta dan menerima duta negara

lain (pasal 13 ayat 1* dan ayat 2*).

3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan

atau persetujuan dari DPR. Seperti membuat dan menetapkan undang-undang

(pasal 20 ayat 2*), dalam menyatakan perang, membuat pardamaian dan

perjanjian dengan negara lain (pasal 11 ayat 1****), dalam memberi amnesti

dan abolisi (pasal 14 ayat 2*)

4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk

undang-undang (pasal 20 ayat 5**, pasal 21*) dan hak budget /anggaran

(pasal 23***).

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan

Indonesia. Hal itu diperuntukkan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama.

Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung,

sistembikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang

lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.

Setelah perubahan UUD 1945 yang dilakukan sebanyak 4 (empat) kali

(termasuk dihapusnya Penjelasan UUD 1945), terdapat perubahan yang cukup

berarti yang mempengaruhi sistem pemerintahan di Indonesia. Dalam perubahan

ketiga UUD 1945, Presiden dan Wakil Presiden tidak lagi dipilih oleh MPR, melainkan

dipilih secara langsung secara berpasangan oleh rakyat. Pemilihan Presiden dan

Wakil Presiden yang sebelumnya diatur dalam pasal 6 ayat (2) yang berbunyi

“Presiden dan Wakil Presiden dipilih olah Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan

suara terbanyak”, sekarang diatur dalam pasal 6A yang berbunyi “ Presiden dan

Wakil Presiden dipilih dalam satu berpasangan secara langsung oleh rakyat”. Tentu

saja perubahan ini juga berimplikasi pada kewenangan MPR yang sebelumnya

berwenang memilih Presiden dan Wakil Presiden, kini tidak.

Dengan adanya perubahan ini, Presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada

MPR dan MPR tidak memiliki kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban

Presiden apalagi menjatuhkan Presiden. Apalagi perubahan ini diikuti dengan

perubahan mengenai pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden dalam masa

jabatannya, seperti yang disebutkan dalam pasal 7A UUD 1945 setelah perubahan

yaitu:

“Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh

Majelis Permusyawaratan Rakyat atau usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila

Page 28: Bab 2 kelas 3

terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap

negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela

maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau

Wakil Presiden”

Dari pasal di atas, Presiden tidak dapat lagi diberhentikan dalam masa

jabatannya akibat melanggar haluan negara. Lagi pula, Garis-Garis Besar Haluan

Negara (GBHN) yang semula ditetapkan oleh MPR kini tidak dikenal lagi

keberadaannya dalam UUD 1945 setelah perubahan. Presiden dan Wakil Presiden

hanya dapat diberhentikan jika telah melakukan pelanggaran hukum seperti di atas

dengan prosedur tertentu. Prosedur tersebut mengingatkan kita

pada impeachment di Amerika Serikat. Akan tetapi, pelanggaran hukum yang

menjadi sebab diberhentikannya Presiden di Amerika Serikat dan Indonesia agak

berbeda. Di Amerika Serikat, tuntutan impeachment yaitu jika Presiden melakukan

korupsi, penyuapan, kejahatan berat lainnya serta pengkhianatan negara, sedangkan

di Indonesia, selain korupsi, penyuapan, kejahatan berat lainnya serta

pengkhianatan terhadap negara, terdapat dua jenis sebab lagi yang dapat dijadikan

alasan pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden, yaitu perbuatan tercela maupun

apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau Wakil

Presiden.

Dipilihnya Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat serta

kedudukan Presiden yang tidak dapat dijatuhkan oleh MPR kecuali seperti diatur

dalam pasal 7A, menghilangkan segi-segi parlementer dalam sistem pemerintahan

Indonesia.

Seperti yang dikatakan oleh Bagir Manan bahwa:

“….sistem (pemerintahan) Indonesia secara hakiki adalah sistem presidensiil bukan

dimaksudkan sebagai suatu bentuk campuran. Karena di masa depan Presiden di satu

pihak dipilih langsung, dan di pihak lain tidak bertanggung jawab kepada MPR, maka

sistem presidensil menjadi lebih murni (tidak ada lagi unsur campuran).

Artinya setelah perubahan UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia merupakan

sistem pemerintahan presidensial, karena tidak ada lagi ciri-ciri sistem

pemerintahan parlementer yang melekat.

Kelebihan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Indonesia

Adanya kepastian dan supremasi hukum dalam penyelenggara-an pemerintahan

negara.

MPR yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan golongan, berwenang

mengubah UUD dan memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa

jabatannya menurut UUD.

Page 29: Bab 2 kelas 3

Jabatan Presiden (eksekutif) tidak dapat dijatuhkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat,

dan sebaliknya Presiden juga tidak dapat membubarkan DPR. Presiden dengan DPR

bekerja sama dalam pembuatan Undang-Undang.

Jalannya Pemerintahan cenderung lebih stabil karena program-program relatif

lancar dan tidak terjadi krisis kabinet. Menteri-menteri adalah pembantu Presiden.

Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Indonesia

Masih ada oknum aparat penegak hukum (Polisi, Jaksa dan Hakim) yang belum

bekerja secara profesional.

MPR yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan golongan, merupakan

lembaga negara yang sarat dengan muatan politis sehingga keputusan maupun

ketetapan-ketetapannya sangat bergantung kepada konstelasi politik rezim yang

berkuasa pada saat itu.

Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh, sehingga ada

kecenderungan eksekutif lebih dominan bahkan dapat mengarah ke otoriter.

Demikian juga pada masa orde baru, meskipun ada lembaga-lembaga negara lain

namun kurang berfungsi sebagaimana mestinya.

Jika para menteri tidak terdiri dari orang-orang yang jujur, bersih dan profesional,

program-program pemerintah tidak berjalan efektif dan populis (berpihak kepada

rakyat).