bab 1 pendahuluan ok
DESCRIPTION
freeeeeTRANSCRIPT
![Page 1: Bab 1 Pendahuluan Ok](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695cfe91a28ab9b029015ee/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan mulut didefinisikan sebagai suatu keadaan bebas dari nyeri kronik
mulut dan wajah, kanker oral dan tenggorokan, sariawan, cacat bawaan seperti
bibir sumbing, penyakit periodontal, gigi rusak, dan penyakit maupun kelainan
yang mempengaruhi mulut dan rongga mulut dimana kelainan tersebut akan
mempengaruhi kemampuan seorang individu dalam menggigit, mengunyah,
tersenyum, berbicara dan melakukan interaksi psikososial.[1]
Kebersihan rongga mulut sangat mempengaruhi pertumbuhan flora normal
yang hidup dirongga mulut. Flora normal merujuk pada sekumpulan
mikroorganisme yang hidup pada kulit dan selaput lendir (mukosa) pada manusia
normal dan sehat. Belum bisa dipastikan apakah ada flora virus pada manusia.[2]
Flora yang menetap di selaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah
kolonisasi oleh bakteri patogen dan dapat mencegah penyakit akibat gangguan
bakteri. Hal tersebut melalui kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan
pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, penghambatan oleh produk
metabolit atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin
(bacteriocin) atau mekanisme lainnya. Supresi flora normal akan menimbulkan
tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari
ligkungan tempat lain pada tubuh. Beberapa mikroorganisme bersifat oportunis
dan bisa menjadi patogen.[2]
![Page 2: Bab 1 Pendahuluan Ok](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695cfe91a28ab9b029015ee/html5/thumbnails/2.jpg)
Bakteri rongga mulut terdiri dari Streptococcus, Lactobacillus,
Staphylococcus, Corynebacterium, dan beberapa bakteri anaerob lainnya. Rongga
mulut pada bayi yang baru lahir tidak mengandung bakteri, namun secara cepat
akan dihuni bakteri dari luar, seperti Streptococcus salivarius. Selama satu tahun
pertama, koloni bakteri mulut akan digantikan dan didominasi oleh spesies
Streptococcus mutans dan Streptococcus sanguis yang terutama terdapat pada
permukaan gigi dan gusi. Streptococcus jenis lain melekat kuat pada permukaan
gusi dan mukosa mulut, namun tidak pada permukaan gigi. Sedangkan celah-
celah gusi (yang mendukung struktur gigi) merupakan habitat utama bagi bakteri-
bakteri anaerob. Koloni Bacteriodes dan Spirochaeta rongga mulut muncul pada
masa pubertas.[3]
. Meskipun sebagai flora normal dalam keadaan tertentu bakteri-bakteri tersebut
bisa berubah menjadi patogen karena adanya faktor predisposisi yaitu kebersihan
rongga mulut. Sisa-sisa makanan dalam rongga mulut akan diuraikan oleh bakteri
menghasilkan asam, asam yang terbentuk menempel pada email menyebabkan
demineralisasi akibatnya terjadi karies gigi. Bakteri flora normal mulut bisa masuk
aliran darah melalui gigi yang berlubang atau karies gigi dan gusi yang berdarah
sehingga terjadi bakterimia.[2]
Faktor resiko dari penyakit mulut dan rongga mulut salah satunya adalah
kebersihan rongga mulut yang buruk. Di samping hal tersebut, penyakit-penyakit
mulut dan rongga mulut memiliki faktor risiko yang sama dengan empat penyakit
kronik utama yaitu : penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit saluran pernafasan
kronik, dan diabetes akibat gaya hidup yang tidak sehat (yaitu: diet yang tidak
sehat , gizi dan kebersihan mulut dan penggunaan tembakau dan alkohol).[1;4]
![Page 3: Bab 1 Pendahuluan Ok](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695cfe91a28ab9b029015ee/html5/thumbnails/3.jpg)
Cara yang paling umum dikenal untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut
selama ini adalah dengan menggosok gigi. Namun untuk beberapa kasus,terutama
kasus penyakit gigi dan gusi, penggunaan obat kumur sangat diperlukan.
Berkumur dengan obat kumur dapat menghilangkan bakteri di sela-sela gigi yang
tidak terjangkau oleh sikat gigi.[5]
Obat kumur memiliki sifat anti bakteri yang ditentukan oleh bahan aktif
yang terkandung di dalamnya. Bahan-bahan aktif dalam obat kumur memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.salah satu bahan aktif tersebut adalah
povidon iodin. Povidone iodine berfungsi sebagai antiseptik, Selain sebagai obat
kumur (mouthwash) yang digunakan setelah gosok gigi, povidone iodine gargle
digunakan untuk mengatasi infeksi-infeksi mulut dan tenggorok, seperti gingivitis
(inflamasi di gusi) dan tukak mulut (sariawan).[6]
Selain obat kumur berbahan aktif diatas, terdapat juga bahan alami sebagai
obat kumur . Penggunaan obat kumur berbahan alami telah banyak dikembangkan;
salah satu diantaranya adalah madu. Di dalam kitab suci Al-Qur’an QS.Annahl 68-69
telah disebutkan yang artinya: ”Dan Tuhanmu sudah mengilhami binatang lebah,
“hendaklah engkau membikin sarang di gunung-gunung dan pohon-pohon dan
sebagian dari apa yang mereka jadikan atap”. “Kemudian makanlah (wahai lebah)
berbagai macam buah-buahan. Begitulah hendaknya engkau berjalan menurut garis-
garis Ilham Tuhanmu dengan tunduk”. Dari dalam perut lebah itu keluarlah satu
minuman yang bermacam-macam, ada yang mengandunng obat bagi manusia.
Sesungguhnya ini juga pertanda bagi orang-orang yang berpikir.[7]
![Page 4: Bab 1 Pendahuluan Ok](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695cfe91a28ab9b029015ee/html5/thumbnails/4.jpg)
Madu dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti Escherichia coli,
Listeria monocytogenes, dan Staphylococcus aureus. Hal ini terlihat dari zona
penghambatan yang dihasilkan oleh madu yang diberikan pada media yang telah
ditanam bakteri-bakteri tersebut.[8] Selain itu, peneliti telah melaporkan aktivitas
antibakteri madu terhadap S. aureus, P. aeuruginosa, E.coli, P. mirabilis, S.
pyogenus, S. flexneri dan S.typhi. Telah dilaporkan bahwa madu memiliki efek
bakteriostatik dan bakterisidal terhadap berbagai spesies kedua bakteri negatif gram
positif dan gram, serta efek anti-jamur.[9]
Penelitian klinis yang dilakukan yang dilakukan pada tahun 2012, mengenai
efektivitas obat kumur dari madu hutan dalam mengurangi koloni bakteri
saliva.Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang
berkumur dengan madu hutan dan kelompok yang berkumur degan povidon iodin
1%, menunjukkan hasil bahwa kedua kelompok tersebut memperlihatkan aktivitas
dalam mengurangi jumlah koloni bakteri dalam saliva. Ada perbedaan penurunan
jumlah bakteri antara kedua grup.[10]
Berdasarkan pernyataan diatas maka peneliti bermaksud menguji perbedaan
efektivitas obat kumur povidon iodin dibandingkan dengan madu hutan dalam
menurunkan koloni bakteri rongga mulut.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian,
yaitu :
1. Bagaimanakah perbandingan efektivitas madu hutan dengan povidon iodin 1%
sebagai obat kumur antiseptik terhadap penurunan jumlah koloni bakteri
![Page 5: Bab 1 Pendahuluan Ok](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695cfe91a28ab9b029015ee/html5/thumbnails/5.jpg)
rongga mulut pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum Penelitian
Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk membandingkan
antara madu hutan dengan povidon iodin 1 % sebagai obat kumur antiseptik
terhadap penurunan jumlah koloni bakeri rongga mulut pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
1.3.2 Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui rata- rata jumlah koloni bakteri rongga mulut mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
2. Mengetahui persentase rata-rata penurunan jumlah koloni bakteri rongga
mulut pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara setelah berkumur dengan povidon iodin 1 %.
3. Mengetahui persentase rata-rata penurunan jumlah koloni bakteri rongga
mulut pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara setelah berkumur dengan menggunakan madu hutan.
![Page 6: Bab 1 Pendahuluan Ok](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695cfe91a28ab9b029015ee/html5/thumbnails/6.jpg)
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.Manfaat Teoritis :
a..Hasil penelitian dapat memberikan informasi mengenai perbandingan
madu hutan dengan povidon iodin 1 % sebagai obat kumur antiseptik
terhadap penurunan jumlah koloni bakteri rongga mulut pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara.
b.Memberikan informasi bagi pengembangan ilmu kedokteran dan
penelitian selanjutnya tentang madu.
1. .Manfaat Praktis :
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih obat kumur antiseptik yang efektif digunakan oleh
masyarakat.
b. Sebagai bahan pertimbangan produsen obat kumur dalam
menggunakan madu hutan sebagai salah satu obat kumur antiseptik.
c. Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti tentang bagaimana
cara melakukan penelitian.