7 bab 2 ok implementasi

30
15 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Implementasi Kebijakan Pemerintah daerah Implementasi menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul Sabatier (1979) sebagaimana dikutip dalam Coleman M. & Bush T. (2006; 65), mengatakan bahwa: “Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan negara, yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atas kejadian-kejadian”. Implementasi secara sederhana diartikan pelaksanaan atau penerapan. Browne dan Wildavsky (dalam Diana A. & C. Tjipto, 2003:7) mengemukakan bahwa: “implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Implementasi melibatkan usaha dari policy makers untuk memengaruhi apa yang oleh Lipsky disebut “street level bureaucrats” untuk memberikan pelayanan atau mengatur prilaku kelompok sasaran (target group). Berdasarkan uraian mengenai kedua pendapat tentang pengertian implementasi, perlu kami memberikan batasan.

Upload: nur-reni

Post on 11-Jul-2016

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

guru

TRANSCRIPT

Page 1: 7 Bab 2 Ok Implementasi

15

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Implementasi Kebijakan Pemerintah daerah

Implementasi menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul Sabatier

(1979) sebagaimana dikutip dalam Coleman M. & Bush T. (2006; 65),

mengatakan bahwa:

“Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan negara, yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atas kejadian-kejadian”.

Implementasi secara sederhana diartikan pelaksanaan atau

penerapan. Browne dan Wildavsky (dalam Diana A. & C. Tjipto, 2003:7)

mengemukakan bahwa:

“implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Implementasi melibatkan usaha dari policy makers untuk memengaruhi apa yang oleh Lipsky disebut “street level bureaucrats” untuk memberikan pelayanan atau mengatur prilaku kelompok sasaran (target group).

Berdasarkan uraian mengenai kedua pendapat tentang pengertian

implementasi, perlu kami memberikan batasan. Implementasi adalah

pelaksanaan dari apa yang telah ditetapkan dan menerima segala

akibat/dampak setelah dilaksanakan tersebut.

Page 2: 7 Bab 2 Ok Implementasi

16

Proses implementasi sekurang-kurangnya terdapat tiga unsur yang

penting dan mutlak, seperti dikemukakan oleh Adi, Tarwiyah (2005;11),

yaitu:

a. Adanya program atau kebijakan yang dilaksanakan;

b. Target groups, yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran, dan

diharapkan dapat menerima manfaat dari program tersebut, perubahan

atau peningkatan;

c. Unsur pelaksana (implementor), baik organisasi atau perorangan, yang

bertanggungjawab dalam pengelolaan, pelaksanaan, dan pengawasan

dari proses implementasi tersebut.

Budi Winarno (2002), menyatakan bahwa:

“implementasi kebijakan dibatasi sebagai menjangkau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu pemerintah dan individu-individu swasta (kelompok-kelompok) yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijaksanaan sebelumnya”.

Teori-Teori Implementasi Kebijakan

Teori Merilee S. Grindle (1980 )

Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (1980) dipengaruhi

oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan dan lingkungan implementasi.

Variabel isi kebijakan ini mencakup:

1. sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups

termuat dalam isi kebijakan.

2. jenis manfaat yang diterima oleh target group.

Page 3: 7 Bab 2 Ok Implementasi

17

3. sejauh mana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan.

4. apakah letak sebuah program sudah tepat.

5. apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya

dengan rinci, dan

6. apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai.

variabel lingkungan kebijakan mencakup:

1. seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki

oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan.

2. karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa.

3. tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.

Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier ( 1983 )

Ada tiga variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi,

yakni:

A. Karakteristik dari masalah

(1) tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan. Di satu pihak

ada beberapa masalah sosial secara teknis mudah dipecahkan, dipihak

lain terdapat masalah-masalah sosial yang relatif sulit dipecahkan,

seperti kemiskinan, pengangguran, korupsi, dan sebagainya. Oleh

karena itu, sifat masalah itu sendiri akan memengaruhi mudah tidaknya

suatu program diimplementasikan.

(2) tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran. Ini berarti bahwa suatu

program akan relatif mudah diimplementasikan apabila kelompok

Page 4: 7 Bab 2 Ok Implementasi

18

sasarannya heterogen, maka implementasi program akan relatif lebih

sulit, karena tingkat pemahaman setiap anggota kelompok sasaran

terhadap program relatif berbeda.

(3) proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi.sebuah program

akan relatif sulit implementasikan apabila sasaranya mencakup semua

populasi. Sebaliknya sebuah program relatif mudah diimplementasikan

apabila jumlah kelompok sasarannya tidak terlalu besar.

(4) cakupan perubahan perilaku yang diharapkan. Sebuah program yang

bertujuan memberikan pengetahuan atau bersifat kognitif akan relatif

mudah diimplementasikan daripada program yang bertujuan untuk

mengubah sikap dan prilaku masyarakat.

B. Karakteristik kebijakan/undang-undang

(1) kejelasan isi kebijakan. Ini berarti semakin jelas dan rinci isi sebuah

kebijakan akan mudah diimplementasikan karena implementor mudah

memahami dan menterjemahkan dalam tindakan nyata.

(2) seberapa jauh kebijakan tersebut memiliki dukungan teoritis.kebijakan

yang memiliki dasar teoritis memiliki sifat lebih mantap karena sudah

teruji, walaupun untuk beberapa lingkungan sosial tertentu perlu ada

modifikasi.

(3) besarnya alokasi sumberdaya finansial terhadap kebijakan tersebut.

(4) seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar berbagai

institusi pelaksana.kegagalan program sering disebabkan kurangnya

Page 5: 7 Bab 2 Ok Implementasi

19

koordinasi vertikal dan horizontal antarinstansi yang terlibat dalam

implementasi program.

(5) kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksana.

(6) Tingkat komitmmen aparat terhadap tujuan kebijakan

(7) seberapa luas akses kelompok-kelompok luar untuk berpartisipasi

dalam implementasi kebijakan. Suatu program yang memberikan

peluang luas bagi masyarakat untuk terlibat akan relatif mendapat

dukungan daripada program yang tidak melibatkan masyarakat.

C. Variabel lingkungan

(1) kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tigkat kemajuan teknologi.

Masyarakat yang sudah terbuka dan terdidik akan relatif mudah

menerima program-program pembaruan dibanding dengan

masyarakat yang masih tertutup dan tradisional.demikian juga,

kemajuan teknologi akan membantu dalam proses keberhasialan

implementasi program, karena program-program tersebut dapat

disosialisasikan dan diimplementasikan dengan bantuan teknologi

modern.

(2) dukungan publik terhadap sebuah kebijakan. Kebijakan yang

memberikan insentif biasanya mudah mendapatkan dukungan publik.

Sebaliknya kebijakan yang bersifat dis-intsentif, seperti kenaikan

BBM, atau kenaikan pajak akan kurang mendapatkan dukungan

publik.

Page 6: 7 Bab 2 Ok Implementasi

20

(3) sikap dari kelompok pemilih (constituency groups) kelompok pemilih

yang ada dalam masyarakat dapat memengaruhi implementasi

kebijakan melalaui berbagai cara antara lain:

kelompok pemilih dapat melakukan intervensi terhadap

keputusan yang dibuat badan-badan pelaksana melalui berbagai

komentar dengan maksud untuk mengubah keputusan.

kelompok pemilih dapat memiliki kemampuan untuk

memengaruhi badan-badan pelaksana secara tidak langsung

melalui kritik yang dipublikasikan terhadap kinerja badan-badan

pelaksana, dan membuat pertanyaan yang ditujukan kepada

badan legislatif.

(4) tingkat komitmen dan keterampilan dari aparat dan implementor. Pada

akhirnya, komitmen aparat pelaksana untuk merealisasikan tujuan

yang telah tertuang dalam kebijakan adalah variabel yang paling

krusial. Aparat badan pelaksana harus memiliki keterampilan dalam

membuat prioritas tujuan dan selanjutnya merealisasikan prioritas

tujuan tersebut.

Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn

Ada lima variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi, yakni:

1) Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga

dapat direalisir.

Page 7: 7 Bab 2 Ok Implementasi

21

2) Perlu dukungan sumberdaya baik sumberdaya manusia (human

resources) maupun sumberdaya non-manusia (non-human

resourse).

3) Perlu dukungan dan koordinasi dengan intansi lain.

4) Karakteristik agen pelaksana.

5) Kondisi sosial, politik, dan ekonomi.

6) Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting, yakni:

respon implementor terhadap kebijakan, yang akan memengaruhi

kemauannya untuk melaksanakan kebijakan. dan intensitas

disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh

implementor.

Teori G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli

Ada empat variabel yang dapat memengaruhi kinerja dan dampak

suatu program, yakni: kondisi lingkungan, hubungan antara organisasi,

sumberdaya organisasi untuk implementasi program, karakteristik dan

kemampuan agen pelaksana.

Teori David L. Weimer dan Aidan R. Vining

Dalam pandangan weimer dan vining(1999:396) ada tiga variabel besar

yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu program,

yakni: logika kebijakan, lingkungan tempat kebijakan dioperasikan, dan

kemampuan implementor kebijakan.

Page 8: 7 Bab 2 Ok Implementasi

22

1) Logika dari suatu kebijakan yakni: kebijakan yang ditetapkan masuk

akal dan mendapat dukungan teoritis.

2) Lingkungan sosial, politik, ekonomi, hankam, dan fisik atau geografis

tempat kebijakan tersebut dioperasikan akan mempengaruhi

keberhasilan implementasi suatu kebijakan.

3) Keberhasilan suatu kebijakan dapat dipengaruhi oleh tingkat

kompetensi dan keterampilan dari implementor kebijakan.

Tahapan implementasi kebijakan

Tahapan implementasi kebijakan yang menempatkan kebijakan dalam

pengaruh berbagai faktor dalam rangka pelaksanaan kebijakan itu

sendiri. Disini akan dapat dipahami, bagaimana kinerja dari suatu

kebijakan, bagaimana isi yang berinteraksi dengan kelompok sasaran

dan bagaimana sejumlah faktor yang berasal dari lingkungan (politik,

sosial dan lain-lainnya) berpengaruh pada pelaksanaan kebijakan.

Terhadap berbagai faktor dalam implementasi kebijakan, Nugroho

(2003: 39) memberikan gambaran dalam bentuk bagan atas determinan

kinerja implementasi kebijakan. Dijelaskan bahwa ada 4 faktor yang

saling berinteraksi yang berfokus pada kinerja kebijakan, faktor tersebut

secara berturut-turut adalah: 1) isi kebijakan, 2) political will, 3)

karakteristik kelompok sasaran, dan 4) dukungan lingkungan.

Pemerintah Daerah

Page 9: 7 Bab 2 Ok Implementasi

23

Pemerintah secara harfiah berasal dari kata dasar perintah yang

mempunyai arti kata verbal atau bentuk dari kata kerja.Kata perintah sendiri

secara leksikal ini berarti perkataan yang bermaksud menyuruh atau berarti

aba-aba/komando. Kata perintah juga mempunyai pengertian aturan dari pihak

atas yang harus dilakukan.

Definisi Pemerintah secara KBBI adalah sebuah sistem yang

menjalankan wewenang dan kekuasaan yang mengatur kehidupan sosial

ekonomi, dan politik suatu Negara atau bagian-bagian; sekelompok orang

yang secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas; untuk

menggunakan kekuasaan; penguasa suatu Negara atau bagian Negara; dan

badan tertinggi dari yang memerintah suatu Negara seperti Kabinet dalam

sistem pemerintahan Indonesia, yaitu DPR, MPR dan Presiden.

Definisi pemerintah secara luas dapat diartikan sebagai sekumpulan

orang-orang yang mengelola kewenangan dan kebijakan dalam mengambil

keputusan dan melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan

serta pembangunan masyarakat dan wilayahnya yang membentuk sebuah

lembaga dimana mereka ditempatkan.

Pemerintah Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang

disebut kepala daerah. Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk

kabupaten disebut bupati dan untuk kota adalah walikota. Kepala daerah

dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil

Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil

Page 10: 7 Bab 2 Ok Implementasi

24

walikota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan

kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk

memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada

Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban

kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan

pemerintahan daerah kepada masyarakat.

Pemerintahan Daerah berdasarkan UU No 12 Tahun 2008 tentang

pemerintahan daerah pasal 1 ayat 2, adalah sebagai berikut :

“Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

 Sedangkan menurut Andi Gadjong (2007:15) menyebutkan, bahwa yang

dimaksud dengan “Pemerintahan Daerah adalah daerah otonom

diselenggarakan secara bersama-sama oleh seorang kepala wilayah yang

sekaligus merupakan kepala daerah otonom.”

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas, maka pengertian

dari Pemerintahan Daerah pada dasarnya sama yaitu suatu proses kegiatan

antara pihak yang berwenang memberikan perintah dalam hal ini pemerintah

dengan yang menerima dan melaksanakan perintah tersebut dalam hal ini

masyarakat. penyelenggaraan daerah otonom oleh pemerintah daerah dan

DPRD menurut asas desentralisasi dan unsur penyelenggara pemerintah

daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah.

Page 11: 7 Bab 2 Ok Implementasi

25

Pemerintah daerah memperoleh pelimpahan wewenang pemerintahan

umum dari pusat, yang meliputi wewenang mengambil setiap tindakan untuk

kepentingan rakyat berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Urusan

pemerintahan umum yang dimaksud sebagian berangsur-angsur diserahkan

kepada pemerintah daerah sebagai urusan rumah tangga daerahnya, kecuali

yang bersifat nasional untuk menyangkut kepentingan umum yang lebih luas.

2.1.2 Pendidikan Gratis

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Mudyahardjo R.,

2001: 68)

Adapun itu menurut Hasbullah (2006:51) mengatakan:

“ pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu”

Gratis menurut Poerwadarminta (1985), secara harfiah adalah cuma-

cuma (tidak dipungut bayaran). Jika kata gratis difrasekan dengan kata

pendidikan maka dapat diartikan bahwa pendidikan gratis adalah pelayanan

Page 12: 7 Bab 2 Ok Implementasi

26

yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan pegawai sekolah untuk

menyiapkan kebutuhan dan melayani segala keperluan siswa tanpa

memungut biaya dari orangtua/wali dan siswa.

Pendidikan gratis adalah pembebasan segala biaya penyelenggaraan

pendidikan bagi peserta didik/orang tua peserta didik yang berkaitan dengan

proses belajar mengajar dan kegiatan pembangunan sekolah (Syafaruddin,

2008: 34).

Manfaat Pendidikan Gratis

1. menjamin tersedianya lahan, sarana dan prasarana pendidikan

gratis.

2. Pendidikan, tenaga kependidikan, dan biaya operasional

penyelenggaraan dengan pembagian beban tugas dan tanggung

jawab sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan yang

mengantur pendidikan.

3. Menopang terselenggaranya dan suksesnya wajib belajar sembilan

tahun.

4. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga

masyarakat usia sekolah dan mengantisipasi kesenjangan

masyarakat khususnya hak untuk memperoleh pendidikan dan

sebagai warga masyarakat dalam mengisi kemerdekaan bahagian

dari upaya pencerdasan Bangsa.

Tujuan penyelenggaraan pendidikan gratis

Page 13: 7 Bab 2 Ok Implementasi

27

1. Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar bagi semua anak usia

sekolah.

2. Meningkatkan mutu penyelenggaraan dan lulusan.

3. Meningkatkan relevansi pendidikan yang berbasis kompetensi agar

dapat mengikuti perkembangan global.

4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan

gratis untuk memenuhi mutu dan produktivitas sumber daya manusia

yang unggul.

Pendidikan Gratis di Kabupaten Mamuju

Program pendidikan gratis merupakan salah satu program unggulan

Pemerintah Kabupaten Mamuju dan bantuan diberikan langsung oleh

Pemerintah Daerah kepada satuan pendidikan untuk membiayai kegiatan

operasional satuan pendidikan menengah atas baik negeri maupun swasta.

Sesuai dengan Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2008 tentang: Pemberian

biaya subsidi pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.

Sesuai Surat Keputusan Bupati Mamuju 10 tahun 2008 dan Nomor 167

Tahun 2011, penggunaan biaya subsidi tersebut digunakan dalam hal :

1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru.

Digunakan untuk biaya pendaftaran,penggandaan formulir, administrasi

pendaftaran ulang, termasuk didalamnya penyaluran alat tulis, honor,

transport dan konsumsi panitia pendaftaran siswa baru.

Page 14: 7 Bab 2 Ok Implementasi

28

2. Pengadaan buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di

perpustakaan. Dalam pengadaan buku teks pelajaran dan buku referensi

untuk di perpustakaan yang harus diperhatikan adalah kualitas buku yang

baik dan harga yang layak dan sistem pembayarannya dapat

dipertanggungjawabkan.

3. Membeli bahan-bahan habis pakai. Digunakan untuk pembelian bahan

pendukung proses belajar mengajar seperti ATK, buku tulis, spidol, buku

kas BOSDA, kwitansi BOSDA.

4. Membiayai kegiatan kesiswaan yang meliputi: remedial, pengayaan,

olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja,

majalah dinding.

5. Membiayai ulangan harian, ulangan susulan, ujian sekolah, dan laporan

hasil belajar siswa. Dapat digunakan membiayai kegiatan pengelolaan

ulangan harian,ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar

siswa seperti pengeluaran untuk uang lelah pengawas, penulis soal ujian,

koreksi hasil ujian, panitia ujian, bahan dan penggandaan soal.

6. Pengembangan profesi guru digunakan untuk membiayai kegiatan

pelatihan MGMP dan MKKS.Pengeluaran untuk kegiatan tersebut seperti

honorarium narasumber, penulis naskah materi paparan, honor peserta,

pengadaan alat tulis, penggandaan materi, transpor dan konsumsi;

7. Membayar biaya perawatan sekolah;

8. Membiayai insentif honor guru.

Page 15: 7 Bab 2 Ok Implementasi

29

Nilai subsidi yang diberikan per-siswa sesuai SK Bupati Mamuju Nomor

167 Tahun 2011 yakni sebesar Rp.50.000; - Rp.525.000; yang diberikan

sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Besarnya total subsidi

untuk siswa dalam satu sekolah sebesar Rp.560.000;-Rp.416.000.000; sesuai

kriteria sekolah dan jumlah muridnya.

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan

kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi

setiap warga negara tanpa diskriminasi (Pasal 11 ayat 1 Sikdisnas). Oleh

karena itu, tidak ada alasan bagi pemerintah dan pemerintah daerah untuk

tidak menyelenggarakan pendidikan secara berkualitas. Maka pemerintah

melalui Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak

(PKPS-BBM) Bidang pendidikan memberikan layanan pendidikan gratis bagi

seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar dalam bentuk Bantuan

Operasional Sekolah Daerah (BOS). Khusus di Kabupaten Mamuju, bantuan

pendidikan gratis telah sampai pada tingkat SMA/MA dan SMK dalam bentuk

Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) dan DANA RUTIN yang

dianggarkan melalui APBD Kabupaten Mamuju.

Sesuai dengan yang termaktub pada Lembaran Daerah Kabupaten

Mamuju tahun 2008 nomor 10 mengenai Peraturan Daerah Kabupaten

Mamuju tentang Pemberian Subsidi Biaya Pendidikan Pra Sekolah,

Pendidikan Dasar dan Menengah, dijelaskan bahwa maksud dari pemberian

subsidi biaya pendidikan adalah untuk mengurangi beban masyarakat / orang

Page 16: 7 Bab 2 Ok Implementasi

30

tua siswa dalam mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu.

Sedangkan tujuannya adalah:

a. Mewujudkan perluasan akses, pemerataan, peningkatan mutu dan

relevansi pendidikan, melalui proses penyelenggeraan pembelajaran yang

bermutu pada tingkat pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar dan

menengah;

b. Mendorong sekolah penerima subsidi, melaksanakan manajemen efisiensi

penyelenggaraan pendidikan pra sekolah , pendidikan sekolah dasar dan

menengah;

c. Motifasi dan melanjutkan upaya reformasi pendidikan pra sekolah,

pendidikan sekolah dasar dan menengah.

Pada buku tersebut juga dijelaskan mengenai program dan jenis subsidi

yakini:

a. Program pemerataan pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar dan

menengah;

b. Program peningkatan mutu pendidikan dan relevansi pendidikan pra

sekolah, pendidikan dasar dan menengah; serta

c. Program peningkatan perluasan akses pendidikan efisiensi dan efektifitas

manajemen pra sekolah, pendidikan dasar dan menengah;

Adapun jenis subsidi biaya pendidikan yang diberikan untuk TK/RA,

SMA, MA dan SMK baik negeri maupun suasta antara lain: biaya operasional

manajemen sekolah, sumbangan penyelenggaraan pendidikkan (SPP), dan

Page 17: 7 Bab 2 Ok Implementasi

31

buku pelajaran, yang diperuntukkan kegiatan kurikuler, kokurikuler,

ekstrakurikuler, administrasi pendidikan, kompetensi, PSG, pengembangan

siswa dan gaji/honorarium guru.

Tertera juga bahwa pemberian tiap-tiap jenis subsidi dihitung

berdasarkan jumlah siswa yang secara nyata terdaftar selaku peserta didik

sekolah, serta besarnya subsidi persiswa tiap-tiap jenis subsidi disesuaikan

dengan kondisi keuangan daerah yang ditetapkan dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Mamuju.

Di dalam Lembaran Daerah Kabupaten Mamuju tahun 2008 nomor 10

mengenai Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju tentang Pemberian Subsidi

Biaya Pendidikan Pra Sekolah, Pendidikan Dasar dan Menengah terseburt

juga tecantum mengenai penerima dan persyaratan memperoleh subsidi pada

sekolah neegeri dan swasta, yakni taman Kanak-kanak/ raudatul atfhal,

sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/

madrasah tsanawiyah/syalafiah, SMA, Madrasah Aliyah, serta sekolah

Menengah Kejuruan.

Sedangkan, syarat-syarat sekolah yang diberi subsidi biaya pendidikan

tersebut adalah:

a. Memiliki Surat Keputusaan Pendirian Sekolah bagi sekolah negeri dan Izin

Pendirian / Operasional bagi sekolah swasta,

b. Memiliki kepala sekolah yang sah,

Page 18: 7 Bab 2 Ok Implementasi

32

c. Sanggup melaksanakan dan mengelola dana subsidi sesuai

peruntukannya secara transparan, jnujur, demokratis tidak diskriminatif,

akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah.

2.1.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi implemensi

Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak

variabel atau faktor, dan masing-masing faktor tersebut saling

berhubungan satu sama lain. untuk memperkaya pemahaman kita tentang

berbagai faktor yang terlibat didalam implementasi, maka dari itu ada

pembatasan dalam penelitian.

Secara garis besar faktor yang mempengaruhi implementasi

kebijakan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pendidikan gratis dibagi

menjadi dua faktor yaitu:

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah segala sesuatu yang menyebabkan

implementasi itu dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai.

b. Faktor Penghambat

Page 19: 7 Bab 2 Ok Implementasi

33

Faktor penghambat adalah segala sesuatu yang menyebabkan

implementasi itu tidak dapat berjalan dengan baik atau terhambat

dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Faktor ini menurut pendekatan yang dikemukakan oleh Edwards

III dalam bukunya Tilaar (2008:134-135), implementasi kebijakan

dipengaruhi oleh empat variabel. Berdasarkan pendekatan Edwards III

dapat menjadi faktor pendukung apabila semua berjalan dengan lancar

tetapi apabila tidak maka akan menjadi faktor penghambat. Variabel

tersebut yakni: (1) komunikasi, (2) sumberdaya, (3) disposisi, dan (4)

struktur birokrasi. Keempat variabel tersebut juga saling berhubungan

satu sama lain dapat.

2.2 Kerangka Konseptual

Implementasi adalah realisasi dari rencana yang ditetapkan sebelumnya.

Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang diarahkan pada

pencapaian tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan

tersebut.

Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten mamuju yakni Bupati mamuju

dalam bentuk PERDA nomor 10 tahun 2008 tentang pemberian biaya subsidi

pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam

penyelenggaraan pendidikan gratis.

Pendidikan gratis adalah pembebasan segala biaya penyelenggaraan

pendidikan bagi peserta didik/orang tua peserta didik yang berkaitan dengan

Page 20: 7 Bab 2 Ok Implementasi

34

proses belajar mengajar dan kegiatan pembangunan sekolah. Dalam hal ini

adalah bebas SPP dan biaya masuk sekolah.

Program subsidi biaya pendidikan merupakan salah satu program

unggulan Pemerintah Kabupaten Mamuju. Dalam program tersebut disalurkan

bantuan dana pendidikan secara langsung kepada satuan pendidikan untuk

membiayai kegiatan operasional satuan pendidikan mulai dari tingkat SD

sampai tingkat SMA. Alokasi penggunaan dan mekanisme pengelolaan dana

tersebut harus sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan dan standar

pengelolaan.

Khusus di Kabupaten Mamuju, bantuan subsidi biaya pendidikan telah

sampai pada tingkat SMA/MA dan SMK dalam bentuk Bantuan Operasional

Daerah (BOSDA) dan dana RUTIN yang dianggarkan melalui APBD

Kabupaten Mamuju dengan membebaskan segala jenis pembiayaan.

Implementasi kebijakan pemerintah daerah dalam pelaksanaan

pendidikan gratis ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor

pendukung maupun faktor penghambat. Faktor pendukung adalah faktor-

faktor yang menyebabkan kebijakan yang ditetapkan dapat terlaksana dengan

baik, sedangkan faktor penghambat adalah faktor-faktor yang menyebabkan

kebijakan mengalami hambatan dalam pelaksanaannya.

Berdasarkan kerangka konsep tersebut di atas, maka dapat digambarkan

sebagai berikut :

Page 21: 7 Bab 2 Ok Implementasi

35

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Kebijakan Pemerintah daerahPERDA NO.10 TAHUN 2008 Tentang penyelenggaraan pendidikan gratis

di Kabupaten MamujuProvinsi Sulawesi Barat

Implementasi Program pendidikan Gratis Pelaksanaan Pendidikan

dalam :1. Proses belajar-mengajar2. Pemeliharaan/

Perbaikan Ringan3. Insentif Tenaga Pendidik

dan Tenaga Kependidikan

Faktor Yang Mempengaruhi

1. Faktor Pendukung

2. Faktor Penghambat

Meringankan beban Sekolah dan orang tua/wali peserta didik