arskot full

22
Arsitektur Kota Pengertian Arsitektur Kota Dosen Prof. Dr.-Ing. Ir. Dedes Nur Gandarum, MSA Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti 2014 Disusun Oleh Avrida Putri D. (052.11.079)

Upload: avridaputri

Post on 17-Nov-2015

57 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Slide 1

Arsitektur KotaPengertian Arsitektur KotaDosenProf. Dr.-Ing. Ir. Dedes Nur Gandarum, MSA

Jurusan ArsitekturFakultas Teknik Sipil dan PerencanaanUniversitas Trisakti2014Disusun OlehAvrida Putri D. (052.11.079)

Pengertian Arsitektur KotaKata KunciKesimpulan Kata KunciKesimpulan Pengertian Arsitektur KotaMarkus Zahnd, mengartikan sebagai ekspresi kota yang memperhatikan lingkup arsitektur pada tingkat makro (kota). Arsitektur tersebut mengekspresikan kehidupan dan mengungkapkan perkembangan masyarakat yang terwujud dalam perkembangan kota. Arsitektur kota itu sendiri bersifat 3 dimensi dan terbentuk oleh susunan yang bersifat spasial. Sebuah susunan yang diciptakan dalam ruang dan waktu serta bersifat statis atau dinamis .

Winandari, M.I.R. Karakter Arsitektur Kota. Jakarta: Universitas Trisakti, 2010. PrintArsitektur Kota Ekspresi kota Tingkat makro Perkembangan masyarakat Perkembangan kota Bersifat 3 dimensi Susunan spasial Ruang Waktu Statis DinamisArsitektur Kota Ekspresi kota Tingkat makro Perkembangan kota Perkembangan masyarakat Ruang Waktu Budaya Ekonomis Masa lalu Masa depan Fisik Rancangan bangunan Ruang terbuka Berfungsi baik Statis dan DinamisArsitektur kota adalah ekspresi kota pada tingkat makro dalam bentuk fisik. Arsitektur kota merupakan merupakan cerminan dari perkembangan kota yang terdirri dari perkembangan masyarakat dan budaya pada masa lalu yang berupa rancangan fisik ruang terbuka yang terebntuk oleh tata bangunan dan terwujud dalam perkembangan kota di masa depan. Sehingga rancangan fsik tersebut dapat berfungsi dengan baikdan ekonomis yang diciptakan dalam ruang dan waktu yang statis dan dinamis.Wyne Attoe, mengartikan arsitektur kota sebagai pencererminan rancangan kelompok bangunan di dalam kota. Arsitektur kota dikenali dari adanya ruang terbuka yang dibentuk oleh tata bangunan .

Winandari, M.I.R. Karakter Arsitektur Kota. Jakarta: Universitas Trisakti, 2010. PrintArsitektur Kota Cerminan rancangan Kelompok bangunan Di dalam Kota Ruang terbuka Tata bangunanMenurut Harry Anthony, arsitektur kota adalah pengaturan unsur unsur fisik lingkungan kota sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik, ekonomis untuk dibangun, dan memberi kenyamanan untuk dilihat dan untuk hidup di dalamnya.

Sumber : Siregar, A Sandi. 2004http://revaldie.multiply.com/journal/item/27?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2FitemArsitektur kota Unsur fisik lingkungan kota Berfungsi baik Ekonomis Memberi kenyamanan Untuk dilihat dan hidupArsitektur kota adalah bahasa fisik kota dan community building. Arsitektur Kota ini adalah organisme-hidup dengan budaya yang unik dan masa lalu yang disebut "sejarah kontekstual" dan masa depan di mana bangunan baru bertindak sebagai benang yang membentuk tradisi kota-kota yang hidup ke kain baru dan utuh.

Sumber : Prof. Sharad Fifth year architectural design, thesis architecture and context http://www.calpoly.edu/arch/program/fifthyr/atre.pdfArsitektur Kota Fisik kota Community building Organisme hidup Budaya Masa lalu Masa depan Bangunan baru Membentuk tradisi Baru Utuh

ARSITEKTUR KOTAPENGERTIAN ARSITEKTUR KOTA

NoKata KunciKriteria Arsitektur Kota yang BerkualitasSumber1Ekspresi KotaPada dasarnya ruang kota harus dibedakan oleh suatu karakteristik yang menonjol.Menurut Eko Budiharjo, Dalam kriteria perancangan kota dapat dikategorikan dalam dua bentuk umum , yaitu:

1. Ruang Kota (Urban Space)Pada dasarnya ruang kota harus dibedakan oleh suatu karakteristik yang menonjol, seperti kualitas pengolahan detail dan aktivitas yang berlangsung di dalamnya. Sebuah ruang kota dapat diolah dengan lansekap yang indah sebagai taman kota yang tenang. Dalam hal ini sebuah tempat tertentu dalam kota berfungsi sebagai lokasi suatu aktivitas penting, tetapi tidak mempunyai pelingkup fisik dan lantai yang semestinya.Ruang kota harus memiliki aksesterhadap pengembangan suatu site memiliki arti positif yang secara langsung mampu mendukung keaktivan di suatu lokasiKriteria Tak terukur bagi perancangan kota yang berkualitas menurut Hamid Shirvani adalah :

AccessAccessterhadap pengembangan suatu site memiliki arti positif yang secara langsung mampu mendukung keaktivan di suatu lokasi.Accessmerupakan unsur pendukung hidup dan berkembangnya aktivitas di suatu kawasan makro. Sehingga dalam perencanaan kawasan, unsuraccessperlu diperhatikan secara cermat agar dapat menghasilkan tingkat manfaat yang tinggi.2Tingkat MakroRuang Kota yang berkualitas harus memiliki akses yam menjadi unsur pendukung hidup dan berkembangnya aktivitas di suatu kawasan makro.Kriteria Tak terukur bagi perancangan kota yang berkualitas menurut Hamid Shirvani adalah :

AccessAccessterhadap pengembangan suatu site memiliki arti positif yang secara langsung mampu mendukung keaktivan di suatu lokasi.Accessmerupakan unsur pendukung hidup dan berkembangnya aktivitas di suatu kawasan makro. Sehingga dalam perencanaan kawasan, unsuraccessperlu diperhatikan secara cermat agar dapat menghasilkan tingkat manfaat yang tinggi.3Perkembangan KotaRuang kota yang berkualitas mampu menjadikan dirinya sebagai tolak ukur yang menunjang fungsi vital kehidupan, kebutuhan biologis manusia, dan menjaga kelangsungan hidup manusia dan perkembangan lingkungan.Kevin Lynch,Good City Formmenyatakan ada 5 dimensi penting yang perlu diperhatikan dalam pengaturan arsitektur kota yang baik yaitu:

Dimensi Vitality : Maksud pemahamanvitalitydalam hal ini adalah tolok ukur yang menunjang fungsi vital kehidupan, kebutuhan biologis manusia dan menjaga kelangsungan hidup manusia dan perkembangan lingkungannya. Dalam bukunya Kevin Lynch juga menyatakan bahwa kota yang baik itu harus mampu menyediakan ketercukupan suplai makanan, energi, air, udara dan pembuangan sampah, dan segala sesuatunya harus selalu tersedia sepanjang waktu untuk kelangsungan hidup warganya .4Perkembangan MasyarakatKualitas pengolahan detail dan aktivitas yang berlangsung di dalam sebuah ruang kota harus menjadi karakteristik menonjol yang ruang kota lainnyaMenurut Eko Budiharjo, Dalam kriteria perancangan kota dapat dikategorikan dalam dua bentuk umum , yaitu:

1. Ruang Kota (Urban Space)Pada dasarnya ruang kota harus dibedakan oleh suatu karakteristik yang menonjol, seperti kualitas pengolahan detail dan aktivitas yang berlangsung di dalamnya. Sebuah ruang kota dapat diolah dengan lansekap yang indah sebagai taman kota yang tenang. Dalam hal ini sebuah tempat tertentu dalam kota berfungsi sebagai lokasi suatu aktivitas penting, tetapi tidak mempunyai pelingkup fisik dan lantai yang semestinya.

ARSITEKTUR KOTAKRITERIA ARSITEKTUR KOTA YANG BERKUALITAS

NoKata KunciKriteria Arsitektur Kota yang BerkualitasSumber4Perkembangan masyarakatPerancangan kota yang berkualitas memiliki ukuran dan jumlah penduduk yang besar serta mampu menjadi sarana bagi berkembangnya masyarakat.Ada sepuluh kriteria bagi perancangan kota yang berkualitas menurut Jorge E Hardoy :

1. Ukuran dan jumlah penduduk yang besar 2. Bersifat permanen 3. Ukuran kepadatan minimum yang terpenuhi 4. Memiliki struktur dan tata ruang dan rancangan bangun yang nyata 5. Menjadi sarana berkembangnya masyarakat6. Sudah ada fungsi perkotaan (administrasi pemerintahan, pasar, pusat militer, aktivitas intelektual/keagamaan/kelembagaan, dll )7. Heterogen 8. Memiliki pusat ekonomi 9. Merupakan pusat pelayanan 10. Sebagai pusat penyebaran5Ruang dan Waktu6BudayaAspek lainnya yang harus diperhatikan dalam mmbentuk perancangan arsitektur koalitas yaitu nilai bangunan yang cocok dengan sejarah, budaya, dan komponen rancang bangunan.Kriteria Tak terukur bagi perancangan kota yang berkualitas menurut Hamid Shirvani adalah :

CompabilityKriteria ini merupakan kriteria yang tak terlupakan dalam perancangan kota. Dalam kriteria ini aspek kecocokan antara rancangan bangunan baru dengan bangunan lama perlu diperhatikan. Compatible adalah merupakan kecocokan tata letak dengan topografi, bentuk dan massa bangunan, dan skala. Compatibility terfokus pada estetika dan arsitektural. Disamping itu, aspek lain yang harus diperhatikan adalah sejarah, budaya, dan komponen yang cocok dengan nilai bangunan.Perancangan suatu kawasan biasanya didasari oleh suatu pola budaya dan pengetahuan manusia serta hubungannya terhadap lingkungan.Kriteria Tak terukur bagi perancangan kota yang berkualitas menurut Hamid Shirvani adalah :

SenseSense ini biasanya merupakan simbol karakter dan berhubungan dengan aspek ragam gaya yang disampaikan oleh individu/kelompok bangunan atau kawasan Sense didasari atas pola budaya dan pengetahuan dari manusia terhadap hubungan dan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam perancangan kawasan bangunan yang akan dilaksanakan harus mampu mengakomodasikan atau mencirikan pola kawasan yang ada sekarang maupun yang akan direncanakan serta nilai historis yang berkaitan dengan pola kawasan pada masa lalu.7Ekonomi8Masa LaluPada awalnya , sebuah kota terbentuk akibat hubungan antar individu untuk mempertahankan kehidupannya.Kevin Lynch,Good City Formmenyatakan ada 5 dimensi penting yang perlu diperhatikan dalam pengaturan arsitektur kota yang baik yaitu:

Dimensiaccessartinya pencapaian, Dalam hal ini dimensiaccess berarti kemudahan pencapaian ke suatu tempat, pencapaian informasi, kemudahan mendapatkan pekerjaan, kemudahan memasuki jenjang pendidikan. Kota terbentuk karena hubungan antar individu atau kelompok untuk mempertahankan hidup. Pencapaian berkaitan dengan keterbukaan dan berarti menerima untuk saling bertukar informasi, bertukar perdagangan, saling berkomunikasi, mau menerima perbedaan, mampu beradaptasi, siap menerima hal-hal baru dan bertoleransi terhadap perbedaan, siap berjauhan dan bepergian.

ARSITEKTUR KOTAKRITERIA ARSITEKTUR KOTA YANG BERKUALITAS

NoKata KunciKriteria Arsitektur Kota yang BerkualitasSumber8Masa LaluNilai historis yang berkaitan dengan pola kawasan pada masa lalu menjadi ciri pola kawasan serta perancangan bangunan yang akan dilaksakan pada masa masa selanjutnya.Kriteria Tak terukur bagi perancangan kota yang berkualitas menurut Hamid Shirvani adalah :

SenseSense ini biasanya merupakan simbol karakter dan berhubungan dengan aspek ragam gaya yang disampaikan oleh individu/kelompok bangunan atau kawasan Sense didasari atas pola budaya dan pengetahuan dari manusia terhadap hubungan dan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam perancangan kawasan bangunan yang akan dilaksanakan harus mampu mengakomodasikan atau mencirikan pola kawasan yang ada sekarang maupun yang akan direncanakan serta nilai historis yang berkaitan dengan pola kawasan pada masa lalu.

9Masa DepanKota yang baik harus mampu menyediakan kecukupan suplai makanan, energi air, udara, dan segala sesuatu yang harus selalu tersedia sepanjang waktu untuk keberlangsungan hidup warga kota tersebut.Kevin Lynch,Good City Formmenyatakan ada 5 dimensi penting yang perlu diperhatikan dalam pengaturan arsitektur kota yang baik yaitu:

Dimensi Vitality : Maksud pemahamanvitalitydalam hal ini adalah tolok ukur yang menunjang fungsi vital kehidupan, kebutuhan biologis manusia dan menjaga kelangsungan hidup manusia dan perkembangan lingkungannya. Dalam bukunya Kevin Lynch juga menyatakan bahwa kota yang baik itu harus mampu menyediakan ketercukupan suplai makanan, energi, air, udara dan pembuangan sampah, dan segala sesuatunya harus selalu tersedia sepanjang waktu untuk kelangsungan hidup warganya

10FisikKriteria desain terukur bagi suatu perancangan kota yaitu memiliki kecocokan antara tata letak topografi, bentuk dan masa bangunan.Kriteria Tak terukur bagi perancangan kota yang berkualitas menurut Hamid Shirvani adalah :

CompabilityKriteria ini merupakan kriteria yang tak terlupakan dalam perancangan kota. Dalam kriteria ini aspek kecocokan antara rancangan bangunan baru dengan bangunan lama perlu diperhatikan. Compatible adalah merupakan kecocokan tata letak dengan topografi, bentuk dan massa bangunan, dan skala. Compatibility terfokus pada estetika dan arsitektural. Disamping itu, aspek lain yang harus diperhatikan adalah sejarah, budaya, dan komponen yang cocok dengan nilai bangunan.

11Rancangan BangunanPerancangan kota yang berkualitas memiliki struktur tata ruang tatanan rancang bangunan yang nyata.Ada sepuluh kriteria bagi perancangan kota yang berkualitas menurut Jorge E Hardoy :

1. Ukuran dan jumlah penduduk yang besar 2. Bersifat permanen 3. Ukuran kepadatan minimum yang terpenuhi 4. Memiliki struktur dan tata ruang dan rancangan bangun yang nyata 5. Menjadi sarana berkembangnya masyarakat6. Sudah ada fungsi perkotaan (administrasi pemerintahan, pasar, pusat militer, aktivitas intelektual/keagamaan/kelembagaan, dll )7. Heterogen 8. Memiliki pusat ekonomi 9. Merupakan pusat pelayanan 10. Sebagai pusat penyebaran

ARSITEKTUR KOTAKRITERIA ARSITEKTUR KOTA YANG BERKUALITAS

NoKata KunciKriteria Arsitektur Kota yang BerkualitasSumber12Ruang terbukaRuang terbuka merupakan unsur ruang lam yang ada di dalam kota yang dibiarkan tetap seperti keadaan aslinya.Menurut Eko Budiharjo, Dalam kriteria perancangan kota dapat dikategorikan dalam dua bentuk umum , yaitu:

Ruang Terbuka (Open Space)Ruang terbuka dapat dikatakan sebagai unsur ruang alam yang dibawa ke dalam kota atau lapangan terbuka yang dibiarkan tetap seperti keadaan aslinya. Penampilannya dicirikan oleh pemandangan tumbuh-tumbuhan alam segar daripada bangunan sekitar. Ruang terbuka di dalam kota mempunyai beberapa maksud sebagai pelengkap dan pengontras bentuk kota, menyediakan tanah untuk penggunaan di masa depan. Pada saat melakukan survei perancangan kota, harus mempelajari ruang kota sebagai struktur keseluruhan.Ruang terbuka dalam sebuah kota memiliki fungsi sebagai pelengkap dan pengontras bentuk kota.Menurut Eko Budiharjo, Dalam kriteria perancangan kota dapat dikategorikan dalam dua bentuk umum , yaitu:

Ruang Terbuka (Open Space)Ruang terbuka dapat dikatakan sebagai unsur ruang alam yang dibawa ke dalam kota atau lapangan terbuka yang dibiarkan tetap seperti keadaan aslinya. Penampilannya dicirikan oleh pemandangan tumbuh-tumbuhan alam segar daripada bangunan sekitar. Ruang terbuka di dalam kota mempunyai beberapa maksud sebagai pelengkap dan pengontras bentuk kota, menyediakan tanah untuk penggunaan di masa depan. Pada saat melakukan survei perancangan kota, harus mempelajari ruang kota sebagai struktur keseluruhan.13Berfungsi baikArsitektur kota yang berkualitas terwujud jika konfigurasi elemen yang dimanfaatkan dan dinikmati berfungsi dengan baik.Arsitektur kota yang berkualitas terwujud jika konfigurasi elemen yang dimanfaatkan dan dinikmati serta berfungsi dengan baik oleh warga kota. Namun pada kenyataannya proses pembangunan dan perkembangan kota yang melibatkan banyak pelaku pembangunan beserta kepentingannya masing-masing tidak menjamin terpenuhinya arsitektur kota yang berkualitas. Untuk itu, diperlukan suatu proses pengendalian kualitas arsitektur kota melalui penelitian ini, yaitu 1) bagaimana pengendalian kualitas arsitektur yang berlangsung, 2) bagaimana keterkaitan yang terjadi antara prosedur pembangunan dan kualitas arsitektur kota, dan 3) faktor-faktor apa yang berpengaruh dalam pengendalian kualitas arsitektur kota .Ruang kota harus menjadi sebuah tempat yang berfungsi sebagai lokasi suatu aktivitas penting baik yang terlindungi oleh pelingkup fisik maupun tidak.Menurut Eko Budiharjo, Dalam kriteria perancangan kota dapat dikategorikan dalam dua bentuk umum , yaitu:

1. Ruang Kota (Urban Space)Pada dasarnya ruang kota harus dibedakan oleh suatu karakteristik yang menonjol, seperti kualitas pengolahan detail dan aktivitas yang berlangsung di dalamnya. Sebuah ruang kota dapat diolah dengan lansekap yang indah sebagai taman kota yang tenang. Dalam hal ini sebuah tempat tertentu dalam kota berfungsi sebagai lokasi suatu aktivitas penting, tetapi tidak mempunyai pelingkup fisik dan lantai yang semestinya.

ARSITEKTUR KOTAKRITERIA ARSITEKTUR KOTA YANG BERUALITAS

Kriteria Arsitektur Kota Yang BaikMenurut Eko Budiharjo, Dalam kriteria perancangan kota dapat dikategorikan dalam dua bentuk umum , yaitu:

Ruang Kota (Urban Space)Pada dasarnya ruang kota harus dibedakan oleh suatu karakteristik yang menonjol, seperti kualitas pengolahan detail dan aktivitas yang berlangsung di dalamnya. Sebuah ruang kota dapat diolah dengan lansekap yang indah sebagai taman kota yang tenang. Dalam hal ini sebuah tempat tertentu dalam kota berfungsi sebagai lokasi suatu aktivitas penting, tetapi tidak mempunyai pelingkup fisik dan lantai yang semestinya.Ruang Terbuka (Open Space)Ruang terbuka dapat dikatakan sebagai unsur ruang alam yang dibawa ke dalam kota atau lapangan terbuka yang dibiarkan tetap seperti keadaan aslinya. Penampilannya dicirikan oleh pemandangan tumbuh-tumbuhan alam segar daripada bangunan sekitar. Ruang terbuka di dalam kota mempunyai beberapa maksud sebagai pelengkap dan pengontras bentuk kota, menyediakan tanah untuk penggunaan di masa depan. Pada saat melakukan survei perancangan kota, harus mempelajari ruang kota sebagai struktur keseluruhan.Arsitektur kota yang berkualitas terwujud jika konfigurasi elemen yang dimanfaatkan dan dinikmati serta berfungsi dengan baik oleh warga kota. Namun pada kenyataannya proses pembangunan dan perkembangan kota yang melibatkan banyak pelaku pembangunan beserta kepentingannya masing-masing tidak menjamin terpenuhinya arsitektur kota yang berkualitas. Untuk itu, diperlukan suatu proses pengendalian kualitas arsitektur kota melalui penelitian ini, yaitu 1) bagaimana pengendalian kualitas arsitektur yang berlangsung, 2) bagaimana keterkaitan yang terjadi antara prosedur pembangunan dan kualitas arsitektur kota, dan 3) faktor-faktor apa yang berpengaruh dalam pengendalian kualitas arsitektur kota .Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, dikembangkan kerangka nonaktif yang berisi kriteria yang harus dipenuhi untuk mengendalikan kualitas arsitektur kota. Kerangka normatif ini diklasifikasikan ke dalam dua aspek, yaitu 1) aspek substantif, yang melihat pada kualitas arsitektur kota, dan 2) aspek prosedural yang melihat pada prosedur pembangunan yang berlangsung.Kevin Lynch,Good City Formmenyatakan ada 5 dimensi penting yang perlu diperhatikan dalam pengaturan arsitektur kota yang baik yaitu:

Dimensi Vitality : Maksud pemahamanvitalitydalam hal ini adalah tolok ukur yang menunjang fungsi vital kehidupan, kebutuhan biologis manusia dan menjaga kelangsungan hidup manusia dan perkembangan lingkungannya. Dalam bukunya Kevin Lynch juga menyatakan bahwa kota yang baik itu harus mampu menyediakan ketercukupan suplai makanan, energi, air, udara dan pembuangan sampah, dan segala sesuatunya harus selalu tersedia sepanjang waktu untuk kelangsungan hidup warganya

Dimensi Sense : Dimensisensedalam terjemahan bahasa Indonesia berarti rasa. Rasa dalam tolak ukur menentukan kota yang baik berarti mengolah segala yang ada dalam otak manusia yang merekam, mengenali, mampu menggambarkan, menceritakan baik peristiwa, benda, fisik lingkungan, sampai kebudayaan. Setiap orang memiliki kemampuan merasakan yang berbeda-beda.

Dimensi Fit : Dalam arti bahasa Indonesia, arti dari kata fit adalah pas/ tidak memiliki kekurangan. Keadaan yang pas berarti cukup tidak berkekurangan dan nyaman. Keadaan yang pas itu sangat efisien yang berarti dipakainya nyaman, secara ekonomi dinilai hemat, berguna terus-menerus. Pada konteks kota, dimensi fit dapat mengatur tentang persentase taman hijau yang diharuskan dibangun dalam lingkungan kota, lebar jalan, lebar trotoar, dan lain-lain. Tolak ukur pada dimensi fit tidak terlalu dipergunakan karena dimensi fit itu tergantung pada masing-masing individu itu sendiri karena tidak ada satuan yang baku.

Dimensi Access : artinya pencapaian, Dalam hal ini dimensiaccess berarti kemudahan pencapaian ke suatu tempat, pencapaian informasi, kemudahan mendapatkan pekerjaan, kemudahan memasuki jenjang pendidikan. Kota terbentuk karena hubungan antar individu atau kelompok untuk mempertahankan hidup. Hubungan ini membentuk network sebagai wujud elemen fisik akibat interaksi antara yang membutuhkan dan dibutuhkan. Network dilalui dengan alat transportasi, informasi dicapai melalui media cetak media audio media visual dan internet, informasi penunjuk arah dicapai melalui tulisan signboard maupun sistem audio. Pencapaian berkaitan dengan keterbukaan dan berarti menerima untuk saling bertukar informasi, bertukar perdagangan, saling berkomunikasi, mau menerima perbedaan, mampu beradaptasi, siap menerima hal-hal baru dan bertoleransi terhadap perbedaan, siap berjauhan dan bepergian.

Dimensi Control : Dimensicontroldigunakan untk menentukan penilaian baik tidaknya bentuk kota karena dengan mengontrol berarti menata dan menjaga serta mengawasi warga dan kegiatan dan lingkungannya. Fungsicontrolberfungsi terkait dengan dimensivitalityuntuk menjaga kelangsungan hidup yang baik dan berkelanjutan. Kontrol dilakukan oleh warga dan pemerintahan kotanya. Kota Portland memiliki warga yang saling menghargai dan menjaga lingkungan hidupnya dan saling peduli dalam bersosial, dan pemerintahannya memiliki kebijakan strategi untuk mengatur warga dan lingkungannya dalam rangka mewujudkan konsep kotanya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

ARSITEKTUR KOTAKRITERIA ARSITEKTUR KOTA YANG BERKUALITAS

Kriteria Arsitektur Kota Yang BaikKriteria Tak terukur bagi perancangan kota yang berkualitas menurut Hamid Shirvani adalah :

AccessAccessterhadap pengembangan suatu site memiliki arti positif yang secara langsung mampu mendukung keaktivan di suatu lokasi.Accessmerupakan unsur pendukung hidup dan berkembangnya aktivitas di suatu kawasan makro. Sehingga dalam perencanaan kawasan, unsuraccessperlu diperhatikan secara cermat agar dapat menghasilkan tingkat manfaat yang tinggi.

2. CompabilityKriteria ini merupakan kriteria yang tak terlupakan dalam perancangan kota. Dalam kriteria ini aspek kecocokan antara rancangan bangunan baru dengan bangunan lama perlu diperhatiakan.Compabilityyang yang menurut pendekatan lain dapat dikatakanfeet wide setting.

3. ViewKriteria ini merupakan kriteria yang berhubungan dengan aspek kejelasan untuk orientasi manusia terhadap masa bangunan. Viewini dapat terlihat secara visual, untuk memperoleh nilai visual tersebut adalah dengan melihat skala dan pola bangunan, penggunaan warna, tekstur, tinggi, besaran dan bentuk dari objek akan sangat mempengaruhi nilai visual yang dihasilkan.

4. IdentityMerupakan kriteria tak terukur yang memberikan ciri tersendiri bagi suatu kawasan dan harus mempunyai suatu hal yang jelas (mudah dikenal), mudah diiingat, menarik perhatian).Identityini dapat dikaitkan dengan nilai sejarah kawasan tersebut. Tujuan lain dari identity adalah menciptakan suatu kawasan agar mudah dikenal ciri sejarah dan budaya dari waktu kewaktu.

5. SenseSense didasari atas pola budaya dan pengetahuan dari manusia terhadap hubungan dan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam perancangan kawasan bangunan yang akan dilaksanakan harus mampu mengakomodasikan atau mencirikan pola kawasan yang ada sekarang maupun yang akan direncanakan serta nilai historis yang berkaitan dengan pola kawasan pada masa lalu.

6. LivabilityKriteria ini terkait erat dengan aspek kenyamanan dari tempat atau bangunan yang direncanakan, kaitannya dengan pola skala. Kriteria ini menyangut kenyamanan penglihatan, hubungan dengan lingkungan hidup dan hal-hal lain untuk mendukung kenyamanan dari lingkungan binaan yang direncanakan. Contoh komponen-komponen yang mungkin perlu diperhatiakan dalam kriteria ini adalah jalan yang cukup lebarnya, drainase yang baik, penghijauan yang dalam hal ini adalah pertimbangan antara hijau dan non hijau. Semua contoh-contoh komponen tersebut sangat mendukung dalam menciptakan keamanan dan kedinamisan lingkungan binaan yang direncanakan.Ada sepuluh kriteria bagi perancangan kota yang berkualitas menurut Jorge E Hardoy :

1. Ukuran dan jumlah penduduk yang besar 2. Bersifat permanen 3. Ukuran kepadatan minimum yang terpenuhi 4. Memiliki struktur dan tata ruang dan rancangan bangun yang nyata 5. Menjadi sarana berkembangnya masyarakat6. Sudah ada fungsi perkotaan (administrasi pemerintahan, pasar, pusat militer, aktivitas intelektual/keagamaan/kelembagaan, dll )7. Heterogen 8. Memiliki pusat ekonomi 9. Merupakan pusat pelayanan 10. Sebagai pusat penyebaran

ARSITEKTUR KOTAKRITERIA ARSITEKTUR KOTA YANG BERKUALITAS

NoElemen Pembentuk PerkotaanGambarKesimpulan1Menurut Hamid Shirvani terdapat 8 elemen fisik perancangan kota, yaitu:

Tata Guna Lahan (Land Use)Prinsip Land Use adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga kawasan tersebut berfungsi dengan seharusnya. Kebijaksanaan tata guna lahan juga membentuk hubungan antara sirkulasi/parkir dan kepadatan aktivitas/penggunaan individual sehingga mementukan terdapat perbedaan kapasitas (besaran) dan pengaturan dalam penataan ruang kota, termasuk di dalamnya adalah aspek pencapaian, parkir, sistem transportasi yang ada, dan kebutuhan untuk penggunaan lahan secara individual.

2. Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing)Bentuk dan massa bangunan ditentukan oleh tinggi dan besarnya bangunan, KDB, KLB, sempadan, skala, material, warna, dan sebagainya. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antar-massa seperti ketinggian bangunan, jarak antar-bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan sebagainya harus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur, mempunyai garis langit horizon (skyline) yang dinamis serta menghindari adanyalost space(ruang tidak terpakai).

Sirkulasi dan Parkir ( Sirculation & Parking)Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, pedestrian way, dan tempat-tempat transit yang saling berhubungan akan membentuk pergerakan (suatu kegiatan).Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada suatu lingkungan yaitu pada kegiatan komersial di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah perkotaan.

Ruang TerbukaOpen space selalu berhubungan dengan lansekap. Lansekap terdiri dari elemen keras dan elemen lunak. Open space biasanya berupa lapangan, jalan, sempadan, sungai, taman, makam, dan sebagainya.

Aktivitas PendukungPendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang public suatu kawasan kota. Aktivitas pendukung adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan pendukungnya.

Land Use SirkulasiParkirAspek pencapaianSistem TransportasiKepadatan Aktivitas

Building Form and MassingSkylineTinggi BangunanBesar BangunanFasad bangunanPeraturan lahanKDBKLBGSB

Sirkulasi dan ParkirPola kegiatan kotaJalan publikPedestrian waysSistem transportasiTansit place

Ruang TerbukaLansekapElemen kerasJalanPedestrian waysElemen lunakRumput

Aktivitas PendukungRuang publicBangunanKegiatanBentuk kawasanLokasi kawasanKarakterPenggunaan lahan

ARSITEKTUR KOTAELEMEN ELEMEN PEMBENTUK KOTA

NoElemen Pembentuk PerkotaanKesimpulan1Penanda (Signage)Penandaan adalah petunjuk arah jalan, rambu lalu lintas,media iklan, dan berbagai bentuk penandaan lain. Keberadaan penandaan akan sangat mempengaruhi visualisasi kota, baik secara makro maupun mikro, jika jumlahnya cukup banyak dan memiliki karakter yang berbeda.

7. PreservasiPreservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal (permukiman) danurban places(alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang ada dan mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah.

8. PedestrianElemen pejalan kaki harus dibantu dengan interaksinya pada elemen-elemen dasar desain tata kota dan harus berkaitan dengan lingkungan kota dan pola-pola aktivitas sertas sesuai dengan rencana perubahan atau pembangunan fisik kota di masa mendatang.

Sumber : http://ryanfebringgo.blogspot.com/2013/05/menurut-hamid-shirvani-terdapat-8.html PenandaMikro kawasanMakro kawasanArah jalanLalu lintasMedia iklan Karakter

PreservasiPerancangan kotaPerlindungan kawasanBersejarahPermukimanUrban PlacesAlun alunPlasa

PedestrianTata kotaPola aktivitasRencana Pembangunan fisik kotaMasa mendatang

ARSITEKTUR KOTAELEMEN ELEMEN PEMBENTUK KOTA

NoElemen Pembentuk PerkotaanKesimpulan2Elemen perancangan kota menurut Roger Trancik :

Figure GroundFigure/ground berisi tentang lahan terbangun (urban solid) dan lahan terbuka (urban void). Pendekatanfigure groundadalah suatu bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah pola existing figure ground dengan cara penambahan, pengurangan, atau pengubahan pola geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan dengan ruang terbuka. Pada teori ini dapat dipahami melalui pola perkotaan dengan hubungan antara bentuk yang dibangun (building mass) dan ruang terbuka (open space).

Urban solid terdiri dari massa bangunan, persil lahan blok hunian yang ditonjolkan, edges yang berupa bangunan.urban void terdiri dari ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara publik dan privat, ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi privat sampai privat, jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi aktivitas publik berskala kota, area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi preservasi kawasan hijau.

LinkageLinkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya.Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang berbeda, terdapat 3 pendekatan linkage perkotaan:

Linkage visual Dalam linkage yang visual dua atau lebih fragmen kota dihubungkan menjadi satu kesatuan yang secara visual, mampu menyatukan daerah kota dalam berbagai skala.Pada dasarnya ada 2 pokok perbedaan antara linkage visual, yaitu; yang menghubungkan dua daerah secara netral, dan yang menghubungkan dua daerah, dengan mengutamakan satu daerah.Linkage struktural Fungsi linkage struktural di dalam kota adalah sebagaistabilisatordankoordinatordi dalam lingkungannya, karena setiap kolase perlu diberikan stabilitas tertentu serta distabilisasikan lingkungannya. Hal ini dapat dilakukandengan memprioritaskansebuah daerahyang menjelaskan lingkungannya dengan suatu struktur, bentuk, wujud, atau fungsi yangmemberikan susunan tertentu didalam prioritaspenataan kawasan.c. Linkage bentuk yang kolektif Linkagememperhatikan dan mempertegaskan hubungan-hubungan dan pergerakan-pergerakan (dinamika) sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric).

Teori PlaceRuang (space) akan ada jika dibatasi dengan sebuah void dan sebuah space menjadi sebuah tempat (place) kalau mempunyai arti dari lingkungan yang berasal dari budaya daerahnya.

Sumber : http://arsadvent.wordpress.com/2011/07/28/roger-trancik/ Figure GroundLand UseLahan terbangunBuilding massEdge (Batasan)Lahan terbukaActivity SupportPathParkingOpen space

LinkageNodesJaringan jalanPedestrian waysOpen spacePenataan kawasanStruktur kawasanBentuk kawasanFungsi kawasan

PlaceSpaceVoid (Kosong)Solid (Terisi)

ARSITEKTUR KOTAELEMEN ELEMEN PEMBENTUK KOTA

NoElemen Pembentuk PerkotaanKesimpulan3Elemen rancangan kota menurut Aldo Rossi :

Lokasi bersejarahFungsi elemen yang berada di dalam lokasi bersejarah untuk mengembalikan image sejarah kota yang telah mengalami beberapa tahap pemerintahan. Elemen-elemen yang ada di dalam lokasi tersebut mampu menggambarkan perkembangan yang terjadi selama berkembang terutama di lokasi tersebut.

2. KebertahananKebertahanan elemen dilihat dari kemenerusan bentuk yang ada pada elemen tersebut dan juga kemenerusan fungsi bangunan walaupun ada beberapa elemen yang masuk dalam konsep kebertahanan namun fungsinya telah mengalami perubahan.

3. Bentuk BangunanPada konsep ini elemen terdiri dari elemen lama yang mempunyai nilai sejarah dan elemen baru yang mampu menggambarkan sejarah kota dari bentuknya. Elemen elemen ini berfungsi sebagai elemen dominan karena telah menunjukkan tingkat kemenerusan yang bisa dilihat dari bentuk bangunannya. Dengan melihat bentuk yang ada pada elemen tersebut mampu menggambarkan masa lalu yang pernah terjadi di sebuah yang terkait dengan aspek sejarah kota.

4. PerananElemen-elemen ini menjadi pemicu bagi tumbuhnya elemen elemen lain sebagai pendukungnya. Ini terjadi karena elemen awal (yang menjadi dominan) dalam perkembangan waktu membutuhkan elemen pendukung agar perannya lebih dominan. Elemen-elemen yang mempunyai peranan dominan dalam perkembangan kota terdiri dari elemen lama yang berperan dalam perkembangan kota serta elemen-elemen baru yang mempengaruhi perkembangan kota.

Sumber : http://wahyuutami.blogspot.com/2008/09/sinopsis-thesis.html Lokasi bersejarahSejarah kotaTahap pemerintahanPerkembangan kota

KebertahananBangunanBentukFungsiKemenerusanFungsiMengalami perubahan

Bentuk bangunanNilai sejarahKotaBentuk bangunanMasa lalu

PerananElemen lamaElemen pendukungPerkembangan kota

4Elemen pembentuk perkembangan kota menurut Charles Correa ;

1. HeritageBangunan peninggalan (bersejarah) sebaiknya tidak di bongkar. Perlu diingat bahwa kota yang berdiri saat ini mempunyai sejarah di masa lalu. Sehingga bangunan peninggalan perlu dijaga, karena apabila dimusnahkan maka kota tidak memiliki arti lagi.2. CultureWarisan dari kota di masa lampau tidak hanya meninggalkan bangunan bersejarah, namun juga membawa budaya. Budaya tersebut terus terbawa walau sudah menginjak modernisasi. Namun budaya merupakan pembentuk suatu kota karena dapat menciptakan karakter budaya berbeda pada tempat berbeda.3. FormBentuk hanyalah wujud fisik yang dapat terlihat dari sebuah kota. Namun sebenarnya bentuk timbul akibat implementasi heritage dan culture.

Sumber : Architecture and Identity- Peter Herrle,Erik WegerhoffHeritageBangunanKotaSejarahMasa lalu

CultureMasa lampauBersejarahBangunanPembentuk kotaKarakter

FormWujud fisikSejarahCulture

ARSITEKTUR KOTAELEMEN ELEMEN PEMBENTUK KOTA

Kriteria Perancangan Kota Yang BerkualitasElemen Perancangan Kota Yang BerkualitasPedestrianBentuk dan Massa BangunanSirkulasi dan ParkirRuang TerbukaLand UseLandmarkHeritageAksesterhadap pengembangan kota yang secara langsung mampu mendukung keaktivan di suatu lokasi.Kawasan scbd di Sudirmsn memiliki pola sirkulasi yang memiliki akses terhadap pengembangan kawasan.

Perencanaan tempat parkir pada suatu lokasi perlu dilakukan. Beberapa jenis perencanaan lokasi parkir antara lain: Curb parking = di tepi jalanTempat parkir ring menerus di sekitar pusat kota.Tempat parkir di daerah sub-urbanPark Ride System, di pinggir kota.Jenis Ruang untuk tempat parkir Parkir di dalam bangunanParkir di luar bangunanRuang terbuka yang terletak di tengah kota menjadi publik space yang mudah diakses

Cara mengembangkan ruang terbuka dan mengintegerasikannya dengan bangunan yaitu:Menempatkan ruang terbuka di depan sebuah bangunan yang memungkinkan bangunan terlihat lebih menonjol Menempatkan bangunan di tengah tengah ruang terbuka.

Bunderan HI dan Tugu Jogjakarta menjadi landmark kota.Kawasan Jalan Braga di Bandung merupakan kawasan Hertage yang berada di tengah kota dan memiliki akses ke berbagai kawasan di Kota Bandung.

ARSITEKTUR KOTAAVRIDA PUTRI DAMAYANTI (052.11.079)MATRIKS ELEMEN DAN KRITERIA PEMBENTUK KOTADOSEN : PROF. DR.-ING. IR. DEDES NUR GANDARUM, MSA

Kriteria Perancangan Kota Yang BerkualitasElemen Perancangan Kota Yang BerkualitasPedestrianBentuk dan Massa BangunanSirkulasi dan ParkirRuang TerbukaLand UseLandmarkHeritageNilai bangunan pada perancangan kota yang cocok dengan sejarah, budaya, dan komponen rancang bangunan kota tersebut.Jalur pejalan kaki yang ada di kawasan jalan braga dan kota lama semarang berupa arcade mengadoptasi jenis pedestrian jaman kolonial.Bangunan kantor walikota Jakarta Pusat mengadaptasi bentuk rumah adat betawiPola sirkulasi kendaraan di kawasan kota tua merupakan sirkulasi satu arah dengan sistem parkir on the street seperti pada jalan braga dan Kota Tua Jakarta.Landmark kota jogja yaitu tugu jogjakarta merupakan landmark yang mengadaptasi arsitektur kolonialBangunan yang ada di sekitar keraton Jogjakarta mengadopsi arsitektur khas Jogja yaitu rumah joglo.Desain terukur bagi suatu perancangan kota yaitu memiliki kecocokan antara tata letak topografi, bentuk dan masa bangunan..Bentuk bangunan yang ada di kawasan Sudirman memiliki kesamaan skyline.

Bangunan-bangunan villa di puncak penempatannya menyesuaikan dengan topografii dan bentuk tapak. Cara mengembangkan ruang terbuka dan mengintegerasikannya dengan bangunan yaitu:Menempatkan ruang terbuka di depan sebuah bangunan yang memungkinkan bangunan terlihat lebih menonjol Menempatkan bangunan di tengah tengah ruang terbuka.

ARSITEKTUR KOTAAVRIDA PUTRI DAMAYANTI (052.11.079)MATRIKS ELEMEN DAN KRITERIA PEMBENTUK KOTA DOSEN : PROF. DR.-ING. IR. DEDES NUR GANDARUM, MSA

Kriteria Perancangan Kota Yang BerkualitasElemen Perancangan Kota Yang BerkualitasPedestrianBentuk dan Massa BangunanSirkulasi dan ParkirRuang TerbukaLand UseLandmarkHeritageMemiliki struktur tata ruang tatanan rancang bangunan yang nyata.Pedestrian merupaka. Elemen pada jalur pedestrian ada 2 :elemen jalur pedestrian sendiri (material dari jalur pedestrian), danelemen pendukung pada jalur pedestrian (lampu penerang, vegetasi, tempat sampah, telepon umum, halte, tanda petunjuk dan lainnya)Beberapa jenis perencanaan lokasi parkir antara lain: Curb parking = di tepi jalanTempat parkir ring menerus di sekitar pusat kota.Tempat parkir di daerah sub-urbanPark Ride System, di pinggir kota.Jenis Ruang untuk tempat parkir Parkir di dalam bangunanParkir di luar bangunanPola / Bentuk Ruang Terbuka terbentuk oleh hubungan solid-void yang dibatasi oleh bentuk dan lokasi bangunan, elemen-elemen tapak (tanaman, dinding) dengan jalur pergerakan / sirkulasi:Square / persegi / GridOval / lingkaran / Curvilinear / Radial ConcentricIrregular / tak teratur / OrganikAngular / BersudutAxial / BersumbuMemiliki ruang terbuka yang berfungsi sebagai pelengkap dan pengontras bentuk kota.Jalur hijau merupakan bagian dari elemen ruang terbuka hijau public. Salah satu bentuknya jalur hijau jalan. Jalur hijau jalan merupakan ruang terbuka hijau yang memanjang baik berada di sisi jalan maupun pemisah jalan. Jalur median (pemisah jalur lalu lintas) bisa berupa jalur hijau dengan lebar kurang lebih 2m.Meara Eiffel merupakan landmark Kota Paris yang menjadi pengontras dan pelengkap bentuk kota.Taman Fatahillah merupa rung terbuka yang bernuansa arsitektur kolonial sebagai pengontras bentuk kawasan Kota Tua Jakarta.

ARSITEKTUR KOTAAVRIDA PUTRI DAMAYANTI (052.11.079)MATRIKS ELEMEN DAN KRITERIA PEMBENTUK KOTA DOSEN : PROF. DR.-ING. IR. DEDES NUR GANDARUM, MSA

Kriteria Perancangan Kota Yang BerkualitasElemen Perancangan Kota Yang BerkualitasPedestrianBentuk dan Massa BangunanSirkulasi dan ParkirRuang TerbukaLand UseLandmarkHeritageKonfigurasi elemen perancangan kota yang dimanfaatkan dan dinikmati berfungsi dengan baik.Pedestrian di Kawasan Sudirman dan Singapura.Membentuk struktur lingkungan perkotaan melalui tiga prinsip utama pengaturan teknik sirkulasi adalah:1. Jalan harus menjadi elemen ruang terbuka yang memiliki dampak visual yang positif.2. Jalan harus dapat memberikan orientasi kepada pengemudi dan membuat lingkungan menjadi jelas terbaca.3. Sektor publik harus terpadu dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.Kawsan bersejarah Kota Tua Jakarta.Kota berfungsi sebagai lokasi aktivitas penting baik yang terlindungi oleh pelingkup fisik maupun tidak.Pedestrian menjadi wadah aktifitas baik seperti halte bus dan pedagang kaki lima.Taman Suropati dan Taman Menteng menjadi ruang terbuka yang mewadahi aktifitas publik.Kawasan pecinan dan Borobudur menjadi kaberfungsi sebagai lokasi aktivitas penting baik yang terlindungi oleh pelingkup fisik maupun tidak.wasan heritage yang

ARSITEKTUR KOTAAVRIDA PUTRI DAMAYANTI (052.11.079)MATRIKS ELEMEN DAN KRITERIA PEMBENTUK KOTA DOSEN : PROF. DR.-ING. IR. DEDES NUR GANDARUM, MSA

UAS Arsitektur KotaAnalisis Kriteria X Elemen Perancanan Kota Pada Kawasan SCBD SudirmanDosenProf. Dr.-Ing. Ir. Dedes Nur Gandarum, MSA

Jurusan ArsitekturFakultas Teknik Sipil dan PerencanaanUniversitas Trisakti2014Disusun OlehAvrida Putri D. (052.11.079)

Kriteria Perancangan Kota Yang BerkualitasElemen Perancangan Kota Yang BerkualitasPedestrianBentuk dan Massa BangunanSirkulasi dan ParkirRuang TerbukaLand UseLandmarkHeritageKonfigurasi elemen perancangan kota yang dimanfaatkan dan dinikmati berfungsi dengan baik.Kriteria Pedestrian :Area di tujukan untuk pejalan kaki yang bebas hambatan.Atraksi untuk mendapatkan suasana saat melakukan pergerakan, baik statis maupun dinamisSistem pedestrian yang baik akan mengurangi keterikatan terhadap kendaraan di kawasan pusat kota.Perancangan yang manusiawi, dan akhirnya akan membantu kualitas udara di kawasan tersebut.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/26060/1/ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfBentuk dan massa bangunan ditentukan oleh ketinggian atau besarnya bangunan, penampilan bentuk maupun konfigurasi dari massa bangunannya. Bentuk dan massa bangunan ditentukan juga oleh KDB, KLB, ketinggian bangunan, sempadan bangunan, ragam arsitektur, skala, material, warna dan sebagainya.

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31694/6/Abstract.pdfSalah satu bentuk keberhasilan pembentuk place untuk desain ruang kota, adalah seperti aturan yang dikemukakan oleh Lynch (1987), meliputi :Susunan yang artinya adanya kemudahan dalam pemahaman pola suatu blok-blok kota yang menyatu antar bangunan dan ruang terbukanya.

Sumber : http://qushayalidrus.blogspot.com/2013/08/pembangunan-kota-berkelanjutan.htmlLand Use adalah:Pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu.Secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan bagaimana daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi.Land use bermanfaat untuk pengembangan sekaligus pengendalian investasipembangunan.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/26060/1/ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfSalah satu bentuk keberhasilan pembentuk place untuk desain ruang kota, adalah seperti aturan yang dikemukakan oleh Lynch (1987), meliputi :

Legibility (kejelasan)Kawasan bisa dikenali dengan cepat dan jelas mengenai distriknya, landmarknya atau jalur jalannya dan bisa langsung dilihat pola kotanya.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/26060/1/ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf

ARSITEKTUR KOTAAVRIDA PUTRI DAMAYANTI (052.11.079)ANALISIS KRITERIA&ELEMEN PERANCANGAN KOTA PADA KAWASAN SCBD SUDIRMANDOSEN : PROF. DR.-ING. IR. DEDES NUR GANDARUM, MSA

Kriteria Perancangan Kota Yang BerkualitasElemen Perancangan Kota Yang BerkualitasPedestrianBentuk dan Massa BangunanSirkulasi dan ParkirRuang TerbukaLand UseLandmarkHeritageAksesterhadap pengembangan kota yang secara langsung mampu mendukung keaktivan di suatu lokasi.Elemen pada jalur pedestrian yang ada pada kawasan SCBD ada dua, yakni :elemen jalur pedestrian sendiri (material dari jalur pedestrian), danelemen pendukung pada jalur pedestrian (lampu penerang, vegetasi, tempat sampah, telepon umum, halte, tanda petunjuk dan lainnya.

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31694/6/Abstract.pdfPada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antara massa bangunan seperti ketinggian bangunan, pengaturan massa bangunan dan lain-lain harus diperhatikan agar ruang yang terbentuk teratur, memiliki garis langit yang dinamis, serta menghindari adanya lost space.

Pada kawasan SCBD, bentuk dan massa bangunan memiliki kesamaan dan keharmonisan skala dan langgam. Pengunaan skala monumental pada bangunan di kawasan SCBD dengan langgam arsitektur modern.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/26060/1/ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfKawasan scbd di Sudirmsn memiliki pola sirkulasi yang memiliki akses terhadap pengembangan kawasan.

Perencanaan tempat parkir pada suatu lokasi perlu dilakukan. Beberapa jenis perencanaan lokasi parkir antara lain: Curb parking = di tepi jalanTempat parkir ring menerus di sekitar pusat kota.Tempat parkir di daerah sub-urbanPark Ride System, di pinggir kota.Jenis Ruang untuk tempat parkir Parkir di dalam bangunanParkir di luar bangunanRuang terbuka yang terletak di tengah kota menjadi publik space yang mudah diakses

Cara mengembangkan ruang terbuka dan mengintegerasikannya dengan bangunan yaitu:Menempatkan ruang terbuka di depan sebuah bangunan yang memungkinkan bangunan terlihat lebih menonjol Menempatkan bangunan di tengah tengah ruang terbuka.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/26060/1/ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfBentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan kegiatan-kegiatannya. Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota.

Penciptaan kegiatan pendukung aktifitas yang memiliki kesinambungan antara menyediakan jalan, pedestrian atau plaza, dengan fungsi utama (bangunan dan isinya) dan penggunaan elemen-elemen kota yang dapat menggerakkan aktivitas, misalnya : pusatperbelanjaan, taman rekreasi, pusat perkantoran, Perpustakaan, dan sebagainya.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/26060/1/ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf

ARSITEKTUR KOTAAVRIDA PUTRI DAMAYANTI (052.11.079)ANALISIS KRITERIA&ELEMEN PERANCANGAN KOTA PADA KAWASAN SCBD SUDIRMANDOSEN : PROF. DR.-ING. IR. DEDES NUR GANDARUM, MSA

Kriteria Perancangan Kota Yang BerkualitasElemen Perancangan Kota Yang BerkualitasPedestrianBentuk dan Massa BangunanSirkulasi dan ParkirRuang TerbukaLand UseLandmarkHeritageDesain terukur bagi suatu perancangan kota yaitu memiliki kecocokan antara tata letak topografi, bentuk dan masa bangunan.Pada kawasan SCBD lebar pedestrian ways bervariatif. Lebar pedestrian ways bergantung dan menyesuaikan pada lebar jalan pada sisi pedestrian ways. Semakin lebar jalan (jalur kendaraan) maka semakin lebar pula pedestrian ways.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/26060/1/ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf Bentuk dan massa bangunan pada perancangan suatu kawasan yang memiliki kualitas menurut Spreiregen (1965) menyangkut dengan beberapa hal :Skala berkaitan dengan ukuran, sudut pandang, sirkulasi, dan ukuran kawasan.

Ruang kota, yang mrupakan elemen dasar dalam perencanaan kota yang harus memperhatikan urban form (bentuk), skala. Massa kota yang didalamnya meliputi bangunan, dan permukaan tanah.Ristam Hakim, 1987 membagi ruang terbuka menjadi:Ruang Terbuka Aktif (didalamnya mengandung unsur kegiatan, misalnya plaza)Ruang Terbuka Pasif

Bentuk ruang terbuka menurut Rob Krier terbagi menjadi:Memanjang (batas-batas disisinya berupa jalan, sungai, dll).Cluster

Sebagian besar ruang terbuka yang terdapat pada kawasan SCBD berupa ruang terbuka aktif yang berbentuk memanjang.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/26060/1/ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfPada kawasan SCBD bangunan yang ada kebanyakan merupakan bangunan bertingkat tinggi dengan klasifikasi fungsi perkantoran, dan mall.

Keseragaman ini akibat adanya kebijaksanaan tata guna lahan yang memberikan gambaran bagaimana kawasan tersebut seharusnya berfungsi sehingga:Tercapainya spesifikasi fungsi dan keterkaitan antar fungsiNilai lahan yang terus meningkatSkala pembangunan baru yang baik.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/26060/1/ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfSalah satu bentuk keberhasilan pembentuk place untuk desain ruang kota, adalah seperti aturan yang dikemukakan oleh Lynch (1987), meliputi :

Legibility (kejelasan)Kawasan bisa dikenali dengan cepat dan jelas mengenai distriknya, landmarknya atau jalur jalannya dan bisa langsung dilihat pola kotanya.

Sumber : http://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/PERANCANGAN-KOTA-_-OPENING.pdf

ARSITEKTUR KOTAAVRIDA PUTRI DAMAYANTI (052.11.079)ANALISIS KRITERIA&ELEMEN PERANCANGAN KOTA PADA KAWASAN SCBD SUDIRMANDOSEN : PROF. DR.-ING. IR. DEDES NUR GANDARUM, MSA

Kriteria Perancangan Kota Yang BerkualitasElemen Perancangan Kota Yang BerkualitasPedestrianBentuk dan Massa BangunanSirkulasi dan ParkirRuang TerbukaLand UseLandmarkHeritageNilai bangunan pada perancangan kota yang cocok dengan komponen rancang bangunan kota tersebut.Pada kawasan SCBD lebar pedestrian ways bervariatif. Lebar pedestrian ways bergantung dan menyesuaikan pada lebar jalan pada sisi pedestrian ways. Semakin lebar jalan (jalur kendaraan) maka semakin lebar pula pedestrian ways.

Sumber :Elemenurbandesign2.pdf Bentuk dan massa bangunan ditentukan oleh ketinggian atau besarnya bangunan, penampilan bentuk maupun konfigurasi dari massa bangunannya. Bentuk dan massa bangunan ditentukan juga oleh KDB, KLB, ketinggian bangunan, sempadan bangunan, ragam arsitektur, skala, material, warna dan sebagainya.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/26060/1/ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfRuang terbuka yang terdapat pada kawasan SCBD merupakan ruang terbuka publik domain. Yaitu, ruang terbuka yang berada di luar lingkup bangunan sehingga dapat dimanfaatkan secara umum untuk generasi sosial.

Sumber : http://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/PERANCANGAN-KOTA-_-OPENING.pdfPada kawasan SCBD bangunan yang ada kebanyakan merupakan bangunan bertingkat tinggi dengan klasifikasi fungsi perkantoran, dan mall.

Keseragaman ini akibat adanya kebijaksanaan tata guna lahan yang memberikan gambaran bagaimana kawasan tersebut seharusnya berfungsi sehingga:Tercapainya spesifikasi fungsi dan keterkaitan antar fungsiNilai lahan yang terus meningkatSkala pembangunan baru yang baik.

ARSITEKTUR KOTAAVRIDA PUTRI DAMAYANTI (052.11.079)ANALISIS KRITERIA&ELEMEN PERANCANGAN KOTA PADA KAWASAN SCBD SUDIRMANDOSEN : PROF. DR.-ING. IR. DEDES NUR GANDARUM, MSA

Kriteria Perancangan Kota Yang BerkualitasElemen Perancangan Kota Yang BerkualitasPedestrianBentuk dan Massa BangunanSirkulasi dan ParkirRuang TerbukaLand UseLandmarkHeritageKota berfungsi sebagai lokasi aktivitas penting baik yang terlindungi oleh pelingkup fisik maupun tidak.Jalur pedestrian harus memenuhi syarat :AmanRute yang mudahMudah menuju segala arah kawasan tanpa diserobot oleh fungsi lainMemiliki daya tarik, ada bangku, tempat sampah, dll.

Pedestrian ways yang ada pada kawasan SCBD hampir memenuhi persyaratan di atas, hanya saja hambatan terjadi di pedestrian ways akibat adanya penyerobotan fungsi oleh aktivitas lain yaitu PKL.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/26060/1/ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfPerancangan pola sirkulasi pada kawasan SCBD menurut Moltoch, 1991 yaitu :Sirkulasi sebagai sebuah pergerakan.Artinya, pola sirkulasi yang ada pada kawasan merupakan pandangan umum semua orang mengenai sebuah pergerakan atau perpindahan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

2. Sirkulasi sebagai sebuah mata rantai dan sistem visualArtinya, pola sirkulasi yang saling berkelanjutan sehingga membentuk hasil rancangan yang berkesinambungan.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/26060/1/ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfJalur hijau merupakan bagian dari elemen ruang terbuka hijau public. Salah satu bentuknya jalur hijau jalan. Jalur hijau jalan merupakan ruang terbuka hijau yang memanjang baik berada di sisi jalan maupun pemisah jalan. Jalur median (pemisah jalur lalu lintas) bisa berupa jalur hijau dengan lebar kurang lebih 2m.

Sumber :Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31694/6/Abstract.pdf

ARSITEKTUR KOTAAVRIDA PUTRI DAMAYANTI (052.11.079)ANALISIS KRITERIA&ELEMEN PERANCANGAN KOTA PADA KAWASAN SCBD SUDIRMANDOSEN : PROF. DR.-ING. IR. DEDES NUR GANDARUM, MSA