full report

34
PROYEK BANGUNAN AIR/ BENDUNG BOJONEGORO ABSTRAK Kondisi aliran air sungai pada saat musim hujan mempunyai debit yang sangat besar. Besaran debit yang lewat tersebut tidak ada manfaatnya bahkan sering sekali menjadi masalah baik di sepanjang alur sungai itu sendiri maupun daerah daerah sekitarnya. Sedangkan disaat saat musim kemarau alur sungai mempunyai debit yang sangat minim. Kesenjangan kondisi akibat perubahan musim tersebut perlu dilakukan pengkajian supaya besaran debit yang terjadi bisa dimanfaatkan dan tidak terjadi masalah ,sehingga ketersediaan air pada saat musim hujan tidak berkelebihan dan pada saat musim kemarau tidak berkekurangan. Salah satu pendekatan pemecahan masalah ini perlu dibuat sebuah bangunan penampung air di alur sungai bengawan solo yaitu sebuah bending.bendung tidak saja sebagai tampungan air pada saat musim hujan, tetapi dapat dimanfaatkan untuk tujuan lainnya. Tetapi dalam tahap perencanaannya perlu dilakukan studi studi yang seksama supaya didapatkan tujuan yang optimal. Perencanaan bending memerlukan berbagai jenis data,baik data primer maupun sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi- instansi terkait misalnya peta topografi dapat diperoleh dari dinas geodesi. Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran, penyelidikan dilapangan dan analisa dilaboratorium.

Upload: dtanro

Post on 26-Jun-2015

531 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Full Report

PROYEK BANGUNAN AIR/ BENDUNG BOJONEGORO

ABSTRAK

Kondisi aliran air sungai pada saat musim hujan mempunyai debit yang sangat besar. Besaran debit yang lewat tersebut tidak ada manfaatnya bahkan sering sekali menjadi masalah baik di sepanjang alur sungai itu sendiri maupun daerah daerah sekitarnya. Sedangkan disaat saat musim kemarau alur sungai mempunyai debit yang sangat minim. Kesenjangan kondisi akibat perubahan musim tersebut perlu dilakukan pengkajian supaya besaran debit yang terjadi bisa dimanfaatkan dan tidak terjadi masalah ,sehingga ketersediaan air pada saat musim hujan tidak berkelebihan dan pada saat musim kemarau tidak berkekurangan.

Salah satu pendekatan pemecahan masalah ini perlu dibuat sebuah bangunan penampung air di alur sungai bengawan solo yaitu sebuah bending.bendung tidak saja sebagai tampungan air pada saat musim hujan, tetapi dapat dimanfaatkan untuk tujuan lainnya. Tetapi dalam tahap perencanaannya perlu dilakukan studi studi yang seksama supaya didapatkan tujuan yang optimal.

Perencanaan bending memerlukan berbagai jenis data,baik data primer maupun sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait misalnya peta topografi dapat diperoleh dari dinas geodesi. Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran, penyelidikan dilapangan  dan analisa dilaboratorium.

BAB I

Page 2: Full Report

PENDAHULUAN

 

I.  LATAR BELAKANG

Sungai Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Jawa dan panjangnya kurang lebih 600 km. Dengan adanya panjang sungai ini maka dibangun bendung gerak, bendung gerak terdapat di dua daerah yaitu di daerah Plamongan dan daerah Ngawi (Panjangan). Lower Solo river improvement project dilaksanakan di aliran sungai Bengawan Solo yang dimulai di kota Cepu sebagai upstream dan berakhir di tanjung kepala sebagai downstream yang merupakan muara dari sungai Bengawan Solo.

Proyek Bojonegoro Barrage terletak di desa Padang kecamatan Trucuk, Bojonegoro dengan koordinat 110°18’ - 112°45’ BT dan 6°49’ - 8°08’ LS. Kelayakan pembangunan bendung selalu ditinjau dari berbagai aspek , baik kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, kelayakan sosial, bahkan secara politik. Sebelum seluruh kegiatan proyek dimulai aspek-aspek terpenting yang mendorong timbulnya gagasan pembangunan sebuah bendung adalah :

a. Pentingnya eksistensi bendung tersebut ditinjau dari segi-segi ekonomis maupun sosial.

b. Fungsi pokok yang akan dibebankan pada bendung.

c. Perkiraan kemampuan teknik dari bendung.

 

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan pada pembangunan Bojonegoro Barrage adalah :

a. Sebagai long storage, yaitu untuk menampung air sungai bengawan solo untuk kebutuhan penyediaan air untuk kepentingan irigasi untuk tahun mendatang terutama pada musim kering.

b. Sebagai pengendali run off air pada musim hujan agar kelebihan debit air tidak masuk pada areal sawah dan perkampungan warga.

c. Untuk memperkecil selisih ketinggian antara muka air banjir (MAB) dengan muka air normal (MAN).

d. Tempat pengendapan lumpur dan pasir (sedimen) yang terbawa air sebagai hasil erosi di daerah hulu bendung.

 

III. DATA PROYEK

Pada tugas kuliah kerja lapangan yang kami kunjungi ini adalah pembuatan bendung “Lower Solo River Improvement Project”. Dengan paket kontrak ICB Civil work for construction package Bojonegoro barrage, dan durasi waktu 1185 hari yang dimulai pada tanggal 22 Desember 2008 sampai pada tanggal 21 Maret 2012 dengan masa pemeliharaan 365 hari.

Pada proyek tersebut terdapat dua konsultan yaitu Nippon Koei da Associaties serta dua kontraktor yaitu PT. WASKITA dan ADHI JO dengan pemilik proyek adalah pejabat pembuat komitmen pengendalian banjir dan perbaikan sungai II SNVT pelaksana dan pengelolaan SDA Bengawan Solo , balai besar wilayah sungai Bengawan Solo.

Page 3: Full Report

Dengan nilai kontrak sebesar 273.808.067.147 IDR (diluar PPN) data teknik bendung memiliki :

Tipe : Barrage ( w / radial gate ).

Lebar : 140,00 m.

Tinggi : 12,70 m.

Inlet Channel : 989,00 m.

Outlet Channel : 709,00 m.

Jumlah Pintu : 7 unit ( 15,0 x 7,3 )m dan 2 unit ( 7,5 x 7,3 )m.

Luas Area : 12.697 Km².

Daya Tampung : 13 juta m³.

Selanjutnya pada pembuatan jembatan inspeksi memiliki :

Panjang : 504,00 m.

Lebar : 4,32 m.

 

IV. LINGKUP PEKERJAAN YANG DITINJAU

Lingkup pekerjaan lower Solo river improvement terdapat dua paket yaitu paket BJ-1 dan paket BJ-2. Pada paket BJ-1 pekerjaan yang dilakukan adalah :

1. General work item

2. Bojonegoro barrage (civil work), yang terdiri dari:

a. Inlet channel (L=989m)

b. Overflow weir (W=140m)

c. Outlet channel (L=497m)

d. I (14 span , L=497m)

3. Approach dyke

4. Bridge work

5. Road work

6. Building Work

7. Electrical work

8. Dyke

Dan paket pekerjaan BJ-2 yang dilakukan adalah hydro mechanical works.

BAB IIPERENCANAAN KONSTRUKSI

Page 4: Full Report

STRUKTUR BAWAH BENDUNG BOJONEGORO

Pada proyek Lower Solo River Improvement Project Bojonegoro Barrage Package BJ-1 ini,

perhitungan daya dukung tiang pancang mengacu pada referensi di bawah ini. Tiang pancang be-

rasal dari WIKA beton Indonesia dengan diameter yang ada dimulai dari diameter Ø350mm,

Ø400mm, Ø500mm, dan Ø600mm untuk bagian bendung dan jembatan inspeksi pada pilar dan

abutment. Untuk minipile dengan dimensi (200x200) mm diproduksi dari Adhimix dengan panajng

6 meter digunakan untuk bagian revetment.

STRUKTUR ATAS BENDUNG BOJONEGORO

A. Karakteristik Bendung Bendung adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan batu kali, bronjong atau beton,

yang terletak melintang pada sebuah sungai, yang berfungsi meninggikan muka air agar dapat dialirkan ke tempat-tempat yang memerlukan.

Proyek Bojonegoro Barrage merupakan proyek pembuatan bendung gerak yang perencanaannya dimulai pada tahun 2006. Lokasi bendung di atas tanah seluas tujuh hektare di Desa Padang, Kecamatan Trucuk dan seluas enam hektare di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu. Tubuh Bendung dibuat dari beton menjadikan proyek bojonegoro barrage mega proyek yang ditangani oleh joint kontraktor Adhi Karya dan Waskita dengan konsultan Nippon Koei.

Pengerjaan proyek Bojonegoro Barrage yang merupakan proyek peningkatan hilir Sungai Bengawan Solo terdiri dari 2 paket. Yaitu Bojonegoro Barrage Package BJ-1 yang terdiri dari pekerjaan konstruksi :

Inlet Channel sepanjang 989 meter Overflow Weir selebar 140 meter Outlet Channel sepanjang 769 meter Inspection Bridge Structure 14 span dengan panjang 497 meterBendung gerak Bojonegoro memiliki bentangan 504 meter, dengan jumlah tujuh buah pintu,

masing-masing pintu lebar 17,5 meter dengan tipe radial gate. Selain itu, bendung juga dilengkapi dengan dua buah pintu pengatur debit air yang masing-masing lebarnya 17,5 meter. Ia berharap bendung gerak yang memiliki panjang 1.841,752 meter, mampu menampung air sebanyak 20 juta meter kubik dan memiliki daerah tangkapan air seluas 12,467 km2.

Sedangkan pada Bojonegoro Barrage Package BJ-2 adalah pekerjaan hydro mechanical works yang melingkupi pekerjaan mekanikal pintu bending yang menggunakan pintu bendung jenis Radial Gate Automatic dengan menggunakan tenaga listrik hidro.

Keberadaan bendung gerak di Bojonegoro, bukan hanya sebagai pengendali banjir, namun sebagai penyedia air. Karena secara teknis kerja bendung gerak yakni ditutup ketika masuk musim kemarau dan airnya ditampung di badan sungai.Dan ketika musim penghujan bendung gerak dibuka untuk mengatasi banjir dan sebagai penggelontor.

Semula, rencana awal pembangunan bendung tersebut, dijadwalkan rampung pada tahun 2012. Mengingat selalu terjadi kekeringan di musim kemarau, di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro, dan sekitarnya, maka pembangunannya dipercepat dan diharapkan selesai pada tahun 2011.

Manfaat adanya bendung gerak tersebut, mampu mencukupi kebutuhan air irigasi pertanian lewat pompanisasi dengan debit 5.850 liter/detik di Kabupaten Blora seluas 665 hektare dan

Page 5: Full Report

Kabupaten Bojonegoro seluas 4.949 hektare. Bahkan bending tersebut direncanakan juga dapat mencukupi kebutuhan air industri di Blora 118 liter/detik dan Bojonegoro 961 liter/detik.

B. Data yang di gunakan Data yang di perlukan dalam perencanaan bendung adalah : a. Data Tropografi b. Data Hidrologi c. Data Morfologi d. Data Geologi e. Data Mekanika tanah f. Standar perencanaan ( PBI, PKKI, PMI,dll.) g. Data lingkungan dan Ekologi.

C. Pemilihan lokasi bendungPemilihan lokasi bendung dilakukan saat feasibility study telah memperhatikan syarat-syarat tropografi daerah yang akan diairi,topograsi lokasi bendung,keadaan hidrolisis sungai, tanah pondasi dan lain-lain dengan tujuan sebagai berikut :

a. Agar seluruh daerah yang direncanakan dapat diairi secara gravitasi.b. Tinggi bendung dari dasar sungai tidak lebih dari tujuh meter.c. Saluran induk tidak melewati trase yang sulit.d. Letak bangunan pengambilan ( intake ) harus di letakan sedemikian rupa sehingga dapat

menjamin kelancaran masuknya air.e. Sebaiknya lokasi bendung itu berada pada alur sungai yang lurus. f. Keadaan pundasi cukup baik. g. Tidak menimbulkan genangan yang luas di udik bendung,serta tanggul banjir sependek

mungkin.h. Pelaksanaan tidak sulit dan biaya pembangunan tidak mahal.

D. Menentukan Elevasi Mercu Bendung. Muka air rencana di depan pengambilan bergantung pada : a. Elevasi muka air yang di perlukan untuk irigasi (eksploitasi normal).b. Beda tinggi energi pada kantong lumpur (kalau ada) yang di perlukan untuk per-

lukan untuk membilas membilas sedimen dari kantong.c. Beda tinggi energi pada bangunan pembilas yang di sedimen dekat pintu pengambilan.untuk pada

kolam olak.

d. Beda tinggi energi yang di perlukan meredam energy.

Jadi untuk merencanakan tinggi muka air rencana, harus di pertimbangkan pula : di elevasi sawah tertinggi yang akan diairi tinggi air sawah kehilangan tinggi energi di saluran dan boks tersier kehilangan energi di bangunan sadap variasi muka air untuk eksploitasi di jaringan primer kemiringan saluran primer kehilangan energi di bangunan-bangunan pada jaringan primer : sipon, pengatur, flum, dan se-

bagainya.

Page 6: Full Report

kehilangan energi di bangunan utama.

E. Perhitungan Muka Air Banjir (MAB) di hilir Rencana Bendung. Perhitungan ini sangat penting di lakukan, oleh karena MAB hilir ini merupakan patokan

untuk merencanakan kolam olakan (perendam energi). Dengan adanya MAB ini, dapat di hitung berapa kedalaman lantai ruang olakan.

Adapun faktor utama yang harus di miliki adalah peta situasi sungai di sekitar bendung, yaitu 1 km ke udik dan 1 km ke hilir serta kearah kiri dan kanan sepanjang 0,50 km dari as rencana bendung. Kemudian profil memanjang sungai tersebut beserta profil melintangnya Setelah itu yang perlu diperhatikan pula ialah keadaan sungai itu sendiri, tipe-tipe sungai seperti berbatu, pasir, banyak pohon-pohon, berumput dan sebagainya mempunyai nilai kekasaran yang berbeda. Profil memanjang di gunakan untuk mencari kemiringan rata-rata sungai.

F. Pintu Pengendali Banjir (Flood Gate)

Floodgate merupakan pintu yang dapat diatur  yang digunakan untuk mengatur air di bendungan, sungai, maupun tanggul sungai. Alat ini juga dapat didisain untuk spillway  pada bendungan, mengatur laju aliran pada saluran, atau dapat juga didisain untuk menghentikan air sebagai bagian dari sistem tanggul. Untuk pengendalian banjir, bangunan ini juga digunakan untuk menurunkan muka air banjir pada sungai atau pada saluran air pada saat terjadinya banjir.

- Radial gates

      Radial gates adalah bagian yang dapat berputar (rotary) terdiri dari bagian berbentuk silindris. Bangunan ini dapat berputar secara vertikal maupun  horisontal. Salah satu jenisnya adalah tainter gates. Tainter gates didisain untuk mengangkat ke atas dan membiarkan air lewat di bawahnya. Bangunan ini dapat menutup sendiri berdasarkan beratnya.

                 

 

G. Pintu Pengambilan (Intake)

Page 7: Full Report

Pintu pengambilan berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk saluran dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran. Pada Bendung Bojonegoro ini panjang Inlet Chanel (intake) spanjang 989,00 meter. Tempat pengambilan bisa terdiri dari dua buah, yaitu kanan dan kiri, dan bisa juga hanya sebuah, tergantung dari letak daerah yang akan diairi. Bila tempat pengambilan dua buah menuntut adanya bangunan penguras dua buah pula. Kadang-kadang bila salah satu pengambilan debitnya kecil, maka pengambilannya lewat gorong-gorong yang di buat pada tubuh bendung. Dengan demikian kita tidak perlu membuat 2 bangunan penguras, dan cukup satu saja. Jumlah pintu pada bending bojonegoro total ada 9 unit dengan rincian:

7 unit pintu ukuran 15,0 x 7,3 meter 2 unit pintu ukuran 7,5 x 3 meter

J. Kolam Peredam Energi Bila kita membuat bendung pada aliran sungai baik pada palung maupun pada sodetan,

maka pada sebelah hilir bendung akan terjadi loncatan air. Kecepatan pada daerah itu masih tinggi, hal ini akan menimbulkan gerusan setempat (local scauring). Untuk meredam kecepatan yang tinggi itu dibuat suatu konstruksi peredam energi. Bentuk hidrolisnya adalah merupakan suatu pertemuan antara penampang miring, lengkung, dan lurus.

K. Pintu Penguras. Penguras ini berada pada sebelah kiri atau sebelah kanan bendung dan kadang-kadang ada

pada kiri dan kanan bendung. Hal ini di sebabkan letak dari pada pintu pengambilan. Bila pintu pengambilan terletak pada sebelah kiri bendung, maka penguraspun terletak pada sebelah kiri pula, begitu pula sebaliknya. Sekalipun kadang-ladang pintu pengambilan ada dua buah, mungkin saja bangunan penguras cukup satu hal ini terjadi bila salah satu pintu pengambilan lewat tubuh bendung. 1. Fungsi Pintu Penguras.

Pintu penguras ini terletak antara dinding tegak sebelah kiri atau kanan bendung dengan pilar, atau antara pilar dengan pilar. Lebar pilar antara 1,00 sampai 2,50 m tergantung kontruksi apa yang di pakai. Pintu penguras ini berfungsi untuk menguras bahan-bahan endapan yang ada pada sebelah udik pintu tersebut.

Lebar penguras di tambah dengan pilar-pilarnya 1/6 – 1/10 dari lebar total bendung ( jarak antara pangkal-pangkalnya ), untuk lebar sungai < 100 meter.

Sebaiknya di ambil 60% dari lebar total pintu pengambilan termasuk pilar-pilarnya. Pintu penguras dapat di rencanakan dengan bagian depan terbuka atau tertutup.

Pintu bagian terbuka mempunyai keuntungan-keuntungan berikut : ikut mengatur kapasitas bendung, karena air dapat mengalir melalui pintu - pintu yang tertutup se-

lama banjir. Pembuangan benda-benda terapung lebih mudah, buat dalam dua bagian dan bagian atas dapat di

turunkan.

Kelemahan-kelemahan sebagai berikut : Sedimen akan terangkut ke penguras selama banjir, hal ini bisa apabila sungai banyak

mengangkut menimbulkan masalah, apalagi bongkah. Bongkah-bongkah ini dapat menumpuk di depan pembilas dan sulit di singkirkan.

Benda-benda hanyut bisa merusak pintu. Karena debit di sungai lebih besar dari pada debit di pengambilan, maka air akan mengalir melalui

pintu penguras, dengan demikian kecepatan lebih tinggi dan membawa lebih banyak sedimen.

Sekarang kebanyakan penguras di rencanakan dengan bagian depan terbuka. Jika bongkah

Page 8: Full Report

banyak terangkut, kadang-kadang lebih menguntungkan untuk merencanakan penguras samping (Shunt Sluice ) penguras ini terletak di luar bentang bersih bendung dan tidak menjadi penghalang bila terjadi banjir.

Selain itu ada juga pintu penguras bawah ( under Sluice ). Penguras bawah ini untuk mencegah masuknya angkutan sedimen dasar dan fraksi pasir yang lebih kasar ke dalam pintu pengambilan. ”Mulut” Penguras bawah di tempatkan di hulu pengambilan di mana ujung penutup pembilas membagi air menjadi dua lapisan : lapisan atas mengalir ke pengambilan dan lapisan bawah mengalir melalui saluran penguras lewat bendung.

Untuk membilas kandungan sedimen dan agar pintu tidak tersumbat, pintu tersebut akan di buka setiap harinya selama kurang lebih 60 menit. Bila ada benda-benda hanyut mengganggu eksploitasi pintu penguras, sebaiknya di pertimbangkan untuk menbuat pintu menjadi dua bagian, sehingga bagian atas dapat di turunkan dan benda-benda hanyut dapat lewat di atasnya.L. Lantai Muka

Pada saat air terbendung maka akan terjadi perbedaan tekanan antara hilir dan udik bendung. Perbedaan ini akan menimbulkan adanya aliran di bawah bendung, lebih-lebih bila tanah dasar bersifat tiris (porous).

Aliran air ini akan menimbulkan tekanan pada butir-butir tanah dibawah bendung. Bila tekanan ini cukup besar untuk mendesak butir-butir tanah, maka lama kelamaan akan timbul penggerusan, terutama di ujung belakang bendung. Fungsi Lantai Muka

Air yang mendapat hambatan akan mencari jalan keluar melalui hambatan yang paling kecil, hambatan yang paling kecil di sini adalah pertemuan antara tanah dengan bangunan, biasanya hal ini di sebut creep line. Bila creep line ini pendek, maka hambatannya akan kecil dan tekanan yang di timbulkan oleh air itu akan besar.

Untuk memperkecil tekanan air ini, maka hambatan harus di perbesar atau di perpanjang. Cara lain adalah dengan membuat lantai muka atau juga dengan dinding vertikal (cut off wall). Pada bendung bojonegoro digunakan Gabion Mattres, dan Concrete Block sebagai pelindung dasar sungai (lantai bendung)

BAB IIIPELAKSANAAN KONSTRUKSI

Page 9: Full Report

A. Persiapan

Persiapan yang dilakukan pada proyek Bojonegoro Barrage yaitu:

1. Clearing

Melakukan pembersihan pada lahan yang hendak dilaksanaakan pekerjaan proyek.

2. Survei setting out

Survei yang dilakukan untuk menghitung dan menetapkan posisi as bangunan dsb. Dari survei

setting out ini diperoleh working drawing.

Tahapan pelaksanaan pengukuran di lapangan adalah sebagai berikut:

Alat ukur teodolit-1 dan teodolit-2 didirikan di titik-titik BM yang telah direncanakan (menggeser

ke kiri ke kanan dari as BM), dengan posisi kedudukan teropong mendatar (90°).

Bacaan sudut vertikal teodolit-1 dan teodolit-2 diset pada elevasi 2,50 meter dengan melalui perhi-

tungan pengesetan sudut vertikal.

Bacaan sudut horizontal teodolit-1 dengan acuan arah centerline jembatan diset sebesar b = 03º 59'

42" mengarah ke garis singgung tepi tiang pancang.

Bacaan sudut horizontal teodolit-2 dengan acuan terhadap arah centerline jembatan diset sebesar b

= 273º 59' 42", mengarah ke garis singgung tepi tiang pancang. Settingsinggung tepi tiang pancang.

Setting sudut a dan b untuk masing-masing titik pancang (1-36) dibuatkan dalam bentuk tabel

sesuai koordinat titik-titik rencana.

Mengarahkan ladder crane pancang yang memegang tiang pancang di atas kapal ponton ke sasaran

bidik teropong teodolit-1 dan teodolit-2. Kemudian singgungkan tepi tiang pancang (seperti gambar

ilustrasi) dengan komando dari surveyor. Apabila tepi kiri dan tepi kanan sudah tepat bersinggun-

gan, maka tiang pancang tersebut sudah berada di posisi yang tepat dan siap pancang. Cara tersebut

digunakan untuk tiang pancang tegak

Untuk tiang pancang miring dengan perbandingan sudut 1:10, ladder crane pancang diset memben-

tuk sudut 1:10 dengan menggunakan mal yang dilengkapi dengan waterpass. Tiang pancang kemu-

dian diarahkan ke arah bidikkan teropong teodolit-1 dan teodolit-2 dan disinggungkan ke tepi kiri

dan tepi kanannya hingga tepat. Apabila sudah tepat, maka tiang pancang tersebut diturunkan sesuai

kemiringan dan siap untuk dipancang. Secara prinsip dari 2 (dua) setting sudut horizontal saja sudah

cukup memadai untuk penentuan posisi secara tepat, sedang setting sudut horizontal yang ketiga,

keempat dan seterusnya hanya berfungsi sebagai control/ checking, apakah 2 (dua) setting suduthor-

izontal yang kita lakukan sudah benar atau tidak.

Dalam pelaksanaan penentuan titik-titik pancang tersebut, perlu adanya alat komunikasi, guna koor-

dinasi antara tim pengukur (surveyor) dengan tim pancang, serta operator crane. Penentuan titik-

titik BM yang dipakai untuk referensi posisi alat ukur berdiri disesuaikan dengan kondisi lapangan

dengan maksud memudahkan pengukuran dan sasaran tidak terhalang. Metoda perpotongan ke-

Page 10: Full Report

muka yang dipilih untuk penentuan posisi titik-titik pancang Jembatan Suramadu, secara teknis

memenuhi persyaratan dan tidak terlalu sulit dilaksanakan.

3. Excavation

Melakukan galian yang hendak digunakan untuk bangunan. Misal : catop.

4. Leveling concrete 10 cm

Melakukan pengecoran untuk lantai kerja dengan menggunakan concrete tipe F. (diperhitungkan 10

mm untuk satlement).

Pada tahap ini juga dilakukan pengalihan air (watering). Air dialirkan melalui 4 sampit.

B. Pekerjaan struktur bawah

Pondasi menggunakan tiang pancang sebanyak 3400 lubang. Kedalaman tiang pancang berbeda-

beda, sesuai dengan design yang sudah diperhitungkan dengan memperhitungkan beban struktur

atasnya dan kondisi tanah, daya dukung tanah, satlement dsb.

Alat-alat yang dibutuhkan untuk pemancangan pada proyek Bojonegoro Barrage antara lain :

- 2 theodolit

- 1 crane

- 1 hammer ( 35 ton dan 45 ton )

Kedalaman pemancangan dilihat dari pantulan alat pemancangan.

Pemancangan menggunakan sistem sambung las. Misalnya dalam pemancangan 20m, maka 12m

dipancang dahulu baru disambung 8m dengan mengelas lapisan baja yang ada di ujungnya.

Pemancangan Tahap Awal dan Pemancangan Selanjutnya

Pondasi yang digunakan untuk causeway adalah tiang pancang baja dengan diameter 600 mm

dengan spesifkasi sesuai dengan ASTM A252 Grade 2. Panjang masing-masing pipa 12 m, dengan

kedalaman pemancangan rata-rata untuk Sisi Surabaya sekitar 25 m dan sisi Madura 33 m.

Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang ini meliputi pekerjaan pemancangan, pengisian pasir,

pengisian beton tanpa tulangan dan pengisian beton dengan tulangan. Kedalaman dari masing-

masing pengisian ini didasarkan atas kondisi daya dukung tanah dan penggerusan tanah (scouring).

Saat pelaksanaan 2003-2004, pemancangan di tahap awal dilakukan dengan memanfaatkan jalan

kerja yang dibuat dengan menimbun, yaitu di Abutment (A0), Pilar 1-5 untuk sisi Surabaya.

Sementara di sisi Madura di Abutment (A102), dan Pilar 101 sampai dengan pilar 96. Untuk pilar

selanjutnya pekerjaan pemancangan dilaksanakan dengan menggunakan ponton pancang.

Page 11: Full Report

Persiapan

Hal penting yang harus diperhatikan adalah monitoring stok tiang pancang pipa baja yang sudah di-

coating, sesuai kebutuhan untuk menjaga kontinuitas pekerjaan pemancangan. Selanjutnya adalah

pemindahan stok pipa ke tepi pantai sesuai dengan kebutuhan. Peralatan yang digunakan untuk

pemindahan ini adalah crane service 25 ton dan truk trailer harus sudah dipersiapkan di posisi yang

telah ditentukan. Kemudian crane ditempatkan di titik yang ditentukan dan dikontrol dengan

teropong teodolit.

Metode Pelaksanaan Pemancangan

Ponton service ditarik boat mendekati stok tiang pancang yang telah diposisikan di dekat pantai.

Dengan bantuan crane, tiang pancang diletakkan di atas ponton service untuk dibawa menuju

pontoon pancang.

Tahapan selanjutnya adalah pengukuran posisi dengan mengunakan teodolit (lihat penjelasan

metoda pengukuran). Lalu mengarahkan leader crane pancang yang memegang tiang pancang di

atas kapal ponton ke sasaran bidik teropong yang telah disetting dengan komando dari surveyor.

Apabila sudah sesuai dengan posisi yang diinginkan, maka tiang pancang sudah siap untuk

dipancang.

Untuk tiang pancang dengan kondisi miring (sudut 1:10) maka dibuat perbandingan dengan

menggunakan mal yang dilengkapi dengan waterpass. Apabila sudah tepat maka tiang pancang di

turunkan sesuai dengan kemiringannya dan siap untuk dipancang.

Pelaksanaan pemancangan disesuaikan dengan nomor urut dengan pengondisian ponton, alat ukur,

dan crane pancang. Dan setelah dilakukan kalendering (10 pukulan terakhir maksimal sebesar 2,5

cm) maka pemancangan dihentikan.

Selanjutnya tiang pancang yang elevasinya tidak sama dipotong dengan menggunakan alat las,

setelah terlebih dahulu diukur dengan menggunakan teodolit.

Page 12: Full Report

Pengisian Pasir

Pengisian pasir dilakukan dengan menggunakan ponton 120 ft, yang mampu menampung pasir 200

m3 sesuai dengan kebutuhan satu pile cap serta excavator PC 200 dengan kapasitas ± 67 m3/ jam.

Dump truck mengambil pasir pada stok area dengan bantuan excavator. Selanjutnya dump truck

yang telah berisi pasir menuju dermaga dan menuangkan pasir. Diatas pontoon diposisikan sebuah

excavator untuk memindahkan pasir dari dermaga ke ponton. Untuk pengisian pasir dipasang tremi

di ujung tiang pancang, dan excavator mengisi pasir ke dalam tiang pancang dengan bantuan tremi.

Selanjutnya dilakukan pengukuran kedalaman tiang pancang dengan menggunakan tali yang

ujungnya diberi pemberat dan diukur dengan meteran, agar bisa mencapai kedalaman rencana dari

pasir pada tiang pancang.

Pengisian beton

Besi isian pancang dipersiapkan di stockyard. Stok besi diangkut dengan truk menggunakan

bantuan crane menuju dermaga dan dinaikkan ke atas ponton. Besi isian dimasukan ke tiang

pancang dengan bantuan crane. Untuk mengantisipasi agar tulangan besi tersebut tidak jatuh, maka

pada ujung tulangan dimasuki besi melintang yang panjangnya lebih dari diameter pipa pancang.

Selanjutnya truk mixer dari batching plan menuju ke pompa pengecoran (concrete pump).

Pengecoran dilakukan dengan concrete pump yang dilengkapi dengan belalai untuk memasukkan

beton ke tiang pancang.

Page 13: Full Report

Metode Penentuan Posisi (Stakeout) Tiang Pancang di Laut

Secara prinsip Metoda Perpotongan Kemuka yang digunakan untuk Sisi Surabaya dan Sisi Madura diuraikan sebagai berikut:Titik-titik tempat alat ukur digeser ke kiri atau ke kanan dari as BM sejauh setengah diameter pipa pancang (300 mm), disesuaikan dengan posisi tepi tiang pancang yang akan dibidik. Untuk memudahkan pelaksanaan, bagian tiang pancang yang di-stake-out atau dibidik adalah tepi tiang pancang, bukan bagian tengahnya.

C. Pekerjaan struktur atas

Pekerjaan struktur atas pada Bendung Bojonegoro meliputi :

A. Temporary CofferdamDengan data teknis :Embankment atau tanggul elv. + 20.00SSP U2 elv. + 20.00SPP U4 elv. +12.00 Bendung Bojonegoro ( Bojonegoro Barrage ) ini merupakan proyek tahunan, sehingga dalam pengerjaannya tidak bias langsung membuat bendung utama ( main weir ), dikarenakan aliran air dari sungai Bengawan Solo. Maka terlebih dahulu harus dibuat bangunan pengelak sementara (tem-porary cofferdam ) terlebih dahulu, supaya air tadi dapat dielakkan masuk ke saluran pengelak,. Dengan adanya saluran pengelak tersebut aliran air tadi tidak mengalir ke daerah bendung utama se-hingga tidak mengganggu jalannya pelaksanaan konstruksinya.

B. Barrage Barrage ini terdiri dari 3 komponen struktur utama yaitu :1. Weir gate and pier2. Abutment3. ApronTipe : barrage ( w / radial gate )Lebar : 140 mTinggi : 12.70 mInlet Channel : 989.00 mOutlet Channel : 709.00 mJumlah pintu : 7 unit ( 15.0 x 7.3 ) m

2 unit ( 7.5 x 7.3 ) mLuas Area : 12697 km2Daya Tampung : 13 juta m3Tiang pancang main weir memiliki kedalaman 15 m sedangkan untuk bagian apron (baik di bagian up stream maupun down stream) memiliki kedalaman tiang pancang 12 m.Sedangkan untuk diameter pier nya adalah 2,4 m.Pile cap sekaligus berfungsi sebagai dasar bendung memiliki tinggi / kedalaman 3 m. Dan dalam proses konstruksinya dilakukan sebanyak tiga tahap pengecoran, untuk masing masing lapis memiliki tebal 1 m.Pengecoran pilar dilakukan per layer tiap 1 m dengan bantuan bekisting dan scafholding. Pengecoran semua pilar dilakukan secara terus menerus sampai dengan ketinggian tertentu dimana tempat perletakan balok as pintu radial berada.Setelah pengecoran pilar sampai batas as pintu radial selesai, dilakukan setting as radial gate dan memasang instrument perlengkapannya.

Page 14: Full Report

Kemudian setelah as gate terpasang , pengecoran pilar diteruskan sampai elevasi rencana yang direncanakan.Saat melakukan pengecoran, pada setiap lapisnya, dilakukan control terhadap koordinat tiap-tiap titiknya baik axis ordinat maupun elevasinya dengan bantuan alat teodolite.Pada Appron baik pada pada bagian hulu maupun hilir menggunakan beton bertulang dengan ketebalan 3m yang dicor per lapis masing-masing setebal 1m. Elevasi apron lebih rendah 0.5 m dari dasar bendung ( weir ).

C. Riverbank ProtectionTerdiri dari :

- Wet cobble masonry- Concrete frame- Concrete facing

Jadi, Riverbank Protection dapat berupa :- Dengan pasangan batu kali dengan perkuatan frame beton bertulang yang terdiri dari 2 trap den-

gan slope 1 : 2 - Pada bagian yang dekat dengan bendung utama dimana arus masih deras digunakan lapisan

beton bertulang.

D. Riverbed Protection Pelindung dasar sungai ini terdiri dari :1. Gabion Mattress 2. Concrete Block ( balok – balok beton )Pada bagian hulu ( up stream ) dan hilir ( down stream ) setelah apron terdapat bangunan riverbed protection atau bangunan pelindung dasar sungai yang berupa concrete block sepanjang 20 m. Balok beton ini di cor di tempat ( in situ ) dan pada setiap balok dihubungkan dengan balok lainnya dengan 4 buah tulangan pada tiap sisinya dengan diameter 20 mm.Untuk sub base pada bagian concrete block berupa material random yang dipadatkan dengan ketebalan 60 cm. Kemudian, pada bagian atas sub base dilapisi dengan lapisan geotextile. Selain itu, pada rongga-rongga concrete block diisi dengan material batuan ( rock ).Selain itu, riverbed protection terbuat dari batu bronjong sepanjang 16 dengan sub base berupa tanah yang telah dipadatkan.

E. Dyke ( Tanggul )Tanggul ini berupa embankment sampai dengan elevasi + 20.00 m

F. Inspection Bridge ( Jembatan Inspeksi )Jembatan inspeksi ini memiliki data teknis sbb :Panjang : 504,00 mLebar : 4,32 mJembatan ini nantinya akan menghubungkan antara desa Padang dan desa Ringin Rejo.

D. Pekerjaan tanah

Metode yang digunakan dalam pembangunan Bendung Bojonegoro adalah dengan membuat bendung di luar sungai ( sejenis teknik sudetan )Adapun caranya adalah :

- Membuat tanggul sementara di sekitar lokasi proyek.

Page 15: Full Report

- Memasang steel sheet pile tipe V-2 di sekeliling proyek untuk mencegah aliran air tanah masuk ke dalam area proyek dan sekaligus untuk melindungi air tanah di sekitar proyek agar tidak mengalami penurunan muka air tanah.

- Menggali tanah dan dan membuangnya ke disposal area ( daerah buangan material )- Kualitas tanah di lokasi proyek kurang bagus sehingga tidak dapat dimanfaatkan.- Untuk dewatering, dilakukan dengan membuat saluran-saluran kecil yang bermuara pada suatu ko-

lam ( pond ) untuk kemudian dipompa ke luar area proyek.

E. Maintenance

Untuk pengelolaan dan pengoperasian Bojonegoro Barrage adalah:- pemeliharaan rutin- monitoring sedimentasi- mengadakan langkah persuasive terhadap kepala daerah untuk menjaga kualitas air dan efisiensi di

bidang irigasi

BAB IVMANAJEMEN KONSTRUKSI

Proyek BOJONEGORO BARRAGE PACKAGE BJ-01 Dalam time schedule memiliki jadwal

Page 16: Full Report

masa pelaksanaan antara Desember 2009 sampai dengan Maret 2012.Adapun pekerjaan Bangunan yang akan dibuat dalam proyek BOJONEGORO BARRAGE PACKAGE BJ-01 adalah sebagai berikut :

A. Temporary Cofferdam Meliputi : Embankment + 20.00

: SSP U2 elv + 20.00: SSP U4 elv + 20.00

B. BarrageMeliputi : Weir Gate and pier

: Abutment: Apron

C. Riverbank ProtectionMeliputi : Wet Cobble Masonry

: Concrete Frame: Concrete Facing

D. Riverbed ProtectionMeliputi : Gabion Matters

: Concrete BlockE. Dyke

Meliputi : Embankment Until Elevation + 20.00F. Inspection BridgeG. Sebagai penghubung antara desa padang dan Ringin Rejo

Adapun pihak-pihak yang memiliki kerja sama terkait dalam pelaksanaan proyek BOJONEGORO BARRAGE PACKAGE BJ-01 adalah :

1. Pemilik Proyek : Pejabat Pembuat Komitmen Pengendalian Banjir dan Perbaikan Sungai II SNVT Pelaksana dan Pengelolaan SDA Bengawan Solo, Balai Besar Wilayah Sungai Ben-gawan Solo.

2. Konsultan : Nippon Koei & Associates3. Kontraktor : PT WASKITA dan PT ADHIKARYA

Dalam pelaksanaanya ada 2 kontraktor yang bekerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan ini , yaitu PT WASKITA dan PT ADHIKARYA. Dalam pelaksanaanya PT WASKITA mengerjakan bangunan Upstream (Bangu-nan Atas ) , Sedang PT ADHIKARYA mengerjakan bangunan downstream ( Bangunan Bawah ).Untuk memperoleh masa waktu yang tepat dalam pekerjaan ini maka dalam pelaksanaanya selalu dimoni -tor melalui Kurva S dan Time Schedule, sehingga dapat dilihat progress yang terjadi di lapangan dan akan dibandingkan dengan jadwal perencanaan apakah sudah sesuai atau belum.Pada saat pelaksanaan KKl Pro-gres yang dicapai adalah 62%, sedangkan dalam waktu rencana tertera angka 49,232%. Ini berarti kondisi positif dimana pekerjaan yang terlaksana melebihi target sampai dengan hari itu.Menurut kontraktor hal ini dapat terjadi akibat penambahan alat dan sumberdaya terutama dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dan bekisting yang memicu progres tinggi. Faktor cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan suatu proyek, jadi pada saat musim panas pekerjaan yang terlaksana harus seoptimal mungkin. Setiap seminggu sekali pihak konsultan dan kontraktor masing-masing melakukan evaluasi target sehingga pekerjaan dan waktu termanage dengan baik.

Adapun Struktur Organisasi dalam pelaksanaan proyek BOJONEGORO BARRAGE PACKAGE BJ-01 adalah se-bagai berikut.1.Management Commite : Ir . Desy Arryani, MM.

Page 17: Full Report

2.Deputy Of Management Commite : Ir . Hartiyoso, MM.3.Project Manager : Ir . Anugriyanto4.Deputy Project Manager : Ir . Suroso5.Technical Manager : Ir . Susetyo R

5.1. Co. Technical Manager : Nuryono5.2. Contract ADM : Ujang Muhammad Aziz5.3. Planning & Method : 1. Oka Chandra S.

: 2. Arief Rahardian S.5.4. Surveyor : I Kt Alit D. P.ST5.5.Draftman : Nurkholik, Ahmad taufik, Nurkholis, Zaurahman.5.6.Quantity Surveyor : Handoko, Choirul5.7. Quality Control : Setiadi, Dwi nuryanto

6. Administration Manager : Ir . Ronny N7. Site Manager :

7.1. Site Manager 1 : I Made Pastana . ST7.1.1. Supervisor : 1.Purwito

: 2. Zaenal Sujana: 3. Arief Budi Wibowo

7.2. Site Manager 2 : M.Cholil .ST7.2.1. Supervisor : 1. Juwari

: 2. Suprapto: 3. Iryoko

8. Quality Assurance : Rasmin, Sugeng9. Logistic / Equipment : Turman

BAB VSISTEM PENGENDALIAN PROYEK

A. Evaluasi

Page 18: Full Report

Pada tahap awal pembangunan akan dikerjakan pondasi bendung gerak, badan bendung,Dan dilanjutkan pemasangan pintu baja.

Untuk pengerjaan teknis bangunan dikerjakan tahun ini . Sementara tanah yang akan dimanfaatkan untuk tempat pondasi bendung gerak di Desa Padang, Kecamatan Trucuk, seluas 7 hektare dan di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu sekitar 6 hektare sudah dibebaskan. "Prinsip bendung gerak di Bojonegoro, sama dengan bendung gerak yang sekarang ada di Babat, Lamongan. Pintu bendung gerak ditutup ketika masuk musim kemarau dan airnya ditampung di badan sungai diatasnya. Persediaan air di tampungan memanjang (long storage) badan sungai Bengawan Solo debitnya bisa mencapai 13 juta meter kubik. Selanjutnya air di dalam tampungan itu, dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air baku, mulai air industri, rumah tangga dan pertanian.

Mengelola air baku Bengawan Solo lebih efektif dengan membangun bendung gerak dibandingkan dengan membangun waduk penampung air. Alasannya, membangun waduk penampung air cenderung memunculkan masalah sosial, terutama untuk pembebasan tanah.

Memunculkan masalah sosial di dalam pembebasan tanah. Karena harus membebaskan tanah dan  memindahkan warga di kecamatan Ngraho (Bojonegoro) dan Cepu, Blora, Jawa Tengah. ''Termasuk sebuah lapangan terbang di Kapuan, Cepu.”

Di lain pihak membangun waduk di daerah hilir membutuhkan luas areal genangan yang cukup luas karena topografis tanah di daerah hilir Jawa Timur tanahnya tidak curam. Dengan demikian,membangun bendung gerak dianggap yang paling realistis, sebab selain tidak banyak membebaskan tanah juga memanfaatkan badan sungai sebagai tampungan air. ''Kalau detail bangunan Bendung Gerak di Bojonegoro, memiliki luas bentangan 504 m, dengan jumlah tujuh buah pintu, masing-masing pintu lebarnya 17,5 m dengan tipe radial gate. Selain itu juga dilengkapi dengan dua buah pintu pengatur debit masing-masing lebarnya 17,5 m.”

Bendung gerak yang memiliki panjang 1.841,752 m mampu menampung air sebanyak 13 juta meter kubik dan memiliki daerah tangkapan air seluas 12,467 km2. Manfaat adanya bendung gerak tersebut, mampu mencukupi kebutuhan air irigasi pertanian lewat pompanisasi dengan debit 5.850 liter/detik di Kabupaten Blora seluas 665 ha dan Kabupaten Bojonegoro seluas 4.949 ha. Selain itu, juga bisa mencukupi kebutuhan air industri di Blora 118 liter/detik dan Bojonegoro 961 liter/detik. "Air di dalam tampungan itulah yang nantinya dikembangkan untuk kebutuhan air baku, tidak hanya industri.”

B. Monitoring

KalenderingSebuah catatan yang detil dan akurat tentang pemancangan harus disimpan oleh Direksi

Pu : Kapasitas daya dukung batas (ton)

Pu = {ef.WH / [S + (C1 + C2 + C3)/2]} x { [W + n^2.Wp] / [W + P]}

Pekerjaan dan Kontraktor harus membantu Direksi Pekerjaan dalam menyimpan catatan ini yang meliputi berikut ini : jumlah tiang pancang, posisi, jenis, ukuran, panjang aktual, tanggal pemancangan, panjang dalam pondasi telapak, penetrasi pada saat penumbukan terakhir, enerji pukulan palu, panjang perpanjangan, panjang pemotongan dan panjang akhir yang dapat dibayar.

Page 19: Full Report

Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang PancangKapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan menggunakan rumus dinamis (Hiley). Kon-traktor dapat mengajukan rumus lain untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Pa : Kapasitas daya dukung yang diijinkan (ton)ef : Efisiensi paluef = 1,00 untuk palu dieselef = 0,75 untuk palu yang dijatuhkan dengan tali dan gesekan katrolW : Berat palu atau ram (ton)W : Berat tiang pancang (ton)n : Koefisien restitusin = 0,25 untuk tiang pancang betonH : Tinggi jatuh palu (m)H = 2 H’ untuk palu diesel (H’ = tinggi jatuh ram)S : Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau “set” (m)C1 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk kepala tiang dan pur (m)C2 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk deformasi elastis dari batang tiang pancang (m)C3 : Tekanan sementara yang diijinkan untuk gempa pada lapangan (m)N : Faktor Keamanan

C. P enanganan M asalah yang M enyebabkan K eterlambatan P royek

Pembangunan bendung gerak di Bojonegoro, Jawa Timur, yang diperkirakan menelan biaya Rp350 miliar dari APBN 2009 dan ditambah juga dana Rp 10,3 miliar untuk ganti rugi pembebasan lahan, yang sumbernya berasal dari anggaran pendapatan daerah Bojonegoro dan jawa timur dan dibangun di atas lahan seluas 33 hektare, berlokasi di Desa Mori dan Padang, Kecamatan Trucuk, dan Desa Ringinrejo, Kecamatan Kalitidu. Panjang bendungan sekitar 1,7 kilometer dan lebar sekitar 600 meter, membentang antara Kecamatan Trucuk dan Kalitidu. Menurut data BPSDA, Bendung Gerak bisa menampung sekitar 40 juta meter kubik air pada musim hujan serta mengatur air yang menuju Kota Bojonegoro. Sedangkan pada musim kemarau, simpanan airnya bisa mengairi sawah sekitar 600 hektare lebih. Dan dijadwalkan selesai pada tahun 2011 sehingga dapat langsung dimanfaatkan sebagai penyedia air bagi pengairan persawahan maupun juga oleh industri di kawasan kabupaten Bojonegoro dan juga kabupaten Blora.

Dalam pembangunan bendung gerak Bojonegoro ini juga mengalami hambatan-hambatan yang jika tidak diatasi akan berakibat terlambatnya pembangunan bendung gerak dan juga akan menyebabkan membengkaknya biaya yang dikeluarkan. Maka diperlukan perancanaan yang matang dalam setiap hal pembangunan bendung gerak ini sehingga dalam pelaksanaan konstruksi bendung gerak ini dapat berlangsung dengan cepat dan tepat. Namun tidak semua rencana yang dibuat dapat terlaksana dengan baik, terkadang ada suatu masalah yang dapat muncul dalam proses

Page 20: Full Report

pembangunan yang tidak dapat diduga pada saat proses perencanaan, misalnya saja dalam hal pembebasan lahan maupun cuaca di lapangan yang dapat menghambat proses pembangunan. Maka dari itu pada saat proses perencanaan haruslah melihat segala aspek yang dapat menjadi masalah dalam proses pembangunan dan jika muncul masalah pada saat pembangunan maka setiap masalah yang ditemui harus cepat diatasi dengan cara yang tepat dan aman.

Dalam Kuliah Kerja Lapangan Teknik Sipil tahun 2010 ini, kami mendapat kesempatan untuk meninjau proses pembangunan bendung gerak Bojonegoro yang masih dalam proses konstruksi pintu air dan juga concrete block bendung, dan juga mendengarkan penjelasan dari pihak kontraktor yaitu Adhi Karya dan Waskita Karya dalam proses konstruksi bendung gerak ini. Dalam proses perencanaan proyek bendung gerak Bojonegoro dijadwalkan selesai sesuai jadwal yaitu tahun 2011, hingga saat kami tinjau, proyek ini masih dalam jadwal sesuai rencana. Untuk dapat selesai dengan cepat maka segala hal harus direncanakan dengan sangat baik sampai sedetail mungkin, mulai dari letak lokasi bendung, desain bendung gerak dapat dilaksanakan dengan mudah di lapangan, akses jalan menuju ke lokasi proyek, pembebasan lahan yang tuntas, sosialisasi dengan masyarakat sekitar, lokasi penyedia alat dan bahan yang dekat, lancarnya pasokan bahan untuk proyek, kesejahteraan dan keselamatan pekerja, dan ketersediaan dana proyek yang terjamin hingga akhir proyek. Semua ini harus direncanakan dengan baik, sehingga dalam proses pelaksanaan tidak muncul masalah-masalah yang dapat menghambat penyelesaian proyek bendung gerak ini.

Dari hasil wawancara kami dalam hal penanganan masalah yang muncul dalam proyek pembangunan bendung gerak Bojonegoro sehingga dapat menyebabkan keterlambatan dari yang sudah dijadwalkan, dijelaskan bahwa segala hal telah diperhatikan dalam proses perencanaan baik oleh pemilik proyek yaitu pemerintah, konsultan perencana yaitu dari pihak asing maupun oleh kontraktor pelaksana yaitu Adhi karya dan Wakita karya yang bekerja sama dalam penyelesaian bendung gerak Bojonegoro ini sehingga dapat dilaksanakan proses konstruksinya sesuai dengan jadwal rencana. Namun dalam proses pembangunan bendung gerak Bojonegoro ini tetap terjadi masalah-masalah yang jika dibiarkan dapat menghambat proses pembangunan secara keseluruhan, oleh sebab itu harus ditangani dengan cepat dan tepat meskipun dapat merubah apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Berikut ini adalah masalah yang terjadi dalam proyek pembangunan bendung gerak Bojonegoro dan cara penangannya :

1. Pembebasan Lahan Warga yang Terkena Proyek

Bendung gerak Bojonegoro yang direncanakan dibangun di desa Padang ini terdapat lahan warga yang sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian maupun perkebunan. Meskipun sudah disediakan uang pengganti untuk warga sebagai pengganti tanah, namun ada juga dari warga yang tidak sepakat dalam harga jual tanah yang ditawarkan oleh pemerintah sehingga ada sebagian warga yang tetap mempertahankan lahannya. Dikatakan ada warga yang mempertahankan lahan perkebunan jati yang tidak mau menjual tanah yang ditawarkan oleh pemerintah, warga tersebut meminta harga yang sangat tinggi untuk tanah dan juga hasil kebunnya yang juga memberatkan pemerintah untuk membebaskan lahannya. Jika masalah ini dibiarkan maka pembangunan proyek tidak dapat selesai dilaksanakan hingga seluruh lahan warga dibebaskan dan menyebabkan keterlambatan.

Dijelaskan bahwa dalam menyelesaikan perselisihan ini digunakan bantuan dari notaris untuk menghitung harga yang paling sesuai dan diterima oleh kedua belah pihak sehingga cepat terselesaikan dengan baik dan damai. Dengan demikian pembebasan lahan tidak memakan waktu yang banyak dan menghambat proses pembangunan bendung gerak ini.

Page 21: Full Report

2. Cuaca yang Dapat Menghambat Pembangunan Proyek

Cuaca yang sering berubah-ubah dan tidak diprediksi dapat menggangu proses pemban-gunan proyek di suatu lokasi. Seringnya terjadi hujan secara tiba-tiba yang dapat menggenangi lokasi proyek sehingga lokasi tersebut tidak dapat dikerjakan dengan baik dan menyebabkan keterlambatan dari jadwal yang sudah direncanakan. Dijelaskan bahwa pada musim penghujan lokasi proyek bendung gerak ini sering tergenang bahkan sampai setinggi betis, hal ini jika dibiarkan maka pembangunan tidak dapat dilak-sanakan dan harus menunggu air tersebut surut terlebih dahulu.

Untuk itu air hujan tidak boleh menggenangi lokasi proyek sehingga air harus dikelu-arkan dari lokasi, yaitu dengan cara memompa air keluar dengan menyediakan pompa dengan kapasitas besar dan dengan jumlah yang cukup untuk tetap menjaga lokasi proyek tetap bersih dari genangan air sehingga proses pembangunan dapat berjalan seperti pada saat musim kering.

3. Kondisi Tanah yang Berupa Pasir dan Clay

Kondisi tanah pada lokasi proyek yang terletak di sekitar Bengawan Solo yang berupa pasir dan juga clay yang rawan untuk bergerak, dalam kondisi tanah yang seperti ini jika tidak diperhatikan dalam proses perencanaan konstruksi bendung maka dapat berakibat fatal hingga robohnya konstruksi diatasnya dan selain menghambat penyelesaian proyek juga berbahaya bagi msyarakat maupun pekerjadi sekitar lokasi proyek tersebut. Dije-laskan bahwa tidak cermatnya dalam memperhatikan kondisi tanah berakibat kekuatan bangunan yang tidak sesuai dengan rencana pada saat pengetesan bangunan.

Untuk mengatasi hal ini, maka dilakukan pengetesan terhadap struktur tanah dan juga perilaku tanah tersebut di berbagai lokasi proyek secara keseluruhan, sehingga didapat data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Dan dalam perhitungan kedalaman pondasi maupun besarnya harus diperitungkan secara matang dan tidak boleh ada ke-salahan perhitungan.

4. Elevasi Air Tanah yang Dekat dengan Elevasi Lokasi Proyek

Kondisi air tanah di lokasi proyek yang terletak sangat dekat dengan elevasi bendung menyebabkan air tanah meluap keluar secara terus menerus ke lokasi proyek, jika ini dibiarkan maka pelaksanaan konstruksi bendung dapat terkendala dan dapat menyebabkan keterlambatan dalam proses pembangunan proyek bendung gerak yang harus bersih dari air genangan.

Oleh sebab itu, elevasi air tanah harus diturunkan sepanjang lokasi proyek dengan cara menurunkan muka air tanah dengan pipa yan dialirkan melewati elevasi dasar bendung sehingga tidak ada air tanah yang meluap ke lokasi proyek dan pekerjaan konstruksi dapat berjalan dengan lancar.

5. Keselamatan dan Kesejahteraan Pekerja

Dalam proses konstruksi bendung gerak ini merupakan pekerjaan yang berbahaya jika tidak diperhatikan keselamaran pekerjanya, karena konstruksi bendung yang besar dengan ketinggian yang besar pula maka akan berbahaya jika ada pekerja yang terjatuh, selain itu juga terdapat bahaya akibat listrik dan jika terjadi bencana secara tiba-tiba misalnya saja gempa bumi maupun banjir besar. Seperti yang disebutkan dalam proses

Page 22: Full Report

konstruksi tidak menutup kemungkinan pekerja jatuh dari atas pilar akibat tergelincir, dan kejatuhan bahan-bahan konstruksi yang berakibat fatal, kejadian tersebut terjadi pada proyek bendung gerak Bojonegoro ini.

Untuk menghindari hal tersebut maka para pekerja diwajibkan untuk memakai perlengkapan standar kerja seperti helm, sepatu dan rompi pengaman selama dalam lokasi proyek, dan pekerja yang bekerja pada ketinggian maka pekerja harus memakai tali pengaman dan juga jika turun hujan besar harus berhenti, karena dapat saja tersambar petir. Semua prosedur ini harus dilaksanakan dengan baik oleh semua pekerja.

Dan juga harus diperhatikan kesejahteraan dari seluruh pekerja di proyek, sehingga tidak adanya pekerja yang menolak untuk bekerja, karena jika pekerja mogok untuk bekerja dapat menyebabkan berhentinya kegiatan proyek dan menyebabkan terlambatnya proyek dari waktu yang direncanakan. Maka kesejahteraan pekerja harus diperhatikan dengan baik yaitu upah yang sesuai dan dibayarkan tepat waktu sehingga pekerja dapat bekerja lebih baik lagi.

Dengan demikian proyek bendung gerak Bojonegoro dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan dan juga tidak terjadinya pembengkakan dana untuk menyelesaikan bendung gerak ini. Untuk itu pengawasan haruslah selalu dilaksanakan selama proyek sehingga berjalan dengan baik dan sesuai rencana.

Page 23: Full Report

BAB VIPERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan kunjungan lapangan pada proyek Bojonegoro Barrage, kami mengetahui beberapa

permasalahan yang ada, yaitu :

1. Rembesan air

Masalah utama dalam pelaksanaan proyek Barrage Bojonegoro adalah masalah pengeringan air atau

kita kenal dengan istilah dewatering.

Dewatering berfungsi untuk mengalihkan dan mengeringkan air dari lokasi proyek, sehingga proyek

dapat terlaksana dengan baik.

Pada proyek Barrage Bojonegoro, elevasi bangunan berada di bawah elevasi dasar sungai, sehingga

proyek rawan aka rembesan air.

Maka dibangun tanggul serta empat buah sumur berikut pompanya. Tanggul di sini berfungsi untuk

menjaga agar air sungai tidak meluap ke daerah proyek. Sedangkan sumur mencegah adanya

rembesan yang mengarah ke proyek. Air rembesan akan ditampung di dalam sumur, kemudian

dengan pompa submerseable akan dipompa keluar. Dengan demikian, rembesan air yang ada bisa

diminimalisir.

Selain itu, juga dilakukan pemasangan turap baja di sekitar lokasi proyek untuk menahan rembesan

air.

2. Cuaca

Kendala lain yang dihadapi proyek adalah masalah cuaca, yang merupakan kendala alam yang

sudah umum dijumpai pada proyek.

Bila pengecoran terpaksa dilaksanakaan pada saat hujan, maka digunakan terpal sebagai penutup.

Selain itu digunakan lapisan curing compoun untuk melapisi beton.

3. Pengiriman barang dan material

Mengenai pengiriman barang dan material tidak mengalami kendala. Barang dapat tersedia sesuai

Page 24: Full Report

jadwal yang ada sehingga proyek tidak mengalami keterlambatan.

Untuk material pylon atau tiang pancang sudah tersedia sebelum proyek dimulai, sehingga tidak

mengalami masalah.

Sedangkan untuk material beton juga tidak mengalami kendala, karena Batching Plant berlokasi

dekat dengan lokasi proyek.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proyek Barrage Bojonegoro mengalami beberapa

kendala, namun kendala tersebut masih bisa diatasi dengan baik.

Page 25: Full Report

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan1. Pengerjaan proyek Bojonegoro Barrage terdiri dari 2 paket, Bojonegoro Barrage Pack-

age BJ-1 yang terdiri dari pekerjaan konstruksi Inlet Channel, Overflow Weir, Outlet Channel, Inspection Bridge Structure 14 span; dan Bojonegoro Barrage Package BJ-2 yang merupakan pekerjaan hydro mechanical works yang melingkupi pekerjaan mekanikal pintu bending yang menggunakan pintu bendung jenis Radial Gate Auto-matic dengan menggunakan tenaga listrik hidro.

2. Keberadaan bendung gerak di Bojonegoro, bukan hanya sebagai pengendali banjir, na-mun sebagai penyedia air. Karena secara teknis kerja bendung gerak yakni ditutup ketika masuk musim kemarau dan airnya ditampung di badan sungai. Dan ketika musim penghujan bendung gerak dibuka untuk mengatasi banjir dan sebagai penggelontor.

3. Untuk struktur bawah digunakan tiang pancang berasal dari WIKA beton Indone-sia dengan diameter yang ada dimulai dari diameter Ø350mm, Ø400mm, Ø500mm, dan Ø600mm untuk bagian bendung dan jembatan inspeksi pada pilar dan abutment. Untuk minipile dengan dimensi (200x200) mm diproduksi dari Adhimix dengan panjang 6 meter digunakan untuk bagian revetment.

4. Permasalahan yang berhasil ditinjauB. Saran

1.