a.0. ustek - usulan teknis.pdf

Upload: wenalux-furniture

Post on 06-Jul-2018

290 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    1/233

     

    BAB

    DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN

    1.1 Sejarah Perusahaan

    Latar belakang perusahaan PT. SAE CITRA ENDAH didirikan pada tahun 1997

    dengan landasan pendirian adalah Akte Pendirian Perseroan Terbatas Notaris

    Suryana, S.H, No. 50 tanggal 9 Juli 1997

    dengan alamat perusahaan di Tasikmalaya,

    Jawa Barat, Indonesia.

    Pada perjalanannya PT. Sae Citra Endah

    l i b b b h

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    2/233

    l i b b b h

     

    anggaran dasar, Notaris Leontine Anggasurya, S.H, No. 21 tanggal 11 Februari

    2005. Berdasarkan risalah rapat dilakukan perubahan anggaran dasar dengan

     Akte perubahan anggaran dasar, Notaris Leontine Anggasurya, S.H, No. 28

    tanggal 21 Februari 2009.

     Adapun kualifikasi perusahaan yang didasarkan pada Surat Ijin Usaha Jasa

    Konstruksi (IUJK) dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang dikeluarkan oleh

    instansi terkait dan masih berlaku pada saat ini, PT. Sae Citra Endah termasuk

    pada Perusahaan dengan Golongan Menengah.

    1.2 Lingkup Jasa Konsultan

    PT. Sae Citra Endah memiliki bidang pelayanan pekerjaan yang berdasarkan

    Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang dikeluarkan oleh INKINDO yaitu terdiri dari:

    a Konstruksi

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    3/233

     

    Sedangkan subbidang pelayanan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh

    perusahaan (PT. Sae Citra Endah) berdasarkan pada sertifikat badan usaha dari

    instansi terkait, meliputi:

    1.  Prasarana Keairan

    2.  Prasarana Transportasi

    3.  Struktur Bangunan

    4.  Analisa Mengenai Dampak Lingkungan

    5.  TeknikLingkungan

    6.  Pengembangan Wilayah dan Kota

    7.  Instalasi Tata Udara, Lift dan

    Eskalator Isolasi Termal dan Suara

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    4/233

     

    17. Pembelanjaan Sektor Pemerintah

    18. Manajemen Keuangan Perusahaan

    19. Manajemen Investasi dan Portfolio

    20. Pengawasan dan Regulasi Sektor Keuangan

    21. Sub Bidang Keuangan Lainnya

    22. Legislasi/Peraturan Bidang Transportasi

    23. Usaha Jasa Angkutan

    24. Sub Bidang Transportasi Lainnya

    25. Prasarana Sosial dan

    Pengembangan/Partisipasi Masyarakat

    26. KreditdanKelembagaanPertanian

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    5/233

     

    38. Pengelolaan Fasilitas Wisata

    39. Museum, Benda-Benda Bersejarah, Margasatwa, Kerajinan dan Lain-Lain

    40. Sub Bidang Kepariwisataan Lainnya

    41. Telekomunikasi Darat

    42. Telemunikasi Satelit

    43. Perangkat Keras

    44. Konten

    45. Aplikasi/Perangkat Lunak

    46. Sub Bidang Telematika Lainnya

    Sedangkan lingkup layanan PT. Sae Citra Endah adalah:

    1 Jasa S r e Teristis

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    6/233

     

    13. Perencanaan Sistem Akuntansi

    14. Penelitian dan Pengembangan SDM

    15. Konsultasi Manajemen Fungsional

    16. Konsultasi Hukum Bisnis

    17. Jasa Teknologi dan Informasi

    18. Jasa Penilai/Appraisal/Valuer

    19. Jasa Surveyor Independen

    20. Jasa Sertifikasi

    21. Jasa Inspeksi Teknik

    22. Jasa Kehumasan

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    7/233

     

    1.3 Struktur Organisasi

    PT. SAE CITRA ENDAH merupakan perusahaan jasa konsultansi yang

    menjunjung tinggi etika dan profesionalisme kerja. Untuk itu disusun suatu

    bentuk jaringan koordinasi yang mampu menterjemahkan etika dan

    profesionalisme tersebut dalam bentuk struktur organisasi yang handal, seperti

    yang digambarkan pada bagan di bawah ini.Dalam mendukung Profesionalisme

    dan Efisiensi dan efektifitas perusahaan, PT. Sae Citra Endah didukung oleh

    para tenaga profesional sebagai pegawai tetap dan juga menjalin kerjasama

    dengan para tenaga ahli profesional, dengan demikian kualitas pekerjaan akan

    tetap terjaga dan memiliki tingkat keakuratan yang sesuai dengan harapan.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    8/233

     

    Ustek Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Aspek Fungsi

    dan Daya Dukung lingkungan di Kota Cimahi

    1-8

    Gambar 1.1Organisasi PT. Sae Citra Endah

    Komisaris

    Mochamad Yunus 

    Direktur UtamaIr. Hj. Metty Triantika 

    Direktur Teknik

    Ir. Agung Triwibowo Direktur Umum Direktur Operasional

    Bagian Keuangan

    Bagian Administrasi

    Bagian Dokumen

    Teknis Penawaran

    Bagian Operasional

    Perusahaan

    Bagian Marketing

    Perusahaan

    Tenaga Ahli

    Arsitektur

    Tenaga Ahli

    Sipil Bangunan

    Tenaga Ahli

    Sipil Air

    Tenaga Ahli

    Perenc. Wil & Kota Tenaga Ahli

    Kajian Sosekbud

    Tenaga Ahli

    Arsitektur Lansekap

    Tenaga Ahli

    Sipil Transportasi

    Tenaga Ahli

    Sipil

    Tenaga Ahli

    Telematika & IT

    Tenaga Ahli

    GIS dan Pemetaan

    Staff Teknis

    Tenaga Ahli

    Mekanikal Elektrikal

    Tenaga Ahli

    Lingkungan

    Tenaga Ahli

    Pendidikan

    Tenaga Ahli

    Urban Design

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    9/233

     Sebagai bahan pertimbangan mengenai kualifikasi dan pemahaman perusahaan

    mengenai jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut ini dilampirkan daftar

    pengalaman perusahaan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dan pengalaman dalam

    pekerjaan sejenis, semoga daftar tersebut dapat dijadikan penilaian.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    10/233

     

    Ustek Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Aspek Fungsi

    dan Daya Dukung lingkungan di Kota Cimahi

    1-10

    Tabel 1.2

    Daftar Pengalaman Kerja Sejenis 10 (Sepuluh) TahunTerakhir

    NoPejabat Pembuat

    Komitmen/Sumber Dana

    Nama dan UraianPekerjaan

    LingkupLayanan

    PeriodeOrangBulan

    NilaiKontrak

    MitraKerja

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1. Dinas Permukimandan PerumahanProvinsi Jawa Barat

    Penyusunan Rencana TataRuang Strategis Jawa Barat(Koridor Bandung – Cirebon)

    TataLingkungan/

     Jasa PerencanaanUrban

     Juni 2009 – Des 2009 64 446.187.000 -

    2. Bappeda ProvinsiBanten

    Pemantapan Revisi RTRWProvinsi Banten 2009 - 2029

    TataLingkungan/

     Jasa PerencanaanUrban

     Juni 2008 - Des 2008 76 431.000.000,00 -

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    11/233

     Sebagai bahan pertimbangan mengenai kualifikasi dan pemahaman perusahaan

    mengenai jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut ini dilampirkan uraian

    pengalaman kerja sejenis yang telah dikerjakan, semoga uraian tersebut dapat

    dijadikan penilaian.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    12/233

     Uraian Pengalaman Kerja Sejenis

    10 (Sepuluh) Tahun Terakhir

    Pengguna Jasa : Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat

    Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan Rencana Tata Ruang Strategis Jawa Barat(Koridor Bandung – Cirebon)

    Lingkup Produk Utama : Tata Lingkungan/ Pengembangan Kota dan Wilayah

    Lokasi Kegiatan : Koridor Bandung – Cirebon

    Nilai Kontrak : Rp. 446.187.000,-

    No. Kontrak : 602.2/65/SPPP-KORIDOR/TRK/2009

    Waktu Pelaksanaan : 12 Juni 2009–

     9 Desember 2009Nama Pimpinan Kemitraan : Ir. Hj. Metty Triantika PT SAE CITRA ENDAHAlamat : Jln. Malang No.8 Antapani – Bandung 40291Negara Asal : Indonesia

     Jumlah Tenaga Ahli : 64 OB

    Tenaga Ahli Asing : - OB

    Tenaga Ahli Indonesia : 64 OB

    Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli ( salah satu )

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    13/233

     

    engguna Jasa: Bappeda Provinsi Banten

    Nama Paket Pekerjaan : Pemantapan Revisi Rencana Tata Ruang WilayahProvinsi Banten 2009 - 2029

    Lingkup Produk Utama : Tata Lingkungan/ Pengembangan Kota dan Wilayah

    Lokasi Kegiatan : Provinsi Banten

    Nilai Kontrak : Rp. 431.000.000,-

    No. Kontrak : 074/480.3-KPBJ/SU/Bapp/2008

    Waktu Pelaksanaan : 25 Juni 2008 – 12 Desember 2008

    Nama Pimpinan Kemitraan : Ir. Hj. Metty Triantika PT SAE CITRA ENDAH

    Alamat : Jln. Sukanagara No. 63 Antapani–

     Bandung 40291Negara Asal : Indonesia

     Jumlah Tenaga Ahli : 76 OB

    Tenaga Ahli Asing : - OB

    Tenaga Ahli Indonesia : 76 OB

    Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli ( salah satu )

    A iIndonesia

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    14/233

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    15/233

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    16/233

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    17/233

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    18/233

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    19/233

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    20/233

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    21/233

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    22/233

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    23/233

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    24/233

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    25/233

     

    BAB 2

    TANGGAPAN TERHADAP KAK

    PERSONIL FASILITAS PENDUKUNG

    2.1.  Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja

    Tanggapan Terhadap KAK (Kerangka Acuan Kerja) dilakukan sebagai upaya

    untuk melengkapi beberapa poin pemikiran yang belum terdapat didalam KAK.

    Tanggapan ini akan dibagi kedalam dua bagian yaitu Tanggapan Umum dan

    Tanggapan Khusus. Tanggapan Umum akan membahas kepada gambaran

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    26/233

     

    waktu. Dengan demikian, tanggapan yang akan disampaikan Konsultan ini

    diharapkan dapat juga menghindarkan dari kesalahan interpretasi yang dapat

    merugikan semua pihak. Tanggapan dari Konsultan terhadap KAK dapat dilihat

    pada bahasan sub bab berikut.

    2.1.1 Tanggapan Khusus

    a. Latar Belakang

    Judul pekerjaan ini adalah ”Penyusunan Perencanaan Pengembangan

    Kawasan Strategis Aspek Fungsi Dan Daya Dukung Lingkungan Di

    Kota Cimahi”.  Sudah cukup dimengerti.Adapun untuk pelaksanaan

    pekerjaan, tetap akan mendasarkan pada judul pekerjaan tersebut.

    b. Maksud, Tujuan dan Sasaran

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    27/233

     

      Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota Kawasan Strategis

    aspek fungsi dan daya dukung lingkungan di Kota Cimahi.

    c. Lingkup Kegiatan

     Agar tujuan dari kegiatan ini dapat dicapai maka ruang lingkup dari

    kegiatan ini adalah sebagai berikut :

      Melakukan kajian peraturan dan perundangan mengenai kawasan

    strategis aspek fungsi dan daya dukung lingkungan.

      Melakukan deliniasi kawasan strategis aspek fungsi dan daya

    dukung lingkungan.

      Melakukan identifikasi kawasan strategis aspek fungsi dan daya

    dukung lingkungan.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    28/233

     

    d. Metodologi

    Metodelogi pengerjaan kegiatan tidak dijelaskan dalam kerangka acuan

    kerja akan tetapi Konsultan akan menggunakan pendekatan dan

    metodologi yang diarahkan oleh pemberi tugas dan akan disesuaikan

    dengan pandangan dari konsultan. Hal ini nantinya akan merupakan

    sebuah brainstorming antara pihak pemberi jasa dan pihak

    penggunajasa, untuk menemukan metode analisis yang tepatdidalam

    pelaksanaan pekerjaan ini.

    e. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

    Pekerjaan jasa Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan

    Strategis Aspek Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan di Kota Cimahi

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    29/233

     

    pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga ahli pilihan yang telah berpengalaman

    dalam menangani pekerjaan-pekerjaan sejenis dan sesuai dengan kebutuhan

    tenaga ahli yang dikehendaki di dalam dokumen pengadaan jasa konsultan

    seperti tercantum dalam kerangka acuan kerja (KAK). Hal-hal lain di luar yang

    dikemukakan tersebut di atas sekiranya cukup jelas dan akan dipakai sebagai

    bahan acuan kerja.

    2.2.2 Fasilitas Pendukung

    Dalam KAK yang disampaikan fasilitas pendukung tidak dijelaskan secara detail,

    untuk fasilitas pendukung yang akan digunakan dalam pekerjaan ini konsultan

    memberikan masukan untuk menggunakan fasilitas pendukung yang akan

    dipergunakan dalam survey lapangan maupun dalam studio.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    30/233

     

    Ustek Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Aspek Fungsi

    dan Daya Dukung lingkungan di Kota Cimahi

    2-6

    Tabel 2.1

    Data Fasilitas Pendukung

    No

    Jenis

    Fasilitas/Peralatan/

    Perlengkapan

    Jumlah

    Kapasitas atau

    output

    pada saat ini

    Merk dan tipe

    Tahun

    Pembuata

    n

    Kondisi

    ( % )

    Lokasi

    Sekarang

    Bukti

    Kepemilik 

    an

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Kursi Gambar 10 buah Memadai Rakuda 2010 Baik Bandung Ada

    2 Kursi Direktur 5 buah Memadai Chitose 2011 Baik Bandung Ada

    3 Kursi hadap 20 buah Memadai Chitose 2011 Baik Bandung Ada

    4 Kursi Lipat Chitose 20 buah Memadai Chitose 2007,2009 Baik Bandung Ada

    5 Kursi Kerja 10 buahMemadai

    Rakuda2007,2008,

    2009,2010

    BaikBandung

    Ada

    6 Meja dan Kursi Tamu 5 unitMemadai Jati “Zaki

    Furniture” 2006

    BaikBandung

    Ada

    7 Meja Gambar 10 unit Memadai Mutoh 2005 Baik Bandung Ada

    8 Meja Kerja 1 biro 5 unit Memadai Venus 2006 Baik Bandung Ada

    9 Meja Kerja ½ biro 17 unit Memadai Venus 2006 Baik Bandung Ada

    10 Meja Rapat 3 unit Memadai Venus 2006 Baik Bandung Ada

    11 Meja Komputer 10 unitMemadai ADITEC ADC -

    2060

    2006 BaikBandung

    Ada

    12 Meja Dorong 5 unit Memadai Venus 2006 Baik Bandung Ada

    13 Rak Buku Samping 5 unit Memadai Venus 2006 Baik Bandung Ada

    14 Filling Kabinet 7 unit Memadai Solid 2006 Baik Bandung Ada

    15 Lemari Buku / Arsip 6 unit Memadai Olympic , Solid 2006,2008 Baik Bandung Ada

    16 Mesin Gambar 5 unit Memadai Tracker Max PM 2005 Baik Bandung Ada

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    31/233

     

    Ustek Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Aspek Fungsi

    dan Daya Dukung lingkungan di Kota Cimahi

    2-7

    No

    Jenis

    Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan

    Jumlah

    Kapasitas atau

    outputpada saat ini

    Merk dan tipe

    Tahun

    Pembuatan

    Kondisi

    ( % )

    Lokasi

    Sekarang

    Bukti

    Kepemilik an

    1 2 3 4 5 6 7 8

    912 GL II

    17 Mesin Gambar 5 unitMemadai Uchida Plader

    SP2-BI 2005 BaikBandung

    Ada

    18 Mesin Gambar 5 unitMemadai

    Mutoh Type L2005 Baik

    BandungAda

    19 Mesin Gambar 5 unit MemadaiPlan Master

    PM.550 VB 2005 BaikBandung Ada

    20 Paintograph 3 unit Memadai “KEN”  2005 Baik Bandung Ada

    21 Jangka Besar 5 setMemadai

    “KEN” 2005 Baik

    BandungAda

    22 Jangka Kayu 5 set Memadai “KEN”  2005 Baik Bandung Ada

    23 Jangka “Bova”  3 set Memadai “Bova”  2005 Baik Bandung Ada

    24 White Board Magnet 4 buahMemadai

    Sakura2007,2008,

    2009,2010

    BaikBandung

    Ada

    25 Komputer 10 unit Memadai

    Intel Pentium

    Core 2 duo, AMD

    Phenom X2, AMDathhon X2

    2008,

    2009,

    2010,2011Baik

    Bandung Ada

    26 Note Book (Laptop) 5 unit MemadaiToshiba,Acer,Co

    mpaq,HP,VAIO

    Core Duo

    2008,2009

    2010,2011Baik Bandung Ada

    27 LCD Proyektor 1 Unit Memadai Acer PD113P 2005 Baik Bandung Ada

    28 Printer Canon 3 unit MemadaiiX 5000, iX 4000

    BJC 6500

    2008,2009

    ,2010Baik Bandung Ada

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    32/233

     

    Ustek Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Aspek Fungsi

    dan Daya Dukung lingkungan di Kota Cimahi

    2-8

    No

    Jenis

    Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan

    Jumlah

    Kapasitas atau

    outputpada saat ini

    Merk dan tipe

    Tahun

    Pembuatan

    Kondisi

    ( % )

    Lokasi

    Sekarang

    Bukti

    Kepemilik an

    1 2 3 4 5 6 7 8

    29 Printer Canon 4 unitMemadai

    IP 1880IP 1980

    IP 2770

    Canon Laser

    2008,2009,

    2010 BaikBandung

    Ada

    30 Printer Epson 3 unitMemadai EPSON 1390,

    C-90 , T302009, 2010 Baik Bandung Ada

    31 Printer Xeroq 3 unit Memadai Phaser 3110 2008 Baik Bandung Ada

    32 Plotter 1 unit Memadai HP Deskjet 500 PS 2007 Baik Bandung Ada

    33 Scanner Canon 4 unitMemadai

    Canon, DG46Uex

    Lide 25

    LiDE 20

    2009,2010

    2011

    BaikBandung

    Ada

    34 Telephone 5 buah MemadaiPanaphone,

    Panatel,

    Panasonic

    2008,2010,

    2011Baik Bandung Ada

    35 Handphone 12 buah Memadai

    Blackberry,

    Nokia,Samsung,N

    exian,Motorola,

    Sony Ericsson

    2006,2007

    2008,2009,

    2010,2011

    Baik Bandung Ada

    36 fax/faximile 3 unitMemadai

    Panasonic kx-

    fp152,

    CanonJX200

    2007Baik

    BandungAda

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    33/233

     

    Ustek Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Aspek Fungsi

    dan Daya Dukung lingkungan di Kota Cimahi

    2-9

    No

    Jenis

    Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan

    Jumlah

    Kapasitas atau

    outputpada saat ini

    Merk dan tipe

    Tahun

    Pembuatan

    Kondisi

    ( % )

    Lokasi

    Sekarang

    Bukti

    Kepemilik an

    1 2 3 4 5 6 7 8

    HP 1040

    37 Kalkulator 5 unit MemadaiCasio DR 8620,

    CTO15468

    SC-0009-27972

    2005,2007

    ,2009,2010Baik Bandung Ada

    38 Adaptor –  Stavol 1000 Watt 10 unit Memadai Century 2007 Baik Bandung Ada

    39 Infokus 1 unit Memadai Acer 2009 Baik Bandung Ada

    40 Handycam 3 unit MemadaiJVC, SONY, 

    Canon

    2007,2008,

    20100Baik Bandung Ada

    41 Mesin absensi 1 Unit Memadai AMANO BX6200 2008 Baik Bandung Ada

    42 Kamera Digital 5 unitMemadai

    Canon EX-Z110,Canon PC1263,

    Benq DC1220,

    Sony DSC-TX5,

    Vertex 515

    2007,2008,

    2009,2010,

    2011Baik

    BandungAda

    43 Nikon Digital 1 unit Memadai DS 300S 2011 Baik Bandung Ada

    44 Kamera Manual 5 unit MemadaiFuji, Canon,

    Sony,Casio

    2004,2006,

    2008, 2009 BaikBandung Ada

    45 Telescop 2 unit Memadai Army 2003,2008 Baik Bandung Ada

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    34/233

     

    Ustek Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Aspek Fungsi

    dan Daya Dukung lingkungan di Kota Cimahi

    2-10

    No

    Jenis

    Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan

    Jumlah

    Kapasitas atau

    outputpada saat ini

    Merk dan tipe

    Tahun

    Pembuatan

    Kondisi

    ( % )

    Lokasi

    Sekarang

    Bukti

    Kepemilik an

    1 2 3 4 5 6 7 8

    46 GPS Garmin 5 unitMemadai

    MAP 60CSX2007,2008,

    2009

    BaikBandung

    Ada

    47 Digital theodolite 2 unit Memadai Nikon NE-100  2005,2008 Baik Bandung Ada

    48 Mesin Tik 3 unit Memadai Royal 2003 Baik Bandung Ada

    49 Kompas 10 buah Memadai Sounto 2003 Baik Bandung Ada

    50 Mesin tik elektronik 1 unit Memadai Brother GX 6750 2005 Baik Bandung Ada

    51 Mesin Fotocopy 1 unit Memadai Canon F251600 2007 Baik Bandung Ada

    52 Spryer Stainless Steel 1 unit Memadai Canon 2004 Baik Bandung Ada53 Roll Meter 50 m 20 set Memadai Lokal 2006 Baik Bandung Ada

    54Mistar Stainless Steel 100

    Cm4 unit

    MemadaiLokal 2004

    BaikBandung

    Ada

    55 Mobil 2 UnitMemadai Toyota Fortuner,

    Honda Accord2008

    BaikBandung

    Ada

    56 Mobil 1 Unit Memadai Daihatsu Feroza 1997 Baik Bandung Ada

    57 Mobil 1 UnitMemadai Daihatsu xenia,

    Toyota Kijang2007

    BaikBandung

    Ada

    58 Mobil 1 Unit Memadai Suzuki APV 2010 Baik Bandung Ada

    59 Sepeda Motor 1 Unit Memadai Honda Tiger 2004 Baik Bandung Ada60 Sepeda Motor 1 Unit Memadai Kawasaki Kinja RR 2006 Baik Bandung Ada

    61 Sepeda Motor 1 Unit Memadai Yamaha Jupiter Z 2008 Baik Bandung Ada

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    35/233

     

    Ustek Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Aspek Fungsi

    dan Daya Dukung lingkungan di Kota Cimahi

    2-11

    No

    Jenis

    Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan

    Jumlah

    Kapasitas atau

    outputpada saat ini

    Merk dan tipe

    Tahun

    Pembuatan

    Kondisi

    ( % )

    Lokasi

    Sekarang

    Bukti

    Kepemilik an

    1 2 3 4 5 6 7 8

    62 Sepeda Motor 1 Unit Memadai Honda Supra 2007 Baik Bandung Ada

    63 Sepeda Motor 1 Unit Memadai Yamaha Vega R 2009 Baik Bandung Ada

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    36/233

     

    BAB

    GAMBARAN UMUM WILAYAH

    3.1 Gambaran Umum Kota Cimahi

    Kota Cimahi, Jawa Barat terletak di antara 107°30’30’’ BT –   107°34’30’’ dan

    6°50’00’’ –  6°56’00’’ Lintang Selatan. Adapun luas wilayah Kota Cimahi yaitu

    sebesar 40,2 Km2 menurut UU No. 9 Tahun 2001 dengan batas-batas administratif

    sebagai berikut:

    Sebelah

    Utara 

    : Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua dan Kecamatan

     Ngamprah Kabupaten Bandung Barat

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    37/233

     

    Gambar 3.1

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    38/233

     

    Dilihat dari tabel diatas Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu

    Kecamatan Cimahi Selatan (16,02 km2

    ) sedangkan kecamatan dengan luas

    terkecil yaitu Kecamatan Cimahi Tengah (10,87 km2

    ).

    Tabel 3.2

    Struktur Wilayah Adminitrasi Kota Cimahi Tahun 2012

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    39/233

     

    3.2 PENDUDUK

    Wilayah Kota Cimahi memliki luas 40,2 km2 yang tersebar di tiga kecamatan

    yaitu kecamatan Cimahi Selatan, Cimahi Utara dan Cimahi Tengah. Diantara

    ketiga kecamatan tersebut Cimahi Selatan merupakan daerah terluas yaitu

    seluas 16,9 km2  dengan penduduk sebanyak 241.374 jiwa, dan yang luasnya

    terkecil adalah Cimahi Tengah yaitu seluas 10,0 km2  dengan jumlah penduduk

    sebanyak 167.374 jiwa. Secara keseluruhan pada tahun 2012 Kota Cimahi

    memiliki penduduk sebanyak 562.297 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk Kota

    Cimahi tahun 2012 adalah 13.987 jiwa/Km2. Dimana kecamatan Cimahi tengah

    memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan dua kecamatan

    lainnya yaitu mencapai 16.709 jiwa/Km2. Hal ini terjadi disebabkan oleh mobilitas

    penduduk yang cukup tinggi karena penduduk lebih terkonsentrasi di pusat

    perkotaan Cimahi dengan keanekaragamannya.

    Tabel 3.3

    Jumlah Kepadatan dan Penduduk Kota Cimahi Tahun 2012

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    40/233

     

    Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan atau sex ratio di Kota

    Cimahi adalah 102,63. Ini berarti untuk setiap 100 perempuan terdapat sekitar 103

    laki-laki. Dalam hal ini kecamatan Cimahi Tengah memiliki sex ratio terbesar

    yaitu 104,94.

    Tabel 3.4Jumlah Penduduk dan Sex Ratio Kota Cimahi Tahun 2012

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    41/233

     

    dibanding tahun sebelumnya. Dimana data tahun 2010 jumlah pencari kerja

    sebanyak 6.798 orang.

    Tabel 3.5

    Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    42/233

     

    Tabel 3.6

    Jumlah Penduduk Pencari Kerja menurut Jenis Kelamin

    Tenaga Kerja 

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    43/233

     

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    44/233

     

    Jumlah perusahaan industri pada tahun 2009 terdiri dari industri besar

    sebanyak 61 perusahaan dan industri sedang sebanyak 79 perusahaan.

    Jumlah perusahaan industri besar/sedang paling banyak berada di wilayah

    kecamatan Cimahi Selatan, yaitu 97 perusahaan (69,29 %). Sedangkan

    yang paling sedikit berada di wilayah kecamatan Cimahi Utara, yaitu 15

    perusahaan ( 10,71 %).

    B. Keuangan Daerah 

    Dilihat dari kemampuan keuangan pemerintah yang tertuang dalam APBD,

    porsi belanja pembangunan memperoleh jatah Rp 77,7 miliar atau 30,2%

    dari total APBD tahun 2003. Dari jumlah tersebut, sektor transportasi

    memperoleh porsi kedua terbesar setelah sektor aparatur daerah, dengan

    nilai Rp 21,3 miliar. Sementara sektor perumahan memperoleh belanja

    pembangunan sebesar Rp 7 miliar dan sektor kependudukan sebesar

    Rp 235 juta.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    45/233

     

    Dari roda perekonomian yang berputar, Pemda berupaya meningkatkan

    sumber- sumber pendapatan daerahnya untuk ikut membiayai kegiatan

    pembangunan. PAD Kota Cimahi tahun 2003 berjumlah Rp 27,1 miliar. Dirunut

    lebih jauh, berdasarkan realisasi penerimaan pos-pos yang menyumbang pada

    PAD sampai Oktober 2003, pendapatan terbanyak diperoleh dari retribusi

    pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Cibabat (Rp 11,8 miliar), pajak

    penerangan jalan (Rp 9 miliar), dan jasa giro (Rp 2,8 miliar).

    Tabel 3.8.

    ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA CIMAHI TAHUN 2003 

    PENDAPATAN  JUMLAH (Rp) 1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun 34.034.530.

     2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 27.186.553.

     3. Bagian Dana Perimbangan 180.327.023.

     4. Bagian Pinjaman Daerah 05. Bagian Lain-lain Penerimaan yang Sah 15.025.000.

     TOTAL  256.573.107.PENGELUARAN 

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    46/233

     

    Salah satu upaya untuk mencapai delapan jalur pemerataan yang mencakup

    usaha/pemerataan dalam rangka pembangunan sosial budaya, Pemerintah Kota

    Cimahi telah mengupayakan berbagai usaha meliputi bidang pendidikan, kesehatan,

    agama dan kehidupan sosial lainnya.

    KONSEP DEFINISI 

    •  Keluarga adalah unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas Suami

    Istri atau suami istri dan anak atau suami anak atau istri dan anaknya.

    •  Keluarga Pra Sejahtera adalah Keluarga yang belum dapat memenuhi

    kebutuhan dasar secara minimal seperti pengajaran, agama, sandang, pangan,

    papan kesehatan.

    •  Keluarga Sejahtera Tahap 1 adalah keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan

    dasar secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan social

    psikologis seperti pendidikan, KB, interaksi dengan keluarga/lingkungan.

    •  Keluarga Sejahtera Tahap 2 adalah keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    47/233

     

    Pada bab ini disajikan data-data jumlah sekolah, siswa dan jumlah guru pengajar

    serta status kepegawainnya.

    Pada tahun ajaran 2012/2013, rasio perbandingan jumlah murid terhadap jumlah

    guru adalah sebagai berikut:

      Taman Kanak-kanak : 10,91 murid/guru

      SD dan Sederajat : 19,75 murid/guru

      SLPT dan Sederajat : 14,71 murid/guru

      SMU dan Sederajat : 10,91 murid/guru

     Adapun persebaran fasilitas pendidikan untuk kota Cimahi dikatakan menyebar pada

    setiap kecamatan. Untuk persebaran dan jumlah fasilitas pendidikan Kota Cimahipada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 3.9Jumlah Fasilitas Pendidikan

    Kota Cimahi tahun 2012

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    48/233

     

    Pada tahun 2012 jumlah rumah sakit di Kota Cimahi sebanyak 8 rumah sakit yang

    terdiri dari rumah sakit pemerintah 2 buah, swasta 2 buah dan rumah sakit

    bersalin 4 buah. Sedangkan jumlah puskesmas pada tahun 2012 mengalami

    peningkatan kuantitas dari tahun sebelumnya yaitu terdiri dari puskesmas umum

    sebanyak 14 buah, dan puskesmas pembantu 7 buah sedangkan untuk posyandu

    posyandu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebanyak 380 menjadi

    386 posyandu .

    Jumlah keluarga pra sejahtera ( pra KS) sebanyak 5.455 Keluarga di tahun

    2012 mengalami penurunan sebanyak 43,71 % jika dibandingkan pada

    tahun sebelumnya. Jumlah pra KS tertinggi terdapat di Kecamatan CimahiSelatan yaitu sebesar 3.400 keluarga.

    Tabel 3.10Jumlah Fasilitas Pendidikan

    Kota Cimahi tahun 2012

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    49/233

     

    Tabel 3.11

    Jumlah Penduduk Menurut Agama

    NO KECAMATANAGAMA

    ISLAM KATOLIK PROTESTAN HINDU BUDHA

    1 Cimahi Selatan267.288 4.413 12.398 211 553

    2 Cimahi Tengah181.322 3.078 8.701 403 457

    3 Cimahi Utara 165.842 2.878 8.104 237 203

    JUMLAH 614.452 10.369 29.203 851 1.213

    Jumlah mesjid di Kota Cimahi pada Tahun 2012 ada 354 mesjid, sedangkan jumlah

    sarana peridagatan lainnya berjumah 30 buah yang terdiri dari gereja protestan 28

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    50/233

     

    sehingga angka kebocoran produksi masih 40,97% dan kebocoran air distribusi

    39,36%.

    Kebutuhan akan air bersih di Kota Cimahi bersumber dari PDAM Kota Cimahi.

    Dan setiap bulan kebutuhan akan air bersih rata-rata mencapai 850.000 m3.

    Volume air yang disalurkan selama 2009 sebesar 10.630.708 m3, dan konsumen

    terbesar berada pada rumahtangga sebesar 8.509.265 m3 atau 80,0 persen.

    Pelayanan air bersih di Kota Cimahi masih belum maksimal, terbukti dari

    cakupan palayanan air masih 24,2 %. Sedangkan untuk kebutuhan air bersih

    kota Cimahi dapat dilihat dari tabel berikut :

    Tabel 3.12

    DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH KOTA CIMAHI 

    No  Uraian  Satuan  Besaran I. Pelayanan Penduduk 1 Jumlah penduduk Jiwa 460.427

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    51/233

     

    Tabel 3.13.

    DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA CIMAHI 

    JumlahPenduduk

    (jiwa)

    KapasitasProduksiEksisting

    Kebutuhan IdealKota

    Sedang(lt/org/hr)

    KebutuhanTotal(l/hr)

    Selisih(l/hr)

    l/det  l/hr  460.427 200 17.280.000 10

     

    46.042.700 28.762.7

     Sumber: analisis 

    Dari data diatas, diketahui bahwa kebutuhan air bersih kota Cimahi adalah sebesar

    46.042.700 l/hr. Angka ini didapatkan dari perkalian antara jumlah penduduk kota

    Cimahi (460.427 jiwa) dengan kebutuhan ideal air bersih untuk kota sedang (100

    l/org/hr). Dan dari angka kebutuhan tersebut, yang bisa dilayani oleh PDAM Kota

    Cimahi baru 17.280.000 l/hr. Jadi, kebutuhan air bersih yang masih harus dilayani di

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    52/233

     

    NO.  URAIAN  SATUA

     

    BESARAN 

    7 Terminal air Uni

     

    428 Hidran umum Uni

     

    289 Kran umum Uni

     

    8410 Konsumsi rumah tangga Jiwa -11 Konsumsi non rumah Jiwa -

    12 Jumlah jiwa/sambungan Jiwa/S

     

    -13 Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/un

     

    -14 Tingkat pelayanan umum % -IV. Administrasi 1. Keuangan Rp -2. Efisiensi penagihan % 763. Jumlah pegawai Orang 604. SLA Rp -5. RPD Rp -

    6. Jangka waktu pinjaman Tahun -7. Jangka waktu pinjaman Tahun -Sumber : data 

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    53/233

     

    Tabel 3.15SARANA PENYEDIAAN AIR BERSIH RUMAH TANGGA KOTA CIMAHI TAHUN 2002 

    No. Kecamatan SumurGal

     

    SPT PompaListrik

    KK PDAM Mata Air

    1. Cimahi Selatan 7.04

     

    4.05

     

    7.60

     

    1.21

     

    2.46

     

    -2. Cimahi Tengah 7.27

     

    1.71

     

    2.30

     

    159 9.48

     

    3

    3. Cimahi Utara 5.74

     

    1.88

     

    5.95

     

    2.42

     

    2.95

     

    52002  20.07

     

    7.65

     

    15.86

     

    3.79

     

    14.89

     

    8 Sumber : Dinas Kesehatan, BPS Kota Cimahi, 2002  

    B. Komponen Persampahan 

    Berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan karakteristik pengelolaan

    persampahan di Kota Cimahi :Tabel 3.16

    DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA CIMAHI 

    NO.  URAIAN  SATUA 

    BESARAN I. Data Pengumpulan Sampah 1. Nama pengelola : UPTD Kebersihan2. Sistem : integrated system 3. Jumlah penduduk Jiwa 460.427

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    54/233

     

    Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari,

    maka kebutuhan komponen persampahan Kota Cimahi disajikan dalam tabel

    berikut.

    Tabel 3.17

    KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA CIMAHI JumlahPenduduk

    (jiwa)

    TimbulanSampah Kota

    Sedang(lt/org/hr)

    PerkiraanTimbulanSampah

    Total

    (m3//hr)

    Sampahyang

    Terangkut

    (m3/hr)

    Selisih(m3)

    460.427 3 1.381,28 490 931,28

    *) Merupakan selisih antara perkiraan timbulan sampah dan sampah terangkut. 

    Sumber: Analisis 

    Persampahan Kota Cimahi dilayani .oleh UPTD Kebersihan dengan

     jumlah penduduk 460.427 jiwa, dan asumsi sampah yang dihasilkan 3 l/or/hr,

    maka sampah yang dihasilkan adalah sebanyak 1.381,28 m3//hr. Dengan

    demikian cakupan sampah yang terlayani adalah sebesar 35,47% sedangkan

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    55/233

     

    Tabel 3.18

    DATA PENGANGKUTAN DAN PEMBIAYAAN SAMPAH DI KOTA CIMAHINO

     

    URAIAN  SATUA

     

    BESARAN I. Data Transportasi Persampahan 1. Jumlah ela anan 3   450

    2. Jumlah kendaraanTruk Uni

     

    5 Arm roll Uni

     

    7Com actor Uni

     

    -Pick u Uni

     

    -3. Jumlah peralatan

    Gerobak Uni

     

    -Container Uni

     

    -4. Transfer de o Uni

     

    -

    5. Jumlah TPS Uni 

    -II. Data Pembiayaan 1. Retribusi R

     

    -2. Bia a embuan an R

     

    -3. Biaya pengangkutan R

     

    -4. Bia a en um ulan R

     

    -5. Biaya satuan R

     

    -6. Bia a o erasional dan R -Sumber : data 

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    56/233

     

    Tabel 3.19

    DATA PENGELOLAAN SANITASI/LIMBAH CAIR DI KOTA CIMAHI 

    NO

     

    URAIAN  SATU

     

    BESARAN I. Data Sanitasi On Site  1. Jumlah enduduk Jiwa 460.427

    2. Asumsi roduksi Lt/hr 92.0853. Ka asitas IPLT 3

     

    -4. Jumlah se tik tank Uni

     

    -5. Cubluk Uni

     

    -6. Caku an on site - -7. Jumlah komunal uni

     

    -8. Jumlah komunal Uni

     

    -II. Data Tarif Pela anan Sanitasi 1. Tarif en edotan R

     

    -2. Dasar en edotan R

     

    -

    III. Data Alat An kut Sanitasi 1. Jumlah truk tin a Uni

     

    -2. Kondisi truk tin a : -IV. DATA IPLT 1. Nama IPLT : -2. Ka asitas IPLT 3

     

    -3. Nama Pen elola IPLT : -4. Nama IPAL : -5. Lokasi : -6 O erasional an kut : -

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    57/233

     

    ƒ  Nama Pengelola : Sub. Dinas Bina Marga Kota Cimahi

    ƒ  Panjang total jalan (km) : 176,10

    ƒ  Panjang jalan aspal (km) : 82,90

    ƒ  Panjang jalan kerikil (km) : 11

    ƒ  Panjang jalan tanah (km) : 8

    2. Data Fungsi

    ƒ  Panjang jalan arteri (km) : -

    ƒ  Panjang jalan kolektor (km) : -

    ƒ  Panjang jalan lokal (km) : 101,90

    3. Kewenangan 

    ƒ  Panjang jalan nasional (km) : - 

    ƒ  Panjang jalan propinsi (km) : 13ƒ  Panjang jalan lokal (km) : 61,20

    Tabel 3.20PANJANG JALAN MENURUT JENIS PERMUKAAN, KONDISI, DAN KELAS JALAN

    (KM) KOTA CIMAHI TAHUN 2002

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    58/233

     

    BAB

    APRESIASI DAN INNOVASI

    4.1 Pemahaman Tentang Tata Ruang

    a.  Pengertian Tata Ruang

    Semakin luasnya pemaknaan, penerapan dan ruang lingkup persoalan yang berkaitan dengan

     perencanaan telah semakin memperluas pengartian terhadap perencanaan atau planning. Di

    dalam perkembangannya dari pandangan di negara yang telah sejak lama mengfungsikan

     perencanaan, bahkan keluasan arti ini menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan

     perencanaan seperti arti untuk plan, planning, planner yang masing masing diartikan sebagai

     produk dari proses perencanaan proses kegiatan penyusunan rencana dan subyek perencana

    atau penyusun rencana. (Prof. Djoko Sujarto) Tata Ruang: wujud struktural dan pola

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    59/233

     

    Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta

     pembiayaannya, yang didasarkan atas rencana tata ruang, diselenggarakan secara bertahap

    sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam rencana tata ruang.

    Pengendalian pamanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan

     penertiban terhadap ruang. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang diselenggarakan dalam

     bentuk pelaporan, pemantauan dan evaluasi.

    Penertiban pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang diselenggarakan

    dalam bentuk pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Pengertian 'perencanaan' pada hakekatnya mengandung 4 hal pokok sebagai 'ingre-dients'

    yaitu :

    1.  Tujuan yang lebih baik dimasa yang akan datang

    2.  Adanya sumber daya (alam, manusia, modal dan informasi)

    3.  Adanya limitasi dan kendala (limitation and constraints)

    4.  Efisiensi dan keefektifan

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    60/233

     

    daya potensial tersebut berdasarkan strategi yang akan menentuan urutan prioritas

     pembangunan.

    3.  Suatu penetapan dan usaha pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan (setting up goals

    and objectives), yaitu menetapkan sasaran tujuan yang diperhitungkan sesuai dengan kuantitas

    usaha pencapaian dan apa yang ingin dicapai dalam kurun waktu mendatang tertentu.

    Seringkali terjadi bahwa sasaran dan tujuan pembangunan yang ditetapkan akan berdeviasi di

    dalam kurun waktu pelaksanaan pembangunan tersebut.

    4.  Suatu mencapai keadaan yang baik masa mendatang   yang di dalam usaha

    menrealisasikannnya perlu mempertimbangkan dua hal pokok yaitu :

     

     Pertama,  dapat membuat perkiraan yang baik dan menjabarkannya dalam suatu

     penjadwalan yang berurutan (sequential) sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya yang

    mendukungnya

       Kedua, Pelaksanaan pentahapan untuk,mencapai tujuan masa mendatang disusun dalam

    urutan kegiatan yang logis, rasional dan tertata secara bertahap berurutan.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    61/233

     

    Planning merupakan suatu hasil rangkaian kerja untuk merumuskan sesuatu yang didasari oleh

    suatu pola tindakan yang definitif, yang menurut pertimbangan yang sistematis akan dapat

    membawa keuntungan tetapi dengan anggapan bahwa akan ada tindakan tindakan selanjutnya

    yang akan merupakan rangkaian kegiatan sistematis lainnya.

    Jadi tindakan yang dirumuskan semula masih bersifat terbuka bagi kemungkinan adanya pilihan

    cara tindakan lain dan bahkan tindakan yang telah dirumuskan semula itu masih mungkin

    disesuaikan apabila dianggap kurang menguntungkan pada saat tertentu lainnya.

    c.  Unsur-Unsur Perencanaan

    Sehubungan dengan tingkat kepentingan dan lingkup strategi permasalahannya, maka rencana tata

    ruang disusun secara bertahap dan dalam jenjang cakupan yang berurutan. Secara sistematis

     jenjang cakupan rencana ini dimulai dari lingkup yang lebih luas dan substansinya menyeluruh

    hingga ke jenjang cakupannya semakin terinci (detailed).  Semakin kecil cakupan wilayahnya,

    maka rencana tersebut semakin terinci dan semakin tertuju kepada segi fisik yang lebih nyata.

    Pada awalnya penyusunan rencana kota di Indonesia telah diatur melalui Permendagri No. 2 Tahun

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    62/233

     

    4.  Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan perkotaan

    dan penataan ruang kawasan pedesaan.

    5.  Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan

    strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan

    strategis kabupaten/kota.

    Setiap tingkatan rencana tata ruang tersebut memiliki cakupan wilayah perencanaan yang berbeda

    dengan maksud yang berbeda pula. Definisi dan cakupan wilayah perencanaan, maksud, dan skala

    ketelitian peta yang digunakan setiap tingkatan rencana tata ruang berdasarkan Undang-Undang

     No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang .Dalam setiap proses perumusannya, rencana tata

    ruang kota tersebut selalu mengacu kepada kebijakan-kebijakan lain yang secara luas terkait dalam

    suatu struktur kebijakan pembangunan, yang dimulai dari kebijakan skala nasional, regional

    hingga kebijakan pembangunan kota itu sendiri.

    Perencanaan tata ruang menurut Undang-undang No. 26 tahun 2007 dilakukan untuk

    menghasilkan :

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    63/233

     

    4.1.1  Kaitan Rencana Tata Ruang dengan Rencana Program Pembangunan

    Rencana pembangunan harus dilakukan dengan pendekatan wilayah. Oleh karena itu, rencana tata

    ruang harus dijabarkan secara jelas sehingga mampu mengarahkan pembangunan, menetapkan

    fungsi dan peran setiap kawasan (bagian suatu ruang) dalam wilayah atau ruang secara

    keseluruhan. Selain itu rencana tata ruang harus dapat menjadi acuan lokasi bagi program-program

    / proyek - proyek pembangunan. Oleh karenanya, rencana tata ruang diharapkan dapat menjadi

     pedoman untuk mengarahkan jenis lokasi investasi pada suatu kawasan.

    Pada skala nasional, rencana-rencana pembangunan yang memuat kebijakan nasional diturunkan

    dalam suatu program pembangunan nasional lima tahunan yakni Program Pembangunan Nasional

    (PROPENAS). Program lima tahunan ini kemudian dirinci lagi menjadi Program Pembangunan

    Tahunan (PROPETA).

    Tingkatan rencana seperti dijelaskan diatas, dimiliki pula oleh daerah, yakni dengan adanya

    rencana pembangunan yang bersifat jangka panjang disebut Pola Dasar Pembangunan Daerah

    (POLDAS). Poldas dirinci ke dalam program pembangunan daerah jangka menengah/lima tahun,

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    64/233

     

    atau kegiatan pembangunan dapat diarahkan ke dalam ruang yang sesuai. Selain itu, rencana tata

    ruang dapat menjadi acuan bagi keterkaitan atau kesinambungan antar sektor dan antar ruang di

    wilayah perencanaannya, maupun acuan bagi penyusunan rencana yang lebih rinci serta perijinan

     pemanfaatan ruang. Dengan kata lain, rencana tata ruang merupakan bagian dari penataan ruang

    yang merupakan penjabaran dari tujuan pembangunan dalam aspek keruangan.

    4.1.2  Lingkup Perencanaan Tata Raung

    a.  Wawasan Tata Ruang

    Tata ruang mempunyai kaitan pengertian dengan kata spatial, artinya segala sesuatu yang

    mempunyai kaitan dengan keruangan. Pandangan para pakar wawasan pengertian tata ruang

    terkait dengan segala sesuatu yang berada di dalam ruang sebagai wadah menyelenggarakan

    kehidupan. Annos Raport misalnya, menekankan tata ruang merupakan lingkungan fisik dimana

    terdapat hubungan organisatoris antara berbagai macam obyek dan manusia yang yang terpisah

    dalam ruang-ruang tertentu.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    65/233

     

    Pakar lain, Larry Witzling sudah lebih jauh memberikan arti ”Tata Ruang” sebagai sesuatu yang

     berupa hasil perencanaan fisik. Ia menekankan bahwa di dalam tata ruang terdapat suatu distribusi

    dari tindakan manusia dan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dirumuskan

    sebelumnya. Tata ruang dalam hal ini merupakan jabaran dari suatu produk perencanaan fisik.

    Dalam pandangan yang berbeda I Made Sandy mengatakan penataan ruang baru bisa ada, setelah

    tanah peruntukan dan dikuasai oleh calon yang akan menggunakan tanah itu untuk proyek. Jadi

    ruang sama artinya dengan tanah. Dengan menganggap ruang sebagai genus dan tanah sebagai

    species maka yang bisa ditata adalah “tanah” bukan “ruang”. 

    Menurut Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, tidak selalu berkonotasi

    sesuatu yang sudah berencana. Tata ruang diartikan sebagai wujud struktural dan pola pemanfaatan

    ruang, baik yang direncanakan maupun tidak. Pengertian wujud struktural dan pemanfaatan ruang

    ini menunjukan adanya hirarki dan keterkaitan pemanfaatan ruang. Sedangkan rencana tata ruang

    itu sendiri diartikan sebagai hasil perencanaan tata ruang, berupa strategi dan arahan kebijaksanaan

    dan memperuntukan (alokasi) pemanfaatan ruang yang secara struktural menggambarkan ikatan

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    66/233

     

    b.  Unsur Pokok Tata Ruang

    Selanjutnya Lichfield, Rapoport, dan Poteous mengemukakan bahwa di dalam wujud tata ruang

    terdapat suatu tatanan sistemik yang terdiri dari tiga unsur pokok yaitu ruang atau lingkungan

    yang menjadi wadah di mana berbagai unsur kehidupan dengan kegiatannya berlangsung aktivitas

    fungsional yang menunjang kegiatan usaha dan kegiatan manusia serta kemudahan berinteraksi

    antara kegiatan yang satu dengan yang lainnya secara internal maupun eksternal.

     Pada masa lalu suatu produk perencanaan wilayah dan kota seakan akan hanya sekedar suatu

     peta dengan gambaran berbagai peruntukan kegiatan fungsional wilayah atau kota yang

    direncanakan dikembangkan di wilayah atau kota tersebut. Oleh karena itu pada masa tersebut

     perencanaan pada dasarnya lebih dilandaskan kepada pertimbangan pertimbangan aspek fisik

     saja. Dengan demikian maka peranan kerekayasaan atau engineering sangat dipentingkan. Dapat

    dilihat misalnya produk perencanaan, terutama perencanaan kota disusun hanya mendasarkan

    kepada pertimbangan pertimbangan pengagihan lahan (land allocation) dengan prasarana

     penunjangnya (jalan dan utilitas umum, rancangan kerekayasaan. Gagasan ini digambarkan di

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    67/233

     

    c.  Wawasan Tata Ruang Pertimbangan Utama Dalam Perencanaan Fisik

    Donald Foley mengembangkan suatu pola pikir yang mengkaitkan antara 3 pertimbangan utama

    di dalam perencanaan fisik yaitu adanya pertimbangan normatif; pertimbangan fungsional dan

     pertimbangan fisik. Ketiga pertimbangan ini perwujudannya adalah berupa suatu wujud yang

     bukan keruangan atau a-spasial dan yang bersifat keruangan atau spasial.

    Di dalam proses pertimbangan perencanaan memang tidak selalu bahwa secara ideal ketiga unsur

     pertimbangan dasar ini harus dilakukan. Hal ini tergantung kepada kebutuhan perencanaan

    tersebut. Di Indonesia pandangan tentang tata ruang ini juga telah menjadi dasar di dalam

     perencanaan dan pemanfaatan ruang. Pengertian dan wawasan tata tata ruang ini telah mulai

    dikembangkan saat Indonesia menggagaskan Undang Undang Tata Ruang pada tahun 1981.

      Skenario Penyusunan Tata Ruang

     Beberapa skenario penyusunan rencana berdasarkan pola pikir tersebut dapat dikemukakan

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    68/233

     

    akan terkandung dua komponen yang membentuk tata ruang yaitu wujud struktural dan pola

     pemanfaatan ruang.

    Kalau yang ditata itu penggunaan ruang adalah permukaan bumi berupa lahan maka hasilnya

    dapat dikatakan sebagai tata guna lahan. Kalau yang ditata itu penggunaan ruang yang

    menyangkut air maka hasilnya dapat dikatakan sebagai tata guna air. Kalau yang ditata itu

     penggunaan ruang angkasa maka hasilnya dapat disebut sebagai tata guna udara atau angkasa.

    Kalau yang ditata itu penggunaan ruang yang berisi daratan, air dan sebagian angkasa maka

    secara keseluruhan disebut sebagai tata guna ruang atau tata ruang (spatial planning).

    Seorang geograf I Made Sandy dalam hubungan penataan ruang ini mengemukakan bahwa

     penataan ruang baru bisa ada setelah tanah diperuntukan untuk kegiatan atau kegiatan kegiatan

    kehidupan tertentu dan dikuasai oleh calon yang akan menggunakan untuk kegiatan tersebut.

    Jadi dalam hal ini ruang berarti tanah. Dengan anggapan bahwa ruang sebagai genus dan tanah

    sebagai species, yang dapat ditata menurut I Made Sandi bukanlah ruang tetapi tanah di mana

    menata tanah berarti menata ruang.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    69/233

     

     Ruang daratan adalah bagian bagian permukaan bumi yang dibatasi oleh garis batas pantai

    ke arah dalam. Pada daratan ini termasuk batasan ruang permukaan diatas permukaan dan

    di bawah permukaan. Pada bagian atas permukaan tercakup batasan wilayah untuk

     pengembangan unsur unsur kebutuhan hidup sampai batas tertentu ke bagian atas dan ke

    bagian bawah permukaan tercakup bagian wilayah bawah tanah yang layak untuk

     pembangunan. Bagian wilayah bawah tanah ini dapat mencapai kedalaman antara 100

     sampai 120 meter. 

    Ruang Lautan adalah mencakup bagian wilayah laut yang dapat dimanfaatkan di dalam

    kehidupan dari segi fungsinya maupun dari segi nilai produksinya. Dengan mengacu kepada

    kesepakatan internasional ruang lautan ini mencakup suatu wilayah perairan dan teritorial laut

    sejauh 12 mil laut dari garis batas pantai. Dalam hubungannya dengan pemanfaatan nilai

     produk kelautan batas ini dapat sampai ke batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

    Ruang udara, dengan mengacu kepada konvensi internasional dapat mencakup :

    Ruang udara dan antariksa dan yang merupakan bagian integral dari udara yang mengelilingi

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    70/233

     

    4.1.3  Pemahaman Tentang Pengembangan Wilayah

    Globalisasi yang antara lain ditandai dengan integrasi perekonomian dunia dan kemajuan di bidang

    teknologi informasi, komunikasi dan transportasi adalah kenyataan yang harus dihadapi bangsa-

     bangsa di dunia, termasuk juga Indonesia. Seiring dengan proses tersebut terjadi pula pergeseran

     pada paradigma pengembangan wilayah sekarang ini, seperti proses perencanaan yang top-down 

    menuju bottom-up, desentralisasi, penguatan institusi lokal dan perhatian pada masalah

    lingkungan.

    Otonomi daerah yang telah dijalankan di Indonesia telah memberikan kewenangan yang lebih luas

    kepada daerah untuk melaksanakan pembangunan sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

    Dengan kewenangan yang lebih besar ini diharapkan pengembangan wilayah yang sesuai dengan

    karakteristik wilayah itu sendiri. Implikasi yang dapat timbul dari hal tersebut adalah adanya

     persaingan antar wilayah untuk dapat memasarkan produk unggulan yang dimilikinya.

    Pengembangan wilayah (regional development ) sebagai upaya untuk memacu kondisi sosial-

    ekonomi, budaya dan geografis yang sangat berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    71/233

     

    3.  Melakukan deskripsi di mana setiap potensi wilayah berada, yaitu melakukan deskripsi di

    mana setiap potensi wilayah yang sudah diklasifikasikan tersebut.

    4.  Melakukan deskripsi jumlah ketersediaan potensi wilayah, yaitu melakukan identifikasi

    dengan memberikan deskripsi berapa jumlah jenis potensi wilayah yang sudah

    diklasifikasikan di setiap lokasi.

    5.  Melakukan deskripsi pengembangan potensi wilayah, yaitu melakukan identifikasi dengan

    memberikan deskripsi pengembangan potensi wilayah yang telah dikembangkan dengan

    orientasi pemikiran akan adanya nilai tambah terhadap potensi wilayah.

    6.  Melakukan deskripsi perubahan-perubahan atas potensi wilayah yang telah diidentifikasi,

    yaitu melakukan identifikasi dengan memberi deskripsi terhadap jenis potensi wilayah

    yang telah berubah (Munir, 2002).

    Pengenalan wilayah merupakan hal penting untuk dapat melakukan pengembangan wilayah,

    karena wilayah terbentuk melaui suatu keterkaitan antar aktifitas yang ada di dalamnya melalui

    suatu hubungan fungsional antar aktifitas tersebut. Untuk mencapai hal tersebut dalam

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    72/233

     

    Jika dilihat praktik pengembangan wilayah di Indonesia selama ini, terutama sebelum otonomi

    daerah, banyak kebijakan yang sifatnya top-down. Pengembangan wilayah di Indonesia antara lain

    ditandai dengan kehadiran Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi/Kabupaten

    (RDTRWP/RDTRWK), Rencana Pengembangan Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu

    (KAPET) sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan antara Kawasan Barat Indonesia dengan

    Kawasan Indonesia Timur.

    Dalam rencana pengembangan wilayah tersebut terlihat skala yang sangat besar, dilakukan secara

    top-down  dengan inisiatif dari pemerintah pusat, dan sangat mengandalkan investasi dari luar

    sebagai pendorongnya (Firman,1999).

    4.1.4  Pemahaman Tentang Pengembangan Sektoral

    Pendekatan sektoral merupakan pendekatan aktifitas ekonomi di dalam suatu wilayah dibagi

    menjadi sektor-sektor yang dianalisis secara terpisah. Dalam pendekatan sektoral, untuk tiap sektor

    semestinya dibuat analisis sehingga dapat memberi jawaban mengenai sektor tertentu. (Tarigan,

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    73/233

     

    dengan sektor lainnya (Riyadi, 2002). Contoh pendekatan sektoral adalah dalam pengembangan

     pertanian adalah analisis kesesuaian lahan pertanian berdasarkan penilaian terhadap sifat dan

    kondisi tanah, iklim dan morfologi dengan menggunakan standar dan kriteria FAO yang

    dimodifikasi oleh PPT Bogor.

    4.1.5  Pemahaman Mengenai Pengembangan Ekonomi Wilayah

    Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh

    sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali

    karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain.

    Dengan demikian tidak ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk

    semua daerah. Namun di pihak lain, dalam menyusun strategi pembangunan ekonomi daerah, baik

     jangka pendek maupun jangka panjang, pemahaman mengenai teori pertumbuhan ekonomi

    wilayah, yang dirangkum dari kajian terhadap pola-pola pertumbuhan ekonomi dari berbagai

    wilayah, merupakan satu faktor yang cukup menentukan kualitas rencana pembangunan ekonomi

    daerah.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    74/233

     

    Dua prinsip dasar pengembangan ekonomi daerah yang perlu diperhatikan adalah (1) mengenali

    ekonomi wilayah dan (2) merumuskan manajemen pembangunan daerah yang pro-bisnis.

    4.1.6 

    Konsep Penataan Ruang Pasca Undang-Undang No. 26 Tahun 2007

    a.  Hal Pokok yang diatur dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007

    Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 yang baru diberlakukan membawa perubahan yang cukup

    signifikan dalam proses penataan ruang. Beberapa hal mendasar yang berubah antara lain: matra

    laut dan ruang bawah tanah yang diatur dalam penataan ruang, hirarki dan kedalaman rencana tata

    ruang, jangka waktu perencanaan hingga 20 tahun untuk semua jenjang rencana, pengaturan

     pengendalian yang cukup jelas melalui zoning regulation, insentif dan disienstif, pemberian sanksi

    hukum, dan sebagainya.

    Berikut hal-hal menonjol yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007: 

    1.  Penataan Ruang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang Nusantara yang Aman, Nyaman,

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    75/233

     

    5.  Undang-undang Penataan Ruang telah mengakomodasi perkembangan lingkungan

    strategis seperti pengaturan Ruang Terbuka Hijau (Rth) di Perkotaan dan Daerah Aliran

    Sungai (DAS), Standar Pelayanan Minimal (SPM), integrasi penataan ruang Darat, Laut,

    dan Udara, Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Penataan Ruang Kawasan Perkotaan dan

    Perdesaan, dan Aspek Pelestarial Lingkungan Hidup.

    6.  Untuk menjamin pelaksanaan UU Penataan Ruang yang tertib dan konsisten telah diatur

    Ketentuan Peralihan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), dan Kelembagaan Penataan

    Ruang.

    Dengan telah diakomodasikannya berbagai issue strategis penataan ruang di dalam UU Penataan

    Ruang, diharapkan nantinya penyelenggaraan penataan ruang dapat lebih berdayaguna dan

     berhasilguna.

    b.  Strategi Umum dan Strategi Implementasi Penyelengaraan Penataan Ruang

    Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman,

    nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    76/233

     

    2. Memperjelas pembagian wewenang antara Pemerintah, pemerintah provinsi, dan

     pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan penataan ruang

    3. Memberikan perhatian besar kepada aspek lingkungan/ekosistem

    4. Memberikan penekanan kepada aspek pengendalian pemanfaatan ruang.

      Strategi Implementasi

    1. Penerapan prinsip- prinsip “komplementaritas” dalam rencana struktur ruang dan rencana

     pola ruang RDTRW Kabupaten/Kota dan RDTRW Provinsi.

    2. Rencana Tata Ruang Wilayah (RDTRW) harus dapat dijadikan acuan pembangunan,

    sehingga RDTRW harus memuat arah pemanfaatan ruang wilayah yang berisi indikasi

     program utama jangka menengah lima tahunan.

    3. Pemanfaatan ruang harus mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang

     berkelanjutan dan tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang.

    4. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan kawasan perbatasan,

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    77/233

     

    Gambar 4.2

    Pembagian Kewenangan dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    78/233

     

     berpengaruh terhadapnya. Selanjutnya pihak-pihak yang terlibat dalam proses partisipasi tersebut

    disebut sebagai stakeholder. Karenanya, pemahaman mengenai partisipasi akan selalu berkaitan

    dengan pemahaman mengenai stakeholder, kepentingan-kepentingannya, serta pelibatannya.

    Perencanaan partisipatif di Indonesia didefinisikan sebagai upaya perencanaan yang dilakukan

     bersama antara unsur pemerintah dan masyarakat. Dalam hal ini, peran masyarakat ditekankan

     pada penentuan tingkat kebutuhan, skala prioritas, dan alokasi sumber daya masyarakat. Definisi

    tersebut selanjutnya dilengkapi dengan pemahaman dari UNDP, dimana perencanaan partisipatif

    atau participation planning merupakan upaya perencanaan yang melibatkan/mengikutsertakan

    seluruh stakeholder yang ada. Dalam definisi tersebut, stakeholder selaku pemeran serta dapat

    terdiri dari kelompok pemerintah, swasta, dan masyarakat umum. Dengan pemahaman tersebut,

     perencanaan secara partisipatif sudah tentu melibatkan berbagai komunitas secara menyeluruh.

    Upaya perencanaan partisipatif menghadirkan proses perencanaan terstruktur yang terdiri dari

    aspek-aspek:

    1. kerjasama guna membangun konsensus

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    79/233

     

    4. Kesepakatan penggalangan dan alokasi sumber daya

    5. Kesepakatan rencana

    6. Proses implementasi

    7. Pemanfaatan hasil pembangunan

    8. 

    Evaluasi

    c.  Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang

    Pengertian peranserta masyarakat menurut Peraturan Pemerintah No.69 tahun 1996 tentang

    “Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam

    Penataan Ruang”, lebih diarahkan untuk peranserta bebas, belum pada peranserta spontan yang

     penekanannya pada berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas kehendak dan keinginan

    sendiri di tengah masyarakat, untuk berminat dan bergerak dalam penyelenggaraan penataan

    ruang.

    Konsekuensinya, Pemerintah berkewajiban menyediakan forum dan atau wadah formal untuk

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    80/233

     

    6. Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan.

    7. Bantuan tenaga ahli.

    8. Bantuan dana.

    Peran serta masyarakat tersebut terkait erat dengan hirarki serta tahapan dari penataan ruang yang

    dilakukan. Matriks berikut ini mengemukakan perbandingan kemungkinan serta potensi kontribusi

     peranserta masyarakat di dalam proses penataan ruang.

    Proses penataan ruang sampai saat ini masih lebih bersifat top down, dimana peran pemerintah

    masih sangat dominan. Pada perencanaan level makro seperti RDTRW Propinsi, RDTRW

    Kabupaten/Kota, mekanisme top down ini dirasakan masih memungkinkan, mengingat substansi

    dari rencana tersebut lebih pada strategi serta arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang. Namun

    untuk rencana pada level mikro seperti Rencana Detail, Rencana Teknik, perlu dilakukan proses

    bottom up mengingat interaksi dan aspirasi dari masyarakat akan lebih diperlukan.

    Bentuk keterlibatan masyarakat dalam penataan ruang sampai saat ini masih sangat pasif, tidak

    lebih dari sekedar dimintai konsultasi yang diwakili oleh DPRD. Padahal esensinya, masyarakat

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    81/233

     

    Oleh karenanya, siapa yang harus terlibat secara lebih aktif dalam tahap selanjutnya, serta siapa

    yang harus ikut dalam kerja sama dalam penelitian dan pengembangan, bantuan tenaga ahli, dan

     bantuan dana, ditentukan bersama-sama dengan masyarakat sejak awal proses. Penunjukkan

    kalangan tertentu dari masyarakat yang lebih siap oleh masyarakat itu sendiri menjadi dasar

     pembangunan kepercayaan masyarakat.

    Aspek-aspek teknis yang perlu diperhatikan dalam pelibatan masyarakat dalam perencanaan tata

    ruang :

    1.  Beberapa pertanyaan yang harus dijawab sehubungan dengan peran serta masyarakat :

      Siapa yang harus dilibatkan dan berperan aktif?

     

    Kapan masyarakat harus mulai terlibat?

      Bagaimana bentuk pelaksanaan peranserta masyarakat ?

    2.  Bentuk penyelenggaraan peran serta masyarakat :

      Diskusi kelompok kecil; jumlah peserta sedikit, cenderung terarah/terfokus, inklusif dari

    komunitas yang lebih luas, memerlukan waktu yang sangat panjang

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    82/233

     

      Pendapat tertulis atau verbal; komitmen dapat ditunjukkan secara formal, sarana yang baik

     bagi para kelompok per-lobby

      Jalur khusus telepon; luwes dari segi waktu, interaksi langsung

      Survey kuesioner; memberikan data/fakta tertulis, dalam hal tertentu dapat digunakan

    untuk mengukur reaksi masyarakat, akan tetapi interaksi terbatas/kurang.

      Bentuk lain: observasi, pameran, membuka kantor informasi di lapangan, dan penggunaan

    media massa.

    4.  Pengelompokkan bentuk peran serta masyarakat dalam kelompok lebih besar:

      Publicity (dalam rangka membangun dukungan masyarakat )

     

    Public education (dalam rangka diseminasi informasi)

      Public interaction (dalam rangka membangun komunikasi dua arah)

      Public Partnership (dalam rangka mengamankan saran dan consent)

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    83/233

     

    Tabel 4.1

    Potensi Kontribusi Masyarakat dalam Penataan Ruang

    Tahap

    Penataan

    Ruang

    Kegiatan

    HIRARKI RENCANA

    Nas

    .

    Prop

    .

    Kab/Kot

    a

    Kawasa

    n

    Perencanaan Proses Teknis merencana     + +

    Penetapan rencana -   + +

    Pengesahan rencana - - -  

    Pemanfaatan Penyuluhan dan sosialisasi rencana -   + +

    Penyusunan program     + +

    Penyusunan peraturan pelaksanaan

    rencana dan perangkat insentif

    disinsentif

    -   + +

    Penyusunan dan pengusulan proyek   + + +

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    84/233

     

    menjelaskan bahwa dalam suatu proses analisa kebijakan, permasalahan yang berkaitan dengan

     program/kebijakan tersebut harus dianalisa dalam konteks: aktor-aktor yang terlibat

    ( stakeholders), kepercayaan/pengertian dan motivasi para aktor tersebut, sumber daya yang

    dimiliki mereka, serta beberapa variabel lainnya yang berkaitan dengan tingkat kepentingan para

    aktor serta kemampuan masing-masing untuk mempengaruhi suatu program/kebijakan. Dari

     penjelasan Meltsner ini terlihat bahwa stakeholder dapat didefinisikan sebagai “aktor -aktor yang

    terlibat, memiliki motivasi tertentu, serta memiliki kemampuan untuk mempengaruhi suatu

     program / kebijakan”. 

    Definisi stakeholder dari World Bank dapat melengkapi teori Meltsner di atas tadi. Menurut Wolrd

    Bank Participation Sourcebook, stakeholder adalah “mereka yang terpengaruh oleh suatu hasil

    implementasi kebijakan baik secara negatif maupun positif, serta mereka yang dapat

    mempengaruhi hasil implementasi kebijakan tersebut”. 

    Aktor-aktor penting atau stakeholder secara umum, sesuai dengan teori Good Governance, terdiri

    dari 3 kelompok utama, yaitu:

    1

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    85/233

     

    3.  Swasta ( Private Sector ), dapat terdiri dari perusahaan-perusahaan dengan berbagai skala,

    dari yang paling kecil (tradisional) hingga perusahaan besar / multinasional, termasuk pula

    BUMN, dan individu yang berusaha.

    Ketiga kelompok stakeholder di atas merupakan aktor-aktor yang memiliki kepentingan maupun

    kemampuan untuk mempengaruhi suatu kebijakan, baik dalam penataan ruang maupun

     pengelolaan lahan perkotaan.

    4.2 Tinjauan Mengenai Pengembangan Wilayah

    Globalisasi yang antara lain ditandai dengan integrasi perekonomian dunia dan kemajuan di bidang

    teknologi informasi, komunikasi dan transportasi adalah kenyataan yang harus dihadapi bangsa-

     bangsa di dunia, termasuk juga Indonesia. Seiring dengan proses tersebut terjadi pula pergeseran

     pada paradigma pengembangan wilayah sekarang ini, seperti proses perencanaan yang top-down 

    menuju bottom-up, desentralisasi, penguatan institusi lokal dan perhatian pada masalah

    lingkungan.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    86/233

     

    sumberdaya dengan tanpa mengorbankan sumberdaya di masa mendatang (Ahmadjayadi dalam

    Munir, 2002). Karenannya ada enam upaya penting yang perlu dilakukan, yaitu:

    1.  Melakukan deskripsi jenis-jenis potensi wilayah secara sistematis, misalnya potensi

    wilayah yang berkaitan dengan pertanian, pariwisata, kehutanan, perikanan, pertambangan

    dan tenaga kerja.

    2.  Melakukan klasifikasi jenis-jenis potensi wilayah secara sistematis, misalnya

     pengelompokan potensi wilayah di bidang perikanan, pertanian, pariwisata.

    3.  Melakukan deskripsi di mana setiap potensi wilayah berada, yaitu melakukan deskripsi di

    mana setiap potensi wilayah yang sudah diklasifikasikan tersebut.

    4. 

    Melakukan deskripsi jumlah ketersediaan potensi wilayah, yaitu melakukan identifikasi

    dengan memberikan deskripsi berapa jumlah jenis potensi wilayah yang sudah

    diklasifikasikan di setiap lokasi.

    5.  Melakukan deskripsi pengembangan potensi wilayah, yaitu melakukan identifikasi dengan

    memberikan deskripsi pengembangan potensi wilayah yang telah dikembangkan dengan

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    87/233

     

    3.  Apabila pengembangan kegiatan ekonomi pada suatu wilayah ditujukan sebagai basis

    ekspor dengan pemasaran luar negeri, diperlukan aksesibilitas yang tinggi (Riant Nugroho

    dalam Munir, 2002).

    Dalam pengembangan wilayah ada tiga sasaran utama yang banyak dicanangkan baik oleh

     pemerintah daerah maupun pemerintah pusat yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

    memperluas kesempatan berusaha serta menjaga agar pembangunan dapat tetap berjalan secara

     berkesinambungan (Alkadri et al, 1999).

    Jika dilihat praktik perngembangan wilayah di Indonesia selama ini, terutama sebelum otonomi

    daerah, banyak kebijakan yang sifatnya top-down. Pengembangan wilayah di Indonesia antara lain

    ditandai dengan kehadiran Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi/Kabupaten (RTRWP/RTRWK),

    Rencana Pengembangan Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu (KAPET) sebagai upaya

    untuk mengurangi kesenjangan antara Kawasan Barat Indonesia dengan Kawasan Indonesia

    Timur.

    Dalam rencana pengembangan wilayah tersebut terlihat skala yang sangat besar, dilakukan secara

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    88/233

     

    5.  Sektor yang perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan minimal wilayah tersebut.

    6.  Sektor yang banyak menyerap tenaga kerja

    Atas dasar beberapa kriteria di atas, selanjutnya dapat ditetapkan sektor yang dapat dikembangkan

    di wilayah tersebut. Pendekatan sektoral yang sebenarnya berupaya meningkatkan optimasi

     penggunaan ruang dan potensi sumberdaya wilayah dan hubungannya dengan pemanfaatan,

     produktifitas dan konservasi bagi kelestarian lingkungan, masih berjalan sendiri-sendiri serta lebih

    menitikberatkan pada kepentingan sektor itu sendiri tanpa terlalu memperhatikan kepentingannya

    dengan sektor lainnya (Riyadi, 2002). Contoh pendekatan sektoral adalah dalam pengembangan

     pertanian adalah analisis kesesuaian lahan pertanian berdasarkan penilaian terhadap sifat dan

    kondisi tanah, iklim dan morfologi dengan menggunakan standar dan kriteria FAO yang

    dimodifikasi oleh PPT Bogor.

    4.4 Tinjauan Mengenai Pembangunan Berkelanjutan

    Definisi konsep pembangunan berkelanjutan diinteprestasikan oleh beberapa ahli secara berbeda-

    beda Namun demikian pembangunan berkelanjutan sebenarnya didasarkan kepada kenyataan

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    89/233

     

    sumberdaya alam pada saat ini tidak mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi yang akan

    dating (intergenerational equity).

    Definisi Pembangunan berkelanjutan menurut Bond et al. (2001) pembangunan berkelanjutan

    didefinisikan sebagai pembangunan dari kesepakatan multidimensional untuk mencapai kualitas

    hidup yang lebih baik untuk semua orang dimana pembangunan ekonomi, sosial dan proteksi

    lingkungan saling memperkuat dalam pembangunan. Bosshard (2000) mendefinisikan

     pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang harus mempertimbangkan lima prinsip

    kriteria yaitu: (1) abiotik lingkungan, (2) biotik lingkungan, (3) nilai-nilai budaya, (4) sosiologi,

    dan (5) ekonomi. Marten (2001) mendefinisikan sebagai pemenuhan kebutuhan sekarang tanpa

    mengorbankan kecukupan kebutuhan generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan tidak

     berarti berlanjutnya pertumbuhan ekonomi, karena tidak mungkin ekonomi tumbuh jika ia

    tergantung pada keterbatasan kapasitas sumberdaya alam yang ada.

    4.5 Tinjauan Mengenai Perencanaan Tata Ruang

    Dalam Undang undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    90/233

     

    3.  Program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya termasuk jabaran dari indikasi

     program utama yang termuat di dalam rencana tata ruang wilayah.

    Pemanfaatan ruang diselenggarakan secara bertahap sesuai dengan jangka waktu indikasi

     program utama pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang.

    4. 

    Pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah disinkronisasikan dengan pelaksanaan

     pemanfaatan ruang wilayah administratif sekitarnya.

    5.  Pemanfaatan ruang dilaksanakan dengan memperhatikan standar pelayanan minimal dalam

     penyediaan sarana dan prasarana.

    Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang yang

    dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta

     pengenaan sanksi. Agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dapat

    diberikan insentif dan/atau disinsentif oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Insentif diberikan

    sebagai upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan

    rencana tata ruang, berupa:

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    91/233

     

     Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah

    Kabupaten / Kota. Rencana rinci tata ruang disusun sebagai perangkat operasional rencana umum

    tata ruang, termasuk di dalamnya sebagai dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    92/233

     

    BAB

    PENDEKATAN TEKNIS

    5.1 Metodelogi

    5.1.1 Pendekatan Penyusunan

    a.  Pengelolaan Tepadu

    Pengelolaan wilayah Kota Cimahi terpadu (integrated coastal zone management  –   ICZM)

    adalah pengelolaan pemanfaatan sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental

     service)yang terdapat di wilayah perencanaan, dengan cara melakukan penilaian menyeluruh

    (comprehensive assessment ) tentang kawasan beserta sumber daya alam dan jasa-jasa

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    93/233

     

     pemerintah (pihak pengelola) mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan atau menolak

    suatu kegiatan pembangunan setempat. Sehingga untuk wilayah pengaturan menjadi

    tanggung jawab bersama antara instansi pemerintahan dan masyarakat.

    Pengelolaan (management ) terdiri dari tiga tahap utama yaitu : perencanaan, implementasi,

    monitoring dan evaluasi, maka nuansa keterpaduan tersebut perlu diterapkan sejak tahap

     perencanaan hingga evaluasi. Selain itu keterpaduan juga harus mencakup tiga dimensi yaitu

    dimensi sektoral, bidang ilmu serta keterkaitan ekologis. Pada dimensi keterpaduan sektoral,

    mensyaratkan adanya koordinasi tugas, wewenang dan tanggung jawab antar sektoral.

    Keterpaduan dari sudut pandang bidang keilmuan dimaksudkan bahwa pengelolaan wilayah

     perencanaan harus dilaksanakan atas dasar pendekatan interdisiplin ilmu (ekonomi, ekologi,

    teknik, sosiologi, hukum, dll) yang relevan.

    b.  Pendekatan Normatif

    Pendekatan normatif dalam pekerjaan ini menekankan pada kajian terhadap produk

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    94/233

     

    dan strategi yang tepat untuk kondisi dan permasalahan yang ada. Oleh sebab itu perlu juga

    dengan membandingkan kondisi eksisting dengan kriteria dan standar yang ada.

    Konsep dasar dari pendekatan normatif adalah bahwa proses pembangunan kawasan

     bertumpu pada prosedur/skema tertentu, dengan memperhatikan seluruh faktor-faktor yang

    dapat mempengaruhi keberhasilan pencapaian atas tujuan yang akan dicapai. Landasan

    normatif dalam melaksanakan pekerjaan ini, dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu landasan

    normatif yang bersifat umum, yaitu produk-produk peraturan di tingkat pusat yang berlaku

    untuk seluruh wilayah kajian, dan landasan normatif yang bersifat kewilayahan, yaitu

     produk-produk peraturan di tingkat daerah yang hanya berlaku di level wilayah kajian.

    Pada dasarnya pendekatan normatif dalam pekerjaan ini akan digunakan dalam seluruh

     proses pelaksanaan kegiatan. Baik itu pada proses penyusunan maupun dalam peningkatan

    kegiatan pekerjaan ini. Pendekatan normatif akan digunakan dalam setiap kegiatan yang

    terkait dengan kajian dan analisis kebijakan dan strategi serta produk-produk peraturan

    daerah yang dijadikan acuan dalam pengembangan dan pembangunan kawasan perencanaan.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    95/233

     

    (steady state). Apabila sistem mengalami gangguan, maka sistem akan berinteraksi antar

    subsistemnya untuk menuju pada keseimbangan baru. Keseimbangan baru ini dapat

    merupakan kondisi yang berbeda dengan kondisi semula atau dapat menuju kondisi

    sementara dan kemudian kembali pada kondisi semula. Jumlah sistem yang ada di alam

    semesta tidak terbatas, karena sistem yang satu dapat menjadi subsistem lainnya yang lebih

     besar. Demikian seterusnya sampai jumlah tak hingga. Demikian juga suatu sistem besar

    memiliki subsistem yang lebih kecil, dan seterusnya subsistem yang lebih kecil tersebut juga

    memiliki subsistem lagi yang lebih kecil. Demikian seterusnya sampai jumlah tak hingga.

    Pendekatan ini digunakan dalam Rencana Tata Ruang Kecamatan, agar apa yang

    dirumuskan dapat menjadikan sistem yang sudah terbentuk sebelumnya menuju

    keseimbangan baru yang lebih sempurna dan memberikan efek positif bagi manusia dari

     berbagai aspek.

    d.  Pendekatan Ekstraploitatif

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    96/233

     

    3.  Keandalan (reliability) dan kesahihan (validity)data: Ketepatan ramalan tergantung

    kepada keandalan dan kesahihan data yg tersedia. Misal data tentang laporan kejahatan

    seringkali tidak sesuaidengan insiden kejahatan yg sesungguhnya, data ttg gajibukan

    ukuran tepat dari pendapatan merupakan masyarakat.

    e.  Pendekatan Partisipatif dan Fasilitatif

    Dalam proses kegiatan pekerjaan ini, selain berkaitan dengan dokumen-dokumen

     perencanaan pembangunan (development plan) dan perencanaan ruang ( spatial plan) serta

     produk-produk kebijakan dan strategi pengembangan kawasan yang terkait lainnya, tidak

    terlepas dari keterlibatan pemerintah daerah, masyarakat dan stakeholder kota lainnya,

    sebagai pengendali, pelaksana dan pemanfaat dan sebagai pihak yang terkena dampak positif

    maupun negatif dari pelaksanaan pembangunan kota itu sendiri. Oleh karena itu dalam

     penyusunan pekerjaan ini digunakan beberapa model pelibatan para pelaku pembangunan

    untuk mengikutsertakan pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan ini

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    97/233

     

    yang akan diperoleh adalah jaminan kelancaran implementasi hasil kajian ini di kemudian

    hari.

    Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemerintah Kota melalui Dinas Tata Ruang Permukiman

    dan Kebersihan Kota Cimahi bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan penyusunan

     pekerjaan ini. Peran fasilitasi ini antara lain dilakukan dengan memberikan pendampingan

    kepada daerah serta seluruh stakeholder  terkait kegiatan penyusunan pekerjaan ini. Beberapa

    aspek yang terkait dengan pendekatan partisipatif dan fasilitatif dalam kegiatan penyusunan

     pekerjaan ini dijelaskan berikut:

    1.  Kemitraan

    Kegiatan penyusunan pekerjaan ini, adalah pendekatan yang bercirikan top down 

    namun sekaligus memiliki nuansa  partnership  atau kemitraan. Berbeda dengan

     paradigma sentralisasi dalam mekanisme pengambilan keputusan publik pada konsep

    otoriter, mekanisme top down dalam bantek lebih didasarkan pertimbanganakan

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    98/233

     

    2.  Perencanaan Parti sipati f

    Bentuk Peran serta masyarakat dalam penataan ruang menurut hirarkhi rencana yang

    diindikasikan dalam PP No. 69 Tahun 1996 (Pasal-Pasal di BAB III dari PP 69/96):

      Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan.

      Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan.

      Pemberian masukan dalam perumusan rencana tata ruang.

      Pemberian informasi, saran, pertimbangan, atau pendapat dalam penyusunan

    strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang.

      Pengajuan keberatan terhadap rancangan rencana.

      Kerja sama dalam penelitian dan pengembangan.

      Bantuan tenaga ahli.

    Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Bank Dunia (World Bank Theory of

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    99/233

     

    stakeholder selaku pemeran dapat terdiri dari kelompok pemerintah, swasta, dan

    masyarakat umum. Dengan pemahaman tersebut, perencanaan secara partisipatif

    sudah tentu melibatkan berbagai komunitas secara menyeluruh.

    Upaya perencanaan partisipatif menghadirkan proses perencanaan terstruktur yang

    terdiri dari aspek-aspek:

      Kerjasama guna membangun konsensus

      Komunikasi kelompok stakeholder yang efektif, serta

      Proses implementasi rencana guna mengubah berbagai ide / pemikiran menjadi

    kegiatan yang produktif dan penyelesaiannya yang maksimal.

    Dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan pekerjaan ini akan dilakukan serangkaian

    kegiatan diskusi/seminar dan pengumpulan data/ informasi. Pendekatan perencanaan

     partisipatif pada intinya merupakan usaha penyelesaian persoalan yang menjadi target

     pekerjaan secara aktif dengan melakukan pelibatan semua stakeholder terkait, baik

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    100/233

     

     Namun demikian disadari bahwa penggunaan perencanaan partisipatif akan

    menimbulkan berbagai persoalan dalam prosesnya, terutama masalah keterbatasan

    waktu. Masalah ini akan dicoba diminimalkan melalui persiapan materi dan

     pelaksanaan yang matang, sehingga kesepakatan dapat dengan segera dicapai tanpa

    mengurangi kebebasan stakeholders untuk mengeluarkan aspirasi dan pendapatnya.

    3.  Perencanaan Kapasitas

    Mengingat dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan pekerjaan ini dilakukan secara

     partisipatif, maka diharapkan adanya keterlibatan stakeholder secara utuh dalam tiap

     proses pelaksanaan pekerjaan. Bahwasannya keterlibatan tersebut diharapkan tidak

    hanya bersifat pasif namun juga aktif dari para stakeholder yang terkait. Oleh sebab

    itu diperlukan adanya kapasitas dan pemahaman yang cukup memadai mengenai

     persoalan-persoalan yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan kawasan

    dan solusi-solusi strategis atas persoalan tersebut.

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    101/233

     

    f.  Pendekatan Teknis Akademis

    1.  Perencanaan Eksploratif

    Pendekatan eksploratif dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan pekerjaan ini

    digunakan untuk mendapatkan gambaran yang seluas-luasnya mengenai persoalan- persoalan yang terkait pemanfaatan, pembangunan, pengembangan dan pengendalian

    kawasan.

    Pendekatan eksploratif bercirikan pencarian yang berlangsung secara menerus.

    Pendekatan ini akan digunakan baik dalam proses pengumpulan data & informasi

    maupun dalam proses analisis.

      Dalam proses pengumpulan data & informasi, pendekatan eksploratif digunakan

    mulai dari kegiatan inventarisasi dan pengumpulan data awal, hingga eksplorasi

    literatur yang diperlukan dalam mendukung kegiatan perumusan. Sifat

     pendekatan eksploratif yang menerus akan memungkinkan terjadinya

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    102/233

     

    Eksplorasi dalam proses analisis dilakukan guna mengelaborasi perumusan kebijakan

    dan strategi pengembangan kota dan penyusunan strategi pengembgangan

     permukiman dan infrastruktur permukiman. Proses eksplorasi ini mendorong kepada

     pemahaman yang mendalam terhadap aspek yang dikaji, melalui seluruh dokumen dan

    informasi yang berhasil dikumpulkan.

    2.  Pendekatan Komprehensif

    Pendekatan Komprehensif memandang bahwa untuk menghasilkan suatu produk

    Kebijakan dan Strategi yang baik perlu adanya pemahaman yang menyeluruh

    mengenai wilayah dan persoalan yang akan direncanakan atau dipecahkan, tidak hanya

     pada saat pengumpulan data dan analisis saja, melainkan sampai pada kebijakan dan

    strategi yang dibangun. Kata “komprehensif” dalam konteks pendekatan ini merujuk

     pada upaya memahami suatu permasalahan dari sudut pandang semua aspek

    kehidupan mulai dari aspek ekonomi, politik, sosial budaya, sampai dengan

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    103/233

     

    dalam penanganannya didasarkan pada suatu kerangka acuan yang disebut dengan

    keterpaduan.

    3.  Pendekatan Pembangunan Berkelanj utan

    Pendekatan pembangunan berkelanjutan merupakan suatu pendekatan dalam

     perencanaan yang memandang bahwa pembangunan bukan merupakan suatu kegiatan

    yang sesaat melainkan suatu kegiatan yang berlangsung secara kontinyu dan tidak

     pernah berhenti seiring dengan perkembangan jaman. Pendekatan ini menekankan

     pada keseimbangan ekosistem, antara ekosistem buatan dengan ekosistem alamiah.

    Dalam perencanaan pembangunan kesesuaian ekologi dan sumber daya alam penting

    artinya agar pembangunan yang terjadi tidak terbatas dalam tahun rencana yang

    disusun saja.

    Pendekatan pembangunan berkelanjutan dalam kegiatan bertujuan untuk

    menghasilkan suatu konsep kebijakan dan strategi pengembangan kawasan yang

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    104/233

     

      Prinsip tanggungjawab transfontier , yaitu bahwa dampak dari aktivitas manusia

    seharusnya tidak melibatkan suatu pemindahan geografis yang tidak seimbang

    dari masalah lingkungan. Dalam prinsip ini terdapat perlindungan terhadap

    kualitas dari lingkungan.

    Dalam pendekatan pembangunan berkelanjutan ini terkait juga dengan penciptaan

    keberlanjutan masyarakat / komunitas (sustainable communities) tempat dimana suatu

    komunitas ingin tinggal dan bekerja pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

    Konsep pembangunan berkelanjutan akan dapat terus berlanjut jika terdapat

    masyarakat yang terus berlanjut pula. Dalam sustainable communities, masyarakat

    menciptakan suatu komunitas seperti yang dikehendaki oleh masyarakat sehingga

    dapat tercipta suatu keberlanjutan dalam komunitas tersebut. Sustainable communities

    ini akan dapat dikembangkan dimana banyak ”pemain” dalam peran yang berbeda-

     beda dan dengan ketertarikan dan nilai yang berbeda dalam suatu aliran informasi yang

    berharga dan mereka memiliki kesempatan untuk bergabung dalam suatu proses

  • 8/17/2019 A.0. USTEK - Usulan Teknis.pdf

    105/233

     

     persepsi dan preferensi terhadap materi  Zoning Regulation  baik dari hasil wawancara,

    kuisioner maupun diskusi. Pencatatan lapan