3.spesifikasi teknis.pdf

15
Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 1 SPESIFIKASI TEKNIS I. SYARAT UMUM I.1 Ruang Lingkup Pekerjaan a. Maksud dari kontrak ini adalah untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana diidentifikasi pada gambar dan uraian dalam daftar penawaran. b. Jenis dan uraian pekerjaan, jenis dan mutu bahan ,jenis dan jumlah peralatan tertentu yang digunakan, jadwal waktu pelaksanaan ,persyaratan teknis khusus gambar rencana dan berbagai ketentuan teknis lainnya adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat diisahkan dari RKS ini. c. Volume tiap jenis pekerjaan yang dibuat oleh perencana atau pemilik pekerjaan yang tercantum dalam RKS ini merupakan volume ancar-ancar (estimasi ) bagi kontraktor yang bersangkutan dan mengikat dalam pengajuan penawaran.Volume actual dilapangan akan dilakukan perhitungan bersama dilapangan melalui Mutual Cek. ( MC.0 %). d. Bilamana hasil tidak memenuhi syarat spesifikasi serta harus diperbaiki, maka seluruh biaya atas perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor. I.2 Lokasi Pekerjaan Adapun Jenis Kegiatan dan Lokasi Pekerjaan adalah : Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu . Yang terletak di desa Lumbewe Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur. I.3 Jalan Masuk Kedaerah Kerja Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan setempat yang ada yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah proyek.

Upload: tiopenagil

Post on 09-Dec-2015

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 1

SPESIFIKASI TEKNIS

I. SYARAT UMUM

I.1 Ruang Lingkup Pekerjaan

a. Maksud dari kontrak ini adalah untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana

diidentifikasi pada gambar dan uraian dalam daftar penawaran.

b. Jenis dan uraian pekerjaan, jenis dan mutu bahan ,jenis dan jumlah peralatan

tertentu yang digunakan, jadwal waktu pelaksanaan ,persyaratan teknis khusus

gambar rencana dan berbagai ketentuan teknis lainnya adalah sebagaimana

tercantum dalam lampiran dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat diisahkan

dari RKS ini.

c. Volume tiap jenis pekerjaan yang dibuat oleh perencana atau pemilik pekerjaan yang

tercantum dalam RKS ini merupakan volume ancar-ancar (estimasi ) bagi kontraktor

yang bersangkutan dan mengikat dalam pengajuan penawaran.Volume actual

dilapangan akan dilakukan perhitungan bersama dilapangan melalui Mutual Cek.

( MC.0 %).

d. Bilamana hasil tidak memenuhi syarat spesifikasi serta harus diperbaiki, maka

seluruh biaya atas perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

I.2 Lokasi Pekerjaan

Adapun Jenis Kegiatan dan Lokasi Pekerjaan adalah :

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu . Yang terletak di desa

Lumbewe Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur.

I.3 Jalan Masuk Kedaerah Kerja

Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan setempat yang

ada yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah proyek.

Page 2: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 2

Kontraktor hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan yang

berhubungan dengan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan

yang diakibatkan atas penggunaan jalan tersebut.

I.4 Gambar – Gambar Yang Dimiliki Kontraktor

a. Semua gambar- gambar yang disiapkan oleh kontrakror adalah semua gambar-

gambar yang telah ditandatangani oleh direksi, dan apabila ada perubahan harus

diserahkan kepada pihak direksi untuk mendapat persetujuan sebelum pelaksanaan

dimulai.

b. Kontraktor harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan

gambar-gambar pelaksanaan.

c. Selama masa pelaksanaan , kontraktor harus memelihara satu set gambar yang

dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan,dimana gambar tersebut

memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak.

I.5 Foto Proyek

a Kontraktor diwajibkan membuat photo proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan

(pada saat 0 %, 50 % dan 100 %)

b Foto proyek memperhatikan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu pekerjaan,

peralatan atau hal-hal yang menarik perhatian lainnya sehubungan dengan

pekerjaan lingkungan harus dibuat sesuai tahap angsuran pembayaran pekerjaan

yang ditentukan dalam kontrak.

c Foto proyek tiap tahap tersebut di atas dibuat 3 (tiga) set dilampirkan pada saat

pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran.

d Pengambilan titik pandang diusahakan harus tetap/sama dan setiap pemotretan

sesuai dengan petunjuk pengawas/Direksi pekerjaan.

e Foto setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan

penempatan dalam album ditentukan pengawas.

I.6 Penyelesaian Pekerjaan

a. Pekerjaan harus mencakup semua elemen yang walaupun tidak diuraikan secara

khusus dalam spesifikasi dan gambar-gambar, tetap diperlukan agar hasil pekerjaan

dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.

Page 3: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 3

b. Pemborong harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan atau secara keseluruhan

sesuai dengan sepesifikasi teknis yang bersangkutan.

c. Dalam hal ini sesuatu dari pekerjaan selama pengujian tidak memenuhi syarat,

pemborong dengan biaya sendiri harus mengadakan perbaikan-perbaikan, sampai

dalam pengujian ulang berhasil secara memuaskan.

I.7 Material bahan bangunan

a. Semen

Kualitas semen PC yang diguanakan sekualitas semen Tonasa, dengan mutu

yang baik dan digunakan untuk bahan konstruksi beton maupun konstruksi

lainnya.

Semen yang dipakai harus dari jenis yang disetujui dan yang dalam segala hal

memenuhi syarat yag ditetapkan dalam peratuaran Semen Indonesia. Dalam

pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan diterimakan dalam

zak(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus

disimpan didalam lubang yang cukup ventilasinya. Dan tidak terkena air,

ditempatakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dan lantai.

Semen harus bersifat kekal bersih, tidak mengandung bahan-bahan yang

merusak kwalitasnya, dan mempengaruhi kekuatan dan kelas konstruksi beton

pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dan baja tulangan.

Agregat dalam segala hal harus memenuhi syarat yang harus ditentukan dalam

PBI 1971.

b. Agregat Kasar / Split / Koral

Agregat kasar / split / koral harus keras dan bersih, tidak mengandung bahan –

bahan yang merusakan kwalitasnya dan mempengaruhi kekuatan dan kelas

konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat

dan baja tulangan. Agregat dalam segala hal harus memenuhi syarat yang

ditentukan dalam PBI 1971.

c. Air

Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih dan bebas dan bahan –

bahan yang merusak atau yang mempengaruhi daya lekat semen. Air untuk

pembuatan dan perawatan beton atau baja tulangan, dalam hal ini sebaiknya

dipakai air bersih yang dapat diminum, bebas minyak, asam alkali, garam –

garam dan bahan organic.

Page 4: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 4

Apabila terdapat keraguan mengenai kualitas air, kontraktor diharuskan untuk

mengirim contoh air itu ke laboratorium sampai seberapa jauh air itu

mengandung zat – zat yang dapat merusak atau baja tulangan. Dalam hal

demikian pekerjaan beton harus di haentikan sampai didapat keputusan yang

pasti mengenai air yang dapat dipakai untuk konstruksi beton, dan

bagaimanapun juga penghentiaan pekerjaan ini tidak membebaskan

Kontraktor dari waktu pelaksanaan seluruh pekerjaan yang di tetapkan.

d. Tulangan

Baja tulangan harus dari baja lunak polos atau diprofilkan dengan tegangan

lebih 2.400 kg/cm², bahan – bahan tersebut dalam segala hal memenuhi

ketentuan – ketentuan PBI 1971 untuk baja tulangan 1122,standar Jepang

kelas S > R 22. baja tulangan harus di simpan di udara terbuka untuk jangka

lama. Cara pembongkaran besi tulangan harus menurut PBI 1971 kecuali

ditunjuk lain kepada gambar.

Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama

pengecoran. Selimut beton harus cukup tebal, dan untuk itu harus di buat

ganjal – ganjal ( tahu beton ) dari semen pasir campuran 1:2 dengan tulangan

harus disatukan sama lain dengan kawat kecuali jika direksi menginstruksikan

penggunaan las.

Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, baja tulangan harus bebas dari

minyak, kotoran, cat, karat bahan lain yang merusak.

Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehigga tidak dapat

berubah atau bergeser pada waktu pengecoran ditumbuk – tumbuk atau

dipadatkan. Baja tulangan dan penutup beton tingginya harus sama dan

teratur untuk maksud mana pemakaian – pemakaian jarak beton yang telah di

setujui dapat di pakai.

e. Acuan/Cetakan Beton/Papan Bekisting

Semua beton yang dibangun harus teguh,alat-alat dan usaha-usaha yang

sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan

dari beton yang telah selesai harus tersedia.

Semua cetak harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga

dicegah pengembangan atau lain-lain gerakan selama penulangan beton.

Semua cetakan harus menggunakan kayu-kayu atau papan berkwalitas

baik.untuk menghendaki ketebalan cetakan yang sama dan rapih dianjurkan

Page 5: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 5

untuk memakai multi-plek dengan rangka penguat kayu/perancah kelas III

yang disesuaikan penggunaannya.

Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa dapat dicegah dari

kerusakan-kerusakan dan dapat mempermudah penumbukan pada waktu

pemadatan adukan mortar beton tanpa.

Cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk,bidang-bidang batas-batas

dan ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar atau seperti

ditetapkan oleh direksi.rencana cetakan harus mendapat persetujuan dari

direksi sebelum pembuatan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak

akan mengurangi tanggung jawab kontraktor terhadap keserasian bentuk

maupun terhadap perlunya perbaikan, yang mungkin dapat timbul pada waktu

pemakaian.

Untuk mempermudah pada waktu pembongkaran cetakan hendaknya

digunakan pelepas cetakan dari merek yang sudah disetujui atau minyak

pelumas beton. Bila diinginkan suatu permukaan yang baik dan halus

kontraktor boleh membuat lapisan rata dengan diberi lapisan plester semen,

dengan bator terbuka tanpa plestean.

f. Adukan beton/ Mortar beton/ Luluh

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai

ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-

masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan tersebut dan cara

pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan oleh Direksi.

Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/ batu pecah, air

seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam

perbandingan yang serasi dan diolah sebaik- baiknya sampai pada kekentalan

yang baik / tepat.

Untuk beton mutu “ Bo “ campuran yang biasa untuk pekerjaan non structural

dengan perbandingan semen Portland terhadap jumlah pasir dan agregat

kasar tidak boleh kurang dari 1PC : 3 PS : 5 KR. Banyak semen untuk tiap 1 m³

beton harus paling kurang 225 kg.

Komposisi adukan beton harus diawasi dengan seksama,baik volume maupun

berat dan masing –masing bahan campuran.bahan-bahan dan ketentuan yang

tidak memenuhi syarat-syarat teknis harus disingkirkan jauh dan tempat

pekerjaan.proporsi yang ditentukan dalam pasal ini adalah ukuran minimal,jadi

tidak diijinkan untuk dikurangi.

Page 6: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 6

h. Agregat Halus

Adukan untuk alat-alat yang digunakan untuk mencampur adukan harus

sedemikian agar muda ditentukan dan diawasi seteliti mungkin mengenai

jumlah campuran yang terpisah yang tercampur pada adukan dan harus

menurut persetujuaan Direksi.jika mesin pengaduk (mixer) dipergunakan,maka

waktu pencampurannya sesudah semua campuran berada dalam alat

pencampuran,kecuali untuk airnya dalam jumlah penuh tidak boleh kurang dari

2 menit adukan harus hanya dalam jumlah yang sesuai kebutuhan untuk segera

digunakan sampai 30 menit sesudah penambahan air.penumpukan ulang atas

adukan harus dibersihkan dan dicuci tiap akhir hari kerja.

1.9 Tenaga Kerja/Buruh Bangunan Dan TenagaAhli

a.dalam pelaksanaan pekerjaan agar diupayakan tidak cenderung menggunakan alat

berat,sehinga lebih banyak menyerap tenaga kerja/kuli bangunan yang

diutamakan diambil dari penduduk/setempat yang menganggur atau terkena

PHK.untuk keperluan tersebut pejabat setempat.

b.Tenaga Pelaksana dan tenaga ahli yang namanya tercntum dalam lampiran surat

penawarnharus bertanggung jawab di lapangan selama proyek dilaksanakan.

Page 7: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 7

II. SYARAT –SYARAT UMUM TEKNIK

1 Penyerahan Lapangan

Sebelum pekerjaan dimulai PIHAK PERTAMA menyerahkan lapangan yang telah siap

untuk dilaksanakan kepada PIHAK KEDUA

2 Titik Tetap

2.1 Sebelum pekerjaan dimulai direksi akan menentukan titik tetap lapangan yang

ketinggiannya akan diberikan secara tertulis pada PIHAK KEDUA

2.2 Titik tetap ini akan merupakan titik utama dalam pelaksanaan pekerjaan dan

digunakan sebagai dasar untuk menentukan titik duga ( peil-peil ) pada sumbu

tanggul dan bangunan-bangunan lainnya .

2.3 Selama pelaksanaan , pemborong diwajibkan untuk menjaga dan mencegah

kemungkinan kemungkinan rusaknya / berobahnya titik tetap.

2.4 Jika merasa perlu , direksi dapat memerintahkan kepada pemborong untuk

mengadakan pengecekan peil titik tetap lainnya.

3. PEMBERSIHAN LAPANGAN

3.1 Pemborong harus membersihkan lapangan kerja sebelum pekerjaan dimulai dari

semua tumbuhan , termasuk pohon-pohon , akar-akaran dan lain-lain pada tempat

pekerjaan.

3.2 Semua hasil pembongkaran / pembersihan tersebut dibuang ketempat yang

ditunjuk oleh direksi.

3.3 Ukuran ukuran daerah yang akan dibersihkan tercantum pada gambar – gambar

rencana atau ditentukan oleh direksi pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

4. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN PROPIL

4.1 Pemborong wajib menyediakan juru ukur yang cakap , alat ukur dan alat alat

pembantu lainnya untuk melakukan pengukuran pekerjaan yang akan

dilaksanakan.

4.2 Dalam segala hal sebelum mulai melaksanakan pekerjaan , pemborong harus

melakukan pekerjaan penentua elevasi , pemasangan propil dan mengambil

ketingian dari Benc Mark ( BM ) atau titik reverensi yang disetujui direksi.

4.3 Profil untuk tanggul dan galian saluran harus dipasang pada tiap-tiap jarak

maximum 50 meter.

Page 8: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 8

III. SYARAT-SYARAT KHUSUS TEKNIK

1. PEKERJAAN TANAH

1.1 Pembersihan lapangan

Tim pelaksana harus membersihkan lapangan kerja untuk saluran , jalanan dan

bangunan yang ada dari tumbuhan dan tanaman yang dapat menghambat/

mempengaruhi kualitas pekerjaan tanah seperti membongkar akar-akar , mengisi

lubang-lubang dengan tanah dan dipadatkan ( sesuai petunjuk direksi )

1.2 Galian tanah

Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran

dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar , atau menurut ukuran ketinggian

lain yang mungkin akan diperintahkan oleh direksi. Galian saluran menggunakan

alat Excavator.

1.4 Timbunan tanah

Tim pelaksana harus menggunakan tanah timbunan dari material yang baik untuk

timbunan atas persetujuan direksi dan melaksanakan pemadatan sesuai petunjuk

direksi.

1.5 Penggalian dan pembuangan

Galian tanah bangunan yang tidak digunakan lagi harus dibuang / dibersihkan dan

dibawa ketempat yang ditunjuk oleh direksi atau di luar tanggul.

1.6 Pekerjaan Pengalihan Air ( Dewatering ) :

a. Dalam melaksanakan pekerjaan yang sifatnya berhubungan dengan air , perlu

dilakukan pengalihan air untuk dapat memperlancar pekerjaan.

b. Dalam Skala Besar kontraktor harus menggunakan Excavator dalam membuat

tanggul sementara untuk mengalihkan air kedaerah yang aman.

c. Kontraktor Juga harus menyiapkan Mesin Pompa untuk mengeringkan air

rembesan.

2. PEKERJAAN PASANGAN BATU

2.1 B a t u

- Batu yang dipakai seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau batu yang

bersih dan keras

- Batu diambil dari sumber yang dekat / mudah diperoleh dan disetujui oleh

direksi

Page 9: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 9

- Ukuran batu harus memperlihatkan batasan berat seperti ukuran maximum

diameter 15 x 25 cm dengan berat ± 25 Kg.

2.2 Adukan / Campuran

- Jika tidak ditentukan lain , adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari

semen portland dan pasir seperti ditentukan dalam gambar untuk tiap jenis

pekerjaan dengan perbandingan 1 : 4 atau sesuai dengan rencana .

- Seman dan pasir diaduk rata diatas tempat yang kedap air dan adukan dibolak

balik 3 kali sampai rata baru diberi air yang cukup. Kemudan diaduk sampai

rata.

- Air harus bersih dari lumpur .

2.3 Alas dan sambungan

Setiap batu pasangan harus seluruhnya dibasahi dan disiram dengan air lebih

dahulu sebelum dipasang dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada

arah tegangan pokok ( horisontal ) . setiap batu harus diberi alas adukan , semua

sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal

adukan tidak lebih dari 5 cm, serta tidak boleh ada batu berhimpit satu sama

lainnya tanpa ada spesi yang cukup tebalnya.

Sambungan atau lanjutan pasangan batu yang telah mengering / mengeras harus

dibersihkan dan disiram dengan air semen sebelum pasangan batu dilanjutkan.

2.4 Pipa peresapan

Tembok tembok penahan , pasangan miring dan yang ditentukan oleh direksi

harus dipasangi pipa peresapan atau pipa drainase.

2.5 Perlindungan perawatan

Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan yang deras atau hujan

yang cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang larut

akibat hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan dilanjutkan.

Pekerjaan pekerjaan yang tidak boleh berdiri diatas pasangan batu atau pasangan

batu kosong yang belum kuat ikatan adukannya atau atas persetujuan / perintah

direksi

3 PEKERJAAN PLESTERAN

Apabila di permukaan pasangan batu kali yang ada maupun yang baru harus diplester

dengan adukan 1Pc : 2 pasir untuk plesteran voeg (siar) dan 1Pc : 3 pasir untuk plesteran

top pasangan, campuran untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi syarat untuk bahan

dan campuran. Pekerjaan plesteran dikerjakan dengan ketebalan 1,5 cm. Apabila tidak

Page 10: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 10

diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada bagian atas dari diding / top pasangan

dan 0.10 m dibawah tepi diding / lis.

4. PEKERJAAN RABAT BETON (K125)

a. Ketebalan rabat lantai 5 cm b. Komposisi campuran beton 1 Semen : 3 Pasir : 5 Kerikil

5. PEKERJAAN BETON

1. Ketentuan umum

a. Persyaratan – persyaratan kontruksi beton, istilah teknik dan atau syarat- syarat

pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam segala

hal yang menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan

standar- standar yang berlaku yaitu :

1) Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung ( SK SNI T-15-

1991).

2) Peraturan umum bahan bangunan Indonesia (PUBI, 1982).

3) Standar industri Indonesia ( SII ).

4) Peraturan pembebasan Indonesia untuk gedung, 1983.

5) Peraturan perencanaan tahan gempa untuk gedung (PPTGUG, 1983).

6) American society of testing material (ASTM).

b. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi

tinggi, sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar

rencana, dan atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh konsultan pengawas.

c. Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan

material yang kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi

ketentuan yang disyaratkan.

d. Penyedia barang / jasa wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan

di dalam pekerjaan ini.

e. Seluruh material yang oleh pengawas dinyatakan tidak memenuhi syarat harus

segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak diperkenankan menggunakan

kembali.

2. Lingkup pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh

pekerjaan beton / struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :

a. Pekerjaan beton / struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana,

termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian yang berhubungan

dengan pekerjaan tersebut.

b. Pengadaan, detail, fabrikasi dari pemasangan semua penulangan (

renforcement ) dan bagian- bagian dari pekerjaan lain yang tertanam dalam

beton.

Page 11: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 11

c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan

perawatan beton, dan semua jenis pekejaan yang lain menunjang menunjang

pekerjaan beton.

b. Bahan- bahan

a. Semen

Semen yang digunakan adalah semen Portland tipe I dan hasil produksi dalam

negeri. Semen harus disimpan sedemikian rupa hingga mencegah terjadinya

kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen

terhindar dari basah atau kemungkinan lembab, terjamin tidak tercampur

dengan bahan lain.

Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen

tersebut dilokaSI pekerjaan.

b. Agregat kasar

Agregat untukbeton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :

1) Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052- 80

tentang “ mutu dan cara Uji agregat beton”. Bila tidak tercakup di dalam SII

0052- 80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM

“Specification for Concrete Aggregates”.

2) Atas persetujuan pengawas, agregat yang tidak memenuhi persyaratan

butir a., dapat digunakan asal disertai bukti bahwa berdasarkan pengujian

khusus dan atau pemakaian nyata. Agregat tersebut dapat menghasilkan

beton yang kekuatan, keawetan, dan ketahanannya memenuhi syarat.

3) Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar

harus tidak melebihi syarat- syarat sebagai berikut :

Seperlima jarak terkecil antara b samping dari cetakan beton.

Sepertiga dari tebal plat.

¾ jarak besih minimum antar batang tulangan, atau bekas batang

tulangan.

Penyimpangan dari batasan- batasan ini diijinkan jika menurut penilaian

tenaga ahli, kemudahan pekerjaan,dan metode konsolidasi beton adalah

sedemikian hingga dijamin tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.

d. Air

Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-

ketentuan sebagai berikut :

1) Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan evaluasi

mutunya menurut tujuan pemakaiannya.

2) Harus bersih, tidak mengandung Lumpur. Minyak dan benda terapung

lainnya, yang dapat dilihat secara visual.

3) Tidak mengandung benda- benda tersuspensi lebih dari 2 gramliter

4) Tidak mengandung garam- garam yang dapat larut dan dapat merusak

beton ( asam-asam, zat organic, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/ liter.

Page 12: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 12

Kandungan kloida ( c1 ) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (

sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.

5) Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling

maka penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang digunakan tidak

lebih dari 5%.

d. Baja tulangan

Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1) Tidak boleh mengandung serpih- serpih, lipatan-lipatan, reaksi-reaksi,

gelombang- gelombang, celah- celah yang dalam, atau berlapis-lapis.

2) Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja.

3) Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus

dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium yang pada prinsipnya

menyatakan nilai kuat-leleh dan berat per meter panjang dari baja

tulangan yang dimaksudkan.

4. Beton dan Adukan beton struktur

a. Sebelum memulai pekerjaan beton struktur, penyedia barang/jasa

membuat trial mix design dengan tujuan untuk mendapatkan proporsi

campuran yang menghasilkan kuat tekan target beton seperti yang

disyaratkan.

b. Kuat tekan target beton yang disyaratkan di dalam pekerjaan ini ( fc ) tidak

boleh kurang dari 20 Mpa. Kuat tekan ini harus dibuktikan dengan sertifikat

pengujian dari laboratorium bahan bangunan yang telah disetujui konsultan

pengawas.

c. Benda uji yang dimaksud adalah slinder beton dengan diameter 150 mm

dan tinggi 300 mm yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus

diwakili minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji

tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat dalam standar metode

pembuatan dan perawatan benda uji di laboratorium ( SK SNI M-62- 1990-

03 ).

d. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton

yang dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan

beton tersebut tidak dapat digunakan, dan penyedia barang/jasa ( dengan

persetujuan pengawas ) harus membuat proporsi campuran yang baru,

sedemikian hingga kuat tekan target beton yang disyaratkan dapat dicapai.

e. Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, pelaksana wajib

melakukan trial mix design dengan bahan-bahan tersebut, dan melakukan

pengujian laboratorium untuk memastikan bahwa kuat tekan beton yang di

hasilkan memenuhi kuat tekan yang disyaratkan.

5. Pengadukan dan alat aduk

a. Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan perlengkapan yang dimiliki

ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran masing-

Page 13: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 13

masing bahan beton. Seluruh peralatan perlengkapan dan tata cara

pengadukan harus mendapatkan persetujuan pengawas.

b. Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus

mendapatkan persetujuan pengawas seluruh operasi harus dikontrol/

diawasi secara kontinyu oleh pengawas.

c. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin adukan beton ( concrete

mixer).sebelum digunakan, mesin aduk ini harus benar-benar kosong,dan

harus dicuci terlebih dahulu bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.

d. Selain ketentuan tersebut di dalam bulir 5. c di atas, maka pengadukan

beton dilapangan harus mengikuti ketentuan berikut ini :

Harus dilakukan di dalam suatu mesin aduk dari tipe yang telah

disetujui pengawas.

Mesin aduk harus berputar pada suatu kecepatan yang

direkomendasikan oleh pabrik pembuat mesin aduk tersebut.

Pengadukan harus diteruskan sedikitnya 1,5 menit setelah semua

material yang dimasukkan kedalam drum aduk, kecuali jika dapat

dibuktikan/ ditunjukkan bahwa dengan waktu pengadukan yang

menyimpang dari ketentuan ini masih dapat dihasilkan beton yang

memenuhi syarat.

6. Pengangkutan adukan

a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan

akhir ( sebelum di tuang ) atau kehilangan material.

b. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat

penyimpanan akhir dengan lancer tanpa mengakibatkan pemisahan bahan

yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan

hilangnya plasfisitas beton antara pengangkutan yang berurutan.

7. Penempatan beton yang akan dituang

a. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin ke cetakan

akhir untuk mencegah terjadinya segregasi karena penanganan kembali

atau pengaliran adukan.

b. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu

kecepatan penuangan sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan

plastis dan dapat mengalir dengan mudah ke dalam hingga di antara

tulangan.

c. Beton yang telah mengeras sebagian dan/ atau telah dikotori oleh material

asing, tidak boleh dituang ke dalam cetakan.

d. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk

setelah mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.

e. Beton yang tuang harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara

sempurna dan harus diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi

sepenuhnya daerah sekitar tulangan dan barang yang tertanam dan

kedaerah pojok acuan.

8. perawatan beton

Page 14: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 14

a. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut

harus dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali

jika uji perawatan yang dipercepat.

b. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton

harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah

penuangan, kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana

disebutkan di pembuatan rencana campuran beton normal ( SK SNI T-15-

1990-07).

9. Cetakan beton

a. Di dalam segala hal, cetakan beton ( termasuk penyangganya ) harus

direncanakan sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa penyangga

dan cetakan tersebut mampu menerima gaya-gaya yang diakibatkan oleh

penuh beton.

b. Cetakan harus sesuai dengan bentuk ukuran dan batas-batas bidang dari

hasil beton yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus cukup kaku

untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dan

penyangga.

c. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan,

lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus

dan rata dalam arah horizontal maupun vertical ; terutama pada permukaan

beton yang tidak difinish ( exposed concrete ).

7 . PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Pihak Kontrator harus melaksanakan pembersihan rutin lokasi daerah kerja dari

tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah dan kotoran lainnya. Semua sisa bahan yang

tidak terpakai harus diangkat keluar lokasi.

Page 15: 3.spesifikasi teknis.pdf

Lanjutan Peningkatan Pembangunan Saluran D.I Bambalu 15

IV. PENUTUP

1 . SANKSI

1. Keterlambatan Pekerjaan akibat kekurangan bahan , tenaga kerja, alat sepunuhnya

menjadi tanggung jawab kontraktor.

2. Kelalaian terhadap perintah / instruksi direksi dengan pengawas lapangan

mengakibatkan sanksi dapat diberlakukan

3. Pekerjaan yang tidak terima oleh direksi dan pengawas lapangan dapat dibongkar untuk

dibangun kembali sesuai dengan spesifikasi dengan biaya kontraktor.

4. Kerusakan fasilitas umum akibat kelalaian kontraktor menjadi tanggung jawab

sepenuhnya dari kontraktor pelaksana.

5. Kerusakan – kerusakan kepemilikan pribadi/orang perorangan seperti pagar penduduk

dan semacamnya merupakan tanggung jawab kontraktor.

2 . CATATAN LAIN – LAIN DAN KETERANGAN TAMBAHAN

1. Setiap kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan harus dinyatakan dalam berita acara dan

ditandatangani oleh pelaksana dan direksi harian ( Pengawas Lapangan).

2. Bila ada perbedaan antara ketentuan – ketentuan dan syarat – syarat ini dengan

gambar, maka ketentuan – ketentuan dan syarat – syarat ini yang menentukan.

3. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-syrat (RKS) ini, akan diatur

dalam Surat Perjanjian Peborongan Pekerjaan (Kontrak).

4. Semua batasan (devinisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk

kontrak

5. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian

Pekerjaan (Kontrak)