4. lampiran 3 - spesifikasi teknik

133
1 SPESIFIKASI TEKNIS / METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAGIAN – I SPESIFIKASI UMUM I. PENDAHULUAN 1. Penyedia jasa harus melindungi Pengguna Anggaran/Pengguna Barang ataupun Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau yang disediakan penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan. 2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh penyedia jasa, penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada direksi pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum direksi pekerjaan mentetapkan setuju atau tidak. 3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan penyedia jasa tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka penyedia jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam dokumen lelang. 4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon penyedia jasa untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pengguna Anggaran/Pengguna Barang ataupun Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang tanpa catatan atau persyaratan lain dalam penawaran mereka. 5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum dipergunakan, dari type/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan. 6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb.) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau standar Internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM, dsb) padanannya

Upload: rizki-lamlhom

Post on 14-Dec-2015

78 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

4. Lampiran 3 - Spesifikasi Teknik

TRANSCRIPT

1

SPESIFIKASI TEKNIS / METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAGIAN – I SPESIFIKASI

UMUM

I. PENDAHULUAN

1. Penyedia jasa harus melindungi Pengguna Anggaran/Pengguna Barang ataupun Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau yang disediakan penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan.

2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh penyedia jasa, penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada direksi pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum direksi pekerjaan mentetapkan setuju atau tidak.

3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan penyedia jasa tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka penyedia jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam dokumen lelang.

4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon penyedia jasa untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pengguna Anggaran/Pengguna Barang ataupun Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang tanpa catatan atau persyaratan lain dalam penawaran mereka.

5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum dipergunakan, dari type/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.

6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb.) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau standar Internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM, dsb) padanannya (equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan, dan pengerjaan/jasa/pabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau standar negara asing.

7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS (metre, kilogram, second), sedangkan penggunaan standar satuan ukuran lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :

21). Lingkup pekerjaan, termasuk ketentuan angka

8 di atas. 2). Pekerjaan-pekerjaan yang tidak

termasuk kontrak.

3). Spesifikasi umum:a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya:

- UU tentang Lingkungan;- UU tentang Keselamatan Kerja;- UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja;- UU/PP tentang Galian “C“;- Perda terkait; dsb

b. Dokumen acuan (berupa standar-standar) denganmemperhatikan ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di atas;

c. Alingnment dan survey;d. Hari kerja dan jam kerja;

3

e. Gangguan dan keadaan darurat;f. Penyingkiran material

berlebih. 4). Spesifikasi

Khusus:a. Lapangan;b. Bangunan/desain/pengerjaan spesifik;c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik;d. Perancah;e. Pengaturan lalu-lintas;f. Pengendalian lingkungan.

5). Spesifikasi untuk Masing-masing Jenis Pekerjaan.a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan

menggunakan dasar standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut:

PERUBAHAN :Ketentuan ini didasarkan pada

standar……………………………………………(satu atau lebih standar pengerjaan atau standar fabrikasi).

Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :i). Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar

dan merupakan bagian dari spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf kursif/Italic.

ii). Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian dari spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret (strike out) sehingga kata-kata/kalimat asli dari standar yang digunakan masih dapat dibaca.

b. Lingkup pekerjaan.c. Dokumen acuan (standar-standar) yang digunakan.d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk jenis pekerjaan yang

bersangkutan, apabila tidak digunakan standar tertentu.

II. UMUM

1. Uraian PekerjaanPaket ........................................................................... ini meliputi pekerjaan……………………………………………………………………………………...………………………......... (jenis-jenis pekerjaan utama yang akan dikerjakan).

2. Lokasi dan Uraian Singkat PekerjaanLokasi pekerjaan dapat dilihat dalam album gambar. Uraian singkat dari pekerjaan diberikan pada spesifikasi khusus.

Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa dalam kontrak ini adalah :1. ……………………………………………

2. ………………………………… (dst)

3. Jalan Masuk Daerah Kerja

4Jalan keluar masuk menuju lokasi kerja adalah menggunakan jalan-jalan setempat yang ada, dimana penyedia jasa bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.

Penyedia jasa harus memperbaiki jalan tersebut dan apabila penyedia jasa hendak membuat jalan masuk tambahan dapat menggunakan tanah yang telah dibebaskan oleh kuasa pengguna anggaran (apabila ada).

5

Apabila penyedia jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh direksi pekerjaan, jalan tersebut dikerjakan oleh penyedia jasa atas bebannya sendiri, dan harga semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga kontrak.

4. Gambar-gambarGambar yang dipakai pada pelelangan tercantum dalam Bab XII dokumen pengadaan.Gambar-gambar yang disiapkan kontraktor antara lain.4.2.1.Gambar-gambar Pekerjaan

Tetap. (1). Umum

Semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor seperti yang tersebut di bawah ini, harus merupakan gambar yang telah ditandatangani direksi. Apabila ada perubahan pada gambar tersebut maka perubahan yang telah dilakukan, kembali harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi.

(2). Gambar-gambar pelaksanaan

Kontraktor harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar mempersiapkan gambar pelaksanaan. Gambar dibuat secara lebih detail dan dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang dari pekerjaan.

4.2.2.Gambar-gambar Pekerjaan

Sementara (1). Umum

Semua gambar yang disiapkan oleh penyedia jasa harus terinci.Gambar-gambar yang harus disiapkan antara lain adalah letak dan detail yang diusulkan penyedia jasa untuk dilaksanakan di lapangan.

(2). Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yamg ditinggalkan

Kontraktor hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan pekerjaan tetap, secara lebih mendetail dan diserahkan kepada direksi pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.

4.2.3. Gambar-gambar yang dilaksanakan (as built drawing) selama pelaksanaan

Kontraktor harus memelihara satu set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Gambar tersebut memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak.

5. Program Pelaksanaan dan Laporan5.1. Program Pelaksanaan

Penyedia jasa harus melaksanakan program dan jadual pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat dokumen lelang dengan menggunakan bar chart dan kurva S.

Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan sementara dan tetap.

65.2. Laporan Bulanan Kemajuan Pelaksanaan

Setiap bulannya kontraktor harus membuat dua kali laporan yaitu pada pertengahan bulan dan akhir bulan, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut:

(a). Prosentase kemajuan pekerjaan bedasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan dan prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya;

7

(b). Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase rencana pekerjaan harus sesuai dengan yang dicapai pada laporan;

(c). Rencana kegiatan untuk bulan berikutnya.

5.3. Laporan HarianKontraktor harus membuat laporan harian atas setiap kegiatan yang dilaksanakan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

5.4. Foto Kemajuan Pekerjaan

Penyedia jasa harus menyerahkan photo kemajuan pekerjaan kepada direksi pekerjaan mengenai kemajuan pekerjaan pada lokasi pekerjaan selama masa kontrak.

Foto diambil pada waktu:

a. Sebelum pekerjaan dimulai atau pada waktu pemasangan bouwplank;

b. Kemajuan pekerjaan mencapai 50 % (sedang dilaksanakan);

c. Kemajuan pelaksanaan 100 %;d. Selesai masa pemeliharaan.

6. Spesifikasi DasarKecuali ditentukan lain bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku 30 hari sebelum tanggal pemasukan surat penawaran. Spesifikasi lain dapat disubstitusikan atas ketetapan direksi pekerjaan.Penyedia jasa harus menyediakan sekurang-kurangnya satu salinan : Standar Nasional Indonesia yang ditentukan dalam spesifikasi atau standar lainnya yang disetujui untuk bahan yang disuply atau hasil pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan pada pekerjaan.Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan penggunaan oleh direksi pekerjaan.Bahan dan hasil pekerjaan yang tidak sepenuhnya dirinci atau tidak dicakup dalam standar nasional atau standar lain yang telah disetujui haruslah bahan dan hasil pekerjaan semacam pekerjaan untuk kelas satu. Direksi pekerjaan akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan yang akan digunakan untuk pekerjaan tersebut dapat/cocok untuk digunakan.

7. Data KetinggianKetinggian yang tertera dalam gambar didasarkan pada titik tetap utama, yang letak dan angkanya terdapat pada spesifikasi khusus. Selanjutnya detail dari penjelasan tentang titik tetap tersebut dapat diperoleh dengan mengajukan permintaan secara tertulis kepada direksi pekerjaan.

8. Pengukuran dan PematokanDari data ketinggian yang tercantum pada uraian di atas, kontrakor harus memeriksa semua titik tetap lainnya yang akan dipakainya dalam pengukuran pekerjaan dan harus membuat titik tetap tambahan lainnya sehingga jarak antara 2 titik tetap tidak boleh lebih dari 1 km. Titik tetap di atas dibangun pada tanah

8milik proyek atas persetujuan direksi pekerjaan. penyedia jasa harus memberikan kepada direksi pekerjaan, dalam rangkap dua data dalam form usulan yang memberi detail lokasi dan elevasi tiap-tiap titik tetap yang dipakai atau dibangun oleh penyedia jasa.

Ketinggian harus dicocokkan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10 VL, dengan penjelasan L adalah jarak dari titik-titik (circuit) yang diambil ketinggiannya (dalam km).

9

Ketelitian pengukuran harus selalu dalam batas-batas keseksamaan sebagai berikut:a. Titik-titik untuk tampang lintang, boleh terletak kurang dari

20 mm dari posisi yang ditentukan, baik dalam arah vertikal maupun horizontal;

b. Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau dibawa kembali ke titik pertama. Kesalahan penutupan harus kurang dari 10 VL mm, dimana L adalah Panjang atau jarak circuit pengukuran (dalam Km);

c. Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus dipasang dengan tidak melewati 2,5 mm dari titik tinggi yang benar;

d. Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dengan yang benar harus kurang 20 mm terhadap posisi yang benar. Titik untuk bangunan harus terletak tidak lebih 2,5 mm dari kedudukan yang sebenarnya kecuali pada pemasangan pekerjaan baja dan peralatannya memerlukan ketelitian yang lebih tinggi.

9. Tindakan Pengamanan bagi Keselamatanpenyedia jasa harus menyelenggarakan, membangun dan memelihara rintangan- rintangan, lampu peringatan yang sesuai dan cukup, tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat, serta harus mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan keselamatan umum.

10. Pemberitahuan PelaksanaanPenyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi pekerjaan sebelum suatu pekerjaan dimulai, untuk mengukur ketinggian tanah asal dan ukuran dari bangunan-bangunan yang ada. Tidak boleh ada suatu pekerjaan baru yang boleh dimulai sebelum penyedia jasa menerima instruksi direksi pekerjaan atas persetujuan bersama, atas semua ketinggian dan ukuran-ukuran dari dasar saluran dan bangunan untuk ketepatan pengukuran dari pekerjaan.

11. PengukuranPengukuran saluran/bangunan yang telah dilakukan selama periode desain akan disediakan untuk keperluan penyedia jasa dan dapat dipakai sebagai dasar untuk perhitungan dan penetapan volume pekerjaan untuk pembayaran. Apabila menurut pendapat direksi pekerjaan keadaan lapangan telah banyak berubah sejak pengukuran yang telah dilakukan, maka direksi pekerjaan dapat memerintahkan kepada penyedia jasa untuk mengukur ulang sebagian atau seluruh saluran/bangunan yang ada.

12. Jalan Umum, Listrik dan TeleponPada jalan-jalan umum, air untuk kepentingan umum dan tiang-tiang listrik dan telepon yang memotong atau berhubungan dengan tempat pekerjaan, penyedia jasa harus mendapat persetujuan secara tertulis dari yang berwenang, terhadap usulan pekerjaan sementara atau pekerjaan tetap yang akan mempengaruhi pekerjaan untuk kepentingan umum tersebut.

10Bangunan kepentingan umum tersebut, baik terlihat atau tidak

terlihat di dalam gambar, tetapi penyedia jasa harus bertanggung jawab demi keamanan dan kelangsungan fungsi dari jalan dan tiang listrik dan telepon diatas selama pelaksanaan pekerjaan.

13. Papan Nama Proyek

a. Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek dan ditempatkan pada lokasi yang ditentukan oleh Direksi, selambat-lambatanya 14 (empat belas) hari setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

11

b. Papan nama proyek tersebut dengan ketentuan : Ukuran papan nama proyek 150 x 100 cm²; Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi

bawah papan terletak setinggi 2 m dari permukaan tanah. Tulisan-Tulisan dan ketentuan lain yang belum jelas harus

dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.c. Kontraktor wajib memelihara dan merawat papan nama serta

menjaga agar tetap dalam keadaan baik sampai pada masa menyerahkan perkerjaan terakhir kepada Direksi.

d. Apabila tidak disebutkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau dalam ketentuan lain, biaya yang timbul akibat kegiatan ini dianggap larut dalam harga satuan pekerjaan lainnya.

12

BAGIAN - II SPESIFIKASI

KHUSUS

I. BAHAN-BAHAN UMUM

1. PORTLAND

CEMENT

SemenSemen yang akan dipakai adalah semen portland sesuai dengan Standard Indonesia N.I.8, AST, Model C.150 atau Standard Inggris Model BS.12.

1.2. Pengujian dan Pemeriksaana. Sampling, pemeriksaan dan pengujian semen-semen bila

diperlukan akan dilakukan oleh Direksi dan bahwa sampling, pengujian dan pemeriksaan harus sesuai dengan Standard Indonesia N.I.8 atau ASTM, Model C.150 atau test yang equivalent dengan Standard Inggris. Kontraktor harus menyampaikan keterangan kepada Direksi, waktu dan tempat semen dikeluarkan dari pabrik. Direksi setiap saat mempunyai wewenang untuk meneliti dan memeriksa material, laporan analisa laboratorium, dan pengambilan sample semen untuk diperiksa. Kontraktor harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pengambilan contoh atau (sample) tersebut.

b. Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang setiap waktu sebelum semen tersebut dipergunakan. Semen yang tidak memenuhi syarat tidak akan dapat dipakai. Jika ternyata ada semen yang tidak memuaskan dan telah terpasang maka bagian yang telah menjadi campuran beton dan grout tersebut harus dibongkar dan diganti dengan semen yang baru, dengan biaya dari Kontraktor. Pengetesan silinder, kubus beton atau campuran semen yang akan digunakan, dapat diperintahkan oleh Direksi pada setiap waktu untuk maksud keperluan testing dan Kontraktor harus melaksanakan dan mempersiapkan semen dan campuran semen/beton yang diminta untuk ditest tanpa pungutan bayaran dari pada Direksi.

c. Semen boleh saja tidak dapat dipakai sebagai kebijaksanaan dari Direksi, seandainya tidak memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan. Semen dapat diterima setelah 7 (tujuh) hari hasil test sesuai dengan kriteria mengenai kwalitas dari pabrik semen yang telah ditetapkan 12 (dua belas) bulan atau sebagai hasil dari 28 (dua puluh delapan) hari pengetesan pada nilai testing normal harus disetujui sebelum pengiriman dari pabrik.

1.3. Gudang/Penyimpanana. Kontraktor harus menyediakan suatu tempat menyimpan

(gudang) yang memenuhi syarat untuk penyimpanan

13semen-semen tersebut, dari setiap waktu semen

tersebut harus terlindung dari kelembaban dan pembekuan. Tempat/rumah penyimpanan semen-semen tersebut benar-benar rapat/ tertutup, mempunyai jarak di atas lantai dengan ukuran minimum 30 cm yang luasnya juga harus cukup untuk menyimpan semen yang didatangkan. Selain itu untuk menghindari adanya penundaan-penundaan gangguan-gangguan pekerjaan harus mempunyai suatu tempat yang luas agar dapat menampung truck yang mengangkut semen tersebut secara terpisah, sehingga masih ada jalan untuk menarik/mengambil (sampling) semen tersebut, menghitung semen yang akan disimpan atau-pun semen yang akan dipindahkan. Tumpukan semen pada kantong atau zak, jangan melebihi 2 m.

14

b. Untuk menghindari penyimpanan yang terlalu lama atas semen - semen yang telah dikirim tersebut, Kontraktor harus mengatur penggunaan semen-semen yang ada dalam zak-zak tersebut secara berturut-turut sesuai dengan urutan waktu pengiriman (cronological order) sampai di lokasi. Setiap pengiriman dari semen tersebut harus langsung disimpan dan dengan mudah dapat dibedakan antara zak-zak yang baru dengan yang lama, begitu juga zak-zak bekas yang sudah kosong segera dikumpulkan dan tandai sedemikian rupa atas persetujuan Direksi, sebelum dibuang.

c. Kontraktor harus menyediakan alat timbang yang baik, teliti dalam skala yang memenuhi syarat untuk pengetesan berat semen yang disimpan pada setiap tempat yang berhubungan dengan pekerjaan bila diminta oleh Direksi.

d. Kontraktor harus memperkerjakan penjaga gudang yang baik dan mampu menata pergudangan (tempat penyimpanan semen tersebut), menyimpan dan mencatat dengan baik semua pengiriman dan pemakaian semen. Copy/salinan dari catatan tersebut juga harus diberikan/ diperlihatkan kepada Direksi, bila diminta, dan juga memperlihatkan secara detail jumlah zak semen yang telah digunakan selama pelaksanaan untuk tiap-tiap bagian pekerjaan.

2. PASIR, AGREGAT DAN BAHAN-BAHAN PERKUATAN

2.1. Ruang Lingkup KerjaSemua pasir, agregate dan bahan perkuatan yang akan dipakai untuk semua struktur/bangunan dan pekerjaan atas dasar Dokumen Kontrak dan untuk semua hal yang ada hubungannya, yang mungkin diminta/diperlukan oleh Direksi terdiri dari material, dirinci sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan. Segala ketentuan dan kebutuhan-kebutuhan harus dilaksanakan kecuali segala ketentuan dan kebutuhan-kebutuhan yang sudah dirubah oleh Direksi untuk/ bagi pekerjaan tertentu.

2.2. Handling dan Stockpilinga. Kontraktor harus mengangkut dan membongkar semua

pasir, agregate dan bahan perkuatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan bangunan-bangunan yang terinci. Semua cara-cara yang dikerjakan oleh Kontraktor seperti membongkar, memuat dan menumpuk pasir, agregate dan bahan perkuatan setiap waktu harus disetujui oleh Direksi.

b. Lokasi dan pengaturan semua daerah stockpille (penimbunan) harus disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus membersihkan dan mengatur drainase semua tempat yang dipersiapkan untuk stockpiling dan harus mengatur stockpiling pasir, agregate dan bahan perkuatan sehingga adanya kerusakan ataupun pemisahan/hilang dapat dikurangi seminimal mungkin dan stockpille material tidak akan berkontaminasi dengan tanah atau bahan-bahan lain sehubungan

15dengan permukaan air banjir dan air tanah.

c. Kontraktor menyediakan biaya untuk pemrosesan kembali pasir, agregate atau bahan perkuatan yang mungkin akan menjadi rusak atau berkontaminasi sehubungan dengan stockpiling yang tidak memadai/perlindungan yang kurang baik. Kontraktor juga harus melakukan semua pelaksanaan stockpiling dengan cara menyimpan langsung semua material pada stockpiles secara berlapis. Pasir, agregate dan bahan perkuatan jangan dipindah-pindah dari suatu tempat ke tempat stockpiles yang lain kecuali pada suatu keadaan tertentu yang memerlukan penyediaan jalan untuk truck dalam penempatan material secara berlapis yang cukup. Kontraktor harus dapat membuat sesuatu untuk menghindari adanya kerusakan-kerusakan dari agregate dan

16

bahan perkuatan yang mungkin terjadi karena operasi truck yang melewati stockpiles.

d. Penimbunan pada bagian sisi ujung stockpile tidak diizinkan.

2.3. Pasir (Sand)a. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan type dan jenis pasir

yang dibutuhkan dalam pekerjaan konstruksi adalah sebagai berikut:- PASIR BUATAN : (Manufacture sand) pasir yang

dihasilkandari batuan-batuan).

- PASIR ALAM : (Natural sand) pasir yang diambil dari

sungai-sungai ataupun pasir alam yang didapat dari lain sumber, dan ini semua harus telah disetujui oleh Pemberi Tugas.

- PASIR CAMPURAN : (Blended Sand) campuran antara pasir

alam dan pasir buatan yang dibuat dengan ukuran yang tepat, yang dijelaskan pada sub-clouse (g).

b. Semua pasir alam yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi harus diusahakan dan mendapatkannya dari sungai ataupun sumber alam yang lainnya yang telah disetujui.

c. Apabila pasir alam itu diperoleh dari sumber-sumber yang tidak dikuasai oleh Pemerintah maka Kontraktor harus membuat suatu peraturan/pembicaraan khusus dengan pemilik usaha pasir tersebut, dan Kontraktor harus membayar semua biaya-biayanya.

d. Persetujuan tentang pasir yang diperoleh dari sumber-sumber alam jangan ditafsirkan sebagai suatu persetujuan yang sah untuk semua material yang diperoleh dari sumber-sumber alam lainnya, Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas semua kwalitas dari semua material yang digunakan dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi tentang persiapan dan persetujuan test dengan contoh sebanyak 15 kg sebagai sample dari pasir alam tersebut yang selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum pemakaian bahan-bahan tersebut.

e. Deposit pasir alam harus dibersihkan dari vegetasi, bahan-bahan lain yang mengotori dan yang dapat menimbulkan pasir menjadi jelek.Deposit harus sedemikian rupa sehingga mutu tidak berkurang. Material-material tersebut harus diangin-anginkan (screened) dan dicuci bila memang perlu untuk memperoleh pasir yang sesuai kebutuhan.

f. Pasir atau agregate halus (fine agregate) harus benar-benar bersih dan bebas dari clay lumps, soft, flaki particle, sckale alkali, organik matra, loam, mica dan injurious amounts yang menimbulkan pasir menjadi tidak sesuai. Jumlah persentase dari semua material

17tersebut beratnya tidak akan melebihi 50%. Agregate

yang baik adalah yang berbentuk tajam atau sharp, cubical, keras, tebal dana tahan lama.

g. Semua pasir yang digunakan untuk pekerjaan beton seperti yang telah ditentukan harus dari pasir campuran dalam perbandingan yang sesuai. Pasir-pasir tersebut harus mempunyai modulus antara 2/3,2 atau pengetesan dengan saringan sesuai dengan Standard Indonesia. Untuk beton PBI.1971 atau sebagai berikut:

1

No

Saringan

(Screen

Persentase Bagian Yang Tinggal Dalam Berat4 0 – 5

8 6 – 15

16 10 – 25

30 10 – 30

50 15 – 35

100 12 – 20

PAN 3 – 7

Kalau persentase yang tinggal (tertahan) dari saringan No. 16 20 % atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase yang tertahan dari saringan No. 8 boleh naik menjadi 20 %.

h. Pasir yang digunakan untuk adukan bagi pekerjaan pasangan batu atau batu bata untuk lining, untuk permukaan atau tubuh pekerjaan, harus berupa pasir alam dan bila ditest harus memenuhi standar seperti berikut:

Screen No. Passing Percent Bay Weight Screen

8100

10015 (max)

Dengan nilai tersebut di atas harus dengan gradasi baik (well graded) sehingga sesuai dengan pekerjaan adukan yang diperlukan.

i. Pasir alam dan pasir campuran dapat diminta untuk ditest oleh Direksi untuk menentukan apakah pasir-pasir tersebut sesuai dengan apa yang telah ditentukan dan dibutuhkan. Kontraktor harus menyiapkan dan melaksanakan pengambilan contoh yang diperintahkan oleh Direksi tanpa pungutan bayaran yang meliputi tenaga, material dan operasinya.

2.4. Agregate Kasara. Coarse agregate harus didapat dari sumber-sumber yang

telah disetujui yang terdiri dari kerikil, batu gunung atau batu pecah (crushed stone) atau campuran dari semuanya itu.

b. Coarse agregate harus bersih bebas dari partikel lunak, satuan tebal dan memanjang, alkali, organik dan bahan lain yang tidak sesuai ini tidak lebih dari 3%.

c. Coarse agregate harus dengan gradasi yang baik dengan ukuran butir antara 5 mm - 50 mm atau dengan ukuran yang dibatasi untuk pekerjaan-pekerjaan khusus seperti yang ditentukan. Coarse agregate mempunyai modulus yang baik (fitness modules) antara 6 - 7.5 atau bila dengan pengetesan berarti sesuai dengan Standard Indonesia (PBI 1971).

d. Coarse agregate harus sesuai dengan spesifikasi yang ada. Apabila ditest oleh Direksi tidak memenuhi spesifikasi, Kontraktor harus mengayak kembali atau memproses material-material tersebut dengan biaya

1sendiri. Kontraktor harus meningkatkan mutu produksi agregate sehingga memenuhi syarat seperti yang disetujui oleh Direksi.

1

2.5. Bahan-bahan Perkuatan atau Batua. Batu diperoleh dari suatu pengambilan yang telah

disetujui. Batu-batu yang dipakai/digunakan adalah boulder atau batu gunung, mempunyai berat jenis (spesific-gracity) minimum 2.4. Compression Strenght (tegangan kompressi) tidak boleh kurang dari 400 kg/cm2.

b. Untuk penggunaan pada pekerjaan pasangan batu, pasangan batu kosong dan agregate jalan maka batu-batu tersebut harus keras, kasar, padat dan tahan lama serta bebas dari retak ataupun pecah. Pasangan batu kosong beratnya antara 10 - 25 kg/buah dan harus dibelah sedikitnya satu sisi.

c. Batu untuk pasangan harus dibentuk/dibuat dengan ukuran seperti pada gambar atau sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Direksi.

2.6. Bahan-bahan untuk Perkerasan

2.6.1.Base course

a.Material lapis dasar harus mempunyai ukuran partikel maksimum 4 centimeter dan harus bergradasi baik (well graded) dalam batasan-batasan berikut ini.

Standar Saringan U.S.

Persentase Berat Lolos Saringan25,4 mm ( 1 in.) 70 - 100

19,1 mm (3/4 in) 60 – 904,76 mm (No. 4) 30 – 602,0 mm (No. 10) 20 – 500,42 mm (No. 40) 10 – 30

0,074 mm (No. 200)

2 – 10

b.Bagian material yang kurang dari 0,2 millimeter (Saringan no.70) harus mempunyai Liquid Limit tidak lebih dari 25 dan indeks plastisitas (Plasticity Index) yang tidak lebih dari 6.

2.6.2. Surface course

Agregat untuk makadam penetrasi bitumen harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah bersiku sesuai dengan persyaratan yang ditentukan pada Spesifikasi Teknis untuk agregat beton, atau seperti ketentuan berikut ini :a. Berat jenis dari material agregat tidak boleh kurang

dari 2,65.b. Agregat kasar (tertahan Saringan No. 4) harus

mengandung tidak kurang dari tujuh puluh lima persen (75 %) agregat yang memiliki dua atau lebih permukaan fraktur.

c. Material agregat harus memenuhi persyaratan gradasi sebagai berikut :

Standar Saringan U.S.

Persentase Berat Lolos Saringan

Agregat Kasar

Agregat Kunci

Agregat Halus

151 mm (2 “) 100 - -38 mm (1½”)

90 sampai 100

- -25 mm (1”) 20 sampai

55100 -

19 mm (3/4”) 10 sampai 20

90 sampai 100

-12 mm (1/2”) 5 sampai 10 - 1009,5 mm (3/8”)

0 sampai 5 20 sampai 55

85 sampai 1004,7 mm (No.

4)- 0 sampai

1010 sampai 302,4 mm (No.

8)- 0 sampai 5 0 sampai 10

1

d. Semua permukaan agregat harus kering ketika ditempatkan.

e. Fraksi kasar agregat, ukuran partikel lebih dari 4,7 mm (Saringan No. 4), harus memiliki kadar air yang tidak melebihi 0,4 %, dan fraksi halus di bawah 4,7 mm harus memiliki kadar air tidak melebihi 1 %.

f. Agregat yang digunakan harus mempunyai sifat sedemikian sehingga apabila secara menyeluruh dilapisi material bitumen, lapisan tersebut tidak akan lepas pada keadaan kontak dengan air.

2.6.3. Aspal Bitumen

Bituminous asphalt materials untuk lapis awal dan bahan rekat harus memenuhi persyaratan berikut ini :i. Lapis awal (primer) : Lapis awal aspal bitumen harus

memenuhi Standar ASTM D2027-76 ; Designation MC70 : “Cutback Asphalt”;

ii. Bahan rekat : Bahan rekat aspal bitumen harus memenuhi Standar ASTM D946-82 “Penetration Grade Asphalt Cement for Use in Pavement Construction” : penetration grade 85-100.

Material aspal harus dikirimkan dan ditangani dengan perlakuan tertentu untuk menghindari kontaminasi dari air atau material lainnya.

3. TULANGAN

3.1 Bahan-Bahan dan Ukuran Tulangana. Semen tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan

ukuran yang sesuai dengan Indonesia Standard for Concrete N.I.2, PBI 1971 atau ASTM Design Nation A.15 dan harus disetujui oleh Direksi.

b. Kontraktor dapat diminta untuk menyediakan sertifikat pengetesan tulangan beton terhadap adukan yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan Direksi.

3.2. Pembuatan dan Pembersihana. Tulangan beton, sebelum dipasang harus bebas dari

kotoran-kotoran, karat, minyak, oli dan lapisan yang akan merusak atau mengurangi mutu. Bilamana terdapat penundaan di dalam pengecoran beton, tulangan harus diperiksa kembali dan dibersihkan bilamana perlu.

b. Tulangan harus dilekukkan dengan tepat menurut ukuran yang ditunjukkan pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar konstruksi yang harus diselesaikan oleh Kontraktor.

c. Tulangan janganlah diluruskan atau dilekukkan kembali dengan cara yang akan merusak bahan. Batangan dengan putaran/tekukan atau lekukan-lekukan yang tidak ditunjukkan pada gambar, janganlah digunakan. Semua batangan harus dilekukkan dalam keadaan dingin. Pemanasan hanya diperbolehkan bila seluruh operasi disetujui oleh Direksi.

1

3.3. Pemasangana. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin

terhadap penggesekan dengan menggunakan ikatan kawat besi atau klip-klip yang cocok pada persilangan, dan harus diganjal dengan kepingan beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di dalam semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada pelenturan dari pada batangan atau ikatan.

1

Bilamana pengganjal tersebut akan digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat dari logam yang tidak berkarat.

b. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus ditopang dengan beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua ukuran plat lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam.

c. Jarak minimum antara batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih antara batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar. Pada permukaan pondasi, plat, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor secara langsung terhadap dasar, tulangan harus mempunyai lapisan penutup beton min. 7.5 cm.

3.4. S a m b u n g a nBila diperlukan menyambung tulangan pada suatu titik selain dari yang ditunjuk pada gambar, ciri sambungan harus ditentukan oleh Direksi. Panjang penyambungan di dalam dinding tulangan dan harus min. 30 x diameter tulangan dan harus disetujui oleh Direksi.Setelah rencana tersebut disetujui atau diminta untuk memperbaiki oleh Direksi, pekerjaan pengalihan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disetujui. Pembayaran untuk pekerjaan sementara tersebut ditanggung dalam item Prop. Sum sesuai dengan permintaan Kontraktor yang dilampiri dengan penjelasan penggunaannya secara detail sesuai dengan perintah Direksi.

3.5. Pengukuran dan Pembayarana. Harga satuan penawaran di dalam daftar kuantitas dan

harga akan meliputi harga yang tepat dimana tulangan digunakan, pembongkaran, penyimpanan, penanganan dan pemasangan di tempat-tempat pemakaian akhir di dalam konstruksi beton bertulang dan pekerjaan- pekerjaan lainnya.

b. Tidak ada pembayaran tersendiri untuk tulangan yang tertuang, hilang atau tidak diperhitungkan sebagai akibat penanganan yang tidak tepat, serta tulangan yang digunakan sebagai pengganti tulangan beton yang rusak atau yang digunakan oleh kontraktor dengan tujuan memungkinkan atau memudahkan pelaksanaan konstruksinya.

c. Semua biaya penyediaan tulangan sedemikian rupa harus sudah termasuk ke dalam harga satuan penawaran seperti di dalam Daftar Kwantitas dan Harga untuk uraian yang tepat dimana tulangan akan digunakan.

4. ALAT DUGA AIR (Automatic Water Level Recording)4.1. Manfaat

Untuk pengukur tinggi muka air secara otomatis real time dan data dapat tersimpan dalam suatu memori. Data yang

1dapat direkam merupakan data ketinggian muka air dan waktu, tanggal, hari dan tahun.

4.2. Jenis AlatAlat penakar tinggi muka air otomatis (Automatic Water Level Logger / AWLL) jenis pelampung dengan pulley yang dikonversikan ke dalam bentuk digital oleh sensor dan dilengkapi dengan piranti penyimpan data (memory)/ logger.

4.3. Operasi AlatAlat akan merekam semua kejadian perubahan tinggi muka air pada badan air. Data hasil yang sudah tersimpan di data logger dapat didownload untuk

1

ditampilkan dalam bentuk data tabular maupun grafik batang sesuai waktu yang diinginkan pengguna.

4.4. PemeliharaanLingkup pemeliharaan peralatan :- Sensitifitas pulley.- Sensitifitas sensor.- Perawatan data logger.- Perawatan sumber daya (power / battery)- Perbaikan-perbaikan ringan- Kalibrasi alat (antara bacaan peilschall dengan PC interface)

Spesifikasi Alat Duga Air

No. Diskripsi Spektek

1 Sensor duga air Tipe bandul

2 Logger Mempunyai : Interface/fasilitas koneksi ke serial

modem dan GSM modem. Interface /fasilitas data transfer. Interface tampilan data

3 Penyimpanan Memory

Mempunyai : Kapasitas memory minimal dapat

menyimpan data 8 bulan data pencatatan dengan interval waktu 1 jam.

Fasiltas pengaturan interval waktu pencatatan data.

Fasilitas rotary ( berputar menghapus data yang lama)

Fasilitas reset data memory .3 Penampil / Display - Menunjukkan :

Tanggal Waktu (Jam, Menit dan Detik) No Stasiun Kode Wilayah Ketinggian air (Cm) Tinggi muka air saat pemasangan Battery status

- Otomatis off dalam 1 menit.

4 Interval waktu Interval penyimpanan data dapat diset dari 1 menit hingga 24 jam

5 Power datalogger Battery / solar panel + battery.Untuk satu tahun penggunaan secara menerus.

1

5 Kelengkapan - Tersedia tombol operasi- Tersedianya fasilitas proteksi data.- Dilengkai nomor identitas alat.- Dilengkapi peilschall sepanjang 5 meter.- Manual operasi dan pemeliharaan alat.

5. AIRSemua air yang digunakan untuk pekerjaan beton, adukan dan grout harus bebas dari lumpur yang dapat mengganggu, bahan organik, alkali, garam dan hal-hal lain yang tidak baik. Air yang dapat digunakan di dalam semua beton, adukan dan grout akan ditest oleh Direksi untuk menentukan kecocokannya terhadap keperluan-keperluan.

5. BAHAN-BAHAN LAIN5.1. Batu-bata

Batu bata harus batu bata biasa, yang sesuai dengan Standard Indonesia untuk batu bata NI 10 batu bata harus digolongkan sebagai berikut:a. Batu bata klas I harus terbuat dari tanah yang baik,

bekas dari deposit saline harus dibakar dengan baik tanpa divitrivikasi, harus teratur, seragam dalam bentuk dan ukuran dengan ujung yang tajam dan persegi, permukaan sejajar dan mempunyai warna merah menyala atau tembaga;Batu-bata klas I harus bertekstur homogen dan menimbulkan suara gemerincing yang jelas bila dipukul dan harus bebas dari retakan, serpihan, batu dan modul batu kapur.

b. Batu bata klas II harus dibakar sama baiknya seperti batu bata klas I atau sedikit dibakar berlebihan tetapi tidak divitrivikasikan di dalam bagian manapun dan harus memberi suara gemerin-cing yang jelas bila dipukul. Perbedaan yang kecil dalam ukuran bentuk dan warna akan diterima tetapi tidak sedemikian sehingga memberi bentuk yang tidak teratur atau tidak rata.

5.2. Batu KapurBatu kapur harus berupa batu kapur biasa yang sesuai dengan tuntutan Standar Indonesia untuk Kapur N.I.7.

5.3. Tras dan Semen MerahTras dan semen merah haruslah tras dan semen merah biasa sesuai dengan tuntutan Standar Indonesia untuk tras dan semen merah NI. 20.

5.4. Bahan Tambahan (Admixture/additif)a. Kontraktor akan melengkapi dan memakai bahan

tambahan campuran beton (admixture) untuk memperbaiki mutu dan mempermudah pekerjaan beton dan mortar.Bahan tambahan lain untuk perbaikan pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan yang mungkin dipakai harus mendapat persetujuan Direksi. Bahan tambahan harus disertai dengan sertifikasi pabrik yang sesuai dengan

2spesifikasi pabrik. Direksi akan menolak usulan pemakaian bahan

tambahan yang diajukan kontraktor bila dianggap bahan tambahan tersebut kurang baik dipakai untuk menghasilkan homogenitas tinggi pada pekerjaan yang bersangkutan.

Kontraktor harus siap bila Direksi menganggap perlu untuk mengajukan contoh dan melakukan test untuk contoh bahan dan test tambahan setelah bahan sampai ke lokasi pekerjaan.

2

Kontraktor harus bertanggung jawab pada kesulitan yang timbul atau kerusakan yang terjadi akibat pemilikan dan pemakaian bahan tambahan, seperti penundaan, kesulitan pengecoran beton atau kerusakan beton atau kerusakan beton waktu pembukaan bekesting

Bahan tambahan lainnya bila dipakai harus memenuhi spesikasi yang dibutuhkan seperti:

Bahan Tambahan Spesifikasi

Pengurangan Volume Udara Pengurangan

Kadar Air Perlambatan

ASTM C260-77 ASTM C 494-82, type A

b. Kecocokan pemakaian bahan tambahan, dua macam atau lebih yang dapat dipakai pada campuran beton, harus ditest dengan cara yang disetujui oleh Direksi.

c. Penyimpanan cairan atau bubuk bahan tambahan untuk beton harus ditempatkan pada gudang tahan air. Tempat penyimpanan harus direncanakan di tempat dimana akan digunakan bahan tersebut.

5.5. K a y uKayu harus diperoleh dari sumber yang disetujui. Kayu harus dari mutu yang baik dan harus diawetkan dengan baik. Kayu harus bertekstur seragam, berserat lurus bebas dari mata kayu, lobang-lobang bor, serangan humus, pembusukan, titik-titik, pembongkokan, belitan atau retak-retak serta kekurangan-kekurangan dan noda-noda lainnya. Semua persyaratan lain harus dipenuhi seperti kekuatan tekan, tarikan, penyimpanan, penyusunan dan kelas harus sesuai dengan tuntutan Standard Indonesia untuk kayu NI.5 atau seperti yang ditentukan oleh Direksi.

5.6. Kawat Bronjong AnyamanKawat yang digunakan untuk bronjong atau krip atau groyne haruslah kawat baja yang digalvanisir yang mempunyai fleksibilitas yang tinggi sesuai spesifikasi Standard Indonesia, dianyam dengan menggunakan mesin penganyam/ pabrikasi atau sesuai petunjuk Direksi. Anyaman dibuat dengan melilitkan dua batang kawat sebanyak 3 (tiga) lilitan membentuk segi enam. Diameter kawat 4 mm untuk Bronjong anyaman manual dan diameter kawat 3 mm untuk Bronjong anyaman pabrikasi seperti yang ditentukan oleh Direksi.

5.7. GeotextileGeotextile sebagai separator dan stabilisasi tanah harus memenuhi syarat untuk mencegah kontaminasi dua lapisan aggregat yang berlainan jenis tetapi sekaligus harus dapat meloloskan air tanpa terjadi penyumbatan. Kontraktor harus menyerahkan contoh material disertai dengan sertifikat dari pabrik yang menjelaskan kapasitas teknis dari material geotextile.Sifat-sifat fisik geotextile :

2a. Geotextile harus dari jenis yang tidak dianyam (non-

woven), yang terdiri dari serabut menerus dengan vahan polimer polypropylene yang diproduksi dengan teknik needle punched. Kualitas dari polimer yang dipakai harus bersertifikasi pabrik, tahan asam, alkaki dan zat kimia didalam rentang pH 2-12 dan tidak mengalami hidrólisis pada kondisi iklim tropis.

b. Geotextile harus mempunyai daya tahan terhadap pengaruh kontak langsung dengan zat kimia yang umumnya ada di dalam tanah dan air limbah serta memiliki daya tahan terhadap mikro biologis lainnya.

2

c. Geotextil harus mempunyai kualitas filtrasi yang memadai dan permeabilitas yang tinggi, sehingga memungkinkan drainase pada tanah berbutir halus dengan tingkat kejenuhan yang tinggi.

d. Geotekstile harus mempunyai jaringan serabut yang stabil sehingga memiliki ketahan terhadap kerusakan selama proses konstruksi.

e. Geotextile yang dihasilkan dari potongan-potongan bahan fiber atau daur ulang tidak diterima.

f. Setiap rol geotextile yang dikirim ke lapangan harus mempunyai kode produksi dan pernyataan type yang tertera jelas pada pembungkus luar maupun sepanjang lembaran denga interval tertentu untuk pemerikasaan visual.

5.7.1. Geotextile type geomembranGeotextile yang dipakai harus memenuhi syarat seperti yang disebutkan berikut dengan metode pengujian yang sama.

Sifat-sifat Persyaratan

Metode

a. Massa Nominal (gr/m2) 400 ISO 9864

b. Tebal (mm) 3.2 ISO 9863

c. Ketahanan Jebol CBR (N) 4250 ISO 12236

d. Ketahanan Jebol Metode Rod (N)

800 ASTM D 4833e. Kuat Tarik (kN/m) 28 ISO 10319

f. Elongasi (%) 80/40 ISO 10319

g. Ukuran bukaan efektif (O95) (mm)

0.08 ISO 12956

h. Performance Energy 8.4

i. Dynamic Drop Cone Puncture 14 ISO 13433

j. Kuat Tarik Grab (N) 1770 / ASTM D1650 4632

k. Permeabilitas vertikal (m/s) 3x10-3 ISO 11058

l. Kapasitas Pengaliran

50

ISO 11058(l/m2/s)

- 50 mm head 106- 100 mm head

m. Kapasitas

20.0

ISO 12958(l/m.h)

- 20 kPa 4.0- 200 kPa

5.7.2.Geotextile type clay-liner, geo-clGeotextile type ini strukturnya lebih tebal dibandingkan dengan geotextile jenis non woven dan type ini lebih cocok dipasang pada timbunan yang menggunakan tanah liat. Geotextile berfungsi sebagai penyokong tanah dengan daya tegangannya dan dapat meneruskan air rembesan pada lokasi pekerjaan timbunan jalan, timbunan tubuh bendungan dan sebagainya.

2Material ini dibentang diatas permukaan tanah yang akan ditimbun pada tanah lembek.

2

Kelas Geotextile

FungsiKekuatan tegang

Kekuatan Tekan

Bukaan Ruang/

Permittiv ity

1 2 3 4 5 6

Geotextile Klas I

Penguatan Tanah

0.71 KN 0.42 KN 0.212 mm

1.4 jam-

1

Geotextile Klas II

Penguatan Tanah dan Rembesan

201.4 KN/m

120 KN/m

0.6 mm 0.32 jam-1

5.7.3.Geotextile non woovenBahan geotextile non wooven adalah crimped polyester fiber yang diikat dengan cara needle-punched staple fibre yang dirancang khusus dengan ketebalan tinggi, tahan terhadap coblosan (puncture) tinggi dan kapasitas mulur (elongation) yang tinggi sehingga dapat mengikuti deformasi tanah akibat beban besar.

Geotextile non wooven harus memiliki properti seperti tertera dalam tabel berikut ini :

Charecteristic value

Test method Unit Certified

Raw material PES/PP/PA

Mass per unit area DIN EN 965 g/m2 ≥600

Thickness (x-s) DIN EN 964-1 mm ≥5

Tensile strength (x-s)

Longitudi

nal

DIN EN ISO 10319

KN/m ≥11,0

≥11,0

Elongation at max. tensile strength

Longitudin

al

Transvers

DIN EN ISO 10319

%

≥60

≥40

Puncture force (x-s)* DIN EN ISO 12236

Nm ≥1200

Elongation at static puncture strength

DIN EN ISO 12236

% ≥35

Effective opening size DIN E 60500 Part 6

mm ≤0,1

Water permeability

DIN E 60500 Part m/s ≤8,0 x 10-

coefficient

at a load 2 kN/m2KvDIN E 60500 Part 7

m/s ≤1,7 x 10-

2Kh

Bonding method - - Needle punch

Detector tested - - Yes

Standard roll - m ≥5,0 x

2

Geotextile Filter cloth harus memiliki properti seperti tertera dalam tabel berikut ini :

Geotextile non woven dibuat dan dihasilkan dibawah pengendalian mutu yang ketat. Pabrik telah bersertifikat ISO 9001 (2000).

5.7.4. Geotextile sand containerBahan geotextile sand container adalah geotextile non woven yang dibuat dengan mekanisasi interlocking polypropylene, crimped staple fibres melalui sebuah proses needle punching. Material yang dihasilkan kemudian dirol di atas pipa yang dibuat khusus, tebal dinding 6 mm. Setelah proses needle punching dan sebelum dirol, material harus dites needle patah/hancur dengan detector metal dan setiap metal yang ditemukan harus dibuang.

Geotextile sand container harus memiliki properti seperti terteta dalam tabel berikut ini :

Property Test Method * Unit Value

Mass per unit area DIN EN 965 g/m² ≥600Thickness DIN EN 964-1 mm ≥5,0Tensile strength at breakMachine direction (md)Cross

DIN EN ISO 10319

kN/m

≥25,0

≥40,0

Elongation at break

DIN EN ISO 10319

% ≥60Machine direction(md)Cross machine % ≥40direction (cmd)Puncture force Puncture

DIN EN ISO 12236

N%

≥6.000≥35

Charecteristic value Test method Unit Certified

Raw material PES/PP/PAMass per unit area DIN EN 965 g/m2 250Thickness (x-s) DIN EN 964-1 mm 2 - 3Tensile strength (x-s) Longitudinal

DIN EN ISO 10319 KN/m ≥11,0

≥11,0Elongation at max. tensile strengthLongitudinal

DIN EN ISO 10319

%≥60≥40

Puncture force (x-s)* DIN EN ISO 12236

Nm ≥1200Elongation at static puncture strength

DIN EN ISO 12236

% ≥35

Effective opening size DIN E 60500 Part 6

mm ≤0,1Water permeability

DIN E 60500 Part m/s ≤8,0 x 10-coefficientat a load 2 kN/m2Kv DIN E 60500 Part

7m/s ≤1,7 x 10-

2KhBonding method - - Needl

e Detector tested - - YesStandard roll dimension - m ≥5,0 x

2Effective opening size

DIN EN ISO 12956

mm ≤0,1

Permeability DIN EN ISO 11058

m/s ≤3,0 x 10-

2

2

* Test method dari pabrikPabrik yang memproduksi harus terakreditasi dengan ISO 9001 (2000)Geotextile sand container harus dijahit dengan type jahitan ganda(double lock stitch) dan dengan menggunakan benang jahit dengan spesifikasi berikut (untuk kedua sisi kantong) :- Bahan dasar polypropylene, single ply Z twisted- Warna biru- Guarantee UV-treated- Dapat di-recycle- Tanpa sambungan- Tahan terhadap air laut

Data teknis benang adalah seperti berikut :Yield : 1.500 m/kgTwist/mt 65Tensile strength : 360 NElongation at break : 15 %Lubrication : 15 %Denier 600, breaking strength : 37,5 kg

Proses pembuatan kantong geotextile harus dengan menggunakan mesin khusus yang direkomendasi dan telah terbukti pemakaiannya (referensi proyek). Untuk benang penutup kantong juga harus memiliki spesifikasi khusus sebagai berikut :- Terbuat dari benang Polyester 100%- Type benang adalah staple spun polyester- Mass per unit benang adalah 300 gram / m2- Tahan terhadap sinar UV dan air laut- Ukuran benang : Nm 20/5- Meter per kilo : 2.350 m +/- 3%.- Elongation : 16% +/- 4%.- Strength : 95 N (+/- 3%)Mesin yang digunakan untuk menutup kantong geotextile juga harus memiliki type double lock stitch dengan mesin yang direkomendasi dan telah terbukti pemakaiannya (referensi proyek).

5.8. Batu < 250 Kg, 250 Kg – 1.000 Kg dan batu > 1000 KgLokasi Pengambilan Material (Batu) dari sekitar lokasi pekerjaan sepanjang masih memenuhi persyaratan atau pada tempat lain yang disetujui Direksi. Batu tersebut harus tahan terhadap cuaca (udara, air, panas dan dingin, getaran, tekanan) dan mempunyai kepadatan yang memenuhi syarat.Kontraktor harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi sebelum pengadaan material dengan menunjukkan contoh / sample material yang akan digunakan.Pengujian material harus memenuhi syarat standart ASTM atau standart lain yang diakui, dengan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.

Pegujian bahan batu yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : Abration Test (ASTM C-131-03) dengan model test diijinkan

lebih kecil atau sama dengan 10% - 20% dari batu mengalami kehausan.

2 Berat isi atau kepadatan bahan tidak kurang dari 2 t/m3

5.9. Kayu CerucukBahan kayu yang dipakai adalah jenis bahan kayu nibung/ kayu bakau dengan berdiameter antara 10–15 cm. Apabila menggunakan kayu lain harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

2

5.10. Drain HoleDrain hole terbuat dari bahan pipa PVC berdiameter seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dengan panjang 50 cm (atau disesuaikan dengan ketebalan konstruksi) dan terdiri dari bahan ijuk, kerikil. Pemakaian pipa PVC, ijuk dan kerikil harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi.

5.11. Gebalan RumputGebalan rumput harus berakar dan dicangkul setebal ± 4 cm. Gebalan rumput harus segera ditanamkan dalam jajaran bersambung dan segera disiram air. Agar gebalan tidak tergelincir maka harus dipasang pasak bambu sedalam 10 cm. Rumput yang ditanam adalah jenis rumput Pait- paitan dengan pola tanam papan catur.

5.12. Bahan-bahan sumur pompa

5.12.1.KayuKayu harus diperoleh dari sumber yang disetujui direksi, dengan mutu yang baik atau menurut persetujuan direksi dimana kayu tersebut akan digunakan.

5.12.2.Pipa PVCPipa yang dipakai adalah Pipa PVC yang bertekanan 10 kg/cm2, sesuai dengan standar JIS atau SII dengan diameter 6 inchi atau diameter 4 inchi. Cara penyambungan menggunakan lem pipa yang berstandar JIS atau SII. Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan harus persetujuan direksi.

5.12.3.Pipa GIV DIA 6” dan 4”Pipa GIV yang dipakai adalah Pipa GIV yang ketebalannya 4,2 mm sesuai dengan standar JIS atau SII dengan diameter 6 inchi dan 4 inchi. Cara penyambungan menggunakan material las dan socket. Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan harus persetujuan direksi.

5.12.4.Pipa-pipa SumurPipa konstruksi sumur yang dipakai adalah pipa GIV sesuai dengan standar JIS atau SII dengan diameter 10 inchi dan 6 inchi. Cara penyambungan menggunakan material las dan socket. Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan harus persetujuan direksi.

5.12.5 Pipa saringanPipa saringan sumur yang dipakai adalah pipa low carbond steel 0,4 mm sesuai dengan standar JIS atau SII dengan diameter 10 inchi dan 6 inchi. Cara penyambungan menggunakan material las dan socket. Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan harus persetujuan direksi.

5.12.6.Cable-cable PompaCable yang dipakai untuk pompa Submersible

2adalah Cable NYYHY dengan ukuran 3 core x 6 mm. Untuk Cable probe automatic water level adalah Cable NYYHY dengan ukuran ukuran3 core x 3 mm. Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan harus persetujuan direksi.

5.12.7.Wire RopeWire Rope untuk pengaman pompa dengan ukuran 6 mm dan ditambah Star clam untuk pengikat cable. Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan harus persetujuan direksi.

2

5.13. Pintu Air

Pintu air yang digunakan adalah harus dari pabrik atau perbengkelan pintu air yang sudah berpengalaman. Pengguna jasa dan/atau Direksi Teknis berhak menolak perbengkelan tersebut jika dipandang pengalamannya dalam pembuatan pintu air belum memenuhi syarat. Disamping berpengalaman, perbengkelan pintu air juga harus memiliki peralatan sandblansting dan coating worly, karena untuk pekerjaan pintu materialnya (besi) harus dilakukan sandblansting dan coating worly.Penunjukan perbengkelan pintu air harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pengguna jasa dan/atau Direksi Teknis.

5.14.Wiremesh

Wiremesh yang digunakan merupakan hasil produksi pabrik (pabrikan) dengan spesifikasi sebagai berikut :

- Jenis material : besi ulir dia. 5 (m – 5) Jenis material : besi ulir dia. 6 (m – 6)

- Ukuran lembar : 2,1 x 5,4 m- Jarak kotak standar : 150 mm x 150 mm

Wiremesh yang digunakan harus memenuhi standar SNI. 07 – 0663 -1995. Sebelum dilakukan pemasangan, wiremesh yang diajukan terlebih harus mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa/atau Direksi Teknis.

5.15. Sheet Pile Baja Type FSP – IISebelum pekerjaan sheet pile dikerjakan terlebih dahulu kontraktor harus melakukan test tanah (sondir) setiap 5 m – 30 m dengan titik sondir 3 tempat test untuk dapat menentukan berapa panjang sheet pile yang dibutuhkan sesuai dengan hasil test labotorium.Sheet Pile yang kita gunakan produk jadi atau pabrikan dengan spesifikasi sebagai berikut :

- Lebar : 400 mm- Tinggi : 100 mm- Ketebalan : 10,50 mm- Panjang : 12 m- Berat Per Unit : 48 Kg/m- Moment Inersia : 8.740 cm4/m- Modulus Elastisitas : 874 cm3/m

Semua tiang pancang (sheet pile) baja yang dikerjakan harus sesuai dengan spesifikasi yang tersebut diatas dan setiap syarat-syarat dan ketentuan- ketentuan lainnya dari cara pelaksanaan harus sesuai peraturan-peraturan terkait lainnya yang sudah dibakukan.

5.16. Sheet Pile Beton (RFC)Sebelum pekerjaan sheet pile dikerjakan terlebih dahulu kontraktor harus melakukan test tanah (sondir) setiap 5 m – 30 m dengan titik sondir 3 tempat test untuk dapat menentukan berapa panjang sheet pile yang dibutuhkan

2sesuai dengan hasil test labotorium.Sheet Pile yang kita gunakan produk jadi atau pabrikan dengan spesifikasi sebagai berikut :

Semua tiang pancang press tress (sheet pile) beton yang dikerjakan harus sesuai dengan spesifikasi yang tersebut diatas dan setiap syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan lainnya dari cara pelaksanaan harus sesuai peraturan-

2

a. Flat Type

TypeLeng

ht

(m’

B(mm

)

T(mm)

Crac

k

(Tf-

Ultim

ate

(Tf-FPC-220-A-500 9 – 12 500 220 3,32 5,39FPC-320-A-500 9 – 12 500 320 6,05 7,85

b. Corrugated Type

TypeLenght (m’

Top End Section (mm)H t i j e

W-325 A – 9 - 12 325 110 125 200 430W-400 A – 9 - 12 400 120 200 200 370

TypeLenght (m’

Middle Section (mm)a b c d h f

W-325 A – 9 - 12 109 169 338 63 215 100W-400 A – 9 - 12 130 148 296 93 280 100

2

BAGIAN - III PELAKSANAAN PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN

a. Pekerjaan pembersihan adalah pada lokasi/lapangan pekerjaan maupun lokasi untuk jalan masuk peralatan agar dapat ditempuh langsung dengan mudah. Semua daerah yang ditempati bangunan atau yang dilewati jalur bangunan dibersihkan sesuai petunjuk Direksi. Pembersihan meliputi pembersihan pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Hasil pembersihan itu harus ditempatkan diluar tempat kerja atau dibuang, kecuali ada ketentuan lain sesuai petunjuk Direksi.

b. Pekerjaan tebas tebang dilakukan pada lokasi pekerjaan yang banyak ditumbuhi pepohonan dengan diameter lebih besar 30 cm, yang bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan tersebut dipotong-potong dan kemudian ditumpuk pada suatu lokasi/ tempat dengan syarat tidak menggangu lingkungan atau dibuang kelokasi lainnya sesuai dengan persetujuan Direksi

c. Pekerjaan cabut tunggul dilaksanakan pada lokasi dimana akan dibangun suatu bangunan tanggul yang banyak terdapat pepohonan, apabila tidak dilaksanakan pekerjaan cabut tunggul dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan syarat tidak merusak lingkungan atau dibuang kelokasi lainnya atas persetujuan dari Direksi.

d. Kontraktor diminta untuk memulai pekerjaan pembersihan ini sebelum pekerjaan utama dimulai.

e. Semua kerusakan yang timbul akibat pekerjaan tersebut terhadap milik umum atau perseorangan yang dilaksanakan untuk kontraktor, hal tersebut harus diperbaiki atau diganti atas biaya kontraktor.

2. PEKERJAAN UITZET/PENGUKURAN UNTUK M.C. NOL DAN PEMASANGAN PROFILa. Untuk mendukung pelaksanaan pekerjan konstruksi, Kontraktor

harus melakukan pengukuran terlebih dahulu. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran tersebut harus disaksikan oleh pengawas/pihak Direksi yang akan menunjukkan titik referensi.

b. Patok-patok sementara yang terpasang dibuat dari kayu, dipasang pada setiap jarak antara 25 sampai 50 meter atau ditentukan dalam jarak lain, menurut pertimbangan teknis oleh Direksi. Patok-patok ini dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah goyang atau hilang dan patok ini dipakai sebagai titik uitzet, dimana ketinggian patok tersebut dapat diketahui dari hasil pengukuran. Agar mudah terlihat, patok dicat warna merah.

c. Kontraktor diwajibkan menjaga titik uitzet ini sebagai titik bantu dalam pelaksanaan pekerjaan baik oleh Direksi

2pekerjaan ataupun oleh Tim Pemeriksa Serah terima Pekerjaan. Apabila patok/titik uitzet tersebut hilang/rusak maka Kontraktor diwajibkan mengganti patok baru dengan persetujuan Direksi atas biaya Kontraktor.

d. Pengukuran M.C.-0, untuk mutual chek nol yang akan menghasilkan: Data Ukur Gambar situasi Gambar profil memanjang Construction drawing (CD)

2

e. Setiap hasil pengukuran baik yang data ukur dan gambar harus diketahui dan diparaf dan ditandatangani oleh Pihak Kontraktor serta Pihak Direksi. Data dan gambar yang disajikan harus dibuat pada kertas reproduksi yang berkualitas baik, sehingga hasilnya dapat dibaca dengan jelas dan dijilid rapi.

f. Kontraktor harus telah menyerahkan gambar-gambar Contruction Drawing (CD) dari pengukuran M.C.-Nol, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja untuk diperiksa oleh Direksi sebelum dilakukan persetujuan.

g. Setiap ada terjadi perubahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus dituangkan dalam gambar dan tulisan dan boleh dilaksanakan setelah mendapat persetujuan pihak Direksi.

h. Apabila tidak disebutkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau dalam ketentuan lain, biaya yang timbul akibat kegiatan ini dianggap larut dalam harga satuan pekerjaan lainnya.

3. PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASIa. Sesuai persyaratan dalam Kontrak, maka Kontraktor harus

mengadakan Mobilisasi peralatan yang akan dipakai dalam melaksanakan pekerjaan.

b. Biaya mobilisasi tersebut adalah biaya yang dibutuhkan untuk mendatangkan alat berat ke dan dari lokasi pekerjaan.

c. Pembayaran untuk pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi dilakukan lamp sump dalam 2 (dua) tahap yaitu : Tahap kesatu sebesar 50% (lima puluh persen) pada tahap

akhir mobilisasi (mendatangkan alat), dan alat siap dioperasikan.

Tahap kedua sebesar 50% (lima puluh persen) pada saat pekerjaan konstruksi siap 100% (seratus persen), dan alat sudah dipulangkan.

4. DIREKSI KEET, BARAK KERJA/GUDANG DAN LAIN-LAIN

a. Kantor Direksi Lapangan yang disiapkan oleh kontraktor adalah merupakan bagian dari persiapan kontraktor dalam pekerjaan sementara sesuai dengan yang tertuang dalam spesifikasi umum.

b. Barak kerja untuk pemondokan pekerja maupun bangunan gudang, bengkel sebagai penyimpanan bahan/material ataupun peralatan kerja harus sesuai dengan spesifikasi umum.

c. Apabila tidak disebutkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau dalam ketentuan lain, biaya yang timbul akibat kegiatan ini dianggap larut dalam harga satuan pekerjaan lainnya.

5. PEMBUATAN /PEMELIHARAAN JALAN MASUK

a. Untuk kelancaran mendatangkan bahan/material maupun alat-alat berat ke dan dari lokasi proyek, Kontraktor dapat memanfaatkan jalan desa, jalan inspeksi yang sudah ada.

b. Apabila jalan masuk tersebut rusak yang diakibatkan lalu lalangnya alat-alat berat dan lain-lainnya ke dan dari lokasi proyek, kontraktor harus memperbaikinya.

3c. Apabila tidak disebutkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga

atau dalam ketentuan lain, biaya yang timbul akibat kegiatan ini dianggap larut dalam harga satuan pekerjaan lainnya.

6. DEWATERINGPekerjaan pengeringan (Dewatering) harus dilakukan untuk pekerjaan yang mempunyai elevasi dibawah permukaan air dan dilakukan secara terus menerus hingga konstruksi pasangan maupun beton bertulang sudah mengering dengan sempurna. Tidak dibenarkan melakukan pasangan batu maupun beton dalam keadaan tergenang air .

3

6.1. Pengukuran dan PembayaranPengukuran untuk pembayaran pekerjaan Dewatering (pengeringan) dilakukan menurut harga satuan lump sump atau disesuaikan dengan satuan seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Pekerjaan yang dilaksanakan menurut kebutuhan dalam pekerjaan konstruksi seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau sesuai yang ditentukan oleh Direksi.

7. QUALITY CONTROL

Kontraktor berkewajiban untuk melakukan quality control terhadap semua pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan.

Qu a lit y c o nt r o l p e k er j a a n t imb u n a n a k a n m e l i pu t i t e s t - t e st s e b a g a i m a na b er i k ut: - Water Content- Specific Gravity- Atterberg Limit- Gradasi dan grain size analysis- Test Hydrometer- Test Permeabilitas- Standart Compaction- Konsolidasi- Uncofined Compression Test

Untuk Pekerjaan Beton dilakukan Test Sebagai Berikut : - Test Tekan Beton atau Schmidt Hammer- Slump Test Beton- Test Vicat

Apabila dipandang perlu oleh Direksi, maka Kontraktor berkewajiban untuk melaksanakan test/pengujian tambahan sebagaimana diminta oleh Direksi dan Kontraktor tidak berhak untuk meminta biaya tambahan berkenaan dengan hal tersebut. Apapun hasil test, tidak membebaskan Kontraktor terhadap kewajiban dan tanggung-jawabnya terhadap keamanan dan stabilitas konstruksi.

II. PEKERJAAN TANAH

1. Ruang Lingkup PekerjaanSemua pekerjaan tanah yang diminta untuk dilaksanakan pada dokumen-dokumen kontrak untuk semua tujuan yang bersangkutan, dan seperti yang diminta oleh direksi, akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang diajukan disini akan berlaku kecuali bila untuk suatu item pekerjaan tertentu. Tempat pengambilan dan pembuangan tanah menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

2. Pembersihana. Semua tanah yang perlu dikerjakan harus diadakan

pembersihan seperti ditentukan oleh direksi. Tanah harus dibersihkan dari semua pohon-pohon, semak dan bahan yang mengganggu lainnya dan bahan tersebut akan dibuang ketempat yang disetujui oleh direksi.

3b. Sisa-sisa bongkaran bangunan harus dibuang ketempat

sesuai persetujuan direksi.c. Penyedia jasa akan diminta untuk melakukan pembersihan

sebelum pekerjaan konstruksi dimulai.

3

d. Kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan atau bangunan masyarakat atau pemerintah yang disebabkan pelaksanaan kontraktor di dalam pembersihan akan diperbaiki atau diganti atas biaya kontraktor.

e. Ukuran dan Pembayaran.Pembersihan lapangan dalam spesifikasi ini dibuat atas dasar harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang meliputi pecabutan pohon-pohon, pembersihan akar-akar pohon dan bangunan yang dibongkar (dimana tidak termasuk pembersihan gulma, rumput dan semak) dan sayarat-syarat lain yang sesuai dengan spesifikasi.

3. Galian Umuma. Semua galian akan dilaksanakan sesuai dengan syarat bab ini

dan dengan profil dan elevasi yang ditunjukkan gambar-gambar atau ditentukan oleh direksi.

b. Selama berlangsungnya pekerjaan, mungkin perlu atau diminta oleh direksi untuk merubah kemiringan-kemiringan ataupun dimensi-dimensi galian dengan mengadakan revisi kemiringan ataupun dimensi gambar dengan spesifikasi ini.

c. Jika galian tidak ditutup oleh konstruksi maka galian harus dibuat dengan dimensi penuh yang diminta yang disempurnakan menurut profil dan elevasi yang diberikan. Semua tindakan yang perlu harus diambil untuk menjaga agar material dibawah dan diatas profil dalam kondisi sebaik mungkin. Setiap galian yang dibuat untuk memudahkan kontraktor dengan suatu alasan atau tujuan kecuali bila ditentukan lain, harus ditimbun kembali bila diminta atas biaya sendiri.

d. Penyedia jasa harus menjaga dan mengontrol kecepatan dan penambahan dan penurunan muka air terhadap galian sehingga tidak membahayakan stabilitas lereng-lereng atau bangunan-bangunan, pondasi-pondasi, konstruksi- konstruksi dan lainnya.

e. Semua galian harus dilaksanakan sedemikian rupa untuk menjaga stabilitas jalan-jalan dan konstruksi berdekatan lainnya.

4. Ukuran dan PembayaranGalian tanah harus pada ketentuan yang ditunjukkan dalam gambar yang telah disetujui oleh direksi, termasuk pemindahan ketentuan pembuangan atau penimbunan apabila galian tersebut digunakan kembali. Apabila tidak ditunjukkan pada gambar, galian tanah harus diukur untuk mendapatkan gambaran pasti atau menggunakan ketentuan lain yang paling baik tingkat dan ukurannya dan disetujui direksi.

5. Bahan-bahan yang Digalia. Semua hasil bahan galian yang cocok dengan spesifikasi yang

diminta akan digunakan dan akan ditempatkan pada lokasi tertentu langsung dari tempat penggalian, kecuali bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan kembali sesuai dengan petunjuk direksi harus ditempatkan disekitar tempat- tempat dimana penimbunan kembali akan dilaksanakan. Bahan galian yang akan digunakan untuk penimbunan tanggul harus dipadatkan dengan kadar air yang optimum yang dapat

3diperoleh dengan penyiraman atau dengan cara lain yang cocok sebelum dan selama penggalian.

b. Semua timbunan dan timbunan kembali disekitar bangunan pada lereng-lereng dan garis batas bangunan sampai dengan permukaan tanah asli harus diapadatkan dengan alat pemadat, sedangkan timbunan atau timbunan kembali diatas permukaan tanah asli harus diperlakukan sebagai pemadatan tanggul, kecuali bila ditentukan lain pada gambar.

c. Apabila hasil galian yang cocok tidak mencukupi untuk penimbunan tanggul, kisdam, timbunan kembali pada bangunan dan pekerjaan timbunan lainnya yang ditunjuk dalam gambar atau sesuai perintah direksi, maka dapat dipakai

3

timbunan tanah didatangkan untuk mencukupi volume pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar rencana.

d. Bahan-bahan yang berisikan kayu, akar, humus dan lainnya yang tidak berguna dan bahan galian yang tidak dibutuhkan untuk timbunan kembali pada bangunan, tanggul-tanggul dan konstrusi permanen lainnya, harus ditempatkan pada tempat pembuangan yang telah ditentukan oleh direksi.

6. Timbunan Umuma. Timbunan harus ditempatkan pada garis-garis dan profil-profil

yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh direksi sesuai dengan spesifikasi.

b. Semua bahan timbunan dan timbunan kembali harus terdiri dari hasil galian yang baik dan disetujui oleh direksi yang dihamparkan dalam lapisan-lapisan dan dipadatkan sebagaimana ditentukan dalam syarat teknik atau sesuai atas garis-garis elevasi yang ditunjukkan pada gambar.

c. Bilamana timbunan lokal yang sesuai tidak cukup, maka kekurangan didatangkan yang harus diusahakan oleh kontraktor dan dibawa kelokasi.

7. Galian di Tempat Pengambilan TanahPenyedia jasa harus memperoleh tanah yang cocok untuk pemadatan timbunan, jalan inspeksi dan pekerjaan lainnya. Daerah tempat pengambilan tanah, kedalaman dan kemiringan harus mendapat persetujuan dari direksi. Bilamana menurut direksi bahan-bahan yang diperlukan tidak cocok, maka kontraktor tidak boleh menggunakan tanah tersebut dan mengganti dengan tanah yang lain.

8. Pemadatana. Timbunan tanah dan timbunan kembali yang direncanakan

pada gambar atau oleh direksi harus dipadatkan pada suatu garis lurus (jalur), tersusun padat dan berlereng seperti yang ditunjukkan pada gambar atau seperti yang ditetapkan oleh direksi.

b. Material yang dipadatkan harus ditimbun (dikumpulkan) dalam lapisan horizontal dengan tebal tidak boleh lebih dari 25 cm sesudah dipadatkan dan pendistribusian material akan homogen dan bebas dari bentuk pengelupasan berkantong, retakan atau ketidaksempurnaan.

c. Penggalian dan pelaksanaan pemadatan dilaksanakan sehingga material yamg dipadatkan tercampur dan dijamin pemedatannya dapat mencapai tingkat terbaik. Bila menggunaka tamping roller kaki tamping roller harus dijaga tetap bersih dari material yang merugikan keefektifan kerja dari tamping roller.

d. Untuk beberapa bagian dari timbunan tanah atau timbunan kembali yang berdekatan dengan bangunan termasuk pipa-pipa beton dimana pemadatan timbunan tanah atau timbunan kembali dibutuhkan, dalam hal tersebut tidak memungkinkan mencapai pemadatan yang memadai dengan pemadatan rolling, timbunan tanah atau timbunan kembali harus dipadatkan dengan tempers mekanis pada tingkatan yang sama pada pemadatan mendekati timbunan tanah atau

3timbunan kembali dipadatkan.

e. Pemadatan dengan tenaga manusia.Material yang akan dipadatkan harus dihamparkan dan lapisan-lapisan horizontal yang tebal tidak lebih dari 15 cm. Alat stemper tangan mempunyai berat tidak lebih dari 15 kg, dan tinggi jatuh untuk menyelesaikan pekerjaan adalah 30 cm. Material dipadatkan harus mencapai density yang dimaksud. Metode pemadatan harus disetujui oleh direksi.

f. Dalam menempatkan alat pemadat dalam hal pekerjaan timbunan kembali atau timbunan tanah yang berhubungan dengan pipa beton, kedua sisi pipa dipukul dan dipadatkan sehingga menjadi perletakan pipa yang kuat. Material kemudian harus ditempatkan dan dipadatkan dalam lajuran seperti yang ditetapkan.

3

g. Percobaan pemadatan. Sebelum dimulai pekerjaan timbunan, penyedia jasa harus menunjukkan kepada direksi, peralatan dan cara-cara penempatan material timbunan dan pemadatannya paling tidak tiga lapisan percobaan timbunan.

9. Galian Tanah Berpasira. Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan menggali tanah

berpasir untuk perapihan tanah asli guna meletakkan batu.b. Lokasi penggalian yang akan dilaksanakan adalah sepanjang

jalur rencanaRevetment.

c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus terlebih dahulu dilakukan pengukuran memanjang dan melintang sehingga diperoleh titik-titik elevasi dasar yang akurat. Setelah penggalian selesai harus dilakukan pengukuran kembali untuk mendapatkan besarnya volume galian yang diratakan.

d. Untuk menentukan titik-titik elevasi, dipasang patok-patok yang berjarak antara 20 meter hingga 50 meter atau sesuai arahan Direksi.

e. Galian menggunakan Excavator.f. Hasil galian dibuang pada lokasi tempat pembuangan yang

aman terhadap dampak lingkungan atas persetujuan Direksi.g. Tempat pembuangan diupayakan agar tidak berdampak

terhadap lingkungan disekitar lokasi yaitu dengan membuat benteng atau urugan tanah sesuai petunjuk Direksi yang biayanya sudah larut dan sudah diperhitungkan pada biaya penggalian.

h. Volume yang dibayar adalah volume galian dihitung dalam satuan meter kubik (M3) sesuai dengan tampang hasil penggaian terakhir.

10.Galian Tanah (Mekanik)

a. Semua galian menggunakan alat berat, galian ini harus dilakukan sesuai dengan Gambar yang ditentukan dan Syarat-Syarat Teknik ini atau seperti diperintahkan oleh Direksi. Selama pekerjaan berlangsung Direksi mungkin mengubah lereng, kemiringan atau dimensi galian karena sesuatu sebab.

b. Kontraktor tidak akan mendapatkan biaya tambahan akibat perubahan semacam itu. Galian lain yang dilakukan oleh Kontraktor untuk keperluannya sendiri seperti untuk jalan masuk atau untuk mengangkut bahan hasil galian harus mendapat persetujuan Direksi dan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat dibebankan kepada Pimpinan Proyek.

c. Kontraktor harus selalu berusaha agar batuan di bawah galian berada dalam kondisi tidak terganggu. Semua penggalian yang melebihi batas yang ditentukan oleh Direksi dianggap tidak sah dan tidak dapat dibebankan kepada Pimpinan Proyek.

d. Kecuali kalau Direksi memerintahkan lain, semua galian-lebih harus ditimbun kembali dengan tanah, tanah dipadatkan, beton atau bahan lain yang ditentukan oleh Direksi atas biaya Kontraktor. Namun demikian apabila galian lebih terjadi akibat keadaan geologi yang tidak menguntungkan dan bukan karena kelalaian Kontraktor maka Kontraktor berhak atas suatu pembayaran untuk mengisi kembali galian-lebih tersebut.

3e. Pembayarannya berdasarkan harga satuan yang sesuai

dengan bahan yang digunakan dan harga satuannya sudah ada dalam Kontrak. Semua galian untuk pondasi bangunan harus merupakan galian dalam keadaan kering. Tidak ada biaya tambahan untuk galian dalam keadaan basah.

f. Kontraktor harus mengambil semua tindakan guna melindungi lereng galian terhadap erosi atau degradasi selama pekerjaan berlangsung. Biaya untuk pekerjaan ini harus dimasukkan dalam harga satuan pekerjaan yang berkaitan dengan penggalian.

3

g. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar atau diperintahkan oleh Direksi kemiringan lereng galian harus mengikuti Tabel berikut. Selain itu untuk setiap tinggi 6 m harus dibuat berm lebar 2 m pada galian tanah.

Bahan Kemiringan (V:H)

Keterangan

Batuan 1 : 0.3 Untuk lereng permanen

1 : 0.2 Untuk lereng sementara dan diisi kembali

Batuan lapuk 1 : 1.0 Untuk lereng permanen

1 : 0.6 Untuk lereng sementara dan diisi kembali

Tanah 1 : 1.5 Untuk lereng permanen

Tanah residual

1 : 1.0 Untuk lereng sementara dan diisi kembali

Aluvium 1 : 2.5 Untuk lereng permanen

1 : 2.0 Untuk lereng sementara dan diisi kembali

h. Golongan bahan yang digali ditentukan oleh Direksi berdasar klasifikasi yang berlaku dalam Spesifikasi Teknis ini.

i. Sebelum pekerjaan dimulai dan segera setelah pekerjaan selesai harus dilakukan pengukuran volume galian. Kontraktor harus memasang tanda- tanda di lapangan sehingga kondisi sebelum dan setelah penggalian dapat diketahui guna menghitung volume galian. Kemudian hasil pengukuran Kontraktor akan diperiksa ulang oleh Direksi.

j. Paling lambat 7 hari sebelum mulai pekerjaan pengukuran Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi suatu rencana yang menunjukkan tata-letak semua patok, garis referensi, profil dan rincian metode pengukuran yang akan digunakan untuk menghitung volume.

k. Garis referensi dan patok harus dipasang di lapangan paling lambat 24 jam sebelum pengukuran dimulai dan memberitahukan hal itu kepada Direksi.

l. Semua jenis referensi dan patok harus tetap berada di tempatnya dalam kondisi baik sampai waktu yang ditentukan oleh Direksi untuk memungkinkan Direksi dapat melakukan pengukuran ulang.

m. Semua catatan lapangan pengukuran dan penghitungan volume galian harus diserahkan kepada Direksi.

n. Semua pengukuran untuk menghitung volume yang akan dipakai dasar untuk mengajukan pembayaran tambahan harus dilakukan dengan kehadiran Direksi. Kontraktor harus memberitahukan Direksi sebelumnya sehingga pengukuran bersama bisa dilakukan tanpa mempengaruhi kemajuan pekerjaan penggalian.

11.Timbunan Blanketa. Semua lapisan tipis (seam) lempung, retakan (crack) dan

rekahan (kekar/joint) pada permukaan batuan pondasi lebih besar dari 25 mm harus dibersihkan sampai kedalaman tidak kurang dari tiga kali lebarnya pada permukaan dan diisi kembali dengan slash grout, adukan semen atau beton atau

3sesuai arahan oleh Direksi.

b. Direksi dapat meminta Kontraktor untuk melakukan penanganan celah dan retakan permukaan yang lebih kecil agar di-grouting khusus, sikat masuk adukan semen, atau dengan aplikasi pneumatic dengan mortar, gunite atau shotcrete.

3

c. Cekungan, ketidakteraturan dan lubang besar pada permukaan pondasi dan bekas galian sumur uji (test pit) atau investigasi bawah tanah lainnya harus diisi kembali sesuai arahan Direksi dengan beton atau material urugan yang memenuhi spesifikasi material urugan dan dipadatkan sebagaimana diuraikan pada pasal sebelumnya.

d. Segera sebelum penempatan lapisan zona urugan utama, permukaan pondasi harus dibersihkan dari semua material lepas atau pengganggu.

e. Air yang tertampung di cekungan harus dibersihkan dengan tangan atau dengan alat lainnya sesuai persetujuan Direksi.

f. Sebaliknya bila permukaan pondasi terlalu kering permukaan pondasi dapat dibasahi sesaat sebelum penempatan material urugan guna mendapatkan lekatan yang baik dengan lapisan pertama material urugan.

g. Kontrol Kelembaban dan DensityKelembaban seluruh lapisan material urugan sebelum dan selama pemadatan harus dijaga seragam. Kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi, kadar air dari material urugan harus memenuhi ketentuan sesuai Standard ASTM D 2216 sebagai berikut: Kadar air material zona urugan sebelum, selama dan

sesaat setelah pemadatan harus dalam kisaran minus satu persen (-1%) sampai plus tiga persen (+3%) dari kadar air optimum (OMC) sebagaimana didapat dari uji pemadatan yang dilakukan berdasarkan Standard ASTM D 698; dengan catatan bahwa rata-rata kadar air material harus dalam kisaran OMC sampai plus dua persen (+2%) OMC.

Pengkondisian kadar air material urugan harus dilakukan sebelum pengangkutan ke lokasi konstruksi yaitu pada lokasi sumber material atau tempat penimbunan sementara (stockpile).

Metode untuk mendapatkan kadar air yang ditentukan dari material urugan adalah merupakan tanggung jawab Kontraktor dengan mendapatkan persetujuan Direksi. Tambahan kelembaban mungkin dapat diberikan pada urugan jika secara spesifik diarahkan dan disetujui Direksi dan tambahan kelembaban tersebut harus dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan penyemprot (sprinkle) atau sejenisnya sesuai persetujuan Direksi.

Density kering material urugan sesaat setelah pemadatan tidak boleh kurang dari 98% dari Density Kering Maksimum (DKM) sebagaimana didapat dari uji pemadatan standard yang dilakukan berdasarkan prosedur standar ASTM; dengan catatan bahwa rata-rata density kering material tidak boleh kurang seratus persen (100%) density kering maksimum.

Kadar air dan density saat penempatan, dan kadar air optimum dan densitas kering maksimum material urugan akan ditentukan oleh Direksi secara berkala dengan uji lapangan dan laboratorium berdasarkan sampel acak sesuai dengan pasal sebelumnya pada bab ini.

Jika kadar air atau density pada saat penempatan sebagaimana ditentukan dalam uji kontrol tidak dapat dipenuhi maka Direksi akan meminta Kontraktor untuk mengganti material atau untuk mengolah material sedemikian sehingga kadar air dan densitynya dapat

3diperbaiki sesuai ketentuan. Hal ini perlu diperiksa dengan pengujian berikutnya.

Direksi mempunyai hak untuk mengubah kadar air yang diijinkan setiap saat, berdasarkan informasi yang didapat dari uji pengisian selama konstruksi. Untuk perubahan semacam itu tidak diperbolehkan adanya perubahan harga satuan pekerjaan.

h. Penempatan material Pemilihan, penempatan dan penyebaran material urugan

harus sedemikian sehingga distribusi dan gradasi material terpasang bebas dari kelainan tekstur, gradasi, kadar air atau densitas dari material di sekitarnya.

3

Bila material berbeda karakternya maka material yang lebih halus dan lebih urugan harus ditempatkan pada lokasi yang lebih ke tengah zona.

Penghamparan dan penyebaran material harus sedemikian sehingga memperkecil kemungkinan segregasi. Batu dengan diameter lebih dari 10 cm tidak boleh ada pada material urugan. Bila ditemukan kumpulan pasir, kerikil atau kerakal di sekitar struktur, batas zona, area kontrak, maka harus dibuang untuk menghindari pemipaan sepanjang permukaan kontak tersebut.

Jika Direksi berpendapat bahwa permukaan pondasi yang disiapkan atau permukaan pemadatan lapisan urugan dianggap terlalu kering atau terlalu halus untuk pelekatan yang baik dengan lapisan urugan berikutnya, maka permukaan tersebut harus dibasahi dan atau dikasarkan dengan menggunakan alat yang disetujui oleh Direksi sebelum lapisan berikutnya dihamparkan.

Jika menurut Direksi permukaan terpadatkan dari lapisan material urugan dianggap terlalu basah untuk pemadatan lapisan berikutnya, maka harus dibuang, dibiarkan kering dahulu atau dikasarkan dengan alat tertentu untuk mengurangi kadar airnya hingga yang diperlukan dan kemudian dipadatkan kembali sesuai spesifikasi sebelum lapisan berikutnya digelar.

Material homogen harus ditempatkan di urugan secara menerus, kurang lebih horizontal dengan ketebalan yang memungkinkan densitas yang diperlukan tercapai di seluruh lapisan sesuai pasal di atas bila dipadatkan dengan catatan ketebalan lapisan tidak boleh lebih dari 30 cm sebelum dipadatkan. Semua lapisan harus mempunyai kemiringan drainase kurang lebih 1:30 setelah pemadatan.

Jika sheepfoot roller akan digunakan untuk pemadatan material urugan pada permukaan pondasi, termasuk “grout cap” atau permukaan beton pengisi, lapisan pertama diperbolehkan lebih tebal dari yang ditentukan tapi tidak boleh lebih dari 50 cm sebelum pemadatan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerusakan permukaan pondasi akibat aksi dari kaki sheepfoot roller.

Direksi memiliki hak untuk merubah ketebalan lapisan material urugan setiap saat, berdasarkan informasi yang didapat dari uji pengisian atau uji kontrol selama konstruksi; dan pada kejadian itu tidak boleh ada perubahan harga satuan pekerjaan yang telah ditentukan sebelumnya.

10.Pengukuran dan Pembayarana. Harga–harga satuan yang ditenderkan didalam rencana

anggaran biaya untuk berbagai pos pekerjaan tanah meliputi biaya pemakaian semua tenaga kerja, perlengkapan dan bahan-bahan yang digunakan di dalam menggali, menimbun, termasuk pelaksanaan semua kebutuhan pengeringan dan pengadukan. Untuk pemadatan yang tepat bila dibutuhkan pada pengangkutan semua material galian dari borrow area ketempat penimbunan untuk timbunan kembali.

b. Pengukuran untuk pembayaran material timbunan adalah dalam meter kubik pada timbunan terpasang sesuai garis, ukuran dan level seperti ditunjukkan dalam Gambar atau

3sesuai perubahan oleh Direksi tidak tergantung pada toleransi yang diijinkan pada konstruksi.

c. Pembayaran material timbunan sesuai harga satuan per meter kubik yang disetujui sebelumnya untuk item pekerjaan bersangkutan dalam Daftar Kuantitas Pekerjaan.

3

III. PEKERJAAN BETON

1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Semua "beton" yang akan digunakan pada bagian konstruksi harus sesuai spesifikasi dan yang diminta oleh Direksi. Beton harus terdiri dari bahan yang disetujui oleh Direksi. Beton harus terdiri dari bahan yang telah ditentukan dan harus secara proporsi sesuai dengan yang ditentukan menurut ketentuan- ketentuan dan kebutuhan seperti tersebut di atas. Konstruksi harus dilaksanakan kecuali bila mana ada ketentuan-ketentuan yang tidak diperinci disini harus sesuai dengan Standard Beton Indonesia yaitu NI. 2 PBI 1971.

2. BAHANSeluruh material untuk beton, termasuk semen, pasir , agregat kasar dan air akan disesuaikan dengan Bagian I, yaitu bahan-bahan umum.

3. MUTU BETON

3.1. Mutu BetonMutu beton harus disesuaikan dengan Standard Indonesia untuk beton NI. 2 PBI 1971 seperti tabel berikut ini:

Us Grade

T’bkT’bm

With S = 46

(Kg/cm2)

Category of(Kg/cm2)

Supervision

Control

Agregate Structu

Crushing

B - - Non Structur

Visual Inspecti

No Test

B1 - - StructuralStric

Inspection

No Test

K-125 125 200 StructuralDetailed Examinati

on by No Test

K-175 175 250 StructuralDetailed Examinati

on by

Test To be Carried

K-225 225 300 StructuralDetailed Examinati

on by

Test To be Carried

Dimana T'bk adalah karakteristik "Crushing Strength" yang diperoleh dari beberapa percobaan sample crushing, dengan penyimpangan maksimum 5% di bawah yang disyaratkan.T'bm adalah nilai crusing stregth rata-rata.Jika tidak ditentukan lain, nilai crushing strength selalu diambil nilai compresive strength dari kubus ukuran 15 (0.06) cm per sisi, diuji pada umur 28 hari.Formula untuk menghitung adalah :

T ' bk T ' bm 1.64S

(T ' b T ' bm ) 2

S N 1

Dimana:N = Jumlah sample yang diuji (minimum 20

3buah sample) T'b= Crushing

Strength untuk tiap sample (kg/cm2)T'bm = Nilai Crushing rata-rataS = Standard Crushing Deviasi (kg/cm2)

3

3.2. KriteriaSecara umum USBR dapat diterima dengan ketentuan bahwa strength 80% dari hasil test specemen harus lebih besar dari design strength. Design strength klasifikasi seperti:Class I = 160 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 28 hari; Class II = 200 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 21 hari; Class III = 225 kg/cm2 dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 28 hari.

4.CAMPURAN BETON

a. Beton terdiri dari semen portland, pasir, agregat kasar, air seperti yang telah tercantum pada spesifikasi, semua dicampur secara baik dan membawa konsistensi yang layak.

b. Untuk beton mutu grade "B" campuran biasanya untuk "Non-Structural Work" digunakan dengan kondisi bahwa proporsi semen portland, pasir, dan agregat tidak kurang dari 1:8. Jumlah semen untuk tiap-tiap m3 beton harus sedikitnya 225 kg.

c. Untuk mutu beton B1 dan K-125, campuran normal semen portland, pasir dan kerikil batu pecah akan berlaku proporsi 1:2:3 atau 1:1,5:2,5. Jumlah semen untuk tiap m3 beton harus diantara 300 - 325 kg.

d. Untuk mutu K-175 dan mutu yang lebih tinggi harus digunakan "Design Mix". Design Mix harus dari hasil pengujian campuran untuk memperoleh ketentuan-ketentuan dan karakteristik kekuatan. Jumlah semen untuk tiap m3 beton sekurang-kurangnya 325 kg.

e. Ukuran maksimum agregat dalam beton untuk beberapa bagian pekerjaan adalah yang paling besar dari ukuran yang telah ditentukan dan penggunaannya mulai dari pengadukan beton sampai pemasangan hingga memuaskan.

f. Proporsi untuk bermacam bahan-bahan yang akan digunakan untuk tempat yang berbeda harus seperti yang didapatkan dari hasil percobaan test, dari waktu ke waktu selama pekerjaan berlangsung.

g. Proporsi campuran air dan semen akan dideterminasi dari beton sudah diproduksi yang mempunyai density yang cocok, impermeabilitas, ketahanan, dan tegangan yang dibutuhkan tanpa menggunakan semen dengan jumlah yang berlebihan.

h. Perbandingan air semen dari beton (tak termasuk air dalam atau diabsorsi oleh agregat) tidak akan lebih 0.55 dari berat untuk Class III dan tidak lebih0.60 dari berat untuk Class-class lain.

i. Pengujian beton dibuat oleh Direksi dan propor-si campuran akan diganti bilamana diperlukan untuk maksud pengukuhan kebutuhan ekonomi, kemampuan kerja, density, impermeabilitas, ketahanan atau kekuatan dan Kontraktor harus menyanggupi bahwa tidak ada kompensasi tambahan karena pertukaran yang demikian.

5. PENGUJIAN KONSISTENSI BETON DAN SAMPLE BETONa. Jumlah air yang digunakan dalam beton harus diatur sesuai

kebutuhan untuk menjamin konsistensi betonyang sebenarnya dan untuk pengaturan berbagai variasi dalam kandungan kadar air atau gradasi dari agregate sebagai mana

3dimasukkan ke dalam mixer. Penambahan air untuk mengganti kekakuan dari hasil beton yang telah diaduk yang melampaui batas untuk dapat dipakai lagi karena terlalu kering sebelum penurunan, tidak boleh lebih dari 5 cm untuk beton yang mengandung ukuran agregate maksimum 7,5 cm. Untuk beton lantai jembatan, pada puncak-puncak dinding, pilar, tepi trotoar dan plat yang horizontal atau mendekati horizontal dan tidak akan lebih dari 7.5 cm. Untuk semua beton pengujian (test) disesuaikandengan standar Indonesia NI.2 PBI 1971. Direksi menyatakan kebenaran tentang keperluan lesser slump.

4

b. Compressive Strength dan pada beton akan didapatkan Direksi melalui pengujian pada silinder dengan diameter 15 cm dengan 30 cm atau kubus 15 x 15 atau 20 x 20 dibuat dan diuji sesuai dengan NI.2 PBI 1971 atau designation 29 sampai 33, termasuk edisi terakhir dari USBR Concrete Manual, kecuali untuk semua sample beton silinderis yang dicetak. Butir dengan ukuran lebih besar dari 3.8 cm harus dipisahkan dengan ayakan.Slump test akan dibuat oleh Kontraktor dengan pengawasan Direksi sesuai dengan NI.2 PBI 1971 atau designation 22 USBR Concrete Manual. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mendapatkan test sample yang memadai.

c. Frekuensi test akan ditetapkan oleh direksi dengan dasar "Placement Rate" pada bangunan, tetapi tidak lebih dari yang diperlukan untuk menjamin bahwa beton yang dipasang sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan- kebutuhan design.

6. PENUMPUKAN BAHAN (BATCHING)Penyedia jasa harus melengkapi beberapa hal dengan perlengkapan sebagaimana dibutuhkan oleh direksi pekerjaan dengan teliti untuk dapat mengecek jumlah masing-masing bahan terpisah sampai menjadi beton. Beberapa macam perlengkapan dan cara operasinya berlangsung, pada setiap waktu harus disetujui oleh direksi pekerjaan.

7. PENGADUKAN7.1. Mesin Pengaduk Campuran Beton

a. Bahan-bahan untuk adukan beton harus dicampur dalam batch mixer atau "Portable Mixer", waktu pengadukan tidak kurang dari 15 menit, sesudah seluruh bahan-bahan (kecuali untuk air dengan jumlah yang penuh) di dalam mixer. Waktu pengadukan perlu ditambah apabila kapsitas mixer melebihi dari 15 m3. Direksi memberi syarat untuk penembahan waktu pengadukan bila mana pengisian dan operasi pengadukan gagal menghasil-kan beton melalui bahan-bahan yang didistribusi dan konsis-tensi yang uniform concrete harus seragam. Dalam komposisi dan konsistensi dari kelompok-kelompok kecuali bila perganti-an dalam komposisi atau konsistensi dibutuhkan. Air harus ditambahkan sebelum pengisian dan pengadukan berikutnya dilaksanakan. Campuran yang berlebihan dengan penamba-han air untuk mendapatkan konsistensi beton tidak diizinkan.

b. Truck mixer akan diizinkan hanya jika mixer-mixer dan operasi menunjukkan beton yang diolah adalah uniform dari tiap-tiap pengolahan dengan memperhatikan konsistensi dan grading. Setiap mixer yang menghasilkan hasil yang tidak memuaskan harus dibuang dari atas biaya sendiri dari Kontraktor. Setiap mixer yang memberikan hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki. Mixer dalam pengolahan secara sentralisasi dan mixing plant harus dirangkai sedemikian rupa sehingga gerak-an pengadukan dalam mixer dapat diobservasi dari tempat yang sesuai terhadap tempat operator-operator mixing plant. Mixer tidak akan

4dibebani dengan bahan yang melebihi dari kapasitasnya, kecuali dalam keadaan khusus yang diizinkan. Setiap mixer harus dilengkapi dengan alat pencatat waktu pengadukan mekanis yang menunjukkan dan menjamin periode adukan-adukan yang dibutuhkan terhadap yang sudah selesai.

7.2. Hand Mixing BetonUntuk pekerjaan kecil dapat dilakukan pengadukan dengan tangan apabila ada izin dari direksi pekerjaan:

4

a. Karena strain daripada beton sangat tergantung pada kesempurnaan pengadukan, maka pekerjaan ini harus dijaga dan dilaksanakan serta dicoba sesuai dengan petunjuk Direksi. Direksi setiap saat dapat memeriksa beberapa penampang dari bentuk yang dijumpai dengan serba kekurangannya dan perhatiannya, dan Kontraktor harus segera memperbaiki pekerjaan dengan biaya sendiri;

b. Box pengukuran agregat, saringan agregat dan pengadukan beton dengan bentuk datar dilengkapi dengan ukuran yang cukup untuk meningkatkan dan mempercepat pengadukan sekurang-kurangnya dua batching pada waktu yang sama. Tiap-tiap bahan tidak akan lebih dari 15 cm3;

c. Dalam box-box pengadukan, pengukuran jumlah pasir disebar lebih dahulu dalam adukan, kemudian semen harus disebar di atas pasir, dan pasir serta semen secara sempurna dicampur hingga warna seragam, kemudian penambahan air yang membuat lapisan mortar. Setelah campuran dibentuk lengkap sebagai mortar, kemudian agregat disebarkan di atas permu-kaan dan keseluruhannya disodok dan dibalik, atau dicampur sampai adukan tercampur sempurna dan semua agregat ditutup dengan mortar. Hal ini mungkin membutuhkan adukan dibalik dan disodok berkali-kali sampai sempurna.

d. Hand mixing tidak diizinkan untuk beton bendung, jembatan dan bangunan-bangunan yang besar.

8. TEMPERATUR

Temperatur beton ketika dipasang tidak lebih dari 32OC dan tidak kurang dari 4.5OC. Ketika tempereatur beton waktu bekerja mungkin 27O C dan 32OC, beton akan dicampurkan dijob site dan dituangkan ke dalam peker-jaan dengan segera setelah pengadukan selesai. Jika dipasang pada keadaan cuaca dengan temperatur beton lebih dari 32OC, seperti yang didapatkan oleh direksi maka campuran pada malam perlu dilakukan untuk mempertahankan temperatur beton terpasang di bawah 32OC.

9. DESAIN PERANCAHDesign perancah disesuaikan dengan berbagai bentuk, ketinggian dan dimensi dari beton seperti terlihat dalam gambar atau sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi. Bahan yang dipergunakan dalam design perancah akan ditentukan oleh direksi sebelum pelaksanaan dimulai, meskipun telah disetujui bukan berarti bahwa Kontraktor tidak bertanggung jawab atas bentuk-bentuk atau perbaikan beberapa bagian yang rusak yang dapat berkembang atau menjadi tidak dapat digunakan.

10.PEMBUATAN PERANCAH

a. Perancah untuk membentuk beton sesuai dengan keperluan harus dibuat seperlunya. Perancah harus terdiri dari logam, dengan line kayu, plywood linning, tempered presswood linning atau papan halus, dalam kondisi baik yang dibutuhkan menghasilkan permukaan yang baik seperti yang ditentukan.

4b. Permukaan halus dari beton yang sudah dikerjakan sangat

diperlukan, bila pekerjaan ini untuk dilalui air. Perancah cetakan untuk beberapa permukaan boleh terbuat dari kayu atau metal lain dan harus benar dalam setiap penempatan, bentuk dan ukuran dan harus dengan strength yang cukup dan kaku untuk menjaga posisi dan bentuk akibat beban dan operasi pemasangan dan vibrasi beton. Semua cetakan kayu untuk permukaan yang dilalui air harus rata dan bersih. Kekuatan dan keefektifan harus dijamin sehingga dalam konstruksi seluruh cetakan dapat mengikat sisi yang berdampingan dengan ujung dari panel-panel dan membentuk penampang yang tepat. Ini

4

semua untuk melidungipembentukan tumpukan,pembongkaran- pembongkaran halus

atau yang rusak permukaan betonnya setelah terpasang.c. Semua cetakan harus rapat ketika didirikan agar diperoleh

hasil yang cocok dan baik untuk pembongkaran cetakan tanpa mengganggu permukaan beton yang telah terpasang harus dipersiapkan sebelum beton dituang permukaan cetakan diberi oli yang akan secara efektif mencegah pelekatan dari beton dengan cetakan dan tidak akan menodai beton. Semua baha-bahan yang tersimpan atau yang telah dipakai hanya boleh digunakan bila disetujui direksi. Kontak antara tulangan baja cetakan juga harus diperhatikan, jangan sampai menghasilkan perpaduan yang tidak baik.

d. "Chamfer Strips" (bingkai penguat) harus ditempatkan pada sudut cetakan hingga menghasilkan sisi yang dibentuk atas permukaan beton. Sudut-sudut interior pada beberapa permukaan dan sisi miring kecuali sisi miring dapat diketahui dari gambar-gambar.

11.KLASIFIKASI PERANCAH

Kebutuhan tambahan dari apa yang sudah ditentukan di dalam daftar volume dan harga yaitu:a. Perancah < 4 m;b. Perancah lainnya.

12.PEMASANGAN PERANCAH

a. Tidak dibolehkan untuk pemasangan beton sebelum semua perancah, cetakan dan persiapan-persiapan lainnya yang berhubungan dengan pemasangan disetujui oleh Direksi. Tidak diperbolehkan memasang beton di dalam air tanpa izin tertulis dari Direksi, dan metode pengecoran harus disetujui. Tidak diperbolehkan memasukkan beton ke dalam air yang mengalir dan tidak boleh mengalirkan air sebelum beton telah cukup mengering. Semua kerak- kerak beton, mortar, grout yang melekat pada permukaan cetakan harus dibersihkan sebelum pengecoran beton berikutnya dimulai.

b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan yang akan diisi beton harus bersih dan bebas dari genangan air, lumpur, kotoran atau loose material. Permukaan bahan-bahan yang akan menyerap beton harus dibasahi sehingga kadar air dari beton tidak terserap.

c. Bagian permukaan yang akan ditutup dengan beton bila dirasa perlu untuk menyediakan penggetar (vibrator) beton di dalam pengerasan dan pondasi seperti ditentukan oleh Direksi, Kontraktor harus memasang beton kelas. B atau kepingan beton yang terdiri dari ketebalan 5 cm sebagai lantai kerja. kepingan kasar harus tersebar secara merata di seluruh pondasi yang akan dilindungi, baru diperbolehkan mengadakan pengecoran setelah 24 jam.

d. Permukaan beton yang sudah mengeras yang akan dilapisi dengan beton baru, tidak boleh dicor dengan begitu saja, harus dilaksanakan sebagai penyambungan konstruksi (constructions joints). Permukaan sambungan konstruksi harus bersih dan basah bila ditutup dengan beton baru atau mortar. Pembersihan harus menghilangkan semua lailance,

4beton yang lepas atau yang rusak, lapisan atau bahan asing. Permukaan sambungan konstruksi harus dibersihkan dengan sand-blasting dan pencucian harus dilakukan pada kesempatan terakhir sebelum penempatan yang pasti. Semua genangan air harus dihilangkan dari permukaan sambungan konstruksi sebelum beton yang baru dipasang.

e. Permukaan dari semua sambungan konstruksi atau expansion joint seperti ditunjukkan pada gambar harus dibersihkan dengan baik dari tempelan beton atau bahan-bahan asing lain dengan menggaruk, shipping, atau cara lain yang disetujui Direksi.

4

13.PENEMPATAN

a. Metode dan perlengkapan yang digunakan untuk mengangkut beton harus sedemikian sehingga beton yang mempunyai komposisi dan konsistensi yang dibutuhkan akan terjamin tanpa pemisahan atau kehilangan slump yang merugikan.

b. Beton boleh dicor apabila Direksi atau wakilnya yang dikuasakan, su-dah hadir permukaan konstruksi sambungan atas dimana beton baru akan dicor harus ditutupi lapisan grout semen yang rapi atau ditutup dengan lapisan mortar kira-kira 2 cm tebalnya. Mortar harus mempu-nyai proporsi semen dan pasir yang sama dengan campuran beton yang telah diatur kecuali diarahkan dengan lain. Rasio air semen dari mortar tidak melebihi dari rasio beton yang akan dipasang di atasnya, dan konsistensi dari mortar harus sama dengan pengecoran dan pekerjaan dengan cara-cara yang ditetapkan. Mortar harus menyebar secara seragam dan harus dikerjakan dengan teliti. Beton harus ditem-patkan segera pada mortar yang baru, didalam menempatkan beton pada sambungan-sambungan konstruksi yang dibentuk, tindakan- tindakan pencegahan khusus harus diambil untuk menjamin bahwa beton baru dimasukkan ke dalam kotak yang erat dengan permukaan sambungan, dengan secara hati-hati dengan alat yang cocok.

c. Pengaturan kembali beton tidak akan diizinkan. Suatu beton yang telah kaku, demikian pula penempatan yang tepat tidak dapat dijamin akan sia-sia dan tidak ada pembayaran kepada Kontraktor. Beton harus ditempatkan dalam semua hal, sedapat mungkin dapat dilaksanakan secara langsung di dalam posisi akhir dan tidak akan mengalir dengan suatu cara sehingga menyebabkan pemisahan. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar di dalam beton yang disebabkan karena membiarkan beton jatuh bebas dari ketinggian yang terlalu tinggi, atau pada sudut partikel yang terlalu besar atau yang akan merusak cetakan dan tulangan baja tidak dibolehkan bila pemisahan-pemisahan terjadi, Kontraktor harus menyediakan jeram-jeram penjatuhan yang cocok dan bafle untuk membatasi dan mengontrol beton yang jatuh.

d. Kecuali karena dihalangi oleh sambungan-sambungan, semua beton yang terbentuk harus ditempatkan di dalam lapisan-lapisan horizontal yang menerus, yang ketebalannya tidak melebihi 50 cm. Direksi berhak memerintahkan ketebalan lapisan kurang dari 50 cm bilamana ketebalan 50 cm tersebut tidak bisa dilaksanakan sesuai dengan tuntutan spesifikasi. Semua interseksi dari sambungan-sambungan konstruksi dengan permukaan harus dibuat lurus dan datar atau tegak.

e. Dalam menempatkan beton di daerah-daerah yang diekpose dengan ketebalan yang besar, Kontraktor harus menjaga daerah yang diekpose dari beton baru dengan syarat-syarat praktis yang minimum, dengan mula-mula membentuk beton dengan lebar bangunan dengan ketinggi-an yang cukup di atas daerah yang dibatasi pada suatu ujung bangunan dan kemudian dilanjutkan dalam tahap-tahap progressive yang serupa terhadap daerah bangunan. Lereng yang dibentuk pada ujung mendaki yang tidak terbatas dari lapisan-lapisan beton yang sudah baik harus dijaga securam mungkin, beton pada

4sisi ujung-ujung ini tidak boleh digetarkan segera dan kondisi- kondisinya sedemikian rupa sehingga beton akan mengeras, dimana getaran berikutnya tidak akan sepenuhnya mengkonsolidasikan dan menginte- grasikan dengan beton baru yang ditempatkan pada penyambungan kelompok-kelompok agregat besar harus disebar sebelum beton yang baru dipasang di atasnya, masing-masing deposit beton harus digetarkan sebelum deposit beton beriikutnya ditempatkan di atasnya.

f. Beton tidak boleh dicor selama musim hujan lebat atau sehingga menghanyutkan mortar dari agregat kasar pada lereng-lereng penempatan. Selama hujan yang demikian mortar tidak boleh ditebar-kan pada sambungan konstruksi dan mortar yang telah disebarkan harus dibuang dan diganti

4

sebelum melanjutkan pekerjaan. Sekali penempatan beton yang telah dimulai di dalam suatu bangunan, penempatan tidak boleh diganggu.

g. Ember-ember beton yang digunakan harus dapat dengan cepat mengeluarkan slump yang rendah, campuran-campuran beton yang ditentukan dan mekanisme dumping harus dirancang sedemikian rupa sehingga pengisian sebanyak 0.35 m3 bagian muatan di suatu tempat. Ember-ember harus cocok untuk pengikatan dan pemakaian dari drop chute (jeram) yang dibutuhkan di lokasi-lokasi terbatas.

h. Sambungan konstruksi harus mendekati horizontal kecuali bila ditentukan lain pada gambar-gambar atau diperintahkan oleh Direksi. Semua interseksi dari sambungan-sambungan konstruksi dengan permukaan beton yang akan diekpose kepada pandangan akan dibuat lurus dan datar atau tegak.

i. Bila beton ditempatkan secara monolitis seputar lubang-lubang yang mempunyai dimensi vertikal yang lebih besar 60 cm, beton dalm deck (geladak) dasar lantai, balok gelagar atau bagian-bagian bangunan yang serupa ditempatkan secara monolitis dengan beton yang menopangnya. Instruksi-instruksi berikutnya harus diteliti baik-baik:- Penempatan beton harus ditunda dari satu atau tiga jam

pada bagian atas lubang dan pada dasar bevel di bawah deck, lantai dasar, gelagar atau bagian serupa dari bangunan-bangunan sewaktu bevel ditentukan atau tidak ditentukan, tetapi dalam hal penempatan ditunda sedemikian lamanya sehingga unit yang bergetar tidak akan siap untuk penetrasi secara berat sendiri beton yang ditempatkan sebelum penundaan. Ketika mengkonsolidasi-kan beton yang ditempatkan setelah penundaan, unit yang bergetar harus menyerap dan menggetarkan beton yang ditempat- kan sebelum penundaan;

- 60 cm terakhir atau lebih dari beton ditempatkan segera sebelum penundaan harus ditempatkan dengan slump sepraktis mungkin dan perhatian khusus dicurahkan agar konsolidasi beton yang teliti akan terlaksana;

- Beton yang ditempatkan di atas lubang-lubang dan di dalam deck-deck, lantai-lantai, balok gelagar dan bangunan serupa lainnya harus ditempatkan dengan slump serendah mungkin dan perhatian khusus harus dicurahkan untuk menghasilkan konsolidasi yang teliti dari beton.

j. Tiap-tiap lapisan beton harus dikonsolidasi sampai kepadatan yang semaksimum mungkin sehingga bebas dari kantong-kantong agregat, dan menutupi semua permukaan bentuk bahan-bahan yang ditanam-kan, Di dalam mengkonsolidasikan setiap lapisan beton, getaran terdahulu dari vibrator harus dibiarkan menyerap dan menggetarkan kembali beton bagian atas lapisan.Semua beton harus dikonsolidasikan dengan listrik atau type imersion yang dikendalikan tenaga pneumatik yang beroperasi pada kecepatan sekurang- kurangnya 7000 rpm. Bila dicelupkan dalam beton lapisan tambahan beton tidak boleh ditempatkan sebelum lapisan yang ditempatkan sebelumnya telah dikerjakan secara teliti sesuai dengan yang ditentukan.

4

14.WAKTU DAN METODE PEMBONGKARAN PERANCAH

a. Waktu dan metode pembongkaran dan pemindahan perancah/ cetakan harus seperti yang ditentukan oleh Direksi dan pekerjaan ini harus dilakukan dengan teliti untuk menghindari kerusakan dari beton.

b. Penunjang dan penopang perancah tidak boleh dibongkar dari balok-balok beton tulang, lantai-lantai dan dinding-dinding sebelum mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan di atasnya.

c. Tidak dibolehkan adanya muatan pada beton yang belum mengeras segera setelah perancah dilepas permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan

4

setiap permukaan-permukaan yang tidak teratur harus segera diperbaiki demi kerapian dan keindahan.

d. Pada umumnya waktu minimum sebelum melepaskan perancah adalah dua hari untuk dinding-dinding yang tidak dimuati, 7 hari untuk dinding penopang dan dinding induk serta 21 hari untuk lantai jambatan. Tabel di bawah ini menunjukkan kekuatan minimumdari beton untuk pelepasan bentuk.

KEKUATAN MINIMUM CONCRETE UNTUK PELEPASAN BENTUK

Klasifikasi StrukturalKekuatan

minimum yang

Usia dengan kondisi

perbaikan kg/cm2 psi

1. Beton yang tidak mengalami tekukan yang berat, atau 35 500 24 jamtidak perlu tiang perancah untukbantuan vertikal, atau tidak perludikuatirkan setelah pembongkaranperancah dan operasi aktivitas-aktivitaslain selama konstruksi

2. Beton yang dipengaruhi tekukan yang diizinkan 53 750 36 jamdan sebagian memerlukan tiangperancah yang vertikal subjek terhadapmuatan mati saja

15.PERAWATAN (CURING)a. Semua beton dibasahi dengan air siraman/rendaman sesuai

dengan yang ditentukan. Direksi berhak untuk menentukan metode apa yang akan digunakan dalam bagian pekerjaan yang berlainan.

b. Beton yang dirawat dengan air harus tetap basah sekurang-kurangya 14 hari berturut-turut setelah pemasangan. Perawatan harus dimulai segera setelah beton cukup mengeras untuk mencegah kerusakan. Curing harus dengan penutupan bahan yang basah suatu sistem dengan pipa-pipa yang berlubang, sprinkler, mekanis, penyiram yang poreous atau dengan metode lain yang disetujui yang akan menjaga agar semua permukaan yang dirawat secara kontinyu tetap basah (tidak periodik). Air yang digunakan untuk curing harus memenuhi ketentuan-ketentuan spesifikasi air yang digunakan untuk mengaduk beton.

16.PERLINDUNGANKontraktor harus melindungi semua beton terhadap gangguan sampai akhirnya diterima oleh Direksi. Permukaan beton yang diekpose, kecuali permukaan beton yang dilapisi dengan campuran penutup berpigmen putih, harus dilindungi dari sinar matahari langsung selama sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari pertama setelah pengecoran. Setiap perlindungan harus efektif, sepraktis mungkin setelah pengecoran beton yang tidak berperancah atau setelah perancah beton dibongkar.

417.PERAPIHAN

a. Perapihan permukaan beton harus dilakukan oleh pekerja-pekerja yang terampil dengan kehadiran Direksi. Permukaan beton akan ditest oleh Direksi untuk menentukan apakah keadaan permukaan yang tidak teratur dalam batas-batas yang ditentukan. Perbaikan yang disebab-kan karena pemindahan atau pemasangan cetakan yang salah, atau linning dari penampang cetakan, pengancingan cetakan yang lepas atau kerusakan cetakan dianggap sebagai

4

bentuk yang tidak teratur dan akan ditest dengan pengukuran langsung. Semua keadaan tidak teratur lainnya dianggap sebagai keadaan tidak teratur yang berangsur (gradualy) dan akan ditest dengan menggunakan template yang terdiri dari ujung lurus atau yang disamakan untuk permukaan yang berlekuk. Panjang template 1.5 m untuk pengetesan permukaan yang dibentuk dan 3 m untuk pengetesan permukaan yang tidak dibentuk. Sebelum Direksi menerima pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan semua permukaan yang terlihat, kecuali ditetapkan lain seperti kerak dan noda-noda yang tidak tampak.

b. Permukaan bagian dalam yang tidak terbentuk harus dimiringkan untuk pengeringan seperti ditunjukkan pada gambar-gambar atau seperti yang ditunjukkan oleh Direksi. Permukaan yang sempit seperti puncak dinding dan beton penahan harus dimiringkan 20 mm untuk setiap lebar 1 m. Permukaan yang lebih besar seperti plat form dan lantai harus dimiringkan kira-kira 10 mm setiap lebar 1 m.

c. Permukaan yang tidak teratur yang diukur seperti yang digambarkan dalam(a) melebihi 6 mm untuk keadaan yang tidak teratur dan tidak terdapat tanda-tanda tambahan.Sambungan dan ujung harus dikerjakan kecuali ditetapkan lain, perapihan untuk permukaan yang tidak dibentuk dilakukan sebagai berikut :- Permukaan yang tidak dibentuk yang akan ditutup dengan

bekas galian atau dengan beton harus dirapikan dengan levelling yang cukup panjang untuk menghasilkan permukaan seragam yang rata. Permukaan yang tidak teratur yang diukur seperti (a) tidak melebihi 0.95 cm.

- Bajak keras harus digunakan untuk permukaan-permukaan yang tidak dibentuk yang akan terpampang atau yang akan berhadapan dengan air mengalir, kecuali permukaan lantai jembatan subjek terhadap lalu lintas pejalan kaki atau yang berkendaraan yang akan dirapikan dengan menyapukan lapisan yang terang. Penambalan dapat dilakukan dengan menggunakan perlengkapan yang dikendalikan dengan tenaga atau dengan tangan. Penambala akan dimulai segera setelah permukaan yang panjang telah cukup kaku dan harus mencapai keadaan minimum yang diperlukan untuk menghasilkan permukaan yang bebas dari tanda-tanda perpanjangan dan pelebaran seragam dalam teksturnya.

18.PERBAIKAN PERMUKAAN BETON

a. Apabila setelah pengupasan beton ternyata tidak berbentuk seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau tidak lurus atau datar, dan menunjukkan permukaan yang rusak hal ini akan dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi dan harus dihilangkan atau diganti oleh Kontraktor atas biayanya, kecuali bila Direksi memberi izin untuk mem-perbaiki daerah yang rusak. Perbaikan harus dilakukan seperti yang digambarkan dalam pasal- pasal berikutnya.

b. Kerusakan yang perlu diganti atau diperbaiki adalah yang terdiri dari sarang lebah, kerusakan yang disebabkan pengelupasan cetakan, potongan-potongan yang lepas dari

4beton, lubang-lubang skrup, lubang-lubang tongkat ikatan (tie rode), tepi-tepi dan pembengkakan yang disebabkan karena bergeraknya cetakan. Tepi-tepi dan pem-bengkakan (gelembung-gelembung) akan dihilangkan dengan shipping (penyerpihan) atau tolling dan diikuti dengan penggosokan dengan batu penggosok. Sarang lebah dan lainnya yang merusak beton akan diserpihkan dengan alat yang berujung tajam dan berbentuk sedemiki-an rupa sehingga perbaikan akan dilakukan di tempat. Semua lubang-lubang harus dibasahi dengan baik selama 24 jam. Permukaan pengisi akan diselesaikan sesuai dengan dinding-dinding di sekitarnya sehing- ga mempunyai tekstur yang sama. Semua tambalan harus dihaluskan.

c. Apabila menurut pendapat Direksi penambahan yang tidak sempurna untuk bangunan yang terpampang sedemikian rupa sehingga tidak akan

4

menghasilkan suatu tembok dengan penampilan yang memuas-kan, Kontraktor akan diminta untuk membuat tembok sebaik mungkin dengan tembok yang berbatasan sesuai dengan petunjuk Direksi.

d. Kekurangan-kekurangan baut dan lubang ikatan dan daerah sarang kerikil harus diperbaiki dengan diisi mortar penambahan kering yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir beton (perbandingan volume) dengan campuran tambahan yang tidak mengerut, dengan air yang cukup, dan yang sudah disetujui oleh Direksi dengan jumlah yang sesuai dengan spesifikasi pabrik sehingga setelah adukan bercampur baik mortar melekat dan menyatu dengan baik tanpa ada gelembung-gelembung udara. Mortar yang digunakan untuk memper-baiki beton dipasang dengan lapisan yang tipis dan dipadatkan secara tipis dengan alat yang memadai. Pengisian mortar harus diperhatikan secara khusus sehingga setiap lubang terisi penuh dengan mortar yang padat.

e. Untuk beton permukaan mortar harus dibuat dengan warna yang sama dengan menggunakan bahan pengganti yang terdiri dari semen putih dalam jumlah yang sesuai. Sambungan beton harus kedap air, rapi dan baik serta dapat diterima oleh Direksi.

19.PENGUKURAN DAN PEMBAYARANa. Beton

Semua beton dan grout yang dibutuhkan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini harus dimasukkan dalam harga satuan penawaran di dalam rencana anggaran biaya untuk item-item yang berhubu-ngan. Harga satuan penawaran untuk pekerjaan demikian akan meliputi tetapi tidak terbatas pada air, pasir dan agregat, campu-ran tambahan, campuran yang tidak menyusut, campuran perbaikan dan perletakan neoprene dan asbestos sheet packing dan juga meliputi semua pengerjaan tetapi tidak terbatas pada pengolahan, pencampuran, pengontrolan, temperatur, transpor-tasi persiapan untuk penempatan perbaikan, perlindungan dan sewa pengerjaan lainnya, prosedur-prosedur, penempatan-penempatan dan syarat-syarat yang diajukan.

b. PerancahSemua perancah yang dibutuhkan harus dimasukkan ke dalam harga satuan pekerjaan di dalam rencana anggaran biaya sesuai dengan klasifikasinya. Harga satuan pekerjaan mengikuti dan tidak terbatas pada bahan-bahan cetakan, transportasi, persia-pan, pemasangan, pelepasan kembali dan semua pekerjaan yang lain sesuai persyaratan dan prosedur.

IV. PEKERJAAN PASANGAN BATU

1. Ruang Lingkup PekerjaanSemua pasangan batu yang dibutuhkan dalam persyaratan teknik dan untuk keperluan yang berhubungan dengannya, dibuat dan yang mungkin ditentukan oleh direksi pekrjaan, terdiri dari

4bahan yang dipersyaratkan disini dan harus dicampur sesuai dengan kegunaan, pembuatan dan pemasangannya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan disini. Ketentuan dan persyaratan disini lebih lanjut harus diterapkan untuk semua pekerjaan batu, kecuali ada yang secara khusus untuk jenis pekerjaan tertentu diubah oleh Direksi.

2. BahanUntuk pasangan batu yang dibutuhkan dalam persyaratan teknik ini meliputi batu, semen, pasir dan air, harus sesuai dengan ketentuan dan sepenuhnya memenuhi persyaratan dalam Bab I Bahan Umum. Untuk pasangan batu terdiri dari 1 PC : 3

4

pasir atau 1 PC : 4 pasir dalam satuan volume dan air secukupnya sampai dihasilkan kepekatan yang sesuai dengan keperluan yang diinginkan.

3. Adonan Adukan

Adukan dibuat dalam volume yang cukup dipakai untuk pekerjaan yang segera dilaksanakan saja, semua adonan yang telah ditambah air dalam adukan selama30 menit tidak boleh dipakai lagi. Mengencerkan kembali adukan tidak diperkenankan.

4. Pasangan batu bata dan batu kali

a. Batu yang dipakai dalam pasangan batu harus bersih dan sisetujui oleh direksi pekerjaan.

b. Batu tidak boleh dipasang pada waktu hujan yang dapat mengikis adukan dari pasangan batu. Adukan yang telah dipasang yang menjadi encer karena kehujanan harus dibongkar dan diganti sebelum melanjutkan pekerjaan yang baru.

c. Batu yang dipakai harus terlebih dahulu dibasahi dengan air antara 3 – 4 jam sebelum dipakai, dengan cara yang dapat menjamin bahwa tiap batu telah menjadi basah dengan merata.

5. Siaran

a. Susunan adukan untuk siaran harus terdiri dari campuran 1 PC : 3 pasir dalam volume air yang cukup untuk menghasilkan kekentalan untuk keperluan yang diinginkan.

b. Sebelum pekerjaan siaran dimulai, celah-celah batu harus dikorek sebelum adukan dipasang.

c. Pekerjaan siaran harus menurut petunjuk direksi pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut:- Siaran terbenam. celah-celah diisi sampai rata sedalam 1 cm

muka batu;- Siaran rata. celah-celah diisi sampai rata muka batu;- Siaran timbul. celah-celah diisi sampai timbul setebal 1

cm dan dengan lebar tidak kurang dari 2 cm.

6. Plasterana. Susunan adukan untuk plasteran harus terdiri dari campuran 1

PC : 3 pasir dalam volume air yang cukup untuk menghasilkan kekentalan untuk keperluan yang diinginkan.

b. Sebelum pekerjaan plasteran dimulai, celah-celah dan permukaan pasangan batu harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum adukan dipasang.

c. Pekerjaan siaran harus menurut petunjuk direksi pekerjaan dan dengan ketentuan ketebalan plasteran adalah 16 mm.

7. Pasangan Batu Kosonga. Pekerjaan batu kosong dilaksanakan pada kondisi tanah yang

labil antara lain pada bagian bawah pondasi, pada bagian bawah atau dibelakang bronjong, diisikan batu kosong agar kedudukan pondasi dan bronjong dapat stabil dan duduk dengan baik.

4b. Batu kosong yang dipakai adalah jenis batu kali yang bermutu

baik dan tidak mudah pecah atau retak oleh goresan air.

8. Perawatan

a. Semua pasangan batu termasuk siaran harus dirawat dengan memakai air dengan memakai cara yang dapat diterima dan disetujui direksi pekerjaan.

b. Bila dirawat dengan air maka pasangan batu harus dijaga supaya tetap basah sekurang-kurangnya 14 hari, dengan cara tertentu atau dapat dilakukan dengan memakai pipa yang berlubang-lubang. Air yang dipakai untuk

4

perawatan harus memenuhi syarat untuk air yang dipakai dalam adonan beton.

9. Perbaikan Pasangan Batu

Setelah pekerjaan pasangan batu selesai dikerjakan, maka jika pasangan batu keluar dari jalur atau tidak mendatar, atau tidak sesuai dengan garis dan arah yang ditunjukkan dalam gambar, maka harus dibongkar dan diganti atas biaya penyedia jasa, atau petugas teknik memberi jaminan secara tertulis untuk menambal atau memperbaiki bagian yan rusak.

10.Ukuran dan Pembayarana. Ukuran untuk pembayaran pasangan batu harus dibuat hanya

sampai batas yang terlihat pada gambar atau ditentukan direksi secara tertulis. Volume rongga, pipa dan lekukan harus dikurangkan terhadap ukuran pasangan.

b. Harga satuan harus meliputi harga air, pasir, semen, kapur, angkutan, persiapan untuk pemasangan, perawatan, perlindungan, penyelesaian dan perbaikan, prosedur kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pasangan batu sesuai dengan persyaratan teknik ini.

V. PEKERJAAN GEOTEXTILE

1. U m u m

Penyedia jasa harus menyediakan dan memasang Geotextile non woven seperti yang tertera pada gambar atau ditentukan oleh direksi/pengawas. Pemakaian Geotextile non woven sudah umum dalam pekerjaan teknik sipil, diantaranya: sebagai filter, lapisan pelindung, lapisan pemisah tanah untuk mencegah bercampurnya tanah/material timbunan dengan tanah lunak, dan drainase di bawah tanah.

2. MaterialKontraktor harus mengajukan persetujuan pengadaan material kepada konsultan/ pemilik dengan disertai brosur, teknikal data dan sample material. Kontraktor tidak dibenarkan untuk melakukan pembelian material sebelum ada persetujuan dari konsultan/pemilik proyek. Dalam pengajuan persetujuan material, kontraktor harus memberikan waktu yang cukup untuk prosedur pengajuan tersebut dan juga harus mempertimbangkan waktu pengadaan barang, waktu produksi hingga pengiriman ke lapangan. Keterlambatan yang disebabkan karena masalah persetujuan dan pengadaan barang akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari kontraktor.

3. Pelaksanaan

3.1. Geotextile non woovena. Setiap rol Geotextile non wooven yang dikirim ke site

dilapis lembar polyethylene dan diberi label untuk detail identifikasi produk, panjang, lebar, dan berat.

b. Pengiriman, penyimpanan dan penanganan Geotextile non woven harus mengikuti petunjuk-petunjuk pabrik.

4c. Pemilihan area harus dipersiapkan untuk penyimpanan rol-rol Geotextile non woven di site. Area tersebut harus aman, kokoh, kering dan terlindung dari material yang dapat merusak Geotextile non woven.

d. Kontraktor harus menjamin tempat dan peralatan yang digunakan untuk menangani Geotextile tidak akan merusak Geotextile non woven dan lapis pelindungnya.

e. Rol-rol Geotextile non woven disimpan dan ditangani sedemikian rupa sehingga tidak sampai terjadi kerusakan.

5

f. Untuk melindungi Geotextile non woven dari cuaca, semua rol harus ditutup dengan tarpaulin atau lembar plastik tambahan. Bila ada beberapa rol yang lapis pelindungnya rusak harus ditandai untuk diperiksa kemudian.

g. Lapis pelindung harus segera diperbaiki secepatnya. Dan sebaiknya pemasangan jangan dilakukan pada saat ada angin kencang.

h. Permukaan tanah tempat geotextile akan dipasang, harusklah bersih dari benda-benda pengrusak seperti akar pohon dan lain-lain yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada geotextile. Tanah dibawah tempat geotextile akan digelar harus diushakan mempunyai kepadatan yang seragam atau atas persetujuan Direksi.

i. Penyambungan Geotextile dengan overlap harus tepat, baik lebar maupun posisinya agar geotetile tersebut berfungsi selama usia pakai praduk atau dijahit dengan mesin jahit ketik ganda portable.

j. Penyambungan geotextile dengan cara menjahit harus dengan jahitan ganda dengan jarak 50 m sampai dengan 100mm dari tepian lembar geotextile yang disambung. Sambungan diusahakan sesedikit mungkin dan harus dengan persetujuan dari Direksi.

k. Penimbunan dan pemadatan material urugan setelah penggelaran geotextile harus dilakukan dengan baik sehingga geotextile tidak mengalami beban melebihi tegangan ijinnya.

l. Peralatan konstruksi tidak boleh berada langsung diatas geotextile dan baru dijinkan beroperasi diatas geotextile bila tebal urugan telah mencapai minimal 30 cm.

m.Kerusakan geotextile selama proses penimbunan material urugan harus diperbaiki atas petunjuk Direksi.

3.2. Geotextile sand container

Sebelum pengisian, harus dipersiapkan personel dan sarana untuk penutupan/ penjahitan tutup kantong geotextile dari supplier yang disetujui oleh konsultan/ pemilik. Kantong geotextile hanya boleh diisi 80% dari volume maksimum dan tidak boleh kurang dari 70%. Material pengisi yang direkomendasi adalah pasir (sand). Apabila material pengisi bukan dari pasir/sand, maka harus mendapat persetujuan sebelumnya dari konsultan/pemilik proyek.

Secara umum urutan pengerjaan geotextile sand container adalah berikut ini :a. Penyiapan material isianb. Pengisian material ke dalam geotextile sand containerc. Geotextile sand container dijahit untuk penutupand. Pengisian geotextile sand container berikutnyae. Dengan menggunakan clamp shell geotextile sand

container di letakkan di atas dasar laut/sungai

3.3. Metoda Pemasangan Geotextile (Filter cloth) untuk Revetment Dan Groin

a. Melakukan pengukuran ulang untuk mengetahui apakah elevasi tanah asli (pantai) masih sesuai dengan elevasi

5rencana dasar revetment, karena akibat gelombang laut/pengaruh pasang surut dapat mempengaruhi elevasi dan kedudukan garis pantai.

b. Melakukan perapihan dasar revetment sesuai dengan elevasi rencana.

c. Sebelum filter cloth digelar terlebih dahulu dianyam/dijahit dengan mempergunakan benang Nilon dan jarum jahit tangan sesuai dengan lebar kebutuhan yang akan dipasang/digelar.

d. Filter cloth yang sudah dianyam digulungkan ke alat bantu (pipa besi) yang telah diberi gantungan yang berfungsi untuk memudahkan

5

menggelar dan sekaligus berfungsi sebagai pemberat Geotextile dengan diberi rangka dengan kayu 2/3”.

e. Filter cloth yang sudah digelar pada bagian sisi luar diberi batu yang berfungsi sebagai pengunci, kemudian dilanjutkan dengan pengisian batu ukuran 10 - 50 kg/unit dengan menggunakan Excavator yang dituangkan kebagian tengah filter cloth yang digelar. Pengisian awal berfungsi juga sebagai pengunci filter cloth yang dituangkan dengan bucket excavator secara acak maupun per jarak 1 – 2 meter.

f. Kemudian setelah dipastikan filter cloth tidak akan terlipat dan tergantung maka pengisian batu 10 – 50 Kg/Unit dapat dilanjutkan dengan menggunakan Excavator atau Loader sampai mencapai elevasi yang ditentukan.

4. Pembayaran

Harga satuan jenis pekerjaan ini untuk setiap satuan kuantitas sudah termasuk penyediaan bahan (filter cloth), pekerja, peralatan, perkakas dan semua keperluan lainnya atau biaya untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebagaimana mestinya dibayar meter persegi.

VI. PEKERJAAN REVETMENT, GROIN DAN JETTY

1. Galian Pasira. Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan menggali pasir

untuk perapihan tanah asli guna meletakkan batu;b. Lokasi penggalian yang akan dilaksanakan adalah sepanjang

jalur rencana revetment;c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus terlebih dahulu

dilakukan pengukuran memanjang dan melintang sehingga diperoleh titik-titik elevasi dasar yang akurat. Setelah penggalian selesai harus dilakukan pengukuran kembali untuk mendapatkan besarnya volume galian yang diratakan;

d. Untuk menentukan titik-titik elevasi, dipasang patok-patok yang berjarak antara 25 meter hingga 50 meter atau sesuai pengarahan Direksi;

e. Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator;f. Hasil galian dibuang pada lokasi tempat pembuangan yang

aman terhadap dampak lingkungan atas persetujuan Direksi;g. Tempat pembuangan diupayakan agar tidak berdampak

terhadap lingkungan di sekitar lokasi yaitu dengan membuat benteng atau urugan tanah sesuai petunjuk Direksi yang biayanya sudah larut dan sudah diperhitungkan pada biaya penggalian;

h. Volume yang dibayar adalah volume galian dihitung dalam satuan meter kubik (m3) sesuai dengan tampang hasil penggalian akhir.

2. Pemasangan Filter cloth (Geotextile)Kondisi garis pantai dievaluasi kembali karena kemungkinan terjadinya perubahan akibat pergerakan pasir sejajar pantai

5(lifloral drill). Pukulan gelombang pada konstruksi tumpukan batu dapat menimbulkan terjadinya scouring/erosi pada dasar Revetment, terutama pada bagian dimana terjadi gelombang pecah, oleh karena itu pada daerah yang mengalami gelombang pecah, konstruksi pondasi Revetment harus lebih dalam.

Untuk mengamankan konstruksi tumpukan batu terletak di pasir, terlepas dari tumpukan, mencegah keruntuhan dan scouring, digunakan lapisan selimut atau filter cloth. Berdasarkan berat dari material batu digunakan filter cloth jenis polythlene yang merupakan lapisan selimut tipis.

5

Bilamana pondasi konstruksi tumpukan batu terletak di atas pasir, lapisan selimut akan memberikan perlindungan terhadap konstruksi tumpukan batu terhadap pukulan gelombang dan arus sepanjang pantai yang memindahkan pasir melalui pori-pori tumpukan batu dan menyebabkan terjadinya penurunan.

Untuk pemakaian filter cloth dapat menggunakan spesifikasi dari pabrik. Spesifikasi filter cloth harus sesuai dengan standar industri.

Kontraktor harus meminta persetujuan terlebih dahulu dari Direksi dalam hal pemakaian filter cloth.

Sifat-sifat fisik filter cloth yang diijinkan adalah sebagai berikut : Berat 350 - 400 gram/m2 (ASTM D 3776) Tebal 2 – 4 mm Kekuatan tegangan tarik minimum 27,5 KN/M ( ASTM D4595) Kerembesan < 10 -3 m/ s.

3. Susunan Batu

3.1. UmumPekerjaan ini terdiri dari susunan batu untuk pondasi (inti/lapisan pengisi) dan lapisan penutup yang posisinya sejajar garis pantai (Revetment). Bentuk kemiringan, ketinggian dan dimensi seperti ditunjukkan dalam gambar atau berdasarkan petunjuk Direksi.

3.2. Material

Material susunan batu revetment yang memenuhi persyaratan/spesifikasi dan sudah disetujui oleh Direksi.

3.3. Metoda Pelaksanaan

a. Persiapan

Galian pondasi dan pembentukan kemiringan permukaan dimana susunan batu revetment akan ditempatkan harus dilakukan secara tepat setelah dilakukan pengecekan potongan melintang dari garis pantai.

Persiapan lokasi penyimpanan material di sekitar lokasi proyek harus mendapat persetujuan dari Direksi.

b. Revetment

- Batu dengan berat < 250 Kg

Batu dengan berat < 250 Kg berfungsi sebagai batu pengunci dan dipasang/disusun mulai diatas elevasi batu dengan berat > 1.000 Kg (sesuai gambar). Dipasang dengan menggunakan alat berat (Excavator) mengikuti jalur rencana.

Didalam pemasangan/penyusunan batu ini, agar dapat diatur sisi-sisi sudut batu satu dengan batu lainnya dengan memperkecil rongga/pori, sehingga komposisi batu menjadi lebih kompak dan kokoh terhadap pengaruh gelombang laut.

- Batu dengan berat 250 Kg – 1.000 Kg

5Batu dengan berat 250 Kg – 1.000 Kg merupakan batu primer, yang dipasang dengan menggunakan alat berat Excavator. Batu ini dipasang diatas lapisan geotextile hingga mencapai elevasi yang ditentukan, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan batu dengan berat > 1.000 Kg. Pemasangan batu ukuran ini dilakukan secara hati

5

– hati untuk mencegah terjadinya kerusakan pada lapisan geotextile. Untuk memperkuat batu satu dengan lainnya, pemasangan dilakukan dengan mengatur sisi – sisi sudut batu satu dengan batu lainnya dengan cara memperkecil rongga/pori, sehingga komposisi batu menjadi kompak dan kokoh terhadap pengaruh gelombang laut.

- Batu dengan berat > 1.000 Kg

Batu dengan berat > 1.000 Kg merupakan batu primer yang dipasang dengan menggunakan alat berat Excavator. Batu ini dipasang setelah batu ukuran 250 Kg – 1.000 Kg mencapai elevasi yang ditentukan, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan batu dengan berat < 250 Kg sebagai batu mengunci, untuk memperkuat batu satu dengan lainnya (menutupi pori/rongga) dipasang batu yang ukurannya lebih kecil dari batu primer. Hal ini diperlukan agar lebih kokoh dan kompak.

Untuk lebih jelasnya metode pemasangan batu dengan berat < 250 Kg, batu 250 Kg – 1.000 Kg dan ditambah batu > 1.000 Kg dapat dilihat pada gambar terlampir.

c. Groin Dan Jetty

- Batu dengan berat < 250 Kg

Batu dengan berat < 250 Kg berfungsi sebagai batu pengunci dan dipasang/disusun mulai diatas elevasi batu dengan berat > 1.000 Kg (sesuai gambar). Dipasang dengan menggunakan alat berat (Excavator) mengikuti jalur rencana.

Didalam pemasangan/penyusunan batu ini, agar dapat diatur sisi-sisi sudut batu satu dengan batu lainnya dengan memperkecil rongga/pori, sehingga komposisi batu menjadi lebih kompak dan kokoh terhadap pengaruh gelombang laut.

- Batu dengan berat > 1.000 Kg

Batu dengan berat > 1.000 Kg merupakan batu primer, yang dipasang dengan menggunakan alat berat Excavator. Batu ini dipasang diatas lapisan geotextile hingga mencapai elevasi yang ditentukan, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan batu pengunci dengan berat < 250 Kg. Pemasangan batu ukuran ini dilakukan secara hati – hati untuk mencegah terjadinya kerusakan pada lapisan geotextile. Untuk memperkuat batu satu dengan lainnya, pemasangan dilakukan dengan mengatur sisi – sisi sudut batu satu dengan batu lainnya dengan cara memperkecil rongga/pori, sehingga komposisi batu menjadi kompak dan kokoh terhadap pengaruh gelombang laut.

Untuk lebih jelasnya metode pemasangan batu dengan berat < 250 Kg, batu dengan berat < 1.000 Kg dapat dilihat pada gambar terlampir.

54. Pembayaran

Harga satuan untuk pekerjaan ini harus sudah termasuk semua persyaratan yang ditetapkan proyek seperti test material, pengadaan material, transportasi, peralatan dan upah pekerja juga hal yang berhubungan dengan pemasangan batu. Untuk pembayarannya dihitung volume batu dalam meter kubik (m3) terpasang yang dinyatakan dalam Berita Acara Penyelesaian Prestasi Pekerjaan selama periode pelaksanaan kontrak.

5

VII. PEKERJAAN BRONJONG

1. U m u m

Bronjong kawat adalah kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng yang pada penggunaannya diisi batu – batu untuk mencegah erosi yang dipasang pada tebing – tebing, tepi – tepi sungai, yang proses pengayamannya menggunakan mesin. Pekerjaan bronjong meliputi pekerjaan-pekerjaan : penyediaan, pengangkutan dan pemasangan kawat bronjong yang diisi dengan batu kali seperti yang ditunjuk pada gambar rencana.

2. Material

Bronjong kawat anyaman pabrikasi (dia.3 mm) atau anyaman manual (dia.4 mm) dengan ukuran sangkar adalah :

- Tinggi : 0,50 meter- Lebar : 1,00 meter- Panjang : 2,00 meter.

Ukuran-ukuran bronjong disesuaikan dengan kondisi lapangan dan harus mendapat petunjuk dan persetujuan pihak Direksi. Pengayaman dengan menggunakan mesin mengacu pada SNI 03-0090-1987 tentang mutu dan cara uji bronjong dan kawat bronjong dan syarat bahan baku mengacu pada SNI 03- 6154-1999 tentang kawat bronjong. Bentuk dan ukuran kawat bronjong, ukuran anyamannya adalah 80 mm x 100 mm atau 100 mm x 120 mm dengan diameter kawat anyaman 3,00 mm, kawat sisi diameter 4,0 mm dan kawat pengikat diameter 2,0 mm. Toleransi ukuran kotak (panjang, lebar dan tinggi) dan diameter kawat sebesar 10%.Batu untuk pengisi bronjong harus batu yang keras dan tahan lama dengan ukuran 20 cm – 30 cm dapat berupa batu kali atau batu gunung, dimana batu pipih dan panjang tidak boleh dipakai.

3. Pelaksanaan

a. Pemasangan bronjong harus hati-hati untuk mencegah kerusakan lapisan saringan. Sebelum batu diisikan, bronjong ditegangkan sampai bentuk yang diinginkan.

b. Pengisian mulai dari bagian bawah, krat-krat supaya diletakkan dalam keadaan kosong, diisi dengan batu sampai penuh dan kemudian ditutup.

c. Sambungan-sambungan antara bronjong maupun sekat-sekatnya harus diikat dengan kawat dengan mutu yang sama. Bronjong ditempatkan diatas filter yang terbuat dari ijuk sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.

d. Batu isian dipergunakan batu yang keras, tahan lama, tidak rusak dan pecah oleh air. Ukuran batu minimum tidak boleh lebih kecil dari 16 cm, dengan ukuran batu rata-rata berbentuk sama yang dapat ditahan oleh saringan kawat bronjong.

e. Semua bagian tepi dari bronjong dan matras termasuk panel, dan sekat harus terikat rapat pada kawat sisi panel dan terikat secara mekanikal atau petunjuk Direksi, hal untuk menjaga terlepasnya anyaman, diameter kawat pengikat yang menghubungkan antara sisi panel untuk perakitan, pemasangan, matras berdiameter minimal 2 mm.

5f. Setiap bronjong harus dihubungkan dengan ikatan yang

didekatnya.g. Sambungan-sambungan vertikal antara bronjong-bronjong yang

ditempatkan pada setiap 2 (dua) lapisan akan disusun bergiliran seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau petunjuk Direksi.

h. Satuan kuantitas bronjong anyaman mesin adalah unit/buah.

5

4. Pembayaran

Volume pembayaran bronjong dilakukan berdasarkan atas harga satuan per m³ bronjong yang terpasang.

VIII. PEKERJAAN PEMANCANGAN KAYU CERUCUK

1. U m u m

Pekerjaan pemancangan kayu cerucuk meliputi pekerjaan-pekerjaan : penyediaan, pengangkutan dan pemancangan seperti yang ditunjuk pada gambar rencana.

2. Material

Bahan kayu yang dipakai adalah jenis bahan kayu nibung/ kayu bakau dengan berdiameter antara 10–15 cm. Apabila menggunakan kayu lain harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi

3. Pelaksanaan

a. Sebelum dilakukan pemancangan, maka ujung kayu yang akan dipancang harus dilancipkan terlebih dahulu untuk memudahkan pelaksanaan pemancangan, dan ujung pancang kayu yang dilancipkan sekurang-kurangnya 25 cm.

b. Posisi kayu saat pemancangan harus dibuat vertikal dan betul-betul tegak lurus sehingga akan diperoleh hasil yang optimal, toleransi kemiringanya hanya 5 %.

c. Pemancangan kayu cerucuk dilakukan sampai mencapai tanah keras atau sesuai dengan yang diarahkan oleh Direksi dan kayu cerucuk berada dalam posisi yang stabil dan secara struktural berada dalam kondisi yang kokoh.

d. Untuk kayu penyokong ataupun angker kayu harus dibuat sesuai gambar rencana ataupaun petunjuk Direksi yang biayanya sudah termasuk dalam biaya pemancangan.

4. Pembayaran

Volume pembayaran untuk pekerjaan ini adalah per m¹ kayu yang akan terpancang dan masuk kedalam tanah.

IX. PEKERJAAN SHEET PILE

1. Sheet Pile Baja Type FSP – II

1.1. Pekerjaan Pemancangan

Pemancangan sheet pile ini dikerjakan dengan kedalaman yang telah direncanakan atau sesuai elevasi yang direncanakan dan sampai pada tanah yang keras dengan menggunakan Vibro Hammer, Diesel Hammer atau Pile Hammer.Dalam pengadaan sheet pile diatas sudah termasuk pembelian, ongkos angkut dan kayu ganjalan untuk menompang tumpukan sheet pile dilapangan.Pemasangan sheet pile harus rapi dan sejajar sesuai dengan gambar. Volume pekerjaan yang dibayar untuk pekerjaan

5pemacangan ini adalah per-meter sheet pile yang terpasang.

1.2. Pekerjaan Memotong Kepala Sheet Pile

Pekerjaan memotong kepala sheet pile ini harus dikerjakan untuk meratakan kepala sheet pile sehingga didapat permukaan yang rata untuk mempermudah pekerjaan capping beton bertulang. Volume pekerjaan yang dibayar untuk pekerjaan ini adalah per-meter kubit yang dipecahkan.

5

1.3. Pekerjaan Beton Bertulang (Capping Kepala Sheet Pile)

Pekerjaan beton pada pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, dan cara pelaksanaan. Syarat – syarat bahan/material, vahan tambahan (admixture) dan cara pelaksanaan mengikuti syarat – syarat yang telah diuraikan sebelumnya pada Spesifikasi Teknis ini.

1.4. Pekerjaan Pembesian dan Penulangan

1.4.1. Semua penulangan harus dari baja U-24 , produksi dalam negeri dengan standar industri Indonesia.

1.4.2. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat penulangan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam N.I.2, kecuali tertulis pada gambar atau ditentukan direksi, bengkokan, penggelasan selimut beton dan detail lainnya. Besi yang dipakai harus bebas dari gemuk / pelumas, karat dan kotoran-kotoran lain serta tidak bengkok-bengkok. Diameter besi sesuai yang telah ditentukan, batang dengan berbagai ukuran agar diberikan tanda yang jelas dan dikelompokkan terpisah satu sama lainnya.

1.4.3. Selimut/ pelindung beton harus terjamin sesuai dengan gambar baik horizontal maupun vertikal dengan memasang tahu-tahu beton.

1.4.4. Tulangan harus diikat erat dengan sedikitnya 2 (dua) kali putaran dengan kawat beton 1,6 mm, ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar tidak mencuat dari keluar dari beton.

1.4.5. Bila pemasangan tulangan selesai dilakukan kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan untuk diperiksa oleh pihak direksi dan konsultan pengawas untuk dilakukan pengecekan akhir kebenaran penempatan penulangan.

1.4.6. Untuk pekerjaan tulangan menggunakan besi beton dengan diameter 12 mm dan besi beton berdiameter 8 mm untuk besi behel dengan diikat oleh kawat beton.

1.4.7. Volume pekerjaan dibayar untuk pekerjaan ini adalah perkilogram (Kg) berat bersih besi yang terpasang.

1.5. Pekerjaan Pemasangan Sheet Oile Angkur

Pemasangan angker sheet oile angkur dipergunakan buatan pabrikan dipasang dengan interval jarak 5 m - 10 m. Pada ujung sheet oile angkur di pasang baut untuk mengikat/tarikan besi.

2. Sheet Pile Beton

2.1. Pekerjaan Pemancangan

Pemancangan sheet pile ini dikerjakan dengan kedalaman yang telah direncanakan atau sesuai elevasi yang direncanakan dan sampai pada tanah yang keras dengan menggunakan Vibro Hammer, Diesel Hammer atau Pile Hammer.Dalam pengadaan sheet pile diatas sudah termasuk

5pembelian, ongkos angkut dan kayu ganjalan untuk menompang tumpukan sheet pile dilapangan.Pemasangan sheet pile harus rapi dan sejajar sesuai dengan gambar. Volume pekerjaan yang dibayar untuk pekerjaan pemacangan ini adalah per-meter sheet pile yang terpasang.

2.2. Pekerjaan Memecah Kepala Sheet Pile

Pekerjaan memecah kepala sheet pile ini harus dikerjakan untuk meratakan kepala sheet pile sehingga didapat permukaan yang rata untuk

5

mempermudah pekerjaan capping beton bertulang. Volume pekerjaan yang dibayar untuk pekerjaan ini adalah per-meter kubit yang dipecahkan.

2.3. Pekerjaan Beton Bertulang (Capping Kepala Sheet Pile)

Pekerjaan beton pada pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, dan cara pelaksanaan. Syarat – syarat bahan/material dan cara pelaksanaan mengikuti syarat – syarat yang telah diuraikan sebelumnya pada Spesifikasi Teknis ini.

2.4. Pekerjaan Pembesian dan Penulangan

2.4.1. Semua penulangan harus dari baja U-24 , produksi dalam negeri dengan standar industri Indonesia.

2.4.2. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat penulangan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam N.I.2, kecuali tertulis pada gambar atau ditentukan direksi, bengkokan, penggelasan selimut beton dan detail lainnya. Besi yang dipakai harus bebas dari gemuk / pelumas, karat dan kotoran-kotoran lain serta tidak bengkok-bengkok. Diameter besi sesuai yang telah ditentukan, batang dengan berbagai ukuran agar diberikan tanda yang jelas dan dikelompokkan terpisah satu sama lainnya.

2.4.3. Selimut/ pelindung beton harus terjamin sesuai dengan gambar baik horizontal maupun vertikal dengan memasang tahu-tahu beton.

2.4.4. Tulangan harus diikat erat dengan sedikitnya 2 (dua) kali putaran dengan kawat beton 1,6 mm, ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar tidak mencuat dari keluar dari beton.

2.4.5. Bila pemasangan tulangan selesai dilakukan kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan untuk diperiksa oleh pihak direksi dan konsultan pengawas untuk dilakukan pengecekan akhir kebenaran penempatan penulangan.

2.4.6. Untuk pekerjaan tulangan menggunakan besi beton dengan diameter 12 mm dan besi beton berdiameter 8 mm untuk besi behel dengan diikat oleh kawat beton.

2.4.7. Volume pekerjaan dibayar untuk pekerjaan ini adalah perkilogram (Kg) berat bersih besi yang terpasang.

3. Pengukuran dan Pembayaran

Harga satuan untuk pekerjaan ini harus sudah termasuk semua persyaratan yang ditetapkan seperti pengadaan material, transportasi, peralatan dan upah pekerja dan juga hal yang berhubungan dengan pemancangan unit sheet pile. Untuk pengadaan bahan, volume sheet pile yang dibayar adalah unit sheet pile yang sudah terpancang dalam satuan batang seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Sedangkan untuk pembayaran pemacangan dihitung volume unit sheet pile yang terpancang dalam satuan m’ seperti yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Volume pembayaran dinyatakan dalam Berita Acara Penyelesaian Prestasi Pekerjaan selama

5periode pelaksanaan kontrak.

IX. PEKERJAAN JALAN

1. Pekerjaan Base Course

1.1. U m u mLapis dasar untuk jalan akses permanen dan perkerasan harus dibangun sesuai dengan jalur, elevasi, kemiringan, dan ukuran pada Gambar atau sesuai petunjuk Direksi.

5

Material lapis dasar terdiri dari agregat batu pecah atau agregat kerikil pecah bersiku sesuai dengan persyaratan untuk agregat beton dalam Spesifikasi Teknis ini kecuali yang diberikan dalam spesifikasi yang telah ditentukan.

1.2. Material

a. Jika material tidak mengandung cukup material rekat alam untuk mengikat dengan cepat pada kegiatan watering dan pemadatan, harus ditambahkan bahan rekat yang mengandung batu pecah kecil, bahan rekat tanah atau material rekat lainnya yang disetujui oleh Direksi.

b. Jumlah dari bahan rekat yang ditambahkan harus dengan persetujuan dari Direksi dan setelah bahan rekat telah ditambahkan, kombinasi ukuran dari campuran itu harus dalam batasan seperti di atas.

c. Jumlah berat bahan rekat dari campuran itu tidak lebih dari dua puluh persen (20 %) dari campuran.

d. Bahan rekat harus dicampurkan secara seragam pada material base pada tempat dimana material diproduksi, atau atas persetujuan Direksi, pada tempat dimana dilakukan penempatan dan penghamparan dari material base.

1.3. Pelaksanaan

a. Kontraktor mengirimkan material lapis dasar dan menempatkannya dalam lapisan di atas sub-base atau subgrade yang telah dipersiapkan sebelumnya, sehingga ketebalan setelah pemadatan tidak lebih dari 10 centimeter, kecuali jika atas petunjuk atau persetujuan dari Direksi.

b. Setelah material untuk tiap lapis telah ditempatkan maka material tersebut dicampur/diaduk dan dihamparkan (dalam kadar air yang diperlukan) dengan alat motor grader atau alat lain yang telah disetujui, sehingga ketebalan lapisan seragam dan distribusi dan gradasi material yang merata tercapai.

c. Ketika pemuatan dilakukan di atas material yang sebelumnya telah ditempatkan, Kontraktor harus menentukan rute dari alat-alat pemuatan di atas material yang sudah ditempatkan sedemikian sehingga perjalanan menyebar secara seragam di seluruh permukaan untuk mendistribusikan efek pemadatan dari alat itu dan untuk meminimalkan rutting dan pemadatan yang tidak seragam.

d. Setelah dihamparkan, tiap lapisan harus dipadatkan sampai kepadatan yang ditentukan pada semua lebar lapisan dengan penggilas dengan silinder halus (smooth drum roller), penggilas roda ban (pneumatic-tired roller), dan alat-alat pemadatan lainnya yang disetujui oleh Direksi. Semua metode pemadatan dan alat-alatnya harus menurut persetujuan Direksi dan detail lengkap dari pekerjaan itu harus diajukan kepada Direksi untuk persetujuan sebelum awal pekerjaan.

5e. Operasi dari alat-alat pemadatan, kontrol kadar air dan

persiapan permukaan lapisan untuk lapisan-lapisan berikutnya sama seperti pemadatan untuk material urugan seperti ditentukan di atas. Penggilasan untuk tiap lapisan harus maju secara gradual dari sisi ke tengah (centre), paralel dengan centreline jalan, dan harus dilaksanakan secara kontinyu sampai seluruh permukaan telah digilas. Ketidak-teraturan atau penurunan yang terjadi selama penggilasan harus dikoreksi dengan melepas material pada tempat-tempat itu dan menambah atau mengurangi material sampai permukaan seragam yang halus diperoleh. Untuk tempat-tempat yang berdekatan dengan struktur dan tempat- tempat yang tidak dapat dijangkau roller besar, material harus

5

dipadatkan dengan alat pemadat mekanik tangan atau stamper (hand tamper).

f. Lapisan teratas dari material lapis dasar, harus dikupas dengan grader dan digilas sampai permukaan halus secara merata, bebas dari bentuk bergelombang, dan sesuai dengan elevasi dan tampang pada Gambar, atau atas petunjuk Direksi, dengan toleransi + 3 centimeter dalam tiap 5 meter.

g. Kontrol kadar air dan kepadatan Kadar air dari material base selama dan setelah

pemadatan, seperti ditetapkan menurut Standar ASTM D2216, harus dalam range dari minus tiga persen (-3 %) sampai dengan plus satu persen (+1 %) dari kadar air optimum / optimum moisture content (OMC) seperti didapatkan dari Standard Compaction Test yang dilaksanakan menurut Standar ASTM D698, dan kadar air ini harus seragam dalam tiap lapisnya.

Tiap lapis dari material base harus dipadatkan sampai kepadatan seragam pada lapisannya, yang harus mempunyai nilai California Bearing Ratio (CBR) minimal 60, sesuai Standar ASTM D1883.

1.4. Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran untuk pembayaran dari lapis dasar akan ditentukan dari volume material yang dipadatkan dalam meter kubik dengan kemiringan, elevasi, dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai petunjuk dari Direksi.

b. Pembayaran dari penempatan dan pemadatan dari lapis dasar akan dihitung dari harga unit per meter kubik yang telah ditenderkan sebelumnya dalam Daftar Kuantitas Pekerjaan, dimana harga unit itu sudah termasuk kompensasi penuh untuk tenaga, peralatan, dan material termasuk pemuatan, pengangkutan, penempatan, penyebaran, pembasahan atau pengeringan yang diperlukan, pemadatan, pembentukan dan penyelesaian, pengujian dan item-item lainnya yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan.

2. Pekerjaan Surface Course/Perkerasan Makadam

2.1. U m u m

Metode dari konstruksi lapis makadam (macadam) ini secara garis besar adalah sebagai berikut :i. Lapis dasar (base course) jalan harus dilapisi awal dengan

lapisan awal aspal bitumen;ii. Lapisan agregat kasar harus dihamparkan di atas lapis

dasar yang telah dilapisi, dan harus digilas dan diperlakukan dengan bahan rekat aspal bitumen;

iii. Penghamparan pertama dari agregat kunci (key aggregate) harus dihamparkan di atas lapisan agregat kasar dan aspal dan harus digilas dan diperlakukan dengan bahan rekat aspal bitumen;

iv. Penghamparan kedua dari key aggregate harus dihamparkan di atas lapisan agregat kasar, key

5aggregate, dan aspal; dan harus digilas dan diperlakukan dengan bahan rekat aspal bitumen;

v. Lapisan akhir yang terdiri dari aggregat halus harus digilas sepenuhnya.

Kontraktor harus membangun lapis permukaan dari bituminous penetration macadam untuk pekerjaan jalan dan area lain yang diperkeras dengan jalur, elevasi, dan kelandaian seperti dalam Gambar atau atas perintah Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memelihara semua bagian dari

6

pekerjaan jalan dan perkerasan yang telah selesai sampai waktu yang disetujui oleh Pemberi Tugas.

Ketebalan dari lapis atas ini tidak boleh kurang dari enam puluh (60) millimeter kecuali jika ditentukan dalam Gambar atau atas perintah Direksi.

Lapis atas makadam penetrasi bitumen harus dibuat hanya jika permukaan pekerjaan jalan kering dan cuaca tidak berkabut atau hujan.

2.2. Material

Agregat untuk makadam penetrasi bitumen harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah bersiku sesuai dengan persyaratan yang ditentukan pada Spesifikasi Teknis untuk agregat beton dan Bituminous asphalt untuk lapis awal dan bahan rekat yang telah memenuhi persyaratan teknis.

2.3. Pengambilan contoh dan pengujian

Semua pengujian agregat dan material bitumen pada konstruksi perkerasan harus memenuhi spesifikasi dan Standar seperti ketentuan dan harus diuji sesuai persyaratan. Contoh-contoh agregat dan material bitumen bersama dengan hasil-hasil pengujian harus dikirimkan kepada Direksi untuk persetujuan sebelum material-material itu digunakan untuk pekerjaan. Contoh-contoh tambahan dan hasil-hasil pengujian dari agregat dan material bitumen mungkin diperlukan oleh Direksi selama konstruksi. Pengambilan contoh dari semua agregat dan material bitumen harus sesuai dengan persyaratan ASTM Designation D75-87, “Sampling of Aggregates”, dan D140-88, “Sampling of Bituminous Materials”.

2.4. Peralatan konstruksiSemua peralatan dan mesin yang digunakan untuk konstruksi perkerasan harus disetujui oleh Direksi. Tipe spesifik dari peralatan yang digunakan adalah atas usul Kontraktor. Peralatan utama yang diperlukan untuk konstruksi perkerasan terdiri atas mesin penghampar agregat (aggregate spreader), alat penyemprot aspal bitumen (pressure distributor), dan mesin penggilas (roller). Peralatan pelengkap yang diperlukan terdiri atas alat penyapu, shovel, penggaruk, dan lain-lain.

Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan umum sebagai berikut :i. Penghampar Agregat (Aggregate Spreader) :

Penempatan agregat langsung pada lapis dasar atau lapis permukaan yang mendahului, dan penggunaan motor grader atau sejenisnya untuk menghamparkan agregat tidak diperkenankan; agregat harus dihamparkan dengan bantuan mesin penghampar mekanik yang disetujui oleh Direksi. Jika terjadi pemisahan agregat selama penanganan maka agregat tersebut harus dicampur ulang sampai bergradasi baik, sebelum dimuat dalam mesin penghampar agregat.

6ii. Bituminous Asphalt Sprayer : Alat sprayer (pressure

distributor) yang digunakan untuk menyemprotkan lapis awal aspal bitumen dan bahan rekat harus dapat dioperasikan untuk mendistribusikan material secara merata. Alat sprayer digerakkan dengan unit power yang terpisah untuk mengoperasikan pompa bitumen. Penyemprotan material aspal bitumen dengan alat yang lain dari pressure distributor tidak diperkenankan dan alat tersebut harus dapat mengontrol temperatur dalam batasan tertentu secara akurat.

iii. Roller : Penggilas (roller) dapat berupa tipe penggilas silinder halus triple atau tandem dengan berat masing-masing tidak kurang dari 8 ton untuk tipe statis atau 5 ton untuk tipe getar. Penggilas roda ban

6

diijinkan untuk digunakan asal dilengkapi dengan ban halus dan mempunyai berat tidak kurang dari 10 ton. Penggilas harus dilengkapi dengan tangki air dan alat sprinkler untuk menjaga agar roda tetap basah jika diperlukan, untuk mencegah melekatnya material bitumen dan silinder atau roda juga harus dilengkapi dengan alat pengupas untuk pembersihan.

2.5. Pelaksanaan

Metode konstruksi dan tahapan konstruksi untuk lapisan atas makadam penetrasi bitumen secara umum adalah sebagai berikut :

a. Pelapisan awal dari lapis dasar jalan

Sebelum pelaksanaan pelapisan, lapis dasar jalan harus dipadatkan secara menyeluruh dan telah selesai dengan kelandaian dan tampang melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar. atau atas perintah Direksi dengan toleransi tertentu. Material lepas harus disapu dibersihkan. Lapis awal harus diberikan hanya jika permukaan lapis dasar kering dan diberikan dengan jumlah seperti ketentuan.

b. Penghamparan dari agregat kasar – lapis pertama

Lapis agregat kasar dihamparkan dengan jumlah seperti ketentuan pada Sub-Bab 6.6.8 di bawah, dengan ketinggian seragam dan dengan alinemen, kelandaian, dan tampang melintang yang benar dengan bantuan spreader mekanik seperti ketentuan pada Sub-Bab 6.6.5 di atas, ditambah dengan penghampar tangan seperti sekop, garpu, dan garuk.Ukuran partikel agregat sangat besar atau sangat kecil harus diganti dengan material yang sesuai sebelum penggilasan dimulai.

c. Penggilasan – lapis pertama agregat kasar

Setelah lapis agregat telah ditempatkan pada seluruh lebar, permukaannya garus digilas. Penggilasan harus dilakukan secara longitudinal dan dimulai dari tepi luar ke tengah, dan bertautan minimal 30 centimeter untuk tiap strip.Penggilasan harus diteruskan sampai tekstur permukaan seragam dan tingkat kepadatan sesuai ketentuan. Ketidak-teraturan yang lebih dari satu (1) centimeter harus dikoreksi dengan melepas dan membentuk lapis agregat atau menambahkan agregat sesuai keperluan, dan dengan penggilasan kembali area tersebut. Lapis agregat kasar yang dipadatkan harus kuat, dan sesuai dengan ketentuan pada Gambar. Untuk tempat-tempat yang dekat dengan struktur seperti dinding dan sebagainya tidak diperkenankan digunakannya roller; agregat harus dipadatkan dengan alat pemadat tangan sampai kepadatan yang ekuivalen dengan lapisan yang dipadatkan dengan roller.

d. Pemberian pertama bahan rekat bitumen

Pemberian pertama bahan rekat bitumen pada agregat kasar yang telah disiapkan. Bahan rekat harus diberikan

6hanya jika agregat kasar kering pada setiap ketinggian lapisan.Bahan rekat bitumen harus diberikan secara seragam pada lapis agregat kasar dengan alat penyemprot seperti ketentuan dengan jumlah per meter persegi seperti ketentuan di bawah.

e. Penghamparan pertama agregat kunci – lapis kedua

Segera setelah pemberian bahan rekat bitumen pada lapis pertama agregat kasar, agregat kunci harus dihamparkan secara seragam pada permukaan dengan alat aggregate spreader dengan jumlah seperti ketentuan. Kegiatan penghamparan agregat kunci harus diperhatikan

6

untuk mendapatkan keseragaman pemberian, dan jika atas perintah Direksi, permukaan harus disapu dengan push broom atau drag broom.

f. Penggilasan – penghamparan pertama agregat kunci

Penggilasan permukaan dari agregat kunci harus dimulai segera setelah penghamparan, dilakukan ketika bahan rekat bitumen pada lapisan lapis agregat kasar masih panas, dan diteruskan sampai material pada secara menyeluruh.Penambahan agregat kunci dalam jumlah kecil diberikan sesuai keperluan selama penggilasan.

g. Pemberian kedua bahan rekat bitumen

Setelah penggilasan dari penghamparan pertama agregat kunci telah selesai, permukaan harus dibersihkan dari material lepas, dan pemberian kedua bahan rekat bitumen harus dilaksanakan dengan alat sprayer pada jumlah per meter persegi sesuai ketentuan.

h. Penghamparan kedua agregat kunci – lapis ketiga

Segera setelah pemberian kedua bahan rekat bitumen, penghamparan kedua dari agregat kunci dilaksanakan secara seragam di atas permukaan dengan jumlah sesuai ketentuan.

i. Penggilasan – penghamparan kedua agregat kunci

Penggilasan permukaan dari penghamparan kedua agregat kunci harus dimulai segera setelah penghamparan, dilakukan ketika bahan rekat bitumen masih panas. Penghamparan agregat kunci diikuti dengan penggilasan secara menyeluruh dan penyapuan permukaan. Bagian agregat kunci yang dicadangkan selama penghamparan harus ditambahkan sesuai keperluan selama penggilasan dan penyapuan berlangsung pada tempat-tempat yang memerlukan material tambahan, agar permukaan yang seragam tercapai. Penggilasan dan penyapuan dilanjutkan sampai semua celah terisi.

j. Pemberian ketiga bahan rekat bitumen dan agregat halus lapis teratas

Setelah penggilasan dari penghamparan kedua agregat kunci telah selesai, permukaan harus dibersihkan dari material lepas, dan pemberian ketiga bahan rekat bitumen harus dilaksanakan pada jumlah sesuai ketentuan. Permukaan lapisan kemudian ditutup dengan agregat halus, dan harus digilas dan disapu sampai agregat halus menutup secara seragam pada seluruh permukaan perkerasan.Pada penyelesaian pelapisan, permukaan harus dibersihkan sehingga tidak ada material lepas pada permukaan.

2.6. Pemanasan untuk material bitumenLapis awal aspal bitumen dan bahan rekat harus dipanaskan pada temperatur antara 120 sampai 160 0C, tidak diperkenankan dipanaskan di atas 200 0C.

6

2.7. Perkiraan jumlah materialPerkiraan jumlah material per meter persegi adalah sebagai berikut :

Penghamparan/ Pemberian

Agregat kg/m2 Aspal bitum

en Kasar Kunci HalusLapis awal

100 sampai - -0,9 sampai

Lapis Pertama 1,2Lapis Kedua 120 13 sampai

18- 4,5 sampai

Lapis Ketiga - 11 sampai 16

- 5,5Lapis Terakhir - - 8 sampai

121,8 sampai

6

- 2,21,5 sampai

1,9-

Berat pada tabel di atas adalah untuk agregat dengan berat jenis 2,65 sesuai ketentuan Standar ASTM C127. Koreksi dilakukan jika agregat kasar mempunyai berat jenis kurang dari 2,65. Jumlah terkoreksi dari agregat kasar merupakan hasil perkalian antara berat per meter persegi dengan rasio antara berat jenis agregat kasar yang digunakan dengan 2,65. Jumlah untuk penghamparan agregat dan pemberian aspal bitumen tiap lapis adalah perkiraan; jumlah pasti harus ditentukan oleh Direksi, berdasarkan pengujian laboratorium dan pengujian lapangan.

2.8. Kontrol ketebalanDireksi harus mengontrol keseragaman ketebalan pada lapisan dengan lubang uji jika diperlukan.Umumnya, rangkaian 3 lubang uji digali pada interval jarak 200 meter, satu lubang pada tengah, lubang lainnya dekat pinggir atau sekitar perempatnya, atas petunjuk Direksi. Lubang uji harus digali dan diisi kembali oleh Kontraktor atas perintah Direksi dan atas biaya Kontraktor.

2.9. Persyaratan permukaanJika diuji dengan crown template, sesuai tampang melintang pada Gambar, variasi permukaan antara dua kontak pada permukaan tidak boleh melebihi 10 millimeter; jika diuji dengan straight edge, variasi tersebut tidak boleh lebih dari 6 millimeter.

2.10. Perlindungan perkerasanSelama periode antara persiapan lapis dasar dan penyelesaian penghamparan agregat halus lapis atas, permukaan perkerasan harus dilindungi dari semua lalu lintas.

2.11. Pengukuran dan pembayarana. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pelapisan atas

makadam penetrasi bitumen untuk perkerasan akan dibuat dalam luasan meter persegi sesuai jalur, kelandaian, dan elevasi seperti pada Gambar atau seperti perintah Direksi.

b. Pembayaran pekerjaan pelapisan atas makadam penetrasi bitumen untuk jalan dan perkerasan akan dibuat pada harga unit per meter persegi yang ditenderkan dalam Daftar Kuantitas Pekerjaan, dimana harga unit termasuk kompensasi penuh untuk biaya pekerja, peralatan, material termasuk prosesnya, pengangkutan, penghamparan, pemberian material bitumen, pemadatan, pembentukan, penyelesaian, pengujian, perawatan dan item-item lainnya yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan.

6

X. PEKERJAAN PINTU AIR

1. Spesifikasi Untuk Bangunan Pintu dan Pintu Sorong

1.1. Bangunan Pintu

a. Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang semourna. Daun pintu untuk bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan

6

horizontal harus diklem kuat pada permukaan plat dan batang tidak lebih dari 1 mm.Bagian batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus didua sisi, sedemikian hingga tidak air yang bocor diantara bagian – bagian tersebut.

b. Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding, rangka, ambang, tangki ulir gear dan material yang dibutuhkan. Semua bagian daripada pintu harus cocok dengan gambar desain.

c. Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada bangunan dengan baut berjangkar, dan semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi dengan mortar 1 PC : 3 PS sampai Direksi menganggap cukup.

d. Semua pembuatan konstruksi harus sedemian rupa sehingga pintu bebas dari puntiran, bengkok dan deformasi lain menurut anggapan Direksi.

e. Pemakaian karet atau vahan lain untuk seals guna perapat pada pintu – pintu harus sesuai dengan yang diijinkan yang mempunyai efektifitas, keawetan sesuai cuaca Indonesia dan terendam dalam air secara kontinu, dan keterbukaan pada sinar matahari dimungkinkan pemakaian vahan karet sintetik atau plastik yang memenuhi persyaratan.

f. Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai stándar industria untk memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi yang ada digambar adalah mínimum. Dalam pembuatan harus melebihi (ukurannya) secukupnya, sedemikian hingga tidak ada dimensi yang kurang.

1.2. Pintu Sorong

a. Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus diserahkan lengkap termasuk tangkai, dan kunci, gear, serta kompling dan lain – lain.Tarikan yang dibutukan tidak boleh lebih keras dari 10 kg untuk membuka atau menutup pintu dan las roda setang harus pada elevasi 0,90 diatas bangunan atau paltform dimana operator akan berdiri.

b. Tangkai ulir dan gear harus dibuat presisi sangat tepat. Gear harus dari besi tulang atau selubung/rangka las dilengkapi tutup untuk pemberian pelumas dari gear.

c. Pintu sorong harus seluruhnya shop assembled (rakitan pabrik) ukuran plat dan profil pintu harus sesuai dengan gambar.

2. Spesifikasi Teknik Umum

2.1. Penyiapan bahan – bahan

a. Semua kegiatan, sedapat mungkin dilakukan dalam/sekitar wilayah (proyek)

b. Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam pekerjaan konstruksi baja modern. Bahan pada pekerjaan besi harus dijaga bersih dan terlindung dari pengaruh cuaca sejauh memungkinkan dalam praktek. Lubang baut harus betul – betul bulat. Ukuran dari lubang

6baut harus tidak lebih dari 2 mm lebih besar dari diameter nominal (ditetapkan) dari baut dan harus menciptakan putaran yang pas dengan baut.

c. Panjang uliran baut harus sedemikian hingga sehingga seluruh diameter tangkai berada dalam daerah geser (shear zone). Baut harus menonjol paling tidak satu panjang uliran dengan mínimum 3 mm dan maksimum 10 mm setelah pergeseran dari mur. Di bawah mur pada baut jangkar dan dibawah semua kepala baut dan mur, harus dilengkapi dengan “heavy duty washer”.

6

Jika baut digunakan dalam permukaan yang miring, harus menggunakan “bevelled washer”. Kepala dari mur harus diputar dengan benar, dengan menggunakan kunci inggris yang cocok dan dengan panjang tidak kurang dari 0,30 m.

d. Untuk drat stang harus dipasang doublé drat.e. Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia Jasa harus

membuat dan menenyerahkan kepada Direksi untuk disetujui, program lengkap yang menunjukkan :- Type pengelasan

Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran – ukuran yang diperlukan untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah pengelasan. Sesudah pengelasan, semua ceceran las harus dibersihakn dan semua lubang pori dan berkas – berkas terbakar harus diperbaiki.

- Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi ketentuan.

2.2. Pemasangan

a. Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada gambar disain yang disetujui atau atas petunjuk Direksi ditempat pekerjaan, termasuk semua alat alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan sebagainya.

b. Semua bagian yang ditanam harus ditumpu kuat (rigid) dan diteliti/tepat sebelum dan selama pemasangan. Dinding plat, sandaran dan ambang harus diperkuat seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.

c. Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus memindahkan sembua kelebihan bahan- bahan dari tempat pekerjaan atau seperti ditunjukkan Direksi.Semua gear reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas, sesuai syarat dari pembuat/pabrik. Gear reducer terbuka harus duberi gemuk kualitas baik pada giginya (graphite grease). Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan Penyedia Jasa tanpa tambhan biaya.

d. Penyedia Jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka waktu pemeliharaan untuk semua bagian pekerjaan dari Kontrak ini.

2.3. Test dan Garansi

a. Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap untuk ditest, dihadapan Direksi sebelum penyerahannya untuk bisa membuktikan bisa dioperasikan dengan memuaskan.Jika ada bagian pekerjaan gagal dioperasikan sesuai dengan ketentuan Direksi, beberapa perubahan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa sesuai ketentuan Direksi tanpa pembayaran ekstra.

b. Pada saat penyerahaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus melaksanakan pemeliharaan selama jangka waktu masa pemeliharaan untuk semua pekerjaan, meliputi perbaikan

6dari semua kekurangan dan kerusakan yang mungkin terjadi dalam waktu tersebut tanpa biaya tambahan.

2.4. Pengecatan

2.4.1. Bahan – bahan

a. Semua cat harus disediakan dalam keadaan segel pabrik (factory scaled) kaleng/cap pabriknya akan ditentukan oleh Direksi.

6

b. Cat yang telah melampaui batas kadaluarsa seperti tertulis pada kalengnya tidak boleh dipakai, dan harus segera disingkirkan dari tempat pekerjaan.

2.4.2. Pelaksanaan Pengecatan Pekerjaan Baja

Sebelum pengecatan dilaksanakan permukaan harus dibersihkan dan dikerjakan atau dicat sebagai berikut :a. Pengecatan dikerjakan dengan menggunakan tenaga

manusia, dalam pelaksanaan pengecatan lapis demi lapis sampai dengan ketebalan yang ditentukan dimulai dari cat meni lalu cat anti karat dan terakhir dilapis cat bron untuk bagian atas konstruksi.

b. Yang bersentuhan dengan pekerjaan baja lainnya ketika pemasangan di lapangan, dua lapis cat dasar, kecuali ditentukan lain.

c. Yang bersentuhan dengan beton, aspal, ter macadam atau bitumen penahan air, tidak perlu pengerjaan apa - apa atau pengecatan.

2.4.3. Pengecatan daun pintu/schot balk (daun pintu)

a. Sebelum pengecatan dimulai terlebih dahulu bidang – bidang permukaan yang akan dicat, dibersihkan dari kotoran – kotoran tanah dan Lumpur dan sebagainya.

b.Semua bidang permukaan kayu diketam licin.c. Pengecatan permukaan daun pintu/papan balok sekat

dicat 4x kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

2.5. Pemeriksaan dan Perakitan

2.5.1. Pemeriksaan Bahan dan Mutu

Direksi atau pejabat yang bertugas mengadakan pemeriksaan terhadap bahan – bahan, mutu pekerjaan pabrik, percobaan perakitan di pabrik, harus melakukan pemeriksaan – pemeriksaan.Pemeriksaan meliputi :a. Pemeriksaan baja atau bahan lain yang dipakai untuk

memastikan bahwa bahan diatas sesuai dengan estándar. Laporan percobaan kimia dan fisika yang dilakukan pemeriksaan terhadap bahan yang dipakai harus ditunjukkan pemeriksaan

b. Memeriksa ukuranc. Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila

diperlukand. Memeriksa pembersihan dan pengecatan dari pekerjaan

bajae. Percobaan perakitan dan menguji hasilnyaf. Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman

2.5.2. Pengerjaan di lapangan

Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan menyediakan perancah sementara serta persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

6Sebelum pelaksanaan dimulai di lapangan Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan, cara yang diusulkan untuk pelaksanaan pekerjaan baja serta melaksanakan pengaturan dan pencegahan terhadap kecelakaan seperti yang ditunjukkan oleh Direksi.

2.6. Permukaan yang Bersentuhan

6

Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada permukaan logam lain, permukaan logam yang bersentuhan harus dicat dengan dua país cat bitumen, segera sebelum pemasangan.Alumunium tidak boleh dipasang pada beton basah atau pasangan batu, atau dipasang tetap pada beton yang masih muda. Bila perlu untuk menghubungkan alumunium dengan baja atau besi tulang, kedua permukaan harus dipisahkan dengan vahan pemisah yang disetujui tebalnya tidak kurang dari 1,5 mm.Bila alumunium batang atau bangunan baja dipasang dalam pasangan batu, bata atau beton, permukaan yang bersentuhan harus dicat lebih dahulu dan bahan sambungan harus diberi seng.

2.7. Pemasangan Bagian – Bagian

Untuk pemasangan bagian – bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam pekerjaan beton atau pasangan batu yang permanen maka bagian – bagian diatas angkur, plat perletakan dan lain – lain harus lebih dahulu daripada bagian lain.

3. Perhitungan dan Pembayaran

Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (Unit) Buah. Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah, tenaga, vahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya umum dan keuntungan.

XI. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Pekerjaan Drain Hole

a. Drain hole terbuat dari bahan pipa PVC berdiameter 2”, dengan panjang 50 cm dan terdiri dari bahan ijuk, kerikil.

b. Drain hole dipasang pada pekerjaan pasangan batu, sesuai posisi yang direncanakan.

c. Ujung pipa PVC bagian luar dipotong lancip sesuai kemiringan yang diperlukan, sedangkan bagian dalam dipotong tegak lurus diberi ijuk secukupnya dan diikat dengan kawat

d. Sewaktu pemasangan, bagian drain hole sebelah dalam (bagian yang diberi ijuk) harus diberi kerikil secukupnya dan dipasang miring sesuai kebutuhan agar drain hole dapat bekerja sesuai fungsinya.

e. Pengukuran dan pembayaranTidak diadakan pengukuran untuk pekerjaan ini. Pembayaran dilakukan setelah pekerjaan dipasang dengan baik oleh Kontraktor yang dinyatakan diterima oleh Direksi. Pekerjaan dibayarkan dalam harga satuan buah (bh) sesuai daftar kuantitas dan harga.

2. Pekerjaan Gebalan Rumput

6a. Gebalan rumput yang dipakai harus bersih, bebas dari tanaman

lain yang tidak diinginkan.b. Pekerjaan tersebut harus dilakukan pada seluruh permukaan

timbunan tanggul kecuali pada permukaan pasangan seperti Rip-rap, Jalan inspeksi dan bronjong, sisa permukaan lubang galian yang tidak ditutup pasangan seperti pada saluran pelimpah, irigasi, tanggul pematang batas genangan seperti ditunjukkan dalam gambar desain dan tempat lain atas petunjuk Direksi.

6

c. Gebalan rumput yang dipakasi harus berakar dan dicangkul setebal ± 4 cm.

d. Sebelum ditanami dengan gebalan rumput, permukaan lahan perlu dilapisi dengan jenis tanah humus hasil kupasan setebal 3 cm.

e. Gebalan rumput harus segera ditanamkan dalam jajaran bersambung dan segera disiram air.

f. Agar gebalan tidak tergelincir maka harus dipasang pasak bambu sedalam 10 cm.

g. Pola penanaman yang digunakan adalah papan catur.h. Pengukuran dan Pembayaran.

Volume pekerjaan yang dibayar untuk pekerjaan Gebalan Rumput adalah harga per m2, dimana pekerjaan tersebut telah dilaksanakan seperti yang ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan dan disetujui oleh Direksi.

3. Waterstop

a. Pemasangan water stop dan joint filler dalam bentuk dan ukuran sebagaimana ditentukan dan pada tempat-tempat yang diperlihatkan dalam gambar-gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi.

b. Water stop dan Joint filler disediakan dan disimpan pada suatu tempat dengan suatu cara yang akan ditunjukkan oleh Direksi.

c. Semua sambungan di lapangan dan hubungan-hubungan water stop dan joint filler hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan hubungan yang kedap air dengan segala cara sebagaimana dispesifikasikan pabrik pembuat water stop dan joint filler.

d. Pengukuran dan pembayaranPengukuran kuantitas pekerjaan "Water Stop" dilakukan untuk setiap meter panjang dari "Water Stop" yang terpasang diukur sepanjang garis tengah (as) dari "Water Stop" sesuai dengan gambar-gambar. Pembayaran untuk "Water Stop" dihitung menurut harga satuan meter panjang (m’) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, jenis pekerjaan pada Penawaran. Harga satuan harus sudah mencakup semua biaya pengadaan dan pemasangan dan biaya-biaya lain pekerjaan terkait.

4. Dowell Bar / Angker

a. Batang pantek (angker) harus disediakan dalam sambungan-sambungan konstruksi dan ekspansi, sebagaimana diperlihatkan dalam gambar-gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi.

b. Suatu batang pantek (angker) harus merupakan suatu batang lurus, bulat berprofil dari kepanjangan 100 cm dan 22 mm, diameter kecuali diperlihatkan lain secara khusus dalam gambar atau ditentukan Direksi.

c. Panjang setengah dari batangan pantek harus ditutup dengan pipa PVC diameter 25 mm bahan-bahan lain yang disetujui untuk mencegah pengikatan dan harus ditetapkan pada jarak-jarak sebagaimana diperlihatkan pada gambar-gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Setengahnya yang lain harus diikat kuat pada suatu sisi dari sambungan.

d. Pengukuran dan PembayaranPengukuran kuantitas "Dowell Bar" diukur dari jumlah batang yang dipasang disetiap sambungan seperti diperlihatkan pada gambar-gambar atau menurut perintah Direksi. Pembayaran

6dihitung menurut harga satuan per buah pada Daftar Kuantitas dan Harga, jenis pekerjaan dalam Penawaran. Harga satuan harus sudah mencakup biaya untuk pengadaan dan pemasangan yang diisyaratkan termasuk pengadaan dan penyediaan bahan penutup /pelapis seperti pipa PVC dan biaya-biaya lain yang diperlukan.

5. Wiremesh

a. Wiremesh dipasang sebagai penggati tulangan (pembesian) pada dasar dan dinding saluran pasangan beton.

6

b. Sebelum dilakukan pemasangan, untuk mendapatkan posisi wiremesh sesuai dengan gambar rencana, diperlukan beton tahu sebagai pengganjal. Beton tahu ini ditempatkan pada sela – sela antara tanah dan wiremesh dengan posisi penempatan sesuai dengan gambar rencana.

c. Sambungan – sambungan antara lembaran wiremesh harus diikat dengan kawat beton, minimal 3 kali lilitan untuk menjamin menyatunya lembar yang satu dengan lembar lainnya.

d. Pengukuran dan PembayaranPengukuran kuantitas wiremesh diukur dari jumlah m2 yang terpasang pada saluran beton seperti yang diperlihatkan pada gambar – gambar atau menurut perintah Direksi. Pembayaran dihitung menurut harga satuan per m2 dalam Daftar Kuantitas dan Harga jenis pekerjaan dalam penawaran. Harga satuan harus sudah mencangkup biaya untuk pengadaan dan pemasangan yang disyaratkan.

XI. PEKERJAAN FINISHING

1. Pembongkaran dan Pembersihan tempat Kerja

Setelah penyelesaian pekerjaan konstruksi dan sebelum disetujui Direksi, kontraktor harus membongkar bangunan –bangunan, sampah barang-barang yang tidak berguna, tangki-tangki penyimpanan, jaringan listrik sementara dan bangunan yang ada, kecuali fasilitas-fasilitas yang tercantum dalam speksifikasi umum, menimbun lubang-lubang dan merapikan tempat-tempat yang berongga yang diperlukan selama pelaksanaan dan meninggalkan wilayah kegiatan seperti keadaan semula sebagaimana ditentukan oleh Direksi.Dalam hal kontraktor menolak atau gagal dalam melaksanakan pekerjaan ini dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diberitahukan oleh Direksi, Bangunan- bangunan dan tambahan-tambahan lainnya menjadi milik pemilik dan selanjutnya apabila ada kegagalan/kelalaian kontraktor untuk melaksanakannya, maka tersebut diambil alih oleh pemberi pekerjaan atas biaya kontraktor.Biaya pembokaran dan pembersihan tempat kerja dan fasilitas/bangunan lainnya harus sudah larut dalam harga penawaran untuk bermacam-macam item dalam daftar kualitas dan harga.

2. Yang Harus Diserahkan Pada ProyekDengan selesainya waktu pemeliharaan atau pada tanggal-tanggal yang telah lebih awal dikehendaki oleh Direksi, kontraktor harus mengosongkan dan menyerahkan kepada Direksi seperti yang telah ditentukan dalam pasal ini. Semua unit perumahan, kantor dan fasilitas yang lain harus dibersihkan dan dalam keadaaan yang baik, (kecuali untuk membongkar) apabila diserahkan kepada pemberi kerja.

6

BAGIAN - IV METODE PENGUKURAN

1. PENDAHULUAN1.1. Volume pekerjaan adalah volume yang dihitung dari gambar

dan diperlukan untuk dapat memberikan ketentuan yang sama dalam mengajukan penawaran yang selanjutnya akan dipakai dasar dan evaluasi terhadap semua penawaran. Apabila kontrak sudah ditandatangani, yang mengikat adalah harga satuan untuk tiap-tiap pekerjaan, sedangkan volume pekerjaan didapat dari perhitungan kembali berdasarkan kenyataan di lapangan.

1.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kontrak adalah syarat-syarat kontrak, spesifikasi dan gambar-gambar serta dokumen-dokumen lainnya, karena ketentuan-ketentuan tersebut harus dipenuh dalm pelaksanaan pekerjaan.

1.3. Volume pekerjaan yang dipakai dalam dasar menentukan pembayaran adalah sesuai dengan metode pengukuran yang akan diuraikan selanjutnya.

1.4. Harga satuan yang harus dimasukkan dalam volume pekerjaan sudah termasuk harga dan pengeluaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, semua resiko umum, pertanggungjawaban dan kewajiban yang tertera dalam dokumen kontrak.

1.5. Harga satuan pekerjaan tersebut harus dimasukkan pada setiap uraian pada daftar volume dan bila pekerjaan tidak mempunyai harga satuan, sudah harus diperhitungkan dalam harga lain atau harga satuan pekerjaan dalam volume pekerjaan tersebut.

1.6. Petunjuk dan penjelasan pekerjaan secara umum sudah tercakup dalam spesifikasi dan tidak perlu diulang dalam volume pekerjaan.

1.7. Satuan harga yang tertulis dalam volume pekerjaan harus disesuaikan dengan syarat-syarat kontrak.

2. METODE PENGUKURAN

2.1. Umum2.1.1. Pengukuran

Bila tidak ada petunjuk khusus, semua volume dihitung bersih dari gambar pelaksanaan dan tidak diperhitungkan adanya penyusutan atau pengurangan volume, dan dibulatkan keatas atau ke bawah terhadap angka yang terdekat.

2.1.2Uraian harga pokokUraian harga pokok pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh sub penyedia jasa, harus dicantumlan pada volume pekerjaan. Setiap uraian harga pokok harus diikuti dengan:a. Penjelasan mengenai penyediaan buruh apabila tidak

ada ketentuan dalam kontrak terhadap hal berlawanan termasuk:(1). Apabila sub kontraktor yang ditunjuk untuk

7melaksanakan pekerjaan dilapangan, diberikan kelonggaran kepadanya untuk menggunakan perancah, ruang makan, pemondokan, pemeriksaana kesehatan yang disediakan oleh kontraktor, berupa: ruangan, perlengkapan kantor, gudang peralatan, bahan, penerangan dan air;

(2). Apabila sub kontraktor yang ditunjuk tidak melaksanakan pekerjaan dilapangan, untuk pekerjaan pembongkaran, menyimpan/mengangkut bahan-bahan yang disediakan dan mengembalikan bahan-bahan.

7

b. Penjelasan yang ditentukan dengan prosentase dari harga pokok sesuai dengan biaya yang diperlukan. Apabila ada barang yang disediakan oleh sub penyedia jasa yang harus digunakan oleh penyedia jasa dalam setiap uraian pekerjaan harus diuraikan kembali secara terinci dari pekerjaan tersebut, dimana bahan-bahan dan barang tersebut harus disediakan.

2.2. Pembersihan lapanganUraian pekerjaan yang terinci harus diberikan kepada pembersihan lapangan yang tidak berbeda sifatnya antara:(1). Daerah berkayu ringan termasuk sawah, daerah terang

berumput dengan pohon-pohon yang jarang;(2). Kampung termasuk dengan tanaman terpelihara dan

bangunan kayu yang kecil dan jarang;(3). Hutan termasuk hutan muda dimana pohon yang jatuh sedikit;(4). Bangunan termasuk pekerjaan batu seperti beton atau pasangan batu kali.

2.3. Pekerjaan Tanah2.3.1. Penggalian dan pengerukan

(1). Uraian pekerjaan harus dibuat secara terperinci untuk penggalian sebagai berikut:(a). Pengupasan muka tanah (m3); (b). Galian tanah biasa (m3);(c). Galian untuk bangunan (m3); (d). Galian untuk pembuangan (m3).

(2). Galian yang berbeda-beda harus dibagi lagi sebagai berikut: (a). Bahan untuk digunakan kembali;(b). Bahan untuk dibuang;(c). Pengangkutan bahan buangan untuk jarak berbeda-beda.

(3). Volume galian kecuali disebutkan lain, harus merupakan isi bersih dari rongga yang dibentuk oleh pemindahan bahan yang digali sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Dalam hal ini tidak diberi kelonggaran untuk besarnya.

(4). Bahan yang digali harus dianggap bisa dipakai kembali kecuali dinyatakan dalam uraian pekerjaan untuk dibuang. Dimana bahan untuk dibuang dapat disimpan secara langsung di dekat hasil galian, kecuali pengangkutan dicantumkan dalam uraian pekerjaan.

(5). Bahan yang harus digali dianggap bahan asli, kecuali tanah cadas atau permukaan tanah apabila tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan.

(6). Volume yang diukur untuk galian sebuah bangunan, pondasi atau pipa adalah volume yang dihitung secara vertikal diatas bagian bangunan, pondasi atau pipa. Galian tambahan untuk ruang kerja tidak diperhitungkan.

(7). Uraian pekerjaan yang terperinci tidak diperlukan untuk menegakkan sisi galian.

7(8). Volume pekerjaan secara terperinci yaitu bahan keras

buatan yang terjadi pada bahan yang harus digali tidak diperhitungkan kecuali apabila volume lebih daripada 1 m3.

(9). Bahan yang digali 2 kali, hanya diukur sejauh yang diminta. Volume yang diukur dalam pengangkutan 2 kali, akan menjadi ruang kosong yang harus diisi dengan penimbunan sementara pada saat bahan dipindahkan.

7

2.3.2. Penimbunan dan pemadatan, penggolongan dan satuan(1). Uraian pekerjaan harus diberikan secara terperinci

untuk setiap penimbunan yang sifat, tujuan atau metode pelaksanaan yang berbeda seperti berikut:(a). Timbunan kembali pada bangunan m3; (b). Penghamparan dan pemadatan m3

(2). Untuk pekerjaan penimbunan harus diperinci lagi untuk bagian- bagian yang dianggap perlu antara lain:(a). Bahan galian yang dipilih;(b). Bahan asli yang didatangkan dari tempat penggalian; (c). Pengangkutan dengan jarak :

0 - 1 km1 - 2 km2 - 4 km

4 - 10 km> - 10 km

(3). Volume timbunan dan pemadatan harus merupakan isi bersih yang ditimbun sesuai dengan ukuran dan ketinggian yang terlihat pada gambar.

(4). Volume tanggul yang diukur merupakan tanggul yang sudah dipadatkan atau merupakan volume timbunan. Pengukuran volume dari bahan timbunan yang dipadatkan apabila terjadi perbedaan antara jumlah volume bahan timbunan dan volume bahan yang digali, untuk keerluan penimbunan merupakan volume timbunan yang sama yang dipadatkan. Timbunan tambahan dan pemadatan yang diperlukan akibat penimbunan atau penetrasi pada bahan yang dibawanya akan diukur apabila kedalaman melebihi 75 cm.

(5). Bahan timbunan akan dianggap ditempatkan secara langsung pada galian dimana jarak pengangkutan tidak ditentukan pada uraian pekerjaan.

(6). Bahan timbunana yang dalam uraian pekerjaan diangkut dari luar daerah proyek dianggap pengangkutan tak terbatas yang ditentukan sendiri oleh kontraktor.

(7). Bahan timbunan dianggap tanah yang digali kecuali tanah cadas atau permukaan tanah , apabila tidak dinyatakan dalam uraian pekerjaan.

(8). Timbunan dari galian sekeliling bangunan yang sudah jadi akan diukur hanya sejauh volume yang ditimbun juga diukur sebagai galian.

(9). Uraian pekerjaan harus dberikan secara terperinci untuk pemadatan tanggul dan volume timbunan , apabila terjadi volume pemadatan yang berbeda akan ditentukan dengan bahan timbunan yang sama, untuk itu harus ditentukan pada uraian pekerjaan.

(10).Bilamana bahan harus ditimbuan di bawah air atau pada tanah yang lembek dan volumenya tidak bisa dihitung secara pasti, volume diukur pada banyaknya angkutan ditempat penimbunan atau penggalian tersebut.

72.3.3. Penggalian dan

penimbunan lainnya

Penggolongan dan satuan(1). Uraian pekerjaan harus diberikan secara terperinci

untuk gebalanrumput.

(2). Keadaan lapangan, ukuran serta ketebalan bahan yang digunakan untuk pekerjaan batu kosong ditentukan dalam uraian pekerjaan.

7

2.3.4 Pekerjaan dengan kerikil, penggolongan dan satuan.Uraian harus diberikan secara terperinci untuk lapisan atas jalan inspeksi.

2.4. Beton dan Beton lainnya2.4.1. (1). Uraian pekerjaan harus diberikan secara terperinci

dimana memerlukan metode pelaksanaan untuk kegiatan pekerjaan yang berbeda seperti berikut :(a). Beton tumbuk yang dicor setempat

m3 (b).Beton bertulang dicor setempatm3

(2). Untuk pekerjaan beton tersebut dicor setempat harus diuraikan secara terperinci dan di dalam hal ini sudah termasuk campuran pengecoran dan pemadatan beton, pembersihan dan lebih terperinci lagi sebagai berikut:(a). Perbedaan mutu beton; (b). Beton lantai kerja;(c). Beton dasar, plat kaki dan plat

dasar tanah. (3). Volume beton yang

diukur harus termasuk:(a). Pembershan penampang besi lainnya.(b). Komponen pengecoran masing-masing denga

volume kurang dari 0,1 m3;(c). Pemotongan dan bagian yang runcing dalam

tiap luas penampang ukuran dari 0,01 m2;(d). Kantong dan lubang dengan volume kurang dari 0,15 m3.

2.4.2. PerancahPenggolongan dan satuan(1). Perancah akan diukur dengan satuan luas dalam m2

untuk keseluruhan permukaan beton yang dicor setempat yang membutuhkan dukungan sementara selama pengecoran.

(2). Uraian pekerjaan terperinci harus diberikan untuk:(a). Golongan yang berbeda dari penyelesaian

seperti yang telah diuraikan dalam spesifikasi;(b). Perancah < 4 m; (c). Perancah lainnya.

(3). Perancah akan diukur untuk permukaan samping beton yang dicor setempat pada waktu penggalian, kecuali beton tersebut betul- betul dibutuhkan untuk dicor pada permukaan yang harus digali. Permukaan samping adalah termasuk permukaan miring belakang dengan sudut tidak melebihi 45 derajat terhadap bidang tegak, terhadap bidang horizontal hanya dibutuhkan sementara selama pengecoran. Uraian pekerjaan harus jelas bahwa perancah untuk bagian atas, kecuali pada permukaan miring dengan sudut tidak melebihi 10 % terhadap bidang tegak.

7(4). Perancah untuk permukaan beton sementara , akan

diukur pada tempat yang ditentukan, tetapi tidak pada tempat yang ditentukan penyedia jasa. Perancah untuk lantai kerja tidak akan dihitung.

(5). Perancah tidak akan diukur terpisah untuk:(a). Pemotongan dan kemiringan dalam yang luas

penampangnya kurang dari 16 mm;(b). Kantong dan lubang dengan volume kurang dari 0,15 m3.

2.4.3. PembesianPenggolongan dan satuan(1). Pembesian akan diukur dengan berat dalam kg.(2). Masa baja pembesian diambil 785 kg/m per 100 mm2

dari luas penampang (7,85 t/m3). Masa dari bahan lain diambil seperti

7

yang ditentukan dalam kontrak. Uraian yang terpisah tidak diperlukan untuk pengikatan pembesian pendukung. Masa pembesian yang diukur termasuk masa baja yang mendukung ujung pembesian.

(3). Batang pembesian yang tidak bulat penampangnya akan digolongkan dengan diameter batang bulat yang terdaftar dalam golongan luas penampang melintang yang terdekat.

(4). Batang pembesian dinyatakan kelipatan 3 (tiga) kali lebih tinggi dari yang berkutnya dengan diameter lebih dari 12 mm sebelum pembongkaran.

2.5.Pasangan Batu2.5.1. Pasangan

batu Penggolongan dan satuan(1). Volume pekerjaan pasangan diukur dalam m3. (2). Uraian pekerjaan harus teperinci untuk:

(a). Pasangan dengan campuran 1 semen : 3 pasir (b). Pasangan dengan campuran 1 semen : 4 pasir

(3). Untuk sambungan bungkus pipa saluran , pengecatan atau pengikatan tidak diminta uraian secara terinci.

(4). Volume yang diukur termasuk pula sambungan. Tidak ada pengukuran atau tambahan terhadap volume yang diukur untuk pemotongan arah atau permukaan lain yang direncanakan untuk pemotongan arah atau permukaan lain yang direncanakan untuk setiap penampang melintang dari 0,5 m2. Tidak ada pengurangan volume terhadap pembuatan lubang dan bukaan dinding atau permukaan lainnya untuk setiap luas penampang melintang kurang dari 0,25 m2.