spesifikasi teknik rumah tinggal

49
SPESIFIKASI TEKNIK Pekerjaan Struktur PASAL 1 : PENJELASAN UMUM 1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (Spesifikasi Struktur) ini, dibuat dengan maksud agar konstruksi struktur yang akan dikerjakan memenuhi kualitas/Persyaratan-persyaratan yang tertuang dalam gambar. 2. Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan- pekerjaan struktur sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar struktur. PASAL 2 : PEKERJAAN PENDAHULUAN 1. Pekerjaan Stripping Seluruh Tapak Bangunan ditambah 3 m dari sisi-sisi Tapak Bangunan harus dibersihkan dari humus dan Lumpur dengan cara stripping. a. Stripping/Penebasan/Pembabatan tersebut harus dilakukan terhadap semua sampah-sampah, puing-puing, semak-semak belukar dan tanaman-tanaman kecuali apabila ada beberapa tanaman yang dipertahankan sesuai gambar. b. Semua sisa tanaman seperti akar-akar harus dihilangkan sampai kedalaman minimum 20 cm di bawah permukaan tanah 2. Pengukuran Tapak Kembali a. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera

Upload: whoiammawar5192

Post on 12-Apr-2016

1.186 views

Category:

Documents


297 download

DESCRIPTION

spesifikasi rumah tinggal

TRANSCRIPT

Page 1: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

SPESIFIKASI TEKNIK

Pekerjaan Struktur

PASAL 1 : PENJELASAN UMUM

1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (Spesifikasi Struktur) ini,

dibuat dengan maksud agar konstruksi struktur yang akan dikerjakan memenuhi

kualitas/Persyaratan-persyaratan yang tertuang dalam gambar.

2. Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan struktur

sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar struktur.

PASAL 2 : PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Pekerjaan Stripping

Seluruh Tapak Bangunan ditambah 3 m dari sisi-sisi Tapak Bangunan harus

dibersihkan dari humus dan Lumpur dengan cara stripping.

a. Stripping/Penebasan/Pembabatan tersebut harus dilakukan terhadap semua

sampah-sampah, puing-puing, semak-semak belukar dan tanaman-tanaman

kecuali apabila ada beberapa tanaman yang dipertahankan sesuai gambar.

b. Semua sisa tanaman seperti akar-akar harus dihilangkan sampai kedalaman

minimum 20 cm di bawah permukaan tanah

2. Pengukuran Tapak Kembali

a. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali

lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil

ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang

sudah ditera kebenarannya.

Page 2: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

b. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan dengan

alat-alat waterpass/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggung

jawabkan.

3. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patokan kayu semutu Meranti Merah

dengan ukuran kaso (5/7 cm),yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa

digerak-gerakkan atau dirubah-rubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu

sama lain.

b. Papan dasar pelaksanaan/Bouwplank dibuat dengan kayu meranti, dengan

ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah

atasnya (waterpas).

c. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah

pondasi atau sejauh jarak tertentu sehingga tidak terganggu oleh pekerjaan-

pekerjaan yang akan dilakukan.

d. Pada papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan

semua asas bangunan dan peil ±0.00 atau peil reference lainnya dengan cat

berwarna jelas dan tidak boleh hilang apabila terkena air/air hujan. Peil ±0.00

adalah peil lantai dasar bangunan.

PASAL 3 : PEKERJAAN GALIAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan- peralatan

dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan

baik.

b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub

struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Galian tanah untuk saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai

dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar.

b. Apabila penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka pemborong

harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan pondasi yang

sama untuk daerah yang bersangkutan.

Page 3: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

c. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis,

dan di tumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada pasal 4

mengenai “Pekerjaan Urugan dan Pemadatan”.

d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih

terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar

sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan

sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas. Pemadatan dilakukan secara

berlapis-lapis dengan tebal setiap lapisan 15 cm lepas, dengan cara pemadatan dan

pengujian sesuai dengan spesifikasi struktur pada pasal 4.

e. Pemborong harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar

tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang

sementara atau lereng yang kuat, agar tidak membahayakan bangunan lain dan

pekerja.

f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai

jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan.

g. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galian

harus dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.

PASAL 4 : PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat

bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

2. Persyaratan Bahan

Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan

mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Jenis tanah adalah sand clay atau pasir urug.

Page 4: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

b. Tanah harus tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran,

bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.

c. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal

maksimal tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan.

b. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan

ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat

patok dengan warna tertentu pula.

c. Pada daerah yang basah/ada genangan air, Pemborong harus membuat saluran-

saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut misalnya dengan

bantuan pompa air.

d. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan

sebagainya.

e. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga

mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan,

kecuali untuk daerah galian pondasi harus mengikuti pasal 3 mengenai

“Pekerjaan Galian Pondasi”.

f. Bagian permukaan yang dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan

dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh

air hujan, panas matahari dan sebagainya.

g. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus

dicampur dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya sehingga diperoleh

lapisan yang kepadatannya sama.

h. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kapadatan yang dibutuhkan dan

diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan

lapisan berikutnya.

Page 5: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

PASAL 5 : PEKERJAAN URUGAN PASIR URUG / SIRTU PADAT

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat

bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil

pekerjaan yang baik.

b. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah

lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan

dengan tanah seperti pondasi.

2. Persyaratan Bahan

a. Sirtu kelas A yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam, dan

keras, bebas dari lupur, tanah lempung, dan lain sebagainya.

b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,

asam alkali dan bahan-bahan organik lainnya.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5 cm, hingga

mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.

b. Tebal lapisan sirtu minimum 15 cm padat atau sesuai yang ditujukan dalam

gambar. Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal

padat.

PASAL 6 :PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat

bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

2. Persyaratan Bahan

Persyaratan bahan harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pasal 4 butir 2

PASAL 7 : PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan

pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan

Page 6: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari arsitek

dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton yang tercantum dalam gambar

stuktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk

plesteran/finishing.

b. Acuan yang direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk

dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan

jalannya pengecoran beton.

c. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat seperti

potongan-potongan kawat, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.

d. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran,

kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar

konstruksi.

e. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran.Harus

diadakan tindakan untuk menghindari terkumpulnya air pembasahan tersebut pasa

sisi bawah.

f. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi

kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah

bentuk) dan tidak bergoyang.

g. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom atau

dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

4. Pembongkaran

a. Pembongkaran dilakukan sesuai yang dimana bagian konstruksi yang dibongkar

cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.

b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai

berikut :

- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak terbebani 7 hari.

- Sisi-sisi balok dan kolom yang terbebani 21 hari.

Page 7: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

c. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang,

berlubang, atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala keropos/tidak sempurna.

d. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat

menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan

pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan

kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan.

e. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari lokasi

proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan.

PASAL 8 : PEKERJAAN LANTAI KERJA

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-

alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga

diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing/struktur pada seluruh

detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland harus memenuhi Pedoman beton 1989.

b. Pasir Beton yang digunakan harus memenuhi PB 1989.

c. Krikil/split harus memenuhi PB 1989.

d. Air kerja harus memenuhi persyaratan yang memenuhi PB 1989.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan

untuk menyelesaikan penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik

dari jenisnya

b. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan batu pecah

dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai

persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.

Page 8: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

c. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil atau

split dengan perbandingan 1:2:3.

d. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata/waterpass. Kecuali pada lantai

ruangan-ruangan yang diisyaratkan pada kemiringan tertentu, supaya diperhatikan

mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar

PASAL 9 : PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat

bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua

pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang tercantum dalam gambar, baik

untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi maupun Struktur Atas.

2. Peraturan-peraturan

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar

pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:

Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T- 15-1991-

03).

Pedoman Beton 1989.

Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia(PUBI-1982)

3. Keahlian dan Pertukangan

Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk ketentuan, tolerensi dan penyelesaian.

4. Persyaratan Bahan

a. Semen

Semua semen yang digunakan adalah semen portland local yang memenuhi syarat-syarat

dari :

- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.

- Menpunyai sertifikat uji (test sertificate)

b. Agregat (Aggregates).

Page 9: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi syarat-

syarat :

- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.

- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau

kotoran-kotoran lainnya).

c. Air

Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak

berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali), tulangan, minyak atau

lemak dan memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia. Air yang mengandung

garam (air laut) sama sekali tidak diperkenankan untuk dipakai.

d. Besi Beton (Steel Bar)

Semua basi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat:

- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.

- Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak cacat (retak- retak,

mengelupas, luka dan sebagainya).

- Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan bahan tersebut

dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan Peraturan Beton Indonesia.

- Mempunyai penampang yang sama rata.

e. Kualitas Beton

a. Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah beton Ready

Mix fc’ 25 MPa (tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder beton

ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm pada usia 28 hari).

b. Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m3, harus dilakukan pengujian

slump (slump test), dengan syarat minimum 8 cm dan maksimum 12 cm.

5. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pada dasarnya pelaksanaan Pekerjaan Beton Bertulang harus dilakukan dengan

peraturan-peraturan yang disebutkan pada butir 2 pasal 9.

Page 10: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

b. Syarat Khusus untuk Beton Ready Mix :

1. Disyaratkan agar pemesanan beton ready mix dilakukan pada Supplier beton

ready mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya, kontinuitas

penyediaannya dan mempunyai/mengambil material- material dari tempat

tertentu ynag tetap dan bermutu baik.

2. Pemborong harus meminta jaminan tertulis kepada supplier Beton Ready Mix

jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas pengadaan dan

jumlah/volume beton yang digunakan.

3. Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun

disupply oleh Perusahaan Beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab

sepenuhnya dari Pemborong.

4. Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 (tiga) jam, yaitu terhitung

sejak dituangkannya air kecampuran beton kedalam truk ready mix di

plant/pabrik sampai selesainya beton ready mix tersebut dituangkan dicor,

tidak dapat digunakan atau dengan perkataan lain akan ditolak.

c. Adukan Beton yang dibuat di tempat

Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :

- Semen diukur menurut berat.

- Agregat diukur menurut berat.

- Pasir diukur menurut berat.

- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin

- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.

- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan

lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

d. Pengecoran Beton

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian- bagian

struktural dari pekerjaan beton yang akan dicor harus memenuhi syarat lagi

misalnya tulangan, pembersihan bekisting atau hal-hal lain yang tidak sesuai

gambar-gambar dan spesifikasi.

Page 11: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

2. Adukan beton harus cepat dibawa ketempat pengecoran dengan

menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak

memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-

kotoran atau bahan lain dari luar.

3. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi

beton selesai diperiksa

4. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih

dahulu dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah

dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.

5. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan

menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari satu ketinggian lebih dari 1,5

m yang akan menyebabkan pengendapan/pemisahan agregat.

6. Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/tanpa berhenti),

adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit

selam pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

e. Pemadatan Beton

1. Beton yang dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran ynag

sesuai selama pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian serupa

sehingga tidak merusak acuan maupun posisi/rangkaian tulangan.

2. Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos yaitu memperlihatkan

permukaan yang halus bila cetakan dibuka.

f. Curing dan Perlindungan atas Beton

1. Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama

berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau

aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum

waktunya.

2. Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14

hari. Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat dilakukan dengan cara

menutupi dengan karung basah sedangkan

Page 12: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

untuk lantai selama 7 hari pertama dengan cara menutupi dengan karung

basah, menyemprotkan air atau menggenangi dengan iar pada permukaan

beton tersebut.

3. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan

perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Pemborong bertanggung

jawab atas retaknya beton karena susut akibat kelalaian ini.

4. Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin. Beton

yang keropos/bocor harus diperbaiki.

g. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton

1. Pembengkokan besi harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti/tepat pada

posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari Peraturan

Beton Indonesia.

3. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan gambar

dan harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.

4. Pemasangan selimut beton (beton deking) harus sesuai dengan gambar

detail standard penulangan.

5. Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi karat,

lemak, kotoran serta bahan-bahan lain ynag dapat mengurangi daya lekat.

6. Pemasangan rangkaian tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,

overlap, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar

penulangan.

7. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada

kedudukan yang teguh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan

menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 guage atau klip.

8. Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam pemanpang beton, sehingga

tidak menonjol kepermukaan beton.

Page 13: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

9. Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus

sesuai dengan gambar.

10. Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari semua

kotoran-kotoran.

11. Penggantian Besi

(a). Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah

sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.

(b). Dalam hal ini di mana berdasarkan pengalaman Pemborong atau

pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu

penyempurnaan pembesian yang ada maka :

Pemborong dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi

pembesian yang tertara dalam gambar.

Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai

pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan

setelah ada persetujuan tertulis dari

(c). Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding

1. Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diberikan

penjangkaran dengan jarak antara 60 cm, panjang jangkar

minimum 60 cm di bagian di mana bagian yang tertanam dalam

bata dan kolom masing-masing 30 cm dan berdiameter 10 mm.

2. Tiap pertemuan dinding, dinding dengan luas yang lebih besar dari

9 m² dan dinding dengan tinggi lebih besar atau sama dengan 3 m

harus diberi kolom praktis dan ring balok dengan ukuran minimal

15 cmx 15 cm.

3. Untuk lisplank bata dan dinding-dinding lainnya yang tingginya >3

m harus diberi kolom praktis setiap jarak 3 m dan bagian atasnya

diberikan ring balok.

Page 14: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

Pekerjaan Arsitektur

PASAL 1 : PEKERJAAN UBIN KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan ubin keramik/ceramik tile untuk

pekerjaan finishing lantai, dinding dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. Persyaratan Pelaksanaan

Adukan yang dipakai 1 PC : 4 Pasir, tebal 2 cm diberi campuran additive calbond. Pasir yang

dipakai mempunyai gradasi 2 mm, harus dicuci dan disaring. Tidak dibenarkan

menyiram air semen ke permukaannya. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap

2 m 2

Garis-garis tepi Ubin Keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus. Lebar siar

harus sama yaitu maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm. Persyaratan pelaksanaan aduk

& pengisi aduk perekat harus sesuai dengan spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang

baik. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan. ubin keramik harus dihindarkan dari injakan

atau pemberian beban.

PASAL 2 : PEKERJAAN DINDING BATU BATA

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail

yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

Syarat.-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 3 Pasir : 10

kapur, kecuali pasangan batu bata semen trasram.

b. Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir pasang, yakni

pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum 200 cm di atas

permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar

mandi, WC) serta pasangan batu bata di bawah permukaan tanah.

c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam atau drum hingga jernih.

Page 15: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

d. Setelah batang terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm dan

dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.

e. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-

siar dibersihkan.

f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maximum 24 lapis per

harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 1/2 batu

yang luasnya maksimal 9" harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan

kolom ukuran 15 x 15 cm dengan tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm beugel

diameter : 6 mm jarak 10 cm, sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat

maksimal 3 (tiga) meter.

g. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan batu bata sama sekali tidak

diperkenankan.

h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus

diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu

ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam

pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm.

i. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah lebih dari dua.

j. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15

cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.

k. Pasangan batu bata trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan adukan

1PC : 4 pasir.

PASAL 3 : PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

• Plesteran

• Plesteran kedap air

• Plesteran halus/aci halus

• Dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja.

Page 16: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

Pekerjaan plesteran ini, untuk semua permukaan pasangan batu bata baru serta

permukaan beton yang terlihat dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan untuk

difinish.

2. Persyaratan Bahan

a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah yang cara pembuatannya menggunakan

mixer selama 3 menit.

b. Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran aduk kedap air yaitu 1 Pc : 4 Psr

dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang tertanam dalam

tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.

c. Plesteran adalah campuran 1 Pc: 3 Pasir : 10 Kapur.

d. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata

bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air.

e. Plesteran kedap air adalah campuran 1 Pc : 4 Pasir.

f. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata

bagian luar/tepi luar bangunan, semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding

pasangan batu bata seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

g. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa

sehingga mendapat campuran yang homogen.

Plesteran ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran

sebagai lapisan dasar beruinur 7 hari (sudah kering benar)

h. Semua jenis aduk plesteran di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu

segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.

i. Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaann plesteran tersebut

khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak

berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang

membuat cacat.

j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan

beton, permukaan beton harus dibersilikan dari sisa-sisa bekisting kemudian di

ketrek/scratched.

k. Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan pasangan batu bata dan beton

yang akan difinish dengan cat.

Page 17: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

l. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik dan

lainnya, maka permukaan plesteran harus diberi alur-alur garis horisontal untuk

memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut.

Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cacat.

m. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai .

n. Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm, maka

diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke permukaan pasangan batu

bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.

o. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi perlengkungan atau pencembungan

bidang tidak boleh melebihi 5 mm , untuk setiap jarak 2 M. Sponengan harus rapi

dan lurus.

p. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan

wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan

plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari langsung

dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.

q. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Kontraktor

harus selalu mcnyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali sehari sampai jenuh.

r. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum

plesteran beruinur lebih dari 2 minggu.

s. Untuk perbaikan bekas bobokan instalasi ME sebelum diplester kembali harus

menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan bata/beton.

PASAL 4 : PEKERJAAN DINDING KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan

a. Jenis : Ceramic tile

Page 18: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini hams sesuai dengan peraturan -peraturan ASTM,

Peraturan keramik Indonesia (Nl-19) dan dari distributor Laticrete harus memberikan

supervisi dan garansi pemasangan selama 5 tahun

c. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk

penyelesaian/penggantian pekejaan dalam bagian ini harus baru, kualitas terbaik

2. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat langsung

diletakkan, dengan menggunakan perekatan seperti contoh di atas, sehingga

mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.

b. Siar-siar keramik diisi dengan am atau yang setara, yang warnanya akan ditentukan

kemudian.

c. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu , sesuai

petunjuk pabrik.

d. Pemasangan harus diiakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam

pemasangan keramik.

e. Keramik yang sudah terpasang, harus dibersihkan dari segala macam noda- noda

yang melekat.

f. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai

jernih.

g. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau hal-

hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

PASAL 5 :PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat

bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan

yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan pembuatan daun pintu kayu dipasang pada seluruh detail sesuai yang

dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

Page 19: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan rangka dari kayu Jati yang telah dikeringkan dengan oven, dianti rayap, mutu

A, kelas kuat I-II dan kelas awet I.

b. Mutu dan kualitas kayu dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961)

c. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari

cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.

d. Setiap sambungan rangka daun pintu dan penempelan /pelekatan lembaran panil dan

rangka, apabila diperlukan digunakan lem kayu produk dalam negeri yang bermutu

baik.

e. Bahan finishing daun pintu : - cat kayu melamic.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan

harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena

cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

b. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan penguat lain, agar

tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh ada

lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

c. Semua permukaan kayu harus diserut halus, rata. lurus dan siku sisi-sisinya satu sama

lain.

d. Daun pintu setelah dipasang halus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua

peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

PASAL 6 : PEKERJAAN KOSEN KAYU

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pembuatan kosen kayu meliputi seluruh detail yang

dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan kosen dari kayu Jati yang telah dikeringkan/oven, mutu kelas A, kelas kuat I-II

dan kelas awet 1.

Page 20: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

b. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat dan peraturan kayu bangunan

untuk perumahan dan gedung yang ditentukan dalam PKKI.

c. Ukuran finish kosen sesuai detail gambar. .

d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari

cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.

e. Accessories.

- Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.

- Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat baja

dipakai ketebalan 2 mm.

Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada

ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dari

kerusakan dan kelembaban.

b. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-

angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan

memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh

ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

c. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-

sisinya dan di Iapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.

d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

e. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk

profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela

f. Detail kosen dan sanibungan dengan material lain harus disesuaikan dengan type

pintu/jendela yang akan terpasang.

g. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku, sehingga

mekanisme pembuatan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.

h. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angker diameter

minimum 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak dipasang 3 angker dan

untuk sisi kosen jendela 2 angker.

Page 21: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

i. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari akibat

pelaksanaan pekerjaan lain.

PASAL 7 : PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA DAUN KACA

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat

bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang

baik dan sempurna

b. Pekerjaan dan pembuatan pintu jendela kaca dipasang diseluruh detail yang

dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak- bercak,

tidak bergelombang dan harus mcmenuhi standar bahan yang berlaku di Indonesia.

b. Rangka mutu dan persyaratan bahannya sama bahan yang digunakan untuk kosen.

Ukuran rangka pintu jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

3. Syarat-syarat Pelaksnaan

a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja, persyaratan-

persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan

keahlian dan ketelitian.

b. Syarat dan Mutu

- Dimensi.

- Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi dari 0.3 mm Toleransi lebar

dan panjang tidak boleh melebihi 2 mm.

- Kesikuan.

c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi

potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah

1.5 mm/in, kecuali disyaratkan lain oleh direksi.

Page 22: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

d. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaea khusus, sesuai

standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat pemotongan harus

digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.

e. Pekerjaan Pemasangan Kaca.

Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai dengan

gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang tersebut. Tepi

kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang harus diberi

sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka seperti yang

disyaratkan dalam gambar kerja.

f. Kualitas Pekerjaan

Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list maupun

skrup.

Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari rangka

pemegang dan list yang ada.

Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan tergores.

PASAL 8 : PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,

perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang

dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang

disebutkan/ditentukan dalam gambar.

2. Lingkup Pekerjaan

a. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.

b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat aluminium

yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin

nikel.

c. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu

Page 23: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

d. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel

pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

e. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop, dipasang

dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas p permukaan lantai ke

atas. Engsel tengah di pasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

b. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah dan pintu

semua.

c. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.

d. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat, misalnya

Stainlees steel.

PASAL 9 : PEKERJAAN PLAFOND

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan plafond asbes seperti yang

yang ditunjukkan dalam gambar kerja

2. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam

pelaksanaannya sangat berkaitan erat.

b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas

plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, antara lain : elektrikal, AC, sound

system, tire alarm/fire detector, sprinkler dan perlengkapan instalasi lain yang

diperlukan.

c. Apabila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam Gambar Rencana Plafond,

maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.

Page 24: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola Gambar Kerja dan wajib

diperhatikan terhadap peil rencana.

PASAL 10 : PEKERJAAN CAT EMULSI

1. Lingkup Pekerjaan

Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang

disebutkan/ditunjukkan dalam gambar

2. Syarat-syarat Bahan

a. Semua bahan cat yang digunakan adalah: cat produk Mowilex atau setara Cat

dinding luar/exterior.

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari

pabrik yang bersangkutan .

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang

dan pecah-pecah).

b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada

bidang pengecatan.

c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain

yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.

d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan

plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.

e. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.

f. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda

pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari

pekerjaan-pekerjaan lain.

PASAL 11 : PEKERJAAN PENGECATAN KAYU

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan kayu yang nampak

serta pada seluruh detail yang disebut/ditunjukkan

Page 25: Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal

2. Persyaratan Bahan

a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam.

b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik. Harus masih tersegel baik dalam

kemasannya dan tidak cacat.

c. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan

▪ Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan

pecah-pecah).

▪ Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan amplas besi

dan setelah memenuhi persyaratannya barulah siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan

.

▪ Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada

bidang pengecatan.

▪ Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain

yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan serta dalam keadaan kering.

▪ Hasil akhir finishing melamic harus rata, permukaannya halus dan intensitas warna

untuk setiap bagian interior, furniture harus sama (disesuaikan colour scheme

material).