Download - Spesifikasi Teknik Rumah Tinggal
SPESIFIKASI TEKNIK
Pekerjaan Struktur
PASAL 1 : PENJELASAN UMUM
1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (Spesifikasi Struktur) ini,
dibuat dengan maksud agar konstruksi struktur yang akan dikerjakan memenuhi
kualitas/Persyaratan-persyaratan yang tertuang dalam gambar.
2. Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan struktur
sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar struktur.
PASAL 2 : PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pekerjaan Stripping
Seluruh Tapak Bangunan ditambah 3 m dari sisi-sisi Tapak Bangunan harus
dibersihkan dari humus dan Lumpur dengan cara stripping.
a. Stripping/Penebasan/Pembabatan tersebut harus dilakukan terhadap semua
sampah-sampah, puing-puing, semak-semak belukar dan tanaman-tanaman
kecuali apabila ada beberapa tanaman yang dipertahankan sesuai gambar.
b. Semua sisa tanaman seperti akar-akar harus dihilangkan sampai kedalaman
minimum 20 cm di bawah permukaan tanah
2. Pengukuran Tapak Kembali
a. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
sudah ditera kebenarannya.
b. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan dengan
alat-alat waterpass/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggung
jawabkan.
3. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)
a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patokan kayu semutu Meranti Merah
dengan ukuran kaso (5/7 cm),yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa
digerak-gerakkan atau dirubah-rubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu
sama lain.
b. Papan dasar pelaksanaan/Bouwplank dibuat dengan kayu meranti, dengan
ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah
atasnya (waterpas).
c. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah
pondasi atau sejauh jarak tertentu sehingga tidak terganggu oleh pekerjaan-
pekerjaan yang akan dilakukan.
d. Pada papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan
semua asas bangunan dan peil ±0.00 atau peil reference lainnya dengan cat
berwarna jelas dan tidak boleh hilang apabila terkena air/air hujan. Peil ±0.00
adalah peil lantai dasar bangunan.
PASAL 3 : PEKERJAAN GALIAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan- peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan
baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub
struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Galian tanah untuk saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai
dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar.
b. Apabila penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka pemborong
harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan pondasi yang
sama untuk daerah yang bersangkutan.
c. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis,
dan di tumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada pasal 4
mengenai “Pekerjaan Urugan dan Pemadatan”.
d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar
sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan
sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas. Pemadatan dilakukan secara
berlapis-lapis dengan tebal setiap lapisan 15 cm lepas, dengan cara pemadatan dan
pengujian sesuai dengan spesifikasi struktur pada pasal 4.
e. Pemborong harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang kuat, agar tidak membahayakan bangunan lain dan
pekerja.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan.
g. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka galian
harus dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.
PASAL 4 : PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
2. Persyaratan Bahan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jenis tanah adalah sand clay atau pasir urug.
b. Tanah harus tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran,
bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.
c. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
maksimal tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan.
b. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat
patok dengan warna tertentu pula.
c. Pada daerah yang basah/ada genangan air, Pemborong harus membuat saluran-
saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut misalnya dengan
bantuan pompa air.
d. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.
e. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga
mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan,
kecuali untuk daerah galian pondasi harus mengikuti pasal 3 mengenai
“Pekerjaan Galian Pondasi”.
f. Bagian permukaan yang dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan
dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh
air hujan, panas matahari dan sebagainya.
g. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dicampur dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya sehingga diperoleh
lapisan yang kepadatannya sama.
h. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kapadatan yang dibutuhkan dan
diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan
lapisan berikutnya.
PASAL 5 : PEKERJAAN URUGAN PASIR URUG / SIRTU PADAT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil
pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan
dengan tanah seperti pondasi.
2. Persyaratan Bahan
a. Sirtu kelas A yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam, dan
keras, bebas dari lupur, tanah lempung, dan lain sebagainya.
b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali dan bahan-bahan organik lainnya.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5 cm, hingga
mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Tebal lapisan sirtu minimum 15 cm padat atau sesuai yang ditujukan dalam
gambar. Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal
padat.
PASAL 6 :PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
2. Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pasal 4 butir 2
PASAL 7 : PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan
gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari arsitek
dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton yang tercantum dalam gambar
stuktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk
plesteran/finishing.
b. Acuan yang direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan
jalannya pengecoran beton.
c. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat seperti
potongan-potongan kawat, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.
d. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran,
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi.
e. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran.Harus
diadakan tindakan untuk menghindari terkumpulnya air pembasahan tersebut pasa
sisi bawah.
f. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah
bentuk) dan tidak bergoyang.
g. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
4. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan sesuai yang dimana bagian konstruksi yang dibongkar
cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai
berikut :
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak terbebani 7 hari.
- Sisi-sisi balok dan kolom yang terbebani 21 hari.
c. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang,
berlubang, atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala keropos/tidak sempurna.
d. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan
pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan.
e. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari lokasi
proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan.
PASAL 8 : PEKERJAAN LANTAI KERJA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing/struktur pada seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland harus memenuhi Pedoman beton 1989.
b. Pasir Beton yang digunakan harus memenuhi PB 1989.
c. Krikil/split harus memenuhi PB 1989.
d. Air kerja harus memenuhi persyaratan yang memenuhi PB 1989.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan
untuk menyelesaikan penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya
b. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan batu pecah
dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai
persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.
c. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil atau
split dengan perbandingan 1:2:3.
d. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata/waterpass. Kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang diisyaratkan pada kemiringan tertentu, supaya diperhatikan
mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
PASAL 9 : PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang tercantum dalam gambar, baik
untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi maupun Struktur Atas.
2. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T- 15-1991-
03).
Pedoman Beton 1989.
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia(PUBI-1982)
3. Keahlian dan Pertukangan
Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk ketentuan, tolerensi dan penyelesaian.
4. Persyaratan Bahan
a. Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland local yang memenuhi syarat-syarat
dari :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Menpunyai sertifikat uji (test sertificate)
b. Agregat (Aggregates).
Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi syarat-
syarat :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya).
c. Air
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali), tulangan, minyak atau
lemak dan memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia. Air yang mengandung
garam (air laut) sama sekali tidak diperkenankan untuk dipakai.
d. Besi Beton (Steel Bar)
Semua basi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat:
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak cacat (retak- retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
- Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan bahan tersebut
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan Peraturan Beton Indonesia.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
e. Kualitas Beton
a. Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah beton Ready
Mix fc’ 25 MPa (tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder beton
ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm pada usia 28 hari).
b. Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m3, harus dilakukan pengujian
slump (slump test), dengan syarat minimum 8 cm dan maksimum 12 cm.
5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada dasarnya pelaksanaan Pekerjaan Beton Bertulang harus dilakukan dengan
peraturan-peraturan yang disebutkan pada butir 2 pasal 9.
b. Syarat Khusus untuk Beton Ready Mix :
1. Disyaratkan agar pemesanan beton ready mix dilakukan pada Supplier beton
ready mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya, kontinuitas
penyediaannya dan mempunyai/mengambil material- material dari tempat
tertentu ynag tetap dan bermutu baik.
2. Pemborong harus meminta jaminan tertulis kepada supplier Beton Ready Mix
jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas pengadaan dan
jumlah/volume beton yang digunakan.
3. Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun
disupply oleh Perusahaan Beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab
sepenuhnya dari Pemborong.
4. Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 (tiga) jam, yaitu terhitung
sejak dituangkannya air kecampuran beton kedalam truk ready mix di
plant/pabrik sampai selesainya beton ready mix tersebut dituangkan dicor,
tidak dapat digunakan atau dengan perkataan lain akan ditolak.
c. Adukan Beton yang dibuat di tempat
Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
- Semen diukur menurut berat.
- Agregat diukur menurut berat.
- Pasir diukur menurut berat.
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.
d. Pengecoran Beton
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian- bagian
struktural dari pekerjaan beton yang akan dicor harus memenuhi syarat lagi
misalnya tulangan, pembersihan bekisting atau hal-hal lain yang tidak sesuai
gambar-gambar dan spesifikasi.
2. Adukan beton harus cepat dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar.
3. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa
4. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih
dahulu dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah
dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
5. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari satu ketinggian lebih dari 1,5
m yang akan menyebabkan pengendapan/pemisahan agregat.
6. Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/tanpa berhenti),
adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit
selam pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.
e. Pemadatan Beton
1. Beton yang dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran ynag
sesuai selama pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian serupa
sehingga tidak merusak acuan maupun posisi/rangkaian tulangan.
2. Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos yaitu memperlihatkan
permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
f. Curing dan Perlindungan atas Beton
1. Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama
berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau
aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya.
2. Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14
hari. Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat dilakukan dengan cara
menutupi dengan karung basah sedangkan
untuk lantai selama 7 hari pertama dengan cara menutupi dengan karung
basah, menyemprotkan air atau menggenangi dengan iar pada permukaan
beton tersebut.
3. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Pemborong bertanggung
jawab atas retaknya beton karena susut akibat kelalaian ini.
4. Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin. Beton
yang keropos/bocor harus diperbaiki.
g. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton
1. Pembengkokan besi harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti/tepat pada
posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari Peraturan
Beton Indonesia.
3. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan gambar
dan harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
4. Pemasangan selimut beton (beton deking) harus sesuai dengan gambar
detail standard penulangan.
5. Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi karat,
lemak, kotoran serta bahan-bahan lain ynag dapat mengurangi daya lekat.
6. Pemasangan rangkaian tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
overlap, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar
penulangan.
7. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang teguh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan
menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 guage atau klip.
8. Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam pemanpang beton, sehingga
tidak menonjol kepermukaan beton.
9. Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus
sesuai dengan gambar.
10. Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari semua
kotoran-kotoran.
11. Penggantian Besi
(a). Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah
sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
(b). Dalam hal ini di mana berdasarkan pengalaman Pemborong atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka :
Pemborong dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertara dalam gambar.
Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai
pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan
setelah ada persetujuan tertulis dari
(c). Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding
1. Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diberikan
penjangkaran dengan jarak antara 60 cm, panjang jangkar
minimum 60 cm di bagian di mana bagian yang tertanam dalam
bata dan kolom masing-masing 30 cm dan berdiameter 10 mm.
2. Tiap pertemuan dinding, dinding dengan luas yang lebih besar dari
9 m² dan dinding dengan tinggi lebih besar atau sama dengan 3 m
harus diberi kolom praktis dan ring balok dengan ukuran minimal
15 cmx 15 cm.
3. Untuk lisplank bata dan dinding-dinding lainnya yang tingginya >3
m harus diberi kolom praktis setiap jarak 3 m dan bagian atasnya
diberikan ring balok.
Pekerjaan Arsitektur
PASAL 1 : PEKERJAAN UBIN KERAMIK
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan ubin keramik/ceramik tile untuk
pekerjaan finishing lantai, dinding dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Persyaratan Pelaksanaan
Adukan yang dipakai 1 PC : 4 Pasir, tebal 2 cm diberi campuran additive calbond. Pasir yang
dipakai mempunyai gradasi 2 mm, harus dicuci dan disaring. Tidak dibenarkan
menyiram air semen ke permukaannya. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap
2 m 2
Garis-garis tepi Ubin Keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus. Lebar siar
harus sama yaitu maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm. Persyaratan pelaksanaan aduk
& pengisi aduk perekat harus sesuai dengan spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang
baik. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan. ubin keramik harus dihindarkan dari injakan
atau pemberian beban.
PASAL 2 : PEKERJAAN DINDING BATU BATA
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
Syarat.-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 3 Pasir : 10
kapur, kecuali pasangan batu bata semen trasram.
b. Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir pasang, yakni
pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum 200 cm di atas
permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar
mandi, WC) serta pasangan batu bata di bawah permukaan tanah.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam atau drum hingga jernih.
d. Setelah batang terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.
e. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-
siar dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maximum 24 lapis per
harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 1/2 batu
yang luasnya maksimal 9" harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan
kolom ukuran 15 x 15 cm dengan tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm beugel
diameter : 6 mm jarak 10 cm, sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat
maksimal 3 (tiga) meter.
g. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan batu bata sama sekali tidak
diperkenankan.
h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus
diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam
pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm.
i. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah lebih dari dua.
j. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15
cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
k. Pasangan batu bata trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan adukan
1PC : 4 pasir.
PASAL 3 : PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Plesteran
• Plesteran kedap air
• Plesteran halus/aci halus
• Dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan plesteran ini, untuk semua permukaan pasangan batu bata baru serta
permukaan beton yang terlihat dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan untuk
difinish.
2. Persyaratan Bahan
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah yang cara pembuatannya menggunakan
mixer selama 3 menit.
b. Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran aduk kedap air yaitu 1 Pc : 4 Psr
dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang tertanam dalam
tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
c. Plesteran adalah campuran 1 Pc: 3 Pasir : 10 Kapur.
d. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata
bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air.
e. Plesteran kedap air adalah campuran 1 Pc : 4 Pasir.
f. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata
bagian luar/tepi luar bangunan, semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding
pasangan batu bata seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
g. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mendapat campuran yang homogen.
Plesteran ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran
sebagai lapisan dasar beruinur 7 hari (sudah kering benar)
h. Semua jenis aduk plesteran di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
i. Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaann plesteran tersebut
khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak
berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang
membuat cacat.
j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan
beton, permukaan beton harus dibersilikan dari sisa-sisa bekisting kemudian di
ketrek/scratched.
k. Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan pasangan batu bata dan beton
yang akan difinish dengan cat.
l. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik dan
lainnya, maka permukaan plesteran harus diberi alur-alur garis horisontal untuk
memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut.
Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cacat.
m. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai .
n. Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm, maka
diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke permukaan pasangan batu
bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.
o. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi perlengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm , untuk setiap jarak 2 M. Sponengan harus rapi
dan lurus.
p. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari langsung
dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
q. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Kontraktor
harus selalu mcnyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali sehari sampai jenuh.
r. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran beruinur lebih dari 2 minggu.
s. Untuk perbaikan bekas bobokan instalasi ME sebelum diplester kembali harus
menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan bata/beton.
PASAL 4 : PEKERJAAN DINDING KERAMIK
1. Lingkup Pekerjaan
a. Jenis : Ceramic tile
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini hams sesuai dengan peraturan -peraturan ASTM,
Peraturan keramik Indonesia (Nl-19) dan dari distributor Laticrete harus memberikan
supervisi dan garansi pemasangan selama 5 tahun
c. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekejaan dalam bagian ini harus baru, kualitas terbaik
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekatan seperti contoh di atas, sehingga
mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
b. Siar-siar keramik diisi dengan am atau yang setara, yang warnanya akan ditentukan
kemudian.
c. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu , sesuai
petunjuk pabrik.
d. Pemasangan harus diiakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan keramik.
e. Keramik yang sudah terpasang, harus dibersihkan dari segala macam noda- noda
yang melekat.
f. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai
jernih.
g. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau hal-
hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
PASAL 5 :PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan daun pintu kayu dipasang pada seluruh detail sesuai yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka dari kayu Jati yang telah dikeringkan dengan oven, dianti rayap, mutu
A, kelas kuat I-II dan kelas awet I.
b. Mutu dan kualitas kayu dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961)
c. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
d. Setiap sambungan rangka daun pintu dan penempelan /pelekatan lembaran panil dan
rangka, apabila diperlukan digunakan lem kayu produk dalam negeri yang bermutu
baik.
e. Bahan finishing daun pintu : - cat kayu melamic.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
b. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan penguat lain, agar
tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh ada
lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
c. Semua permukaan kayu harus diserut halus, rata. lurus dan siku sisi-sisinya satu sama
lain.
d. Daun pintu setelah dipasang halus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua
peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
PASAL 6 : PEKERJAAN KOSEN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kosen kayu meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan kosen dari kayu Jati yang telah dikeringkan/oven, mutu kelas A, kelas kuat I-II
dan kelas awet 1.
b. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat dan peraturan kayu bangunan
untuk perumahan dan gedung yang ditentukan dalam PKKI.
c. Ukuran finish kosen sesuai detail gambar. .
d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
e. Accessories.
- Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.
- Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat baja
dipakai ketebalan 2 mm.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dari
kerusakan dan kelembaban.
b. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
c. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-
sisinya dan di Iapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
e. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk
profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela
f. Detail kosen dan sanibungan dengan material lain harus disesuaikan dengan type
pintu/jendela yang akan terpasang.
g. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku, sehingga
mekanisme pembuatan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.
h. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angker diameter
minimum 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak dipasang 3 angker dan
untuk sisi kosen jendela 2 angker.
i. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari akibat
pelaksanaan pekerjaan lain.
PASAL 7 : PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA DAUN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna
b. Pekerjaan dan pembuatan pintu jendela kaca dipasang diseluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak- bercak,
tidak bergelombang dan harus mcmenuhi standar bahan yang berlaku di Indonesia.
b. Rangka mutu dan persyaratan bahannya sama bahan yang digunakan untuk kosen.
Ukuran rangka pintu jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
3. Syarat-syarat Pelaksnaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja, persyaratan-
persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan
keahlian dan ketelitian.
b. Syarat dan Mutu
- Dimensi.
- Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi dari 0.3 mm Toleransi lebar
dan panjang tidak boleh melebihi 2 mm.
- Kesikuan.
c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi
potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah
1.5 mm/in, kecuali disyaratkan lain oleh direksi.
d. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaea khusus, sesuai
standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
e. Pekerjaan Pemasangan Kaca.
Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai dengan
gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang tersebut. Tepi
kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang harus diberi
sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka seperti yang
disyaratkan dalam gambar kerja.
f. Kualitas Pekerjaan
Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list maupun
skrup.
Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari rangka
pemegang dan list yang ada.
Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan tergores.
PASAL 8 : PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang
dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditentukan dalam gambar.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat aluminium
yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin
nikel.
c. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu
d. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel
pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
e. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop, dipasang
dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas p permukaan lantai ke
atas. Engsel tengah di pasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah dan pintu
semua.
c. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.
d. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat, misalnya
Stainlees steel.
PASAL 9 : PEKERJAAN PLAFOND
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan plafond asbes seperti yang
yang ditunjukkan dalam gambar kerja
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas
plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, antara lain : elektrikal, AC, sound
system, tire alarm/fire detector, sprinkler dan perlengkapan instalasi lain yang
diperlukan.
c. Apabila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam Gambar Rencana Plafond,
maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.
d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola Gambar Kerja dan wajib
diperhatikan terhadap peil rencana.
PASAL 10 : PEKERJAAN CAT EMULSI
1. Lingkup Pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
2. Syarat-syarat Bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah: cat produk Mowilex atau setara Cat
dinding luar/exterior.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan .
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang
dan pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain
yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan
plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.
e. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
f. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda
pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
PASAL 11 : PEKERJAAN PENGECATAN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan kayu yang nampak
serta pada seluruh detail yang disebut/ditunjukkan
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam.
b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik. Harus masih tersegel baik dalam
kemasannya dan tidak cacat.
c. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan
▪ Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan
pecah-pecah).
▪ Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan amplas besi
dan setelah memenuhi persyaratannya barulah siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan
.
▪ Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
▪ Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain
yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan serta dalam keadaan kering.
▪ Hasil akhir finishing melamic harus rata, permukaannya halus dan intensitas warna
untuk setiap bagian interior, furniture harus sama (disesuaikan colour scheme
material).