spesifikasi teknik

80
SPESIFIKASI TEKNIS METAMAGFIRUL DJADIR D 311 07 022 TEKNIK PERKAPALAN

Upload: ms-amansah

Post on 15-Jan-2016

92 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Resume

TRANSCRIPT

Page 1: Spesifikasi Teknik

SPESIFIKASI TEKNIS

METAMAGFIRUL DJADIRD 311 07 022

TEKNIK PERKAPALAN

TEKNIK PERKAPALAN JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

Page 2: Spesifikasi Teknik

SPESIFIKASI TEKNIS

KAPAL GENERAL CARGO UKURAN 7615 DWT

1. TUJUAN

I.1. Tujuan

1. Spesifikasi ini bersama gambar Rencana Umum sebagai petunjuk bagi pelaksana

pembangunan (selanjutnya disebut kontrak) dalam merencanakan (desain),

membangun, melengkapi, dan menyerahkan 1 (satu) unit kapal barang ukurannya

7615 DWT (selanjutnya disebut kapal) yang dipesan oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut.

2. Kapal direncanakan, dibangun dan dilengkapi agar laik untuk dioperasikan diperairan

Indonesia di daerah pelayaran pantai, konstruksi kuat dengan kemampuan olah gerak

yang baik dan dikelaskan kepada Biro Klasifikasi Indonesia (selanjutnya disebut

Klasifikasi)

Kapal dan semua perlengkapannya serta semua yang terpasang padanya dan mesin-

mesin di desain dan di konstruksikan dibawah pengawasan klasifikasi dan BKI akan

memberikan Notasi Klas :

+ A 100 I P “Kapal Barang” + SM

3. Kapal dibangun dari bahan baja sedang, konstruksi las penuh, berbaling-baling satu

yang digerakkan oleh sebuah mesin diesel, bentuk badannya dibuat sedemikian rupa

sehingga visualitas dari rumah kemudi baik, mudah untuk dikendalikan serta

mempunyai sudut trim yang baik.

a. Hull, Superstructure dan deckhouse terbuat dari bahan baja sedang (mild steel)

sesuai standar Biro Klasifikasi Indonesia.

Page 3: Spesifikasi Teknik

b. Untuk Upper deck dipakai bahan baja berkekuatan sedang (mild steel).

c. Pada ruangan-ruangan dilapisi isolasi sesuai jenis dan peruntukannya.

d. Stabilitas kapal harus sesuai dengan persyaratan kapal barang

4. Kapal dilengkapi dengan sebuah cargo hold (ruang muat), rumah kemudi dan ruang

ABK. Pengendalian mesin utama dilakukan dari ruang kemudi.

5. Kontraktor bertanggung jawab penuh dalam membangun, melengkapi kesempurnaan

perencanaan dan menyerahkan kapal kepada pemilik, termasuk pula mendapatkan

persetujuan dari pihak yang berwenang.

6. Bahan, mesin-mesin dan perlengkapan kapal sebelum digunakan harus mendapatkan

persetujuan pemilik. Apabila dalam pengujian, percobaan dan pemakaian dalam

masa garansi dijumpai bagian yang tidak berfungsi dengan baik, maka Kontraktor

harus segara memperbaiki/mengganti bagian tersebut dan menanggung semua biaya

yang dikeluarkan.

7. Apabila ada yang tidak tercantum dalam spesifikasi dan dokumen-dokumen kontrak

lainnya tetapi diperlukan untuk kesempurnaan operasi kapal (sesuai peraturan klas),

maka Kontraktor harus melengkapinya atas biaya Kontraktor.

8. Gambar dan spesifikasi teknis satu sama lain saling melengkapi. Sesuatu yang tertulis

dalam spesifikasi teknis dan tidak ada didalam gambar atau sebaliknya, dianggap ada

kedua-duanya. Apabila ada pertentangan antara kontrak, Spesifikasi teknis dan

gambar-gambar, kecuali disepakati lain oleh Kontraktor dan pemilik maka urutan

kekuatan hukumnya adalah :

Kontrak

Spesifikasi Kapal

Gambar-gambar

Page 4: Spesifikasi Teknik

Bila ada sesuatu yang tercantum lebih dari satu kali, maka harus diartikan hanya sekali.

9. Apabila Kontraktor menganggap perlu diadakannya perubahan spesifikasi, maka atas

persetujuan pemilik perubahan tersebut dapat dilakukan, tetapi percobaan kapal pada

tenaga kontinu maksimum (MCR) harus tetap tercapai dan semua peraturan dan

ketentuan yang berlaku tetap terpenuhi.

10. Dokumen-dokumen yang diajukan kepada pemilik sejauh mungkin harus

menggunakan bahasa Indonesia dan standar ukuran yang dipakai adalah matrik atau

standar lainnya yang umumnya dipakai, dan harus disetujui pemilik

Kondisi lingkungan yang dijadikan patokan adalah :

Suhu udara sekeliling 37o C

Kelembaban udara maksimum 95o C

Suhu udara kamar mesin maksimum 45o C

Tekanan barometik 76 mmHg

1.2 Ukuran Utama

Panjang Keseluruhan (LOA) : 109.65 m

Panjang antara garis tegak (LBP) : 99.35 m

Lebar (B) : 18.42 m

Tinggi (D) : 10.92 m

Sarat Air (T) : 7.32 m

Kecepatan Percobaan : 15 knot

Daya Mesin Utama : ± 2414 HP

Jarak jelajah kapal : 960 mile laut

Ukuran utama dan tenaga mesin penggerak defenitve yang akan dicantumkan dalam

kontrak harus ditentukan dari perhitungan kontraktor dengan berpedoman pada

kecepatan dinas 13 Knot. Kecepatan harus dijamin oleh kontraktor.

Page 5: Spesifikasi Teknik

*) 1 mile laut = 1,8520 kilometer

**) 1 Knot = 1,8520 kilometer/jam

1.3 Kapasitas

Perwira dan ABK : 19 orang

Barang : 0.76 ton

Tangki air tawar (BJ = 1,000) : 57.66 ton

Tangki bahan bakar (BJ = 0,95) : 66.66 ton

Tangki minyak diesel (BJ = 0.85) : 13.33 ton

Tangki minyak pelumas (BJ = 0.9) : 0.23 ton

1.4 Awak Kapal

Jumlah awak kapal waktu operasi 19 orang. Jumlah awak kapal tersebut dapat berubah-

ubah disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

1.5 Peraturan–peraturan dan Klasifikasi

Kapal dibangun sesuai dengan peraturan-peraturan Pemerintah (statutory) dan peraturan BKI:1. Peraturan keselamatan kapal dalam negeri (Peraturan Nasional)2. Peraturan garis muat kapal-kapal pelayaran dalam negeri Indonesia (PGMI 1986)3. Solas 19744. Peraturan pengukuran kapal TMS 19695. Peraturan MARPOL6. COLREG 1972 beserta amendemennya7. IMO Resolution A.468 (XII)1982 “Code of Noise Level on board Ship”8. Standard SNI, DIN, JIS9. STP 71/7310. STCW `9511. Peraturan BKI12. Peraturan–peraturan lain yang berlaku dan aturan baru yang diberlakukan pada

masa pembangunan kapal untuk jenis ini.

Page 6: Spesifikasi Teknik

1.6 Pengawasan

Pengawasan pembangunan kapal dilakukan oleh pihak Konsultan dan pengawas sesuai dengan wewenang yang diberikan oleh Owner. Owner, konsultan dan pengawas harus diberikan kebebasan memasuki galangan Kontraktor untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan.Kontraktor harus menyediakan tempat kerja berikut peralatannya untuk keperluan Owner, konsultan dan pengawas dilokasi pembangunan kapal. Untuk keperluan pengawasan, Owner, konsultan dan pengawas dapat memepergunakan fasilitas yang tersedia digalangan seperti telephone, telex, fax, dll. Kontraktor harus menunjuk petugas pengawas mutu (Quality Control) yang bersama-sama dengan konsultan dan pengawas melakukan pemeriksaan mutu pekerjaan.

1.7 Perencanaan Standard Khusus

1.7.1 Ketentuan Umum1. Perencanaan dilakukan dengan pertimbangan agar dapat dihasilkan kapal yang

dapat dioperasikan dengan aman, mudah pemeliharaannya dan tersedia atau mudah mendapat suku cadangnya.

2. Ukuran-ukuran konstruksi (scantling) harus memenuhi persyaratan BKI.3. Standard minimal untuk pelaksanaan konstruksi adalah standard galangan

kapal.

1.7.2 Stabilitas, Trim, dan Garis Muat1. Kapal harus memiliki stabilitas dan trim yang baik dan mampu dioperasikan

dalam semua kondisi normal.2. Perhitungan stabilitas dengan berbagai kondisi harus mampu mendapat

persetujuan/pengesahan dari Ditjen Perhubungan Laut.3. Penentuan/penempatan garis muat harus memenuhi Peraturan Garis Muat

kapal kapal pelayaran dalam Negeri (PGMI 1986).

1.7.3 Tingkat Kebisingan (Noise)Tingkat kebisingan yang diperkenankan adalah :Ruang Mesin Kemudi Max 85 db (A)Ruang Crew Max 65 db (A)Ruang Mesin Max 110 db (A)Ruang Muat Max 75 db (A)

Page 7: Spesifikasi Teknik

1.7.4 Getaran (Vibration)Getaran harus diukur dan dievaluasi sesuai dengan standard ISO 6954 dan harus berada dalam daerah “No Complaint” atau “Average”.

1.7.5 Pengecekan BeratPerhitungan dan pengecekan berat harus dalam perencanaan dan pembangunan kapal. Penyimpangan daya muat untuk draft yang ditentukan harus dihindarkan.

1.8 Bahan dan Pengerjaan1. Bahan, mesin-mesin dan perlengkapan kapal harus baru, tidak cacat dan cocok

untuk dipakai dilaut (marine use). Komponen-komponen yang dibeli untuk keperluan kapal harus dibeli melalui agen resmi atau local supplier yang ditunjuk, khususnya untuk motor induk dan motor bantu. Komponen yang diutamakan adalah produksi atau assembling dalam negeri , dengan sertifikat BKI.

2. Setiap bahan, mesin dan perlengkapan kapal harus diidentifikasi dan disetujui

pemesan.

3. Setiap bahan, mesin dan perlengkapan kapal yang diatur dalam peraturan klasifikasi, harus memiliki sertifikat Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

4. Mesin-mesin dan perlengkapan kapal tertentu harus diberi label tetap yang berisi nomor seri, kapasitas dan data-data lainnya yang diperlukan untuk memudahkan pemeliharaannya.

5. Mesin-mesin dan perlengkapan kapal tertentu harus dilengkapi alat-alat dan suku cadang yang sesuai dengan peraturan BKI (range spart group 8).

6. Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas hari) setelah penandatanganan

kontrak. Pemborong harus ment\yampaikan daftar bahan, mesin-mesin dan

perlengkapan kapal lainnya lengkap denhan data-data teknik untuk mendaparkan

persetuuan pemesan.

7. Kontraktor harus menyampaikan daftar lengkap jadwal pengadaan barang, mesin-

mesin dan perlengkapan barang untuk mendapkan persetujuan pemesan.

8. Pembangunan kapal harus dilaksanakan dengan cara dan system yang baik, mempergunakan tenaga-tenaga ahli dan berpengalaman dibidangnya. System pembangunan harus disetujui Pemberi Tugas. Perlengkapan pelat untuk daerah radius bilga diusahakan dilakukan dengan mesin roll. Untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan instalasi mesin induk, mesin bantu, pengecetan dan lain-lain harus sesuai dengan petunjuk dan standard pabrik pembuat (manufacturer).

Page 8: Spesifikasi Teknik

9. Pelaksanaan pekerjaan pembangunan dan pemilihan bahan mesin-mesin dan perlengkapan kapal harus dapat menghasilkan kapal yang sempurna dalam pengoperasiannya dan mudah dalam pemeliharaannya.

10. Jadwal pelaksanaan pembangunan kapal harus disampaikan kepada Owner selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah kontrak ditandatangani. Apabila dalam pelaksanaan pembangunan terjadi penyimpangan dari jadwal maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah seperlunya agar jadwal penyelesain dan penyerahan kapal tetap terpenuhi.

11. Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menunjuk pimpinan pelaksana yang diberi wewenang penuh mengatur pelaksanaan pekerjaan. Surat penunjukan pimpinan pelaksanaan agar disampaikan kepada Owner sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

12. Apabila terjadi perubahan pekerjaan karena adanya perubahan kontrak (Addendum), kontraktor harus menyampaikan pengaruh perubahan tersebut terhadap :- Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan penyerahan.- Bobot mati kapal (deed weight)- Ketahanan (endurance)- Kecepatan dan kapasitas kapal.

Perubahan pekerjaan hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh pemesan.

1.9 Percobaan dan Pengujian

1.9.1 Percobaan /pengujian galangan 1. Pengujian (Testing)

a. Prosedur dan jadwal pengujian harus mendapatkan persetujuan Owner. Pengujian untuk persyaratan klasifikasi harus pula mendapat persetujuan BKI.

b. Pengujian kekedapan harus dilaksanakan antara lain tangki-tangki, jendela, pintu-pintu, instalasi pipa serta pengujian kampuh las dengan radiography.

c. Mesin-mesin dan peralatan harus diperiksa kesempurnaan instalasinya dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan.

d. Test fungsi peralatan dan perlengkapan kapal.2. Percobaan Dok (Dock Trial)

a. Sebelum pelaksanaan percobaan berlayar (sea trial) percobaan dok harus dilaksanakan terlebih dahulu dan sesuai dengan persyaratan.

b. Percobaan dok meliputi :- Percobaan mesin induk dan mesin bantu

Page 9: Spesifikasi Teknik

- Pompa-pompa dan perlengkapan kamar mesin lainnya- Kemudi dan mesin kemudi- Test beban batang muat

1.9.2 Percobaan kemiringan (Inclining Test)Percobaan kemiringan/inclining test harus dilakukan untuk mengetahui berat dan letak titik berat kapal kosong. Perhitungan stabilitas kapal harus dilakukan berdasarkan hasil percobaan kemiringan tersebut. Percobaan ini dilakukan menurut prosedur yang dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh Owner. Pelaksanaan percobaan inclining test harus dihadiri oleh Marine Inspector, konsultan pengawas dan Owner atau wakilnya yang ditunjuk.

1.9.3 Pelayaran PercobaanSebelum melaksanakan pelayaran percobaan, kompas harus ditimbal (Compasseren) yang dilakukan oleh pihak yang berwenang. Pelayaran percobaan harus dilakukan berdasarkan suatu program yang disetujui oleh Owner dan memenuhi persyaratan BKI. Pengukuran kecepatan percobaan dilakukan dengan kondisi sebagai berikut :

- Pada kondisi sarat air penuh- Perairan yang cukup dalam dan lebar- Permukaan air tenang- Kecepatan angin maksimum 3 skala Beaufort- Percobaan kecepatan dengan mile postApabila norma-norma tersebut tidak dapat dipenuhi, harus diadakan perhitungan koreksi kecepatan dan vibrasi serta dilaksanakannya langkah-langkah penanggulangan /perbaikan. Percobaan ini meliputi:

1. Percobaan kecepatan dengan beban mesin, 25%, 50%, 75%. Ekonomi rating, 100%, dan 110% MCR.

2. Hasil pengukuran kecepatan tersebut dibuat dalam kurva dan diserahkan kepada pemesan.

3. Percobaan cikar kiri/kanan4. Percobaan maju, mundur dan crash stop.5. Percobaan/pengujian pengoperasian jangkar, dan peralatan-peralatan lain.6. Percobaan ketahanan berlayar minimum 4 jam disertai dengan pengukuran

pemakaian bahan bakar.7. Percobaan spiral test dan reserve spiral test.8. Maneuvering test.9. Low speed rudder effective test.

Page 10: Spesifikasi Teknik

Setelah pelayaran percobaan selesai harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh dari mesin-mesin utama, mesin-mesin bantu dan peralatan-peralatan bantu lainnya yang penting.Hasil pengujian dinyatakan dalam Berita Acara.

1.10 Sertifikat dan Surat-Surat Kapal.

Sertifikat-sertifikat berikut harus diserahkan oleh kontraktor kepada pemesan pada waktu penyerahan kapal :1. Sertifikat Pembangunan

2. Sertifikat kesempurnaan kapal

3. Sertifikat Klasifikasi Lambung

4. Sertifikat Klasifikasi Mesin

5. Sertifikat Kebangsaan

6. Sertifikat Radio

7. Sertifikat Garis Muat

8. Solas 1974 with all amendments

9. Internacional Tonage Certificate

10. Compass adjustment and calibration certificate

11. MARPOL 73/78

12. Letter of compliance of IMO resolution oleh klasifikasi

13. Navigation Aid Certificate

14. Deadweight Calculation sheet

15. Stability booklet disetujui Klasifikasi

16. Crane Certificate

17. Record of safety Equipment and construction

18. Sertifikat-sertifikat lain yang diperlukan untuk pengoperasian kapal

1.11 Gambar-Gambar Rancangan dan Dokumen Operasional

1.11.1.a. Gambar Rencana Umum yang terlampir dalam spesifikasi teknis ini dipakai sebagai acuan dasar oleh galangan pembangun. Galangan dapat mengajukan desain yang sejenis dengan desain tersebut dengan ketentuan-ketentuan perubahan tersebut merupakan nilai tambah. Penyimpangan desain tersebut

Page 11: Spesifikasi Teknik

harus mendapat persetujuan Owner. Gambar-gambar lain serta dokumen-dokumen termasuk gambar kerja yang diperlukan untuk pembangunan kapal tersebut harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui Owner dan Klasifikasi antara lain :i. Hull (Lambung Kapal)

a. Rencana Umum (General Arrangement)b. Rencana Garis (Lines Plan)c. Potongan Melintang (Midship Section)d. Rencana Konstruksi (Construction Profile)e. Konstruksi Sekat (Transver & Longitudinal Bulkheads)f. Bukaan Kulit (Sheel Expansion)g. Linggi dan Ceruk Buritan (After Construction)h. Linggi dan Ceruk Haluan (Fore Peak Construction)i. Kemudi dan Poros Kemudi (Rudder and Rudder stock)j. Pondasi mesin induk (Main Engines Foundation)k. Alas Ganda (Double Bottom Construction)l. Bangunan atas geladak (Superstructure Arrangement)m. Konstruksi Ambang palka (Hatch Coaming)n. Mast and Derrick Boomo. Pondasi Mast dan Derrick Boom.

ii. Machinerya. Rancangan kamar mesin (Layout Engine room)b. Poros baling-baling Stern Tube dan baling-baling (Shafting

Arrangement)c. System pemadam kebakaran (Fire extinguishing System)d. Perhitungan Ballast Dayae. Diagram Pipa (Piping Diagram)

Bilga dan ballast Pemadam kebakaran Sanitary Air Tawar Sanitary Air Laut Pipa Duga, Isi dan Pipa Hawa Pengering Bahan Bakar Pendingin air laut Pipa gas buang mesin induk dan mesin bantu Diagram jaringan listrik

Page 12: Spesifikasi Teknik

f. Diagram Jaringan Listrik Diagram Jaringan Penerangan Diagram Jaringan Navigasi Diagram Jaringan Komunikasi

iii. Performance1. Perhitungan Stabilitas dan Trim

Diagram Coefficient (coefficient curve) Diagram Panto Carena Diagram Hidrostatic (Hydrostatic curve) Diagram Kebocoran (Floodable Length)

2. Perhitungan Estimasi Kecepatan kapal dan tenaga mesin induk3. Perhitungan lambung timbul (load line calculation)4. Perhitungan kekuatan Mast dan Derrick Boom5. Safety Plan (peralatan keselamatan & pemadam kebakaran)

1.11.1.b. Dokumen-dokumen berikut harus diserahkan oleh kontraktor kepada Owner:- Spesifikasi untuk pembangunan (Building Spesification)- Spesifikasi mesin utama- Spesifikasi mesin bantu dan generator- Spesifikasi pompa-pompa dan motor penggeraknya - Buku petunjuk dan pemeliharaan mesin utama, mesin-mesin bantu dan

peralatan lainnya- Dokumen-dokumen lain yang diperlukan untuk konstruksi dan

pengoperasian kapal.

1.11.2. Pada waktu penyerahan kapal harus diserahkan pula kepada owner, gambar-gambar dan dokumen-dokumen kapal sesuai keadaan yang terpasang di kapal (finished plans) dalam rangkap 3 (tiga).Gambar-gambar dan dokumen yang harus dibuat oleh kontraktor dan diserahkan kepada Owner sebagai berikut :

Semua gambar dan dokumen yang tersebut pada I.11.1a dan I.11.1b Diagram isi tangki-tangki Keterangan stabilitas untuk lima keadaan kapal yang dihitung

berdasarkan berat dan titik berat kapal yang sesungguhnya dari hasil percobaan kemiringan (lihat I.9.2), dengan memperhatikan factor-faktor pengaruh angin, penumpang berkumpul disatu sisi kapal dalam membuat keadaan turning circle dengan kondisi kapal sebagai berikut :

Page 13: Spesifikasi Teknik

a. Kapal dalam keadaan kosongb. Kapal dalam keadaan penuh berangkatc. Kapal dalam keadaan tanpa muatan dan ballast 100% berangkatd. Kapal dalam muatan penuh tiba (bahan bakar dan air tawar)e. Kapal dalam keadaan ballast tanpa muatan tiba

Hasil pelayaran percobaan dan pengujian-pengujian Daftar suku cadang dan alat-alat / inventaris kapal sesuai Klass Buku petunjuk pengoperasian dan perawatan mesin-mesin induk dan

mesin bantu.

1.12 Asuransi dan JaminanKontraktor harus mengasuransikan kapal selama dibangun sampai penyerahan atas beban Kontraktor. Kapal harus diasuransikan atas nama Kontraktor dan semua rekaman surat-surat tanda pengasuransian harus diserahkan kepada Owner. Asuransi mulai berlaku pada saat pelatakan lunas selama 14 bulan.Kontraktor harus memberi jaminan bahwa kapal dan peralatannya bekerja dengan baik selama 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender.

1.13 Penyerahan Setelah kapal dibangun dan semua percobaan pengujian yang ditentukan telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan, maka kapal harus diserahkan kepada Owner dalam keadaan siap berlayar dilengkapi dengan :1. Berita Acara Serah Terima2. Sertifikat dan Surat-Surat 3. Gambar-gambar dan dokumen4. Suku cadang dan inventaris kapal sesuai peraturan BKI5. Daftar perlengkapan kapal sesuai persyaratan 6. Gambar-gambar yang diberi bingkai dan dipasang di kapal

- Gambar rencana umum- Gambar penempatan pemadam kebakaran dan alat keselamatan (safety

plan)- Sijil kebakaran dan sijil sekoci

7. Foto-foto, kapal berukuran 20 cm x 25 cm berwarna dan dicetak pada standard glass yang dilekatkan pada hardboard, diambil dari 2 (dua) arah masing-masing 1 (satu).

8. Sebuah maket kapal yang dibuat dengan skala 1 : 100

Page 14: Spesifikasi Teknik

9. Sebuah kapal diserahkan, nahkoda dan 2 (dua) orang ahli mesin dan 1 (satu) orang ahli listrik diberikan latihan (training) pengoperasian kapal, mesin-mesin dan perlengkapannya.

2 SPESIFIKASI LAMBUNG ( HULL SPECIFICATION)

1. Umum

Lambung kapal dibuat dari baja bangunan kapal (marine use) dengan konstruksi las.

Ukuran bagian-bagian konstruksi dan pengerjaannya harus memenuhi peraturan

BKI. Untuk bagian-bagian konstruksi tertentu, poros kemudi dan poros baling-baling

harus sesuai pula dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pemilik. Bahan baja

terutama untuk bagian-bagian dibawah garis muat maksimum harus disandblasting.

Juru las (welder) harus bersertifikat sesuai klasifikasi yang diperlukan. Bagian-bagian

konstruksi yang bahan, ukuran, atau cara pengerjaannya tidak diatur dalam

ketentuan BKI harus disediakan, dirancang dan atau dibuat sesuai dengan standard

yang harus diakui dan atau praktek pembangunan kapal yang baik dan harus

disetujui oleh pemilik, konsultan dan pengawas. Konstruksi kapal harus memenuhi

peraturan konstruksi kapal penumpang untuk daerah pelayaran pantai. Pada sisi

geladak yang terbuka dipasang bulkwark dan railing sesuai dengan gambar rencana

umum dan harus memenuhi peraturan keselamatan. Pembagian ruangan-ruangan

dibawah geladak utama harus memenuhi persyaratan ketidak tenggelaman satu

ruangan bocor (one compartement damaged flooding)

Penggunaan ruangan-ruangan dibawah geladak utama adalah sebagai berikut :

Kompartement I : Ruang ceruk haluan yang dibagi atas chain locker dan tangki

ballast

Kompartement II : Tangki ballast dan ruang cargo

Kompartement III : Ruang cargo, Tangki air tawar, Tangki minyak diesel, Tangki

bahan bakar dan tangki minyak pelumas

Kompartement IV : Ruang mesin

Kompartement V : Ruang mesin kemudi, Tangki ballast dan Ruang ceruk buritan.

Page 15: Spesifikasi Teknik

2. Haluan dan Buritan

Haluan dan buritan dibuat dengan bentuk dan konstruksi sesuai gambar rencana

umum. Pada haluan terdapat bullbous bow sebagai pemecah gelombang. Pada

buritan dunakan konstruksi transom stern, Penyangga baling-baling adalah

berbentuk streamline dan terbuat dari pelat baja dengan jumlah daun baling-baling

4 buah. Penyangga baling-baling harus menembus plat lambung yang dihubungkan

kepenguat bujur dan penguat lintang alas kapal. Konstruksi penyangga baling-baling

dan hubungannya ke lambung harus diperkuat atau diberi tambahan konstruksi

sehingga dapat dihindari adanya getaran yang berlebihan dan harus memenuhi

peraturan BKI. Antara pelat harus di buritan dengan ujung daun baling-baling harus

terdapat jarak yang cukup.

3. Kemudi dan Poros Kemudi

Dibelakang baling-baling dipasang sebuah kemudi dari plat ganda dengan system

kemudi gantung. Daun kemudi harus mempunyai luas yang cukup untuk menjamin

olah gerak kapal yang baik pada kecepatan operasi kapal. Poros kemudi dibuat dari

bahan dan diameternya sesuai peraturan BKI. Kemudi digerakkan dari rumah kemudi

dengan tenaga hand hydrolik dan dapat pula digerakkan ditempat dengan peralatan

kemudi darurat.

4. Konstruksi Alas

Kapal dibuat dengan konstruksi alas tunggal kecuali pada tempat-tempat tertentu

dibuat dengan konstruksi alas ganda, digunakan sebagai tangki bahan bakar, tangki

air tawar dan atau tangki ballast sesuai kebutuhan. Alas dibagian haluan dan buritan

kapal harus diperkuat secukupnya.

Pelat alas dalam ( inner bottom plate ) ; t = 9 mm

Pelat tepi ( margin plate ); t = 10 mm

Page 16: Spesifikasi Teknik

Pelat lunas ( Flate plate keel )

# Lebar pelat lunas (b) = 1300 mm

# Tebal pelat lunas (t) = 15 mm

# Penumpu tengah ( Centre girder ) (h) = 1179 mm

# Tebal penumpu tengah (t) = 13 mm

Penumpu sisi ( Side girder ) (t) = 10 mm

Wrang pelat ( Plate floor )

# Tebal wrang (t) = 10 mm

Wrang terbuka ( bracket floor )

# Untuk gading alas

Profile = 120 x 80 x 14 mm

# Untuk gading balik

Profile = 120 x 80 x 12 mm

5. Gading-gading dan Balok Geladak

Gading-gading dan balok geladak dibuat dari baja siku dan dipasang dengan system

melintang dengan jarak dan ukuran yang memenuhi peraturan BKI. Pada jarak

tertentu di kamar mesin, dan tempat-tempat lain disisi dan geladak kapal dipasang

gading-gading besar/balok geladak besar. Dinding kapal diperkuat pada bagian sisi

lambung, sekat dengan senta bilamana diperlukan sesuai dengan peraturan

konstruksi BKI.

Gading-gading

# Gading Utama ( Main Frames )

Profil = 250 x 90 x 14 mm

Bracket = 350 x 350 x 9 mm

# Gading Besar ( Web Frames )

Page 17: Spesifikasi Teknik

Profil = 460 x 81 x 32 mm

Bracket = 580 x 580 x 14.5 mm

Balok Geladak

# Balok Melintang geladak ( transverse deck beam )

Profil = 150 x 100 x 10 mm

Bracket = 270 x 270 x 7.5 mm

# Penumpu dan pelintang geladak ( Girder dan transverse deck )

Profil = 300 x 93 x 21 mm

Bracket = 500 x 500 x 12.5 mm

# Balok palka ( Hatchway beam )

Profil = 380 x 200 x 30 mm

6. Pelat Kulit

Ukuran tebal plat alas dan samping sesuai peraturan BKI, ditempat-tempat bukaan

seperti untuk kerangan air laut, hawse pipe, penyangga poros baling-baling dan pada

semua bukaan lainnya di kulit, harus diberi penguat secukupnya. Plat untuk kotak

karangan air laut sesuai peraturan BKI. Semua kampuh bujur dan melintang harus

dilas penuh.

Pelat lunas ( Flate plate keel )

# Lebar pelat lunas (b) = 1300 mm

# Tebal pelat lunas (t) = 15 mm

Pelat alas ( Bottom Plate ) (t) = 13 mm

Lajur bilga ( bilga strake )

# Lebar bilga strake (b) = 1300 mm

# Tebal bilga strake (t) = 10 mm

Page 18: Spesifikasi Teknik

Pelat sisi ( side sheel plating ) (t) = 9 mm

Pelat lajur atas ( Sheer strake )

# Lebar sheer strake (b) = 1300 mm

# Tebal sheer strake (t) = 9 mm

7. Geladak

Geladak dibuat dari plat baja yang dilas. Geladak disekitar pondasi mesin jangkar

ditempat lain yang dianggap perlu harus diperkuat.

8. Sekat-Sekat dan Tangki-Tangki

Sekat-sekat melintang dan membujur dibuat dari plat baja, diberi penguat, penegar

tegak dan senta bilamana diperlukan sesuai peraturan BKI. Ujung-ujung penegar

sekat, dan senta harus dihubungkan ke suatu bagian konstruksi dengan

menggunakan plat lutut (bracket).

Sekat-Sekat

# Sekat Buritan ( Srern Tube Bulyhead )

Jadi jarak sekat buritan dari boss propeller adalah 2.7148 m,

Tebal pelat sekat buritan (t) adalah 8 mm

Terletak pada gading 7 dari AP

# Sekat Tubrukan ( Collisosn Bulkhead )

Jadi jarak sekat tubrukan dari garis tengah haluan adalah 4.968 m,

Tebal pelat sekat haluan (t) adalah 9 mm

Terletak pada gading 139 dari AP

# sekat kamar mesin

Panjang sekat kamar mesin tidak boleh kurang dari 15 % Lbp.

Jadi jarak sekat kamar mesin dari boss propeller adalah 14.903 m

Terletak pada gading nomor 28

Page 19: Spesifikasi Teknik

# Pelat Sekat ( Bulkhead Plating )

tebal pelat sekat (t) adalah 9 mm

Tangki-Tangki

- Tangki bahan bakar

Ukurannya :

L = 1.137 m

B = mengikuti lambung kapal

T = 1.179 m

Tangki bahan bakar Terletak pada gading 35 sampai gading 37

- Tangki air tawar

Ukurannya :

L = 2.037 m

B = mengikuti lambung kapal

T = 1.179 m

Tangki air tawar Terletak pada gading 40 sampai gading 43

- Tangki ballast

Ukurannya :

L = 63.147 m

B = mengikuti lambung kapal

T = 1.179 m

Tangki ballast Terletak pada gading 46 sampai gading 139

- Tangki minyak diesel

Ukurannya :

L = 2.037 m

B = mengikuti lambung kapal

T = 1.179 m

Page 20: Spesifikasi Teknik

Tangki minyak diesel Terletak pada gading 35 sampai gading 37

- Tangki pelumas

Ukurannya :

L = 0.679 m

B = mengikuti lambung kapal

T = 1.179 m

Tangki pelumas Terletak pada gading 38 sampai gading 39

Konstruksi tangki dilengkapi sesuai dengan persyaratan BKI. Tiap tangki harus

dilengkapi dengan pipa isi, pipa duga, pipa udara, pipa limbah dan lubang lalu orang

(man hole) untuk pemeriksaan.

9. Bangunan Atas dan Rumah Geladak

Bangunan atas dan rumah geladak dibuat dari konstruksi baja dan sepanjang sisi

kiri/kanan harus dipasang pelat penguat sebagai pondasi ILR dan dipasang railing

sesuai gambar Rencana Umum. Semua ruang akomodasi dan langit-langit dilapisi

glass woll dan plate steel 0.8 mm dicat yang rangkanya dilengkapi dengan joice

(bahan besi).

1. Poop Deck

# Gading Besar ( Web Frames )

Modulus Penampang (W) = 87,2 m3

Profil = 160 x 13 mm

Bracket = 150 x 7.5 mm

# Gading Utama ( Main Frames )

Modulus Penampang (W) = 23,62 KN/m2

Profil = 60 x 50.x 5 mm

Bracket = 100 x 6.5 mm

2. Boat Deck

# Gading Besar ( Web Frames )

Modulus Penampang (W) = 62,61 m3

Page 21: Spesifikasi Teknik

Profil = 140 x 14 mm

Bracket = 120 x 7 mm

# Gading Utama ( Main Frames )

Modulus Penampang (W) = 16,96 m3

Profil = 60 x 40.x 6 mm

Bracket = 100 x 6.5 mm

3. Navigation Deck

# Gading Besar ( Web Frames )

Modulus Penampang (W) = 38,01 m3

Profil = 130 x 13 mm

Bracket = 110 x 7 mm

# Gading Utama ( Main Frames )

Modulus Penampang (W) = 10,29 m3

Profil = 60 x 40.x 5 mm

Bracket = 100 x 6.5 mm

4. Top Deck

# Gading Besar ( Web Frames )

Modulus Penampang (W) = 13,42 m3

Profil = 130 x 13. mm

Bracket = 110 x 6.5 mm

# Gading Utama ( Main Frames )

Modulus Penampang (W) = 10,29 m3

Profil = 60 x 40.x 5 mm

Bracket = 100 x 7 mm

5. Forecastle Deck

# Gading Besar ( Web Frames )

Modulus Penampang (W) = 76.23 m3

Profil = 160 x 13 mm

Bracket = 150 x 7,5 mm

Page 22: Spesifikasi Teknik

# Gading Utama ( Main Frames )

Modulus Penampang (W) = 10.165 m3

Profil = 60 x 40.x 5 mm

Bracket = 100 x 6.5 mm

10. Kubu-Kubu (Bulkwark)/Railing

Untuk pengaman orang yang bekerja dan melindungi muatan dari hempasan air,

harus dipasang kubu-kubu atau pagar setinggi 1 (satu) meter. Kubu-kubu dibuat dari

plat baja yang diperkuat dengan penegar dan diberi lubang pembebasan dengan

konstruksi dan ukuran yang memenuhi peraturan BKI.

# Tebal pelat bulkwark (t) = 6 mm

# Penegar ( Stay )

Profil = 150 x 90 x 10 mm

# Luas Lubang pembebasan ( Freing port ) = 3,234 m

11. Tiang (Mast)

Tiang dipasang diatas anjungan lengkap dengan dudukan lampu-lampu navigasi,

antena dan lain-lain harus sesuai persyaratan Ditkapel.

Tinggi mast = 16.2 m

Diameter mast = 1.1 m

Tebal Mast = 0.012 m

* Ukuran derick

Germanischer Llyod 1968 Tabel 1, hal 15 diperoleh data-data derrick :

Pb = 5.16 Ton

d1 = 241 mm ( hal 36 )

d3 = 200 mm

s = 6.25 mm

L1 = 15254 mm

Page 23: Spesifikasi Teknik

L2 = 900 mm

L3 = 350 mm

L4 = 1100 mm

Sketsa derrick :

d3 s d1 d3

l2 l3 l3 l4

l1

12. Tangga

(Menurut buku “Merchant Ship Design” Handbook 5 hal 73-74 tabel 50)

a. Tangga penghubung tiap deck

Rata-rata tinggi tiap deck adalah = 2,3 meter

Maka panjang tangga jika sudut kemiringan sebesar 50o

Ltd = 2,3 / sin 50o

= 3.002 meter

Lebar tangga direncanakan = 600 ~ 800 mm

b. Tangga vertikal

Untuk menuju ke top deck, lebar tanggal vertikal : 250 ~ 350 mm tanpa

handrail.

Page 24: Spesifikasi Teknik

13. Cerobong Asap

Kapal dilengkapi dengan 1 (satu) buah cerobong asap. Ukuran konstruksi cerobong

asap sesuai persyaratan BKI dan harus lebih tinggi dari atap ruang penumpang.

14. Plat Nama dan Tanda-Tanda

Pelat nama dan tanda-tanda kapal serta tanda petunjuk ditulis dalam bahasa

Indonesia. Papan nama kapal terbuat dari kuningan dan dilekatkan pada papan kayu.

Pada bagian buritan (kiri dan kanan) dibuatkan nama kapal beserta nama pelabuhan

induknya. Besar huruf dan penempatannya di kapal ditentukan oleh Pemberi Tugas.

Symbol (lambang) Pemberi Tugas dipasang di kapal ditempat yang ditentukan

Pemberi Tugas. Tanda sarat dipasang disebelah kiri dan kanan sumbu poros kemudi,

tengah-tengah dan dihaluan kapal dengan angka petunjuk yang terbuat dari pelat

baja.

III. RUMAH KEMUDI DAN AKOMODASI

111.1. Umum

Pengaturan rumah kemudi dan ruang penumpang / ABK adalah seperti yang terlihat

pada gambar rencana umum. Ruang penumpang / ABK dan rumah kemudi harus di

rancang sesuai dengan jenis daerah operasi kapal. Skema, dekorasi, ukuran, bahan

dan komposisi warna harus disetujui pemilik. Diupayakan sedemikian rupa sehingga

mudah dibersihkan serta mudah untuk embarkasi dan debarkasi. Pemasangan

penutup (paneling), lapis dinding (lining), langit-langit (ceiling) dan penutup dek (dek

covering system) diupayakan menutupi steel struktur, isolasi, pipa-pipa dan lain-lain

yang terpasang pada area tersebut. Kontraktor berkewajiban menyampaikan contoh

material-material spesifikasi, cara perawatan kepada pemilik untuk mendapatkan

persetuajuan.

Interior dek covering

Page 25: Spesifikasi Teknik

Lantai dek harus dilapisi dek cevering, bahan dan material mendapat

persetujuan dari pemilik serta bagian atas dilapisi karpet paduan karet

(rubber vinyl).

Isolasi, Penutup dan pelapisan

Semua dinding berlapis isolasi untuk seluruh akomodasi, penutup yang

terpasang adalah bahan plat baja tebal ± 0,7s/d 0,8 mm dengan roll covered

dan material isolasi (rockwoll)atau bahan sejenis.

Dinding kamar ABK dan kamar penumpang harus kelas B-15

Dinding kamar dengan koridor harus kelas B-15

Dinding kamar dengan koridor dari bahan plywood dilapis alluminium.

Dinding antar kamar-kamar dari bahan terbuat dari plywood dilapis

alluminium. Semua meubel tetap dan lepas, perlengkapan tempat tidur dan

perlengkapan ruang penumpang, ruang awak kapal rumah kemudi serta

ruangan-ruangan lainnya dipasang dan disediakan oleh kontraktor.

111.2. Jendela, Pintu dan Ventilasi

Pintu keluar untuk kedap cuaca (wheater tight door) harus terbuat dari bahan baja

sesuai standard galangan Indonesia dan memenuhi ketentuan-ketentuan ILCC 1966.

Jendela dan pintu harus sesuai dengan persyaratan dan standard JIS. Engsel pintu dan

jendela dibuat dari kuningan atau alluminium. Jendela-jendela yang dapat

dibuka/ditutup dan yang tidak dapat dibuka dipasang sesuai dengan kebutuhan dan

rangkanya dan rangkanya dibuat dari alluminium tahan air laut. Pintu-pintu ruang

penumpang dan awak kapal yag tidak kedap air harus dilengkapi gaiansi (ram ventilasi)

dan system kunci master key serta dilengkapi peralatan penutup sendiri (self closing

device). Bahan daun pintu terbuat dari kayu kamper dan plywood, kusen dari bahan

kauy kamper, khusus untuk daun pintu kamar mandi/WC bahan dari fibre glass.

Sedangkan pintu ruang kemudi samping kiri kanan dari jenis pintu dorong alluminium.

Ruang kamar mesin diberi ventilasi mekanis. Kamar mandi dan WC dan dapur

dilengkapi system ventilasi mekanis.

- Pintu-pintu (Doors and door watertight)

Page 26: Spesifikasi Teknik

(Menurut buku “Merchant Ship Design” Handbook VI hal 67 tabel 185 dan

“gagukesha tentang rencana umum”)

Pintu yang digunakan pada navigation deck, yaitu;

a. Pintu Baja Kedap Cuaca (Ship Steel Water tight Door)

Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca

bebas.

Tinggi : 1800 mm

Lebar : 800 mm

Tinggi ambang : 300 mm

b. Pintu Dalam

Digunakan sebagai pintu ruangan/kabin didalam kapal,

Tinggi : 1800 mm

Lebar : 700~800 mm

Tinggi ambang: 200 mm

- Gang/lorong

(Merchant Ship design Handbook VI, hal 68),

Gang pada navigation deck;

- Untuk 2 orang, lebarnya = 1000 mm

- Untuk 1 orang, lebarnya = 600 ~ 800 mm

Dilengkapi dengan handrail setinggi 400 ~ 500 mm

- Jendela (windows and side scuttles)

Untuk navigation deck (Wheel house) digunakan jendela kaca segi empat kedap

air dengan ukuran 600 x 600 mm untuk bagian samping dan 700 x 750 mm untuk

bagian depan. Tinggi jendela dipasang 1.2 meter dari deck yang diatasnya.

111.3. Rumah Kemudi

Rumah kemudi dibuat sesuai dengan gambar rencana umum dan harus dilengkapi

dengan peralatan navigasi, komunikasi, steering dan remote engine control. Jendela-

jendela harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pandangan ke

muka dan sekeliling dengan terang dan baik serta memberikan peranginan yang

Page 27: Spesifikasi Teknik

cukup. Penempatan peralatan dalam rumah kemudi harus di setujui pemilik.

Peralatan-peralatan yang ditempatkan dalam rumah kemudi antara lain :

Meja kontrol untuk alarm kebakaran dan pengontrol air pemadam kebakaran.

Meja kontrol dilengkapi dengan alarm serta alat bantu

Duah buah kursi untuk mengamati radar

Dua buah radar

Kursi berlengan untuk pilot

Kotak bendera dan peralatan navigasi

lemari buku kecil dan whiteboard

Sistem pendingin

Lampu sesuai kebutuhan

Instalasi radio dengan perlengkapannya

Meja tempat mengamati peta

111.4. Ruang Awak Kapal

Ruang ABK ditempatkan pada main deck, poop deck, boat deck dan navigation deck

dengan pembagian sebagai berikut :

Main Deck

Pada main deck ditempatkan ruangan-ruangan :

Kamar koki

Kamar perwira rendah

Kantor

Ruang makan

Dapur

Page 28: Spesifikasi Teknik

Loundry

Ruang provision

Ruang alat-alat keselamatan

Poop Deck

Ruang santai perwira deck & perwira masinis

Ruang rapat

Kamar perwira deck

Kamar perwira masinis

Kamar kipas & CO2

Boat Deck

kamar santai kapten & KKM

kantor muallim & masinis

Mushalla

Area skoci

Klinik

Cafetaria

Bridge Deck

Kamar tidur kapten

Kamar tidur KKM

Kantor kapten

Kantor KKM

Ruang genset

Navigation Deck

ruang navigasi

ruang peta

ruang radio

ruang baterai emergensi

Ruang Tidur (Bed Room)

Page 29: Spesifikasi Teknik

Tinggi ruangan sesuai dengan ukuran yang disarankan yaitu 2.2 – 2.4 m dimana

tinggi ruangan untuk kapal rancangan 2,3 m

Disediakan ruang untuk tiap awak kapal dengan pengaturan ruang sesuai gambar

rencana umum.

1 (satu) ruang untuk 1 (satu) orang Kapten, dan 1 (satu) ruang untuk 1 (satu) orang

Kepala kamar mesin, dilengkapi antara lain dengan :

1 (satu) buah tempat tidur terbuat dari kayu

1 (satu) lemari kayu yang dilengkapi dengan rak-rak dan hanger, diatas lemari

disimpan 1 (satu) buah baju renang.

1 (satu) sofa.

1 (satu) TV

1 (satu) cermin

1 (satu) buah kursi dan meja kerja

Kamar mandi

1 (satu) ruang untuk, dilengkapi antara lain dengan :

1 (satu) buah tempat tidur terbuat dari kayu susun dengan laci dibawahnya

dan dilengkapi dengan lampu baca masing-masing untuk tempat tidur

1 (satu) buah lemari 2 (dua pintu) terbuat dari kayu yang dilengkapi dengan

rak-rak dan hanger.

1 (satu) buah cermin

1 (satu) meja

Televisi

Pengaturan ruang awak kapal dan perlengkapannya disesuaikan untuk memenuhi

persyaratan jumlah awak kapal.

111.5. Radio Room

Page 30: Spesifikasi Teknik

Disediakan radio room untuk awak kapal pada Navigation deck,dilengkapi 2 (dua)

buah meja kayu dan 2 (dua) kursi. sesuai dengan gambar rencana umum.

111.6. Ruang Makan

Disediakan Ruang Makan untuk awak kapal pada gelagak utama yang dilengkapi

denhan 20 buah kursi dan 4 buah meja kayu, sesuai dengan gambar rencana umum.

111.7. Dapur

Dapur dilengkapi antara lain sebagai berikut :

2 (dua) kompor gas LPG 2 (dua) mata dan tabung dan dilengkapi dengan

cerobong asap dan udara panas.

Sebuah tempat cuci piring baja putih dengan lemari dibagian bawah dengan

rak piring dibagian atas.

Mechanical ventilation yang ditempatkan diatas (diatap)

Meja panjang yang diletakkan didinding

Kapasitas dapur disesuaikan dengan kebutuhan awak kapal

111.8. Ruang Perbekalan

Disediakan Ruang Perbekalan dimana untuk menyimpan alat-alat dapur atau

perlengkapan lainnya untuk awak kapal pada gelagak utama yang dilengkapi dengan 1

(satu) buah meja panjang dan dua buah lemari pendingin, sesuai dengan gambar

rencana umum.

111.9. Kamar Mandi dan WC

Letak dan jumlah kamar mandi/WC sesuai dengan gambar rencana umum. Tiap

kamar mandi/WC dilengkapi dengan :

Shower

Kran air laut

Water Closet (WC) & bak air

Paper holder

Keranjang sampah

Page 31: Spesifikasi Teknik

Washtafel dilengkapi dengan cermin

Lampu sesuai kebutuhan

111.10. Gudang Alat-Alat Deck

Disediakan 1 (satu) gudang alat-alat deck dibagian haluan yang terlihat pada rencana

umum.

IV. MESIN GELADAK DAN PERLENGKAPAN GELADAK

IV.1. Jangkar, Rantai, dan Tali Temali

Kapal dilengkapi dengan 4 buah jangkar; 2 jangkar haluan, 1 jangkar cadangan, dan 1

jangkar arus. Jangkar, rantai jangkar dan tali temali harus sesuai dengan peraturan BKI.

No register = 125

Jangkar = 3300 kg, (1100 kg untuk jangkar arus)

Rantai jangkar = Diameter d1 = 58 mm; d2 = 50 mm; d3 = 46 mm

Panjang rantai jangkar = 495 m

Tali tarik = 200 m (645 kN)

Jumlah tali tambat = 4 buah

Panjang tali tambat = 180 m (250 kN)

IV.2. Mesin Jangkar

Mesin jangkar digerakkan dengan tenaga hydraulic. Pompa hydraulic digerakkan oleh

motor listrik. Mesin jangkar depan beserta perlengkapan lainnya, ditempatkan di

haluan sesuai dengan gambar rencana umum.

IV.3. Peralatan Tambat

6 (enam) buah bollard ganda dari baja, dipasang di enam lokasi (depan, belakang, kiri

dan kanan) sesuai kebutuhan operations.

IV.4. Peralatan Kemudi

Page 32: Spesifikasi Teknik

Mesin penggerak kemudi mempergunakan system hand hydraulic yang dilengkapi juga

dengan system penggerak manual untuk darurat.

V. PERLENGKAPAN KOMUNIKASI DAN NAVIGASI, KESELAMATAN, MARPOL, PEMADAM

KEBAKARAN DAN INVESTARIS.

V.1. Perlengkapan komunikai dan navigasi, keselamatan.

Kapal harus dilengkapi dengan peralatan komunikasi dan navigasi GMDSS area A3 sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

Minimum Kebutuhan GMDSS Area Operasi A3

1. VHF Radio Equipment with DSC Watch Receiver

2. MF Radio Equipment/DSC Watch Receiver

3. MF/HF Radio Equipment/DSC Watch Receiver

4. INMARSAT- C MES

5. Satelit EPIRB

6. Radar Transporder (SART)

7. NAVTEX Receiver

8. EGC Receiver

9. Two-way VHF Radio

2 unit

Tidak

2 unit

Tidak

Ya

2 unit

Ya

Ya

3 unit

Serta dilengkapi antara lain :

Magnetic Compass transmitting type dan perlengkapannya 1 set (8”)

Steering wheel 1 set

Steering Indicator 1 set

Rudder Angle Indicator (ctt. Terpasang dengan Dimmer serta 1 set

satu di W/H) dan satu dikudran.

GPS Portable 1 set

Echosounder 1 set

Compass table type CARD 8 inchi 1 buah

Page 33: Spesifikasi Teknik

Lampu navigasi dengan cadangan lampu DC dan lentera 1 set

Bendera Nasional 1 buah

Teropong jauh 1 buah

Electric Horn 1 buah

Bola tanda berlabuh 1 set

Busur derajat 1 buah

Lampu baterai 1 set

Baju tahan api dan perlengkapannya 1 set

Jangka dan pensil 1 set

Segi tiga dan paraller ruler 1 set

Bendera isyarat lengkap dan bendera 1 set

Semboyan internasional 1 set

Hand Lead 1 buah

Chronometer 1 buah

Kaca pembesar 1 buah

Search light 500 watt 1 buah

Rak bendera 1 buah

Clinometer 2 buah

Clear view screen 1 buah

Megaphone 1 set

Marine clock 1 buah

Bendera Pandu 1 buah

Buku pasang surut 1 buah

Perangkat baring 1 buah

Buku panduan bahari 1 buah

Public addressor & speaker untuk semua ruangan 1 set

Marine radar 24 NM range 1 set

Peta laut 1 set

Wind indicator 1 set

Page 34: Spesifikasi Teknik

Weather chart recorder 1 set

V.2. Perlengkapan Keselamatan

Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan keselamatan sesuai dengan

persyaratan yang berlaku, antara lain :

1. Sekoci penolong (ILR)

Pada Boad deck dipasang 2 buah sekoci yaitu pada sisi kiri dan kanan pada deck

Ukuran sekoci ini ditentukan berdasarkan jumlah awak yang ada di atas kapal.

Digunakan tipe Davids.

Dua buah sekoci dengan kapasitas muatan 12

orang tiap sekoci diletakkan pada bagian kiri dan kanan boat deck.

Kecepatan = 6 mil/jam

Ukuran = 5.18 x 1.83 x 0.7 (m)

Berat = 508 Kg

Berat orang = 1050 kg

Berat perlengkapan = 152 kg

Total berat = 1710 kg

2. Baju penolong (Lifejacket)

Baju penolong yang digunakan adalah yang ditiup sebelum digunakan dengan

syarat memiliki ruang udara yang terpisah dan dapat menyangga besi seberat 15 kg

selama paling sedikit 24 jam. Diletakkan di setiap ruangan ABK dengan jumlah 20

buah dengan 10 cadangan.

3. Pelampung penolong (Lifebuoy)

Page 35: Spesifikasi Teknik

Dalam buku sistem dan perlengkapan kapal hal. 68 minimum jumlah pelampung

penolong yang harus dimiliki oleh kapal adalah 12 buah. Untuk kapal dengan

panjang 60 – 122 m. Beban sekurang kurangnya 14,5 kg harus dapat terapung di

dalam air tawar selama 24 jam dilengkapi dengan lampu yang menyala sekurangnya

selama 45 menit.

4. Peralatan – peralatan lain yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan.

V.3. Perlengkapan Pemadam Kebakaran

Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan alat deteksi dan system pemadam

kebakaran sesuai dengan persyaratan (SOLAS) antara lain terdiri dari :

1. Pada geladak utama 2 (dua) buah hydrant lengkap dengan selang dan nozzle

penyemprot yang dapat mencapai seluruh ruangan geladak utama dan 2 (dua)

buah fire extinguisher type ABC @ 9 liter dan sekop serta kampak.

2. Pada ruang mesin 1 (satu) sebuah hydrant lengkap dengan selang dan nozzle

penyemprot air dan 1 (satu) buah portable fire extinguisher type ABC @ 9 liter dan

1 (satu) buah portable extinguisher type ABC @ 45 liter.

3. Pada ruang akomodasi penumpang harus dilengkapi antara lain sprinkler, smoke

detector, hydrant lengkap dengan selang dan nozzle penyemprot air dan 3 (tiga)

buah portable fire extinguisher type ABC @ 9 liter.

4. 1 (satu) buah hydrant di geladak anjungan.

5. Dirumah kemudi 1 (satu) buah portable fire extinguisher type ABC @ 9 liter dan 1

(satu) buah @ 4 liter untuk pemadam kebakaran listrik.

6. Diruangan – ruangan (dapur, mess, mushola dan sebagainya) dipasang

perlengkapan pemadam kebakaran sesuai kebutuhan atau persyaratan yang

berlaku.

V.4. Inventaris

Page 36: Spesifikasi Teknik

Kapal dilengkapi dengan inventaris dapur (peralatan masak dan makan untuk seluruh

pelayar), akomodasi penumpang serta peralatan serang dan peralatan komaiiwan.

Jumlah dan kualitas inventaris sesuai dengan point X dalam spesifikasi ini.

VI.PERLINDUNGAN TERHADAP KARAT

VI.1. Pengecatan

Skema pengecatan harus disetujui oleh Pemberi Tugas. Seluruh permukaan baja harus

dicat dengan marine paint berkualitas baik. Permukaan baja harus dibersihkan terlebih

dahulu sebelum pengecatan. Pelaksanaan pengecatan diatur sebagai berikut :

a. Lambung Bagian Luar

- Dibawah garis air Primer 1x

AC 2x

AF 2x

- Batas garis air max dan min Primer 1x

AC 2x

Bottop p 2x

- Atas garis air Primer 1x

AC 1x

FC 2x

b. Lambung Bagian Dalam Primer 1x

FC 2x

c. Kamar mandi danWC Primer 1x

Alkid. P 2x

d. Tangki-tangki

- Tangki bahan bakar tidak dicat

- Tangki air tawar cat epoxy 3x

- Tangki air kotor 3x

- Tangki kotoran cat epoxy 2x

e. Pipa gas buang diisolasi tahan panas

Page 37: Spesifikasi Teknik

f. Semua bagian-bagian tersebut diatas serta bagian-bagian konstruksi lainnya

ketebalan pengecatan harus sesuai dengan standard galangan kapal nasional serta

sesuai petunjuk pabrik pembuat dan persyaratan BKI. Warna ditentukan oleh

Pemilik. Setiap tahapan pengecatan harus disaksikan oleh pengawas.

IV.2 Perlindungan katodik (Cathodic Protection)

Disekitar baling-baling daun kemudi dan karangan air laut serta lambung kapal

dibawah garis air harus dipasang Zinc Anodes dengan mutu yang memenuhi dan

jumlah yang dapat bekerja aktif sebagai pelindung katodik selama sekurang-kurangnya

24 bulan.

IV.3 Lapisan geladak atap

Ruang kemudi dilapisi komposisi dek covering yang ditutup dengan vinyl. Geladak

utama dilapisi komposisi dek covering dan vinyl. WC/kamar mandi diberi lapisan semen

dan keramik.

Atap rumah kemudi, akomodasi dan ruang awak kapal harus dilapisi dengan bahan

isolasi tahan panas.

VII. INSTALASI MESIN

VII.1. Peraturan dan persyaratan

Instalasi kamar mesin harus dirancang sesuai dengan peraturan Biro Klasifikasi

Indonesia dan persyaratan keselamatan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

dan Peraturan Pemerintah lainnya yang berlaku.

Susunan dan penempatan instalasi mesin, perlengkapan alat bantu lainnya harus

sedemikian rupa sehingga tersedia ruang gerak yang cukup untuk pengoperasian dan

perawatan dari bagian-bagian mesin dan system pipa.

Kapal digerakkan oleh 2 (dua) buah mesin diesel yang dihubungkan ke baling-baling

dengan perantaraan system reduction reversing gear dan dilengkapi dengan system

pengendalian dari jauh yang digerakkan secara otomatis dari rumah kemudi (wheel

house), 2 (dua) buah mesin diesel, masing-masing menggerakkan generator listrik

arus bolak-balik untuk keperluan pemakaian tenaga listrik didarat (shore connection).

Page 38: Spesifikasi Teknik

Dipersiapkan pula 1 (satu) unit emergency generator dengan tenaga penggerak

berdiri sendiri.

Unit penerangan dalam keadaan darurat harus disediakan instalasi arus listrik system

DC-24 Volt.

Mesin-mesin induk dan mesin-mesin bantu harus menggunakan bahan bakar dan

minyak pelumas yang sama.

Alat-alat ukur, alat-alat penunjuk instrument-instrumen yang dipasang diatas kapal

harus menggunakan unit metric.

Disekitar bagian-bagian mesin yang berputar diberi perlengkapan pelindung untuk

menghindari kecelakaan bagi anak buah kapal.

Mesin induk, mesin bantu dan komponen-komponen instalasi mesin lainnya yang

dikenakan persyaratan klas harus dilengkapi dengan sertifikat klas dari BKI.

Seluruh gambar-gambar instalasi mesin harus mendapatkan pengesahan dari BKI

sebelum pengerjaan dimulai.

VII.2. Rancangan instalasi mesin

Instalasi mesin, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya harus dirancang untuk

memiliki daya kuda yang diisyaratkan dan dioperasikan pada kondisi kerja didaerah

tropis sebagai berikut :

- Suhu maksimun kamar mesin 45 C

- Suhu maksimum air laut 32 C

- Kelembaban relative 50 C

- Tekanan barometer 76 mm Hg

Data-data teknis untuk bahan bakar yang digunakan adalah sebagai berikut :

- Jenis bahan bakar HSD

- Flash point 60 C keatas

- Viscositas minimum 60 sec

Redwood nol 380 C

Page 39: Spesifikasi Teknik

- Pemakaian bahan bakar Sesuai perhitungan dari Engine

Maker

VII.3. Perincian instalasi mesin

VII.3.I. Instalasi penggerak

1. Mesin Induk

Instalasi penggerak terdiri dari 1 (satu) buah marine diesel yang dilengkapi dengan

reversing reduction gear, system poros baling-baling dan baling-baling. Mesin

induk yang digunakan agar dari jenis dan type yang banyak digunakan di kapal-

kapal aramada pemberi tuhas/operator yang telah menunjukkan performansi yang

baik. Dengan suku cadang yang mudah di dapat, dipasaran yang mudah didapat,

dipasarkan dan mudah perawatannya.

Mesin kanan dan kiri dengan arah putaran yang berlawanan keluar. Pada keadaan

kapal bergerak maju, baling kanan berputar keluar/outward (kekanan), baling-

baling kiri berputar keluar/outward (kekiri) dilihat dari arah buritan kapal.

Pengoperasian setempat dari mesin-mesin induk harus dapat dilaksanakan dalam

hal terjadinya kerusakan pada system pengendalian jarak jauh (remote control)

dari rumah kemudi tersebut.

2. Olah gerak kendali mesin-mesin induk

Olah gerak kendali mesin-mesin induk tersebut dilakukan melalui system

pengendalian system jarak jauh dari ruang kemudi. Seluruh pusat kendali olah

gerak untuk kedua mesin induk harus dipasang ditengah ruang kemudi.

Kedua mesin induk juga harus dapat dioperasikan setempat di kamar mesin dalam

keadaan darurat dan perintah-perintah untuk olah gerak diteruskan melalui

elektronik engine telegrap, tabung suara (voice tube). Mesin induk dan bantu

dikamar mesin harus dilengkapi dengan instrument pengontrol dan system alarm

termasuk alat penunjuk putaran (indicator Rpm).

Instrument-instrument pengontrol dan indicator-indikator dikamar mesin harus

dihubungkan dengan pusat kendali jarak jauh diruang kemudi.

Page 40: Spesifikasi Teknik

3. Poros baling-baling

System poros baling-baling terdiri dari :

1 (satu) poros baling-baling (dan poros antara bila diperlukan) dari bahan

stainless steel (baja tahan karat) yang memenuhi peraturan BKI. Penempatan

poros baling-baling (dan poros antara bila diperlukan) agar disesuaikan dengan

desain propeller.

Diameter dari poros baling-baling (dan poros antara bila diperlukan) sesuai

dengan peraturan BKI.

Tabung poros baling-baling terbuat dari cast steel/black steel pipa dan poros

baling-baling berputar pada putaran cutless bearing dengan pelumasan air laut

dan memenuhi peraturan BKI.

Kopling poros baling-baling dari type kopling flens yang dilengkapi dengan spie

serta baut pengunci.

4. Baling-baling

Baling-baling dari type langkah tetap (fixed propeller) dengan bahan memenuhi

peraturan BKI.

Jumlah daun baling-baling sejauh mungkin agar tidak merupakan kelipatan dari

jumlah silinder mesin induk.

Clearance antara daun baling-baling dan pelat atas di buritan kapal harus cukup.

VII.3.2. Karakteristik mesin induk dan perlengkapan

- Merk : HIMSEN 9H21/32

- Daya kuda continue : 2414 HP

(cont. rating out put)

- Putaran mesin maksimum : 1000 rpm (low speed)

- System pendingin : Air tawar

- Type dan cara kerja (cycle) : Vertical in line 4 (empat) langkah

- System inection bahan bakar : Direct injection

- System start : Electric star

Page 41: Spesifikasi Teknik

- Pemakaian bahan bakar : 218 gr/HP/jam (Maker Standard)

- System pengoperasian : pengendalian jarak jauh (remote

control) dari rumah kemudi.

Alat-alat bantu penting yang terpasang permanen pada tiap mesin induk adalah :

- Pompa minyak pelumas 1 unit

- Pompa pendingin 2 unit

- Alat pendingin minyak pelumas 1 unit

- Alat pendingin air tawar 1 unit

System roda gigi pembalik reduksi adalah hydraulic reversing reduction gear

dengan gear box ratio yang sesuai.

VII.3.3. Alarm untuk mesin induk

Peralatan alarm mesin induk harus dipasang dikamar mesin dan ruang kemudi

antara lain :

- Minyak lumas : Alarm untuk tekanan rendah

- Air tawar pendingin : Alarm untuk temperature tinggi

- Minyak pelumas system

Roda gigi pembalik reduksi : Alarm untuk tekanan rendah.

Dan alarm lainnya sesuai standard pabrik pembuat.

VII.3.4. Sistem pendingin mesin induk

Setiap mesin induk harus dilengkapi :

- Pompa sirkulasi air alut pendingin 1 unit

- Pompa sirkulasi air tawar pendingin 1 unit

- Alat pendingin (cooler) minyak pelumas 1 unit

- Alat pendingin (cooler) air tawar 1 unit

- Perlengkapan lainnya yang perlu sesuai standard pabrik pembuat.

Pipa system pendingin (air tawar dan air laut) harus terbuat dari pipa baja tanpa

kampuh memanjang (seamless pipa) yang galvanisir dan dilengkapi penyambung-

Page 42: Spesifikasi Teknik

penyambung system pipa yang fleksibel dan perlengkapan-perlangkapan standard

dari pabrik pembuat. Harus dilengkapi juga dengan 2 (dua) kerangan air laut rendah

(low sea chest) dan 1 (satu) buah kerangan air laut tinggi sesuai peraturan BKI.

Semua kerangan air laut harus dilengkapi system penyemprotan dengan udara

tekan.

VII.3.5. Sistem bahan bakar

Terdiri dari :

- Pompa listrik pemindah bahan bakar dengan kapasitas yang cukup dan sesuai

dengan peraturan.

- Pompa tangan pemindah bahan bakar dari kapasitas yang memadai 1 unit.

- Tangki harian bahan bakar dari kapasitas yang cukup sesuai standard dan

rekomendasi pabrik pembuat mesin induk sebanyak I unit.

- Perlengkapan lainnya yang perlu sesuai standard pabrik pembuat mesin

induk.

- Pipa-pipa system bahan bakar harus dibuat dari pipa baja hitam, dilengkapi

perlengkapan pipa yang terbuat dari bahan harus sesuai dengan standard

nasional dan peraturan BKI.

Tangki harian bahan bakar dilengkapi dengan pipa-pipa sesuai dengan ketentuan

dan memenuhi persyaratan BKI. Kebutuhan operasional antara lain :

1. Automatic shut-off valve (katup tutup cepat dengan pengendali jarak jauh yang

dapat dioperasikan dari luar kamar mesin.

2. Drip tray (bak penampung) dan pipa pengering (drain pipa) harus terpasang

dibawah tangki harian

3. Pipa udara/hawa

4. Gelas duga dengan pelindung mekanis (protectors) dan katup atas bawah

VII.3.6. Sistem minyak lumas

- Pompa minyak pelumas cadangan digerakkan oleh motor listrik.

Page 43: Spesifikasi Teknik

Pompa tangan untuk priming (terpasang pada mesin).

- Tangki penyimpanan dari minyak lumas dengan kapasitas yang cukup untuk

kedua mesin induk dan mesin bantu sesuai standard pabrik pembuat.

- Perlengkapan lainnya yang perlu dan sesuai standard pabrik pembuat.

VII.3.7. Sistem start mesin induk dan mesin bantu

Mesin-mesin induk dan mesin-mesin bantu dihidupkan dengan electric start.

VII.3.8. Sistem gas buang mesin induk dan mesin bantu.

Pipa-pipa gas buang yang berdiri sendiri-sendiri harus dipasang untuk mesin-mesin

induk dan bantu, tetapi pipa-pipa tersebut harus dipasang melalui peredam suara

yang ditempatkan didalam sebuah cerobong seperti tertera dalam gambar

rencana umum.

Semua pipa-pipa gas buang harus dilengkapi pipa-pipa penghubung yang fleksibel

dan cukup jumlahnya peredam suara, alat-alat penahan bunga api yang efektif,

yang mudah dibersihkan. Pipa tersebut harus terpasang kuat sehingga terhindar

dari fibrasi yang berlebihan dan dibungkus dengan bahan isolasi yang tebalnya

cukup serta dilapisi pelat-pelat tipis pelindung yang digalvanizir.

Pipa-pipa gas buang harus terpasang sedemikian rupa sehingga masuknya air

laut/air hujan ke mesin-mesin dapat dicegah.

VII.3.9. Sistem ventilasi kamar mesin

Agar mesin-mesin induk, mesin-mesin bantu diesel generator set, serta

komponen-komponen instalasi mesin lainnya dikamar mesin dapat berfungsi

dengan baik maka kamar mesin harus dilengkapi dengan system ventilasi mekanis

listrik dengan kapasitas memadai dan dilengkapi talang-talang penyaluran udara

segar dan pengisapan udara panas keluar dari kamar ventilator udara untuk kamar

mesin.

- Jumlah : 2 buah

Page 44: Spesifikasi Teknik

- Tipe : Axial flow dan reversible

- Kapasitas : 300 M3/h x 30 mm

± 3,7 KW x 1500 Rpm

- Tenaga penggerak : Motor listrik

VII.3.10. Diesel generator set

1. Mesin bantu

- Jumlah : 2 (dua) unit

- Daya kuda continues (rating output) : ±100 HP x 1500 Rpm

- Merk : MAN Diesel Engine

- Jenis bahan bakar : HSD

- System start : Electric start

- System pendingin : Air tawar yang didinginkan dengan air

laut.

2. Alternator Listrik

- Kapasitas : 90 KVA, AC 380/220 V, 3 phase 50 Hz,

4 wire

- Merk : Harus disetujui Pemilik

- Tipe : Marine alternator, drip proof, self

ventilated, self exciting, constant

voltage, brushless

- Tegangan : AC 380/220 V, 3 phase 50 Hz 4 wire

3. Generator pelabuhan

- Kapasitas : 10 KVA, AC 380/220 V, 3 phase 50 HZ

- Merk : Harus disetujui Pemilik

4. Generator darurat

- Kapasitas : 10 KVA, AC 380/220 V, 3 phase 50 Hz

Page 45: Spesifikasi Teknik

- Merk : Harus disetujui Pemilik

- Lokasi : Sesuai peraturan

VII.3.11. POMPA-POMPA

Terdiri dari :

- 2 ( satu) buah bilga/ballast

- 1 ( satu) buah pompa dinas umum/pemadam kebakaran

- 1 (satu) buah pompa saniter air tawar + 1 buah pompa tangan

- 1 (satu) buah pompa saniter air laut + 1buah pompa tangan

- 1(satu) buah pompa pemindah bahan bakar +1 buah pompa tangan

- 1 (satu) buah pompa kotoran(sewage pump)

- 2 (dua) unit pompa hidrolik dari kapasitas yang memadai untuk menggerakkan

mesin jangkar dan atau derrick boom

- 1 (satu) buah pompa hidrolik dari kapasitas yang memadai yang digerakkan dengan

motor listrik untuk menggerakkan system kemudi

- 1 (satu) unit oil water separator

VII.3.12. POMPA BILGA/BALLAST

- Jumlah : 2 (dua) buah

- Tipe : Centrifugal , self priming

- Kapasitas & tangki tekan : 30 m³/jam, 25 jam

- Penggerak : Motor listrik

Pompa ini harus dihubungkan dengan dengan got-got kamar mesin dan tangki-tangki

kosong (void space) di haluan dan buritan kapal serta semua tangki ballast. Kedua

pompa ini harus secara silang (cross connection) agar dapt berfungsi sebagia pompa

bilga atau pompa ballast, serta juga denga pompa-pompa dinas umum/ pemadam

kebakaran,agar dapat juga berfungsi sebagai pompa dinas umum/pemadam kebakaran

atau sebaliknya.

Page 46: Spesifikasi Teknik

VII.3.13 POMPA DINAS UMUM/PEMADAM KEBAKARAN

- Jumlah : 1 (satu) buah

- Tipe : Centrifugal,self priming

- Kapasitas & tangki tekan : 30 m³/jam, 25 jam

- Penggerak : Motor listrik

Pompa ini harus dihubungkan secara silang cross ke pompa bilga/ballast, agar dapat

berfungsi sebagai pompa bilga/ballast atau sebaliknya

Pompa ini harus dihubungka ke pipa-pipa utama dan cabang dari system pemadam

kebakaran utama dan hidran-hidran kebakaran yang ditetapkan digeladak utama,

geladak Latih, geladak anjungan dan kamar mesin. Setiap hidran kebakaran harus

dilengkapi selang pemadam kebakaran yang ditempatkan dalam kotak-kotak pemadam

kebakaran (fire box).

VII.3.14. POMPA SANITARY AIR LAUT

- Jumlah : 1(satu) buah

- Tipe : Centrifugal, self priming

- Kapasitas & tangki tekan : ± 3 m³/jam, 20 m

- Penggerak : motor listrik

Pompa ini digunakan untuk mengisi tangki hidrophore air tawar dan dan dipasang pada

kamar mesin dan harus dapat bekerja secara otomatis. Sebuah pompa tangan dengan

kapasitas yang memadai disediakan sebagai pompa cadangan.

VII.3.15 POMPA SANITARY AIR TAWAR

- Jumlah : 1 (satu) buah

- Tipe : Centrifugal, self priming

- Kapasitas & tangki tekan : ± 3 m³/jam, 20 m

- Penggerak : Motor listrik

Page 47: Spesifikasi Teknik

Pompa ini digunakan untuk mengisi tangki hidrophore air tawar dan dipasang di kamar

mesin dan harus dapat bekerja secara otomatis. Sebuah pompa tangan dengan

kapasitas memadai disediakan sebagai pompa cadangan.

VII.3.16. POMPA PEMINDAH BAHAN BAKAR

- Jumlah : 1 (satu) buah

- Tipe : Centrifugal, self priming

- Kapasitas & tangki tekan : ± 2 m³/jam, 20 m

- Penggerak : Motor listrik

Pompa pemindahan bahan bakar tersebut dilengkapi dengan pompa cadangan berupa

pompa tangan dengan kapasitas yang memadai.

VII.3.17. POMPA-POMPA HIDRAULIK/DERRICK BOOM

Pompa hidrolik untuk mesin jangkar dan derrick boom :

- Jumlah : 2 ( buah) buah

- Tipe : Plunger

- Kapasitas & tangki tekan : Dari kapasitas yang memadai dan harus disetujui

Pemesan

- Penggerak : Motor listrik

Pompa hidrolik ini digunakan untuk menggerakkan mesin jangkar haluan dan derrick

boom di cargo hold harus dilengkapi system pipa, perlengkapan dan fitting-fittingnya

sesuai dengan standard pabrik pembuat dan sesuai persyaratan kelas, sehiingga secara

operasional dapat berfungsi dengan baik.

VII.3.18. POMPA HIDROLIK MESIN KEMUDI

- Jumlah : 1(satu) buah- Tipe : plunger- Kapasitas & tangki tekan :- Penggerak :

Page 48: Spesifikasi Teknik

Harus dilengkapi dengan system pipa, perlengkapan dan fitting-fittingnya sesuai

dengan standard pabrik pembuat dan sesuai dengan persyaratan, sehingga secara

operasional dapat berfungsi dengan baik.

System kemudi dilengkapi dengan kemudi darurat (lengkap dengan tangki minyak

hidrolik).

VII.3.19. POMPA KOTORAN (SEWAGE PUMP)

- Jumlah : 1(satu) buah

- Tipe : Centrifugal, self priming

- Kapasitas & tangki tekan : ± 1 m³/jam, 20 m

- Penggerak : Motor listrik

Pompa ini dihubungkan ketangki kotoran dengan system pipa, perlengkapan dan

fitting-fittingnya, untuk memompa kotoran keluar ke reception facilities di darat/

pelabuhan.

VIII. SISTEM PIPA

VIII.1. Umum

System instalasi pipa, perlengkapannya dan ukuran serta pemasangannya harus sesuai

persyaratan klas.

Konstruksi dan pemasangan pipa harus baik, kuat dan tadak bergetar.

Sambungan pipa dilakukan dengan memakai flens. Semua pipa-pipa yang menembus

sekat dan deck harus dipasang doubling plate. Pipa air laut yang melalui tangki yang

isinya berlainan harus sesuai peraturan klas dan kedap air laut dan air tawar dibuat dari

pipa galvanis, pipa-pipa untuk bahan bakar, minyak lumas dan hidrolik dari pipa-pipa

baja hitam, semua pipa-pipa harus diberi tanda arah aliran dan warna yang sesuai

dengan penggunaannya (air laut-hijau, air tawar/minum-biru, air bilga-hitam, bahan

bakar-merah, minyak lumas-kuning).

Page 49: Spesifikasi Teknik

Kapasitas pompa-pompa bilga dan pemadam kebakaran (G3 pump) harus memenuhi

peraturan BKI.

Instalasi pipa terdiri dari :

- System pipa bilga/ballas

- System pipa pemadam kebakaran

- System pipa sanitary air laut

- System pipa air tawar

- System pipa kotoran

- System pipa-pipa duga, isi dan hawa.

- System pipa pengeringan

- System pipa bahan bakar

- System pipa pendingin air laut

- System pipa supply pendingin air tawar

- System pipa transfer bahan bakar

- System pipa gas buang mesin induk dan bantu

- System pipa ventilasi

- System pipa hidrolik

- System pipa oil water separator

VIII.2. Instalasi pipa bilga

Instalasi pipa bilga terdiri dari pipa induk dan pipa cabang dengan garis tengah pipa

memenuhi persyaratan BKI.

Pipa-pipa cabang dihubungkan dengan pipa induk dengan peralatan kotak pembagi,

dimana tiap-tiap pipa cabang pada kotak pembagi tersebut dilengkapi dengan katup dari

jenis “ Screw down non return valve”.

Kotak pembagi tersebut dihubungkan dengan pompa bilga oleh pipa induk dan pipa

pembuangan dan pompa bilga tersebut dihubungkan keluar laut.

Pipa pembuangan tersebut dilengkapi dengan sebuah katup dari jenis “Screw down non

return valve”.

Page 50: Spesifikasi Teknik

Got bilga dikamar mesin harus dilengkapi satu pipa hisap langsung ke pompa bilga.

Pipa-pipa cabang tersebut diatas menghubungkan ruangan-ruangan yang perlu

dikeringkan dengan kotak pembagi.

Pipa-pipa dan katup-katup sesuai peraturan klas.

VIII.3. Instalasi pipa ballas

System instalasi pipa ballas tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga pompa ballas

dapat mengisi dan mengeringkan tangki ballas melali pipa yang sama.

Pompa bilga harus dapat berfungsi sebagai pompa ballas dan atau pompa pemadam

kebakaran.

Pompa ballas harus dihubungkan secara silang (cross connection) dengan pendingin air

laut mesin-mesin induk, sehinggan dapat berfungsi sebagai pompa pendingin cadangan

air laut (dalm keadaan darurat).

Pipa-pipa dan katup-katup sesuai peraturan klas.

VIII.4. Sistem pipa pemadam kebakaran

Pipa-pipa utama dan pipa-pipa cabang dan hidran untuk pemadam kebakaran serta

pencuci geladak dipasang sepanjang pinggiran geladak utama, geladak penumpang,

geladak navigasi dan kamar mesin pipa tersebut dihubungkan ke pompa-pompa dinas

umum/pemadam kebakaran.

Hidran, selang kebakaran dan nozel penyemprot (disimpan dalam fire box) yang terletak

antara lain :

- 1 (satu) buah dikamar mesin

- 2 (dua) buah digeladak utama

- 2 (dua) buah digeladak awak kapal

- 1 (satu) buah digeladak anjungan

Hidran-hidran dan kopling-kopling penghubung ke selang-selang kebakaran dipasang

ditiap sisi kapal.

Pipa-pipa dan katup-katup sesuai peraturan klas.

Page 51: Spesifikasi Teknik

VIII.5. Instalasi pipa air laut

System instalasi pipa air laut tersebut menghubungkan pipa cross over (pipa yang

menghubungkan dua buah sea chest) dengan pompa saniter air laut.

Pompa saniter air laut tersebut kemudian dihubungkan dengan tangki hidophore air laut

dan didistribusikan ke tempat-tempat yang memerlukan.

Pompa saniter air laut ini dilengkapi dengan pompa tangan sebagai pompa saniter air

laut darurat.

VIII.6. Instalasi pipa air tawar

System instalasi pipa-pipa air tawar tersebut menghubungkan tangki-tangki air tawar ke

pompa saniter air tawar. Pompa saniter air tawar tersebut dihubungkan dengan tangki

hidrophore air tawar dan kemudian dihubungkan ke tempat-tempat yamg memerlukan

air tawar. Pompa saniter air tawar ini dilengkapi dengan pompa listrik sebagai pompa

saniter air tawar darurat.

VIII.7. Pipa kotoran

System instalasi pipa-pipa kotoran dan urinoir pembuangannya disalurkan kedalam

tangki kotoran (sewage tank), sedangkan pembuangan dari kamar mandi disalurkan

melalui kulit lambung.

Tangki kotoran diatas tersebut dilengkapi dengan pipa limpah (overflow) pada kulit

lambung kapal.

Pipa-pipa pembuangan tersebut diatas pada kulit lambung dilengkapi dengan scupper

valve sesuai dengan persyaratan.

Tangki kotoran (sewage tank) tersebut harus dilengkapi dengan :

- Pompa kotoran

- Pipa flushing/pembersih

- Pipa udara.

Pipa-pipa dan katup-katup sesuai persyaratan klas.

Page 52: Spesifikasi Teknik

VIII.8. Pipa-pipa hawa dan pipa-pipa isi

Semua tangki-tangki, ruang kosong, ruang kemudi, dan gudang harus dilengkapi pipa-

pipa hawa yang berakhir diatas geladak, terbuka dan dilengkapi dengan alat-alat

penutup yang memadai serta tinggi pipa diatas geladak lambung timbul harus sesuai

dengan peraturan lambung dalam negeri.

Pipa-pipa hawa untuk tangki-tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan alat-alat

penahan bunga api.

Pipa isi untuk tangki-tangki bahan bakar harus diperpanjang sampai dengan dasar

tangki.

Pipa hawa dan isi untuk tangki-tangki air tawar, tangki ballas, ruang kosong, ruang

kemudi, gudang terbuat dari baja. Pipa hawa dan pipa isi untuk tangki bahan bakar dari

pipa baja hitam.

VIII.9. Pipa duga

Semua tangki-tangki, harus dilengkapi dengan pipa duga dan berakhir rata diatas

geladak terbuka. Proop dari pipa duga harus dipasang yang standard. Dibawah tiap pipa

duga harus dipasang plat rangkap (Striking plate). Pipa-pipa duga harus dibuat sesuai

persyaratan klas.

VIII.10. Pipa pembuangan (drainage pipe)

Pipa-pipa pembuangan serta scupper pipa dipasang pada tiap-tiap geladak, tempat-

tempat tertutup, gudang-gudang dan lain-lain disalurkan keluar kapal melalui pipa

drainage. Saluran air untuk deck diatas ruang kemudi dan deck anjungan dilewatkan

pipa untuk dibuang kedeck bawahnya.

VIII.11. Sistem pipa udara tekan

Kamar mesin dilengkapi dengan 1 (satu) unit kompresor utama untuk kebutuhan kerja

yang digerakkan oleh motor listrik dengan kapasitas cukup. Udara yang dihasilkan

dipakai untuk membersihkan sea chest. Pipa-pipa, katup-katup serta peralatan lainnya

Page 53: Spesifikasi Teknik

terbuat dari bahan pipa sesuai peraturan klasifiksi, harus tahan terhadap tekanan

udara dari botol angin dan tahan terhadap korosi air laut.

VIII.12. Instalasi pipa hydraulic

Pompa-pompa hydraulic dan instalasinya ini dirancang untuk kebutuhan operasional

kapal dan sesuai dengan peraturan BKI. Pompa-pompa hydraulic tersebut digerakkan

oleh motor-motor listrik dari jenis pemakaian dikapal dan terletak diruang store

haluan kapal berikut hydraulic (bersama power pack-nya) winch untuk menggerakkan

mesin jangkar dan derrick boom terletak diatas geladak dihaluan kapal.

Instalasi pipa hydraulic ini dilengkapi dengan : pipa tekanan tinggi, tangk expansi,

katup-katup, katup-katup pengaman dan perlengkapan lain sesuai standard pabrik

pembuat. Pemasangan seluruh instalasi pipa hydraulic juga harus sesuai petunjuk

pabrik pembuat.

VIII.13. Sistem kemudi

Kapal harus dilengkapi dengan system kemudi yang digerakkan dengan system electric

hydraulic (electro hydraulic steering).

System kemudi harus dirancang sedemikian rupa sehingga pada waktu daun kemudi

sepenuhnya berada dalam air tenang dan kapal bergerak dengan kecepatan penuh,

daun kemudi dapat digerakkan dari posisi 350 kekiri ke posisi 350 kanan. Tanpa

mengurangi efesiensi kemudi pada putaran rendah, kemudi harus berfungsi dengan

baik. Selain system kemudi utama yang digerakkan dari rumah kemudi kapal harus

dilengkapi dengan system kemudi darurat yang memenuhi peraturan BKI.

VIII.14. Suku cadang

Suku cadang harus disediakan oleh kontraktor sesuai peraturan BKI antara lain :

- Mesin induk

- Mesin bantu

- Pompa-pompa

- Hydraulic system

Page 54: Spesifikasi Teknik

IX. INSTALASI LISTRIK

IX.1. Ketentuan umum

Semua peralatan/komponen yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat keamanan

dan keselamatan diatas kapal dan memenuhi peraturan BKI. Peralatan/komponen listrik

yang dipakai tersebut harus mudah dalam pengoperasian, pemeliharaan dan

perbaikannya, serta suku cadangnya tersedia cukup dipasaran.

Distribusi system tenaga listrik dikelompokkan dalam system jaringan tenaga/daya utama

dan darurat, jaringan penerangan listrik utama dan darurat, jaringan lampu navigasi

utama dan darurat.

Setelah pemasangan selesai, semua jaringan listrik dicoba untuk menguji kebenaran

instalasinya.

Sumber tenaga listrik untuk kapal ini terdiri dari 2 (dua) buah generator utama dan 1

(satu) buah generator pelabuhan (bantu) dan generator darurat sesuai ketentuan.

IX.2. Generator listrik

Merk : Harus yang ada dalam maker list dan disetujui Pemilik

Type : Marine generator, drip proof, self ventilated, self exciting,

constant voltage, brushless.

Kapasitas : 2 x 80 KVA

Tegangan : AC 380 V/220 V, 3 phase, 4 wire

Frekwensi : 50 Hz

Rating : Continous

IX.3. Generator pelabuhan

Merk : Harus yang ada dalam maker list dan setujui Pemilik

Type : Marine generator, digerakkan oleh diesel sendiri

Kapasitas : 15 KVA

Tegangan : AC 380 V/220 V, 3 phase, 4 wire

Frekwensi: 50 Hz

Page 55: Spesifikasi Teknik

IX.4. Batteries (store batteries)

2 (dua) set battery jenis pemakaian dikapal/laut, dengan system tegangan DC 24 Volt dan

kapasitas masing-masing 200 AH yang dapat secara otomatis berfungsi sebagai jaringan

listrik utama dan generator darurat tidak berfungsi. Untuk pengisian battery, disediakan

unit pengisian battery (battery charger) dengan kapasitas yang sesuai dan dilengkapi

dengan instrument pengukur, lampu-lampu indicator dan peralatan pengaman lainnya.

IX.5. Sistem distribusi tenaga listrik

System distribusi/jaringan listrik dikapal harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

1. Arus bolak-balik (AC)

- 380 Volt, 3 phase, 50 Hz untuk jaringan daya (untuk supply daya ke motor-

motor listrik)

- 220 Volt, 1 phase, 50 Hz untuk jaringan lampu penerangan dan

perlengkapan/peralatan listrik lainnya.

2. Arus searah (DC)

Tegangan 24 Volt, untuk jarungan daya darurat (lampu penerangan, lampu navigasi,

komunikasi dan peralatan lainnya).

IX.6. Motor listrik dan starter

IX.6.1. Motor listrik

Motor listrik yang dipakai harus dari jenis pemakaian dikapal/laut dan memenuhi

peraturan BKI.

Semua motor listrik adalah 3 phase, 380 Volt, 50 Hz.

Pemakaian daya motor listrik adalah sebagai berikut :

a. Electromotor penggerak pompa

1. Pompa bilga/ballast

2. Pompa dinas umum/pemadam kebakaran

3. Pompa pemindah bahan bakar

4. Pompa saniter air laut (hydrophore)

5. Pompa saniter air tawar (hydrophore)

Page 56: Spesifikasi Teknik

6. Pompa kotoran (sewage pump)

7. Pompa hydraulic mesin jangkar/derrick boom

8. Pompa hydraulic mesin kemudi.

b. Kipas ventilasi (ventilating fan) dan air condition

1. Kipas angin (reversible type ventilating fan) kamar mesin no. 1

2. Kipas angin pasangannya (reversible type ventilating fan) kamar mesin no.2

3. Kipas angin (reversible type ventilating fan) ruang penumpang klas ekonomi no.1

4. Kipas angin (reversible type ventilating fan) ruang penumpang klas ekonomi no.2

5. Kipas angin (reversible type ventilating fan) ruang penumpang klas ekonomi no.3

6. Exhaust fan ruang Ruang kamar mandi/WC

7. Air condition (AC) split untuk ruang kemudi.

c. Kulkas (freezer)

Stater motor harus memenuhi peraturan klas BKI. Spesifikasi lampu indicator :

-Stop : Lampu merah

-Standby : Lampu putih (amber)

-Running : Lampu hijau

IX.7. Panel hubung

System distribusi tenaga listrik disalurkan melalui panel-panel penghubung yang

dilengkapi dengan alat-alat ukur, lampu-lampu indicator dan peralatan pengaman

lainnya.

Semua komponen/peralatan yang dipakai pada panelhubung harus dari jenis pemakaian

dikapal/laut (marine use type) dan mudah dalam pengoperasian, pemeliharaan dan

pemakaiannya.

Semua alat pengaman (pemutus arus / daya) yang digunakan dari jenis dan kapasitas

yang sesuai.

Page 57: Spesifikasi Teknik

IX.8. Lampu penerangan dan lampu navigasi

Jenis dan pemasangan/penempatan lampu-lampu navigasi harus sesuai dengan

peraturan Calreg `72 antara lain :

a. Untuk lampu-lampu penerangan utama dipakai lampu pijar dan lampu pendar dengan

system tegangan 220 Volt/AC

b. Untuk penerangan lampu darurat 24 Volt/DC dipasang dirumah kemudi, meja peta,

meja radio, gang-gang, tangga-tangga, kamar mesin dan lain-lain lokasi yang dianggap

penting.

c. Lampu-lampu penerangan untuk gudang harus dari jenis kedap ledak.

d. Lampu-lampu penerangan untuk kamar mesin, kamar mandi/WC, dapur,

geladak/ruang penumpang dan ruangan-ruangan terbuka harus dari jenis kadap air

(watertight).

e. Lampu navigasi, lampu jangkar dan lampu NUC disupply dengan tegangan 220 Volt/AC

dan untuk lampu darurat disupply dengan system tegangan 24 Volt/DC.

IX.8.1. Lampu penerangan

Lampu-lampu penerangan harus ditempatkan dilokasi-lokasi atau ruangan-ruangan

yang memerlukan penerangan termasuk lampu darurat antara lain sebagai berikut :

1. Geladak anjungan

- Rumah kemudi

- Kamar nakhoda

- Kamar KKM

- Mess

- Lampu gang tengah

- Lampu gang samping kiri kanan

- Lampu tangga

- KM/WC

2. Geladak Awak Kapal

- Ruang Awak Kapal

- KM/WC Awak Kapal

Page 58: Spesifikasi Teknik

- Lampu tangga

- Mess

- Urinoir

- Mushola

3. Geladak utama

- Lampu gudang

- Kamar-kamar

- Lampu dapur

- Ruang kemudi

- Ruang perbekalan

- Ruang makan

- KM/WC

- Lampu tangga

- Lampu penerangan bongkar muat (flood light) 1 buah.

4. Kamar mesin dan kamar mesin kemudi

- Kamar mesin

- Kamar mesin kemudi

IX.8.2. Lampu navigasi

Kapal harus dilengkapi peralatan – peralatan lampu navigasi sesuai peraturan

pencegahan tabrakan di laut (Colreg `72) antara lain :

- Lampu tiang (mast head)

- Lampu morse/signal

- Lampu lambung kiri (port side light)

- lampu lambung kanan (starboard side light)

- lampu buritan (stern light) dan lampu haluan

- lampu NUC

- lampu malam (Search light)

Page 59: Spesifikasi Teknik

IX.9. Kabel listrik dan peralatan listrik

Kabel listrik dan pemasangan serta perlengkapan listrik lainnya harus dari jenis

pemakaian dikapal/laut (marine use type) dan memenuhi persyaratan BKI.

Gambar-gambar instalasi listrik harus mendapatkan persetujuan Pemilik dan BKI.

Untuk keperluan radio, public addressor dan radar disediakan alat pengubah arus

(rectifier) dengan kapasitas yang cukup dan dilengkapi dengan instrument pengukur,

lampu-lampu indicator dan peralatan pengamannya.

IX.10. Suku cadang instalasi listrik

Suku cadang harus disediakan untuk instalasi listrik bagian-bagian dibawah ini antara

lain :

- lampu navigasi (bohlam)

- perkakas

X. INVENTARIS

A. Inventaris deck

- Kotak kesehatan (P3K)

- Perlengkapan makan minum untuk ABK/penumpang

- Alat kerja serang 1 (satu) set.

- Kuas roll dan kuas biasa

- Sikat kawat gergaji

- Gergaji

- Pahat

- Kikir

- Bor

Page 60: Spesifikasi Teknik

B. Inventaris mesin

- Meja kerja lengkap dengan : cetak, gerenda mesin dan tangan, alat bor 1 (satu) set,

martil, kikir, gergaji besi, schuffmaat, micrometer, roll meter, pahat.

- 1 (satu) set perkakas dan kunci-kunci untuk perawatan dan perbaikan normal dari

seluruh instalasi mesin dan instalasi listrik.

- Kunci/spanner untuk bongkar pasang baling-baling

- Kotak kesehatan (P3K)

XI.SUKU CADANG dan PERKAKAS

1. Untuk keperluan mesin induk, mesin bantu dan perlengkapan tertentu harus disediakan

suku cadang dan perkakas sesuai dengan peraturan BKI.

2. Daftar suku cadang dan perkakas harus mendapat persetujuan BKI.

3. Suku cadang dan peralatan yang diperlukan selama masa pemeliharaan/garansi (365 hari

terhitung sejak kapal diserah terimakan) harus disediakan oleh kontraktor dan harus

dapat didatangkan ke lokasi pangkalan kapal secepat mungkin.