4. spesifikasi teknik pek.beton

44
SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN BETON 1.1. Umum a. Lingkup Pekerjaan Rekanan harus menyediakan semua bahan untuk pekerjaan beton dan harus membuat bekisting, mengaduk beton, mengecor beton, memelihara, memperbaiki, menyelesaikan dan mengerjakan semua pekerjaan tambahan dari seluruh pekerjaan beton. Pekerjaan yang disyaratkan dlam sesi ini harus mencakup seluruh struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar, dan sebagimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering. b. Stadar Pekerjaan Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus, harus memenuhi standar yang umum dipakai di Indonesia. Jika persyarata tersbeut diatas tidak dapat dipenuhi, maka konstruksi harus disesuaikan dengan standard yang disetujui oleh direksi pengawas. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Rekanan dengan mengambil benda-benda uji berupa kubus beton, silinder beton yang pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Pengawas dan diperiksa di laboratorium konstruksi yang

Upload: darwis-dewe

Post on 04-Jan-2016

374 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

spesifikasi teknik pekerjaan beton jalan...

TRANSCRIPT

Page 1: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

SPESIFIKASI TEKNIK

PEKERJAAN BETON

1.1. Umum

a. Lingkup PekerjaanRekanan harus menyediakan semua bahan untuk pekerjaan beton dan harus membuat bekisting, mengaduk beton, mengecor beton, memelihara, memperbaiki, menyelesaikan dan mengerjakan semua pekerjaan tambahan dari seluruh pekerjaan beton.

Pekerjaan yang disyaratkan dlam sesi ini harus mencakup seluruh struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar, dan sebagimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.

b. Stadar PekerjaanSemua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus, harus memenuhi standar yang umum dipakai di Indonesia. Jika persyarata tersbeut diatas tidak dapat dipenuhi, maka konstruksi harus disesuaikan dengan standard yang disetujui oleh direksi pengawas.Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Rekanan dengan mengambil benda-benda uji berupa kubus beton, silinder beton yang pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Pengawas dan diperiksa di laboratorium konstruksi yang disetujui oleh Direksi Pengawas. Jumlah yang diuji sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971

Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesi lain yang berhubungan dengan spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Beton yang digunakan haruslah mutu beton berikut ini :

K 600 : Digunakan untuk tiang pancang beton pratekan bulatK 500 : Digunakan untuk beton pratekan pada gelagar jembatan dan

Page 2: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

tiang pancang beton pratekan persegi.K 400 : Digunakan untuk beton pratekan pada balok berongga

(hollow beam) dan tiang pancang pracetak beton bertulang.K 350 : Digunakan untuk diafragma, lantai jembatan, gelagar beton

bertulang seperti yang ditunjukkan dalam gambar.K 300 : Digunakan untuk gorong-gorong pipa beton bertulang dan

kerb beton pracetak.K 250 : Digunakan untuk struktur beton bertulang seperti gorong-

gorong persegi pelat, struktur bangunan bawah.K 175 : Digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti

trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu.

Beton Siklop K 175 : Sebagai pengisi Pondasi Sumuran.K 125 : Digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali dengan

beton.

Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam bentuk kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam spesifikasi ini yang harus dipakai.

1.2. Penerbitan Detil PelaksanaanDetil pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan rancangan awal telah selesai dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.

1.3. Jaminan MutuMutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang diisyaratkan dalam standar Rujukan dibawah ini.

1.4.

Toleransi

a. Toleransi Dimensi : Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. Panjang keseluruhan lebih dari 6 m. Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara

kepala jembatan

+5 mm+15 mm -0 dan +10 mm

b. Toleransi Bentuk :

Page 3: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

Persegi (selisih dalam panjang diagonal) Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis

yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3m – 6 m Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m

10 mm12 mm

15 mm20 mm

c. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) : Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana Kedudukan permukaan horizontal dari rencana Kedudukan permukaan vertical dari renana

±10 mm±10 mm±10 mm

d. Toleransi Alinyemen Vertikal : Penyimpangan Ketegakan Kolom dan dinding ±10 mm

e. Toleransi Ketinggian (Elevasi) Puncak lantai kerja dibawah pondasi Puncak lantai kerja dibawah pelat injak Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang

±10 mm±10 mm±10 mm

f. Toleransi Alinyemen Horisontal : 100 mm dalam 4 m panjang mendatarg. Toleransi untuk Penutup/selimut Beton Tulangan :

Selimut beton sampai 3 cm Selimut beton 3 cm – 5 cm Selimut beton 5 cm – 10 cm

0 dan +5 mm-0 dan +10 mm±10 mm

1.5. Standar RujukanStandar Industri Indonesia (SII) :SII-13-1977 : Semen Portland.

Standar Nasional Indonesia (SNI) :PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2.SK SNI M-02-1994-03 : Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat yang

Lolos Saringan No. 200 (0,075 mm).SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk

Campuran Mortar dan Beton.SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.Pd M-16-1996-03 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di

Lapangan.SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat

Page 4: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

Halus dan Kasar.SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los

Angeles.SNI 03-3407-1994 : Metode Pengujian sifat Kekekalan Bentuk Agregat

terhadap Larutan Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat.SK SNI M-01-1994-03 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir

Mudah Pecah dalam Agregat.SNI 03-2493-1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda uji Beton di

Laboratorium.SNI 03-2458-1991 : Metode Pengambilan Contoh untuk Campuran Beton

Segar.

1.6. Pengajuan Kesiapan KerjaKontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini. Kontraktor harus mengirimkan rancangan cmpuran untuk masing-masing mutu beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.

Kontraktor harus segera mennyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh peng-ujian pengendalian mutu yang disayaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.

Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi png-ujian kuat tekan beton yang berumur 3hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.

Kontraktor harus mengirim gambar detil untuk seluuruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton, seperti yang disyaratkan dibawah.

1.7. Penyimpanan dan Perlindungan BahanUntuk penyimpanan semen, kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah disekitarnya dan ditutup dengan lembar plastic. Sepanjang waktu, tumpukkan

Page 5: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

kantung semen harus ditutup dengan lembar plastic.

1.8. Kondisi Tempat KerjaKotraktor harus menjaga temperature semua bahan, terutama agregat kasar, dengan temperature pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu dibawah 300C sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bilamana :a. Tingkat penguapan melampaui 1,0 Kg/m2/jamb. Lengas nisbi dari udara kurang dari 40%.c. Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara penuh

debu atau tercemar.

1.9. Perbaikan atas Pekerjaan Beton yang Tidak Memenuhi KetentuanPerbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan dan harus mengikuti petunjuk yang diprintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi :

a. Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekrjaan yang belum dikerjakan.

b. Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal;c. Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjan

yang dipandang tidak memenuhi ketentuan;

Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta kontraktor melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian tambahan tersebut haruslah enjadi tanggung jawab Kontraktor. Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser haruslah sesuai dengan ketentuan dari Spsifikasi ini.

1.10. Bahan1.10.1. Semen

Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen Portland yang memenuhi standar dalam spesifikasi ini. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.

Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen pertland

Page 6: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

yang dapat digunakan didalam proyek.Penyimpanan dan Pengangkutan Bahan Portland Cement

Dalam pengangkutan, PC harus terlindung dari hujan, dan harus diterimakan dalam zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat. PC harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Zak-zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tinggi melampaui 2 meter, dan tiap pengiriman baru dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemekaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

Setiap semen rusak karena iar atau tidak memenuhi syarat dan pembungkus-pembungkus semen yang rusak akan ditolak dan harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Semen yang telah disimpan lebih dari 1 bulan dalam musim hujan atau semen yang telah disimpan selama 3 bulanlebih waktu musim kering atau tidak boleh dipakai.

AggregatAggregat harus disimpan ditempat yang bersih, keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain, dan terkotori.

1.10.2. AirAir yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organic. Air akan diuji sesuai dengan ; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI diatas. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana tibul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti diatas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandigan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang usulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90% kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.

1.10.3. Ketentuan Gradasi AgregatGradasi agregat kasar dan halus memenuhi ketentuan yang diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.

Page 7: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

Direksi dapat meminta rekanan untuk mengirim contoh koral, pasir dan PC yang akan digunakan untuk dikirimkan oleh Rekanan ke laboratorium yang telah disetujui oleh Pengawas, atas biaya rekanan. Berdsarkan analisa hasil test contoh tersebut Direksi Pengawas berhak menolak bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan.

Agregat kasar halus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton harus di cor.

Tabel 1.1.2.(1) Ketentuan Gradasi Agregat

Ukuran Ayakan Persen Berat yang Lolos Untuk AgregatASTM (mm) Halus Kasar

2”1 ½”1”¾”½”

3/8”No.4No.8

No.16No.50

No.100

50,838,125,419

12,79,5

4,752,361,18

0,3000,150

-----

10095-100

-45-8010-302-10

10095-100

-35-70

-10-30

0-5----

-100

95-100-

25-60-

0-100-5

---

--

10090-100

-20-550-100-5

---

---

10090-10040-700-150-5

---

1.10.4. Sifat-Sifat AgregatAgregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai. Agregat harus bebas dari bahan Organik seperti yang ditunjukkan oleh Pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memnuhi sfiat-sifat lainnya yang diberkan dalam tabel 1.1.2.(2).

Tabel 1.1.2.(2)

Sifat-Sifat (mm)

Batas Maksimum yang di Ijinkan untuk Agregat

Halus KasarKeausan Agregat dengan Mesin Los Angeles pada 500 puataran

SNI 03-2417-1991 - 40 %

Kekekalan Bentuk batu terhadap SNI 03-3407-1994 10 % 12 %

Page 8: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat setelah 5 siklusGumpalan Lempung dan Partikel yang Mudah Pecah

SK SNI M-01-1994-03 0,5 % 0,25 %

Bahan yang lolos ayakan no.200 SK SNI M-02-1994-03 3 % 1 %

1.10.5. Batu Untuk Beton SiklopBAtu untuk beton siklop harus terdiri dari batu yang disetujui mutunya, keras dan awet dan bebas dari cetak dan rongga serta tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatannya dengan beton.

1.11. Pencampuran dan Penakaran1.11.1. Rancangan Campuran

Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan metode yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan batas-batas yang diberikan dalam tabel 1.1.3.1.(1).a. Umum

Adukan beton terdiri dari bahan semen, bahan pembentuk (admixture), pasir, koral dan air. Kwalitas bahan tersebut harus memenuhi syarat yang ditentukan. Perbandingan campuran yang tepat untuk jenis pekerjaan beton yang berlainan harus ditentukan oleh Rekanan berdasarkan hasil percobaan kubus beton, diperlihatkan kepada Direksi Pengawas untuk di minta persetujuannya dan bila disetujui oleh Direksi Pengawas dapat dipakai untuk pekerjaan yang dimaksud. Secara umum, adukan beton harus direncanakan untuk menghasilkan betonnyang sedemikian rupa, sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan penyusutan minimum. Jika perlu, perbandingan adukan dapat dirubah sesuai dengan pendapat Direksi Pengawas.Didalam membuat campuran beton, jumlah semen dan agregat akan diukur menurut berat, kecuali dalam beberapa hal khusus dengan persetujuan Direksi Pengawas, pengukuran material dengan volume akan dipakai untuk bangunan-banguan struktur kecil. Semua volume dan berat aggregat, semen, dan air harus ditakar dengan seksama. Bilamana proporsi-proporsi yang disyaratkan tidak dilaksanakan Rekanan, maka konstruksi beton yang sudah dicor akan diperintahkan untuk disingkirkan.

b. Perbandingan Air dan Semen (PC) dan Kekuatan TekanKekuatan tekan minimum dan banyaknya PC yang terdapat dalam beton tidak boleh kurang dari daftar yang tertera pada tabel kebutuhan PC. Perbandingan

Page 9: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

maksimum Air dan semen (PC) adalah 55 liter air per 100 kg semen.

c. Mutu Bahan Portland Cement (PC)

Semua merk PC yang digunakan harus portland cement merk standart, yang telah disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan Portland Cement Khas (I-2475 PBI-1971 NI-2). Seluruh pekerjaan harus menggunakan satu merek PC. PC harus disimpan dengan secara baik, dihindarkan dari kelembaban samapi tiba saatnya untuk dipakai. PC yang telah menggumpal atau emmbantu tidak boleh digunakan. PC harus disimpan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.

Koral dan Pasir (Aggregat)Koral dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk dan jumlah, yang cukup banyak, yang akan memperoleh kekuatan beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari baja tulangan. Koral harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada pasal 3 PBI-1971-NI-2.

AirAir yang dipakai untuk pekerjaan pembetonan, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam,bahan-bahan organis atau bahan-bahan lainnya yang merusak beton/baja tulangan dan tidak mempengaruhi daya lekat semen. Akan lebih baik jika dipakai air yang dapat diminum, air yang dipakai terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.

Bahan Pembantu (Admixture)Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengiktan dan pengerasan ataupun untuk maksud-maksud lain, dapat dipakai bahan-bahan pembantu. Biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh rekanan.Bahan pembantu yang digunakan dpat berupa sejenis asam “hydroxylated carboncylix” atau sejenis “Lignin-sulfonate” tetapi tidak boleh mengandung calcium chloride. Bahan pembantu yang digunakan harus berkwalitas baik dan disetujui oleh Direksi Pengawas dan openggunaannya harus sesuai dengan BAHAN PEMBANTU ( Pasal 3 PBI-1971-NI-2 ).

Jumalh penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau tidaknya penggunaan bahan pembantu dan cara pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabriknya.

Page 10: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

Jika memang dianggap perlu untuk mencapai kekuatan yang dikehendaki. Direksi pengawas berhak memerintahkan untuk menambahkan jumlah PC yang melebihi daftar PC pada setiap pekerjaan beton. Penambahan semen jika diperintahkan harus disediakan oleh rekanan tanpa tambahan biaya.

1.11.2. Campuran PercobaanKontraktor harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan.

Campuran percoabaan tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan sifat-sifat campuran yang disyaratkan dibawah ini :

Mutu BetonUkuran Agregat

Maks. (mm)Rasio Air/Semen Maks.

(terhadap berat)

Kadar Semen min. (Kg/m3 dari

campuran)K600 - - -K500 - 0,375 450

K400372519

0,450,450.45

356370400

K350372519

0,450,450,45

315335365

K300372519

0,450,450,45

300320350

K250372519

0,500,500,50

290310340

K175 - 0,57 300K125 - 0,60 250

a. Test LaboratoriumPengujian tekanan dilakukan sesuai dengan syarat dan prosedur PBI 1971 NI, dan seluruh biaya pengiriman dan pengujian contoh beton, menjadi tanggung jawab Rekanan.Pengujian/test beton ini dilakukan dalam dua tahap :

Page 11: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

Sebelum pekerjaan beton dimulai Pada waktu pekerjaan beton itu dilaksanakan

1. Sebelum pekerjaan beton dimulai, Rekanan harus membuat kubus-kubus beton dengan ukuran 15x15x15 cm sebanyak 12 buah dengan 2 (dua) macam perbandingan campuaran/adukan. Jadi terdapat 6 (enam) buah kubus yang terbuat dari perbandingan material yang sama.Setelah berumur 7 (tujuh) hari, 3 (tiga) buah dari masing-masing jenis yang sama perbandingan campuran diperiksa di laboratorium. Pada umur 28 hari kubus-kubus sisanya diperiksa dilaboratorium. Hasil pemeriksaan di laboratorium minimum harus sama dengan harga karakteristik beton sebagimana yang tercantum dibawah ini :

Mutu Beton :

K175-7hari = 120 Kg/cm2

28 hari = 175 Kg/cm2

K225-7hari = 150 Kg/cm2

28 hari = 225 Kg/cm2

Rekanan harus membuat laporan tertulis mengenai hasil-hasil test kubus ini dilengkapi dengan perbandingan-perbandingan bahan yang dipergunakan berdasrkan data-data dari laboratorium kepada Direksi Pengawas.

2. Pada Waktu PelaksanaanDilakukan 2 (dua) macam pengetesan, yaitu test kubus dan test Slump.

Test KubusTiap-tiap 3 (tiga) m3 beton harus dibuat 1 (satu) kubus beton dengan ukuran 15x15x15cm yang diberi tanggal pengecoran, dan diletakkan disebelah dari bangunan pekerjaan, dengan catatan minimal 1 (satu) kubus beton dalam 1 (satu) hari.

Dalam pemeriksaan laboratorium, maksimal 1 dari 20 kubus mempunyai harga karakteristik yang ditentukan. Jika ternyata hasil pemeriksaan lebih dari 11 kubus yang tidak bisa mencapai sigma beton karakteristik sebagaimana yang ditentukan, maka Rekanan harus bertanggung jawab penuh atas keamanan konstruksi.Berdasarkan analisa dan hasil test laboratorium. Rekanan harus

Page 12: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

merencanakan suatu campuran beton untuk memenuhi setiap kekuatan yang dikehendaki dan memenuhi slump yang disyaratkan. Rekanan juga harus mengirim 2 (dua) kubus percobaan ke laboratorium dari setiap adukan yang direncanakan dari contoh koral dan pasir yang telah diperiksa selama 1 (satu) kubus ditest pada umur 7 hari dan yang sebuah lagi ditest pada umur 28 hari.

Rekanan harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap hasil test dan rencana adukan kepada Direksi Pengawas untuk disetujui sebelum pengecoran beton dilakukan. Seluruh biaya pembuatan contoh, rencana adukan dan test laboratorium di tanggung oleh Rekanan.

b. Ukuran Campuran PC dan Bahan AdukanJumlah PC dan bahan adukan sebelum diaduk harus ditetapkan langsung dengan timbangan yang disediakan oleh Rekanan dan disetujui Direksi Pengawas.

c. Takaran AirJumlah air yang akan dimasukkan kedalam beton molen harus ditakar dengan takaran yang disetujui oleh Direksi Pengawas

1.11.3. Ketentuan Sifat-Sifat CampuranSeluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan “slump” yang dibutuhkan seprti yang disyaratkan dalm tabel 1.1.3.(2), atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22), pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO T41).

Tabel 1.1.3 (2) Ketentuan Sifat Campuran

Mutu Beton

Kuat Tekanan Karateristik Min.(Kg/cm2)

“SLUMP” (mm)

Benda Uji Kubus15 x 15 x 15 cm3

Benda Uji Silinder15cm x 30 cm Digetarkan

Tidak Digetarkan

7 hari 28 Hari 7 Hari 28 HariK600 390 600 325 500 20 – 50 -K500 325 500 260 400 20 – 50 -K400 285 400 240 330 20 – 50 -K350 250 350 210 290 20 – 50 50 – 100K300 215 300 180 250 20 – 50 50 – 100K250 180 250 150 210 20 – 50 50 – 100K225 150 225 125 190 20 – 50 50 – 100

Page 13: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

K175 115 175 95 145 20 – 50 50 – 100K125 80 125 70 105 20 – 50 50 – 100

Beton yang tidak memenuhi ketentuan “Slump” umumnya tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkcuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya dalam kuantitas kecil untuk bagian tertentu dengan pembenahan ringan. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah atau gelembung undara atau gelembung air , dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata , halus dan padat.

Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan beton dibawah kekuatan yang disyaratkan dalam tabel 1.1.3.(2), maka Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi. Kuat tekan beton berumur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dipandang tidak sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan diatas. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan bilamana hasil pengujian serangkaian benda uji dari bagian pekerjaan yang dipertanyakan lebih kecil dari kuat tekan karaktristik yang diperoleh dari rumus yang diatas.

Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan atau memerintahkan Kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3hari. Dalam keadaan demikian, Kontraktor harus segera menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton berumur 7 hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tesebut Direksi Pekerjaan akan menelaah kedua hasil pengujian yang berumur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.

Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan daapt mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3hari saja, terkecuali bila Kontraktor dan Direksi Pekerjaan keduanya sepakat dengan perbaikan tersebut.

1.11.4. Penyesuaian Campurana. Penyesuaian Sifat Kelecakan (Work Ability)

Page 14: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

Bilamana sulit untuk memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula dirancang oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor akan melakukan perubahan pada berat Agregat sebagimana diperlukan, asalkan dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi, tidak dinaikkan.

Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila secara khsuus telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

b. Penyesuaian Kekuatan Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

c. Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan dan bahan baru tidak boleh digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Kontraktor.

1.11.5. Penakaran AgregatSeluruh Komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapsitas alat pencampur.

Sebelum penakaran, agreagt harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering permukaan, dengan menyemprot tumpukkan agregat dengan air secara berkala. Pada saat penakaran, dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala. Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi oaling sedikit 12 jam sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai dari tumpukkan agregat.

1.11.6 Pencampuran

Page 15: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menajmin distribusi yang merata dari seluruh bahan. Pencampuran harus dilengkapi tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.

Pertama-tama alat pencampuran harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.

Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.

Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu pengadukan beton harus diambil tetap dan normal, sehingga menghasilkan beton yang homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu sama lain. Penggetaran dilakukan dengan vibrator untuk mendapat beton yang padat cukup kedap dan dan licin permukaannya. Jumlah air dapat diubah sesuai dengan kebutuhan, dengan melihat perubahan keadaan cuaca atau kelembaban dari bahan adukan (pasir,koral) untuk mempertahankan hasil yang homogen dan kekentalan yang dikehendaki. Kekentalan adukan beton harus ditetapkan menurut “Method of Slump Test for Concrete” (JIS A 1101-1950) atau “Percobaan Slump Porland Cement Beton” (PBI-1971-NI-2). Slump yang dipakai akan ditetapkan oleh Direksi Pengawas untuk jenis Pekerjaan.

Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pencampuran betonn dengan cara manual, sedekat mungkin dengan tempat beton non-struktural.

1.12. Pelaksanaan Pengecoran1.12.1. Penyiapan Tempat Kerja

a. Sebelum pembuatan adukan beton dimulai, semua alat-alat pengaduk dan pengangkut beton harus sudah bersih dan psangan tulangan tulangan harus terpasang baik sesuai dengan gambar-gambar, persyaratan-persyaratan dalam penulangan dan telah disetujui oleh Direksi Pengawas.

b. Pengadukan beton pada semua mutu beton, harus dilaksanakan dengan mesin pengaduk. Mesin pengaduk untuk membuat beton yang tegangan karakteristiknya lebih dari 225 kg/cm2, harus dilengkapi dengan alat-alat yang dapat mengukur

Page 16: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

dengan tepat jumlah air pencampur yang dimasukkan dalam drum pengaduk.c. Jenis mesin pengaduk dan jenis timbangan-timbangan atau takaran-takaran

semen, aggregat dan air harus disetujui Direksi Pengawas sebelum dipergunakan.d. Semen, pasir dan koral harus dicampur sedemikian rupa dan jumlah air yang

ditambahkan harus menghasilkan adukan yang homogen dan kkentalan yang merata. Kotoran dan benda lain yang tidak di inginkan ahrsu dibuang.

e. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi terus menerus oleh tenaga-tenaga pengawas yang ahli dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran beton yang baru.

f. Besarnya slump dijadikan petunjuk apakah jumlah air pencampur yang dimasukkan kedalam drum pengaduk adalah cukup tepat , atau perlu dikoreksi dalam hubungannya dengan faktor air semen yang diinginkan.

g. Pengadukan ditiap molen harus terus meneus dan waktu pengadukan tergantung dari kapasitas drum pengadukan, banyaknya adukan yang diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang dipakai dan slump ari betonnya, akan tetapi tidak kurang dari 1,5 menit sesudah bahan termasuk air berada didalam molen, selama itu molen harus terus berputar pada kesempatan yang akan menghasilkan kekentalan adukan yang merata pada akhir waktu pengadukan.

h. Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan susunan dan warna yang merata. Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimum, misalnya adukan terlalu encer karena kesalahan dalam memberikan jumlah air pencampur atau sudah mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan-bahan asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pelaksanaan.

i. Beton atau lapisan aduk yang telah mengeras tidak diizinkan terkumpul pada permukaan dalam molen. Dilarang mencampur kembali dengan menambah air kedalam adukan beton yang sebagian telah mengeras.

j. Kontraktor harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan syarat yang disyaratkan dalam spesifikasi ini.

k. Kontraktor harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekejaan. Jalan kerja yang stabil juga harus dapat diperiksa dengan mudah dan aman.

Page 17: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

l. Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar senantiasa kering dan beton tidak boleh dicor diatas tanah yang berlumpur atau bersampah atau didalam air. Atas pesetujuan Direksi Beton dapat dicor didalam air dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam.

m. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini.

n. Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketetuan Spesifikasi ini.

o. Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengcoran beton dan dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan pengujian penetrasi kedalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya dukung dari tanah dibawah pondasi.

Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, Kontraktor dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau kedalaman dari pondasi dan atau menggali dan mengganti bahan ditempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

1.12.2. AcuanAcuan dari tanah, bilmana disetujui Direksi Pekerjaan, harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipngkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.

Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambunagn dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.

Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk prmukaan beton yang diekspos. Seluruh sudt-sudut tajam

Page 18: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

acuan harus dibulatkan.

Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.

1.12.3. PengecoranKontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pmberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.

Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.

Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu perstujuan tunuk memulai pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.

Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas. Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakterisitik waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambah (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.

Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.

Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui 1 meter dari tempat awal pengecoran.

Page 19: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

Bilamana beton dicor kedalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horizontal dengan tebal tidak melampaui 15 cm. untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.

Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air. Bilamana beton dicor dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48 jamsetelah pengecoran, maka beton dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.

Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlbih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik tremi atau drop-bottom-bucket harus mengalirkan campuran beton dibawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.

Pengecoran harsu dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.

Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengcoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.

Air tidak boleh dialirkan diatas atau dinaikkan kepermukaan pekerjaan beton dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.

a. Pengangkutan dan PengecoranSebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, Rekanan harus memberi tahu Direksi dan Mendapatkan persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan Pengawas, maka Rekanan akan diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor atas biaya sendiri. Pengecoran beton tidak diizinkan, bila direksi pengawas berpendapat bahwa Rekanan tidak memiliki fasilitas yang baik untuk melayani pengecoran, proses pengerasan dan penyelesaian beton. Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan tanpa dihadiri oleh Direksi Pengawas. Adukan beton yang

Page 20: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan atau mutunya rendah menurut keputusan Direksi Pengawas, disingkirkan dan dipindahkan dengan biaya Rekanan.

Untuk pemasangan instalasi-instalasi air, listrik dan isntalasi-instalasi yang lain dimana harus menembus atau berada dalam beton, maka instalasi-instalasi tersebut harus dipasang sebelum pengecoran dilakukan.

Sejak pengecoran beton akan dilakukan dan diteruskan hari berikutnya, maka tempat penghentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Pengawas.

Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa berhenti samapi mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan Direksi Pengawas. Apabila pengecoran beton akan dilakukan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat penghentian tersebut harus disetujui oleh Dirkesi Pengawas.

Beton tidak boleh di cor, bilamana keadaa cuaca buruk, panas yang daapt menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik.

Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1(satu) jam setelah pengadukan dengan air dimulai, jangka waktu tersebut dapat diperpanjang samapi 2 jam, apabila adukan beton digerakkan terus menerus secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus memakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang disetujui Direksi Pengawas.

Beton harus dicor sedekat-dekatnya ketujuannya yang terakhir untuk mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam cetakan. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana tidak terjadi pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

Cara pengangkutan adukan beton harus lancer sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah dicor dan yang belum di cor. Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Pengawas.

Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembersian atau kedalam papan

Page 21: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

bekisting yang dalam, yang dapat terlepasnya koral dari adukan beton karena berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi bekisting ketika adukan beton itu dijatuhkan. Beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting sehingga mengakibatkan penimbunan adukan permukaan bekisting diatas beton yang dicor.

Dalam hal ini, harus disiapkan corong atau saluran vertical untuk pengecoran agar adukan beton dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain. Bagaimanapun juga tinggi jatuh darim adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter dibawah ujung corong, saluran atau kereta dorong untuk pengecoran.

Adukan beton harus dicor merata selama proses pengecoran, setelah dicor pada tempatnya adukan tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter mendatar. Adukan beton didalam bekisting harus dicor berupa lapisan horizontal yang merata tidak lebih dari 60-70 cm dalamnya dan harus diperhatikan agar terhindar terjadinya lapisan adukan yang miring atau sambungan beton yang miring, kecuali jika diperlukan untuk bagian konstruksi miring.

Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak. Seluruh ujung dari saluran, pintu corong dan semua alat lain yang menerima adukan beton dari alat pengangkut datar (conveyor), atau alat pengangkut tegak (hoist) dan system alat pengangkut lainnya harus direncanakan dan diatur sedemikian rupa, sehingga adukan beton yang melaluinya tidak jatuh bercerai berai meskipun semua alat penerima tersebut terus enerus menampung adukan beton. Penggunaan conveyor belt, ahrus jenis yang disetujui oleh Direksi Pengawas dan harus dibersihkan dengan alat pembersih sedemikian rupa sehingga adukan beton yang melekat pada ban conveyor tidak akan terbuang. Dilarang menggunakan saluran yang panjangnya lebih dari 15 meter. Semua conveyor belts dan saluran harus dilindungi.

b. PengecoranRekanan harus mencegah pengeringan cepat dari adukan beton yang baru dicor. Bila suhu disekeliling dalam bekisting lebih dari 320 C. Suhu adukan beton yang dicor tidak boleh melebihi 320 C.

Adukan beton yang baru dicor harus diberi pelindung tehadap panas matahari secepat mungkin setelah pengecoran dan segera setelah permukaan beton yang baru sudah cukup mengeras.

Page 22: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

Beton yang selesai dicetak harus dijaga agar tetap bersih selama sekurang-kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman, menutup dengan karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang dibenarkan.

1.12.4. Sambungan Konstruksi (Construction Joint)Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis struktur yang diusulkan dan Direksi Pekerjaan harus menyetujui lokasi sambungan konstruksi pada jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut harus diletakkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Sa,bungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen struktur terekcuali disyaratkan demikian.

Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.

Bilamana sambungan vertical diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati sambungan sedemikian rupa sehingga membaut struktur tetap monolit.

Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan kedalaman paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak pondasi dan dinding. Untuk pelat yang terletak diatas permukaan, sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikain sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak melampaui 40m2, dengan dimensi yang lebih besar tidak melampaui 1,2 kali dimensi yang lebih kecil.

Kontraktor harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan sebagimana yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.

Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambah (aditif) daapt digunakan untuk peletakkan pada sambungan konstuksi, cara pengerjaanya harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.

Pada air asin atau mengandung garam, ambungan konstruksi tidak diperkenankan pada tempat-tempat 75 cm dibwah muka air terencah atau 75 cm diatas muka air tertinggi kecuali ditentukan lain dalam gambar.

1.12.5. KonsolidasiBeton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang

Page 23: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik lain didalam cetakan.

Harus dilakukan tindakan hati-hati pda waktu pemadatan untuk menentukan bahwa semua sudut dan diantara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.

Penggetar harus dibatasi waktu penggunaanya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.

Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran permenit dengan berat efektif 0,25 Kg, dan boleh diletakkan diatas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.

Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut) dan harus mampu menhailkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.

Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan kedalam beton basah secara vertical sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai kedasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus diterik pelan-pelan dan dimasukan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik juga tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulngan beton.

Jumlah minimum alat penggetar Mekanis dari Dalam

Kecepatan Pengecoran Beton (m3/jam) Jumlah Alat

48

121620

23456

Page 24: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

a. Pada waktu adukan beton dicor kedalam bekisting atau lubang galian, tempat tersebut harus telah padat betul dan tidak ada pengurugan lagi. Adukan beton tersebut harus memasuki semua sudut melalui celah pembesian, tidak terjadi sarang koral dan selama pengecoran kelebihan air pada permukaan beton harus sedikit.

b. Perhatian khusus perlu diberikan untuk pengecoran beton disekeliling waterstop.c. Rekanan harus menggunakan vibrator (triller) berkecepatan tinggi yang bergetar

bagian dalamnya dari jenis “tenggelam”, yang dibenarkan, sehingga akan diperoleh hasil yang baik dalam waktu 15 (lima belas) menit setelah beton dengan konsistensi yang ditentukan dicor dalam cetakan. Dalm hal ini digunakan vibrator, maka slump dari beton tidak boleh lebih dari 12,5 cm.

d. Rekanan harus menyediakan vibrator dengan cadangan yang cukup.e. Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis. Direksi

pengawas dapat mengajukan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator (triller).f. Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sebaik-baiknya dengan alat penggetar

atau vibrator (beton triller), pemadatan dengan tongkat atau jika perlu dengan tangan untuk meyakinkan tidak akan terjadinya cacat beton seperti kropos, adanya kantong udara dan sarang koran dibawah waterstop, yang akan memperlemah kekuatan beton.

g. Bagian dalam dinding harus digetarkan dengan vibrator (triller) dan pada waktu yang sama bekistingnya diketuk sampai adukan beton betul-betul mengisi penuh bekisting tersebut atau lubang galian dan menutupi seluruh permukaan bekisting.

h. Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak dikerjakan secara seksama.

i. Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan vibrator, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan secara vertical dan

dengan persetujuan Direksi Pengawas, dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 45 derajat.

Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan kearah horizontal karena hal ini akan memindahkan bahan-bahan.

Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan tidak terlepas dari betonya dan getaran-getaran tidak merambat kebagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.

Lapisan yang digetarkan tidak lebih dari panjang jarum pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30-50 cm. Berhubung dengan itu, maka pengecoran

Page 25: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap dapat dipadatkan dengan baik.

Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik. Penarikan jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum dapat diisi penuh dengan adukan.

Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.

1.12.6. Beton SiklopPengecoran beton siklop yang terdiri dari campuran beton kelas K175 dengan batu-batu pecah ukuran besar. Batu-batu ini dapat diletakkan dengan hati-hati, tidak boleh dijatuhkan dari tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak bentuk acuan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan. Semua batu-batu pecah harus dibasahi sebelum ditempatkan. Volume total batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan beton siklop.

Untuk dinding-dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm dapat digunakan batu-batu pecah berukuran maksimum 25 cm, tiap batu harus cukup dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; batu pecah tdak boleh lebih dekat dari 30 cm dlam jarak terhadap permukaan atau 15 cm dalam jarak terhadap permukaan yang akan dilindungi dengan beton penutup (copling)

1.12.7. Perawatan Dengan Pembasahana. Rekanan harus melindungi semua beton terhadap kerusakan akibat panas yang

berlebihan, kurangnya pembasahan, tegangan yang berlebihan atau hal lain, sampai saat ini penyerahan pekerjaan oleh Rekanan, antara lain dengan cara-cara sebagai berikut : Semua cetakan yang sudah diisi dengan adukan beton harus dibasahi terus

menerus sampai cetakan dibongkar. Setelah pengecoran beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari

berturut-turut. Khusus harus diperhatikan bahwa pada permukaan pelat lantai,

pembasahan terus menerus itu harus dilakukan dengan menutupinya dngan karung-karung basah atau mencegah pengeringan dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi Pengawas.

Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan luar, pemanasan

Page 26: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai, bila disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pengawas.

Selama dalam Proses pengerasan lantai dan bagian konstruksi yang lain, tidak diperkenankan menggunakan lantai tersebut sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan.

Tidak diperbbolehkan merusak/melubangi beton yang sudah jadi untuk keperluan-keperluan apapun juga. Jika hal itu terpaksa harus dilakukan, harus mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.

b. Perhatian khusus perlu diberikan untuk menjaga agar beton tidak sampai mongering dan menghindarkan permukaan beton dari menjadi kasar atau rusak.

c. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, rekanan harus memperbaiki atau membongkar dan mengganti beton yang keadaannya seperti tertera dibawah ini. Semua biaya yang timbul ditanggung oleh Rekanan.Beton yang dimaksud tersebut diatas adalah : Ternyata rusak Mungkin sejak semula telah cacat Cacat sebelum penyerahan pertama Tidak sesuai dengan spesifikasi teknik antara lain :

Konstruksi beton yang sangat kroposKonstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau tidak sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar.Konstruksi beton yang tidak lurus atau rata seperti yang direncanakanKonstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya yang tidak sesuai dengan rencana.

Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperature yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperature yangrelatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.

Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat kebawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara.

Page 27: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

1.12.8.

Bilamana digunakan acuan kayu, acua tersebut harus dipertahankan basah pada setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan meleawati permukaan beton dalam 7 hari setelah beton dicor.

Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaan mulai mengeras dengan cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari.

Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambah (aditif), harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai 70% dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.

Penyelesaian Permukaan Beton

a. Penyelesaian PermukaanSemua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara cermat sesuai dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana yang tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi Pengawas.

Permukaan beton harus bebas dari segala jenis kekasaran, dalam bentuk apapun dan harus merupakan suatu permukaan yang rapi, licin, merata dank eras.

Permukaan bagian atas beton yang tidak dibentuk harus dijadikan permukaan yang seragam, kecuali bila ditentukan lain. Selama beton masih plastis tidk diizinkan adanya renjulan atau benjolan yang berlebihan pada permukaan. Semua permukaan harus dicor secara monolistis dengan beton dasar.

Dilarang menaburkan semen kering dan pasir diatas permukaan beton untuk menghisap air yang berlebihan. Pelat lantai dan bagian atas dinding “exsposed” harus dengan sendok aduk dari baja.

b. Perbaikan permukaan cacat permukaan harus dilakukan segera setelah cetakan dilepaskan, semua permukaan “exposed” (terbuka) harus diperiksa secara teliti, bagian yang tidak rata harus segera digosok atau diisi secara baik agar diperoleh suatu permukaan yang licin, seragam dan merata.Perbaikan hanya boleh dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari Direksi Pengawas, pekerjaan perbaikan tersebut harus betul-betul mengikuti petunjuk

Page 28: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

Direksi Pengawas. Semua perbaikan dan penggantian sebagaimana diuraikan disini harus dilaksanakan secepatnya oleh Rekanan atas biaya sendiri.

Beton yang menunjukkan adanya rongga-rongga, lubang, keropak atau cacat sejenis lainnya harus dibongkar dan diganti. Lubang bekas kerucut batang pengikat harus dihaluskan sedemikian rupa, sehingga permukaan dari lubang menjadi bersih dan kasar. Kemudian lubang ini harus diperbaiki dengan suatu cara yang dapat disetujui dengan menggunakan “aduk kering”.

Lubang bekas alat pengikat catakan yang berbentuk segi empat dan lubang bekas sejenis lainnya, yang lebih dalam dari ukuran permukaan beton tidak boleh dihaluskan, akan tetapi harus diperbaiki dengan suatu cara yang dibenarkan yaitu dengan menggunakan “aduk kering” (dry packed mortar).

Semua perbaikan harus dilaksanakan dan dibentuk sedemikian rupa dengan cara yang dibenarkan dan tidak mengganggu pengikatan, menyebabkan penurunan atau retak mendatar. Semua perbaikan tersebut harus dirawat sebagaimana diperlukan untuk beton yang diperbaiki.

Sebelum suatu struktur diisi dengan air, tiap retakan yang kiranya timbul harus diberi bentuk V dan diperbaiki dengan aduk kering (dry packed mortar) menurut cara yang dibenarkan.

1.12.9. Pengendalian Mutua. Pengujian Untuk Kecelakaan (Workability)

Satu pengujian “slump”, atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus dilaskanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya.

b. Pengujian Kuat Tekan Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat tekan untuk setiap 60 m3 beton yang dicor dan dalam segala hal tidak kurang dari satu pengujian untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran. Setiap pengujian harus minimum harus mencakup empat empat benda uji, yang pertama harus diuji pembebanan kuat tekan sesudah 3 hari, yang kedua sesudah 7 hari, yang ketiga sesudah 14 hari dan yang keempat sesudah 28 hari.

Page 29: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

Bilamana kuantitas total suatu mutu betondalam Kontrak melebihi 40 m3 dan frekuensi pengujian yang ditetapkan pda butir (a) diatas hanya menyediakan kurang dari lima pengujian untuk suatu mutu beton tertetnu, maka pengujian harus dilaksanakan dengan mengambil contoh paling sedikit lima buah dari tekanan yang dipilih secara acak (random).

Kuat tekan karakteristik Beton (σ bk) diperoleh dengan rumus sebagi berikut :

σi : hasil pengujian masing-masing benda ujin : Jumlah benda ujiK : 1,64 untuk rancangan campuran dan untuk persetujuan pekerjaan

adalah koefesien yang besarnya ditunjukkan dalam tabel berikut ini :

N 4 6 8 10 12 14 16K 1,17 0,83 0,67 0,58 0,52 0,48 0,44

c. Pengujian Tambahan Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran pekejaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi : Pengujian yang tidak merusak menggunakan “sclerometer” atau

perangkat penguji lainnya; Pengujian pembebanan struktur atau struktur yang diprtanyakan; Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton; Pengujian lainnya sebagimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

1.13. Pengukuran dan Pembayaran1.13.1 Cara Pengukuran

Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik (m3) pekerjaan beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti “water stop”, baja tulangan, selongsong

Page 30: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).

Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk cetakan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan perlengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.

Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pelat (plate) beton pracetak untuk acuan yang terletak dibawah lantai (slab) beton Pekerjaansemacam ini dianggap telah masuk didalam harga penawaran untuk beton sebagai acuan.

Kuantitas bahan untuk landasan,bahan drainase porous, baja tulangan dan ata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan dalam seksi lain dalam Spesifikasi ini.

Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton struktur haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai K250 atau lebih tinggi dan beton tak bertulang haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui untuk K175 atau K125. bilamana beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih diperkenankan untuk digunakan dilokasi untuk mutu (kekuata) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

1.13.2. Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang DiperbaikiBilamana pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.

Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambahan (aditif), juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

1.13.3. Dasar PembayaranKuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang disyaratkan diatas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk mata Pembayaran dan

Page 31: 4. Spesifikasi Teknik Pek.beton

menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan dibawah dan dalam Daftar Kuantitas.

harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain, termasuk “water stop”, lubang sulingan, acuan, perancah untuk pemcampuran,pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk biaya lainnya yang perlu daln lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam seksi ini.