91178266-hernia-jadi

Upload: arulhospit

Post on 03-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    1/22

    A

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Hernia inguinalis adalah salah satu masalah yang paling sering di jumpai oleh

    ahli bedah umum. Hernia inguinalis pertama kali di temukan dalam tulisan pada lebih

    dari 3.500 tahun yang lalu, dan perawatan bedah di lakukan sekurangnya pada 2.000

    tahun yang lalu. Terdapat banyak teori tentang etiologi dan jumlah deskripsi anatomi,

    yang menghasilkan berbagai cara reparasi. Hernia inguinalis adalah kegagalan dari

    lantai kanalis inguinalis. Ini diekspresikan sebagai cincin internal yang berdilatasi

    pada hernia indirek atau sebagai kelemahan dan penipisan difus pada hernia direk

    (Cameron, 1997).

    Sebagian besar hernia timbul dalam regio inguinalis dengan sekitar 50 persen

    dari ini merupakan hernia inguinalis indirekdan 25 persen sebagai hernia inguinalis

    direk( Sabiston, 1994 ).

    Hernia inguinalis digambarkan dalam catatan peradaban kuno. Tetapi

    terlewatkan beberapa abad, sebelum pemahaman secara jelas tentang anatomi hernia

    diberikan. Walaupun ada kemajuan dan gambar anatomi manusia pada tahun 1800-

    an, namun penatalaksanaan hernia pada waktu itu terutama dengan observasi atau

    terapi penunjang, karena hasil terapi bedah sangat buruk. Sebagai contoh, pada tahun

    1891 Bull melaporkan hasil terapi hernia di amerika serikat, terjadi kekambuhan 30

    sampai 40 persen selama 1 tahun dan 100 persen selama 4 tahun (Sabiston,1994).

    Pada saat ini hampir semua hernia dikoreksi dengan pembedahan, kecuali bila

    ada kontraindikasi bermakna yang menolaknya. Hernia timbul dalam sekitar 1,5 %

    populasi umum di Amerika Serikat, dan 537.000 hernia diperbaiki dengan

    pembedahan pada tahun 1980 ( Sabiston, 1994 ).

    Proses turunnya testis mengikuti prosesus vaginalis. Pada neonatus kurang

    lebih 90% prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangkan pada bayi umur 1 tahun sekitar

    30% prosesus vaginalis belum tertutup. Tetapi kejadian hernia pada umur ini hanya

    beberapa persen. Tidak sampai 10% anak dengan prosesus vaginalis paten menderita

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    2/22

    A

    5

    hernia. Pada anak dengan hernia unilateral dapat dijumpai prosesus vaginalis paten

    kontralateral lebih dari separo, sedangkan insiden tidak melebihi 20%. Umumnya di

    simpulkan adanya prosesus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal

    terjadinya hernia, tetapi diperlukan faktor lain seperti anulus inguinalis yang cukup

    besar, tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik,

    hypertropi prostate, konstipasi, dan ascites sering disertai hernia inguinalis.

    Dalam kehidupan masyarakat, anggapan terhadap hernia adalah merupakan

    kelainan yang biasa, karena pada awal terjadinya tidak merasa sakit dan tidak

    mengganggu aktifitas atau pekerjaan sehari- hari, sehingga dalam perjalanan

    penyakitnya penderita memerlukan waktu yang cukup untuk periksa atau konsultasi

    ke dokter, setelah konsultasi pun masih cukup waktu untuk menunda tindakan yang

    dianjurkan. Sebagian penderita menerima tindakan operasi apabila sudah terjadi

    keadaan inkarserata atau strangulate. Adanya keadaan ini penderita atau keluarga

    baru menyadari resiko dan bahayanya, yang dapat menyebabkan morbiditas

    meningkat serta biaya perawatan yang lebih tinggi.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Anatomi

    Regio inguinalis untuk beberapa struktur merupakan tempat peralihan dari

    daerah perut ke organorgan kelamin luar dan ke tungkai bagian atas. Garis pemisah

    anatomis antara kedua daerah tersebut di bentuk oleh ligamentum inguinale (poupart)

    yang terletak diantara tuberculum ossis pubikum, pada sisi medialnya dan spina

    illiaka anterior superior, pada sisi lateralnya. Sebenarnya ligamentum inguinale ini

    merupakan tempat pertemuan fascia yang menutupi permukaan perut dan fascia yang

    menutupi permukaan tungkai (fascia lata)(kuijjer,1991).

    Di atas ligamentum inguinale, funikulus spermatikus meninggalkan rongga

    perut melalui anulus inguinalis profundus yang terletak di sebelah lateral. Funikulus

    spermatikus ini menembus dinding perut melalui kanalis inguinalis yang terletak

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    3/22

    A

    6

    sejajar dengan ligamentum inguinale dan berada di bawah kulit dalam annulus

    inguinalis superfisialis yang terletak di sebelah medial. Lubang yang di sebutkan

    belakangan ini dengan mudah dapat diraba di bawah kulit pada dinding perut, kalau

    skrotum didorong ke dalam, serta meraba di atas lipatan inguinale (kuijjer,1991).

    Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh annulus inguinalis internus

    yang merupakan bagian terbuka dari facia transversalis dan aponeurosis m.

    transversus abdominis. Di medial bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal ini

    dibatasi oleh anulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis m. obliqus

    eksternus. Atapnya ialah aponeurosis m. obliqus eksternus, dan didasarnya terdapat

    ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma pada pria, dan ligamentum rotundum

    pada wanita ( Syamsuhidayat dan Wim de Jong, 1997 ).

    Hernia inguinalis lateralis (indirek), karena keluar dari rongga peritonem

    melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika

    inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang,

    menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut ,

    tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis.

    Sedangkan hernia inguinalis medialis (direk), menonjol langsung kedepan melalui

    trigonum Hesselbach di batasi oleh :

    - inferior : ligamentum inguinale

    - lateral : vasa epigastrica inferior

    - medial : tepi lateral musculus rectus abdominis ( Syamsuhidayat dan Wim de

    Jong, 1997 ).

    II.2. Fisiologi

    Pada laki- laki, penutupan yang berhubungan dengan terjadinya hernia ini

    memerlukan pengetahuan embriologis yang berhubungan dengan turunnya testis.

    Mula- mula testis tumbuh sebagai suatu struktur di daerah ginjal dalam abdomen

    (retroperitoneal). Selama pertumbuhan foetus testis akan turun (descensus testis) dari

    dinding belakang abdomen menuju kedalam scrotum. Selama penurunan ini

    peritoneum yang terdapat didepannya ikut terbawa serta sebagai suatu tube, yang

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    4/22

    A

    7

    melalui kanalis innguinalis masuk kedalam scrotum. Penonjolan peritoneum ini

    dikenal sebagai processus vaginalis. Sebelum lahir processus vaginalis ini akan

    mengalami obliterasi, kecuali bagian yang mengelilingi testis yang disebut tunika

    vaginalis. Jika processus vaginalis tetap ada, akan didapat hubungan langsung antara

    cavum peritonei dengan scrotum, hal ini potensial dapat menyebabkan terjadinya

    hernia inguinalis dikemudian hari.

    II.3. Hernia inguinalis

    A. Sejarah dan insidensi

    Hernia inguinalis sudah dikenal sejak 1500 M,dalam bahasa Yunani

    mempunyai arti benjolan. Dalam bahasa latin berarti hancur atau robek.

    Pada waktu itu untuk mengontrol hernia umum dipakai penyangga atau

    plester.

    Pada tahun 1363, Guy de Chauliac memisahkan antara hernia

    inguinalis dan femoralis dan juga menjelaskan teknik reduksi pada kasus

    strangulasi. Stromeyer pada tahun 1559 memaparkan secara lengkap dimana

    membedakan hernia inguinalis medialis dan lateralis, serta menganjurkan

    tidak perlu dilakukan pemotongan testis pada operasi hernia. Awal abad 18

    sampai abad 19 dapat diterangkan dan didefinisikan anatomi regio

    inguinalis secara tepat dan jelas.

    Insidensi hernia inguinalis belum diketahui secara pasti. Menurut

    Abrahamson (1997), pada usia anak- anak, ditemukan antara 10- 20 per

    1000 kelahiran hidup. Di belahan dunia bagian barat insiden hernia

    inguinalis pada usia dewasa bervariasi antara 10 % dan 15 %. Sedangkan

    Zimmerson dan Anson cit Schwartz (1994), melaporkan kejadian hernia

    adalah 5 % dari populasi laki- laki dewasa. Hernia inguinalis terjadi lebih

    banyak pada laki- laki daripada wanita dengan perbandingan 12 : 1. Pada

    laki- laki umur 25- 40 tahun insidensinya bervariasi antara 5- 8 %,

    sedangkan pada umur lebih dari 75 tahun mencapai 45 %. Tahun 1993,

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    5/22

    A

    8

    Lichtenstein telah melaporkan lebih dari 700.000 kasus hernia inguinalis

    dilakukan operasi di Amerika Serikat.

    B. Macam hernia inguinalis

    a.Hernia inguinalis medialis.

    b. Hernia inguinalis lateralis.

    C. Definisi

    Hernia inguinalis medialis adalah suatu tonjolan melalui fascia

    transfersa yang melemah pada trigonum Hasselbach (Philip Thorek,1990)

    Hernia inguinalis lateralis adalah tonjolan dari perut di lateral

    pembuluh epigastrica inferior, yang keluar melalui dua pintu dan saluran

    yaitu annulus dan canalis inguinalis (Syamsuhidayat dan Wim de Jong,1998)

    D. Etiologi

    Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena

    sebab yang didapat. Lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita.

    Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada

    annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilal;ui oleh kantong dan isi

    hernia. Disamping itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia

    melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut. Pada orang sehat ada

    tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinallis, yaitu

    kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus oblliqus

    internus abdominis yang menutupi annulus inguinalis internus ketika

    berkontraksi, dan adanya fascia transversa yang kuat menutupi trigonum

    hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot. Gangguan pada mekanisme ini

    dapat menyebabkan hernia. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah

    adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga

    perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia ( Syamsuhidayat dan Wim

    de Jong, 1997 ).

    Adapun faktor faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap

    insidensi hernia inguinalis adalah sebagai berikut :

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    6/22

    A

    9

    1. Hereditas

    Menurut macready (Cit. Watson, 1948) hernia lebih sering terjadi pada

    penderita yang mempunyai orang tua, kakak atau nenek dengan riwayat hernia

    inguinalis.

    2. Jenis kelamin

    Hernia inguinalis jauh lebih banyak dijumpai pada laki laki dibanding pada

    wanita (9:1) (Watson, 1948).

    Hernia pada laki laki 95% adalah jenis inguinalis, sedangkan pada wanita

    45-50%. Perbedaan prevalensi ini di sebabkan karena ukuran ligamentum

    rotundum, dan prosentase obliterasi dari processus vaginalis testis lebih kecil

    dibanding obliterasi kanalis nuck.

    3. Umur

    Banyak terjadi pada umur di bawah 1 tahun, oleh macready (Cit. Watson,

    1948) disebutkan 17,5% anak laki laki dan 9,16% anak perempuan

    mempunyai hernia. Tendensi hernia meningkat sesuai dengan meningkatnya

    aktifitas, sekitar umur 26 50 tahun insidensi menurun dan setelah umur

    diatas 50 tahun insidensi meningkat lagi oleh karena menurunnya kondisi

    fisik.

    4. Konstitusi atau keadaan badan

    Banyaknya lemak preperiotoneal akan mendesak dinding abdomen dan

    menimbulkan lokus minoris atau kelemahan kelemahan otot serta terjadi

    relaksasi dari anulus.

    Bila lemak menginfiltrasi ke omentum dan mesenterium akan mengurangi

    volume rongga abdomen sehingga terjadi peningkatan tekanan intra abdomen

    (Kendarto Darmokusumo, 1993).

    Kelahiran prematur dan berat lahir yang kecil dianggap sebagai faktor yang

    memiliki resiko yang besar untuk menyebabkan hernia. Cacat bawaan, seperti

    kelainan pelvic atau ekstrosi pada kandung kemih, dapat menyebabkan

    kerusakan pada saaluran inguinal tak langsung. Hal yang jarang terjadi

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    7/22

    A

    10

    kelainanan bawaan atau cacat collagen dapat menyebabkan tumbuhnya hernia

    inguinal langsung (Sabiston dan Lyerly, 1997).

    E. Patofisiologi

    Secara patofisiologi, faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik

    dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach, hampir selalu

    menyebabkan hernia inguinalis direk atau hernia inguinalis medialis. Oleh

    karena itu hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada pria tua.

    Hernia ini jarang, hampir tidak pernah mengalami inkarserasi dan strangulasi.

    Mungkin terjadi hernia geser yang mengandung sebagian dinding kantong

    kemih. Hernia inguinalis lateralis menonjol dari perut dilateral pembuluh

    epigastrika inferior. Disebut indirek karena keluar malalui dua pintu dan

    saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Pada bayi dan anak, hernia

    lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus

    vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke skrotum

    (Syamsuhidayat dan Wim de Jong, 1997).

    II.4. Klasifikasi Hernia

    1. Hernia berdasarkan terjadinya

    a. Hernia bawaan atau congenital.

    b. Hernia dapatan atau akuisita.

    2. Hernia menurut letaknya

    a. Diafragma

    b. Inguinalis

    c. Umbilical

    d. Femoral

    3. Hernia menurut sifatnya

    a. Hernia reponibel

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    8/22

    A

    11

    Disebut begitu jika isi Hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika

    berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong

    masuk, tidak ada keluhan nyeri.

    b. Hernia ireponibel

    Bila isi kantong tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Hernia ini

    disebut juga hernia akreta dan tidak ada keluhan rasa nyeri atau tanda

    sumbatan usus.

    c. Hernia inkarserata atau hernia strangulate. Hernia inkarserata berarti

    isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali kedalam rongga perut

    disertai akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.

    Hernia strangulata terjadi gangguan vaskularisasi,dengan berbagai

    tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis

    (Syamsuhidayat dan Wim de Jong, 1997)

    II.5. Diagnosis

    A. Anamnesis

    Anamnesis yang terarah sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.

    Uraian lebih lanjut tentang keluhan utama, misalnya bagaimana sifat keluhan,

    dimana lokasi dan kemana penjalarannya, bagaimana awal serangan dan

    urutan kejadiannya, adanya faktor yang memperberat dan memperingan

    keluhan, adanya keluhan lain yang berhubungan perlu ditanyakan dalam

    diagnosis. Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi

    hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu- satunya adalah adanya benjolan di

    lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengejan, dan

    menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada

    biasanya dirasakan didaerah epigastrium atau para umbilical berupa nyeri

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    9/22

    A

    12

    visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus

    masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru

    timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau srangulasi karena nekrosis

    atau gangren ( Syamsuhidayat dan Wim de Jong, 1997 ).

    Pasien sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah inguinal, dan

    dapat dihilangkan dengan reposisi manual kedalam kavitas peritonealis.

    Tetapi dengan berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka biasanya

    hernia muncul lagi ( Sabiston, 1994 ).

    B. Pemeriksaan fisik

    Semua hernia mempunyai tiga bagian yaitu kantonng, isi dan bungkusnya.

    Semua ini tergantung pada letak hernia, isikantong hernia omentum yang

    terbanyak ditemukan. Kemudian ileum, jejunum, dan sigmoid. Appendiks

    bagianbagian lain dari kolon, lambung, dan bahkan hepar pernah dilaporkan

    terdapat di dalam kantong hernia yang besar. Omentum teraba relative bersifat

    plastis dan sedikit noduler. Usus bisa dicurigai apabila kantong teraba halus

    dan tegang seperti hydrocele, tatapi tidak tembus cahaya. Kadang kadang

    pemeriksa bisa merasakan gas bergerak didalam lengkung usus atau dengan

    auskultasi bisa menunjukkan peristaltik. Lengkung usus yang berisi gas akan

    tympani pada perkusi (Dunphy dan Botsford, 1980).

    Dalarn keadaan penderita berdiri gaya berat akan rnenyebabkan hernia lebih

    mudah dilihat dan pemeriksaan pada penderita dalam keadaan berdiri dapat

    dilakukan dengan lebih menyeluruh. Dengan kedudukan penderita berbaring

    akan lebih mudah melakukan pemeriksaan raba. Andaikata terdapat hernia,

    lebih mudah dapat mlakukan reposisi dan sisa pemeriksaan (perut dan

    tungkai) lebih mudah dilakukan.

    1. Inspeksi

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    10/22

    A

    13

    Pembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis dan mencapai

    labium majus atau sarnpai dasar skrotum, selalu merupakan hernia inguinalis

    lateralis. Kalau tidak ada pembengkakan yang dapat kila lihat, penderita

    disuruh batuk. Kalau pembengkakan yang kemudian terlihat kemudian berada

    di atas lipatan inguinal dan berjalan miring dan lateral atas menuju ke medial

    bawah, maka pembengkakan tersebut adalah hernia inguinalis lateralis. Tetapi

    kalau pembengkakan itu kelihatannya langsung muncul ke depan, maka kita

    berhadapan dengan hernia inguinalis medialis.

    2. Palpasi

    Dapat untuk menentukan macam hernianya. Untuk memeriksa

    pelipatan paha kiri digunakan tangan kiri, pelipatan paha kanan dipakai tangan

    kanan.

    Caranya:

    - Ziemans test

    Jari ke 2 diletakkan diatas annulus internus ( terletak diatas ligamentum

    inguinale pada pertengahan SIAS dan tuberkulum pubikum ). Jari ke 3

    diletakkan diatas annulus eksternus ( terletak diatas ligamentum inguinale

    sebelah lateral tuberkulum pubikum ). Jari ke 4 diletakkan diatas fossa

    ovalis ( terletak dibawah ligamentum inguinale disebelah medial dari a.

    femoralis ). Lalu penderita disuruh batuk atau mengejan, bila terdapat hernia

    akan terasa impulse atau dorongan pada ujung jari pemeriksa. Teknik ini

    dikerjakan bila tidak didapatkan benjolan yang jelas.

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    11/22

    A

    14

    - Thumb test

    Teknik ini dilakukan bila benjolannya jelas. Benjolan dipegang diantara ibu

    jari dan jari lain, kemudian cari batas atas dari benjolan tersebut. Bila batas

    atas dapat ditentukan, berarti benjolan berdiri sendiri dan tiak ada hubungan

    dengan kanalis inguinalis ( jadi bukan merupakan suatu kantong hernia).

    Bila batas atas tidak dapat ditentukan berarti benjolan itu merupakan

    kantong yang ada kelanjutannya dengan kanalis inguinalis), selanjutnya

    pegang leher benjolan ini dan suruh penderita batuk untuk merasakan

    impulse pada tangan yang memegang benjolan itu.

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    12/22

    A

    15

    - Finger test

    Gunakan tangan kanan untuk hernia sisi kanan, pakai tangan kiri untuk

    hernia sisi kiri. Dengan jari kelingking kulit scrotum diinvaginasikan, jari

    tersebut digeser sampai kuku berada diatas spermatic cord dan permukaan

    volar jari menghadap ke dinding ventral scrotum. Dengan menyusuri

    spermatic cord kearah proksimal maka akan terasa jari tersebut masuk

    melalui annulus eksternus, dengan demikian dapat dipastikan selanjutnya

    akan berada dalam kanalis inguinalis. Bila terdapat hernia inguinalis

    lateralis, terasa impulse pada ujung jari, bila hernia inguinalis medialis maka

    teraba dorongan pada bagian samping jari.

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    13/22

    A

    16

    3. Perkusi

    Bila isinya gas (pada usus akan terdengar bunyi timpani).

    4. Auskultasi

    Terdengar suara usus, bila auskultasi negatif maka kemungkinan isi

    hernia berupa omentum. Auskultasi juga bisa untuk mengetahui derajat

    obstruksi usus(Kendarto Darmokusurno, 1993).

    C. Pemeriksaan penunjang

    1. Herniografi

    Dalam teknik ini, 5080 ml medium kontras iodin positif di masukkan

    dalam wadah peritoneal dengan menggunakan jarum yang lembut. Pasienberbaring dengan kepala terangkat dan membentuk sudut kira- kira 25

    derajat. Tempat yang kontras di daerah inguinalis yang diam atau bergerak

    dari sisi satu ke sisi lain akan mendorong terwujudnya kolam kecil pada

    daerah inguinal. Tiga fossa inguinal adalah suprapubik, medial dan lateral.

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    14/22

    A

    17

    Pada umumnya fossa inguinal tidak mcncapai ke seberang pinggir tulang

    pinggang agak ke tengah dan dinding inguinal posterior. Hernia tak

    langsung muncul dan fossa lateral yang menonjol dari fossa medial atau

    hernia langsung medial yang menonjol dari fossa suprapubik.

    2. Ultrasonografi

    Teknik ini dipakai pada perbedaan gumpalan dalam segitiga femoral.

    3. Tomografi komputer

    Dengan teknik ini mungkin sedikit kasus hernia dapat dideteksi.

    (Cuschieri dan Giles, 1988).

    II.6 Diagnosis banding

    Diagnosis banding hernia inguinalis antara lain:

    1. Hernia femoralis

    Pada hernia inguinalis, leher hernia terletak diatas dan medial terhadap

    ujung ligamentum. Pada hernia femoralis, leher hernia terletak dibawah dan

    lateral terhadap ujung medial ligamentum inguinale dan tuberkulum pubikum.

    2. Nodes 1ymph inguinal

    Saat nodes lymph inguinal memungkinkan untuk muncul, rnungkin

    penyakit ini hampir tidak dapat dibedakan dari hernia fernoral, tapi penyakit

    ini biasanya berada di bawah ikatan sendi tulang inguinal.

    3. Hydrocele dari saluran Nuck

    Ini muncul sebagai sebuah pembengkakan yang keras kista, dan tidak

    dapat diperkecil di lingkaran superfisial dari seorang perempuan muda, dan

    sebuah kista yang menggantikan distal di sepanjang ikatan sendi tulang.

    4. Sebuah testisyang tidak sepenuhnya diturunkan yang berasal dari lingkaran

    eksternal. Sebuah hernia biasanya muncul (Dudley danWaxman, 1989).

    II.7 Penatalaksanaan

    A. Konservatif

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    15/22

    A

    18

    Pengobatan konservatif bukan merupakan tindakan definitif sehingga

    dapat kambuh lagi.

    1. Reposisi

    - Suatu usaha atau tindakan untuk memasukkan atau mengembalikan isi

    hernia ke dalam cavum peritoneum atau abdomen secara hati-hati dan

    dengan tekanan yang lembut dan pasti.

    - Reposisi ini dilakukan pada hernia inguinalis yang reponibel dengan

    cara memakai kedua tangan. Tangan yang satu memegang lekuk yang

    sesuai dengan pintunya (leher hernia diraba secara hati-hati, pintu

    dilebarkan), sedangkan tangan yang lainnya memasukkan isi hernia

    melalui pintu tersebut.

    - Reposisi ini kadang dilakukan pada hernia inguinalis irreponibel pada

    pasien yang takut operasi. Caranya, bagian hernia dikompres dingin,

    penderita diberi penenang valium 10 ml supaya pasien tidur, posisi

    tidur trendelenberg. Hal ini rnemudahkan memasukan isi hernianya.

    Jika gagal tidak boleh dipaksakan, lebih baik dilakukan operasi pada

    hari berikutnya.

    2. Suntikan

    Dilakukan setelah reposisi berhasil. Dengan rnenyuntikkan cairan

    sklerotik berupa alkohol atau kinin di daerah sekitar hernia,

    rnenyebabkan pintu hernia mengalami sklerosis atau penyempitan,

    sehingga isi hernia tidak akan keluar lagi dari cavum peritonei.

    3. Sabuk hernia

    Sabuk ini diberikan pada pasien dengan pintu hernia yang rnasih kecil

    dan menolak dilakukan operasi (Kendarto Darmokusumo, 1993).

    B. Operatif

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    16/22

    A

    19

    Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis

    yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan

    (Syarnsuhidayat dan Wim de Jong, 1998).

    1. Indikasi diadakan operasi:

    - Hernia inguinalis yang mengalami inkarserata, meskipun keadaan

    umum jelek.

    - Hernia reponibel pada bayi dengan umur lebih dari 6 bulan atau berat

    badan lebih dari 6 kilogram.

    Jalannya operasi menggunakan obat anastesi lokal berupa procain

    dengan dosis rnaksimum 200 cc (Kendarto Darmokusumo, 1993). Jika

    digunakan anastesi lokal, digarnbarkan incisi berbentuk belah ketupat

    dan diberikan kira-kira 60 ml xylocain 0,5 persen dengan epinefrin

    (Sabiston, 1997).

    2. Operasi hernia ada 3 tahap

    - Herniotomy yaitu membuka dan memotong kantong hernia serta

    mengembalikan isi ke cavum abdominalis.

    - Herniografi yaitu mulai dari mengikat leher hernia dan

    menggantungkannya pada conjoint tendon.

    - Hernioplasty yaitu memberi kekuatan pada dinding perut dan

    menghilangkan locus minnoris resistentiae.

    3. Operasi pada hernia inguinalis lateralis

    Irisan kulit pada hernia inguinalis ini disebut inguinal incision,

    dua jari cranial dan sejajar ligamentum inguinale mulai dari

    pertengahan. Dan ini sesuai dengan anulus inguinalis internus. Panjang

    irisan tergantung dari besarnya hernia (tergantung kebutuhan),

    biasanya 5-8 cm. Pada anastesi lokal dilakukan infiltrasi procain

    kurang lebih tidak melebihi 20 cc. Setelah kulit dibuka, subkutis dan

    jaringan lemak disiangi sarnpai tampak aponeurosis muskulus obliqus

    eksternus yang merupakan dinding depan kanalis inguinalis. Kira-kira

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    17/22

    A

    20

    2 cm cranial ligamentun inguinale. Irisan ke medial sampai membuka

    anulus inguinalis eksternus.

    Di dalam kanalis inguinalis terdapat funiculus spermaticus

    dibungkus muskulus cremaster. Otot ini disiangi sampai funikulus

    spermaticus kelihatan. Funiculus dibersihkan atau dicanthol sampai ke

    lateral dengan kain kasa, dan kantong peritoneurn akan timbul di

    sebelah caudomedialnya. Kantong ini dijepit dengan dua buah pinset

    sirurgik dan diangkat, kemudian dibuka dengan memperhatikan agar

    isi hernia (usus) tidak terpotong. Kantong yang terbuka lalu dijepit

    dengan klem Mickuliks sehingga usus tampak jelas. Kemudian usus

    dikernbalikan ke cavum abdominalis dengan rnelebarkan irisan pada

    kantong ke proksirnal sampai leher hernia. Sisa kantong sebelah distal

    dibiarkan dalam skrotum pada hernia yang besar (karena bisa

    menimbulkan banyak pendarahan). sedang hernia yang kecil sisa

    kantong tersebut dibuang. Kernudian leher dijahit ikat. Puntung ini

    kernudian ditanamkan di bawah conjoint tendon dan digantungkan.

    Selanjutnya karena locus minoris resistantiae masih ada, perlu

    dilakukan hernioplasty (Kendarto Darmokusumo, 1993).

    Hernioplasty ada bermacarn-macam menurut kebutuhannya:

    - Ferguson

    Yaitu funiculus spermaticus ditaruh di sebelah dorsal dari musculus

    obliqus externus dan internus abdorninis dan muskulus obliqus

    internus dan transversus dijahitkan pada ligamenturn inguinale dan

    meletakkan funiculus spermaticus di dorsal, kemudian aponeurosis

    muskulus obliqus externus dijahit kembali sehingga tidak ada lagi

    kanalis inguinalis.

    - Bassini

    Muskulus obliqus internus dan muskulus transversus abdominis

    dijahitkan pada ligamentum inguinale. Funikulus spermaticus

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    18/22

    A

    21

    diletakkan ventral dari muskulus tadi tetapi dorsal dari aponeurosis

    muskulus obliqus eksternus sehingga kanalis inguinalis kedua

    muskuli tadi memperkuat dinding belakang dari kanalis inguinalis,

    sehingga locus minoris resistantiae hilang.

    - Halstedt

    Di lakukan untuk memperkuat atau rnenghilangkan locus minonis

    resistentiae. Ketiga muskulus; muskulus obliqus eksternus

    abdominis, muskulus obliqus internus abdorninis, muskulus obliqus

    transversus abdorninis, funikulus spermatikus diletakkan di sub kutis

    (Kendarto Darmokusumo, I 993).

    - Shouldice

    Membuka lantai inguinaljs dan mengimbrikasi fascia transversalis

    dengan teknik jahitan kontinyu (Sabiston, 1994).

    4. Operasi pada hernia inguinalis medialis

    Herniotomy pada hernia inguinalis medialis sama dengan

    teknik operasi hernia inguinalis lateralis. Hernioplasty di sini

    memperkuat daerah medial dan anulus inguinalis eksternus.

    Hernioplasty dikerjakan dengan cara Mc. Vay. yaitu menarik

    muskulus obliqus abdominis internus dan muskulus transversus

    abdominis, serta conjoint tendon lalu dijahitkan pada ligamentum

    cowperi lewat sebelah dorsal dan ligamentuin inguinale.

    II.8 Komplikasi dan prognosis

    A. Komplikasi

    Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi

    hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel, ini dapat

    terjadi kalau isi hernia terlalu besar atau terdiri dan omenturn, organ ekstra

    peritoneal (hernia geser atau hernia akreta). Dapat pula terjadi isi hernia

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    19/22

    A

    22

    tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang

    menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana.

    Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia richter. Jepitan

    cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan sehingga

    peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong

    hernia akan berisi transudat berupa serosanguinus, ini dapat mcnyebahkan

    perlorasi yang dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis jika

    terjadi hubungan dengan rongga perut (Syamsuhidayat dan Wim de Jong,

    1998).

    Pada pasien dewasa. tingkat komplikasi dari herniorafi inguinal yang terbuka

    berbeda antara 1% sampai 26% dengan banyak laporan yang tersusundari 7%

    sampai I 2%. Kira-kira 700 ribu herniorafi inguinal yang terjadi setiap

    tahunnya, komplikasi yang muncul kira-kira 10% dari orang-orang ini

    memiliki sebuah masalah yang cukup besar (Sabiston dan Lyerly, 1997).

    Infeksi luka merupakan masalah yang sering dihadapi. Sebuah infeksi yang

    lebih dalam dapat berdampak dalarn kernunculan kembali hernia. Kandung

    kemih dapat luka dengan cara saat dasar saluran inguinal dibentuk kembali

    dan dilakukan untuk hernia pangkal paha. Jika rnungkin melukai testis,

    vasdeferens, pembuluh darah atau syaraf illiohypogastrik, illioinguinal

    (Schawrtz dan Shires, 1988).

    Komplikasi intra operatif meliputi rnelukai atau pembedahan struktur sperma,

    luka vaskular mernproduksi pendarahan, mengganasnya sakit atau

    pengharnbatan syaraf-syaraf, luka visceral (biasanya perut atau kandung

    kemih). Komplikasi sistemik setelah operasi berhubungan dengan suatu

    prosedur khusus dalam kemunculannya.

    B. Prognosis

    Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong

    hernia (Kendarto Darmokusumo, 1993). Prognosis baik jika infeksi luka,

    obstruksi usus segera ditangani. Penyulit pasca bedah seperti nyeri pasca

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    20/22

    A

    23

    herniorafi, atrofi testis, dan rekurensi hernia umumnya dapat diatasi

    (Cameron, 1997).

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    21/22

    A

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    Cuscheri, A, M. D, Ch. M, F. R. C. S, and Giles, G. R, M. D, F. R. C. S, and Moosa,

    (1998),Essentials Surgical Practise, 2nd

    ed.1, 263, Departement of Surgery,

    St. James University Hospital, London.

    Cameron, J. L, (1997), Terapi Bedah Mutakhir, edisi IV, 709- 713, Binarupa Aksara,

    Jakarta.

    Dunphy, J.E, M.D, F.A.C.S. dan Botsford, M.D, F.A.C.S, (1980), Pemeriksaan Fisik

    Bedah, edisi ke-4, 145-146, Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta.

    Dudley and Waxmann, (1989), Scott; An Aid to Clinical Surgery, 4nd ed, 247,

    Longman Singapore Publisher Ltd, Singapore.

    Darmokusumo, K, (1993),Buku Pegangan Kuliah Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran,

    Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

    Kuijjer, P. J, prof. Dr, (1991), Kapita Selekta Pemeriksaan Bedah, cetakan IV, 62-

    66, EGC, Jakarta.

    Schwartz, and Shires, and Spencer, (1988), Principles of Surgery, 4nd

    ed, 1543, Mc.

    Graw Hill Book Company, Singapore.

    Sabiston (1994),Buku Ajar Bedah, bagian 2, 228- 230, EGC, Jakarta.

    Sabiston and Lyerly, (1997), Text Book of Surgery The Biological Basis of Modern

    Surgical Practice, 15nd ed, 1.219- 1.232, W. B, Saunders Company,

    London.

    Syamsudin, R, and Wim de Jong, (1998), Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, 706-

    710, EGC, Jakarta.

  • 7/29/2019 91178266-Hernia-Jadi

    22/22

    A