25243764 laporan kasus diet dm baru

Upload: daru-kristiyono

Post on 30-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

new

TRANSCRIPT

  • LAPORAN KASUS DIET

    DM

    OLEH : ERMAWATI

    NIM : P0713110712

    DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

    JURUSAN GIZI2009

    KATA PENGANTAR

  • Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga

    penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul Laporan Kasus Diet (Sirosis Hepatis)

    untuk melengkapi nilai mata kuliah Dietetika Lanjut pada Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

    Mataram.

    Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu sran

    dan kritik yang sifatnya membangun sangat penuyusun harapkan demi kesempurnaan laporan

    ini, akhirnya semogalaporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Mataram, Oktober 2009

    Penulis

    j

    DAFTAR ISI

  • Kata Pengantar.....................................................................................................

    Daftar isi...............................................................................................................

    BAB I. Pendahuluan............................................................................................

    1.1 Latar Belakang...............................................................................................

    1.2 Tujuan ............................................................................................................

    BAB II. Tinjauan Pustaka....................................................................................

    a. Definisi.....................................................................................................

    b. Etiologi.....................................................................................................

    c. gejala dan tanda........................................................................................

    d. diagnosis..................................................................................................

    e. klasifikasi.................................................................................................

    f. terapi obat.................................................................................................

    g. penatalaksanaan diet................................................................................

    a) tujuan diet.................................................................................................

    b) prinsip diet...............................................................................................

    c) syarat diet.................................................................................................

    BAB III Hasil Kunjungan....................................................................................

    3.1 Data Dasar Pasien..........................................................................................

    1. Identitas Pasien............................................................................................

    2. Data subjektif...............................................................................................

    berkaitan dengan riwayat penyakit..........................................................

    berkaitan dengan riwayat gizi..................................................................

    1. Data Objektif................................................................................................

    Assesment......................................................................................................

    Diagnosis Gizi................................................................................................

    Terapi Gizi.....................................................................................................

    BAB IV Kesimpulan dan Saran...........................................................................

    BAB V Daftar Pustaka.........................................................................................

    Lampiran-lampiran..............................................................................................

    BAB IPENDAHULUAN

  • 1.1 Latar BelakangDiabetes mellitus (DM) (dari kata Yunani, diabanein, "tembus" atau "pancuran air", dan

    kata Latin mellitus, "rasa manis") yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit

    yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan

    bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

    diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik

    akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,

    dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan

    mikroskop electron.

    Penyakit kencing manis atau disebut diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit

    menahun yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi nilai normal (hiperglikemia).

    Kondisi ini timbul terutama disebabkan adanya gangguan pada metabolisme karbohidrat

    (gula) di dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut antara lain disebabkan oleh adanya

    gangguan fungsi hormon insulin di dalam tubuh. Pada penderita DM, gangguan fungsi

    hormon insulin, akan menyebabkan pula gangguan pada metabolisme lemak, yang ditandai

    dengan meningkatnya kadar beberapa zat turunan lemak seperti trigliserida dan kolesterol.

    Peningkatan trigliserida dan kolesterol merupakan akibat penurunan pemecahan lemak yang

    terjadi karena penurunan aktivitas enzim-enzim pemecah lemak, yang kerjanya dipengaruhi

    oleh insulin.

    Oleh karena itu, kondisi hiperglikemia yang terjadi dalam jangka waktu lama akan

    menyebabkan perubahan fungsi dan metabolisme tubuh, termasuk metabolisme lemak.

    Perubahan-perubahan tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan, dan kerusakan

    jaringan inilah yang akan menimbulkan komplikasi-komplikasi. Sementara itu komplikasi

    kronik DM merupakan faktor resiko utama timbulnya penyakit jantung koroner,

    penyumbatan pembuluh darah, serebro-vaskuler (stroke), gagal ginjal, gangguan penglihatan,

    dan lain-lain. Oleh karena itu jika dibiarkan tidak terkendali, DM dapat menimbulkan

    penyakit atau komplikasi-komplikasi lain yang dapat berakibat fatal. Berbagai hasil

    penelitian menunjukkan bahwa peningkatan trigliserida merupakan faktor resiko independen

    yang kuat untuk penyakit jantung koroner, dan pada wanita peningkatan trigliserida

    berkorelasi dengan peningkatan resiko penyakit jantung koroner mencapai 30 persen.

  • Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2000 hampir 180 juta orang

    menderita diabetes. Di negara maju diabetes menjadi penyebab kematian nomor empat atau

    lima. Di Indonesia angkanya mencapai 5,6 juta penderita. Sebanyak 1,2-2,3 persen terjadi

    pada usia di atas 15 tahun. Diperkirakan, pada 2020 penderita DM mencapai 8,2 juta orang.

    Diabetes menimbulkan komplikasi arteri koroner dan penyakit jantung periferal, stroke,

    diabetes neuropati, amputasi, gagal ginjal, dan kebutaan. Juga menyebabkan meningkatnya

    ketidakmampuan, menurunkan harapan hidup, dan menimbulkan biaya kesehatan sangat

    besar.

    1.2 Tujuan

    a.Tujuan Umum

    Mahasiswa mengetahui Penatalaksanaan Diet Pasien seseuai panyakitnya (Diabetes

    Mellitus) yang dirawat inap di rumah sakit.

    b.Tujuan Khusus

    Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu:

    1. Mengidentifikasi pasien dengan kasus Diabetes Mellitus

    2. Mempelajari Data Rekam Medis Pasien penyakit Diabetes Mellitus

    3. Melakukan anamnesa pada pasien rawat inap

    4. Mengamati keadaan umum pasien rawat inap

    5. Mengamati diet yang diberikan dari rumah sakit

    6. Mengevaluasi konsumsi makanan berdasarkan diet yang diberikan dari rumah sakit

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi

  • Diabetes merupakan satu sindrom atau penyakit akibat dari kekurangan atau hilangnya

    keberkesanan hormon insulin. Insulin membolehkan glukosa memasuki sel-sel dalam badan.

    Sel-sel ini kemudiannya menggunakan glukosa sebagai sumber tenaga. Tanpa insulin, paras

    glukosa darah akan meningkat. Dalam masyarakat Melayu hanya dikenali (secara tidak tepat)

    sebagai kencing manis atau Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

    seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat

    kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.

    kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar

    gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Semua jenis diabetes

    mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut.

    Hiperglikemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan ketoasidosis. Kokmplikasi

    jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal

    (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta

    kerusakan saraf yang dapat menyebabkan infotensi dan gangren dengan risiko amputasi.

    Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

    Pada dasarnya, Diabetes Mellitus di sebabkan oleh hormon insulin penderita yang tidak

    mencukupi atau tidak efektif sehingga tidak dapat bekerja secara normal, padahal insulin

    mempunyai peran utama mengatur kadar glukosa didalam darah.

    nsulin yang di hasilkan oleh kelenjar pankreas yang terletak di lekukan usus 12 jari

    sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orang normal

    (non Diabetes ) 60-120 mg/dl waku puasa, ( 140 mg/dl waktu 2 jam seudah makan, bila

    terjadi gangguan pada insulin, baik secara kuantitas maupu kualitas, keseimbangan tersebut

    akan tergantung sehingga kadar glukosa darah cendrung naik.

    B. Etiologi

    1. Diabetes tipe I:

    a.Faktor genetikPenderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu

    predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.

  • Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen

    HLA.

    b.Faktor-faktor imunologiAdanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah

    pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang

    dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel

    pulau Langerhans dan insulin endogen.

    c.Faktor lingkunganVirus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi

    selbeta.

    1. Diabetes Tipe II

    Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin

    pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam

    proses terjadinya resistensi insulin.

    Faktor-faktor resiko :

    a.Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)

    b.Obesitas

    c.Riwayat keluarga

    a. Gejala dan tanda

    Gejala dan tanda-tanda penyakit diabetes mellitus dapat digolongkan menjadi 2 yaitu gejala

    akut dan gejala kronik.

    1. Gejala Akut

    Gejala penyakit DM pada setiap orang tidak akan selalu sama, akan tetapi gejala yang

    sering muncul atau pada umumnya sering timbul dengan tidak menutup kemungkinan

    akan timbul gejala lain:

    a. Pada permulaan gejala yang timbul meliputi antara lain sebagai berikut :

    Banyak Makan ( Polifagia )

  • Perasaan lapar pada pasien penyakit gula disebabkan oleh ketidakmampuan sel

    untuk mengambil gula dari dalam darah dan memakainya guna untuk

    menghasilkan Energi. Sel- sel yang kelaparan dengan gula yang banyak yang

    terdapat didalam darah akan terus- menerus memberikan sinyal atau akan

    memerintahkan kepusat rasa lapar didalam otak ingin makan sehingga pasien

    terus merasa lapar sekalipun makanan yang masuk kedalam usussnya melimpah

    atau banyak.

    Banyak Minum ( Polidipsia )

    Pada pasien diabetes kadar gula darah dapat naik hingga mencapai nilai yang

    cukup tinggi. Kadar yang lebih tinggi dari 200 mg % yang akan menyebabkan

    darah menjadi kental

    Salah satu akibat adalah rasa haus yang diderita pasien sehingga membuatnya

    untuk minum banyak guna mengencerkan darah yang kental itu. Disamping itu

    juga, frekuensi kencing yang sering dan banyak yang akan memperbesar

    kehilangan cairan melalui ginjal sehingga menambah rasa haus yang besar yang

    diderita oleh orang yang menderita diabetes mellitus.

    Banyak Kencing ( Poliuria )

  • Adapun ketiga dari gejala diatas dapat dilihat melalui bagan sebagai berikut :

    KGD meningkat > 200 mg%

    Konsentrasi gula meningkat /

    kental

    Menurunnya osmolaritas dengan meningkatnya

    keinginan untuk minum

    Sudah tidak menggunakan gula

    sehingga energi tidak ada

    Sinyal lapor ke otakPolifagia (banyak makan)Polidipsia (banyak minum)

    Dibuang melalui ginjal berupa urine

  • a. Bila keadan tersebut tidak dapat terobati lama kelamaan timbul gejala yang

    disebabkan oleh kurangnya insulin dan bukan polifagia, polidipsi dan poliuria ( 3P )

    melainkan hanya polidipsia dan poliuria ( 2P ) dengan beberapa keluhan sebagai

    berikut ;

    Nafsu makan mulai berkurang ( tidak polifagia lagi ) bahkan kadang- kadang

    disusul dengan mual jika kadar glukosa darah melebihi 500 mg/dl

    Banyak minim

    Banyak kencing

    Berat badan menurun dengan cepat ( dapat turun 4-10 kg dalam waktu 2-4

    minggu )

    Mudah lelah

    Bila tidak lekas diobati akan timbul rasa mualbahkan penderita akan jatuh koma

    ( tidak sadarkan diri ) dan disebut koma diabetic. Koma diabetic adalah koma

    pada diabetisi akibat kadar glikosa darah terlalu tinggi, biasanya melebihi ( 600

    mg/dl ).

    1. Gejala Kronik

    Kadang- kadang diabetisi tidak menunjukan gejala akut tetapi penderita tersebut

    baru menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit

    DM. gejala ini disebut gejala kronik atau menahun. Gejala kronik ini yang paling sering

    membawa diabetis berobat pertama kali.

    Gejala kronik yang sering timbul adalah sebagai berikut :

    kesemutan

    gangguan penglihatan mata kabur biasanya sering ganti kasa mata

    kilit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum

    gatal disekitar kemaluan terutama wanita

  • ereksi atau keputihan

    terasa tebal dikulit, sehingga kalau berjalan seperti berjalan diatas bantal dan

    kasur.

    Kram, leleh dan mudah mengantuk

    Gigi mudah goyah dan mudah lepas

    Kemampuan seksual menurun bahkan impotent

    Para ibu hamil sring mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan

    atau berat badan bayi lebih dari 4 kg.

    a. Diagnosis

    Menurut Suyono (2002), diagnosis diabetes dipastikan bila:

    1) Kadar glukosa darah sewaktu 200 mg/dL atau lebih ditambah gejala khas diabetes.

    2) Glukosa darah puasa 126 mg/dL atau lebih pada dua kali pemeriksaan pada saat berbeda. Bila ada keraguan, perlu dilakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) atau yang populer

    disebut OGTT (Oral Glukose Tolerance Test) dengan mengukur kadar glukosa puasa dan

    2 jam setelah minum 75 g glukosa (Suyono, 2002).

    b. Klasifikasi

    Adapun jenis-jenis Diabetes Melitus adalah sebagai berikut :1. Diabetes mellitus tipe 1

    Diabetes mellitus tipe 1 dahulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, "diabetes

    yang bergantung pada insulin"), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel

    beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi

    kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun

    orang dewasa.

    Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olah raga tidak bisa

    menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1

    memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain

    itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita

    diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.

  • Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan

    reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut

    dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

    Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan

    pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian

    darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun,

    adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa

    menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan

    pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada

    umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan

    untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan,

    juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang dibutuhkan pada saat

    makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin melalui "inhaled

    powder".

    Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan mempengaruhi

    aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan

    kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata

    untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6

    mmol/l). Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk

    mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah. seperti "frequent

    hypoglycemic events". Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan

    rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan

    dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan

    secepatnya dan dapat mengarah ke "ketoacidosis". Tingkat glukosa darah yang rendah,

    yang disebut hypoglycemia, dapat menyebabkan "seizures" atau seringnya kehilangan

    kesadaran.

    2. Diabetes mellitus tipe 2Diabetes mellitus tipe 2 dulu disebut non-insulin-dependent diabetes mellitus

    (NIDDM, "diabetes yang tidak bergantung pada insulin"), terjadi karena kombinasi dari

    "kecacatan dalam produksi insulin" dan "resistensi terhadap insulin" atau "berkurangnya

    sensitifitas terhadap insulin" (adanya defek respon jaringan terhadap insulin) yang

  • melibatkan reseptor insulin di membran sel. Pada tahap awal abnormalitas yang paling

    utama adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan

    meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Pada tahap ini, hiperglikemia dapat diatas

    dengan berbagai cara dan Obat Anti Diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas

    terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah

    penyakit, sekresi insulinpun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang

    dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme

    terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral (fat concentrated around the waist in

    relation to abdominal organs, not it seems, subcutaneous fat) diketahui sebagai faktor

    predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, mungkin dalam kaitan dengan

    pengeluaran dari adipokines (suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosa.

    abdominal gemuk Adalah terutama aktif hormonally. Kegemukan ditemukan kira-kira

    90% dari pasien dunia dikembangkan mendiagnose dengan jenis 2 kencing manis. Faktor

    lain meliputi keturunan keluarga, walaupun terus meningkat mulai untuk mempengaruhi

    anak remaja dan anak-anak.

    Diabetes mellitus tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan ( lebih dari 90

    % . timbulnya makin sering setelah umur 40 tahun dengan catatan pada decade ke 7

    kekerapan DM mencapai 3-4 kali lebih tinggi dari pada rata- rata orang dewasa. Pada

    keadaan dengan kadar gula darah yang tidak trlalu tinggi atau belum ada komplikasi,

    biasanya pasein tidak berobat kerumah sakit atau dokter oleh karena itu biasanya orang

    yang mengalami DM tidak banyak terdiognosa olah medis.

    DM tipe 2 akan meningkat karena disebabkan oleh berbagai hal misalnya

    bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya kematian akibat infeksi dan

    meningkatnya faktor resiko yang disebabkan oleh gaya hidup yang salah seperti

    kegemukan , kurang gerak atau kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat.

    Adapun Perbedaan Antara DM tipe 1 dan DM tipe 2

    No Diabetes tipe 1 (IDDM) Diabetes tipe 2 (NIDDM)1 jarang berlaku tetapi keadaannya

    lebih teruk

    biasa berlaku

    2 terjadi di kalangan mereka yang

    lebih muda antara umur 10 hingga

    terjadi di kalangan mereka yang

    lebih dewasa yang berumur 35

  • 16 tahun tahun ke atas.3 terjadi begitu cepat (pengeluaran

    insulin dari pankreas dimusnahkan).

    terjadi secara perlahan-lahan

    (insulin yang dikeluarkan tidak

    mencukupi menyebabkan paras

    glukosa darah meningkat).4 tidak mempunyai sejarah keluarga

    yang menghidap diabetes

    mempunyai sejarah keluarga

    5 tidak dikaitkan dengan kegemukan

    atau obesiti.

    kejadian kegemukan sangat tinggi

    6 pesakit akan mengalami tanda-tanda

    dan gejala amaran yang serius.

    merupakan penyakit yang senyap,

    selalunya dikesan secara kebetulan

    atau selepas berlakunya

    komplikasi.7 rawatan: pemakanan + suntikan

    insulin

    rawatan: pemakanan + senaman

    (menurunkan berat badan) + ubat

    makan + suntikan insulin (bagi

    kes-kes tertentu).(Petunjuk yang baik untuk menentukan atau mengesahkan penyakit diabetes ialah apabila

    paras glukosa melebihi 140gm/ml pada 2 kali pengambilan yang berbeza atau keputusan

    yang diambil dalam keadaan pesakit tidak berpuasa menunjukkan paras glukosa

    200mg/ml atau lebih tinggi).

    3. Diabetes mellitus gestasionalKencing manis mellitus gestasional ( gestational kencing manis mellitus, GDM) juga

    melibatkan suatu kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin

    yang tidak cukup, menirukan 2 jenis tipe kencing manis di beberapa pengakuan. [Itu]

    kembang;kan selama kehamilan dan boleh meningkatkan atau menghilang lenyap setelah

    penyerahan. Sungguhpun mungkin saja penumpang sementara, gestational kencing manis

    boleh merusakkan kesehatan dari janin atau ibu, dan sekitar 20%50% dari wanita-wanita

    dengan kencing manis gestational kembang;kan jenis 2 kencing manis kemudian (dalam)

    hidup.

    Gestational kencing manis mellitus (GDM) terjadi di sekitar 2%5% selama

    kehamilan. jenis ini sangat penting diketehui karena dampaknya pada janin kurang baik

    bila tidak ditangani dengan benar. Dapat menyebabkan permasalahan dengan kehamilan,

    termasuk macrosomia ( kelahiran dengan berat badan bayi yang sangat tinggi ), cacat

  • pada bayi dan akan menyebabkan penyakit jantung pada bayi. Hal ini memerlukan

    pengawasan hati-hati oleh ibu pada saat kehamilan.

    a. Terapi obat

    Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah

    dalam kisaran yang normal. Namun, kadar gula darah yang benar-benar normal sulit untuk

    dipertahankan.

    Meskipun demikian, semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan

    terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang menjadi semakin berkurang. Untuk

    itu diperlukan pemantauan kadar gula darah secara teratur baik dilakukan secara mandiri

    dengan alat tes kadar gula darah sendiri di rumah atau dilakukan di laboratorium terdekat.

    Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang

    yang obesitas dan menderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan pengobatan jika mereka

    menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur.

    Namun, sebagian besar penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan

    melakukan olah raga yang teratur. Karena itu biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat

    hipoglikemik (penurun kadar gula darah) per-oral.

    Diabetes tipe 1 hanya bisa diobati dengan insulin tetapi tipe 2 dapat diobati dengan obat

    oral. Jika pengendalian berat badan dan berolahraga tidak berhasil maka dokter kemudian

    memberikan obat yang dapat diminum (oral = mulut) atau menggunakan insulin.

    Berikut ini pembagian terapi farmakologi untuk diabetes, yaitu:

    Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

    Terapi Sulih Insulin

    1. Obat hipoglikemik oral

    Golongan sulfonilurea seringkali dapat menurunkan kadar gula darah secara adekuat

    pada penderita diabetes tipe II, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe I. Contohnya adalah

    glipizid, gliburid, tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah

    dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan

    efektivitasnya. Obat lainnya, yaitu metformin, tidak mempengaruhi pelepasan insulin

    tetapi meningkatkan respon tubuh terhadap insulinnya sendiri. Akarbos bekerja dengan

    cara menunda penyerapan glukosa di dalam usus. Obat hipoglikemik per-oral biasanya

    diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan oleh raga gagal menurunkan kadar

  • gula darah dengan cukup. Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari),

    meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika obat hipoglikemik

    per-oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik, mungkin perlu diberikan

    suntikan insulin.

    2. Terapi Sulih Insulin

    Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus

    diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan,

    insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan).

    Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam penelitian. Pada saat ini,

    bentuk insulin yang baru ini belum dapat bekerja dengan baik karena laju penyerapannya

    yang berbeda menimbulkan masalah dalam penentuan dosisnya.

    Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha

    atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu nyeri.

    Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja

    yang berbeda:

    1. Insulin kerja cepat.

    Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar.

    Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai

    puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam.

    Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali

    suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan.

    2. Insulin kerja sedang.

    Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan.

    Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam waktu 6-10 jam

    dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk

    memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk

    memenuhi kebutuhan sepanjang malam.

    3. Insulin kerja lambat.

    Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan.

    Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam.

  • Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulan-bulan sehingga bisa dibawa

    kemana-mana.

    Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada:

    * Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya* Keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan menyesuaikan dosisnya* Aktivitas harian penderita* Kecekatan penderita dalam mempelajari dan memahami penyakitnya* Kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke hari.

    Sediaan yang paling mudah digunakan adalah suntikan sehari sekali dari insulin kerja

    sedang. Tetapi sediaan ini memberikan kontrol gula darah yang paling minimal.

    Kontrol yang lebih ketat bisa diperoleh dengan menggabungkan 2 jenis insulin, yaitu insulin

    kerja cepat dan insulin kerja sedang. Suntikan kedua diberikan pada saat makan malam atau

    ketika hendak tidur malam.

    Kontrol yang paling ketat diperoleh dengan menyuntikkan insulin kerja cepat dan insulin

    kerja sedang pada pagi dan malam hari disertai suntikan insulin kerja cepat tambahan pada siang

    hari.

    Beberapa penderita usia lanjut memerlukan sejumlah insulin yang sama setiap harinya;

    penderita lainnya perlu menyesuaikan dosis insulinnya tergantung kepada makanan, olah raga

    dan pola kadar gula darahnya. Kebutuhan akan insulin bervariasi sesuai dengan perubahan dalam

    makanan dan olah raga.

    Beberapa penderita mengalami resistensi terhadap insulin. Insulin tidak sepenuhnya sama

    dengan insulin yang dihasilkan oleh tubuh, karena itu tubuh bisa membentuk antibodi terhadap

    insulin pengganti. Antibodi ini mempengaruhi aktivitas insulin sehingga penderita dengan

    resistansi terhadap insulin harus meningkatkan dosisnya.

    Penyuntikan insulin dapat mempengaruhi kulit dan jaringan dibawahnya pada tempat

    suntikan. Kadang terjadi reaksi alergi yang menyebabkan nyeri dan rasa terbakar, diikuti

    kemerahan, gatal dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan selama beberapa jam.

    Suntikan sering menyebabkan terbentuknya endapan lemak (sehingga kulit tampak

    berbenjol-benjol) atau merusak lemak (sehingga kulit berlekuk-lekuk). Komplikasi tersebut bisa

    dicegah dengan cara mengganti tempat penyuntikan dan mengganti jenis insulin. Pada

    pemakaian insulin manusia sintetis jarang terjadi resistensi dan alergi.

  • Pengaturan diet sangat penting. Biasanya penderita tidak boleh terlalu banyak makan

    makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penderita diabetes cenderung

    memiliki kadar kolesterol yang tinggi, karena itu dianjurkan untuk membatasi jumlah lemak

    jenuh dalam makanannya. Tetapi cara terbaik untuk menurunkan kadar kolesterol adalah

    mengontrol kadar gula darah dan berat badan.

    Semua penderita hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olah raga untuk

    mengontrol penyakitnya. Mereka harus memahami bagaimana cara menghindari terjadinya

    komplikasi.

    Penderita juga harus memberikan perhatian khusus terhadap infeksi kaki sehingga kukunya

    harus dipotong secara teratur. Penting untuk memeriksakan matanya supaya bisa diketahui

    perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.

    a. Penatalaksanaan Diet

    1. Tujuan Diet

    Menurut Pranadji (2000), tujuan diet DM adalah membantu diabetesi atau penderita

    diabetes memperbaiki kebiasaan gizi dan olah raga untuk mendapatkan kontrol

    metabolik yang lebih baik, serta beberapa tujuan khusus yaitu:

    1) Memperbaiki kesehatan umum penderita,

    2) Memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan ideal atau normal.

    3) Memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan aktivitas normal.

    4) Menormalkan pertumbuhan anak yang menderita DM.

    5) Mempertahankan kadar gula darah sekitar normal.

    6) Menekan atau menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik.

    7) Memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan penderita, misalnya sedang hamil, mempunyai penyakit hati, atau tuber kolosis paru.

    8) Menarik dan mudah diterima penderita

  • 1. Prinsip Diet

    Prinsip pemberian makanan bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur

    konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula

    darah. (Pranadji, 2000).

    2. Syarat diet

    Menurut Pranadji (2000), syarat diet DM antara lain:

    1) Jumlah energi ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi

    badan, aktivitas, suhu tubuh dan kelainan metabolik. Untuk kepentingan klinik

    praktis, kebutuhan energi dihitung berdasarkan status gizi penderita, dengan

    rumus Broca, yaitu :

    BB idaman = (TB 100) 10%

    Status gizi : - Berat badan kurang = 120% BB idaman

    Jumlah energi yang dibutuhkan = Laki-laki: BBI x (30 kkal/kg BB) + Aktivitas

    (10-30%) + koreksi status gizi.

    Perempuan: BBI x (25 kkal/kg BB) + Aktivitas (10-30%) +koreksi status gizi

    Koreksi status : - gemuk dikurangi , - kurus ditambah (Perkeni, 1998)

    2) Hidrat arang diberikan 60-70% dari total energi, disesuaikan dengan

    kesanggupan tubuh untuk menggunakannya.

    3) Makanan cukup protein dianjurkan 12% dari total energi.

    4) Cukup vitamin dan mineral.

    5) Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang diberikan (Persagi,

    1999).

    6) Lemak dianjurkan 2025% dari total energi.

    7) Asupan kolesterol hendaknya dibatasi, tidak lebih dari 300/mg perhari.

    8) Mengkonsumsi makanan yang berserat,anjuranya adalah kira-kira 25g/hari

    dengan mengutamakan serat larut.

    Makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan

    Semua bahan makanan boleh diberikan dalam jumlah yang telah ditentukan kecuali

  • gula murni seperti terdapat pada: gula pasir, gula jawa, gula batu, sirop, jam, jelly,

    buah-buahan yang diawet dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es

    krim, kue-kue manis,

    BAB IIIHASIL KUNJUNGAN

    3.1 Data Dasar Pasien

    1. Identitas Pasien

    Nama : Luh Sumarni No. RM :

    Umur : 50 tahun Ruang : Kelas II/ 5A

    JK : Perempuan Tgl MRS : 20 Oktober 2009

    Pekerjaan : Pedagang sayur Agama : Hindu

    Diagnosis : Diabetes Mellitus dengan Gangren

  • 2. Data Subjektif

    Riwayat Penyakit

    Keluhan utama Pasien masuk Rumah Sakit dengan

    keluhan ada luka gangren pada kaki

    sebelah kiri, badan lemasKeadaan umum pasien Keadaan Umum cukup, kesadaran

    ComposmentisRiwayat penyakit sekarang Pasien mengalami luka pada kaki bagian

    kanan bawah bekas operasi sedang untuk

    menghilangkan gangren yang sudah

    menjalar sampai bagian betis ats, pasien

    mual dan muntahRiwayat penyakit dahulu Pasien pernah mengalami gangrene

    sebelumnya pada bagian jempol jari yang

    lama-kelamaan semakin membesar dan

    menjalar hingga lengan atas dengan warna

    keunguan, setelah diperiksakan kadar gula

    darahnya mencapai 600 mg%, 4 tahun lalu

    mengalami obesitas hingga berat badannya

    mencapai 75 kg dan mengalami penurunan

    berat badan yang drastic mencapai 5 kg per

    bulan.Riwayat penyakit keluarga Tidak ada riwayat anggota keluarga yang

    pernah mengalami penyakit Diabetes

    Mellitus sebelumnya

    Riwayat Gizi

    Data Sosio Ekonomi Penghasilan/bln: penghasilan rata-rata

    perhari mencapai Rp. 15.000 sehingga

    penghasilan perbulannya diasumsikan

    mencapai Rp. 450.000Jumlah anggota keluarga: 5 orangSuku: Sasak

    Aktifitas fisik Jenis pekerjaan: sedang Pantangan Makanan Makanan : tidak ada pantangan makanan

  • sebelum mengalami DMJenis diet yang dijalani sebelum sakit -Diet pada saat sakit Diet DM Masalah gastrointestinal Nyeri ulu hati (ya), mual (ya), muntah (ya),

    diare (tidak), konstipasi (tidak), perubahan

    pengecapan/penciuman (tidak) Kesehatan mulut/menelan Sulit menelan (tidak), stomatitis (tidak),

    gigi lengkap (ya)Perubahan BB Bertambah/berkurang : berkurang rata-rata

    5 kg/ bulan

    1. Data Objektif

    Antropometri

    BB = 50 kg

    TB = 151 cm

    Pemeriksaan Laboratorium

    Jenis Pemeriksaan HasilGlukosa Puasa 239 mg/ 100 mlGlukosa 2 jam PP 167 mg/100 mlSGOT 15 u/LSGPT 12 u/LUreum 34 mg/ 100 mlUrin Acid 2,3 mg/ 100 mlProtein total 4,5 mg/ 100 mljAlbumin 2,4 mg/ 100 ml

    Pemeriksaan Fisik dan Klinis

    KU : cukup, kesadaran Composmentis

    Jenis Pemeriksaan Hasil Normal InterpretasiTekanan Darah 140/90 mmHg 120/80 mmHg NormalNadi 80x/menit 80 100x/menit NormalSuhu 37C 36 - 37C Nornal

    Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan pada Pus menunjukkan adanya bakteri basil (+)

    Terapi Obat

    Cendantron Amp

  • Straxon

    Priperan Amp

    Tricodazol

    Dietary

    Kebiasaan makan pasien adalah 3x sehari dengan makanan pokoknya adalah nasi jagung

    Pasien hampr setiap hari mengkonsumsi lauk hewani seperti daging sapi dan ayam

    sementara untuk ikan kadang 1-2x/ minggu. Konsumsi telur sangat jarang bahkan dalam

    seminggu tidak pernah mengkonsumsi telur @ 1 btr), lauk nabati seperti temped dan tahu

    sering 2-3x/minggu (@ 1 ptg sdg), pasien mengkonsumsi sayuran kangkung, bayam,

    terong 3-4x/minggu @1 gelas) , konsumsi buah jarang yaitu 1-2x/minggu misalnya jeruk,

    jambu air (@ 1 buah sdg)

    Pada saat pasien dirawat di rumah sakit, pasien selalu menghabiskan makanan yang

    disajikan oleh pihak rumah sakit dan mau menjalani diet yang diberikan oleh pihak

    rumah sakit. Pasien juga tidak makan makanan dari luar rumah sakit, pasien mempunyai

    keinginan yang kuat untuk sembuh, hal inipun didukung oleh support anak dari Ny Luh

    yang senantiasa memberikan semangat dan mengontrol pola makannya dan tidak pernah

    membawakan makanan dari luar untuk dikonsumsi oleh Ny. Luh

    Form Kuesioner

    Bahan

    Makanan

    Frekuensi KETR

    (Jumlah)

    /hari atau /mg

    Bahan

    Makanan

    Frekuensi KETR (Jumlah)

    /hari atau /mgT

    P

    J S T

    P

    J S

    Nasi

    Nasijagu

    ng

    Kentang

    Mie

    Sagu

    Tempe

    Tahu

    Daging

    sapi

    X

    X

    >3x/mggu

    >3x/mggu

    Telur

    Sayuran

    daun

    Sayuran

    buah

    Pisang

    Pepaya

    Santan

    Minyak

    kelapa

    X

    x

    x

    x

    x

    x

    x

    1butir/5x/mggu

    2sdk sayur

    2sdk sayur

    1x/mggu@2bji

    1x/mggu@2ptg

    250gr/hari

  • Ayam

    Ikan

    X

    X

    2x/mggu

    1x/mggu

    Teh/ Kopi x 2 cangkir

    Keterangan : TP(Tidak Pernah), J(Jarang: 1-2x/ minggu), S( Sering: >2xminggu)

    Hasil Recall

    .

    Jenis bahan Makanan PorsiMalam Pagi Siang

    Nasi/ nasi tim/ bubur/ penukar

    Daging/ikan/ telur/penukar

    Tempe/tahu/penukar

    Sayur/penukar

    Buah/penukar

    Snack/ penukar

    Lain-lain

    Nasi ( 150 gr)

    Ayam ( 50 gr)

    Tempe ( 50 gr)

    Labu siam( 50

    gr), daun

    melinjo ( 30 gr)

    Nasi ( 150 gr )

    Telur (50 gr)

    Labu air (25 gr),

    bayam (25 gr)

    Pisang Kepok

    ( 100 gr)

    Nasi ( 150 gr )

    Ikan ( 50 gr)

    Oyong (15 gr),

    jagung ( 10 gr) kc

    panjang ( 15 gr),

    ketimun (15 gr)

    Jeruk manis (100 gr)

    Tabel Analisis Hasil Recall Konsumsi Makan 24 jam

    Konsumsi Energi(kal) Protein(g) Lemak(g) KH(g) Zat Gizi

    lain (Na)Maknan RS 1188,8 54,5 23,9 192,7 140,9

    3.2 Assesment Gizi

    Antropometri

    IMT = BB(kg)/TB(m)

    = 51 kg/(1,51)

    = 51 kg/ 2,2801

    = 22,3

  • BBI = 90% x (TB dlm cm - 100) x 1 kg

    = 90% x (151 - 100) x 1 kg

    = 0.9 x 51 x 1

    = 45.9 kg

    Dari hasil perhitungan IMT di atas, maka status Gizi Ny. Luh Sumarni termasuk dalam status

    gizi Normal karena batasan status gizi Normal adalah 18,5 25 dan hasil perhitungan IMT

    Ny. Luh Sumarni adalah 22,3. Sementara itu dari hasil perhitungan BBI Ny. Luh Sumarni,

    didapatkan hasil Berat Badan Ideal Ny. Luh yaitu 45.9 kg yang relative berbeda dengan Berat

    Badan Aktualnya, selisih perbedaan antara BBI dan BBA Ny. Luh Sumarni hanya 5,2 kg.

    (Sumber: Almatsier Sunita, 2007)

    Pemeriksaan Laboratorium

    Jenis Pemeriksaan Hasil Normal InterpretasiGlukosa Puasa 239 mg/100 ml 70-100 mg/100 ml TinggiGlukosa Puasa 2 jam PP 167 mg/100 ml 70-120 mg/100 ml TinggiGlukosa sewaktu 367 mg/100 ml

  • Pasien sangat gemar minum kopi hamper setiap pagi minum kopi, sementara the

    jarang dan biasanya hanya pada sore hari

    Pasien hamper setiap hari menkonsumsi lauk hewani seperti daging sapid an ayam

    sementara ikak jarang

    Selama di Rumah Sakit pasien selalu menghabiskan makanan yang disajikan oleh

    pihak Rumah sakit dan pasien amat jarang bahkan bisa dibilang tidak pernah

    mengkonsumsi makanan dari luar Rumah Sakit, selain karena anjuran dokter juga

    Karena larangan dari anak-anaknya.

    Table tingkat konsumsi beberapa zat Gizi Ny. Luh

    Zat Gizi Asupan Kebutuhan Tingkat Konsumsi% Tk konsumsi Interpretasi

    Energi

    Protein

    Lemak

    karbohidrat

    1188,8

    54,5

    23,9

    197,2

    1319.6

    49.4

    36.65

    198

    90,2

    110,1

    65,2

    99,8

    Normal

    Tinggi

    Defisist berat

    Normal

    Kesimpulan

    Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bahan makanan dasarnya merupakan

    bahan makanan yang memilki indeks glikemik tinggi

    Personal History

    Pasien adalah seorang pedagang sayuran yang berjualan dengan cara berkeliling

    dengan menggunakan motor dengan penghasilan rata-rata perbulan Rp. 450.000,

    pasien memiliki 2 orang anak yang telah bekerja semua, bahkan salah satu anaknya

    telah bekerja diluar negeri.

    Pasien jarang sekali bahkan tidak pernah berolahraga.

    Pasien mempunyai motivasi kuat untuk sembuh, hal ini didukung penuh oleh anggota

    keluarga yang lain.

    Pasien selalu menghabiskan makanan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit

    Pasien setiap pagi selalu minim ramuan khusus yang terbuat dari Daun lemoh-lemoh

    yang diberikan oleh suami untuk mengurangi rasa mual yang selau dirasakannya pada

    pagi hari

  • Selama menjalani rawat inap di Rumah Sakit Pasien telah 3x mengikuti konsultasi

    tentang penyakitnya oleh dokter

    Pasien telah menjalani operasi sedang sebelumnya yakni seminggu setelah dirawat di

    Rumah sakit terkait dengan kondisi gangten yang telah meluas hingga kebagian atas

    betis

    Kesimpulan Kurangnya aktivitas fisik ( olahraga)

    3.3 Diagnosis Gizi

    NI-53.2 Tidak tepatnya intake dari jenis KH berkaitan dengan kondisi Diabetes

    Mellitus ditandai dengan hiperglikemia ( Glukosa Puasa> 126 mg/ dl dan glukosa puasa 2

    jam PP > 200 mg/dl dan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang merupakan bahan

    makanan indeks glikemik tinggi

    NI-5.1 Resiko penurunan kebutuhan zat Gizi spesifik ( Na) berkaitan dengan

    kondisi hipertensi ( tekanan darah mencapai 140/90 mmHg )

    NI-3.1 Resiko peningkatan kebutuhan cairan berkaitan dengan adanya kondisi

    mual dan muntah

    NC-2.2 Perubahan Nilai Laboratorium terkait zat Gizi khusus berkaitan dengan

    gangguan fungsi organ pancreas ditandai dengan ketidaknormalan kadar glukosa darah

    NB-1.2 Keyakinan / kebiasaan yang salah tentang makanan berkaitan dengan

    penggunaan terapi alternative untuk menyembuhkan penyakit ditandai dengan suka

    meminum ramuan dari daun khusus yang tidak dianjurkan oleh dokter

    3.4 Terapi Gizi

    Tujuan Diet

    1) Mempertahankan kadar glukosa darah agar mendekati normal dengan

    menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dan aktivitas fisik.

    2) Mencapai berat badan normal.

    3) Mencapai tekanan darah normal.

    4) Menangani komplikasi yang saat ini dialami pasien yaitu Hipertensi agar tidak

    membahayakan bagi pasien.

    Terapi/macam Diet

  • Dilihat dari perhitungan, kalori yang dibutuhkan Ibu Luh adalah 1319.6 kkal sehingga

    macam diet yang diberikan adalah diet DM III dengan batasan kalori 1500 kkal, protein

    51.5 gr, lemak 36.5 gr, karbohidrat 235 gr, selain itu karena adanya kondisi hipertensi

    maka pasien diberi juga diet rendah Garam rendah III

    Bentuk Makanan

    Bentuk makanan biasa, karena pasien tidak menderita gangguan pernafasan dan

    gangguan pencernaan. Sehingga yang dibatasi adalah jumlah natrium dalam makanan dan

    penggunaan garam dalam mengolah makanan.

    Prinsip Diet

    1. energi cukup

    2. protein normal

    3. lemak sedang

    4. karbohidrat cukup

    5. rendah natrium

    6. cukup vitamin dan mineral

    7. serat tinggi 30 g/hari

    8. cairan sesuai kebutuhan

    Perhitungan

    Perhitungan kebutuhan gizi penderita DM (Perkeni, 2006)

    1) Kebutuhan energi

    Energi Basal = BBI X 25 kkal

    = 45.9 kg X 25 kkal

    = 1147.5 kkal

    F. aktivitas = 10% x EB

    = 0.1 x 1147.5 kkal

    = 114.75

    F. strees = 10% x EB

    = 0.1 x 1147.5 kkal

    = 114.75

    K.Umur = 5% x EB

    = 0.05 x 1147.5 kkal

    = 57.375 kkal

  • TEE = EB + F. Akt + F. Stress - K. umur

    = 1147.5 kkal + 114.75 + 114.75 57.375

    = 1319.6 kkal

    2) Kebutuhan protein

    P = 15% x TEE

    = 0.15 x 1319.6 kkal

    = 197.94/4

    = 49.4 gr

    3) Kebutuhan Lemak

    L = 25% x TEE

    = 0.25 x 1319.6 kkal

    = 329.9/9

    = 36.65

    4) Kebutuhan Karbohidrat

    KH = TEE (P x 4) + (L x 9)/4

    = 1319.6 (49.4 x 4) + (36.65 x 9)/4

    = 1319.6 - 197.6 + 329.85/4

    = 1319.6 527.45/4

    = 198 gr

    5) Kebutuhan Vitamin dan mineral ( DKGA Tahun 2005 )

    Vitamin A = 500 RE

    Vitamin C = 60 mg

    Ca = 600 mg

    Fe = 14 mg

    Na = 1000-1200 mg ( Diet rendah Garam III)

    Syarat Diet

    1. Energi

    Energi diberikan sebesar 1480 kal/hr Karena pasien ini meniliki berat badan aktual

    melebihi berat badan yang seharusnya maka energi harus diberikan sesuai kebutuhan dan

  • apabila diberikan energi yang berlebih maka energi itu akan menyimpan dalam bentuk

    lemak oleh tubuh. Oleh karena itu energi harus diberikan cukup sesuai kebutuhan agar

    terhindar dari kenaikan berat badan yang berlebih, dan energi yang tidak dapat digunakan

    oleh tubuh akan mengakibatkan kadar gula darah naik.

    Sumber ;

    2. Protein

    Protein diberikan sebesar 44,4 gr karena protein dibentuk dari asam amino yang

    jenisnya berlainan dan terikat menjadi satu lewat ikatan peptida, protein dapat

    membentuk hormon-hormon salah satunya hormone insulin. Protein dibatasi karena

    protein akan dipecah menjadi glukosa ( sebagai penghasil energi ). Dan apabila hormone

    insulin diproduksi banyak akan tetapi tidak efektif, atau insulin yang diproduksi sedikit

    maka glukosa yang dihasilkan oleh protein tidak akan berubah menjadi energi melainkan

    akan mengendap dan menumpuk didalam darah dalam bentuk glukosa sehingga dapat

    menaikkan kadar gula didalam darah.selain itu juga bagi penderita DM dengan

    komplikasi Ginjal akan memperberat kerja ginjal yang sebagai penyaring atau filtrasi

    protein.

    Sumber ;

    3. Lemak

    Lemak diberikan sebesar 32,9 gram karena dengan tujuan agar dapat membantu

    menurunkan jumlah masukan energi karena lemak merupakan salah satu penyuplai energi

    terbesar ke dua dari karbohidrat, agar dapat menurunkan berat badan bagi pasien secara

    bertahap dan dapat mencegah dengan komplikasi-komplikasi lain seperti kolesterol,

    penyakit hati dll.

    Sumber :

    4. Karbohidrat

    Karbohidrat diberikan sebesar 251,6 gr. Dianjurkan memberikan jenis karbohidrat

    kompleks karena karbohidrat kompleks memiliki rantai molekul glukosa yang panjang,

    khususnya rantai yang terbungkus di dalam serat, seperti lignin, selulosa, hemiselulosa

    yang sulit dicerna atau dipecah, karena bagi pasien DM kadar gula glukosa didalam darah

    sesudah makan tidak boleh naik terlalu tinggi.alasan lain juga KH kompleks diberikan

    cukup adalah untuk mengurangi konsumsi lemak yang berlebihan, bahwa KH merupakan

    sumber energi yang paling banyak dan yang paling bersih bagi tubuh kita kare hasil dari

  • metabolisme KH ini adalah berupa asam laktat yang dapat didaur ulang di dalam hati

    untuk menghasilkan energi kembali, sebaliknya kalau hasil dari protein dan lemak yang

    dikonsumsi berlebih berupa benda- benda keton sedangkan protein berupa amoniak dan

    ureum yang dapat menjadi bahan beracun bagi tubuh terutama oleh hati dan ginjal.

    Karbohidrat kompleks dapat memberikan rasa kenyang yang tahan lama pada pasien

    sehingga dapat menghentikan keinginan pasien untuk makan yang berlebihan yang dapat

    mengakibatkan kegemukan bagi pasien dan karbohidrat kompleks juga dapat

    menurunkan kadar gula darah yang berlebihan di dalam tubuh karena KH.

    Sumber :

    5. Serat diberikan 25 gr/hr karena serat dalam makanan akan menyebabkan kadar gula darah

    yang ada di dalam tubuh tidak mengalami kenaikan secepat . karena jenis serat khususnya

    serat larut dalam air akan memperlambat penyerapan gula dengan cara serat ini

    membentuk gel yang menghalangi penyerapan gula.

    Serat ini dapat mempercepat penurunan berat badan karena kandungan lemaknya

    rendah dan tidak menyuplai kalori, pasien DM dianjurkan banyak mengkonsumsi serat

    karena tidak dapat merangsang pasien untuk makan yang berlebihan dan pasien

    memerlukan waktu yang lama untuk berkeinginan makan lagi.

    Serat juga dibagi menjadi dua yaitu serat yang larut dalam air dan yang tidak larut

    dalam air, serat yang dapat larut dalam air yang dapat menurunkan kadar gula darah

    seperti gum, pectin.dan yang tidak larut air seperti selulosa, lignin yang hanya berfungsi

    untuk mencegah konstipasi.

    Sumber : buah- buahan ( apel, pisang, papaya dll ) dan sayuran hijau ( bayam, tauge, kc

    panjang dll )

    6. Vitamin A diberikan sebanyak 500 RE yang didalam tubuh berperan didalam proses pertahanan tubuh atau antibodi agar keadaan tubuh yang sudah lemah akibat kondisi

    pasca operasi dan terdapat luka bedah tidak bertambah parah akibat adanya peradangan,

    vitamin A dapat diperoleh dari wortel, kangkung, telur, pepaya

    7. Vitamin C diberikan sebanyak 60 mg, Vitamin esensial larut air ini memainkan peranan kunci dalam proses pembentukan kolagen yang merupakan komponen dasar

    pembentukan jaringan penghubung dalam tubuh. Pembentukan kolagen optimal sangat

    diperlukan untuk pembentukan ligamen, tendon, dentin, kulit, pembuluh darah, dan

    tulang. Juga membantu proses penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.

  • Vitamin C juga berperan dalam proses penyerapan zat besi non-organik (zat besi dari

    makanan non hewani), sehingga dapat mencegah dan membantu penyembuhan anemia.

    Sekarang vitamin C juga menyedot perhatian lantaran kemampuannya sebagai

    antioksidan, yang dapat membantu mencegah kerusakan sel akibat aktivitas molekul

    radikal bebas. Dalam tubuh molekul radikal bebas mengoksidasi protein, asam lemak,

    dan DNA. Kerusakan akibat radikal bebas berimplikasi pada timbulnya sejumlah

    penyakit, termasuk kanker, kardiovaskuler, dan katarak.

    8. Besi (Fe) diberikan sebanyak 14 mg yang digunakan didalam proses pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengurangi resiko untuk mengalami anemia, Fe dapat

    diperoleh dari sumber kangkung, pepaya

    9. Calsium diberikan sebanyak 600 mg yang digunakan untuk pembentukan sum-sum tulang, dimana sum-sum tulang merupakan tempat memproduksi leukosit, seperti yang

    diketahui bahwa leukosit akan berperan untuk membunuh kuman-kuman penyakit yang

    masuk kedalam tubuh karena sifatnya sebagai fagositosis, sumber kacang merah, tempe,

    telur

    10. Cairan diberikan untuk mencegah terjadinya dehidarsi akibat adanya keadaan mual dan

    muntah, serta berfungsi di dlam mengatur dan menjaga keseimbangan cairan dan

    elektrolit dalam tubuh terutama karena mual dan muntah

    Pengamatan Diet yang diberikan Oleh Rumah sakit

    Jenis diet

    Bentuk makanan Makanan biasa

    Jenis makanan

    Nasi/tim/bubur : Nasi

    L. hewani : ikan laut

    L. nabati : tahu

    Sayur : bening gambas + kdg panjang

    Buah : jeruk

    Jumlah porsi Nasi/tim/bubur : @150 gr

  • L. hewani : @ 75 gr

    L. nabati : @ 50 gr

    Sayur : 50 gr

    Buah : 100 gr

    Tekstur

    Nasi/tim/bubur : lunak

    L. hewani : empuk

    L. nabati : lunak, kering

    Sayur : cair

    Buah : padat

    Berdasarkan pengamatan secara langsung dilapangan dapat kai simpulkan bahwa

    penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit Islam khususnya pada pasien dengan diagnose

    Diabetes mellitus sudah cukup baik, dilihat dari beberapa indicator yaitu kesesuaian antara

    penyakit dengan diet yang diberikan, standar jumlah makanan yang disajikan dan cara penyajian

    yang atraktif dan menarik, namun masih terdapat sejumlah kekurangan antara lain yaitu diet

    yang diberikan belum memerhatikan kondisi dan keluhan spesifik pasien, selain itu Prinsip 3P

    yang seharusnya dipegang teguh pada pasien Diabetes mellitus tidak dijalankan secara maksimal

    hal ini dapat dilihat dari penjadwalan makanan yang disamaratakan antara pasien yang

    mengalami DM dengan pasien yang mengalami penyakit lain, selain itu jenis dari bahan

    makanan yang digunakan terlalu simple dan tidak variatif.

  • BAB IV

    KESIMPULAN

    A. Kesimpulan.

    Pasien yang diamati masuk pada tanggal 20 Oktober 2009 dengan keluhan adanya

    gangrene pada kaki sebelah kiri hingga bagian betis dan badan lemas

    Berdasarkan data rekam medis pasien, didapatkan bahwa hasil pemeriksaan

    laboratorium nilai kadar glukosa puasa, glukosa sewaktu dan glukosa puasa 2 jam PP

    melebihi kadar normalnya

    Berdasarkan hasil anamnesa pasien bahwa tingkat konsumsi energy dan karbohidrat

    tinggi sementara konsumsi lemak mengalami deficit dan konsumsi protein tinggi

    Secara umum keadaan umum pasien pasca operasi cukup baik dan kesadaran penuh,

    luka gangrene bekas operasi sudah berangsur membaik, kadar glukosa darah

    berangsur menurun dan keluhan mual muntah sudah berkurang

    Diit yang diberikan kepada pasien pasca operasi oleh pihak Rumah Sakit Umum telah

    sesuai dengan teori, yaitu dengan diberikan Diet

    A. Saran.

  • Dalam penyajian makanan di RS harus menarik. Sehingga pasien tertarik untuk

    mengkonsumsinya dan harus sesuai dengan diet yang diberikan berdasarkan penyakit

    yang diderita oleh pasien. Sehingga proses penyembuhan pasien dan terwujudnya

    masyarakat NTB yang sehat dapat diwujudkan

    BAB V

    DAFTAR PUSTAKA

    Almatsier, Sunita. 2007. Penuntun Diet. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama

    http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/DM/

    http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=1264

  • LAMPIRAN-LAMPIRAN

    Menu makan di Rumah sakit Islam Siti Hajar Ny. Luh Sumarni dengan diagnosa penyakit

    Diabetes mellitus

    Makan Malam

    Nasi

    Sayur bening labu siam

    Ayam goreng

    Tempe kukus

    Makan Pagi

    Nasi

    Bening bayam

    Telur rebus

    Pisang Kepok

    Makan siang

    Nasi

    Tahu kukus bumbu kuning

    Ikan bumbu kuning

    Bening Oyong+jagung+kc panjang