laporan kasus diet dm baru

55
LAPORAN KASUS DIET DM OLEH : ERMAWATI NIM : P0713110712 DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN GIZI 2009

Upload: uytrew

Post on 15-Jun-2015

2.970 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Diet DM Baru

LAPORAN KASUS DIET

DM

OLEH : ERMAWATI

NIM : P0713110712

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN GIZI

2009

Page 2: Laporan Kasus Diet DM Baru

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga

penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul Laporan Kasus Diet (Sirosis Hepatis)

untuk melengkapi nilai mata kuliah Dietetika Lanjut pada Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

Mataram.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu sran

dan kritik yang sifatnya membangun sangat penuyusun harapkan demi kesempurnaan laporan

ini, akhirnya semogalaporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, Oktober 2009

Penulis

j

Page 3: Laporan Kasus Diet DM Baru

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................

Daftar isi...............................................................................................................

BAB I. Pendahuluan............................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................

1.2 Tujuan ............................................................................................................

BAB II. Tinjauan Pustaka....................................................................................

a. Definisi.....................................................................................................

b. Etiologi.....................................................................................................

c. gejala dan tanda........................................................................................

d. diagnosis..................................................................................................

e. klasifikasi.................................................................................................

f. terapi obat.................................................................................................

g. penatalaksanaan diet................................................................................

a) tujuan diet.................................................................................................

b) prinsip diet...............................................................................................

c) syarat diet.................................................................................................

BAB III Hasil Kunjungan....................................................................................

3.1 Data Dasar Pasien..........................................................................................

1. Identitas Pasien................................................................................

2. Data subjektif...................................................................................

- berkaitan dengan riwayat penyakit..........................................................

- berkaitan dengan riwayat gizi..................................................................

3. Data Objektif....................................................................................

...Assesment...................................................................................................

Diagnosis Gizi................................................................................................

. .Terapi Gizi..................................................................................................

BAB IV Kesimpulan dan Saran...........................................................................

BAB V Daftar Pustaka.........................................................................................

Lampiran-lampiran..............................................................................................

Page 4: Laporan Kasus Diet DM Baru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) (dari kata Yunani, diabaínein, "tembus" atau "pancuran air", dan

kata Latin mellitus, "rasa manis") yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit

yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan

bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik

akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,

dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan

mikroskop electron.

Penyakit kencing manis atau disebut diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit

menahun yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi nilai normal (hiperglikemia).

Kondisi ini timbul terutama disebabkan adanya gangguan pada metabolisme karbohidrat

(gula) di dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut antara lain disebabkan oleh adanya

gangguan fungsi hormon insulin di dalam tubuh. Pada penderita DM, gangguan fungsi

hormon insulin, akan menyebabkan pula gangguan pada metabolisme lemak, yang ditandai

dengan meningkatnya kadar beberapa zat turunan lemak seperti trigliserida dan kolesterol.

Peningkatan trigliserida dan kolesterol merupakan akibat penurunan pemecahan lemak yang

terjadi karena penurunan aktivitas enzim-enzim pemecah lemak, yang kerjanya dipengaruhi

oleh insulin.

Oleh karena itu, kondisi hiperglikemia yang terjadi dalam jangka waktu lama akan

menyebabkan perubahan fungsi dan metabolisme tubuh, termasuk metabolisme lemak.

Perubahan-perubahan tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan, dan kerusakan

jaringan inilah yang akan menimbulkan komplikasi-komplikasi. Sementara itu komplikasi

kronik DM merupakan faktor resiko utama timbulnya penyakit jantung koroner,

penyumbatan pembuluh darah, serebro-vaskuler (stroke), gagal ginjal, gangguan penglihatan,

dan lain-lain. Oleh karena itu jika dibiarkan tidak terkendali, DM dapat menimbulkan

Page 5: Laporan Kasus Diet DM Baru

penyakit atau komplikasi-komplikasi lain yang dapat berakibat fatal. Berbagai hasil

penelitian menunjukkan bahwa peningkatan trigliserida merupakan faktor resiko independen

yang kuat untuk penyakit jantung koroner, dan pada wanita peningkatan trigliserida

berkorelasi dengan peningkatan resiko penyakit jantung koroner mencapai 30 persen.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2000 hampir 180 juta orang

menderita diabetes. Di negara maju diabetes menjadi penyebab kematian nomor empat atau

lima. Di Indonesia angkanya mencapai 5,6 juta penderita. Sebanyak 1,2-2,3 persen terjadi

pada usia di atas 15 tahun. Diperkirakan, pada 2020 penderita DM mencapai 8,2 juta orang.

Diabetes menimbulkan komplikasi arteri koroner dan penyakit jantung periferal, stroke,

diabetes neuropati, amputasi, gagal ginjal, dan kebutaan. Juga menyebabkan meningkatnya

ketidakmampuan, menurunkan harapan hidup, dan menimbulkan biaya kesehatan sangat

besar.

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Mahasiswa mengetahui Penatalaksanaan Diet Pasien seseuai panyakitnya (Diabetes

Mellitus) yang dirawat inap di rumah sakit.

b. Tujuan Khusus

Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Mengidentifikasi pasien dengan kasus Diabetes Mellitus

2. Mempelajari Data Rekam Medis Pasien penyakit Diabetes Mellitus

3. Melakukan anamnesa pada pasien rawat inap

4. Mengamati keadaan umum pasien rawat inap

5. Mengamati diet yang diberikan dari rumah sakit

6. Mengevaluasi konsumsi makanan berdasarkan diet yang diberikan dari rumah sakit

Page 6: Laporan Kasus Diet DM Baru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Diabetes merupakan satu sindrom atau penyakit akibat dari kekurangan atau hilangnya

keberkesanan hormon insulin. Insulin membolehkan glukosa memasuki sel-sel dalam badan.

Sel-sel ini kemudiannya menggunakan glukosa sebagai sumber tenaga. Tanpa insulin, paras

glukosa darah akan meningkat. Dalam masyarakat Melayu hanya dikenali (secara tidak tepat)

sebagai kencing manis atau Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat

kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.

kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar

gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Semua jenis diabetes

mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut.

Hiperglikemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan ketoasidosis. Kokmplikasi

jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal

(penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta

kerusakan saraf yang dapat menyebabkan infotensi dan gangren dengan risiko amputasi.

Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

Pada dasarnya, Diabetes Mellitus di sebabkan oleh hormon insulin penderita yang tidak

mencukupi atau tidak efektif sehingga tidak dapat bekerja secara normal, padahal insulin

mempunyai peran utama mengatur kadar glukosa didalam darah.

nsulin yang di hasilkan oleh kelenjar pankreas yang terletak di lekukan usus 12 jari

sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah yaitu untuk orang normal

(non Diabetes ) 60-120 mg/dl waku puasa, ( 140 mg/dl waktu 2 jam seudah makan, bila

terjadi gangguan pada insulin, baik secara kuantitas maupu kualitas, keseimbangan tersebut

akan tergantung sehingga kadar glukosa darah cendrung naik.

Page 7: Laporan Kasus Diet DM Baru

B. Etiologi

1. Diabetes tipe I:

a. Faktor genetik

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu

predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.

Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen

HLA.

b. Faktor-faktor imunologi

Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah

pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang

dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel

pulau Langerhans dan insulin endogen.

c. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi

selbeta.

2. Diabetes Tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin

pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam

proses terjadinya resistensi insulin.

Faktor-faktor resiko :

a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)

b. Obesitas

c. Riwayat keluarga

a. Gejala dan tanda

Page 8: Laporan Kasus Diet DM Baru

Gejala dan tanda-tanda penyakit diabetes mellitus dapat digolongkan menjadi 2 yaitu gejala

akut dan gejala kronik.

1. Gejala Akut

Gejala penyakit DM pada setiap orang tidak akan selalu sama, akan tetapi gejala yang

sering muncul atau pada umumnya sering timbul dengan tidak menutup kemungkinan

akan timbul gejala lain:

a. Pada permulaan gejala yang timbul meliputi antara lain sebagai berikut :

- Banyak Makan ( Polifagia )

Perasaan lapar pada pasien penyakit gula disebabkan oleh ketidakmampuan sel

untuk mengambil gula dari dalam darah dan memakainya guna untuk

menghasilkan Energi. Sel- sel yang kelaparan dengan gula yang banyak yang

terdapat didalam darah akan terus- menerus memberikan sinyal atau akan

memerintahkan kepusat rasa lapar didalam otak ingin makan sehingga pasien

terus merasa lapar sekalipun makanan yang masuk kedalam usussnya melimpah

atau banyak.

- Banyak Minum ( Polidipsia )

Pada pasien diabetes kadar gula darah dapat naik hingga mencapai nilai yang

cukup tinggi. Kadar yang lebih tinggi dari 200 mg % yang akan menyebabkan

darah menjadi “ kental “

Salah satu akibat adalah rasa haus yang diderita pasien sehingga membuatnya

untuk minum banyak guna mengencerkan darah yang kental itu. Disamping itu

juga, frekuensi kencing yang sering dan banyak yang akan memperbesar

kehilangan cairan melalui ginjal sehingga menambah rasa haus yang besar yang

diderita oleh orang yang menderita diabetes mellitus.

- Banyak Kencing ( Poliuria )

Page 9: Laporan Kasus Diet DM Baru

KGD meningkat > 200 mg%

Konsentrasi gula meningkat / kental

Menurunnya osmolaritas dengan meningkatnya

keinginan untuk minum

Sudah tidak menggunakan gula sehingga energi tidak

ada

Sinyal lapor ke otak

Polifagia (banyak makan)

Polidipsia (banyak minum)

Dibuang melalui ginjal berupa urine

- Adapun ketiga dari gejala diatas dapat dilihat melalui bagan sebagai berikut :

b. Bila keadan tersebut tidak dapat terobati lama kelamaan timbul gejala yang

disebabkan oleh kurangnya insulin dan bukan polifagia, polidipsi dan poliuria ( 3P )

melainkan hanya polidipsia dan poliuria ( 2P ) dengan beberapa keluhan sebagai

berikut ;

- Nafsu makan mulai berkurang ( tidak polifagia lagi ) bahkan kadang- kadang

disusul dengan mual jika kadar glukosa darah melebihi 500 mg/dl

- Banyak minim

- Banyak kencing

- Berat badan menurun dengan cepat ( dapat turun 4-10 kg dalam waktu 2-4

minggu )

- Mudah lelah

- Bila tidak lekas diobati akan timbul rasa mualbahkan penderita akan jatuh koma

( tidak sadarkan diri ) dan disebut koma diabetic. Koma diabetic adalah koma

Page 10: Laporan Kasus Diet DM Baru

pada diabetisi akibat kadar glikosa darah terlalu tinggi, biasanya melebihi ( 600

mg/dl ).

2. Gejala Kronik

Kadang- kadang diabetisi tidak menunjukan gejala akut tetapi penderita tersebut

baru menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit

DM. gejala ini disebut gejala kronik atau menahun. Gejala kronik ini yang paling sering

membawa diabetis berobat pertama kali.

Gejala kronik yang sering timbul adalah sebagai berikut :

- kesemutan

- gangguan penglihatan mata kabur biasanya sering ganti kasa mata

- kilit terasa panas atau seperti tertusuk –tusuk jarum

- gatal disekitar kemaluan terutama wanita

- ereksi atau keputihan

- terasa tebal dikulit, sehingga kalau berjalan seperti berjalan diatas bantal dan kasur.

- Kram, leleh dan mudah mengantuk

- Gigi mudah goyah dan mudah lepas

- Kemampuan seksual menurun bahkan impotent

- Para ibu hamil sring mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan

atau berat badan bayi lebih dari 4 kg.

b. Diagnosis

Menurut Suyono (2002), diagnosis diabetes dipastikan bila:

1) Kadar glukosa darah sewaktu 200 mg/dL atau lebih ditambah gejala khas diabetes.

2) Glukosa darah puasa 126 mg/dL atau lebih pada dua kali pemeriksaan pada saat berbeda.

Bila ada keraguan, perlu dilakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) atau yang populer

disebut OGTT (Oral Glukose Tolerance Test) dengan mengukur kadar glukosa puasa dan

2 jam setelah minum 75 g glukosa (Suyono, 2002).

c. Klasifikasi

Page 11: Laporan Kasus Diet DM Baru

Adapun jenis-jenis Diabetes Melitus adalah sebagai berikut :

1. Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1 dahulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, "diabetes

yang bergantung pada insulin"), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel

beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi

kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun

orang dewasa.

Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olah raga tidak bisa

menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1

memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain

itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita

diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan

reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut

dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan

pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian

darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun,

adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa

menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan

pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada

umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan

untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan,

juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang dibutuhkan pada saat

makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin melalui "inhaled

powder".

Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan mempengaruhi

aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan

kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata

untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6

mmol/l). Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk

Page 12: Laporan Kasus Diet DM Baru

mereka yang bermasalah dengan angka yang lebih rendah. seperti "frequent

hypoglycemic events". Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan

rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan

dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan

secepatnya dan dapat mengarah ke "ketoacidosis". Tingkat glukosa darah yang rendah,

yang disebut hypoglycemia, dapat menyebabkan "seizures" atau seringnya kehilangan

kesadaran.

2. Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 dulu disebut non-insulin-dependent diabetes mellitus

(NIDDM, "diabetes yang tidak bergantung pada insulin"), terjadi karena kombinasi dari

"kecacatan dalam produksi insulin" dan "resistensi terhadap insulin" atau "berkurangnya

sensitifitas terhadap insulin" (adanya defek respon jaringan terhadap insulin) yang

melibatkan reseptor insulin di membran sel. Pada tahap awal abnormalitas yang paling

utama adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan

meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Pada tahap ini, hiperglikemia dapat diatas

dengan berbagai cara dan Obat Anti Diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas

terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah

penyakit, sekresi insulinpun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang

dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme

terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral (fat concentrated around the waist in

relation to abdominal organs, not it seems, subcutaneous fat) diketahui sebagai faktor

predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, mungkin dalam kaitan dengan

pengeluaran dari adipokines (suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosa.

abdominal gemuk Adalah terutama aktif hormonally. Kegemukan ditemukan kira-kira

90% dari pasien dunia dikembangkan mendiagnose dengan jenis 2 kencing manis. Faktor

lain meliputi keturunan keluarga, walaupun terus meningkat mulai untuk mempengaruhi

anak remaja dan anak-anak.

Diabetes mellitus tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan ( lebih dari 90

% . timbulnya makin sering setelah umur 40 tahun dengan catatan pada decade ke 7

kekerapan DM mencapai 3-4 kali lebih tinggi dari pada rata- rata orang dewasa. Pada

Page 13: Laporan Kasus Diet DM Baru

keadaan dengan kadar gula darah yang tidak trlalu tinggi atau belum ada komplikasi,

biasanya pasein tidak berobat kerumah sakit atau dokter oleh karena itu biasanya orang

yang mengalami DM tidak banyak terdiognosa olah medis.

DM tipe 2 akan meningkat karena disebabkan oleh berbagai hal misalnya

bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya kematian akibat infeksi dan

meningkatnya faktor resiko yang disebabkan oleh gaya hidup yang salah seperti

kegemukan , kurang gerak atau kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat.

Adapun Perbedaan Antara DM tipe 1 dan DM tipe 2

No Diabetes tipe 1 (IDDM) Diabetes tipe 2 (NIDDM)

1 jarang berlaku tetapi keadaannya

lebih teruk

biasa berlaku

2 terjadi di kalangan mereka yang

lebih muda antara umur 10 hingga

16 tahun

terjadi di kalangan mereka yang

lebih dewasa yang berumur 35

tahun ke atas.

3 terjadi begitu cepat (pengeluaran

insulin dari pankreas dimusnahkan).

terjadi secara perlahan-lahan

(insulin yang dikeluarkan tidak

mencukupi menyebabkan paras

glukosa darah meningkat).

4 tidak mempunyai sejarah keluarga

yang menghidap diabetes

mempunyai sejarah keluarga

5 tidak dikaitkan dengan kegemukan

atau obesiti.

kejadian kegemukan sangat tinggi

6 pesakit akan mengalami tanda-tanda

dan gejala amaran yang serius.

merupakan penyakit yang senyap,

selalunya dikesan secara kebetulan

atau selepas berlakunya

komplikasi.

7 rawatan: pemakanan + suntikan

insulin

rawatan: pemakanan + senaman

(menurunkan berat badan) + ubat

makan + suntikan insulin (bagi

Page 14: Laporan Kasus Diet DM Baru

kes-kes tertentu).

(Petunjuk yang baik untuk menentukan atau mengesahkan penyakit diabetes ialah apabila

paras glukosa melebihi 140gm/ml pada 2 kali pengambilan yang berbeza atau keputusan

yang diambil dalam keadaan pesakit tidak berpuasa menunjukkan paras glukosa

200mg/ml atau lebih tinggi).

3. Diabetes mellitus gestasional

Kencing manis mellitus gestasional ( gestational kencing manis mellitus, GDM) juga

melibatkan suatu kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin

yang tidak cukup, menirukan 2 jenis tipe kencing manis di beberapa pengakuan. [Itu]

kembang;kan selama kehamilan dan boleh meningkatkan atau menghilang lenyap setelah

penyerahan. Sungguhpun mungkin saja penumpang sementara, gestational kencing manis

boleh merusakkan kesehatan dari janin atau ibu, dan sekitar 20%–50% dari wanita-wanita

dengan kencing manis gestational kembang;kan jenis 2 kencing manis kemudian (dalam)

hidup.

Gestational kencing manis mellitus (GDM) terjadi di sekitar 2%–5% selama

kehamilan. jenis ini sangat penting diketehui karena dampaknya pada janin kurang baik

bila tidak ditangani dengan benar. Dapat menyebabkan permasalahan dengan kehamilan,

termasuk macrosomia ( kelahiran dengan berat badan bayi yang sangat tinggi ), cacat

pada bayi dan akan menyebabkan penyakit jantung pada bayi. Hal ini memerlukan

pengawasan hati-hati oleh ibu pada saat kehamilan.

d. Terapi obat

Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah

dalam kisaran yang normal. Namun, kadar gula darah yang benar-benar normal sulit untuk

dipertahankan.

Meskipun demikian, semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan

terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang menjadi semakin berkurang. Untuk

itu diperlukan pemantauan kadar gula darah secara teratur baik dilakukan secara mandiri

dengan alat tes kadar gula darah sendiri di rumah atau dilakukan di laboratorium terdekat.

Page 15: Laporan Kasus Diet DM Baru

Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang

yang obesitas dan menderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan pengobatan jika mereka

menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur.

Namun, sebagian besar penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan

melakukan olah raga yang teratur. Karena itu biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat

hipoglikemik (penurun kadar gula darah) per-oral.

Diabetes tipe 1 hanya bisa diobati dengan insulin tetapi tipe 2 dapat diobati dengan obat

oral. Jika pengendalian berat badan dan berolahraga tidak berhasil maka dokter kemudian

memberikan obat yang dapat diminum (oral = mulut) atau menggunakan insulin.

Berikut ini pembagian terapi farmakologi untuk diabetes, yaitu:

Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Terapi Sulih Insulin

1. Obat hipoglikemik oral

Golongan sulfonilurea seringkali dapat menurunkan kadar gula darah secara adekuat

pada penderita diabetes tipe II, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe I. Contohnya adalah

glipizid, gliburid, tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah

dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan

efektivitasnya. Obat lainnya, yaitu metformin, tidak mempengaruhi pelepasan insulin

tetapi meningkatkan respon tubuh terhadap insulinnya sendiri. Akarbos bekerja dengan

cara menunda penyerapan glukosa di dalam usus. Obat hipoglikemik per-oral biasanya

diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan oleh raga gagal menurunkan kadar

gula darah dengan cukup. Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari),

meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika obat hipoglikemik

per-oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik, mungkin perlu diberikan

suntikan insulin.

2. Terapi Sulih Insulin

Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus

diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan,

insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan).

Page 16: Laporan Kasus Diet DM Baru

Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam penelitian. Pada saat ini,

bentuk insulin yang baru ini belum dapat bekerja dengan baik karena laju penyerapannya

yang berbeda menimbulkan masalah dalam penentuan dosisnya.

Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha

atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu nyeri.

Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja

yang berbeda:

1. Insulin kerja cepat.

Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar.

Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai

puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam.

Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali

suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan.

2. Insulin kerja sedang.

Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan.

Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam waktu 6-10 jam

dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk

memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk

memenuhi kebutuhan sepanjang malam.

3. Insulin kerja lambat.

Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan.

Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam.

Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulan-bulan sehingga bisa dibawa

kemana-mana.

Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada:

Page 17: Laporan Kasus Diet DM Baru

* Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya

* Keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan menyesuaikan dosisnya

* Aktivitas harian penderita

* Kecekatan penderita dalam mempelajari dan memahami penyakitnya

* Kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke hari.

Sediaan yang paling mudah digunakan adalah suntikan sehari sekali dari insulin kerja

sedang. Tetapi sediaan ini memberikan kontrol gula darah yang paling minimal.

Kontrol yang lebih ketat bisa diperoleh dengan menggabungkan 2 jenis insulin, yaitu insulin

kerja cepat dan insulin kerja sedang. Suntikan kedua diberikan pada saat makan malam atau

ketika hendak tidur malam.

Kontrol yang paling ketat diperoleh dengan menyuntikkan insulin kerja cepat dan insulin

kerja sedang pada pagi dan malam hari disertai suntikan insulin kerja cepat tambahan pada siang

hari.

Beberapa penderita usia lanjut memerlukan sejumlah insulin yang sama setiap harinya;

penderita lainnya perlu menyesuaikan dosis insulinnya tergantung kepada makanan, olah raga

dan pola kadar gula darahnya. Kebutuhan akan insulin bervariasi sesuai dengan perubahan dalam

makanan dan olah raga.

Beberapa penderita mengalami resistensi terhadap insulin. Insulin tidak sepenuhnya sama

dengan insulin yang dihasilkan oleh tubuh, karena itu tubuh bisa membentuk antibodi terhadap

insulin pengganti. Antibodi ini mempengaruhi aktivitas insulin sehingga penderita dengan

resistansi terhadap insulin harus meningkatkan dosisnya.

Penyuntikan insulin dapat mempengaruhi kulit dan jaringan dibawahnya pada tempat

suntikan. Kadang terjadi reaksi alergi yang menyebabkan nyeri dan rasa terbakar, diikuti

kemerahan, gatal dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan selama beberapa jam.

Suntikan sering menyebabkan terbentuknya endapan lemak (sehingga kulit tampak

berbenjol-benjol) atau merusak lemak (sehingga kulit berlekuk-lekuk). Komplikasi tersebut bisa

Page 18: Laporan Kasus Diet DM Baru

dicegah dengan cara mengganti tempat penyuntikan dan mengganti jenis insulin. Pada

pemakaian insulin manusia sintetis jarang terjadi resistensi dan alergi.

Pengaturan diet sangat penting. Biasanya penderita tidak boleh terlalu banyak makan

makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penderita diabetes cenderung

memiliki kadar kolesterol yang tinggi, karena itu dianjurkan untuk membatasi jumlah lemak

jenuh dalam makanannya. Tetapi cara terbaik untuk menurunkan kadar kolesterol adalah

mengontrol kadar gula darah dan berat badan.

Semua penderita hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olah raga untuk

mengontrol penyakitnya. Mereka harus memahami bagaimana cara menghindari terjadinya

komplikasi.

Penderita juga harus memberikan perhatian khusus terhadap infeksi kaki sehingga kukunya

harus dipotong secara teratur. Penting untuk memeriksakan matanya supaya bisa diketahui

perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.

e. Penatalaksanaan Diet

1. Tujuan Diet

Menurut Pranadji (2000), tujuan diet DM adalah membantu diabetesi atau penderita

diabetes memperbaiki kebiasaan gizi dan olah raga untuk mendapatkan kontrol

metabolik yang lebih baik, serta beberapa tujuan khusus yaitu:

1) Memperbaiki kesehatan umum penderita,

2) Memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan ideal

atau normal.

3) Memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara tingkat kesehatan

yang optimal dan aktivitas normal.

4) Menormalkan pertumbuhan anak yang menderita DM.

5) Mempertahankan kadar gula darah sekitar normal.

Page 19: Laporan Kasus Diet DM Baru

6) Menekan atau menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik.

7) Memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan penderita, misalnya sedang

hamil, mempunyai penyakit hati, atau tuber kolosis paru.

8) Menarik dan mudah diterima penderita

2. Prinsip Diet

Prinsip pemberian makanan bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur

konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula

darah. (Pranadji, 2000).

3. Syarat diet

Menurut Pranadji (2000), syarat diet DM antara lain:

1) Jumlah energi ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi

badan, aktivitas, suhu tubuh dan kelainan metabolik. Untuk kepentingan klinik

praktis, kebutuhan energi dihitung berdasarkan status gizi penderita, dengan

rumus Broca, yaitu :

BB idaman = (TB – 100) – 10%

Status gizi : - Berat badan kurang = 120% BB idaman

Jumlah energi yang dibutuhkan = Laki-laki: BBI x (30 kkal/kg BB) + Aktivitas

(10-30%) + koreksi status gizi.

Perempuan: BBI x (25 kkal/kg BB) + Aktivitas (10-30%) +koreksi status gizi

Koreksi status : - gemuk dikurangi , - kurus ditambah (Perkeni, 1998)

2) Hidrat arang diberikan 60-70% dari total energi, disesuaikan dengan

kesanggupan tubuh untuk menggunakannya.

3) Makanan cukup protein dianjurkan 12% dari total energi.

4) Cukup vitamin dan mineral.

Page 20: Laporan Kasus Diet DM Baru

5) Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang diberikan (Persagi,

1999).

6) Lemak dianjurkan 20–25% dari total energi.

7) Asupan kolesterol hendaknya dibatasi, tidak lebih dari 300/mg perhari.

8) Mengkonsumsi makanan yang berserat,anjuranya adalah kira-kira 25g/hari

dengan mengutamakan serat larut.

Makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan

Semua bahan makanan boleh diberikan dalam jumlah yang telah ditentukan kecuali

gula murni seperti terdapat pada: gula pasir, gula jawa, gula batu, sirop, jam, jelly,

buah-buahan yang diawet dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es

krim, kue-kue manis,

BAB III

Page 21: Laporan Kasus Diet DM Baru

HASIL KUNJUNGAN

3.1 Data Dasar Pasien

1. Identitas Pasien

Nama : Luh Sumarni No. RM :

Umur : 50 tahun Ruang : Kelas II/ 5A

JK : Perempuan Tgl MRS : 20 Oktober 2009

Pekerjaan : Pedagang sayur Agama : Hindu

Diagnosis : Diabetes Mellitus dengan Gangren

2. Data Subjektif

- Riwayat Penyakit

Keluhan utama Pasien masuk Rumah Sakit dengan

keluhan ada luka gangren pada kaki

sebelah kiri, badan lemas

Keadaan umum pasien Keadaan Umum cukup, kesadaran

Composmentis

Riwayat penyakit sekarang Pasien mengalami luka pada kaki bagian

kanan bawah bekas operasi sedang untuk

menghilangkan gangren yang sudah

menjalar sampai bagian betis ats, pasien

mual dan muntah

Riwayat penyakit dahulu Pasien pernah mengalami gangrene

sebelumnya pada bagian jempol jari yang

lama-kelamaan semakin membesar dan

menjalar hingga lengan atas dengan warna

keunguan, setelah diperiksakan kadar gula

darahnya mencapai 600 mg%, 4 tahun lalu

mengalami obesitas hingga berat badannya

mencapai 75 kg dan mengalami penurunan

berat badan yang drastic mencapai 5 kg per

Page 22: Laporan Kasus Diet DM Baru

bulan.

Riwayat penyakit keluarga Tidak ada riwayat anggota keluarga yang

pernah mengalami penyakit Diabetes

Mellitus sebelumnya

- Riwayat Gizi

Data Sosio Ekonomi Penghasilan/bln: penghasilan rata-rata

perhari mencapai Rp. 15.000 sehingga

penghasilan perbulannya diasumsikan

mencapai Rp. 450.000

Jumlah anggota keluarga: 5 orang

Suku: Sasak

Aktifitas fisik Jenis pekerjaan: sedang

Pantangan Makanan Makanan : tidak ada pantangan makanan

sebelum mengalami DM

Jenis diet yang dijalani sebelum sakit -

Diet pada saat sakit Diet DM

Masalah gastrointestinal Nyeri ulu hati (ya), mual (ya), muntah (ya),

diare (tidak), konstipasi (tidak), perubahan

pengecapan/penciuman (tidak)

Kesehatan mulut/menelan Sulit menelan (tidak), stomatitis (tidak),

gigi lengkap (ya)

Perubahan BB Bertambah/berkurang : berkurang rata-rata

5 kg/ bulan

3. Data Objektif

- Antropometri

BB = 50 kg

TB = 151 cm

Page 23: Laporan Kasus Diet DM Baru

- Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil

Glukosa Puasa 239 mg/ 100 ml

Glukosa 2 jam PP 167 mg/100 ml

SGOT 15 u/L

SGPT 12 u/L

Ureum 34 mg/ 100 ml

Urin Acid 2,3 mg/ 100 ml

Protein total 4,5 mg/ 100 mlj

Albumin 2,4 mg/ 100 ml

- Pemeriksaan Fisik dan Klinis

KU : cukup, kesadaran Composmentis

Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi

Tekanan Darah 140/90 mmHg 120/80 mmHg Normal

Nadi 80x/menit 80 – 100x/menit Normal

Suhu 37˚C 36 - 37˚C Nornal

Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan pada Pus menunjukkan adanya bakteri basil (+)

- Terapi Obat

Cendantron Amp

Straxon

Priperan Amp

Tricodazol

- Dietary

Kebiasaan makan pasien adalah 3x sehari dengan makanan pokoknya adalah nasi

jagung

Pasien hampr setiap hari mengkonsumsi lauk hewani seperti daging sapi dan ayam

sementara untuk ikan kadang 1-2x/ minggu. Konsumsi telur sangat jarang bahkan

Page 24: Laporan Kasus Diet DM Baru

dalam seminggu tidak pernah mengkonsumsi telur @ 1 btr), lauk nabati seperti

temped dan tahu sering 2-3x/minggu (@ 1 ptg sdg), pasien mengkonsumsi sayuran

kangkung, bayam, terong 3-4x/minggu @1 gelas) , konsumsi buah jarang yaitu 1-

2x/minggu misalnya jeruk, jambu air (@ 1 buah sdg)

Pada saat pasien dirawat di rumah sakit, pasien selalu menghabiskan makanan yang

disajikan oleh pihak rumah sakit dan mau menjalani diet yang diberikan oleh pihak

rumah sakit. Pasien juga tidak makan makanan dari luar rumah sakit, pasien

mempunyai keinginan yang kuat untuk sembuh, hal inipun didukung oleh support

anak dari Ny Luh yang senantiasa memberikan semangat dan mengontrol pola

makannya dan tidak pernah membawakan makanan dari luar untuk dikonsumsi oleh

Ny. Luh

Form Kuesioner

Bahan

Makanan

Frekuensi KETR

(Jumlah)

/hari atau /mg

Bahan

Makanan

Frekuensi KETR (Jumlah)

/hari atau /mgT

P

J S T

P

J S

Nasi

Nasijagu

ng

Kentang

Mie

Sagu

Tempe

Tahu

Daging

sapi

Ayam

Ikan

X

X

X

X

>3x/mggu

>3x/mggu

2x/mggu

1x/mggu

Telur

Sayuran

daun

Sayuran

buah

Pisang

Pepaya

Santan

Minyak

kelapa

Teh/ Kopi

X

x

x

x

x

x

x

x

1butir/5x/mggu

2sdk sayur

2sdk sayur

1x/mggu@2bji

1x/mggu@2ptg

250gr/hari

2 cangkir

Keterangan : TP(Tidak Pernah), J(Jarang: 1-2x/ minggu), S( Sering: >2xminggu)

Hasil Recall

Page 25: Laporan Kasus Diet DM Baru

.

Jenis bahan Makanan Porsi

Malam Pagi Siang

Nasi/ nasi tim/ bubur/ penukar

Daging/ikan/ telur/penukar

Tempe/tahu/penukar

Sayur/penukar

Buah/penukar

Snack/ penukar

Lain-lain

Nasi ( 150 gr)

Ayam ( 50 gr)

Tempe ( 50 gr)

Labu siam( 50

gr), daun

melinjo ( 30 gr)

Nasi ( 150 gr )

Telur (50 gr)

Labu air (25 gr),

bayam (25 gr)

Pisang Kepok

( 100 gr)

Nasi ( 150 gr )

Ikan ( 50 gr)

Oyong (15 gr),

jagung ( 10 gr) kc

panjang ( 15 gr),

ketimun (15 gr)

Jeruk manis (100 gr)

Tabel Analisis Hasil Recall Konsumsi Makan 24 jam

Konsumsi Energi(kal) Protein(g) Lemak(g) KH(g) Zat Gizi

lain (Na)

Maknan RS 1188,8 54,5 23,9 192,7 140,9

3.2 Assesment Gizi

- Antropometri

IMT = BB(kg)/TB(m²)

= 51 kg/(1,51²)

= 51 kg/ 2,2801

= 22,3

BBI = 90% x (TB dlm cm - 100) x 1 kg

= 90% x (151 - 100) x 1 kg

= 0.9 x 51 x 1

Page 26: Laporan Kasus Diet DM Baru

= 45.9 kg

Dari hasil perhitungan IMT di atas, maka status Gizi Ny. Luh Sumarni termasuk dalam status

gizi Normal karena batasan status gizi Normal adalah 18,5 – 25 dan hasil perhitungan IMT

Ny. Luh Sumarni adalah 22,3. Sementara itu dari hasil perhitungan BBI Ny. Luh Sumarni,

didapatkan hasil Berat Badan Ideal Ny. Luh yaitu 45.9 kg yang relative berbeda dengan Berat

Badan Aktualnya, selisih perbedaan antara BBI dan BBA Ny. Luh Sumarni hanya 5,2 kg.

(Sumber: Almatsier Sunita, 2007)

- Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi

Glukosa Puasa 239 mg/100 ml 70-100 mg/100 ml Tinggi

Glukosa Puasa 2 jam PP 167 mg/100 ml 70-120 mg/100 ml Tinggi

Glukosa sewaktu 367 mg/100 ml <160 mg/100 ml Tinggi

SGOT 15 u/L <40 u/L Normal

SGPT 12 u/L <41 u/L Normal

Kreatinin 1,07 mg/100 ml 0,6-1,1 mg/100 ml Normal

Ureum 34 mg/100ml 10-50 mg/100 ml Normal

Uric Acid 2,3 mg/100 ml 2,4-5,7 mg/100 ml Rendah

Protein Total 4,9 mg/100 ml 6-8 mg/100 ml Rendah

Albumin 2,44 mg/100 ml 3,3-5,0 mg/100 ml Rendah

- Pemeriksaan Fisik dan Klinis

KU : cukup, kesadaran Composmentis

Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi

TD 140/90 mmHg 120/80 mmHg Hipertensi

Nadi 80x/menit 80 – 100x/menit Normal

Suhu 37˚C 36 - 37˚C Normal

- Dietary

Kebiasaan makan pasien 3x sehari dengan makanan pokok berupa nasi jagung

Page 27: Laporan Kasus Diet DM Baru

Pasien sangat suka mengkonsumsi ubi kayu atau ubi jalar terutama jika direbus, bisa

mencapai 3-4x/ minggu bahkan dalam sehari bisa langsung 2x makan singkong rebus

Pasien tidak terlalu suka makanan yang manis-manis seperti es, jajanan dan pasien

juga tidak suka buah-buahan

Pasien sangat gemar minum kopi hamper setiap pagi minum kopi, sementara the

jarang dan biasanya hanya pada sore hari

Pasien hamper setiap hari menkonsumsi lauk hewani seperti daging sapid an ayam

sementara ikak jarang

Selama di Rumah Sakit pasien selalu menghabiskan makanan yang disajikan oleh

pihak Rumah sakit dan pasien amat jarang bahkan bisa dibilang tidak pernah

mengkonsumsi makanan dari luar Rumah Sakit, selain karena anjuran dokter juga

Karena larangan dari anak-anaknya.

Table tingkat konsumsi beberapa zat Gizi Ny. Luh

Zat Gizi Asupan Kebutuhan Tingkat Konsumsi

% Tk konsumsi Interpretasi

Energi

Protein

Lemak

karbohidrat

1188,8

54,5

23,9

197,2

1319.6

49.4

36.65

198

90,2

110,1

65,2

99,8

Normal

Tinggi

Defisist berat

Normal

Kesimpulan

Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bahan makanan dasarnya merupakan

bahan makanan yang memilki indeks glikemik tinggi

- Personal History

Pasien adalah seorang pedagang sayuran yang berjualan dengan cara berkeliling

dengan menggunakan motor dengan penghasilan rata-rata perbulan Rp. 450.000,

pasien memiliki 2 orang anak yang telah bekerja semua, bahkan salah satu anaknya

telah bekerja diluar negeri.

Pasien jarang sekali bahkan tidak pernah berolahraga.

Page 28: Laporan Kasus Diet DM Baru

Pasien mempunyai motivasi kuat untuk sembuh, hal ini didukung penuh oleh anggota

keluarga yang lain.

Pasien selalu menghabiskan makanan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit

Pasien setiap pagi selalu minim ramuan khusus yang terbuat dari Daun lemoh-lemoh

yang diberikan oleh suami untuk mengurangi rasa mual yang selau dirasakannya pada

pagi hari

Selama menjalani rawat inap di Rumah Sakit Pasien telah 3x mengikuti konsultasi

tentang penyakitnya oleh dokter

Pasien telah menjalani operasi sedang sebelumnya yakni seminggu setelah dirawat di

Rumah sakit terkait dengan kondisi gangten yang telah meluas hingga kebagian atas

betis

Kesimpulan

Kurangnya aktivitas fisik ( olahraga)

3.3 Diagnosis Gizi

NI-53.2 Tidak tepatnya intake dari jenis KH berkaitan dengan kondisi Diabetes

Mellitus ditandai dengan hiperglikemia ( Glukosa Puasa> 126 mg/ dl dan glukosa puasa 2

jam PP > 200 mg/dl dan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang merupakan bahan

makanan indeks glikemik tinggi

NI-5.1 Resiko penurunan kebutuhan zat Gizi spesifik ( Na) berkaitan dengan

kondisi hipertensi ( tekanan darah mencapai 140/90 mmHg )

NI-3.1 Resiko peningkatan kebutuhan cairan berkaitan dengan adanya kondisi

mual dan muntah

NC-2.2 Perubahan Nilai Laboratorium terkait zat Gizi khusus berkaitan dengan

gangguan fungsi organ pancreas ditandai dengan ketidaknormalan kadar glukosa darah

NB-1.2 Keyakinan / kebiasaan yang salah tentang makanan berkaitan dengan

penggunaan terapi alternative untuk menyembuhkan penyakit ditandai dengan suka

meminum ramuan dari daun khusus yang tidak dianjurkan oleh dokter

3.4 Terapi Gizi

Tujuan Diet

Page 29: Laporan Kasus Diet DM Baru

1) Mempertahankan kadar glukosa darah agar mendekati normal dengan

menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dan aktivitas fisik.

2) Mencapai berat badan normal.

3) Mencapai tekanan darah normal.

4) Menangani komplikasi yang saat ini dialami pasien yaitu Hipertensi agar tidak

membahayakan bagi pasien.

Terapi/macam Diet

Dilihat dari perhitungan, kalori yang dibutuhkan Ibu Luh adalah 1319.6 kkal sehingga

macam diet yang diberikan adalah diet DM III dengan batasan kalori 1500 kkal, protein

51.5 gr, lemak 36.5 gr, karbohidrat 235 gr, selain itu karena adanya kondisi hipertensi

maka pasien diberi juga diet rendah Garam rendah III

Bentuk Makanan

Bentuk makanan biasa, karena pasien tidak menderita gangguan pernafasan dan

gangguan pencernaan. Sehingga yang dibatasi adalah jumlah natrium dalam makanan dan

penggunaan garam dalam mengolah makanan.

Prinsip Diet

1. energi cukup

2. protein normal

3. lemak sedang

4. karbohidrat cukup

5. rendah natrium

6. cukup vitamin dan mineral

7. serat tinggi 30 g/hari

8. cairan sesuai kebutuhan

Perhitungan

Perhitungan kebutuhan gizi penderita DM (Perkeni, 2006)

1) Kebutuhan energi

Energi Basal = BBI X 25 kkal

= 45.9 kg X 25 kkal

= 1147.5 kkal

F. aktivitas = 10% x EB

Page 30: Laporan Kasus Diet DM Baru

= 0.1 x 1147.5 kkal

= 114.75

F. strees = 10% x EB

= 0.1 x 1147.5 kkal

= 114.75

K.Umur = 5% x EB

= 0.05 x 1147.5 kkal

= 57.375 kkal

TEE = EB + F. Akt + F. Stress - K. umur

= 1147.5 kkal + 114.75 + 114.75 – 57.375

= 1319.6 kkal

2) Kebutuhan protein

P = 15% x TEE

= 0.15 x 1319.6 kkal

= 197.94/4

= 49.4 gr

3) Kebutuhan Lemak

L = 25% x TEE

= 0.25 x 1319.6 kkal

= 329.9/9

= 36.65

4) Kebutuhan Karbohidrat

KH = TEE – (P x 4) + (L x 9)/4

= 1319.6 – (49.4 x 4) + (36.65 x 9)/4

= 1319.6 - 197.6 + 329.85/4

= 1319.6 – 527.45/4

= 198 gr

5) Kebutuhan Vitamin dan mineral ( DKGA Tahun 2005 )

Vitamin A = 500 RE

Page 31: Laporan Kasus Diet DM Baru

Vitamin C = 60 mg

Ca = 600 mg

Fe = 14 mg

Na = 1000-1200 mg ( Diet rendah Garam III)

Syarat Diet

1. Energi

Energi diberikan sebesar 1480 kal/hr Karena pasien ini meniliki berat badan aktual

melebihi berat badan yang seharusnya maka energi harus diberikan sesuai kebutuhan dan

apabila diberikan energi yang berlebih maka energi itu akan menyimpan dalam bentuk

lemak oleh tubuh. Oleh karena itu energi harus diberikan cukup sesuai kebutuhan agar

terhindar dari kenaikan berat badan yang berlebih, dan energi yang tidak dapat digunakan

oleh tubuh akan mengakibatkan kadar gula darah naik.

Sumber ;

2. Protein

Protein diberikan sebesar 44,4 gr karena protein dibentuk dari asam amino yang

jenisnya berlainan dan terikat menjadi satu lewat ikatan peptida, protein dapat

membentuk hormon-hormon salah satunya hormone insulin. Protein dibatasi karena

protein akan dipecah menjadi glukosa ( sebagai penghasil energi ). Dan apabila hormone

insulin diproduksi banyak akan tetapi tidak efektif, atau insulin yang diproduksi sedikit

maka glukosa yang dihasilkan oleh protein tidak akan berubah menjadi energi melainkan

akan mengendap dan menumpuk didalam darah dalam bentuk glukosa sehingga dapat

menaikkan kadar gula didalam darah.selain itu juga bagi penderita DM dengan

komplikasi Ginjal akan memperberat kerja ginjal yang sebagai penyaring atau filtrasi

protein.

Sumber ;

3. Lemak

Lemak diberikan sebesar 32,9 gram karena dengan tujuan agar dapat membantu

menurunkan jumlah masukan energi karena lemak merupakan salah satu penyuplai energi

terbesar ke dua dari karbohidrat, agar dapat menurunkan berat badan bagi pasien secara

Page 32: Laporan Kasus Diet DM Baru

bertahap dan dapat mencegah dengan komplikasi-komplikasi lain seperti kolesterol,

penyakit hati dll.

Sumber :

4. Karbohidrat

Karbohidrat diberikan sebesar 251,6 gr. Dianjurkan memberikan jenis karbohidrat

kompleks karena karbohidrat kompleks memiliki rantai molekul glukosa yang panjang,

khususnya rantai yang terbungkus di dalam serat, seperti lignin, selulosa, hemiselulosa

yang sulit dicerna atau dipecah, karena bagi pasien DM kadar gula glukosa didalam darah

sesudah makan tidak boleh naik terlalu tinggi.alasan lain juga KH kompleks diberikan

cukup adalah untuk mengurangi konsumsi lemak yang berlebihan, bahwa KH merupakan

sumber energi yang paling banyak dan yang paling bersih bagi tubuh kita kare hasil dari

metabolisme KH ini adalah berupa asam laktat yang dapat didaur ulang di dalam hati

untuk menghasilkan energi kembali, sebaliknya kalau hasil dari protein dan lemak yang

dikonsumsi berlebih berupa benda- benda keton sedangkan protein berupa amoniak dan

ureum yang dapat menjadi bahan beracun bagi tubuh terutama oleh hati dan ginjal.

Karbohidrat kompleks dapat memberikan rasa kenyang yang tahan lama pada pasien

sehingga dapat menghentikan keinginan pasien untuk makan yang berlebihan yang dapat

mengakibatkan kegemukan bagi pasien dan karbohidrat kompleks juga dapat

menurunkan kadar gula darah yang berlebihan di dalam tubuh karena KH.

Sumber :

5. Serat diberikan 25 gr/hr karena serat dalam makanan akan menyebabkan kadar gula darah

yang ada di dalam tubuh tidak mengalami kenaikan secepat . karena jenis serat khususnya

serat larut dalam air akan memperlambat penyerapan gula dengan cara serat ini

membentuk gel yang menghalangi penyerapan gula.

Serat ini dapat mempercepat penurunan berat badan karena kandungan lemaknya

rendah dan tidak menyuplai kalori, pasien DM dianjurkan banyak mengkonsumsi serat

karena tidak dapat merangsang pasien untuk makan yang berlebihan dan pasien

memerlukan waktu yang lama untuk berkeinginan makan lagi.

Serat juga dibagi menjadi dua yaitu serat yang larut dalam air dan yang tidak larut

dalam air, serat yang dapat larut dalam air yang dapat menurunkan kadar gula darah

Page 33: Laporan Kasus Diet DM Baru

seperti gum, pectin.dan yang tidak larut air seperti selulosa, lignin yang hanya berfungsi

untuk mencegah konstipasi.

Sumber : buah- buahan ( apel, pisang, papaya dll ) dan sayuran hijau ( bayam, tauge, kc

panjang dll )

6. Vitamin A diberikan sebanyak 500 RE yang didalam tubuh berperan didalam proses

pertahanan tubuh atau antibodi agar keadaan tubuh yang sudah lemah akibat kondisi

pasca operasi dan terdapat luka bedah tidak bertambah parah akibat adanya peradangan,

vitamin A dapat diperoleh dari wortel, kangkung, telur, pepaya

7. Vitamin C diberikan sebanyak 60 mg, Vitamin esensial larut air ini memainkan peranan

kunci dalam proses pembentukan kolagen yang merupakan komponen dasar

pembentukan jaringan penghubung dalam tubuh. Pembentukan kolagen optimal sangat

diperlukan untuk pembentukan ligamen, tendon, dentin, kulit, pembuluh darah, dan

tulang. Juga membantu proses penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.

Vitamin C juga berperan dalam proses penyerapan zat besi non-organik (zat besi dari

makanan non hewani), sehingga dapat mencegah dan membantu penyembuhan anemia.

Sekarang vitamin C juga menyedot perhatian lantaran kemampuannya sebagai

antioksidan, yang dapat membantu mencegah kerusakan sel akibat aktivitas molekul

radikal bebas. Dalam tubuh molekul radikal bebas mengoksidasi protein, asam lemak,

dan DNA. Kerusakan akibat radikal bebas berimplikasi pada timbulnya sejumlah

penyakit, termasuk kanker, kardiovaskuler, dan katarak.

8. Besi (Fe) diberikan sebanyak 14 mg yang digunakan didalam proses pembentukan sel

darah merah sehingga dapat mengurangi resiko untuk mengalami anemia, Fe dapat

diperoleh dari sumber kangkung, pepaya

9. Calsium diberikan sebanyak 600 mg yang digunakan untuk pembentukan sum-sum

tulang, dimana sum-sum tulang merupakan tempat memproduksi leukosit, seperti yang

diketahui bahwa leukosit akan berperan untuk membunuh kuman-kuman penyakit yang

masuk kedalam tubuh karena sifatnya sebagai fagositosis, sumber kacang merah, tempe,

telur

Page 34: Laporan Kasus Diet DM Baru

10. Cairan diberikan untuk mencegah terjadinya dehidarsi akibat adanya keadaan mual dan

muntah, serta berfungsi di dlam mengatur dan menjaga keseimbangan cairan dan

elektrolit dalam tubuh terutama karena mual dan muntah

Pengamatan Diet yang diberikan Oleh Rumah sakit

Jenis diet

Bentuk makanan Makanan biasa

Jenis makanan

Nasi/tim/bubur : Nasi

L. hewani : ikan laut

L. nabati : tahu

Sayur : bening gambas + kdg panjang

Buah : jeruk

Jumlah porsi

Nasi/tim/bubur : @150 gr

L. hewani : @ 75 gr

L. nabati : @ 50 gr

Sayur : 50 gr

Buah : 100 gr

Tekstur

Nasi/tim/bubur : lunak

L. hewani : empuk

L. nabati : lunak, kering

Sayur : cair

Buah : padat

Page 35: Laporan Kasus Diet DM Baru

Berdasarkan pengamatan secara langsung dilapangan dapat kai simpulkan bahwa

penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit Islam khususnya pada pasien dengan diagnose

Diabetes mellitus sudah cukup baik, dilihat dari beberapa indicator yaitu kesesuaian antara

penyakit dengan diet yang diberikan, standar jumlah makanan yang disajikan dan cara penyajian

yang atraktif dan menarik, namun masih terdapat sejumlah kekurangan antara lain yaitu diet

yang diberikan belum memerhatikan kondisi dan keluhan spesifik pasien, selain itu Prinsip 3P

yang seharusnya dipegang teguh pada pasien Diabetes mellitus tidak dijalankan secara maksimal

hal ini dapat dilihat dari penjadwalan makanan yang disamaratakan antara pasien yang

mengalami DM dengan pasien yang mengalami penyakit lain, selain itu jenis dari bahan

makanan yang digunakan terlalu simple dan tidak variatif.

Page 36: Laporan Kasus Diet DM Baru

BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan.

Pasien yang diamati masuk pada tanggal 20 Oktober 2009 dengan keluhan adanya

gangrene pada kaki sebelah kiri hingga bagian betis dan badan lemas

Berdasarkan data rekam medis pasien, didapatkan bahwa hasil pemeriksaan

laboratorium nilai kadar glukosa puasa, glukosa sewaktu dan glukosa puasa 2 jam PP

melebihi kadar normalnya

Berdasarkan hasil anamnesa pasien bahwa tingkat konsumsi energy dan karbohidrat

tinggi sementara konsumsi lemak mengalami deficit dan konsumsi protein tinggi

Secara umum keadaan umum pasien pasca operasi cukup baik dan kesadaran penuh,

luka gangrene bekas operasi sudah berangsur membaik, kadar glukosa darah

berangsur menurun dan keluhan mual muntah sudah berkurang

Diit yang diberikan kepada pasien pasca operasi oleh pihak Rumah Sakit Umum telah

sesuai dengan teori, yaitu dengan diberikan Diet

B. Saran.

Dalam penyajian makanan di RS harus menarik. Sehingga pasien tertarik untuk

mengkonsumsinya dan harus sesuai dengan diet yang diberikan berdasarkan penyakit

yang diderita oleh pasien. Sehingga proses penyembuhan pasien dan terwujudnya

masyarakat NTB yang sehat dapat diwujudkan

Page 37: Laporan Kasus Diet DM Baru

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2007. Penuntun Diet. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/DM/

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=1264

Page 38: Laporan Kasus Diet DM Baru

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Menu makan di Rumah sakit Islam ”Siti Hajar ” Ny. Luh Sumarni dengan diagnosa penyakit

Diabetes mellitus

Makan Malam

Nasi

Sayur bening labu siam

Ayam goreng

Tempe kukus

Makan Pagi

Nasi

Bening bayam

Telur rebus

Pisang Kepok

Makan siang

Nasi

Tahu kukus bumbu kuning

Ikan bumbu kuning

Bening Oyong+jagung+kc panjang