2010-2-00041-ak 2

Upload: rizqi-muhamad-iqbal

Post on 30-Oct-2015

46 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BABIILANDASAN TEORI11.1.Auditing11.1.1 Pengertian AuditingWilliam C.Boynton, Raymond N.Johnson dan Walter G.Kell yang diterjemahkan oleh Budi. S.I (2003:5) memberikan definisi :"Auditing sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objectif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak yang berkepentingan".11.1.2 Jenis-jenis AuditMenurut William C. Boynton, Raymon N Jolmson dan Walter G. Kell yang diterjemahkan oleh Budi S.I (2003:7) terdapat tigajenis audit, yaitu:,1. Audit Laporan KeuanganAudit laporan keuangan mencakup perolehan dan pengevaluasian bukti-bukti atas laporan keuangan entitas yang menjadi dasar untuk menyatakan pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.2. Audit KepatuhanAudit kepatuhan mencakup perolehan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah aktivitas keuangan atau aktivitas operasi suatu entitas tertentu telah sesuai dengan persyaratan, peraturan dan perundang-undangan spesifik.3. Audit OperasionalAudit operasional mencakup perolehan dan pengevaluasian bukti bukti mengenai efisiensi dan efektifitas dari aktivitas operasi suatu entitas dalam kaitannya dengan tujuan spesifik.11.2 Audit Operasional11.2.1 Pengertian Audit OperasionalAda bayak pengertian yang didefinisikan oleh para ahli mengenai audit operasional. Salah satunya menurut Boynton, Johnson clan Kell yang diterjemahkan oleh Ichsan S.B. clan Hennan W (2003:498) sebagai berikut:,"Audit operasional aclalah proses sistematis mengevaluasi efektivitas, efisiensi clan kehematan operasi organisasi yang beracla clalam pengenclalian manajemen serta melaporkan kepacla orang-orang yang tepa!hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomenclasi perbaikan".Menurut Arens, Elder clan Beasley yang cliteljemahkan oleh Gina G. (2008:501) sebagai berikut:,"Audit opersional merupakan kaji ulang dari suatu organisasi mengenai efisiensi dan efektivitas".Menurut Boynton, Johnson dan Ke11 yang diteijemahkan oleh Ichsan S.B. dan Herman W (2003:499) bagian- bagian penting dari definisi ini adalah sebagai berikut:,Proses yang sistematis. Audit operasional menyangkut serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan terorganisasi. Aspek ini meliputi perencanaan yang baik serta perolehan dan evaluasi secara objektif bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang sedang diaudit.Mengevalusi operasi organisasi. Evaluasi ini harus didasarkan pada beberapa kriteria yang ditetapkan dan disepakati. Dalam audit operasional, laiteria sering sekali dinyatakan dalam bentuk standar kinerja yang ditetapkan oleh manajemen. Serta auditing operasional mengukur derajat kesesuaian antma kineija actual dan kriterianya.Efektivitas, efisiensi, dan kehematan operas1. Tujuan utama auditing operasional adalah membm1tu manajemen organisasi yang diaudit untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kehematan operasi. Jadi auditing operasional terfokus pada masa depan berbeda dengan audit laporan keuangan yang mempunyai fokus histories.Melaporkan kepada orang-orang yang tepat. Penerima laporan audit operasional yang tepat adalah manajemen atau individu atau badan yang meminta audit.Rekomendasi audit. Tidak hanya menyajikan laporan mengenai temuan tetapi juga mencakup pembuatan rekomendasi perbaikan serta pengembangan rekomendasi.11.2.2 Tujuan Audit OperasionalMenurut buku Widjaja Tunggal, Amin (2004:12), "Beberapa tujuan audit operasional adalah:,1. Objek dari audit operasional adalah mengungkapkan kekurangan dan ketidakberesan dalam setiap unsure yang diuji oleh auditor operasional dan untuk menunjukkan perbaikan apa yang memungkinkan untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan:2. Untuk membantu manaJemen mencapai administrasi operasi yang paling efisien.3. Untuk mengusulkan kepada manaJemen cara-cara dan alat-alat untuk mencapai tujuan apabila manajemen organisasi itu sendiri kurang mempunyai pengetahuan tentang pengelolaan yang efisien.4. Audit operasional bertujuan untuk mencapai efisiensi dari pengelolaan.5. Untuk membantu manaJemen, auditor operasional berhubungan dengan setiap frase dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan kepada manajemen.6. Untuk membantu manajemen untuk setiap tingkat dalam pelaksanaan yang efektif dan efisien dari tujuan dan tanggungjawab mereka".11.2.3 Karakteristik Audit OperasionalMenurut buku Widjaja Tunggal, Amin (2004:9), dibawah m1 adalah karakteristik audit operasional:,I. Audit operasional adalah prosedur yang bersifat investigatif.2. Mencakup semua aspek perusahaan, unit atau fungsi.3. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan, atau salah satu unitnya (bagian penjualan, bagian perencanaan produksi, dan sebagainya), atau suatu fungsi atau salah satu sub- klasifikasinya (pengendalian persediaan, sistem pelaporan, pembinaan pegawai, dan sebagainya).4. Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektivan perusaahaan atau unit atau fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggung jawab atau tugasnya.5. Pengukuran terhadap efektivitas didasarkan pada bukti/data dan standar.6. Tujuan utama audit operasional adalah memberikan informasi kepada pimpinan tentang efektif atau tidaknya perusahaan, suatu unit atau suatufungsi. Diagnosis tentang permasalahan dan sebab-sebabnya, dan rekomendasi tentang langkah-langkah korektifuya merupakan tujuan tambahan.11.2.4Jenis-Jenis Audit OperasionalMenurut Arens, Elder, Beasley yang dite1jemahkan oleh Gina Gania(2008:492), ada tiga jenis audit operasional :1. Audit Fungsional, cara untuk mengkategorisasikan aktivitas dari suatu bisnis seperti fungsi penagihan. Fungsi bisa dikategorikan dan dibagi- bagi kembali dengan banyak cara yang berbeda. Sebagai contoh, fungsi akuntansi mungkin dibagi menjadi fungsi penerimaan kas atau fungsi pengeluaran kas. Audit fungsional memiliki keuntungan dari mengijinkan spesialisasi oleh auditor. Auditor tertentu dalam staf audit intemal dapat mengembangkan keahlian yang tinggi dalam suatu bidang. Audit fungsional dapat bekelja lebih efisien dan efektif karena menghabiskan waktu dalam mengaudit bidang tersebut.2. Audit Organisasi, merupakan suatu audit operasi dari suatu organisasi berkenaan dengan unit organisasi keseluruhan, seperti suatu depariemen, suatu cabang atau anak perusahaan. Audit organisasi menekankan pada seberapa efisien dan efektif fungsi-fungsi organisasi berinteraksi. Rencana organisasi dan metode untuk mengkoordinasikan aktivitas- aktivitas merupakan hal yang penting bagi jenis audit organisasi.3. Penugasan khusus, dalam audit operasi penugasan khusus teijadi atas permintaan manajemen untuk berbagai jenis audit seperti menetukan penyebab dari sistem pengendalian internal yang tidak efektif.11.2.5 Tahap- Tahap Audit OperasionalTahap- tahap audit operasional menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Gina G (2008:498) sebagai berikut:,1. Perencanaan, perencanaan untuk audit operasi serupa dengan perencanaan untuk audit laporan keuangan histories seperti audit laporan keuangan, audit operasi harus menentukan ruang lingkup penugasannya dan mengkomunikasikannya dengan unit organisasi. Adapun hal yang penting untuk diperhatikan.2. Akumulasi dan evaluasi bukti, merupakan hal yang umum dalam prosedur operasional menggunakan dokumentasi, pengajuan pertanyaan kepada klien, prosedur analitis dan pengamatan secma ekstensif.3. Pelaporan dan tindak lanjut, dalam audit operasi laporan biasanya hanya dikirimkan kepada manajemen dengan salinan untuk unit yang sedang diaudit. Keragaman dari ausitoperasi mengharuskm1 penyeragmnan dari setiap laporan untuk mengatasi lingkup, temuan dan rekomendasi audit.11.2.6 Manfaat Audit OperasionalMenurut buku Widjaja Tunggal (2008:42) menyatakan, "Manfaat audit operasional adalah sebagai berikut:,I. Memberikan infonnasi operasi yang relevan dan tepa! waktu untuk pengambilan keputusan.2. Membnatu manaJ emen dalam mengevaluasi catatan-catatan, laporanlaporan dan pengendalian.3. Memastikan ketaatan terhadap manaje1ial yang ditetapkan, rencanarencana, dan prosedur dan persyaratan peraturan pemerintah.4. Mengidentifikasi area permasalahan potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif yang akan diambil.5. Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan.6. Mengetahui efektifitas untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.7. Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase operasi.11.3Pengendalian InternMenurut Mulyadi (200 I :163) definisi sebagai berikut: "Sistem pengendalian internal meliputi struktur, metode, dan ukuran-ukuran yang di koordinasikan untuk16menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen".Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission), William C.Boynton, Raymond N.Johnson dan Walter G.Kell yang diterjemahkan oleh Budi. S.I (2003:373) mendefinisikan sebagai berikut:,"Pengendalian internal adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut:,I. Keandalan pelaporan keuangan2. Kepatuhan terhadap hukum dan pe:aturan yang berlaku3. Efektivitas dan efisiensi operasiII.3.1 Tujuan Sistem Pengendalian InternBerdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan tujuan utama proses pengendalian intern adalah:I. Operations/performance objectives, yaitu adanya aktivitas yang efisien dan efektif dalam hubungannya dengan misi dasar dan kegiatan usaha organisasi, termasuk standard kine1ja dan pengamanan sumber daya.2. Information/financial reporting objectives, yaitu adanya informasi mengenai keuangan dan informasi untuk manaJemen yang bebas dan dapat dipercaya,lengkap dan tepat waktu, te1masuk penyiapan laporan keuangan yang handal serta mencegah penggelapan infonnasi kepada publik.3. Compliance objectives, yaitu adanya kepatuhan kepada hukum danperaturan yang berlaku. Tujuan ini memastikan bahwa kegiatan usahaperusahaan patuh kepada hukum, peraturan, rekomendasi dari regulator,kebijakan dan prosedur perusahaan.11.3.2 Komponen Pegendalian InternKeberhasilan pengendalian intern ditentukan oleh lima komponen yang dikembangkan oleh COSO ( Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission ) yaitu :I.Lingkungan pengendalian (control environment), meliputi integritas pegawai,nilai etika dan kompetensi dari pegawai yang ada, filosofi manajemen, cara manajemen menetaplcan wewenang dan tanggung jawab, mengorganisasilcan dan mengembangkan pegawai, serta melaksanakan arahan yang diberikan oleh dewan komisaris dan direksi.2. Pemahamandan penilaian /pengukuranrisiko(risk assessment), merupakanproses pengidentifikasiandan analisa risiko yang ada hubungannya dengan pencapaian tujuan, pembentukan dasar penetapan bagaimana risiko harus dikelola.3. Kegiatan kontrol dan pemisahan tugas (control activities), merupakan pengambilan berbagai tindakan yang diperlukan untuk mengelola risiko terhadap pencapaian tujuan perusahaan, yang mencakuppengesahan,kewenangan, verifikasi, pengkajian ulang kinerja usaha, pengamanan aktiva dan pemisahan tugas.4. Infonnasi dan komunikasi (information and communications), informasi yang dapat diidentifikasi, direkam dan dikomunikasikan dalam bentuk rentang waktu dan memungkinkan semua pihak yang terkait untuk melaksanakan tanggungjawabnya.5. Kegiatan pemantauan dan perbaikan kontrol yang lemah (monitoring), yaitu sebuah proses penaksiran atau penilaian kualitas kinerja sistem dari waktu ke waktu, meliputi pemantauan kegiatan mana]emen sehari-hari dan kegiatan pegawai dalam melaksanakan tugasnya.Penjelasan poin-poin yang terdapat dalam lima masing-masing komponen :a. Lingkungan pengendalian intemal dalam perusahaan yang disiplin dan terstmktur yang terdiri :I. Integ itas, nilai etika dan kompetensi karyawan2. Filosofi dan gaya manajemen.3. Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan tanggungjawabnya.4. Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia.5. Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh direksi.6. Pengkajiandan pengelolaanrisiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha relevan.b. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis menilai dan mengelola risiko usaha relevan.c. Aktivitas pengendalian yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi BUMN antara lain megenai kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap aset perusahaan.d. Sistem informasi dan komunikasi yaitu suatu proses penyajian laporan mengenai kegiatan operasional, finansial dan ketatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku padaBUMN.e. Pemantauan yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal termasuk fungsi audit internal pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi BUMN sehingga dapat dilaksanakan secara optimal dengan ketetentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada direksi dan tembusannya disampaikan kepada komite audit.Keberhasilan suatu audit sangat tergantung pada pemahaman auditor secara mendalam terhadap sistem pengendalian intern I pengendalian manajemen dan operasi perusahaan.11.3.3 Hubungan Pengendalian Intern dengan Audit OperasionalMenurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf A.A (2003:362) definisinya sebagai berikut:,"Pengendalian intern alas fungsi penjualan seperti kegiatan-kegiatan berikut:I. Pencatatan penjualan didukung oleh dokumen pengiriman yang diotorisasi dan pemesanan pelanggan yang disetujui.2. Faktur penjualan prenumbereddan dipertanggungjawabkan dengan semestinya.3. Dokumen pengiriman prenumbered dan dipertanggungjawabkan.4. Penentuan harga, syarat penjualan dan potongan harga mendapat persetujuan dengan semestinya.5. Rekening bulanan dikirim ke pelanggan, keluhan mendapatkan tindak lanjut yang independent.6. Prosedur yang diperlukan dalam penagihan dan pencatatan penjualan setiap hari sedekat mungkin dari saat kejadian".11.4Penjualan11.4.1 Pengertian PenjualanPenjualan menurut Arens dan Loebbecke yang diteljemahkan oleh AmirA.J., (2003:356) "The sales and collection involve decision and processnecessary for the transfer of the ownership of goods and service to customer and end with the conversation of material service into an account receivable and ultimately into cash".Penjualan menurut Arens dan Loebbecke yang ditetjemahkan oleh Amir A.J., (2003:356) definisi sebagai berikut: "Penjualan merupakan proses yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang telah tersedia untuk dijual kepada pelanggan".Secara umum penjualan dapat terbagi dua:1. Penjualan TunaiPenjualan lunai adalah penjualan pada saat barang alau jasa diterima oleh pembeli serta melakukan pembayaran secara langsung secara cash.2. Penjualan KreditPenjualan kredit adalah penjualan pada saal barang alau jasa dilerima oleh pembeli beserta bukli alas pembelian barang yang akan dibayar secara berkala untuk dapal dilakukan penagihan di periode letientu yang Ielah ditelapkan sehingga kegialan tersebut menimbulkan adanya piutang bagi penjual.II.4.2 Tujuan Audit Operasional Atas PenjualanMenurut Arens dan Loebbecke yang diteijemahkan oleh Jusuf A.A (2003:363) definisinya sebagai berikut: "Tujuan audit operasional atas fungsi penjualan antara lain, seperti:1. Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman aktual yang dilakukan kepada pelanggan non fiktif (keberadaan).2. Penjualan yang ada sudah dicatat (kelengkapan).3. Penjualan yang dicatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan ditagih serta dicatat dengan benar (akurasi)4. Transaksi penjualan diklasifikasikan dengan pantas.5. Penjualan dicatat dalam waktu yang tepat.6. Transaksi penjualan dimasukkan dengan pantas dalam berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran)".11.4.3 Prosedur PenjualanMenurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan Jusuf A.A (2003:327) "Fungsi dalam siklus penjualan adalah sebagai berikut:,I. Pemrosesan pesanan pelangganKegiatan pertama dari siklus penjualan adalah pemesanan pelanggan, penerimaan order pelanggan akan menghasilkan order penjualan.2. Persetujuan penjualan secara kreditSebelum penjualan disetujui dan barang dikirimkan diharuskan terdapat persetujuan atas penjualan kredit oleh seseorang yang berwenang dalam perusahaan. Hal ini sangat penting dikarenakan untuk dapat melihat apakah calon pembeli layak atau tidak untuk diberikan penjualan secara kredit serta dapat mempengaruhi piutang tak tertagih itu teljadi.3. Pengiriman barangPada saat pengmman barang diperlukannya dokumen pengiriman berupa nota pengiriman untuk dapat melakukan penagihan atas barang yang dikirim.4. Penagihan ke pelanggan dan pencatatan penjualanKeyakinan bahwa seluruh pengiriman telah diterima oleh pelanggan dan dapat melakukan penagihan kepada pelanggan dengan faktur penjualan yang berakhir pada berkas transaksi penjualn dan berkasi piutang usaha.5. Pemerosesan dan pencatatan penerimaan kasPenerapan penerimaan kas adalah dengan cara seluruh kas yang ada disetor ke bank dalam jumlah yang benar dengan tepat waktu dan dicatat diberkas penerimaan kas yang digunkan untuk langkah selanjutnya adlah pembuatan jurnal penerimaan kas.6. Pemerosesan dan pencatatan retur penjuaJan dan pengurangan harga penjuaJanApabiJa terjadi barang rusak atau tidak sesuai pesanan peJanggan dapat mengembalikan barang kemudian bagian penjuaJan dapat memberikan potongan harga sesuai ketentuan atau peljanjian.7. Penghapusan piutang tak tertagihPenghapusan piutang terjadi apabiJa perusahaan teJah setuju untuk menghapuskan piutang yang tidak dapat ditagih sehingga jumJah tersebut harus dihapuskan.8. Penyisihan piutang tak te1iagihPenyisihan piutang merupakan gambaran terhadap piutang yang tidak dapat ditagih kembaJi pada masa yang akan datang.II.4.4 Prinsip Pemberian Kredit (5C Principle)Menurut Pearce II, John A., Robinson, Richard B yang dite1jemahkanYanivi, Bachtiar, Christine (2008:J29) "Prinsip-prinsip SC sebagai berikut:,a. Character adaJah data tentang kepribadian dari caJon peJanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan Jatar beJakang keJuarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahuiapakah nantinya caJon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.b. Capacity merupakan kemampuan caJon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pemah dikelola (pemah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan dalam membayar.c. Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, rasio-rasio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak caJon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan yang layak diberikan.d. Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila temyata caJon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.e. Condition, pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha caJon nasabah.Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, olehkarena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha caJon pelanggan.