2009-2-00042-ak bab 3

25
31 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk (PT. KIA) didirikan dalam rangka Undang Undang Penanaman Modal Asing No.1 tahun 1967 berdasarkan akta Notaris No.78 Julian Nimrod Siregar gelar Mangaradja Namora, SH, Notaris di Jakarta, pada tanggal 28 November 1968. Akta pendirian disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan No. J.A.5/22/5 tanggal 5 Maret 1969 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 23, tanggal 21 Maret 1969, tambahan No.34. Status Perusahaan sebagai Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) diubah menjadi Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) PT KIA berdomisili di Cileungsi, Bogor, yang pada awal pendiriannya hanyalah sebuah pabrik yang memproduksi berbagai macam peralatan makan dan minum yang berasal dari keramik Namun seiring dengan berjalannya waktu PT. KIA terus berkembang. Saat ini PT. KIA telah menjadi sebuah perusahaan produsen keramik yang dapat diandalkan baik dalam negeri maupun di luar negeri. Produk yang dihasilkan oleh PT. KIA sendiri telah mengalami perubahan yang signifikan, dari memproduksi peralatan makan dan minum yang sederhana hingga memproduksi bahan-bahan bangunan terutama ubin- ubin keramik.

Upload: rizky-akbar

Post on 28-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2009-2-00042-AK Bab 3

31

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk (PT. KIA) didirikan dalam rangka

Undang Undang Penanaman Modal Asing No.1 tahun 1967 berdasarkan akta Notaris

No.78 Julian Nimrod Siregar gelar Mangaradja Namora, SH, Notaris di Jakarta, pada

tanggal 28 November 1968. Akta pendirian disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan No. J.A.5/22/5 tanggal 5 Maret

1969 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 23, tanggal 21

Maret 1969, tambahan No.34. Status Perusahaan sebagai Perusahaan Penanaman

Modal Asing (PMA) diubah menjadi Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN)

PT KIA berdomisili di Cileungsi, Bogor, yang pada awal pendiriannya hanyalah

sebuah pabrik yang memproduksi berbagai macam peralatan makan dan minum yang

berasal dari keramik

Namun seiring dengan berjalannya waktu PT. KIA terus berkembang. Saat ini

PT. KIA telah menjadi sebuah perusahaan produsen keramik yang dapat diandalkan

baik dalam negeri maupun di luar negeri. Produk yang dihasilkan oleh PT. KIA sendiri

telah mengalami perubahan yang signifikan, dari memproduksi peralatan makan dan

minum yang sederhana hingga memproduksi bahan-bahan bangunan terutama ubin-

ubin keramik.

Page 2: 2009-2-00042-AK Bab 3

32

Prestasi-prestasi yang dicapai oleh PT. KIA cukuplah banyak, pada tahun 1994

PT. KIA telah teregistrasi di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan

penawaran umum saham sebanyak 25.000.000 lembar saham, di tahun 1995 PT. KIA

mendapatkan ISO Standard 9001 NO. Q4724, serta pada tahun yang sama PT KIA juga

mendapatkan penghargaan dari Word Bank sebagai Enviroment and Social Standard,

di tahun 2005, 2006, 2008 mendapatkan ICSA (Indonesian Customer Satisfaction

Award), dan pada tahun 2007 dan 2008 mendapatkan Top Brand Award

III.2 Tujuan dan Kegiatan Perusahaan

III.2.1 Tujuan Perusahaan

Dalam melaksanakan kegiatannya produksinya PT. KIA memiliki beberapa

tujuan, yaitu antara lain :

1. Memenuhi kebutuhan permintaan ubin-ubin keramik, terutama di

Indonesia

2. Melanjutkan kelangsungan hidup perusahaan

3. Meningkatkan kesejahteraan hidup karyawan

4. Berperan aktif dalam kemajuan industri keramik, terutama ubin di

Indonesia

5. Menjalin kerjasama yang baik dengan industri keramik lainnya yang

berada baik di Indonesia maupun di luar Indonesia

Page 3: 2009-2-00042-AK Bab 3

33

III.2.2 Kegiatan Perusahaan

PT. KIA adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi produk-produk

keramik yang berupa tile atau ubin, dalam kegiatan operasionalnya PT. KIA memiliki

tiga buah merek dagang yaitu La Casa, KIA Ceramic, dan Impresso

Jalur distribusi produk-produk mencakup pasar di dalam negeri maupun di luar

negeri, di dalam negeri produk-produk PT. KIA didistribusikan oleh distributor tunggal

PT. Kokoh Inti Arebama yang memiliki cabang yang tersebar di kota-kota besar

diseluruh Indonesia, misalnya di Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang,

Yogyakarta, Surabaya, Bali, Medan, Pekanbaru, Palembang, Samarinda, Makkasar,

Bandar Lampung, Tangerang, Malang, Banjarmasin, Pontianak

Sedangkan untuk ekspornya PT. KIA mempunyai sasaran pasar di beberapa

negara seperti U.S.A, Italy, Timur Tengah, Korea Selatan, Jepang, Fiji, Srilangka, India,

Mauritius, Taiwan, Kanada, Australia, Afrika Selatan, Malaysia, Ukraina, Papua

Nugini, Pakistan, Uni Emirat Arab, Thailand

Untuk memenuhi permintaan pasar PT. KIA memiliki dua buah pabrik keramik

yaitu berada Cileungsi sebesar yang memiliki kapasitas produksi sebesar 4,8 juta meter

kubik per tahun dan pabrik di Karawang yang memiliki kapasitas produksi sebesar 5,5

juta meter kubik per tahun, dengan total produksi yaitu sebesar 10.3 juta meter kubik

yang dipasarkan baik di pasar lokal maupun di ekspor, dengan pemasaran 90% pada

pasar lokal dan 10% diekspor.

Page 4: 2009-2-00042-AK Bab 3

34

III.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi perlu dibentuk agar memberikan penjelasan mengenai tugas,

wewenang dan tanggung jawab dengan jelas, berikut ini adalah gambar dari struktur

organisasi yang ditemukan di dalam PT. KIA:

Page 5: 2009-2-00042-AK Bab 3

35

Gambar III.1 Struktur Organisasi PT. Keramika Indonesia Assosiasi

PRESIDEN DIREKTUR

DIREKTUR OPERASIONAL

MGR GROUP RND

MGR MANUFACTURING KRW & CLS

Mgr RnD

Mgr Body & Exploration Material

Manager PGA

Manager Wall Tile KRW & CLS

Manager PPIC

Manager QC & QA

Manager Engineering

Manager Warehouse

MGR PURCHASING

Mgr Purch Lokal

Mgr Purch RM

Ass. Mgr Purch import

MGR MARKETING

Manager Export

Manager Product

Spi Merchandiser

Design

MGR EDP/IT

Programmer Analyst

Tech. Support

DIREKTUR KEUANGAN

FINANCE CONTROLLER

Mgr Finance

Mgr Accounting

LEGAL

SEKRETARIS

Page 6: 2009-2-00042-AK Bab 3

36

III.3.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

1. Presiden Direktur

Presiden Direktur bertanggung jawab kepada RUPS dan secara langsung

membawahi 3 manager yaitu manajer pembelian, manajer penjualan dan manajer

pengembangan IT, serta membawahi 2 direktur yaitu direktur operasional dan

direktur keuangan. Adapun tugas-tugas presiden direktur antara lain:

(1) Mengkoordinasikan kerjasama antar manager agar tujuan perusahaan

dapat tercapai

(2) Mengevaluasi laporan dari para manager atau direktur yang menjadi

bawahannya dan memberikan petunjuk-petunjuk untuk meningkatkan

prestasi perusahaan dimasa mendatang

(3) Mengawasi kegiatan operasional perusahaan agar sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan sebelumnya

(4) Bertanggung jawab atas semua kegiatan perusahaan kepada RUPS

(5) Bertanggung jawab untuk kegiatan pembelian bahan baku melalui

manajer pembelian dan penjualan melalui manajer pemasaran

Page 7: 2009-2-00042-AK Bab 3

37

2. Direktur Operasional

Direktur Operasional membawahi dua buah divisi yaitu divisi riset dan

pengembangan dan divisi manufakturing. Tugas-tugas dari direktur operasional

adalah

(1) Mengkoordinasikan kerjasama manager-manager yang menjadi

bawahannya agar tujuan perusahaan dapat tercapai

(2) Menjalankan dan mengawasi produksi produk-produk melalui manajer

produksi.

(3) Mengawasi jalannya riset dan pengembangan yang dilakukan melalui

manajer riset dan pengembangan, untuk menciptakan produk-produk

baru.

3. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan membawahi dua buah manajer yaitu manajer akuntansi, dan

manajer finansial, tugas-tugas direktur keuangan antara lain :

(1) Mengawasi dan mengontrol kegiatan akuntansi yang dilakukan oleh

manager-manager yang menjadi bawahannya.

(2) Bertanggung jawab atas semua pencatatan dan pembukuan serta

pelaksanaan proses akuntansi.

(3) Melakukan pembukuan terhadap semua transaksi yang terjadi.

(4) Membuat dan menyampaikan laporan keuangan kepada presiden direktur.

Page 8: 2009-2-00042-AK Bab 3

38

III.4 Kebijakan Akuntansi

Kebijakan Akuntansi yang digunakan oleh PT. KIA dalam melakukan

pembukuan adalah sebagai berikut :

1. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal

(BAPEPAM)

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya perolehan.

Investasi pada Perusahaan asosiasi dinyatakan dalam berdasarkan metode ekuitas.

Aktiva tetap yang telah dinilai kembali dan proyek dalam pelaksanaan dicatat pada

nilai yang dapat dipulihkan

Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan

setara kas yang diklasifikasikan dalam aktifitas operasi, investasi dan pendanaan.

Arus kas disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct method )

2. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan Keuangan konsoliadi terdiri dari laporan keuangan Perusahaan dan Anak

Perusahaan (KKM) dengan kepemilikan saham sebesar 84,99%. Seluruh transaksi

dan saldo antar perusahaan dalam jumlah material telah dieliminasi

3. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas mencakup kas, bank, deposito berjangka dan investasi yang jatuh

tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak

dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya

4. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Page 9: 2009-2-00042-AK Bab 3

39

Perusahaan dan Anak Perusahaan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang

Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah

dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi. Pada tanggal neraca,

aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan

menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut

Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata

uang asing dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing

diakui pada laporan laba rugi konsolidasi

5. Piutang Usaha

Perusahaan menyajikan piutang usaha sebesar nilai bersih yang diharapkan akan

direalisasi di kemudian hari. Penyisihan piutang ragu-ragu dihitung berdasarkan

penelaahan terhadap masing-masing piutang pada akhir tahun

6. Penyisihan dan Kemungkinan Kerugian

Jumlah penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha ditentukan berdasarkan hasil

penelaahan terhadap keadaan masing-masing pada akhir tahun

7. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7 tentang “ Pengungkapan

Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Yang dimaksud dengan

hubungan istimewa adalah:

i Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries),

mengendalikan, atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian

bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk induk perusahaan, anak

perusahaan dan fellow subsidiaries)

Page 10: 2009-2-00042-AK Bab 3

40

ii Perusahaan asosiasi (associated company)

iii Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu

kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh signifikan, dan

anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan

anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi

atau dipengaruhi perseorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan

pelapor);

iv Karyawan penting, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan

tanggung jawab untuk merencakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan

perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan

manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut

v Perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki

baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan

dalam butir (iii) dan (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh

signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang

memiliki anggota dewan komisaris, direksi, atau pemegang saham utama dari

perusahaan pelapor, dan perusahaan yang mempunyai anggota manajemen

kunci yang sama dengan perusahaan pelapor

8. Persediaan

Persediaan dicatat berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai

realisasi bersih, Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode First In

First Out (FIFO) untuk bahan baku, suku cadang, dan bahan penolong. Untuk

persediaan barang jadi dan barang dalam proses dinilai berdasarkan metode rata-rata

bergerak (moving avarage method)

Page 11: 2009-2-00042-AK Bab 3

41

9. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka sesuai dengan masa manfaatnya

10. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi

Investasi dengan pemilikan lebih dari 20% sampai 50% baik secara langsung atau

tidak langsung, dinyatakan sebesar harga perolehan, ditambah atau dikurang bagian

laba atau rugi Perusahaan asosiasi sejak perolehan sebesar persentase pemilikan dan

dikurang dengan deviden diterima (metode ekuitas)

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatat dikurang

untuk mengakui penurunan nilai tersebut yang dutentukan untuk setiap investasi dan

kerugian dibebankan ke dalam perhitungan laba rugi tahun berjalan

Penyertaan saham Perusahaan sebesar 21% pada KIA Serpih Mas (KSM) yang

bergerak dalam bidang produksi dan distribusi keramik lantai, disajikan dengan

metode ekuitas

11. Aktiva Tetap

Aktiva tetap disajikan sebesar biaya perolehan setelah dikurang akumulasi

penyusutan, kecuali aktiva tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan peraturan

pemerintah, dan disusutkan sesuai dengan taksiran masa manfaatnya sabagai berikut :

AKTIVA TAHUN

Tanah Tidak disusutkan Bangunan dan Prasarana 10 - 30 Mesin dan Peralatan 5 - 15 Kendaran Bermotor 5 Peralatan Kantor 5 Perabotan 5

Perbaikan dan Pemeliharaan rutin dibebankan pada laporan laba rugi pada saat

terjadinya. Pemugaran dan perbaikan dalam jumlah signifikan yang memenuhi

Page 12: 2009-2-00042-AK Bab 3

42

kriteria sebagaimana diatur dalam PSAK No. 16 (Revisi 2007) “Aset Tetap”

dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau dijual,

dikeluarkan dari kelompok Aktiva Tetap dan laba atau rugi yang terjadi

diperhitungkan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan

Aktiva tetap yang tidak digunakan dalam operasi Perusahaan dan Anak Perusahaan

karena berbagai sebab, nilai tercatanya (carrying amount) dikurangkan sebesar 20%

per tahun dan dibebankan dalam perhitungan laba-rugi. Pembebanan tidak dilakukan

sekaligus pada tahun yang bersangkutan mengingat materialitas dan tidak

dimungkinkan lagi adanya penerimaan kembali arus kas (recoverable amount) dari

aktiva tersebut

12. Sewa Guna Usaha

Sewa guna usaha akan dikelompokkan sebagai capital lease, jika memenuhi kondisi

berikut:

a. Lesse memiliki hak opsi untuk membeli aktiva sewa guna usaha di akhir masa

kontrak

b. Seluruh pembayaran berkala ditambah pembayaran nilai sisa dapat menutup

pengembalian biaya perolehan aktiva sewa guna usaha serta bunga sebagai

keuntungan bagi lessor

c. Masa sewa guna usaha minimum dua tahun

Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi

(capital lease) apabila memenuhi seluruh kriteria sebagaimana disyaratkan dalam

PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Akuntansi Sewa”. Jika salah satu kriteria tersebut

diatas tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai

transaksi sewa menyewa biasa (operating lease)

Page 13: 2009-2-00042-AK Bab 3

43

Aktiva sewa guna usaha yang dikapitalisasi disajikan sebagai bagian dalam aktiva

tetap berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa

sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang haurs dibayar pada akhir masa

sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus

berdasarkan taksiran masa manfaat yang sama dengan yang diterapkan untuk aktiva

tetap yang sejenis dengan pemilikan langsung

Hutang sewa guna usaha disajikan berdasarkan nilai sekarang (present value)

pembayaran sewa guna usaha

13. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penghasilan dari penjualan barang dan jasa diakui pada saat penyerahan barang

kepada pelanggan atau pada saat perbaikan telah selesai dilakukan

Beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya (basis akrual)

14. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan Anak Perusahaan disusun dalam mata uang Rupiah

Transaksi dalam mata uang asing dalam tahun berjalan dibukukan berdasarkan kurs

yang berlaku pada saat transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter

dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan

kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan

atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan

15. Beban Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang

bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku

Page 14: 2009-2-00042-AK Bab 3

44

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas beban atau manfaat pajak tahun

mendatang yang timbul dari selisih antara aktiva dan kewajiban akuntansi dengan

aktiva dan kewajiban menurut perhitungan pajak

Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan

aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer dan rugi fiskal yang boleh

dikurangkan sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi

laba kena pajak pada masa mendatang

16. Segmen Usaha

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan

segmen adalah segmen usaha, sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam

menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok

produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki resiko dan imbalan pada

komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam

menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan

komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan

pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

17. Laba (Rugi) Bersih per Saham

Laba (rugi) usaha per saham dan laba (rugi) bersih per saham dihitung dengan

membagi laba (rugi) usaha dan laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang

saham perusahaan yang beredar selama tahun bersangkutan

18. Penurunan Nilai Aktiva

Page 15: 2009-2-00042-AK Bab 3

45

Nilai aktiva ditelaah kembali atas kemungkinan penurunan nilainya yang disebabkan

oleh peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan estimasi nilai yang

dapat diperoleh kembali penggunaan aktiva tersebut lebih rendah daripada nilai

tercatatnya

19. Penyisihan Imbalan Pasca Kerja Karyawan

Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mengakui biaya imbalan pasca kerja sesuai

dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No.13/2003 tanggal 25 Maret 2003

(Undang-undang). Perusahaan dan Anak Perusahaan mengikuti PSAK No.24 (Revisi

2004) tentang “Imbalan Kerja”, untuk menghitung imbalan pasca kerja karyawan

Menurut PSAK No. 24, penentuan biaya imbalan pasca kerja menurut Undang-

undang ditentukan dengan menggunkan metode perhitungan aktuaria Projected Unit

Credit Method. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau

beban, apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum

diakui untuk setiap program pada akhir periode pelaporan sebelumnya lebih besar

daripada 10% dari nilai kewajiban imbalan pasti pada tanggal berikut. Keuntungan

atau kerugian diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata sisa

masa kerja karyawan yang diharapkan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang berasal dari

saldo awal manfaat pensiun pasti atau perubahan kewajiban manfaat dari program

yang ada saat ini harus diamortisasi selama jangka waktu tertentu sampai dengan

imbalan tersebut menjadi vested

III.5 Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan

Page 16: 2009-2-00042-AK Bab 3

46

Untuk membantu dalam penulisan, penulis melakukan pengumpulan data dengan

pengamatan dan wawancara. Dan untuk mendapat data-data yang akan dianalisis oleh

penulis, digunakan beberapa metode, antara lain :

1. Observasi

Yaitu, penulis melakukan pengamatan dan wawancara secara langsung

kepada Bapak Rico Susilo selaku direktur utama dari PT. KIA dan Bapak

Yusan, SH selaku PGA Manager, untuk mendapatkan berbagai informasi-

informasi yang relevan dengan penulisan ini.

2. Dokumentasi

Yaitu, penulis memperoleh dokumen-dokumen yang relevan dari PT. KIA,

yang terdiri dari Laporan Keuangan Konsolidasi yang telah diaudit untuk

periode 2005, 2006, 2007, yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi

laporan arus kas beserta catatan-catatan lainnya. Selain itu penulis juga

mendapatkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) untuk periode 2005,

2006,dan 2007.

Page 17: 2009-2-00042-AK Bab 3

47

III.5.1 Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2005

Tabel III.1

PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk NERACA 31 Desember 2005

(Dinyatakan Dalam Rupiah)

AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas 592,746,197 Piutang usaha Piutang hubungan istimewa 10,801,334,063 Pihak ketiga - bersih 540,120,094,886

Penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp.3,236,895,433 pada tahun 2005

Persediaan 88,998,720,381 Uang muka 2,920,126,439 Pajak dibayar dimuka 1,332,525,975

Biaya dibayar dimuka 3,591,999,928

Jumlah Aktiva Lancar 162,357,547,869

Aktiva Tidak Lancar Bank yang dibatasi penggunaannya - Aktiva tetap - bersih 243,048,872,762 (Dikurangi akumulasi penyusutan Rp.161,109,430,251,- pada tahun 2005

Aktiva tetap tidak digunakan dalam operasi 1,348,895,051 Piutang pihak hubungan istimewa 4,554,496,366 Beban tangguhan 2,923,550,072

Mesin dan bahan baku -

Jumlah Aktiva Tidak Lancar 251,875,814,251

JUMLAH AKTIVA 414,233,362,120

Page 18: 2009-2-00042-AK Bab 3

48

PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk NERACA 31 Desember 2005 (Dinyatakan Dalam Rupiah) KEWAJIBAN DAN DEFESIENSI MODAL KEWAJIBAN Kewajiban Lancar Hutang usaha 59,115,941,886 Hutang lain-lain - Hutang pajak 1,216,729,479 Biaya yang masih harus dibayar 181,054,684,583 Hutang Bank 2,297,239,704 Hutang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun : Pinjaman jangka panjang 676,773,750,000 Sewa guna usaha -Jumlah Kewajiban Lancar 920,458,345,652 Kewajiban Tidak Lancar Hutang pihak hubungan istimewa 68,322,975,077 Investasi yang melebihi nilai buku 1,163,440,008,111 Hutang lain-lain jangka panjang 180,848,964,729 Kewajiban imbalan jangka panjang 4,115,027,081 Kewajiban pajak tangguhan 33,234,449,476 Jaminan 5,000,000,000Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 1,454,961,424,474 JUMLAH KEWAJIBAN 2,375,419,770,126 DEFESIENSI MODAL Modal saham

Modal saham berjumlah 680,000,000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 425,000,000 saham 212,500,000,000

Agio Saham 43,750,000,000 Saldo laba/(defisit) Ditentukan penggunaannya 25,000,000 Tidak ditentukan penggunaannya (2,217,461,408,006)JUMLAH DEFESIENSI MODAL (1,961,186,408,006) JUMLAH KEWAJIBAN DAN DEFESIENSI MODAL 414,233,362,120

Page 19: 2009-2-00042-AK Bab 3

49

Tabel III.2

PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk LAPORAN LABA RUGI 31 Desember 2005 (Dinyatakan Dalam Rupiah) PENJUALAN BERSIH 189,568,730,290 BEBAN POKOK PENJUALAN 163,673,167,393 LABA KOTOR 25,895,562,897 BEBAN USAHA Beban penjualan 12,054,861,887 Beban umum dan administrasi 15,446,647,891

Jumlah beban usaha 27,501,509,778 RUGI USAHA (1,605,946,881) Pendapatan/(Beban) Lain-lain Penghasilan bunga 883,543,986 Keuntungan (kerugian) selisih kurs (37,382,365,117) Rugi anak perusahaan (76,366,039,913) Beban bunga dan keuangan (14,740,500) Penurunan nilai mesin dan bahan baku (777,479,733) Rugi penurunan nilai aktiva (244,382,033) Lain-lain bersih 31,455,213

Beban lain-lain bersih (113,870,008,097) RUGI SEBELUM PAJAK (115,475,954,978) Penghasilan (beban) pajak 6,986,999,788 LABA /(RUGI) BERSIH (108,488,955,190)

Page 20: 2009-2-00042-AK Bab 3

50

III.5.2 Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2006

Tabel III.3

PT KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI, Tbk NERACA

31 Desember 2006 (dalam satuan Rupiah)

AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas 595,485,040Piutang Usaha Pihak hubungan istimewa - Pihak ketiga-bersih (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp2.187.610.229 pada tahun 2006 67,712,433,808Persediaan 89,839,357,409Uang muka 2,556,830,577Pajak dibayar di muka 1,772,276Biaya dibayar di muka 3,567,630,065Piutang pihak hubungan istimewa 19,083,624,690Jumlah Aktiva Lancar 185,127,638,019

Aktiva Tidak Lancar Aktiva Tetap - bersih (setelah dikurangi penyusutan sebesar Rp 117,647,664,099 pada tahun 2006 228,587,850,926Aktiva tetap yang tidak digunakan dalam operasi (setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 1,285,706,142 pada tahun 2006) 920,326,337Mesin dan bahan baku (setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 12,971,216,762 pada tahun 2006 - Aktiva tidak lancar lainnya 20,903,890,305 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 250,412,067,568 JUMLAH AKTIVA 453,539,705,587

Page 21: 2009-2-00042-AK Bab 3

51

PT KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI, Tbk NERACA

31 Desember 2006 (dalam satuan Rupiah)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Hutang usaha 51,936,656,315Hutang pajak 1,264,721,935Biaya yang masih harus dibayar 181,969,462,572Hutang bank 2,297,239,704Hutang pihak hubungan istimewa 25,645,583Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Hutang jangka panjang 622,807,500,000 Hutang sewa guna usaha 134,820,485Jumlah Kewajiban Lancar 886,055,948,118 Kewajiban Tidak Lancar Hutang pihak hubungan istimewa 68,000,000,000Hutang sewa guna usaha yang jatuh tempo di atas satu tahun 223,239,735Investasi yang melebihi nilai buku 1,064,646,665,664Hutang lain-lain jangka panjang 180,791,428,817Kewajiban imbalan pasca kerja 5,446,047,362Kewajiban pajak tangguhan 39,162,685,032Jaminan 6,000,000,000Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 1,364,270,066,610 Jumlah Kewajiban 2,250,326,014,728 Ekuitas Modal Saham Modal dasar - 680,000,000 Saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh - 425,000,000 saham 212,500,000,000 Agio saham - bersih 43,750,000,000 Saldo laba (defisit) Ditentukan pengunaannya 25,000,000 Tidak ditentukan penggunaannya (2,071,061,309,141)

Jumlah Defesiensi Modal (1,814,789,309,141) Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 435,539,705,587

Page 22: 2009-2-00042-AK Bab 3

52

Tabel III.4

PT KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI, Tbk LAPORAN LABA RUGI

31 Desember 2006 (dalam satuan Rupiah)

PENJUALAN BERSIH 160,364,371,890 BEBAN POKOK PENJUALAN (130,802,697,175) LABA KOTOR 29,561,674,715 BEBAN USAHA Beban penjualan 13,034,911,904 Beban umum dan administrasi 18,307,031,968Jumlah Beban Usaha 31,341,943,872 RUGI USAHA (1,780,269,157) PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN: Penghasilan bunga 70,709,376 Keuntungan (kerugian) selisih kurs 55,254,023,435 Laba (rugi) anak perusahaan 98,657,308,363 Beban penyisihan penurunan nilai aktiva yang tidak digunakan dalam operasi (428,568,714) Beban penyisihan penurunan nilai mesin dan bahan baku - Beban bunga dan keuangan (46,083,567) Keuntungan penjualan aktiva tetap 321,693,964 Lain-lain - bersih 143,486,637 Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain 153,972,569,494 LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 152,192,300,337 PAJAK TANGGUHAN (5,928,235,556) LABA (RUGI) - BERSIH 146,264,064,781

Page 23: 2009-2-00042-AK Bab 3

53

Tabel III.5

III.5.3 Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2007

PT.KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk Neraca Per 31 Desember 2007 (Dinyatakan dalam rupiah) AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas 1,403,408,338 Piutang Usaha-setelah dikurangi penyisihan Piutang ragu-ragu sebesar Rp 2,202,975,229 dan Rp 2,187,610,229 per 31 Des 2007 111,424,782,491 Piutang lain 27,898,183 Persediaan 63,163,595,029 Uang muka 3,117,567,775 Pajak dibayar dimuka 1,491,493,371 Biaya dibayar dimuka 3,389,320,612 Piutang hubungan istimewa 33,707,933,298 217,725,999,097 Aktiva Tidak Lancar Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 190,317,603,022 dan Rp 177,647,664,099 per 31 Des 2007 217,843,209,927 Aktiva tetap tidak digunakandalam operasi - setelah dikurang akumulasi penurunan nilai sebesar Rp 1,714,274,856 dan Rp 1,285,706,142 per 31 Des 2007 491,757,623 Mesin dan bahan baku - setelah dikurang akumulasi penurunan sebesar Rp 12,971,216,762 per 31 Des 2007 - Aktiva tidak lancar lainnya 16,807,504,993 235,142,472,543 JUMLAH AKTIVA 452,868,471,640

Page 24: 2009-2-00042-AK Bab 3

54

PT.KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk Neraca Per 31 Desember 2007 (Dinyatakan dalam rupiah) KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Kewajiban Lancar Hutang usaha 56,440,886,428 Hutang Pajak 3,527,442,697 Biaya yang masih harus dibayar 181,544,304,622 Hutang bank 2,297,239,704 Hutang hubungan istimewa 15,354,145,171 Hutang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun : Pinjaman jangka panjang 649,390,875,000 Hutang sewa guna usaha 167,704,220 908,722,597,842

Kewajiban Tidak Lancar 68,000,000,000 Hutang pihak hubungan istimewa Hutang sewa guna usaha yang jatuh tempo diatas satu tahun - Investasi yang melebihi nilai buku 1,135,426,286,155 Hutang lain-lain jangka panjang 180,643,006,836 Kewajiban imbalan pasca kerja 7,222,101,993 Kewajiban pajak tangguhan 46,268,911,726 Jaminan 6,000,000,000 1,443,560,710 Jumlah Kewajiban 2,352,282,904,552

Ekuitas Modal Saham Modal dasar 680,000,000 saham nilai nominal Rp 500 per saham disetor 425,000,000 saham 212,500,000,000 Agio Saham 43,750,000,000 Saldo rugi (2,155,664,432,912)Jumlah Ekuitas (1,899,414,432,912) JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 452,868,471,640

Page 25: 2009-2-00042-AK Bab 3

55

Tabel III.6

PT.KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2007 (Dinyatakan dalam rupiah) Penjualan Bersih 257,615,282,302 Beban pokok penjualan 209,018,024,243 Laba Kotor 48,597,258,059 Beban Usaha Beban umum dan administrasi 20,503,082,856 Beban penjualan 4,877,673,676 Jumlah beban usaha 25,380,756,532 Laba (rugi) usaha 23,216,501,527 Pendapatan (beban) lain-lain Penghasilan Bunga 51,095,581 Keuntungan penjualan aktiva tetap - Keuntungan (kerugian) selisih kurs (29,354,860,038) Laba (rugi) anak perusahaan (70,779,620,483) Baban penurunan nilai aktiva yang tidak digunakan (428,568,714) Beban bunga dan keuangan (187,680,447) Lain-lain - bersih (38,764,503) Jumlah pendapatan (beban) lain-lain (100,738,398,604) Laba (rugi) sebelum pajak (77,521,897,077) Pajak tangguhan (7,106,226,694) Laba (rugi) bersih (84,628,123,771)