laporan ak

29
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai (1) Latar belakang percobaan, (2) Tujuan percobaan dan (3) Prinsip percobaan. 1.1. Latar Belakang Percobaan Analisis kuantitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia, mengenali unsur atau senyawa apa yang terkandung dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat yang terkandung dalam suatu sampel. Pengukuran dalam analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan cara-cara kimia, fisika, atau biologi. Teknik pengukuran di laboratorium yang dilakukan mengarah ke penggolongan dari cara-cara kuantitatif ke dalam subgolongan antara lain dengan menggunakan metode Titrimetri (volumetri), Gravimetri, dan Instrumental. 1.2. Tujuan Percobaan

Upload: ahmadfadildhilz5350

Post on 14-Aug-2015

67 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan AK

I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai (1) Latar belakang percobaan, (2) Tujuan

percobaan dan (3) Prinsip percobaan.

1.1. Latar Belakang Percobaan

Analisis kuantitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia, mengenali

unsur atau senyawa apa yang terkandung dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif

berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat yang terkandung dalam suatu

sampel. Pengukuran dalam analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan cara-cara

kimia, fisika, atau biologi. Teknik pengukuran di laboratorium yang dilakukan

mengarah ke penggolongan dari cara-cara kuantitatif ke dalam subgolongan antara

lain dengan menggunakan metode Titrimetri (volumetri), Gravimetri, dan

Instrumental.

1.2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan pH larutan, membuat dan

membakukan larutan, menentukan konsentrasi dan dapat memilih indikator yang

tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH indikator dari larutan tersebut.

1.3. Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini berdasarkan metode Asidimetri dan Alkalimetri,dimana

pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang di uji dengan dibantu oleh indikator

sebagai petunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif.

Page 2: Laporan AK

Berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu elektron melarut,

sebagian dari elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel negatif

yang disebut ion.

Page 3: Laporan AK

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai: (1) Pengertian pH, (2) Pengukuran pH,

2.1. Pengertian pH

pH suatu larutan menyatakan derajat atau tingkat keasaman dari larutan

tersebut. Derajat keasaman atau pH suatu larutan dapat diubah sesuai dengan

kebutuhan. Salah satu caranya dengan menambahkan senyawa basa atau asam. pH

diperoleh sebagai hasil negatif logaritma 10 dari konsentrasi ion H+ atau ion OH-

Adapun perhitungan pH larutan basa tidak dapat langsung ditentukan, tetapi

terlebih dahulu kita menentukan nilai pOH. Setelah diketahui maka, nilai pH

larutan basa bergantung pada harga kesetimbangan air (Kw).

Pada keadaan standar (suhu 25oC), harga Kw = 10-14 sehingga pH larutan basa

(Brady, 1998).

2.2. Pengukuran pH

Pengukuran pH suatu larutan asam atau basa dapat dilakukan dengan

menggunakan kertas lakmus dan kertas indikator universal, serta dapat digunakan

pH-Meter.

pH = -log [H+]

Kw = [H+] [OH-]

pH = 14 – pOH

Page 4: Laporan AK

a. Kertas Lakmus

Kertas lakmus hanya berfungsi menentukan apakah suatu zat bersifat asam

atau basa dan ketelitiannya pun kurang. Lakmus merah dan lakmus biru tidak

dapat menunjukan berapa harga pH secara tepat.

b. Larutan indikator

Indikator asam basa merupakan suatu zat yang dapat berubah warna pada pH

yang berbeda-beda. Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui nilai pH

suatu larutan. Perubahan warna zat atau larutan indikator memiliki rentang

tertentu yang disebut trayek indikator (Devi, 2002).

c. pH meter

pH meter adalah voltmeter elektronik dengan resistan input yang sangat

tinggi. (Resistan input pH meter yang baik adalah dalam daerah 1012-1013Ω). Alat

ini umumnya menggunakan listrik dan bekerja berdasarkan elektrolit larutan asam

basa. Bagian utamanya adalah sebuah elektrode, peka terhadap konsentrasi ion H+

dalam larutan yang akan diukur pHnya. Jika elektroda tersebut dicelupkan

kedalam larutan, maka pH meter menujukkan angka yang sesuai dengan pH

larutan tersebut. pH meter merupakan pengukur pH larutan dengan ketelitian yang

sangat tinggi.

2.3. Titrasi Asam Basa dan Larutan Baku

Titrasi adalah metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan

kadar suatu larutan. Biasanya larutan yang akan dititrasi ditempatkan dalam labu

erlemeyer dan larutan penitrasi ditempatkan dalam buret. Larutan penitrasi

Page 5: Laporan AK

diteteskan perlahan-lahan kedalam larutan yang akan dititrasi. Proses ini

dihentikan jika titik akhir titrasi telah teercapai. Dalam titrasi asam basa suatu

larutan asam dititrasi oleh suatu zat penitrasi yang berupa larutan basa yang

volume dan konsentrasinya telah diketahui. Begitu juga sebaliknya, suatu larutan

basa dititrasi oleh larutan asam yang volume dan konsentrasinya telah diketahui.

Titik ekuivalen adalah keadaan di mana seluruh zat yang dititrasi tepat beraksi

dengan zat penitrasi. Titik ekivalen dapat diketahui dengan menggunakan

indikator. Jika titik ekuivalen telah tercapai indikator berubah warna.

Larutan baku adalah larutan yang dapat dipakai untuk menentukan

konsentrasi dari larutan lain. Terdapat dua macam larutan baku, yaitu zat baku

primer yang berarti zat yang dapat dipakai langsung untuk menentukan kadar atau

konsentrasi larutan yang lain. Selain itu ada zat baku sekunder yang berarti zat

yang dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan lain tetapi harus

distandarisasikan dulu pada larutan primer. Zat baku primer mempunyai beberapa

persyaratan,diantaranya : stabil, mudah ditimbang, mudah di dapat dalam bentuk

murni (Underwood, 1983).

Page 6: Laporan AK

III ALAT, BAHAN, DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang

digunakan dan (3) Prosedur percobaan.

3.1. Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah spatula, neraca,

botol timbang, gelas kimia, labu ukur 250 ml, corong, botol semprot, batang

pengaduk, pH meter, labu erlemeyer, kaca arloji, pipet seukuran 25 ml, pipet tetes,

kertas lakmus, indikator universal, tissue, buret, statif dan klem.

3.2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest, larutan asam

klorida X N, larutan natrium hidroksida X N, larutan natrium borat 0,05 N, larutan

asam asetat A dan B, larutan asam oksalat 0,1 N, indikator phenolphtalein,

indikator metil merah, larutan buffer pH 4 dan 7, larutan syrup, larutan sabun

mandi, larutan sabun cuci, larutan garam dan larutan kopi.

3.3. Metode Percobaan

3.3.1. Cara Penggunaan pH Meter

Cara menggunakan pH meter yaitu dengan menekan tombol ON, kemudian

elektroda dibilas dengan menggunakan larutan buffer pH 4 dan 7. Setelah itu,

elektroda dimasukkan kedalam larutan syrup dan dibaca nilai yang tertera pada

pH meter tersebut. Lakukan pada larutan sabun, larutan garam dan larutan kopi.

Page 7: Laporan AK

Gambar 1. pH meter

3.3.2. Alkalimetri

3.3.2.1. Penentuan Konsentrasi HCl X N

Larutan HCl X N yang akan ditentukan konsentrasinya, dimasukkan kedalam

buret sebanyak 50 ml. Pipet 25 ml larutan Na2B4O7 0,05 N dan dimasukkan

kedalam labu erlenmeyer serta tambahkan 2-3 tetes indikator metil merah.

Lakukan titrasi hingga mencapai titik akhir yang ditandai perubahan warna dari

kuning menjadi jingga merah. Hitung volume larutan HCl yang terpakai.

Kemudian hitung konsentrasi larutan HCl tersebut.

Gambar 2. Rangkaian Penentuan Konsentrasi HCl X N

3.3.2.2. Penentuan Konsentrasi NaOH X N

Larutan HCl X N yang telah ditentukan konsentrasinya, dimasukkan kedalam

buret sebanyak 50 ml. Pipet 25 ml larutan NaOH X N yang belum diketahui

konsentrasinya dan dimasukkan kedalam labu erlenmeyer serta tambahkan

2-3 tetes indikator metil merah. Lakukan titrasi hingga mencapai titik akhir yang

Page 8: Laporan AK

ditandai perubahan warna dari kuning menjadi jingga merah. Hitung volume

larutan HCl yang terpakai. Kemudian hitung konsentrasi larutan NaOH X N.

Gambar 3. Rangkaian Penentuan Konsentrasi NaOH X N

3.3.2.3. Penentuan Kadar Cuka A

Larutan NaOH X N yang telah ditentukan konsentrasinya, dimasukkan

kedalam buret sebanyak 50 ml. Pipet 25 ml larutan cuka A yang belum diketahui

kadarnya dan dimasukkan kedalam labu erlenmeyer serta tambahkan 2-3 tetes

indikator phenolphtalein. Lakukan titrasi hingga mencapai titik akhir yang

ditandai perubahan warna dari bening tak berwarna menjadi merah sangat muda.

Hitung volume larutan NaOH yang terpakai. Kemudian hitung kadar larutan

cuka A tersebut.

Page 9: Laporan AK

Gambar 4. Rangkaian Penentuan Kadar Cuka A

3.3.3. Asidimetri

3.3.3.1. Penentuan Konsentrasi NaOH X N

Larutan NaOH X N yang akan ditentukan konsentrasinya, dimasukkan

kedalam buret sebanyak 50 ml. Pipet 25 ml larutan asam oksalat 0,01 N dan

dimasukkan kedalam labu erlenmeyer serta tambahkan 2-3 tetes indikator

phenolphtalein. Lakukan titrasi hingga mencapai titik akhir yang ditandai

perubahan warna dari bening tak berwarna menjadi merah sangat muda.

Kemudian hitung konsentrasi larutan NaOH tersebut.

Gambar 5. Rangkaian Penentuan Konsentrasi NaOH X N

3.3.3.2. Penentuan Konsentrasi HCl X N

Page 10: Laporan AK

Larutan NaOH X N yang telah ditentukan konsentrasinya, dimasukkan

kedalam buret sebanyak 50 ml. Pipet 25 ml larutan HCl X N yang belum diketahui

konsentrasinya dan dimasukkan kedalam labu erlenmeyer serta tambahkan

2-3 tetes indikator metil merah. Lakukan titrasi hingga mencapai titik akhir yang

ditandai perubahan warna dari dari bening tak berwarna menjadi merah sangat

muda. Hitung volume larutan NaOH yang terpakai. Kemudian hitung konsentrasi

larutan HCl X N.

Gambar 6. Rangkaian Penentuan Konsentrasi HCl X N

3.3.3.3. Penentuan Kadar Cuka B

Larutan NaOH X N yang telah ditentukan konsentrasinya, dimasukkan

kedalam buret sebanyak 50 ml. Pipet 25 ml larutan cuka B yang belum diketahui

kadarnya dan dimasukkan kedalam labu erlenmeyer serta tambahkan 2-3 tetes

indikator phenolphtalein. Lakukan titrasi hingga mencapai titik akhir yang

ditandai perubahan warna dari bening tak berwarna menjadi merah sangat muda.

Hitung volume larutan NaOH yang terpakai. Kemudian hitung kadar larutan

cuka B tersebut.

Page 11: Laporan AK

Gambar 7. Rangkaian Penentuan Kadar Cuka B

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan

(2) Pembahasan.

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Tabel Hasil Titrasi Alkalimetri dan Asidimetri serta Pengukuran pH

No.

PercobaanHasil

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3

1. Alkalimetri VHCl = 7,10 ml VHCl = 9,20 ml VNaOH = 8,00 ml

Vboraks = 25,00 ml VNaOH = 25,00 ml Vcuka = 25,00 ml

NHCl = 0,1760 N NHCl = 0,1760 N NNaOH = 0,0648 N

Nboraks = 0,0500 N NNaOH = 0,0648 N %cuka A = 4,98 %

2. Asidimetri VNaOH = 27,95 ml VNaOH = 32,45 ml VNaOH = 5,70 ml

Voksalat = 25,00 ml VHCl = 25,00 ml Vcuka = 25,00 ml

NNaOH = 0,0896 N NNaOH = 0,0896 N NNaOH = 0,0896 N

Noksalat = 0,1000 N NHCl = 0,1163 N %cuka B = 4,90 %

Page 12: Laporan AK

3. Kertas Lakmus

Larutan sirup : Lakmus biru berubah warna menjadi merah (bersifat asam)Larutan sabun mandi :Lakmus merah berubah warna menjadi biru (bersifat basa)Larutan sabun cuci :Lakmus biru berubah warna menjadi merah (bersifat asam)Larutan garam :Lakmus biru dan merah tidak berubah warna (bersifat netral)Larutan kopi :Lakmus biru berubah warna menjadi merah (bersifat asam)

4. pH universal

Larutan sirup : pH 3 (bersifat asam)Larutan sabun mandi : pH 10 (bersifat basa)Larutan sabun cuci : pH 6 (bersifat asam)Larutan garam : pH 7 (bersifat netral)Larutan kopi : pH 5 (bersifat asam)

5. pH meter Larutan sirup : pH 2,50 (bersifat asam)Larutan sabun mandi : pH 9,66 (bersifat basa)Larutan sabun cuci : pH 5,91 (bersifat asam)Larutan garam : pH 6,19 (bersifat asam mendekati netral)Larutan kopi : pH 5,57 (bersifat asam)

(Sumber : Ahmad Fadil, Meja 2, Kelompok D, 2011)

4.2. Pembahasan

Indikator asam basa adalah suatu senyawa asam organik atau basa organik

yang pada umunya adalah asam atau basa lemah dan warna senyawanya (sebagai

asam atau basa) berbeda dengan warna ionnya (Underwood, 1983).

Tabel 3. Macam-Macam Indikator Asam Basa

No. Nama IndikatorTrayek

pHWarna pada pH

Rendah Tinggi1. Thymol blue 1,2 – 2,8 merah Kuning2. Brom phenol blue 3,0 – 4,6 kuning Biru3. Methyl yellow 2,9 – 4,0 merah Kuning4. Methyl orange 3,1 – 4,4 merah Jingga5. Brom cresol green 3,8 – 5,4 kuning Biru6. Methyl red 4,2 – 6,3 merah Kuning7. Brom cresol purple 5,2 – 6,8 kuning Ungu8. Azolitnin (lakmus) 5,0 – 8,0 merah Biru9. Brom thymol blue 6,0 – 7,6 kuning Biru

Page 13: Laporan AK

10. Phenol red 6,8 – 8,4 kuning Merah11. Thymol blue (base) 8,0 – 9,6 kuning Biru12. Phenolphtalein 8,3 – 10 tak berwarna Merah

(Indigomorie, 2009)

Penggunaan indikator pada saat titrasi sangatlah penting untuk menunjukan

terjadinya reaksi dengan adanya perubahan warna. Indikator phenolptalein yang

digunakan pada asidimetri yaitu pada suasana asam tidak berwarna, sedangkan

pada suasana basa berwarna merah muda. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi

telah selesai dan telah tercapai titik akhir titrasi. Titik Akhir Titrasi adalah titik

saat timbulnya perubahan warna indikator yang dipakai pada titran. Titik

Ekuivalen adalah titik saat terjadi volume larutan penitrasi yang tepat bereaksi

dengan larutan yang dititrasi. Kesalahan titrasi yaitu selisih antara titik akhir titrasi

dengan titik ekuivalen (Sutrisno, 2011).

Indikator metil merah memiliki trayek pH sebesar 4,2 sampai 6,3 dan

perubahan warna pH dari merah ke kuning (dari pH rendah ke pH tinggi) dan

hanya dapat digunakan pada titrasi alkalimetri. Sedangkan indikator

phenolphtalein memiliki trayek pH sebesar 8,3 sampai 10,00 dan perubahan

warna pH dari bening tak berwarna ke merah (dari pH rendah ke pH tinggi) dan

hanya dapat digunakan pada titrasi asidimetri (Sutrisno, 2011).

Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-

senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya

alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan

menggunakan baku basa (Anwar, 2009).

Page 14: Laporan AK

Pada percobaan titrasi asidimetri digunakan asam oksalat dan pada titrasi

alkalimetri digunakan boraks sebagai larutan baku primer karena asam oksalat dan

boraks memenuhi persyaratan larutan baku primer yaitu stabil (tidak mudah

berubah), memiliki molekul relatif (Mr) yang besar, rumus senyawa diketahui

dengan pasti, mudah ditimbang, dan mudah didapat dalam bentuk murni.

Sedangkan NaOH dan HCl berperan sebagai larutan baku sekunder (Brady, 1998).

Pengukuran pH dapat menggunakan kertas lakmus dan pH universal secara

konvensional serta pH meter secara instrumental. Kertas lakmus dapat digunakan

hanya untuk mengetahui sifat asam atau basa suatu larutan. pH universal

digunakan untuk mengukur nilai pH dengan tingkat ketelitian rendah. Sedangkan

pH meter digunakan unntuk mengukur nilai pH dengan ketelitian tinggi, cepat,

tepat dan akurat (Rahayu, 2008).

Pada pengukuran pH kopi, didapat hasil bahwa kopi bersifat asam. Hal ini

disebabkan karena kopi memiliki banyak kandungan zat kimia, seperti : Kafein,

Trigoneline, Protein dan Asam Amino, Karbohidrat, Asam Alifatik (asam

karboksilat), Asam Klorogenat, Lemak dan turunannya, Glikosida, Mineral serta

Komponen Volatil. Asam Alifatik (asam karboksilat) dan Asam Klorogenat inilah

yang menyebabkan kopi bersifat asam (Afruri, 2009).

Page 15: Laporan AK

V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan konsep analisis kuantitatif dan pengukuran pH

dapat disimpulkan bahwa analisis kuantitatif merupakan ilmu yang mempelajari

teori, metode, dan teknik pengerjaan penentuan konsentrasi atau kadar suatu

larutan. Titrimetri termasuk kedalam bagian analisis kuantitatif. Kemudian untuk

pengukuran pH dapat menggunakan kertas lakmus, pH universal dan pH meter.

Dari percobaan alkalimetri, diperoleh konsentrasi larutan HCl sebesar 0,1760 N,

konsentrasi larutan NaOH sebesar 0,0648 N, dan kadar cuka A sebesar 4,98 %.

Dari Percobaan asidimetri, diperoleh konsentrasi larutan HCl sebesar 0,1163 N,

Page 16: Laporan AK

konsentrasi larutan NaOH sebesar 0,0896 N, dan kadar cuka B sebesar 4,90 %.

Dari percobaan pengukuran pH, diperoleh beberapa sampel yang bersifat asam

yaitu larutan sabun cuci, larutan syrup, dan larutan kopi, sampel yang bersifat basa

yaitu larutan sabun mandi serta sampel yang bersifat netral yaitu larutan garam.

5.2. Saran

Saran yang ingin penulis sampaikan adalah perlunya kalibrasi terhadap alat

ukur gelas terutama alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, seperti

pipet seukuran, labu ukur dan buret sehingga praktikan dapat bekerja lebih teliti

serta praktikum dapat berjalan dengan lancar, cepat, efektif dan efisien.

Page 17: Laporan AK

DAFTAR PUSTAKA

Brady. E. James, (1998), Kimia Universitas Asas dan Struktur, Bina Aksara, Jakarta.

Devi. K. Poppy. Dra. M.Pd.(2002), Kimia SMU Kelas 1, Rosda Karya, Bandung.

Sutrisno, Ela Turmala, (2011), Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan.

Underwood A. dan Day JR. A. (1983), Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.

Afruri, (2009), Kandungan Zat dalam Kopi. http://afruri.blogspot.com/2009/05/kandungan-zat-zat-kimia-pada-biji-kopi.html, Accessed : 8 November 2011.

Anonim, (2010), Kertas Lakmus, http://indonetwork.co.id, Accessed : 3 November 2011.

Anonim, (2010), pH meter, http://gabesuksesinstrument.indonetwork.co.id, Accessed : 3 November 2011.

Anonim, (2010), pH universal, http://cniunion.en.ec21.com, Accessed : 3 November 2011.

Anwar, Dedy, (2009), http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/2009/11/asidi-alkalimetri.html, Accessed : 3 November 2011.

Indigomorie, (2009), Macam-Macam Indikator Asam Basa, http://kimiaanalisa.web.id/mencari-trayek-ph-indikator-untuk-titrasi-asam-basa/, Accessed : 2 November 2011.

Rahayu, (2008), Macam-Macam Indikator, http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/RAHAYU_060127/indikator.html, Accessed : 2 November 2011.

Page 18: Laporan AK

LAMPIRAN

Perhitungan :

PembuatanLarutan Standar Primer

Na2B4O7

0,05 N

mekboraks = (V x N)boraks

= 0,25 L x 0,05 N = 0,0125 mekmekboraks = massaboraks BEmassaboraks = mekboraks x BE = 0,0125 mek x 101 = 1,2625 gram

H2C2O4.2H2O0,1 N

mekoksalat = (V x N)oksalat

= 0,25 L x 0,1 N = 0,025 mekmekoksalat = massaoksalat BEmassaoksalat = mekoksalat x BE = 0,025 mek x 63 = 1,575 gram

Alkalimetri

[HCl]

VHCl x NHCl = Vboraks x Nboraks

NHCl = (VxN)boraks

VHCl = (25 ml x 0,05 N) 7,10 mlNHCl = 0,1760 N

[NaOH]

VNaOH x NNaOH = VNaOH x NNaOH

NNaOH = (VxN)HCl VNaOH

= (9,20 ml x 0,1760 N) 25 mlNNaOH = 0,0648 N

%cuka A

% cuka A = (1000 ml/25 ml) x BEcuka x (VxN)NaOH x100 % Vcuka x 1000 = 40 x 60 x 8,00 ml x 0,0648 N x 100 % 25 ml x 1000% cuka A = 4,98 %

Asidimetri[NaOH]

VNaOH x NNaOH = Voksalat x Noksalat NNaOH = (VxN)oksalat VNaOH

= (25 ml x 0,1 N) 27,95 mlNNaOH = 0,0896 N

Page 19: Laporan AK

Asidimetri

[HCl]

VHCl x NHCl = VNaOH x NNaOH

NHCl = (VxN)NaOH VHCl

= (32,45 ml x 0,0896 N) 25 mlNHCl = 0,1163 N

%cuka B

% cuka B = (1000 ml:25 ml) x BEcuka x (VxN)NaOH x100 % Vcuka x 1000 = 40 x 60 x 5,70 ml x 0,0896 N x 100 % 25 ml x 1000% cuka B = 4,90 %

Page 20: Laporan AK

Gambar :

Alat Ukur pH GambarKertas Lakmus

pH universal

pH meter