00 step 1 2 3 4 5 7

50
STEP 1 1. Poliuria : Salah satu gejala pada penderita diabetes melitus yang ditandai dengan volume urin yang meningkat, umunya terjadi pada malam hari. 2. Obat anti diabetic : Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan kadar gula dalam darah. 3. Polidipsi : Salah satu gejala pada penderita diabetes melitus yang ditandai dengan seringnya rasa haus, hal ini disebabkan karena banyaknya cairan dalam tubuh yang berkurang akibat poliuria. 4. Polifagia : Salah satu gejala pada penderita diabetes yang ditandai dengan selalu merasa lapar dan ingin makan, hal ini karena berkurangnya cadangan glukosa, sehingga tidak dapat masuk ke dalam sel dengan baik. 5. Gula darah acak : Gula darah acak atau gula darah sewaktu yaitu gula darah yang diketahui melalui pemeriksaan gula darah yang dilakukan tanpa mempertimbangkan waktu makan terakhir penderita. Jadi kadar glukosa dalam darah yang dihitung saat tidak sedang berpuasa atau tidak setelah makan. STEP 2 1. Mengapa gula darah pasien pada skenario melebihi normal?

Upload: linda-shafira

Post on 29-Dec-2015

109 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

00 STEP 1 2 3 4 5 7

TRANSCRIPT

Page 1: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

STEP 1

1. Poliuria : Salah satu gejala pada penderita diabetes melitus yang ditandai

dengan volume urin yang meningkat, umunya terjadi pada malam hari.

2. Obat anti diabetic : Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan kadar

gula dalam darah.

3. Polidipsi : Salah satu gejala pada penderita diabetes melitus yang ditandai

dengan seringnya rasa haus, hal ini disebabkan karena banyaknya cairan

dalam tubuh yang berkurang akibat poliuria.

4. Polifagia : Salah satu gejala pada penderita diabetes yang ditandai dengan

selalu merasa lapar dan ingin makan, hal ini karena berkurangnya cadangan

glukosa, sehingga tidak dapat masuk ke dalam sel dengan baik.

5. Gula darah acak : Gula darah acak atau gula darah sewaktu yaitu gula darah

yang diketahui melalui pemeriksaan gula darah yang dilakukan tanpa

mempertimbangkan waktu makan terakhir penderita. Jadi kadar glukosa

dalam darah yang dihitung saat tidak sedang berpuasa atau tidak setelah

makan.

STEP 2

1. Mengapa gula darah pasien pada skenario melebihi normal?

2. Bagaimana mekanisme poliuri, polidipsi dan polifagia?

3. Bagaimana hubungan DM dengan kondisi rongga mulut?

4. Apa pengaruh obat antidiabetic yang diberikan pada pasien dalam skenario?

5. Bagaimana tindakan pertama seorang dokter gigi pada pasien dalam

skenario tersebut?

6. Bagaimana rencana perawatan dokter gigi pada pasien dalam skenario

tersebut?

Page 2: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

STEP 3

1.

saat sampai di dalam pankreas, Insulin Makanan akan dipecah

diproduksi oleh sel beta pankreas menjadibahan dasar makanan

(Karbohidrat menjadi Glukosa, Protein

menjadi asam amino, Lemak menjadi Asam

lemak)

insulin akan membawa masuk bahan dasar

makanan ke dalam sel untuk menghasilkan

energi

JIKA INSULIN TURUN

Glukosa tidak akan dapat masuk ke dalam sel dan glukosa akan tetap berada di

darah

Kadar insulin dalam darah menurun kurang energi sehingga lemas

Kadar gula darah setiap orang tidak selalu normal. Kadar gula darah

sewaktu-waktu bisa naik dan sewaktu-waktu bisa turun. Kadar gula darah

naik biasanya saat 2 jam setelah makan. Sedangkan kadar gula darah turun

biasanya saat seseorang kekurangan asupan nutrisi dan kurang istirahat.

Level gula darah setiap orang berbeda beda tergantung pola hidup,

Page 3: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

mencakup asupan glukosa dalam konsumsi makanan, stress, olahraga dan

waktu istirahat. Telah dijelaskan pada bagan diatas bahwa kadar gula

seseorang diatur oleh kinerja pankreas. Pada kelenjar pankreas terdapat sel

beta yang akan mengeluarkan hormon insulin sebagai hormon utama yang

mengatur kadar gula darah agar tetap stabil. Ketika seseorang mengalami

kadar gula darah berlebih dan tubuh tidak mampu menstabilkannya ke level

yang seharusnya maka telah terjadi gangguan pada kerja pankreas. Kadar

gula berlebih yang tidak mampu ditanggulangi oleh tubuh ini menyebabkan

penyakit Diabetes Mellitus. Selain itu, stress yang berpengaruh terhadap

meningkatnya gula darah dikarenakan stress yang berlebih dapat memicu

produksi hormone epinephrine, kortisol dan adrenalin dimana kedua

hormone ini berfungsi untuk meningkatkan gula darah.

2. Mekanisme poliuri, polidipsi dan polifagia

Poliuri : Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi karena ambang batas

untuk gula darah dalam tubuh adalah 180 mg%, sehingga bila terjadi

hiperglikemi maka ginjal tidak dapat menyaring dan mengabsorbsi sejumlah

glukosa dalam darah. Ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa

yang tersaring keluar bila kosentrasi gula dalam darah cukup tinggi,

akibatnya glukosa tersebut diekskresikan melaluin urin, atau disebut

glukosuria.Ekskresi ini akan disertai dengan pengeluaran cairan dan

elektrolit yang berlebihan , keadaan ini disebut dengan diueresis osmotic.

Akibatnya, penderita akan mengalami peningkatan dalam berkemih atau

poliura

Polidipsi : Rasa haus yang amat sering merupakan akibat reaksi tubuh

karena banyak mengeluarkan urine. Gejala ini merupakan usaha tubuh

untuk menghindari kekurangan cairan oleh karena tubuh banyak

mengeluarkan air (dalam bentuk urine). Dengan banyaknya air yang keluar

dalam bentuk urine akan menimbulkan rasa haus. Selama kadar gula dalam

darah belum terkontrol dengan baik maka akan berkeinginan terus untuk

minum. Semakin banyak minum maka akan semakin banyak juga urine

yang dikeluarkan. Dimana keduanya merupakan serangkaian sebab akibat

Page 4: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

yang akan terus terjadi jika tubuh belum bisa mengendalikan kadar gula

dalam darah.

Polifagia : Pada penderita Diabetes Mellitus, glukosa yang merupakan

sumber energi bagi metabolisme sel tidak dapat disalurkan ke dalam sel

karena ada gangguan pada reseptor insulin atau karena sekresi insulin yang

kurang. Sehingga metabolisme sel yang nantinya akan menghasilkan energi

akan terganggu, energi yang dihasilkan menjadi kurang sehingga tubuh

menjadi lemas. Tubuh yang lemas ini akan memberi sinyal kepada otak dan

mempresepsikan bahwa tubuh kekurangan makan sehingga tubuh akan

berusaha untuk meningkatkan intake makanan dengan menghasilkan respon

adanya rasa lapar.

3. Hubungan DM dengan kondisi rongga mulut

Pasien bisa mengalami xerostomia karena kondisi poliuria, jadi

poliuria ini menyebabkan cairan di dalam tubuh berkurang, sehingga

sekresi saliva juga berkurang, karena inilah terdapat tanda xerostomia pada

rongga mulut pasien. Keadaan yang kering dalam rongga mulut dapat

menyebabkan pH asam sehingga mudah terjadi karies. Selain itu juga bisa

menyebabkan candidiasis. Selain dikarenakan ketidak seimbangan cairan

di dalam tubuh yang disebabkan oleh poliuria, keadaan xerostomia pada

pasien DM juga dikarenakan flow saliva yang menurun. Penurunan aliran

saliva ini disebabkan karena kadar gula darah yang tinggi pada pasien DM

menyebabkan gangguan neuropati, gangguan neuropati ini mempengaruhi

kerja saraf otonom, dimana saraf otonom merupakan pusat pengendali

sekresi saliva. Gannguan ini menyebabkan penurunan sekresi saliva dan

berdampak pada xerostomia pada rongga mulut.

Pada hiperglikemia atau kadar glukosa dalam darah yang tinggi

ternyata dapat meningkatkan kolagenase dan menurunkan sintesis kolagen.

Dimana disini enzim kolagenase mengurai kolagen sehingga membuat

ligament periodontal rusak dan menyebabkan gigi goyang

Page 5: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

Adanya perubahan fungsi sel seperti monosit, neutrofil dan

makrofag pada penderita diabetes mellitus menyebabkan proses

kemotaksis dan fagositosis terganggu. Dimana sel-sel tersebut merupakan

garis pertahanan pertama tubuh dan penghambatan fungsinya mencegah

penghancuran bakteri dalam poket periodontal, jika terjadi perubahan

fungsi sel-sel imun maka terjadilah kerusakan periodontal periodontitis

4. Pengaruh obat antidiabetic yang diberikan pada pasien dalam

skenario.

Obat anti diabetik oral merupakan obat – obatan yang dikonsumsi

per-oral guna menurunkan kadar gula dalam darah. Pemakaian anti

diabetik oral hanya diindikasikan apabila tidak terdapat diabetes tipe 1,

tindakan diet tidak cukup, dan tidak perlu diberikan insulin sebagai

pengganti antidiabetik oral.

Salah satu contoh obat antidiabetik oral adalah golongan

tiazolidinedion. Senyawa ini dapat mengurangi resistensi insulin,

meningkatkan sensitivitas insulin melalui peningkatan AMP kinase  yang

merangsang transfort glukosa ke sel dan meningkatkan oksidasi asam

lemak. Selain itu juga menurunkan produksi glukosa hepar, menurunkan

asam lemak bebas di plasma. Senyawa ini digunakan untuk DM tipe II

yang tidak memberi respon dengan diet dan latihan fisik. Sebagai

monoterapi atau ditambahkan pada mereka yang tidak memberi respons

pada obat hipoglikemik lain .

Pengkonsumsian obat ini harus melalui kontrol dan resep dokter.

Apabila obat – obatan ini dikonsumsi tanpa kontrol dokter, maka dapat

menyebabkan kadar gula darah menurun secara drastis dan mengakibatkan

hipoglikemia. Hipoglikemia ini dapat menyebabkan tremor, kelemahan,

pucat, gemetaran dsb.

5. Tindakan pertama dokter gigi pada psien DM

Tindakan pertama yang dilakukan terhadap pasien Diabetes

Mellitus ini adalah memeriksa kesehatan umumnya. Jika pasien adalah

penderita Diabetes Mellitus tidak terkontrol, maka harus dirujuk ke dokter

Page 6: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

umum atau dokter spesialis penyakit dalam agar gula darahnya terkontrol

terlebih dahulu sebelum dilakukan perawatan kedokteran gigi. Jika

langsung dilakukan perawatan misalnya ekstraksi gigi dalam keadaan gula

darahnya tidak terkontrol maka akan berbahaya karena dapat

menyebabkan perdarahan yang lama dan luka yang sulit sembuh

6. Perawatan RM pada penderita DM

Dari gambaran klinis dalam rongga mulut pada skenario, dapat dilakukan

beberapa perawatan di bawah ini :

- OM : pada oral medicine dapat dilakukan pemberian obat anti jamur

secara topikal, hal ini dilakukan untuk meminimalisir dari adanya

candidiasis. Sedangkan untuk xerostomia dapat dilakukan perawatan

untuk menstimulasi sekresi saliva, seperti mengunyah permen karet,

makan buah-buahan dan memakan makanan asam misalnya.

- Konservasi : pada konservasi bisa dilakukan penambalan pada gigi

yang karies, agar tidak terjadi karies yang semakin melebar dan untuk

mengurangi resiko terjadinya infeksi.

- Periodonsia : pada periodonsia, dokter gigi bisa melakukan

pembersihan karang gigi untuk menghilangkan kalkulus pada gigi dan

mengurangi halitosis, serta bisa juga dilakukan root planing.

STEP 4

STEP 5

1. Memahami dan menjelaskan tentang diabetes melitus.

2. Memahami dan menjelaskan tentang kesehatan rongga mulut pasien pada

penderita diabetes melitus.

3. Memahami dan menjelaskan tata cara merujuk pasien.

4. Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan pada rongga mulut pasien

yang menderita diabetes melitus.

STEP 7

1. Diabetes Melitus

Page 7: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

A. DEFINISI

Diabetes melitrus merupakan penyakit gangguan metabolisme tubuh

dimana hormon tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Seperti yang

kita tahu bahwa insulin diproduksi oleh kelenjar pankreas yang gunanya

untuk mengontrol kadar gula dalam tubuh. Penderita DM kadar gulanya

melebihi normal, jika normalnya 120 mg/dl, maka pada pasien DM kadar

gula darah sewaktu 200 mg/dl dan kadar gula puasa 126 mg/dl. Hal ini

disebabkan karena kurangnya pembentukan insulin atau keaktifan insulin

yang dihasilkan oleh sel beta dari pulau-pulau Langerhan’s di pankreas atau

adanya kerusakan pada pulan Langerhan’s itu sendiri.

Kadar glukosa (mg/dl ) Bukan DM Belum pasti

DM

DM

Sewaktu Plasma Vena < 110 110 – 199 ≥ 200

Darah Kapiler < 90 90 – 199 ≥ 200

Puasa Plasma Vena < 110 110 – 125 ≥126

Darah Kapiler < 90 90 – 109 ≥110

B. ETIOLOGI

Diabetes Melitus mempunyai etiologi yang heterogen, dimana

berbagai lesi dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan

genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas Diabetes

Millitus. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi Diabetes

Millitus yaitu :

1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai

kegagalan sel beta melepas insulin.

2. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta yaitu agen yang

dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula

yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.

Page 8: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

3. Gangguan sistem imunitas yang menyebabkan disertai pembentukan sel –

sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel – sel

penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus

Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan

terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada

membran sel yang responsir terhadap insulin.

C. TANDA DAN GEJALA UMUM

Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan

dan tidak disadari oleh penderita. Beberapa keluhan dan gejala yang perlu

mendapat perhatian ialah18,25 :

Keluhan Klasik :

1. Penurunan berat badan (BB)

Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relatif singkat harus

menimbulkan kecurigaan. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak

dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk

menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa

diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita

kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.

2. Poliuria

Poliuria adalah volume urin yang banyak dalam periode tertentu

karena, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak

kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat

mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari.

3. Polidipsia

Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya

cairan yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering

disalahtafsirkan dengan menyebabkan rasa haus karena udara yang panas

Page 9: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

atau beban kerja yang berat sehingga untuk menghilangkan rasa haus itu

penderita banyak minum.

4. Polifagia

Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan menjadi

glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, penderita selalu

merasa lapar.

Keluhan lain

1. Gangguan saraf tepi / kesemutan

Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki

di waktu malam, sehingga menganggu tidur.

2. Gangguan penglihatan

Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan

penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya

berulang kali agar ia tetap dapat melihat dengan baik.

3. Gatal / Bisul

Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan

atau daerah lipatan kulit seperti ketiak dan dibawah payudarah. Sering pula

dikeluhkan timbulnya bisul dan luka lama sembuhnya. Luka ini dapat

timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk

peniti.

4. Gangguan Ereksi

Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering

tidak secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan

budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah seks,

apalagi manyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.

5. Keputihan

Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering

ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang

dirasakan.

Page 10: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

D. PATOGENESIS

Peran Glukagon dan Insulin dalam Diabetes Mellitus

Glukagon merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel alfa pulau

langerhans pada pankreas sebagai respons terhadap kadar glukosa darah

yang rendah dan pencetus glukoneogenesis pada hati. Jika kadar glukosa

dalam darah itu rendah, maka glukagon akan menstimuli metabolisme

lemak dan protein untuk menghasilkan glukosa, sehingga glukosa dalam

darah kembali normal. Namun, jika terjadi gangguan, maka glukagon akan

terus-menerus membuat glukosa dan menyebabkan kadar glukosa dalam

darah lebih tinggi (hiperglikemia).

Sedangkan, insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel beta

pulau langerhas pada pankreas. Jika kadar glukosa dalam darah tinggi, maka

insulin akan memasukkan glukosa tersebut ke dalam sel agar sel dapat

memetabolisme glukosa tersebut menjadi energi (ATP). Namun,

dikarenakan sel beta pankreas yang tidak bisa menghasilkan insulin atau

karena gangguan reseptor insulin yang ada di sel yang tidak bisa menangkap

insulin, maka insulin tidak bekerja sebagaimana fungsinya. Oleh karena itu,

glukosa tetap tinggi dalam darah. Hal ini yang mencetuskan terjadinya

hiperglikemia pula.

Terjadinya hiperglikemia ini bisa menyebabkan Diabetes Mellitus

(DM) dan non-Diabetes Mellitus (non-DM). Seseorang yang mengalami

stress bisa menyebabkan hiperglikemia, namun, setelah beberapa saat,

glukosa dalam darah akan kembali normal. Selain itu, setelah kita makan,

glukosa dalam darah pun akan meningkat, namun hal ini bisa dinormalkan

pula. Penjelasan di atas tersebut, bisa menyebabkan hiperglikemia, namun

tidak sampai pada penyakit Diabetes Mellitus atau disebut sebagai non-

Diabetes Mellitus.

Jika keadaan hiperglikemia tidak bisa diatasi dikarenakan insulin tidak

bekerja dengan baik, maka glukosa dalam darah tidak bisa kembali dalam

kadar normal. Selain itu, karena gangguan reseptor insulin yang ada di sel

yang tidak bisa menangkap insulin juga dapat menyebabkan glukosa dalam

Page 11: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

darah tidak bisa kembali dalam kadar normal, dan hal ini bisa menyebabkan

Diabetes Mellitus.

DIABETES TIPE 1

Pada diabetes melitus tipe 1 terdapat kekurangan insulin absolut

sehingga pasien membutuhkan suplai insulin dari luar.keadaan ini

disebabkan oleh lesi pada sel beta pankreas karena mekanisme autoimun

yang pada keadaan tertentu dipicu oleh infeksi virus. Pulau pankreas

diinfiltrasi oleh limfosit T dan dapat ditemukan autoantibodi terhadap

jaringan pulau (antibodi sel langerhans) dan insulin. Setelah merusak sel

beta, antibodi sel langerhans menghilang. Namun saat sel beta pankreas

telah dirusak maka produksi insulin juga akan mengalami gangguan.

Dimana sel beta pankreas tidak akan dapat memproduksi insulin sehingga

Page 12: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

akan terjadi defisiensi insulin. Maka akan terjadi hiperglikemia dimana

glukosa akan meningkat di dalam darah sebab tidak ada yang membawa

masuk glukosa ke dalam sel.

DIABETES MELITUS 2

Pada diabetes melitus tipe ini, terjadi defisiensi insulin relatif

sehingga pasien tidak mutlak bergantung ada suplai insulin dari luar.

Pelepasan insulin dapat normal atau bahkan meningkat, tetapi organ target

memiliki sensitivitas yang berkurang terhadap insulin.

Di dalam sel terdapat berbagai protein yang berperan dalam

memasukkan glukosa ke dalam sel yaitu:

Page 13: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

- Protein enpp-1 yang digunakan utuk menerima insulin atau reseptor

insulin

- Protein irs yang digunakan untuk fosforilasi insulin sehingga dapat

mengaktifkan protein GLUT-4

- Protein GLUT-4 yang digunakan untuk menerima glukosa

- Protein CAPN-10 yang digunakan untuk mengatasi supaya tidak terjadi

kelebihan lemak

Apabila salah satu protein di atas terjadi mutasi atau kerusakan maka

proses perubahan glukosa menjadi bahan energi akan terjadi gangguan.

Sehingga akan terjadi peumpukan glukosa dalam darah.

Catatan : patofisiologi antara diabetes tipe 1 dan 2 sebenarnya sama

namun yang membedakan hanyalah pada etiologinya saja.

E. KLASIFIKASI DM

Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh

karena peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat

kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti

tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya lebih

rendah dari kebutuhan atau daya kerjanya kurang. Hormon insulin dibuat

dalam pankreas. Tipe DM, antara lain :

DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini

disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena

kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah

terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan

sering haus, sebagian besar penderita DM type ini berat badannya

normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan

insulin seumur hidup.

DM type II Dikenal dengan nama Non Insulin Dependent Diabetes

Mellitus (NIDDM) atau disebut DM yang tidak tergantung pada

insulin. DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja

Page 14: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan

meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glokosa tidak

ada/kurang . Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga

terjadi hiperglikemia, 75 % dari penderita DM type II dengan obesitas

atau sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30

tahun.

Pada diabetes mellitus tipe II ditandai dengan kelainan sekresi insulin,

serta kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel

sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada

reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi

intraselular yang menyebabkan mobilisasi pembawa GLUT 4 glukosa dan

meningkatkan transport glukosa menembus membrane sel. Pada pasien-

pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 terdapat kelainan dalam pengikatan

insulin dengan reseptor. Kelainan ini dapat disebabkan oleh berkurangnya

jumlah tempat reseptor pada membrane sel yang selnya responsive terhadap

insulin atau akibat ketidaknormalan reseptor insulin intrinsic.

Gejala dari diabetes type 2 adalah meningkatnya rasa haus, lapar, dan

intensitas pengeluaran urin ( berkemih). Namun bila diabetes tidak

terkendali, maka komplikasi yang sering terjadi antara lalin retinopathy,

serangan jantung, gangguan metabolisme, penyembuhan luka yang lama,

gagal ginjal dan infeksi serta luka pada kaki. Pertama-tama diceritakan

kondisi dimana setelah kita mengonsumsi makanan yang mengandung

karbohidrat, zat kimia dalam pencernaan akan memecah karbohidrat

tersebut menjadi molekul yang lebih sederhana disebut glukosa. Selanjutnya

sel di dalam pencernaan akan menyerap glukosa tersebut , melewati

pembuluh darah. Ketika darah mencapai pankreas, dengan bantuan ion

kalsium , sel beta akan melepaskan insulin. Untuk menurunkan kadar

glukosa, sel beta  akan melepaskan insulin ke dalam darah.  Kemudian

Insulin, glukosa, dan lemak melalui aliran darah menuju ke dalam sel untuk

mengalami metabolisme di dalam sel. Sebagian sel tubuh memiliki reseptor

Page 15: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

insulin yang berperan dalam tranduksi sinyal insulin.  Insulin seperti kunci

pada reseptornya sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel untuk

menghasilkan energi.

Terdapat empat protein yang berperan dalam metabolisme substansi

ini antara lain ENPP-1 yang bertugas menerima insulin, IRS berfungsi

memfosforilasi insulin, GLUT 4 berfungsi menerima glukosa, dan CAPN-

10 bertugas memecah lemak. Keempat protein tersebut disintesis oleh DNA,

selanjutnya RNA polimerase akan mennyintesis RNA messenger (mRNA)

sehingga dihasilkan RNA yang telah disandi. Dengan bantuan ribosom ,

mRNA akan diterjemahkan menjadi protein IRS.  Hal yang sama juga

terjadi untuk ketiga protein lain. Keempat protein ini penting untuk

metabolisme glukosa dan lemak. Pertama, CAPN-10 akan memecah lemak.

Selanjutnya ENPP-1 membawa insulin ke dalam sel dan akan diterima oleh

protein IRS untuk mengalami fosforilasi. Hal tersebut digunakan untuk

mengaktivasi GLUT-4 yang akan menyebabkan glukosa masuk ke dalam

sel. Glukosa yang dihasilkan ada yang  bergabung membentuk glykogen ,

dan glukosa lain akan menerima elektron menjadi piruvat dan

dimetabolisme ke dalam mitokondria sehingga dihasilkan energi melalui

siklus kreb.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan diabetes type 2 antara

lain:

Mutasi gen yang menyintesis protein IRS

DNA yang telah termutasi, menyebabkan RNA polimerase

menyintesis mRNA yang telah disandi menjadi termutasi.Ketika

Ribosom menerjemahkan mRNA akan dihasilkan protein IRS yang

rusak. Ketika insulin datang dan masuk malalui ENPP-1, IRS yang

rusak ( IRS termutasi) tidak dapat memfosforilasi insulin. Hal ini akan

menyebabkan glukosa akan terakumulasi di daerah ekstraseluler, dan

akan menyebabkan meningkatnya kadar glukosa dalam darah.

Page 16: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

Mutasi reseptor insulin ENPP-1

ENPP-1 yang termutasi tidak dapat menyebabkan insulin masuk,

sehingga glukosa dan insulin terakumulasi di daerah ekstraseluler,

sehingga juga menyebabkan meningkatnya kadar glukosa dan insulin

didalam darah.

Mutasi reseptor GLUT-4

Ketika insulin masuk melalui protein ENPP-1, kemudian difosforilasi

oleh protein IRS. GLUT-4 yang termutasi tidak dapat menstransport

glukosa masuk ke dalam sel . Hal ini menyebabkan glukosa

terakumulasi di daerah ekstraseluler, yang pada akhirnya juga

menyebabkan meningkatnya kadar glukosa di dalam darah.

Lemak yang berlebihan

Hal ini disebabkan protein CAPN-10 tidak mampu memecah lemak

yang sangat banyak. Akumulasi lemak di daerah ekstraseluler ,

menghalangi saluran ENPP-1 dan GLUT-4. Hal ini menyebabkan

akumulasi lemak, glukosa, dan insulin di daerah ekstraseluler, dan

menyebabkan meningkatnya kadar glukosa, insulin, dan lemak

didalam darah.

Diabetes Melitus tipe lain

Ada beberapa tipe diabetes yang lain seperti defek genetik fungsi

sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,

endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang

jarang dan sindroma genetik lain yang berkaitan dengan diabetes mellitus.

Diabetes Melitus Gestasional,

Tipe ini timbul pada wanita hamil yang kemudian gejala

menghilang setelah melahirkan bayi biasanya dengan berat badan yang

lebih besar dibanding dengan bayi lain pada umumnya. Wanita yang telah

Page 17: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

menderita Gestasional Diabetes Mellitus meningkatkan faktor resiko untuk

terjadinya diabetes mellitus tipe II.

F. KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS

Komplikasi diabetes mellitus berhubungan dengan terjadinya

hiperglikemia dan perubahan patologis pada sistem pembuluh darah dan

sistem saraf perifer. Perubahan patologis pada sistem pembuluh darah dan

sistem saraf perifer, dapat berupa microangiopathy dan macroangiopathy.

Kedua kelainan pada pembuluh darah ini merupakan salah satu penyebab

yang paling sering dijumpai dalam komplikasi diabetes mellitus.

1. Komplikasi Akut

a. Hipoglikemia

Dimana kadar gula darah < 60 mg/ dl dan merupakan komplikasi yang

biasa dari diabetes yang menggunakan insulin. Hipoglikemia dapat

disebabkan oleh perasaan lapar yang tinggi, diikuti dengan iritabilitia,

takikardia, palpitasi, keringat dingin, pengurangan kemampuan mental dan

diikuti dengan kegelisahan dan koma jika tidak dirawat.

b. Diabetik Ketoasidosis

Simtom meliputi demam, malaise, sakit kepala, mulut kering, poliuria,

polidipsia, nausea, vomitus, sakit perut dan lesu.

c. Hipersomolar hiperglikemia non ketotik sindrom

Kondisi akut dari hiperglikemia (lebih cair 600 mg/dl) dengan tidak

adanya keton ditemukan pada diabetes mellitus tipe II, penderita

memerlukan terapi insulin dan cairan untuk menyempurnakan perawatan.

Page 18: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

2. Komplikasi Kronis

a. Diabetik retinopati

Rusaknya pembuluh darah pada retina yang merupakan jaringan

sensitif cahaya di belakang mata yaitu berperan mengartikan cahaya

kedalam impuls elektrik yang diinterpretasikan sebagai penglihatan oleh

otak.

b. Katarak

Katarak adalah kristalisasi lensa yang opak sebagai hasil dari

pengaburan penglihatan normal. Penderita diabetes dua kali lebih besar

terkena katarak dibandingkan dengan yang non diabetes. Katarak cenderung

berkembang pada usia pertengahan.

c. Glaucoma

Penyakit ini timbul ketika terjadi peningkatan tekanan cairan didalam

mata yang memicu terjadinya kerusakan saraf mata secara progresif.

Penderita orang dengan diabetes 2 kali lebih besar keyakinan terkena

glaucoma dibandingkan dengan yang non diabetes.

d. Diabetic neuropati

Kerusakan saraf dengan karakteristik sakit dan kelemahan pada kaki

sehingga kehilangan atau penurunan sensasi di kaki, dan pada beberapa

kasus terjadi pada tangan. Tanda awal dari penyakit ini adalah kekakuan,

sakit, atau perasaan geli pada kaki dan tangan.

e. Diabetik nefropati

Merupakan stadium akhir dari penyakit ginjal. Setelah mengidap

diabetes selama 15 tahun, satu sampai tiga orang penderita tipe 1 diabetes

mellitus berkembang menjadi penyakit ginjal. Diabetes merusak pembuluh

darah kecil di ginjal sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyaring

kotoran yang kemudian diekresikan melalu urin. Penderita dengan gangguan

ginjal harus melakukan transplantasi ginjal atau cuci darah.

f. Stroke

Page 19: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko utama, merokok, dan

tingginya tingkat kolesterol LDL yang tinggi adalah sebagai penyebab

lainnya.

g. Penyakit kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular adalah komplikasi yang biasa terlihat pada

penderita diabetes. Arterosklerosis adalah terpenting dari semua komplikasi

kronis karena merupakan 80 % dari penyebab kematian penderita diabetes.

Beberapa diantaranya adalah :

- Penyakit jantung koroner

Merupakan perkembangan dari arterosklerosis di dalam arteri jantung yang

merupakan hasil dari obstruksi aliran darah ke otot jantung. Pengurangan

dari hiperlipidemia oleh kontrol glikemik yang baik membatasi komplikasi.

- Akut miokardial infarksi

Diabetes meningkatkan resiko infarksi berulang sebanyak 100% dan

penyebab kematian jantung tiba-tiba 100-200%. Penderita yang selamat

akan mengalami kehilangan masa otot yang besar, sehingga dapat

menyebabkan Congestive Heart Failure (CHF) kronik, insiden meningkat

600% pada pria dan 950% pada wanita dengan diabetes dibandingkan

dengan yang non diabetes.

- Penyakit vaskular perifer

Penyakit ini 4 kali lebih besar dibanding yang non diabetes. Disebabkan

oleh ulser yang tidak dirawat, sakit, dan amputasi pada orang dengan atau

tanpa diabetes. Faktor resiko meliputi hipertensi, merokok, hiperlipidemia,

obesitas, dan riwayat keluarga.

i. Komplikasi dental

Dihubungkan dengan kontrol glikemik yang buruk. Beberapa

diantaranya adalah penyakit periodontal, xerostomia dan infeksi.

2. Kesehatan rongga mulut pasien pada penderita diabetes melitus

Page 20: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

Pada penyakit diabetes melitus terdapat 3 kelainan yang dapat

memicu terjadinya manifestasi di dalam rongga mulut yaitu:

- Gangguan metabolisme lemak : dimana hasil pemecahan sel lemak yang

berupa keton akan menyebabkan halitosis

- Gangguan metabolisme protein yang akan menyebabkan :

Menurunnya sistem imun: dimana gangguan metabolism protein akan menyebabkan gangguan fungsi system imun. Bila terjadi gangguan fungsi imun maka pembasmian terhadap bakteri di rongga mulut akan terganggu sehingga akan terjadi peumpukan bekteri sehingga menyebabkan karies, periodontitis, dan halitosis.

Penurunan proliferasi sel akan menyebabkan periodontitis, dan regenerasi sel

- Gangguan neuritik akan menyebabkan xerostomia dimana xerostomia ini akan menyebabkan beberapa penyakit mult seperti karies, periodontitis, dan juga halitosis.

XEROSTOMIA

POLIURIA (sering buang air kecil) cairan tubuh

Jumlah saliva POLIDIPSI (sering haus)

XEROSTOMIA

KARIES

DIABETES MELITUS

Kadar Gula darah saliva

Gula di saliva self cleansing

Page 21: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

Jumlah KBH yang dipengaruhi oleh bakteri PH menjadi asam

KARIES

HALITOSIS

BAU MULUT

Xerostomia INSULIN

Self cleansing Kekurangan energi

Bakteri/kuman tubuh membongkar cadangan energi dari lemak

Mengeluarkan senyawa sulfur pemecahan sel lemak hasilkan KETON

BAU MULUT ASIDOSIS METABOLIK

Ventilasi untuk mengeluarkan CO2 melalui NAFAS Tindakan kompensasi

HALITOSIS

Pada saat tubuh kekurangan energi karena glukosa tidak dapat

ditransfer menuju sel sehingga tubuh kekurangan energi, maka tubuh akan

berusaha mendapatkan energi dari lemak. Sehingga tubuh akan

membongkar cadangan lemak secara drastis, dimana penggunaan asam

lemak di dalam darah sebagian besar digunakan oleh sel sebagai sumber

energi alternatif. Meningkatnya penggunaan lemak di hati akan

menyebabkan meningkatnya pengeluaran berlebihan badan keton ke dalam

Page 22: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

tubuh. Peningkatan benda keton mengakibatkan penumpukan benda keton

dalam darah yang disebut ketosis. Ketosis menyebabkan penurunan pH

darah. Sehingga benda keton yang berlebihan tersebut harus dibuang.

Pembuangan tersebut dapat melalui urin dan juga meningkatkan

pengeluaran karbondioksida pembentuk asam melalui nafas. Sehingga bau

mulut penderita diabetes bau mulutnya tidak enak.

Halitosis juga bisa terjadi melalui xerostomia. Ketika saliva

seseorang menurun padahal air liur berfungsi untuk menjaga

keseimbangan pH dalam mulut, kelembapan mulut, membunuh bakteri

jahat, dan membilas mulut dari sisa makanan. Oleh sebab itu, bakteri

dalam mulut pun merajalela. Bakteri ini kemudian memetabolisme sisa

makanan dalam mulut menjadi gas sulfur dan VSC (volatile sulfur

compound), Setelah makanan di cerna senyawa sulfur tersebut diserap

kedalam pembuluh darah dan di bawa oleh darah langsung ke paru-paru

sehingga bau sulfur tersebut tercium pada saat mengeluarkan nafas.

Page 23: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

KARANG GIGI

DM

Glukosa di dalam darah POLIURIA

glukosa banyak menyerap cairan DEHIDRASI

cairan tubuh banyak yang masuk ke PD volume darah

aliran darah melambat

trombosit menempel di PD pembekuan PD

suplai O2

bakteri anaerob mudah berkembang

memfermentasikan makanan PLAK

KARANG GIGI OH BURUK

Page 24: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

Pada penderita DM memiliki gejala yaitu poliuria, maka hal

tersebut akan menyebabkan tubuh penderita DM akan kehilangan banyak

cairan sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. Apabila seseorang

kekurangan air dalam tubuh akan berdampak buruk bagi tubuhnya. Sebab

mayoritas dalam tubuh manusia terdiri dari air. Dalam otak dan darah

terdiri dari 80% air di dalamnya. Jadi, apabila tubuh kekurangan air maka

volume darah akan menurun sebab air memelihara volume normal dan

konsistensi cairan seperti darah. Sehingga darah akan kekurangan suplai

oksigen dan pertumbuhan bakteri anaerob akan semakin menumpuk dan

sekresi saliva menurun sehingga bakteri tersebut akan memfermentasikan

makanan sehingga akan terbentuk plak. Dan apabila OH pasien buruk

maka akan terjadi karang gigi.

Selain itu karang gigi dapat terjadi karena adanya peningkatan

glukosa dalam darah. Glukosa akan menyerap cairan, sehingan banyak

cairan tubuh yang masuk ke pembuluh darah sehingga akan menyebabkan

melambatnya aliran darah. Pada keadaan normal, trombosit akan

digunakan sebagai pembekuan darah, namun di sini trombosit menempel

pada pembuluh darah sehingga di dalam pembuluh darah akan terjadi

pembekuan dan pembuluh darah akan menyempit sehingga produksi

oksigen akan menurun. Pertumbuhan bakteri anaerob akan semakin

menumpuk dan sekresi saliva menurun sehingga bakteri tersebut akan

memfermentasikan makanan sehingga akan terbentuk plak. Dan apabila

OH pasien buruk maka akan terjadi karang gigi.

PERIODONTITIS

Periodontitis merupakan salah satu manifestasi oral dari penyakit

Diabetes Mellitus. Pada penderita Diaetes Mellitus, kadar glukosa darah

tinggi akan memicu pembentukan AGEs (Advance Glycocylation End

Product) , AGEs ini akan berikatan dengan reseptor pada monosit dan

Page 25: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

makrofag sehingga akan merangsang produksi sitokin pro-inflamasi (IL-6

dan TNF-α) dalam cairan krevikular gingiva. Adanya respon berlebih dari

immunoinflamatory oleh TNF-α dan IL-6 ini akan meningkatkan

kerusakan jaringan pejamu dan meningkatkan prevalensi dan tingkat

keparahan penyakit periodontal.

Sel utama dalam periodonsium yaitu fibroblast tidak mampu

berfungsi pada kadar gula darah yang tinggi. Selain itu, kolagen yang

diproduksi oleh fibroblast ini rentan terhadap enzim matriks

metalloproteinase yang dihasilkanoleh makrofag. Dimana, enzim matriks

metalloproteinase akan meningkat pada orang Diabetes Mellitus. Oleh

karena itu, proses penyembuhan luka pada jaringan periodontal berubah

pada orang dengan hiperglikemia yang berkelanjutan, yang mengakibatkan

bone loss dan kehilangan perlekatan pada ligamen periodontalnya.

PERIODONTITIS MENYEBABKAN GIGI GOYANG

Penumpukan plak dan karang gigi di antara gigi dan gusi

Infeksi meluas terbentuk kantung diantara gigi &gusi

Infeksi bakteri anaerob Mengandung plak yg bebas O2

Kantung semakin meluas sampai ke tulang alveolar

Tulang alveolar dirusak

GIGI GOYANG

CANDIDIASIS

Manifestasi oral dari penyakit diabetes melitus cukup banyak.

Salah satu yang paling sering adalah infeksi dari jamur candida albicans.

Infeksi jamur ini cukup sering di temukan pada pasien diabetes meitus

disebabkan karena kadar glukosa darah yang tinggi mempengaruhi aliran

Page 26: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

saliva sehingga terjadi xerostomia. Pada keadaan mulut kering, jamur

candida albicans akan mudah berkembang dan dapat menjadi patogen.

Selain itu, kadar gula yang tinggi dalam rongga mulut juga merupakan

media yang baik bagi jamur ini untuk tumbuh hingga menjadi patogen dan

menginfeksi rongga mulut pasien. Beberapa penyakit seperti trush,

glositis, dan candidiasis merupakan contoh infeksi oportunistik dari jamur

ini.

MULUT TERBAKAR

Pasien dengan sindroma mulut terbakar biasanya muncul tanpa

tanda-tanda klinis, walaupun rasa sakit dan terbakar sangat kuat. Pada

pasien dengan diabetes mellitus tidak terkontrol, faktor yang menyebabkan

terjadinya sindroma mulut terbakar yaitu berupa disfungsi kelenjar saliva,

kandidiasis dan kelainan pada saraf. Adanya kelainan pada saraf akan

mendukung terjadinya gejala-gejala rasa sakit / terbakar yang disebabkan

adanya perubahan patologis pada saraf-saraf dalam rongga mulut.

SARIAWAN

Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi parah jika dialami oleh

penderita diabetes. Penderita Diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur

dalam mulut dan lidah yang kemudian menimbulkan penyakit sejenis

sariawan. Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring

naiknya tingkat gula dalam darah dan air liur penderita diabetes.

ORAL THRUSH

Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang

disebabkan oleh jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut.

Pada penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan terhadap

infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik dapat mengganggu

keseimbangan kuman di dalam mulut yang mengakibatkan jamur candida

berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant thrush.

Page 27: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

3. Tata Cara Merujuk Pasien

Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional penanganan

suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada

dokter lainnya yang lebih ahli. Contoh kasus pada skenario dimana pasien

datang ingin dibuatkan gigi tiruan ke seorang dokter gigi dengan keadaan

pasien tersebut mengidap diabetes melitus yang tidak terkontrol. Maka

dokter gigi tersebut harus mengajukan konsultasi ke internist atau dokter

spesialis penyakit dalam untuk mengetahui kondisi sistemik pasien,

terutama gar internist dapat melakukan tindakan untuk mengontrol gula

darah pasien. Apabila gula darah pasien sudah terkontrol, maka internist

akan mengirim kembali pasien kepada dokter gigi untuk dilakukan

perawatan terhadap giginya.

Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang dan

tanggungjawab penanganan kasus penyakit yang sedang ditangani oleh

seorang dokter kepada dokter lain yang sesuai. Contoh seorang pasien

datang ke dokter gigi untuk dilakukan operasi pada palatumnya. Dokter

gigi yang dapat mengerjakan kasus ini adalah dokter gigi spesialis bedah

mulut. Maka, dokter gigi tersebut merujuk pasien ini kepada dokter gigi

spesialis bedah mulut yang lebih berwenang menangani kasus ini.

Tata Cara Rujukan :

- Dokter harus memberikan penjelasan yang lengkap kepada pasien

mengenai alasan dilakukannya konsultasi dan rujukan.

- Dokter harus melakukan komunikasi langsung dengan dokter yang

dimintai konsultasi atau rujukan. Komunikasi ini biasanya berupa surat

atau tulisan yang didalamnya memuat informasi mengenai pasien secara

lengkap, seperti : identitas, riwayat penyakit, dan penanganan yang telah

atau sedang dilakukan.

- Keterangan yang disampaikan tentang pasien yang dikonsultasikan harus

selengkap mungkin. Tujuan konsultasi dan rujukan pun harus jelas, apakah

Page 28: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

hanya untuk memastikan diagnosis, menginterpretasikan hasil

pemeriksaaan khusus, memintakan nasihat pengobatan atau yang lainnya.

- Sesuai dengan kode etik profesi, seyogianya dokter dimintakan konsultasi

wajib memberikan bantuan profesional yang diperlukan. Apabila merasa

diluar keahliannya, harus menasihatkan agar berkonsultasi ke dokter ahli

lain yang lebih seuai.

- Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja

- Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta

rujukan

- Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing

pihak

Tata Cara Pelaksanaan Sistem Rujukan

Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk

dirujuk, kriteria pasien yang layak untuk dirujuk adalah sebagai berikut :

a. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu

diatasi.

b. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis

ternyata tidak mampu diatasi.

c. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih

lengkap, tetapi pemeriksaan harus disertai pasien yang

bersangkutan.

d. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan

pemeriksaan, pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan

kesehatan yang lebih mampu.

Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua

pihak yang terlibat yaitu pihak yang merujuk dan pihak yang menerima

rujukan dengan standar prosedur operasional sebagai berikut :

a. Standar Prosedur Operasional Merujuk Pasien

1. Prosedur Klinis:

Page 29: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

- Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang medik untuk menentukan diagnosis utama dan diagnosis

banding.

- Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar

Prosedur Operasional (SPO).

- Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.

- Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan

yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.

- Pasien (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans, agar

petugas dan kendaraan pengantar tetap menunggu sampai pasien di

IGD mendapat kepastian pelayanan, apakah akan dirujuk atau

ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan setempat.

- Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu (sub

spesialis) Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I

(Puskesmas,Dokter Praktek, Bidan Praktek, Klinik) dapat merujuk

langsung ke rumah sakit rujukan yang memiliki kompetensi

tersebut

2. Prosedur Administratif:

- Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan medis.

- Membuat rekam medis pasien.

- Menjelaskan/memberikan Informed Consernt (persetujuan /

penolakan rujukan).

- Membuat surat rujukan pasien rangkap 2, lembar pertama dikirim

ke rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua

disimpan sebagai arsip.

- Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.

- Menyiapkan sarana transportasi

- Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan

sarana komunikasi dan menjelaskan kondisi pasien.

- Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan ke tempat

rujukan yang dituju.

Page 30: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

- Fasilitas pelayanan kesehatan perujuk membuat laporan.

Surat rujukan harus mencantumkan :

- Unit yang mempunyai tanggungjawab dalam rujukan, baik yang

merujuk atau yang menerima rujukan.

- Alasan tindakan rujukan.

- pelayanan medis dan rujukan medis yang dibutuhkan.

- tanda tangan persetujuan pasien atau keluarga

4. Penatalaksanaan pada rongga mulut pasien yang menderita diabetes

melitus

1. Bedah Mulut

Yang perlu diperhatikan pada perawatan bedah mulut pasien DM,

antara lain :

a. Melakukan pemeriksaan gula darah (pada setiap pasien, tidak

hanya pasien DM). Gula darah harus dalam batas normal : gula

darah puasa 70-110 mg/dL dan gula darah sewaktu 100-140 mg/dL.

Apabila didapatkan angka diluar batas normal, perwatan berupa

pencabutan harus ditunda, pasien dirujuk ke dokter spesialis

penyakit dalam (internist) untuk mengontrol kadar gula darah

sebelum pencabutan dilakukan.

b. Pasien tidak dalam keadaan stress / tegang / takut, karena stress

dapat mengakibatkan KGD meningkat.

c. Penggunaan bahan anestesi noradrenalin, bukan adrenalin. Hal ini

dikarenakan adrenalin menyebabkan vasokonstriktor yang dapat

memperkecil pembuluh darah. Pada pasien DM, pembuluh darah

akan semakin kecil (mikroangiopati) menghambat aliran darah ke

daerah luka. Padahal sirkulasi darah yang baik dibutuhkan untuk

menghantarkan hemoglobin (Hb) pada sel darah merah, yang akan

membantu pembekuan darah.

d. Trauma pencabutan seminimal mungkin. Pada pasien DM

disarankan hanya mencabut satu gigi pada suatu kunjungan dan

Page 31: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

menjahit luka untuk mempercepat penyembuhan. Selain itu, pasien

DM mudah terkena infeksi karena jumlah leukosit yang berkurang

seiiring dengan mengecilnya pembuluh darah (mikroangiopati).

Padahal leukosit berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh

alami terhadap infeksi.

e. Pada tindakan pembedahan

Diabetes mellitus tipe 1 : sebelum pembedahan harus dilakukan

terapi insulin, dengan member suntikan insulin karena jumlah

insulinnya tidak mencukupi kebutuhan.

Diabetes mellitus tipe 2 : tidak diperlukan suntikan insulin, selain

itu pemberian anestesi lokal pada penderita diabetes mellitus harus

dihindari dari bahan vasokontriktor karena mengandung adrenalin

yang dapat meningkatkan glukosa dalam darah .

2. Periodonsia

Di dalam mulut Diabetes Militus dapat meningkatkan jumlah bakteri

sehingga menyebabkan adanya kelainan pada jaringan periodontal,

dan bila berlanjut dapat menyebabkan gigi menjadi goyah. Pasien

dengan penyakit diabetes, resiko terinfeksi jaringan periodontal

semakin besar bahkan mencapai 2-4 kali daripada pasien non diabetes.

Infeksi periodontal kronis menyebabkan inflamasi sistemik yang

nantinya meningkatkan resistensi insulin dan hiperglikemia.

Manifestasi klinik yang dilakukan antara lain :

Meminimalkan penggunaan epinefrin, karena epinefrin dapat

meningkatkan penggunaan insulin secara cepat.

Menggunakan antibacterial mouthwash.

Menggunakan aplikasi subgingival dengan gel metronidazol dan

gel chlorhexidine.

Scalling dan root planing dengan perawatan antibiotik.

3. Prostodonsia

Menggunakan Gigi Tiruan Lepasan (GTL) agar mudah dibersihkan

sehingga mencegah terjadinya infeksi jamur.

Page 32: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

Menggunakan reservoir saliva pada basis gigi tiruan dimana

reservoir saliva merupakan suatu kantong air atau wadah yang

terdapat pada basis gigi tiruan yang berfungsi untuk menampung,

melembabkan mukosa dibawah basis gigi tiruan dan membuat gigi

tiruan tetap retensi pada mukosa rongga mulut. Reservoir untuk

rahang atas biasanya terdapat pada bagian palatum sedangkan pada

rahang bawah terdapat pada regio posterior. Reservoir saliva ini

hanya bisa digunakan untuk full denture.

Pada pasien Diabetes Mellitus, terdapat komplikasi xerostomia

maka dalam pembuatan gigi tiruan perlu dihindari bahan bahan

yang dapat memperparah kekurangan aliran saliva, misalnya bahan

cetak plaster. Bahan cetak plaster mampu mengabsorbsi

kelembaban dan berpengaruh terhadap kekeringan jaringan.

Diperlukan stimulasi saliva misalnya pengunyahan dengan permen

karet.

4. Konservasi Gigi

Management karies bisa dengan diberikan topical seperti Fluoride

yang mengandung penyegar mulut dan pengganti saliva untuk

mencegah karies dan mengurangi ketidaknyamanan pasien. Hal ini

disebabkan karena pada penderita DM mengalami gangguan aliran

saliva, dimana saliva itu berfungsi sebagai self cleansing gigi, jadi

topical fluoride ini bisa sebagai ganti saliva.

Sedangkan untuk melakukan tumpatan gigi yang berlubang

sebaiknya menghindari amalgam karena seperti yang kita ketahui

amalgam itu jika mengenai jaringan lunak atau mukosa mulut bisa

mengiritasi. Jadi berbahaya untuk penderita DM yang jika terkena

luka, sukar untuk sembuh.

5. Oral Medicine (OM)

Page 33: 00 STEP 1 2 3 4 5 7

Karena pada pasien Deiabetes Mellitus, infeksi mikroorganisme

meningkat. Hal ini disebabkan oleh fagositosis yang menurun. Oleh

karena itu, infeksi jamur pun meningkat pada rongga mulut, seperti

Candida albicans. Oleh sebab itu, diperlukan obat anti jamur, seperti

Nistatin.