veruka 1
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 Veruka 1
1/15
BAB I
PENDAHULUAN
Warts/ kutil atau veruka adalah proliferasi jinak pada kulit dan mukosa yang
disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Infeksi HPV tidak
menimbulkan gejala dan tanda akut namun berekspansi se!ara lambat ke sel epitel
lokal. "esi dapat bertahan pada fase subklinis dalam jangka panjang atau
berkembang menjadi massa besar selama beberapa bulan hingga tahun. #eberapa
subtipe virus ini dikenal sebagai penyebab kutil jinak yang dapat bertransformasi
menjadi bentuk neoplastik ($ndrophy dan "o%y &'')Veruka vulgaris merupakan kasus yang banyak ditemukan di kalangan
masyarakat. Prevalensi veruka vulgaris men!apai *+&, di seluruh dunia. -util ini
terutama dijumpai pada anak tetapi juga terdapat pada de%asa dan orang tua.
Predileksi utamanya di ekstremitas bagian ekstensor namun penyebarannya dapat ke
bagian tubuh yang lain termasuk mukosa mulut dan hidung (Handoko &'').
Penegakkan diagnosis veruka vulgaris dilakukan anamnesis pemeriksaan
klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan histopatologi dan pemeriksaan serologi
untuk mendeteksi HPV ($ndrophy dan "o%y &''). Veruka vulgaris memiliki
bentuk bulat dan ber%arna abu*abu biasanya lentikular atau dapat berkonfluensi
membentuk plakat dan memiliki permukaan kasar /verukosa (Handoko &'').
Indikasi dilakukannya pengobatan pada veruka berdasarkan he $meri!an
$!ademy of 0ermatology 1ommitte and 2uidelines of 1are adalah keinginan pasien
untuk diobati terdapat gejala berupa nyeri berdarah gatal atau rasa terbakar lesi
yang mengganggu se!ara kosmetik maupun fungsi lesi banyak atau besar pasien
ingin men!egah penularan veruka dan keadaan pasien imunosupresif. 3ebagian
besar terapi veruka bertujuan untuk mendestruksi sel yang terinfeksi HPV. 4etode
pengobatan yang diberikan diantaranya pemberian bahan kaustik bedah beku bedah
listrik bedah laser dan eksisi skalpel. Pemilihan metode pengobatan tergantung pada
lokasi ukuran jumlah dan tipe veruka serta usia dan kerjasama pasien.
#erdasarkan uraian di atas tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk
mengemukakan suatu kasus veruka vulgaris pada kelopak mata ba%ah dan
penatalaksanaannya.
BAB II
+
-
7/21/2019 Veruka 1
2/15
STATUS PASIEN DERMATOVENEREOLOGI
I. IDENTITAS PASIEN5ama 6 5n. 77
8enis -elamin 6 Perempuan
9mur 6 :+ tahun
$gama 6 -atolik
3uku 6 0ayak
$lamat 6 8eruju
Pekerjaan 6 4ahasis%i
II. ANAMNESIS
$namnesis dilakukan pada tanggal 6 & 5ovember &'+; Pukul 6 +
-
7/21/2019 Veruka 1
3/15
Re#ume anamne#i# :
5n.77 :+ tahun datang dengan keluhan benjolan ber%arna kehitaman pada
kelopak mata ba%ah sebelah kanan. 3emula benjolan berukuran ke!il seperti
jarum pentul dan ber%arna seperti kulit biasa. 5amun sejak & bulan yang lalu
benjolan semakin membesar dan terasa agak gatal. #enjolan tersebut teraba
padat. 7asa nyeri pada benjolan disangkal. 7i%ayat pengobatan disangkal.
7i%ayat penyakit serupa pada keluarga disangkal.
III. PEMERIKSAAN DERMATOLOGI
-eadaan umum 6 #aik-esadaran 6 1ompos 4entis
Pemeriksaan 9jud -elainan -ulit 6
a. "okasi 6 -elopak mata ba%ah sebelah kanan
b. 9-- 6 5odulus lentikular verukosa hiperpigmentasi sirkumskrip
soliter
IV. DIAGNOSIS BANDING
+. Veruka vulgaris
&. -eratosis seboroik
3. 3kin tag
:
-
7/21/2019 Veruka 1
4/15
V. PEMERIKSAAN PENUN*ANG
idak dilakukan pemeriksaan penunjang. 5amun pemeriksaan histopatologi
pada lesi dapat dipertimbangkan untuk mengonfirmasi diagnosis dan
menyingkirkan kemungkinan keganasan.
VI. DIAGNOSIS
Veruka Vulgaris
VII. TATA LAKSANA
$. 4=0I-$4=5>3$
+. $nestesi topikal 6 lido!aine &5*4=0I-$4=5>3$
+. =dukasi
a. 8angan menyikat menjepit men!ukur menggaruk atau menggunting
daerah yang memiliki veruka untuk men!egah penyebaran.
b. "uka pas!a tindakan elektrokauterisasi harus dijaga higienitasnya
untuk menghindari resiko infeksi sekunder pada luka tersebut
!. 4enjelaskan pada pasien bah%a terdapat kemungkinan timbulnya
bekas luka atau jaringan parut pada lokasi lesi pas!a tindakan.
&. #edah
#edah listrik (elektrokauterisasi)
VIII. PROGNOSIS
$d vitam 6 #onam
$d fun!tionam 6 #onam
$d sana!tionam 6 0ubia ad bonam
;
-
7/21/2019 Veruka 1
5/15
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan benjolan pada kelopak mata ba%ah sebelah
kanan. 3emula benjolan hanya berukuran ke!il seperti kepala jarum pentul dan
ber%ana seperti kulit biasa tanpa disertai rasa gatal dan nyeri. #enjolan tersebut telah
mun!ul sejak lama namun tidak menimbulkan keluhan namun sejak & bulan yang
lalu benjolan semakin membesar dan menghitam serta terdapat rasa gatal. Pasien
mengaku pernah beberapa kali menggosok benjolan tersebut dan daerah sekitarnya
akibat rasa gatal. #enjolan belum pernah diobati sebelumnya. 0ari pemeriksaan fisik
untuk status generalisnya didapati keadaan umum baik dan kesadaran kompos
mentis. Pemeriksaan tanda vital tidak dilakukan. 9ntuk status dermatologisnya
didapatkan pada daerah kelopak mata ba%ah pasien terdapat lesi berupa nodulus
verukosa lentikular hiperpigmentasi dan soliter. 0iagnosis banding yang diberikan
adalah veruka vulgaris keratosis seboroik dan skin tag. Pemeriksaan penunjang
tidak dilakukan namun untuk mengonfirmasi diagnosis dan menyingkirkan
kemungkinan keganasan kulit maka pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan.
#erdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan
diagnosis kerja yang ditegakkan pada pasien ini adalah veruka vulgaris. Veruka
vulgaris merupakan suatu lesi yang ditandai adanya hiperplasia epidermis disebabkan
oleh human papiloma virus (HPV). Veruka vulgaris dapat terjadi pada semua usia
namun paling banyak terdapat pada anak tetapi tidak menutup kemungkinan untuk
terjadi pada de%asa dan orang tua. empat predileksinya terutama pada ekstremitas
-
7/21/2019 Veruka 1
6/15
bagian ekstensor %alaupun penyebarannya dapat ke bagian tubuh lainnya termasuk
mukosa mulut dan hidung (Handoko &'').
Human Papiloma Virus (HPV) merupakan virus beruntai ganda melingkar.
05$ virus superkoil yang tertutup kapsid ikosahedral dan terdiri dari & !apsomers
serta terdapat lebih dari +'' genotipe HPV. HPV*& dan HPV*; adalah jenis virus
yang paling umum menyebabkan veruka vulgaris subtipe lain yang dapat
menyebabkan veruka vulgaris diantaranya HPV*+ HPV*: HPV*& HPV*& dan
HPV*
-
7/21/2019 Veruka 1
7/15
meningkatkan risiko terjadi keganasan kulit. 5on*genital %arts biasanya mengenai
usia anak dan de%asa muda sedangkan anogenital %arts transmisinya dapat terjadi
melalui hubungan seksual ($ndorphy dan "o%y &'')
3etelah memasuki tubuh melalui abrasi permukaan kulit virus menginfeksi sel*
sel di lapisan basal kulit atau mukosa. 7eplikasi virus lambat dan sangat tergantung
pada diferensiasi sel host. 05$ virus mun!ul dalam sel*sel basal tetapi antigen virus
dan aktivitas infeksi virus hanya ketika sel*sel mulai mengelupas dan membentuk
keratin/ketika sel mendekati permukaan kulit. 3el*sel yang terinfeksi dirangsang
untuk membelah dan akhirnya &* bulan setelah infeksi a%al massa sel yang
terinfeksi tampak menonjol dari permukaan tubuh membentuk sebuah papilloma ataukutil. Permukaan kasar pada kutil dapat mengganggu kulit sekitarnya dan dapat
menyebabkan inokulasi virus ke lokasi sekitar yang ditandai dengan pembentukan
kutil baru dalam beberapa minggu hingga bulan ($ndorphy dan "o%y &'')
7espon imun akhirnya memba%a replikasi virus dapat terkontrol dan beberapa
bulan setelah infeksi kutil mengalami regresi meskipun hal ini dapat memakan
%aktu hingga dua tahun. 4eskipun sudah mengalami regresi/perbaikan 05$ virus
papiloma masih tetap dalam keadaan laten di lapisan sel basal menginfeksi sel stem
sesekali dengan demikian antigen virus dan faktor virulensi virus akan kembali
menyerang sel*sel yang mengalami proses keratinisasi. >leh karena itu ketika pasien
dalam keadaan immuno!ompromised kutil dapat mun!ul kembali akibat reaktivasi
virus laten di kulit. #erikut dapat dilihat pada gambar tentang patofisiologi terjadinya
veruka vulgaris.
2ambar +. Patofisiologi Veruka Vulgaris
-
7/21/2019 Veruka 1
8/15
0iagnosis banding yang memungkinkan selain veruka vulgaris adalah keratosis
seboroik dan skin tag. Pada keratosis seboroik pasien seringkali mengeluhkan
adanya benjolan !oklat kehitaman yang terasa gatal. 4ula*mula timbul ber!ak
ber%arna !oklat kehitaman yang semakin lama semakin membesar menjadi papul
dengan permukaan verukosa konsistensi agak lunak dengan sumbat keratosis.
-eratosis seboroik lebih sering ditemukan pada orang tua (3iregar &''
-
7/21/2019 Veruka 1
9/15
Gam'a$an
hi#t)!at)l)%i
Hiperplasia epidermis
ekstensif. 3el mengandung
badan inklusi intranuklear dan
intrasitoplasmik
=pidermis
hiperkeratosis
akantosis dan
papilomatosis
"apisan epidermis
tipis lapisan sel basal
rata dan stroma
jaringan fibrosa
0iagnosis banding berupa keratosis seboroik dapat disingkirkan karena
penyakit ini lebih sering ditemukan pada orang tua sedangkan pasien ini berusia :+
tahun. 3elain itu keratosis seboroik diduga terkait dengan genetik yang diturunkan
se!ara autosomal dominan sehingga keratosis seboroik dapat ditemukan pada
keluarga penderita keratosis seboroik. Pada kasus ini pasien mengaku tidak ada
anggota keluarga yang mengalami keluhan yang serupa. 0iagnosis banding lainnya
yaitu skin tag juga dapat disingkirkan dengan alasan skin tag umumnya terjadi pada
usia pertengahan atau orang tua dan lebih sering ditemukan pada penderita obesitas.
Pasien pada kasus ini berusia :+ tahun dan bukan seorang penderita obesitas. Pada
pemeriksaan fisik lesi kulit pada pasien ini teraba agak padat dan melekat pada kulit
sedangkan pada skin tag lesi teraba lunak dengan bentuk bertangkai.
Pemeriksaan fisik lainnya yang !ukup khas yang dibutuhkan untuk
membedakan veruka vulgaris dan keratosis seboroik adalah dengan memotong
sedikit bagian lesi kulit. $pabila setelah dipotong timbul bintik*bintik hitam atau
perdarahan maka hal ini menunjukkan adanya trombosis kapiler yang umumnya
terdapat pada veruka. 3edangkan pada keratosis seboroik terdapat kista jaringan
tanduk pada lesi.
-
7/21/2019 Veruka 1
10/15
0iagnosis kerja pada pasien ini berupa veruka vulgaris dapat ditegakkan
dengan menemukan nodulus verukosa padat lentikular hiperpigmentasi
sirkumskrip soliter dan disertai rasa gatal pada lesi kulit. 3emula lesi berupa
benjolan ke!il padat ber%arna kulit biasa yang semakin membesar sejak & bulan
yang lalu. Hal ini sesuai dengan perjalanan penyakit veruka vulgaris yang ditandai
dengan papul lentikular yang berkembang lambat membentuk lesi yang membesar
dengan permukaan verukosa berukuran hingga lentikular atau jika konfluens
membentuk plakat dapat membentuk lesi soliter maupun multipel dan terkadang
disertai dengan gejala gatal atau nyeri. 0iagnosis pasti berupa veruka vulgaris dapat
diperoleh dengan melakukan pemeriksaan histopatologi.Pengobatan pada veruka vulgaris disesuaikan dengan lokasi tubuh yang
terkena usia pasien status imun pasien derajat ketidaknyamanan baik se!ara fisik
maupun emosional dan jika ada terapi sebelumnya. Veruka vulgaris umumnya dapat
mengalami regresi spontan dalam jangka %aktu sekitar & tahun diduga imun seluler
dan humoral berperan dalam proses regresi spontan veruka vulgaris.
3e!ara umum penanganan untuk kasus veruka vulgaris ada beberapa ma!am
diantaranya pemberian bahan kaustik misalnya larutan $g5>: &
-
7/21/2019 Veruka 1
11/15
erapi untuk kasus ini disarankan untuk dilakukan elektrokauterasi.
=lektrokauterisasi dipilih karena efektivitasnya tinggi dalam menghan!urkan
jaringan yang terinfeksi dan HPV namun resiko timbulnya s!ar lebih besar
dibandingkan teknik bedah beku (!ryotherapy). eknik ini dia%ali dengan pemberian
anestesi lokal. $pabila lesi ke!il dapat diberikan anestesi topikal namun apabila lesi
!ukup luas maka injeksi anestesi dapat diberikan. 3etelah tindakan bedah luka pas!a
tindakan dengan ukuran yang !ukup besar dapat dilakukan penjahitan (he!ting) agar
luka dapat menutup dengan sempurna (penyembuhan luka primer). 3elanjutnya lesi
diberi antibiotik topikal berupa krim gentamisin untuk pen!egahan infeksi sekunder
dan ditutup dengan perban. $nalgesik dapat diberikan pas!a tindakan bedah berupagolongan obat anti inflamasi non*steroid (53$I0s) seperti ibuprofen ;'' mg dengan
aturan pemakaian : kali sehari. $nalgesik dikonsumsi apabila terdapat rasa nyeri
pada luka pas!a tindakan bila luka dirasa tidak nyeri lagi konsumsi analgesik dapat
dihentikan.
abel :. erapi pada Veruka Vulgaris
++
-
7/21/2019 Veruka 1
12/15
+&
-
7/21/2019 Veruka 1
13/15
=dukasi juga sangat berperan penting untuk men!egah rekurensi ataupun
penyebaran kutil. =dukasi yang diberikan kepada pasien ini yaitu menganjurkan
penderita agar tidak menggaruk lesi sehingga dapat men!egah menyebarnya lesi ke
daerah lain dan menjaga higienitas luka pas!a tindakan elektrokauterisasi untuk
men!egah timbulnya infeksi sekunder pada luka terebut. Prognosis pada pasien ini
adalah baik %alaupun veruka vulgaris dapat berulang (bersifat residitif).
+:
-
7/21/2019 Veruka 1
14/15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Ke#im!ulan
+. 0iagnosis kerja pada pasien ini adalah veruka vulgaris yang ditegakkan
berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik berupa benjolan (nodulus)
lentikular hiperpigmentasi berbatas tegas soliter terdapat rasa gatal yang
semakin membesar sejak & bulan yang lalu. 3emula benjolan hanya berukuran
ke!il dengan %arna seperti kulit biasa tanpa rasa nyeri dan gatal yang mun!ul
sejak lama.
&. Pengobatan yang disarankan pada kasus ini adalah elektrokauterisasi.
=lektrokauterisasi dipilih karena efektivitasnya tinggi dalam menghan!urkan
jaringan yang terinfeksi oleh HPV.
:. Prognosis pasien veruka vulgaris adalah baik namun terdapat kemungkinan
untuk terjadi infeksi berulang (bersifat residitif)
B. Sa$an
1. Pasien diberi edukasi bah%a veruka vulgaris dapat berulang dan dapat
menyebar sehingga garukan pada lokasi lesi sebaiknya dihindari. 3elain itu
pasien diedukasi untuk menjaga kebersihan luka pas!a tindakan untuk
men!egah resiko infeksi sekunder.
&. Pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan adalah pemeriksaan
histopatologi. Hal ini bertujuan untuk mengonfirmasi diagnosis dan
kemungkinan keganasan kulit dapat disingkirkan.
DA+TAR PUSTAKA
+;
-
7/21/2019 Veruka 1
15/15
$ndorphy =.8. dan "o%y 0.7. Warts. 0alam6 Wolff -. et al (ed). BitCpatri!kDs
0ermatology in 2eneral 4edi!ine. =d . 5e% Eork6 4!2ra% Hill #ook 1o.
&''F ++;*&:
Harry ". $rnold 7i!hard # . Viral disease. 0alam6 8ames W0 et al. $ndre%Ds
diseases of the skin. =d +'. &''F ;':*+:
Handoko 7. Penyakit Virus. 0alam6 $dhi 0juanda. Ilmu penyakit -ulit dan
-elamin. =disi f
0ermatology. =d . Vol ;. &'';F &