veruka 1

Upload: agusbhakti

Post on 05-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Veruka 1

    1/15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Warts/ kutil atau veruka adalah proliferasi jinak pada kulit dan mukosa yang

    disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Infeksi HPV tidak

    menimbulkan gejala dan tanda akut namun berekspansi se!ara lambat ke sel epitel

    lokal. "esi dapat bertahan pada fase subklinis dalam jangka panjang atau

    berkembang menjadi massa besar selama beberapa bulan hingga tahun. #eberapa

    subtipe virus ini dikenal sebagai penyebab kutil jinak yang dapat bertransformasi

    menjadi bentuk neoplastik ($ndrophy dan "o%y &'')Veruka vulgaris merupakan kasus yang banyak ditemukan di kalangan

    masyarakat. Prevalensi veruka vulgaris men!apai *+&, di seluruh dunia. -util ini

    terutama dijumpai pada anak tetapi juga terdapat pada de%asa dan orang tua.

    Predileksi utamanya di ekstremitas bagian ekstensor namun penyebarannya dapat ke

    bagian tubuh yang lain termasuk mukosa mulut dan hidung (Handoko &'').

    Penegakkan diagnosis veruka vulgaris dilakukan anamnesis pemeriksaan

    klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan histopatologi dan pemeriksaan serologi

    untuk mendeteksi HPV ($ndrophy dan "o%y &''). Veruka vulgaris memiliki

    bentuk bulat dan ber%arna abu*abu biasanya lentikular atau dapat berkonfluensi

    membentuk plakat dan memiliki permukaan kasar /verukosa (Handoko &'').

    Indikasi dilakukannya pengobatan pada veruka berdasarkan he $meri!an

    $!ademy of 0ermatology 1ommitte and 2uidelines of 1are adalah keinginan pasien

    untuk diobati terdapat gejala berupa nyeri berdarah gatal atau rasa terbakar lesi

    yang mengganggu se!ara kosmetik maupun fungsi lesi banyak atau besar pasien

    ingin men!egah penularan veruka dan keadaan pasien imunosupresif. 3ebagian

    besar terapi veruka bertujuan untuk mendestruksi sel yang terinfeksi HPV. 4etode

    pengobatan yang diberikan diantaranya pemberian bahan kaustik bedah beku bedah

    listrik bedah laser dan eksisi skalpel. Pemilihan metode pengobatan tergantung pada

    lokasi ukuran jumlah dan tipe veruka serta usia dan kerjasama pasien.

    #erdasarkan uraian di atas tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk

    mengemukakan suatu kasus veruka vulgaris pada kelopak mata ba%ah dan

    penatalaksanaannya.

    BAB II

    +

  • 7/21/2019 Veruka 1

    2/15

    STATUS PASIEN DERMATOVENEREOLOGI

    I. IDENTITAS PASIEN5ama 6 5n. 77

    8enis -elamin 6 Perempuan

    9mur 6 :+ tahun

    $gama 6 -atolik

    3uku 6 0ayak

    $lamat 6 8eruju

    Pekerjaan 6 4ahasis%i

    II. ANAMNESIS

    $namnesis dilakukan pada tanggal 6 & 5ovember &'+; Pukul 6 +

  • 7/21/2019 Veruka 1

    3/15

    Re#ume anamne#i# :

    5n.77 :+ tahun datang dengan keluhan benjolan ber%arna kehitaman pada

    kelopak mata ba%ah sebelah kanan. 3emula benjolan berukuran ke!il seperti

    jarum pentul dan ber%arna seperti kulit biasa. 5amun sejak & bulan yang lalu

    benjolan semakin membesar dan terasa agak gatal. #enjolan tersebut teraba

    padat. 7asa nyeri pada benjolan disangkal. 7i%ayat pengobatan disangkal.

    7i%ayat penyakit serupa pada keluarga disangkal.

    III. PEMERIKSAAN DERMATOLOGI

    -eadaan umum 6 #aik-esadaran 6 1ompos 4entis

    Pemeriksaan 9jud -elainan -ulit 6

    a. "okasi 6 -elopak mata ba%ah sebelah kanan

    b. 9-- 6 5odulus lentikular verukosa hiperpigmentasi sirkumskrip

    soliter

    IV. DIAGNOSIS BANDING

    +. Veruka vulgaris

    &. -eratosis seboroik

    3. 3kin tag

    :

  • 7/21/2019 Veruka 1

    4/15

    V. PEMERIKSAAN PENUN*ANG

    idak dilakukan pemeriksaan penunjang. 5amun pemeriksaan histopatologi

    pada lesi dapat dipertimbangkan untuk mengonfirmasi diagnosis dan

    menyingkirkan kemungkinan keganasan.

    VI. DIAGNOSIS

    Veruka Vulgaris

    VII. TATA LAKSANA

    $. 4=0I-$4=5>3$

    +. $nestesi topikal 6 lido!aine &5*4=0I-$4=5>3$

    +. =dukasi

    a. 8angan menyikat menjepit men!ukur menggaruk atau menggunting

    daerah yang memiliki veruka untuk men!egah penyebaran.

    b. "uka pas!a tindakan elektrokauterisasi harus dijaga higienitasnya

    untuk menghindari resiko infeksi sekunder pada luka tersebut

    !. 4enjelaskan pada pasien bah%a terdapat kemungkinan timbulnya

    bekas luka atau jaringan parut pada lokasi lesi pas!a tindakan.

    &. #edah

    #edah listrik (elektrokauterisasi)

    VIII. PROGNOSIS

    $d vitam 6 #onam

    $d fun!tionam 6 #onam

    $d sana!tionam 6 0ubia ad bonam

    ;

  • 7/21/2019 Veruka 1

    5/15

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Pasien datang dengan keluhan benjolan pada kelopak mata ba%ah sebelah

    kanan. 3emula benjolan hanya berukuran ke!il seperti kepala jarum pentul dan

    ber%ana seperti kulit biasa tanpa disertai rasa gatal dan nyeri. #enjolan tersebut telah

    mun!ul sejak lama namun tidak menimbulkan keluhan namun sejak & bulan yang

    lalu benjolan semakin membesar dan menghitam serta terdapat rasa gatal. Pasien

    mengaku pernah beberapa kali menggosok benjolan tersebut dan daerah sekitarnya

    akibat rasa gatal. #enjolan belum pernah diobati sebelumnya. 0ari pemeriksaan fisik

    untuk status generalisnya didapati keadaan umum baik dan kesadaran kompos

    mentis. Pemeriksaan tanda vital tidak dilakukan. 9ntuk status dermatologisnya

    didapatkan pada daerah kelopak mata ba%ah pasien terdapat lesi berupa nodulus

    verukosa lentikular hiperpigmentasi dan soliter. 0iagnosis banding yang diberikan

    adalah veruka vulgaris keratosis seboroik dan skin tag. Pemeriksaan penunjang

    tidak dilakukan namun untuk mengonfirmasi diagnosis dan menyingkirkan

    kemungkinan keganasan kulit maka pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan.

    #erdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan

    diagnosis kerja yang ditegakkan pada pasien ini adalah veruka vulgaris. Veruka

    vulgaris merupakan suatu lesi yang ditandai adanya hiperplasia epidermis disebabkan

    oleh human papiloma virus (HPV). Veruka vulgaris dapat terjadi pada semua usia

    namun paling banyak terdapat pada anak tetapi tidak menutup kemungkinan untuk

    terjadi pada de%asa dan orang tua. empat predileksinya terutama pada ekstremitas

  • 7/21/2019 Veruka 1

    6/15

    bagian ekstensor %alaupun penyebarannya dapat ke bagian tubuh lainnya termasuk

    mukosa mulut dan hidung (Handoko &'').

    Human Papiloma Virus (HPV) merupakan virus beruntai ganda melingkar.

    05$ virus superkoil yang tertutup kapsid ikosahedral dan terdiri dari & !apsomers

    serta terdapat lebih dari +'' genotipe HPV. HPV*& dan HPV*; adalah jenis virus

    yang paling umum menyebabkan veruka vulgaris subtipe lain yang dapat

    menyebabkan veruka vulgaris diantaranya HPV*+ HPV*: HPV*& HPV*& dan

    HPV*

  • 7/21/2019 Veruka 1

    7/15

    meningkatkan risiko terjadi keganasan kulit. 5on*genital %arts biasanya mengenai

    usia anak dan de%asa muda sedangkan anogenital %arts transmisinya dapat terjadi

    melalui hubungan seksual ($ndorphy dan "o%y &'')

    3etelah memasuki tubuh melalui abrasi permukaan kulit virus menginfeksi sel*

    sel di lapisan basal kulit atau mukosa. 7eplikasi virus lambat dan sangat tergantung

    pada diferensiasi sel host. 05$ virus mun!ul dalam sel*sel basal tetapi antigen virus

    dan aktivitas infeksi virus hanya ketika sel*sel mulai mengelupas dan membentuk

    keratin/ketika sel mendekati permukaan kulit. 3el*sel yang terinfeksi dirangsang

    untuk membelah dan akhirnya &* bulan setelah infeksi a%al massa sel yang

    terinfeksi tampak menonjol dari permukaan tubuh membentuk sebuah papilloma ataukutil. Permukaan kasar pada kutil dapat mengganggu kulit sekitarnya dan dapat

    menyebabkan inokulasi virus ke lokasi sekitar yang ditandai dengan pembentukan

    kutil baru dalam beberapa minggu hingga bulan ($ndorphy dan "o%y &'')

    7espon imun akhirnya memba%a replikasi virus dapat terkontrol dan beberapa

    bulan setelah infeksi kutil mengalami regresi meskipun hal ini dapat memakan

    %aktu hingga dua tahun. 4eskipun sudah mengalami regresi/perbaikan 05$ virus

    papiloma masih tetap dalam keadaan laten di lapisan sel basal menginfeksi sel stem

    sesekali dengan demikian antigen virus dan faktor virulensi virus akan kembali

    menyerang sel*sel yang mengalami proses keratinisasi. >leh karena itu ketika pasien

    dalam keadaan immuno!ompromised kutil dapat mun!ul kembali akibat reaktivasi

    virus laten di kulit. #erikut dapat dilihat pada gambar tentang patofisiologi terjadinya

    veruka vulgaris.

    2ambar +. Patofisiologi Veruka Vulgaris

  • 7/21/2019 Veruka 1

    8/15

    0iagnosis banding yang memungkinkan selain veruka vulgaris adalah keratosis

    seboroik dan skin tag. Pada keratosis seboroik pasien seringkali mengeluhkan

    adanya benjolan !oklat kehitaman yang terasa gatal. 4ula*mula timbul ber!ak

    ber%arna !oklat kehitaman yang semakin lama semakin membesar menjadi papul

    dengan permukaan verukosa konsistensi agak lunak dengan sumbat keratosis.

    -eratosis seboroik lebih sering ditemukan pada orang tua (3iregar &''

  • 7/21/2019 Veruka 1

    9/15

    Gam'a$an

    hi#t)!at)l)%i

    Hiperplasia epidermis

    ekstensif. 3el mengandung

    badan inklusi intranuklear dan

    intrasitoplasmik

    =pidermis

    hiperkeratosis

    akantosis dan

    papilomatosis

    "apisan epidermis

    tipis lapisan sel basal

    rata dan stroma

    jaringan fibrosa

    0iagnosis banding berupa keratosis seboroik dapat disingkirkan karena

    penyakit ini lebih sering ditemukan pada orang tua sedangkan pasien ini berusia :+

    tahun. 3elain itu keratosis seboroik diduga terkait dengan genetik yang diturunkan

    se!ara autosomal dominan sehingga keratosis seboroik dapat ditemukan pada

    keluarga penderita keratosis seboroik. Pada kasus ini pasien mengaku tidak ada

    anggota keluarga yang mengalami keluhan yang serupa. 0iagnosis banding lainnya

    yaitu skin tag juga dapat disingkirkan dengan alasan skin tag umumnya terjadi pada

    usia pertengahan atau orang tua dan lebih sering ditemukan pada penderita obesitas.

    Pasien pada kasus ini berusia :+ tahun dan bukan seorang penderita obesitas. Pada

    pemeriksaan fisik lesi kulit pada pasien ini teraba agak padat dan melekat pada kulit

    sedangkan pada skin tag lesi teraba lunak dengan bentuk bertangkai.

    Pemeriksaan fisik lainnya yang !ukup khas yang dibutuhkan untuk

    membedakan veruka vulgaris dan keratosis seboroik adalah dengan memotong

    sedikit bagian lesi kulit. $pabila setelah dipotong timbul bintik*bintik hitam atau

    perdarahan maka hal ini menunjukkan adanya trombosis kapiler yang umumnya

    terdapat pada veruka. 3edangkan pada keratosis seboroik terdapat kista jaringan

    tanduk pada lesi.

  • 7/21/2019 Veruka 1

    10/15

    0iagnosis kerja pada pasien ini berupa veruka vulgaris dapat ditegakkan

    dengan menemukan nodulus verukosa padat lentikular hiperpigmentasi

    sirkumskrip soliter dan disertai rasa gatal pada lesi kulit. 3emula lesi berupa

    benjolan ke!il padat ber%arna kulit biasa yang semakin membesar sejak & bulan

    yang lalu. Hal ini sesuai dengan perjalanan penyakit veruka vulgaris yang ditandai

    dengan papul lentikular yang berkembang lambat membentuk lesi yang membesar

    dengan permukaan verukosa berukuran hingga lentikular atau jika konfluens

    membentuk plakat dapat membentuk lesi soliter maupun multipel dan terkadang

    disertai dengan gejala gatal atau nyeri. 0iagnosis pasti berupa veruka vulgaris dapat

    diperoleh dengan melakukan pemeriksaan histopatologi.Pengobatan pada veruka vulgaris disesuaikan dengan lokasi tubuh yang

    terkena usia pasien status imun pasien derajat ketidaknyamanan baik se!ara fisik

    maupun emosional dan jika ada terapi sebelumnya. Veruka vulgaris umumnya dapat

    mengalami regresi spontan dalam jangka %aktu sekitar & tahun diduga imun seluler

    dan humoral berperan dalam proses regresi spontan veruka vulgaris.

    3e!ara umum penanganan untuk kasus veruka vulgaris ada beberapa ma!am

    diantaranya pemberian bahan kaustik misalnya larutan $g5>: &

  • 7/21/2019 Veruka 1

    11/15

    erapi untuk kasus ini disarankan untuk dilakukan elektrokauterasi.

    =lektrokauterisasi dipilih karena efektivitasnya tinggi dalam menghan!urkan

    jaringan yang terinfeksi dan HPV namun resiko timbulnya s!ar lebih besar

    dibandingkan teknik bedah beku (!ryotherapy). eknik ini dia%ali dengan pemberian

    anestesi lokal. $pabila lesi ke!il dapat diberikan anestesi topikal namun apabila lesi

    !ukup luas maka injeksi anestesi dapat diberikan. 3etelah tindakan bedah luka pas!a

    tindakan dengan ukuran yang !ukup besar dapat dilakukan penjahitan (he!ting) agar

    luka dapat menutup dengan sempurna (penyembuhan luka primer). 3elanjutnya lesi

    diberi antibiotik topikal berupa krim gentamisin untuk pen!egahan infeksi sekunder

    dan ditutup dengan perban. $nalgesik dapat diberikan pas!a tindakan bedah berupagolongan obat anti inflamasi non*steroid (53$I0s) seperti ibuprofen ;'' mg dengan

    aturan pemakaian : kali sehari. $nalgesik dikonsumsi apabila terdapat rasa nyeri

    pada luka pas!a tindakan bila luka dirasa tidak nyeri lagi konsumsi analgesik dapat

    dihentikan.

    abel :. erapi pada Veruka Vulgaris

    ++

  • 7/21/2019 Veruka 1

    12/15

    +&

  • 7/21/2019 Veruka 1

    13/15

    =dukasi juga sangat berperan penting untuk men!egah rekurensi ataupun

    penyebaran kutil. =dukasi yang diberikan kepada pasien ini yaitu menganjurkan

    penderita agar tidak menggaruk lesi sehingga dapat men!egah menyebarnya lesi ke

    daerah lain dan menjaga higienitas luka pas!a tindakan elektrokauterisasi untuk

    men!egah timbulnya infeksi sekunder pada luka terebut. Prognosis pada pasien ini

    adalah baik %alaupun veruka vulgaris dapat berulang (bersifat residitif).

    +:

  • 7/21/2019 Veruka 1

    14/15

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Ke#im!ulan

    +. 0iagnosis kerja pada pasien ini adalah veruka vulgaris yang ditegakkan

    berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik berupa benjolan (nodulus)

    lentikular hiperpigmentasi berbatas tegas soliter terdapat rasa gatal yang

    semakin membesar sejak & bulan yang lalu. 3emula benjolan hanya berukuran

    ke!il dengan %arna seperti kulit biasa tanpa rasa nyeri dan gatal yang mun!ul

    sejak lama.

    &. Pengobatan yang disarankan pada kasus ini adalah elektrokauterisasi.

    =lektrokauterisasi dipilih karena efektivitasnya tinggi dalam menghan!urkan

    jaringan yang terinfeksi oleh HPV.

    :. Prognosis pasien veruka vulgaris adalah baik namun terdapat kemungkinan

    untuk terjadi infeksi berulang (bersifat residitif)

    B. Sa$an

    1. Pasien diberi edukasi bah%a veruka vulgaris dapat berulang dan dapat

    menyebar sehingga garukan pada lokasi lesi sebaiknya dihindari. 3elain itu

    pasien diedukasi untuk menjaga kebersihan luka pas!a tindakan untuk

    men!egah resiko infeksi sekunder.

    &. Pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan adalah pemeriksaan

    histopatologi. Hal ini bertujuan untuk mengonfirmasi diagnosis dan

    kemungkinan keganasan kulit dapat disingkirkan.

    DA+TAR PUSTAKA

    +;

  • 7/21/2019 Veruka 1

    15/15

    $ndorphy =.8. dan "o%y 0.7. Warts. 0alam6 Wolff -. et al (ed). BitCpatri!kDs

    0ermatology in 2eneral 4edi!ine. =d . 5e% Eork6 4!2ra% Hill #ook 1o.

    &''F ++;*&:

    Harry ". $rnold 7i!hard # . Viral disease. 0alam6 8ames W0 et al. $ndre%Ds

    diseases of the skin. =d +'. &''F ;':*+:

    Handoko 7. Penyakit Virus. 0alam6 $dhi 0juanda. Ilmu penyakit -ulit dan

    -elamin. =disi f

    0ermatology. =d . Vol ;. &'';F &