bab 1 veruka-1.doc

35
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Definisi Veruka yang sering dikenal dengan common wart ialah hiperplasi epidermis disebabkan oleh human papilloma virus tipe Tertentu 1,2 . Virus ini bereplikasi pada sel-sel epidermis dan bisa ditularkan dari orang ke orang lain. Penyakit ini juga menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh pasien yang sama dengan cara autoinokulasi. Virus ini akan menular pada orang tertentu yang tidak memiliki imunitas spesifik terhadap virus ini pada kulitnya. Imunitas pada veruka ini belum jelas dimengerti 2 . Veruka atau disebut juga dengan kutil ini tidak bersifat kanker, namun dapat menular dari orang ke orang, dan dari bagian ke bagian tubuh lain pada orang yang sama. Mereka dapat muncul di mana 1

Upload: saesaria-pradita-dhita

Post on 08-Aug-2015

124 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 veruka-1.doc

BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi

Veruka yang sering dikenal dengan common wart ialah hiperplasi

epidermis disebabkan oleh human papilloma virus tipe Tertentu1,2. Virus ini

bereplikasi pada sel-sel epidermis dan bisa ditularkan dari orang ke orang lain.

Penyakit ini juga menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh pasien yang

sama dengan cara autoinokulasi. Virus ini akan menular pada orang tertentu yang

tidak memiliki imunitas spesifik terhadap virus ini pada kulitnya. Imunitas pada

veruka ini belum jelas dimengerti2. Veruka atau disebut juga dengan kutil ini tidak

bersifat kanker, namun dapat menular dari orang ke orang, dan dari bagian ke

bagian tubuh lain pada orang yang sama. Mereka dapat muncul di mana saja pada

kulit, tetapi seringkali muncul pada jari, tangan dan lengan2,3.

Pertumbuhan jinak ini disebabkan oleh human papiloma virus dan terjadi

di berbagai permukaan kulit yang dilapisi epitel. Penyebab nya bisa HPV-1, -2, -4,

-27, -57, dan -632. Veruka ini sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien dengan

menyebabkan malu, takut penilaian negatif oleh orang lain dan frustrasi

disebabkan oleh veruka yang menetap dan kekambuhan yang terjadi2,3. Verucca

vulgaris dengan klinis lesi hiperkeratotik, eksopitik dan berbentuk kubah, papula

atau nodul terutama terletak pada jari, tangan, lutut, siku atau lainnya pada tempat

1

Page 2: BAB 1 veruka-1.doc

trauma. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya hiperplasia dari semua

lapisan epidermis. Perubahan seluler yang disebut koilocytosis, merupakan

karakteristik infeksi HPV2,4.

2.2 Epidemiologi

Mayoritas pasien dengan verruca vulgaris berusia antara anak sampai

dengan dewasa muda insidensi sebanyak 10% 2,5 dan bisa juga pada dewasa1.

Tersebarnya kosmopolit dan transmisinya melalui kontak kulit maupun

autoinokulasi1.

2.3 Etiologi

Veruka adalah pertumbuhan jinak yang disebabkan human papiloma virus

(HPV) yang karakteristik replikasi terjadi intranuklear1, ini terjadi di berbagai

permukaan kulit yang dilapisi epitel. Semua genom HPV tersusun dari 8000

pasang basa nukleotida, yang ditampilkan sebagai suatu sekuens linear tetapi

sebenarnya merupakan lingkaran tertutup dari DNA untai ganda. Kotak-kotak

tersebut menggambarkan gen-gen virus, masing-masingnya mengkode suatu

protein. Regio regulasinya ialah segmen DNA yang tidak mengkode protein,

tetapi berpartisipasi dalam meregulasi ekspresi gen virus dan replikasi dari DNA

virus2.

Veruka vulgaris adalah jenis veruka yang banyak ditemukan dan

disebabkan terbanyak oleh HPV serotip 2 dan 4 6.

2

Page 3: BAB 1 veruka-1.doc

Gambar 1 Human Papiloma Virus

2.4 Patofisiologi

Infeksi HPV terjadi melalui inokulasi virus pada epidermis yang viabel

melalui defek pada epitel. Maserasi kulit mungkin merupakan faktor predisposisi

yang penting, seperti yang ditunjukkan dengan meningkatnya insidens veruka

plantar pada perenang yang sering menggunakan kolam renang umum. Meskipun

reseptor seluler untuk HPV belum diidentifikasi, permukaan sel heparan sulfat,

yang dikode oleh proteoglikan dan berikatan dengan partikel HPV dengan afinitas

tinggi, dibutuhkan sebagai jalan masuknya. Untuk mendapat infeksi yang

persisten, mungkin penting untuk memasuki sel basal epidermis yang juga sel

punca (sel stem) atau diubah oleh virus menjadi sesuatu dengan properti

(kemampuan/ karakter) seperti sel punca. Dipercayai bahwa single copy atau

sebagian besar sedikit copy genom virus dipertahankan sebagai suatu plasmid

ekstrakromosom dalam sel basal epitel yang terinfeksi. Ketika sel-sel ini

membelah, genom virus juga bereplikasi dan berpartisi menjadi tiap sel progeni,

3

Page 4: BAB 1 veruka-1.doc

kemudian ditransportasikan dalam sel yang bereplikasi saat mereka bermigrasi ke

atas untuk membentuk lapisan yang berdifferensiasi2.

Setelah eksperimen inokulasi HPV, veruka biasanya muncul dalam 2

sampai 9 bulan. Observasi ini mengimplikasikan bahwa periode infeksi subklinis

yang relatif panjang dan dapat merupakan sumber yang tidak terlihat dari virus

infeksius. Permukaan yang kasar dari veruka dapat merusak kulit yang berdekatan

dan memungkinkan inokulasi virus ke lokasi yang berdekatan, dengan

perkembangan veruka yang baru dalam periode minggu sampai bulan. Tiap lesi

yang baru diakibatkan paparan insial atau penyebaran dari veruka yang lain. Tidak

ada bukti yang meyakinkan untuk disseminasi melalui darah. Autoinokulasi virus

pada kulit yang berlawanan seringkali terlihat pada jari-jari yang berdekatan dan

di regio anogenital2.

Ekspresi virus (transkripsi) sangat rendah sampai lapisan Malpigi bagian

atas, persis sebelum lapisan granulosum, dimana sintesis DNA virus

menghasilkan ratusan kopi genom virus tiap sel. Protein kapsid virus disintesis

menjadi virion di sel nukleus. DNA virus yang baru disintesis ini dikemas

menjadi virion dalam nukleus dari sel-sel Malpigi yang berdifferensiasi ini.

Protein virus yang dikenal dengan E1-E4 (produk RNA yang membelah dari gen-

gen E1 dan E4) dapat menginduksi terjadinya kolaps dari jaring-jaring filamen

keratin sitoplasma ini. Hal ini dipostulasikan untuk memfasilitasi pelepasan virion

dari sitoskeleton yang saling berikatan silang dari keratinosit sehingga virus dapat

diinokulasikan ke lokasi lain atau berdeskuamasi ke lingkungan2.

4

Page 5: BAB 1 veruka-1.doc

HPV tidak bertunas dari nukleus atau membran plasma, seperti halnya

banyak virus seperti virus herpes simpleks atau human immnodeficiency virus

(HIV). Oleh karena itu, mereka tidak memiliki selubung lipoprotein yang

menyebabkan kerentanan terhadap inaktivasi yang cepat oleh kondisi lingkungan

seperti pembekuan, pemanasan, atau dehidrasi dengan alkohol. Berlainan dengan

itu, virion HPV resisten terhadap desikasi dan deterjen nonoksinol-9, meskipun

paparan virion dengan formalin, deterjen yang kuat seperti sodium dodesil sulfat,

atau temperatur tinggi berkepanjangan mengurangi infektivitasnya. HPV dapat

tetap infeksius selama bertahun-tahun ketika disimpan di gliserol dalam

temperatur ruangan. Memang, bentuk L1 dan L2 membentuk kapsid protein yang

sangat stabil dan terbungkus rapat2.

Karena replikasi virus terjadi pada tingkatan yang lebih tinggi dari epitel

dan yang terdiri dari keratinosit yang tidak bereplikasi, HPV harus memblok

differensiasi akhir dan menstimulasi pembelahan sel untuk memungkinkan enzim-

enzim dan kofaktor yang penting untuk replikasi DNA virus2. HVP memiliki

kebutuhan yang tinggi akan sel-sel epidermis manusia pada tingkat diferensiasi

tertentu. Hal inii menyebabkan proliferasi keratinosit yang sebagian mengalami

keratonisasi dan akhirnya melindungi virus ini dari eliminasi oleh sistem imun.

Lesi ini bisa sporadik, rekuren, atau persisten7. Veruka biasanya swasirna, mereda

secara spontan dalam 6 bulan hingga 2 tahun. Lesi ini dapat tumbuh dimana saja

tetapi paling sering tumbuh di tangan, terutama permukaan dorsal dan daerah

peringual, dan lesi papula putih abu-abu hingga cokelat, datar hingga konveks,

berukuran 0,1 hingga 1,0 cm , dan berpermukaan kasar seperti kerikil8

5

Page 6: BAB 1 veruka-1.doc

2.5 Manifestasi Klinis

Verucca vulgaris terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada

dewasa dan orang tua. Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian

ekstensor seperti jari, tangan, lutut, siku atau lainnya pada situs trauma. Walaupun

demikian penyebaran dapat ke bagian yang lain dari tubuh termasuk mukosa

mulut dan hidung1. Lesi dimulai dari papul kecil yang kemudian membesar, dan

menjadi bentuk verrucous kemudian dengan diameter beberapa milimeter sampai

sentimeter. Veruka ini berbentuk bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau

kalau berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa). Dengan

goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan (fenomena kÖbner).

Common wart sebagian besar asimtomatik dan memiliki manifestasi klinis yang

spesifik3,9.

Ada beberapa jenis verucca vulgaris yang memiliki karakteristik

klinis diagnostik nama sesuai dengan fitur klinis, jenis virus dan situs yang

terkena.

Plantar wart

Veruka vulgaris terjadi pada telapak kaki. Sebuah bentuk lesi keratotik tanpa

elevasi yang berbeda. Menyerupai tylosis dan clavus, tetapi dapat dibedakan

dengan cara dikorek. Jika permukaan Scraping dari lesi menyebabkan

keratotik petechiae, diagnosis veruka plantar

6

Page 7: BAB 1 veruka-1.doc

Myrmecia

Kecil, bentuk kubah berbentuk nodul pada telapak kaki. Hal ini disebabkan

oleh HPV-1 infeksi dan mungkin menyerupai moluskum kontagiosum. Hal ini

juga disebut veruka palmoplantar yang dalam. Memiliki penampilan berwarna

merah, dan seperti kawah.

Pigmented wart

Hal ini disebabkan oleh infeksi HPV-4 atau HPV-65, atau HPV- 60 dalam

kasus yang jarang. Ini memiliki fitur klinis veruka vulgaris dan pigmentasi

kehitaman, juga disebut veruka hitam.

Punctate wart

Hal ini disebabkan oleh HPV-63 infeksi. Beberapa, belang-belang, putih lesi

keratotik 2 mm sampai 5 mm terjadi pada tangan dan telapak kaki.

Filiform wart

Memiliki penampilan panjang, penonjolan kecil, tipis dengan diameter beberapa

milimeter terjadi pada daerah, kepala wajah atau leher2.

Gambar 3. Common wart; (a) digiti manus, (b) hand.3

7

Page 8: BAB 1 veruka-1.doc

Gambar 4. Verruca vulgaris: (a) pada daerah yang sering trauma, (b)doughtnut

wart.3

Gambar Plantar Wart.4

8

Page 9: BAB 1 veruka-1.doc

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Histopatologi

Verruca terdiri dari epidermis yang akantotik dengan papillomatosis,

hiperkeratosis, dan parakeratosis. Rete ridges yang memanjang seringkali tertuju

langsung pada pusat veruka. Pembuluh darah kapiler dermis ialah prominen dan

mungkin mengalami trombosis. Sel-sel mononuklear mungkin ada. Keratinosit

besar dengan nukleus piknosis eksentrik dikelilingi oleh halo perinukleus (sel

koilositotik atau koilosit) merupakan karakteristik dari papilloma yang dikaitkan

dengan HPV. Koilosit yang divisualisasikan dengan pengecatan Papanicolaou

(Pap) menggambarkan tanda terjadinya infeksi HPV. Sel yang terinfeksi PV

mungkin memiliki granul-granul eosinofilik kecil dan kelompok padat granul-

granul keratohialin basofilik. Granul-granul tersebut dapat terdiri dari protein

HPV E4 (E1-E4) dan tidak menunjukkan banyaknya partikel-partikel virus.

Veruka yang datar kurang memiliki akantosis dan hiperkeratosis dan tidak

memiliki parakeratosis atau papillomastosis. Sel koilositotik biasanya sangat

banyak, menunjukkan sumber lesi virus2,3,4

9

Page 10: BAB 1 veruka-1.doc

Gambar Gambaran Histologik Veruca Vulgaris.2

2.7 Diagnosis Banding

a. Prurigo Nodularis

Pada ekstremitas bagian bawah disertai rasa gatal.Dapat dibedakan dengan

veruka vulgaris dari pemeriksaan histopatologi8.

Gambar Prurigo Nodularis.8

b. Veruka Plana

Veruka yang berwarna kehitaman, lunak, berbentuk papula-papula datar

berdiameter 1-3mm, terutama timbul di derah wajah, leher, permukaan ekstensor

lengan bawah dan tangan8.

10

Page 11: BAB 1 veruka-1.doc

Gambar Veruka Plana.8

c. Moluskum Kontagiosum

Pada Molluskum kontagiosum terlihat lesi solid dan tersebar berupa papul

berdiameter 1-2mm. pada bagian tengahnya terdapat daerah umbilikasi disebut

dele berisi badan moluskum8.

Gambar 8: (A) Molluskum Kontagiosum pada badan. (B) Molluskum

Kontagiosum pada penis.8

2.8 Penatalaksanaan

Pengobatan yang paling umum digunakan untuk veruka yakni

menghancurkan daerah epidermis yang terinfeksi dengan virus. Pengobatan

tersebut dapat melibatkan penggunaan topical atau pendekatan bedah. Terapi lain

11

Page 12: BAB 1 veruka-1.doc

bertujuan memodifikasi pertumbuhan epidermis atau merangsang respon imun

baik topikal ataupun pendekatan sistemik4.

Terapi non bedah, seperti: asam salisilat, glutaraldehida, formalin, 5-

fluorourasil topikal, caustic, retinoic acid, terapi photodynamic, merupakan

pilihan alternatif untuk terapi non bedah pada verruca vulgaris4

Asam salisilat. Efek keratolitik asam salisilat membantu untuk mengurangi

ketebalan veruka dan dapat merangsang inflamasi respon. Sebuah persiapan yang

mengandung 12-26% salisilat asam, mungkin dengan tambahan asam laktat,

dalam colloidon dasar atau akrilat, merupakan pilihan pertama untuk veruka

umum dan plantar. Dalam studi banding penggunaan harian selama 3 bulan

mencapai angka kesembuhan 67% untuk veruka tangan, 84% untuk veruka

plantar sederhana dan 45% untuk veruka mosaik plantar. Penghapusan permukaan

keratin dan sisa-sisa dari aplikasi sebelumnya dengan menggunakan batu apung

batu, amril adalah awal untuk membantu pengobatan dalam semua veruka dan

penting dalam veruka plantar hiperkeratotik. Namun, abrasi overenthusiastic

merupakan kesalahan yang mungkin meningkatkan penyebaran virus dengan

inokulasi ke dalam kulit yang berdekatan. Setelah veruka kering, deposit

keputihan menetap. Penetrasi ke tebal keratin, seperti ditingkatkan oleh oklusi

plester perekat, yang menyebabkan maserasi lapisan keratin dan penurunan fungsi

penghalang. Oklusi dapat meningkatkan tingkat respon untuk pengobatan dengan

asam salisilat. Namun dapat sangat iritasi pada kulit wajah, meskipun sangat

berhati-hati aplikasi atau penggunaan formulasi lemah, seperti asam salisilat 4%

di collodion fleksibel, mungkin bisa berhasil 2,3,9,10.

12

Page 13: BAB 1 veruka-1.doc

Plester perekat yang mengandung asam salisilat 40% berguna untuk

veruka plantar. Hal ini diterapkan setiap hari, dipotong menjadi bentuk veruka

atau kelompok veruka dan ditempel di tempat veruka oleh perekat polos.

Penggunaan teratur asam salisilat pada veruka mungkin perlu dilanjutkan selama

minimal 3 bulan 2,3,4,9,10.

Glutaraldehida. Sifat virucidal dari glutaraldehida dapat digunakan dalam

pengobatan veruka. Sediaan dapat mengandung glutaraldehid 10% dalam etanol

berair atau dalam formulasi gel. Fakta bahwa glutaraldehida mengering ke dalam

kulit tanpa permukaan deposito (yang mungkin terhapus) berguna aplikasi untuk

veruka pada kaki. Sebuah sediaan Glutaraldehida 20% dalam larutan air

menghasilkan 72% angka kesembuhan untuk berbagai veruka kulit yang berbeda

dalam 25 individu. Dermatitis kontak alergi dan nekrosis kulit adalah komplikasi

yang jarang terjadi 2,3,4,9,10.

Formalin. Membasahi atau kompres dari 2-3% formalin dalam air

(Formalin sekitar 37% formaldehid dalam air) dapat efektif untuk veruka plantar,

tetapi memakan waktu dan sulit untuk membatasi untuk kulit yang terkena.

Daerah yang terkena dampak harus direndam dalam larutan setiap hari selama 15-

20 menit, dengan menggunakan soft parafin sebagai aplikasi penghalang untuk

melindungi daerah sensitif kulit. 2,3,4,9,10.

5-fluorourasil topikal. Larutan 5% dari 5-fluorouracil (5-FU) hati-hati bila

digunakan setiap hari selama sebulan terutama pada daerah periungually dapat

menyebabkan onycholysis. Sebuah cat yang mengandung 5% 5-FU dan Asam

salisilat 10%, 50% membersihkan dari veruka tangan pada pekerja unggas,

13

Page 14: BAB 1 veruka-1.doc

dibandingkan dengan 4% dengan asam salisilat sendiri. Salep yang mengandung

5% 5-FU efektif untuk verruca plana, meskipun nilainya dibatasi oleh tingginya

kejadian hiperpigmentasi serta eritema dan erosi.2,3,4,9,10.

Caustics. Monochloracetic, asam trichloracetic, perak nitrat dan bahan

kimia lainnya yang sangat iritan dapat digunakan dengan efek tetapi dapat

menyebabkan reaksi yang menyakitkan 2,3,4,9,10.

Imiquimod. Immunomodulation topikal adalah terapi baru yang

menjanjikan pada pengobatan untuk veruka. Imiquimod sebagai krim 5% saat ini

digunakan tiga kali seminggu selama 16 minggu, tingkat clearance 65% dengan

tingkat kekambuhan 20%.2,4

Kauter/ elektrokoagulasi, biasanya dalam kombinasi, dapat digunakan

untuk veruka yang menyakitkan atau resisten, namun membawa risiko jaringan

parut 4.

Cryotherapy. Nitrogen cair umum digunakan di praktek rumah sakit.

Instrumen canggih yang tersedia untuk memproduksi aliran tipis cairan yang akan

diarahkan pada lesi, dapat juga dengan aplikasi cotton bud yang dicelupkan ke

dalam cairan. Setiap keratin yang tebal harus dikupas. Hal ini akan meningkatkan

tingkat penyembuhan veruka plantar yang dalam. Permukaan mukosa harus

kering untuk menghindari pembentukan permukaan es. Dalam pengobatan

standar, aplikasi dilanjutkan sampai tepi jaringan es (mudah dilihat sebagai warna

putih) lebar sekitar 1 mm berkembang dalam posisi kulit normal sekitar veruka.

Hal ini dapat merangsang pengembangan respon imun. Setelah pencairan, kedua

14

Page 15: BAB 1 veruka-1.doc

siklus beku akan meningkatkan angka kesembuhan di veruka plantar, meskipun

manfaat kurang ditandai dalam veruka tangan. Respon terhadap pengobatan

dengan cryotherapy sebanding dengan yang dicapai dengan asam salisilat.

Pengobatan diulang setiap 3 minggu memberikan angka kesembuhan 30-70%

untuk veruka tangan setelah 3 bulan. Pengobatan yang lebih sering dapat

meningkatkan respon tetapi akan menyebabkan rasa sakit, dan interval yang lebih

panjang.4,11

Kerugian utama dari pembekuan adalah nyeri. Hal ini tak terduga dan

mengejutkan variabel antara pasien, tetapi dalam beberapa kasus, terutama dengan

waktu pembekuan lebih lama, itu bisa berat dan menetap selama beberapa jam

atau bahkan beberapa hari. Aspirin oral dan steroid topikal yang kuat dapat

membantu. Kulit melepuh, kadang-kadang berdarah, mungkin terjadi dalam satu

atau dua hari. Setelah waktu pembekuan biasa singkat, reaksi akan cenderung

memiliki diselesaikan dalam waktu 2-3 minggu. Kadang-kadang, kerusakan

jaringan di bawahnya bisa terjadi, misalnya untuk tendon atau matriks kuku, dan

berlebihan kali pembekuan harus dihindari. Depigmentasi mungkin terjadi, dan

bisa menjadi kelemahan kosmetik yang signifikan dalam pasien dengan kulit

berpigmen gelap4,11.

Laser. Laser karbon dioksida telah digunakan untuk mengobati berbagai

bentuk yang berbeda dari veruka, baik kulit dan mukosa. Hal ini dapat efektif

dalam memberantas beberapa veruka sulit, seperti veruka periungual dan

subungual, yang telah tidak responsif terhadap pengobatan lainnya. Jarak pada 12

bulan hingga 70% dari veruka individu dilaporkan. Namun, sebagai metode yang 15

Page 16: BAB 1 veruka-1.doc

merusak, terapi laser dapat menyebabkan rasa sakit pasca-operasi yang signifikan,

jaringan parut dan hilangnya fungsi sementara 2,3,4

2.9 Prognosis

Sekitar 23% dari veruka regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam

waktu 3 bulan dan 65% -78% dalam 2 tahun. Pasien yang sebelumnya telah

terinfeksi memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan veruka baru daripada

mereka tidak pernah terinfeksi. Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-

faktor seperti jenis virus, status kekebalan tubuh, tingkat dan durasi veruka4

16

Page 17: BAB 1 veruka-1.doc

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : Bani Bahtiar

Umur : 14 tahun

Jenis Kelamin : Laki- Laki

Alamat : Nglabah – Kediri

Pekerjaan : Pelajar

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia

Tanggal pemeriksaan/ No.RM : 14 januari 2013 / 219138

2.2 Data Base

Anamnesis

Keluhan Utama : Benjolan pada kaki kiri

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Poli Kulit Kelamin RSUD

Gambiran pada tanggal 14 januari 2013,dengan keluhan timbul benjolan di

kaki kiri bawah sejak ± 3 bulan yang lalu, awalnya benjolan tumbuh

17

Page 18: BAB 1 veruka-1.doc

secara tiba-tiba berukuran kecil makin lama makin besar, berwarna putih

dan agak keras,pasien pernah mengorek-ngorek benjolan tersebut,

benjolan tersebut lepas kemudian tumbuh lagi, pasien merasa benjolan

tersebut gatal dan sedikit nyeri. Pasien belum berobat ke dokter

sebelumnya

Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak pernah sakit seperti ini, Riwayat alergi

disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini.

Riwayat alergi pada keluarga di sangkal

Riwayat Sosial : Pasien merupakan anak pertama dan masih

sekolah di bangku Sekolah Menengah Tingkat Pertama. Sosial ekonomi

menengah.

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis/GCS 456

Kepala, leher : dalam batas normal

Thorax : dalam batas normal

Abdomen :dalam batas normal

18

Page 19: BAB 1 veruka-1.doc

Ekstremitas lihat status lokalis

Status Lokalis

Regio : Tungkai kiri bawah

Effloresensi : Nodul berbatas tegas , bentuk bulat, diameter

±0,5cm permukaan kasar, warna putih abu-abu, keras pada perabaan.

2.3 Resume

An. Bani, 14 tahun datang ke Poli Kulit Kelamin RSUD Gambiran pada

tanggal 14 januari 2013,dengan keluhan timbul benjolan di kaki kiri bagian

bawah sejak ± 3 bulan yang lalu, awalnya benjolan tumbuh secara tiba-tiba

berukuran kecil makin lama makin besar, berwarna putih dan agak keras,pasien

pernah mengorek-ngorek benjolan tersebut, benjolan tersebut lepas kemudian

tumbuh lagi, pasien merasa benjolan tersebut gatal dan sedikit nyeri. Pasien belum

berobat ke dokter sebelumnya Pasien belum pernah sakit seperti ini dan di

keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti ini. Pada region tungkai kiri bawah

terdapat nodul berbatas tegas , bentuk bulat, diameter ±0,5cm permukaan kasar,

warna putih abu-abu, keras pada perabaan

2.4 Diagnosis

Veruka Vulgaris

2.5 Diagnosa Banding

Moluskum Kontagiosum

19

Page 20: BAB 1 veruka-1.doc

2.6 Penatalaksanaan

Terapi : Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah bedah listrik atau

elektrocauterisasi dan obat penghilang nyeri bila diperlukan

Edukasi : Menjaga kebersihan diri, lesi jangan digaruk dan dikorek-korek

2.7 Prognosis

Dubia et bonam : dapat sembuh sempurna meskipun sering residif

(berulang)

2.8 Foto kasus

20

Page 21: BAB 1 veruka-1.doc

Foto setelah dilakukan cauterisasi

21

Page 22: BAB 1 veruka-1.doc

BAB III

PEMBAHASAN

Pasien An. Bani berusia 14 tahun, pelajar, agama islam, suku bangsa jawa.

Dari identitas pasien yang berumur 14 tahun sesuai dengan pustaka yang

menyatakan bahwa mayoritas pasien dengan verruca vulgaris berusia antara anak

sampai dengan dewasa muda insidensi sebanyak 10%2,5 dan bisa juga pada

dewasa1

Pasien datang ke Poli Kulit Kelamin RSUD Gambiran pada tanggal 14

januari 2013,dengan keluhan timbul benjolan di kaki kiri bawah sejak ± 3 bulan

yang lalu, awalnya benjolan tumbuh secara tiba-tiba berukuran kecil makin lama

makin besar, berwarna putih dan agak keras,pasien pernah mengorek-ngorek

benjolan tersebut, benjolan tersebut lepas kemudian tumbuh lagi, pasien merasa

benjolan tersebut gatal dan sedikit nyeri. Pasien belum berobat ke dokter

sebelumnya.

Dari anamnesa diatas didapatkan timbul benjolan di kaki kiri bawah.

Sesuai dengan tinjauan pustaka tempat predileksi verruca vulgaris terutama di

ekstremitas bagian ekstensor seperti jari, tangan, lutut, siku atau lainnya pada situs

trauma1. Lesi dimulai dari papul kecil yang kemudian membesar, dan menjadi

bentuk verrucous kemudian dengan diameter beberapa milimeter sampai

sentimeter3,9.

22

Page 23: BAB 1 veruka-1.doc

Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan nodul berbatas tegas , bentuk

bulat, diameter ±0,5cm permukaan kasar, warna putih abu-abu, keras pada

perabaan.Dalam tinjauan pustaka menyatakan veruka ini berbentuk bulat

berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat,

permukaan kasar (verukosa)3,9. Permukaan yang kasar dari veruka dapat merusak

kulit yang berdekatan dan memungkinkan inokulasi virus ke lokasi yang

berdekatan, dengan perkembangan veruka yang baru dalam periode minggu

sampai bulan2. Lesi papula putih abu-abu hingga cokelat, datar hingga konveks,

berukuran 0,1 hingga 1,0 cm , dan berpermukaan kasar seperti kerikil8.

23

Page 24: BAB 1 veruka-1.doc

BAB IV

KESIMPULAN

Telah dilaporkan terdapat pasien dengan diagnosis Veruka Vulgaris pada

An. Bani usia 14 tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dengan

keluhan benjolan pada kaki kiri bagian bawah sejak ± 3 bulan yang lalu, awalnya

benjolan tumbuh secara tiba-tiba berukuran kecil makin lama makin besar,

berwarna putih dan agak keras, sering dikorek-korek, terasa gatal dan sedikit

nyeri.

Dari pemeriksaan di dapatkan nodul berbatas tegas , bentuk bulat,

diameter ±0,5cm permukaan kasar, warna putih abu-abu, keras pada perabaan.

Dalam penatalaksanaan pasien mendapatkan terapi berupa

electrocauterisasi untuk mengambil veruka tersebut dan menganjurkan pasien

untuk menjaga kebersihan diri.

24