diare 1.doc

22

Click here to load reader

Upload: rahmad-fitra

Post on 21-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: diare 1.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN

A. Pengertian

Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi dan fungsi sekresi (Wong,

2001 : 883).

Diare adalah pasase feses dan konsistensi lunak atau cair, sering dengan atau

tanppa ketidaknyamanan yang disebabkan oleh efek-efek kemoterapi pada apitelium

(Tusker, 1998 : 816).

Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja (Behiman,

1999 : 1273).

Diare adalah keadanan frekuensi air besar lebih dari empat kali pada bayi dan

lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau adapat

pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 1997 : 143).

Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang

terjadi dengan bagian feces tidak terbentuk (Nettina, 2001 : 123).

Jadi diare adalah gejala kelainan pencernaan berupa buang air besar dengan

tinja berbentuk cairan atau setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 x sehari pada

anak sehingga mengacu kehilangan cairan dan elektrolit.

B. Klasifikasi

Diare dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Diare akut

Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan frekuensi dan

kualitas defekasi.

2. Diare kronis

Diare kronis yaitu diare yang lebih dari 2 minggu.

Page 2: diare 1.doc

C. Etiologi

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :

1. Faktor infeksi

a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:

Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia,

aeromonas, dsb.

Ifeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis),

adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain

Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles,

protzoa (Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas homonis),

jamur (candida albicans).

b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti : otitis

media akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia, ensefalitis

dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2

tahun.

2. Faktor malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan

sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).Pada

bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.

Malabsorbsi lemak

Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4 Faktor psikologis

Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang

lebih besar).

D. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

Page 3: diare 1.doc

tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan

elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan

merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare

tidak karena peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap

makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan

diare pula.

Patogenesis diare akut :

Masuknya jada renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil

melewati rintangan asam lambung.

Jasad renik tersebut berkembangbiak (multiplikasi) di dalam usus halus.

Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)

Akibat toksin hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Patogenesis diare kronis :

Lebih koplek dan faktor-faktor yang menimbulkan wabah infeksi, bakteri, parasit,

malabsorbsi, malnutrisi, dll.

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :

Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengatakan terjadinya gangguan

keseimbangan asam basa (osidosis, metabolik, hipokalamia).

Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,

pengeluaran bertambah).

Hipoklikemia

Gangguan sirkulasi darah (FK UI, 1995).

Page 5: diare 1.doc

F. Manifestasi Klinis

Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nasfu

makan berkurang atau tidak ada.

Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah.

Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur empedu

Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin

lama makin asam sehingga akibat makin lama makin asam sehingga akibat

makin banyak asam laktat yang berasal dari latosa yang tidak di absorbsi oleh

usus selama diare.

Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan

karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan

elektrolit. Bila pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun

cekugn (pada bayi) selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering

(Ngastiyah, 1997).

G. Penatalaksanaan

Medik :

Dasar pengobatan diare adalah :

1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberianya.

2. Dietetik (cara pemberian makanan)

3. Obat-obatan.

A. Pemberian cairan

Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat

dehidrasinya dan keadaan umum.

a. Pemberian cairan

Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral

berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk

diare akut dan karena pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml

g/L. pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan / sedang kadar natrium

50-60 mfa/L, formula lengkap sering disebut : oralit.

b. Cairan parontenal

Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai engan

Page 6: diare 1.doc

kebutuhan pasien, tetapi kesemuanya itu tergantugn tersedianya cairan

stempat. Pada umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan tergantung

berat / rignan dehidrasi, yang diperhitugnkan dengan kehilangan cairan

sesuai dengan umur dan BB-nya.

Belum ada dehidrasi.Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas

tiap defekasi.

Dehidrasi ringan. 1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB per oral

selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari

Dehidrasi sedang. 1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB per oral

(sonde) selanjutnya 125 ml / kg BB / hari

Dehidrasi berat. Tergantung pada umur dan BB pasien.

B. Pengobatan dietetik

Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7

kg jenis makanan :

Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan asam

lemak tidak jenuh, misalnya LLM, al miron).

Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak

tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa.

Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu dengan

tidak mengandung laktosa / asam lemak yang berantai sedang / tidak sejuh.

C. Obat-obatan

Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja

dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa /

karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras sbb).

Obat anti sekresi

Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.

Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari

Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak

beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi,

obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada

Page 7: diare 1.doc

manfaatnya untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan lagi.

Antibiotik

Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang

jelas bila penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg /

kg BB / hari.Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit

seperti : OMA, faringitis, bronkitis / bronkopneumonia.

H. Komplikasi

Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi

berbagai komplikasi sebagai berikut :

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)

2. Rinjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot, lemak, bradikardia,

perubahan elektrokardiagram).

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim

laktasi.

6. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik

7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).

I . Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1. Biodata umum

Tempat tinggal : di daerah sanitasi buruk.

2. Riwayat kesehatan

Riwayat gastroenteritis, glardiasis, penyakit seliakus, sindrom iritabilitas

kolon, otitis media akut, tondilitas, ensefalitis dan lainnya.

3. Riwayat kesehatan dahulu

Pernah mengalami diare, pernah menderita penyakit pencernaan.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Pernah menderita penyakit saluran pencernaan.

5. Keluhan utama

Page 8: diare 1.doc

Anak sering menangis, tidam mau makan dan minum, badan lemas.

6. Pola kesehatan fungsional

a. Pemeliharaan kesehatan

Personal hygiene anak kurang : kebiasaan ibu memelihara kuku anak, cuci

tangan sebelum makan, makanan yang dihidangkan tidak tertutup, makanan

basi.

b. Nutrisi dan metabolik

Hipertermi, penuturan berat badan total sampai 50%, dnoteksia, muntah.

c. Eliminasi BAB

Feces encer, frekuensi bervariasi dari 2 sampai 20 per hari.

d. Aktifitas

Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.

e. Sensori

Nyeri ditandai dengan menangis dan kaki diangkat ke abdomen.

7. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Tampak lemah dan kesakitan.

b. Tanda vital

Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan

Berat badan menurun 5% dehidrasi sedang

Berat badan menurun 8% dehidrasi berat

TD menurun karena dehidrasi

RR meningkat karena hipermetabolisme, cepat dan dalam (kusmoul)

Suhu meningkat bila terjadi reaksi inflmasi

Nadi meningkat (nadi perifer melemah)

c. Mata: cekung

d. Mulut: mukosa kering

e. Abdomen: turgor jelek

f. Kulit: kering, kapilari refil > 2’

Page 9: diare 1.doc

b. Diagnosa keperawatan

1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan

encer.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya

intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.

3. Hipertermi berhubungan dengan infeksi ditandi dengan kerusakan pada mukosa

usus.

4. Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan kemerahan di sekitar anus

5. Gangguan tidur berhubungan dengan rasa nyaman ditandai dengan sering

defekasi.

6. Cemas berhubungan dengan kondisi dan hospitalisasi pada anak.

7. Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi.

c. Fokus Intervensi

1. Diagnosa : Kurangnya volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

seringnya buang air besar dan encer.

Tujuan : Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal.

Hasil yang diharapkan :

a. Pengisien kembali kapiler < dari 2 detik

b. Turgor elastik

c. Membran mukosa lembab

d. Berat badan tidak menunjukkan penurunan.

Intervensi :

- Kaji intake dan output, otot dan observasi frekuensi defekasi, karakteristik,

jumlah dan faktor pencetus

Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan.

- Kaji TTV

Rasional : membantu mengkaji kesadaran pasien.

- Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan membran mukosa.

Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuan cairan.

Page 10: diare 1.doc

- Ukur BB setiap hari

Rasional : mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian

nutrisi.

- Anak diistirahatkan

Rasional : meningkatkan sirkulasi.

- Kolaborasi dengan pemberian cairan parenteral

Rasional : meningkatkan konsumsi yang lebih.

- Pemberian obat antidiare, antibiotik, anti emeti dan anti piretik sesuai

program.

Rasional : menurunkan pergerakan usus dan muntah.

2. Diagnosa : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan menurunnya intake absorbsi makanan.

Tujuan : Anak-anak toleran diet yang sesuai.

Hasil yang diharapkan :

- BB dalam batas normal

- Tidak terjadi kekambuhan diare.

Intervensi :

- Timbang BB tiap hari

Rasional : mengevaluasi keefektifan dalam pemberian nutrisi./

- Pembatasan aktifitas selama fase sakit akut

Rasional : mengurangi reyurtasi.

- Jaga kebersihan mulut pasien

Rasional : mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.

- Monitor intake dan output

Rasional : observasi kebutuhan nutrisi.

3.Diagnosa : Hiperermi berhubungan dengan infeksi ditandai dengan kerusakan

pada mukosa usus.

Page 11: diare 1.doc

Tujuan : mengembalikan suhu tubuh menjadi normal.

Hasil yang diharapkan :

- Suhu tubuh kembali normal 36-37oC

Intervensi :

- Hindarkan dan cegah penggunaan sumber dari luar

Rasional : mengurangi resiko vasodilatasi perifer dan kolaps paskuler.

- Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan peningkatan dari nilai dasar suhu

normal pasien.

Rasional : mendeteksi peningkatan suhu tubuh dan mulainya hipertermi.

- Anjurkan pada anak agar tidak memakai pakaian / selimut tebal.

Rasional : mengurangi peningkatan suhu tubuh.

- Kolaborasi pemberian obat anti infeksi à anti gronik.

4.Diagnosa : Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan kemerahan di

sekitar anus

Tujuan : integritas kulit normal.

Hasil yang diharapkan :

- Iritasi berkurang

Intervensi :

- Kaji kerusakan kulit / iritasi setiap buang air besar

Rasional : menentukan intervensi lebih lanjut.

- Gunakana kapas lembab dan sabun bayi (pH normal) untuk membersihkan

anus setiap buang air besar.

Rasional : menghindari resiko infeksi kulit.

- Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab.

Rasional : mengurangi infeksi secara dini.

5.Diagnosa : Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sering defekasi

ditandai dengan mata merah dan sering menguap

Page 12: diare 1.doc

Tujuan : Agar pola tidur pasien dapat terpenuhi.

Hasil yang diharapkan :

- Pasien dapat tidur 6-8 jam setiap malam

- Secara verbal mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar.

Intervensi :

- Berikan susu hangat sebelum tidur

Rasional : meningkatkan tidur

- Anjurkan makanan yang cukup satu jam sebelum tidur.

Rasional : meningkatkan tidur.

- Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman.

Rasional : meningkatkan tidur.

- Lakukan persiapan untuk tidur malam sesuai dengan pola tidur pasien.

Rasional : mengatur pola tidur.

6.Diagnosa : Cemas berhubungan dengan kondisi dan hospitalisasi pada anak

Tujuan : Anak dan orang tua menunjukkan rasa cemas atau takut berkurang.

Hasil yang diharapkan :

- Orang tua aktif marawat anak dan bertanya dengan perawat atau dokter

tentang kondisi atau klasifikasi dan anak tidak menangis.

Intervensi :

- Anjurkan pada orang tua mengekspresikan perasaan rasa takut dan cemas,

dengarkan keluhan orang tua dan bersikap empati dengan sentuhan terapeutik.

Rasional : mengurangi rasa cemas dan takut yang dialami oleh orang tua.

- Gunakan komunikasi terapeutik, kontak mata, sikap tubuh dan sentuhan.

Rasional : orang tua anak merasa diperhatiakn akan rasa cemas yang

dihadapinya.

- Jelaskan setiap prosedur yang akan dlakukan pada anak kepada orang tua.

Rasional : mengurangi rasa cemas orang tua.

- Libatkan orang tua dalam perawatan anak

Rasional : anak tidak merasa kehilangan perhatian akan orang lain.

Page 13: diare 1.doc

- Jelaskan kondisi anak, alasan pengobatan dan perawatan

Rasional : meningkatkan pengetahuan orang tua dan agar orang tua

mengetahui kondisi anak.

7.Diagnosa : Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya

informasi.

Tujuan : Agar keluarga mengetahui informasi tentang diare.

Hasil yang diharapkan :

- Keluarga mengerti tentang diare

- Keluarga mengetahui cara pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan

apabila terjadi lagi diare.

Intervensi :

- Kaji tingkat pemahaman orang tua

Rasional : ajarkan orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk

mengetahui kontaminasi.

- Jelaskan pentingnya kebersihan

- Ajarkan tentang positif diet dan kontrol diare

Rasional : meningkatkan pengetahuan dan cara mencegah diare.

- Membiasakan bersih agar air di jamban dan jamban harus selalu bersih agar

tidak ada lalat.

Rasional : Mencegah penyebaran kuman dan diare

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

v Di era globalisasi ini penyakit diare semakin meningkat, hal ini dikarenakan

masyarakat kurang menjaga kebersihan lingkungan dan kebiasaan makan

makanan yang hygiennya kurang serta kurangnya pengetahuan masyarakat

tentang diare dan pencegahannya.

Page 14: diare 1.doc

v Dampak dari penyakit diare dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak

seperti aktivitas anak berkurang, kebutuhan nutrisi tidak seimbang sehingga

menyebabkan tumbuh kembang anak terganggu.

v Diare terjadi pada balita dan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian

karena kekurangan cairan.

Saran

v Diharapkan orang tua mengetahui tentang diare dan cara mengatasinya.

v Hendaknya orang tua mengajarkan cara personal hygiene yang baik pada anak.

v Apabila anak mengalami diare, penanganan pertama yang dilakukan adalah dengan

memberikan oralit.

v Mahasiswa diharapkan mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien,

keluarga dan masyarakat bagaimana cara mencegah dan mengatasi diare.

DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, E. Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Wong, Donna L. dan Eaton, M. H…(et all). 2001. Wong’s Essentials of Pediatric Nursing.

(Ed. 6). Missouri : Mosby.

Page 15: diare 1.doc

Nethina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktek Keperawatan. Alih Bahasa oleh Setiawan,

dkk. Jakarta : EGC.

Tucker, Susan Martin, dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan,

Diagnosis, dan Evaluasi. (ed. 5). Alih Bahasa Yasmin Asih,dkk. Jakarta : EGC.

Behrman, Richard E, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan dan Anak Nelson, Volume 2. Edisi 15.

Alih Bahasa A. Samik Wahab. Jakarta : EGC.

Dinas Kesehatan RI