refarat veruka vulgaris1
TRANSCRIPT
NON GENITAL WARTS
I. PENDAHULUAN
Veruka vulgaris atau kutil adalah proliferasi jinak pada kulit dan mukosa
yang disebabkan olehhuman papillomavirus (HPV).Saat ini, lebihdari 100jenis
HPVtelah diidentifikasi.HPV tipetertentucenderungterjadi di
lokasianatomitertentu, namun kutildari setiap jenisHPVdapat terjadidi daerah
manapun.(1)Human Papillomavirusdapat ditemukanpada manusiadan
sejumlahspesies lain dan merupakan genum dari papillomaviridae.Penyebab yang
paling sering HPV subtype 1, 2, 3, 4, 5 dan 8 yang terdeteksi.(2) Virus initidak
menghasilkantanda-tandaakut ataugejala, tetapimenyebabkanlesiyang tumbuh
lambatyang dapat tetapsubklinisuntukjangka waktu yang lama. subsethuman
papillomavirus(HPV) telah dikaitkandengan perkembangankeganasanepitel.(3)
Pada Veruka Vulgaris
manifestasiklinisnyaadalahbersisik,kasar,papulaberduriataunodul danberbagai
ukuranmulai dari 1mm sampailebih besardari 1 cmyang dapat ditemukanpada
permukaankulit, paling sering di tangan dan kaki.(2) HPV tipe 1, 2, 3, dan 4 dapat
diisolasi dari kutil kulit. Penularan biasanya melalui kontak langsung atautidak
langsung,(4) Faktor predisposisimeliputigangguan
terhadappenghalangepitelnormal.Pengobatanbisa sulit jika terdapat kegagalan dan
kekambuhan.Namun, banyakmenghilang secara spontandalam beberapa tahun.(1)
Hasil studi histologis diantara semua jenis hampir mirip. Mereka
menunjukkan alcanthosis, perpanjangan dari papilla dermal, adanya sel vakuol
dengan inti padat dan keriput dan dengan inklusi basofilik keratin yang abnormal
pada lapisan dangkal dari epidermis. (5)
Kutilvirussangat umum, jinakdan biasanyamembatasi diri.infeksi
selepidermisdenganhuman papillomavirus(HPV) menghasilkan proliferasi sel
danmenebal, papulberkutilpada kulit.tempat yang paling seringterlibat
adalahtangan dan kakitetapi setiapdaerah kulitdapat terinfeksi.(6)
II. EPIDEMIOLOGI
Kutil tersebar luas pada populasi di seluruh dunia.(1)Tidak ada informasi
yang dapat dipercaya tentang infektivitas dari common wart, tetapi pengalaman
secara subtansial tidak mendukung. Risiko penularan dari ibu ke anak dengan
perkembangan penyakit selanjutnya pada anak telah diperkirakan antara 1 dalam
80 sampai 1 dalam 1500.Cara transmisi kutil menyebar dengan kontak langsung
atau tidak langsung langsung (melalui objek yang terkontaminasi). Autoinokulasi
(melalui garukan) dari satu lokasi ke lokasi yang lain di badan juga bisa
menyebarkan virus HPV. (7) Penurunan fungsi penghalang epitel, oleh trauma
(termasuk lecet ringan), maserasi atau keduanya, sebagai predisposisi untuk
inokulasi virus, dan umunya diasumsikan sebagai cara masuknya infeksi paling
tidak pada lapisan keratin kuit. (8)
Veruka Vulgaris diperkirakan mempengaruhi sekitar 7-12% dari populasi
meskipun frekuensinya tidak diketahui. Pada anak usia sekolah, prevalensinya 10-
20%. Frekuensi meningkat juga terlihat di antara pasien imunosupresi. Meskipun
kutil dapat mempengaruhi ras apapun, kutil umum muncul sekitar dua kali lebih
sering pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam atau Asia. Hiperplasia
epitel fokal (penyakit Heck) adalah lebih umum di kalangan Indian Amerika dan
Inuit.Male-wanita pendekatan rasio 1:1.Warts dapat terjadi pada semua usia.
Peningkatan kejadian di antara anak usia sekolah, dan puncak pada 12-16 tahun.(1)
Adabeberapadata mengenai populasipada insidendan prevalensikutil umum.
prevalensimungkinsangat bervariasiantara berbagaikelompok umur, populasi dan
periodewaktu.Dua studi besar mengenai populasimenemukan
tingkatprevalensimasing-masing 0-84% dan 12-9%.Tingkat
prevalensitertinggiadalahpada anak-anakdan dewasa muda.studipada
populasisekolahtelah menunjukkan tingkatprevalensi12% padaanak usia4-
6tahundan 24% pada 16-18tahun.(6) Insiden usia spesifik kutil non-genital berbeda
dari kutil genital yang jarang terjadi pada anak. (3)
III. ETIOLOGI
Kutildisebabkanoleh Human Papilloma Virus (HPV)yang adalebih dari
70jenis yang berbeda.(6) Veruka vulgaris adalah jenis kutil yang banyak ditemukan
dan disebabkan terbanyak oleh HPV serotip 2 dan 4.(5) HPV adalahvirus DNA
rantai gandadengankapsidikosahedraldari 72capsomersdan50-55nm
yangmerupakan family Papovaviridae, kelompok Papova
dansubkelompokpapiloma. Lebih dari 55jenisHPVyang telah diakui.(9) HPV sulit
untuk dipahami karena tidak dapat dibiakkan pada kultur jaringan. Namun
kemajuan dalam biologi molekulertelah memungkinkankarakterisasi
darigenomHPV danidentifikasi beberapafungsi genHPV.(7)
Lesi klinikal Tipe HPV
Commons Warts 1, 2, 3, 4, 7, 10, 16, 29, 41, 60, 65
Flat warts 3, 10
Plantar Warts 1, 2, 3, 4, 10
Acuminated Condylomata 6, 10
Laryngeal Papilloma 6, 11
Oral Leukoplakia 16, 18
Lesi atipikal pada pasien
immunocompromised.
20, 27, 49
Tabel 1: Kaitan antara lesi klinikal dan tipe Human Papillomavirus (HPV)(9)
Virus hanyadapat bereplikasi di keratinosit.Hal itu
menyebabkanproliferasiepitel.Setelah itu infeksidapat menjadilatendan
kemudianmenjadi reaktif.Masa inkubasibervariasi mulai dari berminggu-
minggusampai satu tahun.Jenis-jenis kutil dapatbervariasi tergantung daripada
kulit dan mukosa serta lokasi predileksinya.Mereka ditransmisikansecara
langsung (orang ke orang) maupun secara tidak langsung.Hanya dalampersentase
yang sangatkecil kasuskutil menjadidisplastiklesineoplastikatautergantung
padajenis HPVdan faktorgenetik dan lingkungan.Pertahanan tubuhterhadap
resikoHPVbelum dipahami dengan baik.Mungkintergantung padaimunitas seluler,
karena jika imunitas seluler menurunkejadian kutillebih besar, penyebaranlebih
luasdan ada risikoyang lebih tinggi menjadi ganas.(9)Infeksi HPVtidak
hanyaumum ditemukan tetapijuga sulituntuk mengobati dan mencegah.Sering
adaperiode latenyang panjangdan infeksisubklinis,dan HPVDNA dapatditemukan
padajaringan normalorang dewasa. (7)
IV. PATOGENESIS
Infeksi HPV terjadi melalui inokulasi virus pada epidermis yang viabel
melalui defek pada epitel.Maserasi kulit mungkin merupakan faktor predisposisi
yang penting, seperti yang ditunjukkan dengan meningkatnya insidens Veruka
Plantar pada perenang yang sering menggunakan kolam renang umum.Mesti
faktor reseptor seluler untuk HPV belum diidentifikasi, permukaan sel heparan
sulfat, yang dikode oleh proteoglikan dan berikatan dengan partikel HPV dengan
afinitas tinggi, dibutuhkan sebagai jalan masuknya.Untuk mendapat infeksi yang
persisten, mungkin penting untuk memasuki sel basal epidermis yang juga sel
punca (sel stem) atau diubah oleh virus menjadi sesuatu dengan properti
(kemampuan/karakter) seperti sel punca. Dipercayai bahwa single copy atau
sebagian besar sedikit copy genom virus dipertahankan sebagai suatu plasmid
ekstrakromosom dalam sel basal epitel yang terinfeksi. Ketika sel-sel ini
membelah, genom virus juga bereplikasi dan berpartisi menjadi tiap sel progeni,
kemudian ditranportasikan dalam sel yang bereplikasi saat mereka berimigrasi ke
atas untuk membentuk lapisan yang berdifferensiasi.(3)
Setelah eksperimen inokulasi HPV, veruka biasanya muncul dalam 2
sampai 9 bulan.Observasi ini mengimplikasikan bahwa periode infeksi subklinis
yang relatif panjang dan dapat merupakan sumber yang tidak terlihat dari virus
infeksius.Permukaan yang kasar dari kutil dapat merusak kulit yang berdekatan
dan memungkinkan inokulasi virus ke lokasi yang berdekatan, dengan
perkembangan kutil yang baru dalam periode minggu sampai bulan. Tiap lesi
yang baru diakibatkan paparan inisial atau penyebaran dari kutil yang lain. Tidak
ada bukti yang meyakinkan untuk disseminasi melalui darah. Autoinokulasi virus
pada kulit yang berlawanan seringkali terlihat pada jari-jari yang berdekatan dan
di regio anogenital.(3)
Ekpresi virus (transkripsi) sangat rendah sampai lapisan Maplphigi bagian
atas, persis sebelum lapisan granulosum, dimana sintesis DNA virus
menghasilkan ratusan salinan genom virus tiap sel. Protein kapsid virus disintesis
menjadi virion di sel nukleus. DNA virus yang baru disintesis ini dikemas
menjadi virion dalam nukleus sel-sel Malphigi yang berdifferensiasi ini.protein
virus yang dikenal dengan E1-E4 (produk RNA yang membelah dari gen-gen E1
dan E4) dapat mengiduksi terjadinya kolaps dari jaring-jaring filamen keratin
sitoplasma ini. Hal ini dipostulasikan untuk memfasilitasi pelepasan virion dari
sitoskeleton yang saling berikatan silang dari keratinosit sehingga virus dapat
diinokulasikan ke lokasi lain atau berdeskuamasi ke lingkungan.(3)
HPV tidak bertunas dari nukleus atau membran plasma, seperti halnya
banyak virus seperti virus herpes simpleks atau human immunodeficiency virus
(HIV).Oleh karena itu, mereka tidak memiliki selubung lipoprotein yang
menyebabkan kerentanan terhadap inaktivasi yang cepat oleh kondisi lingkungan
seperti pembekuan, pemanasan, atau dehidrasi dengan alkohol.Berlainan dengan
itu, virion HPV resisten terhadap desikasi dan deterjen nonosinol-9, meskipun
paparan virion dengan formalin, deterjen yang kuat seperti sodium dodesil sulfat,
atau temperatur tinggi berkepanjangan mengurangi infektivitasnya.HPV dapat
tetap infeksius selama bertahun-tahun ketika disimpan di gliserol dalam
temperatur ruangan. Memang, bentuk L1 dan L2 membentuk kapsid protein yang
sangat stabil dan terbungkus rapat.(3)
V. GAMBARAN KLINIS
Ada beberapa jenis verruca vulgaris yang memiliki karakteristik klinis
diagnostik nama sesuai dengan fitur klinis, jenis virus dan situs yang terkena.
a. Plantar wart
Veruka vulgaris yang terjadi pada telapak kaki.Sebuah bentuk lesi keratotik
tanpa elevasi yang berbeda. Menyerupai tylosis dan clavus, tetapi dapat dibedakan
dengan cara dikorek. Jika permukaan scraping dari lesi menyebabkan keratotik
petechiae, diagnosis kutil plantar.
b. Myrmecia
Kecil, bentuk kubah berbentuk nodul pada telapak kaki.Hal ini disebabkan
oleh infeksi HPV-1 dan mungkin menyerupai moluskum kontagiosum.Hal ini
juga disebut kutil palmoplantar yang dalam.Memiliki penampilan berwarna
merah, dan seperti kawah.
c. Pigmented wart
Hal ini disebabkan oleh infeksi HPV-4 atau HPV-65, atau HPV-60 dalam
kasus yang jarang.Ini memiliki fitur klinis veruka vulgaris dan pigmentasi
kehitaman, juga disebut kutil hitam.
d. Punctate wart
Hal ini disebabkan oleh infeksi HPV-63.Beberapa, belang-belang, putih lesi
keratotik 2mm sampai 5mm terjadi pada tangan dan telapak kaki.
e. Filiform wart
Memiliki penampilan panjang, penonjolan kecil, tipis dengan diameter
beberapa milimeter terjadi pada daerah kepala, wajah atau leher.(3)
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Histopatologi
Verruca terdiri dari epidermis yang akantotik dengan papillomatosis,
hiperkeratosis, dan parakeratosis.(9,10)Rete ridges yang memanjang seringkali
tertuju langsung pada pusat kutil. Pembuluh darah kapiler dermis ialah prominen
dan mungkin mengalami trombosis.Sel-sel mononuklear mungkin ada. Keratinosit
besar dengan nukleus piknosis eksentrik dikelilingi oleh halo perinukleus (sel
koilositotik atau koilosit) merupakan karakteristik dari papilloma yang dikaitkan
dengan HPV. Koilosit yang divisualisasikan dengan pengecatan Papanicolaou
(Pap) menggambarkan tanda terjadinya infeksi HPV.Sel yang terinfeksi PV
mungkin memiliki granul-granul eosinofilik kecil dan kelompok padat granul-
granul keratohialin basofilik.Granul-granul tersebut dapat terdiri dari protein HPV
E4 (E1-E4) dan tidak menunjukkan banyaknya partikel-partikel virus.Kutil yang
datar kurang memiliki akantosis dan hiperkeratosis dan tidak memiliki
parakeratosis atau papillomatosis. Sel koilositotik biasanya sangat banyak,
menunjukkan sumber lesi virus.(3)
Gambar 1: (A) Veruka Vulgaris pada lengan, papul berbatas tegas
dan hiperkeratotik. (B) Epidermal hiperplasia berbentuk seperti jari
dengan gambaran lapisan granular yang jelas dan koilocytes. (C)
Epidermal hiperplasia berbentuk verrucous dan akantosis dengan
proliferasi basaloid dan keratinosit. (D) Kista horn dengan keratinosit
yang mild atypia dan gambaran inflamasi.(14)
b. Diagnosis
Gambaran klinis dan riwayat penyakit, papul yang lama kelamaan
membesar biasanya mengarahkan pada diagnosis kutil virus.Pemeriksaan
histologi dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan diagnosis tersebut.Antibodi
untuk detergent-disrupted HPV particles yang terpapar dengan antigen L1 dan L2
terdapat pada sebagian besar HPV. Deteksi imunohistokimia dapat digunakan
untuk mendeteksi kapsid protein ini pada materi-materi klinis, termasuk jaringan
yang difiksasi dengan formalin, akan tetapi tidak sensitif.(3)
VII. DIAGNOSIS BANDING
a. Prurigo Nodularis
Biasanya pada ekstremitas bagian bawah disertai rasa gatal.Dapat dibedakan
dengan veruka vulgaris dari pemeriksaan histopatologi.
Gambar 2: Prurigo Nodularis (15)
b. Veruka plana
Kutil yang berwarna kehitaman, lunak, berbentuk papula-papula datar
berdiameter 1-3mm, terutama timbul di derah wajah, leher, permukaan ekstensor
lengan bawah dan tangan.
Gambar 3: Veruka Plana(15)
c. Molluskum kontagiosum
Pada Molluskum kontagiosum terlihat lesi solid dan tersebar berupa papul
berdiameter 1-2mm. pada bagian tengahnya terdapat daerah umbilikasi disebut
dele berisi badan moluskum.
Gambar 4: (A) Molluskum Kontagiosum pada badan. (B) Molluskum
Kontagiosum pada penis.(15)
VIII. PENATALAKSANAAN
Sebenarnya, sebagian veruka dapat mengalami involusi (sembuh) spontan
dalam masa 1 atau 2 tahun.Pengobatan dapat berupa tindakan bedah atau non
bedah. Tindakan bedah antara lain bedah beku N2 cair (Cryoteraphy), bedah
listrik, dan bedah laser. Cara non bedah antara lain dengan bahan keratolitik,
misalnya asam salisilat ; bahan kaustik misalnya asam triklorasetat, dan bahan
lain misalnya kantaridin. (4)
a. Asamsalisilat
Produk yang mengandung asam salisilat dengan atau tanpa asam
laktak sangat efektif untuk pengobatan veruka vulgaris yang dimana
efikasinya sebanding dengan cryotheraphy.Efekkeratolitikasam
salisilatmembantuuntukmengurangi ketebalan
kutildandapatmerangsanginflamasi respon.Sebuahpersiapanyang
mengandung12-26%salisilatasam,mungkindengantambahanasamlaktat,dalam
collodiondasaratauakrilat,pengobatannyapilihanpertamauntukkutilumumdan
plantar.Dalamstudibandingpenggunaanharianselama3bulanmencapai angka
kesembuhandari67%untukkutiltangan,84%untukkutilplantarsederhanadan45%
untukkutilmosaikplantar,membandingkan baikdenganmetodelain.Penghapusan
permukaan keratindansisa-sisadariaplikasisebelumnyadenganmenggunakanbatu
apungbatu,amrilpapanadalahawal membantudalamsemuakutildanpenting dalam
kutilplantarhiperkeratotik.Namun,abrasioverenthusiastic merupakankesalahan
yangmungkinmeningkatkanpenyebaranvirusdenganinokulasikedalamkulityang
berdekatan. Setelah kutilkering, deposit keputihan menetap. Penetrasi ketebal
keratin,sepertiditingkatkanolehoklusiplesterperekat,yangmenyebabkanmaserasi
lapisankeratindan
penurunanfungsipenghalang.Oklusidapatmeningkatkantingkat
responuntukpengobatandenganasamsalisilat.Namundapatsangatiritasipadakulit
wajah, meskipunsangat berhati-hati aplikasi atau penggunaan formulasi lemah,
sepertiasamsalisilat4%dicollodion fleksibel,mungkinbisaberhasil. (12,13)Retinoic
acid pula sering digunakan terutamanya untuk flat warts, dan kemungkinan
memiliki mekanisme bertindak yang sama. (3)
Podofilin resin topikal juga merupakan antara pengobatan yang sering
digunakan, terutamanya untuk veruka pada mukosa. NamunPodofilin tidak
diberikan pada pasien yang hamil kerna potensi dari obat ini bisa berubah-ubah.(3)
Bleomycin intralesi bisa menghilangkan virus HPV sekaligus tetapi harus
digunakan dengan berhati-hati kerna bisa menyebabkan nekrosis jaringan yang
berlebihan.(3)
b. Glutaraldehida
Sifatvirucidaldari glutaraldehidadapatdigunakandalam
pengobatankutil.Sediaandapatmengandungglutaraldehid10%dalam etanolberair
ataudalamformulasigel.Faktabahwaglutaraldehidamengeringkedalamkulittanpa
p
ermukaandeposito(yangmungkinterhapus)bergunaaplikasiuntukkutilpadakaki.S
ebuahsediaanGlutaraldehida20%dalamlarutan airmenghasilkan 72%angka
kesembuhanuntukberbagaikutilkulityangberbedadalam25individu.Dermatitis
kontakalergiuntukglutaraldehida yangterjadisesekalidannekrosiskulitadalah
komplikasiyangjarangterjadi.(12 )
c. Cimetidin
Cimetidin oral dengan dosis 30-40 mg/kgBB/hari telah dilaporkan mampu
meresolusi veruka vulgaris.Dalamsebuahstuditerbuka18pasien yang diobati
dengan 30-40 mg/kg setiap hari selama 3 bulan, dua pertiga menunjukkan
resolusilengkapdarimerekakutiltanpakekambuhansetelah1tahun.
Namun,dalamplasebo-terkontroldari54pasien,tidakadamanfaatyangsignifikan
terapi simetidindiamati,dengansekitarsepertigameresponbaikpengobatandan
kelompokplasebo.Cimetidinjugatelahdigunakanpadaanakdengandosiskecil
untukmengobaticommonwartsetelahpengobatangagaldengansensitisasikontak
menunjukkanresponberpotensi.(3, 12, 13)
d. Intralesional bleomycin.
Bleomycin memiliki efikasi yang tinggi dan penting untuk pengobatan veruka
vulgaris terutama yang kronik.Bleomycin yang digunakan memiliki konsentrasi 1
U/mLyang diinjeksikan di dekat bagian bawah veruka hingga terlihat memucat.
Protocol bervariasi, tetapi biasanya bleomycin sulfat 0.25-1 mg/mL
disuntikkansampai tiga kali untuk maksimum dosis total 4 mg; atau 1000 unit/mL
sampai dua suntikan dan total dosis maksimum 2000 unti. Seorang yang lebih
endah konsentrasi 500 unit/mL tampak efektif. Suntikan ke dalam kutil itu sendiri,
dikonfirmasi dengan mengamati blanching dalam lesi, volume per lesi disuntikkan
berkisar antara 0,2 dan 1,0 mL. suntikan sangat menyakitkan dan anastesi local
sebelumnya atau bersamaan harus dipertimbangkan, terutama untuk situs-situs
sensitive seperti jari-jari dan telapak. Sebuah eschar berdarah berkembang 2-3
minggu kemudian; itu dikelupas kebawah, jika belum mengelupas secara
spontan.Studi ini meloprkan tingkat obat untuk kutil sebelumnya refraktori kutil
antara 30-100%.Komplikasi local suntikan kuku termasuk kehilangan kuku atau
distropi periungual, seperti pada Fenomena Raynaud.Risiko penyerapan sistemik
merupakan kontrindikasi untuk bleomycin intralesi dalam kehamilan.(12,13)
e. Cryotherapy
Pengobatan ini merupakan lini pertama yang selalu digunakan pada kasus
veruka vulgaris.Cryotherapy merupakan nitrogen cair umum digunakan di praktek
rumah sakit. Instrument canggih yang tersedia untuk memproduksi aliran tipis
cairan yang akan diarahkan pada lesi, dapat juga dengan aplikasi cotton bud yang
dicelupkan ke dalam cairan. Setiap keratin yang tebal harus dikupas. Hal ini akan
meningkatkan tingkat penyembuhan kutil plantar yang dalam. Permukaan mukosa
harus akan kering untuk menghindari pembentukan es permukaan, maka ujung
kuncup tidak harus emperan permukaan kutil. Dalam pengobatan standar, aplikasi
dilanjutkan sampai tepi jaringan es (mudah dilihat sebagai warna putih) lebar
sekitar 1 mm berkembang dalam posisi kulit normal sekitar kutil.Hal ini dapat
merangsang pengembangan respon imun. Setelah pencairan, kedua siklus beku
akan meningkatkan angka kesembuhan di kutil plantar, meskipun manfaat kurang
ditandai dalam kutil tangan. Respon terhadap pengobatan dengan cryotherapy
sebanding dengan yang dicapai dengan sama salisilat. Pengobatan diulang setiap 3
minggu memberikan angka kesembuhan 30-70% untuk kutil tangan setelah 3
bulan. Lebih sering pengobatan dapat meningkatkan respon tetapi akan
menyebabkan rasa sakit, dan interval yang lebih panjang. Jika ini gagal,
sebagaimana dapat terjadi selama tonjolan tulang di kaki, lebih lama aplikasi,
biasanya sampai 30 detik, mungkin diulang setelah pencairan, dapat digunakan
untuk mencapai efek destruktif yang lebih besar. (12, 13)
Kerugian utama dari pembekuan adalah nyeri.Hal ini tak terduga dan
mengejutkan variable antara pasien, tetapi dalam beberap kasus, terutama
dengan waktu pembekuan lebih lama, itu bisa berat dan menetap selama beberap
jam atau bahkan beberapa hari.Aspirin oral dan steroid topical yang kuat dapat
membantu.Kulit melepuh, kadang-kadang berdarah, mungkin terjadi dalam satu
atau dua hari namun tidak prasyarat untuk resolusi kutil, dan biasanya mengikuti
overtreatment
.Setelahwaktupembekuanbiasasingkat,reaksiakancenderungmemilikidiselesaika
n dalam waktu2-3minggu.Kadang-kadang,kerusakan jaringan dibawahnyabisa
terjadi,misalnyauntuktendonataumatrikskuku,danberlebihan kalipembekuan
harus dihindari. Depigmentasi mungkinterjadi, dan bisa menjadi kelemahan
kosmetikyangsignifikandalampasiendengankulitgelapberpigmen. (12)
f. Laser
Laser karbondioksida telah digunakan untuk mengobati berbagai
bentukyangberbedadarikutil,baikkulitdanmukosa.Halinidapatefektifdalam
memberantas beberapa kutil sulit, seperti kutil periungual dan subungual,
yangtelahtidakresponsifterhadappengobatanlainnya.Jarakpada12bulanhingga
70%
darikutilindividudilaporkan.Namun,sebagaimetodeyangmerusak,karbon
dioksidaterapilaserdapatmenyebabkanrasasakitpasca-operasi yangsignifikan,
jaringanparutdanhilangnyafungsisementara.(12)
IX. PROGNOSIS
Sekitar 23% dari kutil regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam
waktu 3 bulan dan 65%-78% dalam 2 tahun. Pasien yang sebelumnya telah
terinfeksi memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan kutil baru daripada
mereka tidak pernah terinfeksi.Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh factor-
faktor seperti jenis virus, status kekebaln tubuh, tingkat dan durasi kutil. Common
Wart memiliki insiden untuk menjadi suatu keganasan, banyak studi yang
menunjukkan DNA HPV terdapat pada actinic keratoses, basal cells carcinomas
dan SCCs dan psoriasis dalam kadar rendah. Namun etiologi dan petogenesis dari
lesi jinak, pre-malignant tersebut masih kontoversial, karena dalam suatu
penelitian yang menggunakan PCR dapat mendeteksi DNA HPV pada kulit
normal dan pada folikel rambut normal. (12,13)
DAFTAR PUSTAKA
1. Senefeit P.D. Non-genital warts (online), cited 2011, June 30th, available from
www.medscape.com
2. Haroen M.S, Purba H.M, Kartadjukardi E, Sularsito S.A. Giant Verruca
Vulgaris: a case report in Med J Indones Vol. 18, No. 2, April-June; Haroen
et al.; 2009. p. 135-138.
3. Androphy E.J, LowyD.R. Wart : Human Papiloma Virus, Common : Wart
edited by Wolff K, Goldsmith L.A, Freedberg I.M, Eisen A.Z, Austen K.F,
Katz S.I in Fitzpatrick’s : Dermatology in General Medicine, 7th Ed.
McGraw-Hill: New York: 2008, p.1914-1922.
4. Sjamsoe E.S, Daili, Menaldi Sri Linuwih, Wisnu I Made. Veruka Vulgaris
(kutil). Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia. Jakarta Pusat: Medikal
Multimedia Indonesia: 2005. p.69-72.
5. A. Guerra, E. Gonzalez, C. Rodriguez. Common Clinical Manifestations of
Human Papilloma Virus (HPV) infection in The Open Dermatology Journal
Vol. 3. Bentham Open; 2009. p.103-110.
6. Sam Gibbs. Local Treatment for Cutaneous Warts edited by Hywel Williams,
Michael Bigby, Thomas Diepgen, Andrew Herxheimer, Luigi Naldi, Berthold
Rzany in Evidence-based Dermatology, BMJ Books: London: 2003, p.423-
430.
7. G. Fabbrocini, S. Cacciapuoti, G. Monfrecola. Human Papillomavirus
Infection in Child in The Open Dermatology Journal Vol. 3. Bentham Open;
2009. p.111-116.
8. A.Alba, M.Cararach, C. Rodriguez. The Human Papilloma Virus (HPV) in
Human Pathology: Description, Pathogenesis, Oncogenic Role,
Epidemiology and Detection Techniques in The Open Dermatology Journal,
Vol. 3. Bentham Open; 2009. p.90-102.
9. Roberto Arenas. Viral Warts/Focal Epithelial Hyperplasia edited by Roberto
Arenas, Roberto Estrada in Tropical Dermatology. Landes Bioscience:
Georgetown, Texas: 2001, p. 273-279.
10. Gayle S. Westhoven. Papillomatosis, Atrophy and Alterations of the
Granular Layer edited by Ramon L. Sanchez, Sharon S. Raimer in
Dermatopathology. Landes Bioscience: Georgetown, Texas: 2001, p. 20-28.
11. John Hunter, John Savin, Mark Dahl in Clinical Dermatology, 3rd ed.
Blackwell Publishing: Oxford: 2002, p. 201-205
12. Sterling, J.C. Viral Infection: Human Papiloma Virus, Common Wart in
Rook’s Textbook of Dermatology 7th Ed. Blaxkwell Publishing Inc. USA:
2004, p.25.39-25.53.
13. James WD, Berger TG, Elston DM. Papovavirus group. Andrew’s Disease of
the Skin Clinical Dermatology. 10thEd: Philadelpia: McGraw-Hill:2006,
p.403-407.
14. Jane M. Grant in Color Atlas of Dermatopathology. Dermatology: Clinical &
Basic Science Series: San Francisco: 2007
15. Klaus Wolff, Richard Allen Johnson, Dick Suurmond. in Fitzpatrick’s Color
Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology: McGraw-Hill’s Access Medicine:
2007