tumbang 1
DESCRIPTION
kkkTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Proses metabolik anak pada dasarnya sama, akan tetapi relatif lebih aktif dibandingkan dengan orang dewasa. Anak membutuhkan lebih banyak makanan untuk tiap kilogram berat badannya, karena sebagian dari makanan tersebut harus disediakan untuk pertumbuhan dan pertukaran energi yang lebih aktif. Anak yang sedang tumbuh memerlukan makanan tambahan untuk pertumbuhan. Keperluan ini dapat dipenuhi dengan pemberian makanan yang mengandung cukup kalori. Dalam makanan tersebut harus cukup tersedia protein, karbohidrat, mineral, air, vitamin dan beberapa macam asam lemak dalam jumlah tertentu.[1]
Kurang energi protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak di bawah umur 5 tahun (balita) serta pada ibu hamil dan menyusui. Berdasarkan lama dan beratnya kekurangan energi dan protein, KEP diklasifikasikan menjadi KEP derajat ringan-sedang (gizi kurang) dan KEP derajat berat (gizi buruk). Gizi kurang belum menunjukkan gejala klinis yang khas, hanya dijumpai gangguan pertumbuhan dan anak tampak kurus. Pada gizi buruk, disamping gejala klinis didapatkan kelainan biokimiawi sesuai dengan bentuk klinis. [2]Diet dalam bentuk apapun harus mengandung cukup energi untuk mempertahankan suhu tubuh, aktifitas jantung, paru, otot, alat pencernaan dan sebagainya. Bila kebutuhan minimal akan energi atau kalori tidak dapat dipenuhi oleh pemberian makanan tersebut dalam waktu yang lama, maka akan timbul gejala undernutrition. Kekurangan kalori dalam diet yang berlangsung lama akan menimbulkan gejala undernutrition yang sangat ekstrim yaitu marasmus nutrisional. [1]Berikut akan dibahas salah satu pasien gizi buruk tipe marasmus yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu. LAPORAN KASUS
I.Identitas Pasien
Nama
: An. I
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 9 tahun 6 bulan
Alamat
: Ngata Baru
Tanggal Masuk: 18 Oktober 2014
II.Anamnesis
Keluhan Utama : Sering buang air besar cair Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien anak perempuan dibawa ke Rumah Sakit karena mengalami buang air besar (BAB) cair selama 1 bulan. Setiap hari sekitar 8-10 kali disertai ampas, terdapat darah, berlendir dan berbau busuk. Pasien tidak mengalami muntah selama sakit ini. Nafsu makan menurun dan pasien minum seperti orang kehausan. Demam (+) sejak 1 bulan yang lalu, namun saat masuk Rumah Sakit pasien tidak mengalami demam, menggigil (-), kejang (-), batuk (-), beringus (-). Terjadi penurunan berat badan sejak 2 bulan yang lalu. Riwayat penyakit sebelumnya :
Pasien memiliki riwayat kejang saat bayi. Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat kehamilan dan persalinan :
Pasien adalah anak kedua dan tiga bersaudara. Pasien lahir dirumah dibantu oleh dukun.
Anamnesis makanan :
0 bulan sampai usia 9 bulan di beri ASI selanjutnya usia 9 bulan hingga sekarang diberi makanan padat.
Riwayat Imunisasi :Imunisasi dasar tidak lengkap
III.Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:Sakit BeratKesadaran:LetargiBerat Badan:14 KgTinggi Badan:124 cmStatus Gizi: Gizi Buruk
BB/TB : 14/25 = 56% Tanda Vital
Denyut Nadi:112 kali/menit
Respirasi:32 kali/menit
Suhu:36,70C
Tekanan Darah:90/60 mmHg
Kulit:warna sawo matang, lapisan lemak di bawah kulit kurang (severe wasting) mengakibatkan kulit menjadi keriput dan turgor kulit kembali lambat.
Kepala:Bentuk normocephal, rambut berwarna hitam tipis dan tidak mengkilap, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, mata cowong (-). Wajah tampak seperti orang tua (old man face), tulang pipi tampak menonjol. Hidung sekret (-), pernapasan cuping hidung (-). Telinga tidak ada sekret, bibir tidak sianosis Leher:Terdapat pembesaran kelenjar limfe.
Paru-Paru
Inspeksi:Permukaan dada simetris bilateral, retraksi (+)
Palpasi:tidak ada massa, taktil fremitus kiri dan kanan sama kesan normal.
Perkusi:sonor kanan dan kiri
Auskultasi:bunyi napas bronkovesikuler, rhonchi (-/-),
wheezing(-/-). Jantung
Inspeksi:Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi:Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
Perkusi:Pekak, Dalam batas normal
Auskultasi :Suara dasar
:S1 dan S2 murni, regular
Bising
:tidak ada
AbdomenInspeksi:Bentuk : tampak datar, ruam (-)
Auskultasi:bising usus (+) kesan meningkat
Perkusi:Timpani pada 4 kuadran
Palpasi:Nyeri tekan pada regio epigastrium dan umbilikal.
Ekstremitas: akral hangat dan tidak ada edema.
Skoring Tuberkulosis
ParameterSkor
Kontak TB0
Uji Tuberkulin0
Berat badan/keadaan gizi2
Demam yang tidak diketahui penyebabnya1
Batuk kronik1
Pembesaran kelenjar limfe1
Pembengkakan tulang/sendi0
Foto0
Total5
Pemeriksaan Laboratorium :WHOLE BLOODHasilRujukanSatuan
Hemoglobin8,611,5-16,5g/dl
WBC12,85,00-10,00Ribu /ul
RBC4,083,88-8,50Juta/ul
HCT26,935 52%
PLT145150-450Ribu/ul
IV.RESUMEPasien anak perempuan berumur 9 tahun 6 bulan dibawa ke Rumah Sakit karena mengalami buang air besar (BAB) cair selama 1 bulan. Setiap hari sekitar 8-10 kali disertai ampas, terdapat darah, berlendir dan berbau busuk. Nafsu makan menurun dan pasien minum seperti orang kehausan. Terjadi penurunan berat badan sejak 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 112 kali/menit, suhu 36,70C, respirasi 32 kali/menit, tampak lapisan lemak di bawah kulit kurang (severe wasting) mengakibatkan kulit menjadi keriput, Wajah tampak seperti orang tua (old man face), adanya retraksi dan nyeri tekan pada regio epigastrium dan umbilikal serta turgor kulit lambat.V.DiagnosisDiare kronik + gizi buruk tipe marasmus kondisi II + suspek tuberkulosis paru.
VI.Terapi Oksigen 1-2 liter/menit IVFD Dekstrosa 5% 10 tetes/menit Injeksi Cetriaxon 400 mg/12 jam/iv Injeksi Gentamisin 35 mg/12 jam/iv Zinc 1x20 mg Tatalaksana Gizi Buruk Rencana II/ fase stabilisasi (letargi, dan muntah/diare/dehidrasi) Bolus glukosa 10% intravena sebanyak 70 ml 50 ml glukosa/larutan gula pasir 10% melalui NGT 2 jam pertama berikan Resomal setiap 30 menit,dosis 5 ml/kgBB dan 10 jam berikutnya teruskan pemberian resomal berselang seling dengan F 75 setiap 1 jam. Jadi pada pasien diberikan resomal 70 ml/30 menit dalam 2 jam pertama.
10 jam berikutnya teruskan F75 setiap 2 jam (observasi TTV/30 menit) jadi pada pasien diberikan 160 ml/2 jam dalam 10 jam berikutnya.
Jika pasien masih mengalami diare, berikan resomal 100-200 ml tiap kali BAB.
Kemudian lanjutkan pemberian menjadi setiap 3 jam dan jika kondisi tetap membaik lanjutkan pemberian F75 menjadi setiap 4 jam. Diselingi pemberian makanan
V.FOLLOW UP Tanggal 19 Oktober 2014
S:Keadaan Umum : sakit berat
Buang air besar 5 kali berwarna kuning konsistensi cair, ampas (-), lendir (-). retraksi (+)O :N : 128 x/m
S : 36, 8C
R : 44 x/mA:Diare kronik + Gizi buruk + Suspek Tuberkulosis paru
P :Oksigen 1-2 liter/menit
IVFD Desktrosa 5% 10 tetes/menit
Injeksi Cetriaxon 400 mg/12 jam/iv
Injeksi Gentamisin 35 mg/12 jam/iv
Zinc 1x20 mg
Tanggal 20 Oktober 2014S:Keadaan Umum : sakit berat
Buang air besar > 10 kali berwarna kuning konsistensi cair, ampas (-), lendir (+). retraksi (+)O :N : 86 x/m
S : 36, 8C
R : 30x/mA:Diare kronik + Gizi buruk + Suspek Tuberkulosis paru
P :Oksigen 1-2 liter/menit
IVFD Desktrosa 5% 10 tetes/menit
Injeksi Cetriaxon 400 mg/12 jam/iv
Injeksi Gentamisin 35 mg/12 jam/iv
Zinc 1x20 mg
Pasien meninggalDISKUSI
Pada kasus ini, gizi buruk yang dialami oleh pasien termasuk tipe marasmus. Hal ini berdasarkan pada hasil perhitungan status gizi menggunakan grafik CDC didapatkan hasil < 70% yang menunjukkan bahwa berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) anak tidak sesuai dengan umurnya dimana harusnya anak memiliki BB 25 kg dan TB 124 cm.[1,4]Gejala klinik kekurangan energi protein (KEP) berdasarkan jenis KEP yang dialami oleh seorang anak. Gejala klinik dari masing-masing kekurangan energi protein sebagai berikut: [2,3,4]A.Kwasiorkor
Kwasiorkor adalah suatu kondisi kekurangan intake protein, yang menyebabkan manifestasi klinik sebagai berikut: Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki (dorsum pedis)
Wajah membulat dan sembab
Otot-otot mengecil (hipotrofi)
Perubahan status mental: cengeng, rewel kadang apatis
Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
Pembesaran hati
Sistem imun menurun, sehingga sering disertai infeksi dan anemia
Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas (crazy pavement dermatosis)
Pandangan mata anak tampak sayu
B.MarasmusMarasmus adalah suatu kondisi kekurangan intake kalori, yang menyebabkan manifestasi klinik sebagai berikut:[4,5] Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
Wajah seperti orangtua
Cengeng, rewel
Perut cekung
Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit kronik
C.Marasmik kwasiorkorMarasmik kwasiorkor adalah gabungan antara marasmus dan kwasiorkor dengan BB/TB 2 tahun)
Bila diare/muntah berkurang, dapat menghabiskan F-75, ubah pemberian F-75/3 jam
Bila tidak ada diare dan anak dapat menghabiskan F-75, ubah pemberian F-75/4 jam
Bila anak masih menetek, berikan ASI antara pemberian F-75
16