tugas mata kuliah sistem informasi...
TRANSCRIPT
Pag
e1--
--T
uga
s M
K S
IM
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN DAN KEGAGALAN
SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI
(STUDY DI BADAN PUSAT STATISTIK)
TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Dosen :
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc(CS)
Disusun oleh :
Imam Wahyudi
NRP. (P.056131362.45)
SEKOLAH PASCA SARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Pag
ei--
--T
uga
s M
K S
IM
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dapat menyelesaikan Tugas Makalah Sistem Informasi Manajemen
sebagai bahan untuk melatih diri dan mengembangkan wawasan berpikir yang adaptif,
adapun makalah ini berjudul“ Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan
Sistem Informasi di Organisasi. Makalah ini merupakan materi mata kuliah SIM yang
diaplikasikan pada suatu organisasi”. Data maupun teori diperoleh dari literatur, website dan
sumber lainnya.
Terimakasih pada semua pihak yang ikut memberikan masukan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Wassalam.
Penyusun
Pag
eii-
---T
uga
s M
K S
IM
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Yujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1. Sistem Informasi Manajemen 4
2.2. Peranan Sistem Informasi Dalam Bisnis 7
BAB III PEMBAHASAN 9
3.1. Implementasi Sistem Informasi 9
3.2. Mengelola Implementasi Sistem Informasi 10
3.3. Kesuksesan Sistem Informasi 11
3.4. Mengukur Kesuksesan Sistem Informasi 12
3.5. Kegagalan Sistem Informasi 13
3.6. Penyebab Kesuksesan dan Kegagalan Sistem Informasi 15
3.7. Tantangan dari rekayasa bisnis 17
3.8. Sistem Informasi di BPS 17
3.9. IT Resource 20
BAB IV KESIMPULAN 22
DAFTAR PUSTAKA 23
Pag
e1--
--T
uga
s M
K S
IM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Informasi adalah sesuatu yang teramat penting dan berharga dalam sebuah organisasi
dewasa ini. Informasi yang akurat dan cepat dapat sangat membantu tumbuh kembangnya
sebuah organisasi, maka dari itu, pengelolaan informasi dipandang penting demi kelancaran
sebuah pekerjaan dan untuk menganalisa perkembangan dari pekerjaan itu sendiri. Itulah
sebabnya muncul apa yang dikenal dengan Sistim Informasi Manajemen.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah bidang yang mulai
berkembang sejak tahun 1960an. Walau tidak terdapat konsensus tunggal, secara umum SIM
didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung
operasi, manajemen, serta pengambilan keputusan sebuah organisasi. SIM juga dikenal
dengan ungkapan lainnya seperti: “Sistem Informasi”, “Sistem Pemrosesan Informasi”,
“Sistem Informasi dan Pengambil Keputusan”. SIM menggambarkan suatu unit atau badan
yang khusus bertugas untuk mengumpulkan berita atau data dan memprosesnya menjadi
informasi untuk keperluan manajerial organisasi dengan memakai prinsip sistem. Dikatakan
memakai prinsip sistem karena berita atau data yang tersebar dalam pelbagai bentuknya
dikumpulkan, disimpan serta diolah dan diproses oleh satu badan yang kemudian dirumuskan
menjadi suatu informasi.
Sistem informasi memiliki definisi yang berbeda menurut para ahli, namun secara
umum, sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang
menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Istilah ini digunakan
untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam
mendukung proses bisnis. Sementara ada juga definisi lain yang mengatakan kalau sistem
informasi adalah kumpulan informasi di dalam sebuah basis data menggunakan model dan
media teknologi informasi digunakan di dalam pengambilan keputusan bisnis sebuah
organisasi. Di dalam suatu organisasi, informasi merupakan sesuatu yang penting di dalam
mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Sistem ini memanfaatkan
perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan
basis data.
Pag
e2--
--T
uga
s M
K S
IM
Sistim Informasi Manajemen kini tidak lagi berkembang dalam bidang usaha saja,
tapi sudah digunakan dalam berbagai bidang, dari mulai pendidikan, kedokteran, indistri, dan
masih banyak lagi. Ini menandakan bahwa Informasi yang akurat dan cepat dibutuhkan di
berbagai bidang. Ada banyak teknologi yang mendukung SIM baik secara online atau offline.
Tapi dasar dari aplikasi yang digunakan pada Sistim Informasi Manajemen adalah aplikasi
databese. sistem ini harus mampu mengolah data yang dikumpulkan pada database menjadi
sebuah produk informasi yang dibutuhkan penggunanya. Sistim ini juga harus bisa membagi
informasi yang diproduksinya menjadi beberapa tingkatan, sehingga setiap tingkatan hanya
mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
Pada sebuah Instansi, manajemen selalu terlibat dalam serangkaian proses manajerial,
yang pada intinya berkisar pada penentuan: tujuan dan sasaran, perumusan strategi,
perencanaan, penentuan program kerja, pengorganisasian, penggerakan sumber daya
manusia, pemantauan kegiatan operasional, pengawasan, penilaian, serta penciptaan dan
penggunaan sistem umpan balik. Masing-masing tahap dalam proses tersebut pasti
memerlukan berbagai jenis informasi dalam pelaksanaannya.
Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil
keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan
untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. ERP merupakan salah satu
bagian dari komponen sistem manajemen informasi. ERP (Enterprise Resource Planning)
adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua
sumber daya, informasi, dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.
Penerapan sistem informasi dalam dunia bisnis banyak dimanfaatkan untuk
mendukung kecepatan dan ketepatan proses bisnis tersebut. Namun dalam penerapan sistem
informasi di dalam suatu perusahaan pasti terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat atau
melancarkan penerapan sistem informasi tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
faktor-faktor yang dapat memperlancar atau menghambat pengintegrasian SI ke dalam
perusahaan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan tentang Sistem Informasi Manajemen beserta komponen-komponennya
secara sederhana
Pag
e3--
--T
uga
s M
K S
IM
2. Identifikasinya kesesuksesan dan kegagalan sistem informasi di suatu Organisasi.
Pag
e4--
--T
uga
s M
K S
IM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil
keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan
untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen.
Tujuan Umum Sistem Informasi Manajemen :
Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa,
produk,dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu
memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara
menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi
suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi
dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan).
Sistem informasi manajemen (SIM) bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak
semuainformasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah
sistem yang otomatis.Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem
komputer.
Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil
keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan
untuk memenuhi tujuantertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Pengembangan SIM
canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan
berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak
organisasi yang gagal membangun SIM karena :1.Kurang organisasi yang wajar 2.
Kurangnya perencanaan yang memadai 3. Kurang personil yang handal 4. Kurangnya
partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancangsistem,
mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan
Pag
e5--
--T
uga
s M
K S
IM
diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur
yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat. Organisasi harus menyadari apabila
mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan
SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang
akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang. Secara
teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang
baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer.
Prinsip utama perancangan SIM: SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani
tugas utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi
umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM
menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi
model matematika 4 .Gambar 1. Komponen-komponen dalam SI (Sumber: O’Brien, 2007)
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan
(building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output,
komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data,
komponen kontrol, dan komponen jaringan. Semua komponen tersebut saling berinteraksi
satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
Pag
e6--
--T
uga
s M
K S
IM
1. Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk
metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa
dokumen dokumen dasar.
2. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah
ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang
berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
4. Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk
menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan
mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem
informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah
dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja
dari sistem informasi.
6. Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi
data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
7. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan
menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data
untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi
basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data
diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS
(Database Management System).
Pag
e7--
--T
uga
s M
K S
IM
8. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
te,peratur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak
efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan
diterapkan untuk meyakinkan bahwa halhal 6 yang dapat merusak sistem dapat dicegah
ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
9. Komponen Jaringan
Untuk menghubungkan komputer-komputer perangkat keras dalam sebuah kesatuan
diperlukan media untuk menghubungi antara hardware dan software sistem informasi yang
digunakan di suatu perusahaan. Komponen jaringan terdiri dari hardware dan software
jaringan. Hardware komponen jaringan berupa kartu penghubung jaringan (Network Interface
Card), media penghubung jaringan, HUB (konsentrator), repeater, bridge, dan router.
Komponen software jaringan berupa sistem operasi jaringan, network adapter drive, dan
protokol jaringan.
2.2. Peranan Sistem Informasi dalam Bisnis
Sistem informasi adalah suatu sistem yang saling berinteraksi dengan lingkungan dan
melalui suatu siklus yang disebut siklus sistem informasi. Siklus tersebut terdiri dari input,
process, dan output (IPO). Siklus IPO menggambarkan bagaimana sistem memperoleh input
dari luar dan kemudian diproses sehingga menghasilkan suatu output. Output yang dihasilkan
akan dikembalikan sebagai information service. Ada tiga bagian utama dari sistem informasi:
a yang mendukung informasi
Orang yang membuat produk, memecahkan masalah, membuat keputusan dan
menggunakan sistem informasi
Sistem informasi, baik mulai pada tahap operasional (pemrosesan transaksi) hingga
penggunaan internet (e-commerce/e-business) mempunyai tiga peran utama:
1. Mendukung proses bisnis dan operasional
2. Mendukung pengambilan keputusan oleh karyawan dan manajemen
3. Mendukung strategi untuk memperoleh keunggulan kompetitif
Kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi ditentukan oleh level manajemen dan
pihak non-manajemen yang akan menggunakan informasi. Oleh karena itu, sistem informasi
yang dibangun atau dipakai dalam sebuah organisasi perlu 7 mengakomodasi kebutuhan
Pag
e8--
--T
uga
s M
K S
IM
pemakai berdasarkan level manajemen. Namun sebelum membicarakan sistem informasi
seperti itu, berbagai level manajemen dalam suatu organisasi akan dibahas terlebih dulu. Di
dalam organisasi tradisional umumnya terdapat 4 kelompok, yaitu manajemen tingkat atas,
manajemen tingkat menengah, manajemen tingkat bawah, dan pegawai non-manajemen.
Manajemen tingkat atas (atau sering disebut manajemen strategis) adalah manajemen
pada level paling atas yang menangani keputusan-keputusan strategis. Keputusan strategis
adalah keputusan yang sangat kompleks dan jarang sekali menggunakan prosedur yang telah
ditentukan. Manajemen tingkat menengah (atau disebut manajemen taktis) adalah manajemen
yang bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan taktis, yaitu keputusan-keputusan
yang mengimplementasikan sasaran-sasaran strategis suatu organisasi. Manajemen tingkat
bawah adalah manajemen yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan operasional
dalam suatu organisasi. Fokus utama kejadian-kejadian sehari-hari, dan melakukan tindakan-
tindakan koreksi jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Para pegawai non-manajemen adalah
semua pegawai yang tidak termasuk dalam manajemen. Di dalam organisasi, arus informasi
dalam perusahaan mengalir secara vertikal dan horisontal. Arus informasi vertikal dibedakan
menjadi arus informasi vertikal ke atas dan vertikal ke bawah. Arus informasi vertikal ke
bawah berupa strategi, sasaran, dan pengarahan. Arus informasi vertikal ke atas berupa
ringkasan kinerja organisasi.
Pag
e9--
--T
uga
s M
K S
IM
BAB III
PEMBAHASAN
Dengan adanya komputer untuk membantu teknologi informasi, berbagai organisasi
telah mangalokasikan dana yang cukup besar untuk sistem informasi. Untuk itu diperlukan
analisa mengenai faktor-faktor apa saja yang menunjang sistem informasi yang bagus.
Meskipun suatu organisasi telah menerapkan sistem informasi untuk menunjang aktivitasnya,
penerapan tersebut bisa berhasil ataupun tidak. Seringkali penerapan sistem informasi,
terutama yang berbasis IT menjadi gagal. Kegagalan tersebut bisa berarti proyeknya tidak
selesai ataupun telah diimplementasikan namun penggunaannya tidak efektif.
3.1. Implementasi Sistem Informasi
Masalah-masalah berikut perlu diperhatikan secara khusus dalam setiap tahap
pengembangan sistem ketika proses implementasi dikelola secara tidak sempurna:
1. Analisis
Waktu, uang dan sumber daya belum dialokasikan untuk menemukan masalah.
Waktu yang diperlukan dalam perencanaan pendahuluan sangat sedikit bahkan tidak
ada.
Penempatan staf pada proyek tidak tepat.
Beberapa requirement didapatkan dari dokumentasi sistem yang tidak mencukupi.
Pengguna menolak menghabiskan waktu untuk membantu tim proyek.
Analisis proyek tidak dapat mewawancarai pengguna secara baik.
2. Desain
Pengguna tidak memiliki tanggung jawab terhadap input untuk aktifitas desain.
Sistem di desain hanya untuk melayani kebutuhan saat ini.
Perubahan yang drastis dalam prosedur-prosedur klerikal atau staffing direncanakan
tanpa dilakukan analisa dampak organisasi.
Spesifikasi fungsional tidak di dokumentasikan secara cukup.
Pag
e10
----
Tu
gas
MK
SIM
3. Pemrograman
Jumlah waktu dan uang yang diisyaratkan untuk pengembangan software adalah
terlampau rendah.
Programmer disuplai dengan spesifikasi yang tidak lengkap.
Tidak cukupnya waktu yang diberikan untuk pengembangan program secara logis,
terlalu banyak waktu terbuang dalam penulisan kode.
Programmer tidak menggunakan kesempatan secara maksimal dari desain struktur
atau teknik-teknik yang berorientasi pada objek.
Program tidak didokumentasikan secara cukup.
Sumber daya yang diperlukan tidak dijadwalkan.
4. Pengujian
Jumlah waktu dan uang yang diperlukan untuk testing lebih rendah.
Tim proyek tidak mengembangan rencana tes secara terorganisasi.
Pengguna tidak terlibat didalam testing secara cukup.
Tim implementasi tidak mengembangkan tes penerimaan yang cocok untuk
manajemen review.
5. Konversi
Waktu dan uang untuk aktivitas konversi, khususnya untuk konversi data dianggarkan
tidak cukup.
Tidak semua individual yang akan menggunakan sistem dilibatkan sampai konversi
dimulai.
Dokumentasi sistem dan pengguna tidak cukup.
Evaluasi kinerja tidak dilakukan.
Persediaan untuk perbaikan sistem tidak cukup.
3.2. Mengelola Implementasi Sistem Informasi
Peluang untuk berhasilnya sebuah sistem dapat ditingkatkan melalui antisipasi
masalah-masalah implementasi yang mungkin terjadi dan menerapkan strategi koreksi yang
paling tepat. Berbagai manajemen proyek, penentuan kebutuhan, dan metodologi
perencanaan dikembangkan untuk masalah yang spesifik. Strategi juga telah diformulasikan
Pag
e11
----
Tu
gas
MK
SIM
untuk memastikan bahwa pengguna memainkan peran yang tepat pada keseluruhan periode
implementasi dan untuk mengelola proses perubahan organisasi.
3.3. Kesuksesan Sistem Informasi
Peluang kegagalan penerapan sistem informasi terutama yang berbasis komputer
sangat besar, maka sebaiknya dalam pembuatan sistem informasi harus melalui proses yang
tepat.
Salah satu tantangan yang dihadapi sistem informasi adalah teknologi dan keadaan
perusahaan yang terus mengalami perkembangan sehingga menimbulkan masalah-masalah
yang lebih kompleks. Oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui langkah-langkah yang
tepat agar sistem informasi bisa terus diterapkan dengan sukses mengikuti perkembangan
perusahaan. Fuadi (1995) menyebutkan empat langkah-langkah yang perlu diketahui
perusahaan untuk penyempurnaan suatu sistem informasi.
Langkah pertama adalah analisa sistem. Pada langkah ini dilakukan survei intensif
atas sistem yang ada dan kebutuhan pengolahan data informasi di masa depan. Suatu analisa
dilakukan atas informasi yang diperoleh dalam survei. Selanjutnya, analisa tersebut mencoba
untuk mengetahui apa masalah-masalah utama yang terdapat dalam sistem yang telah ada.
Selanjutnya, dilakukan sintese system, yaitu pengumpulan hasil survei dan analisa untuk
merancang rekomendasi bagi revisi sistem yang telah ada atau mengembangkan suatu sistem
baru. Analisa tersebut harus mencakup evaluasi mengenai kebutuhan informasi bagi para
manajer dan para pemakai sistem lainnya. Dengan begitu, akan diketahui kelemahan-
kelemahan yang ada dalam sistem tersebut.
Langkah kedua dalam penyempurnaan sistem informasi adalah desain sistem. Desain
sistem merupakan proses penyiapan spesifikasi yang terperinci untuk pengembangan suatu
sistem baru. Untuk itu, harus dibuat rencana pengembangan yang disiapkan pada langkah
analisa sistem. Desain sistem harus dimulai dengan spesifikasi output sistem yang diperlukan
yang mencakup isi, format, volume, serta frekuensi laporan dan dokumen. Selanjutnya
menentukan isi dan format input sistem dan file. Setelah itu dilakukan desain mengenai
langkah-langkah pengolahan, prosedur-prosedur, dan pengendalian. Serta kegiatan untuk
menyiapkan suatu sistem implementasi sistem yang baru.
Langkah ketiga dalam penyempurnaan sistem informasi adalah implementasi sistem.
Pertama-tama dilakukan perencanaan dan penjadwalan aktivitas implementasi agar dapat
dikordinasi dengan baik. Selain itu, bila perlu, dilakukan penerimaan pegawai baru dan
pelatihan kepada pegawai baru baru serta realokasi pegawai-pegawai yang ada. Setelah itu
Pag
e12
----
Tu
gas
MK
SIM
dilakukan pengujian terhadap prosedur baru dan bila perlu dilakukan modifikasi. Standar dan
pengendalian atas sistem yang baru harus diciptakan. Dokumentasi sistem yang lengkap perlu
dibuat. Penggunaan sistem baru dan sistem lama dapat dilakukan secara simultan untuk
periode yang singkat dan hasilnya kemudian dibandingkan untuk meyakinkan bahwa sistem
baru tidak mempunayi kelemahan seperti sistem lama. Tahap akhir dari implementasi adalah
mengganti sistem lama dengan sistem baru.
Langkah keempat dalam penyempurnaan sistem informasi adalah review sistem.
Review tersebut dilakukan tidak lama setelah sistem baru dioperasikan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan yang ada dan mengoreksinya. Hal ini dilakukan supaya hal-hal kecil
yang mungkin tidak tampak atau tidak jelas saat penggantian sistem dapat diketahui. Review
tersebut harus dilakukan secara periodik. Terkadang review akan menunjukkan modifikasi
besar atau penggantian yang perlu dilakukan dan prosesnya akan dimulai lagi seperti pada
langkah pertama.
3.4. Mengukur Kesuksesan Sistem Informasi
Faktor-faktor yang dijadikan ukuran keberhasilan penerapan suatu sistem menurut
Laudon yaitu:
1. Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi yang diukur melalui polling
terhadap pengguna, pemanfaatan kuesioner, atau monitor parameter seperti volume
transaksi on-line.
2. Kepuasan pengguna terhadap sistem yang diukur melalui kuesioner atau interview.
3. Sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi dan staff dari
sistem informasi.
4. Tujuan yang dicapai.
5. Imbal balik keuangan untuk organisasi baik melalui pengurangan biaya atau peningkatan
penjualan dan profit.
Kelima ukuran tersebut dipertimbangkan menjadi limited value walaupun telah
diambil keputusan untuk mengembangkan sistem tertentu. Manfaat dari sistem informasi
tidak seluruhnya dapat dikuantitatifkan.
Pag
e13
----
Tu
gas
MK
SIM
3.5. Kegagalan Sistem Informasi
Tidak perlu diragukan lagi bahwa sebuah perusahaan/instansi mengharapkan suatu
sistem yang dapat bekerja secara cepat dan akurat sehingga produktivitas kerja di
perusahaan/instansi lebih meningkat dan akan memperoleh keuntungan yang besar dari
penerapan sistem informasi tersebut. Hal ini menyebabkan banyak perusahan mengeluarkan
dana yang sangat besar untuk investasi dalam pengembangan dan penerapan sistem
informasi. Berikut kegagalan penerapan sistem informasi menurut Rosemary Cassafo dalam
O’Brien (1999):
Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen Pihak eksekutif
perusahaan menyerahkan seluruh penerapan sistem informasi pada bagian TI, dan enggan
untuk mempelajari sistem informasi yang baru atau mereka tidak mengerti sama sekali. Hal
ini dapat menjadi faktor penghambat atau kegagalan dalam penerapan SI dalam suatu
perusahaan yang besar. Hal ini diakibatkan karena rasa kurang memilki terhadap sistem
informasi yang diterapkan oleh perusahaan. Hal ini akan menyebabkan banyak satuan kerja
dalam perusahaan belum dapat mengoptimalkan fungsi dan potensi SI untuk mempermudah
komunikasi antar satuan kerja, transfer informasi, dan data perusahaan, serta sharing
pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk memajukan perusahaan.
Tidak memiliki perencanaan memadai mengenai tahapan dan arahan yang harus
dilakukan. Dalam hal ini penerapan sistem informasi dalam perusahan tidak didukung
dengan perencanaan yang matang dan tidak dapat menjembatani keinginan dan kepentingan
orang-orang dalam perusahaan dengan pihak yang mengerti dan membuat sistem informasi
tersebut. Hal ini menyebabkan sistem yang akan dijalankan menjadi tidak terarah sesuai
dengan tujuan perusahaan.
Inkompetensi secara teknologi Kurangnya keterampilan dari tenaga-tenaga yang
digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan TI dan kurangnya inisiatif dan keaktifan SDM
dalam mensosialisasikan keuntungan dan kemudahan dari sistem informasi yang ada akan
menyebabkan sistem yang diterapkan tidak akan 11 berjalan seperti yang diinginkan. Hal ini
sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan di bidang TI-nya masih rendah.
Kesalahannya adalah perusahaan sering memaksakan SDM yang ada untuk menjalankan
investasi TI, padahal SDM tersebut belum mampu.
Strategi dan tujuan tidak jelas ketika akan menerapkan sistem informasi
Kebanyakan pimpinan perusahaan tidak mengetahui apa visi, misi, strategi ataupun rencana
bisnis yang berkenaan dengan implementasi sistem informasi pada perusahaannya. Strategi
dan tujuan merupakan faktor penting yang menjadi penentu seberapa besar pencapaian yang
Pag
e14
----
Tu
gas
MK
SIM
diinginkan ketika perusahaan akan melakukan sesuatu. Tanpa strategi dan tujuan yang jelas
maka apapun yang dilakukan menjadi tidak terarah karena tidak ada batasan dimana sistem
yang digunakan dapat dianggap berhasil ataupun tidak.
Tidak jelasnya kebutuhan terhadap sistem Mengidentifikasi kebutuhan terhadap
sistem dalam suatu perusahaan merupakan bagian dari perencanaan sistem informasi yang
merupakan komponen penting dalam perencanaan perusahaan. Implementasi sistem tertentu
harus dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya yaitu memperkuat bisnis,
memberikan keunggulan kompetitif, mempermudah pengelolaan sumber daya perusahaan
dan penerapan teknologi dalam perusahaan.
Kegagalan dari sistem informasi bukan hanya pada bagian-bagiannya saja, tetapi pada
keseluruhan sistem yang tidak dapat digunakan sebagaimana yang diharapkan. Pengguna
harus memahami sistem informasi dan mengembangkan prosedur manual paralel untuk
membuat sistem bekerja secara sempurna.
Masalah Pokok Sistem Informasi terdapat faktor penyebab munculnya masalah pada
sistem informasi. Faktor tersebut dapat bersifat teknis dan nonteknis. Faktor-faktor tersebut
yaitu:
1. Desain
Informasi mungkin tidak disediakan secara cepat atau tersedia dalam sebuah format
yang tidak memungkinkan bagi pengguna atau menampilkan data yang salah. Pengguna tidak
memahami secara teknis dan harus berinteraksi dengan sistem sering menjadi sangat
kompleks dan membingungkan. Sistem informasi dikatakan gagal jika desainnya tidak sesuai
dengan struktur, budaya, dan tujuan organisasi secara keseluruhan.
2. Data
Data dalam sistem mempunyai tingkat ketidakakurasian dan konsistensi yang tinggi.
Informasi dalam bidang-bidang tertentu bahkan membingungkan atau tidak ditunjukan secara
tepat untuk tujuan-tujuan bisnis. Informasi yang disyaratkan dalam fungsi bisnis yang
spesifik mungkin tidak dapat diakses karena datanya tidak sesuai.
3. Biaya
Sistem sangat diperlukan, namun sering dalam implementasi dan pengoperasiannya
memerlukan biaya di atas anggaran. Harus diperhitungkan manfaat yang akan dihasilkan
ketika diberlakukannya suatu sistem agar tidak terjadi lebih besar biaya yang dikeluarkan
daripada manfaat yang diperoleh.
Pag
e15
----
Tu
gas
MK
SIM
4. Operasi
Sistem tidak akan berjalan dengan baik jika informasi tidak disediakan secara tepat
waktu dan efisien karena operasi komputer yang mengendalikan pemrosesan informasi tidak
berjalan semestinya. Pekerjaan-pekerjaan yang gagal sering mengakibatkan pengulangan-
pengulangan atau penundaan-penundaan dan tidak dapat memenuhi jadwal penyampaian
informasi.
3.6. Penyebab Kesusksesan dan Kegagalan Sistem Informasi
Sistem informasi menjadi prioritas pertama untuk dikembangkan karena besarnya
kekuatan-kekuatan lingkungan eksternal dan kesamaan dari kekuatan faktor internal atau
institusional. Beberapa sistem gagal karena benturan diantara keadaan atau lingkungan
internal.
Ada beberapa alasan mengapa gagal. Beberapa studi telah menemukan bahwa dalam
organisasi dengan situasi dan lingkungan yang hampir sama, inovasi yang sama akan
menghantarkan kesuksesan, namun kegagalan unsure yang lain dalam organisasi merupakan
penyebab kegagalan. Hal ini disebabkan karena focus penjelasan terdapat pada pola
implementasi yang berbeda.
Kegagalan Penerapan Teknologi dan Sistem Informasi disebabkan karena faktor :
Tidak ada kemauan untuk mendayagunakan informasi dan memanfaatkan teknologi
Desain sisfo yang kurang memenuhi harapan
Data yang dihasilkan kurang akurat dan tidak lengkap
Manajemen tidak paham dengan informasi yang disampaikan “grafik, flow chart,rumus”
sehingga informasi yang baikpun tidak akan ada gunanya.
Data sering tidak di update secara rutin dan berkala sehinga informasi yang dihasilkan
telah basi(kadaluarsa waktu penyampaian) dan tak ada gunanya.
Masalah Pokok Spesifik Sistem Informasi (Non teknikal) biasanya berasal dari
organisasi
Desain tidak cocok dengan struktur, budaya dan tujuan organisasi secara keseluruhan.
Data yang dihasilkan tidak cocok dengan harapan dan tujuan bisnis.
Biaya yang diperlukan terkadang diatas anggaran yang disediakan atau biaya lebih besar
dari nilai guna yang diharapkan
Operasi yang diperlukan sangat lama untuk mendapatkan data yang diperlukan, waktu
respon terlalu lama.
Pag
e16
----
Tu
gas
MK
SIM
Penyebab Kesuksesan & Kegagalan Penerapan SITI
Gagal karena adanya benturan diantara lingkungan atau keadaan internal. “Akan sangat
berbahaya jika manusia berpikir seperti komputer bukan komputer yang berpikir seperti
manusia” anggapan ini sering tidak disadari.
Berhasil karena Manajemen perusahaan memang menghendakinya dan senantiasa
melakukan evaluasi untuk perbaikan karena pada dasarnya hasil rancangan manusia tidak
akan pernah sempurna.
Implementasi Konsep;
Indikator kesuksesan
◦ Dukungan dana dari dalam
◦ Penyusunan organisasi baru
◦ Ketersediaan dan perbaikan yang terus menerus
◦ Klasifikasi personal baru
◦ Perubahan otoritas organisasi
◦ Internalisasi program-program pelatihan
◦ Updating sistem secara terus menerus
◦ Promosi orang orang kunci
◦ Daya tahan sistem setelah berubah dari bentuk aslinya
◦ Tercapainya tujuan penggunaan system
Penyebab Kesuksesan dan Kegagalan Implementasi
Keterlibatan dan pengaruh pengguna (SDM)
Kesenjangan Komunikasi antara pengguna dengan perancang SI
Dukungan Manajemen
Tingkat Kompleksitas dan Risiko implementasi sistem
Manajemen dan Proses Implementasi
Pag
e17
----
Tu
gas
MK
SIM
3.7. Tantangan dari Rekayasa Bisnis.
Tantangan inovasi dan implementasi yang ada, tidak lah mengejutkan jika muncul
tingkat kegagalan yang sangat tinggi bagi proyek-proyek rekayasa bisnis, yang secara
mendasar memerlukan perubahan organisasi secara luas. Dalam beberapa kasus masalah
berasal dari ketidakmampuan manajemen mengidentifikasi masalah-masalah kritis untuk
dipecahkan melalui rekayasa atau memperjelas antara perbaikan radikal dari proses bisnis inti
dan perubahan secara menyeluruh. Dalam hal ni perusahaan hanya berusaha membuat
peningkatan-peningkatan menyeluruh dalam operasi yang berlangsung terus menerus
disamping mendisain kembali secara radikal proses bisnisnya. Dalam beberapa kasus
hambatan utama dalam rekayasa disebabkan oleh kurangnya implementasi dan perubahan
pratek-pratek manajemen yang gagal dan pada akhirnya menimbulkan ketakutan untuk
berubah. Masalah-masalah dalam rekayasa adalah bagian dari masalah yang lebih besar dari
implementasi organisasi dan perubahan manajemen.
3.8. Sistem Informasi di BPS.
Implementasi dan pengembangan dari Sistem Statistik Nasional. Pada tahun 2002,
BPS menerapkan sistem rujukan statistik di lingkungan internal BPS dengan tujuan untuk
Pag
e18
----
Tu
gas
MK
SIM
memperbaiki duplikasi kegiatan statistik yang terjadi saat itu. Selama kurang lebih 5 tahun
berjalan, penggunaan sistem yang lama tersebut ternyata belum bisa memenuhi tujuan awal
kegiatan rujukan statistik, dimana sistem hanya bisa digunakan di lingkungan internal BPS
dan tidak bisa menjangkau layanan publik (eksternal) sehingga berujung pada masih
terjadinya duplikasi kegiatan statistik terutama dilingkungan eksternal BPS. Berdasarkan
kondisi tersebut, BPS kemudian merumuskan strategi perubahan kegiatan rujukan statistik
tersebut melalui implementasi dan pemanfaatan sumber daya TI. Untuk mewujudkan strategi
perubahan tersebut, maka pada tahun 2007 BPS membangun sistem metadata kegiatan
statistik berbasis web yang disebut dengan Sistem Informasi Rujukan Kegiatan Statistik
(SIRUSA) yang dapat memberikan layanan publik untuk pengguna eksternal BPS. SIRUSA
merupakan sebuah sistem yang menyimpan metadata kegiatan statistik dan berisikan
informasi tentang kegiatan statistik, meliputi statistik dasar (BPS), sektoral (Instansi
Pemerintah) dan khusus (Lembaga Swasta).
Manajemen perubahan Teknologi Informasi (TI) yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik sehubungan dengan strategi perubahan kegiatan rujukan statistik sebagai
implementasi dari Sistem Statistik Nasional melalui penerapan Sistem Informasi Rujukan
Kegiatan Statistik sebagai IT resources.
1. Rujukan Statistik
Rujukan Statistik merupakan penyelenggaran kegiatan statistik yang mencakup
penyediaan layanan konsultasi, rekomendasi maupun informasi lengkap mengenai koleksi
metadata seluruh kegiatan statistik yang ada di Indonesia (Kepka BPS, 2000). Rujukan
statistik berperan dalam menyediakan informasi metadata secara keseluruhan, menghimpun,
mendokumentasikan selanjutnya menyebarluaskan informasi metadata kegiatan statistik yang
telah diselenggarakan oleh semua pihak di Indonesia. Implementasi kegiatan rujukan statistik
di BPS dilakukan melalui Sistem Informasi Rujukan Kegiatan Statistik.
Pag
e19
----
Tu
gas
MK
SIM
2. Metadata Kegiatan Statistik
Metadata dapat dikatakan sebagai data tentang data, yakni data yang menjelaskan
tentang data tersebut. Metadata mencerminkan transaksi, kegiatan, objek, data konten,
kualitas, kondisi, waktu terbentuk, sejarah, pencipta, hubungan data dan informasi lain
tentang data (P.A.Bernstein and S. Melnik, 2004). Metadata merupakan informasi mengenai
fisik, teknis, proses, bisnis, aturan, dan struktur tentang data (Anne J. Gilliland-Swetland,
2000). Metadata kegiatan statistik dalam kegiatan rujukan statistik dikelompokkan menjadi
tiga jenis, yaitu Statistik Dasar, Sektoral, dan Khusus. Kompilasi dan pengelolaan metadata
kegiatan statistik tersebut memiliki peran yang penting sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan statistik sehingga dapat menghindarkan terjadinya duplikasi
kegiatan statistik.
Untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap mengenai latar belakang,
pembangunan, pengembangan, implementasi dan evaluasi dari Sistem Informasi Rujukan
Kegiatan Statistik (SIRUSA), meliputi SIRUSA versi tahun 2007 dan 2012 (pengembangan).
Selain itu juga dilakukan penelitian terhadap produk dan output dari SIRUSA (metadata
statistik) mulai dari tahun 2007 s/d 2013 untuk mendapatkan data mengenai progress
pelaksanaan SIRUSA selama tujuh tahun. Analisis dan pembahasan studi kasus manajemen
perubahan TI yang dilakukan disini meliputi identifikasi sumber daya TI (ITResources),
tujuan sumber daya TI, perubahan organisasi akibat penerapan sumber daya TI, respon
Pag
e20
----
Tu
gas
MK
SIM
organisasi terhadap perubahan yang telah dilakukan, Forced Field Analysis, rencana
manajemen perubahan, evaluasi dan analisis keberhasilan manajemen perubahan serta
kontinuitas dari perubahan tersebut dimasa mendatang.
Sistem Informasi Rujukan Kegiatan Statistik BPS tersebut dapat diakses melalui
website dengan alamat http://www.sirusa.bps.go.id yang memiliki layanan : kompilasi
metadata kegiatan statistik (dasar, sektoral dan khusus), statistical knowledge system
(indikator, kuesioner dan variabel), statistical e-solution (konsultasi statistik online),
rekomendasi dan klasifikasi kegiatan statistik. Selain SIRUSA, Web Based Application
System dan Metadata Database Management
3.9. IT Resources
IT resources atau sumber daya TI yang diperkenalkan oleh BPS dalam rangka
implementasi perubahan kegiatan rujukan statistik adalah Sistem Informasi Rujukan Kegiatan
Statistik atau SIRUSA. Sistem Informasi Rujukan Kegiatan Statistik merupakan sistem
informasi berbasis web yang menyediakan informasi metadata kegiatan statistik yang ada di
Indonesia, dalam rangka mendukung dan mengembangkan Sistem Statistika Nasional (SSN)
dengan tujuan untuk menghindari terjadinya duplikasi kegiatan statistik(SIRUSA Online,
2013). System juga merupakan IT Resources yang diperkenalkan oleh BPS sebagai satu
kesatuan sistem untuk mendukung dan menjalankan manajemen perubahan TI pada kegiatan
rujukan statistik di BPS. Tujuan utama penerapan kegiatan rujukan statistik di BPS adalah
Pag
e21
----
Tu
gas
MK
SIM
untuk menghindari terjadinya duplikasi kegiatan statistik sebagaimana tertuang dalam
implementasi Sistem Statistik Nasional, baik pada lingkungan internal BPS (Subject Matter)
maupun lingkungan eksternal BPS (lembaga pemerintah, lembaga penelitian, institusi
pendidikan dan masyarakat). Tujuan dari Sistem Rujukan Kegiatan Statistik (SIRUSA)
sebagai IT Resources mengacu pada tujuan utama MANAJEMEN PERUBAHAN
KEGIATAN RUJUKAN STATISTIK.
Tujuan IT Resources beserta indikator kinerja untuk masing-masing tujuan sebagai
berikut;
1. Tersedianya inventaris (repository) metadata kegiatan statistik secara nasional yang bebas
dari duplikasi kegiatan statistik Jumlah metadata kegiatan statistik yang sudah lolos uji
duplikasi dan telah direkam dalam SIRUSA*
2. Tersedianya transparansi informasi statistik mengenai “bahan-dapur” kegiatan statistik
BPS (survei/sensus)
- Jumlah indikator, variabel dan kuesioner yang direkam dalam SIRUSA
- Jumlah informasi mengenai klasifikasi kegiatan statistik(misal : KBLI, KBJI, ISIC,
MFD, KBKI, dsb)
3. Tersedianya akses terhadap metadata dan informasi kegiatan statistik yang bebas dari
duplikasi kegiatan statistik Jumlah akses (Hits) terhadap metadata kegiatan statistik di
SIRUSA*
4. Tersedianya layanan konsultasi dan rekomendasi statistik secara online Jumlah pengunjung
yang terdaftar didalam SIRUSA Jumlah rekomendasi yang dikeluarkan oleh BPS melalui
Pag
e22
----
Tu
gas
MK
SIM
Kesuksesan dan kegagalan penggunan sistem informasi di BPS juga kadang terjadi,
terutama pada kantor-kantot ditingkat Kabupaten/Kota, sementara pada tingkat provinsi dan
BPS Pusat karena sudah didukung oleh SDM yang memadai dibidang IT dan banyak
pelatihan-pelatihan IT dan teknologi IT yang sering dilakukan kegagalan sistem informasi
dengan cepat diantisipasi.
Sistem informasi yang digunakan di BPS selama ini selalu mengikuti teknologi sistem
informasi yang terus berkembang semua ini bermuara untuk memberikan pelayanan data-data
statistik yang cepat dan mudah. Seluruh informasi dipublikasikan baik dalam bentuk hard
copy, software maupun ditampilkan pada website. Berikut contoh/gambar Sistem Informasi
yang digunakan BPS
Gambar 1. Website bps.go.id
Kesuksesan : Dapat mengakses data-data pokok yang dihasilkan BPS dengan mudah melalui
jaringan internet.
Kegagalan : Belum dapat menampung seluruh data-data.
Pag
e23
----
Tu
gas
MK
SIM
Gambar 2. Mailhost BPS
Gambar 3. Monitoring Sensus Pertanian
Kesuksesan : Mempercepat proses hasil pengolahan sensus pertanian.
Kegagalan : Salah satu komponen Sistem sms gateway masih belum maksimal (ada error).
Sementara dalam melaksanakan tugas pekerjaan pada kantor-kantor dibawahnya
dilakukan pengontrolan monitoring pekerjaan juga dengan sistem informasi yang telah
Pag
e24
----
Tu
gas
MK
SIM
dilakukan oleh pegawai BPS didaerah terutama kegiatan survei dan sensus ini seperti hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) berikut ;
Gambar 4.
Monitoring kegiatan survei sosial ekonomi nasional (Susenas) setiap pekerjaan selesai
lapangan dilakukan monitoring capaian hasil lapanngan begitu juga hasil entry data, juga
dilakukan monitoring disetiap Kabupaten kota sebagai contoh berikut ini monitoring kegiatan
susenas. Hasil entry yang diupload apakah pekerjaan sudah seleasi dilakukan apa belum
sehingga terlihat kinerja pegawai kabupaten kota khususnya yang ada di BPS Provinsi Jawa
Barat.
Disisi lain penggunaan SMS gate way juga dilakukan dalam mempercepat pengiriman
data sederhana. Pengguna GPS juga dilakukan oleh BPS dalam membuat peta-peta wilayah
pendataan/pencacahan. Untuk merelease berita resmi tentang statistik juga dilakukan video
converence terutama data-data yang pokok seperti inflasi pertumbuhan ekonomi dan lain-
lain. Kecangihan teknologi sistem informasi yang digunakan tersebut hampir pasti sangat
membantu dan mempercepat pekerjaan. Sementara ada kegagalan juga dalam melaksanakan
tugas dengan penggunaan sistem informasi ini diantaranya penggunan sms gate way yang
kadang masih ditemui kendala error ataupun kesiapan SDM dalam pengunaan sistem
informasi ini juga mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan penggunaan sistem informasi.
Beberapa contoh kegagalan BPS dalam menerapkan sistem informasi diantara penggunaan
sms gateway yang melibatkan petugas lapangan pada kegiatan sensus namun kegagalan ini
akibat dari SDM pada petugas/mitra yang menbantu BPS dalam melaksanakan sensus dalam
penggunaan data dengan media hp ternyata tidak berjalan mulus terutama proses pengiriman
data dari petugas lapangan yang salah dalam format isian sms atau error sehingga data tidak
Pag
e25
----
Tu
gas
MK
SIM
bisa masuk ke pusat server. Begitupula dengan web site khususnya pada tingkat
Kabupaten/Kota yang kadang sulit diakses atau akibat ada yang menghacker yang mungkin
belum dilengkapi sistem pengamanan. Berkut ini contoh-contoh penggunaan sistem informasi
yang digunakan oleh BPS.
Pag
e26
----
Tu
gas
MK
SIM
BAB IV
KESIMPULAN
Penerapan sistem informasi dalam suatu perusahaan tidak selalu berhasil dengan baik.
Supaya dapat berhasil dengan baik maka perusahaan harus melakukan langkah-langkah yang
tepat ketika akan mengimplementasikan sistem informasi. Langkah-langkah ini harus
dilakukan dalam sebuah cara yang sistematis dan mengikuti kaidah-kaidah yang ada.
Walaupun hal ini tidak menjamin kesuksesan pengimplementasian sebuah sistem informasi
ke dalam perusahaan, namun pengerjaan yang telah mengikuti kaidah akan mendekatkan
kepada hasil yang lebih baik.
Selain kesuksesan, dalam penerapan sistem informasi juga terdapat kegagalan.
Kegagalan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yang penting adalah rasa
memiliki perusahaan yang kurang bersama, ketidakmampuan teknisi TI yang dipekerjakan
oleh perusahaan, dan ketidakcocokan TI yang dikembangkan oleh teknisi dengan tujuan
perusahaan akibat ketidaktahuan manajer perusahaan mengenai TI yang ingin dikembangkan.
Maka, untuk memastikan bahwa pengimplementasian TI dan SI dapat berhasil dengan baik
dibutuhkan partisipasi oleh pihak perusahaan dan mempekerjakan tenaga TI yang handal,
profesional, dan beretika.
Pag
e27
----
Tu
gas
MK
SIM
DAFTAR PUSTAKA
Fuadi, A. 1995. Langkah-Langkah Menuju Penyempurnaan Sistem Informasi.
Majalah Manajemen. Edisi September-Oktober.
Kroenke, David M. 1994. Management Information System. McGraw Hill
O’Brien, James A. 1999. Management Information Systems: Managing Information
Tecnology in The Networked Enterprice, forth Edition, IRWIN, USA.
O’Brien, James A. 2002. Pengantar Sistem Informasi. Salemba Empat, Jakarta.
O’Brien, JA and George Marakas 2009. Management Information Sistem. Ninth Edition.
McGraw-Hill.Inc. Boston.
O’Brian dan Marakas. 2008. Management Information System. McGraw Hill.
Windarto, A. 2003. Mantra Baru Investasi Teknologi Informasi. Majalah Swa(sembada).
Edisi 23 Januari-5 Februari 2003. No. 02/XIX/23.
Website : bps.go.id