tugas sim kelompok ipb

37
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang pesat menuntut perusahaan yang ada saat ini harus memiliki keunggulan dalam menjalankan proses bisnisnya agar tetap bertahan dalam dunia bisnis, oleh karena itu saat ini banyak perusahaan yang mulai memanfaatkan sistem dan teknologi informasi sebagai komponen utama dalam mencapai keunggulan dalam berkompetisi dalam bisnis. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Sistem informasi manajemen menitikberatkan pada informasi untuk suatu keputusan terstruktur atau informasi yang dapat diantisipasi. Hal tersebut mungkin tampak sederhana, tetapi sebenarnya menyediakan informasi untuk membantu manajer-manajer dalam membuat dan memutuskan keputusan-keputusan terkait pekerjaan yang sangat sulit dan kompleks. Sistem informasi manajemen memainkan peranan penting dalam penyusunan rencana strategis, pembuatan keputusan, dan pengontrolan kegiatan-kegiatan untuk dapat mengukur tingkat keberhasilannya. Sistem merupakan sekumpulan hal yang atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi

Upload: patchfighter

Post on 11-Sep-2015

252 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

sippo

TRANSCRIPT

BAB III

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman yang pesat menuntut perusahaan yang ada saat ini harus memiliki keunggulan dalam menjalankan proses bisnisnya agar tetap bertahan dalam dunia bisnis, oleh karena itu saat ini banyak perusahaan yang mulai memanfaatkan sistem dan teknologi informasi sebagai komponen utama dalam mencapai keunggulan dalam berkompetisi dalam bisnis.

Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Sistem informasi manajemen menitikberatkan pada informasi untuk suatu keputusan terstruktur atau informasi yang dapat diantisipasi. Hal tersebut mungkin tampak sederhana, tetapi sebenarnya menyediakan informasi untuk membantu manajer-manajer dalam membuat dan memutuskan keputusan-keputusan terkait pekerjaan yang sangat sulit dan kompleks. Sistem informasi manajemen memainkan peranan penting dalam penyusunan rencana strategis, pembuatan keputusan, dan pengontrolan kegiatan-kegiatan untuk dapat mengukur tingkat keberhasilannya.

Sistem merupakan sekumpulan hal yang atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan (Sutanta 2003). Sistem informasi (SI), teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial, dan kerja sama kelompok kerja, hingga dapat memperkuat posisi kompetitif perusahaan dalam pasar yang cepat sekali berubah (OBrien dan Marakas, 2011).

Perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi adalah gabungan dari aktivitas pengembangan sistem dan teknologi informasi serta perencanaan strategi bisnis sehingga menghasilkan perpaduan yang sangat menguntungkan untuk meningkatkan proses bisnis dan kegiatan secara keseluruhan dari perusahaan tersebut. Dengan penerapan sistem dan teknologi informasi yang baik, maka akan menghasilkan informasi yang tepat dan cepat, sehingga akan membantu para manajer dalam menentukan strategi-strategi bisnis yang tepat dan cepat untuk mencapai visi dan misi perusahaan dengan cara menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan bagi para pembuat keputusan.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. berdiri pada tanggal 16 Januari 1985. Merupakan salah satu perusahaan penghasil semen terbesar di Indonesia, dengan penerapan Sistem Infomasi Manajemen (SIM), Perusahaan dapat mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses bisnis internal perusahaan, terutama dalam manufaktur, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan fungsi sumber daya manusia dari bisnis.1.2.Tujuan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam perusahan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Serta permasalahan yang terdapat didalamnya. II. DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. berdiri pada tanggal 16 Januari 1985. Pabrik-pabrik yang saat ini dimiliki oleh Perseroan berasal dari PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE), yang dalam tahun 1973 mulai membangun tanur putar pertama dengan kapasitas terpasang sebesar 500.000 ton semen abu-abu. Pembangunan tanur yang pertama ini selesai pada tahun 1975 dan diresmikan pada tanggal 4 Agustus 1975. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Perseroan. Tanur pertama ini juga menjadi pabrik semen pertama yang dimiliki Perseroan. Produksi komersialnya juga dimulai pada tahun yang sama.

a. Pada tanggal 4 Agustus 1976, pabrik kedua dari DICE dengan kapasitas produksi sebesar 500.000 ton semen per tahun diresmikan. Pabrik ini kemudian menjadi pabrik kedua dari Perseroan.

b. Tanggal 26 Desember 1978, PT Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PICE) meresmikan pabrik semen pertamanya yang memiliki kapasitas produksi 1.000.000 ton semen per tahun. Pabrik ini kemudian menjadi pabrik semen ketiga dari Perseroan.

c. Kemudian tanggal 17 November 1980, PICE meresmikan pabrik semen kedua dengan kapasitas produksi 1.000.000 ton semen per tahun. Pabrik ini menjadi pabrik semen keempat dari Perseroan.

d. Tanggal 11 Maret 1981, PT Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PIICPE) meresmikan pabrik semennya. Pabrik semen ini memproduksi 150.000 ton semen putih White Cement) dan 50.000 ton semen sumur minyak (Oil Well Cement) per tahun. Produksi semen putih dimulai pada tahun 1982, sedangkan semen sumur minyak baru diproduksi pada tahun 1983. Pabrik semen ini kemudian menjadi pabrik semen kelima dari Perseroan.

e. Pada tanggal 5 September 1983, PT Perkasa Agung Utama Indonesia Cement Enterprise (PAUICE) meresmikan pabrik semennya yang memiliki kapasitas produksi sebesar 1.500.000 ton semen per tahun. Pabrik ini kemudian menjadi pabrik keenam dari Perseroan.

f. Tanggal 16 Desember 1984, PT Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (PIAICE) meresmikan pabrik semen pertamanya yang memiliki kapasitas produksi sebesar 1.500.000 ton semen per tahun. Pabrik semen ini kemudian menjadi pabrik ketujuh dari Perseroan.

g. Peresmian pabrik kedelapan Perseroan dilakukan pada tanggal 26 Juli 1985, dengan kapasitas produksi 1.500.000 ton semen per tahun. Pabrik ini didirikan oleh PT Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise (PAMICE).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada mulanya kedelapan pabrik yang dimiliki Perseroan tersebut dikelola dan dioperasikan oleh 6 buah perusahaan, yang kemudian pada tahun 1985 ke 6 perusahaan tersebut bergabung menjadi PT Indocement Tunggal Prakarsa. Kedelapan pabrik tersebut di atas berada di satu lokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.

h. Selanjutnya, pabrik kesembilan - terletak di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat - berasal dari PT Tridaya Manunggal Perkasa Cement (TMPC) yang diambil alih oleh Perseroan pada tahun 1991. Pabrik tersebut memiliki kapasitas terpasang tahunan sebesar 1.200.000 ton.

i. Sedangkan pada tahun 1996, Perseroan menyelesaikan pembangunan pabrik ke 10 dengan lokasi dan kapasitas yang sama dengan pabrik ke 9.

j. Pabrik kesebelas yang terletak di Citeureup, Bogor, Jawa Barat diresmikan pada tanggal 1 Maret 1999 dengan kapasitas terpasang sebesar 2.400.000 ton klinker per tahun.

Sebagai hasil merjer antara Perseroan dengan PT Indocement Investama dan PT Indo Kodeco Cement (IKC) pada 29 Desember 2000, maka Perseroan menjadi pemilik pabrik semen di Tarjun, Kota Baru, Kalimantan Selatan (sebelumnya dimiliki oleh IKC). Pabrik tersebut menjadi pabrik Perseroan keduabelas.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini, Perseroan memiliki 12 pabrik. Pabrik ke-1 sampai dengan pabrik ke-8 dan pabrik ke-11 berada di Citeureup - Bogor, pabrik ke-9 dan pabrik ke-10 berada di Cirebon, sedangkan pabrik ke 12 berada di Tarjun, Kota Baru.Status Perseroan sejak tanggal 5 Desember 1989 adalah perusahaan publik (Go Public) , di mana Perseroan mencatatkan sebagian sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Dengan status sebagai perusahaan public, maka nama Perseroan ditambah dengan Tbk. - yang berarti: Terbuka - menjadi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Selanjutnya, pada tanggal 26 September 1994 Perseroan mencatatkan seluruh sahamnya di BEJ dan BES.

Pada 18 April 2001, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd. (anak perusahaan HeidelbergCement Group/Kimmeridge) telah membeli seluruh saham Perseroan milik Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan PT Holdiko Perkasa. Dengan demikian, pada tanggal tersebutKimmeridgetelah resmi menjadi pemegang saham Perseroan.

Pada 24 April 2001,Kimmeridge melaksanakan HMETD atas saham-sahamnya serta saham-saham PT Mekar Perkasa dan PT Kaolin Indah Utama. Berkaitan dengan hal tersebut, makaKimmeridge menjadi pemegang 45,48% saham Perseroan. Heidelberg CementGroup adalah produsen semen kelas dunia yang berpusat di Jerman dan beroperasi di 50 negara, menjadi pemegang saham pengendali Perseroan. Dengan masuknya Perseroan dalam Heidelberg Cement Group (melalui Kimmeridge), Perseroan memperoleh manfaat keahlian teknis dan keuangan bertaraf international, serta dukungan jaringan global di bidang pemasaran.

Pada tanggal 18 Desember 2002, Perseroan menjadi pemegang saham pengendali di PT Pionir Beton Industri. Pada tahun ini pula Perseroan menyelesaikan proyek presipitator elektrostatis di pabrik Citeureup dan Cirebon.

TahunPlant / LokasiProdukKapasitas Produksi1

1975

1976

1979

1980

1980

1983

1984

1984

19912

1996

1999

20003Plant 1 / Citeureup, Jawa Barat

Plant 2 / Citeureup, Jawa Barat

Plant 3 / Citeureup, Jawa Barat

Plant 4 / Citeureup, Jawa Barat

Plant 5 / Citeureup, Jawa Barat

Plant 6 / Citeureup, Jawa Barat

Plant 7 / Citeureup, Jawa Barat

Plant 8 / Citeureup, Jawa Barat

Plant 9 / Cirebon, Jawa Barat

Plant 10 / Cirebon, Jawa Barat

Plant 11 / Citeureup, Jawa Barat

Plant 12 /Tarjun, Kalimantan SelatanOPC, PCC

OPC, PCC

OPC, PCC

OPC, PCC

OWC/WC

OPC, PCC

OPC, PCC

OPC, PCC

OPC, PCC

OPC, PCC

OPC, PCC

OPC, PCC640

534

1024

1024

214

1472

1760

1520

1216

1216

2400

2400

Kapasitas Total15420

Tabel 3 .1 Kapasitas Produksi (sumber : Intranet)Keterangan :

1 dalam ribuan ton klinker tiap tahun

2 dengan akusisi

3 dengan merger bersama PT Indo Kodeco Cement pada 29 Desember 2000OPC : Ordinary Portland Cement

PCC: Portland Composite CementOWC : Oil Well CementWC : White Cement

2.2 Struktur organisasi perusahaan

Gambar 3.1. Struktur organisasi perusahaan2.3.Ruang Lingkup Pekerjaan Electric Maintenance Plant 11

Electrical Department Plant 11 mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab terhadap pemeliharaan peralatan listrik dan instrument yang ada di plant 11. Seperti diketahui bahwa peralatan listrik dan motor-motor adalah merupakan penunjang utama untuk penggerak mesin dalam proses produksi semen. Oleh karena itu Electrical Department senantiasa menjaga kehandalan peralatan listrik dan kontinuitas operasi dalam rangka menunjang kelancaran operasi Plant 11 dengan memperhatikan beberapa aspek biaya, keselamatan dan lingkungan. Untuk menunjang kelancaran proses produksi dan memudahkan dalam pembagian pekerjaan dan pengontrolan, maka dibuat suatu struktur organisasi Electrical Department Plant 11 seperti terlihat pada gambar 3.2.

Dalam menjalankan tugas di Electrical Maintenance Plant 11 terdiri dari kelompok kerja (work group) yaitu :

A. Group Shift Maintenance

B. Group Non Shift Maintenance

C. Group Planning & EvaluationA. Group Shift Maintenance

Adapun bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawab group shift adalah :

1. Menangani trouble shooting2. Melakukan inspeksi berdasarkan jadwal yang ditentukan

3. Menangani areal kerja dari Raw Meal, Kiln, Finish Mill, Packing House dan Coal Mill4. Berdasarkan permintaan section lain

5. Melanjutkan pekerjaan trouble shooting yang belum selesai oleh shift terdahulu.B. Group Non Shift Maintenance

Adapun bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawab meliputi :

1. Pemeliharaan dasar: kebersihan dan pelumasan equipment, pelaksanaan work order IMS2. Inspeksi berdasarkan work order IMS3. Perbaikan kerusakan: Service, Modifikasi, Repair dan pemasangan

4. Memenuhi/melayani permintaan berdasarkan SR dan ISR5. Perbaikan pada waktu Kiln ShutdownC. Group Planning & Evaluation

Adapun bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawab meliputi :

1. Merencanakan dan melakukan evaluasi hasil kerja

2. Merencanakan jadwal pemeliharaan

3. Merencanakan suku cadang

4. Pengawasan terhadap peralatan kerja

5. Analisa data

6. Memasukan data (data entry) dari work order IMS

7. Administrasi perkantoran

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Electric Department P 6/11

2.4 Proses Produksi Semen

Proses produksi semen dapat diperlihatkan melalui alur proses pada gambar di bawah ini (Gb. 3.3)

Gambar 3.3 Alur Produksi Semen

(sumber : intranet)Bahanbaku untuk pembuatan semen terdiri dari batu kapur (80% ), tanah liat (10%), pasir-silika (9%) dan pasir besi (1%). Berikut akan digambarkan dengan ringkas 7 tahap pembuatan semen : 2.4.1 Penambangan dan PenghancuranBatu kapur, yang merupakan bahanbaku utama, ditambang di quarry yang berjarak 6 km dari pabrik. Setelah dikeruk oleh diesel shovel dan dimuat ke dump truck, kemudian dibawa ke mesin penghancur batu yang sanggup menghancurkan batu sebanyak 2.500 ton per jam. Batu kapur yang telah dihancurkan kemudian dikirim dengan ban berjalan ke tempat penampungan yang berjarak sekitar 4 km. Begitu juga proses yang sama untuk tanah liat, pasir dan pasir besi.2.4.2 PengeringanSemua bahan yang sudah dihancurkan dikeringkan di dalam pengering yang berputar untuk mencegah pemborosan panas. Kadar air dari material tersebut menjadi turun sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan sesuai standar yang telah ditetapkan. 2.4.3 Penggilingan Setelah disimpan di Raw Mill Feed Bins, campuran material yang telah mengikuti standar dimasukkan ke dalam penggilingan. Dalam proses penggilingan ini, pengambilan contoh dilakukan setiap satu jam untuk diperiksa agar komposisi masing-masing material tetap konstan dan sesuai dengan standar. Setelah itu tepung yang telah bercampur itu dikirimkan ke tempat penyimpanan. 2.4.4 Pembakaran dan Pendinginan Dari tempat penyimpanan hasil campuran yang telah digiling, material yang telah halus itu dikirim ke tempat pembakaran yang berputar dan bertemperatur sangat tinggi sampai menjadi klinker. Setelah klinker ini didinginkan, dikirim ke tempat penyimpanan. Selama proses ini berlangsung, peralatan yang canggih digunakan untuk memantau proses pembakaran yang diawasi secara terus menerus dari Pusat Pengendalian. Bahan bakar yang dipergunakan adalah batu bara, kecuali untuk semen putih dan oil well cement digunakan gas alam. 2.4.5 Penggilingan AkhirKlinker yang sudah didinginkan kemudian dicampur dengan gips yang masih diimpor, kemudian digiling untuk menjadi semen. Penggilingan ini dilaksanakan dengan sistem close circuit untuk menjaga efisiensi serta mutu yang tinggi. Semen yang telah siap untuk dipasarkan ini kemudian dipompa ke dalam tangki penyimpanan. 2.4.6 PengantonganDari silo tempat penampungan, semen dipindahkan ke tempat pengantongan untuk kantong maupun curah. Pengepakan menjadi efisien dengan menggunakan mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Kantong-kantong yang telah terisi dengan otomatis ditimbang dan dijahit untuk kemudian dimuat ke truk melalui ban berjalan. Sedangkan semen curah dimuat ke lori khusus untuk diangkut ke tempat penampungan di pabrik, atau langsung diangkut ke Tanjung Priok untuk disimpan atau langsung dikapalkan. 2.4.7 Pengawasan Mutu Untuk menjaga agar produksi semen yang berkualitas tinggl bisa tetap konsisten, pengujian yang dilakukan dengan menggunakan fasilitas kontrol kualitas yang dihubungkan dengan komputer. Termasuk diantaranya pengujian sampel otomatis secara terus menerus, analisa X-ray, analisa mikroskop secara berkala, yang semuanya dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang ahli.

III. LANDASAN TEORI3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Dari defenisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu : 1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.

2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.

3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.

4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.

3.2 Sistem Informasi ManajemenSistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuantertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Prinsip utama perancangan SIM: SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.

Gambar 1. Komponen-komponen dalam SI (Sumber: OBrien, 2007)

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.1. Komponen input : Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen- dokumen dasar.

2. Komponen model : Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Komponen output : Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.

4. Komponen teknologi : Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

5. Komponen hardware : Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi. Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.

6. Komponen software : Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.

7. Komponen basis data : Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).

8. Komponen kontrol : Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan- kesalahan dapat langsung cepat diatasi. 9. Komponen jaringanUntuk menghubungkan komputer-komputer perangkat keras dalam sebuah kesatuan diperlukan media untuk menghubungi antara hardware dan software sistem informasi yang digunakan di suatu perusahaan. Komponen jaringan terdiri dari hardware dan software jaringan. Hardware komponen jaringan berupa kartu penghubung jaringan (Network Interface Card), media penghubung jaringan, HUB (konsentrator), repeater, bridge, dan router. Komponen software jaringan berupa sistem operasi jaringan, network adapter drive, dan protokol jaringan

IV. PEMBAHASAN

4.1 Sistem Manajemen Pemeliharaan

Sistem manajemen pemeliharaan adalah rangkaian kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal dalam rangka mencapai sasaran pemeliharaan peralatan / mesin dan fasilitas lain dalam suatu unit produksi dengan melakukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan / pengontrolan untuk mencapai tujuan. Sistem manajemen pemeliharaan menghendaki organisasi dapat mengendalikan dan mengelola sumber dayanya dengan mengoptimalkan kerja mesin / peralatan maupun sumber daya manusia.

Sistem pemeliharaan mengalami beberapa tahapan-tahapan, yaitu :

1. Breakdown Maintenance

2. Preventive Maintenance

3. Predictive Maintenance

4. Total Productive Maintenance

4.1.1Breakdown Maintenance

Breakdown Maintenance atau pemeliharaan atas kerusakan adalah perbaikan atas kerusakan yang sudah terjadi. Informasi kerusakan ini umumnya datang dari operator dan tindakan perbaikannya harus segera dilaksanakan.

Sistem ini tidak selalu jelek, tetapi untuk pemeliharaan peralatan listrik dan instrument masih dipakai. Beberapa peralatan tidak bisa dipelihara atau digunakan sistem yang lain seperti card-card instrument, relay, MCB dan lain-lain. Apalagi dewasa ini peralatan control mengarah pada pemakaian card-card elektronik seperti Soft Starter, Converter, Protection Relay sehingga mau tidak mau sistem breakdown maintenance masih tetap dipergunakan.

4.1.2Preventive Maintenance

Preventive Maintenance (PM) atau pemeliharaan pencegahan adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan atau keausan. Secara umum orang mempunyai pengertian bahwa PM adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan berkala seperti kegiatan inspeksi, servis dan perbaikan berkala. Pada pemeliharaan ini berdasarkan waktu atau Time Base.

Dengan melakukan PM secara sistematis dimaksudkan agar :

1. Diperoleh pandangan menyeluruh tentang kondisi teknis dari peralatan

2. Dapat meramalkan sisa umur dari komponen

3. Dapat merencanakan penggantian komponen

4. Mengurangi perbaikan yang parah

5. Mengurangi jumlah breakdown4.1.3 Predictive Maintenance

Pemeliharaan Prediktif dikenal juga sebagai pemeliharaan dengan acuan kondisi alat atau Condition Base. Metode ini mengukur setiap keluaran pada alat yang berhubungan dengan kemunduran komponen atau subsistem. Misalnya noise atau bunyi pada bearing yang terus menerus dan semakin keras merupakan petunjuk keausan. Metode ini biasanya memungkinkan pengukuran yang dilakukan dibandingkan dengan suatu nilai batas tertentu. Bila kondisi abnormal bisa dideteksi, masih tersedia cukup waktu untuk menganalisis kondisi gangguan dan menghindari terjadinya breakdown. Masih ada rencana penanggulangan ataupun mengurangi dampak kegagalan yang akan terjadi pada alat.

Keuntungan penerapan pemeliharaan prediktif adalah inspeksi bisa dilakukan tanpa menghentikan operasi alat. Dengan demikian tidak ada kehilangan waktu akibat inspeksi shutdown. Keuntungan lain berupa biaya pekerja lebih rendah bila dibandingkan dengan pemeliharaan preventif.4.1.4 Indocement Maintenance/ Management System (Workflow Indocement System)

Indocement Maintenance System adalah suatu sistem manajemen pemeliharaan yang mengelola peralatan (mechanical, electrical) secara terpadu dan terkendali dengan mengikut sertakan seluruh komponen yang terkait antara lain tenaga kerja, alat yang dipakai serta suku cadang.

Sistem pemeliharaan ini lebih ditekankan kepada bidang pekerjaan yang sifatnya preventive, dimana pemeliharaan peralatan/mesin secara teratur dengan mempertimbangkan interval waktu yang disesuaikan tanpa menunggu peralatan tersebut mengalami kerusakan.

4.1.5Work Order (WO)

Work Order adalah petunjuk atau perintah kerja yang dikeluarkan Workflow yang mencakup :

1. Jenis / sifat pekerjaan yang harus dilaksanakan terhadap peralatan / mesin, apakah berupa pekerjaan pemeliharaan / perbaikan atau inpeksi.

2. Sejumlah instruksi yang harus dikerjakan yang berhubungan dengan pemeliharaan / perbaikan.

3. Daftar sumber daya manusia dan alat yang digunakan dalam instruksi-instruksinya.

4. Daftar suku cadang yang digunakan dalam instruksi-instruksi

Adapun jenis-jenis work order yang dikeluarkan Work flow adalah :

a. Preventive work order

Adalah lembar kerja yang dikeluarkan Work flow secara otomatis berdasarkan penjadwalan yang ditetapkan yang diatur dengan interval waktu.

b. Inspection work order

Adalah lembar kerja yang ditekankan pada perintah pemeriksaan inspeksi dan hasilnya dituangkan dalam bentuk angka (nilai)

c. Corrective work order

Adalah perintah kerja yang dibuat secara manual untuk menangani jenis pekerjaan emergency, service request dari department lain dan ISR (Internal Service Request).

d. Triggered / Sleeping work order

Adalah perintah kerja yang dibuat secara otomatis apabila parameter hasil pemantauan inspeksi melampaui ambang batas yang telah ditetapkan sebelumnya.4.2Departemen Elektrikal Plan 6 - 11Departemen ini memiliki kewajiban untuk mendukung dan membantu kegiatan utama plant, yakni proses produksi, dengan menjaga kelangsungan pasokan listrik plant dan instrument (alat) listrik yang digunakan agar dapat bekerja dengan baik dan dapat diatasi dengan cepat jika terjadi kerusakan. Umumnya, alat listrik tersebut adalah motor-motor listrik yang digunakan mulai dari proses pengolahan raw meal hingga finish mill, yang jumlahnya mencapai lebih dari 2000 buah motor, seperti motor fan, motor conveyor, kiln drive motor, grinding dan finish mill drive motor, dan lain sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, selain mengerjakan program departemen yang terdiri dari planning and evaluation dan instrument electric maintenance yang meliputi kegiatan overhaul dan perawatan alat-alat listrik, departemen ini juga melayani work request dari departemen mekanik dan produksi jika terjadi masalah (trouble) dilapangan serta untuk kalibrasi alat ukur listrik.

Gambar 2 : Proses Electrical Department

Meskipun tugas utama depertemen ini adalah untuk mendukung kegiatan proses produksi, namun keberadaannya tetap menjadi sangat penting. Hal ini dapat dirasakan jika terjadi masalah yang berkaitan dengan alat listrik yang dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan produksi atau bahkan bisa sampai membuat plant berhenti produksi sama sekali.

Dalam Menjalankan tugas dan fungsinya departemen ini terbagi kedalam tiga bagian (section) yang memiliki tanggung jawab yang berbeda tiap bagiannya, bagian tersebut tergambarkan pada diagram organisasi dibawah ini, diagram tersebut menunjukan garis komando pada departemen elektrikal di plant 6 11 ini.

Gambar 3 : Diagram Organisasi Departemen Elektrikal Plant 6 114.2.1 Planning and Evaluation group

Seperti yang terlihat pada diagram organisasi pada departemen elektrikal terdapat sebuah seksi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan resource planning (man scheduling), maintenance planning (penyusunan jadwal maintenance, menentukan hal yang perlu maintenance, memberikan petunjuk cara maintenance,dll), material planning (penyediaan sparepart, oli, maupun alat atau bahan lainnya), pengawasan pelaksanaan maintenance, dan evaluasi hasil maintenance. Dalam menyelesaikan tugas pada seksi ini dibagi kedalam beberapa penanggung jawab yang berisi :

1. Planner : Merupakan penanggung jawab dari seksi/grup ini, seorang planner membuat planning (man schedulling), membagi tugas tugas sesuai data inspeksi dan juga membuat perencanaan serta memastikan ketersediaan tenaga kerja untuk menyelesaikan tugasnya.

2. Engineer : Yaitu memiliki tugas sebagai penganalisa, masalah masalah yang ada dan perencanaan agar masalah masalah tersebut tidak terjadi lagi.

3. Part Material Control : Yaitu memiliki tugas sebagai penyedia material (spare part) dan memastikan ketersediaannya, selain itu juga membuat dan berkoordinasi dengan pihak supply division dan warehouse.

4. Inspector dan jr.Inspector : Yaitu melakukan inspeksi secara berkala, memastikan kelayakan peralatan listrik berjalan dengan baik dan bebas gangguan, apabila terdapat gangguan maka akan dimasukan keberita acara untuk di buat work order.

5. IMS Data Entry : Yaitu memasukan data kedalam work flow IMS dan membuat jadwal untuk perawatan sesuai alur IMS.

6. Warehouse : Yaitu yang bertanggung jawab atas gudang dari workshop elektrikal, memastikan ketersediaan material yang akan digunakan dan berkoordinasi dengan part material control.

7. Tool keeper : Yaitu bertanggung jawab atas peralatan yang akan digunakan untuk bekerja.

Gambar 4 : Diagram Work Flow IMMS4.2.2 Electrical Maintenance Section

Bertanggung jawab untuk pelaksanaan maintenance sesuai yang direncanakan oleh Planning and Evaluation group untuk peralatan listrik dengan arus kuat seperti keberlangsungan motor motor listrik dan transformator. Setelah Inspector melakukan inspeksi tehadap peralatan listrik maka dibuat work order untuk dikerjakan oleh seksi ini. Seksi ini dipimpin oleh seorang superintendent yang bertanggung jawab terhadap keberlangsungan tugas yang dikerjakan. Tugas yang dimaksud seperti Preventive maintenance terhadap motor high tension, Penggantian bearing motor, penggantian panel dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan tanggung jawab ini seksi ini dibagi kedalam 4 group kerja dan 1 group inspeksi, area kerja dikerjakan berdasarkan wilayah plant 6 dan plant 11, yang mana terbagi kedalam dua wilayah untuk masing masing plant yaitu wilayah raw mill dan kiln serta wilayah cement mill dan packing. Untuk keberlangsungan pabrik dari sisi elektris selama 24 jam, maka seksi ini juga terdapat shift group yang terbagi kegalam 3 group shift yaitu shift A, B dan C.

4.2. 3Instrumentation Section

Bertanggung jawab untuk pelaksanaan maintenance sesuai yang direncanakan oleh Planning and Evaluation group untuk peralatan listrik dengan arus lemah atau secara instrumentasi alat alat listrik seperti speed sensor, Weighing feeder dsb. Setelah Inspector melakukan inspeksi tehadap peralatan listrik maka dibuat work order untuk dikerjakan oleh seksi ini. Seksi ini dipimpin oleh seorang superintendent yang bertanggung jawab terhadap keberlangsungan tugas yang dikerjakan. Tugas yang dimaksud seperti Preventive maintenance terhadap sensor seperti load cell pada wheiging feeder, metal separator dan scatter untuk mengukur suhu kiln shell. Dalam pelaksanaan tanggung jawab ini seksi ini dibagi kedalam 2 group kerja dan 1 group inspeksi, area kerja dikerjakan berdasarkan wilayah plant 6 dan plant 11 Untuk keberlangsungan pabrik dari sisi elektris selama 24 jam, maka seksi ini juga terdapat shift group yang terbagi kegalam 3 group shift yaitu shift A, B dan C.

4.3 Kendala dan PermasalahanKendala yang timbul

1. sistem dari server utama sudah bagus, hanya saja user PC yang masih ada kelemahan2. Alur kerja yang masih sulit dalam hal surrogate (klo berhalangan dan tidak sempat konfirm bisa menghambat)3. Dalam hal supply (gudang) sparepart produksi semen terkadang tidak sesuai dengan yang yang ada digudang, dalam hal jumlah maupun spesifikasi karena data yang dikirimkan ada ketidak sesuaianV. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

4. Upgrade atau maintenance rutin5. Program lebih fleksible jika ada yang berhalangan bisa dengan wakil yang memiliki password6. Pendataan secara teliti sesuai spesifikasi dan meminimalisir kekeliruan input data

DAFTAR PUSTAKA

Ariefiani R. 2010. Faktor penentu kesuksesan dan kegagalan pengembangan sistem informasi di suatu perusahaan. http://rizma.blogstudent.mb.ipb.ac.id.Gunton. 1993. A Dictionary of Information System & Computer Science. McGraw-Hill: New York.

Kudang B. Seminar dan Solahudin, MS. 2010. Pemahaman Teknologi Informasi dan Sistem Informasi. FATETA. IPB : Bogor

Leitch, R. A. 2004.The Chiropractic Theories:A Textbook of Scientific Research. Lippincott Williams and Wilkins: New Jersey.

Murdaningsih A. 2009. Analisis Pengaruh Partisipasi pemakai terhadap Kepuasan Pemakai Sistem Informasi dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Dukungan Manajemen Puncak, Komunikasi Pemakai-Pengembang, Kompleksitas Sistem, Kompleksitas Tugas, pengaruh Pemakai sebagai Variabel Pemoderasi [skripsi]. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Muhammadiyah. Surakarta.

OBrien & Marakas. 2011.Management Information System Tenth Edition. c.Graw- Hill Companies: New York.

Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu: Yogyakarta.

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

ORGANIZATION STRUCTURE

BOARD OF COMMISSIONERS

THE SAREHOLDERS GENERAL MEETING

BOARD OF DIRECTORS

PRESIDENT DIRECTOR

NON EXECUTIVE

DIRECTOR

NON EXECUTIVE

DIRECTOR

NON EXECUTIVE

DIRECTOR

TAXATION & TREASURY DIVISION

DEPUTY FINANCIAL DIRECTOR CORPORATE FINANCE

ACCOUNTING & CONTROLLING DIVISION

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM DIV.

CORPORATE SECRETAIAT DIV

INTERNAL AUDIT DIVISION

CORPORATE LEGAL

TECHNICAL

DIRECTOR

FINANCE DIRECTOR

MARKET DEVELOPMENT DIVISION

SALES & MARKETING DIV

LOGISTIC DIVISION

READY MIX DIV

COMMERCIAL

DIRECTOR

CORPORATE HUMAN RESOURCE STRATEGY

CORPORATE HUMAN RESOURCE DEVELOPOMENT

PUBLIC AND GENERAL AFFAIRS DIVISION

HUMAN RESOURCE

DIRECTOR

GM OPERATION CITEUREUP

GM OPERATION CIREBON

GM OPERATION TARJUN

DEPUTY TECHNICAL DIRECTOR

PPC/

ADVISORS

PAPER BAG DIV

UTILITY DIV

GENERAL ENGINEERING & CONSTRUCTION DIVISION

PLANT 12

PPC/

ADVISORS

OP. SUPPLY DIV

HR / GA

PLANT ACCOUNTING

PPC/

ADVISORS

OP. SUPPLY DIV

COMM. DEV

HR / GA

PLANT ACCOUNTING

PLANT 9/10

PPC/

ADVISORS

DEPUTY GM OPERATION

MINING DIV

HR / GA

COMM DEV

PLANT ACCOUNTING

SPPLY DIV

QAR DIV

TECH SERV DIV

PLANT 6,11

PLANT 7,8

PLANT 3,4

PLANT 1,2,5

Planning, evaluation, maintenance, work request (mechanic & production)

(Bahan Baku Semen)

INPUT

Proses pengerjaan atau perbaikan

PROSES

Proses produksi yang kontinu

OUTPUT

_1479447817.vsdTeam Title

Company Name

Company NameDepartment Name

Plant Manager(6 11)

DepartemenElektrikal

Planning and Evaluation Group

Electrical Maintenance Section

Instrument Section

P&E Group

PlannerEngineerPart Material ControlInspectorJunior InspectorIMS Data EntryWarehouse (Tool Keeper)Clerk

Foreman Raw Mill & Kiln P6

Foreman Raw Mill & Kiln P11

Foreman Cement Mill P6

Foreman Cement Mill P11

Foreman Instrument

Shift Electrical & Instrument A,B,C

Electrician

Electrician

Electrician

Electrician