tugas kelompok sim rachmat.p

22

Click here to load reader

Upload: yon-yok

Post on 19-Jun-2015

197 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

TUGAS

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

RACHMAT PRAMUKTY 123.09.1052

RUTH IMERALDA 123.09.1058

HARRY RUSLI 123.09.10…

MAGISTER AKUNTANSI

ANGKATAN XVII REGULER

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2010

Page 2: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

PENDAHULUAN

Mikro Banking Bisnis Mikro (Swamitra) Bank Bukopin.

Latar Belakang Sebuah konsep terobosan dari Bank Bukopin, yang memungkinkan Koperasi dan

Lembaga Keuangan Mikro mengatasi masalah kelangkaan modal, kepercayaan dan manajemen

melalui kerjasama Kemitraan dengan Bank Bukopin menggunakan teknologi mutakhir untuk

menjamin pelayanan yang professional serta jaringan pelayanan yang terpadu. Definisi Swamitra

adalah nama dari suatu bentuk kerjasama/kemitraan antara Bank Bukopin dengan Koperasi

untuk mengembangkan serta memodernisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan

teknologi (network) dan dukungan sistem manajemen sehingga memiliki kemampuan pelayanan

transaksi keuangan yang lebih luas, dengan tetap memperhatikan peraturan Perundang-Undangan

yang berlaku. Kerjasama/kemitraan yang dibangun didasarkan pada pertimbangan kepentingan

yang sama untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak, baik bagi Koperasi ataupun

Bank Bukopin. Swamitra berasal dari bahasa Kawi yang artinya kerja sama atas keinginan

sendiri (tanpa paksaan) dengan prinsip kebersamaan dan saling menguntungkan. Swamitra

sebagai suatu usaha yang dibentuk melalui kerjasama dengan Koperasi, tunduk pada Undang-

undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995

tentang Usaha Simpan Pinjam, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya melakukan

penghimpunan dan penyaluran dana melalui kegiatan simpan pinjam dari dan untuk anggota

koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, serta koperasi lain dan

atau anggotannya (untuk selanjutnya cukup/dapat disebut Anggota Swamitra).

Tujuan

Menumbuh kembangkan simpan-pinjam di kalangan anggota Koperasi guna memacu

pertumbuhan

usaha dalam rangka peningkatan kesejahteraan anggota tersebut.

Membuka peluang akses permodalan bagi Koperasi yang selama ini menghadapi banyak

kendala

Page 3: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

dalam kerjasama dengan bank atau lembaga keuangan lainnya.

Mendukung terciptanya jaringan kerja antar kantor Swamitra diseluruh Indonesia,

dengan

harapan dapat menghasilkan :

Sinergi kerja antar Swamitra yang lebih luas

Volume transaksi keuangan yang lebih besar

Kecepatan dan keamanan transaksi yang lebih baik

Efisiensi dan optimalisasi usaha yang lebih tinggi

Kontrol yang lebih baik dalam pengelolaan dana

Manfaat

Sistem teknologi dan manajemen yang dipergunakan Swamitra diharapkan dapat

meningkatkan kepercayaan pada Anggota Swamitra tersebut, sehingga dapat meningkatkan

penghimpunan dana untuk disalurkan kembali kepada Anggota Swamitra lainnya.

Anggota Swamitra dapat melakukan transaksi keuangan yang pada masa mendatang

dapat dilakukan langsung di setiap kantor Swamitra melalui sistim jaringan (on line)

berdasarkan kesepakatan kerjasama diantara koperasi pemilik Swamitra bersangkutan.

Memberi dukungan pada penyediaan informasi dan komunikasi bisnis sehingga perencanaan

produksi dan pemasaran dapat dilakukan dengan lebih baik, yang dapat dimanfaatkan

Anggota Swamitra dalam rangka peningkatan usaha produktif-nya.

Penyajian laporan keuangan beserta perubahannya dapat dilakukan secara cepat dan akurat

pada setiap saat dibutuhkan sehingga kepentingan untuk pengendalian dan pengawasan

dalam pengelolaan Swamitra dapat dilakukan dengan baik.

Sistem manajemen dan teknologi Swamitra memiliki daya tarik bagi pihak-pihak lain, seperti ;

Pemerintah, BUMN, dan Swasta lainnya dalam rangka penyaluran dana-dana baik dalam

bentuk bantuan maupun dana bergulir dalam rangka meningkatkan usaha skala mikro dan

kecil,

hal ini disebabkan kemampuannya dalam menyediakan laporan perkembangan penyaluran

dana-dana tersebut secara akurat

Page 4: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

Tabel I.I

Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan Koperasi merupakan langkah

yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari

sebagian terbesar rakyat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan

mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan. Dengan demikian upaya untuk

memberdayakan UMKM harus terencana, sistematis dan menyeluruh baik pada tataran makro,

meso dan mikro yang meliputi (1) penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan

berusaha seluas-luasnya, serta menjamin kepastian usaha disertai adanya efisiensi ekonomi; (2)

pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM untuk meningkatkan akses kepada sumber

daya produktif sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber

daya, terutama sumber daya lokal yang tersedia; (3) pengembangan kewirausahaan dan

keunggulan kompetitif usaha kecil dan menengah (UKM); dan (4) pemberdayaan usaha skala

Page 5: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

mikro untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi

di sektor informal yang berskala usaha mikro, terutama yang masih berstatus keluarga miskin.

Selain itu, peningkatan kualitas koperasi untuk berkembang secara sehat sesuai dengan jati

dirinya dan membangun efisiensi kolektif terutama bagi pengusaha mikro dan kecil.

Perkembangan peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang besar ditunjukkan

oleh jumlah unit usaha dan pengusaha, serta kontribusinya terhadap pendapatan nasional, dan

penyediaan lapangan kerja. Pada tahun 2009, persentase jumlah UMKM sebesar 99,9 persen dari

seluruh unit usaha, yang terdiri dari usaha menengah sebanyak 62,0 ribu unit usaha dan jumlah

usaha kecil sebanyak 42,3 juta unit usaha yang sebagian terbesarnya berupa usaha skala mikro.

UMKM telah menyerap lebih dari 79,0 juta tenaga kerja atau 99,5 persen dari jumlah tenaga

kerja pada tahun 2009 jumlah UMKM diperkirakan telah melampaui 44 juta unit. Jumlah tenaga

kerja ini meningkat rata-rata sebesar 3,10 persen per tahunnya dari posisi tahun 2010. Kontribusi

UMKM dalam PDB pada tahun 2009 adalah sebesar 56,7 persen dari total PDB nasional, naik

dari 54,5 persen pada tahun 2010. Sementara itu pada tahun 2009, jumlah koperasi sebanyak 123

ribu unit dengan jumlah anggota sebanyak 27.283 ribu orang, atau meningkat masing-masing

11,8 persen dan 15,4 persen dari akhir tahun 2009.

Berbagai hasil pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pemberdayaan koperasi dan

UMKM, antara lain ditunjukkan oleh tersusunnya berbagai rancangan peraturan perundangan,

antara lain RUU tentang penjaminan kredit UMKM dan RUU tentang subkontrak, RUU tentang

perkreditan perbankan bagi UMKM, RPP tentang KSP, tersusunnya konsep pembentukan biro

informasi kredit Indonesia, berkembangnya pelaksanaan unit pelayanan satu atap di berbagai

kabupaten/kota dan terbentuknya forum lintas pelaku pemberdayaan UKM di daerah,

terselenggaranya bantuan sertifikasi hak atas tanah kepada lebih dari 40 ribu pengusaha mikro

dan kecil di 24 propinsi, berkembangnya jaringan layanan pengembangan usaha oleh BDS

providers di daerah disertai terbentuknya asosiasi BDS providers Indonesia, meningkatnya

kemampuan permodalan sekitar 1.500 unit KSP/USP di 416 kabupaten/kota termasuk KSP di

sektor agribisnis, terbentuknya pusat promosi produk koperasi dan UMKM, serta

Page 6: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

dikembangkannya sistem insentif pengembangan UMKM berorientasi ekspor dan berbasis

teknologi di bidang agroindustri. Hasil-hasil tersebut, telah mendorong peningkatan peran

koperasi dan UMKM terhadap perluasan penyediaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan

pemerataan peningkatan pendapatan.

Perkembangan UMKM yang meningkat dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi oleh

meratanya peningkatan kualitas UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya

produktivitas. Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UMKM yaitu:

rendahnya kualitas SDM UMKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan

pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UMKM, dan terbatasnya akses UMKM

terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar, serta faktor produksi lainnya. Sedangkan

masalah eksternal yang dihadapi oleh UMKM diantaranya adalah besarnya biaya transaksi akibat

iklim usaha yang kurang mendukung dan kelangkaan bahan baku. Juga yang menyangkut

perolehan legalitas formal yang hingga saat ini masih merupakan persoalan mendasar bagi

UMKM di Indonesia, menyusul tingginya biaya yang harus dikeluarkan dalam pengurusan

perizinan. Sementara itu, kurangnya pemahaman tentang koperasi sebagai badan usaha yang

memiliki struktur kelembagaan (struktur organisasi, struktur kekuasaan, dan struktur insentif)

yang unik/khas dibandingkan badan usaha lainnya, serta kurang memasyarakatnya informasi

tentang praktek-praktek berkoperasi yang benar (best practices) telah menyebabkan rendahnya

kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi. Bersamaan dengan masalah tersebut, koperasi dan

UMKM juga menghadapi tantangan terutama yang ditimbulkan oleh pesatnya perkembangan

globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan bersamaan dengan cepatnya tingkat kemajuan

teknologi.Secara umum, perkembangan koperasi dan UMKM dalam tahun 2010 diperkirakan

masih akan menghadapi masalah mendasar dan tantangan sebagaimana dengan tahun

sebelumnya, yaitu rendahnya produktivitas, terbatasnya akses kepada sumber daya produktif,

rendahnya kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi, dan tertinggalnya kinerja koperasi

Page 7: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

Permasalahan

Tiga (3) proses bisnis yang paling potensial untuk direkayasa ulang adalah dalam bentuk

system pinjaman tradisional menjadi system pinjaman secara On-Line pada koperasi.

Dimana system pinjaman secara tradisional tidak mengikuti trend masyarakat yang cepat

beradaptasi mengikuti kebutuhan masyarakat saat ini. Pada table I.I arus kredit pada skema

tersebut tidak sesuai dengan arus kredit pada masyarakat koperasi untuk pencairan kredit,

karena terlalu banyak birokrasi yang harus dilalui dan perputaran uang dikoperasi sangatlah

cepat. Sehingga masyarakat pun sulit untuk memahaminya. Jadi proses pencairan kredit yang

harus diterapkan pada masyarakat koperasi harus mengikuti trend saat ini.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan koperasi dimasyarakat :

Rendahnya produktivitas.

Perkembangan yang meningkat dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi dengan peningkatan

kualitas UMKM yang memadai khususnya skala usaha mikro. Masalah yang masih dihadapi

adalah rendahnya produktivitas, sehingga menimbulkan kesenjangan yang sangat lebar antar

pelaku usaha kecil, menengah, dan besar. Atas dasar harga konstan. perkembangan yang berarti,

yaitu produktivitas usaha mikro dan kecil.

(a) rendahnya kualitas sumber daya manusia UMKM khususnya dalam bidang manajemen,

organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran; dan (b) rendahnya kompetensi kewirausahaan

UMKM. Peningkatan produktivitas UMKM sangat diperlukan untuk mengatasi ketimpangan

antarpelaku, antargolongan pendapatan dan antardaerah, termasuk penanggulangan kemiskinan,

selain sekaligus mendorong peningkatan daya saing nasional.

Terbatasnya akses UMKM kepada sumberdaya produktif.

Akses kepada sumber daya produktif terutama terhadap permodalan, teknologi, informasi dan

pasar. Dalam hal pendanaan, produk jasa lembaga keuangan sebagian besar masih berupa kredit

modal kerja, sedangkan untuk kredit investasi sangat terbatas. Bagi UMKM keadaan ini sulit

untuk meningkatkan kapasitas usaha ataupun mengembangkan produk-produk yang bersaing.

Page 8: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

Disamping persyaratan pinjamannya juga tidak mudah dipenuhi, seperti jumlah jaminan

meskipun usahanya layak, maka dunia perbankan yang merupakan sumber pendanaan terbesar

masih memandang UMKM sebagai kegiatan yang beresiko tinggi. untuk skala jumlah pinjaman

dari perbankan sampai dengan Rp 50 juta, terserap hanya sekitar 24 persen ke sektor produktif,

selebihnya terserap ke sektor konsumtif.

Masih rendahnya kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi.

Jumlah koperasi mencapai 123 ribu unit, dengan jumlah anggota sebanyak 27,3 juta orang.

Meskipun jumlahnya cukup besar dan terus meningkat, kinerja koperasi masih jauh dari yang

diharapkan. Sebagai contoh, jumlah koperasi yang aktif adalah sebanyak 93,8 ribu unit atau

hanya sekitar 76% dari koperasi yang ada. Diantara koperasi yang aktif tersebut, hanya 44,7 ribu

koperasi atau kurang dari 48% yang menyelenggarakan rapat anggota tahunan (RAT), salah satu

perangkat organisasi yang merupakan lembaga (forum) pengambilan keputusan tertinggi dalam

organisasi koperasi. Selain itu, secara rata-rata baru 27% koperasi aktif yang memiliki manajer

koperasi.

Tertinggalnya kinerja koperasi dan kurang baiknya citra koperasi. Kurangnya pemahaman

tentang koperasi sebagai badan usaha yang memiliki struktur kelembagaan (struktur organisasi,

struktur kekuasaan, dan struktur insentif) yang unik/khas dibandingkan badan usaha lainnya,

serta kurang memasyarakatnya informasi tentang praktek-praktek berkoperasi yang benar (best

practices) telah menimbulkan berbagai permasalahan mendasar yang menjadi kendala bagi

kemajuan perkoperasian di Indonesia. Pertama, banyak koperasi yang terbentuk tanpa didasari

oleh adanya kebutuhan/ kepentingan ekonomi bersama dan prinsip kesukarelaan dari para

anggotanya, sehingga kehilangan jati dirinya sebagai koperasi sejati yang otonom dan

swadaya/mandiri. Kedua, banyak koperasi yang tidak dikelola secara profesional dengan

menggunakan teknologi dan kaidah ekonomi moderen sebagaimana layaknya sebuah badan

usaha. Ketiga, masih terdapat kebijakan dan regulasi yang kurang mendukung kemajuan

koperasi. Keempat, koperasi masih sering dijadikan alat oleh segelintir orang/kelompok, baik di

luar maupun di dalam gerakan koperasi itu sendiri, untuk mewujudkan kepentingan pribadi atau

golongannya yang tidak sejalan atau bahkan bertentangan dengan kepentingan anggota koperasi

yang bersangkutan dan nilai-nilai luhur serta prinsip-prinsip koperasi. Sebagai akibatnya: (i)

kinerja dan kontribusi koperasi dalam perekonomian relatif tertinggal dibandingkan badan usaha

Page 9: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

lainnya, dan (ii) citra koperasi di mata masyarakat kurang baik. Lebih lanjut, kondisi tersebut

mengakibatkan terkikisnya kepercayaan, kepedulian dan dukungan masyarakat kepada koperasi.

Kurang kondusifnya iklim usaha.

Koperasi dan UMKM pada umumnya juga masih menghadapi berbagai masalah yang terkait

dengan iklim usaha yang kurang kondusif, di antaranya adalah: (a) ketidakpastian dan

ketidakjelasan prosedur perizinan yang mengakibatkan besarnya biaya transaksi, panjangnya

proses perijinan dan timbulnya berbagai pungutan tidak resmi; (b) praktik bisnis dan persaingan

usaha yang tidak sehat; dan (c) lemahnya koordinasi lintas instansi dalam pemberdayaan

koperasi dan UMKM. Di samping itu, otonomi daerah yang diharapkan mampu mempercepat

tumbuhnya iklim usaha yang kondusif bagi koperasi dan UMKM, ternyata belum menunjukkan

kemajuan yang merata. Sejumlah daerah telah mengidentifikasi peraturan-peraturan yang

menghambat sekaligus berusaha mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dan bahkan telah

meningkatkan pelayanan kepada koperasi dan UMKM dengan mengembangkan pola pelayanan

satu atap. Namun masih terdapat daerah lain yang memandang koperasi dan UMKM sebagai

sumber pendapatan asli daerah dengan mengenakan pungutan-pungutan baru yang tidak perlu

sehingga biaya usaha koperasi dan UMKM meningkat. Disamping itu kesadaran tentang hak atas

kekayaan intelektual (HaKI) dan pengelolaan lingkungan masih belum berkembang.

REKOMENDASI

Usaha mikro, kecil dan koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia dan menempati

piramida terbesar dalam struktur perekonomian nasional. Namun seringkali dinilai sebagai usaha

‘kelas pinggiran’dalam perguliran ekonomi di negeri kita.Seperti kita lihat berbagai upaya

pemerintah untuk memberdayakan mereka belum berhasil menempatkan mereka pada tempat

yang sejajar dengan para pelaku bisnis lainnya. Hal ini disebabkan berbagai kendala. Bila

diperhatikan tingkat pertumbuhan dimasyarakat saat ini sangat berkembang, dimana hal tersebut

membuat perekonomian harus menyeimbangkan peranannya terhadap masyarakat. Sebagaimana

permasalahan diatas dapat kita amati, bahwa koperasi saat ini menjadi modal perekonomian yang

handal untuk pertumbuhan ekonomi, karena masyarakat Indonesia sebagaian besar merupakan

Page 10: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

kelompok masyarakat menengah bawah.jadi hal-hal yang dapat menyelesaikan problema

tersebut dengan cara :

1. Melakukan proses kredit menggunakan internet atau secara On line, dengan memberikan

penyuluhan kepada masyarakat tentang kemudahan pelayanan kredit serta keakuratan

data yang diperoleh.

2. Berfungsinya sistem untuk menumbuhkan wirausaha baru berbasis ilmu pengetahuan dan

teknologi serta penambahan produk-produk yang handal;

3. Meningkatkan kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi sesuai dengan jatidiri

koperasi

4. Meningkatkan nilai ekspor produk usaha kecil dan menengah dengan laju pertumbuhan

lebih tinggi dari laju pertumbuhan nilai tambahnya

Mekanisme penyelesaian masalah dan pembaharuan sistematis koperasi

Produk Swamitra yang harus ditambahkan adalah sebagai berikut :

Produk Dana

Pada dasarnya produk dana atau simpanan yang dimiliki oleh Swamitra terdiri dari :

Simpanan Swamitra

merupakan produk simpanan yang dapat ditarik dan disetor sesuai dengan keinginan

anggota melalui kantor Swamitra

Simpanan Berjangka Swamitra

merupakan produk simpanan yang penarikannya dapat dilakukan secara berkala,

baik 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan maupun 12 bulan dengan tingkat suku bunga yang bersaing.

Serupa dengan Deposito di Bank

Produk Pinjaman

Pada dasarnya produk pinjaman yang dapat dilayani oleh Swamitra terdiri dari :

Page 11: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

Pinjaman untuk Modal Kerja

Pinjaman untuk Investasi

Pinjaman untuk Konsumtif

Sistem On-Line Swamitra

Jaringan Swamitra yang menggunakan system real time online memungkinkan suatu transaksi

dilakukan di gerai Swamitra dimana saja. Gerai Swamitra dikelola oleh tenaga-tenaga

professional

yang dilatih secara khusus oleh Bank Bukopin.

Mekanisme

Transaksi anggota Swamitra dilakukan dengan memanfaatkan jaringan real time online Bank

Bukopin.

Seluruh gerai Swamitra terhubung dengan host Bank Bukopin, sehingga memungkinkan

transaksi

dilakukan di gerai Swamitra dimanapun diseluruh Indonesia.

Real time online system Swamitra dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan Swamitra

kepada anggotanya.

Page 12: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

ARAH KEBIJAKAN

Dalam rangka mewujudkan sasaran tersebut, pemberdayaan koperasi dan UMKM akan

dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut:

1. Mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) yang diarahkan untuk memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja,

dan peningkatan daya saing; sedangkan pengembangan usaha skala mikro lebih

diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan pada kelompok

masyarakat berpendapatan rendah.

2. Memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang

baik (good governance) dan berwawasan gender terutama untuk:

• memperluas akses kepada sumber permodalan khususnya perbankan;

• memperbaiki lingkungan usaha dan menyederhanakan prosedur perijinan;

• memperluas dan meningkatkan kualitas institusi pendukung yang menjalankan fungsi

intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan usaha, teknologi, manajemen,

pemasaran dan informasi.

Page 13: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

3. Memperluas basis dan kesempatan berusaha serta menumbuhkan wirausaha baru

berkeunggulan untuk mendorong pertumbuhan, peningkatan ekspor dan penciptaan

lapangan kerja terutama dengan :

• meningkatkan perpaduan antara tenaga kerja terdidik dan terampil dengan adopsi

penerapan tekonologi;

mengembangkan UMKM melalui pendekatan klaster di sektor agribisnis dan

agroindustri disertai pemberian kemudahan dalam pengelolaan usaha, termasuk

dengan cara meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi sebagai wadah organisasi

kepentingan usaha bersama untuk memperoleh efisiensi kolektif;

• mengembangkan UMKM untuk makin berperan dalam proses industrialisasi,

perkuatan keterkaitan industri, percepatan pengalihan teknologi, dan peningkatan

kualitas SDM;

• mengintegrasikan pengembangan usaha dalam konteks pengembangan regional, sesuai

dengan karakteristik pengusaha dan potensi usaha unggulan di setiap daerah.

4. Mengembangkan UMKM untuk makin berperan sebagai penyedia barang dan jasa pada

pasar domestik yang semakin berdaya saing dengan produk impor, khususnya untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.

5. Membangun koperasi yang diarahkan dan difokuskan pada upaya-upaya untuk: (i)

membenahi dan memperkuat tatanan kelembagaan dan organisasi koperasi di tingkat

makro, meso, maupun mikro, guna menciptakan iklim dan lingkungan usaha yang

kondusif bagi kemajuan koperasi serta kepastian hukum yang menjamin terlindunginya

koperasi dan/atau anggotanya dari praktek-praktek persaingan usaha yang tidak sehat;

(ii) meningkatkan pemahaman, kepedulian dan dukungan pemangku kepentingan

(stakeholders) kepada koperasi; dan (iii) meningkatkan kemandirian gerakan koperasi.

Page 14: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

A. SPESIFIKASI HW/SW KOPERASI

Dalam penyelenggaraan koperasi diwajibkan menyediakan perangkat sistem dengan spesifikasi

sebagai berikut :

1. Spesifikasi Hw/Sw

Spesifikasi Hw/Sw yang harus disediakan oleh peserta disesuaikan dengan jenis

konfigurasi yang akan digunakan, yaitu :

a. TPK Single User

Merupakan jenis konfigurasi untuk TPK yang hanya menggunakan 1 (satu)

workstation. Jenis konfigurasi ini ideal untuk TPK dengan volume warkat di bawah

200 lembar/hari. Adapun spesifikasi teknis minimum untuk TPK single user, adalah

sebagai berikut :

dari persyaratan diatas, kami rasa tidaklah berat jikalau fasilitas tersebut bisa dioperasikan di

seluruh koperasi. Tidak hanya efisiensi tetapi dapat meningkatkan mutu. Karena proses

pengiriman bias terkordinir secara akurat dan Up date,tidak bergantung lagi pada kantor cabang

utama.

COST AND BENEFIT

Cost and Benefit sitem online pada koperasi

Page 15: Tugas Kelompok Sim Rachmat.p

Penjelasan tabel Cost and Benefit

Bisa kita perhatikan data diatas bahwasanya yang memiliki benefit lebih adalah produk koperasi

yang terbaru. Kenapa demikian, produk ini adalah jenis produk yang di support penuh oleh

koperasi diseluruh Indonesia dan menjadi suatu produk-produk andalan untuk menambah

pendapatn koperasi.

Demikian pembuatan tugas kelompok Sim dalam rangka penyelesaian masalah dikoperasi

diindonesia.kami ucapkan terima kasih..