tugas mandiri ipt sk 1

19
1. Memahami dan Menjelaskan Demam 1.1 Definisi Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila diukur pada rektal >38°C (100,4°F), diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui aksila >37,2°C (99°F). 1.2 Pola Demam Demam septik: pada tipe demam ini, suhu tubuh berangsur naik ke tingkat yang lebih tinggi sekali ketika malam hari dan turun kembali pada pagi harinya. Sering disertai keluhan mengigil dan berkeringat. Bila demem tinggi turun ke keadaan yang normal itu dinamakkan juga demem hektik. Contohnya tuberculosis & abses piogenik. Demam remiten: pada tipe demam remiten, suhu tubuh dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu yang normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik. 8

Upload: desyabilla

Post on 04-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ihg

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

1. Memahami dan Menjelaskan Demam

1.1 Definisi

Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila diukur pada rektal >38°C (100,4°F), diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui aksila >37,2°C (99°F).

1.2 Pola Demam

Demam septik: pada tipe demam ini, suhu tubuh berangsur naik ke tingkat yang lebih tinggi sekali ketika malam hari dan turun kembali pada pagi harinya. Sering disertai keluhan mengigil dan berkeringat. Bila demem tinggi turun ke keadaan yang normal itu dinamakkan juga demem hektik. Contohnya tuberculosis & abses piogenik.

Demam remiten: pada tipe demam remiten, suhu tubuh dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu yang normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.

8

Demam intermiten: pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam 1 hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua serangan demam tersebut kuartana.

Page 2: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

Demam kontinu: pada tipe demam kontinu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari 1 derajat. Pada tingkat damam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

Demam siklik: pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

9

Berikut ini adalah penyakit yang menimbulka pola demam tertentu

Pola demam Disebabkan oleh

Kontinyu Demam tifoid, malaria falciparum malignan

Remitten Sebagian besar penyakit virus dan bakteri

Intermiten Malaria, limfoma, endokarditis

Hektik atau septik Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik

Quotidian Malaria karena P.vivax

Double quotidian Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid

arthritis, beberapa drug fever (contoh karbamazepin)

Relapsing atau Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis

Page 3: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

periodik

Demam rekuren Familial Mediterranean fever

1.3 mekanisme

Demam diawali sebagai respon tubuh terhadap pirogen yang masuk ke tubuh. Pirogen dapat di bagi menjadi dua macam, yaitu pirogenn eksogen dan pirogen endogen. Pirogen eksogen ini termasuk agen yang menginfeksi atau komponennya, misal bakteri endotoxin seperti lipopolisakarida). Pirogen ini menyebabkan dilepaskannya endogen oleh sel leukosit, yaitu sirkulasi limfosit dan makrofag (contohnya : sel Kupffer) untuk menghasilkan anti-inflamasi dan pro-inflamasi sitokin yang masuk ke dalam sirkulasi. Interleukin (IL)-1 dan IL-6 adalah kunci dari pro-inflamasi sitokin yang berperan penting terhadap kenaikan suhu tubuh. Anti inflamasi sitokin seperti IL-10 dan TNFα berperan sebagai antipiretik (atau sirogen) dan membatasi naik turunnya demam. Sirkulasi sitokin akan masuk ke hipotalamus dan area preoptik dengan mekanisme transpor aktif. IL-1 dan IL-6 juga akan mengaktifkan COX-1 dan COX-2 (cyclo-oxygenase) untuk mengubah asam arachidonat menjadi prostaglandin dan produk lainnya.Prostaglandin E2 (PGE2) merupakan kunci mediator dalam demam. Ketika prostaglandin ini disekresikan ke area preoptik pada hipotalamus bagian anterior, prostaglandin akan menstimulasi aktivitas dari neuron yang sensitif terhadap dingin dan menekan aktivitas dari neuron yang sensitif terhadap panas. Hal ini menyebabkan stimulasi pada tubuh untuk menghasilkan panas, meregulasi syaraf agar set point naik. Akibatnya, tubuh akan menaikkan suhu tubuh agar sesuai dengan kenaikan ilai set point.Demam ini berfungsi untuk meningkatkan pergerakan sel darah putih dan proliferasi limfosit sebagai pertahanan tubuh terhadap agen infeksi. Temperatur tubuh yang tinggi juga menghambat pertumbuhan beberapa patogen. Demam juga dapat diaktifkan oleh trauma yang mengakibatkan cedera sel seperti terbakar yang parah, cedera fisik terhadap CNS dan stroke.

11Fever Pathway

Hipotalamus

Sirkulasi Sitokin

COX

Infeksi, Luka, dan Trauma

Sel Kupffer/Sirkulasi LimfositMelepaskan Sitokin ke dalam sirkulasi

IL-1, IL-6

IL-1, IL-6IL-10TNFα+ -

HipotalamusMeningkatkan Set Poin

Behavioral dan Autonomical Respon untuk meningkatkan

IL-1, IL-6, IL-10, TNFα

Aktivasi

Asam Arachidonat PGE2

Inhibisi Stimulasi

Syaraf sensitif panas

Syaraf sensitif dingin

Page 4: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

1.4 etiologi Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi. Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur,

ataupun parasit.o Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-

anak antara lain pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis, bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran kemih, dan lain-lain

o Infeksi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral

pneumonia, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-virus umum seperti H1N1

o Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain

coccidioides imitis, criptococcosis, dan lain-lain o Infeksi parasit yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain

malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal

o Faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi,

keadaan tumbuh gigi, dll)o Penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis,

dll) o Keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma nonhodgkin, leukemia, dll)

o Pemakaian obat-obatan (antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin)

2. Salmonella

2. MM bakteri Salmonella

2.1 MM definisi

Bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan kecepatan luar biasa, dan bisa memperburuk dalam waktu yang sangat cepat. Infeksi Salmonella, disebabkan oleh bakteri Salmonellosis, bisa menyebabkan dehidrasi ekstrim dan juga kematian. Salmonellosis disebarkan kepada orang-orang dengan memakan bakteri Salmonella yang mengkontaminasi dan mencemari makanan. Salmonella ada diseluruh dunia dan

Behavioral dan Autonomical Respon untuk meningkatkan

Termoefektor kehilangan panas

Termoefektor produksi panas

Page 5: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

dapat mencemari hampir segala tipe makanan. Namun sumber dari penyakit baru-baru ini melibatkan makanan-makanan seperti telur-telur mentah, daging mentah, sayur-sayur segar, sereal, dan air yang tercemar.

Salmonella bersifat host-adapted pada hewan dan infeksi pada manusia biasanya mengenai usus. Infeksi muncul dala m bentuk diare akut yang sembuh sendiri. Pada beberapa kesempatan organisme ini dapat menyebabkan penyakit yang invasif, meliputi bakteremia dan septikemia yang mengancam.Organisme ini ditemukan pada hewan dosmetik. Transmisinya melalui fekal-oral, biasanya dari mengingesti makanan yang terkontaminasi.

2.2 MM morfologi Berbentuk batang, tidak berspora, bersifat negatif pada pewarnaan Gram. Ukuran Salmonella bervariasi 1–3,5 µm x 0,5–0,8 µm. Besar koloni rata-rata 2–4 mm. Optimal 37,5oC) dan pH pertumbuhan 6–8. Mudah tumbuh pada medium sederhana, misalnya garam empedu. Tidak dapat tumbuh dalam larutan KCN. Membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa dan manosa. Menghasikan H2S. Antigen O: bagian terluar dari lipopolisakarida dinding sel dan terdiri dari unit

polisakarida yang berulang. Beberapa polisakarida O-spesifik mengandung gula yang unik. Antigan O resisten terhadap panas dan alkohol dan biasanya terdeteksi oleh aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O terutama adalah IgM.

Antigen Vi atau K: terletak di luar antigen O, merupakan polisakarida dan yang lainnya merupakan protein. Antigen K dapat mengganggu aglutinasi dengan antiserum O, dan dapat berhubungan dengan virulensi. Dapat diidentifikasi dengan uji pembengkakan kapsul dengan antiserum spesifik.

Antigen H: terdapat di flagel dan didenaturasi atau dirusak oleh panas dan alkohol. Antigen dipertahankan dengan memberikan formalin pada beberapa bakteri yang motil. Antigen H beraglutinasi dengan anti-H  dan IgG. Penentu dalam antigen H adalah fungsi sekuens asam amino pada protein flagel (flagelin). Antigen H pada permukaan bakteri dapat mengganggu aglutinasi dengan antibodi antigen O.

Organisme dapat kehilangan antigen H dan menjadi tidak motil. Kehilangan antigen O dapat menimbulkan perubahan bentuk koloni yang

halus menjadi kasar.

6 Antigen Vi atau Sebagian besar isolat motil dengan flagel peritrik. Tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15–41oC (suhu

pertumbuhan K dapat hilang sebagian atau seluruhnya dalam proses transduksi.

Page 6: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

http://www.kesehatanmasyarakat.info/  (Jawezt et al, 2004)

2.3 MM klasifikasi

Super kingdom : BacteriaKingdom            : BacteriaPhylum              : ProtobacteriaClass                 : GammaprotobacteriaOrdo                  : EnterobacterialesFamily               : EnterobacteriaceaeGenus               : SalmonellSpesies             : Salmonella bongoriSalmonella enterica

Berdasarkan spesivitas induk semang, serotipe yang ada dikelompokkan menjadi :a. S. typhi, S. paratyphi A, B, dan C penyebab demam enterik (typhoid) pada

manusia.b. S. dublin (menyerang sapi), S. cholera suis (menyerang babi), S. gallinarum

dan S. pullorum (menyerang unggas), S. abortus equi (menyerang kuda) dan S. abortus ovis (menyerang domba). Salmonella sp. Yang beradaptasi pada jenis hewan tertentu jarang menyebabkan penyakit pada manusia.

Selain itu, satu sistem klasifikasi utama Salmonella arizonae dibagi menjadi tiga, yaitu Salmonella typhi (satu serotipe), Salmonella choleraesuis (satu serotipe), dan Salmonella enteritidis (lebih dari 1500 serotipe). Penentuan serotipe didasarkan reaktivitas antigen O dan antigen H bifasik. Hampir semua salmonela yang mengakibatkan penyakit pada manusia dapat diisolasi dari hewan berdarah panas adalah golongan Salmonella Choleraesuis, yang lain terutama diisolasi dari hewan berdarah dingin dan lingkungan. Salmonela yang sering diidentifikasi karena penting dalam klinik adalah S. Typhi, S. Choleraesuis, S. Paratyphi A, dan S. Paratyphi B. Salmonella ini dapat diidentifikasi berdasarkan tes biokimia dan penentuan serogrup, diikuti dengan penentuan serotipe.

2.4 MM cara penularan

Makanan yang mengandung salmonella belum tentu menyebabkan infeksi salmonella, tergantung jenis bakteri, jumlah dan tingkat virulrnsi (sifat racun dari suatu mikroorganisme). Misalnya saja Salmonella enteriditis baru menyebabkan gejala bila sudah berkembang biak menjadi 100.000, dalam hal ini bisa saja si penderita meninggal. Perkembangan Salmonella pada tubuh manusia dapat dihambat dengan asam lambung yang ada di tubuh kita.

Page 7: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

Makanan, termasuk daging dan hasil olahan daging, telur, ikan, susu, produk dari susu, dan sayuran yang tercemar tinja dapat pula menularkan bakteri ini. Makanan yang telah dimasak dapat tercemar bakteri Salmonella sp. lewat sisa-sisa bahan makanan mentah yang masih menempel pada peralatan dapur seperti pisau, talenan, dsb. Tikus, lalat, kecoa, dan serangga lain juga merupakan penularan yang potensial bagi manusia dan ternak. Letupan salmonellosis dapat terjadi berupa keracunan makanan lewat produk restoran atau jasa catering. Penelitian juga membuktikan bahwa penularan demam tifoid dan demam enterik lain terutama disebabkan oleh penularan dari orang ke orang. Penularan yang paling sering terjadi yaitu melalui air yang tercemar oleh tinja yang mengandung salmonella.

3. Memahami dan menjelaskan Demam Typhoid

3.1 MM definisi

Infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Sejarah tifoid dimulai saat ilmuan perancis bernama Pierre Louis memperkenalkan istilah typhoid pada tahun 1829. Typhoid atau typhus berasal dari bahasa Yunani typhos yang berarti penderita demam dengan gangguan kesadaran. Graffky menyatakan bahwa penularan penyakit ini melalui air bukan udara.

3.2 MM etiologi

Demam tifoid disebabkan oleh S. typhi, dan demam paratifoid disebabkan S paratyphi A, B, dan C. Kuman yang masuk melalui mulut masuk kedalam lambung kemudian ke usus halus di bagian proksimal. Melakukan penetrasi kedalam sel epitel mukosa, selanjutnya masuk ke kelenjar getah bening regional mesentrium dan terjadi bakterimia.

12S. typhi sampai ke hati, limpa, sum-sum tulang dan gijal. Di organ-organ tersebut S. typhi difagosit dan disini S. typhi memperbanyak diri tidak terpengaruh oleh antibodi pada penderita. Setelah periode multiplikasi intraseluler,organisme akan dilepaskan lagi ke aliran darah (bakterimia kedua) menyebabkan panas tinggi. S. typhi bila masuk ke kantung empedu dan plaque Peyer akan terjadi radang. Maka terjadi nekrosis jaringan secaraklinik ditandai kholesistis nekrotikans dan pendarahan. Diagnosis kultur tinja akan positif dan menyababkan carrier kronik. Masa inkubasi demam tifoid umumnya 1-2 minggu paling singkat 3hari dan paling lama 2 bulan. Gejalanya demam tinggi pada minggu ke-2 dan ke-3. Gejala lain yang sering ditemukan nyeri otot, sakit kepela, batuk dan lain-lain. Selain itu dapat dijumpai adanya bradikardia relatif, pembesaran hati dan limpa, bintik Rose sekitar umbilikus. Kemudian terjadi komplikasi antar lain hepatitis dan pendarahan pada usus. Terjadi setelah 1-3 minggu setelah pengobatan dihentikan.

Antigen O (somatik) terletak pada lapisan luar, yang mempunyai komponen protein, lipopolisakarida dan lipid. Sering disebut endotoksin.

Antigen H (flagella) terdapat pada flagela, fimbriae danpili dari kuman, berstruktur kimia protein.

Antigen K (selaput) Antigen Vi (antigen permukaan), pada selaput dinding kuman untuk

melindungi fagositosis dan berstruktur kimia protein.

Page 8: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

3.2 MM manifestasi

13

Masa inkubasi 7-21 hari, umumnya 10-12 hari. Gejala awal yang timbul : pusing, nyeri kepala, demam, nyeri otot,

anoreksia, mual, muntah, obstipasi (diare), perasaan tidak enak di perut, batuk dan epistaksis.

MINGGU ke-1 :

Page 9: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

Demam tinggi 39-40oc, sakit kepala, pusing, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi cepat lemah, napas cepat, perut kembung, diare dan sembelit silih berganti.

Suhu berangsur-angsur meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari meningkat pada sore atau malam

hari Khas lidah penderita: kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta

bergetar atau tremor Episteksis dapat dialami, Tenggorokan terasa kering dan meradang Ruam kulit (rash) umumnya terjadi pada hari ke-7 & terbatas pada

abdomen disalah satu sisi dan tidak merata, bercak-bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari, kemudian hilang.

MINGGU KE-2 :

Suhu terus-menerus tinggi. Nadi relatif lambat dibanding peningkatan suhu. Gejala toksemia semakin berat; delirium. Tensi menurun. Diare sering; kadang berwarna gelap akibat perdarahan.

14

Pembesaran hati dan limpa, Gangguan kesadaran.

MINGGU KE-3 :

Suhu tubuh mulai turun sampai normal Berhasil diobati Tanpa komplikasi Komplikasi perdarahan dan perforasi.

MINGGU KE-4 :

Stadium penyembuhan. Dapat dijumpai pneumonia

3.3 MM patofisiologis

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan berkembang biak. Bila respon imunitas humoral mukosa IgA usus kurang baik maka kuman akan menembus sel-sel epitel terutama sel M dan selanjutnya ke lamina propia. Di lamina propia kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya dibawa ke plaque Peyeri ileum distal dan kemudian ke kelenjar getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus torasikus kuman yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah (mengakibatkan bakterimia pertama yang

Page 10: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

asimtomatik) dan menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa. Di organ-organ ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi yang mengakibatkan bakterimia yang kedua kalinya dengan disertai tanda-tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik, seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala dan sakit perut.

3.4 MM diagnosis

Penegakan diagnosis sedini mungkin sangat bermanfaat agar bisa diberikan terapi yang tepat dan meminimalkan komplikasi.

Pemeriksaan rutin

Pemeriksaan yang biasa rutin dilakukan adalah uji widal dan kultur organism. Saat ini kultur masih menjadi standar buku untuk penegakan diagnostic. Selain itu ada juga beberapa metode pemeriksaan serologi lain yang dapat dilakukan dengan cepat dan mudah serta memiliki sensivitas dan spesifikasi lebih baik antara lain uji TUBEX, thypidot dan dipstik.

Page 11: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

Uji widal

Uji ini dilakukan untuk deteksi antibody terhadap kuman S. typhi. Pada uji widal terjadi suatu reaksi antiglutinasi antara antigen kuman S. typhi dengan antibody yang disebut agglutinin. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspense Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dilaboratorium. Uji widal untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum penderita demam tifoid yaitu: Aglutinin O (dari tubuh kuman), Aglutinin H (flagella kuman), Aglutinin Vi (simpai kuman). Hanya aglutini O dan H yang digunakan untuk diagnostic demam tifoid.

Uji TUBEX

Uji ini merupakan uji semi kuantitatif kolometrik yang cepat dan mudah untuk dikerjakan.

16

Hasil positif uju TUBEX ini menunjukan terdapat infeksi Salmonella serogroup D walau tidak secara spesifik menunjukan pada S. typhi. Infeksi oleh S.paratyhi akan memberikan hasil negative.

Uji Typhidot

Uji ini dapat mendeteksi IgM dan IgG yang terdapat pada rotein membrane luar Salmonella typhi. Hasil positif didapatkan 2-3 hari setelah infeksi dan dapat mengidentifikasi secara spesifik antibody IgM dan IgG terhadap antigen S.typhi seberat 50 kD.

Uji IgM dipstick

Uji ini secara khusus mendeteksi antibody IgM spesifik terdapat S.typhi pada specimen serum. Uji ini menggunakan strip yang mengandung antibody anti IgM yang dilekati dengan lateks pewarna, cairan membasahi strip sebelum diinkubasi dengan reagen dan serum pasien, tabung uji.

Kultur darah

Hasil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid, akan tetpi hasil negative tidak menyingkirkan demam tifoid, karena mungkin disebabkan beberapa hal sbb: telah mendapat terapi antibiotic, volume darah yang kurang, riwayat vaksinasi.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis berupa demam, gangguan gastrointestinal dan mungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran, dengan kriteria ini maka seorang klinisi dapat membuat diagnosis pasien tersebut demem tifoid.

3.5 MM tatalaksana

Farmako:

Terapi anti mikroba pada infeksi Salmonella invasive adalah dengan ampisilin, trimetoprin-sulmetoksazol, sefalosporin generasi ketiga, atau kloramfenikol. Antibiotik yang digunakan adalah

Page 12: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

a. Ciprofloxacin merupakan obat yang digunakan karena adanya strain bakteri yang resisten terhadap chloramphenicol, ampicillin, dant rimethroprim. Namun telah ditemukan sekitar 80% dari S. typhidansekitar 70% S. paratyphi yang berukuran kelemahannya terhadap fluoroquinolon.

b. Pasien yang tidak stabil dalam klinik diberikan ceftriaxone secara intravena apabila infeksi terjadi seperti di Asia. Apabila infeksi yang terjadi hampir sama dengan yang terjadi di Afrika, Amerrika Selatan, Atau Amerika Serikat, ciprofloxacin masih bisa digunakan. (Kurangdari 4% infeksi yang terjadi di Inggris dari Afrika resisten fluroquinolon). Antibiotik seharusnya diganti apabila tersedia antibiotik lain yang sensitif.

c. Azithromycin dan beberapa fluroquinolon jenis baru sepertiga tifloxacin cocok sebagai alternative pengganti ciprofloxacin padapasien yang stabil.

d. Kloramfenikol adalah Kristal putih yang sukar larut dalam air dan rasanya sangat pahit. Untuk pengobatan demem tifoid diberikan dosis 4x500 mg sehari sampai 2 minggu bebas demem. Bila terjadi relaps, biasanya dapat diatasi dengan memberikan terapi ulang. Untuk anak-anak diberikan dosis 50-100 mg/kgBB sehari dibagi dalam beberapa dosis selama 10 hari. Penyuntikan intramuscular tidak dianjurkan oleh karena itu ester ini tidak dapat diramalkan dan tempat suntikan terasa nyeri.

e. Tiamfenikol, Dosis dan efektivitas pada demam tifoid hampir sama dengan kloramfenikol akan tetapi komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya anemia aplastik lebih rendah dibandingkan dengan kloramfenikol. Dosisnya 4x500 mg

18f. Kotrimoksazol, Kotrimoksazol ini adalah kombinasi dari trimetroprim dan

sulfametoksazol. Efektivitas abat ini hampir sama dengan kloramfenikol. Dosis untuk orang dwasa 2x2 tablet diberikan selama 2 minggu.

Dosis antibiotico Kloramfenikol 100 mg/kg beratbadan/hari/4 kali selama 14 hari.o Amoksilin 100 mg/ kg beratbadan/hari/4 kalio Kontrimoksazol 480 mg, 2x2 tablet selama 14 hario Sefalosporingenersi II dan III (ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 6

hari; ofloxacin 600 mg/ hariselama 7 hari; ceftriaxone 4 gram/hariselama 3 hari

Non farmako:

1. Perawatan

Pasien dengan demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi, abservasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolute sampai minimal 7 hari bebas demam. Mobilisasi pasien harus dilakukan secara bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien. Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneuomonia hipostatik dan dekubitus.

2. Diet

Pasien dengan demam tifoid diberi bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Karena ada pendapat bahwa usus perlu

Page 13: Tugas Mandiri Ipt Sk 1

diistirahatkan. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini dapat diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid.

3.6 MM pencegahan

Kebersihan makanan dan minuman sangat penting dalam pencegahan demam tifoid. Merebus air minum dan makanan sampai mendidih juga sangat membantu. Sanitasi lingkungan, termasuk membuang sampah dan imunisasi, berguna untuk mencegah penyakit. Secara lebih detailnya yaitu:

Penyediaan sumber air minum yang baik Penyediaan jamban yang sehat Sosialisasi budaya cuci tangan Sosialisasi budaya merebus air sebelum diminum Pemberantasan lalat Pengawasan terhadap para pedagang makanan dan minuman Sosialisasi pemberian ASI pada ibu menyusui Imunisasi

Jenis vaksinasi yang tersedia:

Vaksin parental utuh

Berasal dari sel S. Typhi utuh yang sudah mati setiap 1 vaksin mengandung sekitar 1 miliar kuman.

17

Dosis untuk anak usia 1-5 thn adalah 0,1 cc, anak usia 6-12 thn 0,25 cc dan dewasa 0,5 cc. Dosis ini diberikan 2 kali dengan interval 4 minggu. Efek samping dan perlindungan vaksin ini pendek, jadi vaksin ini sudah tidak beredar lagi.

Vaksin oral Ty21a

Vaksin oral yang mengandung S. Typhi strain Ty21a hidup. Vaksin diberikan pada anak usia minimal 6 thn dengan dosis 1 kapsul setiap 2 hari selama 1 minggu. Vaksin ini bisa memberikan perlindungan selama 5 thn.

Vaksin parental polisakarida

Valsin ini berasal dari polisakarida Vi dari kuman salmonella. Vaksin diberikan secara parental dengan dosis tunggal 0,5 cc intramuscular pada usia mulai 2 thn dengan dosis ulang setiap 3 thn. Lama perlindungan sekitar 60-70% vaksin ini yang sering dipakai karena relative paling aman.

Imunisasi rutin oleh vaksin tifoid dianggap kurang bermanfaat, tetap mungkin berguna bagi mereka yang terpapar oleh carrier