makalah ipt

13

Click here to load reader

Upload: desy-rosa-ria-4927

Post on 24-Jun-2015

797 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah ipt

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cabai besar (C. annum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai

nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik. Tanaman semak perennial

berumur pendek, warna bunga tergantung spesies. Sistem perakarannya agak menyebar, daun

hati berbentuk hati lonjong atau bulat telur dengan letak yang berselang-seling. Batang utamanya

tegak dan berkayu pada pangkalnya, dengan tinggi tanaman 30-75 cm.

Buahnya dikenal sebagai bahan penyedap dan pelengkap berbagai menu masakan khas

Indonesia. Karenanya, hampir setiap hari produk ini dibutuhkan. Kian hari, kebutuhan akan

komoditas ini semakin meningkat sejalan dengan makin bervariasinya jenis dan menu makanan

yang memanfaatkan produk ini. Selain itu, juga karena semakin digalakkannya ekspor komoditas

nonmigas.

Penyakit yang sering menyerang tanaman cabai adalah penyakit busuk buah yang

disebabkan oleh Colletotrichum capsici. Penyakit ini biasa menyerang buah yang mengakibatkan

buah busuk dan berguguran. Selain itu juga dapat menyerang pucuk dan ranting sehingga pucuk

dan tunas menjadi mati. penyakit Patek (Antraknosa) yang disebabkan oleh Colletotrichum

capsici menyebabkan kerugian yang sangat besar baik didaerah tropis maupun subtropis

(Agrios,1997). Pathogen Antraknosa dapat menyerang cabai mentah, cabai matang atau cabai

yang sudah dipasarkan sehingga menyebabkan buah membusuk-kering dan tidak dapat

dipasarkan (Martoredjo,1984)

Untuk pertumbuhan jamur Colletotrichum capsici sangat dipengaruhi ole h faktor- -faktor

lingkungan, salah satunya adalah pH. Derajat keasaman atau pH sangat panting dalam mengatur

metabolisme dan sistem-sistem enzim bila terjadi penyimpangan pH, maka proses metabolisme

jamur dapat terhenti. Sehingga untuk pertumbuhan maksimal jamur diperlukan pH yang

optimum.

Page 2: makalah ipt

II. TINJAUAN PUSTAKA

a. Tanaman Cabai

1. Sistematika

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annum L

2. Botani

Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan. Tanaman cabe banyak

ragam, tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian

besar hidup di negara asalnya. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin,

diantaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C.

Pada umumnya cabai dapat ditanam pada dataran rendah, sampai ketinggian 2000 m

diatas permukaan laut. Cabai dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 244-27 C dengan

kelembaban yang tidak terlalu tinggi.

Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur,

tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut

kemiringan lahan 0-10o serta membutuhkan sinar matahari dan tidak ternaungi.

Page 3: makalah ipt

Tanaman cabe menghendaki pengairan yang cukup. Tetapi apabila jumlahnya berlebihan

dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan

bekteri. Jika kekurangan air tanaman cabe dapat kurus, kerdil, layu dan mati. Pengairan dapat

menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.

Tanaman cabe mempunyai daun yang membulat pada pangkalnya dan lancip pada ujungnya.

3. Syarat Tumbuh

B. Patogen

1. Sistematika Colletotrichum capsici

Kingdom : Fungi

Divisi : Dueteromycota

Sub divisi : Deuteromycotina

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Melanconiales

Famili :

Genus : Colletotrichum

Spesies : Colletotrichum capsici

Page 4: makalah ipt

2. Gejala Serangan

Jamur Colletotrichum capsici mula - mula membentuk bercak cokelat kehitaman, lalu

meluas menjadi busuk lunak. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik - titik hitam yang

terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh

buah mengering dan mengerut (keriput). Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi

berwarna seperti jerami. Jika cuaca kering jamur hanya membentuk bercak kecil yang tidak

meluas. Tetapi kelak setelah buah dipetik, karena kelembaban udara yang tinggi selama disimpan

dan diangkut, jamur akan berkembang dengan cepat. Di India C. capsici juga menyerang ranting

- ranting muda dan menyebabkan mati ujung (die-back) (Singh, 1969 dalam Semangun, 1989).

Biasanya penyakit terjadi pada buah cabai dari buah cabai berwarna hijau sampai

berwarna merah. Gejala pertama yang dapat dilihat ialah bulatan yang berwarna cokelat, lekuk

dan berair pada buah yang terserang. Penyakit ini tidak menyebar secara bulatan tetapi menyebar

mengikut arah sepanjang buah, ini yang menyebabkan bintik-bintik bulatan bertukar menjadi

lebih elliptikal. Pada bagian tepi bulatan biasanya terdapat garis hitam. Ketika penyakit ini

menyebar dan menjadi semakin parah , akan mengakibatkan buah kehilangan warna merah dan

bertukar menjadi ungu pucat dan banyak terdapat bercak – bercak hitam. Keluarnya spora di

dalam acervuli secara berkelompok dalam bulatan 'concentric' pada bagian yang terserang bila

keadaan lingkungan mendukung, oleh karena itu penyakit ini disebut juga penyakit bintik

berpusar. Jamur C. capsici juga boleh menyerang pada bagian batang atau tangkai yang muda,

daun dan bunga. Biasanya pada bagian daun yang diserang terdapat bercak - bercak hitam

acervuli dan pada batang yang terserang, warna batang menjadi warna pucat dan kuning.

Serangan awal ketika jamur C. capsici yang masih hidup pada sisa-sisa kayu dengan perantaraan

spora yang dibawa oleh angin dan menempel pada buah yang masak. Serangan kedua ketika di

ladang melalui spora yang terbentuk daripada buah yang pertama yang disebarkan terutama oleh

angin, semut dan serangga. C .capsici juga merupakan patogen terbawa biji dan akan

menyebabkan 29 - 48% pengurangan percambahan biji benih.

3. Morfologi

Colletotrichum capsici semula disebut Colletotrichum nigrum yang diduga juga sama

dengan Vermicularia capsici. Jamur ini mempunyai banyak aservulus, tersebar, di bawah

Page 5: makalah ipt

kutikula atau pada permukaan, garis tengahnya sampai 100 µm, hitam dengan banyak seta. Seta

cokela tua, bersekat, kaku, dan meruncing ke atas, 75 - 100 x 2 - 6,2 µm, ujung - ujungnya

tumpul, atau bengkok seperti sabit. Jamur membentuk banyak sklerotium dalam jaringan

tanaman sakit atau dalam medium biakan.

4. Daur hidup

Jamur pada buah masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur

menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah yang sakit. Jamur menyerang daun dan batang,

kelak dapat menginfeksi buah - buah. Jamur hanya sedikit sekali mengganggu tanaman yang

sedang tumbuh, tetapi memakai tanaman ini untuk bertahan sampai terbentuknya buah hijau.

Selain itu jamur dapat mempertahankan diri dalam sisa - sisa tanaman sakit. Seterusnya

konidium disebarkan oleh angin. Menurut Nur Imah Sidik dan Pusposendjojo (1985) infeksi

C.capsici hanya terjadi melalui luka - luka.

Page 6: makalah ipt

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu Dan Tempat

Pelaksanaan praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan ini dilakukan pada jam 08.00 WIB dan

bertempat di Lapangan Hama Penyakit Tumbuhan.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan adalah

sebagai berikut :

Alat :

Erlenmeyer

Cawan Petri

Gelas Ukur

Karet gelang

Kertas aluminium

Cutter

Bahan :

Isolat Colletotrichum capsici dan Sklerotium rolfsii

Aquadest

Tanaman cabai 15 polibag

C. Cara Kerja

1. Di Laboratorium

1.1 Persiapan Inokulum Colletotrichum capsici

Komposisi PDA instant

Page 7: makalah ipt

Tepung PDA instant 39 gr

Aquadest 1 Liter

Agar 5 gr

Komposisi PDA buatan

Ekstrak kentang 1 Liter

Agar 20 gr

Gula 20 gr

2. Di Lapangan

2.1 Persiapan Inokulasi

Ambilah isolat Colletotrichum capsici yang telah dibuat pada media.

Sediakan erlenmeyer dan tuangkan aquadest sebanyak perbandingan 1 : 100 Liter.

Masukkan isolat Colletotrichum capsici ke dalam erlenmeyer yang sebelumnya telah diisi

aquadest sebayak 500 Liter.

Kemudian suspensi tersebut di kocok secara manual supaya suspensi tersebut dapat

homogen.

Buatlah 5 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan 1 kontrol, perlakuan 2 tidak dilukai,

perlakuan 3 juga tidak dilukai, perlakuan 4 dilukai tanah disekitar tanaman cabai dengan

menggunakan cutter dan perlakuan 5 sama dengan perlakuan yang ke 4.

Setelah suspensi tadi homogen tuangkan ke dalam gelas ukur untuk perlakuan kontrol

tidak dituangkan suspensi, perlakuan tidak dilukai pertama dituangkan suspensi 20 ml,

perlakuan tidak dilukai kedua dituangkan suspensi 40 ml, perlakuan dilukai pertama

dituangkan suspensi 20 ml dan perlakuan dilukai kedua dituangkan suspensi 40 ml.

D. Parameter Pengamatan

1. Insidensi Penyakit

Page 8: makalah ipt

Perhitungan insidensi penyakit dimulai sejak sehari setelah inokulasi patogen Sclerotium

rolfsii sampai dengan hari ke-14, dengan menggunakan rumus berikut :

Dimana :

I = Insidensi Penyakit (%)

n = Jumlah tanaman yang mati

N = Jumlah seluruh tanaman

2. Keparahan Penyakit

Keparahan penyakit diamati pada hari ke-14 setelah inokulasi patogen Sclerotium rolfsii.

Keparahan penyakit dihitung dengan menggunakan rumus :

Dimana :

K = Keparahan Penyakit (%)

n = Jumlah tanaman yang terserang tiap kategori

v = Harga numeric dari setiap kategori (0-5) menurut Villajuan Abgona et al.

(1996) yaitu :

0 = Tidak ada penyakit

1 = Luka muncul pada leher akar sepanjang 1 mm

2 = Luka coklat sampai coklat gelap sepanjang 2-10 mm mengelilingi

akar

3 = Luka coklat gelap sepanjang 10-25 mm dimana miselia

mengkolonisasi koleoptil

Page 9: makalah ipt

4 = > 26 mm area akar menjadi hitam dan busuk pada koleoptil

5 = Tanaman mati secara menyeluruh

Z = Harga numeric dari nilai kategori tertinggi

N = Jumlah seluruh tanaman