tugas makalah perpajakan 3 print

14
TUGAS MAKALAH PERPAJAKAN 1 (UU KUP) Disusun oleh KELOMPOK 1: Fadel Muhammad (1202100169) Esron Simbolon (1202110088) Alyssa Natasya Barnas (1202120040) Angga Alif Putra (1202120041) Eva Febrina (1202120046) Raden Andry Ardiansyah (1202120059) Asyifaa Fadhillah (1202120075) AKUNTANSI F TELKOM UNIVERSITY Jalan Telekomunikasi Terusan Buah Batu Bandung [email protected] 2015 i

Upload: alyssa-natasya-barnas

Post on 21-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pajak

TRANSCRIPT

MAKALAH PERPAJAKAN 1

TUGAS MAKALAH PERPAJAKAN 1(UU KUP)

Disusun oleh KELOMPOK 1: Fadel Muhammad (1202100169)Esron Simbolon (1202110088)Alyssa Natasya Barnas (1202120040)Angga Alif Putra (1202120041)Eva Febrina (1202120046)Raden Andry Ardiansyah (1202120059)Asyifaa Fadhillah (1202120075)

AKUNTANSI FTELKOM UNIVERSITYJalan Telekomunikasi Terusan Buah Batu [email protected]

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa pada saat ini kami telah menyelesaikan tugas yang merupakan salah satu tugasdari mata kuliah perpajakan.Tujuan kami menyusun tugas ini guna memenuhi salah satu tugas dari matakuliah perpajakan, selain itu juga agar kami dapat mengetahui dan mengenal lebih banyak mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perpajakan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.Kami ucapkan terima kasih kepada dosen perpajakan yang telah membimbing kami dalam pembuatan tugas ini dan terima kasih atas kerja sama teman-teman sekelompok.Kami mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan atau kesalahan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, terutama dari dosen yang bersangkutan. Harapan kami semoga dengan adanya tugas ini dapat memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah perpajakan . Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, khusunya bagi kami

Bandung, Februari 2015

Kelompok i

112

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISI2BAB I PENDAHULUAN3A.Latar Belakang Masalah3B.Rumusan Masalah3BAB II ISI4A.WAJIB PAJAK4B.HAK DAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK5C.NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)6D.PEROLEHAN DAN PENGHAPUSAN NPWP7E.PENGERTIAN, FUNGSI DAN PENCABUTAN NOMOR PENGUKUHAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK (NPPKP)9BAB III KESIMPULAN10BAB IV DAFTAR PUSTAKA11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan tax ratio, sejak tahun 2001 pemerintah telah melakukan berbagai kegiatan untuk ekstensifikasi di bidang perpajakan. Selain melalui kegiatan canvassing, upaya ekstensifikasi juga dilakukan DJP dengan cara memaksa wajib pajak orang pribadi untuk memiliki NPWP secara sistem misalnya kewajiban memiliki NPWP sebagai salah satu syarat dalam permohonan kredit perbankan bagi wajib pajak orang pribadi. Dalam siaran pers DJP tanggal 25 Agustus 2005 di tegaskan bahwa berdasarkan informasi dari pusat data pajak dan sistem komputerisasi pajak, DJP akan memberikan NPWP (secara jabatan) terhadap:i. Pemilik tanah dan bangunan mewahii. Pemilik mobil mewahiii. Pemilik kapal pesiar atau yachtiv. Pemegang saham baik dalam negeri maupun luar negeriv. Orang asingvi. Pegawai tetap yang berpenghasilan diatas PTKP

B. Rumusan Masalah

Makalah ini bertujuan membahas :i. Apa itu Pajak?ii. Apa saja jenis-jenis pembayaran pajak?iii. Mengapa adanya pembayaran pajak?

BAB II ISI

A. WAJIB PAJAKWajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.Pihak-pihak yang menurut ketentuan perpajakan yang berlaku harus mendaftarkan diri sebagai wajib pajak adalah :a)Wajib Pajak Badan Setiap Wajib Pajak badan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak / Kantor Penyuluhan Pajak di tempat badan tersebut berkedudukan.

b)Wajib Pajak Perseorangan Yaitu bagi Wajib Pajak Perseorangan yang penghasilannya melebihi PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak), yang besarnya sbb :-Rp 24.300.000,- untuk diri sendiri

-Rp 1.320.000,- tambahan untuk Wajib Pajak Kawin

-Rp. 1.320.000,- tambahan untuk setiap orang keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

-Rp 13.200.000,- tambahan untuk seorang isteri yang mempunyai penghasilan dari usaha atau dari pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan suami atau anggota keluarga lain.

c)Bentuk Usaha Tetap (BUT).BUT (Bentuk Usaha Tetap) yaitu bentuk usaha yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan usaha secara teratur di Indonesia oleh badan atau perusahaan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia.

d)Wajib Pajak sebagai pemungut / pemotong pajak (Wajib Pajak Non Subyek) seperti :Bendaharawan dan Badan-badan tertentu yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

e)Pengusaha Kena PajakPengusaha Kena Pajak adalah orang pribadi atau Badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud di luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

B. HAK DAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK Hak-hak Wajib Pajak :1. Mengajukan surat keberatan dan surat banding2. Menerima tanda bukti pemasukan SPT3. Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan4. Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT5. Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran pembayaran pajak6. Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang dikenakan dalam surat ketetapan pajak7. Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak8. Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi, serta pembetulan surat ketetapan pajak yang salah9. Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban pajaknya10. Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak 11. Mengajukan keberatan dan banding Kewajiban Wajib Pajak :1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP 2. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP3. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar4. Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri), dan memasukan ke kantor pelayanan pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan5. Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan6. Jika diperiksa wajib: a. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek yang teutang pajakb. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan7. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, wajib pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan.

C. NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

Nomor pajak yang diberikan kepada wajib pajak sebagai identitas dan sarana dalam administrasi perpajakan untuk memudahkan cara pembayaran pajak . NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) didapatkan setelah kita melakukan registrasi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4).Dengan menganut sistemself assesment semua wajib pajak wajib mendaftarkan dirinya sendiri baik secara langsung kepada KPP atau KP4 setempat ataupun melakukan register secara online dengane-registration.

Adapunfungsi NPWPitu sendiri adalah sebagai berikut:1. Sebagai tanda pengenal atau identitas dari wajib pajak2. Sebagai alat dalam administrasi perpajakan3. Dilampirkan atau dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan berkaitan dengan si wajib pajak4. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan

Selain fungsi di atas NPWP juga memberikan manfaat kepada wajib pajak yang memilikinya seperti kemudahan dalam membuat paspor, pengajuan kredit bank, pembayaran pajak final (PPh, PPN, dll dan beberapa urusan administrasi lainnya. Manfaat lain yang diperoleh adalah pelayanan dalam bidang perpajakan itu sendiri seperti pengembalian pajak, pengurangan pajak, dan yang paling vital adalah penyetoran dan pelaporan pajak.

D. PEROLEHAN DAN PENGHAPUSAN NPWP

1. Perolehan atau Pendaftaran NPWPSemua wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jendral Pajak untuk dicatat sebagai wajib pajak dan sekaligus yntuk mendapatkan NPWP.Persyaratan subjektif adalah persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam undang-undang pajak penghasilan 1984 dan perubahannya.Persyaratan objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan atau pemungutan sesuai dengan Undang-Undang pajak penghasilan 1984 dan perubahannya.Tempat pendaftaran dilakukan di Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal dan Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan, bagi wajib pajak, orang pribadi, pengusaha tertentu. Pendaftaran juga dapat dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) ataupun melakukan register secara online dengane-registration.Jangka waktu pendaftaran NPWP adalah1. Bagi wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib pajak badan, wajib mendaftarkan diri paling lambat satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan 2. Wajib Pajak Orang pribadi yang tidak menjalankan suatu usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas apabila jumlah penghasilannya sampai dengan sati bulan yang disetahunkan telah melebihi penghasilan tidak kena pajak, wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.Terhadap wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP akan dikenakan sanksi perpajakan.2. Penghapusan NPWPPenghapusan NPWP dilakukan oleh Direktor Jenderal Pajak apabila:a. Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh wajib pajak dan atau ahli warisnya apabila wajib pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.b. Wajib pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha.c. Wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan dalam hal suami dari wanita tersebut telah terdaftar sebagai wajib pajak.d. Wajib pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia, ataue. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan NPWP Wajib Pajak dari Wajib Pajka yang sudah tidak memenuhi persyaratn subjektif dan atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan perpajakan.Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas permohonan penghapusam NPWP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk Wajib Pajak orang pribadi atau 12 (dua belas) bulan untuk Wajib Pajak Badan, sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan penghapusan NPWP dianggap dikabulkan.

E. PENGERTIAN, FUNGSI DAN PENCABUTAN NOMOR PENGUKUHAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK (NPPKP)

1. Pengertian Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

NPPKP (No. pengukuhan pengusaha kena pajak) adalah setiap wajib pajak sebagai pengusaha yang dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) berdasrkan undang-undang PPN wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan pengusaha kena pajak (PKP) dan atau pengusaha yang dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak memilikisuratpengukuhan kena pajak yang berisi identitas dan kewajban perpajakan Pengusaha kena pajak.

2. Fungsi-fungsi NPPKP adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui identitas pengusaha kena pajak yang sebenarnya.2. Untuk melaksanakan hak dan kewajiban di pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah.3. Untuk pengawasan terhadap administrasi perpajakan.

3. Pencabutan PKP adalah sebagai berikut:

1.Pengusaha PKP pindah alamat kewilayah kerja KPP lain2.Pindah tempat kedudukan3.Pindah tempat kegiatan usaha4.Perubahan status perusahaan.

BAB III KESIMPULAN

Dari semua uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa:

1. Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayar oleh setiap warga negara Indonesia berdasarkan jenisnya masing-masing.2. Apabila terjadi pelanggaran seperti tidak membayar iuran wajib pajak tersebut maka akan mendapatkan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.3. Di dalam pembayaran iuran perpajakan tidak adanya toleransi.4. Ketentuan pembayaran pajak sesuai menurut jenisnya masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://stiebanten.blogspot.com/2011/05/nomor-pengukuhan-pengusaha-kena-pajak.html diambil tanggal 24 Februari 20142. http://www.pajak.go.id/content/article/selamat-datang-ptkp-baru diambil tanggal 24 Februari 20143. http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=69 diambil tanggal 24 Februari 20144. Prof. Dr. Mardiasmo, MBA.,Ak. (2011) Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta5. Rosdiana, Drs. Haula M.Si & Tarigan, Drs. Rasin M.Si. (2005) Perpajakan Teori dan Aplikasi. Jakarta:Rajawali Pers.

3