perpajakan tugas makalah

22
KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin... Penulis

Upload: muthiashifa

Post on 10-Dec-2014

219 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpajakan tugas makalah

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

Penulis

Page 2: perpajakan tugas makalah

BAB I

PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan minyak bumi dan gas semakin langka. Padahal migas tersebut sangat penting bagi kemajuan Negara kita karena keduanya merupakan sumber penerimaan Negara. Namun kini dengan adanya kelangkaan, sumber penerimaan Negara beralih sumber menjadi berasal dari pajak. Kebanyakan orang enggan berhubungan dengan pajak, karena mereka harus membayar tarif pajak sesuai dengan objek yang dikenakan. Mungkin mereka tidak menyadari, dengan membayar pajak kita akan memperoleh manfaat, diantaranya untuk  korban bencana alam, Subsidi, Kelestarian Budaya, Pendidika, Dana alokasi umum, Fasilitas dan infrastruktur, Penegakan Hukum, APBN yang sebagian besar dari pajak, Transportan umum, Pilkada dan lain-lain.

Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa yang sudah mengetahui pajak harus bisa memenuhi kewajiban perpajakan demi kemajuan Negara kita, apalagi setelah mendapat penghasilan kelak.

1.2      IDENTIFIKASI MASALAH

Sesuai dengan tema “Aturan Hukum Perpajakan”, maka permasalahannya dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1.    Perlunya memahami pengertian perpajakan

2.    Bagaimana kedudukan hukum pajak

3.    Apa fungsi pajak

4. Apa saja Hak dan Kewajiban wajib pajak

1.3      MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan penyusun membuat makalah ” Aturan Hukum Perpajakan” adalah sebagai berikut :

1.    Memberikan informasi mengenai perpajakan di Indonesia

Page 3: perpajakan tugas makalah

2.    Mengetahui hak dan kewajiban wajib pajak

1.4      PEMBATASAN MASALAH

Dalam menguraikan masalah, penulis membatasi hal-hal sebagai berikut :

1.    Pembahasan mengenai pengertian,jenis dan fungsi pajak

2.    Kedudukan pajak dan azas pemungutan pajak

3.    Hak dan kewajiban wajib pajak

1.5      RUMUSAN MASALAH

1.    Apakah pajak itu ?

2.    Dimana kedudukan hukum pajak itu?

3.    Mengapa kita wajib menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan?

4.    bagaimana hak dan kewajiban wajib pajak?

Page 4: perpajakan tugas makalah

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian     pajak dan landasan pajak

Pajak adalah iyuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung.

Pengetian pajak menurut bebetapa ahli :

1. Prof Dr Adriani

Pajak adalah iuran kepada negara(yang dapat dipaksakan), yang terutang oleh yang wajib pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan,dengan tidak mendapat imbalan kembali,yang dapat ditunjuk secara langsung,dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum .

2. Prof. DR. Rachmat Sumitro,SH

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang( yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik(kontraprestasi)yang langsung ditunjukkan,dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum .

3. Mr.Dr.NJ. Feldman dalam buku “DE OVER HEIDSMIDDELEN VAN INDONESIA” (terjemahan)

Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha(menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum) tanpa adanya kontraprestasi,dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran –pengeluaran umum.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak:

1.Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya

2.Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontrasepsi individual oleh pemerintah

3.Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah

4.pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah,yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus,digunakan untuk membiayai public investman

Page 5: perpajakan tugas makalah

KEDUDUKAN HUKUM PAJAK

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, Hukum Pajak mempunyai kedudukan diantara hokum-hukum sebagai berikut :

1. Hukum Perdata yaitu hokum yang mengatur hubungan antara satu individu     dengan individu lainnya.

2. Hukum Publik yaitu hukum yang mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya. Hukum public ini terdiri dari : Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha ( Hukum Administrasi ), Hukum Pajak dan Hukum Pidana.

Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa kedudukan hukum pajak merupakan bagian dari hukum public.

Bila didefinisikan Hukum Pajak adalah kumpulan peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyat  atau wajib pajak. Pemerintah sebagai pemungut pajak dan wajib pajak atau rakyat sebagai pembayar pajak. Hukum pajak sering juga disebut dengan hukum fiscal ( Brotodihardjo,1986 ), karena istilah pajak sering disamakan dengan istilah fiscal ( yang artinya kantong uang / keranjang uang yang selanjutnya disebut sebagai kas negara ). Dari kata fiscal tersebut maka pihak pemerintah sebagai pemungut dan mengadministrasikan pajak disebut sebagai aparat pajak atau dalam bahasa latin disebut fiscus, dan dalam bahasa Indonesia disebut dengan fiskus.Hal-hal yang diatur dalam hokum pajak antara lain meliputi : siapa subyek pajak atau wajib pajak, apa kewajiban wajib pajak, apa hak negara/pemerintah, apa obyek yang dikenakan pajak, berapa taripnya, bagaimana cara penagihan pajaknya, apa sanksi bila tidak memenuhi kewajiban dan lain-lain.Hukum pajak menganut “ paham imperative “ yang artinya bahwa pelaksanaan pemungutan pajak tidak dapat ditunda. Misalnya terjadi pengajuan keberatan terhadap pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sebelum ada keputusan dari Direktur Jenderal Pajak tentang keberatan tersebut diterima, maka wajib pajak yang mengajukan keberatan terlebih dahulu membayar pajak sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Hukum Pajak yang mengatur hubungan antara pemerintah selaku pemungut pajak dengan rakyat sebagai wajib pajak, terbagi dalam 2 ( dua ) macam hokum pajak yaitu :

1.    Hukum Pajak Materiil yaitu hokum pajak yang memuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hokum yang dikenai pajak ( obyek pajak ), siapa yang dikenakan pajak ( subyek pajak ), berapa besar pajak yang dikenakan ( tarip pajak ), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan sanksi-sanksi dalam hubungan hokum antara pemerintah dengan wajib pajak. 

Page 6: perpajakan tugas makalah

Contoh Hukum Pajak Materiil adalah Pajak Penghasilan ( PPh ), Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah ( PPN dan PPn BM ).

2.    Hukum Pajak Formil yaitu hokum pajak yang memuat cara-cara untuk mewujudkan hokum pajak materiil menjadi suatu kenyataan atau realisasi. Hukum pajak formil memuat antara lain tata cara/prosedur penetapan jumlah utang pajak, hak-hak fiskus untuk mengadakan monitoring dan pengawasan, menentukan kewajiban wajib pajak untuk mengadakan pembukuan atau pencatatan dan prosedur pengajuan surat keberatan ataupun banding.

Contoh Hukum Pajak Formil adalah Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Pajak, Fungsi dan Jenisnya

FUNGSI PAJAK

1. Fungsi budgetair, yang disebut pula sebagai fungsi penerimaan dan sumber utama kas negara. Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Contoh : Dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

2. Fungsi reguler, yang disebut pula sebagai fungsi mengatur / alat pengatur kegiatan ekonomi. Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang social dan ekonomi. Sebagai contoh yaitu dikenakannya pajak yang tinggi terhadap minuman keras, sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan, demikian pula terhadap barang mewah.

3. Fungsi alokasi, yang disebut pula sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Kas negara yang telah terisi dan bersumber dari pajak yang telah terhimpun, harus dialokasikan untuk pembiayaan pembangunan dalam segala bidang.

4. Fungsi distribusi, yang disebut pula sebagai alat pemerataan pendapatan. Wajib pajak harus membayar pajak, pajak tersebut digunakan sebagai biaya pembangunan dalam segala bidang. Pemakaian pajak untuk biaya pembangunan tersebut, harus merata ke seluruh pelosok tanah air agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmatinya bersama.

Asas pemungutan pajaka. Asas domisili (asas tempat tinggal)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat ting- gal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.

Page 7: perpajakan tugas makalah

b. Asas sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

c. Asas kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya, pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia tetapi bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku untuk wajib pajak luar negeri.

d. Asas keadilan

Pajak yang dibebankan hendaknya dibagi kepada masyarakat dengan seadil-adilnya. Misalnya, dengan menerapkan tarif pajak progresif, yaitu tinggi pendapatan seseorang atau badan usaha semakin tinggi persentase tarifvpajak yang dikenakan.

e. Asas pemerataanPajak yang dibebankan hendaknya dibagi secara merata kepada segenap lapisan atau go- longan masyarakat.

f. Asas manfaatPajak yang dibebankan kepada wajib pajak hendaknya disesuaikan dengan manfaat yang diperoleh (benefit principle). Misalnya, pajak kendaraan bermotor lebih besar daripada pajak sepeda. Pajak untuk mobil lebih besar daripada pajak sepeda motor. Hal ini disebut juga tarifpajak progresif

g. Asas kemampuanPajak yang dibebankan harus sesuai dengan daya pikul wajib pajak . Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah penghasilan yang diterima seseorang.

h. Asas yuridis

Pajak yang dibebankan kepada wajib pajak harus mempunyai kepastian hukum (subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, cara pembayaran, sanksi yang dikenakan).

i. Asas efisien/ekonomisPajak yang dibebankan kepada wajib pajak hendaknya tidak memberatkan atau menghambat perkembangan usaha perekonomian.

Page 8: perpajakan tugas makalah

j. Asas sederhanaPajak yang dibebankan kepada wajib pajak hendaknya jangan terlalu banyak ragam atau jenisnya agar mudah dimengerti oleh wajib pajak.

JENIS PAJAK

1. Jenis pajak menurut sifatnya :

1. Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan. Contoh : Pajak penghasilan.

2. Pajak tak langsung adalah  pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain. Contoh : Pajak pertambahan nilai.

Pembagian pajak menurut sifatnya dimaksudkan pembedaan dan pembagiannya berdasarkan ciri-ciri prinsip :

1. pajak subyektif adalah pajak yang berdasarkan pada subyeknya yang selanjutnya dicari syarat obyektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : PPh.

2. Pajak obyektif adalah pajak yang berdasarkan pada obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : PPN dan PPnBM.

2. Jenis pajak menurut pemungutannya :

1. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : PPh, PPN, PPnBM, PBB, dan bea materai.

2. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh : Pajak reklame, pajak hiburan, dan lain-lain.

3. Jenis pajak menurut Subyek pajaknya :

1. Pajak perseorangan.

2. Pajak badan.

4. Jenis pajak menurut asalnya :

1. Pajak dalam negeri adalah pajak yang diperoleh dari seluruh warga negara Indonesia yang menetap di Indonesia.

Page 9: perpajakan tugas makalah

2. Pajak luar negeri adalah pajak yang diperoleh dari orang-orang asing yang berpenghasilan di Indonesia.

5. Jenis pajak menurut obyek pajaknya :

1. Obyek pajak keadaan. Contoh : PPh dan PBB.

2. Obyek pajak kejadian. Contoh : bea keluar dan bea masuk.

3. Obyek pajak pemakaian. Contoh : bea cukai dan materai.

4. Obyek pajak perbuatan. Contoh : PPN dan BBN.

Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

Hak Wajib Pajak

Hak-hak Wajib Pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan adalah sebagai berikut:

1. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari fiskusHak ini merupakan konsekuensi logis daru sistem self assessment yang mewajibkan Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, dan membayar pajaknya sendiri. Untuk dapat melaksanakan sistem tersebut tentu hal dimaksud merupakan prioritas dari seluruh hak Wajib Pajak yang ada.

2.  Hak untuk membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT)Wajib Pajak dapat melakukan pembetulan SPT apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan, dengan syarat belum melampaui jangka waktu 2 (dua) tahun sesudah berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak dan fiskus belum melakukan tindakan pemeriksaan.

3.  Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPTWajib Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT ke Dirjen Pajak dengan menyampaikan alasan-alasan secara tertulis sebelum tanggal jatuh tempo.

4.  Hak untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajakWajib Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran pembayaran pajak kepada Dirjen Pajak secara tertulis disertai alasan-alasannya. Penundaan ini tidak menghilangkan sanksi bunga.

5.  Hak memperoleh kembali kelebihan pembayaran pajak

Page 10: perpajakan tugas makalah

Wajib Pajak yang mempunyai kelebihan pembayaran pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian atau restitusi. Setelah melalui proses pemeriksaan akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB).

6.  Hak mengajukan keberatan dan bandingWajib Pajak yang merasa tidak puas atas ketetapan pajak yang telah diterbitkan dapat mengajukan keberatan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di mana WP terdaftar. Jika Wajib Pajak tidak puas dengan keputusan keberatan Wajib Pajak dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak.

Kewajiban Wajib Pajak

Kewajiban Wajib Pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan adalah sebagai berikut:

1.  Kewajiban untuk mendaftarkan diriPasal 2 Undang-Undang KUP menegaskan bahwa setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Khusus terhadap pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan undang-undang PPN, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).

2.  Kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat PemberitahuanPasal 3 ayat (1) Undang-Undang KUP menegaskan bahwa setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dalam bahasa Indonesia serta menyampaikan ke kantor pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.

3.  Kewajiban membayar atau menyetor pajakKewajiban membayar atau menyetor pajak dilakukan di kas negara melalui kantor pos atau bank BUMN/BUMD atau tempat pembayaran lainnya yang ditetapkan Menteri Keuangan.

4.  Kewajiban membuat pembukuan atau pencatatanBagi Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia diwajibkan membuat pembukuan (Pasal 28 ayat (1)). Sedangkan pencatatan dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usahanya atau pekerjaan bebas yang diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Neto dan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

5.   Kewajiban menaati pemeriksaan pajakTerhadap Wajib Pajak yang diperiksa, harus menaati ketentuan dalam rangka pemeriksaan pajak, misalnya Wajib Pajak memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan dan dokumen

Page 11: perpajakan tugas makalah

lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh; memberi kesempatan atau memasuki tempat ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan; serta memberikan keterangan yang diperlukan oleh pemeriksa pajak.

6.   Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajakWajib Pajak yang bertindak sebagai pemberi kerja atau penyelenggara kegiatan wajib memungut pajak atas pembayaran yang dilakukan dan menyetorkan ke kas negara. Hal ini sesuai dengan prinsip withholding system.

7.  Kewajiban membuat faktur pajakSetiap Pengusaha Kena Pajak wajib membuat faktur pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. Faktur Kena Pajak yang dibuat merupakan bukti adanya pemungutan pajak yang dilakukan oleh PKP.

PENYELENGGARAAN PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN BAGI WAJIB PAJAK

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba/rugi untuk periode tahun pajak tertentu.

Pencatatan yaitu mengumpulkan data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final. Berikut akan dijelaskan Wajib Pajak yang dalam kondisi bagaimana yang berhak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan.

a. Wajib Pajak Menyelenggarakan Pembukuan

1.  Wajib Pajak Badan

2.  Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, kecuali Wajib Pajak Orang Pribadi yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp 4.800.000.000 (empat milyar delapan ratus juta rupiah)

b. Wajib Pajak menyelenggarakan Pencatatan

1.  Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp. 4.800.000.000,00 dapat menghitung penghasilan netto dengan menggunakan norma penghitungan penghasilan netto dengan syarat memberitahukan ke Direktorat Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahu pajak yang bersangkutan

2.  Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas

Page 12: perpajakan tugas makalah

Wajib Pajak Badan ataupun Orang Pribadi dalam melakukan penyelenggaraan pembukuan atau pun pencatatan tersebut harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sebagai berikut:

Syarat - syarat penyelenggaraan Pembukuan:

1.  Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya

2. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan

3.  Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel aktual atau stelsel kas

4.  Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah dapat dielenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan

5. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang

Syarat – syarat penyelenggaraan pencatatan:

1. Pencatatan harus menggambarkan antara lain: Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yang diterima dan/atau diperoleh, Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final

2. Bagi Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan/atau tempat usaha, pencatatan harus menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis usaha dan/atau tempat usaha yang bersangkutan

3. Selain kewajiban untuk menyelenggarakan pencatatan Wajib Pajak Orang Pribadi harus menyelenggarakan pencatatan atas harta dan kewajiban

Tujuan Penyelenggaraan Pembukuan atau pencatatan

Tujuan dari penyelenggaraan pembukuan dan pencatatan adalah untuk mempermudah dalam hal:

1. Pengisian Surat pemberitahuan (SPT)

2. Perhitugan Penghasilan Kena Pajak

3. Penghitungan PPN dan PPnBM

4. Penyelenggaraa pembukuan juga untuk mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan usaha/pekerjaan bebas

Ketentuan Penyelenggaraan Pembukuan Dalam Bahasa Asing dan Mata Uang Selain Rupiah

Wajib pajak yang diperkenankan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah yaitu menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata

Page 13: perpajakan tugas makalah

uang dollar Amerika Serikat tersebut adalah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-10/PJ/2012 tentang perubahan atas Peraturan atas Peraturan Direktur jenderal Pajak Nomor PER-11/PJ/2010 tentang Tata Cara Permohonan, pemberitahuan dan pembatalan izin menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang dollar Amerikat Serikat

1. Wajib Pajak dalam hal Penanaman Modal Asing yaitu Wajib Pajak yang beroperasi berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan Penanaman Modal Asing

2. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya, yaitu Wajib Pajak yang beroperasi berdasarkan kontrak dengan Pemerintah RI sebagaimana dimaksud dalam Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Pertambangan Selain Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

3.  Wajib Pajak dalam rangka kontrak kerja sama yang beroperasi berdasarkan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

4.  Bentuk Usaha Tetap, yaitu bentuk usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (5) Undang-undang Pajak Penghasilan atau menurut perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang terkait

5. Wajib Pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di bursa efek luar negeri

6.  Kontrak Invenstasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan reksadana dalam denominasi mata uang dollar America Serikat dan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pedaftaran dari Badan Pengawas Pasar Modal

7. Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri, yaitu perusahaan anak (subsidiary company)yang dimiliki dan atau dikuasai oleh Perusahaan induk (parent company) di luar negeri yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) huruf a dan b Undang-undang Pajak penghasilan.

8.  Wajib Pajak yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang fungsionalnya menggunakan satuan mata uang dollar Amerika Serikat sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.

Tata Cara Pengajuan Penyelenggaraan Pembukuan Dalam Bahasa Asing Dan Mata Uang Selain Rupiah

Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang dollar Amerika Serikat oleh Wajib Pajak harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari Menteri Keuangan dalam rangka kontrak karya atau Wajib Pajak dalam kontraktor kontrak kerjasama. Perolehan izin tertulis dapat diperoleh Wajib Pajak dengan mengajukan surat permohonan kepada kepala kantor wilayah paling lambat 3 bulan sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang dollar Amerika Serikat tersebut dimulai sejak tanggal pendirian bagi Wajib Pajak baru untuk bagian tahun pajak atau tahun pajak pertama.

Page 14: perpajakan tugas makalah

Kepala kantor wilayah atas nama Menteri Keuangan memberikan keputusan atas permohonan tersebut paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan dari Wajib Pajak diterima secara lengkap. Apabila dalam jangka waktu tersebut telah lewat dan kepala Kantor Wilayah belum memberikan keputusan maka permohonan Wajib Pajak tersebut dianggap diterima dan Kepala Kantor Wilayah atasnama Menteri Keuangan menerbitkan keputusan pemberian izin untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang dollar Amerika Serikat.

Wajib Pajak yang telah memperoleh izin untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang dollar Amerika Serikat namun merencanakan untuk tidak memanfaatkan izin tersebut Wajib menyampaikan pemberitahuan pembatalan secara tertulis ke KPP dalam hal tahun pajak sebagaimana tercantum dalam surat izin sebelum dimulai dan pemberitahuan tersebut harus sudah diterima oleh KPP sebelum tahun pajak tersebut dimulai.

Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri Keuangan memberikan keputusan atas permohonan pembatalan penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang dollar Amerika Serikat dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan dari Wajib Pajak diterima secara lengkap. Apabila jangka waktu tersebut telah lewa dan kepalakantor wilayah belum memberikan keputusan, maka permohonan dianggap diterima. Dan Wajib Pajak tersebut tidak diperbolehkan lagi menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Iggris dan satuan mata uang dollar Amerika Serikat dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak izin tersebut dicabut.

Page 15: perpajakan tugas makalah

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Dari semua uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa:

1.         Pajak merupakan iuran wajib yang harus di bayar oleh setiap warga Negara Indonesia berdasarkan jenisnya masing-masing.

2.         Apabila terjadinya pelanggaran seperti tidak membayar iuran wajib pajak tersebut maka akan mendapatkan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

3.         Di dalam pembayaran iuran perpajakan tidak adanya toleransi.

4.         Ketentuan pembayaran pajak sesuai menurut jenisnya masing-masing.

 

A.      Saran

Makalah yang berjudul perpajakan ini merupakan karya tulis berdasarkan himpunan material yang di ambil dari berbagai sumber. Oleh karena itu, jika ada kesalahan dalam penulisan dan dalam penyajian bahan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi terwujudnya kebenaran yang kita kehendaki semua dan demi kesempurnaan penyelesaian makalah pajak ini.

 

Page 16: perpajakan tugas makalah

Daftar pustaka

Erly Suandy, 2011.Hukum Pajak.Jakarta:Salemba Empat. Siti Resmi,2011.Perpajakan.Jakarta:Salemba Empat. Walyo,2011.Perpajakan Indonesia.Jakarta:Salemba Empat https://sites.google.com/site/materikuliahrizal/makalah-perpajakan http://dahlanforum.wordpress.com/2010/03/15/pajak-fungsi-dan-jenisnya/ http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2245242-asas-pemungutan-pajak/ http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/content/article/1-kap-news/564-

penyelenggaraanpembukuanataupencatatanbagiwajibpajak- http://ilmu27.blogspot.com/2012/08/makalah-hukum-pajak.html