tugas akhir program studi diploma iii perpajakan
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EVALUASI PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DI
KABUPATEN SUKOHARJO
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
Maria Ika Yesita Natalia
F3408055
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ø “NARIMO ING PANDUM” Menerima hidup apa adanya (petuah Jawa)
Ø Pengalaman bukanlah apa yang terjadi padamu, tapi apa yang kamu
lakukan atas apa yang terjadi padamu (Kahlil Gibran)
Ø Kemurahan hati di masa depan, termasuk dengan memberikan semua yang
ada sekarang
Persembahan
Tugas Akhir ini Penulis Persembahka kepada:
1. Yesus Kristus
2. Kedua orang tua, adik dan seluruh keluarga
3. Sahabat dan teman-teman
4. Semua dosen dan pembinbing
5. Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karuniaNya yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan proses penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Evaluasi
Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Tanah Di Kabupaten Sukoharjo” dengan baik.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Ahli Madya pada Program Diploma III Program Studi Perpajakan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan tugas akhir ini tidaklah
berjalan lancar apabila tidak mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak. Sekecil apapun semua saran, bantuan moral dan material serta segala hal
yang menunjang penyelesaian laporan tugas akhir ini sangat penulis hargai. Untuk
itu pada kesempatan yang berharga ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Yesus Kristus, yang dengan pertolongan rahmatNya memberikan
kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, Msi, Ak., selaku ketua Program Diploma
III Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Bapak Sri Suranta, S.E, M.Si, Ak., BKP selaku Ketua Program Studi
Perpajakan Ekonomi Sebelas Maret sekaligus pembimbing Tugas Akhir
ini.
5. Bapak Arif Lukman Santoso,S.E, Ak., selaku Pembimbing Magang Kerja
yang memberikan pengarahan selama penyusunan laporan magang kerja.
6. Seluruh dosen dan staf karyawan Program Diploma III Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
7. Bapak Drs. Darwanto, MM., selaku kepala bagian pendapatan DPPKAD
Kabupaten Sukoharjo yang telah berkenan memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian.
8. Seluruh pegawai dan staf DPPKAD Kabupaten Sukoharjo yang telah
memberikan informasi berharga, sehingga sangat membantu dalam
penyusuna Tugas Akhir ini.
9. Bapak, Ibu dan Adik tersayang, Tante Henny dan seluruh keluarga besar
yang memberikan dukungan moriil dan materiil.
10. Sahabat, terutama gambul-gambul Nuri, Hima, Iin, Ima, Fani dan juga
teman-teman DIII Perpajakan 2008 yang telah banyak membantu dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
11. Papah Yoga, laksana “purnama” yang telah memberikan “cahaya
inspirasi” bagi Penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
12. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu
persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah .................................................................... 14
C. Perumusan Masalah ........................................................................... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 15
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 16
II. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A.Tinjauan Pustaka ................................................................................. 17
B. Analisis Data dan Pembahasan .......................................................... 29
III. TEMUAN
A. Kelebihan ........................................................................................... 47
B. Kelemahan ......................................................................................... 47
IV. PENUTUP
A.Simpulan ............................................................................................. 49
B. Rekomendasi ...................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
II.1 Harga Dasar Air Tanah ................................................................ 34
II.2 Daftar Potensi Pendapatan Pajak Air Tanah pada
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo Periode Februari- Maret 2011
..................................................................................................... 38
II.3 Kontribusi Pajak Air TanahTerhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Sukoharjo Periode Triwulan I (Pertama)
Januari-Maret 2011 ..................................................................... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman I.1 Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo ............... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Tugas Akhir
2. Surat Keterangan Kegiatan Magang Kerja
3. Lembar Penilaian Kegiatan Magang Kerja
4. Tanda Terima Kuliah Magang Kerja
5. Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sukoharjo Bulan Januari
Tahun Anggaran 2011
6. Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sukoharjo Bulan Februari
Tahun Anggaran 2011
7. Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sukoharjo Bulan Maret
Tahun Anggaran 2011
8. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
EVALUASI PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DI
KABUPATEN SUKOHARJO
Maria Ika Yesita Natalia F3408055
The study, titled " EVALUASI PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DI KABUPATEN SUKOHARJO " has the purpose to find out how the implementation of ground water tax collection by DPPKAD Sukoharjo after the transfer of authority to the implementation of ground water tax collection from the provincial tax to local tax districts and whether implementation is in conformity with the legislation in force. This study used the method of observation, which is, direct observation in DPPKAD Sukoharjo, interview methods, which is methods in which the authors do question and answer directly to the employee or officer of groundwater tax collector in the revenue department in DPPKAD Sukoharjo. This study also uses the method of documentation by collecting the necessary data in the study. From the results of research conducted, the implementation of ground water tax collection by DPPKAD Sukoharjo is in conformity with laws and regulations. However, there are still many obstacles to the implementation of ground water tax collection, due to implementation of this ground water is new to DPPKAD Sukoharjo. But the DPPKAD is able to overcome these barriers well. Based on the results of the study also found several weaknesses in the implementation of tax collection of ground water, to the authors provide recommendations such as data collection and re-examination of the use of groundwater meter used by the taxpayer. Keywords: tax, ground water tax, local revenues, DPPKAD Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo
1. Deskripsi Kabupaten Sukoharjo
a. Sejarah Kabupaten Sukoharjo
Pada awal kemerdekaan (1946), Sukoharjo merupakan salah satu
kawedanan (sekarang pembantu Bupati) dari empat kawedanan yang ada di
Surakarta, yaitu Kawedanan Kartasura, Surakarta, Bekonang dan Sukoharjo.
Perkembangan selanjutnya, Kawedanan Surakarta menjadi Hominte
Surakarta atau kotapraja (sekarang kotamadya) yang terpisah dari
Kabupaten Surakarta, sedangkan Kabupaten Surakarta menjadi Kabupaten
Sukoharjo yang meliputi kawedanan Kartasura, Bekonang dan Sukoharjo.
Adapun istilah kawedanan sekarang menjadi wilayah Pembantu Bupati.
Berpijak pada Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tanggal 15 Juli 1946,
tim yang dibentuk dengan Surat Keputusan Kepala Daerah Tingkat II
Sukoharjo No. 433/051/1986 Tanggal 24 Pebruari 1986, yang kemudian
dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Sukoharjo No. 17 Tahun 1986 tentang Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo
yang disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa
Tengah No. 188.3/480/1986 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo No. 3 Tahun 1987 seri D No. 2
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Tanggal 9 Januari 1987, maka pada hari Senin Pon tanggal 15 Juli 1946
ditetapkan sebagai hari lahirnya Kabupaten Sukoharjo.
b. Tata Letak Kabupaten Sukoharjo
Dilihat dari peta Kabupaten Sukoharjo, maka Kabupaten Sukoharjo
mempunyai batas daerah seperti berikut :
a. Sebelah Utara : Kotamadya Surakarta
b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri
d. Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Klaten
Letak Kabupaten Sukoharjo secara astronomis adalah sebagai
berikut:
a. Bagian ujung sebelah Timur : 1100 51’33,70”BT
b. Bagian ujung sebelah Barat : 110 42’06,79”BT
c. Bagian ujung sebelah Utara : 70 32’17,00”LS
d. Bagian ujung sebelah Selatan : 70 49’32,00”LS
2. Sejarah Berdirinya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah terdiri
dari unsur staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan dan
koordinasi yang diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang
diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas Bupati dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
diwadahi dalam lembaga teknis daerah dalam bentuk badan/ kantor/ rumah
sakit, dan unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah.
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
maka sejak tahun 2009 terbentuklah Organisasi Dinas Daerah yaitu Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau disingkat menjadi
DPPKAD.
3. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sukoharjo Nomor 3
tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten
Sukoharjo, Pasal 11 menyebutkan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di
bidang pengelolaan keuangan dan aset-aset daerah.
Berdasarkan Peraturan Bupati Sukuharjo Nomor 44 tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan
Struktural pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo, Pasal 3 menyebutkan bahwa DPPKAD dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
daerah. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, maka DPPKAD
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah,
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah,
d. Pengkoordinasian, fasilitasi, dan pembinaan kegiatan di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,
e. Pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah,
f. Pengelolaan urusan ketatausahaan.
4. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mempunyai visi yaitu terwujudnya
peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya pengelolaan
keuangan daerah dan peningkatan pendapatan daerah dengan semangat
desentralisasi, demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam rangka
peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu,
DPPKAD Kabupaten Sukoharjo mempunyai misi-misi yaitu sebagai
berikut:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya pengelolaan keuangan Daerah.
b. Meningkatkan fungsi perencanaan dan penyusunan anggaran Daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
c. Meningkatkan fungsi pemungutan pendapatan Daerah dan efisiensi
belanja Daerah.
d. Meningkatkan fungsi pengendalian kas Daerah, perbendaharaan umum
Daerah dan verifikasi serta perhitungan anggaran, pertanggungjawaban
keuangan Daerah.
5. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan DPPKAD Kabupaten
Sukoharjo
Berdasarkan Peraturan Bupati Sukuharjo Nomor 44 tahun 2008 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Strutural Pada
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Sukoharjo, Pasal 2 menyebutkan bahwa susunan organisasi DPPKAD
Sukoharjo terdiri dari:
a. Kepala Dinas
Mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah
di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.
b. Sekretariat
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi kesekretariatan meliputi
keseluruhan aktivitas mengenai umum dan kepegawaian, program,
serta keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada
Sekretariat.
1) Sub Bagian Program
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
program kegiatan.
2) Sub Bagian Keuangan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan
administrasi keuangan dan pelaporan pertanggungjawaban
keuangan.
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian kegiatan
administrasi umum organisasi dan tata laksana, pengurusan
rumah tangga, perlengkapan dokumentasi, perpustakaan dan
kearsipan serta pengelolaan administrasi kepegawaian.
c. Bidang Anggaran
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan, penyusunan
anggaran dan meliputi sebagian aktivitas mengenai pelaksanaan
anggaran, anggaran penerimaan, penyusunan anggaran belanja dan
pelaksanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab
pada bidang anggaran.
1) Seksi Perencanaan Anggaran
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang perencanaan anggaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2) Seksi Penyusunan Anggaran
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang penyusunan anggaran.
3) Seksi Pelaksanaan Anggaran
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang penyusunan anggaran.
d. Bidang Pendapatan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendapatan meliput
keseluruhan aktvitas mengenai pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, dan penagihan pendapatan yang diserahkan dan
menjadi tanggung jawab pada Bidang Pendapatan.
1) Seksi Pendapatan Asli Daerah
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang pendapatan asli daerah.
2) Seksi Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang dana perimbangan dan lain-
lain pendapatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3) Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang intensifikasi dan ekstensifikasi
pendapatan.
e. Bidang Perbendaharaan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perbendaharaan meliputi
keseluruhan aktivitas Penerbitan Surat Pencairan Dana (SP2D) untuk
pembayaran berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) dari
permintaan pengguna anggaran SKPD atas beban rekening kas
umum daerah.
1) Seksi Perbendaharaan I
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang Perbendaharaan I.
2) Seksi Perbendaharaan II
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang Perbendaharaan II.
3) Seksi Perbendaharaan III
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang Perbendaharaan III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
f. Bidang Akuntansi
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi akuntansi meliputi
keseluruhan aktivitas mengenai pembukuan, pelaporan, analisis data
keuangan, dan sistem akuntansi serta fasilitasi penyusunan laporan
keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang
Akuntansi.
1) Seksi Verifikasi
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang verifikasi.
2) Seksi Akuntansi
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang akuntansi.
3) Seksi Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang fasilitasi penyusunan laporan
keuangan.
g. Bidang Kas
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi kas meliputi keseluruhan
aktivitas mengenai penerimaan, pengeluaran, pengendalian, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pelaporan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada bidang
Kas.
1) Seksi Penerimaan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberianbimbingan di bidang penerimaan.
2) Seksi Pengeluaran
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang pengeluaran.
3) Seksi Pengendalian dan Pelaporan
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberianbimbingan di bidang pengendalian dan pelaporan.
h. Bidang Aset dan Investasi Daerah
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi inventarisasi dan
penghapusan, pengelolaan aset daerah, dan investasi daerah yang
diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada bidang Aset dan
Investasi Daerah.
1) Seksi Penatausahaan Aset Daerah
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang penatausahaan aset daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang pendayagunaan aset daerah.
3) Seksi Investasi Daerah
Mempunyai tugas pokok dalam penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian dan
pemberian bimbingan di bidang investasi daerah.
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi, baik dalam lingkungan unit organisasi masing-masing
maupunantar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah
dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah.
6. Tata Kerja DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi dan
kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi
dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan unit organisasi masing-masing
maupun antar satuan organisasi dan lingkungan Pemerintah Daerah dengan
instansi lain di luar Pemerinntah Daerah sesuai dengan tugas masing-
masing.
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya
masing-masing, dan bila terjadi penyimpangan mengambil langkah-langkah
yang diperlukan sesuai dengan perundangan yang berlaku. Setiap pimpinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan
masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahannya. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing
serta menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari
bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan
laporan lebih lanjut dan petunjuk kepada bawahan. Dalam menyampaikan
laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan
organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Dalam
melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh satuan
organisasi di bawahnya, dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada
bawahan, masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Gambar I.1 Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
B. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah ada beberapa pajak daerah yang semula penanganannya
dilakukan oleh pemerintah provinsi dialihkan ke pemerintah
kota/kabupaten. Salah satu pajak daerah yang dialihkan adalah pajak air
tanah. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mengevaluasi
pelaksanaan pemungutan pajak air tanah yang dilakukan oleh DPPKAD
Kabupaten Sukoharjo karena pemungutan pajak air tanah merupakan hal
baru bagi DPPKAD.
Pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di Kabupaten Sukoharjo
didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, yakni
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010
tentang Pajak Air Tanah. Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 53 Tahun
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo
Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Pajak Air Tanah.
Dalam hal ini penulis akan mencoba mengevaluasi pelaksanaan
pemungutan pajak air tanah di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan peraturan
perundang-undangan tersebut. Disamping itu penulis juga menganalisis
seberapa besar kontribusi penerimaan pajak air tanah terhadap pendapatan
asli daerah Kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis sangat berkeinginan
untuk mengangkat judul “EVALUASI PELAKSANAAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH DI KABUPATEN
SUKOHARJO”.
C. Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pelaksanaan pemungutan pajak air tanah yang dilakukan
DPPKAD Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku?
2. Seberapa besar kontribusi yang diberikan pajak air tanah terhadap
pendapatan asli daerah Kabupaten Sukoharjo?
3. Hambatan-hambatan apa saja yang muncul dalam pelaksanaan
pemungutan pajak air tanah?
4. Upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten
Sukoharjo untuk mengatasi hambatan tersebut?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan pemungutan pajak air tanah
yang dilakukan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan pajak air
tanah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang muncul dalam
pelaksanaan pemungutan pajak air tanah.
4. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan oleh
DPPKAD Kabupaten Sukoharjo untuk mengatasi hambatan yang
muncul.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi Dinas PPKAD
Memberikan gambaran sekaligus masukan bagi Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam
rangka usaha peningkatan penerimaan dari sektor pajak, khususnya
pajak air tanah.
2. Bagi penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengaplikasikan
ilmu yang telah diperoleh dari perguruan tinggi.
3. Bagi dunia akademik
Dapat menambah pengetahuan dan ilmu tentang dunia perpajakan,
terutama tentang pajak air tanah di Indonesia khususnya bagi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bagi Pembaca
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pembaca tentang
penerapan ilmu perpajakan yang ada pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi dan Unsur Pajak
a. Mr. Dr. N. J. Feldman
“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh terutang
kepada penguasa, (menurut norma-norma yang ditetapkannya
secara umum), tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata-mata
digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.
b. Prof. Dr. M.J.H. Smeets
“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui
norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya
kontra-prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal individual;
maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah”.
c. Dr. Soeparman Soemahamidjaja
“Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang, yang dipungut
oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup
biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum”. Ia mencantumkan istilah Iuran
Wajib dengan harapan terpenuhinya ciri bahwa pajak dipungut
dengan bantuan diri dan kerja sama dengan WP, sehingga perlu
pula dihindari penggunaan istilah “paksaan”. Selanjutnya, ia
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
berpendapat bahwa terlalu berlebihan bila khusus mengenai pajak
ditekankan pentingnya unsur paksaan karena dengan
mencantumkan unsur paksaan seakan-akan tidak ada kesadaran
masyarakat untuk melakukan kegiatannya.
d. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa-timbal
(kontra-prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
Rochmat Soemitro menjelaskan bahwa unsur ‘dapat dipaksakan’
artinya bahwa bila utang pajak tidak dibayar, maka utang pajak
tersebut dapat ditagih menggunakan kekerasan seperti dengan
mengeluarkan surat paksa dan melakukan penyitaan, bahkan bisa
dengan melakukan penyanderaan. Sementara itu, terhadap
pembayaran pajak tersebut tidak dapat ditunjukkan jasa timbal-
balik tertentu, seperti halnya dengan retribusi.
Dari empat pengertian pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada
lima unsur yang melekat dalam pengertian pajak, yaitu:
a. pembayaran pajak harus berdasarkan UU,
b. sifatnya dapat dipaksakan,
c. tidak ada kontra-prestasi (imbalan) yang langsung dapat
dirasakan oleh pembayar pajak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d. pemungutan pajak dilakukan oleh negara, baik oleh pemerintah
pusat maupun daerah (tidak boleh dipungut oleh swasta), dan
e. pajak digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran
pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan
masyarakat umum.
2. Pemungutan Pajak
Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
penghimpunan data objek dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak
yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak
serta pengawasan penyetorannya.
Pelaksanaan pemungutan pajak digunakan dokumen atau formulir,
antara lain :
a. Surat Pemberitahuan Obyek Pajak Daerah (SPOPD) adalah surat
yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan
dan/ atau pembayaran pajak, obyek pajak dan/ atau bukan obyek
pajak, dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
b. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) adalah bukti pembayaran atau
penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan
formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah
melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
c. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan pajak
yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) adalah
surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok
pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok
pajak, besarnya sanksi administratif dan jumlah pajak yang masih
harus dibayar.
e. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
(SKPDKBT) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
f. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN) adalah surat
ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan
tidak ada kredit pajak.
g. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB) adalah surat
ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran
pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang
terutang atau seharusnya tidak terutang.
h. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah surat untuk melakukan
tagihan pajak dan/ atau sanksi administratif berupa bunga dan/ atau
denda.
i. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya
penagihan pajak.
j. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang
membetulkan kesalahan tertulis, kesalahan hitung dan/ atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam Surat
Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerak Kurang
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan,
Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah
Lebih Bayar, Surat Tagihan pajak Daerah, Surat Keputusan
Pembetulan atau Surat Keputusan Keberatan.
k. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan
terhadap Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat
Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar atau terhadap pemotongan
atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan Wajib Pajak.
Beberapa teori yang mendukung hak negara untuk memungut
pajak dari rakyatnya, antara lain :
a. Teori Asuransi
Teori menyatakan bahwa Negara bertugas untuk
melindungi orang dari segala kepentingannya, meliputi
keselamatan dan keamanan jiwa, dan juga harta bendanya.
Meskipun teori ini hanya sekadar untuk memberi dasar hukum
kepada pemungut pajak, namun beberapa pakar menentangnya.
Mereka berpendapat bahwa pembandingan antara pajak dan
perusahaan asuransi tidaklah tepat, karena dalam hal timbul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kerugian, tidak ada penggantian secara langsung dari negara, dan
antara pembayaran jumlah pajak dengan jasa yang diberikan oleh
negara tidaklah terdapat hubungan langsung.
b. Teori Kepentingan
Teori ini awalnya hanya memperhatikan pembagian beban
pajak yang harus dipungut dari seluruh penduduk. Pembagian
beban ini harus didasarkan atas kepentingan masing-masing orang
dalam tugas-tugas pemerintah, termasuk perlindungan atas jiwa
orang-orang itu beserta harta bendanya. Oleh karena itu, sudah
sewajarnya jika biaya-biaya yang dikeluarkan oleh negara
dibebankan kepada mereka.
c. Teori Gaya Pikul
Teori ini menyatakan bahwa dasar keadilan pemungutan
pajak terletak pada jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada
warganya, yaitu perlindungan atas jiwa dan harta bendanya. Teori
ini menekankan pada asas keadilan, bahwasannya pajak haruslah
sama beratnya untuk setiap orang.
d. Teori Kewajiban Pajak Mutlak (Teori Bakti)
Berlawanan dengan teori sebelumnya, yang tidak
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan warganya,
maka teori ini mendasarkan pada paham Organische Staatsleer.
Paham ini mengajarkan bahwa karena sifat suatu negara maka
timbullah hak mutlak untuk memungut pajak. Setiap orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menyadari bahwa menjadi suatu kewajiban mutlak untuk
membuktikan tanda baktinya terhadap negara dalam bentuk
pembayaran pajak.
e. Teori Asas Gaya Beli
Teori ini tidak mempersoalkan asal mula negara memungut
pajak, melainkan hanya melihat pada efeknya, dan memandang
efek yang baik itu sebagai dasar keadilannya. Teori ini
mengajarkan bahwa penyelenggaraan kepentingan masyarakat
inilah yang dapat dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan
pajak.
3. Sistem Pemungutan Pajak
Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan,
yaitu :
a. Official Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan
aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang
terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta
kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di
tangan para aparatur perpajakan. Dengan demikian, berhasil atau
tidakya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada
aparatur perpajakan (peranan dominan ada pada aparatur
perpajakan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b. Self Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib
Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap
tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung
dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan Wajib Pajak.
Wajib Paajak dianggap mampu menghitung pajak, mampu
memahami undang-undang perpajakan yang sedang berlaku, dan
mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan arti
pentingnya membayar pajak.
Oleh karena itu, Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk :
1) menghitung sendiri pajak yang terutang
2) memperhitungkan sendiri pajak yang terutang
3) membayar sendiri jumlah pajak yang terutang
4) melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang
5) memepertanggungjawabkan pajak yang terutang
c. With Holding System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini
dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan,
keputusan presiden, dan peraturan lainnya untuk memotong dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
memungut pajak, menyetor, dan mempertanggungjawabkan
melalui sarana perpajakan yang tersedia. Berhasil tidaknya
pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada pihak
ketiga yang ditunjuk.
Dasar hukum yang digunakan dalam pelaksanaan pemungutan
pajak air tanah, yaitu sebagai berikut :
1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010
tentang Pajak Air Tanah.
3) Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo
Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Pajak Air Tanah.
4. Pajak Daerah
Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan Pajak Daerah
adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Macam-macam pajak daerah, yaitu :
1. Pajak provinsi terdiri atas:
a. Pajak Kendaraan Bermotor;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
d. Pajak Air Permukaan; dan
e. Pajak Rokok.
2. Pajak kabupaten/kota terdiri atas:
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
g. Pajak Parkir;
h. Pajak Air Tanah;
i. Pajak Sarang Burung Walet;
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
5. Pajak Air Tanah
a. Pengertian pajak air tanah
Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau
pemanfaatan air tanah. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam
lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
b. Obyek, Subyek dan Wajib Pajak Air Tanah
Objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan
air tanah. Dikecualikan dari objek Pajak Air Tanah adalah:
1) pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah untuk keperluan
dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat,
serta peribadatan; dan
2) pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah lainnya yang diatur
dengan Peraturan Daerah.
Subjek Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau Badan yang
melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah. Wajib
Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan
pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah.
c. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Air Tanah
Dasar pengenaan Pajak Air Tanah adalah Nilai Perolehan Air
Tanah. Nilai Perolehan Air Tanah dinyatakan dalam rupiah yang
dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh faktor-
faktor berikut :
1) jenis sumber air;
2) lokasi sumber air;
3) tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air;
4) volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan;
5) kualitas air; dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
6) tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
pengambilan dan/atau pemanfaatan air.
Penggunaan faktor-faktor tersebut disesuaikan dengan kondisi
masing-masing Daerah. Besarnya Nilai Perolehan Air Tanah
ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.
d. Wilayah Pemungutan dan Tata Cara Pemungutan
Pajak air tanah yang terhutang dipungut di wilayah daerah dan
besarnya pajak yang terhutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
pajak air tanah dengan dasar pengenaan pajak air tanah.
e. Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang
Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu bulan takwim,
dan pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pengguaan air
tanah.
6. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan
yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PAD bersumber dari:
a. Pajak Daerah,
b. Retribusi Daerah,
c. hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan dan
d. lain-lain PAD yang sah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Lain-lain PAD yang sah meliputi :
a. hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan,
b. jasa giro,
c. pendapatan bunga,
d. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan
e. komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Metode Penelitian
Dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan
data dan bahan melalui metode:
a. Obyek
Penulis mengambil obyek pajak air tanah sebagai bahan analisis.
Pajak air tanah merupakan pungutan daerah atas pengambilan dan
pemanfaatan air tanah.
b. Lokasi
Lokasi penelitian adalah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo, dan penulis
menganalisis proses pemungutan dan perbedaan penerimaan pajak
sebelum dan sesudah adanya pajak air tanah di Kabupaten Sukoharjo
untuk triwulan tahun 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c. Teknik pengumpulan data
Untuk mengetahui implementasi atau penerapan pelaksanaan
pemungutan pajak air tanah, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data:
(i) Wawancara
Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk
mendapatkan data dari responden. Penulis akan melakukan
wawancara secara langsung dengan pegawai yang menangani
pelaksanaan pemungutan pajak air tanah.
(ii) Observasi
Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung
obyek datanya. Penulis melakukan pengamatan langsung proses
pemungutan pajak air tanah di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
melalui bidang pendapatan.
(iii) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan
mengumpulkan dan menggunakan data-data atau dokumen-
dokumen berupa arsip-arsip, surat-surat maupun perundang-
undangan. Penulis mengumpulkan data-data berupa surat-surat
yang digunakan dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah,
arsip-arsip dan perundang-undangan perpajakan tentang air
tanah di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
d. Jenis dan sumber data
(i) Data primer
Yakni data yang diperoleh penulis secara langsung melalui
sumber utama. Dalam hal ini DPPKAD Kabupaten Sukoharjo,
yakni dengan pengamatan langsung dan penulis bertanya
langsung pada pegawai mengenai pajak air tanah.
(ii) Data sekunder
Yakni data yang diperoleh dari pihak lain yang relevan dengan
penelitian.
e. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data :
(i) Analisis Kualitatif
Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam
usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis
data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya
mempergunakan aspek-aspek kecenderungan, non perhitungan
numerik, situasional deskriptif, interview mendalam, analisis
isi, bola salju dan story (Williams, 1988 dalam Faisal
1990:18).
Analisis kualitatif digunakan penulis untuk menjawab
persoalan penelitian mengenai kesesuain pelaksanaan
pemungutan pajak air tanah dengan Undang-Undang No. 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
(ii) Analisis Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang di dalam
usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis
data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya
mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan
kepastian data numeric (Williams 1988 dalam Faisal 1990:18).
Analisis kuantitatif digunakan penulis untuk menjawab
persoalan penelitian mengenai seberapa besar kontribusi yang
diberikan pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah
(PAD) Kabupaten Sukoharjo.
Rumus yang digunakan yaitu:
Menghitung Kontribusi Pajak Air Tanah Terhadap Pendapatan
Asli Daerah:
Realisasi Pajak Air Tanah X 100% Pendapatan Asli Daerah
2. Pembahasan
1. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Tanah sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang Berlaku
Pemungutan Pajak Air Tanah dilaksanakan sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah serta Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun
2010 tentang Pajak Air Bawah Tanah (ABT) yang sebelumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dilaksanakan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, terhitung mulai
tanggal 1 Januari 2011 pemungutan Pajak Air Bawah Tanah menjadi
kewenangan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dengan nama Pajak Air
Tanah (AT) adalah sebagai berikut:
a. Pendaftaran dan Pendataan
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) bersama DPU mengadakan pendataan penggunaan air
tanah setelah pengambilan air tanah dengan menggunakan Surat
Pemberitahuan Objek Pajak Daerah (SPOPD). SPOPD tersebut harus
diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh wajib
pajak atau kuasanya. SPOPD disampaikan oleh Wajib Pajak atau
Kuasanya kepada DPU paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah
pengambilan air tanah. SPOPD yang telah diteliti oleh DPU
disampaikan kepada DPPKAD paling lambat 15 (lima belas) hari
setelah pengambilan air tanah.
Berdasarkan SPOPD yang diterima dari DPU, DPPKAD
menerbitkan SKPD. Dimana SKPD tersebut disampaikan paling
lambat 20 (dua puluh) hari setelah pengambilan air tanah.
b. Penghitungan Pajak Air Tanah
Dasar pengenaan pajak air tanah adalah nilai perolehan air tanah.
Nilai Perolehan Air Tanah dinyatakan dalam rupiah yang dihitung
dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruhnya faktor-faktor
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
i. jenis sumber air;
ii. lokasi sumber air;
iii. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaaatan air;
iv. volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan;
v. kualitas air; dan
vi. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan
dan/atau pemanfaatan air.
Cara menghitung nilai perolehan air tanah adalah dengan
mengalikan volume air tanah yang diambil dengan harga dasar air.
Tarif pajak air tanah ditetapkan 20 % (dua puluh persen). Besarnya
pokok pajak air tanah yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak air tanah dengan dasar pengenaan pajak
(nilai perolehan air tanah).
Tabel II.1
Harga Dasar Air Tanah
NO PERUNTUKAN AIR
VOLUME PENGAMBILAN AIR TANAH (M3)
0-100 ( Rp)
101-500 (Rp)
501-1000 (Rp)
1001-2500 (Rp)
2501-5000 (Rp)
> 5000 (Rp)
1 Sosial/Non niaga 1200 1220 1240 1260 1280 1300 2 Niaga Kecil 1360 1380 1400 1420 1440 1460
3 Industri Kecil dan Menengah 1540 1560 1580 1600 1620 1640
4 Niaga Besar 1720 1740 1760 1780 1800 1820 5 Industri Besar 1880 1900 1920 1940 1960 1980 6 PDAM 125 125 125 125 125 125
Sumber: Lampiran Peraturan Bupati Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
c. Wilayah Pemungutan, Masa Pajak dan Penetapan Pajak
Pajak Air Tanah yang terutang dipungut di wilayah daerah
tempat air diambil. Masa pajak adalah jangka waktu yang
lamanya 1 (satu) bulan takwin. Pajak yang terutang dalam masa
pajak terjadi pada saat pengambilan air tanah.
Penetapan pajak air tanah ,yakni setiap wajib pajak air
tanah wajib mengisi SPOPD dengan benar, jelas, lengkap dan
ditandatangani oleh wajib pajak air tanah untuk disampaikan
kepada Bupati. Berdasarkan SPOPD tersebut Bupati atau pejabat
lain yang ditunjuk menerbitkan SKPD atau dokumen lain yang
dipersamakan. Setiap wajib pajak air tanah wajib membayar pajak
yang terutang berdasarkan SKPD.
d. Pembayaran, Penagihan dan Sanksi Administrasi
Wajib pajak membayar pajak terutang berdasarkan SKPD
dan pembayaran menggunakan SKPD atau SSPD. Terhadap
pembayaran pajak air tanah diberikan tanda bukti pembayaran
rangkap 5 (lima) yakni:
i. Lembar 1: untuk Wajib Pajak
ii. Lembar 2: untuk DPPKAD bidang Tata Usaha dan Akuntansi
iii. Lembar 3: untuk bank yang ditunjuk atau bendahara penerima
iv. Lembar 4: untuk DPPKAD bidang Kas
v. Lembar 5: untuk DPPKAD bidang Pendapatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
SKPD, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan
jumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasar
penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling
lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.
Jatuh tempo pembayaran paling lambat 30 (tiga puluh) hari
setelah saat terutangnya pajak. Untuk pembayaran pajak air tanah
dilakukan di bank yang ditunjuk atau ke bendahara penerima
DPPKAD. SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh
tempo pembayaran dikenakan sanksi administratif berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan dan ditagih melalui Surat Tagihan
Pajak Daerah.
e. Pemeriksaan
Pemeriksaan pajak air tanah wajib dilakukan dalam hal
wajib pajak mengajukan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak air tanah selain permohonan karena keputusan
keberatan. Putusan banding, putusan peninjauan kembali,
keputusan pengurangan, atau keputusan lain yang mengakibatkan
kelebihan pembayaran pajak air tanah. Pemeriksaan pajak air tanah
dapat dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan keberatan
pajak air tanah atau terdapat indikasi kewajiban pajak air tanah
yang tidak dipenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Pemeriksaan pajak air tanah ini kepada wajib pajak
disampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak Air Tanah.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan kantor dan
dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan lapangan dalam hal
diperlukan data, keteranagan dan bukti yang tidak terdapat di
DPPKAD. Untuk pemeriksaan lapangan dilaksanakan berdasarkan
Surat Tugas Pemeriksaan Lapangan yang ditandatangani oleh
kepala DPPKAD.
2. Pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten
Sukoharjo
a. Pendaftaran dan Pendataan
Pada awal peralihan pelaksanaan pemungutan pajak air
tanah dari pemerintah propinsi ke pemerintah kota/kabupaten,
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo memperoleh data wajib pajak
dari pemerintah propinsi melalui DPU. Dari data tersebut,
DPPKAD menerbitkan SKPD kepada wajib pajak air tanah
disertai dengan surat resmi pemberitahuan bahwa pemungutan
pajak air tanah dikenakan 100% (seratus persen) penuh sesuai
dengan tarif yang berlaku dan tidak lagi diberlakukan pemberian
subsidi sebesar 70% (tujuh puluh persen). Hal ini sesuai dengan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Retribusi Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor
11 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah. Selain itu wajib pajak
juga diberi lampiran III Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 53
Tahun 2010 tentang harga dasar air tanah.
Apabila ada wajib pajak baru, Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) bersama DPU
mengadakan pendataan penggunaan air tanah setelah pengambilan
air tanah dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Objek Pajak
Daerah (SPOPD yang diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta
ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya dan disampaikan
oleh Wajib Pajak atau Kuasanya kepada DPU paling lambat 10
(sepuluh) hari setelah pengambilan air tanah.
SPOPD yang telah diteliti oleh DPU disampaikan kepada
DPPKAD paling lambat 15 (lima belas) hari setelah pengambilan
air tanah. Berdasarkan SPOPD yang diterima dari DPU, DPPKAD
menerbitkan SKPD. Diimana SKPD tersebut disampaikan paling
lambat 20 (dua puluh) hari setelah pengambilan air tanah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel II.2 Daftar Potensi Pendataan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo Periode Februari- Maret 2011
No Nama Jumlah Potensi 1 Air Tanah Sosial/ Non Niaga 5 2 Air Tanah Niaga Kecil 50 3 Air Tanah Industri Kecil dan Menengah 48 4 Air Tanah Niaga Besar 1 5 Air Tanah Industri Besar 51 6 Air Tanah PDAM 1
Total Potensi 156 Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo (data diolah)
b. Penghitungan Pajak Air Tanah
Sistem pemungutan pajak air tanah yang dilaksanakan oleh
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo ialah Official Assessment
System. Dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo menghitung
jumlah pajak yang terutang berdasarkan pandataan yang dilakukan
bersama DPU.
DPPKAD Kabupaten Sukoharjo memberitahukan kepada
wajib pajak cara perhitungan jumlah pajak air tanah yang terutang.
Dengan demikian wajib pajak dapat mengoreksi apabila ada
kesalahan perhitungan dan dapat segera memberitahukan kepada
pemungut.
Dasar pengenaan pajak air tanah adalah nilai perolehan air
tanah Cara menghitung nilai perolehan air tanah adalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
mengalikan volume air tanah yang diambil dengan harga dasar air
tanah. Harga dasar air tanah telah ditetapkan berdasarkan Peraturan
Bupati Sukoharjo Nomor 53 Tahun 2010, terdapat pada lampiran
ketiga. Tarif pajak air tanah ditetapkan 20% (dua puluh persen).
Besarnya pokok pajak air tanah yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak air tanah dengan dasar pengenaan pajak
(nilai perolehan air tanah).
c. Wilayah Pemungutan, Masa Pajak dan Penetapan Pajak
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo memungut pajak air tanah yang
terutang di wilayah daerah tempat air diambil yang berada
Kabupaten Sukoharjo. Masa pajak adalah jangka waktu yang
lamanya 1 (satu) bulan takwin. Pajak yang terutang dalam masa
pajak terjadi pada saat pengambilan air tanah.
Penetapan pajak air tanah ,yakni setiap wajib pajak air tanah
wajib mengisi SPOPD dengan benar, jelas, lengkap dan
ditandatangani oleh wajib pajak air tanah untuk disampaikan
kepada DPU. Berdasarkan SPOPD tersebut DPPKAD Kabupaten
Sukoharjo menerbitkan SKPD atau dokumen lain yang
dipersamakan. Setiap wajib pajak air tanah wajib membayar pajak
yang terutang berdasarkan SKPD yang diterbitkan oleh DPPKAD
Kabupaten Sukoharjo tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
d. Pembayaran, Penagihan dan Sanksi Administrasi
Pembayaran pajak air tanah di Kabupaten Sukoharjo dapat
dilakukan melalui Bank Jateng Cabang Sukoharjo atau melalui
Bendahara Penerimaan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo. Jatuh
tempo pembayaran paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah saat
terutangnya pajak SKPD yang tidak atau kurang dibayar setelah
jatuh tempo pembayaran dikenakan sanksi administratif berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dan ditagih melalui Surat
Tagihan Pajak Daerah.
Wajib pajak membayar pajak terutang berdasarkan SKPD
dan pembayaran menggunakan SKPD atau SSPD. Terhadap
pembayaran pajak air tanah diberikan tanda bukti pembayaran
rangkap 5 (lima) yakni:
i. Lembar 1: untuk Wajib Pajak
ii. Lembar 2: untuk DPPKAD bidang Tata Usaha dan Akuntansi
iii. Lembar 3: bank yang ditunjuk atau bendahara penerima
iv. Lembar 4: untuk DPPKAD bidang Kas
v. Lembar 5: untuk DPPKAD bidang Pendapatan
SKPD, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak
yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak
dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan
sejak tanggal diterbitkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
e. Pemeriksaan
Pemeriksaan pajak air tanah wajib dilakukan dalam hal
wajib pajak mengajukan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak air tanah selain permohonan karena keputusan
keberatan. Putusan banding, putusan peninjauan kembali,
keputusan pengurangan, atau keputusan lain yang mengakibatkan
kelebihan pembayaran pajak air tanah. Pemeriksaan pajak air
tanah dapat dilakukan dalam hal wajib pajak mengajukan
keberatan pajak air tanah atau terdapat indikasi kewajiban pajak
air tanah yang tidak dipenuhi.
Pemeriksaan pajak air tanah ini kepada wajib pajak
disampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak Air Tanah.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan kantor dan
dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan lapangan dalam hal
diperlukan data, keterangan dan bukti yang tidak terdapat di
DPPKAD. Untuk pemeriksaan lapangan dilaksanakan berdasarkan
Surat Tugas Pemeriksaan Lapangan yang ditandatangani oleh
kepala DPPKAD.
3. Evaluasi Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Tanah di Kabupaten
Sukoharjo
a. Pendaftaran dan Pendataan
Pendaftaran dan pendataan penggunaan air tanah Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Kabupaten Sukoharjo sudah sesuai dengan Undang- Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
serta Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo. Yakni Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Sukoharjo bersama DPU mengadakan pendataan
penggunaan air tanah setelah pengambilan air tanah dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan Objek Pajak Daerah (SPOPD).
b. Penghitungan Pajak Air Tanah
Penghitungan pajak air tanah yang dilakukan oleh Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Sukoharjo sudah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku menggunakan tarif 20% (dua puluh persen)
dari dasar pengenaaan pajak (nilai perolehan air tanah).
c. Wilayah Pemungutan, Masa Pajak dan Penetapan Pajak
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo telah melakukan pemungutan di
wilayah daerah pengambilan air tanah di Kabupaten Sukoharjo dan
melaksanakan pemungutan pada masa pajak air tanah, yakni 1
(satu) bulan takwin. Hal itu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Penetapan pajak juga dilaksanakan oleh
DPPKAD sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
d. Pembayaran, Penagihan dan Sanksi Administrasi
Tata cara pembayaran dan penagihan pajak air tanah sudah
dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dengan baik dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sanksi
administrasi akan dikenakan kepada wajib pajak apabila
pembayaran pajak terutang melebihi jatuh tempo sebesar 2% (dua
persen). Pemberian sanksi administrasi oleh DPPKAD Kabupaten
Sukoharjo sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
e. Pemeriksaan
Pemeriksaan pajak air tanah dalam hal wajib pajak mengajukan
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak air tanah
Dan mengajukan keberatan pajak air tanah atau terdapat indikasi
kewajiban pajak air tanah yang tidak dipenuhi sudah dilakukan
oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dengan baik dan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Kontribusi yang diberikan pajak air tanah terhadap pendapatan asli
daerah kabupaten Sukoharjo.
Rumus yang digunakan yaitu:
Menghitung Kontribusi Pajak Air Tanah Terhadap Pendapatan Asli
Daerah:
Realisasi Pajak Air Tanah X 100 % Pendapatan Asli Daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Menurut data yang diperoleh penulis untuk bulan Januari dalam
pendapatan asli daerah tidak ada penerimaan pajak air tanah. Pihak
DPPKAD Kabupaten Sukoharjo menyatakan bahwa penerimaan pajak
air tanah bulan Januari berada pada penerimaan pajak air tanah bulan
Februari. Hal itu disebabkan karena pemungutan pajak air tanah
menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo terhitung
mulai tanggal 1 Januari 2011.
Bulan Januari dilaksanakan proses peralihan pajak air tanah yang
semula menjadi wewenang Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, dan
pada bulan Februari baru dilaksanakan pelaksanaan pemungutan dan
penagihan oleh DPPKAD Kabupaten Sukoharjo disertai
pemberitahuan bahwa sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan
Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak
Air Tanah, pemungutan pajak air tanah dikenakan 100% (seratus
persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku, tidak lagi
diberlakukan subsidi sebesar 70 % (tujuh puluh persen).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel II.3 Kontribusi Pajak Air Tanah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sukoharjo Periode Triwulan I (Pertama)
Januari-Maret 2011
Bulan Realisasi Pajak
Air Tanah (Rp)
Pendapatan Asli Daerah (Rp)
Kontribusi Nominal
(Rp) %
Januari 0 5.781.316.109,00 0 0 Februari 9.388.800,00 6.756.422.209,00 9.388.800,00 0,14 Maret 217.669.200,00 7.794.235.705,00 217.669.200,00 2,79 Jumlah 227.058.000,00 20.331.974.023,00 227.058.000,00 2,93
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo (data diolah)
Untuk tahun 2011 anggaran untuk pajak air tanah sebesar Rp
500.000.000,00. Dalam PAD bulan Januari belum tercantum penerimaan
pajak air tanah karena tagihan pajak untuk bulan Januari masuk di dalam
penerimaan pajak air tanah bulan Februari. Pada tabel dapat dilihat
kontribusi pajak air tanah pada bulan Februari relatif kecil yakni 0,14%.
Hal itu dinilai wajar karena merupakan awal mula penerimaan pajak air
tanah di Kabupaten Sukoharjo.
Pada bulan Maret terjadi kenaikan yakni kontribusi pajak air tanah
terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Sukoharjo sebesar 2,79%. Hal
ini dikarenakan jumlah penerimaan pajak air tanah mengalami kenaikan
dari Rp 9.388.800,00 menjadi Rp 217.669.200,00. Sehingga jumlah
prosentase kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah
Kabupaten Sukoharjo untuk periode triwulan pertama sebesar 2,93%.
Prosentase kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah
bulan Februari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Realisasi Pajak Air Tanah X 100% Pendapatan Asli Daerah
= Rp 9.388.800,00 x 100 % = 0,14%
Rp 6.756.422.209,00
Prosentase kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah
bulan Maret
Realisasi Pajak Air Tanah X 100% Pendapatan Asli Daerah
= Rp 217.669.200,00 x 100 % = 2,79% Rp 7.794.235.705,00
5. Hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pemungutan
pajak air tanah.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis,
hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pemungutan
pajak air tanah adalah sebagai berikut:
1. Keberatan wajib pajak air tanah terhadap besarnya pajak air tanah
yang terutang karena pemungutan pajak air tanah dikenakan 100 %
(seratus persen) penuh sesuai dengan tarif yang berlaku akibat dari
tidak diberlakukan lagi pemberian subsidi sebesar 70% (tujuh puluh
persen).
2. Kurangnya tenaga kerja untuk melaksanakan penagihan atau
pemungutan pajak air tanah. Di dalam bagian pendapatan yang
bertanggung jawab melaksanakan pemungutan pajak air tanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
terdapat 16 (enam belas) pegawai, dimana 4 (empat) pegawai yang
ditugaskan untuk melaksanakan pemungutan di lapangan. Tenaga
pemungut yang kurang membuat penagihan dan pemungutan pajak
air tanah kurang efektif dan efisien. Tapi dapat dimungkinkan semua
pegawai untuk melakukan pemungutan pajak air tanah.
6. Upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten
Sukoharjo untuk mengatasi hambatan tersebut.
1. Pihak DPPKAD Sukoharjo memberi pengertian kepada wajib pajak
bahwa sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten
Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah,
pemungutan pajak air tanah dikenakan 100% (seratus persen) penuh
sesuai dengan tarif yang berlaku, tidak lagi diberlakukan subsidi
sebesar 70% (tujuh puluh persen).
2. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo membagi wilayah daerah
pemungutan dan penagihan beberapa wajib pajak oleh satu orang
pegawai pemungut secara adil dan merata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB III
TEMUAN
A. Kelebihan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam pelaksanaan
pemungutan pajak air tanah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo penulis menemukan kelebihan
dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah, yaitu sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pemungutan pajak air tanah bagi DPPKAD Kabupaten
Sukoharo merupakan hal yang baru di awal tahun 2011 ini. Akan tetapi
penulis melihat pihak DPPKAD khususnya Bidang Pendapatan mampu
melaksanakan pemungutan pajak air tanah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
2. Dengan tenaga penagih yang terbatas mampu melaksanakan pemungutan
pajak air tanah dengan baik.
3. Realisasi penerimaan pajak air tanah pada triwulan pertama tahun 2011
mengalami kenaikan.
4. Besarnya prosentase kenaikan pajak air tanah bulan Februari ke Maret
sebesar 2,65%.
B. Kelemahan
Disamping kelebihan, dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah
di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Sukoharjo penulis menemukan kelemahan dalam pelaksanaan
pemungutan pajak air tanah, yakni :
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
1. Kurangnya tenaga kerja dalam bagian pendapatan DPPKAD Sukoharjo
dan kurangnya koordinasi antar pegawai.
2. Kurang adanya pemeriksaan ulang atas besarnya volume penggunaan air
tanah dan keberatan tagihan pajak terutang oleh wajib pajak.
3. Kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten
Sukoharjo masih relatif kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data mengenai pelaksanaan
pemungutan pajak air tanah, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Peralihan kewenangan pelaksanaan pemungutan pajak air tanah dari
Pemerintah Propinsi Jawa Tengah ke Pemerintahan Kabupaten telah
dilaksanakan oleh pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.sesuai dengan Undang-Undang No. 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan
Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak Air
Tanah, pemungutan pajak air tanah dikenakan 100% (seratus persen) penuh
sesuai dengan tarif yang berlaku, tidak lagi diberlakukan subsidi sebesar
70% (tujuh puluh persen) terhitung mulai 1 Januari 2011.
2. Realisasi penerimaan pajak air dari bulan Maret ke bulan Februari
mengalami kenaikan, dari Rp 9.388.800,00 menjadi Rp 217.669.200,00.
3. Kontribusi pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah pada triwulan
pertama yakni bulan Januari sampoai Maret 2011 yaitu pada bulan Januari
belum tercantum penerimaan pajak air tanah pada pendapatan asli daerah,
pada bulan Februari sebesar 0,14% dan bulan Maret sebesar 2,79%.
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
B. Rekomendasi
1. Koordinasi antar pegawai perlu ditingkatkan, agar tidak terjadi
kesalahan pengarsipan dan penginputan data.
2. DPPKAD Kabupaten Sukoharjo bersama DPU melakukan pendataan
dan pendaftaran maupun pemeriksaan terhadap objek, subjek dan wajib
pajak air tanah. Dilakukan pemeriksaan ulang penggunaan meteran
penggunaan atau pemanfaatan pajak air tanah.
3. Penetapan target yang jelas kepada pemungut untuk lebih memotivasi
pemungut dalam melaksanakan pemungutan.