tugas askep gastritis

24
LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS KRONIS Pengertian Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submucosa lambung. Adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. (Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2001, Hal : 127). Gastritis adalah segala radang mucosa lambung (Ilmu Bedah, EGC 2004, Hal : 555). Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998). Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999). Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998). Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat di sebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri helicobacter pylory (H.pylory). (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth vol 2, EGC,2001, Hal : 1062). Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis kronis merupakan inflamasi mukosa lambung yang berlangsung lama. 1

Upload: deden-reno

Post on 13-Aug-2015

76 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS Askep Gastritis

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRITIS KRONIS

1.1 Pengertian

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submucosa

lambung. Adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. (Ilmu

Penyakit Dalam FKUI 2001, Hal : 127). Gastritis adalah segala radang

mucosa lambung (Ilmu Bedah, EGC 2004, Hal : 555).

Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat

akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998). Gastritis adalah inflamasi

dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999). Gastritis adalah radang mukosa

lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).

Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat di sebabkan

oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri helicobacter

pylory (H.pylory). (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and

Suddarth vol 2, EGC,2001, Hal : 1062).

Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis

kronis merupakan inflamasi mukosa lambung yang berlangsung lama.

1.2 Klasifikasi

Ada banyak klasifikasi dari gastristis beberapa klasifikasi gastristis

kronis yaitu :

Gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A atau tipe B. Tipe

A (sering disebut sebagai Gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan

seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia

pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang

disebut sebagai Gastritis H.pylori) mempengaruhi antrum dan pilorus (ujung

bawah lambung dekat duodenum), dihubungkan dengan bakteri H.pylori :

faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan

1

Page 2: TUGAS Askep Gastritis

alkohol, merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung (Buku ajar

keperawaran medikal bedan Brunner and Suddarth, Vol. 2, EGC, 2001.

Hal : 1062).

1.3 Etiologi

Terdapat beberapa jenis penyakit yang dapat menjadi penyebab gastritis

kronis yaitu sebagai berikut:

1. Anemia penyakit adisson dan gondok

2. Anemia kekurangan besi idiopatik

3. Ulkus lambung kronik

4. Imunologi

(Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan,

Salemba Medika, 2004, Hal : 59).

Selain itu terdapat juga penyebab lainnya, yaitu :

1. Aspek imunologi

Hubungan antara sistem imun dan Gastritis kronis jelas dengan

ditemukannya autoantibodi terhadap faktor intristik lambung dan sel

parietal pada pasien dengan anemia pernisiosa, pasien Gastritis kronik

yang antibodi sel parietalnya positif dan berlanjut menjadi anemia

pernisiosa mempunyai ciri-ciri khusus, secara histopalogis berbentuk

Gastritis kronik atrofik predominasi korpus dapat menyebar ke antrum

dan hipergastrinemia.

2. Aspek bakteriologis

Gastritis yang ada hubungannya dengan helicobacter pylori lebih

sering dijumpai dan bisanya berbentuk Gastritis kronik aktif antrum

(Ilmu penyakit dalam FKUI, 2001, Hal : 130).

1.4 Patofisiologi

Gastritis kronis di golongkan menjadi dua kategori : gastritis: gastritis

tipe A (atrofik atau fundal) dan tipe B (antral).

2

Page 3: TUGAS Askep Gastritis

Gastritis kronis tipe A juga di sebut sebagai gastritis atrofik atau

fundal ( karena mengenai fundus lambung). Gastritis kronis tipe A

merupakan suatu penyakit autoimun yang di sebabkan oleh adanya

autoantibody terhadap sel parietal kelenjar lambung dan factor instrinsik dan

berkaitan dengan tidak adanya sel parietal kelenjar lambung dan chief cells,

yang menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin.

Dalam keadaan sangat berat, tidak terjadi produksi factor instrinsik. Anemia

pernisosa sering kali di jumpai pada pasien karena tidak tersedianya factor

instrinsik untuk mempermudah absorpsi vitamin B12 dalam ileum.

Gastritis kronis tipe B di sebut juga sebagai gastritis antral karena

umumnya mengenai daerah antrum lambung dan lebih sering terjadi di

bandingkan dengan gastritis kronis tipe A. gastritis kronis tipe A lebih sering

terjadi pada penderita yang berusia tua. Bentuk gastritis ini memiliki sekresi

asam yang normal dan tidak berkaitan dengan anemia pernisosa. Kadar

gastrin serum yang rendah sering terjadi. Penyebab utama gastritis kronis

tipe B adalah infeksi kronis oleh H. pylory. Factor etiologi gastritis kronis

lainnya adalah asupan alcohol yang berlebihan, merokok, dan refluks

empedu kronis dengan kofaktor H. pylory.

Gastritis atrofik kronis dapat mencetuskan terjadinya ulkus peptikum

dan karsinoma. Insidensi kanker lambung terutama tinggi pada penderita

anemia pernisosa (10-15 %). Gejala gastritis kronis umumnya bervariasi dan

tidak jelas yaitu rasa penuh, anoreksia, dan distress efigastrik yang tidak

jelas. Diagnosis ini dicurigai bila pasien mengalami aklorhidria atau BEO

atau MAO yang rendah, dan diagnosis ini di pastikan dari perubahan

histologist pada biopsy.

Pengobatan gastritis atrifik kronis bervariasi, bergantung pada

penyebab penyakit yang di curigai. Bila terdapat lesi ulkus duodenum, dapat

di berikan antibiotic untuk membatasi H.pylory. namun demikian, lesi tidak

selalu muncul dengan gastritis kronis. Alcohol dan obat yang di ketahui

mengiritasi lambung harus dihindari. Bila terjadi anemia defisiensi besi

(yang di sebabkan oleh pendarahan krois), maka penyakit ini harus di obati.

3

Page 4: TUGAS Askep Gastritis

Pada anemia pernisosa harus di beri pengobatan vit B12 dan terapi yang

sesuai.

1.5 Tanda dan Gejala

Nyeri uluhati, anoreksia, nausea, nyeri seperti ulkus peptikum,

anemia, nyeri tekan epigastrium, cairan lambung terganggu, aklorhidria,

kadar gastrin serum tinggi pada gastrin kronik fundus yang berat. (Asuhan

Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Salemba

Medika, 2004. Hal : 59-60).

1.6 Komplikasi

Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran

cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan

syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi

perforasi.

Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan

vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia

pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum

pylorus.

1.7 Penatalaksanaan

Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan

istirahat, mengurangi stres, dan memulai farmokoteropi, H.pylory dapat

diatasi dengan antibiotik (seperti tesrosiklin atau amoksisilin) dan garam

bismul (pepto-Bismol). Pasien dengan Gastritis tipe A biasanya mengalami

malabsorpsi vitamin B 12 yang disebabkan oleh adanya antibodi terhadap

faktor intrinsik (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and

Suddarth, vol. 2 EGC, 2001. Hal : 1062).

4

Page 5: TUGAS Askep Gastritis

1.8 Pathway/WOC

Makanan yang merangsang / Bakteri H.Pylory Alkohol Refluks empedu Asam Aspirin

Melekat pada epitel lambung Pengeluaran garam empedu Perubahan kualitatif

Iritasi mukosa lambung Merusak lapisan pelindung mukus lambung Sawar mukosa lambungTerganggu

Perubahan permeabilitasGanggren / perforasi Sawar epitel

Penghancuran Sawar epitel

Asam kembali berdifusi ke mukosa Peningkatan Histamin

(1) NyeriPenghancuran sel mukosa

Merangsang peningkatan sekresi asam dan pepsin

Mual dan Muntah Meningkatkan permeabilitas kapiler thd protein

(3) Resti kekurangan (2) Perubahan Nutrisi Mukosa menjadi udema Volume cairan

Terjadi erosi

Mukosa kapiler rusak

( 4) Resti kekurangan cairan Perdarahan Resti terhadap kerusakan perfusi jaringan

(5) Cemas

5

Page 6: TUGAS Askep Gastritis

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai

sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan

klien (Iyer at al, 1996). Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam

memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh

karena itu pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan,

kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa

keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan

respon individu, sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar

praktek keperawatan dari ANA (American Nursing Association).

(Nursalam, 2001. Hal : 17)

Dalam pengkajian pasien dengan gastritis sumber data dapat diperoleh

dari pasien sendiri atau keluarga, status kesehatan klien dan tim kesehatan

lainnya.

Data-data yang perlu dikumpulkan antara lain :

1. Identitas

Mencakup identitas pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, suku

bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat,

dan tanggal masuk rumah sakit. Identitas penanggung jawab yaitu

nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat,

suku bangsa, hubungan dengan penderita/pasien.

2. Keluhan Utama

Umumnya keluhan yang paling dirasakan oleh pasien yaitu nyeri ulu

hati, tidak dapat makan, mual dan muntah.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Tanggal mulai sakit, kapan terjadi keluhan apakah sehabis makan

atau sebelum makan, jenis makanan apa yang dimakan sebelumnya

(pedas, mencerna obat-obatan tertentu atau alkohol), apakah pasien

6

Page 7: TUGAS Askep Gastritis

sekarang mengalami ansietas, stres, alergi, makan dan minum terlalu

banyak.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah pasien pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

atau kebiasaan pada pola makan klien yang tidak teratur. Adakah

riwayat penyakit lambung atau pembedahan lambung sebelumnya,

riwayat diet.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Apakah di dalam keluarga pernah ada yang menderita penyakit

gastritis sebelumnya.

6. Pemeriksaan Fisik

Tanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup nyeri

tekan abdomen, identifikasi lamanya waktu dimana gejala hilang,

identifikasi metode yang digunakan untuk mengatasi gejala,

dehidrasi ( tungor kulit membran mukosa kering ), dan bukti adanya

gangguan sistemik yang menyebabkan gejala gastritis.

2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari

individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga

status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (A.

Carpenito, 2000. (Nursalam. 2001. Hal : 35 ).

NANDA menyatakan bahwa bahwa diagnosa keperawatan adalah

“keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat

tentang masalah kesehatan aktual dan potensial sebagai, dasar seleksi

intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai

dengan kewenangan perawat”.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan gastritis

antara lain :

7

Page 8: TUGAS Askep Gastritis

1. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.

2. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan nutrien yang tidak adekuat.

4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan

cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena

muntah.

5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses

penyakit.

2.3 Perencanaan Keperawatan

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,

mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada

diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa

keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi (Iyer, Taptich dan

Bernocchi. Losey, 1996). Perencanaan keperawatan juga diartikan sebagai

rencana tindakan keputusan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk

menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah

ditentukan dengan tujuannya terpenuhinya kebutuhan pasien.

Perencanaan meliputi beberapa tahap yaitu :

1. Menentukan prioritas masalah.

Masalah yang perlu segera dipecahkan mendapat prioritas utama.

Pertimbangan untuk menentukan prioritas masalah adalah :

a. Prioritas tertinggi diberikan kepada masalah kesehatan yang

mengancam kehidupan dan keselamatan pasien.

b. Masalah yang sedang dihadapi diberi perhatian lebih dahulu

daripada masalah yang mungkin (potensial).

Urutan prioritas masalah pasien dengan Gastritis adalah :

1) Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung

teriritasi.

8

Page 9: TUGAS Askep Gastritis

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat.

3) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan

dengan masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan

berlebihan karena muntah.

4) Ansietas berhubungan dengan pengobatan.

5) Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet

dan proses penyakit.

2. Menentukan Tujuan / Kriteria Hasil

Tujuan keperawatan hasil yang ingin dicapai dari asuhan

keperawatan yang direncanakan.

Menentukan Rencana Tindakan

Penyusunan rencana tindakan harus secara jelas dan singkat

rencana tindakan itu sendiri adalah langkah menentukan tindakan

keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat dalam rangka

menolong pasien untuk mencapai suatu tujuan keperawatan.

3. Rasional

Merupakan dasar atau landasan dari tindakan keperawatan yang

dilaksanakan pada pasien masalah tersebut diatas maka prioritas,

tujuan kriteria hasil dan rasionalisasi dari gastritis adalah :

4. Rencana Asuhan Keperawatan

a. Diagnosa I : Nyeri berhubungan dengan mukosa

lambung teriritasi

1) Tujuan

2) Hasil yang

diharapkan

:

:

Menghilangkan rasa nyeri klien

Melaporkan nyeri berkurang intervensi

keperawatan.

3) Intervensi

a) Kaji tingkat nyeri dan kenyamanan.

b) Hindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi

mukosa lambung.

c) Gunakan teknik relaksasi.

9

Page 10: TUGAS Askep Gastritis

4) Rasional

a) Dengan mengkaji tingkat nyeri klien dapat

mempermudah dalam memberikan tindakan

keperawatan.

b) Membatasi/menghindari makanan yang dapat

mengiritasi lambung, menurunkan resiko pendarahan

gaster/ulkus pada beberapa individu.

c) Teknik relaksasi dengan mengalihkan perhatian

pasien dapat mengurangi nyeri yang dirasakan pasien.

b. Diagnosa II : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan masukan

nutrien yang tidak adekuat.

1) Tujuan

2) Hasil yang

diharapkan

:

:

Menjamin masukan nutrisi adekuat.

Pasien menghindari makanan-makanan

pengiritasi atau minuman yang

mengandung kafein atau alkohol.

3) Intervensi

a) Dukungan fisik dan emosional diberikan dan pasien

dibantu untuk menghadapi gejala yang dapat mencakup

mual, muntah, sakit uluhati dan kelelahan.

b) Makanan dan cairan tidak diijinkan melalui mulut selama

beberapa jam atau beberapa hari sampai gejala akut

berkurang.

c) Bila terdapat terapi intravena pemberiannya dipantau

secara teratur.

d) Hindari minum yang mengandung kafein.

e) Penggunaan alkohol dihindari

f) Pasien disarankan untuk mengurangi/menghindari

merokok.

4) Rasional

a) Membantu klien untuk mengurangi stres yang

10

Page 11: TUGAS Askep Gastritis

timbul akibat dari penyakit yang diderita.

b) Memberikan istirahat pada traktus gastrointestinal

selama fase akut/kronis sampai kembali berfungsi

normal.

c) Memenuhi kebutuhan cairan/nutrisi sampai

masukan oral dapat dimulai, indikator kebutuhan

cairan/nutrisi dan keefektifan terapi dan menghindari

terjadinya komplikasi.

d) Kafein dapat mempengaruhi sistem saraf pusat

yang dapat meningkatkan aktifitas lambung dan sekresi

pepsin.

e) Zat yang terkandung di dalam alkohol dapat

mengiritasi lambung.

f) Zat yang terkandung di dalam rokok yaitu nikotin

akan mengurangi sekresi bikarbonat pankreas dan dapat

menghambat netralisasi asam lambung dalam

duodenum. Nikotin juga dapat meningkatkan aktivitas

otot dalam usus yang dapat menimbulkan mual dan

muntah.

c. Diagnosa III : Resiko kekurangan volume cairan

berhubungan dengan masukan cairan tidak

cukup dan kehilangan cairan berlebihan

karena muntah.

1) Tuju

an

2) Hasil

yang

diharapkan

:

:

Mempertahankan keseimbangan cairan.

Mempertahankan keseimbangan cairan :

a) Mentoler

ansi terapi intravena sedikitnya 1,5 liter

setiap hari.

b) Minum

6-8 gelas setiap hari

c) Mempunyai keluaran urine kira-kira 1

11

Page 12: TUGAS Askep Gastritis

liter setiap hari.

d) Menunjukkan turgor kulit yang

adekuat.

3) Intervensi

a) Pantau masukan dan keluaran cairan setiap hari.

b) Pantau nilai elektrolit.

c) Waspada terhadap adanya indiator gejala hemoragik.

d) Ikuti pedoman penatalaksanaan pendarahan saluran

gastrointestinal.

4) Rasional

a) Haluan dan masukan cairan setiap hari

dipantau untuk mendeteksi tanda-tanda awal dehidrasi.

b) Nilai elektrolit perlu dikaji setiap 24 jam

untuk mendeteksi indikator awal ketidakseimbangan.

c) Untuk menghindari metastase penyakit

yang menimbulkan hematemesis, takikardia dan

hipotensi.

d) Untuk menghindari kesalahan dalam

melakukan tindakan yang dapat menyebabkan terjadinya

syok.

b. d. Diagnosa

IV

: Ansietas berhubungan dengan pengobatan

1) Tuju

an

2) Hasil yang

diharapkan

:

:

Mengurangi ansietas

Menunjukkan berkurangnya ansietas

3) Intervensi Keperawatan

a) Bila mencerna asam atau alkali, lakukan tindakan

darurat.

b) Persiapan pasien untuk pemeriksaan diagnostik

endoskopi atau pembedahan.

12

Page 13: TUGAS Askep Gastritis

c) Jelaskan semua prosedur dan pengobatan sesuai

tingkat pemahaman pasien.

4) Rasional

a) Menghindari stres pasien yang berkelanjutan.

b) Membantu klien untuk menekan tingkat

kecemasan yang dirasakan.

c) Dengan mengetahui prosedur dan pengobatan

klien dapat mempersiapkan diri baik fisik maupun

mental.

2.4 Implementasi

Pelaksanaan adalah tahap pelaksanaan terhadap rencana tindakan

keperawatan yang telah ditetapkan untuk tindakan perawatan klien.

Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan

validasi, disamping itu juga dibutuhkan keterampilan interpersonal,

intelektual. Tekhnikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada

situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan

psikologis. Setelah selesai implementasi dilakukan evaluasi kemudian

didokumntasikan yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan serta

bagaimana respon klien.

2.5 Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui

evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi

selama pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan

(Ignatavicus dan Bayne, 1994). (Nursalam, 2001. Hal : 17).

13

Page 14: TUGAS Askep Gastritis

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilym E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan.

Jakarta : EGC. Hal : 466-470.

Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem

Percernaan. Jakarta : Salemba Medika. Hal : 58-60.

Mansjoer, Arief. 2000. Kapita SelektaKedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : Media

Aesculapius. Hal : 3.

Nursalam.2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medica. Hal : 17, 35, 51, 63, 71.

Smeltzer, Suzane C.2001. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner And

Suddarth. Jakarta : EGC.

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raya Grapindo.

Suyono Slamet. (ed). 2001 Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : FKUI.

Hal : 127-131.

Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta : EGC.

Hal : 77-78.

Syamsuhidajat, Wim Dejong. 2004. Buku Ajar Ilmu bedah. Jakarta : EGC.

Hal : 555.

Tarwoto, Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika. Hal : 26, 72.

Price, Sylvia Anderson, 2005. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit.

Jakarta: EGC

14

Page 15: TUGAS Askep Gastritis

HTTP/www.Medicastore.com. Tanggal 1-2-2007, Jam 20:08.

HTTP/www.Suara Merdeka.com.

15