askep kel dengan gastritis

28
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA Tn. C. T. DI KELURAHAN NAIONI OLEH: NAMA : YUSYANTI MATTA NIM : 01-10-00317 PROGRAM PROFESI NERS

Upload: k-dzal-ayah-hanifa

Post on 07-Jul-2016

247 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Askep

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Kel Dengan Gastritis

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GASTRITIS

PADA KELUARGA Tn. C. T. DI KELURAHAN NAIONI

OLEH:

NAMA : YUSYANTI MATTA

NIM : 01-10-00317

PROGRAM PROFESI NERS

STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

2014

Page 2: Askep Kel Dengan Gastritis

A. KONSEP DASAR KELUARGA1. Definisi Keluarga

a. Menurut Who, 1969 (dikutip dari Dion & yasinta Betan, 2013) keluarga adalah

anggota rumah tangga yang saling berhubungan melaui pertalian darah, adopsi

atau perkawinan.

b. Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan

atara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-

laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,

baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga,

Sayekti,1994 (dikutip dari Dion & yasinta Betan, 2013).

c. Depkes RI (1988), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

d. Bailon dan Maglaya (1989), keluarga adalah dua atau lebih individu yang

tergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah

tangga berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta

mempertahankan suatu budaya.

e. UU No.10 tahun 1992, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri

dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu

dan anaknya

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa

keluarga itu terjadi jika ada:

Ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan)

Hubungan (darah/adopsi/kesepakatan)

Tinggal bersama dalam satu atap (serumah)

Ada peran masing-masing anggota keluarga

Ikatan emosional

2. Ciri Dan Sifat Keluargaa) Menurut Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton, (dikutip dari Dion &

Yasinta Betan, 2013), yaitu:

Keluarga merupakan hubungan perkawinan

Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara

Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk

perhitungan garis keturunan

Page 3: Askep Kel Dengan Gastritis

Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan

membesarkan anak

Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, atau rumah tangga

b) Menurut Stuart , 2001 (dikutip dari Dion & yasinta Betan, 2013), lima sifat

keluarga yang dijabarkan adalah sebagai berikut:

Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu system

Keluarga mempertahankan fungsinya secara konsisten terhadap

perlindungan, makanan, dan sosialisasi anggotanya

Dalam keluarga ada komitmen saling melengkapi antar anggota keluarga

Setiap anggota keluarga dapat atau tidak dapat saling berhubungan atau

tidak dapat tinggal dalam satu atap

Keluarga bias memiliki anak atau tidak.

c) Ciri keluarga Indonesia

Menurut Dion & yasinta Betan (2013), ada beberapa cirri keluarga Indonesia

secara menyeluruh, sebagai berikut:

Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong

royong

Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran

Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan silakukan

secara musyawarah

3. Tipe keluargaa. Secara tradisional

Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,

ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota

keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-

bibi).

b. Secara modern(Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme) maka

pengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah:

Tradisional Nuclear

Page 4: Askep Kel Dengan Gastritis

Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh

sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat

bekerja di luar rumah.

Reconstituted NuclearPembentukan keluarga baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali

suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya,

baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru,

satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.

Niddle Age/Aging CoupleSuami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di rumah,

anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti

karier.

Dyadic NuclearSuami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya

atau salah satu bekerja di luar rumah.

Single ParentSatu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan

anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.

Dual CarrierSuami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

Commuter marriedSuami istri atau keduanya orang orang karier dan tinggal terpisah pada jarak

tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

Single AdultWanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan

untuk kawin.

Three GenerationTiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

InstitusionalAnak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

ComunalSatu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan

anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

Group Marriage

Page 5: Askep Kel Dengan Gastritis

Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu

kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan

semua adalah orang tua dari anak-anak.

Unmaried Parent and ChildIbu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.

Cohibing CoipleDua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

Gay and lesbian familyKeluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

4. Peran dan fungsi pokok keluarga Peran formal dalam keluarga adalah:

a. Peranana Ayah: sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak berperan

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman. Juga

sebagai kepala keluarga, sebagai angggota dari kelompok sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

b. Peranan Ibu: sebagai sitri dari suami dari ibu dari anak-anak berperan untuk

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak-

anaknya, pelindung dari salah satu anggota kelompok sosial, serta sebagai

anggota masyarakat di lingkungan disamping dapat berperan pula sebagai

pencari nafkah tambahan keluarga.

c. Peranana Anak: adalah melaksanakan tugas peranana psikologis sesuai

dengan tingkat perkembangannya baik fiisk, mental, sosial dan spiritual.

Menurut Friedman,1998 (dikutip dari Suprajitno, 2004), secara umum fungsi

keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi afektif (the affective function)

Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk

mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini

dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social

placement function)

adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan

social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain

diluar rumah.

c. Fungsi reproduksi (the reproductive function)

adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan

keluarga.

Page 6: Askep Kel Dengan Gastritis

d. Fungsi ekonomi (the economic function)

Yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara

ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam

meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health are function)

Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga

agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi

tugas keluarga di bidang kesehatan.

5. Tugas keluarga dalam bidang kesehatanAda 5 tugas pokok keluarga yang dijabarkan oleh Friedman (1998) yang

sampai saat ini masih dipakai dalam asuhan keperawatan keluarga. Tugas

kesehatan keluarga menurut Friedman (1998) dalam Effendi & Makhfudli (2009),

dikutip dalam Dion & Yasinta Betan (2013), adalah:

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan

karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dank arena

kesehatanlah kadang – kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana akan

habis. Orang tua perlu mengenal masalah keadaan kesehatan dan perubahan-

perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang

dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung

jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat

kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar

perubahannya.

2. Membuat keputusan tindakan yang tepat

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan

yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa

diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk

menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat

agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga

mempunyai keterbatasan maka meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar

keluarga.

3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga keluarganya yang

sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:

a. Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis dan

perawatannya)

Page 7: Askep Kel Dengan Gastritis

b. Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan

c. Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan

d. Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang

berttanggung jawab, sumber keuangan atau financial, fasilitas fisik,

psikososial)

e. Sikap keluarga terhadap sakit

4. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat

Ketika memodifikasi lingkungan atau mncipttakan suasana rumah yang

sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:

a. Sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga

b. Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan

c. Pentingnya hygiene sanitasi

d. Upaya pencegahan penyakit

e. Sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene dan sanitasi

f. Kekompkana antar anggota keluarga

5. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat

Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus

mengetahui hal-hal berikut ini:

a. Keberadaan fasilitas keluarga

b. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan

c. Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan

d. Pengalaman yang kurang bbaik terhadap petugas kesehatan

e. Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

6. Tahap-tahap perkembangan keluargaa) Tahap I: Pasangan keluarga baru / keluarga pemula

Dimulai saat individu

Tugas perkembangannya adalah:

Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru

Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan lain-lain

Keluarga berencana

Masalah kesehatan utama yang muncul: penyesuaian seksual dan peran

perkawinan, kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit kehamilan, Kb,

konseling prenatal dan komunikasi.

b) Tahap II: keluarga anak pertama/child bearing

Page 8: Askep Kel Dengan Gastritis

Tahap ini dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan.

Merupakan masa transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis

keluarga

Tugas perkembangannya adalah:

Adapatasi perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, seksual dan

kegiatan

Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

Membagi peran dan tanggung jawab

Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak

Menata ruang untuk anak

Biaya/dana child bearing

Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

Masalah kesehatan uatana yaitu pendidikan materniatas yang berpusat pada

bayi, pengenalan dan pemahaman masalah fisik secara dini, peningkatan

kesehatan umum, imunisasi, tumbuh kembang anak dan masalah transisi peran

orang tua.

c) Tahap III:keluarga dengan anak usia pra-sekolah

Tahap ini dimulai dari anak pertama berusia 2.5 tahun sampai 5 tahun.

Tugas perkembangannya:

Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga

Membantu anak bersosialisasi

Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi

Mempertahankan hubungan didalam maupun diluar keluarga

Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak

Pembagian tanggungjawab

Merencanakan kegiatan dalam waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak

Masalah kesehatan utama yang muncul yaitu masalah kesehatan fisik, masalah

kesehatan psikologis seperti perceraian,pergaulan dan persaingan antar kakak

beradik dan pengasuhan anak.

d) Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahuan dan mulai sekolah dasar

dan berakhir pada usia 13 tahun dimana merupakan awal dari masa remaja.

Tugas perkembangannya:

Keluarga beradaptasi terhadap pengaruh teman dan sekolah anak

Page 9: Askep Kel Dengan Gastritis

Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan diluar rumah, sekolah, dan

lingkungan yang lebih leuas

Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual

Menyediakan aktivitas untuk anak

Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan

kesehatan anggota keluarga

Meningkatkan komunikasi terbuka.

e) Tahap V: keluarga dengan anak remaja

Tahap ini dimulasi sejak usia 13 tahun sampai dengann 20 tahun.

Tugas perkembangan keluarganya yaitu:

Pengembangan terhadap remaja

Memelihara komunikasi terbuka

Memelihara hubungan intim dalam keluarga

Mempesiapkan perubahan sistem peraan dan peraturan anggota keluarga

Masalah kesehatan yang muncul: patah tulang, cedera, penyalahgunaan obat-

obatan terlarang.

f) Tahap VI: keluarga dengan anak dewasa muda/tahap pelepasan

Tahap ini dimulasi sejak anak pertama meningggalkan rumah orang tua sampai

dengan anak terakhir

Tugas perkembangan keluarga:

Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

Mempertahankan keintiman pasangan

Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan

perkawinan

Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya

Membantu orang tua atau suami / istri yang sedang sakit atau memasuki

masa tua

Orang tua berperan suami dan istri, kakek, nenek

Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi masyarakat.

Maslah kesehatan yang muncul: masalah komunikasi dewasa muda dengan

orang tua, masalah transisi peran suami/istri, masalah orang yang memberikan

perawatan bagi orang tua, munculnya pe nyaki-penyakit kronis.

g) Tahap VII: keluarga usia pertengahan

Page 10: Askep Kel Dengan Gastritis

Tahap ini dimulasi ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada

saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal

Tugas perkembangan keluarga:

Mempertahankan kesehatan

Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan

anak-anak

Meningkatkan keakraban pasangan

Mempertahankan kesehatan dengan ilahraga pengontrolan BB, diet

seimbang, istirahat yang cukup

Mempunyai lebih banyak waktu dalam mengolah minat sosial dan waktu

santai

Memulihkan hubungan antara generasi muda dan tua

Keakraban dengan pasangan

Memulihkan hubungan dengan anak dan keluarga

Persiapan masa tu

Masalah kesehatan yang muncul: masalah hubungan perkawinan, komunikasi

hubungan dengan anak-cucu, masalah hubungan perawatan orang tua yang

sudah lansia atau tidak mampu merawat diri.

B. KONSEP DASAR PENYAKIT GASTRITIS1. Pengertian

Page 11: Askep Kel Dengan Gastritis

a. Gastritis adalah peradangan umum dari mukosa lambung. Gastritis dapat

berupa akut atau kronis (Wilson Thompson, 1990).

b. Gastritis adalah peradangan yang terjadi dilambung akibat meningkatnya sekresi

asam lambung mengakibatkan iritasi/perlukaan pada lambung (Brunner

&Suddart, 2002).

2. Etiologi Gastritis akut adalah peradangan sementara yang dapat disebabkan oleh

sejumlah faktor: alkohol, aspirin, obat antiinflamasi dan kortikosteroid, gangguan

metabolisme (misalnya uremia), stres fisiologis (misalnya trauma), refluks garam

empedu, diet yang sembrono (makan terlalu banyak atau sedikit), atau terapi

radiasi.

Gastritis kronis adalah suatu kondisi progesive dan menahun. Dapat sebagai

tipe A gastritis (fundus) atau tipe B (antral) gastritis. Gastritis fundus A juga dikenal

sebagai gastritis atrhophic adalah jenis yang paling parah ditandai degenerasi dari

mukosa baik di tubuh dan fundus dari lambung dengan perubahan subsequen pada

gastrik function. Penyebab faktor intrinsik dalam serum penderita banyak (60%)

dengan atrhopic gastristis dan kondisi autoimun lain seperti penyakit tiroid, diabetes

melitus, dan gastritis insuffiency, sering pula dikaitkan dengan anemia pernisiosa.

Tipe B (antral) gastritis adalah jauh lebih umum dan kurang parah dari gastritis

fundus. Antral gastritis terbatas pada daerah antral perut dan ditandai oleh

peradangan mukosa, namun tidak seperti gastritis fundus, jarang menyebabkan

atrofi mukosa atau hilangnya fungsi lambung. Parietal antibodi sel tidak terlihat, dan

tidak ada hubungan dengan anemia pernisiosa atau karsinoma lambung. Pada

beberapa dekade terakhir diketahui penyebabnya adalah kolonisasi helicobacter

pylori, organisme ini sering dikaitkan dengan gastritis antral dan ulkus duodenum.

3. Manifestasi klinisGartritis Akut:a. Nyeri lambung

b. Mual muntah

c. Terjadi perdarahan pada saluran pencernaan

Gastritis Kronik:a. Nyeri ulu hati

b. Mual muntah

c. Rasa asam di mulut

d. Tidak ada nafsu makan

e. Pusing

Page 12: Askep Kel Dengan Gastritis

f. Lemah

4. Komplikasi

a. Terjadi perdarahan saluran pencernaan bagian atas berupa muntah darah dan

berak darah

b. Syok karena perdarahan

c. Anemia/ kurang darah

5. DIAGNOSTIK DAN TEMUAN STUDI

Gastritis akut

1. Nasogastris aspiriration : mungkin berisi darah

2. Endoskopi : Erosions ulseration superficial dan bledding terlihat

3. Barium studi : menunjukkan ulserasi, tetapi lesi suprvicial biasanya tidak

terlihat

4. Angiography : mengidentifikasi bledding spesifik pada perdarahan

gastric.

5. CBC : mungkin terlihat Hb, Hct, MCV, MCH dan MCHC berkurang

Gastritis kronis

1. Endoskopi : menunjukkan choronic inflamasi dan atrofi gastirc

2. Biopsi : kehilangan kelenjar lambung normal; atrhopy dari degenerasi

otot lapisan mukosa dan sturcturesnya; juga untuk menyingkirkan

gastirk karsinoma, yang berhubungan dengan gastristis athropic, dapat

digunakan

untuk  mengidentifikasi C.pylori, yang mungkin ada dalam antral (tipe

B) gastristis.

3. Serum gastrin : Elevated dalam tipe A (fundus) gastristis: normal atau

rendah dalam tipe B (antral) gastristis.

4. Serum antibodi terhadap sel parietal dan faktor intrinsik (IF) :

Presence pada gastrists atrofik tipe A.

5. Serum vitamin B12 levels : rendah, menunjukkan anemia pernisiosa,

yang berhubungan dengan tipe A gastristis.

6. Schlling tes : rendah, menunjukkan anemia pernisiosa, yang

Page 13: Askep Kel Dengan Gastritis

berhubungan dengan tipe A gastristis.

6. MANAJEMEN MEDIK

MANAJEMEN UMUM :

Eliminasi dari iritans lambung (alcohol, aspirin, cortikosteroid, agen

antiinflamasi) Nasogastric (N / G) dengan tabung isap untuk dekompresi

gastirc dan pemantauan selama episode akut bledding, acid saline lavage

untuk mengontrol bledding, cairan intravena untuk mempertahankan

volume plasma untuk menggantikan intake , counseling untuk pasien

dengan stres emosional yang signifikan.

Survellance untuk pengembangan anemia pernisiosa atau kanker lambung

(endoskopi dan pemantauan serum kadar vitamin B12).

TERAPI OBAT :

Antasida (misal Maalox) untuk menjaga PH lambung

H2 reseptor antagonis (misalnya simetidin, 300 mg IV atau IM 300 mg;

ranitidin, 50 mg IV atau IM atau 300 mg) untuk mengurangi sekresi asam

lambung.

Vasopresin (IV atau dengan anglographyc caheter) untuk menginduksi

vasocontriction yang mengurangi bledding.

Antibiotik untuk pasien dengan C. pylort infection; antacida untuk

mengontrol epigastrium distress; antimutics untuk mengontrol nausea;

vitamin dan mineral suplements vitamin B12 injeksi untuk pasien dengan

perniceuosa anemia.

BEDAH :

Laser koagulasi pada bledding,

Gasterctomy sebagian atau total jika manajemen medis tidak efektif dalam

mengendalikan bledding.

Vagotomy dan phyloroplasty: vagotomy mengurangi stimulus untuk

produksi asam, mengurangi motilitas lambung, memperbesar pilorus

membantu mencegah obstruksi pilorus.

7. Penatalaksanaan

Page 14: Askep Kel Dengan Gastritis

a. Hindari jauhkan bahan–bahan penyebab iritasi pada lambung (alkohol,

obat–obatan, stress)

b. Beri makanan lunak selama perdarahan masih terjadi

c. Kaji stress emosional pasien, kalau perlu konsultasi pada ahlinya

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGAProses keperawatan keluarga merupakan suatu proses yang kompleks bersifat

dinamis, menggunakan pendekatan yang sistematis pada keluarga dan anggota

keluarga dengan menggunakan metode ilmiah. Langkah-langkah yang dilakukan

adalah:

1. Pengkajian.

Proses pengkajian merupakan pengumpulan informasi yang berkesinambungan,

dianalisa dan diinterprestasikan serta diidentifikasi secara mendalam. Sumber data

pengkajian diperoleh dari mengamatan atau observasi, pemeriksaaan fisik anggota

keluarga dan data lain yang ada seperti hasil pemeriksaan kesehatan KMS.

Data pengkajian mencakup :

a. Data Demografi

1). Identitas kepala keluarga yang menjadi penanggung jawab keluarga

2). Komposisi keluarga

3). Genogram

4). Tipe/bentuk keluarga : bentuk keluarga dan masalah yang muncul berkaitan

dengan bentuk keluarga tersebut\

5). Latar belakang budaya :

a). Kebudayaan keluarga

b). Jaringan sosial yang diikuti keluarga

c). Lingkungan budaya tempat tinggal keluarga

d). Adaptasi keluarga terhadap kebudayaan yang berbeda dimana keluarga

tinggal

6). Kegiatan keagamaan dan keyakinan seluruh anggota keluarga dan nilai-nilai

yang menjadi prinsip dalam keluarga

7). Status sosial ekonomi keluarga . pencari nafkah utama dalam keluarga,

bagaiman cara pengaturannya di rumah tangga, dapat dilihat dari barang-

barang rumah tangga yang dimiliki

Page 15: Askep Kel Dengan Gastritis

a). Kaji perabotan rumah tangga yang dimiliki keluarga dan cara

pengaturannya

b). Kaji perasaan keluarga terhadap rumah tinggalnya dan kebutuhan privacy

seluruh anggota keluarga

8). Denah rumah : apakah proposional dengan jumlah anggota keluarga

9). Karakteristik lingkungan rumah

a). Kaji tipe lingkungan rumah, apakah daerah kumuh, kota, pedesaan dan

tipe tempat tinggal (hunian, industri, pertanian)

b). Kaji keadaan lingkungan tempat tinggal, apakah dekat dengan industri

dan bagaimana keadaan geografis dan fasilitas yang tersedia di

lingkungan tempat tinggal termasuk fasilitas pelayanan kesehatan

c). Kaji kondisi kemanan tempat tinggal keluarga terhadap kejahatan

10). Modifikasi geografi keluarga. Kaji berapa lama tinggal dilingkungan tersebut,

dan riwayat geografis keluarga apakah berpindah – pindah?

11). Asosiasi dan transaksi keluarga denga komunitas. Kaji sejauh mana keluarga

memandang komunitasnya dan penggunaan fasilitas kesehatan yang ada

serta bagaimana keluarga menadang kegiatan yang ada di lingkungannya

12). Jaringan dukungan sosial keluarga. Kaji jaringan informasi dan formal yang

mambantu keluarga bila ada masalah dan bagaimana hubungannya terhadap

orang atau lembaga-lembaga di lingkungannya

b. Struktur Keluarga

1). Pola dan proses komunikasi keluarga

Kaji komunikasi dalam keluarga apakah fungsional atau disfungsional dan apakah mempergunakan pola berulang-ulang serta bagaimana pesan-pesan emosional disampaikan dalam keluarga.

2). Struktur kekuatan keluarga

Kaji siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga, teknik yang digunakan, apakah ada yang dominan baik dalam masalah ekonomi maupun sosial serta cara keluarga untuk merubah perilaku keluarganya

3). Struktur peran keluarga

Kaji peran formal dan informal setiap anggota keluarga yang bisa mempengaruhi proses keluarga.

4). Nilai-nilai keluarga

Kaji nilai-nilai yang dianut keluarga, apakah ada konflik dengan nilai yang dominan di lingkungan, serta adakah nilai yang mempengaruhi status kesehatan keluarga

Page 16: Askep Kel Dengan Gastritis

c. Fungsi-fungsi Keluarga

1). Fungsi afektif

Kaji gambaran dari anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan yang diciptakan keluarga dan bagaimana mengembangkan sikap saling menghargai di antara anggota keluarga

2). Fungsi sosialisasi

Kaji bagaimana interaksi atau hubungannya dalam keluarga, sejauhmana keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku

3). Fungsi perawatan kesehatan : kaji sejauh mana keluarga menyediakan:

a) Makanan : kaji berapa kali anggota keluarga makan dalam sehari, menu

makanannya, cara mempersiapkan, mengolah dan menyimpan

makanan, adakah makanan pantang atau yang dilarang agama dan

makanan yang disukai masing-masing anggota keluarga

b) Pakaian : kaji penampilan keluarga saat dikunjungi dan aksesoris yang

digunakan

c) Perawatan anggota keluarga yang sakit : kaji kebiasaan keluarga tentang

cara pengobatan bila ada anggota keluarga yang sakit, apakah

menggunakan sarana kesehatan yang tersedia, dan apa yang dilakukan

bila ada yang sakit

d) Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat-sakit, dan

kesanggupan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan anggota

keluarga :

Keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga

Keluarga membuat keputusan tindakan yang tepat

Keluarga memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Keluarga mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang

sehat

Keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

dimasyarakat

4). Fungsi reproduksi : kaji berapa anak yang diinginkan, pengetahuan keluarga

tentang Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi yang digunakan

5). Fungsi ekonomi : kaji sejauhmana keluarga memenuhi sandang, pangan,

papan, kesehatan dan sejauhmana keluarga memanfaatkan barang

kesejahteraan keluarga dan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat

Page 17: Askep Kel Dengan Gastritis

d. Koping Keluarga

1). Kaji stresor keluarga jangka panjang dan jangka pendek

2). Kaji respon keluarga terhadap stresor

3). Kaji penggunaan strstegi koping dalam Keluarga

4). Kaji koping yang berhasil dilakukan oleh Keluarga

5). Kaji koping difungsional

Analisa Data

Setelah data dikumpulkan lalu dilakukan analisa data untuk :

a. Menyeleksi data terperinci seperti katagori yang lebih luas seperti katagori

yang berhubungan dengan status kesehatan atau praktek anggota-anggota

keluarga atau tentang rumah dan lingkungan

b. Mengelompokkan syarat-syarat yang berhubungan untuk menentukan

hubungan antara data tersebut

c. Membedakan atau memilah-milahkan data yang relevan dengan data yang

tidak relevan untuk memutuskan informasi apa yang berhubungan untuk

mengerti dengan situasi yang ada dan informasi apa yang tidak penting

d. Mengidentifikasi pola-pola seperti fungsi fisiologi, perkembangan nutrisi/diet,

koping atau pola komunikasi, perilaku dan gaya hidup

e. Membandingkan pola dengan norma-norma atau standar kesehatan fungsi

keluarga dan pendapat tentang tugas kesehatan

f. Mengintepretasikan hasil-hasil, lalu dibandingkan untuk menentukan tanda-

tanda atau gejala atau syarat-syarat defisit kesehatan yang spesifik,

pemeliharaan kesehatan atau krisis yang dapat diduga atau stres poin dan

membuat kesimpulan-kesimpulan atau menggambarkan kesimpulan-

kesimpulan tentang alasan-alasan adanya masalah kesehatan yang dapat

melengkapi untuk tidak menampilkan tugas kesehatan keluarga.

2. Diagnosa Keperawatan.

Masalah kesehatanasalah situasi atau kondisi yang berhubungan dengan promosi

dan atau pemeliharaan kesehatan dan pemulihan dari penyakit. Sedangkan

diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan menjadi diagnosa keperawatan.

Hal ini dijadikan gangguan bagi keluarga untuk melakukan tugas kesehatan yang

spesifik untuk masalah kesehatan khusus.

Adapaun jenis diagnosa keperawatan :

Page 18: Askep Kel Dengan Gastritis

a. Aktual : sudah terjadi gangguan kesehatan pada keluarga.

b. Resiko : sudah ada data yang terjadi yang menunjang terjadinya masalah

kesehatan tetapi belum terjadi gangguan.

c. Potensial : keadaan sejahtera dimana keluarga dalam keadaan sejahtera

sehingga kesehatan dapat ditingkatkan sebagai komponen diagnosa

keperawatan: masalah, penyebab, tanda dan gejala.

Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan keluarga :

a. Memprioritaskan masalah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas masalah :

1). Kriteria I : sifat masalah (actual, potensial, resiko).

2). Kriteria II : kemungkinan yang dapat diubah yang dilihat dari aspek

pengetahuan yang ada, teknologi dan tindakan yang dilakukan untuk

mengatasi masalah, sumber daya keluarga, sumber daya perawat, sumber

daya masyarakat.

3). Kriteria III : potensial untuk dicegah yang dilihat dari aspek kepelikan masalah

yang berhubungan dengan penyakit atau masalah, lamanya masalah,

tindakan yang sedang dijalankan, kelompok resiko tinggi.

4). Kriteria IV : menonjolnya masalah yang dilihat dari persepsi keluarga

terhadap masalah.

Untuk mendapatkan masalah prioritas, nilai-nilai yang sudah didapat dari 4

kriteria yang ada di scoring menggunakan table perhitungan menurut Bailon dan

Malagya (1978) :

Skoring :

1). Tentukan skor untuk setiap kriteria

2). Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalian dengan bobot :

Skor x bobot

Angka tertinggi

3). Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5 =

seluruh.

Bobot :

No Kriteria Komponen Skor Bobot

1 Sifat masalah. Aktual 3 1

Page 19: Askep Kel Dengan Gastritis

Potensial

Resiko

2

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah.

Mudah

Sebagian

Tidak dapat

2

1

0

2

3 Potensial masalah dapat dicegah.

Tinggi

Cukup

Rendah

3

2

1

1

4 Menonjolnya masalah. Berat, segera ditangani.

Ada masalah, tidak perlu segera ditangani.

Tidak dirasakan ada masalah

2

1

0

3. Rencana Keperawatan.

Rencana tindakan keperawatan keluarga untuk membantu keluarga menampilkan

tugas-tugas kesehatan :

a. Membantu keluarga menyadari adanya masalah kesehatan.

b. Membimbing keluarga memutuskan mengambil tindakan yang tepat bila ada

masalah.

c. Mengembangkan kemampuan keluarga dan senantiasa mengadakan perawatan

bagi anggota keluarganya.

d. Memperbaiki kemampuan keluarga agar tersedianya lingkungan rumah yang

kondusif untuk memelihara kesehatan dan perkembangan anggota keluarga.

e. Memfasilitasi kemampuan keluarga untuk memanfaatkan sumber daya

kesehatan yang ada dimasyarakat.

4. Tindakan Keperawatan.

Tindakan keperawatan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan

dimana perawat mendaptkan kesempatan untuk membangkitkan minat dari keluarga

Page 20: Askep Kel Dengan Gastritis

untuk mengadakan kesempatan untuk mengadakan perbaikan ke arah perilaku

hidup sehat, yaitu :

a. Memberikan informasi.

b. Identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.

c. Identifikasi konsekuensi bila tidak melakukan tibdakan.

d. Motivasi sikap emosi sehat.

e. Identifikasi sumber yang dimiliki keluarga.

f. Konsekuensii tipe tindakan.

g. Demonstrasikan cara perawatan.

h. Gunakan alat dan fasilitaskesehatan yanga ada di rumah.

i. Mengawasi keluarga melakukan perawatan di rumah.

j. Menemukan sumber yang dapat digunakan keluarga.

k. Melakukan perubahan lingkungan seoptimal mungkin.

l. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga.

m. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yanag ada.

5. Evaluasi.

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat

keberhasilannya, bila tidak atau belum berhasil pelu disusun rencana baru yang

sesuai. Terdapat 2 macam evaluasi yaitu :

a. Evaluasi Kuantitatif

Evaluasi yang dilaksanakan dengan melihat jumlah pelayanan atau kegiatan

yang telah dikerjakan. Pada evaluasi kuantitatif, jumlah kegiatan dianggap dapat

memberikan hasil yang memuaskan.

b. Evaluasi Kualitatif

Merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah satu dari 3 dimensi

yang saling terkait yaitu :

1). Struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia atau bahan-bahan yang

diperlukan dalam pelaksanakan kegiatan dalam upaya keperawatan hal ini

menyangkut antara lain kecakapan atau kualifikasi perawat, minat atau

dorongan, waktu atau tenaga yang dipakai, dana yang tersedia.

2). Proses : berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai

tujuan.

3). Hasil : difokuskan kepada bertambahnya kesanggupan keluarga dalam

melaksanakan tugas-tugas kesehatan.