askep gastritis weennn.doc
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN : GASTRITIS DI BANGSAL HIDAYAH
RUANG B2RSU PKU MUHAMMADIYAH
GOMBONG
Disusun Oleh :
0300697
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
GOMBONG
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh
SWT yang telah memberikan rahkat, hidayah dan inayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan ujian komprehensif ini dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN : GASTRITIS DI BANGSAL HIDAYAH RUANG B2 RSU
PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG”.
Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Fatah Widodo, SKM, SM selaku Ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong
2. Bapak Marsito, SKM selaku Direktur Program Studi D III Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong.
3. Kepala Ruang Hidayah beserta staf Keperawatan dan karyawan RSU PKU
Muhammadiyah Gombong.
4. Bapak Basirun, S.Pd. M.Kes selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Riset
Keperawatan.
5. Bapak, Ibu dan teman-teman yang telah memberikan bantuan berupa tenaga,
pikiran dan perhatian sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Pennulis juga menyadari bahhwa dalam penyusunan laporan ini
masih jauh dari kriteria sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Pennulis harapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Gombong,
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…..……………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. vi
BAB I KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN …………………………………………………….. 1
B. ETIOLOGI ………………………………………………………... 2
C. ANATOMI PATOLOGI…………………………………………… 2
D. PATHOFISIOLOGI ………………………………………. ……… 3
E. GAMBARAN KLINIK …………………………………………… 5
F. PATH WAY………………………………………………………… 8
G. FOKUS INTERVENSI …………………………………………….. 9
BAB II RESUME KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN ……………………………………………………. 13
B. ANALISA DATA ………………………………………………… 15
C. INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN …………………………………………………. 17
BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………… 25
BAB IV IMPLIKASI KEPERAWATAN …………………………………….. 38
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Gastrits adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung, Khususnya selaput lendir pada mukosa gaster yang sering
diakibatkan oleh diet yang sembrono ( Smeltzer,2001 : 1062 ; Suyono, 2001 :
127 ; Hadi,, 1999: 181 ; Hinchliff, 1999 : 182 ).
B. Penyebab
Gastritis akut dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada
sebagian besar kasus, gastritis erosif menyertai timbulnya keadaan klinis yang
berat. Keadaan klinis yang sering menimbulkan gastritis erosif misalnya
trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal nafas, penyakit hati yang
berat, renjatan, luka bakar yang luas, trauma kepala, dan septikimia.
Gastritis akut sering disebut gastritis akut stress. Penyebab lain adalah
pemakaian obat anti inflamasi non steroid seperti aspirin yang tanpa
pelindung selaput enteric, alkohol, rokok, stres berat, trauma pembedahan
susunan saraf pusat, radiasi pada lambung, infeksi compylobacter, obat
kemoterapeutik anti tumor (Robbins, 1995: 242; Suyono, 2001 : 127).
C. Patofisiologi
Perangsangan sel vagus yang berlebihan selama stress psikologis
dapat menyebabkan pelepasan atau sekresi gastrin yang menyebabkan dari
nukleus motorik dorsalis nervus vagus, setelah melewati nervus vagus
menuju dinding lambung pada sistem saraf enterik, kemudian kelenjar-
kelenjar gaster atau getah lambung, sehingga mukosa dalam antrum lambung
mensekresikan hormon gastrin dan merangsang sel-sel parietal yang nantinya
produksi asam hidroklorinnya berlebihan sehingga terjadi iritasi pada mukosa
lambung ( Guyton, 1997: 1021-1022).
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, atau enzim pankreas dapat
merusak mukosa lambung, mengganggu barier mukosa lambung dan
memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung.
Maka terjadi iritasi dan peradangan pada mukosa lambung dan nekrosis yang
dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dan perdarahan dan
peritonitis ( Long, 1996 : 196).
Asam hidroklorida disekresi secara kontinyu sehingga sekresi
meningkat karena mekanisma neurogenik dan hormonal yang dimulai oleh
rangsangan lambung. Jika asam lambung atau hidroklorida tidak dinetralisir
atau mukosa melemah akibatnya tidak ada perlindungan, akhirnya asam
hidroklorida dan pepsin akan merusak lambung, yang lama-kelamaan barier
mukosa lambung yaitu suplai darah, keseimbangan asam-basa, integritas sel
mukosal dan regenerasi epitel. Bahan-bahan seperti aspirin, alkohol dan Anti
Inflamasi Non Steroid dapat menurunkan produksi mukosa lambung.
Pada fase awal peradangan mukosa lambung akan merangsang
ujung syaraf yang terpajan yaitu syaraf hipotalamus untuk mengeluarkan
asam lambung. Kontak antara lesi dan asam juga merangsang mekanisme
reflek lokal yang dimulai dengan kontraksi otot halussekitarnya. Dan
akhirnya terjadi nyeri yang biasanya dikeluhkan dengan adanya nyeri tumpul,
tertusuk, terbakar di epigastrium tengah dan punggung.
Dari masukan minuman yang mengandung kafein, stimulan sistem
saraf pusat parasimpatis dapat meningkatkan aktivitaas otot lambung dan
sekresi pepsin. Selain itu nikotin juga dapat mengurangi sekresi bikarbonat
pankreas, karena menghambat netralisasi asam lambung dalam duodenum
yang lama-kelamaan dapat menimbulkan mual dan muntah.
Peradangan akan menyebabkan terjadinya hiperemis atau
peningkatan vaskularisasi, sehingga mukosa lambung berwarna merah dan
menebal yang lama-kelamaan menyebabkan atropi gaster dan menipis, yang
dapatberdampak pada gangguan sel chief dan sel parietal, sel parietal ini
berfungsi untuk mensekresikan faktor intrinsik, akan tetapi karena adanya
antibody maka faktor intrinsik tidak mampu untuk menyerap vitamin B12
dalam makanan, dan akan terjadi anemia perniciosa ( Horbo,2000: 9 ;
Smeltzer, 2001 : 1063 – 1066).
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dari gastritis akut adalah sindrom dyspepsia
berupa nyeri epigastrium, mual, kembung dan muntah, merupakan salah satu
keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna
berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda
anemia pasca perdarahan.
Sedangkan pada gastritis kronik kebanyakan pasien tidak
mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengalami nyeri ulu hati,
anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan
(Mansjoer, 1999: 492-493).
Pada pemeriksaan penunjang, Endoskopi dapat dilihat adanya
gambaran lesi di mukosa lambung, kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan histopatologi yang dilakukan dengan tiga komponen yaitu 1).
Etiologi untuk menyebutkan adanya helicobacter pylori, 2). Topografi adanya
gastritis kronik antrum, korpus, 3). Morfologi yang menerangkan adanya
inflamasi, atrofi, metaplasia intestinal dan helicobacter pylori dan dari biopsi
pada mukosa lambung akan dihasilkan Ropid Ureum Test (CLO) dan PA
positif. Pemeriksaan kultur ditemukannya infeksi helicobacter pyllori apalagi
jika ditemukan ulkus pada lambung dan duodenum dan pada pemeriksaan
serologi ditemukan helicobacter pylori, sedangkan pada pemeriksaan
radiologi ditemukan adanya gambaran kontras tunggal yang sukar untuk
melihat adanya lesi pada permukaan superficial, maka sebaiknya digunakan
konttras ganda. (Mansjoer, 1999 : 493 ; Suyono, 2001 : 131 ).
E. Pathway Gastritis
Helicobacter pylori
Infeksi mukaosa lambung
Zat-zat korosif Stres
Stimulan nervus vagus
Hormon gastrin
Stimulan sel parietal
Refleks enterik dinding lambung
Peningkatan asam lambung
Gangguan difus barier mukosa
Iritasi mukosa lambung
Hiperemis
Atrofi gaster / mukosa menipis
Kehilangan fungsi kelenjar fundus
Faktor intrinsik
Penurunan absorpsi vitamin B12
Anemia pernisiosa
Penurunan volume darah merah
Penurunan suplai O2 ke jaringan
Kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas ( Guyton, 1997: 1021-1022; Smeltzer, 2001: 1063-1066; Horbo, 1997: 9; Long: 196; Robbins, 1995: 242; Suyono, 2001: 127; Mansjoer, 1999: 492-493).
Ansietas
Kurang informasi
Kurang pengetahuan
Nyeri
Hipotalamus
Aktivitas lambung meningkat
Asam lambung meningkat
Kontaksi otot lambung
Anorekssia, mual, muntah
Masukan cairan tidak adekuat /
kehilangan cairan
Resiko kekurangan volume cairan
Masukan nutrient inadekuat
Perubahan nutrisi kuyrang dari kebutuhan
Peradangan mukosa lambung
F. Fokus Pengkajian
Selama pengumpulan riwayat keperaawatan, peraawat menanyakan
tentang tanda dan gejala yang dialami yaitu nyeri ulu hati, anoreksia, rassa
haus, mukosa kering, oliguria, otot lemah mual dan muntah darah. Sedangkan
tanda yang didapat selama pemeriksaan fisik mencakup nyeri tekan abdomen,
dehidrasi, perubahan turgor kulit, membran mukosa kering dan gangguan
sistemik.
Dari pengkajian tersebut maka perlu diketahui juga tentang
keluhan itu terjadi atau hilang, apakah sebelum atau sesudah makan, perlu juga
dikaji tentang makanan pedas, alkohol atau pengiritasi lambung. Riwayat
penyakit lambung, ansietas, stress, alergi, pembedahan lambung dan jenis diet
yang baru dimakan selama 72 jam, karena akan membantu perawat untuk
mengidentifikasi kelebihan diet sembrono yang berhubungan dengan gejal saat
ini. Sehingga perlu diidentifikasi juga tentang metode pasien dalam mengatasi
gejala serta efek-efek yang dialaminya (Smeltzer,2001 : 1063; Long, 1996:
196).
G. Fokus Intervensi
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak
cukup dan kehilangan cairan yang berlebihan karena muntah ( Smeltzer, 2001:
1063)
Kriteria hasil yang diharapkan yaitu pasien menunjukkan perbaikan
keseimbangan cairan dibuktikan oleh haluaran urine adekuat dengan berat
jenis normal, tanda-tanda vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit
lembab dan pengisian kapiler cepat.
Intervensi keperawatannya adalah pertama, catat karakteristik muntah
untuk membantu membedakan pennyebab gaster yaitu empedu kuning
kehijauan menunjukkan pylorus terbuka, darah merah cerah menunjukkan
perdarahan arterial akut / ulkus gaster. Kedua, awasi tanda-tanda vital, untuk
mendeteksi kehilangan darah. Ketiga, awasi masukan dan haluarancairan
untuk memberikan pedoman sebagai peengganti cairan. Keempat,
pertahankan tirah baring untuk mencegah muntah dan ketegangan pada saat
defekasi serta mencegah peningkatan tekanan intra abdomen dan pencetus
perdarahan. Kelima, berikan cairan atau darah sesuai indikasi untuk
mengganti cairan pada derajat hipovolemia, perdarahan, syok da faktor
pembekuan darah. Keena berikan obat sesuai indikasi untuk mengatasi
peradangannya atau gastritis (Doenges, 2000 : 458-461).
2. Nyeri akut atau kronis berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi
( Smeltzer, 2000: 1063).
Kriteria hasil yang diharapkan dari pasien yaitu pasien menyatakan
bahwa nteri hilang, postur tubuh tampak rileks dan mampu tidur atau istirahat
dengan tepat.
Tindakan keperawatan yang direncanakan yaitu pertama, Mencatat
keluhan nyeri, lokasi, durasi dan intensitas nyeri ( skala 0-10) untuk
mengidentifikasi bahwa nyeri tidak selalu ada, tetapi harus dibandingkan
dengan gejala nyeri yang ada. Kedua, Kaji ulang faktor yang meningkatkan
atau yang menurunkan nyeri untuk membantu dalam membuat diagnosaeptan
dan kebutuhan terapi. Ketiga, Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai
indikasi yang berguna untuk penetralisir asam dan mencegah distensi dan
haluaran gastrin. Keempat, Bantu pasien latihan rentang gerak aktif dan pasif
untuk menurunkan kekakuan sendi dan meminimalkan nyeri atau ketidak
nyamanan. Kelima, Beri perawatan oral dan ketidak nyamanan dengan tehnik
pijat punggung, dan ubah posisi minimal dua jam sekali untuk
menghilangkan nafas berbau karena sekret yang dapat menimbulkan tidak
nafsu makan dan mual. Keenam, Berikan obat sesuai indikasi yang terdiri dari
analgesik, aseraminofen, antasid dan antikolinergik untuk menghilangkan
rasa ketidak nyamanan nyeri dan menurunkan peristaltik, serta menurunkan
kadar asam dan motilitas gaster.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrient yang tidak adekuat ( Smeltzer, 2000: 1063).
Kriteria hasil yang diharapkan dari masalah keperawatan yaitu
pasienmampu mempertahankan berat badan dan didapat nilai laboratorium
normal dan bebas dari tanda-tanda malnutrisi.
Dari masalah keperawatan tersebut rencana keperawatannya yaitu
pertama, Berikan peraawatan oral secara teratur untuk mencegah
ketidaknyamanan dari hygiene pasien. Kedua, Auskultasi bunyi usus dan
catat pasase platus untuk mengetahui peristaltik kembali normal Ketiga,
Awasi masukan cairan dan makanan pasien untuk mengetahui adanya
komplikasi peristaltik ileus, obstuksi. Pengosongan lambung dan dilatasi
gaster. Keempat, Catat berat badan saat masuk dan dibandingkan dengan
selama dirawat untuk mengetahui informasi teentang keadekuatan masukan
diet dan cairan. Kelima, Berikan cairan Intra Vena sesuai indikasi untuk
memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi. Keenam, Berikan obat sesuai dengan
indikasi yang meliputi antikolinergik yang digunakan untuk meningkatkan
pencernaan dan absorpsi nutrient, Vitamin B 12 dan kalsium untuk
mengosongkan lambung dan absorbsi kalsium, zat bersi untuk memperbaiki
dan mencegah anemia defisiensi besi, protein untuk perbaikan dan
penyembuhan jaringan, enzim pankreas, garam empedu untuk meningkatkan
proses pencernaan, dan trigliserida untuk meningkatkan absorbsi lemak dan
vitamin, larut dalam lemak ( Doenges, 2000: 147-148).
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan transpor oksigen
sekunder terhadap tirah baring yang lama dan peningkatan kebutuhan
metabolik sekunder terhadap steres berat atau nyeri (Carpenito, 1998: 110).
Kriteria hasil yang diharapkan dari pasien yaitu mengidentifikasi
faktor-faktor yang memperberat dengan mengubah status. Berpartisipasi dalam
perencanaan terapi untuk meminimalkan efek-efek pengubahan status dan
mendemonstarasikan kecukupan energi dan kekuatan untuk berpartisipasi
dalam menyelesaikan aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan.(Carpenito,
1998: 126).
Tindakan yang direncanakan yaitu pertama, kaji kemapuan pasien
untuk melakukan tugas dan laporkan keletihan,kelelahan, dan kesulitan
menyelesaikan tugas agar perawat mampu melakukan intervensi atau bantuan
yang akan diberikan pada pasien. Kedua,kaji kehilangan atau gangguan
keseimbangan gaya berjalan dan kelemahan otot yang dapat menunjukkan
perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 yang sangat mempengaruhi
keamanan pasien atau terhadap resiko terjadinya cedera. Ketiga, awasi tekanan
darah, nadi, pernapasan baik selama atau sesudah aktifitas untuk mengetahui
manifestasi dari Kardio Pulmonal dan upaya iantung dan paru untuk membawa
jumlah oksigen yang adekuat ke jaringan. Keempat, Ubah posisi pasien dengan
perlahan dan pantau terhadap keluhan pusing, untuk mengetahui adanya tanda-
tanda terjadinya hipotensi pastural atau hipoksia serebral yang dapat
menyebabkan pusing, berdenyut, dan peningkatan resiko terhadap cedera.
Kelima, Gunakan tehnikmmenghemat energi misalnya mandi
sambil duduk atau duduk dalam melakukan tugas-tugasnya agar pasien dalam
melakukan aktifitas mempu membatasi penyimpangan energi dan mencegah
kelemahan. Keenam, Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila terjadi
palpitasi, nyeri dada, nafas pendek, kelemahan atau pusing untuk memberikan
kesempatan terhadap regangan atau stress kardiopulmonal yang berlebihan atau
stress yang dapat meni,bulkan dekompensasi atau kegagalan. ( Doenges, 2000 :
575).
5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit
berhubungan dengan kurang informasi. ( Smeltzer, 2001 : 1063 ).
Kriteria hasil yang diharapkan dri pasien yaitu pasien mampu
mengidentifikasi atau melakukan perubahan pola hidup yang perlu dan
berpartisipasi dalam program pengobatan.
Rencana tindakan dari masalah keperawatan tersebut yaitu pertama,
Kaji pengetahuan tentang gastritis dan rencana penyuluhan individual untuk
mengetahui pengetahuan dasar pasien dimana pasien dapata memilih
informasi atau keputusan tentang masa depan dan kontrol masalah kesehatan,
Kedua, Anjurkan pasien makan sedikit tetapi sering untuk mempertahankan
atau netralisir hidroklorida. Ketiga, Kaji ulang tanda atau gejala muntah
berwarna kopi gelap, feses hitam, distensi abdomen dan nyeri pada
epigastrium dan punggung untuk mengevaluasi medik dan untuk mencegah
komplikasiyang lebih serius, Keempat, Dukung penggunaan tehnik
penanganan stress untuk menurunkan rangsangan ekstrensik hidroklorida
(HCL) dan resiko dari peradangan ulang.
TINJAUAN KASUS
Hari, tanggal : Rabu, 10 Agustus 2005 jam 08.30 WIB.
Ruang : Hidayah B2
Pengkaji : Khusnul Kotimah
I. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Alamat : Giritirta 3/3 Karang gayam
Tgl masuk : 07 Agustus 2005. Jam 10.30 WIB
Dx. Medis : Gastritis Psikomatik
No. Rm : 095697
Suku bangsa : Jawa, Indonesia
Penanggung Jawab:
Nama : Ny. D
Alamat : Kedunglo, Giritirta, Karang gayam
Umur : 27
Hub dg pasien : Anak
II. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Pasien menyatakan nyeri perut bagian atas.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RS Via IGD pada tanggal 07 Agustus
2005 dengan keluhan panas / nyeri perut didaerah ulu hati, BAK dan
BAB tindak lancar, ekspresi wajah tampak kesakitan dan nafsu makan
baik. Kemudian di IGD didapat data Tanda-tanda vital TD 170/ 70,
Nadi 78 kali / menit, RR 24 kali / menit dan suhu 36,9 oC dan
mendapat Therapi infus D5% 20 Tppm dan injeksi Ampicilin 1000
mg, cimetidine Braxidine, Therapii Braxidine 3x1 mg, Lonagoqum
3x1 kappsul, Zipraz 2x0,25 mg. Ampicilin 3x1000 mg dan Ranitidin
dan infus RL 20 tetes per menit.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sebelumnya
pernah dirawat di RSU PKU Muhammadiyah Gombong, Ruang
Hidayah pada tanggal 11 Juli 2005 dan keluar 15 Agustus 2005 dengan
diagnosa medis Typoid.
d. Rriwaayat Penyakit Keluarga
Pasien dalam keluargaanya tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan ataupun menular seperti hipertensi, TBC dll.
Genogram
III. PENGKAJIAAN POLA FUNGSIONAL
1. Bernafas dengan normal
Sebelum dan saat dikaji pasien mampu bernafas dengan normal
taanpa ada gangguan ddengan RR=20X/menit
2. Nutrisi
Sebelum sakit pasien makan teratur dan hanya malas-malasan dan
saat dikaji
pasien mengatakan makaan 3x4 hari dengan porsi dari runah sakit
dan minum biasa di rumah saakit.hanyaa 2 liter per hari karena
ddorongan daan anjuran ddari perawat BB 30 kg.
3. Eliminasi
Sebelum sakit pasien biasa BAB 1x sehari dan BAK 4x sehari
dan saat dikaji pasien mangatakan belum BAB sejaaak masuk
rumah sakit dan BAK sudah 3x sejak paagi
4. Gerak Keseimbangan
Sebelum sakit pasien mampu bergerak secara mandiri tanpa
bantuan orang lain, dan saat dikaji pasien mengatakan lemas dan
berjalan dengan dibantu oleh keluarga dan perawat untuk berjalan
sempoyongan.
5. Temperatur dan suhu
Sebelum sakit pasien mampu memenuhi kebutuhan temperatur
dengan baik, saat dingin dengan selimut dan panas dengan baju
tipis, dan saat dikaji pasien hanya mengenakan kaos dan rok dan
selimut dari RS dengan suhu tubuh : 36,7oC.
6. Personal higiene
Saat dikaji pasien terlihat rambut kotor dan kusam dan sebelum
sakit pasien mengatakan biasa mandi 2x sehari siang dan sore dan
keramas 1x dipagi hari.
7. Berpakaian
Sebelum sakit pasien dapat berpakaian dan berhias diri dengan
mandiri. Dan saat dikaji pasien dan keluarga mengatakan bila
memakai baju dibantu oleh keluarga.
8. Kebutuhan aman dan nyaman
Sebelum sakit pasien mengatakan nyaman tapi hanya teringat
anaknya yang dibandung (belajar) dan saat dikaji pasien
mengatakan merasa nyaman karena anaknya ada didekatnya, dan
masih merasakan ketidaknyamanan karena nyeri yang dirasakan.
9. Komunikasi
Sebelum dan selama sakit pasien biasa berkomunikasi dengan
orang lain dengan akrab dan baik dengan menggunkan bahasa
jawa.
10. Spiritual
Pasien adalah seoarnag muslim dan biasa melakukan sholat 5
waktu dan saat dikaji pasien mengharapkan / berdoa untuk
kesembuhannya.
11. Bekerja
Sebelum sakit pasien bekerja sebagai rumah tangga dan biasa
membantu suaminya di jawa sebagai petani dan saat dikaji pasien
hanya berbaring dan tidur ditempat tidur, karena kalau jalan masih
sempoyongan.
12. Istirahat dan tidur
Sebelum sakit pasien tidur 6-9 jam / hari dengan istirahat siang
dan saat kaji pasien dan keluarga mengatakan pasien kalau malam
tidur terus dan juga tidur siang.
13. Bermain dan rekreasi
Sebelum sakit pasien biasa menghibur diri / bermai dan rekreasi
dengan kumpul dengan keluarganya dan saat dikaji pasien
mengatakan merasa senang dengna adanya keluarganya dan
khususnya anakanya yang berada disisinya.
14. Belajar
Sebelum sakit pasien biasa menonton TV dan mendengarkan radio
untuk memenuhi kebutuhan belajaarnya atau untuk mendapatkan
informasi dari luar dan selama sakit pasien dalam memenuhi
kebutuhan belajarnya kurang.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : KU sedang dengan kesadaran compos mentis.
Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg
RR : 20 kali/ menit
N : 62 kali/ menit
S : 36,7 oC
Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada nyeri tekan dan rambut
kotor dan kusam sudak tiga hari tidak keramas.
Mata : Simetris, pupil tidak ikterik dan sklera tidak anemis dan
berfungsi dengan baik.
Hidung : Simetris, tidak ada polip hidung ataupun adanya serumen
dan fungsi penciuman baik.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen dan tidak ada nyeri tekan
dann fungsi pendengaran masih normal.
Mulut : Bbibir kering, gigi terlihat bersih dan lidah bersih, fungsi
pengecapan normal.
Leher : Tidak ada distensi vena jugularis dan pembesaran kelenjar
tiroid.
Dada : Tidak ada nyeri tekan, bunyi jantung normal (S1 dan S2)
pernafasan normal24 kali per menit dengan suara paru vesikuler
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, peristaltik 12 kali per menit dan
perfusi sonor, Pasien meengeluh nyeri ulu hati.
Genetalia : Bersih dan tidak terpasang kateter
Rektum : Tidak ada kelainan dan belum BAB
Ekstremetas atas : Tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes per menit,
koordinasi baik, tidak ada lesi
Ekstremetas bawah : Tidak ada lesi, tidak ada kelainan, koordinasi baik.
DATA PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 7 Agustus 2005
Hematologi Normal
Hb 12,6 12-18 gr %
Leukosit 5600 4000-10000/mm3
Trombosit 150000 150000-400000/mm3
Kimia klinik
SGOT 20 0 – 31 U/L
SGPT 16 0 – 32 U/L
Therapi 10-8-05
Bradixidin 3 x 1
Lanagoquin 3 x 1
Ziproz 2 x 1
Capsul 2 x 1
Lapraz 1 x 1
Motiral 1
Injeksi
Ampi 3 x 1000 mg
Ranitidin 2 x 1 amp
Infus RL 20 tts / mt
Diit
Bubur kasar
Px Rongen
Tak tampak bayangan batu opoque didaerah proyeksi sistem uropoetin adanya
batu.
ANALISA DATA
Nama : Ny. S
No Rm : 095697
Tgl Jam Data Fokus Penyebab Masalah
10 – 8 – 05
08.30
Ds : Pasien mengatakan nyeri pada
perut atas, hulu hati.
Peradangan pada
mukosa
Gangguan rasa
nyaman nyeri.
08.30
08.30
Do : a. Pasien kadang terlihat
menahan nyeri.
b. Skala nyeri (6) sedang.
Ds : Pasien mengatakan tubuhnya
masih terasa lemah dan pusing.
Do : a. Pasien terlihat lemah
b. Pasien hanya berbaring
c. Rambut terlihat kotor
Ds : Pasien mengatakan sudah minum
banyak dan terasa haus (1,5
liter).
Do : a. Pasien terlihat lemah
b. Turgor kulit buruk
c. Dehidrasi
lambung / iritasi.
Kelemahan fisik
untuk beraktifitas
Input / masukkan
cairan kurang dari
kebutuhan
Defisit
perawatn diri
Resiko tunggi
kekurangan
volume cairan.
DAFTAR MASALAH
Nama : Ny. S
No : 095697
Tgl Jam No Dx Diagnosa keperawatan Tgl Teratasi Tgl Ditemukan Paraf
08-8-05
08.30 1. Gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan
dengan peradangan
10 – 08 – 05
08.30
08.30
2.
3.
pada mukosa lambung
atau iritasi lambung
akibat peningkatan
asam lambung.
Defisit perawatan diri
berhubungan dengan
kelamahan fisik untuk
beraktifitas.
Resiko tinggi terhadap
perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan
input / masukan cairan
kurang dari kebutuhan.
10-08-2005 10 – 08 – 05
10 – 08 – 05
INTERVENSI
Nama : Ny. S
Ruang : 095692
Tgl Jam No Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Paraf
10-08-05
08.30
08.30
08.35
1.
2.
3.
Gangguan rasa nyaman nyeri
diharapkan setelah dilakukan
tindakan k.p selama 2 x 24 jam
nyeri dapat teratasi dengan
kriteria
a. pasien terlihat tenang
b. pasien tidak mengeluh nyeri
c. pasien dapat istirahat
setelah dilakukan tindakan
selama 2 x 24 jam diharapkan
higiene terpenuhi dengan
kriteria.
a. rambut bersih
b. pasien terlihat segar
c. pasien terlihat nyaman
Setelah dilakukan tindakan
selama 2 x 24 jam diharapkan
volume cairan terpenuhi
dengan kriteria :
a. tidak ada dhidrasi
b. turgor kulit baik
a. kaji skala nyeri (0-10)
b. berikan posisi nyaman
c.ajarkan tehnik relaksasi
saat terjasi nyeri.
d. kaji TTV
e.kolaborasi pemberian
antiperetik
a. berikan personal
higiene.
b. anjurkan untuk
memenuhi personal
higiene mandiri
c. berikan higiene rambut
d anjurkan keluarga
memenuhi higieni
personal klien
e. berikan rasa nyaman
a. anjurkan untuk banyak
minum untuk
memenuhi kebutuhan
cairan
b. kolaborasi pemberian
cairan infus
c. pantau input cairan
d. timbang berat badan
tiap hari
CATATAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. S
No Dx : 095692
Tgl Jam No Dx Implementasi Respon Paraf
10-8-05
08.30
08.35
08.36
08.37
08.40
08.50
08.54
09.10
10.50
11.10
11.10
1,2,
3
3
3
3
1
3
2
2
2
1
3
Mengkaji keadaan umum pasien
Kaji tungor kulit dan peristaltik usus
Menganjurkan pasien untuk makan
sedikit tapi sering
Mengkaji input cairan
Mengkaji sskala nyeri
Menimbang berat badan pasien
Mengkaji hygiene pasien
Kontrak tentang pendidikan
kesehatan (keramas)
Memberikan hygiene rambut
Keadaan umum sedang
kesadaran compos
mentis TD : 100/70
mmHg, RR : 20 x/menit,
N : 62 x / menit, S : 36,7
oC.
Turgor buruk, dehidrasi,
capileri refil kurang dari
3 detik, 12 kali per menit
Pasien hanya mengatakan
banyak minum
Pasien mengatakan dalam
sehari minum 1,,5 liter
per hari
Skala nyeri 6
Berat badan 30 kg
11.20
12.30
1 Mengatur posisi pasien miring
Mengkaji TTV
Membrikan diit
Memberikan injeksi Ampicillin 1000
mg
Rambut pasien tampak
kusam dan kotor
Pasien menyetujui
Pasieen terlihat senang dan
segar dengan
mengucapkan
Alhamdulillah terus
meenerus
Pasien meelakukan posisi
miring
TD : 100/80 mmHg, RR :
20 x/menit, N : 60 x /
menit, S : 36,5 oC.
Diit dimakan habis 1 porsi
Obat masuk Intra Vena
dan tidak ada alergi
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama: Ny. S
RM : 095697
Tgl/ Jam No. Dx PERKEMBANGAN / EVALUASI/ SOAP PARAF
10-02-05 2 DS: Pasien mengatakan kepalanya sudah terasa segar
10.50
11.30
12.40
1
3
DO: a. Pasien terlihat nyaman
b. Pasien tampak senang
c. Rambut tampak bbersih
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan rencana keperawatan
S : Pasien mengatakan masih merassakan nyeri pada
daerah perut bagiaan atas dan tersa panas
O : a. Klien menunjukkan daerah nyeri
b.Pasien kadang-kadang terlihat menahan nyerinya
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan rencana keperawatan
S : Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas
O : a. Pasien sudah minum 1 liter/ 5 gelas
b. Pasien sudah BAK 3 kali 100 cc
c. Pasien makan habis 1 porsi dari RS
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan rencana keperawatan